BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah...

14
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemodialisis Hemodialisis (HD) berasal dari bahasa Yunani, hemo berarti darah, dan dialisis berarti memisahkan dengan yang lain. Secara klinik yang dimaksud dengan HD adalah upaya membersihkan sisa-sisa metabolisme atau zat-zat toksik lain dalam darah disaring lewat membran semipermeabel dan kemudian dibuang. Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti bagi individu dengan penyakit gagal ginjal kronik. (Stephen, 2004). Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan (dialyzer) yang terdiri dari dua compartment yang terpisah. Darah pasien dipompa dan dialirkan ke compartment satu dibatasi oleh selaput membran semipermeable terhadap compartment dua yang dialiri cairan dialisis bebas pirogen, dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. Proses hemodialisis yang terjadi pada membran semipermeable terbagi menjadi empat proses yaitu ; osmosis, difusi, ultrafiltrasi dan konveksi. Melalui proses difusi, molekul ureum dan kreatinin dalam darah dapat berpindah ke dialysate. Proses ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi larutan, dimana konsentrasi ureum dan kreatinin dalam darah lebih besar daripada konsentrasi dalam dialysate. Osmosis adalah perpindahan air dari tekanan tinggi http://repository.unimus.ac.id

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hemodialisis

Hemodialisis (HD) berasal dari bahasa Yunani, hemo berarti darah, dan

dialisis berarti memisahkan dengan yang lain. Secara klinik yang dimaksud dengan

HD adalah upaya membersihkan sisa-sisa metabolisme atau zat-zat toksik lain dalam

darah disaring lewat membran semipermeabel dan kemudian dibuang. Hemodialisis

merupakan salah satu terapi pengganti bagi individu dengan penyakit gagal ginjal

kronik. (Stephen, 2004).

Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal

buatan (dialyzer) yang terdiri dari dua compartment yang terpisah. Darah pasien

dipompa dan dialirkan ke compartment satu dibatasi oleh selaput membran

semipermeable terhadap compartment dua yang dialiri cairan dialisis bebas pirogen,

dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa

metabolisme nitrogen. Proses hemodialisis yang terjadi pada membran

semipermeable terbagi menjadi empat proses yaitu ; osmosis, difusi, ultrafiltrasi dan

konveksi. Melalui proses difusi, molekul ureum dan kreatinin dalam darah dapat

berpindah ke dialysate. Proses ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi

larutan, dimana konsentrasi ureum dan kreatinin dalam darah lebih besar daripada

konsentrasi dalam dialysate. Osmosis adalah perpindahan air dari tekanan tinggi

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

8

(darah) ke tekanan rendah (dialysate). Ultrafiltrasi merupakan proses perpindahan

compartment darah ke compartmet dialysate melalui membran semipermeable karena

adanya perbedaan tekanan hidrostatik. Saat perpindahan cairan pada proses

ultrafiltrasi, larutan atau molekul yang terlarut dalam cairan tersebut ikut berpindah

ke dalam cairan dialysate. Proses ini di sebut konveksi. Pada proses inilah toksin dan

cairan yang berlebih dari tubuh pasien dapat dikeluarkan, hal ini ditentukan oleh

tinggi rendahnya kecepatan aliran darah.

Darah yang sudah melalui proses hemodialisis akan dikembalikan ke tubuh

pasien melalui vena. Akhir terapi dialisis, sisa akhir metabolisme telah dikeluarkan,

keseimbangan elektrolit sudah dipulihkan, gejala pada berbagai sistem tubuh bisa

diminimalkan (Erwinsyah, 2009).

Gambar 1. Proses Hemodialisis

8

(darah) ke tekanan rendah (dialysate). Ultrafiltrasi merupakan proses perpindahan

compartment darah ke compartmet dialysate melalui membran semipermeable karena

adanya perbedaan tekanan hidrostatik. Saat perpindahan cairan pada proses

ultrafiltrasi, larutan atau molekul yang terlarut dalam cairan tersebut ikut berpindah

ke dalam cairan dialysate. Proses ini di sebut konveksi. Pada proses inilah toksin dan

cairan yang berlebih dari tubuh pasien dapat dikeluarkan, hal ini ditentukan oleh

tinggi rendahnya kecepatan aliran darah.

Darah yang sudah melalui proses hemodialisis akan dikembalikan ke tubuh

pasien melalui vena. Akhir terapi dialisis, sisa akhir metabolisme telah dikeluarkan,

keseimbangan elektrolit sudah dipulihkan, gejala pada berbagai sistem tubuh bisa

diminimalkan (Erwinsyah, 2009).

Gambar 1. Proses Hemodialisis

8

(darah) ke tekanan rendah (dialysate). Ultrafiltrasi merupakan proses perpindahan

compartment darah ke compartmet dialysate melalui membran semipermeable karena

adanya perbedaan tekanan hidrostatik. Saat perpindahan cairan pada proses

ultrafiltrasi, larutan atau molekul yang terlarut dalam cairan tersebut ikut berpindah

ke dalam cairan dialysate. Proses ini di sebut konveksi. Pada proses inilah toksin dan

cairan yang berlebih dari tubuh pasien dapat dikeluarkan, hal ini ditentukan oleh

tinggi rendahnya kecepatan aliran darah.

Darah yang sudah melalui proses hemodialisis akan dikembalikan ke tubuh

pasien melalui vena. Akhir terapi dialisis, sisa akhir metabolisme telah dikeluarkan,

keseimbangan elektrolit sudah dipulihkan, gejala pada berbagai sistem tubuh bisa

diminimalkan (Erwinsyah, 2009).

Gambar 1. Proses Hemodialisis

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

9

2.2 Kreatinin

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin yang disintesis di hati dan

terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk

kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam

sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin

fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase,

CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel

menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan

dalam urin (Prayuda, 2016).

Kadar kreatinin tidak hanya tergantung pada massa otot, tetapi juga

dipengaruhi oleh aktivitas otot, diet, dan status kesehatan. Obat-obatan seperti

cepalosporin, aldakton, aspirin, dapat menggangu sekresi kreatinin sehingga

meninggikan kadar kreatinin darah. Kadar kreatinin pada orang tua, lebih tinggi

daripada orang muda, pada laki laki lebih tinggi daripada wanita. Penurunan kadar

kreatinin terjadi pada keadaan glomerulonefritis, nekrosis tubuler akut, polycystic

kidney disease akibat gangguan fungsi sekresi kreatinin. Penurunan kadar kreatinin

juga dapat terjadi pada gagal jantung kongestif, syok, dan dehidrasi, pada keadaan

tersebut terjadi penurunan perfusi darah ke ginjal sehingga makin sedikit pula kadar

kreatinin yang dapat difiltrasi ginjal (Verdiansah, 2016). Nilai rujukan untuk pria :

0,6 – 1,3 mg/dl dan wanita 0,5 – 1,0 mg/dl (Prayuda, 2016).

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

10

2.3 Pemeriksaan Kreatinin

2.3.1 Metode Pemeriksaan

Metode dan prinsip pemeriksaan kadar kreatinin tergantung instrumen atau

alat yang digunakan. Ada beberapa metode dan prinsip pemeriksaan kadar kreatinin

antara lain :

1. Metode modifikasi reaksi kinetik Jaffie

Prinsip : Pikrat bereaksi dengan kreatinin dalam suasana basa membentuk

senyawa cromophore merah. Senyawa cromophore diukur dengan teknik bikromatik

pada panjang gelombang 510 nm. Absorbance dari senyawa chromophore setara

dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel. Bilirubin dioksidasi oleh kalium

ferrisianida untuk mencegah adanya gangguan pemeriksaan kadar kreatinin (Dade

Behring, 2003).

2. Metode Kolorimetri dan Jaffie tanpa deproteinisasi, menggunakan

spektrofotometer, fotometer, atau analyzer kimiawi. Prinsip pemeriksaan :

absorbance senyawa chromophore berbanding langsung dengan konsentrasi

kreatinin dalam sampel (Mutiara, 2014).

3. Metode Jaffie (Creatinin Picrat)

Prinsip : Suasana basa, kreatinin bereaksi dengan pikrat untuk membentuk

janousky complex. Tingkat kenaikan absorbance pada panjang gelombang 510 nm

terhadap complex-creatinin-picrat berbanding lurus dengan kreatinin sampel

(Manual kit Horiba).

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

11

2.3.2 Spesimen Serum

The National Kidney Disease Education Program merekomendasikan

penggunaan serum kreatinin untuk mengukur kemampuan filtrasi glomerulus,

digunakan untuk memantau perjalanan penyakit ginjal (Miller, 2005). Diagnosis

gagal ginjal dapat ditegakkan saat nilai kreatinin serum meningkat di atas nilai

rujukan normal. Pada keadaan gagal ginjal dan uremia, ekskresi kreatinin oleh

glomerulus dan tubulus ginjal menurun (Verdiansah, 2016). Pemakaian serum pada

pemeriksaan kreatinin untuk mencegah pencemaran spesimen oleh antikoagulan yang

mungkin dapat mempengaruhi. Pemakaian serum harus selalu hati-hati agar tidak

terjadi hemolisis karena dapat mengganggu metode pemeriksan sehingga

memberikan hasil tidak semestinya (Sacher, 2009).

Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.

Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor

penting dalam proses pembekuan darah. Serum merupakan cairan berwarna kuning

muda yang didapat dengan cara mensentrifugasi sejumlah darah yang dibiarkan

membeku tanpa antikoagulan (Sadikin, 2013).

2.3.3 Tabung Penampung Darah

Tabung penampung darah yang digunakan tersedia dalam berbagai ukuran 2-15

ml yang diberi label dengan jenis antikoagulan atau aditif, serta tanggal kadaluarsa.

Setiap tabung mempunyai kode warna sumbat atau tutup karet untuk menunjukkan

ada atau tidak aditif atau antikoagulan dalam tabung. Kode warna umumnya

menjelaskan jenis tabung yang digunakan untuk pengambilan sampel. Tabung dengan

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

12

sumbat karet tebal atau tipis dan area pusat untuk memungkinkan ditusuk dengan

jarum. Tabung memiliki kode warna pengaman plastik untuk menutupi tutup karet

yang memberikan perlindungan terhadap percikan darah ketika sumbat karet diambil

(Lorenzo, 2010).

1. Tabung Red Plain

Tabung red plain mengandung clotactivator yang melapisi dinding tabung

yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah. Clotactivator tidak

termasuk antikoagulan sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Waktu

pembekuan yang ideal untuk tabung red plain adalah 60 menit, sesuai standart

NCCLS (National Committee For Clinical Laboratory Standart). Sampel harus

segera disetrifugasi sebelum 2 jam dari pengambilan sampel, kecepatan sentrifugasi

1300-2000 rpm selama 10 menit.

2. Tabung Serum Separator (SST)

Tabung SST berisi gel separator yang fungsinya memisahkan serum dan sel

darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada

di bawah gel. SST mengandung komposisi bahan pengaktif bekuan silika (silica clot

activator) dan polimer gel. Tabung berisi silika yang meningkatkan aktivasi

trombosit, sehingga memperpendek waktu yang diperlukan untuk proses pembekuan

dan mengurangi waktu sentrifugasi. Tabung harus dibolak-balik sebanyak lima kali

untuk mengekspos darah untuk menggumpal. Gel pemisah digunakan untuk

memisahkan serum atau plasma dari sel-sel darah.

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

13

Tabung serum separator merupakan tabung yang berfungsi sebagai

penyimpanan dan analysis tube, yang mengurangi kesalahan identifikasi. Waktu

pembekuan yang dibutuhkan adalah 15-30 menit (mengurangi resiko terbentuknya

fibrin). Tabung disentrifugasi pada 4000 rpm selama 10 menit, atau 15 menit.

Tabung serum separator memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Adanya mikronized Silica sebagai clotactivator dan Polymer Gel Innert

sebagai pemisah serum, sehingga diperoleh kualitas serum yang baik dan

mengurangi resiko timbulnya fibrin yang dapat menyumbat alat.

b. Waktu untuk mendapatkan serum hanya separuh dari tabung red plain,

sehingga akan menghemat waktu

c. Serum yang diperoleh lebih banyak jika dibandingkan dengan tabung red

plain, sehingga efisien dalam pengambilan darah.

d. Memungkinkan penundaan analisis sample dimana sample diambil malam

hari dan diproses atau dianalisis esok hari.

e. Sifat dari gel bahwa memastikan materi darah tetap dibagian bawah tabung

selama transportasi, penyimpanan dan penanganan misalnya gel tidak

mengalir bahkan jika tabung terbalik atau terguncang serum tetap terpisah dan

tidak bercampur dengan sel darah (Dwi Asih, 2017).

Tabung SST gel memiliki kekurangan yang dipengaruhi oleh sejumlah

variabel, bahan tabung, kecepatan sentrifugasi dan suhu. Pemisah gel dapat

melepaskan bahan yang mengganggu tes dan mempengaruhi konsentrasi stabilitas

analit darah. Tabung SST harus disimpan pada suhu 4o-25oC, dan tidak boleh

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

14

digunakan diluar tanggal kadaluarsa. Sampel dari pasien tertentu dengan gangguan

koagulasi memungkinkan memerlukan waktu lebih dari 30 menit untuk membeku

dalam tabung SST (Ayi, 2015).

3. Perbedaan Tabung Red Plain dan Tabung Serum Separator

Tabel dan gambar berikut memperlihatkan perbedaan tabung red plain dan

tabung serum separator.

Tabel 2. Perbedaan Tabung Red Plain dan Tabung Serum Separator

Perbedaan Tabung Red Plain Tabung Serum SeparatorWaktu ideal untuk pembekuan 60 menit 30 menit

Warna tutup tabung merah kuning

Komponen zat yang mempercepat Clotactivator Clotactivator dan Polymer GelInnert

Gambar 2. Tabung Red Plain dan Tabung Serum Separator

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

15

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Pemeriksaan laboratorium membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang

tinggi. Akurasi hasil pemeriksaan kadar kreatinin sangat tergantung dari ketepatan

perlakuan tahap pra analitik, tahap analitik dan paska analitik (Kemenkes, 2011).

2.4.1 Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik merupakan tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat

menentukan kualitas sampel yang akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja

berikutnya. Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan sampel,

perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai selesai dikerjakan. Tahap

persiapan pasien, sebelum pengambilan sampel sebaiknya pasien perlu diberi

informasi serta penjelasan mengenai tindakan yang harus dilakukan, antara lain

menghindari aktifitas fisik yang berlebihan, dan mencegah asupan makanan yang

mengandung protein tinggi dan lemak yang mengakibatkan sampel lipemik, karena

menggangu hasil pemeriksaan.

Pengambilan sampel darah vena menggunakan tabung vacutainer harus

dilakukan dengan teknik dan prosedur yang benar agar sampel tersebut mewakili

keadaan yang sebenarnya. Hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya :

a. Pemasangan tourniquet, pada saat pengambilan darah tidak lebih dari satu

menit (menyebabkan keluarnya air dari pembuluh darah atau meningkatkan

komponen yang tak berdifusi).

b. Efek postur, menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke

posisi duduk minimal lima menit sebelum diambil darahnya.

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

16

c. Tabung penampung darah yang memenuhi syarat (terbuat dari gelas atau

plastik, tidak bocor atau merembas, bersih, kering).

d. Kelengkapan identitas pasien pada tabung penampung darah (nama, umur,

nomor register)

e. Prinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi

hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan yang terpasang infus dan

terpasang Arteriovenous Shunt (AV shunt).

Penanganan sampel dilakukan oleh petugas laboratorim. Sampel yang diterima

diperiksa kondisinya meliputi kesesuaian antara permintaan pemeriksaan dengan

jenis sampel yang diterima. Sampel yang tidak memenuhi persyaratan, misalnya

serum ikterik, hemolisis, lipemik atau volumenya kurang, maka sampel tersebut tidak

dapat digunakan untuk pemeriksaan karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2.4.2 Tahap Analitik

Tahap analitik relatif lebih mudah dikendalikan oleh petugas laboratorium

karena terjadi di ruang pemeriksaan.Tahap analitik meliputi persiapan reagen dan

persiapan alat. Sebelum menggunakan reagen hendaknya diperhatikan keadaan fisik

reagen dan suhu penyimpanannya. Reagen yang kemasannya rusak dan masa

kedaluwarsanya sudah terlampaui sebaiknya tidak digunakan. Penyimpanan reagen

sebaiknya dilakukan di almari pendingin pada suhu 2-8 oC atau sesuai dengan anjuran

dari petunjuk tertulis yang ada pada kemasan atau di dalam kit reagen yang

digunakan.

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

17

Sebelum menggunakan alat perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemilihan metode pemeriksaan yang tepat .

b. Alat yang digunakan harus sudah terkalibrasi dengan baik

c. Pemeriksaan bahan kontrol perlu dilakukan sebelum pemeriksaan terhadap

sampel dengan hasil masuk dalam range nilai kontrol.

d. Suhu pada alat harus memenuhi syarat, pada saat proses pemeriksaan.

e. Melakukan pemeriksaan dengan mengikuti prosedur pemeriksaan

laboratorium dan prosedur penggunaan alat.

2.4.3 Tahap Paska Analitik

Tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

18

2.5 Kerangka Teori

Gambar 3. Kerangka Teori

Paska Analitik1. Pencatatan2. Pelaporan hasil

Pra Analitik

1. Persiapan reagen2. Pengambilan

sampel3. Penanganan

sampel

Faktor yangmempengaruhi Kadar

Kreatinin :1.Massa otot2.Diet3. Aktifitas fisik4. Obat obatan

Tabung SerumSeparator

Kreatinin

Analitik1.Persiapan Reagen2. Persiapan Alat :

- metode-kalibrasi-kontrol

Tabung Red Plain

Terapi

hemodialisis

http://repository.unimus.ac.id

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

19

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 4. Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan kadar kreatinin serum menggunakan tabung red plain dan

tabung serum separator pada pasien hemodialisis.

Kreatinin

Tabung Red Plain

Tabung SerumSeparator

http://repository.unimus.ac.id

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.unimus.ac.id/3046/4/BAB II.pdfPrinsip pengambilan sampel darah untuk pasien gagal ginjal dengan terapi hemodialisis tidak boleh dilakukan pada lengan

7

http://repository.unimus.ac.id