BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik...

22
19 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Kinerja Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Mengajar Guru Hanif (2004) menyebutkan bahwa kinerja meng- ajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan dalam empat dimensi yaitu keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, serta keterampilan hubungan antar pribadi. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah pendi- dik profesional dengan tugas utama mendidik, menga- jar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan pengertian kinerja dan dimensi- dimensi kinerja mengajar guru dapat dijelaskan bahwa kinerja mengajar guru merupakan prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, dan keterampilan hubungan pribadi. a. Keterampilan Mengajar Terdapat enam keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru agar memiliki kinerja

Transcript of BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik...

Page 1: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

19

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Kinerja Mengajar Guru

2.1.1 Pengertian Kinerja Mengajar Guru

Hanif (2004) menyebutkan bahwa kinerja meng-

ajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan

dalam empat dimensi yaitu keterampilan mengajar,

keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban,

serta keterampilan hubungan antar pribadi.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah pendi-

dik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-

jar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Berdasarkan pengertian kinerja dan dimensi-

dimensi kinerja mengajar guru dapat dijelaskan bahwa

kinerja mengajar guru merupakan prestasi kerja guru

yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar,

keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban,

dan keterampilan hubungan pribadi.

a. Keterampilan Mengajar

Terdapat enam keterampilan dasar mengajar

yang harus dikuasai guru agar memiliki kinerja

Page 2: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

20

mengajar yang baik yaitu keterampilan bertanya,

keterampilan memberi penguatan, keterampilan meng-

adakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampil-

an membuka dan menutup pelajaran, dan keterampil-

an pembelajaran perseorangan.

Keterampilan bertanya. Pertanyaan yang tersu-

sun dengan baik dan teknik bertanya yang tepat akan

memberikan dampak positif terhadap siswa (Dharma,

2008). Pertanyaan dapat meningkatkan partisipasi

siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu,

menuntun proses berfikir siswa dan memusatkan

perhatian siswa. Dalam memberikan pertanyaan, guru

menggunakan kalimat yang jelas dan disesuaikan

dengan tingkat perkembangan anak.

Keterampilan memberi penguatan. Penguatan

merupakan suatu perilaku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali perilaku tertentu.

Penguatan diberikan agar siswa lebih semangat dalam

belajar. Penguatan akan bermanfaat apabila disampai-

kan kepada siswa dengan tepat.

Keterampilan mengadakan variasi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran guru perlu mengadakan

variasi untuk mengatasi kejenuhan, sehingga siswa

tetap tekun dan aktif mengikuti kegiatan belajar meng-

ajar. Variasi yang dimaksud adalah variasi metode,

strategi, alat peraga, dan media pembelajaran.

Keterampilan menjelaskan. Dalam menyampai-

kan materi pelajaran (informasi) kepada siswa, guru

Page 3: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

21

harus menyampaikan dengan jelas, sistematik, mudah

dipahami, dan tidak berbelit-belit. Kadang-kadang

perlu juga diberikan contoh-contoh yang sesuai

dengan materi yang dijelaskan.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

Seorang guru harus memiliki keterampilan membuka

pelajaran agar siswa tertarik dan berminat untuk

mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Pada

akhir pelajaran guru juga harus memiliki keterampilan

menutup pelajaran dengan baik, yaitu dengan membu-

at rangkuman atau melaksanakan evaluasi.

Keterampilan pembelajaran perseorangan. Guru

mampu mengadakan pendekatan secara pribadi dan

mampu membimbing siswa agar siswa belajar lebih

nyaman, mudah dan bersemangat. Siswa dapat belajar

sesuai dengan kemampuan (kecapatan menerima

pelajaran) dan sesuai kebutuhannya.

b. Keterampilan Manajemen

Guru harus memiliki keterampilan mengelola

kelas, memahami siswa, tugas siswa dan memahami

tugasnya sendiri sebagai guru. Keterampilan menge-

lola kelas diwujutkan dengan menciptakan kondisi

belajar yang kondusif, mampu bertindak cepat dalam

menangani masalah, menghindari campur tangan

yang berlebihan, bersikap wajar dan berlaku secara

adil dalam memberikan perhatian maupun penilaian.

Page 4: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

22

c. Disiplin dan Tertib

Peraturan-peraturan yang ada di sekolah diper-

lukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan baik sehingga tujuan yang ditetapkan dapat

tercapai. Seorang guru harus dapat mewujudkan

kedisiplinan dan ketertiban yaitu datang dengan tepat

waktu, menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung-

jawab dan menyelesaikan administrasi dengan dengan

baik.

d. Hubungan antar Pribadi

Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-

nya terutama dalam kegiatan belajar mengajar sangat

membutuhkan kerja sama yang baik antara guru,

kepala sekolah, siswa dan orang tua siswa. Kerja sama

antara sesama guru dan kepala sekolah dapat terwu-

jud dalam hal penyelesaian administrasi. Kerja sama

dengan siswa dapat diwujudkan terkait dengan materi

pelajaran, kepribadian dan juga masalah sosial lain-

nya. Kerja sama dengan orang tua siswa diwujudkan

dalam rangka memberikan masukan terkait dengan

kondisi siswa sehingga guru dapat membantu siswa

dengan tepat.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mengajar Guru

Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja mengajar guru (Sudarmadi, 2011) yaitu:

Page 5: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

23

a. Pengembangan Profesi

Guru merupakan suatu profesi, artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang di luar pendidikan (Uno, 2008). Keahlian seorang guru diperoleh melalui

Diklat secara berkesinambungan. Dengan

meningkatnya keterampilan guru dalam

mengajar diharapkan kinerja mereka dalam mengajar semakin meningkat.

b. Kemampuan Profesional

Seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia memiliki kemampuan

profesional. Ia mampu mengembangkan materi

ajar serta menggunakan metode mengajar dengan baik. Kemampuan guru dalam proses

pembelajaran meliputi kemampuan merenca-

nakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pem-belajaran, (Indrawati dalam Sudarmadi, 2011).

Semakin tinggi kemampuan profesional guru

semakin tinggi kinerja mengajar guru.

c. Komunikasi

Guru dalam proses pembelajaran dituntut

memiliki kemampuan berkomunikasi dengan

sesama guru, karyawan dan orang tua murid. Pada saat mengajar guru dituntut mampu

berkomunikasi dengan para siswa. Kemampu-

an komunikasi akan membantu siswa mengua-sai materi pelajaran yang dipelajarinya. Pene-

litian yang dilakukan oleh Rahardja, 2004

(dalam Sudarmadi, 2011) menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi guru ber-

pengaruh pada kinerja mengajar guru. Sema-

kin tinggi kemampuan guru berkomunikasi

semakin tinggi kinerja mengajar guru.

d. Kesejahteraan

Profesionalitas guru tidak cukup hanya dilihat

dari kemampuan guru dalam mengajar tetapi juga dilihat dari kesejahteraan yang diterima-

nya. Pemerintah atau yayasan perlu memper-

hatikan kesejahteraan guru. Dengan mening-katnya kesejahteraan guru diharapkan dapat

Page 6: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

24

meningkatkan kinerja mengajar. Pemberian

tunjangan sertifikasi bagi guru merupakan langkah pemerintah dalam rangka meningkat-

kan kesejahteraan guru. Penelitian yang

dilakukan oleh Amaliya, 2008 (dalam Sudarmadi, 2011) menunjukkan bahwa tingkat

kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja

guru. Semakin tinggi kesejahteraan guru

semakin tinggi pula kinerja mengajar guru.

e. Iklim Kerja

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri

dari berbagai unsur yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Suasana yang

menggambarkan hubungan dan interaksi

antara unsur-unsur sekolah merupakan iklim sekolah. Iklim sekolah yang baik akan menum-

buhkan sikap kerja sama dan saling mendu-

kung dan membangun. Penelitian yang dilaku-kan oleh Sulardi, 2007 (dalam Sudarmadi,

2011) menemukan bahwa iklim kerja guru

mempengaruhi kinerja mengajar guru.

2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarah-

kan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya

mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik (Permendiknas nomor 41 Tahun 2007).

Page 7: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

25

2.2.1 Komponen RPP meliputi:

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi: satuan

pendidikan, kelas, semester, program keahlian, mata

pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualitas ke-

mampuan minimal peserta didik yang menggambar-

kan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampil-

an yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/

atau semerter pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan

yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pela-

jaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi merupakan perilaku yang

dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjuk-

kan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator

pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggu-

nakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

Page 8: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

26

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses

dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta

didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-

butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian

kompetensi.

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan

keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi

dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetap-

kan. Pemilihan metode pembelajaran desesuaikan

dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karak-

teristik dari setiap indikator dan kompetensi yang

hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran meliputi: (a) Pendahulu-

an. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam

suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

Page 9: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

27

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran; (b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembela-

jaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menye-

nangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemamdirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan

secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplo-

rasi, elaborasi, dan konfirmasi.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan

hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian

kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada

standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta

materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

2.2.2 Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

Prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP meliputi

antara lain: (1) memperhatikan perbedaan individu

peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan

perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat

Page 10: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

28

intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,

kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik;

(2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses

pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta

didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,

inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar;

(3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembang-

kan kegemaran membaca, pemahaman beragam baca-

an, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan;

(4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP

memuat rancangan program pembelajaran, umpan

balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi;

(5) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan

memperhatikan keterkaitan dan keterpaudan antara

SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan

sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pem-

belajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,

lintas aspek belajar, dan keragaman budaya; (6) Mene-

rapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP

disusun dengan mempertimbangkan penerapan infor-

masi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,

dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Page 11: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

29

2.3 Kepuasan Kerja

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja Guru

Menurut Wijono (2010) bahwa kepuasan kerja

merupakan hal yang bersifat individual. Perasaan

puas atau tidak puas tergantung dari individu mem-

persepsikan ketidaksesuaian atau pertentangan antara

keinginan-keinginan dan hasil yang telah dicapainya.

Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai dengan

keinginan individu semakin tinggi tingkat kepuasan

seseorang. Seorang guru akan merasa puas manakala

kebutuhan-kebutuhan terpenuhi. Guru yang memiliki

kepuasan tinggi akan bekerja dengan lebih baik,

disiplin, dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu

yang menyenangkan.

Menurut Sultani (2013) bahwa bentuk-bentuk

kepuasan bagi pegawai dalam menjalankan aktivitas-

nya dihubungkan dengan kepuasan yang diterima

dapat berupa penerimaan gaji berkala, promosi jabat-

an, pemberian penghargaan atas karier, mendapat cuti

tahunan dan tunjangan kerja, diperuntukkan untuk

meningkatkan kinerjanya.

Menurut two factor theory yang dikemukan oleh

Herzberg (Wikipedia , ensiklopedia bebas, 2013), orang

tidak puas dengan kepuasan yang lebih rendah,

misalnya yang berkaitan dengan tingkat gaji minimum

atau kondisi kerja yang aman dan menyenangkan.

Sebaliknya, individu mencari pemuasan kebutuhan

psikologis tingkat tinggi yang berkaitan dengan pres-

Page 12: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

30

tasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan sifat

dari pekerjaan itu sendiri. Sementara Jewel L.N. dan

Mac Siegal (1998), dalam Subakti Syaiin (2008) menje-

laskan kepuasan kerja menggunakan lima dimensi

kepuasan terhadap pekerjaan yaitu dari aspek peker-

jaan itu sendiri, pengawasan, penggajian, kesempatan

promosi, dan aspek rekan kerja sebagai faktor penentu

kepuasan kerja.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Kerja Guru

Menurut Herzberg (dalam Wijono, 2010) menye-

butkan sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja yaitu:

a. Supervisi

Supervisi akademik merupakan bantuan yang

diberikan kepada guru untuk memperbaiki

pengajarannya. Melalui supervisi akan diketa-hui guru yang memiliki semangat kerja tinggi,

guru yang bekerja dengan baik dan akan

diperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru. Penelitian Sudarmadi

(2011) menunjukkan bahwa sema-kin intensif

kepala sekolah melaksanakan supervisi

semakin tinggi kinerja mengajar guru.

b. Teman kerja

Hubungan dan kerja sama yang baik antar

guru akan mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya. Tugas yang berat

akan menjadi ringan. Mereka akan merasa

puas jika tugas-tugas yang dipercayakan akan dapat terselesaikan dengan baik.

c. Kondisi kerja

Kondisi kerja meliputi jam kerja, waktu istira-hat, lingkungan kerja, keamanan, dan sarana

Page 13: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

31

prasarana yang digunakan. Pemanfaatan

waktu yang baik, lingkungan yang nyaman serta kelengkapan sarana prasarana akan

dapat meningkatkan guru dalam melaksana-

kan tugasnya.

d. Imbalan jasa/upah

Upah atau gaji yang diterima, meliputi besar-

nya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan,

tunjangan seperti tunjangan sertifikasi bagi guru. Ada hubungan antara gaji guru dan

mutu pendidikan, artinya bahwa tinggi ren-

dahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan (Surya, 2004).

e. Jaminan rasa aman

Seorang guru agar dapat melaksanakan tugas-nya dengan baik sangat membutuhkan kea-

manan dalam bekerja. Rasa aman sangat

mempengaruhi seorang guru dalam memberi-kan pelajaran di sekolah. Guru membutuhkan

perlindungan terhadap keadaan membahaya-

kan yang dapat mengancam jiwanya, juga

jaminan kesejahteraan sosial yang berupa tunjangan kesehatan dan tunjangan hari tua.

f. Tanggung jawab

Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu mengajar dan mem-

bimbing siswa, baik dalam pelajaran maupun

pembentukan sikap. Tugas dan tanggung jawab yang dapat diselesaikan dengan baik

akan mendatangkan kepuasan dalam bekerja.

g. Pekerjaan itu sendiri

Kepuasan seseorang akan dipengaruhi oleh

kesesuaian dengan minat, bakat dan keahlian

yang dimilikinya. Seseorang yang memilih

menjadi guru akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat. Sebaliknya seseo-

rang yang terpaksa menjadi guru akan bekerja

dengan terpaksa dan tidak menemukan ke-puasan diri.

Page 14: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

32

h. Kemajuan/Pengembangan diri

Kepuasan kerja guru akan dipengaruhi oleh adanya pengembangan diri. Guru yang diberi-

kan kesempatan untuk berkembang seperti

mengikuti penataran, lokakarya, seminar, studi lanjut, KKG atau MGMP maka mereka

akan lebih mampu dalam mengajar, membim-

bing, melatih, dan mendampingi anak didik.

i. Pengakuan/penghargaan

Pengakuan/penghargaan sangat dibutuhkan

oleh guru, karena dengan adanya pengakuan

dari orang lain terutama atasan, maka guru akan dapat meningkatkan semangat bekerja.

Pengakuan dapat berupa pujian, piagam,

barang atau uang seperti misalnya adanya pemberian tunjangan sertifikasi sebagai peng-

hargaan atas prestasi yang dimiliki oleh guru

sebagai tenaga profesional (Mulyasa, 2009).

2.4 Sertifikasi Pendidik

Sertifikasi pendidik/guru adalah prosedur yang

digunakan oleh pihak yang berwenang untuk membe-

rikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah meme-

nuhi persyaratan kompetensi sebagai pendidik.

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebu-

tuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.

Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetap-

kan (Mulyasa, 2009: 34).

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

sertifikat guru adalah suatu pemberian pengakuan

Page 15: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

33

bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompe-

tensi sebagai seorang pendidik yang profesional.

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik-

an dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan

Nasional (2007) menyebutkan bahwa:

Program sertifikasi pendidik bertujuan untuk: (1)Menentukan kelayakan guru dalam melaksana-

kan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewu-

judkan tujuan pendidikan nasional, (2) Meningkat-

kan profesionalitas guru, termasuk di dalamnya kesejahteraan guru, (3) meningkatkan proses dan

mutu hasil pendidikan, (4) meningkatkan marta-

bat guru.

Menurut Wibowo (2004) dalam Mulyasa (2009,

35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan

untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) melindungi profesi pendidik dan tenaga kepen-didikan, (2) melindungi masyarakat dari praktik-

praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak

citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) mem-bantu dan melindungi lembaga penyelenggara

pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu

dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4) membangun citra

masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan, (5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan.

Manfaat Sertifikasi pendidik dan tenaga kepen-

didikan menurut Mulyasa (2009) adalah untuk penga-

wasan dan penjaminan mutu tenaga kependidikan

Page 16: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

34

dalam rangka pengembangan kompetensi, peningkat-

an profesionalisme, dan pengembangan karier tenaga

kependidikan secara berkelanjutan dan peningkatan

program pelatihan yang lebih bermutu.

2.4.2 Proses dan kerangka Sertifikasi

Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabat-

an dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

Sumber: Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010.

Page 17: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

35

Dalam Permendiknas Pasal 2 ayat (4) disebutkan

bahwa “penilaian portofolio merupakan pengakuan

atas pengalaman profesional guru dalam bentuk

penilaian terhadap kumpulan dokumen yang berupa:

1. kualifikasi akademik;

2. pendidikan dan pelatihan;

3. pengalaman mengajar;

4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;

5. penilaian dari atasan dan pengawas;

6. prestasi akademik;

7. karya pengembangan profesi;

8. keikutsertaan dalam forum ilmiah;

9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan

10. penghargaan yang relevan dengan bidang

pendidikan.

Kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi kompe-

tensi guru baik lulusan S1 kependidikan maupun

lulusan S1 non kependidikan, menurut Mulyasa

(2009) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, lulusan program sarjana kependidikan

sudah mengalami pembentukan kompetensi meng-

ajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memer-lukan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh

perguruan tinggi yang memiliki PPTK terakreditasi

dan ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.

Kedua, lulusan program sarjana non kependidikan

harus terlebih dahulu mengikuti proses pemben-

tukan kompetensi mengajar (PKM) pada perguruan tinggi yang memiliki Program pengadaan tenaga

kependidikan (PPTK) secara terstruktur. Setelah

dinyatakan lulus dalam pembentukan kompetensi mengajar, baru lulusan S1 non-kependidikan

boleh mengikuti uji sertifikasi. Sedangkan lulusan

program Sarjana kependidkan tentu sudah menga-

lami proses pembentukan kompetensi mengajar

Page 18: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

36

(PKM), tetapi tetap diwajibkan mengikuti uji kom-

petensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi.

Ketiga, penyelenggaraan program PKM dipersya-

ratkan adanya status lembaga LPTK yang terakre-

ditasi. Sedangkan untuk pelaksanaan uji kompe-tensi sebagai bentuk audit atau evaluasi kompe-

tensi mengajar guru harus dilaksanakan oleh

LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan

oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.

Keempat, peserta uji kompetensi yang telah dinya-

takan lulus, baik yang berasal dari lulusan

program sarjana pendidikan maupun non-kepen-didikan diberikan sertifikat kompetensi sebagai

bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan

untuk melakukan praktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Kelima, peserta uji kompetensi yang berasal dari

guru yang sudah melaksanakan tugas dalam interval waktu tertentu (10 – 15) tahun sebagai

bentuk kegiatan penyegaran dan pemutakhiran

kembali sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu

mengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di samping uji kompetensi juga di-

perlukan bagi yang tidak melakukan tugas profesi-

nya sebagai guru dalam jangka waktu tertentu. Bentuk aktivitas uji kompetensi untuk kelompok

ini adalah dalam kategori resertifikasi.

2.5 Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan

penelitian yang penulis lakukan:

Solikin (2010), mengadakan penelitian tentang

pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja mengajar

guru dan implikasinya terhadap prestasi belajar siswa

pada SMK negeri di kota Bandung dan kabupaten

Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah survey explanatory yaitu metode penelitian

Page 19: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

37

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemu-

kan gambaran dan hubungan antar variabel. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara

sertifikasi guru dan kinerja guru sangat rendah

ditunjukkan dengan koefisian korelasi sebesar 0,164.

Terdapat pengaruh antara sertifikasi guru terhadap

kinerja guru, ditunjukkan dengan perhitungan

koefisien determinasi sebesar 2,7%. Hubungan antara

kinerja guru dan prestasi belajar siswa rendah ditun-

jukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,279. Terda-

pat pengaruh antara kinerja guru terhadap prestasi

belajar siswa, ditunjukkan dengan perhitungan koe-

fisien determinasi sebesar 7,8%. Terdapat perbedaan

rata-rata nilai sebelum dan sesudah sertifikasi guru.

Ngasripin (2011), mengadakan penelitian tentang

hubungan kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan

kinerja mengajar guru SD Negeri Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang. Penelitian adalah

penelitian korelasional yang betujuan untuk mengeta-

hui signifikansi hubungan kepuasan kerja dan

motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SD

Negeri di Kecamatan Bandungan. Variabel bebas

penelitian ini adalah kepuasan kerja dan motivasi

kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja

mengajar guru. Subjek yang terlibat dalam penelitian

ini 68 guru yang berasal dari SD Bandungan 1 dan 2,

SD Candi 1 dan 3, SD Duren 1 dan 2, SD Milir 1, SD

Page 20: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

38

Sidomukti 3, SD Jimbaran 1, SD Pakopen 1, dan SD

Jenis 2. Data diambil dengan menyebar angket. Hasil

penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

positif signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi

kerja dengan kinerja mengajar guru SD di Kecamatan

Bandungan. Ini berarti bahwa semakin tinggi kepuas-

an kerja yang dirasakan oleh guru dan semakin tinggi

motivasi kerjanya maka semakin tinggi pula kinerja

mengajar guru di sekolah.

Martono (2013) mengadakan penelitian tentang

pengaruh pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan

pembinaan akademis pengawas TK/SD terhadap

kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksa-

naan pembelajaran (RPP), studi terhadap guru SD

Negeri se-Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan.

Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen

berupa angket, melalui uji validitas dan reliabilitas.

Teknik analisa data menggunakan regresi linier ber-

ganda dengan uji asumsi klasik, uji t, uji F, dan uji

koefisien determinasi. Hasil penelitian menun-jukkan

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

pengalaman mengajar, pelatihan guru dan pembinaan

akademis pengawas TK/SD secara parsial terhadap

kemampuan guru SD Negeri se-Kecamatan Brati

dalam menyusun RPP. Pembinaan akademis pengawas

TK/SD merupakan variabel yang dominan pengaruh-

nya terhadap kemampuan guru SD Negeri se

Kecamatan Brati dalam menyusun RPP. Sumbangan

pengaruh pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan

Page 21: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

39

pembinaan teknis pengawas TK/SD terhadap kemam-

puan guru SD Negeri se-Kecamatan Brati dalam

menyusun RPP sebesar 89,70%. Selebihnya (10,30%)

dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini

berarti jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan

pembinaan akademis pengawas TK/SD semakin tinggi

secara bersama-sama maka kemampuan guru SD

Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP

semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya jika penga-

laman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan

akademis pengawas TK/SD semakin rendah secara

bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se-

Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin

rendah pula.

Dari tiga penelitian: Solikin (2010), Ngasripin

(2011) dan Martono (2013) menjelaskan bahwa antara

sertifikasi guru dan kinerja guru berpengaruh sangat

rendah terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan

kepuasan kerja dan motivasi kerja mempunyai penga-

ruh yang positif signifikan terhadap kinerja mengajar

guru, demikian pula pengalaman mengajar, pelatihan

guru dan pembinaan akademis pengawas TK/SD ber-

pengaruh secara positif dan signifikan terhadap ke-

mampuan guru dalam menyusun RPP. Akan tetapi

bagaimanakah hubungan kepuasan kerja dan kemam-

puan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru

SD sertifikasi yang lain? Apakah mempunyai hubung-

an yang pasitif dan signifikan ataukah sebaliknya, oleh

karena itu memerlukan penelitian ulang.

Page 22: BAB II TELAAH PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5147/3/T2_942011088_BAB II.pdfdik profesional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, ... kemungkinan berulangnya kembali

40

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan

kerja dengan kinerja mengajar guru SD Berserti-

fikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono;

2. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan

menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD

Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono.

Hipotesis Statistik yang diajukan adalah:

H0 : 0 artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara kepuasan kerja guru

dengan kinerja mengajar guru SD Berser-

tifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono;

H1 : 0 ada hubungan yang signifikan antara

kepuasan kerja guru dengan kinerja

mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT

Dindikbud Petungkriyono;

H0 : 0 tidak ada hubungan yang signifikan

antara kemampuan menyusun RPP

dengan kinerja mengajar guru SD Berser-

tifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono;

H1 : 0 ada hubungan yang signifikan antara

kemampuan menyusun RPP dengan

kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di

UPT Dindikbud Petungkriyono.