BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/56212/3/BAB...
Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/56212/3/BAB...
8
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Untuk membuat penelitian perlu adanya referensi data-data dari peneliti
terdahulu yang dilakukan sebelumnya guna mendukung penelitian dan sebagai
acuan serta bahan pertimbangan dalam membandingkan antar variabel. Pada
penelitian terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitiannya.
Berikut adalah hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu:
1. Hasil penelitian dari Frena Azany (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Pengaruh Desain Produk, Motivasi Konsumen dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Bellagio” (Survei pada konsumen
toko sepatu Bellagio di Java Supermall Semarang). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari variabel
desain produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.
2. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yusuf Farhan
dan Mustafa Kamal (2015) dengan judul “Analisis Pengaruh Desain produk,
Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survei
pada konsumen Nike di Semarang). Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel citra merek dan desain
produk terhadap keputusan pembelian.
3. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardi Ansah (2017) dengan
judul “Pengaruh Desain Produk, Promosi dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembeli Sepatu Nike” (Survei pada konsumen sepatu Nike di
9
Sport Station Solo) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang
signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Dalam penelitian berjudul “Consumer Concideration in Purchase Decision
of SPECS Sport Shoes Product through Brand Image Product Design and
Price Perception” yang ditulis oleh Sri Widyastuti dan Muhammad Said
(2017) menyatakan terdapat pengaruh positif antara vairabel Brand Image
dan Product Design terhadap Purchase Decision.
5. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Aji Baskoro (2016) dalam
judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Adidas” (Survei pada mahasiswa
UDINUS Semarang) menyatakan bahwa variabel promosi dan citra merek
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
6. Hasil penelitian yang dilakukan Adrian Junino A dan Zeplin Jiwa H.T
(2017) dalam judul “Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Converse” menyatakan bahwa variabel Brand
Image memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
7. Penelitian yang dilakukan oleh Taroreh Rita, dkk (2014) dalam judul
“Promosi, Harga dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Futsal di Toko Akbar Sport Manado” menyatakan bahwa variabel
promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
8. Terakhir, pada penelitian yang dilakukan oleh Wiratama, Aditya Yoga
(2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Produk. Persepsi Harga dan Citra
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepat Olahraga Merek Nike di Kota
10
Semarang” diperoleh hasil bahwa variabel citra merek berpengaruh positif
secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
B. Tinjauan Teori
1. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009) perilaku konsumen
merupakan suatu tindakan yang dilakukan individu, kelompok atau
organisasi dalam dalam memilih, membeli, menggunakan dan
menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan mereka. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda dan melalui
pertimbangan beberapa hal lainnya untuk dapat melakukan
keputusan pembelian.
Suatu perilaku konsumen dapat dipahami melalui interaksi
yang dihasilkan antara afeksi (apa yang dirasakan) dan kognisi (apa
yang mereka pikirkan), apa yang mereka ingin lakukan (perilaku),
dan serta dimana kejadian yang dapat mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh apa yang mereka pikirkan, rasa dan dilakukan
konsumen menurut Setiadi (2003).
Pemasar yang mengerti maksud perilaku konsumen ini akan
dengan mudah merespon dan memperkirakan reaksi apa yang akan
11
ditimbulkan oleh konsumennya, sehingga pemasar dapat dengan
mudah menyusun strateginya sebagai akibat dari adanya reaksi ini.
Berikut model perilaku konsumen menurut Kotler and Keller
(2009):
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler dan Keller (2009)
b. Faktor – Faktor Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Banyaknya kebutuhan manusia saat ini mengakibatkan beragam
cara yang digunakan untuk dapat memenuhinya. Akibat dari adanya
keberagaman ini konsumen akan memiliki penilaian, sikap,
pendapat dan selera yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam
Stimulus
Pemasaran
Stimulus
Lainnya
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Karakteristik
Pembeli
Proses
Keputusan
Pembeli
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
Keputusan
Perilaku
pasca
pembelian
Keputusan Pembelian
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan pemasok
Penentuan saat
pembelian
Jumlah pembelian
12
melakukan keputusan pembelian. Terdapat faktor–faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2009) sebagai
berikut:
1) Faktor budaya: budaya, sub budaya dan kelas sosial
2) Faktor sosial: perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor sosial, seperti: kelompok acuan, keluarga dan
status sosial.
3) Faktor pribadi: faktor yang terlibat diantaranya seperti: usia dan
tahapan siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, serta nilai
dan gaya hidup.
4) Faktor psikologi: terdapat empat faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dari segi psikologis diantaranya; motivasi,
persepsi, pembelajaran dan keyakinan.
2. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Akibat yang ditimbulkan dari perilaku konsumen melalui
stimulus dapat menyebabkan terjadinya suatu keputusan termasuk
dalam melakukan pembelian. Hal ini diperjelas dengan pendapat
oleh Schifman dan Kanuk (2002) menyatakan bahwa keputusan
pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau
lebih. Pilihan-pilihan ini berupa berbagai macam informasi yang
diterima dan memilih salah satu kemungkinan yang relevan baik itu
13
membeli atau tidak. Artinya konsumen pada tahap ini sedang dalam
posisi mengambil keputusan
Menurut Amirullah (2002) keputusan pembelian didefiniskan
sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian
terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu alternatif
yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Selanjutnya ketika suatu pilihan dipilih dari berbagai alternatif yang
tersedia inilah yang disebut dengan alternatif tindak nyata
b. Langkah – Langkah Dalam Melakukan Keputusan Pembelian
Terdapat lima tahapan proses yang dilakukan konsumen dalam
menentukan untuk mengambil keputusan pembelian menurut Kotler
dan Keller (2011) dalam Yusuf Farhan (2015), yaitu:
1) Pengenalan Masalah
Sebelum pada keputusan untuk membeli, pembeli mula-
mula dihadapkan pada masalah atau kebutuhan. Pembeli
melihat kebutuhan apa yang dicari dan inginkan.
Kebutuhan ini dapat dipengaruhi oleh rangsangan dari dua
faktor yaitu faktor dari internal dan eksternal.
Proses pembelian dimulai dari tahapan untuk mengenali
masalah atau kebutuhan, selanjutnya apabila pembeli
sudah mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan, maka
dengan mudah unutk memenuhi kebutuhannya tersebut
14
dan mencari tahu kebutuhan yang tidak diketahui untuk
dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2) Pencaharian Informasi
Konsumen yang telah mendapatkan rangsangan akan terus
berusaha untuk mencari tahu informasi dari kebutuhan
yang diinginkan demi untuk memuaskan keinginannya
tersebut.
Menurut Kotler (2016) dalam penelitian Okta Nofri dan
Andi Hafifah (2018) sumber utama yang menjadi tempat
konsumen untuk mendapatkan informasi dapat
digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:
a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan
kenalan.
b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur,
kemasan, pajangan ditoko.
c) Sumber publik: media masa, organisasi penentu
peringkat konsumen.
d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan
pemakaian produk.
3) Evaluasi Alternatif
Konsumen mengumpulkan segala informasi baik dari
dalam maupun luar guna disimpan dan memilih salah satu
yang merupakan hal paling tepat untuk dilakukan.
15
4) Keputusan Pembelian
Setelah melalui evaluasi sejumlah alternatif diatas,
konsumen akan dapat memutuskan apakah produk akan
dibeli atau tidak sama sekali.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Pada tahap ini konsumen yang telah membeli produk
mengharapkan dampak baik yang didapatkan dari produk
tersebut. Melalui harapan-harapan ini apabila dapat
tercapai, maka akan dapat diketahui apakah konsumen
merasa puas atau tidak terhadap pembelian tersebut.
Menurut Schifman dan Kanuk (1997) dalam Wiratma, A.Y
(2012) terdapat empat indikator dalam melakukan keputusan
pembelian, sebagai berikut:
a) Cepat dalam memutuskan: melihat cepat atau tidaknya
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk.
b) Pembelian sendiri: indikator ini melihat apakah konsumen
membeli produk berdasarkan keinginan dari diri mereka
sendiri
c) Keunggulan produk: konsumen akan membeli produk
yang memiliki keunggulan produk.
d) Keyakinan atas pembelian: keputusan pembelian yang
dilakukan konsumen secara yakin tanpa adanya keraguan.
16
3. Desain Produk
Menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen merupakan
suatu pencapaian besar. Hal ini dapat dijadikan dasar dalam membuat
rancangan yang berfokus pada keinginan dan kebutuhan konsumen.
Kemampuan dalam mengidentifikasi keinginan konsumen ini dapat
menjadi cara yang tepat dalam merancang atau menciptakan produk
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan konsumen.
Produk menurut Kotler dan Amstrong (2011) adalah apapun yang
ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian pembeli, pemakai atau
konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Baik itu benda fisik ataupun jasa serta produk item yang dapat dibedakan
berdasarkan ukuran, jenis, harga dan bentuk desain. Desain produk
berperan dalam merancang suatu produk sehingga memiliki nilai dan
manfaat dalam memenuhi kebutuhan konsumen, terutama pada zaman
yang terus berkembang seperti saat ini.
Desain produk merupakan sebuah ciri khas atau daya tarik
memiliki nilai yang terkandung dalam suatu produk, serta dapat menjadi
pembeda dengan produk lainnya ataupun mengungguli melalui desain
yang menarik dan memiliki daya pikat tersendiri oleh Ardi Ansah (2017).
Melalui desain produk, diharapkan perusahaan dapat lebih unggul
dalam bersaing melalui keragaman dari desain yang diciptakan. Desain
yang semakin menarik akan menimbulkan rangsangan konsumen untuk
senantiasa ingin mengetahui maksud dari sebuah rancangan tersebut,
17
sehingga dapat menimbulkan keputusan konsumen untuk membeli dan
menggunakan desain dari produk tersebut.
Terdapat 7 parameter desain produk menurut Kotler (2005) sebagai
berikut:
a. Ciri-ciri
Ciri merupakan hal penting dalam suatu produk, digunakan
sebagai pembeda produk satu dengan produk lainnya baik itu
sejenis ataupun tidak. Salah satu faktor keberhasilan suatu
produk dilihat dari ciri-ciri yang timbul, baik itu bermanfaat
maupun terlihat sebagai pembeda yang jelas. Melalui hal ini
produk senantiasa akan diingat oleh konsumen. Dalam
pengenalan ciri-ciri dinilai merupakan salah satu hal yang dapat
digunakan dalam bersaing.
b. Kinerja
Pada kinerja dapat dilihat melalui kemampuan suatu produk atau
daya tahan dalam penggunannya. Seperti pada orang yang
membeli produk mahal akan mengutamakan kinerja atau
kemampuan (prestasi) sebuah produk dari berbagai macam
merek yang ditawarkan. Pembeli biasanya rela mngeluarkan
uang lebih untuk manfaat lebih yang didapatkan sepanjang
lebihnya harga tidak melebihi manfaat atau nilai yang dirasakan
dari produk tersebut.
18
c. Mutu Kesesuaian
Mutu kesesuaian ialah tingkat dimana produksi dan
spesifikassinya mendekati sasaran yang diharapkan, mengelola
semua unit yang diproduksi untuk dapat menuju sasaran dari
spesifikasi yang ditentukan.
d. Tahan Lama
Daya tahan merupakan ukuran dalam pengoperasian yang
diharapkan dari suatu produk. Pembeli akan membayar lebih
untuk mendapatkan produk yang memiliki daya tahan lebih lama.
e. Tahan Uji (Reliabilitas)
Produk yang memiliki reliabilitas tinggi memiliki nilai lebih
dimata konsumen. Reliabilitas merupakan ukuran kemungkinan
bahwa suatu produk dapat berfungsi benar (tidak salah) maupun
rusak dalam periode tertentu. Konsumen rela membeli dengan
harga lebih untuk produk yang reliabilitas tinggi dibandingkan
jika mengeluarkan biaya perbaikan kembali (reparasi).
f. Kemudahan Dalam Perbaikan
Kemudahan perbaikan adalah bagaimana mudah atau tidaknya
suatu produk yang gagal fungsi, dapat diperbaiki kembali seperti
fungsi sediakalanya. Tolak ukur dari kemudahan dalam
perbaikan ini adalah seberapa lama waktu yang digunakan dalam
memperbaiki dan seberapa murah biaya yang dikeluarkan untuk
perbaikan.
19
g. Model (style)
Model yang semakin diminati menggambarkan sejauh mana
produk tersebut memiliki nilai lebih dan berkenan bagi
konsumen. Model yang unik dan berbeda dapat menjadi salah
satu ciri-ciri khusus dari suati produk yang susah untuk ditiru.
Banyak orang menyukai produk dengan model yang terkini
walaupun tidak begitu baik dalam uji ketahannya (reliability).
Terdapat indikator yang mendukung terjadinya desain produk
menurut Frena Azany (2014) yaitu:
a. variasi desain
b. model terbaru
c. desain yang mengikuti trend
4. Kualitas Produk
Salah satu keunggulan yang dapat dilakukan perusahaan sepatu
untuk menarik konsumen agar mau melakukan pembelian pada
produknya yakni melalui interpretasi dari kualitas produk. Bagaimana
suatu produk dapat memiliki nilai lebih yang dapat memuaskan konsumen
baik itu secara fisik atau tampilan maupun psikologis yang menunjuk pada
atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang Kotler dan
Amstrong (2009).
Apabila perusahaan menginginkan produknya dapat bersaing di
pasaran maka kualitas produknya merupakan salah satau hal penting yang
harus dtingkatkan. Seiring dengan bertambahnya kemampuan ekonomi
20
serta pendidikan yang meningkat membuat pola konsumsi masyarakat
menjadi lebih kritis. Salah satunya dalam memilih barang berdasarkan
kualitas dari suatu produk. Menurut Yusuf Farhan (2015) menyatakan
bahwa indikator yang dapat ditarik dari kualitas produk terbagi dalam
empat poin, sebagai berikut:
a. Kenyamanan produk
b. Daya tahan produk
c. Kehandalan produk
5. Promosi
Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran
yang menjadi tolak ukur dari suatu produk dapat diterima atau tidak di
pasaran. Menurut William G. Nikels dalam bukunya Basu Swastha dan
Irawan (2008) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau kelompok kepada tindakan
untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Promosi dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam mengenalkan, membujuk, menawarkan,
memberi informasi dan mengingatkan pihak lain tentang sebuah
perusahaan mengenai produk atau barang dan jasa yang ditawarkan. Pada
dasarnya promosi digunakan untuk memperkenalkan produk baru
maupun produk lama dengan formula baru kepada konsumen dengan
harapan melalui promosi ini dapat meningkatkan volume penjualan
terhadap suatu produk yang ditawarkan.
21
Indikator promosi menurut Fajar Idris (2014) sebagai berikut:
a) Daya tarik promosi
b) Jangkauan promosi
c) Pemberian diskon atau potongan harga.
6. Citra Merek
Bilson Simmanora (2003) mengungkapkan bahwa merek
memiliki image (brand image) dan untuk memudahkan konsumen dalam
mendiskrpsikan image, konsumen menggunakan asosiasi merek. Asosiasi
merek adalah bagaimana konsumen dapat mengingat merek yang melekat
pada suatu produk. Menurut Susanto, A.B dan Himawan Wijanarko
(2004) mengatakan bahwa asosiasi merek tidak sekedar ada tetapi juga
memiliki kekuatan. Suatu merek yang kuat dapat mempengaruhi
konsumennya dalam mengambil keputusan terbaik atas suatu produk,
terlebih apabila didukung oleh citra merek yang menjadi syarat utama dari
produk yang menjadi pilihan konsumen.
Citra merek dijadikan sebagai suatu bentuk interpretasi dari
berbagai macam informasi yang diterima konsumen atas produk yang
ditawarkan. Hasil dari interpretasi ini memiliki dua kemungkinan,
pertama bagaimana konsumen dapat melakukan interpretasi tersebut,
kedua seperti apa informasi yang diinterpretasikan, Bilson Simmanora
(2003).
22
Dalam citra merek terdapat beberapa indikator yang mendukung
terbentuknya suatu citra merek pada sebuah produk menurut Aditya Yoga
W. (2012) yaitu:
a) Mudah dikenali
b) Reputasi yang baik
c) Selalu diingat
C. Kerangka Pikiran
Gambar 2.2. Analisis Jalur Variabel Desain Produk, Kualitas Produk,
Promosi Citra Merek dan Keputusan Pembelian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara pada rumusan masalah
yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti mengemukakan beberapa hipotesis sebagai berikut :
Desain
Produk (X1)
Kualitas
Produk (X2)
Promosi (X3)
Keputusan
Pembelian (Y)
Citra Merek
(X4)
23
1. Pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian
Pada jurnal yang ditulis oleh Sri Widyastuti dan Muhammad Said (2017),
Frena Azany (2014) dan Ardi Ansah (2017) menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara desain produk terhadap keputusan pembelian.
Oleh karena itu maka dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1: Desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu.
2. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Pada penelitian yang dilakukan oleh Moh. Yusuf Farhan (2015), Ridwan
Aji Baskoro (2016) dan Patricia Yordana P. (2018) diperoleh hasil bahwa
terdapat pengaruh positif yang besar dari variabel kualitas produk
dibandingkan dengan variabel lain. Oleh karena itu maka dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H2: Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu.
3. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
Menurut hasil penelitian Ardi Ansah (2015), Taroreh Rita, dkk (2014) dan
menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap
keputusan pembelian. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa promosi
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu maka
dibuat hipotesis sebagai berikut:
H3: Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu.
4. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian sepatu
Dalam jurnal yang ditulis oleh Joseph MJ Renwarin dan Desita Ega
Indriasari (2017), Adrian Junino A dan Zeplin Jiwa H.T (2017) dan
24
Wiratam, Aditya Yoga (2012) menyatakan bahwa citra merek (brand
image) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Atas dasar ini
dapat ditulis hipotesis sebagai berikut:
H4: Citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu.