BAB II Psw 2014 Baru

10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar-dasar Perhitungan Proposi Campuran Menurut SNI 03-2834-1993 Pemilihan proporsi campuran beton harus ditentukan berdasarkan hubungan antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen (fas) Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat-sifat bahan yang digunakan Bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digunakan bahan yang berbeda, maka proporsi campuran yang akan digunakan harus direncanakan secara terpisah Susunan campuran beton yang diperoleh dari perhitungan perencanaan campuran harus dibuktikan melalui campuran coba yang menunjukkan bahwa proporsi tersebut memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan. Bahan untuk campuran coba harus mewakili bahan yang akan digunakan pada campuran sebenarnya. Kuat Tekan Beton Tetapkan kuat tekan beton yang disyaratkan f’c, yaitu kuat tekan beton yang dipergunakan dalam analisa/perencanaan struktur. Kemudian tetapkan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr), dihitung dengan menambahkan suatu nilai tambah (M) dari kuat tekan yang disyaratkan (f’c) 1. Deviasi Standar (sd) yang didapat dari pengalaman dilapangan selama produksi beton menurut rumus : dan dengan : 3

description

aasfdaf

Transcript of BAB II Psw 2014 Baru

BAB IILANDASAN TEORI

2.1PengertianDasar-dasarPerhitungan Proposi CampuranMenurut SNI 03-2834-1993 Pemilihan proporsi campuran beton harus ditentukan berdasarkan hubungan antara Kuat Tekan Beton dan Faktor Air Semen (fas) Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat-sifat bahan yang digunakan Bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digunakan bahan yang berbeda, maka proporsi campuran yang akan digunakan harus direncanakan secara terpisah Susunan campuran beton yang diperoleh dari perhitungan perencanaan campuran harus dibuktikan melalui campuran coba yang menunjukkan bahwa proporsi tersebut memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan. Bahan untuk campuran coba harus mewakili bahan yang akan digunakan pada campuran sebenarnya.Kuat Tekan BetonTetapkan kuat tekan beton yangdisyaratkan fc, yaitu kuat tekan beton yang dipergunakan dalam analisa/perencanaan struktur. Kemudian tetapkan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr), dihitung dengan menambahkan suatu nilai tambah (M) dari kuat tekan yang disyaratkan (fc)1. Deviasi Standar (sd) yang didapat dari pengalaman dilapangan selama produksi beton menurut rumus :dandengan :sd : deviasi standarxi: kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji: kuat tekan beton rata-ratan : jumlah data/nilai hasil uji (minimum 30 buah)Deviasi standar ditentukan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksana-an pencampuran beton dan volume adukan beton yang dibuat(tabel 1.b), makin baik mutu pelaksanaan maka makin kecil nilai deviasi standar. Penetapan nilai deviasi standar ini berdasarkan hasil pengalaman praktek pelaksana pada waktu sebelumnya, untuk pembuatan beton dengan mutu yang sama dan bahan yang sama.

2.2Bahan-bahan Campuran BetonMaterial pembentuk beton terdiri dari Semen, Agregat dan Air. Adapun Agregat terbagi dua yaitu Kasar dan Halus. Untuk lebih jelasnya lagi akan dijelaskan satu persatu bahan penyusun dari beton tersebut.

1. Semen Portland (PC).Semen yang akan digunakan dalam campuran ini adalah type I atau semen biasa yaitu semen jenis S-550, semen yang biasa dipakai pada bangunan yang penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus. Mutu semen pada umumnya telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam PBI 1982 sehingga dalam rancangan beton ini tidak perlu diadakan pengujian di laboratorium sebelumnya, dan langsung bisa dipakai dalam pencampuran nanti.Bahan mentah penyusun semen Portland adalah sebagai berikut: 1. Batu kapur sebagai unsur utama2. Tanah liat sebagai sumber SiO2, Al2O3 dan Fe2O33. Pasir kwarsa atau batu silika, sebagai penambahan kekurangan terutama SiO24. Pasir atau bijih besi, sebagai penambahan kekurangan Fe2O3. Dari Segi Penggunaan ada beberapa jenis Semen Portlanda. Jenis I:Semen portland jenis umum ( Normal Portland Cement ), yaitu jenis semen portland yang tidak memerlukan sifat khusus.b. Jenis II:Semen jenis umum dengan perubahan perubahan ( Modified Portland Cement ). Semen ini memiliki panas lebih lambat dari pada semen jenis I.c. Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (High - Early Strength - Portland Cement). Jenis ini memperoleh kekuatan tinggi dalam waktu singkat.d. Jenis IV: Semen portland dengan panas hidrasi rendah ( Low Heat Portland Cement ). Jenis ini merupakan panas khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidarasi serendah-rendahnya.e. Jenis V: Semen portland bahan sulfat (Sulfate Resistring Portland Cement)Jenis ini dimaksudkan hanya untuk bangunan bangunan yang kena sulfat.2. Agregat Halus (Pasir).Agregat halus adalah bagian agregat yang ukuran butir-butirnya lebih kecil dari 4,8 mm. Hampir semua agregat halus berupa pasir alami dengan permukaan yang bundar biasanya berasal dari sungai. Pasir yang dihasilkan dengan memecah batu pada umumnya tidak cocok untuk campuran beton karena biasanya mengandung partikel-partikel yang terlalu halus. Susunan besar butir agregat halus jauh lebih penting artinya dari pada besar butir agregat kasar. Pasir yang didapat dari alam atau pasir sungai pada umumnya terlalu halus atau terlalu kasar sehingga untuk dapat dipakai sebagai campuran seringkali perlu diadakan penggabungan dua macam pasir atau bisa juga dengan mengadakan analisis ayak pasir.Dalam praktikum kali ini agregat halus yang digunakan adalah pasir yang didapat dari sungai yaitu ari sungai krasak. Seperti definisi sebelumnya, dalam praktikum digunakan pasir alami karena pasir alami dianggap lebih baik untuk campuran beton. Akan tetapi sebelum digunakan perlu diadakan pengujian analisa ayak untuk memperoleh gradasi yang baik dan untuk menentukan pasir ini masuk pada zone berapa. Hal ini berhubungan dengan perkiraan prosentase jumlah agregat halus pada campuran beton yang akan dibuat. Selain itu juga untuk mengetahui kadar partikel yang halus (debu) yang sebaiknya tidak digunakan dalam campuran.3. Agregat Kasar (Kerikil).Agregat kasar yang dimaksud adalah semua agregat yang ukuran besar butirnya lebih besar dari 4,8 mm. Dapat berupa agregat alami yang berasal dari sungai atau penambangan dengan permukaan yang licin dan bundar misalnya koral atau dapat pula berupa batu pecah yang permukaanya kasar dan bersudut. Pada kenyataan yang sering kita temui tidaklah mungkin untuk memperoleh agregat kasar yang besar butirnya sama besar, tetapi biasanya terdiri dari campuran butir-butir dengan berbagai ukuran. Untuk mengetahui apakah besar butirnya cocok untuk campuran beton, maka perlu diadakan analisa ayak.Agregat kasar yang akan digunakan dalam campuran ini adalah agregat kasar alami yang berasal dari batu kali dengan ukuran butir 20 mm. Pengujian kali ini agregat kasar yang dipakai belum dianggap memenuhi syarat butirannya sehingga perlu dilakukan analisa ayak yang telah kami adakan pengujan sebelumnya.4. Air Pengaduk.Air pengaduk yang digunakan dalam campuran ini diambil dari sumur pompa dengan syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan memenuhi syarat air minum. Sehingga air ini sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam pencampuran campuran beton. Karena air ini telah memenuhi syarat maka tidak perlu diadakan pengujian di laboratorium.

2.3SIFAT-SIFAT BETON1. Beton Segar.a. Workability.Workability adalah sifat mudah dikerjakan, yaitu sifat yang dimiliki oleh beton segar yang mudah dalam pengerjaan mulai dari proses pengadukan, pengangkutan, penuangan,pencetakkan, proses fiishing, sampai proses perawatan atau curring. Terjadinya adalah pada saat beton dikerjakan atau pada saat pengerjaan.Sifat ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Kadar Air F.a.s (Faktor Air Semen). Sifat Agregat Kadar Agregat Halus Lumlah semen Admixture Alat yang digunakan dalam proses pengadukan dan pencampuranb. Bleding.Bleding adalah proses terjadinya pemisahan butiran halus naik ke atas dalam hal ini adalah (pasir dan air ), ini terjadi pada saat beton segar di padatkan, maka dari itu pada saat pemadatan beton segar di padatkan diusahakan supaya tidak terlalu lama dalam pemadatannya. Bleding dipengaruhi beberapa faktor yaitu : Cara pemedatan Kadar Air Admixturec. Kohesifnes.Kohesifnes adalah sifat untuk saling melekatnya bahan-bahan beton. Sifat ini terjadi pada saat bahan-bahan beton dicampur dengan air.Sifat ini di pengaruhi oleh : Kehalusan semen Kadar Air Permukaan Agregatd. Segregasi.Segregasi adalah pemisahan bahan-bahan beton, yaitu terjadi pada saat beton dituangkan kedalam cetakan atau begesting juga pada saat dipadatkan. Untuk mengecor agar tidak terjadi segregasi untuk kolom ketinggiam penuangan campuran beton maximal setiap 1 m tinggi kolom dibuat lubang untuk penuanganSifat ini dipengaruhi oleh :1. Jarak atau tinggi jatuh saat beton dituangkan.2. Sifat agregat.3. Kadar agregat kasar.4. Admixture.e. Setting timeSetting time (waktu pengikatan) adalah sifat beton atau khususnya semen untuk mengikat dan mengeras. Sifat ini terjadi pada saat beton dicampur dan diaduk dengan air kemudian didiamkan.Sifat ini dipengaruhi oleh :1. Jenis semen.2. F.a.s (Faktor Air Semen).3. Suhu disekitar.4. Admixture.2. Beton Keras.Kuat Tekan Beton.Dalam peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971: 39) bahwa kuat tekan adalah bahan kontruksi yang mempuyai sifat kekuatan tekan yang khas, apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kekuatan beton yang dihasilkan dari beberapa benda uji setelah diuji dengan tekan dengan menggunakan mesin tekan meempuyai nilai rata-rata yang merupakan kekuatan beton secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menahan kekuatan tertentu. Namun untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa pendapat .menurut Nawy, (1990 : 41) bahwa : "kekutan tekan fc ditentukan dengan silinder standar ukuran 6 x 12 inci yang di rawat dibawah kondisi standar labolatorium pada kecepatan penbebanan tertentu pada umur 28 hari".Perbandingan kekuatan beton pada berbagai benda uji pada PBI 1971:33 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1. Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai benda ujiBenda ujiPerbandingan kekuatan tekan

Kubus 15 x15 x15 cmKubus 20 x20 x 20 cmSlinder 15 x 30 cm 1,000,950,83

Sumber : (Peraturan Beton Bertulang 1971 NI -2)

2.4Faktor Air Semen (FAS) Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata yang ditargetkan didasarkan1. hubungan kuat tekan fcrdengan fas yang diperoleh dari penelitian, bila tidak tersedia data hasil penelitian, maka nilai fas dicari dengan cara :1. grafik 1 (benda uji silinder), dengan menggunakan nilai, dan kurva umur benda uji dan tipe semen,2. grafik 2 (benda uji kubusdan silinder), digunakan dengan menggunakan nilai kuat tekan beton dari tabel 2. Nilai kuat tekan beton ini ditarik mendatar hingga memotong garis vertikal nilai fas = 0,50, dan pada titik potong tersebut dibuat kurva baru yang identik dengan kurva diatas dan dibawahnya. Lalu tariknilai mendatar sampai memotong kurva baru, kemudian tarik garis vertikal kebawah dan didapat nilai fas.2. untuk lingkungan khusus, fas maksimum harus memenuhi SNI 03-1915-1992 tentang Beton Tahan Sulfat dan SNI 03-2914-1994 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air (tabel 4, tabel 5 dan tabel 6).Dari ketiga cara diatas (cara 1a, 1b dan 2), digunakan nilai fas terkecil.

9