BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi -...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi 1.1 Pengertian Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “geogos” yang artinya sumber- sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000). Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur- unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita, 2006). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Sunita, 2006). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu (Nyoman dkk., 2002). 1.2. Fungsi Zat Gizi Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energy bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan, sebagai pelindung dan pengatur. 1.3. Pengelompokan Zat Gizi Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient (zat gizi makro) dan mikro nutrient (zat gizi mikro). Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1 . Gizi

1.1 Pengertian

Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti

makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “geogos” yang artinya sumber-

sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000).

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-

unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna

bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita, 2006).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan

lebih (Sunita, 2006).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu

(Nyoman dkk., 2002).

1.2. Fungsi Zat Gizi

Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energy bagi fungsi organ, gerakan dan

kerja fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan,

sebagai pelindung dan pengatur.

1.3. Pengelompokan Zat Gizi

Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient (zat

gizi makro) dan mikro nutrient (zat gizi mikro).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

1.3.1. Makro Nutrien

Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta

berfungsi menyuplai energy dan zat-zat gizi esensial yang berguna untuk

keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun aktivitas

tubuh. Kelompok makro nutrient terdiri dari karbohidrat (hidrat arang), lemak,

protein (zat putih telur), makro mineral dan air (ada yang tidak memasukan air

dalam zat gizi).

1.3.2 Mikro Nutrien

Dalam golongan zat gizi mikro ini, termasuk vitamin (baik yang larut

dalam air maupun yang larut dalam lemak) dan sejumlah mineral yang hanya di

butuhkan dalam kuantitas yang hanya sedikit. Vitamin yang larut dalam air yakni

vitamin C dan B kompleks (meliputi vitamin B2 [riboflamin], niacin, vitamin B6

[piridoksin], asam folat, biotin, asam pantotenat, dan vitamin B12 [kobalamin]).

Vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A (retinol), vitamin D (kalsiferol),

vitamin E (tokoferol), dan vitamin K (quinon).mikro mineral meliputi zat besi,

yodium, fluor, zink, chromium, selenium, mangan, molipdenum dan kurfum.

Kebanyakan diantaranya terikat pada enzim dan hormone serta berfungsi pada

metabolisme (Erna, 2005).

1.4. Karakteristik Status Gizi

Karakteristik status gizi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)

dan Ideal Body Weight (IBW).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

1. 5. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Dewasa Dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu konsumsi makanan dan

tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan,

dan tersedianya bahan makanan (Supariasa, 2002). Faktor yang mempengaruhi

secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari

status gizi yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan

lingkungan kesehatan yang tepat termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan

(Riyadi, 2001).

1.6. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

1.6.1. Antropometri

1). Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Penilaian antropometri yang penting dilakukan ialah penimbangan

berat dan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps.

2). Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Ketiakseimbangan ini dilihat pada pola pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh

(Nyoman dkk., 2002).

1.6.2. Klinis

1). Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status

gizi masyarakat. Methode ini didasarkan atas perubahan- perubahan yang terjadi

yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan

epitel seperti kulit, mata dan rambut (Nyoman dkk., 2002).

2). Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini

dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk

mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik

yaitu tanda (sing) dan gejala (symptm) atau riwayat penyakit (Nyoman., dkk,

2002).

1.6.3. Biokimia

1). Pengertian

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang

diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jingan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa

jaringan tubuh (Nyoman, dkk, 2002). Uji biokimia yang penting ialah

pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan apusan darah untuk malaria,

pemeriksaan protein (Arisman, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

2). Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan

terjadi keadaan malnutrisi yang lebuh parah lagi. Banyak gejala klinis yang

kurang spesifik, maka penetuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik (Nyoman., dkk., 2002).

1.6.4. Biofisik

1). Pengertian

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat. perubahan

struktur dan jaringan.

2). Penggunaan

Umumnya dapat dugunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Nyoman., dkk, 2002).

1.7. Pengukuran Status Gizi Dengan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan pengukuran atropometri dimana

salah satu alat pengukur yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan

Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu nilai yang diambil dari perhitungan antara berat

badan (BB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau

menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT merupakan

alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode

skrining kategori berat badan (BB) yang mudah dilakukan (Nyoman., dkk, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

Untuk menghitung nilai indeks masa tubuh (IMT) ini, dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

IMT = 2)(

)(

mBadanTinggi

kgBadanBerat

1.7.1. Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada

akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.7 : Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT KATEGORI

Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0

Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal > 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0 – 27,0

Kelebihan BB tingkat berat > 27,0

Sumber : (Nyoman., dkk, 2002).

1.7.2. Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat

dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walaubagaimanapun, terdapat beberapa

kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran

lemak tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

Kekurangan indeks massa tubuh adalah:

1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang

cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka

mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemak tubuh

mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan

berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh

lemak tubuh.

2. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena

harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT

yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan

IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas ada kelompok bangsa

seperti Cina, India, dan Melayu.

Kelebihan indeks massa tubuh adalah:

1. Biaya yang diperlukan tidak mahal

2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan

tinggi badan seseorang.

3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah

dinyatakan pada tabel IMT.

4. Sumber kesalahan biasanya berhubung dengan : Latihan petugas yang

tidak cukup, kesalahan alat atau alat tidak ditera dan kesulitan

pengukuran.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

2. Pre-menstrual Syndrome

2.1. Pengertian

Sindrome Pre-menstruasi (premenstrual syndrome) adalah sekelompok

gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi,

dan disusul dengan periode tanpa gejala (Mary, 2005).

Sindrome pre-menstrual merupakan gangguan siklus yang umum terjadi

pada wanita muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional

yang konsisten dan biasanya terjadi secara reguler pada 7-14 hari sebelum

datangnya menstruasi (Saryono, 2009).

Syndrome Premenstruasi adalah gabungan dari gejala fisik dan psikologis

yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu sebelum haid dan

menghilang setelah haid datang (Mitayani, 2009).

2.2. Penyebab Pre-menstrual Syndrome

Saryono (2009) menjelaskan penyebab premenstrual syndrome (PMS)

belum jelas. Beberapa penyebab premenstrual Syndrome antara lain :

1). Faktor hormonal, yaitu ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan

progesteron

2). Estrogen dominan (hormon estrogen yang berlebihan)

3). Respon pre-menstrual syndrome disebabkan cara estrogen dan progesteron

(hormon menstruasi) berinteraksi dengan senyawa kimia otak (serotomi)

4). Gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin

yang dialami penderita.

5). Hipoglikemia (kadar gula darah rendah yang abnormal/hypotyroid)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

6). Berhubungan dengan hormon prostaglandin dan neurotransmitter di otak

7). Karena kurang asupan vitamin B, Kalsium dan Magnesium.

2.3. Faktor Peningkat Resiko

Adapun faktor resiko peningkat Pre-menstrual Syndrome (PMS) yaitu

(Saryono, 2009).

1). Wanita yang pernah melahirkan (Pre-menstrual Syndrome semakin berat

setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami

kehamilan dengan komplikasi seperti toksima).

2). Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami pre-

menstrual syndrome dibandingkan yang belum).

3). Usia (Pre-menstrual Syndrome semakin sering dan mengganggu dengan

bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun).

4). Stres (faktor stres memperberat gangguan pre– menstrual syndrome).

5). Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,

minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala pre-

menstrual syndrome).

6). Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E,

vitamin C, magnesium, zat besi, seng, asam lemak linoleat. Kebiasaan

merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala pre-menstrual

syndrome (PMS).

7). Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin

beratnya pre-menstrual syndrome).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

2.4. Gejala-Gejala Pre-menstrual Syndrome

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering

dikeluhkan oleh para penderita Pre- menstrual Syndrome diantaranya yaitu:

(Gilly, 2009).

2.4.1 Gejala Fisik

1). Kenaikan berat badan

2). Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai,

pergelangan kaki, dan lain-lain)

3). Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat,

terasa kaku)

4). Sakit kepala dan serangan migrein

5). Pegal dan nyeri pada otot

6). Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau pinggang bagian bawah

7). Kram pada kandung kemih

8). Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan

pembengkakan-pembengkakan lain.

2.4.2 Gejala mental (Psikis)

1). Perubahan nafsu makan, nafsu makan meningkat (khususnya

makanan yang manis, asin) atau menurun.

2). Mudah tersinggung/marah, mood berubah-ubah

3). Menangis tiba-tiba

4). Perubahan libido

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

5). Konsentrasi dan daya ingat menurun

6). Ketegangan dan cepat marah (emosonal)

7). Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga

8). Stres

2.5 Tipe Pre-menstrual syndrome (PMS) Berdasarkan Gejalanya

Adapun tipe – tipe Pre-menstrual Syndrome (PMS) berdasarkan gejalanya

sebagai berikut : (Saryono, 2009).

2.5.1 Pre-menstrual syndrome (PMS) Tipe A

Pre-menstrual syndrome (PMS) tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala

seperti :

1). Rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa

wanita mengalami defresi ringan sampai sedang saat sebelum

mendapat haid.

2) Ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron dimana

hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon

progesteron.

2.5.2 Pre-menstrual syndrome (PMS) tipe H (Hyperhydration)

Pre-menstrual Syndrome (PMS) tipe H (hyperhydration) memiliki gejala

seperti :

1) Edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada,

pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum

haid.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

2) Gejala tife ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe Pre-

menstrual Syndrome (PMS) lain.

Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di

luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet

penderita.

2.5.3 Pre-menstrual Syndrome (PMS) tipe C (craving)

PMS tipe C (craving) ditandai dengan :

1) Rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis

(biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula).

2) Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam

jumlah banyak, timbul gejala seperti pusing, jantung berdebar dan

kelelahan.

2.5.4 Pre-menstrual syndrome (PMS) tipe D (Depression)

PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa defresi, ingin

menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan

kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau

mencoba bunuh diri.

2.6. Cara Mengatasi Pre-menstrual syndrome (PMS)

Cara mengatasi Pre-menstrual Syndrome (PMS) adalah kurangi makanan

bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan makanan berbumbu

untuk mengurangi penahanan air berlebihan, kurangi makanan berupa tepung,

gula, kafein, cokelat, tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

C dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi, makan makanan berserat dan

perbanyak makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar

terhindar dari anemia serta perbanyak minum air putih (Gilly, 2009).

2.7. Penatalaksanaan Secara Medis

1). Untuk mengatasi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari

sebelum haid penggunaan garam dibatasi dan biasanya diberikan

pengobatan diuretika.

2). Pemberian hormon progesterone selama 8-10 hari sebelum haid untuk

mengimbangi kelebihan relative dari estrogen.

3). Pemberian hormon testosterone dalam bentuk metiltestosteron sebagai

tablet isap untuk mengurangi kelebihan hormon estrogen.

3. Hubungan Status Gizi Dengan Pre-menstrual Syndrome (PMS)

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu

untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta

mengatur proses kehidupan dalam tubuh (Sunita, 2005).

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya sindrom

pre- menstruasi diantaranya berkaitan dengan karakteristik wanita itu sendiri.

Menurut Oakley (1998), setiap individu mempunyai karakteristik biografi yang

berbeda, karakteristik tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan

sosial seseorang. Karakteristik wanita usia reproduktif yang berhubungan dengan

Pre-menstruasi Syndrome.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

Masalah kesehatan pada wanita usia reproduktif berhubungan dengan

Indikator kesehatan. Adapun masalah kesehatan memiliki ruang lingkup yang luas

antara lain menyangkut perkembangan manusia yang harmonis dalam upaya

meningkatkan kualitas hidup, salah satunya adalah kesehatan wanita usia

reproduktif sangat menentukan tercapainya kualitas hidup yang baik pada

keluarga dan masyarakat, sehingga merupakan aspek yang penting untuk

diperhatikan. Dimana, di Indonesia, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan

salah satunya tercermin pada usia harapan hidup wanita.

Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi

organ tubuh juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan

mempengaruhi terjadinya premenstrual syndrome, tetapi akan membaik bila

asupan nutrisinya baik. Tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus

Premenstrual Syndrome tersebut adalah menganjurkan perubahan diet, nutrisi

yang cukup, rendah lemak, dengan mengurangi konsumsi lemak akan mengurangi

pembengkakan payudara serta penghin penghindaran terhadap stress. Sedangkan

konsumsi tinggi karbohirat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan

perasaan yang tidak nyaman. Hal ini berhubungan dengan pembentukan serotonin

di dalam otak (Gilly, 2009).

Pada wanita usia dewasa dini perlu mempertahankan status gizi yang baik,

dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada

saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal akan terjadi

peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan dampaknya akan terjadi

keluhan-keluhan yang menimbulkan Pre-menstrual Syndrome (PMS) selama

siklus haid.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 . Gizi - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41267/4/Chapter II.pdf · 1.3.1. Makro Nutrien Zat gizi makro merupakan komponen terbesar

Status

Gizi 

Gizi 

PMS (Pre‐

menstrual 

syndrom 

Hubungan status gizi dengan kejadian PMS 

Fungsi zat Gizi 

Faktor  yang  mempengaruhi  status  gizi 

pada dewasa dini 

Penilaian status gizi 

Yang  perlu  dipertimbangkan  dalam 

memilih penilaian status gizi

Pengertian  

Penyebab PMS 

Faktor peningkat resiko PMS 

Gejala‐gejala PMS 

Tipe PMS berdasarkan gejala 

Pengertian  

Cara mengatasi PMS 

Penyebab PMS 

Faktor peningkat resiko PMS 

Gejala‐gejala PMS 

Tipe PMS berdasarkan gejala 

Pengertian  

Cara mengatasi PMS 

PMS 

PMS tipe A 

PMS tipe H 

PMS tipe C 

PMS tipe D 

Universitas Sumatera Utara