BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf ·...

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1. Anatomi Kulit Manusia Kulit adalah bagian terbesar dari tubuh manusia yaitu sekitar 15% dari total berat badan orang dewasa. Berat kulit dua kali lipat dari berat otak yaitu 3-5 kg (Tortora & Derrickson, 2009). Kulit berfungsi sebagai pembatas yang melindungi tubuh dari paparan dan rangsangan. Selain itu kulit juga sangat kompleks, elastis, sensitif dan memiliki kelembutan serta ketebalan yang bervariasi. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada bibir, preputium dan palbebra. Sedangkan kulit yang tebal, terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki orang dewasa. Kulit lembut terdapat pada leher dan badan, kulit yang tipis terdapat pada muka, sedangkan kulit dengan rambut kasar terdapat pada kepala (Wasitaatmadja, 2011). Gambar 2. 1 Struktur Kulit (Mescher AL, 2013) Struktur kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hipodermis (subkutis). Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri dari beberapa sel spesifik yang disebut sebagai keratinosit yang berfungsi mengsintesis keratin. Lapisan epidermis memiliki ketebalan yang berbeda yaitu pada kulit telapak tangan dan telapak kaki 400-600μm sedangkan pada kulit selain telapak tangan dan telapak kaki 75-150

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit Manusia

2.1.1. Anatomi Kulit Manusia

Kulit adalah bagian terbesar dari tubuh manusia yaitu sekitar 15% dari total berat

badan orang dewasa. Berat kulit dua kali lipat dari berat otak yaitu 3-5 kg (Tortora &

Derrickson, 2009). Kulit berfungsi sebagai pembatas yang melindungi tubuh dari

paparan dan rangsangan. Selain itu kulit juga sangat kompleks, elastis, sensitif dan

memiliki kelembutan serta ketebalan yang bervariasi. Kulit yang elastis dan longgar

terdapat pada bibir, preputium dan palbebra. Sedangkan kulit yang tebal, terdapat pada

telapak tangan dan telapak kaki orang dewasa. Kulit lembut terdapat pada leher dan

badan, kulit yang tipis terdapat pada muka, sedangkan kulit dengan rambut kasar

terdapat pada kepala (Wasitaatmadja, 2011).

Gambar 2. 1 Struktur Kulit (Mescher AL, 2013)

Struktur kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan hipodermis (subkutis).

Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri dari beberapa sel spesifik

yang disebut sebagai keratinosit yang berfungsi mengsintesis keratin. Lapisan

epidermis memiliki ketebalan yang berbeda yaitu pada kulit telapak tangan dan telapak

kaki 400-600µm sedangkan pada kulit selain telapak tangan dan telapak kaki 75-150

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

6

µm (Tortora dkk., 2006). Lapisan kedua pada kulit manusia adalah lapisan dermis yang

memiliki batas tidak nyata yaitu stratum papilare dan stratum retikular. Selain itu, pada

lapisan dermis terdapat folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (Mescher

AL, 2013). Setelah lapisan dermis terdapat lapisan hipodermis (subkutis) yang terdiri

dari sel-sel lemak (Kalangi, 2013).

2.1.1.1. Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar kulit manusia yang terdiri dari empat jenis sel

utama, yaitu keratinosit, melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Keratinosit

merupakan sel terbanyak yaitu 90% dari sel-sel yang berada pada lapisan epidermis

(Ziser, 2005). Sel ini akan terus menerus diperbarui melalui mitosis sel dalam lapisan

basal yang secara berkala akan bergeser ke permukaan epitel. Selama mitosis sel-sel

ini akan berdiferensiasi, kemudian membesar, dan mengumpulkan keratin dalam

sitoplasma. Setelah 20-30 hari sel-selamati akan terkelupas (Kalangi, 2013). Selain

keratinosit 8% dari sel epidermis disusun oleh melanosit yang berfungsi memproduksi

pigmen melanin. Melanin adalah pigmen coklat-hitam atau kuning-merah yang

berperan terhadap warna kulit dan menyerap sinar UV (Tortora dan Bryan, 2010).

Selain itu sel langerhans dan sel merkel juga ditemukan pada lapisan epidermis. Sel

langerhans berperan dalam respon imun sedangkan sel merkel berperan dalam sensasi

sentuhan (Ziser, 2005). Epidermis tersusun dari beberapa lapisan, yaitu: stratum basal,

stratum spinosum, stratum granulosum, dan lapisan tanduk (Kumar & Clark, 2009).

2.1.1.2. Dermis

Dermis adalah srtuktur penyusun kulit yang berperan terhadap kelenturan, dan

kekuatan regang kulit. Kemampuan tersebut berfungsi untuk melindungi tubuh dari

cedera mekanis, membantu dalam termoregulasi, dan termasuk reseptor stimuli

indrawi. Lapisan dermis tersusun atas elastin, proteoglikan, dan fibroblas yang

menghasilkan kolagen. Serabut kolagen sekitar 72% dari berat keseluruhan kulit

manusia tanpa lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papiler dan lapisan

retikuler. Pada lapisan papiler berisi saraf dan pembuluh kapiler yang memelihara

epidermis sedangkan pada lapisan retikuler terdiri dari jaringan ikat yang kuat yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

7

mengandung serat elastis dan kolagen. Lapisan dermis memiliki ketebalan yang

bervariasi yaitu 0,6 mm pada kelopak mata dan 3 mm pada punggung, telapak tangan

dan telapak kaki (Mescher, 2013). Pada bagian dalam lapisan dermis juga terdapat

papila rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, otot penegak rambut, folik larambut,

ujung pembuluh darah dan ujung saraf, serta serabut lemak yang terdapat pada lapisan

hipodermis (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.1.1.3. Lapisan Subkutan (Hipodermis)

Lapisan hiodermis terdiri atas jaringan ikat dan lemak yang jumlahnya bervariasi

sesuai daerah tubuh. Sel lemak yang ada pada lapisan ini lebih banyak dibandingkan

sel lemak yang terdapat pada lapisan dermis. Jumlah sel lemak tergantung pada jenis

kelamin dan keadaan gizi. Lemak pada lapisan hipodermis berkumpul di daerah-daerah

tubuh tertentu seperti abdomen, paha dan bokong yang memiliki ketebalan 3 cm atau

lebih. Lapisan lemak yang tebal ini disebut dengan pannikulus adiposus (Kalangi,

2013). Selain itu, pada lapisan hipodermis juga terdapat saraf, pembuluh darah, dan

limfe (Wasitaatmadja, 2011).

2.1.2. Fungsi Kulit

2.1.2.1. Pembentukan vitamin D

Pembentukan vitamin D dilakukan dengan cara mengaktivasi prekursor 7

dihidroksi kolesterol dengan bantuan dari sinar UV (Djuanda, 2007). Selanjutnya

enzim yang terdapat di hati dan ginjal memodifikasi prekursor dan menghasilkan

kalsitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Kalsitriol adalah hormon yang berfungsi

mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah

(Tortora dkk., 2006).

2.1.2.2. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit berperan dalam mengatur suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara yaitu

pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler (Djuanda,

2007). Pada kondisi suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah

banyak serta memperlebar pembuluh darah sehingga panas akan terbawa keluar dari

tubuh. Sebaliknya, pada kondisi suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

8

keringat dan pembuluh darah akan menyempit sehingga mengurangi pengeluaran

panas oleh tubuh (Harien, 2010).

2.1.2.3. Fungsi persepsi

Struktur kulit pada lapisan dermis dan subkutis terdapat ujung-ujung saraf

sensorik (Djuanda, 2007). Respon terhadap rangsangan panas dihantarkan oleh badan-

badan Ruffini di dermis dan subkutis. Sedangkan respon terhadap rangsangan dingin

dihantarkan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner

terletak di papila dermis yang berperan terhadap rabaan. Respon terhadap tekanan

dihantarkan oleh badan Paccini di epidermis (Tortora dkk., 2006).

2.1.2.4. Fungsi proteksi

Kulit berfungsi sebagai pelindung untuk tubuh dengan berbagai cara yaitu keratin

melindungi kulit dari abrasi (gesekan), mikroba, zat kimia, dan panas. Lipid yang

dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu juga

dapat mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Sebum yang

berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta

mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.

Pigmen melanin melindungi dari efek sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal,

sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini

bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat

tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka

dapat timbul keganasan. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang

protektif yaitu sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.

Kemudian ada sel fagosit yang berperan memfagositosis mikroba yang masuk

melewati keratin dan sel Langerhans (Martini, 2006).

2.1.2.5. Fungsi absorpsi

Kulit tidak dapat menyerap air, tetapi kulit dapat menyerap senyawa yang larut-

lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida

(Djuanda, 2007). Kulit memiliki fungsi respirasi yang didukung dengan

permeabilitasnya terhadap oksigen, karbon dioksida dan uap air. Selain itu beberapa

zat toksik juga dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri (Harien, 2010).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

9

Beberapa obat juga dirancang agar dapat larut dalam lemak, seperti kortison, sehingga

mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan

(Martini, 2006). Kemampuan absorpsi kulit tergantung pada tebal tipisnya kulit,

hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung

melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang

melalui sel-sel epidermis (Tortora dkk., 2006).

2.1.2.6. Fungsi ekskresi

Kulit juga berperan dalam ekskresi dengan perantaraan 2 kelenjar eksokrinnya,

yaitu kelenjar keringat dan kelenjar sebasea:

1) Kelenjar keringat

Stratum korneum merupakan bagian dari kulit yang memiliki sifat kedap

air, akan tetapi sekitar 400 mL air dapat dikeluarkan dengan cara menguap

melalui kelenjar keringat setiap hari (Djuanda, 2007). Seseorang yang bekerja

dalam ruangan akan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, sedangkan

orang yang aktif jumlahnya akan lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air

dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan karbon

dioksida, garam dan dua molekul organik dari hasil pemecahan protein yaitu

urea dan amoniak (Martini, 2006).

2) Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea adalah kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan

melepaskan lipid yang biasa disebut sebum menuju lumen (Harien, 2010).

Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan

kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke

permukaan kulit. Sebum merupakan campuran dari kolesterol, trigliserida,

elektrolit dan protein. Sebum berfungsi untuk menghambat pertumbuhan

bakteri, melumasi dan memproteksi keratin (Tortora dkk., 2006).

2.2. Rute Penetrasi Zat Aktif Melalui Kulit

Rute penghantaran zat aktif ke dalam kulit memiliki tujuan yang berbeda

meliputi: epidermal, penyerapan topikal, dan transdermal. Kosmetik, pengusir

serangga, dan disinfektan merupakan contoh formulasi umum yang dirancang untuk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

10

mempertahankan senyawa aktif pada permukaan kulit. Formulasi topikal memiliki

tujuan agar bahan aktif dapat menembus daerah kulit lebih dalam. Formulasi

transdermal bertujuan untuk penghantaran bahan aktif hingga sirkulasi sistemik.

Sediaan topikal akan terpenetrasi ke dalam kulit dan memberikan efek farmakologis

dengan adanya proses absorbsi yang meliputi 2 jalur yaitu (Benson dan Watkinson,

2011):

2.2.1. Transappendageal

Rute transappendageal merupakan jalur masuknya zat aktif melalui folikel

rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea karena adanya pori-pori yang

memungkinkan zat aktif dapat berpenetrasi. Rute transappendageal ini sesuai untuk

ion-ion dan molekul dengan ukuran besar yang berpermeasi lambat melalui stratum

korneum. Rute transappendageal dapat menghasilkan difusi yang lebih cepat setelah

penggunaan obat karena tidak melintasi stratum korneum. Difusi melalui

transappendageal dapat terjadi dalam 5 menit setelah pemakaian obat.

2.2.2. Transepidermal

Sebagian besar penetrasi zat aktif melalui kontak dengan lapisan stratum

korneum. Jalur penetrasi melalui stratum korneum dapat dibedakan menjadi 2 jalur

yaitu interseluler dan transeluler. Prinsip masuknya zatoaktif ke dalam stratum

korneum ditentukan oleh koefisien partisi dari zat aktif atau penetran. Obat-obat yang

bersifat lipofilik akan berpartisi melalui jalur interseluler sedangkan obat-obat

hidrofolik akan masuk kedalam stratum korneum melalui rute transeluler. Sebagian

besar zat aktif berpenetrasi kedalam stratum korneum melalui kedua rute tersebut, tapi

terkadang obat-obat yang bersifat larut lemak berpartisi dalam corneocyt yang

mengandung residu lemak.

2.3. Penuaan Kulit

Aging atau penuaan adalah suatu proses biologis yang secara alami dapat terjadi

dan menyerang organ-organ tubuh salah satunya adalah kulit. Proses penuaan pada

kulit dapat ditandai dengan kulit kasar, keriput, bersisik, kering serta timbul noda hitam

atau flek (Swastika dkk, 2013). Proses penuaan dapat disebabkan oleh faktor internal

maupun eksternal. Proses penuaan internal atau biasa disebut dengan proses penuaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

11

alamiah merupakan proses yang terus berlangsung sejak usia pertengahan 20-an.

Penuaan ini dipengaruhi oleh mitosis sel di dalam tubuh yang telah berhenti

beraktivitas. Manifestasi klinis penuaan kulit dapat berupa kelemahan, kerutan, serosis

dan gambaran tumor jinak seperti angioma buah cherry dan keratosis seboroik.

Sedangkan proses penuaan karena faktor eksternal (Photoaging) dapat terjadi akibat

radiasi dari sinar UV. Radiasi dari sinar UV-A dan UV-B dapat menghasilkan radikal

bebas dan menimbulkan kerusakan pada DNA. Radikal bebas merupakan faktor utama

yang berperan dalam mempercepat proses penuaan dini. Meningkatnya ROS sebagai

akibat radikal bebas karena sinar UV-B dapat menyebabkan peningkatan peroksidasi

lipid. Senyawa ROS juga berperan dalam metabolisme kolagen, sebab dapat

menghancurkan kolagen dan menginduksi beberapa enzim yang berperan dalam

degradasi kolagen yaitu matriks metaloproteinase (mmps), sehingga mengakibatkan

kolagen kulit mengalami penurunan. Penurunan kolagen merupakan indikator pada

kulit yang mengalami kekeriputan akibat proses penuaan (Selamet dkk., 2013).

Manifestasi klinis pada kulit yang mengalami photoaging dapat berupa kerutan halus

dan kasar, bernodus, permukaan kasar, terdapat bercak kekuningan dan kering

(Wahyuningsih, 2011).

2.4. Radikal bebas

Radikal bebas merupakan atom yang mempunyai satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan. Adanya jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron dapat

berpasangan sehingga atom ini sangat reaktif. Reaksi pembentukan radikal bebas

melalui tiga tahapan yaitu tahap inisiasi (tahapan pembentukan radikal bebas), tahap

propagasi (tahap pemanjangan rantai radikal) dan tahap terminasi (tahap bereaksinya

senyawa radikal dengan radikal lain) (Winarsi, 2011). Sumber radikal bebas dapat

berasal dari dalam tubuh (endogen) yang terbentuk sebagai sisa proses metabolisme

(proses pembakaran) karbohidrat, lemak dan protein yang kita konsumsi. Radikal

bebas juga dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) yang berasal dari polusi udara

karena asap kendaraan, berbagai bahan kimia, makanan yang telah hangus

(carbonated) dan sinar ultra violet (Richa, 2009).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

12

Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar. Kerusakan

yang terjadi pada kulit akan mengganggu kesehatan dan juga penampilan sehingga

kulit perlu dijaga dan dilindungi kesehatannya. Salah satu faktor yang dapat

menyebabkan kerusakan pada kulit ialah radikal bebas yang berupa sinar ultraoviolet

(Maysuhara, 2009). Sinar UV berbahaya bagi kulit karena dapat menimbulkan reaksi

buruk terhadap kulit manusia. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV dapat

menyebabkan beberapa masalah pada kulit, mulai dari kulit kemerahan, pigmentasi,

bahkan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan resiko kanker. Hal ini dapat

terjadi karena radikal bebas yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan DNA, yang

berdampak pada proliferasi sel secara terus menerus sehingga menjadi awal

terbentuknya kanker. Efek buruk tersebut dapat timbul karena adanya stres oksidatif

yang terjadi setelah adanya paparan sinar UV (Jannah, 2014 dan Wungkana, 2013).

2.5. Antioksidan

Secara umum antioksidan dapat diartikan sebagai senyawa yang mempunyai

struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas

sehingga dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas (Kumalaningsih, 2006).

Secara kimia antioksidan adalah senyawa pemberi elektron atau donor elektron dan

secara biologis antioksidan dapat diartikan sebagai senyawa yang mampu mengatasi

dampak negatif dari oksidan dalam tubuh seperti kerusakan sel tubuh. Keseimbangan

antara antioksidan dan oksidan dalam tubuh sangat penting terutama untuk menjaga

fungsi membran lipid, protein sel, dan asam nukleat (Winarsi, 2007).

Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan salah satu elektronnya kepada

senyawa radikal sehingga reaksi oksidasi dapat dihambat (Sayuti dan Rina, 2015).

Antioksidan dapat diproduksi secara alami dalam tubuh manusia untuk mengimbangi

produksi radikal bebas. Peningkatan produksi radikal bebas yang terbentuk akibat

radiasi UV dan polusi udara karena asap kendaraan mengakibatkan antioksidan dalam

tubuh kurang memadai, sehingga diperlukan adanya tambahan antioksidan dari luar

(Muchtadi, 2013). Antioksidan dapat diperoleh dalam bentuk sintesis maupun alami.

Antioksidan sintetis seperti Butylated Hydroxyanisole (BHA) dan Butylated

Hydroxytoluene (BHT). Antioksidano intetis efektif untuk menghambat reaksi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

13

oksidasi. Namun, penggunaan antioksidan sintetik dibatasi karena jika digunakan

secara berlebihan dapat bersifat karsiogenik, sehingga dibutuhkan antioksidan alami

yang lebih aman. Salah satu sumber antioksidan alami adalah tanaman yang

mengandung senyawa flavonoid, klorofil dan tanin (Lie jin dkk, 2012).

2.5.1. Klasifikasi Antioksidan

Berdasarkan sumbernya antioksidan dibedakan dalam dua kelompok yaitu

antioksidan alami yang merupakan hasil ekstraksi dari bahan alami dan antioksidan

sintetik yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia. Beberapa contoh antioksidan

sintetik adalah tokoferol, Butylated Hydroxytoluene (BHT), Butylated Hydroxyanisol

(BHA), (Winarsi, 2007). Antioksidan berdasarkan mekanisme reaksinya dibagi

menjadi tiga macam, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan

tersier.

2.5.1.1. Antioksidan primer

Antioksidan primer merupakan suatu zat atau senyawa yang dapat menghambat

reaksi berantai pada pembentukan radikal bebas. Antioksidan primer akan

menghambat reaksi radikal dengan cara mendonorkan atom hidrogen secara cepat pada

suatu lipid yang radikal, sehingga produk yang dihasilkan akan menjadi lebih stabil

dibandingkan dengan produk awal (Winarsih, 2007). Contoh antioksidan primer yaitu

Glutation Peroksidase (GPx), Superoksida Dismutase (SOD), katalase dan protein

pengikat logam (Sayuti dan Rina, 2015).

2.5.1.2. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder dikenal juga dengan istilah antioksidan eksogeneus.

Antioksidan sekunder dapat menghambat pembentukan senyawa oksigen reaktif

dengan cara merusak pembentukannya. Prinsip kerja sistem antioksidan sekunder

dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan

menangkap radikal tersebut, sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi dengan

komponen seluler (Winarsi, 2007). Contoh antioksidan sekunder diantaranya adalah

vitamin C vitamin, vitamin E, flavonoid, asam lipoat, beta karoten, melatonin,

bilirubin, dan sebagainya (Muchtadi, 2013).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

14

2.5.1.3.Antioksidan Tersier

Golongan antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-Repair dan metionin

sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berperan dalam memperbaiki biomolekuler

yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas (Sayuti dan Rina, 2015)

Tabel II. 1 Sifat Antioksidan Berdasarkan Nilai IC50 (Molyneux, 2004)

IC50 (ppm) Tingkat Keaktifan

<50 Sangat Kuat

50-100 Kuat

100-150 Sedang

150-200 Lemah

2.5.2. Antioksidan Menghambat Radikal Bebas

Antioksidan berfungsi untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah

suatu kondisi antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam

tubuh tidak seimbang. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu atau

lebih elektron tidak berpasangan sehingga bersifat sangat reaktif dan mampu

mengoksidasi molekul-molekul yang ada disekitarnya seperti protein, karbohidrat,

lipid dan DNA. Senyawa antioksidan sangat mudah dioksidasi, sehingga dengan

adanya antioksidan radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi

molekul lain dalam sel dari kerusakan. Mekanisme antioksidan dalam menghambat

reaksi oksidasi melalui beberapa cara meliputi pelepasan hidrogen dari antioksidan,

pelepasan elektron dari antioksidan, adisi asam lemak ke cincin aromatik pada

antioksidan serta pembentukan senyawa komplek antara lemak dan cincin aromatik

dari antioksidan (Sayuti dan Rina, 2015).

2.5.3. Penggunaan Antioksidan Secara Topikal

Antioksidan dapat dimanfaatkan untuk memperlambat proses penuaan.

Penggunaan antioksidan secara topikal memiliki beberapa keuntungan yaitu kadar

bahan aktif yang mencapai target lebih besar dibandingkan dengan penggunaan

antioksidan secara oral. Sebagai contoh, kadar vitamin C dalam kulit yang digunakan

secara topikal mencapai 20-40 kali kadar vitamin C yang digunakan secara oral. Selain

itu antioksidan yang digunakan secara topikal juga memiliki keuntungan sebagai

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

15

pelindung yang tetap berada pada kulit dalam jangka waktu tertentu sehingga bahan

aktif dapat terpenetrasi ke dalam kulit (Dayan, 2008).

2.6. Daun Sirsak

Sirsak adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Daun sirsak

memiliki kandungan senyawa acetogenin yang dapat dimanfaatkan sebagai antikanker.

Selain itu daun sirsak juga mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai

senyawa antioksidan tinggi yang dapat meredam senyawa radikal bebas (Suharyadi,

2014).

2.6.1. Klasifikasi Sirsak

Sirsak (Annona muricata L.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut

(Widyaningrum, 2012):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpiceae

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata Linn

Gambar 2. 2 Daun Sirsak (Anonim, 2013)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

16

2.6.2. Morfologi Daun Sirsak

Tanaman sirsak memiliki daun tunggal berwarna kehijauan hingga hijau

kecoklatan, dengan helai daun bundar panjang, lanset atau bulat telur terbalik. Helai

daun sirsak memiliki panjang sekitar 6-8 cm dan lebar 2-6 cm. Ujung daun meruncing

pendek, pangkal daun runcing, tepi rata dengan panjang tangkai daun ± 0,7 cm.

Permukaan daun licin agak mengkilat dengan tulang daun menyirip dan ibu tulang

daun menonjol pada permukaan bawah (Anonim, 1989).

2.6.3. Kandungan Kimia Daun Sirsak

Daun sirsak memiliki kandungan senyawa fenolik yang meliputi steroid atau

terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid danotanin. Senyawa flavonoid pada daun sirsak

berfungsi sebagai antioksidan (Adri, 2013). Senyawa Flavonoid memiliki gugus

hidroksi fenolik yang mampu menangkap radikal bebas (Kumar, 2013). Senyawa

flavonoid yang terdapat pada daun sirsak dapat terdegradasi pada suhu lebih dari 500C

karena senyawa flavonoid akan mengalami perubahan struktur serta menghasilkan

ekstrak yang rendah (Handayani dan Sriherfyna, 2016).

Gambar 2. 3 Struktur Kimia dan Klasifikasi Senyawa Flavonoid (Tian Yang dkk.,

2018)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

17

Hasil penelitian menyebutkan bahwa ekstrak etanol dari daun sirsak mengandung

25 komponen yang terdiri dari 12 jenis senyawa terindentifikasi yaitu asam

heksadekanoat, 7-tetradekanal, asam 9,12-oktadekadienoat, fitol, cis, cis, cis-7,10,13-

heksadekatrienal, etil ester, butil oktil ester dan asam 1,2-benzenadikarboksilat, yang

memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, antituberkulosis, hypo-

cholesterolemic dan insectisida (Gavamukulya et al., 2015). Pada penelitian

membuktikan bahwa hasil identifikasi kandungan senyawa aktif ekstrak metanol dari

daun sirsak menggunakan metode GC-MS, ekstrak daun sirsak mengandung 20

senyawa aktif yang teridentifikasi diantaranya adalah metil ester, asam n-

heksadekanoat, 3,7,11,15-tetrametil-2-heksadekana-1-ol, dan asam tetradekanoat,

yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan (Shibula & Velavan, 2015).

2.6.4. Ekstraksi Daun Sirsak

Proses ekstraksi daun sirsak dilakukan dengan metode maserasi. Maserasi ialah

suatu metode atau teknik yang digunakan untuk memisahkan atau menarik senyawa

yang diinginkan dari suatu larutan atau padatan dengan teknik perendaman terhadap

bahan yang akan diekstraksi. Setelah dihaluskan, sampel direndam dalam suatu pelarut

organik selama beberapa waktu (Ibrahim dan Marham, 2013). Metode ini memiliki

beberapa keuntungan dalam isolasi senyawa bahan alam yaitu selain murah dan mudah

dilakukan, dengan adanya perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan

dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel,

sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut

organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna. Pelarut yang masuk ke dalam sel akan

menyebabkan protoplasma membengkak dan senyawa yang ada di dalam sel akan larut

sesuai dengan kelarutannya. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan

memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan

alam dalam pelarut tersebut (Koirewoa 2012).

2.7. Sediaan Masker

Masker merupakan salah satu produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk

merawat dan mempertahankan kesehatan kulit, kebersihan kulit, merangsang serta

memperbaiki aktivitas sel-sel kulit. pada umumnya bahan aktif yang digunakan pada

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

18

pembuatan masker kulit wajah bertujuan untuk mengencangkan kulit, menyegarkan

serta berfungsi sebagai antioksidan (Rahma dkk., 2017).

2.7.1. Gel

Gel kadang disebut jeli, ialah suatu sistem semipadat terdiri dari suspensi yang

dibuat dari partikel anorganik yang kecil maupun partikel organik yang besar

terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel digolongkan sebagai sistem dua fase jika massa gel

terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah. Contohnya seperti gel aluminium

hidroksida. Gel fase tunggal meliputi makromolekul organik yang tersebar serba sama

dalam suatu cairan sehingga tidak terlihat adanya ikatan antara cairan dan molekul

makro yang terdispersi. Gel fase tunggal ini dapat dibuat dari makromolekul sintetik

atau dari gom alam (DepKes RI, 2014).

2.7.1.1. Keuntungan Gel

Gel merupakan zat semipadat yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam

pembuatan sediaan kosmetik karena bersifat transparan, tidak berwarna, dan tidak

berminyak. Kandungan air dalam gel mencapai 70% sehingga gel dapat digunakan

pada kulit yang berminyak (Shai et al., 2009). Selain itu, gel mudah dioleskan, tidak

lengket, mudah dicuci dan tidak meninggalkan lapisan minyak pada kulit sehingga

dapat mencegah peradangan akibat penumpukan minyak pada pori-pori (Maulina dan

Sugihartini, 2015).

2.7.1.2.Kekurangan Gel

Pada saat disimpan gel dapat mengalami penguapan sehingga gel akan mengering.

Sediaan gel mengandung hingga 70% air yang dapat memicu adanya pertumbuhan

jamur dan mikroorganisme (Ayesha et al., 2016). Selain itu sebagian besar bahan

bembentuk gel adalah air sehingga tidak dapat kontak lama dengan kulit dan mudah

hilang apabila terkena air (Rathod dan Mehta, 2015).

2.7.1.3. Karakteristik Sediaan Gel

Menurut Rathod dan Metha (2015) sifat atau karakteristik sediaan gel antara lain:

a. Sineresis

Penyimpanan gel dalam waktu lama akan menyebabkan sineresis yaitu

adanya interaksi antara partikel fase terdispersi sehingga air yang terjerat dalam

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

19

gel akan keluar. Adanya perubahan tegangan akan mengakibatkan jarak antar

matriks berubah, sehingga cairan akan bergerak menuju permukaan. Sineresis

dapat terjadi pada organogel dan juga hidrogel.

b. Swelling

Swelling ialah suatu kemampuan gel untuk mengembang dikarenakan

gelling agent dapat menyerap larutan sehingga terjadi penambahan volume.

Pelarut akan berpenetrasi dalam matriks gel sehingga terjadi interaksi antara

gel dan pelarut yang digunakan.

c. Struktur

Jenis ikatan dan sifat dari partikel gelling agent dapat mempengaruhi

struktur jaringan dan sifat-sifat gel. Gel menjadi kaku disebabkan oleh adanya

jaringan yang dibentuk melalui interaksi antar partikel gelling agent.

d. Ageing

Agregasi spontan yang lambat ditunjukkan dengan sistem koloid gel.

Ageing pada gel adalah hasil pembentukan bertahap dari gelling agent.

e. Rheologi

Gelling agent dan dispersi padatan yang terflokulasi akan menunjukkan

sifat aliran pseudoplastis yang khas yang ditandai dengan adanya penurunan

viskositas saat pengadukkan ditingkatkan.

2.7.1.4. Klasifikasi Gel

Berdasarkan komponennya, basis gel dapat dibedakan menjadi dua yaitu basis

gel hidrofilik dan basis gel hidrofobik (Ansel, 2008).

a. Basis gel hidrofilik

Kata hidrofilik memiliki arti “suka air”. Sistem koloid hidrofilik memiliki

stabilitas yang besar dan lebih mudah untuk dibuat. Umumnya basis gel

hidrofolik adalah molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan

dengan molekul dari fase pendispersi (Ansel, 2008).

b. Basis gel hidrofobik

Umumnya basis gel hidrofobik terdiri dari parafin cair dengan polietilen

atau minyak lemak dengan koloid silika. Kombinasi antara bahan penebal

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

20

(colloidal silicon dioxide) dengan minyak non-polar seperti minyak zaitun,

isopropil miristat, dan parafin cair akan membentuk basis gel (Toprasri, 2003).

2.7.2. Masker Gel Peel-Off

Efek antioksidan untuk perawatan kulit wajah akan lebih optimal jika

diformulasikan dalam bentuk sediaan topikal dibandingkan bentuk sediaan oral karena

zat aktif dapat kontak lebih lama dengan kulit wajah (Draelos & Thaman, 2006).

Kosmetik wajah dapat ditemui dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam

bentuk masker wajah gel peel off (Vieira et al., 2009). Masker wajah merupakan salah

satu sediaan kosmetik yang sangat populer untuk perawatan kecantikan (Yeom et al.,

2011). Masker peel off ialah masker yang dapat dikupas terbuat dari bahan elastis,

seperti polivinil alkohol atau zat yang elastis seperti lateks atau senyawa karet alam

lainnya. Masker akan mengeras setelah kering dan membentuk lembaran tipis,

fleksibel, dan biasanya transparan pada kulit. Masker dibersihkan dengan cara dikupas

dari wajah (Shai et al., 2009)

Masker wajah peel off memiliki keunggulan dalam penggunaanya yaitu mudah

dilepas atau diangkat (Rahmawanty dkk., 2015). Penggunaan masker peel off langsung

di leskan pada kulit wajah secara merata. Sekitar 15-30 menit masker peel off akan

mengering dan membentuk lapisan tipis yang fleksibel dan transparan. Setelah kering

masker dikelupas secara perlahan-lahan mulai dari bagian dagu hingga dahi (Tresna,

2010). Masker wajah peel off dapat meningkatkan hidrasi pada kulit karena adanya

lapisan oklusif (Velasco et al., 2014). Penggunaan masker wajah peel off dapat

memperbaiki dan merawat kulit wajah dari masalah penuaan, jerawat, keriput dan juga

dapat mengecilkan pori (Grace et al., 2015). Selain itu kosmetik wajah dalam bentuk

masker peel off memiliki manfaat sebagai pembersih, penyegar, pelembab, pelembut

dan merelaksasi otot-otot wajah (Vieira et al., 2009).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

21

Gambar 2. 4 Cara Penggunaan Masker Gel Peel-Off (Shai et al., 2009)

Gambar diatas menerangkan langkah-langkah dalam pengaplikasian masker gel

peel off yaitu (A) Kain kasa yang sudah dibasahi dengan akuades ditempelkan pada

wajah (B) Oleskan masker peel off diatas kasa (C) Setelah kering masker dikelupas

(Shai et al., 2009).

2.8. Bahan Tambahan Masker Gel Peel Off

2.8.1. Natrium Metabisulfit

Gambar 2. 5 Struktur Kimia Natrium Metabisulfit (William, 2010)

Natrium metabisulfit merupakan serbuk kristal prismatik yang tidak berwarna

atau putih krem yang memiliki bau belerang dioksida dan asam, rasa asin. Sodium

metabisulfite mengandung 24,19% sodium, 42,08% oksigen, dan belerang 33,73%

memiliki rumus empiris Na2S2O5 dengan berat molekul 190,1. Sinonim natrium

metabisulfit adalah disodium pirosulfit, disodium disulfit, asam disulfurous, E223,

asam natrium sulfit, natrii disulfis; natrii metabisulfis. Pada konsentrasi 0,01-1,0% b /

v natrium metabisulfit dapat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi sediaan

oral, parenteral, dan topikal. Selain itu pada pH asam natrium metabisulfite memiliki

aktivitas antimikroba, dan dapat digunakan sebagai pengawet dalam sediaan oral

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

22

seperti sirup. Sodium metabisulfit biasanya mengandung sejumlah kecil natrium sulfit

dan natrium sulfat (Rowe, 2009).

2.8.2. Polietilen Glikol (PEG) 1500

Gambar 2. 6 Struktur Kimia Polietilen Glikol (Rowe, 2009)

Nama lain dari polietilen glikol ialah Carbowax sentry, Carbowax, Lutrol E,

Lipoxol, makrogola, Pluriol E, PASAK, polioksietilen glikol yang memiliki rumus

empiris H (OCH2 CH2)nOH, n adalah jumlah rata-rata dari gugus oksietilen. Semua

kadar polietilen glikol dapat larut dalam air. Polietilen glikol cair larut dalam alkohol,

aseton, benzena glikol, dan gliserin. Polietilen glikol padat larut dalam diklorometana,

aseton, etanol (95%), dan metanol. Pada polietilen glikol cair maupun padat hanya

sedikit larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter, tidak larut dalam lemak, dan minyak

mineral (Rowe, 2009). Penamaan propilen glikol (PEG) ditentukan dengan bilangan

yang menunjukkan bobot molekul umumnya sekitar 200-300.000. PEG dengan bobot

molekul 200–600 berbentuk cair, PEG 1500 semi padat, PEG 3000–20000 atau lebih

berupa padatan semi kristal, dan PEG dengan bobot molekul lebih besar dari 100000

berbentuk seperti resin pada suhu kamar (Leuner and Dressman, 2000). PEG 1500

memiliki rentang pH 4,0-7,0 (Rowe, 2009).

Pada formulasi masker gel peel-off PEG 1500 dapat digunakan sebagai

plasticizer. Bahan ini berfungsi untuk mempertahankan lapisan pada masker agar tidak

sobek saat dikelupas. PEG 1500 dapat meningkatkan elastisitas film dengan cara

mengurangi ikatan hidrogen dan meningkatkan jarak antara molekul dari polimer

polivinil alkohol (Bourtoom, 2008). Rentang penggunaan PEG 1500 sebagai

plasticizer pada masker gel peel-off yaitu 2-10% (Mitsui, 1997). PEG 1500 memiliki

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

23

sifat mudah larut dalam air sehingga dapat meningkatkan pelepasan zat aktif kedalam

kulit (Ahn et al, 2015). Penggunaan PEG memiliki kelebihan yaitu bersifat inert dan

tidak mudah terhidrolisis (Sheskey & Paul J, 2011).

2.8.3. Polivinil Alkohol (PVA)

Gambar 2. 7 Struktur Kimia Polivinil Alkohol (Rowe, 2009)

Polivinil alkohol disebut juga dengan PVA, Alcotex, Airvol, Elvanol, Celvol,

Gohsenol, Gelvatol, Mowiol, Lemol, poly (alcohol vinylicus), Polyvinol, vinyl alcohol

polymer. Polivinil alkohol memiliki rumus empiris (C2H4O)n adalah polimer sintetik

yang larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95%, tidak larut dalam pelarut organik

dan memiliki berat molekul sekitar 20.000-200.000. Organoleptis polivinil alkohol

yaitu tidak berbau, serbuk granul berwarna putih hingga krem. Bahan ini dapat

berfungsi sebagai zat penstabil, pelumas, agen pelapis dan agen untuk meningkatkan

viskositas. Pada bidang teknologi farmasi polivinil alkohol digunakan dalam formulasi

sediaan topikal dan optalmik serta digunakan sebagai bahan penstabil untuk emulsi

(0,25-3,0% b / v) (Rowe, 2009). Selain itu, polivinil alkohol juga dapat digunakan

sebagai film former agent pada formulasi masker gel peel-off. PVA mempunyai sifat

adhesif yaitu dapat membentuk lapisan film yang mudah dikelupas setelah kering

(Brick et al., 2014). Konsentrasi PVA yang digunakan pada formulasi dapat

berpengaruh terhadap pembentukan lapisan film dalam masker gel peel-off (Beringhs

et al., 2013). Menurut penelitian dari Lestari, Sutyaningsih dan Ruhimat (2013) rentang

konsentrasi PVA yang digunakan sebagai pembentukan lapisan film masker gel peel-

off adalah 10-16%. PVA pada konsentrasi 15% dapat memberikan bentuk film yang

paling baik dibandingkan konsentrasi 5% dan 10% (Beringhs et al., 2013).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

24

2.8.4. Propilenglikol

Gambar 2. 8 Struktut Kimia Propilenglikol (Rowe, 2009)

Propilenglikol merupakan cairanokental, jernih tidak berwarna, praktis tidak

berbau dan rasa manis agak tajam seperti gliserin. Nama lain propilenglikol yaitu

E1520, 1,2 Dihidroksipropana, metil etilena glikol, 2-hidroksipropanol, propana-1,2-

diol, metil glikol; dan propilenglikolum. Propilenglikol memiliki rumus empiris

C3H8O2 dengan berat molekul 76.09 yang larut dalam kloroform, aseton, etanol (95%),

gliserin, dan air; tidak larut dalam minyak mineral tetapi akan larut dalam beberapa

minyak esensial. Propilenglikol berfungsi sebagai humektan, desinfektan, palsicizer,

pelarut, zat penstabil dan cosolvent yang larut dalam air. Pada bidang teknologi farmasi

propilenglikol banyak digunakan sebagai pelarut dan pengawet dalam berbagai sediaan

parenteral dan nonparenteral. Propilenglikol dapat melarutkan berbagai bahan seperti

fenol, kortikosteroid, barbiturat, obat sulfa, sebagian besar alkaloid anestesi lokal, serta

vitamin A dan D. Selain itu propilenglikol juga digunakan sebagai plasticizer dalam

industri kosmetik (Rowe, 2009).

2.8.5. Propilparaben (Nipasol)

Gambar 2. 9 Struktur Kimia Propilparaben (Rowe, 2009)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

25

Propilparabenomerupakanoserbukokristaloputih, tidak berbau, dan tidak

berasaoyangomemiliki sinonim Nipasol M, Aseptoform P, Propil Aseptoform, 4-

hidroxybenzoic acid propyl ester, CoSept P, propil butex, Nipagin P, propagin, Propyl

Chemosept, propil hidroksibenzoat, Propyl Parasept, Solbrol P, Tegosept P. Rumus

empiris propilparaben yaitu C10H12O3 dengan berat molekul 180,20. Propilparaben

berfungsi sebagai bahan pengawet dari mikroba. Pada bidang teknologi farmasi

Propilparaben banyakodigunakanosebagaiopengawet antimikrobaopadaokosmetik,

makanan, dan sediaan farmasi. Propilparaben dapat digunakan sendiri ataupun

dikombinasi dengan ester paraben lainnya atau antimikroba lainnya. Paraben efektif

pada kisaran pH yang luas dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas.

Penggunaan propilparaben dalam suatu formulasi dapat mempengaruhi pH sediaan

menjadi lebih basa dikarenakan kelarutan paraben yang buruk terutama pada garam

natrium. Kombinasi antara propilparaben konsentrasi 0,02% b / v dengan metilparaben

konsentrasi 0,18% b / v dapat digunakan untuk berbagai formulasi sediaan parenteral

(Rowe, 2009).

2.8.6. Metilparaben (Nipagin)

Gambar 2. 10 Struktur Kimia Metilparaben (Rowe, 2009)

Rumus empiris metilparaben yaitu C8H8O3 dengan berat molekul 152,15 yang

merupakan serbuk kristal tidak berwarna atau kristal putih, tidak berbau atau hampir

tidak berbau. Metilparaben juga disebut Nipagin M, Aseptoform M, Metil asam 4-

hidroksibenzoat ester, CoSept M, Methyl Chemosept, metagin, methylis

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. Anatomi Kulit Manusiaeprints.umm.ac.id/61014/3/BAB II.pdf · 2020. 4. 13. · Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai pengaruh luar.

26

parahydroxybenzoas, Solbrol M, metil p-hidroksibenzoat, Tegosept M. Metilparaben

banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba pada kosmetik, makanan, dan

sediaan farmasi. Metilparaben dapat digunakan sendiri ataupun dikombinasi dengan

ester paraben lainnya atau antimikroba lainnya. Paraben efektif pada kisaran pH yang

luas dan memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas. Aktivitas antimikroba

meningkat karena panjang rantai gugus alkil meningkat. Khasiat pengawet juga

ditingkatkan dengan penambahan propilenglikol (2-5%), atau dengan menggunakan

paraben dalam kombinasi dengan antimikroba lainnya seperti imidurea. Karena

kelarutan paraben yang buruk, garam paraben (khususnya garam natrium) lebih sering

digunakan di formulasi. Penggunaan metilparaben dalam suatu formulasi dapat

mempengaruhi pH sediaan menjadi lebih basa dikarenakan kelarutan paraben yang

buruk terutama pada garam natrium. Kombinasi antara propilparaben konsentrasi

0,02% dengan metilparaben konsentrasi 0,18% dapat digunakan untuk berbagai

formulasi sediaan parenteral (Rowe, 2009).