BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan...

20
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Muhammad dan Isroah (2017) melakukan penelitian Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham diperoleh hasil bahwa dengan analisis regresi sederhana pada taraf signifikansi 5% menunjukkan : (1) Terdapat Pengaruh Positif Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham, dengan THitung 4,907 > Ttabel 2,014. (2) Terdapat Pengaruh Positif Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham dengan Thitung 4,794 > Ttabel 2,014. (3) Terdapat Pengaruh Positif Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin (NPM), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham. Ditunjukkan dengan harga uji F dengan nilai Fhitung sebesar 20,417 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,220. Pangemanan et al. (2017) melakukan penelitian Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan hasil kesimpulan menggunsksn analisis Regresi Linier Berganda, baik secara parsial maupun simultan menunjukkan bahwa indikator variabel Return On Asset dan indikator Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Minyak dan Gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Transcript of BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan...

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Muhammad dan Isroah (2017) melakukan penelitian Ukuran Perusahaan,

Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham

diperoleh hasil bahwa dengan analisis regresi sederhana pada taraf signifikansi 5%

menunjukkan : (1) Terdapat Pengaruh Positif Ukuran Perusahaan terhadap Harga

Saham, dengan THitung 4,907 > Ttabel 2,014. (2) Terdapat Pengaruh Positif Net

Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham dengan Thitung 4,794 > Ttabel 2,014.

(3) Terdapat Pengaruh Positif Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham

dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin (NPM),

dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham. Ditunjukkan dengan harga

uji F dengan nilai Fhitung sebesar 20,417 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,220.

Pangemanan et al. (2017) melakukan penelitian Analisis Pengaruh

Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub

Sektor Pertambangan Minyak dan Gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dengan hasil kesimpulan menggunsksn analisis Regresi Linier Berganda, baik

secara parsial maupun simultan menunjukkan bahwa indikator variabel Return On

Asset dan indikator Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan

Minyak dan Gas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

8

Firmana et al. (2018) melakukan penelitian dengan struktur modal dan

profitabilitas terhadap harga saham dengan teknik analisis yang digunakan adalah

regresi linier berganda dapat disimpulkan hasil penelitian bahwa struktur modal

yang diwakili oleh DER, DAR dan profitabilitas yang diwakili oleh ROE, EPS

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. DER secara parsial

berpengaruh negatif terhadap harga saham. DAR dan EPS secara parsial

berpengaruh positif terhadap harga saham. ROE secara parsial tidak berpengaruh

terhadap harga saham. EPS merupakan variabel yang berpengaruh dominan

terhadap harga saham.

Pratiwi dan Topowijono (2018) dalam penelitian pengaruh struktur modal

dan profitabilitas terhadap harga saham diperoleh hasil bahwa variabel Debt to

Equity Ratio (DER) yang mewakili Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan

Earning per Share (EPS) yang mewakili Profitabilitas secara simultan berpengaruh

terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity

Ratio (DER), dan variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan

terhadap harga saham, sedangkan variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Putranto dan Darmawan (2018) melakukan penelitian dengan variabel

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan nilai pasar terhadap harga saham

diperoleh hasil bahwa penelitian mendapatkan uji koefisien determinasi (R2) dari

variabel ukuran perusahaan, rasio profitability, rasio leverage, dan nilai pasar

mampu menjabarkan harga penutupan saham sejumlah 75%. Pengujian dari regresi

linier berganda Fhitung sebesar 37,009 dengan probabilitas 0,000. Angka

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

9

probabilitas lebih kecil daripada angka signifikansi yaitu 5%. Variabel ukuran

perusahaan, rasio profitability, rasio leverage, dan nilai pasar secara bersama-sama

memiliki dampak terhadap harga saham. Uji t menjelaskan bahwa nilai pasar tidak

memiliki dampak terhadap harga saham. Ukuran perusahaan memiliki dampak

terhadap harga saham dengan cara positif. Rasio profitability memiliki dampak

terhadap harga saham dengan cara positif. Rasio leverage memiliki dampak dengan

cara negatif terhadap harga saham.

Purwaningsih (2018) melakukan penelitian dengan Debt to Equity Ratio

(DER), Earning Per Share (EPS) dan Inflasi terhadap harga saham pada perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di BEI diperoleh hasil bahwa bahwa secara

parsial variabel EPS berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Sedangkan, variabel DER dan inflasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap

harga saham. Secara simultan DER, EPS dan inflasi berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.

Rachmawati (2018) melakukan penelitian dengan inflasi dan suku bunga

terhadap harga saham diperoleh hasil analisis statistik secara parsial bahwa Inflasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap haga saham dan variabel suku bunga

berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan analisis statistik

secara simultan variabel inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif signifikan

terhadap haga saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di LQ45 Bursa

Efek Indonesia tahun 2015-2017.

Anati et al. (2019) melakukan penelitian dengan variabel Nilai Tukar,

Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Indeks Saham Internasional Terhadap Indeks Harga

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

10

Saham Gabungan memperoleh kesimpulan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif

signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Inflasi berpengaruh tidak

signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga SBI berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Saham Gabungan, Indeks Nikkei 225

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan, Indeks Dow Jones memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Signalling Theory

Signalling theory (Teori Pesinyalan) menekankan kepada

pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan

investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi

investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini

maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu

perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap,

relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar

modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi (Wijaya

dan Rahardja, 2012).

Berdasarkan teori pesinyalan ini menjelaskan dalam sebuah

perusahaan dapat memberikan informasi yang baik untuk investor melalaui

signal yang baik dengan laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan

dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

11

yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh

pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor

memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan

sehingga dapat melakukan investasi dengan preferensi risiko yang

diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka

perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara

terbuka dan transparan.

2. Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling

diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyetaan modal seorang atau

sepihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim

atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir

dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Menurut Husnan (2008:29)

pengertian saham adalah sebagai berikut Saham adalah secarik kertas yang

menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk

memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan

pemodal tersebut menjalankan haknya.

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

12

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan

saham merupakan surat bukti tanda kepemilikan suatu perusahaan yang

didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan, dan di ikuti dengan

hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegang sahamnya.

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal

luas di masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada

beberapa jenis saham yaitu:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham

terbagi atas 2 jenis :

1) Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang

menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen,

dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut

di likuidasi.

2) Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga

bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh investor.

b. Dilihat dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikategorikan

menjadi :

1) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu

perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri

sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam

membayar dividen.

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

13

2) Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu

emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi

dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3) Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham

dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi.

Sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham dari

emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki

growth stock.

4) Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan

yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi

di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Saham sklikal (counter cycilical stock), yaitu saham yang tidak

terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara

umum.

3. Harga Saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama

periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan

pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor. Salah satu konsep

dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai

manajemen keuangan adalah memaksimalisasi nilai perusahaan. Bagi

perusahaan yang telah go-public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara

memaksimalisasi nilai pasar harga saham yang bersangkutan. Dengan

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

14

demikian pengambilan keputusan selalu didasarkan pada pertimbangan

terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan dalam

proses investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau

sekelompok sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu

saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan

keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut company analysis. Data

yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan

mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan

mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis

(Husnan, 2008: 303). Company analysis para pemodal (investor) akan

mempelajari laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan

menggunakan analisis rasio keuangan, mengidentifikasi kecenderungan

atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisisensi operasional

dan memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan

tersebut.

Para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham

dimasa datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental

yang mempengaruhi harga saham dimasa datang, dan menempatkan

hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

15

tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham

dengan harga pasarnya ada dengan dua pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan Dividen

Dividen merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada

pemegang saham. Pembayaran dividen yang tinggi mencerminkan

prospek tingkat keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan

penurunan tingkat pembayaran dividen dapat menjadi informasi yang

kurang menguntungkan bagi perusahaan sebab dividen juga dianggap

sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan

juga mengindikasikan tingkat pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa

yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun

besarnya dividen yang dibagikan.

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu

yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham

dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu,

rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah

tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data

atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran

suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual

maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis (Husnan,

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

16

2008: 338). Model analisis teknikal lebih menekankan pada pasar modal

dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini berupaya

untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati

perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut

analisis ini, menyatakan bahwa :

a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga saham diwaktu

lalu.

c. Karena perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, maka

pola tersebut akan berulang.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu

dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh

karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting

bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham dibeli atau harus dijual

Menurut Arifin (2004:116) faktor-faktor yang mempengaruhi harga

saham adalah sebagai berikut :

a. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung

dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten, maka

semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga

sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi yang

baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio.

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

17

b. Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran berada diurutan kedua

setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi

fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi

baik jual maupun beli. Transaksi- transaksi inilah yang akan

mempengaruhi fluktuasi harga saham.

c. Tingkat suku bunga

Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian

hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang

tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor.

Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil

resikonya jika dibandingkan dengan investasi dalam bentuk saham,

karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan

dibank. Penjualan saham secara serentak akan berdampak pada

penurunan harga saham secara signifikan.

d. Kurs Valuta asing

Mata uang amerika (Dolar) merupakan mata uang terkuat

diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka investor asing

akan menjual sahamnya dan ditempatkan di bank dalam bentuk dolar,

sehingga menyebabkan harga saham akan turun.

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

18

e. Dana asing dibursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang

penting, karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini

menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang

berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan

merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika

investasi asing berkurang, ada pertimbangan bahwa mereka sedang ragu

atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya.

Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada

kenaikan atau penurunan harga saham.

f. Indeks harga saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu

tertentu, tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian

negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi

sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunnya

harga saham di pasar bursa.

g. News dan rumors

Yang dimaksud news dan rumors adalah semua berita yang

beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah

ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle

kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi

seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

19

dapat dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham

di bursa.

Menurut Sartono (2010:9) harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning

per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning

ratio, tingkat bunga bebas risiko yang diukur dari tingkat bunga deposito

pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh

kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan

berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang

didapat oleh investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga

saham.

4. Pasar Modal

Pasar Modal (capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang

mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di satu pihak

dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang

di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat bertemunya penawaran

dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan

dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan

dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yangmenerbitkan

efek untuk ditawarkan kepada masyarakat (Riyanto, 2010:219).

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

20

5. Profitabilitas

Hanafi dan Halim (2003) menyatakan bahwa profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) pada

tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Profitabilitas ini

dianggap sebagai salah satu cara untuk menilai efektifitas operasional

perusahaan melalui laba yang diperoleh perusahaan. Selain itu rasio

profitabilitas ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk

menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

Profitabilitas dapat diukur menggunakan Return on Equity (ROE).

ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan ekuitas yang dimilikinya.

Menurut Darsono dan Ashari (2005) investor akan tertarik dengan ROE

yang tinggi karena ROE dapat menggambarkan return yang akan diberikan

oleh perusahaan untuk setiap modal yang ditanamkan oleh investor.

6. Struktur Modal

Menurut Riyanto (2010:22) struktur modal adalah pembelanjaan

permanen di mana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang

dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah

utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham

preferen dan saham biasa.

Berikut ini dikemukakan beberapa teori struktur modal dengan

harga saham :

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

21

a. Teori Pendekatan Modigliani- Miller (MM)

Menurut Sartono (2010:230) selama ini teori struktur modal

didasarkan atas perilaku investor dan bukannya studi formal secara

matematis. Franco Modigliani dan Merton Miller (MM)

memperkenalkan model teori struktur modal secara matematis, scientific

dan atas dasar penelitian yang terus menerus. Perlu diperhatikan bahwa

MM memperkenalkan teori struktur modal dengan beberapa asumsi

sebagai berikut :

1) Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba

sebelum bunga dan pajak dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis

sama dikatakan berada dalam kelas yang sama.

2) Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama

terhadap EBIT perusahaan di masa datang; dengan demikian semua

investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectations

tentang laba perusahaa dan tingkat risiko perusahaan.

3) Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang

sempurna atau perfect capital market. Adapun kriteria pasar modal

yang efisien adalah :

a) Informasi selalu tersedia bagi semua investor (symmetric

information) dan dapat diperoleh tanpa biaya.

b) Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional

c) Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna

d) Tidak ada pajak pendapatan perseorangan.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

22

b. Teori Pecking Order

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun

1961, sedangkan penamaan teori pecking order dilakukan oleh Myers

pada tahun 1984. Teori ini disebut teori pecking order karena teori ini

menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber

dana yang paling disukai (Pratiwi dan Topowijono, 2018).

7. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total

aktiva perusahaan pada akhir tahun. Menurut Sartono (2010:249)

perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil.

Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki

fleksibelitas yang lebih besar pula. Total penjualan bersih untuk tahun yang

bersangkutan sampai beberapa tahun juga dapat digunakan untuk mengukur

besarnya perusahaan. Dalam hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya

variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum

pajak (Brigham dan Houston, 2003).

8. Inflasi

Inflasi adalah sebuah gejala dimana tingkat harga umum mengalami

kenaikan secara terus menerus (Nanga, 2001:241). Ada tiga komponen yang

harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, komponen tersebut

yaitu: a) Adanya kecenderungan harga‐harga untuk meningkat, yang berarti

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

23

bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik

dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan tendensi yang

meningkat. b) Bahwa kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara

terus menerus (sustained), yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja,

akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya. c) Bahwa tingkat harga yang

dimaksud disini adalah tingkat harga secara umum, yang berarti tingkat

harga yang mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa

komoditi saja, akan tetapi untuk harga barang secara umum.

Menurut Sukirno (2011:339) adanya gejala inflasi yang tinggi

tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang

terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak

menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan

uangnya untuk tujuan spekulasi. Kenaikan harga-harga menimbulkan efek

yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan

barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar Internasional. Maka

ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang

semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor

relatif murah. Maka lebih banyak impor daripada ekspor sehingga

menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing.

Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

Menurut Latumaerissa (2011:23) inflasi dapat dikelompokkan

dalam beberapa golongan jika berdasarkan atas parah tidaknya inflasi secara

presentase, sebagai berikut:

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

24

a. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun);

b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun);

c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun);

d. Hiperinflasi (diatas 100%).

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori serta penelitian terdahulu yang telah dijelaskan

di atas maka menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen terhadap

variabel dependen yaitu profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan dan

inflasi terhadap harga saham yang dapat di gambarkan sebagai berikut :

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba, profitabilitas dapat diukur menggunakan indikator Return on Equity

(ROE). Hasil penelitian yang dilakukan Wibowo et al. (2017) bahwa ROE

berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perusahaan. ROE

merupakan perbandingan dari besaran laba setelah pajak yang diterima dari

setiap modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Sebelum

menanamkan modal pada suatu perusahaan, para investor dapat melihat

H3

H1

H4

H2

Harga Saham (Y)

Profitabilitas (X1)

Struktur Modal (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Inflasi (X4)

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

25

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang dimiliki

perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pengembalian laba atas modal

yang digunakan perusahaan akan semakin menarik minat para investor

untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Hal tersebut dapat

meningkatkan harga saham yang dimiliki perusahaan.

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham

2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham

Struktur modal adalah perbandingan antara jumlah hutang jangka

panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2010:22). Menurut Ircham (2014)

dalam penelitiannya struktur modal yang diwakili oleh Debt to equity ratio

mengungkapkan bagaimana penggunaan pendanaan perusahaan dari

struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka

panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. DER berpengaruh terhadap

harga saham menunjukkan bahwa investor memperhatikan berapa besar

modal yang dibiayai oleh mereka kepada perusahaan untuk menghasilkan

laba bersih untuk mereka. Semakin besar DER menandakan struktur

permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan dana yang disediakan oleh

kreditur untuk menghasilkan laba dan tentunya investor akan menghindari

DER yang besar.

H2 : Struktur Modal berpengaruh terhadap harga saham

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/50796/3/BAB II.pdf · dengan Thitung 2,776 > Ttabel yaitu 2,014. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat

26

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total

aktiva perusahaan pada akhir tahun. Menurut Sartono (2010:249)

perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah

memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil.

Hasil penelitian yang dilakukan Mardhiyah et al. (2018) bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Artinya semakin besar

ukuran perusahaan maka harga saham perusahaan juga akan semakin besar

pula.

H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham

4. Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham

Inflasi adalah sebuah gejala dimana tingkat harga umum mengalami

kenaikan secara terus menerus. Hasil penelitian yang dilakukan Aldina et

al. (2019) bahwa inflasi perusahaan berpengaruh terhadap harga saham.

Terjadinya inflasi akan membuat biaya-biaya yang dikeluarkan

perusahaan semakin besar, sedangkan daya beli masyarakat saat terjadi

inflasi akan cenderung menurun. Hal tersebut akan membuat penurunan

pada keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Penurunan pada

keuntungan perusahaan tersebut bisa mengakibatkan ketidak minatan

investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan sehingga

mengakibatkan harga saham juga akan menalami penurunan.

H4 : Inflasi berpengaruh terhadap harga saham