BAB II TELAAH LITERARTUR DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/0641031036/2. ISI/BAB 2.pdf ·...

33
8 BAB II TELAAH LITERARTUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA 2.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu ajang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk memobilisasi dana, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal luar negeri. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana (terutama dana jangka panjang) untuk perusahaan. Bagi investor, pasar modal merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan dananya (dalam asset financial). Menurut Agus Sartono, (1998:27) pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Menurut aliran baru, pasar modal adalah wahana untuk menghimpun dana guna pembiayaan pembangunan yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat. Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Transcript of BAB II TELAAH LITERARTUR DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/0641031036/2. ISI/BAB 2.pdf ·...

8

BAB II

TELAAH LITERARTUR

DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA

2.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu ajang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat

untuk memobilisasi dana, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang

berasal luar negeri. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber

dana (terutama dana jangka panjang) untuk perusahaan. Bagi investor, pasar

modal merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan

dananya (dalam asset financial).

Menurut Agus Sartono, (1998:27) pasar modal adalah suatu pasar (tempat,

berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi, dan

jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang

efek.

Menurut aliran baru, pasar modal adalah wahana untuk menghimpun dana

guna pembiayaan pembangunan yang merupakan wujud nyata peran serta

masyarakat.

Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah

kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

9

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Secara formal pasar modal

dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

sekuritas) jangka panjang yang diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang

ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun

perusahaan swasta. Namun secara lebih sederhana, pasar modal adalah

tempat untuk menerbitkan atau memperdagangkan surat-surat berharga

jangka panjang, khususnya saham dan obligasi.

Berdasarkan pengertian diatas, pasar modal dapat dibedakan menjadi :

1. Pasar Primer (primery market).

Pasar primer adalah pasar tempat penerbitan perdana surat-surat berharga.

2. Pasar Sekunder (secondary market).

pasar sekunder adalah pasar tempat surat-surat berharga yang sudah

beredar atau bukan emisi baru diperdagangkan.

3. Pasar Ketiga (third market).

Pasar ketiga adalah pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar

kedua ditutup. Pasar ketiga biasanya dijalankan oleh wali amanat atau

pialang yang mempertemukan pembeli dan penjual setelah pasar kedua

ditutup.

4. Pasar Keempat (fourth market).

Pasar keempat adalah pasar modal yang dilakukan antara institusi

berkapasitas besar, untuk menghindari komisi untuk para wali amanat

dengan melakukan transfer langsung blok saham antara lembaga investasi

tanpa melalui wali amanat. Pasar keempat biasanya menggunakan

10

jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok

besar.

Secara umum pasar modal adalah pasar abstrak yang memperjualbelikan dana

jangka panjang lebih dari satu tahun dalam bentuk surat berharga yaitu

obligasi dan saham.

Adapun manfaat pasar modal adalah :

1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha

dan memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

2. Sebagai wahana investasi bagi investor sekaligus rnemungkinkan

upaya diversifikasi.

3. Merupakan leading indicator bagi trend ekonomi Negara.

4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah dan menciptakan iklim berusaha yang sehat.

5. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan

mempunyai prospek.

6. Membina iklim keterbukaan dan profesionalisme serta memberikan

akses kontrol sosial.

7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan

resiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas,

dan diversivikasi investasi.

11

Jenis perdagangan di pasar modal dibagi ke dalam tiga segmen pasar, yaitu :

1. Reguler Trading, yang dipilih oleh investor untuk memperoleh harga yang

terbaik karena harga pada pasar regular dibentuk sesuai dengan

mekanisme pasar (continuous action market).

2. Non Reguler Trading, dipilih oleh investor yang ingin membeli dan

menjual efek dalam jumlah dan harga sesuai dengan keinginan mereka.

Jenis perdagangan ini tidak melakukan tawar menawar seperti regular

trading, tetapi perdagangan dilaksanakan pada papan dan harga yang

terpisah dan ditentukan sesuai dengan harga terakhir perdagangan reguler.

Yang termasuk dalam non regular trading antara lain:

a. Block Trading, perdagangan dalam jumlah besar antara anggota

bursa dalam jumlah minimum 200.000 saham.

b. Crossing/perdagangan tutup sendiri, dilaksakan oleh anggota

bursa yang memiliki order jual dan order beli pada harga dan

jumlah yang sama dengan cara melampirkan copy bukti pesanan

dari nasabahnya.

c. Foreign Board, perdagangan antara pemodal asing Untuk

saham-saham yang porsi asingnya mcncapai 49% dari saham

yang tercatat, dapat dilakukan oleh pemodal asing dengan

negosiasi langsung.

d. Add Lot, yaitu perdagangan untuk saham yang dibawah standar

lot (kurang dari 500 saham).

e. Cash Trading, adalah perdagangan dengan maksud negosiasi

langsung untuk persyaratan tunai dan penyerahan segera.

12

Jenis perdagangan ini hanya dilakukan oleh anggota bursa yang

gagal melaksanakan penyerahan efek pada hari ke-5 (t+1).

Penyerahan efek yang telah terjual seharusnya dilakukan

selambat-lambatnya 4 hari bursa setelah transaksi terjadi.

Pasar modal memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor diantaranya :

1. Pasar modal merupakan alternatif dari perhimpunan dana selain sistem

perbankan, pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan

sekuritas yang merupakan surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat

tanda kepemilikan (saham) sehingga perusahaan dapat menghindarkan

diri dari debt to equity ratio yang terlalu tinggi.

2. Pasar modal memungkinkan para investor memiliki beberapa pilihan

sesuai dengan prefensi resiko mereka, disamping itu investasi pada

tingkat sekuritas memiliki daya tarik yang lain yaitu pada likuiditasnya.

Investor dapat melakukan investasi pada suatu perusahaan dan

menggantinya beberapa waktu kemudian pada perusahaan yang lainnya.

Salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan dan diketahui oleh

masyarakat adalah saham, dan untuk menganalisa suatu saham investor perlu

memperhatikan laporan keuangan suatu perusahaan.

Adapun prinsip dasar dalam pasar modal adalah keterbukaan pengungkapan

informasi bagi semua pelaku pasar modal untuk selalu mengedepankan

kerangka dasar dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu dapat dipahami

(understandibility), relevan (relevance), dapat diandalkan (reability) dan

dapat diperbandingkan (camparrability).

13

2.2. Laporan Keuangan

2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam Standar Akuntansi

Keuangan menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari

proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang

dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan

geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Dengan demikian, laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan

hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Adapun jenis laporan keuangan adalah neraca, laporan rugi laba atau hasil

usaha, laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan.

Menurut Belkaoui (1999) laporan keuangan merupakan salah satu sumber

utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai

laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan

merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh

manajer atas sumber daya pemilik.

Menurut Rahardjo (2001) laporan keuangan adalah laporan pertanggung

jawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan

14

yang dipercayakan kepada pihak-pihak diluar perusahaan, yaitu pemilik

perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank

atau Lembaga Keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.

2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 1

(satu) dinyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk :

1. Menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur yang ada

dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk

investasi, pemberiaan kredit, dan keputusan lainnya.

2. Membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan

pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari

penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari deviden atau

bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan,

atau jatuh temponya surat-surat berharga atas pinjaman-pinjaman.

3. Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas

sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer

sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan

pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan

yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber

tersebut.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) menjelaskan bahwa tujuan umum laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,

kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

15

kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan

ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) menajemen

atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Sedangkan The International Accounting Standards Committee (IASC dalam

IAI, 2002) menjelaskan bahwa : The Objective of Financial Statements is to

provide information about the financial position, ferformance, an changes in

financial position of an enterprise that is useful to a wide range of users in

making economic decisions.

Dari tujuan yang telah dikemukakan, laporan keuangan merupakan salah satu

informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan, termasuk untuk menilai kinerja perusahaan, maka

informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas berikut :

a. Relevan.

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud

penggunaannya. Informasi yang relevan adalah informasi yang

berhubungan dengan tindakan yang direncanakan untuk dicapai.

b. Dapat Dimengerti.

Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam

bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para

pemakai. Dalam hal ini dari pihak pemakai yang diharapkan adanya

pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi

perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang

digunakan dalam laporan keuangan.

16

c. Daya Uji.

Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji

kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan

metode pengukur yang sama.

d. Netral.

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak

boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan

beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain

yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

e. Tepat Waktu.

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan

sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan dan untuk

menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

f. Daya Banding.

Informasi dalam laporan keuangan lebih berguna bila dapat dibandingkan

dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama

maupun dengan laporan keunagan perusahaan-perusahaan lainnya pada

periode yang sama.

g. Lengkap.

Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data keuangan yang

dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas. Dapat juga

diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam

pelaporan keuangan.

17

2.2.3. Analisa Laporan Keuangan dan Penilaian Investasi

2.2.3.1.Analisa Laporan Keuangan

Menurut Rahardjo (2001:85-86) tujuan dari analisa laporan keuangan adalah

untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan dengan cara

membandingkan, mengevaluasi, dan menganalisa kecenderungan. Pemakai

laporan keuangan bukan saja tertarik dengan informasi saat ini, namun

mereka juga ingin mengerti kecenderungan selama jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu analisa laporan keuangan yang ditujukan untuk suatu proses

tertentu saja manfaatnya akan terbatas atau kurang bernilai.

Hasil dari analisa laporan keuangan untuk suatu periode waktu tertentu akan

lebih bernilai bila dibandingkan dengan hasil dari periode sebelumnya atau

sesudahnya, atau apabila dibandingkan dengan hasil atas analisa laporan

keuangan perusahaan lain yang sejenis (dalam industri yang sama).

Menurut Rahardjo (2001:88) ada tiga teknik laporan keuangan yang sering

digunakan, yaitu:

a. Perubahan nilai rupiah dan persentase (indeks) pada laporan keuangan,

atau sering disebut sebagai analisis horizontal. Analisis ini akan sangat

membantu karena menyajikan perubahan antar tahun baik dalam bentuk

nilai rupiah maupun presentase.

b. Laporan ukuran umum (commonsize statements), atau sering dikenal

sebagai analisis vertikal. Suatu laporan ukuran umum adalah suatu

laporan yang menunjukan item-item yang berlainan ditampilkan dalam

bentuk persentase daripada dalam bentuk nilai rupiah.

18

c. Rasio keuangan atau dikenal sebagai analisis rasio. Perbandingan rasio

dapat dilakukan untuk dan antar pos baik dalam neraca maupun

perhitungan laba rugi.

2.2.3.2.Penilaian Investasi

Secara umum banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi.

Ahmad (1996:75) mengemukakan dua jenis analisis, yaitu analisis teknikal

yang memusatkan perhatian pada indeks saham, harga, atau statistik pasar

lainnya untuk menemukan pola yang mungkin dapat digunakan untuk

memprediksi nilai suatu investasi dan analisis fundamental yang mempelajari

hubungan harga saham dengan kondisi perusahaan.

Anoraga dan Pakarti (2001:103) menyatakan bahwa teknik analisis yang

paling banyak dipakai dalam melakukan penilaian investasi adalah analisis

fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, analisis rasio keuangan :

a. Analisis Fundamental.

Analisa ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan,

karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari

perusahaan yang bersangkutan. Data yang dipakai adalah data-data

historis kegiatan operasional perusahaan

b. Analisis Teknikal.

Teknik analisis ini menggunakan data berupa grafik atau program

komputer untuk mengetahui kecenderungan pasar, sekuritas, atau future

komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Teknik ini mengabaikan

hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

19

c. Analisis Ekonomi.

Analisis ini menggunakan berbagai indikator yang biasanya juga

digunakan oleh pengambil kebijakan di bidang perekonomian. Dalah satu

indikator yang banyak digunakan adalah tingkat Gross Domestic Product

(GDP). Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukan

tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat dan biasanya diikuti dengan

kegiatan pasa modal yang semakin bergairah. Analisis ekonomi cukup

penting karena sering kali sangat berpengaruh terhadap analisis efek

secara keseluruhan.

d. Analisis Rasio Keuangan.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari

satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Munawir (1995:37) mendefenisikan analisis rasio adalah suatu metode

analisa untuk mengetahui hubungan dari pokok-pokok tertentu dalam

neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua

laporan tersebut.

Rasio keuangan adalah pembanding antara pos-pos tertentu dan pos lain

yang memiliki hubungan yang berarti. Rasio keuangan ini hanya

menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.

Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan

antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan resiko lain sehingga

kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

20

Menurut Helfert (1997:86) bahwa daya tarik utama bagi pemegang saham

dalam suatu perseroaan adalah laba (profitabilitas). Oleh karena itu,

investor akan menganalisa prospek dari perusahaan tersebut melalui

kinerjanya yang tercermin melalui laba yang tercantum dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan.

2.3. Laba

2.3.1. Pengertian Laba

Menurut Harahap (2001) Laba (gains) ialah naiknya nilai equity dari

transaksi yang bersifat insidentil dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang

mempengaruhi entity selama 1 (satu) periode tertentu kecuali yang berasal

dari hasil atau investasi pemilik.

Definisi laba menurut The FASB (35) adalah : kenaikan modal pemilik

(aktiva neto) dari transaksi insidentil atau transaksi sampingan sebuah

perusahaan dan dana dari seluruh transaksi lain, kejadian lain, dan keadaan

lain yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode.

Sedangkan pengertian laba menurut Badriawan (1992) adalah kenaikan

modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang

terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain

yang mempengaruhi badan usaha selama 1 (satu) periode kecuali yang timbul

dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Berdasarkan pengertian laba yang telah di ungkapkan dapat disimpulkan

bahwa laba adalah selisih dari pendapatan terhadap beban atau pendapatan

21

yang diterima setelah break event point (BEP), yang disebabkan oleh

transaksi atau kejadian lainnya selama 1 (satu) periode.

2.3.2. Klasifikasi Laba

Dalam penyajian laporan laba/rugi, laba diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis antara lain :

1. Laba kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan

harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan

bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode

tertentu.

2. Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan

sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.

3. Laba bersih sebelum potongan pajak, merupakan pendapatan perusahaan

secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu apabila laba

operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya

4. Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah

atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi

pajak perseroan.

2.3.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi laba

Faktor – faktor yang mempengaruhi laba antara lain :

1. Biaya.

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk akan

mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

22

2. Harga jual.

Harga jual produk yang akan mempengaruhi besarnya volume penjualan

produk yang bersangkutan.

3. Volume penjulan dan produksi.

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi

produk tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar

atau kecilnya biaya produksi.

2.3.4. Konsep laba

Menurut Hendriksen (1994) makna laba dapat diinterprestasikan melalui tiga

konsep, yaitu :

1. Konsep Laba Sintaksis.

Interprestasi laba yang dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan yang

mengaturnya, yang perhitungannya dengan menggunakan prinsip realisasi,

matching, dan lain-lain.

Ada dua pendekatan pengukuran laba tingkat sintaksis ini, yaitu :

a. Pendekatan transaksi.

Menurut pendekatan ini pencatatan terhadap perubahan nilai asset dan

liabilities merupakan akibat dari transaksi, baik transaksi internal maupun

eksternal.

b. Pendekatan kegiatan.

Pendekatan ini berfokus pada deskripsi kegiatan perusahaan dari pada

pelaporan transaksi, artinya laba dianggap timbul bila peristiwa tertentu

terjadi bukan sekadar pada saat terjadinya suatu transaksi.

23

2. Konsep Laba Semantik.

Interprestasi laba yang dikaitkan dengan realita ekonomi. Interprestasi laba

pada tingkat ini sering kali merujuk pada dua konsep ekonomi, yaitu :

a. Konsep pemeliharaan modal.

Menurut konsep ini laba didefenisikan sebagai jumlah yang dapat

diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehingga tingkat

kesejahteraan atau kekayaan mereka pada akhir periode minimal sama

dengan awal periode.

b. Laba sebagai alat ukur efisiensi.

Informasi tentang efisiensi suatu perusahaan dapat diukur dari laba yang

diperoleh, dimana investor dan calon investor memerlukan informasi

tentang efisiensi perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan

ekonomi.

3. Konsep Laba Pragmatis.

Interprestasi laba dikaitkan dengan kegunaannya bagi para pemakai. Konsep

ini menyangkut pengambilan keputusan oleh investor, kreditur, manajemen,

dan lain-lain.

a. Laba sebagai alat prediktif bagi investor dan kreditur.

Investor dan kreditur ingin menafsir arus kas masuk perusahaan,

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan resiko investasi

atau pinjaman kepada perusahaan di masa mendatang.

b. Laba sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen.

Manajemen juga perlu memperhatikan perilaku para investor dan kreditur

terhadap laba yang dilaporkan.

24

2.3.5. Informasi Laba

Untuk menilai suatu saham hal yang paling mendasar yang harus dikuasai

adalah akses informasi (Widoatmojo, 1996). Semakin cepat dan semakin

banyak informasi yang diserap, maka pelaku pasar modal akan semakin

mempunyai kesempatan memperoleh keuntungan.

Teguh (2002) mendefenisikan informasi sebagai berikut :

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya serta menggambarkan kejadian (event)

dan kesatuan nyata (fact and entity) yang digunakan untuk pengambilan

keputusan.

Kejadian-kejadian (event) itu sendiri adalah kesatuan yang terjadi pada saat

tertentu yang dalam dunia bisnis disebut transaksi. Sedangkan kesatuan nyata

(fact and entity) merupakan obyek nyata seperti tempat, benda, dan orang

yang betul-betul ada dan terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan data

adalah kelompok simbol-simbol teratur yang mewakili kuantitas, tindakan,

beban, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter yang berupa alphabet

numeric atau simbol khusus (Anoraga dan Pakarti 2001:92).

Sedangkan pengertian laba adalah kenaikan modal pemilik (aktiva neto) dari

transaksi insidentil atau transaksi sampingan sebuah perusahaan dan dana dari

seluruh transaksi lain, kejadian lain, dan keadaan lain yang mempengaruhi

perusahaan selama suatu periode.

25

Jadi, informasi laba dapat diartikan sebagai data laba yang diolah sehingga

menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat untuk

pengambilan keputusan.

2.4. Rasio - Rasio Keuangan

Rasio keuangan dikelompokan menjadi lima jenis berdasarkan ruang

lingkupnya, yaitu :

1. Rasio likuiditas.

yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung

dari sumber informasi tentang modal kerja yaitu pada pos aktiva lancar

dan hutang lancar. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio,

dan Net Working Capital.

2. Rasio Solvabilitas.

Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban

apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dihitung dari pos-pos yang

sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.

Rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt Equity Ratio, Long Term

Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Capitalization Ratio, Time

Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net

Income, dan Cash Return on Sales.

3. Rasio Aktivitas.

Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio ini terbagi menjadi Total

26

Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Recevble Turnover,

Invetory Turnover, Average Collection Paid, dan Day’s Sales in

Inventory.

4. Rasio Profitabilitas.

Yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada.

Rasio ini terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin,

Return on Asset, Return on Equity, dan Operating Ratio.

5. Rasio Pasar.

Yaitu rasio yang mengukur pasar saham perusahaan dibanding dengan

nilai bukunya. Rasio ini khususnya digunakan di pasar modal yang

menggambarkan situasi dan keadaan prestasi perusahaan di pasar modal,

rasio ini hanya berlaku pada perusahaan yang telah go publik. Rasio ini

terbagi menjadi Devidend Yeld, Devidend per Share, Earning per Share,

Devidend Payaout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value per Share,

dan Price to Book Value.

2.4.1. Rasio Profitabilitas

Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan pengukur

kinerja perusahaan yang penting dibanding dengan pengukuran kinerja yang

mendasarkan pada gambaran lainnya. Karena biasanya investor

menggunakan informasi laba untuk memberikan bukti pendukung tentang

keefektifan pengelolaan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba. Besar kecilnya laba dapat dilihat pada rasio profitabilitas

perusahaan.

27

Menurut Helfert : Rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kondisi

kinerja perusahaan (1997:83) adalah Return on Asset (ROA), Return on

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS).

Sedangkan menurut Hin (2001:63), rasio profitabilitas yang digunakan para

investor dalam menilai harga saham adalah Return on Asset (ROA), Return

on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Operating Profit Margin

(OPM).

Dalam penelitian ini digunakan Return on Asset (ROA) sebagai proxy dari

laba (profitabilitas). Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur

sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan harta yang

dimilikinya. Untuk menghitung Return on Asset (ROA) di gunakan rumus :

Aktiva Total

Bersih Laba ROA

2.4.2. Rasio Pasar

Analisis mengenai harga saham juga dilakukan dengan membandingkan nilai

intrinsik (intrisic value) suatu saham dengan harga pasar saat ini (current

market value) saham tersebut. Oleh karena itu, bagi investor juga penting

untuk mengetahui nilai-nilai tersebut. Nilai intrinsik merupakan nilai

sebenarnya dari saham atau nilai yang terkandung dalam saham tersebut.

Sedangkan nilai pasar suatu saham merupakan nilai saham tersebut di pasar

saham saat ini.

Menurut Sutrisno (2001:247), rasio yang mengukur kemampuan menciptakan

nilai pasar agar tidak melebihi biaya modalnya adalah Price Earning Ratio

28

(PER) dan Price to Book Value (PBV), maka rasio pasar yang dijadikan

proxy dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) atau rasio nilai

pasar terhadap nilai buku yaitu rasio untuk membandingkan harga pasar suatu

saham dengan nilai buku (Book Value) sebenarnya. Untuk menghitung Price

to Book Value (PBV) di gunakan rumus :

BVS

SahamLembar per Pasar Harga PBV

2.5. Saham

2.5.1. Pengertian Saham

Saham adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti

pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi

perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian

pendapatan tetap (deviden) dari perusahaan serta kewajiban menanggung

resiko kerugian yang diderita perusahaan.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin, (2001:5), saham dapat didefinisikan

tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh

seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

29

2.5.2. Jenis - Jenis Saham

1. Jenis Saham ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim,

antara lain:

a. Saham Biasa (Common Stock

Yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi terakhir

terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan

jika perusahaan dilikuidasi. Hak yang diberikan kepada pemegang

saham adalah :

1. Hak Kontrol.

Yaitu hak pemegang saham memilih dewan direksi.

2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan.

Yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari

keuntungan perusahaan.

3. Hak Prempative.

Yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentase

kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan

lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari

pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari

kemerosotan nilai.

b. Saham Preferen (Preferend Stock).

Yaitu merupakan saham yang memilliki karakteristik gabungan antara

obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap

tetapi juga bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

30

Karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut :

1. Preferen terhadap deviden

Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima

deviden terlebih dibandingkan dengan pemegang saham

biasa.

Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima

deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan

sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.

2. Preferen pada waktu likuidasi

Pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas

aktiva perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh

saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2. Jenis saham dilihat dari cara peralihannya, antara lain :

a. Saham atas unjuk (bearer stock).

Yaitu saham yang tidak tertulis nama pemiliknya, dengan tujuan agar

saham dapat dialihkan dengan mudah dan cepat dari investor satu ke

investor lainnya.

b. Saham atas nama (registred stock).

Yaitu saham yang tertulis nama pemiliknya, sehingga dalam proses

pengalihannyaya diperlukan prosedur-prosedur tertentu.

31

3. Jenis saham dilihat dari kinerja perdagangan, antara lain :

a. Blue chip stock.

Yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki reputasi tinggi,

sebagai leader dari industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil

dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income stock.

Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar

deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden tahun sebelumnya.

c. Growth stock

Yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki pertumbuhan

pendapatan yang tinggi, sebagai leader dari industri sejenis yang

memiliki reputasi tinggi.

d. Speculative stock.

Yaitu saham suatu emiten yang tidak konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki potensi

pendapatan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter cyclical stock.

Yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro

maupun situasi bisnis secara umum.

2.5.3. Manfaat Pemilikan Saham

Dengan memiliki saham, investor mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu :

a. Deviden, adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan

kepada pemilik sebelum sebanding dengan lembar yang dimiliki.

32

b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga

jual dengan harga beli suatu saham.

c. Manfaat non-finansial, yaitu memiliki hak suara dalam pengambilan

keputusan di perusahaan.

2.5.4. Resiko Investasi Saham

Resiko investasi saham antara lain :

a. Perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut

mengalami kerugian.

b. Pemilik saham atau pemodal ada kalanya harus menjual saham miliknya

dengan harga yang lebih murah dibanding harga belinya, selisih ini

disebut capital loss.

c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, jika perusahaan bangkrut atau

dilikuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan dikeluarkan

dari bursa efek. Saham yang dimiliki hanya dapat diperjual belikan di luar

bursa efek dengan kosekuensi tidak adanya patokan harga, sehingga

kemungkinan besar harga saham akan jatuh.

d. Saham diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek (saham

disuspend).

2.5.5. Nilai Saham

Ada tiga macam nilai saham, yaitu :

a. Nilai buku.

yaitu nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan.

33

b. Nilai pasar.

Yaitu nilai yang tercantum pada kurs resmi jika saham tersebut

diperdagangkan di bursa. Nilai ini ditentukan oleh permintaan dan

penawaran saham tersebut di bursa.

c. Nilai intrinsik.

Yaitu nilai saham pada saat likuidasi.

2.5.6. Istilah Dalam Saham

Open (pembukaan) : harga yang terjadi pada transaksi pertama suatu saham.

High (tertinggi) : harga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu

saham.

Low (terendah) : harga terendah transaksi yang tercapai pada suatu

saham.

Close (penutupan) : harga yang terjadi pada transaski terakhir suatu saham.

Bid (minat beli) : harga yang diminati pembeli untuk melakukan

transaksi.

Ask (minat jual) : harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.

2.5.7. Indeks Harga Saham di Indonesia

Indeks harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang dibuat

berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan

fluktuasi sebuah bursa efek. Indeks diharapkan memiliki fungsi :

a. Sebagai indikator trend pasar.

b. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

c. Sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio.

d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

34

e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.

Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lima jenis indeks, yaitu :

a. Indeks Individual.

Indeks ini menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga

dasarnya. Perhitungan indeks harga saham individual ini menggunakan

prinsip yang sama dengan Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu :

100Dasar Harga

Saham Harga IHSI x

Bursa Efek Indonesia memberikan angka dasar IHSI 100 ketika saham

dilincurkan pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.

Semakin tinggi nilai IHSI berarti tingkat saham tersebut semakin meningkat

dibandingkan harga perdananya dan sebaliknya.

b. Indeks Harga Saham Sektoral.

Indeks ini menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing

sektor. Di BEI indeks sektoral terbagi atas 9 sektor, yaitu :

1. Sektor Primer.

Pertanian.

Pertambangan.

2. Sektor Sekunder (industri manufaktur).

Industri dasar dan kimia.

Aneka industri.

Industri barang konsumsi.

3. Sektor Tersier (jasa).

Properti dan real estate.

35

Tranformasi dan infrastruktur.

Keuangan.

Perdagangan, jasa dan investasi.

c. Indeks LQ 45.

Indeks LQ-45 diberlakukan mulai tanggal 14 Juli 1994. Dibentuknya indeks

LQ-45 dilatarbelakangi oleh keinginan otoritas bursa untuk membuat indeks

yang isinya saham-saham benchmark di bursa. Indeks LQ-45 terdiri dari 45

saham dengan likuiditas dan kapasitas tinggi. Saham-saham pada indeks LQ-

45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :

1. Masuk dalam 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-

rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat keungan perusahaan di BEI minimal selama 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan proses pertumbuhan.

5. Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 tersebut dipantau dan setiap bulan

mengalami review (Februari dan Agustus). Jika terdapat saham yang sudah

tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi

syarat. Pihak BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di

Bappepam, Universitas, dan profesional di bidang pasar modal untuk

menentukan saham-saham yang termasuk dalam golongan ini.

36

d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks Harga Saham Gabungan atau commpossite Index merupakan hasil

perhitungan dari seluruh harga saham yang ada dengan dipengaruhi oleh

faktor besarnya kapitalisasi pasar suatu saham. Saham dengan kapitalisasi

besar mempunyai pengaruh terhadap indeks lebih besar dibandingkan dengan

saham kapitalisasi kecil. Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham

yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau

berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan right

issue, stock split, atau pemberian saham bonus. Tanggal 10 Agustus 1982

ditetapkan sebagai hari dasar. Cara perhitungan IHSG adalah sebagai berikut:

100Pasar Nilai

Pasar siKapitalisa Nilai IHSG x

Saham-saham dengan kapitalisasi besar sering digunakan untuk

meningkatkan dan menurunkan IHSG. Selain itu IHSG sering menjadi

pedoman umum bagi para investor mengambil posisi jual atau beli.

f. Indeks Syariah.

Indeks ini mulai dikenal tanggal 3 Juli 2000 yang merupakan hasil kerjasama

dengan PT. Danareksa Investment Management. Indeks ini menggunakan

tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100 dimana,

metode perhitungan indeks sesuai dengan yang diterapkan BEI. Indeks

Syariah merupakan tolak ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah.

Syarat pemilik saham pada umumnya sama dengan LQ-45, namun lebih

ditekankan pada jenis usaha emiten yang tidak boleh bertentangan dengan

syariah Islam, diantaranya :

37

1. Bukan usaha yang tergolong judi.

2. Bukan lembaga keungan konvensional.

3. Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan

memperdagangkan makanan atau minuman yang tergolong haram.

4. Bukan usaha yang mernproduksi, mendistribusikan, atau menyediakan

barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.

Selain itu berdasarkan laporan tahunan atau tengah tahunan terakhir, rasio

hutang terhadap asset maksimum sebesar 90%. Evaluasi yang termasuk

dalam perhitungan Indeks Syariah dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu

setiap awal bulan Januari dan Juli.

2.5.8. Faktor-Faktor Pemicu Berfluktuasinya Harga Saham

Faktor-faktor pemicu berfluktuasinya harga saham, antara lain :

1. Kondisi Fundamental Emiten.

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja

emiten, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga

saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja emiten, maka

semakin besar kemungkinan merosotnya harga saham yang diterbitkan

dan diperdagangkan, untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam

posisi baik atau buruk, dapat dilakukan pendekatan analisis rasio yang

menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

2. Hukum Permintaan dan Penawaran.

Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan kedua setelah

faktor fundamental karena begitu investor mengetahui kondisi

fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi, baik

38

jual maupun beli. transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi

fluktuasi harga saham.

3. Tingkat Suku Bunga.

Faktor suku bunga ini penting untuk diperhatikan karena rata-rata semua

orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil investasi

yang lebih besar. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat

pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan.

Ada yang cenderung naik, ada pula yang cenderung turun. Yang

mengalami kecenderungan naik, misalnya investasi di pasar uang, seperti

tabungan dan deposito.

4. Dana Asing di Bursa.

Dana asing di bursa perlu diketahui karena memiliki dampak yang sangat

besar. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing, maka ada

kecenderungan transaksi saham sedikit banyak tergantung pada investor

asing tersebut. Investor lokal pun akan banyak yang menjadi pengikut

investor asing. Jika ada aksi, baik jual maupun beli, yang dilakukan

investor asing, maka investor lokal akan melakukan hal yang sama.

Alasan yang mendasarinya adalah bahwa investor asing lebih

berpengalaman dalam trik dan strategi dalam bursa. Jadi, besar kecilnya

investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau

penurunan harga saham.

5. News dan Rumors.

Yang dimaksud news dan rumors di sini adalah semua berita yang beredar

di tengah masyarakat, yang menyangkut berbagai hal, baik itu masalah

39

ekonomi, sosial, politik, maupun keamanan. Dengan adanya berita

tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keadaan

negara Indonesia ini sehingga kegiatan investasi bisa dilaksanakan. Ini

akan berpengaruh pada pergerakan harga saham di bursa.

6. Kebijakan Pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan bidang bisnis

perusahaan emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya

kebijakan swastanisasi perusahaan negara, pembukaan keran bagi

investor asing di sektor-sektor tertentu, dan sebagainya.

2.6. Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Bagan kerangka pemikiran

Perubahan Nilai Pasar

(Rasio Pasar)

Pasar Modal

Laporan Keuangan

Perusahaan Automotive and Allied Product

Go Publik Pada Bursa Efek Indonesia

Hasil

Analisis Data Regresi Linier Berganda

Y = a + b1X1+bX2+ e

Kesimpulan

nn

Perubahan laba

(Rasio Profitabilitas)

Harga Saham

40

Dari kerangka pemikiran maka, dapat dijelaskan secara singkat bahwa penelitian

ini mengambil perusahaan Automotive and allied product go public pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) sebagai sampel penelitian. Pengukuran informasi

perubahan laba (rasio profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar),

dilakukan dengan cara melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh perusahaan selama periode 2004-2007. Dari hasil

pengukuran tersebut dapat diketahui persentase perubahan laba (rasio

profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar). Untuk melihat pengaruh

perubahan laba (rasio profitabilitas) dan nilai pasar investasi (rasio pasar)

terhadap harga saham perusahaan, penelitian ini menggunakan uji regresi linier

berganda sebagai alat uji stastistiknya.

2.7. Hipotesis

Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan maka, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

Ha : Perubahan rasio profitabilitas dan Perubahan rasio pasar

berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.