BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB...

23
10 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang analisis perbandingan kinerja keuangan pada perusahaan perbankan ada yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian tersebut antara lain oleh Krishna Karri, Meghani dan Meghani Mishra, (2015) melakukan penelitian yang berjudul “A Comparative Study On Financial Performance Of Public Sector Banks In India : An Analysis on CAMEL Model” dengan tujuan penelitian untuk menganalisis Posisi Keuangan dan Kinerja PT Bank of Baroda dan Punjab National Bank di India berdasarkan karakteristik keuangan. Dan menggunakan alat analisis penelitian uji t-test dan untuk mengevaluasi kinerja keuangan komparatif menggunakan metode CAMEL dengan hasil dari 14 rasio yang digunakan dalam model CAMEL, angka rata-rata Bank Of Baroda adalah yang terbaik untuk (6 rasio) diikuti oleh Punjab National Bank (5 rasio). Bank of Baroda adalah bank terbaik di bank sektor publik terpilih. Usman et al., (2012) Melakukan penelitian dengan judul Evaluating the Financial Performance of Islamic and Conventional Banks of Pakistan: A Comparative Analysisyang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan komparatif bank islam dan konvensional dan membuat rasio perbandingan dan rasio likuiditas studi bank syariah yang sesuai (Mezan BankLtd, Bank Islam dan Albaraka) dan bank konvensional (Faysal Bank, KASB dan Bank

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

10

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang analisis perbandingan kinerja keuangan pada

perusahaan perbankan ada yang telah dilakukan oleh para peneliti

sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa

penelitian tersebut antara lain oleh Krishna Karri, Meghani dan Meghani

Mishra, (2015) melakukan penelitian yang berjudul “A Comparative Study

On Financial Performance Of Public Sector Banks In India : An Analysis on

CAMEL Model” dengan tujuan penelitian untuk menganalisis Posisi

Keuangan dan Kinerja PT Bank of Baroda dan Punjab National Bank di India

berdasarkan karakteristik keuangan. Dan menggunakan alat analisis

penelitian uji t-test dan untuk mengevaluasi kinerja keuangan komparatif

menggunakan metode CAMEL dengan hasil dari 14 rasio yang digunakan

dalam model CAMEL, angka rata-rata Bank Of Baroda adalah yang terbaik

untuk (6 rasio) diikuti oleh Punjab National Bank (5 rasio). Bank of Baroda

adalah bank terbaik di bank sektor publik terpilih.

Usman et al., (2012) Melakukan penelitian dengan judul “Evaluating the

Financial Performance of Islamic and Conventional Banks of Pakistan: A

Comparative Analysis” yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan

komparatif bank islam dan konvensional dan membuat rasio perbandingan

dan rasio likuiditas studi bank syariah yang sesuai (Mezan BankLtd, Bank

Islam dan Albaraka) dan bank konvensional (Faysal Bank, KASB dan Bank

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

11

of Khyber). Alat analisis penelitian yang digunakan yaitu uji t sampel

berpasangan dan untuk mengukur profitabilitas dan likuiditas digunakaan

ROA, ROE, EPS serta LDR, dan LAR dengan hasil perhitungan menunjukan

bahwa profitabilitas bank syariah lebih berharga daripada bank konvensional.

Alfin, Siregar dan Hasanah, (2015) Melakukan penelitian dengan judul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan

ASEAN-5”, penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menganlisis faktor-

faktor yang mempengaruhi efisiensi biaya perbankan di kawasan ASEAN-

5yang mencangkup Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.

Pengukuran efisiensi bank yang digunkan yaitu metode Stochastic Frontier

Analysis (SFA) terhadap 23 Bank umum dalam kawasan ASEAN-5 periode

2005-2012 dengan hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang

signifikan antara efisiensi biaya dengan karakteristik bank yaitu Return On

Equity (ROE). Selain itu guncangan eksternal berupa krisis global yang

terjadi pada tahun 2008 ditemukan berpengaruh terhadap peningkatan biaya

bank. Berdasarkan metode time-varying decay, disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan efisiensi biaya selama kurun waktu periode penelitian. Penelitian

ini juga menunjukkan bahwa bank-bank umum di Indonesia secara

kesuluruhan belum beroperasi secara efisien.

Wahyuni dan Sukirno, (2016)Melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Asean (Studi Pada Bank Umum

Indonesia, Thailand Dan Filipina)” dengan tujuan untuk mengetahui

perbandingan kinerja keuangan industri perbankan Indonesia dengan negara

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

12

ASEAN lainnya (Thailand dan Filipina) menggunakan indikator RGEC. Alat

analisis untuk menguji hipotesis menggunakan uji parametrik one-way

ANOVA dengan hasil menunjukan bahwa seluruh indikator rasio keuangan

perbankan Indonesia adalah signifikan berbeda dengan kinerja keuangan

perbankan kedua negara ASEAN, kecuali rasio CAR. Rata-rata rasio

keuangan perbankan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan rata-rata tiga

negara ASEAN lainnya pada rasio NPL, ROA, NIM dan CAR sedangkan

rasio LDR menunjukkan lebih baik rata-rata negara ASEAN lainnya.

Wibowo, (2015)Melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Metode Camel di

ASEAN (Studi Komparatif : Indonesia, Malaysia, dan Thailand)” dengan

tujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan syariah

Bank Muamalat Indonesia Tbk. dengan Islamic Bank Of Malaysia, Islamic

Bank Of Thailand dengan menggunakan anlisis rasio Camel. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic One-Way ANOVA

dengan rasio-rasio pengukuran yang sesuai indikator yang dinilai yaitu CCA,

CAR, NPL, EEA, LDR, ROA, ROE, dan AGR. Hasil uji statistik penelitian

ini menunjukan bahwa ratio dari semua indikator keuangan perbankan Islam

di Indonesia berbeda secara signifikan dengan di Malaysia dan Thailand serta

tidak ada yang ditunjukkan secara signifikan. Implikasi dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kinerja keuangan dari perbankan Islam di Indonesia

masih memiliki peluang yang besar untuk dapat berkembang di masa depan

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

13

dan hal ini merupakan tantangan, bagi manajemen perbankan Islam di

Indonesia serta bank sentral (Bank Indonesia) sebagai regulator.

Wulandari (2015) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

ASEAN (Studi Pada Bank Umum Indonesia, Malaysia, Thailand, dan

Singapura Tahun 2010-2014)” dengan tujuan penelitian untuk mengetahui

nilai kinerja keuangan perbankan di Indonesia dan membandingkan pada

negara Malaysia, Thailand, dan Singapura. Model statistik yang digunakan

untuk menguji hipotesis menggunakan uji parametrik One-Way ANOVA dan

dengan hasil penelitiaan menunjukan bahwa seluruh indikator keuangan

perbankan Indonesia adalah signifikan berbeda dengan kinerja keuangan

perbankan ketiga negara ASEAN, kecuali rasio NPL dan CAR. Rata-rata

rasio keuangan perbankan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan rata-rata

tiga negara ASEAN lainnya pada rasio ROA dan NIM, sedangkan rasio NPL,

PDN, LDR, GCG dan CAR menunjukkan lebih baik rata-rata negara ASEAN

lainnya.

Fajarini, (2017) melakukan penelitian dengan judul “Efisiensi Perbankan

Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Banking Integration Framework”

dengan tujuan untuk menganalisis efisiensi teknis perbankan Indonesia dalam

menghadapi ASEAN Banking Integration Framework. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini diukur dengan data Envelopment Analysis

(DEA), membandingkan rasio keuangan (CAR, BOPO, LDR, NPL, NIM)

dengan rasio tiap negara, serta dilakukan uji t rata-rata tidak berpasangan.

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

14

Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan efisiensi perbankan negara

anggota ASEAN sudah baik dengan banyaknya bank yang memiliki efisiensi

teknis sempurna. Hasil uji-t rata-rata berpasangan menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara perbankan Indonesia dan ASEAN-

5. Hasil uji t rata-rata tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada beberapa rasio keuangan perbankan

Indonesia dengan negara ASEAN 5. Pada penelitian ini disimpulka bahwa

Indonesia siap dalam menghadapi ASEAN Banking Integration Framework.

Adapun keterkaitan atau hubungan penelitian yang akan dilakukan ini

dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini merupakan pengembangan

dari penelitian terdahulu berupa pada penelitian ini menggunakan 5 objek

negara perbankan yang akan diteliti sedangkan pada penelitian terdahulu

hanya menggunakan 3 atau 4 negara sebagai objek perbandingannya.

Manfaat dan kontribusi yang diberikan penelitian ini dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan evaluasi kepada

negara-negara dalam objek penelitian untuk dapat memperbaiki atau

mengevaluasi kekurangan dalam kinerja keuangan perbankan negaranya

untuk mengahadapi ASEAN Banking Integration Framework.

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

15

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Bank

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun

1998 tentang Perbankan yang merupakan revisi dari UU No.14 Tahun

1992 menyebutkan yang dimaksud bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Dictionary Of Banking and Financial Service by Jerry

Rosenberg dalam Taswan (2010) bahwa yang dimaksud bank adalah

lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas

dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu,

mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan

dananya dalam surat berharga.

Bank merupakan lembaga keuangan yang dalam aktivitasnya selalu

berkaitan dengan bidang keuangan. Dalam aktivitasnya bank merupakan

lembaga intermidiary antara pemilik sumber dana atau pihak surplus dana

kepada pihak yang memerlukan dana(Abdullah, 2003). Saat ini bank

sudah merupakan kebutuhan utama bagi setiap orang dalam melakukan

berbagai aktivitas khususnya dalam melakukan transaksi.

MenurutKasmir(2000)kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan

dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan

memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah kegiatan pendukung

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

16

perbankan. Menghimpun dana (funding) maksudnya mengumpulkan atau

mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam

bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Sedangkan penyaluran dana

adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro,

tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit)

bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi

bank yang berdasarkan prinsip syariah.

Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa

jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis

perbankan berdasarkan UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun

1998 terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian Bank

Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut

Taswan (2010) :

a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank

umum melaksanakan seluruh fungsi perbankan yaitu menghimpun

dana, menempatkan dana dan memperlancar lalu lintas pembayaran

giral. Dalam praktiknya, kegiatan usahanya juga ada yang murni

berbasis bunga, murni berbasis syariah dan kombinasi antara

konvensional (sistem bunga) dengan syariah.

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

17

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Bank ini seperti bank umum, namun wilayah operasinya

sangat terbatas di wilayah tertentu misalnya kabupaten saja. BPR tidak

dibolehkan mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral.

Dengan demikian penghimpunan dana hanya boleh dilakukan dalam

bentuk tabungan dan deposito. Pelaksanaan kegiatan BPR ada yang

berbasis bunga dan atau berbasis syariah.

2. Kinerja Keuangan Perbankan

Analisis kinerja keuangan bank atau analisis keuangan bank

merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank

menyangkut me-review data laporan keuangan, menghitung, mengukur,

menginterpretasikan dan memberi solusi terhadap bank pada periode

tertentu (Abdullah, 2003).

Beberapa tujuan yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank

menurut Abdullah (2003) yaitu sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama

kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai

dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua

aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

18

Sebagaimana selayaknya suatu perusahaan yang setiap saat atau secara

berkala perlu melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan, demikian

pula halnya dengan bank selain untuk kepentingan manajeman, pemilik

ataupun pemerintah (melalui Bank Indonesia) sebagai upaya untuk

mengetahui kondisi usaha saat ini dan sekaligus untuk memudahkan dalam

menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang akan datang. Analisis

kinerja keuangan ini dilakukan meliputi seluruh aspek, baik operasional

maupun nonoperasional bank tersebut. Banyak metode yang dapat

digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu bank yang digunakan

oleh bank-bank di dunia, selain yang umum berlaku di Indonesia sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia yang dikenal dengan “penilaian tingkat

kesehatan bank” (Rivai, veitzal et.all, 2013)

Menurut Abdullah (2003) kinerja keuangan bank merupakan bagian

dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara

keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam

operasionalnya, baik mengenai aspek keuangan, pemasaran, penghimpun

dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia.

Berdasarkan hal tersebut, kinerja keuangan bank yaitu gambaran kondisi

keuangan bank pada suatu periode tertentu mengenai aspek penghimpunan

dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank.

Tingkat keberhasilan sebuah kinerja keuangan perbankan dapat

diketahui melalui pengukuran dan penilaian kinerja bank. Pengukuran

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

19

kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perbankan,

kerena pengukuran tersebut dapat mempengaruhi perilaku pengambilan

keputusan di dalam perbankan.Kinerja keuangan perbankan secara

eksplisit direpresentasikan oleh rasio-rasio keuangan, meskipun tidak

menafikan bahwa pada akhirnya bank akan dinilai kesehatannya. Namun

informasi untuk konsumsi publik adalah dalam bentuk rasio keuangan.

Dengan menggunakan rasio kinerja ini sesungguhnya telah mampu

menggambarkan kinerja bank dari aspek permodalan, aktiva produktif,

rentabilitas, dan likuiditas (Tawan, 2010).

Karena banyaknya alat yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja,

maka perlu diingat bahwa untuk mengukur kinerja suatu bisnis dapat

digunakan teknik yang berbeda dengan cara tertentu. Seseorang dapat saja

menggunakan semua ukuran dan rasio yang ada. Namun hanya dengan

beberapa dari rasio dan ukuran pun- jika dikombinasikan secara teapat

sudah bisa memberikan informasi dan gambaran yang benar-benar

dibutuhkan oleh analis untuk menentukan keputusan.

Menurut Kuncoro (2002) agar rasio mampu memberikan gambaran

yang berguna, maka baik arti maupun batasan dari rasio yang dipilih harus

dipahami terlebih dahulu. Sebelum memulai analis terlebih dahulu

menentukan elemen berikut ini :

a. Sudut pandang yang digunakan

b. Tujuan Analisis

c. Standar pembanding

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

20

Berdasarkan beberapa teori yang dipaparkan maka dalam perhitungan

yang dilakukan untuk menganalisis kinerja keuangan bank dapat dilakukan

dengan menggunakan berbagai teknik analisis, diantaranya yang akan

digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik analisis

rasio.

3. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan pos-pos yang ada dalam suatu laporan keuangan atau pos-pos

antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi (Kasmir, 2012).

Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang sering dipakai,

karena merupakan teknik yang paling cepat untuk mengetahui kinerja

keuangan bank.

Penelitian ini menggunakan pengukuran rasio keuangan perbankan

yaitu rasio rentabilitas (earning ratios), rasio likuiditas (liquidity ratios),

dan rasio solvabilitas (capital ratios). Alasan dalam penggunaan ketiga

rasio keuangan tersebut adalah pertama mempermudah melihat

perkembangan kondisi keuangan suatu bank secara periodik atau “time

series”. Alasan kedua karena rasio keuangan tersebut merupakan

pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan

keuangan suatu bank yang sangat rinci dan rumit. Ketiga dengan

mengukur melalui rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas, maka

dapat dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan bank. Kinerja keuangan

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

21

bank merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek dengan segera, mendayagunakan aktiva secara optimal, memenuhi

kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, serta menghasilkan laba.

Selain itu jika digunakan alat ukur dengan penilaian tingkat kesehatan

bank yang dikenal dengan metode CAMEL maka penulisan penelitian ini

memiliki keterbatasan dalam pemenuhan penilaian kualitas pada aspek

manajeman. Dalam aspek manajeman penilaian dilakukan dengan

penilaian kulitatif tehadap manajeman mencakup beberapa komponen,

yaitu manajeman risiko dan manajemen umum dengan meliputi 100

pertanyaan (Rivai, Veithzal et.al, 2013). Penelitian ini melakukan

perbandingan analisis kinerja keuangan dengan lima objek negara maka

apabila digunakan penilaian kualitas manajemen maka penulis memiliki

keterbatasan waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk berada di

empat negara lainnya dengan itu digunakanlah alat ukur kinerja keuangan

dengan menggunakan analisis rasio. Berikut analisis rasio keuangan yang

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan :

a. Rasio Permodalan (Capital Ratios)

Menurut Teguh Pudjo Muljono (Abdullah, 2003) modal dapat

didefinisikan sebagai jumlah dana yang ditanamkan dalam suatu

perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan sutau badan

usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena

kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-keuntungan yang

diperoleh. Modal ini terkait juga dengan aktivitas perbankan dalam

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

22

menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang

diterima nasabah. Dengan terjaganya modal berarti bank bisa

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang amat penting artinya

bagi sebuah bank karena dengan demikian, bank dapat menghimpun

dana untuk keperluan operasional selanjutnya.

Fungsi modal bagi bank menurutTaswan, (2010) sebagai berikut::

1) Melindungi deposan dengan menutupi semua kerugian usaha

perbankan sebagai akibat salah satu resiko usaha.

2) Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat mengenai

kemampuan bank memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.

3) Membiayai kebutuhan aktiva tetap.

4) Mengusahakan kekurangan modal tersebut dari luar.

Fungsi modal bagi bank menurut Abdullah, (2003) adalah sebagai

berikut :

1) Melindungi kreditur,kreditur mengharapkan adanya kepastian

kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan kreditur jika

dibutuhkan sewaktu-waktu. Dengan demikian modal bank

merupakan penyanggah pengembalian dana kreditur manakala

bank kesulitan menarik kembali investasi jangka pendek ataupun

bank kesulitan likuiditas.

2) Menjamin Kelangsungan Operasional, menurut George H.

Hampell (1986) bahwa menyanggah kelangsungan operasi bank

merupakan fungsi terpenting modal sendiri. Dengan modal sendiri

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

23

bank memulai kegiatan operasi mereka termasuk membangun atau

membeli kantor dan peralatan.

3) Memenuhi Standar Modal Minimal, standar kecukupan modal

yang paling sering digunakan adalah standar CAR (Capital

Adequacy Ratio) yang harus dipenuhi oleh bank. Berdasarkan rasio

CAR apabila bank menambah penyaluran kredit kepada

masyarakat, maka dengan sendirinya bank harus menambah modal

yang dimiliki. Apabila bank tidak menambah jumlah kredit maka

akan memperkecil CAR yang dicapai bank.

Rasio Kecukupan Modal

Menurut Abdullah, (2003) Rasio kecukupan modal merupakan

rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan

sejumlah aktiva yang dimiliki. Rasio yang paling sering digunakan

dalam mengukur standar kecukupan modal yaitu rasio CAR (Capital

Adequacy Ratio).

Rasio CAR dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor

13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜× 100%

Sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank For International

Settlements (BIS), besarnya CAR setiap bank minimal 8%. Standar

BIS tersebut juga menjadi panutan beberapa bank sentral dunia

termasuk juga bank sentral Indonesia melalui Peraturan Bank

Indonesia Nomor: 3/21/PBI/2001, bank wajib menyediakan modal

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

24

minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko yang

dinyatakan dalam Capital Adequacy Ratio (CAR).

Apabila Capital Adequacy Ratio yang dimiliki semakin rendah

berarti semakin kecil modal bank yang dimiliki untuk menanggung

aktiva beresiko, sehingga semakin besar kemungkinan bank akan

mengalami kondisi bermasalah karena modal yang dimiliki bank tidak

cukup menanggung penurunan nilai aktiva beresiko, dan juga

sebaliknya jika CAR yang tinggi berarti modal yang dimiliki untuk

menanggung aktiva resiko juga lebih tinggi sehingga semakin rendah

mengalami kondisi bermasalah karena modal yang dimiliki bank

semakin besar.

Menurut Abdullah, (2003) modal yang terlalu besar akan dapat

mempengaruhi jumlah perolehan laba bank. Sedangkan modal yang

terlalu kecil akan membatasi kemampuan bank dalam melakukan

ekspansi bank juga akan mempengaruhi penilaian deposan, debitur,

dan juga pemegang saham bank. Dengan kata lain besar-kecilnya

permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

25

b. Rasio Rentabilitas (Earning Ratios)

Menurut Kasmir (2004) Rentabilitas rasio sering disebut

profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan.

Menurut Abdullah (2003) tujuan penggunaan aspek rentabilitas

adalah untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit

melalui operasi bank.

Perhitungan dari aspek rentabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan dua analisis rasio yaitu rasio Return On

Asset (ROA) dan rasio Net Interest Margin (NIM).

Rasio Return On Assets(ROA) mengindikasikan kemampuan bank

dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar

rasio ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

dari semakin baiknya posisi bank dari segi penggunaan aset (Rivai,

Veithzal et.al 2012).

Menurut Dendawijaya (2003), alasan penggunaan ROA ini

dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas

perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang

diukur dengan aset yang mana sebagian besar dananya berasal dari

masyarakat dan nantinya oleh bank juga harus disalurkan kembali

kepada masyarakat. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, kondisi

ideal Return On Assets (ROA) yang harus dicapai setiap bank minimal

sebesar 1,5%.

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

26

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor

13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑒𝑡× 100%

Rasio Net Interest Margin (NIM) yaitu perbandingan antara

pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Rasio ini

mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan pendapatan bungan

bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini

semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga.

Namun harus dipastikan bahwa ini bukan karena biaya intermediasi

yang tinggi, asumsinya pendapatan bunga harus ditanamkan kembali

untuk memperkuat modal bank (Taswan, 2010). Rasio ini dirumuskan

sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011):

𝑁𝐼𝑀 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓× 100%

c. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Menurut Darmawi (2013), Likuiditas adalah suatu istilah yang

dipakai untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan aset lain yang

dengan mudah dijadikan uang tunai. Bank dianggap likuid apabila

bank tersebut mempunyai cukup uang tunai atau aset likuid lainnya,

disertai kemampuan untuk meningkatkan jumlah dana dengan cepat

dari sumber lainnya, untuk memungkinkannya memenuhi kewajiban

pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Selain

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

27

itu, harus ada likuiditas penyangga yang memadai untuk memenuhi

hampir setiap kebutuhan uang tunai yang mendadak. Jadi yang

dimaksud likuiditas adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan

persediaan uang tunai dan alat-alat likuid lainnya yang dikuasai bank.

Menurut Taswan (2010), likuiditas dapat diartikan sebagai

kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajiban yang harus segera

dibayar. Pada lembaga perbankan, bank sebagai lembaga kepercayaan

harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan

sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang wajar. Pada sisi

passiva bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah

setiap ada penarikan dana simpanan nasabah, pada sisi aktiva bank

harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Bila

kedua aspek atau salah satu tidak terpenuhi maka bank akan

kehilangan kepercayaan nasabah. Maka dari itu likuiditas bank adalah

kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan penarikan simpanan

dan kewajiban lainnya dan/atau memenuhi kebutuhan masyarakat

berupa kredit dan penempatan dana lainnya.

Menurut Taswan (2010) Bank akan dikatakan sebagai bank yang

likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut :

1) Memegang sejumlah alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang

kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank

lainnya sama dengan jumlah kebutuhan likuiditas yang

diperkirakan.

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

28

2) Bank memiliki surat-surat berharga berkualitas tinggi yang dapat

segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami

kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah waktu jatuh

tempo.

3) Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui

penciptaan utang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call

money, penjualan surat-surat berharga dengan repurchase

agreement.

Menurut Singkey (Taswan, 2010) likuiditas bank dapat berfungsi

sebagai berikut, yaiu :

1) Untuk menunjukkan dirinya atau bank sebagai tempat yang aman

untuk menyimpan uang

2) Memungkinkan bank untuk memenuhi komitmen kreditnya.

3) Untuk menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan

4) Untuk mennghindari diri dari penyalahgunaan kemudahan atau

kesan negatif dari otoritas pengawas atau penguasa moneter karena

meminjam dana likuiditas dari bank sentral.

5) Memperkecil penilaian resiko ketidakmampuan membayar

kewajiabn penarikan dananya.

Menurut Revai, Veithzal et.al (2012) Risiko likuiditas adalah

kemungkinan kerugian yang disebabkan karena keharusan menjual

aset atau mengumpulkan dana dalam waktu singkat untuk menghadapi

situasi keuangan tertentu. Likuiditas menjadi salah satu faktor penting

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

29

dalam pengelolaan dana bank. Karena adanya proporsi yang besar dari

simpanan nasabah bank berupa giro, tabungan, dan deposito berjangka,

dunia perbankan memberikan prioritas utama dalam mempertahankan

tingkat kecukupan likuiditas.

Rasio Pengukuran Likuiditas Bank

Terdapat banyak perhitungan pengukuran likuiditas bank yang

dapat digunakan salah satunya Giro Wajib Minimum (GWM), Current

Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan lainnya. Dalam

penelitian ini digunakan pengukuran likuiditas bank menggunakan

rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).

Menurut Kasmir (2004) LDR adalah rasio untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana dari masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut

Rivai, Veithzal et.al (2012) Loanto Deposit Ratiomenyatakan

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya atau dengan kata lain, seberapa jauh

pemberian kredit kepada nasabah dapat megimbangi kewajiban bank

untuk segera memenuhi permintaan deposan yang hendak menarik

kembali dananya yang telah disalurkan berupa kredit.

Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) digunakan untuk menilai

likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang

diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga (DPK). Menurut Rivai,

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

30

veithzal et.al (2012) semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semakin

rendahnya kemampuan likuiditas yang dimiliki bank sehingga dapat

meningkatkan potensi terjadinya kondisi bermasalah bank, karena bank

tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi penarikan dana pihak

ketiga dan terlalu banyak menyalurkan kredit yang bisa meningkatkan

risiko gagal bayar dan berdampak sistemik. Berdasarkan ketentuan

Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada disekitar 85%-110%.

Rasio LDR dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran BI Nomor

13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :

𝐿𝐷𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝐷𝑎𝑛𝑎𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎× 100%

C. Kerangka Pemikiran

Objek dari penelitian ini merupakan industri perbankan pada negara-

negara ASEAN-5, yang merupakan negara-negara pendiri ASEAN yang

terdiri dari Negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Setiap industri perbankan atau setiap bank tentunya memiliki laporan

keuangan masing-masing. Dari laporan keuangan tersebut maka dapat

dilakukan analisis laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan

(NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR). Dalam penelitian yang akan dilakukan

sekarang jika dibandingakan dengan penelitian terdahulu ada beberapa

kesamaan yang digunkaan dalam penentuan menggunakan rasio keuangannya

seperti pada penelitian oleh Hari Khrishna Karri, Meghani dan Meghani

Mishra (2015) ; Anggun Wahyuni dan Sukirno (2016) ;Susanto Wibowo

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

31

(2015) ;Dwi Ayu Wulandari ( 2015) dan juga penelitian oleh Hikmah Dwi

Astuti. Dalam penelitian terdahulu tersebut juga menggunakan variabel rasio

keuangan dalam penelitian ini yaitu variabel CAR, ROA, NIM, dan LDR.

Setelah dilakukan analisis rasio keuangan maka akan diketahui kinerja

keuangan bank tersebut, dengan demikian dapat dirumuskan kerangka

pemikiran penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber : penelitian terdahulu

Perbankan di negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan

Filipina akan dilihat Annual Report bank di negara sampel kemudian dilihat

kinerja keuangan dan akan di analisa dengan alat ukur analisis rasio keuangan

berdasarkan rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas bank

darirasio-rasio keuangan tersebut kemudian didapat perbandingan kinerja

keuangan perbankan dari setiap negara.

Kinerja

Keuangan

Perbankan

CAR

ROA

NIM

LDR

Rasio Permodalan

Rasio Likuiditas

Laporan

Keuangan

Perbankan

Indonesia,

Singapura,

Malaysia,

Thailand, &

Filipina.

Rasio Rentabilitas

Page 23: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/41751/3/BAB II.pdf · 2018-12-10 · Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Pendekatan RGEC di Negara

32

D. Hipotesis

Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka pemikiran

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja keuangan

perbankan pada negara ASEAN-5.

H1 :Terdapat perbedaan dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan

pada negara ASEAN-5.