BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun...

22
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Post traumatic Growth Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas 1. Pengertian Post Traumatic Growth Post traumatic growth menurut Tadeschi dan Calhoun (2006) adalah suatu perubahan positif seseorang menuju level yang lebih tinggi setelah mengalami peristiwa traumatis. Tadeschi dan Calhoun (dalam Ramos & Leal, 2013) juga menjelaskan bahwa PTG adalah perjuangan yang dialami individu dalam menerima kenyataan baru setelah trauma, yang mana hal ini sangat penting dalam menentukan sejauh mana batas-batas terjadinya PTG. Menurut Janoff-Bullman (1992), peristiwa traumatis menggerakan perubahan melalui pemecahan dan pembangunan ulang asumsi. Individu berusaha untuk memahami peristiwa traumatis yang dialaminya dan reaksi dari hidup adalah penting untuk menyelesaikan traumanya. Namun bukan hanya kembali ke sediakala, individu juga mengalami peningkatan psikologis. Peningkatan tersebut terlihat dari tiga dimensi yang berkembang yaitu persepsi diri, hubungan dengan orang lain dan falsafah hidup. Post traumatic growth menggambarkan pengalaman individu tidak hanya pulih dari trauma tapi ke pra-trauma sehingga dapat berfungsi kembali setelah melewati periode yang menyebabkan tekanan emosional dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri lebih produktif (Tadeschi & Callhoun, 2004). Istilah-istilah lain yang berhubungan dengan fenomena PTG

Transcript of BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun...

Page 1: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Post traumatic Growth Pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas

1. Pengertian Post Traumatic Growth

Post traumatic growth menurut Tadeschi dan Calhoun (2006) adalah

suatu perubahan positif seseorang menuju level yang lebih tinggi setelah

mengalami peristiwa traumatis. Tadeschi dan Calhoun (dalam Ramos & Leal,

2013) juga menjelaskan bahwa PTG adalah perjuangan yang dialami individu

dalam menerima kenyataan baru setelah trauma, yang mana hal ini sangat

penting dalam menentukan sejauh mana batas-batas terjadinya PTG. Menurut

Janoff-Bullman (1992), peristiwa traumatis menggerakan perubahan melalui

pemecahan dan pembangunan ulang asumsi. Individu berusaha untuk

memahami peristiwa traumatis yang dialaminya dan reaksi dari hidup adalah

penting untuk menyelesaikan traumanya. Namun bukan hanya kembali ke

sediakala, individu juga mengalami peningkatan psikologis. Peningkatan

tersebut terlihat dari tiga dimensi yang berkembang yaitu persepsi diri,

hubungan dengan orang lain dan falsafah hidup.

Post traumatic growth menggambarkan pengalaman individu tidak hanya

pulih dari trauma tapi ke pra-trauma sehingga dapat berfungsi kembali setelah

melewati periode yang menyebabkan tekanan emosional dan menggunakannya

sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri lebih produktif (Tadeschi &

Callhoun, 2004). Istilah-istilah lain yang berhubungan dengan fenomena PTG

Page 2: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

12

yaitu: stern conversion, positive psychological changes, perceived benefits or

construing benefits, stress related growth, dicovery of meaning, positive

emotion, pourishing and thriving (Joseph & Linely dalam Fatiyyah, 2016)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadeschi dan Calhoun (2004)

memberikan dua definisi penting tentang PTG yaitu ;

Post traumatic growth bisa terjadi pada seseorang yang memiliki stress tinggi dan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidupnya, Selain itu perubahan positif bisa terjadi ketika seseorang berjuang untuk lepas dari trauma dengan melakukan penerimaan terhadap masa lalu dan masa depan dalam kehidupannya. Post traumatic Grwoth merupakan perjuangan individu untuk lepas dari trauma, dan bukan merupakan hasil langsung dari trauma setelah adanya proses berfikir.

Definisi lain tentang PTG disampaikan oleh Patton, Voilanti, dan Smith

(2010), bahwa PTG adalah perubahan yang menguntungkan secara signifikan

dalam hal kognitf dan emosional yang melampaui tingkat adaptasi sebelumnya,

peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi sebagai

akibat dari trauma pskologis yang menentang asumsi sebelumnya ada tentang

diri sendiri, orang lain, dan masa depan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTG

adalah pengalaman perubahan yang positif setelah masa dengan kejadian yang

tidak diinginkan dan tidak menyenangkan dalam kehidupan seeorang, yang

menghasilkan beberapa peningkatan yaitu persepsi diri, hubungan dengan

orang lain dan falsafah hidup.

Page 3: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

13

2. Aspek-aspek post traumatic growth

Menurut Tadeschi dan Calhoun (dalam Ramos & Leal, 2013) terdapat 5

aspek PTG, antara lain:

a. Penghargaan terhadap hidup dan perubahan prioritas (Greater Appreciation

of Life and Changed Sense of Priorities)

Sebagai hasil dari rekonstruksi kognitif karena perlawanan dengan

trauma, subjek memiliki rasa kerentanan dan memahami bahwa ia tidak

dapat memprediksi atau mengontrol peristiwa-peristiwa tertentu (Calhoun &

Tedeschi, 2001). Individu juga menyadari ketidakstabilan hidup, secara

berkala dia mulai mengubah prioritas yang sebelumnya penting, dengan

demikian untuk peristiwa-peristiwa tertentu subjek mulai memperhatikan

hal-hal kecil yang sebelumnya dianggap tidak penting (Tedeschi &

Calhoun, 2004), sehingga mengakibatkan berubahnya prioritas kehidupan

dan lebih menghargai kehidupan (Lindstrom, Cann, Calhoun, & Tedeschi,

2013). Tadeschi dan Calhoun (2004) juga menjelaskan bahwa salah satu

indikator PTG pada penghargaan terhadap hidup adalah individu merasakan

kebahagian terkecil yang mengandung makna penting bagi diri indvidu

tersebut.

b. Hubungan dengan orang lain (relating to other)

Hubungan dengan orang lain yang dimakud disini merupakan

perubahan seperti hubungan yang lebih dekat dengan orang lain, lebih intim

Page 4: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

14

dan lebih berarti. Seseorang mungkin akan memperbaiki hubungan dengan

orang lain sepeti keluarga dan temannya.

Akibat dari permasalahan yang terjadi, subjek akan memahami situasi

traumatis yang dialaminya untuk menangani stres dan rasa kehilangan. Oleh

sebab itu, subjek mungkin mencari bantuan dan dukungan dari keluarga dan

teman sebagai hasil dari peningkatan diri tentang pengungkapan

pengalaman negatif subjek (Tedeschi & Calhoun, 1996).

Subjek mungkin juga merasakan hubungan emosional yang lebih

tinggi dengan orang lain, serta perasaan kedekatan dan keintiman dalam

hubungan interpersonal (Tedeschi & Calhoun, 1996, 2004). Selanjutnya,

subjek mulai lebih baik menerima bantuan yang diberikan oleh orang lain

dan membuat hubungan yang lebih baik dengan orang sudah ada di

sekitarnya juga membuat jaringan sosial atau memulai pertemanan yang

baru (Calhoun & Tedeschi, 2001).

Pada kenyataannya, hal ini mungkin terjadi secara refleksif, individu

mulai memikirkan mengenai hubungannya dengan orang lain, dengan

demikian beberapa hubungan dapat menjadi lebih bermakna, sementara

yang lain mungkin melemah atau bahkan berakhir (Tedeschi & Calhoun,

2004).

c. Kekuatan dalam diri (personal strength)

Tema yang sering ditemui mengenai laporan PTG adalah

bertambahnya rasa kekuatan personal (Aldwin dkk, 1994). Individu

Page 5: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

15

mendapat optimisme dan mengembangkan perasaan aman serta kekuatan

yang diekspresikan dalam ungkapan yang mirip seperti “jika aku mengatasi

ini aku bisa mengatasi apapun”.

Menurut Tadeschi dan Calhoun (dalam Fatiyah, 2016) personal

strength adalah apabila individu mampu mengatasi trauma dan akan bangkit

menjadi individu yang lebih kuat, percaya diri, terbuka, empati, kreatif,

dewasa dan memiliki rasa kemanusiaan. Kekuatan dalam diri seperti

optimisme juga lebih baik bagi kesehatan dan kesejahteraan individu

dibandingkan dengan pesimisme (Carver & Scheier, 1999; Peterson, 2000

dalam Wade & Tavris, 2008)

Persepsi mengenai kekuatan individu yang lebih besar ini

berhubungan dengan pengakuan kemampuan yang lebih untuk menghadapi

tantangan dan kesengsaraan di masa depan, bahkan untuk mengubah situasi

yang perlu diubah. Subjek jelas membedakan bahwa setelah trauma dia

adalah seseorang dengan keahlian dan kekuatan, dibandingkan dari sebelum

trauma (Lindstrom dkk., 2013). Namun, rasa ini lebih besar, karena

kekuatan pribadi disertai oleh persepsi kerentanan individu, dan pemahaman

yang jelas tentang dampak negatif dari peristiwa traumatis dalam hidup

(Tedeschi & Calhoun, 2004).

d. Kemungkinan baru (new possibilities)

Kemungkinan baru mempunyai andil yang cukup besar dalam PTG

karena ketika individu dihadapkan dengan resiko hidup negatif maka

Page 6: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

16

individu akan mencari kemungkinan-kemungkinan baru untuk dicari jalan

keluar. Menurut Tadeschi dan Calhoun (Fatiyyah, 2016) new posibilitis

merupakan keinginan individu untuk merubah tujuan hidupnya dan menjadi

individu yang fokus pada keadaan disini dan sekarang (here and now).

e. Perkembangan keyakinan (spiritual development)

Menurut Tadeschi dan Calhoun (Fatiyyah, 2016) individu akan lebih

berpartisipasi dalam kegiatan–kegiatan religiusitas dan lebih bersyukur

dalam kehidupannya. sedangkan menurut Tadechi dan Calhoun (2006)

dalam teorinya di jelakan bahwa PTG hampir selalu berkaitan dengan aspek

spiritual, yang di maksud spiritual dalam konteks ini adalah mengacu pada

rasa syukur terhadap Sang Pencipta.

Perkembangan keyakinan ini sebagai hasil dari kekuatan individu

dalam melakukan perlawanan dengan kondisi stres dan pengalaman trauma

korban. Hal itu terwujud dalam beberapa cara yaitu membuka pertanyaan

religius atau persepsi mengenai pertumbuhan religius atau hal-hal spiritual

(Lindstrom dalam Ramos & Leal, 2013). Kepercayaan dalam hal agama

menemukan arti yang lebih tinggi serta dapat meningkat setelah trauma dan

juga berkontribusi sebagai mekanisme bertahan dalam proses kognitif

(Calhoun & Tedeschi, 2001). Namun demikian, orang yang tidak memiliki

agama mungkin juga mengalami beberapa pertumbuhan dalam aspek rohani

(Tedeschi & Calhoun, 2004).

Page 7: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

17

3. Faktor Post traumatic growth

Post traumatic growth kini semakin lebih diakui dalam literatur. Namun

demikian, studi pada faktor-faktor yang memprediksi atau sebagai hasil dari

proses ini masih belum meyakinkan dan kontradiktif (Lindstrom dalam Ramos

&Leal, 2013). Dalam pengertian ini, faktor yang dijelaskan di dalam literatur

sebagai sesuatu yang positif atau negatif juga dikaitkan dengan munculnya dan

perkembangan PTG itu sendiri (Bostock dkk.,; Schaefer & Moos dalam ramos

&Leal, 2013).

Meskipun demikian penelitian di lingkup ini relatif langka, dan data ini

tidak bisa secara lintas budaya di sama ratakan, faktor pra trauma yang

ditemukan sebagai prediksi yang memungkinan sebagai pemicu perkembangan

antara lain: religiusitas, dukungan sosial, peristiwa stress, strategi coping

sebagai interpretasi dan penerimaan, perstiwa hidup yang positif (Cadel dkk,

2003).

Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi PTG menurut Ramos

dan Leal (2013) antara lain:

a. Tekanan

Pengalaman traumatis menyiratkan berbagai keadaan negatif yang

dapat menyebabkan penderitaan, kerentanan, ketidakpastian dan kurangnya

kontrol atas hidup seseorang. Meskipun demikian, secara bersamaan

individu mungkin memiliki persepsi mengenai manfaat sebagai hasil

Page 8: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

18

perjuangan dari trauma (Calhoun & Tedeschi, 2006; Tedeschi & Calhoun,

2004).

Beberapa penelitian menyarankan hubungan yang negatif antara

tekanan dan PTG, yang berarti bahwa jika survivor mengembangkan tingkat

yang lebih tinggi dari PTG ia harus mampu mengatasi gangguan kognitif

dan dengan demikian, tingkat kesulitan seharusnya juga menurun (Cadel,

Regehr, & Hemsworth.,; Tomich & Helgeson, dalam Ramos & Leal, 2013).

b. Karakteristik kepribadian

Beberapa karakteristik kepribadian dapat mempengaruhi

perkembangan PTG. Penelitian menyarankan bahwa terdapat lima besar

karakteristik seperti "extraversion", "Keterbukaan pengalaman",

"agreeableness" dan "kehati-hatian" memiliki hubungan positif dengan

PTG, sementara "neuroticism" tampaknya menjadi negatif apabila dikaitkan

dengan faktor pertumbuhan (Linley & Joseph, 2004; Tedeschi & Calhoun,

2004).

c. Pengungkapan Emosional

Pengungkapan emosional dapat memfasilitasi pemrosesan kognitif

dari trauma, karena ketika individu menggambarkan sebuah peristiwa yang

bisa dimengerti oleh orang lain maka hal itu membuat individu bersedia

menerima pendapat dari orang lain, hal seperti ini akan memfasilitasi proses

kognitif yang berelaborasi dengan pengalaman traumatis (Lepore,

Fernandez Berrocal, Ragan, & Ramos, 2004).

Page 9: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

19

d. Strategi Koping

Tipe dari gaya koping yang langsung digunakan setelah trauma

berkaitan dengan proses kognitif yang diterapakan oleh individu, dan hal ini

menentukan tingkat pertumbuhan yang akan dilaporkan. Dalam

kenyataannya, masalah dan koping yang difokuskan pada emosional

(emotional focused coping) keduanya berkaitan positif dengan PTG.

Sementara itu, justru sebaliknya ketika gaya koping yang ditandai dengan

penolakan, penindasan, penekanan emosi atau emosi yang tertekan ini

dilakukan subjek, maka hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya

penurunan kesehatan (Linley & Joseph, 2004).

e. Dukungan Sosial

Dukungan sosial mempengarui terjadinya proses koping dan

keberhasilan penyesuaian untuk terwujudnya pengalaman traumatis dari diri

subjek, maka dari itu hal ini dapat menjadikan dukungan sosial sebagai

faktor penentu terjadinya PTG (Nolen-Hoeksema & Davis dalam Ramos &

Leal, 2013). Selain itu, persepsi dari perubahan positif pada beberapa aspek

dari kehidupan subjek dapat menciptakan kesempatan untuk menjalin

hubungan yang lebih dekat, menjadi lebih penyayang, menjalin pertemanan

baru, sebagai hasil dari faktor dukungan sosial (Prati & Pietrantoni dalam

Ramos & Leal, 2013).

Hubungan antara kepuasan dengan dukungan sosial dan PTG

terbentuk sebagai proses dua arah. Namun, tidak ada studi yang cukup untuk

Page 10: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

20

menentukan apakah dukungan sosial meningkatkan PTG, atau jika hasil dari

pertumbuhan dirasakan apakah meningkatkan kepuasan dengan hubungan

sosial (Schaefer & Moos;Tedeschi & Calhoundalam Ramos & Leal, 2013).

f. Karakteristik lingkungan

Terdapat tiga faktor lingkungan yang telah dikaitkan dengan

pertumbuhan yang dirasakan antara lain jenis kelamin, usia dan tingkat

pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan, orang-orang

muda dan orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

umumnya lebih cenderung melaporkan adanya pertumbuhan atau manfaat

dari temuan itu sendiri (Linley & Joseph, 2004; Tedeschi & Calhoun, 2004).

g. Pandangan terhadap dunia

Sebagaimana disebutkan di atas, peristiwa yang mengancam jiwa

selalu mengganggu cara berpikir dan asumsi kognitif (Calhoun & Tedeschi,

1998). Ketika dihadapkan dengan situasi traumatis, individu menemukan

dirinya sendiri dan membutuhkan keterlibatan dalam proses kognitif untuk

memahami situasi yang luar biasa (Calhoun, Tedeschi, Cann, & McMillan,

2000).

Peristiwa kehidupan yang sangat menegangkan adalah tantangan

mengenai pandangan dunia seseorang (Janoff-Bulman, 2004) hal ini

cenderung memicu keterlibatan kognitif, tetapi dalam beberapa kasus,

bahkan dalam kondisi yang kurang traumatis mungkin dapat menghasilkan

temuan yang bermanfaat (Cann dkk., 2010).

Page 11: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

21

Janoff-Bulman (2004) menghadirkan konsep asumsi dunia untuk

menjelaskan seperangkat keyakinan dasar yang membantu individu untuk

melihat dunia dan masa depan.

Peristiwa yang penuh dengan stres dapat menghancurkan kerangka

untuk memahami dunia, sehingga mengarah ke rekonstruksi kognitif dari

keyakinan utama (Joseph & Linley, 2008), yang pada gilirannya, mungkin

memiliki efek yang sangat kuat dalam rekonstruksi pengalaman pribadi

(Cann dkk., 2010). Setelah merekonstruksi kerangka kognitif yang

terganggu, dengan informasi yang dipelajari saat berjuang melawan trauma,

persepsi perjuangan individu dan kemungkinan baru, yang mungkin

merupakan jalur menuju munculnya PTG dan persepsi akan temuan

mengenai manfaat positif (Cann dkk., 2011; Janoff-Bulman, 2006).

h. Gaya Perenungan

Akibat trauma, individu diganggu dengan pikiran mengenai peristiwa

yang cenderung negatif yang menyerang proses kognitif (Calhoun dkk.,

2000; Nolen-Hoeksema & Davis, 1999). Jenis pemikiran ini terjadi tanpa

keinginan dari seseorang tersebut, dan ini biasanya terkait dengan tingkat

tekanan yang lebih tinggi (Lindstrom dkk., 2013). Dalam proses kognitif

bentuk lain dari perenungan mungkin terjadi secara disengaja, yang mana

hal ini bertentangan dengan sesuatu yang ‘mengganggu’, maka ini berarti

bahwa individu rela berpikir tentang traumanya dengan tujuan yang jelas

Page 12: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

22

serta individu berusaha untuk memahami peristiwa yang terjadi dari

perubahan ini dan implikasi masa depan (Cann dkk., 2011).

Kedua jenis perenungan mungkin ada secara berdampingan selama

proses kognitif pemahaman trauma berlangsung. Meskipun demikian,

beberapa teori menyarankan bahwa pikiran yang menganggu adalah hal

yang biasa terjadi setelah adanya trauma dan kemudian akan didominasi

oleh perenungan yang sengaja terjadi (Calhoun & Tedeschi, 2004).

Terdapat temuan-temuan yang bertentangan yang berkaitan dengan

hubungan antara PTG dan perenungan. Beberapa studi menunjukkan bahwa

refleksif berpikir lebih terkait dengan pertumbuhan (Calhoun dkk., 2000).

Hasil penelitian meta-analisis, Helgeson dkk. (2006) menguraikan hubungan

antara manfaat yang ditemukan dalam pikiran yang mengganggu. Sementara

itu, TAKU dkk. (2009) mengungkapkan bahwa kedua bentuk perenungan

yang positif dikaitkan dengan perkembangan PTG, meskipun perenungan

disengaja ini sangat terkait dengan pertumbuhan yang lebih besar.

i. Spiritualitas / religiusitas

Keyakinan spiritual dan keagamaan keduanya telah diakui sebagai

faktor penting yang berkontribusi pada persepsi pertumbuhan (Calhoun

dkk., 2000). Perjuangan dan kesulitan dapat mengakibatkan hubungan yang

lebih baik dengan keagamaan dan pemahaman yang lebih baik bagi isu-isu

spiritualitas (Park dkk., 1996).

Page 13: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

23

Beberapa studi empiris telah mengusulkan hubungan positif antara

religiousness spiritualitas, proses kognitif dan pertumbuhan yang dirasakan

(Calhoun dkk., 2000; Prati & Pietrantoni, 2009). Namun, spiritualitas adalah

konsep yang sangat kompleks, yang mungkin tidak hanya memfasilitasi

PTG, tetapi juga untuk mendorong adanya penurunan (Pargament dkk.,

2006).

j. Optimisme

Menurut beberapa data empiris, optimisme tampaknya terkait dengan

proses PTG (Zoellner & Maercker, 2006). Penggunaan coping adaptif,

pemahaman yang positif tentang situasi, mengancam ekspresi perasaan

positif dan mencari dukungan sosial adalah ciri-ciri yang sering

menghadirkan optimis, dan yang dapat memfasilitasi persepsi positif

perubahan berikut trauma (Prati & Pietrantoni, 2009). Dalam penelititan

meta-analisis Bostock dkk. (2009) menunjukkan bahwa optimisme

sepertinya dapat untuk meningkatkan PTG.

Page 14: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

24

PERSON PRETRAUMA

SEISMIC EVENT

CHALLENGES

MANAGEMENT OF

EMOTIONAL

DISTRESS

FUNDAMENTAL

SCHEMAS BELIEFS &

GOALS

LIFE NARRATIVE

RUMINATION

MOSTLY AUTOMATIC &

INTRUSIVE

SELF DISCLOSURE

WRITING, TALKING, &

PRAYING

REDUCTION OF EMOTIONAL DISTRESS

MANAGEMENT OF AUTATIC RUMINATION

DISENGAGEMENT FROM GOALS

SOCIOCULTURAL

PROXIMATE: e.g.,

MODELS FOR

SCHEMAS

POSTTRAUMATIC

GROWTH

DISTAL: e.g., SOCIETAL

THEMES

RUMINATION MORE DELIBERATE

SCHEMA CHANGE NARRTIVE

DEVELOPMENT

ENDURING

DISTRESS

POSTTRAUMTIC

GROWTH

(5 DOMAINS)

NARRATIVE

&

WISDOM

4. Proses Post Traumatic Growth

Mengenai model umum dari proses PTG terdapat gambaran singkat dari

komponen umum PTG, bersama dengan sedikit pembaruan skematis (Bagan

1).

Bagan 1. Proses Terjadinya Post traumaic Growth

(Sumber: Calhoun & Tadeschi, 2006. Page 8)

Page 15: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

25

Pada bagan 1 Tadeschi dan Calhoun (2006) menjelaskan lebih banyak

elaborasi dan ekspansi model yang dapat membantu memperluas cara-cara di

mana proses PTG dapat dipahami. Beberapa elemen kunci dari model ini

antara lain: karakteristik individu dan keadaan menantang, manajemen tekanan

emosional, perenungan, pengungkapan diri, pengaruh sosiokultural terjauh dan

terdekat, narasi pengembangan, dan kebijaksanaan hidup. Dalam bagian ini,

Calhoun dan Tadeschi (2006) memberikan elaborasi dari unsur-unsur dari

model yang mewakili ekstensi dari apa yang telah dilakukan sebelumnya.

Tadeschi dan Calhoun (2006) menjelaskan beberapa karakteristik

individu dan gaya seseorang mengatur emosinya dapat meningkatkan

kemungkinan untuk mengalami pengalaman PTG. Selanjutnya tingkat

self-disclosure seseorang tentang keterbukaannya akan emosi dan perspektif

mereka akan krisis yang dihadapi, mungkin juga memegang peranan dalam

terjadinya PTG seseorang. Kemudian dapat digambarkan bagaimana proses

kognitif dalam menghadapi kejadian traumatik, seperti proses pemikiran

berualang atau perenungan (ruminative thougth) juga berhubungan dengan

munculnya PTG. Sehinga dapat diasumsikan bahwa proses kognitif seseorang

dalam keadaan krisis memainkan peranan yang penting dalam proses PTG.

Calhoun dan Tadeschi (2006) mengakui bahwa ini adalah model umum,

dan ternyata beberapa spesifikasi variasi mungkin diperlukan untuk

perhitungan khusus untuk domain yang berbeda dari PTG. Tadeschi (1999)

juga menjelaskan bahwa proses PTG belum diteliti secara terpisah dari literatur

Page 16: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

26

tentang respon paska trauma bersama dengan informasi klinis dari orang-orang

yang telah melaporkan hasil pertumbuhan. Namun dari pembahasan ini dapat

kita simpulkan bahwa belum terdapat teori mengenai proses PTG yang mutlak.

Proses-proses yang telah dijelaskan dalam berbaai jurnal penelitian PTG

mrupakan hasil dari laporan orang-orang yang tela mencapai pertumbuhan

tersebut. Dalam pengembangan lapangan, individu sering melaporkan beberapa

aspek dari pertumbuhan yang dialaminya lebih dari orang lain, itu akan

diperlukan untuk dapat memprediksi bagaimana variasi ini terjadi

(Calhoun&Tadeschi, 2006).

5. Stres pasca trauma pada korban kecelakaan lalu lintas

a. Trauma

Trauma digambarkan sebagai keadaan yang dialami oleh seseorang

yang berada di luar jangkauan manusia biasa dan dapat menyebabkan

distres pada hampir setiap orang. menurut Eth & Pynoos (Gill, 1991)

trauma psikis terjadi ketika seseorang dihadapkan pada peristiwa yang

menekan yang akhirnya menyebabkan rasa tidak berdaya dalam mengatasi

kecemasan, atau ketakutan akibat bahaya yang dirasa mengancam.

Seseorang yang mengalami trauma sering merasa peristiwa buruk

yang menimpanya terulang kembali. Hal ini biasanya disebut flash back

atau menghidupkan kembali peristiwa. Individu mungkin mempunyai

gambaran mental di kepalanya tentang trauma, mengalami mimpi buruk,

bahkan mungkin mengalami halusinasi tentang trauma. Gejala ini sering

Page 17: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

27

menyebabkan seseorang kehilangan “saat sekarang” dan bereaksi

seolah-olah mereka mengalami seperti awal trauma terjadi. Seseorang

yang mengalami trauma berusaha untuk menghindari segala sesuatu yang

mengingatkan mereka kembali pada kejadian traumatis. mereka mungkin

menghindari orang, tempat, benda-benda yang mengingatkan rasa sakit,

perasaan yang berlebihan.

b. Stres

Stres menurut Hartono (2007) adalah reaksi non-spesifik manusia

terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Stres juga merpakan

suatu reaksi adaptif, bersifat sangat individual, Sehingga suatu stres bagi

seseorang belum tentu sama tanggapanya bagi orang lain. Hal ini sangat

dipengarui oleh tingkat kematangan berpikir, tingkat pendidikan, dan

kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Tekanan stres

(stressor) akan membebani individu dan mengakibatkan gangguan

keseimbangan fisik maupun psikis. Batas kritis tekanan yang menibulkan

stres sangat bervariasi antar indivdu.

Sementara itu menurut Supratiknya (2000) stres adalah keadaan

yang menekan, khususnya secara psikoogis. Keadaan ini dapat

ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti:

1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri, yang disebabkan

oleh berbagai macam faktor; kehilangan entah manusia, benda

yang dipandang sangat bernilai, sumber penghidupan, dan

Page 18: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

28

sebagainya; keterbatasan yang melapaui batas, misalnya cacat fisik

yang sangat mengganggu, kemiskinan yang ekstreem, perasaan

tidak berdaya akibat pengalaman gagal yang terus menerus; rasa

bersalah,karena pernah atau merasa pernah melakukan perbuatan

yang tidak bermoral; kesepian karena memang terisolasi dan

pergaulan sosial atau karena tidak meiliki orang yang dicintai dan

mencintainya.

2) Konflik nilai, yakni pertentangan antara nilai-nilai pribadi,

kususnya antara nilai-nilai yang bersifat egoistik dan nilai-nilai

yang bersifat alturistik atau antara nilai-niai yang konstruktif dan

nilai-nilai yang destruktif. Misalnya antara konformitas dan

nonkonformitas, sikap reksa atau sikap acuh tak acuh terhadap

sesama, dorongan untuk menghindar atau mengatasi masalah, sikap

jujur teradap diri sendiri maupun orang lainatau sikap culas.

3) Tekanan kehidupan moderen, berupa suasana kompetisi di hampir

bidang, tuntutan yaang semakin tinggi alam hal pendidikan, irama

hidup yang serba cepat, ruang fisik yang semakin menyempit,

kehidupan moderen yang semakin kompleks.

4) Faktor faktor sosiokultural

Faktor-faktor sosiokultural melipui obyektif dalam masyarakat atau

tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan

Page 19: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

29

tekanan pada individu dan selanjutnya melahikan berbagai bentuk

gangguan, seperti:

a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi

kekerasan.

b. Terpaksa menjalankan peran sosial yang berpoteni

menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam

peperangan harus membunuh musuh, terlihat dalam situasi

kekerasan, dan sebagainya.

c. Menjadi korban prasangka dan diskriinasi berdasarkan

penggolongan tertentu, seperi berdasarkan suku, agama, ras,

afilasi, poltik, dan sebagainya.

d. Resesi ekonomi dan kehilangan pekerjaan.

e. Perubahan sosial dan iptek yang cepat, melapaui kemampuan

wajar orang untuk menyesuaikan diri.

6. Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 1 nomor 24,

kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak

disangka-sangka dan tidak diengaja melibatkan kendaraan dengan atau

tanpa pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau

kerugian harta benda. Sementara itu mengenai korban kecelakaan lalu lintas

dapat berupa:

Page 20: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

30

a) Korban meninggal, yaitu korban yang dipastikan meninggal atau

menghilangnya nyawa dari seseorang tesebut sebagai akibat kecelakaan

lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah

kecelakaan terebut.

b) Korban luka berat, yaitu korban yang karena luka-lukanya menderita

cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga

puluh) hari sejak terjadinya kecelakaan.

c) Korban luka ringan, yaitu korban yang tidak termasuk dalam pengertian

korban meninggal dan korban dengan luka berat.

Sementara itu kriteria korban kecelakaan lalu lintas yang diberikan oleh

PT Jasa Marga adalah sebagai berikut:

a. Korban luka ringan, yaitu dimana keadaan korban mengalami

luka-luka yang tidak membahayakan jiwa dan tidak memerlukan

pertolongan atau perwatan lebih lanjut di rumah sakit. Kriteria dari

luka ringan itu sendiri terdiri dari luka kecil dengan pendarahan

sedikit dan penderita sadar, luka bakar dengan luas kurang dari 15%,

terkilir dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi. Dalam hal

ini, korban dalam keadaan sadar, tidak pingsan ataupun

muntah-muntah.

b. Luka berat, yaitu korban mengalami luka-luka yang dapat

membahayakan jiwanya dan memerlukan pertolongan atau

Page 21: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

31

perawatan lebih lanjut dengan segera di rumah sakit. Adapun kriteria

dari luka berat itu sendiri terdiri dari:

1. Luka yang menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya

mengenai bagian kepala atau batang kepala.

2. Luka bakar yang luasnya meliputi 25% dengan luka baru.

3. Patah tulang anggota badan dengan komplikasi disertai rasa nyeri

yang hebat dan pendarahan hebat.

4. Pendarahan hebat kurang lebih 500 cc.

5. Benturan atau luka yang mengenai badan penderita yang

menyebabkan kerusakan alat-alat dalam, misal ; dada, perut, usus,

kandung kemih, ginjal, hati, tulang belakang, dan batang kepala.

c. Korban meningal adalah keadaan diamana penderita terdapat

tanda-tanda kematian secara fisik. Korban meninggal adalah korban

kecelakaan lalu lintas yang meninggal di lokasi atau meninggal

selama perjalanan ke rumah sakit.

Korban kecelakaan lalu lintas memiliki kemungkinan mengalami stres

paska kecelakaan yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stres yang

langsung terjadi dan stres jangka panjang. Stres yang langsung terjadi

merupakan reaksi paska kecelakaan seperti kesakitan secara fisik, rasa

bersalah, takut, cemas, marah, dan tidak berdaya.

Stres jangka panjang merupakan gejala psikologis tertentu yang

dirasakan korban sebagai suatu trauma yang menyebabkan korban memiliki

Page 22: BAB II Post traumatic Growth menurut Tadeschi dan Calhoun ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4126/3/BAB II.pdf · peningkatan fungsi psikologis atau kesadaran akan hidup yang terjadi

32

rasa percaya diri, konsep diri yang negatif, menutup diri dari pergaulan, dan

juga reaksi somatik seperti jantung berdebar dan keringat berlebihan. Stres

jangka panjang yang berlangsung lebih dari 30 hari juga dikenal dengan

istilah PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder (Rifka Annisa dalam

Prasetyo, 1997).

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana proses post traumatic growth pada korban kecelakaan

lalu lintas?