Bab II Ptk Card Sort

31
BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Model Pembelajaran II.1.1. Pengertian Model pembelajaran Menurut Joyce dalam Trianto (2009: 22) model pembelajaran adalah ”suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain.” Menurut Soekamto dalam Trianto (2007: 5) model pembelajaran adalah ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. ciri- ciri tersebut adalah:

description

card sort

Transcript of Bab II Ptk Card Sort

BAB II

Tinjauan Pustaka

II.1. Model  Pembelajaran

II.1.1. Pengertian Model pembelajaran

Menurut Joyce dalam Trianto (2009: 22) model pembelajaran adalah ”suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain.”

Menurut Soekamto dalam Trianto (2007: 5) model pembelajaran adalah

”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar.”

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

strategi, metode atau prosedur. ciri-ciri tersebut adalah:

a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan belajar

yang akan dicapai);

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

dengan berhasil ; dan

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

(Kardi dan Nur dalam Trianto, 2009: 17).

Selain ciri-ciri di atas menurut Nieveen dalam Trianto (2007: 8) suatu model

pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi tiga kriteria yaitu valid (didasarkan pada

rasional dan adanya konsistensi internal), praktis (kesesuaian pendapat ahli dengan

kenyataan), dan efektif (peryataan efektif dari ahli dan secara operasional memberikan

hasil sesuai dengan yang diharapkan). Model pembelajaran adalah suatu rancangan

yang disusun secara sistematis sebagai pedoman guru dalam pembelajaran di kelas

sehingga dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran.

II.1.2 Pembelajaran Aktif (active learning) card sort

II.1.2.1. Pengertian Pembelajaran aktif (active learning)

Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat

siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan

dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman,

2007: 1). Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu tipe dari

pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir

tentang apa yang mereka lakukan (Suyatno, 2009: 107).

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, disini siswa dituntut untuk

mengunakan otak dalam berfikir sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar

yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping

itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian

siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Active learning  mulai digunakan

dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina yang bernama Confucius

yang menyatakan:

  

                    “ Apa yang saya dengar, saya lupa”“Apa yang saya lihat, saya ingat”“Apa yang saya lakukan saya paham” (Silbermen, 2007: 1)

Tiga peryataan diatas menjadi dasar dari munculnya belajar aktif, kemudian

menurut Silbermen (2007: 2) belajar aktif itu memuat hal-hal berikut :

          “Apa yang saya dengar, saya lupa”          “Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit”

“Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan dengan beberapa teman, saya mulai paham”“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan”

          “Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”

Pernyataan di atas menyatakan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya

mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru

atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya

sehingga mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa

mendapatkan tantangan-tantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus lebih

aktif dan mandiri untuk mengugkapakn, menjelaskan, dan bertanya tentang materi

pelajaran yang diajarkan.

Menurut John Holt dalam Silberman (2007: 5) belajar semakin baik jika siswa

diminta untuk melakukan hal-hal berikut:

a. Mengungkapkan informasi dengan bahasa mereka sendiri

b. Memberikan contoh-contoh

c. Mengenalnya dalam berbagai samaran dan kondisi

d. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain

e. Menggunakannya dengan berbagai cara

f. Memperkirakannya berapa konsekuensinya

g. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya 

Pembelajaran aktif  yang dimaksud adalah langkah-langkah atau rencana yang

mengajak siswa untuk belajar secara aktif dalam setiap pembelajaran dengan

menggunakan otak/pikiran, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran,

memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam

suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Adapun langkah-langkah

pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan motivasi

siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membibing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

Sumber: Ibrahim dalam Trianto (2009: 66)

II.1.2.2    Card sort

Card sort adalah suatu strategi dari pembelajaran aktif (active learning) yang

berarti memilah dan memilih kartu/menyortir kartu,card sort merupakan kegiatan

kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta

tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Card sort lebih mengutamakan gerakan

fisik yang dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih/kurang

bersemangat (Silberman, 2007: 157).

Hisyam Zaini (2009) menjelaskan bahwa Metode Card Sort (Mensortir kartu)

yaitu suatu strategi yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,

klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.

Ismail (2009) menjelaskan bahwa Metode Card Sort (Mensortir Kartu)

merupakan suatu metode atau strategi yang memiliki tujuan untuk mengaktifkan

individu sekaligus kelompok di dalam kelas.

Menurut Silberman (2002) strategi belajar aktif tipe card sort adalah ”kegiatan

kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta

tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat

membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah letih”.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode card sort

adalah suatu metode atau strategi pembelajaran dengan memberikan masing-masing

peserta didik dengan kartu indeks yang berisi informasi tentang materi pelajaran,

kemudian meminta kepada siswa untuk mencari temannya yang mempunyai kartu

dengan kategori yang sama.

Card sort mengunakan kartu  yang berisi kategori-kategori dapat berupa

informasi, konsep, fakta tentang suatu objek, dan contoh-contoh sesuai dengan materi

yang akan diajarkan dimana  ukuran kartu tidak ditentukan, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan kartu dengan ukuran ± 6 x 9 cm karena untuk memudahkan dalam

pengocokan dan kertas yang berwarna agar menarik minat siswa.

Di dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal pada sub materi sistem

peredaran darah manusia, card sort merupakan salah satu model pembelajaran yang

didasarkan pada kebutuhan siswa sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual siswa.

Beberapan hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kartu antara lain :

a. Pada kedua sisi kartu

1) Sisi pertama terdiri atas gambar yang berkaitan dengan materi dan gambar

bersifat realistis dan animasi.

2) Sisi lainnya terdiri atas kategori yang berhubungan dengan gambar pada sisi

pertama dan setiap kartu yang berisi kategori sama memiliki warna yang

sama.

3) Sifat gambar yang digunakan adalah bersifat sematis berfungsi agar kartu

lebih menarik.

b. Kumpulan pertanyaan tentang sistem peredaran darah manusia yang harus

dijawab yang digunakan sebagai pengukur daya serap siswa dengan

menggunakan kartu kategori.

Ada beberapa tahapan operasional penggunaan card sort antara lain:

1) Sebelum kartu kategori dibagikan kepada siswa, guru perlu memberikan :

a) Apresiasi dan motivasi

b) Penjelasan singkat materi dan kegiatan belajar

c) Penjelasan skor nilai individu dan kelompok

d) Mengocok kartu kategori dan membagikan ke seluruh siswa

2) Bila kartu kategori sudah dibagikan :

a) Untuk siswa

1. Mintalah siswa untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas

dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama

(warna sama).

2. Siswa dengan kartu kategori sama membentuk satu tim dan belajar

bersama menggunakan kartu kategori tersebut.

3. Tim yang masih memiliki kartu kategori yang belum terselesaikan

sesuai batas waktu yang ditentukan maka akan dikurangi nilainya.

4. Setiap tim mempresentasikan sesuai kategori.

5. Setiap tim menjawab soal yang telah tersedia pada lembar petunjuk

penggunaan card sort.

b) Untuk guru

1. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru hendaknya

memberikan bimbingan dan pengarahan.

2. Guru membantu keadaan kelas saat proses pembelajaran

berlangsung.

3. Kira-kira 10 menit sebelum istirahat guru dan siswa membahas

materi pada pertemuan hari ini.

4. Guru memberi penghargaan pada siswa yang memperoleh nilai

tertinggi sebagai penghargaan tim.

II.1.2.3 Tinjauan Tentang Metode Card Sort

1. Pengertian Metode Card Sort.

Metode ditinjau dari segi etimologis (bahasa) berasal dari bahasa Arab yakni al-

thariqah, al-manhaj, dan al-wasilah. Al-thariqah yang berarti jalan, al-manhaj yang

berarti system dan al-wasilah yang berarti mediator atau perantara (Ismail,2009).

Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi

belajar dengan memperhatikan keseluruhan system untuk mencapai suatu tujuan.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan

pelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi

edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru

dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran.

Dengan demikian metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses

belajar mengajar (DEPAG RI, 2002).

Menurut Winarno Surakhmad dalam buku Suryosubroto menegaskan bahwa

metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal

bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murui-murid di sekolah.

Jadi jelaslah bahwa metode pengajaran adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan

alat untuk mencapai tujuan (Suryosubroto, 2002). Sehingga makin tepat metodenya,

diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Sedangkan untuk menetapkan

apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari

beberapa faktor yang di antaranya adalah tujuan yang akan dicapai dan yang merupakan

faktor utama. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi metode yakni (Saiful,2000) :

1) Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya.

2) Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.

3) Situasi dengan berbagai keadaannya.

4) Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.

5) Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.

Metode pengajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Metode

pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi pengajaran

yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula metode merupakan bagian yang integral

dengan system pengajaran maka perrwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan

komponen sistem pengajaran yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam memilih

metode yang akan dioprasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa dengan

mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.

Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula

pencapaian tujuan tersebut. Karena, penggunaan metode yang tepat dalam proses

pembelajaran sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi harus ada keserasian

antara materi yang disampaikan dan metode yang digunakan oleh seorang guru. Apabila

antara keduanya terdapat kesenjangan maka tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai.

Dengan demikian metode menempati peranan yang penting dan sangat bermanfaat

dalam proses belajar mengajar. Untuk itu para pendidik juga harus memperhatikan

metode pengajaran yang akan digunakan. Banyak para ahli yang member batasan

tentang pengertian metode card sort sebagai berikut :

a. Hisyam Zaini (2009) menjelaskan bahwa Metode Card Sort (Mensortir kartu)

yaitu suatu strategi yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview informasi.

b. Ismail (2009) menjelaskan bahwa Metode Card Sort (Mensortir Kartu)

merupakan suatu metode atau strategi yang memiliki tujuan untuk mengaktifkan

individu sekaligus kelompok di dalam kelas.

c. Menurut Silberman (2002) strategi belajar aktif tipe card sort adalah ”kegiatan

kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat,

fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang

diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang telah

letih”.

d. Menurut Fatah Yasin (2008), card sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang

digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan

konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.

Strategi pembelajaran card sort dengan menggunakan media kartu dalam praktek

pembelajaran akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan

minat mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan strategi pembelajaran card

sort guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswanya dalam

pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari

guru, sehingga yang aktif disini bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif

dalam pembelajaran.

Card sort yaitu motivasi dari guru, bagi kartu kosong secara acak, guru mencari

kata kunci di papan, siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya. Diskusi

kelompok berdasarkan temanya, menyusun kartu dipapan dan masing-masing kelompok

mempresentasikannya.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode card sort

adalah suatu metode atau strategi pembelajaran dengan memberikan masing-masing

peserta didik dengan kartu indeks yang berisi informasi tentang materi pelajaran,

kemudian meminta kepada siswa untuk mencari temannya yang mempunyai kartu

dengan kategori yang sama Hisyam Zaini (2009).

2. Prosedur penerapan metode card sort

Gerakan fisik yang dominan dalam strategi card sort dapat membantu

mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan. Adapun langkah-langkah strategi

pembelajaran card sort (Hisyam Zaini, 2009), antara lain:

a. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh

yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.

b. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk

menemukan kartu dengan kategori yang sama.

c. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori

masing-masing di depan kelas.

d. Seiring dengan persentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin

penting terkait materi pelajaran Hisyam Zaini (2009).

Sedangkan menurut Dedi Wahyudi, penerapan strategi pembelajaran Card Sort

dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan

pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi.

b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang

sesuai dengan kosakata yang ada pada kartunya untuk satu kelompok.

c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu kosakata/masalah

masing-masing.

d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan dipapan tulis bahasan

yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang

dipegang kelompok tersebut.

e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing

kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan

f. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasa

atau materi pelajaran tersebut, maka diberi hukuman dengan mencari judul

bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.

g. Langkah ketujuh, guru memberikan penjelasan/komentar dari permainan

tersebut

3. Tujuan Metode Card Sort

Adapun tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan metode card sort

ini adalah untuk mengaktifkan individu sekaligus kelompok ( cooperative learning )

dalam belajar (Ismail, 2009).

Istilah tujuan secara etimologi mengandung arti arah, maksud, atau haluan. Secara

terminologi, tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau

kegiatan selesai. Tujuan dari strategi pembelajaran card sort ini adalah untuk

memperkuat daya ingat atau recoll terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa

serta mengaktifkan setiap individu sekaligus membangun kerjasama kelompok dalam

belajar. Sehingga siswa benar-benar memahami dan mengingat pelajaran yang telah

diberikan. Untuk itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan

strategi pembelajaranCard Sort antara lain:

1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut

2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.

3) Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut .

4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah

yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.

5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah

dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan.

Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi

yang bersifat konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, dan mereview materi.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Card Sort

1. Kelebihan Metode Pembelajaran Card Sort (Tim Konsorsium 7 PTAI, 2009):

a. Guru lebih mudah menguasai kelas

b. Metode mudah dilaksanakan

c. Mudah mengorganisir kelas

d. Dapat diikuti jumlah siswa yang banyak

e. Mudah menyampaikannya

f. Guru akan lebih mudah menerangkan dengan baik.

g. Guru mudah menerangkan materi dengan baik

h. Siswa lebih mudah menangkap materi dibanding dengan menggunakan

ceramah

i. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran

j. Sosialisasi antar siswa lebih terbangun yakni antar siswa dengan siswa

lebih akrab setelah menggunakan strategi pembelajaran card sort

k. Meminimalisir model ceramah yang menyebabkan siswa jenuh.

2. Kelemahan Metode Pembelajaran Card Sort (Tim Konsorsium 7 PTAI,

2009):

a. Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama

apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal

bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan

dari pokok persoalan semula.

b. Banyak menyita waktu terutama untuk mempersiapkan strategi

pembelajaran card sort.

c. Strategi pembelajaran card sort sulitt dalam merencanakan pembelajaran

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

5. Ciri-ciri strategi pembelajaran Card Sort

Dalam strategi pembelajaran card sort salah satu cirinya yaitu guru lebih banyak

bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi

yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Sehingga materi yang telah

dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh siswa. Ciri khas dari pembelajaran

aktif model card sort ini adalah siswa mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai

dengan kategori kelompok yang diperolehnya dan siswa mengelompok sesuai kartu

indeks yang diperolehnya. Dengan demikian siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam

proses belajar mengajar.

II.1.3. Pembelajaran Mufradat dalam Bahasa Arab

Kosakata (mufradat) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui

oleh seseorang atau kelompok, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.

Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti

oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat

baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari

intelejensia atau tingkat pendidikannya.

Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah

bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan

sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami

empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata

seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya

mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup

hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata (Mustofa: 2010 ).

Seperti halnya qawa’id, mufradat juga hanya merupakan sarana atau media,

bukan tujuan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Karena itu, kurang tepat anggapan

sementara orang bahwa belajar bahasa asing itu tiada lain adalah mempelajari

kosakatanya. Tidak dipungkiri bahwa mufradat itu sangat penting dalam pembelajaran

bahasa asing termasuk Bahasa Arab, tetapi jika tidak digunakan dalam struktur kalimat

dan dikontektualisasikan, maka mufradat menjadi tidak bermakna. (Muhbib; 2004).

Bahasa Arab adalah bahasa utama dalam kelompok bahasa Semit, yang oleh

sementara orang dianggap sebagai bahasa sejarah tertua. Bahasa bahasa Semit terdiri

dari bahasa Suryani, Ibrani, Phoenisia, Aramic, Arab, Mahr-Socotri dan Etopia,

umumnya memiliki pelbagi tanda khas, yaitu (Ahmad, 2009) :

a. Memiliki tiga konsonan akar kata yang dominan

b. Memiliki variabel kesamaan dalam pembentukan akar kata nominal verbal

c. Memiliki kesamaan yang besar dalam bentuk kata ganti personal dan dalam

penggunaannya di dalan infleksi verbal

d. Memiliki dua tensis utama

e. Memiliki kesesuaian dalam susuunan dan konstruksi kalimat-kalimat yang

signifikan.

Dalam hal ini penguasaan kosa kata (mufradat) siswa sangat penting dalam

pembelajaran bahasa arab hal ini dikarenakan mufrodat merupakan salah satu unsure

bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh

kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut (Ahmad, 2009).

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengajaran kosa kata (Ahmad,

2009):

a. Pembatasan makna

b. Kosa kata dalam konteks

c. Terjemah dalam pengajaran kosa kata

d. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

e. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab

f. Teknik-teknik dalam Pengajaran Mufradat.

Dalam penyampaian pesan melalui dua bahasa, pemilihan kosakata tang tepat

merupakan hal penting untuk mengungkapkan makna yang dikehendaki. Pemahaman

yang tepat terhadap pesan yang disampaikan melalui bahasa, banyak ditentukan oleh

pemahaman yang tepat terhadap kosa kata yang digunakan di dalamnya. Pembelajaran

mufrodat berkaitan dengan penguasaan makna kata-kata, disamping kemampuan

menggunakanya pada konteks yang tepat dan tempat yang tepat pula.

Dalam mengajarkan kosa kata pada siswa, ada beberapa langkah yang harus

diperhatikan agar pembelajaran unsure tersebut berhasil. Ada beberapa tahapan dalam

mengajarkan kosa kata berikut dibawah ini (Abdul,2009) :

a. Dengan cara menunjuk langsung pada benda (kosakata) yang diajarkan

b. Dengan cara menghadirkan miniatur dari benda ( kosakata) yang diajarkan

c. Dengan cara memberikan gambar dari kosakata yang ingin diajarkan

d. Dengan cara memperagakan dari kosakata yang ingin disampaikan

e. Dengan memasukkan kosa kata yang diajarkan dalam kalimat

f. Dengan cara memberikan lawan kata

g. Dengan memberikan definisi dari kosa kata.

II.1.3.1 Penerapan Metode Card Sort Dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil

Belajar Mufradat Bahasa Arab.

Materi mufradat Bahasa Arab pada siswa kelas VIII akan membantu siswa

dalam mengetahui dan mengembangkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran

mufradat Bahasa Arab. Dalam penerapannya siswa akan lebih tertarik untuk

mempelajari materi jika mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran individu maupun kelompok. Implementasi

metode card sort digambarkan sebagai berikut (Ismail,2009) :

a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK/KD mata

peljaran

b. Seluruh kartu diacak/dikocok agar tercampur

c. Bagikan kartu kepada murid dan pastikan masing-masing memperoleh satu

(boleh dua)

d. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan

mencocokkan kepada kawan sekelasnya

e. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan

masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan

sacara urut

f. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya

g. Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil

sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya

h. Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid

i. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut

II.1.3.2 Tujuan Pengajaran Mufradat

Mufradat merupakan salah satu unsur bahasa yang wajib dikuasai oleh

pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan

bahasa tersebut (A. Akrom, 1987). Dalam pengajaran mufradat terdapat hal-hal yang

diperhatikan diantaranya adalah :

a. Pengajaran mufradad tidak berdiri sendiri

Mufradad tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri

melainkan terkait dengan pengajaran Muthola’ah, istima’, insya’ dan

muhadatsah.

b. Pembatasan makna

Suatu kata dapat memiliki beberapa makna, hal ini merupakan kesulitan

tersendiri bagi pelajar bahasa asing.

c. Kosa kata dalam konteks

Banyak kosa kata yang tidak dapat dipahami secara tepat tanpa mengetahui

pemakaiannya dalam kalimat. Kosa kata semacam ini harus lah diajarkan

sesuai konteks agar tidak mengacaukan pemikiran siswa.

d. Terjemahan dalam kosa kata

Menagajarakan makna kata dengan cara menterjemahkannya ke dalam bahasa

ibu adalah cara paling mudah, tetapi bisa mengurangi spontanitas siswa ketika

menggunakannya dalam ungkapan, lemah daya ingatan siswa, dan tidak semua

kosa kata dalam bahasa asing terdapat padanannya yang tepat dalam bahasa

ibu.

e. Tingkat kesukaran

Kosa kata bahasa arab memiliki tingkat kesukaran bagi pelajar Indonesia :

1. Kata-kata mudah, karena terdapat beberapa kata-kata dalam bahasa Indonesia,

seperti kata kursi dan kitab

2. Kata-kata tidak sukar karena tidak terdapat persamaan dengan bahasa

indonesia, seperti madinah dan siwak

3. Kata-kata sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya.

Apabila ditinjau dari segi bentuk, kosa kata (mufradad) terdapat dalam tiga bentuk:

a) Kata yang memiliki padanan kata sendiri.

b) Kata yang beridir sendiri atau memiliki makna atau tersendiri.

c) Kata yang dapat ddipahami dari siyaqoh kalamnya.

II.1.3.3 Penerapan Strategi Card Sort dalam Peningkatan

Prestasi Belajar Mufrodat

Penerapan Strategi Pembelajaran Strategi Card Sort terutama pada pembelajaran

mufrodat bahasa arab adalah berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik

sebagai subyek disamping sebagai obyek pengajaran (belajar). Mereka memiliki

kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Maka proses pengajaran harus dipandang sebagai stimulus/rangsangan yang

dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat/partisipasi dalam aktivitas

pembelajaran (Suryosubroto, 1997) . Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan

pembimbing atau pemimpin pembelajaran yang demokratis, sehingga diharapkan

peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok

memecahkan masalah atas bimbingan guru. Ada 5 tahap yang harus ditempuh:

1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.

2) Penetapan jawaban sementara/ pengajuan hipotesis.

3) Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab/memecahkan masalah menguji hipotesis.

4) Menarik kesimpulan jawaban/ generalisasi.

5) Aplikasi kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru sesuai dengan langkah –

langkah Strategi Pembelajaran Card Sort yang telah dijelaskan diatas.