BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan...

44
10 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen - Bangunan yang memuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang ‘terjangkau’ disesuaikan dengan sasaran konsumen bagi setiap apartemen. (Endy Marlina, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta, 2008). - Apartemen adalah satu ruangan atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah sturktur hunian yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga. Normalnya berfungsi sebagai perumahan sewa dan tidak pernah dimiliki oleh penghuninya, dikelola oleh pemilik atau pengelola property. (Dictionary of Real Estate, Wiley, 1996). - Apartemen merupakan suatu kompleks tempat tinggal (rumah susun) berupa unit ruangan yang bersifat mewah, sehingga biasanya untuk kalangan menengah ke atas/warga negara asing yang bekerja sebagai orang yang bekerja di negara lain. (CIC Consulting Group, Studi tentang Trend dan Peluang Investasi Pendirian Apartemen/Condominium di DKI Jakarta, PT. Capricorn Consult, 1993).

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

10

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Apartemen

Definisi Apartemen

- Bangunan yang memuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau rumah

petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat

kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang ‘terjangkau’

disesuaikan dengan sasaran konsumen bagi setiap apartemen. (Endy Marlina,

Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta, 2008).

- Apartemen adalah satu ruangan atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah

sturktur hunian yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga.

Normalnya berfungsi sebagai perumahan sewa dan tidak pernah dimiliki oleh

penghuninya, dikelola oleh pemilik atau pengelola property. (Dictionary of Real

Estate, Wiley, 1996).

- Apartemen merupakan suatu kompleks tempat tinggal (rumah susun) berupa unit

ruangan yang bersifat mewah, sehingga biasanya untuk kalangan menengah ke

atas/warga negara asing yang bekerja sebagai orang yang bekerja di negara lain.

(CIC Consulting Group, Studi tentang Trend dan Peluang Investasi Pendirian

Apartemen/Condominium di DKI Jakarta, PT. Capricorn Consult, 1993).

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

11

Sejarah Apartemen

Menurut buku Indonesiaapartement, 2007. Selama kurang lebih 20thn

pemukiman sub-urban menjadi pilihan favorit penduduk Jakarta. Namun sekarang

ini pemukiman sub-urban mulai terasa banyak kelemahannya. Jarak antara rumah

tinggal dan tempat bekerja menjadi masalah utama. Jarak tempuh yang jauh, waktu

tempuh yang otomatis lebih lama, kemacetan dan masalah-masalah lain. Oleh

karena itu, sekarang ini membeli rumah tinggal di daerah sub-urban tidak lagi

menjadi pilihan.

Kehadiran hunian vertikal atau apartemen berawal pada tiga dasawarsa

yang lalu. Sekitar tahun 1974, berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza di Jl. Jenderal

Sudirman, Jakarta Selatan, dengan jumlah 54 unit. Ratu Plaza adalah mixed-used

building antara hunian dan pusat perbelanjaan.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan permintaan akan apartemen,

bangunan apartemen banyak dibangun di kawasan Jakarta.

Klasifikasi Kegiatan

Sasaran konsumen sebagian besar adalah golongan masyarakat menengah

ke atas, klasifikasi kegiatan dalam suatu apartemen menurut buku Panduan

Perancangan Bangunan Komersial dapat dibedakan sebagai berikut:

1 Berdasarkan fungsi, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Fungsi utama, yaitu fungsi dominan dalam sebuah apartemen adalah

pemukiman. Apartemen mempunyai ruang-ruang yang mewadahi

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

12

aktifitas-aktifitas penghuni yang berlangsung secara rutin. Jenis

aktifitas tersebut antara lain tidur, makan, menerima tamu,

berinteraksi sosial, melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.

b. Fungsi pendukung, merupakan fungsi-fungsi sekunder yang

ditambahkan pada sebuah apartemen untuk mendukung dan

menambah kenyamanan berlangsungnya fungsi utama. Fungsi

pendukung tersebut antara lain:

- Layanan olah raga: fitness center, aerobic, kolam renang,

dan lain-lain.

- Layanan kesehatan: Poliklinik dan apotik

- Layanan komersial: minimarket, restoran dan salon.

- Layanan anak: tempat penitipan anak dan area bermain.

c. Fungsi pelengkap, merupakan fungsi-fungsi yang diadakan untuk

melengkapi berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung.

Ruang-ruang tersebut misalnya ruang administrasi, ruang cleaning

service, dan ruang satpam.

2 Berdasarkan privatisasinya, ruang-ruang dalam apartemen dapat

digolongkan sebagai berikut:

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

13

a. Ruang privat, yaitu kelompok ruang yang bersifat privat, memiliki

aksesibilitas yang terbatas bagi kelompok atau golongan tertentu.

Contoh: ruang-ruang hunian.

b. Ruang semi publik, yaitu kelompok ruang dengan aksesibilitas

bebas terbatas, dapat diakses oleh pengunjung umum namun terbatas

pada kelompok tertentu. Contoh: area administratif pengelola.

c. Ruang publik, merupakan kelompok ruang dengan aksesibilitas

tinggi, bebas diakses oleh siapapun. Contoh: ruang-ruang

pendukung, seperti minimarket, fitness center, dan restoran.

Klasifikasi Apartemen Menurut Jumlah Kamar

1. Tipe efisien

Tipe ini memiliki ukuran: 18 m2 – 45 m2. Kapasitas 1 orang.

Terdiri dari ruangan besar (ruang duduk dan ruang makan) dan ruang kecil

(dapur dan kamar mandi)

2. Tipe satu ruang tidur

Tipe ini memiliki ukuran: 36 m2 – 54 m2. Kapasitas 2-3orang

Terdiri dari ruang duduk dan ruang makan, area dapur, sebuah ruang tidur,

kamar mandi dan teras outdoor.

3. Tipe dua ruang tidur

Tipe ini memiliki ukuran: 45 m2 – 90 m2. Kapasitas 3-4orang.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

14

Terdiri dari ruang duduk, ruang makan, dua kamar tidur, dapur, kamar

mandi dan teras outdoor.

4. Tipe tiga ruang tidur

Tipe ini memiliki ukuran: 90 m2 – 108 m2. Kapasitas 4-5orang.

Terdiri dari ruang duduk, ruang makan, tiga kamar tidur, dapur, 2-3 kamar

mandi dan teras outdoor.

5. Tipe empat ruang tidur

Tipe ini memiliki ukuran: 100 m2 – 135 m2. Kapasitas 5-8orang.

Terdiri dari ruang duduk, ruang makan, empat kamar tidur, dapur, dua

kamar mandi, dua teras outdoor dan gudang.

Klasifikasi Apartemen Menurut Jumlah Lantai

Berdasarkan jumlah lantai, apartemen dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe,

yaitu:

1. Apartemen simplex

Merupakan apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari satu lantai.

2. Apartemen duplex

Merupakan apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari satu lantai.

3. Apartemen triplex

Merupakan apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari satu lantai.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

15

Penataan Bangunan

Penataan ruang hunian dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Center Corridor Plan

Merupakan penataan apartemen dengan denah yang menunjukan adanya

koridor yang diapit oleh hunian yang terdapat pada kedua sisinya (interior

corridor).

Gambar 1.1: Center Corridor Plan

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

2. Open Corridor Plan

Merupakan penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor

(exterior corridor) untuk melayani satu deret unit hunian.

Gambar 1.2: Open Corridor Plan

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

16

3. Tower Plan

Pada apartemen tipe tower plan, denahnya terdiri dari satu core pusat

dengan unit-unit hunian mengelilinginya. Tipe ini dipakai untuk apartemen

yang dibangun di lokasi sempit dengan bentuk bangunan tinggi.

Gambar 1.3: Tower Plan

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

4. Cross Plan

Denah untuk apartemen tipe ini memiliki empat sayap utama yang

merupakan perkembangan keluar dari satu core. Tipe ini dibangun di area-

area pusat kota dengan luasan site cukup, yang memiliki best view ke segala

arah.

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

17

Gambar 1.4: Cross Plan

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

Perletakan jalur aksesibilitas vertikal pada sebuah apartemen dapat direncanakan

sebagai berikut:

1. Thru Flat Exterior Corridor

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu simplex apartement

dengan koridor yang terletak di tepi bangunan.

Gambar 1.5: Thru Flat Exterior Corridor

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

18

2. Thru Duplex Exterior Corridor

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu duplex apartement

dengan koridor yang terletak di bagian tepi bangunan.

Gambar 1.6: Thru Duplex Exterior Corridor

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

3. Thru Flat Skip Stop

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan

koridor yang terletak di bagian tepi bangunan dengan selang beberapa

lantai. Gambar 1.7: Thru Flat Skip Stop

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

19

4. Double Loaded Interior Corridor

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan

koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua sisi unit

hunian dalam apartemen.

Gambar 1.8: Double Loaded Interior Corridor

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

5. Interior Corridor Thru Duplex

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu duplex apartement

dengan koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua

sisi unit hunian dalam apartemen.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

20

Gambar 1.9: Interior Corridor Thru Duplex

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

6. Interior Corridor Split and Flat Combination

Yaitu pencapaian/hubungan unit-unit dalam suatu apartemen dengan

koridor yang terletak di bagian dalam bangunan serta melayani dua sisi unit

hunian dalam apartemen secara split atau berselang pada beberapa lantai.

Gambar 1.10: Interior Corridor Split and Flat Combination

Sumber: buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial, 2008. Dikembangkan dari Time-Saver Standards for Building Types, 1990

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

21

2.1.2 Pusat Perbelanjaan

Definisi Pusat Perbelanjaan

- Suatu wadah yang dipergunakan sebagai tempat untuk menampung

kelompok pedagang dalam suatu system menejemen terancang yang

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan ekonomi masyarakat dalam

suatu lingkaran tertentu dan merupakan salah satu fasilitas kota untuk

memberikan kenikmatan berbelanja. (The American People Encyclopedia,

Grolier Incorporated, New York, 1981).

- Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama

melalui penyatuan modal dengan tujuan efektifitas komersial. (Beddington,

Design for Shopping Center, London, 1982).

- Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat

terpusat, dengan system menyewakan unit-unit kepada pedagang individu,

sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang

bertanggungjawab secara menyeluruh. (Beddington, Design for Shopping

Center, London, 1982).

- Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan

setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau

transaksi jual-beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk tempat berkumpul

atau berekreasi. (Beddington, Design for Shopping Center, London, 1982).

- Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa bercirikan

komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

22

bertujuan memperoleh keuntungan (profil) sebanyak-banyaknya (Gruen,

Centers of Urban Environment: Survival of the Cities).

Sejarah Pusat Perbelanjaan

Menurut Ir. Budi A. Sukada Grad. Hons. DIP. (A.A), IAI dalam buku

Indonesia Shopping Centers, 2006. Sebelum revolusi industri, produk keperluan

sehari-hari dibuat secara manual sesuai dengan permintaan dan dilakukan di sekitar

kediaman masyarakat setempat. Sejak dimulainya revolusi industri, produk

keperluan sehari-hari tersedia dalam jumlah yang jauh lebih banyak dengan harga

yang lebih murah karena dibuat secara mekanis dan massal. Produk tersebut tidak

lagi tertampung di tempat-tempat penjualan biasa sehingga memerlukan lokasi dan

wadah baru.

Maka muncullah bisnis baru, yaitu menyewakan tempat untuk berjualan

atau sekedar menitipkan produk sementara penjualannya diserahkan kepada pihak

pemilik tempat penyewaan tadi yang disebut department store, kemudian

merambah ke jenis keperluan harian lainnya, yaitu bahan makanan yang kemudian

disebut supermarket. Awalnya department store dan supermarket merupakan

fasilitas terpisah namun kemudian menyatu dengan alasan efisiensi, sehingga

semakin luas pula lahan yang diperlukan, ukuran luas bangunannya pun

berkembang. Mula-mula sebuah shopping center dibuat dalam ukuran standard,

namun kini berkembang dan membesar.

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

23

Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Berdasarkan Skala Pelayanan

Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Pusat perbelanjaan lokal

Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi

5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan

berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat

perdagangan golongan ini adalah supermarket.

2. Pusat perbelanjaan distrik

Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000

sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar

antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior

department store, supermarket dan toko-toko.

3. Pusat perbelanjaan regional

Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah

dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-

92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement

store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan

dikelilingi oleh area parkir.

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

24

Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis,

yaitu:

1. Pasar (market)

Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios dan

sebagainya) yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas

ini dapat bersifat terbuka atau berada di dalam bangunan, biasanya berada di

dekat kawasan pemukiman. Contoh: pasar Kopro, pasar Sukawati, dll.

2. Shopping street

Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan

toko atau kios terbuka pada suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan jenis ini

umumnya berkembang di kawasan wisata. Contoh: Sepanjang jalan

kawasan wisata Bali.

3. Shopping Precint

Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang

terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek

wisata. Contoh: Kampung China, Kota Wisata.

4. Shopping Center

Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang

berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang

diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder atau tersier. Contoh:

Beringhardjo Shopping Center di Yogyakarta.

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

25

5. Departement Store

Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang

yang berada di bawah satu atap. Luasnya berkisar antara 10.000 sampai

20.000 m2. Contoh: Matahari Departement Store.

6. Supermarket

Merupakan toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan

mandiri (konsumen memilih dan mencari produk sendiri). Luas lantainya

berkisar antara 1.000 sampai 2.500 m2. Contoh: Hero.

7. Superstore

Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500

m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 sampai 7.000 m2.

Superstore menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota.

Contoh: Carefour, Giant.

8. Hypermarket

Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimal

5.000 m2. Produk dapat dibeli dengan eceran maupun grosir. Pembeli

system grosir yang semakin banyak akan mendapatkan potongan harga

yang lebih banyak pula. Contoh: Indo Grosir di Bandengan.

9. Shopping Mall

Merupakan pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa

department store besar sebagai daya tarik dari retail-retail kecil dan rumah

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

26

makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang menghadap ke koridor

utama mal. Contoh: Pondok Indah Mall, Mal Kelapa Gading, dll.

10. Town Square

Merupakan pusat perbelanjaan tingkat internasional yang unik dilengkapi

area rekreasi independent dengan fasilitas penunjang yang sesuai kebutuhan

pasar. Contoh: Kuta Bali Square.

Dalam proyek ini, pusat perbelanjaan yang diterapkan adalah shopping mall,

berikut pembahasan lebih lanjut mengenai mal, dikutip dari buku Panduan

Perancangan Bangunan Komersial, karangan Endy Marlina, 2008.

Mal

Bentuk Mal

Menurut Maithland (1987) terdapat tiga bentuk umum mal dengan keuntungan dan

kerugian tersendiri, yaitu:

1. Mal Terbuka (Open Mall)

Mal terbuka adalah mal tanpa pelingkup.

Keuntungan : kesan luas dan perencanaan teknis yang mudah sehingga

biaya lebih murah.

Kerugian : berupa kendala kontrol terhadap iklim (berpengaruh

terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang.

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

27

2. Mal Tertutup (Enclosed Mall)

Mal tertutup adalah mal dengan pelingkup.

Keuntungan : kenyamanan kontrol terhadap iklim.

Kerugian : biaya mahal dan kesan kurang luas.

3. Mal Terpadu (Integrated Mall)

Mal terpadu adalah penggabungan mal terbuka dan tertutup. Biasanya

berupa mal tertutup dengan akhiran mal terbuka. Munculnya bentuk ini

merupakan antisipasi terhadap keborosan energi untuk kontrol terhadap

iklim serta mahalnya pembuatan dan perawatan mal tertutup. Mal ini juga

bertujuan mengonsentrasikan daya tarik pengunjung pada mal tertutup.

Pola Mal

Pada dasarnya pola mal berbentuk linier. Tatanan mal yang banyak

dijumpai adalah mal berkoridor tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16

m. Pintu masuk dapat dicapai dari segala arah untuk memudahkan akses

pengunjung. Mal ditata agar terdapat magnet pada tiap akhir mal. Jarak antar

magnet antara 100 sampai dengan 200 m atau sepanjang masih memungkinkan

kenyamanan pejalan kaki.

Parkir kendaraan ditempatkan di sekeliling bangunan dengan akses mudah

ke mal yang menghubungkan dengan magnet. Mal menghubungkan magnet yang

terletak pada ujung-ujungnya dengan menekankan hubungan horizontal.

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

28

Besaran kolom pada mal rata-rata memiliki besaran yang sama dari lantai

pertama hingga lantai teratas. Berdasarkan keadaan di Amerika Serikat, pada

umumnya pola yang paling berhasil adalah pola berbentuk sederhana, seperti

bentuk huruf I, T dan L. Hal ini sesuai dengan karakteristik pengunjung yang

biasanya menginginkan kemudahan dalam menemukan toko/tempat yang dituju.

Dimensi Mal

Berdasarkan penyelidikan di Amerika Serikat, panjang minimal adalah

180m dan panjang maksimal adalah 240m. Panjang mal dapat dipecahkan dengan

ruang-ruang terbuka. Ruang ini selain untuk menampung fasilitas tempat duduk,

tanaman dan elemen lainnya, juga dapat menyediakan ruang yang cukup untuk

menampung pengunjung pada saat-saat ramai sehingga kemacetan dapat dihindari.

Total area pada mal (termasuk ruang terbuka) minimal 10% dari total luas lantai

mal. Hubungan antara lebar dan tinggi mal sangat penting karena memiliki

pengaruh psikologi terhadap pengunjung.

Penataan Letak Retail di Sepanjang Mal

Penataan retail dan magnet mal yang baik dapat saling mendukung

terjadinya aliran pengunjung yang merata di sepanjang mal. Komposisi yang paling

baik adalah 50% retail dan 50% magnet mal.

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

29

Elemen-elemen Arsitektur pada Mal

Elemen-elemen arsitektur dapat ditempatkan di sepanjang mal di antaranya

adalah bangku, arena bermain, kios, kotak telepon, tempat sampah, penunjuk arah,

jam, dan sebagainya.

Studi Kegiatan

Studi kegiatan memandang pusat perbelanjaan sebagai system perilaku antara lain:

a. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan pada pusat perbelanjaan dapat dikategorikan

menjadi kegiatan transaksi jual-beli dan kegiatan pengelolaan. Kegiatan

transaksi dan distribusi meliputi kegiatan jual-beli, penyimpanan dan

penyediaan barang. Kegiatan pengelolaan meliputi kegiatan menejemen

(cash flow) dan operasional serta pemeliharaan.

b. Pelaku kegiatan

Pelaku kegiatan pada pusat perbelanjaan adalah tenant, konsumen,

pengelola, dan supplier.

Tenant adalah penyewa unit retail atau pedagang, merupakan

individu maupun kelompok yang menyewa dan menggunakan ruang serta

fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial. Tenant bertujuan

memperoleh keuntungan maksimal dari aktifitas jual-beli yang dilakukan di

pusat perbelanjaan.

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

30

Konsumen adalah masyarakat atau obyek pelaku kegiatan yang

membutuhkan pelayanan barang, jasa dan rekreasi. Tujuan utama konsumen

adalah berbelanja dan menikmati suasana.

Pengelola bangunan bertugas memberikan pelayanan dan

menyediakan fasilitas yang mewadahi agar pedagang mau menyewa retail

yang ditawarkan. Tujuan utama pengelola adalah mengusahakan semua

ruang usaha tersewa sehingga memperoleh keuntungan.

Pemasok barang (supplier) yaitu pengisi atau pengantar barang yang

diperlukan pedagang. Kegiatan utamanya adalah bongkar muat barang dan

jam kerjanya dilakukan di luar jam operasional mal.

c. Sifat kegiatan

Kegiatan konsumen, tenant dan tenaga pendukung bersifat rutin, insidentil,

dan melakukan perpindahan. Kegiatan pengelola bersifat rutin tanpa

perpindahan.

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

31

2.1.3 Tapak Terpilih

A. Lokasi Perencanaan dan Karakteristik

Lokasi perencanaan diambil dari Slipi Jaya yang saat ini merupakan

pusat perbelanjaan.

B. Kedudukan Administrasi Tapak

- Kota : DKI Jakarta

- Kotamadya : Jakarta Barat

- Kecamatan : Palmerah

- Kelurahan : Slipi

C. Batas Fisik Tapak

- Sebelah Utara : Rumah penduduk

- Sebelah Selatan : Jalan raya

- Sebelah Barat : Rumah penduduk

- Sebelah Timur : Jalan utama

D. Kebijakan Pemerintah pada Lokasi Tapak

- Peruntukan lahan : Perkantoran dan dagang

- KDB : 60%

- KLB : 4

- GSB : - Selatan : 8 m

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

32

- Timur : 15 m

- Barat : 3 m

- Ketinggian bangunan : maksimal 12 lantai

- Luas tapak : ± 6.500 m2

E. Data Eksisting Tapak

Peta 2.1: Peta Slipi

Sumber : Dinas Tata Kota

U

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

33

Peta 2.2: Peta Slipi

Sumber : Dinas Tata Kota

Foto 2.1: Tampak Atas Tapak

Sumber : Dinas Tata Kota

U

U

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

34

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Arsitektur Tropis

Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB -

141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua

Australia/Oseania.

Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin

monsun barat dan monsun timur. Bulan November hingga Mei, angin bertiup dari

arah Utara Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia,

dari bulan Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara kering,

membawa sedikit uap air. Suhu udara di Indonesia berkisar antara 23 oC sampai

28oC sepanjang tahun.

Ciri-ciri iklim tropis adalah presipitasi dan kelembaban tinggi dengan

temperatur yang hampir selalu tinggi, angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai

kuat, pertukaran panas kecil karena tingginya kelembaban.

Arsitektur tropis adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan

problematik iklim setempat menurut Tri Harso Karyono dalam majalah

Desain!Arsitektur. Arsitektur tropis harus dapat memecahkan permasalahan iklim

tropis melalui rancangan arsitektural dengan memanfaatkan potensi alam dan

pengendalian iklim agar tercipta keharmonisan antara manusia dengan

lingkungannya.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

35

Matahari dan Cahaya

Daerah beriklim tropis mendapat cahaya matahari diperkirakan selama 12

jam dalam satu hari, sehingga sangat menguntungkan bagi bangunan. Cahaya

matahari dapat digunakan untuk penerangan alami jika orientasi bangunan

ditentukan dengan tepat. Fasad sebaiknya terbuka menghadap selatan atau utara,

agar meniadakan radiasi langsung dari cahaya matahari rendah dan konsentrasi

tertentu yang menimbulkan pertambahan panas. Radiasi matahari di Jakarta relatif

tinggi, berkisar antara 1500-2500kWh/m2/tahun. Pertambahan panas terbesar

terdapat pada fasad barat daya dan barat laut (tergantung pada musim dan garis

lintang) dan fasad barat.

Pintu dan jendela untuk sirkulasi ruangan harus dibuat sebesar mungkin,

tetapi harus terlindung dari cahaya yang menyilaukan. Pelindung diperlukan karena

bila langit tertutup awan, seluruh bidang langit merupakan sumber cahaya yang

dapat menyebabkan silau. (Dr. Ing. Georg Lippsmeier. Bangunan Tropis).

Kelembaban

Kelembaban adalah kadar air dalam udara, dinyatakan dalam gram per

kilogram udara kering. Kadar kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang

tinggi dan tergantung pada perubahan temperatur udara, semakin tinggi temperatur,

semakin tinggi pula kemampuan udara menyerap air.

Kelembaban udara di Jakarta relative tinggi, berkisar antara 60-95%.

Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan kegerahan/kepanasan, sedangkan

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

36

kadar kelembaban yang rendah menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah.

Kelembaban yang baik menurut buku Bangunan Tropis adalah 20-50%.

Gerakan Udara

Gerakan udara di Jakarta relatif rendah, sekitar <5m/s. Gerakan udara

terjadi karena pemanasan lapisan-lapisan udara yang berbeda-beda. Arah angin

sangat menentukan orientasi bangunan, di daerah lembab diperlukan sirkulasi udara

yang terus menerus (cross ventilation) agar kelembaban tetap terjaga. Dinding-

dinding luar bangunan di tropis basah memiliki bukaan lebih besar untuk

pengudaraan dibandingkan dengan bukaan untuk pencahayaan.

Curah Hujan

Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama, namun

masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 - 3000 mm/tahun, begitu pula

antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak

sama.

Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun,

meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa

Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian

besar Sulawesi.

Pola curah hujan di DKI Jakarta dan Banten tidak mengarah dari barat ke

timur atau timur ke barat, jika saatnya mulai turun hujan umumnya bergeser dari

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

37

barat ke timur, yaitu bahwa musim hujan biasanya mulai di sebelah barat kemudian

diikuti di sebelah timur.

Kenyamanan

Kenyamanan merupakan faktor penting dalam bangunan karena

berpengaruh besar kepada pengguna. Rumah-rumah tradisional telah menerapkan

unsur-unsur pembentuk kenyamanan ke dalam bangunan. Rumah adat Aceh

memiliki pintu menghadap ke utara dan selatan; dan rumah adat dengan atap curam

seperti rumah adat Ambon dan Minangkabau, jika dianalisa berdasarkan iklim

maka letak pintu tersebut untuk menghindari panas matahari yang berlebih dan atap

curam berfungsi untuk aliran air hujan. Rumah adat yang berbentuk panggung

seperti rumah di Desa Naga (Jawa Barat), Batak, Minangkabau dan Flores, selain

untuk menghindari binatang buas dan banjir juga berfungsi untuk mengurangi

kelembaban (Y. B. Mangunwijaya. Wastu Citra, hal. 113). Rumah adat Sunda

memiliki serambi pada sekeliling rumah agar memberi keteduhan (Djauhari

Sumintardja. Kompendium Sejarah Arsitektur, hal. 44).

Tingkat kenyamanan termal suatu individu dipengaruhi oleh temperatur

udara, kelembaban udara, kecepatan aliran udara dan radiasi matahari. Faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kenyamanan termal antara lain jenis pakaian yang

dikenakan, tingkat aktifitas, dimensi tubuh, bahkan situasi psikologi dalam situasi

tertentu. (Sangkertadi. Simulasi Kenyamanan Termal untuk Lingkungan Beriklim

Tropis Lembab).

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

38

Cahaya matahari yang di daerah iklim tropis dapat dimanfaatkan sebagai

pencahayaan alami namun perlu pengendalian terhadap cahaya yang masuk secara

berlebihan.

2.2.2 Pemanfaatan Iklim Tropis

Wilayah negara Indonesia berada pada daerah tropis, memiliki sumber daya

yang melimpah, khususnya matahari dan angin. Manfaat sinar matahari dan angin

sangat berguna bagi manusia, selain memberikan kesehatan, dapat pula digunakan

untuk penerangan dan pengudaraan alami yang berujung pada penghematan energi,

namun perlu pengendalian terhadap matahari dan angin yang berlebihan.

2.2.2.1 Pemanfaatan Cahaya Matahari

Pemanfaatan cahaya matahari melalui sinar pantul

Penerangan yang memanfaatkan sinar matahari yang sangat perlu

diperhatikan adalah sinar pantul. Salah satu elemen bangunan yang berkaitan erat

dengan sinar pantul adalah permukaan bidang tanah terutama yang terletak

berdekatan dengan bangunan. Pada bangunan rendah, sinar pantul dari bidang tanah

menyumbang hampir 50% terang pencahayaan ke dalam ruangan, tetapi jika cuaca

mendung angka tersebut menjadi mengecil, hanya sekitar 10-25%.

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

39

Tabel 2.1: Angka Pantul dari Bidang Tanah

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

Permukaan Bidang Tanah Persentase Pantulan

Rumput 6% Pepohonan 25% Tanah 7% Beton 55% Marmer putih 45% Bata merah 30% Aspal 7% Permukaan dicat putih baru 75% Permukaan dicat putih lama 55% Salju 75%

Pemanfaatan cahaya matahari melalui bukaan

Pemanfaatan cahaya matahari dapat melalui bukaan, yang perlu

diperhatikan dalam perancangan:

1. Dari sisi mana saja sinar matahari masuk

2. Dimensi ketinggian dari lubang cahaya pada sisi-sisi ruangan dan daerah

atap ruangan.

3. Dimensi kedalaman ruang, sebaiknya kedalaman ruang tidak terlalu besar.

Menciptakan cahaya multi sisi berguna untuk mengatasi kelemahan

pencahayaan satu sisi. Pencahayaan multi sisi dapat mengurangi daerah gelap yang

terjadi pada ruangan.

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

40

Gambar 2.1: Pengaruh Besar-Kecil Bukaan

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

Gambar 2.2: Efek Ketinggian Bukaan Satu Sisi Terhadap Penerangan

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S. Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

Dimensi ketinggian jendela atau lubang cahaya sangat memperngaruhi

terang gelap ruangan bila dikaitkan dengan pencahayaan alami bagi ruangan.

Ruangan dengan bukaan satu sisi akan berbeda kadar terang dengan ruangan yang

memiliki bukaan pada dua sisi. Kedalaman ruang juga memperngaruhi kadar terang

dalam ruangan.

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

41

Gambar 2.3: Efek Ketinggian Bukaan Dua Sisi Terhadap Penerangan

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

Pemanfaatan cahaya matahari melalui bukaan dari atas ruangan.

Pemanfaatan sinar matahari dari atas dapat berupa sinar tembus langsung

maupun berupa sinar atas samping. Tujuan olahan-olahan khusus untuk

mendapatkan sinar matahari dari atas adalah:

1. Untuk memperlunak sinar yang masuk sehingga tidak terlalu tajam

masuknya, baik panas maupun sinarnya.

2. Untuk mengarahkan sinar yang masuk, baik sinar langsung maupun sinar

pantul.

3. Untuk mendapatkan efek-efek khusus bagi suasana ruangan, biasanya

dalam kaitan kesan-kesan arsitektural yang ingin dicapai.

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

42

Gambar 2.4: Bukaan dari Atas

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

Gambar 2.5: Ventilasi Silang

Sumber: Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

4. Untuk membantu penerangan ruangan secara keseluruhan sehingga didapat

derajat terang yang merata bagi setiap daerah di dalam ruangan.

Sinar matahari dari atas diarahkan pada daerah fungsi khusus sehingga tidak

mengganggu fungsi yang lain.

2.2.2.2 Pemanfaatan Angin

Pemanfaatan angin untuk pengudaraan

Pemanfaatan angin untuk pengudaraan alami dapat dilakukan dengan

membuat bukaan di sisi ruangan yang merupakan arah datang angin, namun perlu

pengaturan agar angin dapat terkendali.

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

43

Gambar 2.6: Tabir Matahari

Sumber:Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

2.2.3 Pengendalian Iklim Tropis

Cahaya matahari dan angin sangat berguna bagi pengudaraan dan

pencahayaan alami, namun perlu pengendalian/penyiasatan terhadap besarnya

cahaya dan angin yang masuk ke dalam ruangan.

2.2.3.1 Pengendalian Radiasi Matahari

Pengendalian Radiasi Matahari dengan Menggunakan Peneduh

Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami harus

memperhatikan beberapa hal, yaitu:

1. Sinar matahari, di samping memberi terang, juga memberi panas.

Pemecahannya secara teknis harus diusahakan agar mendapat terangnya

tetapi sekaligus menolak/mengurangi panasnya.

2. Harus mendapatkan hanya cahaya pantulan atau cahaya bias.

3. Harus meletakkan lubang cahaya di daerah yang terkena bayangan.

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

44

Tabel 2.2: Tabir Matahari

Keterangan gambar:

A) Sinar matahari yang langsung jatuh dipermukaan bidang kaca jendela akan

merambatkan panas ke dalam ruangan sebesar 80-90%, dengan demikian di

samping mendapatkan sinar juga akan mendapatkan panas.

B) Pemasangan tabir matahari di sebelah dalam akan mengurangi masuknya

rambatan panas dari sinar matahari sehingga hanya 30-40%. Keadaan demikian

ruangan mendapat terang dari sinar-sinar yang dipantulkan oleh tabir matahari.

C) Pemasangan tabir matahari di luar ruangan merupakan hal yang sangat baik

untuk menolak panas secara hampir sempurna. Panas yang merambat ke dalam

ruangan hanya 5-10%, sedangkan untuk penerangan didapatkan dari pantulan-

pantulan sinar dari tabir matahari.

Gambar Peneduh

Keterangan Nama

Orientasi Terbaik Komentar

Overhang Panel horisontal

Selatan, barat, timur

Menangkap udara panas Dapat dibebani oleh salju

Overhang Louvers horizontal pada bidang horisontal

Selatan, barat, timur

Pergerakan udara bebas Beban salju atau angin kecil Berskala kecil Pilihan terbaik untuk dibeli

Overhang Louvers horizontal pada bidang vertikal

Selatan, barat, timur

Memperkecil panjang overhang Pandangan terbatasi Juga tersedia dengan louver miniature

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

45

Sumber: Heating, Cooling, Lighting, Norbert Lechner

Overhang panel vertikal

Selatan, barat, timur

Pergerakan udara bebas Tanpa beban salju Pandangan terbatasi

Sirip vertikal Barat, timur, utara

Menghalangi pemandangan Hanya untuk fasad bagian utara pada iklim panas

Sirip vertikal miring

Barat, timur

Miring ke arah utara Sangat membatasi pemandangan

Eggcrate Barat, timur

Untuk iklim yang sangat panas Pemandangan sangat terbatas Menangkap udara panas

Eggcrate dengan sirip miring

Barat, timur

Miring ke arah utara Pemandangan sangat terbatas Menangkap udara panas Untuk iklim yang sangat panas

Pengendalian Radiasi Matahari dengan Menggunakan Pengolahan Arah

Bukaan pada Fasad

Jendela yang menghadap timur dan barat membawa dampak buruk bagi

ruangan. Solusi terbaik adalah menempatkan jendela pada fasad timur ke arah utara

atau ke selatan.

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

46

Gambar 2.7: Pengolahan Arah Bukaan pada Fasad

Sumber: Heating, Cooling, Lighting, Norbert Lechner

Gambar 2.8: Penggunaan Vegetasi untuk Mengendalikan Arah Angin

A B

Sumber: Anatomi Utilitas, Ir. Setyo Soetiadji S.

2.2.3.2 Pengendalian Angin Berlebih

Angin yang terlalu kencang harus dibelokkan sehingga tidak terlalu keras

masuk ke dalam bangunan. Cara membelokan angin dapat menggunakan

pepohonan (A) atau menggunakan tabir penghambat. Pepohonan juga dapat

digunakan untuk mengarahkan angin agar masuk ke dalam ruangan (B).

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

47

Foto 2.2: Mal Ciputra

Sumber:www.ciputraproperty.com

Foto 2.3: Interior Mal Ciputra

Sumber:www.ciputraproperty.com

2.3 Studi Banding Mal

Mal Ciputra

Mal Ciputra berada di Jakarta

Barat, luas lahan ± 5 ha. Mal

Ciputra adalah mix-used complex

mal dan hotel. Mal Ciputra terdiri

dari 9 lantai dengan luas 80.000

m2. Sistem sirkulasi yang dipakai

adalah single corridor dan

ramping system (pada lantai 1 –

6). Penyusunan letak retail

ditentukan melalui seleksi. Produk

bermerek dari mancanegara

diletakan di ground floor sebagai

daya tarik dan nilai jual mal.

Anchor tenant di sudut-sudut

bangunan untuk menarik

pengunjung agar mengelilingi

semua sudut bagian mal, sedangkan retail tenant kecil disusun bercampur agar

secara psikologis pengunjung tidak cepat merasa bosan dan lelah.

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

48

Foto 2.4: Poins Square

Sumber: www.skyscrapercity.com

Fasilitas :

1. Memiliki 10 elevator dan 29 eskalator.

2. Memiliki atrium/centercourt (tempat diadakan pameran).

3. Retail tenant 360 unit.

4. Fasilitas khusus: atrium, area bermain anak, ruang ibu dan bayi, penitipan

anak, playgroup, ruang serba guna, taman bacaan, tempat kursus.

5. Fasilitas hiburan: bioskop, stringer dan fun city.

6. Fasilitas pelengkap: ATM center, toilet, pusat informasi, kursi roda,

musholla, dan telepon umum.

7. Fasilitas parkir: 11 lantai dengan sistem split level, dapat menampung

±1.500 mobil dan ±700 motor.

Poins Square

Poins Square terletak di antara

TB Simatupang dan Pondok Indah.

Poins Square merupakan mix-used

building antara mal dan apartemen. Mal

Poins Square memiliki luas ±130.000

m2, dilengkapi berbagai fasilitas belanja

seperti Giant Hypermarket, butik fashion

dan tekstil, tempat karaoke dan biliar,

kafe, restoran dan food court dan game zone.

Page 40: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

49

Fasilitas :

1. Fasilitas belanja harian berupa Giant Hypermarket dilantai LG (Lower

Ground).

2. Retail tenant 1.000 unit.

3. Fasilitas parkir outdoor 200 mobil dan indoor 2.000 mobil.

4. Fasilitas pameran dan perayaan berupa 4 main hall di lantai Ground, 1

corridor hall di lantai UG, 1 panggung permanen di lantai UG dan

panggung bundar di food court.

Pembagian Lantai :

- B1 (Basement-1) : Parking Area.

- B2 (Basement-2) : Parking Area.

- B3 (Basement-3) : Parking Area.

- LG (Lower Ground) : Giant Hypermarket, Japan Home Center, Furniture.

- G (Ground) : Mix Tenancy dan retail kecil (seperti ITC)

- UG (Upper Ground) : Mix Tenancy, kafe dan restoran.

- Lt. 1 : Mix Tenancy dan salon.

- Lt. 2 : Pusat komputer dan elektronik.

- Lt. 3 : Pusat perabotan dan elektronik rumah tangga.

- Lt. 3A : Kosong (renovasi)

- FC (Food Court) : POINS Food Planet.

- Lt. 5 : Entertainment Center : Karaoke dan biliar.

Page 41: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

50

Gambar 2.9: Denah dengan Massa Bangunan Berbentuk L

Gambar 2.10: Denah dengan Massa Bangunan Berbentuk Persegi

Kesimpulan Survey Mal

Massa Bangunan

Hasil survey dan perbandingan antara Mal Ciputra dan Poins Square adalah

mal dengan massa bangunan berbentuk L yang memiliki satu koridor seperti Mal

Ciputra lebih nyaman di kunjungi daripada mal yang berbentuk persegi seperti

Poins Square, karena pengunjung tidak dapat leluasa melihat retail-retail di bagian

belakang.

Pengunjung

Pengunjung Mal Ciputra lebih merata di setiap lantai daripada pengunjung

di Poins Square. Perbedaan tersebut terjadi karena Poins Square memiliki retail

kecil seperti ITC pada lantai Ground yang ramai dikunjungi daripada lantai lain,

semakin keatas semakin jarang pengunjungnya, sedangkan Mal Ciputra memiliki

retail menarik yang telah dikombinasi di setiap lantainya sehingga pengunjung

lebih tertarik untuk berkunjung ke setiap lantai.

Page 42: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

51

Foto 2.5: Lobby Apartemen di Dalam Mal

Sumber: dokumentasi pribadi

Sirkulasi Kendaraan

Mal Ciputra memiliki beberapa loket karcis di setiap pintu keluar, hal ini

membuat sirkulasi kendaraan keluar dari parkir outdoor maupun indoor menjadi

lancar, sedangkan Poins Square hanya memiliki satu loket pada pintu keluar dari

basement dan/dari lobi, hal ini menyebabkan antrian yang panjang dan sirkulasi

bersilangan antara kendaraan yang ingin keluar (dari basement) dan kendaraan dari

lobi yang ingin kembali ke lobi.

Studi Banding Apartemen

Apartemen Poins Square

Apartemen Poins Square memiliki 3

jenis unit, yaitu unit dengan 1 kamar, 2 kamar

dan 3 kamar, pengamanan menggunakan CCTV

24 jam. Apartemen Poins Square menyediakan

lobby apartemen di dalam mal untuk memberi

kemudahan bagi penghuni yang ingin

berkunjung ke mal. Koridor apartemen

menggunakan pengudaraan dan pencahayaan buatan.

Fasilitas :

- Kolam renang - Tempat bermain anak

- Fitness center dan sauna - Taman dan gazebo

- Laundy - Jogging track

Page 43: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

52

Gambar 2.11: Apartemen Teluk Intan

Sumber: www.apartementelukintan.com

Apartemen Teluk Intan

Apartemen Teluk Intan

memiliki 5 jenis unit, yaitu tipe 21 (1

kamar), tipe 40 (2 kamar), tipe 45 (2

kamar), tipe 60 (2 kamar) dan tipe

63 (3 kamar). Fasilitas Apartemen

Teluk Intan yaitu fitness center dan

kolam renang. Koridor

menggunakan pengudaraan dan pencahayaan buatan.

Kesimpulan Survey Apartemen

Lokasi

Apartemen Poins Square memiliki lokasi strategis dekat dengan

sekolah, mal, rumah sakit dan terminal, namun daerah sekitar Apartemen

Poins Square rentan terhadap kemacetan karena berdekatan dengan

berbagai tempat ramai. Apartemen Teluk Intan tidak memiliki lokasi yang

baik, karena berada dekat dengan kawasan perumahan kumuh dan sering

terjadi banjir di daerah sekitarnya.

Massa Bangunan

Apartemen Poins Square memiliki dua masa bangunan berbentuk

L, bentuk dua huruf L yang diletakan bercerminan dan berdampingan

Page 44: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00029-ar bab 2.pdf · 2.1.1 Apartemen Definisi Apartemen ... Apartemen/Condominium

53

mencitrakan bangunan tersebut sebagai perangkul bagi pengunjung,

terkesan welcome. Apartemen Teluk Intan memiliki dua massa bangunan

yang berbeda, bentuk L dan U, pada bentuk U terlihat jarak antar

bangunan terlalu kecil yaitu ±18 m sedangkan ketinggian bangunan

mencapai 20 lantai.