BAB II Periodontitis Kronik

download BAB II Periodontitis Kronik

of 21

Transcript of BAB II Periodontitis Kronik

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Diabetes Mellitus telah dikenal manusia sejak zaman dahulu. Sejak awal

    abad ke-19, komplikasi diabetes mellitus telah dikenal dan berkembang sampai

    sekarang. Menurut laporan penelitian Klimt dkk, banyak mengungkapkan,

    diabetes mellitus ditentukan oleh aktor genetik dan dipengaruhi oleh aktor

    lingkungan. Menurut penelitian dan laporan !ajans dkk yang lebih lanjut

    mengungkapkan diabetes mellitus merupakan kelompok sindrom heterogen,

    karena aktor genetik dan lingkungan ditambah dengan aktor-aktor lain yang

    memperberat.

    Diabetes Mellitusse"ara umum di klasiikasikan dalam dua bentuk, #ipe $

    insulin dependent diabetes mellitus %$DDM& dan #ipe $$ atau non-insulin

    dependent diabetes mellitus %'$DDM&, sedangkan American Diabetes

    Association menitikberatkan klasiikasi diabetes mellitus pada etiologi dari

    diabetes mellitus. Klasiikasi yang baru ini membagi diabetes mellitusatas empat

    kelompok yaituDiabetes Mellitustipe 1,Diabetes Mellitus tipe ( danDiabetes

    Mellitustipe lain atau khusus serta diabetes gestasional.Diabetes Mellitus#ipe $$

    dijumpai sebanyak 9)-9*+ pada penderita diabetes mellitus. pidemiologi

    menunjukkan adanya ke"enderungan peningkatan angka insidens dan prealensi

    diabetes mellitustipe $$ di berbagai penjuru dunia.

    /0 memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang

    "ukup besar untuk tahun-tahun mendatang. ntuk $ndonesia, /0 memprediksi

    kenaikan jumlah pasien dari 2,3 juta pada tahun ())) menjadi sekitar (1,4 juta

    pada tahun ()4).Menurut /arris, diabetes mellitus tipe $$ merupakan penyakit

    yang lebih dominan pada usia pertengahan dan orang yang lebih tua. Dalam

    laporan iegand, diabetes mellitustipe $$ telah bisa ditemukan pada anak-anak

    dan remaja.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    2/21

    Maniestasi terhadap gigi dan mulut pada penderita diabetes mellitus

    mempunyai bentuk yang berma"am-ma"am tergantung pada kebersihan mulut,

    lamanya menderita diabetes dan beratnya diabetes tersebut. Maniestasi dalam

    rongga mulut penderita, misalnya gingiitis dan periodontitis, disungsi kelenjar

    salia dan 5erostomia, ineksi kandidiasis, sindroma mulut terbakar serta

    terjadinya ineksi oral akut.Suatu studi mengatakan 3)-2)+ pasien diabetes

    mellitus mengalami 5erostomia dan beberapa laporan penelitian ilmiah

    mengatakan terdapat niersitas Sumatera tarasindroma mulut terbakar dan

    terjadinya karies pada penderita diabetes mellitus. 6erdasarkan surei yang

    dilakukan dapat dinyatakan bahwa pada penderita diabetes mellitus, paling

    banyak ditemui adanya gingiitis dan periodontitis. Menurut penelitian yang

    dilakukan oleh Syukri di 7S/8M mengenai diabetes mellitus tipe $$, penyakit

    periodontal lebih banyak dijumpai yaitu sebesar 2*+, gingiitis sebesar 3(,4*+

    dan untuk kandiasis pada penderita diabetes mellitustipe $$ yang tidak terkontrol

    lebih banyak dijumpai yaitu sebesar *)+. Menurut $ndian Dental urnal, didapati

    penderita diabetes mellitus tipe $$ dengan periodontitis ternyata berhubungan

    dengan peningkatan konsentrasi imunoglobulin dalam jaringan gingia. Dalam

    penelitian :armen dkk disimpulkan, gangguan biokimia salia penderita diabetes

    mellitustipe $$ ternyata berhubungan dengan perubahan struktural pada kelenjar

    parotis.

    Sebagaimana kita ketahui, diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang

    harus diwaspadai oleh masyarakat umum, dokter gigi, dan dental hygienist.

    #er"atat pada tahun ())* diperkirakan pasien diabetes mellitusmen"apai 1( jutapenderita, prealensinya semakin tinggi bila umur dan populasinya telah

    mengalami proses penuaan. Maka tenaga kesehatan memainkan peranan penting

    terhadap manajemen pasien diabetes mellitus.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    3/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DIABETES MELITUS

    2.1. DefinisiDiabetes Mellitus

    Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan "iri

    hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

    Kelainan pada sekresi;kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam

    metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. /iperglikemia kronik pada diabetes

    berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disungsi atau kegagalan

    beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, sara, jantung dan pembuluh darah.

    World Health Organization %/0& sebelumnya telah merumuskan bahwa DM

    merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas

    dan singkat, tetapi se"ara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan

    problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah aktor di mana didapat

    deisiensi insulin absolut atau relati dan gangguan ungsi insulin..

    2.1 Klasifikasi

    2.1.1 Diabetes Melits Ti!e 1

    Sering dikatakan sebagai diabetes

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    4/21

    DM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun.

    >emeriksaan histopatologi pankreas menunjukkan adanya iniltrasi

    leukosit dan destruksi sel ?angerhans. >ada 2*+ pasien ditemukan

    antibodi sirkulasi yang menyerangglutamic-acid decarbo"ylase %@8D& di

    sel beta pankreas tersebut. >realensi DM tipe 1 meningkat pada pasien

    dengan penyakit autoimun lain, seperti penyakit @rae, tiroiditis

    /ashimoto atau myasthenia grais. Sekitar 9*+ pasien memilikiHuman

    #eu$ocyte Antigen %/?8& D74 atau /?8 D73.

    Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen

    ineksius;lingkungan, di mana sistem imun pada orang dengan

    ke"enderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas

    yang AmenyerupaiB protein irus sehingga terjadi destruksi sel beta dan

    deisiensi insulin. !aktor-aktor yang diduga berperan memi"u serangan

    terhadap sel beta, antara lain irus %mumps, rubella, "o5sa"kie&, toksin

    kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa bayi.

    Selain akibat autoimun, sebagaian ke"il DM tipe 1 terjadi akibat

    proses yang idiopatik. #idak ditemukan antibodi sel beta atau aktiitas

    /?8. DM tipe 1 yang bersiat idiopatik ini, sering terjadi akibat aktor

    keturunan, misalnya pada ras tertentu 8rika dan 8sia.

    2.1.2 Diabetes Melits Ti!e 2

    #idak seperti pada DM tipe 1, DM tipe ( tidak memiliki hubungandengan aktiitas /?8, irus atau autoimunitas dan biasanya pasien

    mempunyai sel beta yang masih berungsi %walau terkadang memerlukan

    insulin eksogen tetapi tidak bergantung seumur hidup&. DM tipe ( ini

    berariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai deisiensi

    insulin relati, sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama

    resistensi insulin. >ada DM tipe ( resistensi insulin terjadi pada otot,

    lemak dan hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    5/21

    pankreas. #erjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma,

    penurunan transpor glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan

    peningkatan lipolisis.

    Deek yang terjadi pada DM tipe ( disebabkan oleh gaya hidup

    yang diabetogenik %asupan kalori yang berlebihan, aktiitas isik yang

    rendah, obesitas& ditambah ke"enderungan se"ara genetik. 'ilai 6M$ yang

    dapat memi"u terjadinya DM tipe ( adalah berbeda-beda untuk setiap ras.

    2.2 Per"asala#an $igi %an Mlt Pa%a Pen%erita Diabetes Melits

    Kadar gula darah yang tidak terkontrol menyebabkan penderita

    diabetes beresiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mulut.

    Diabetes yang tidak terkontrol mengganggu sel darah putih dan sel-sel

    imun seperti neutroil, monosit dan makroag yang berungsi untuk

    pertahanan tubuh. /al ini menyebabkan kemampuan tubuh untuk melawan

    bakteri menjadi menurun, dan penderita menjadi lebih rentan terhadap

    ineksi. Di tambah lagi dengan adanya peningkatan kadar sel radang dalam

    "airan saku gusi,menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terineksi

    dan menyebabkan kerusakan tulang.

    >enderita Diabetes Mellitus rentan terhadap masalah-masalah

    dalam rongga mulut sepertiC

    2.2.1 Mlt kering &'er(st("ia).

    Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan

    aliran sali*a %air liur&, sehingga mulut terasa kering. Salia memiliki

    eeksel%-cleansing, di mana alirannya dapat berungsi sebagai pembilas

    sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. adi bila aliran salia

    menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih

    rentan untuk terjadinya ulserasi %luka&, ineksi, dan lubang gigi.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    6/21

    2.2.2 +a%ang gsi &gingi*itis) %an ra%ang ,aringan !eri(%(ntal

    &!eri(%(ntitis).

    Selain ,merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes

    adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi

    dan produk sisa dari tubuh. ?ambatnya aliran darah ini menurunkan

    kemampuan tubuh untuk memerangi ineksi, sedangkan periodontitis

    adalah penyakit yang disebabkan oleh ineksi bakteri. adi ineksi bakteri

    pada penderita diabetes lebih berat.

    8da banyak aktor yang menjadi pen"etus atau yang memperberat

    periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus %karang gigi&, dan

    aktor sistemik atau kondisi tubuh se"ara umum. 7usaknya jaringan

    periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak,

    dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. 8ngka kasus penyakit

    periodontal di masyarakat "ukup tinggi meski banyak yang tidak

    menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya

    gigi pada orang dewasa

    2.2.- Lka skar se"b#.

    Diabetes yang tidak terkontrol membuat penyembuhan luka pada

    penderita diabetes lebih lama dan lebih sulit daripada orang normal, karena

    adanya gangguan aliran darah ke tempat terjadinya luka.

    2.2. Oral thrush.

    >enderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk

    memerangi ineksi sangat rentan mengalami ineksi jamur pada mulut dan

    lidah. 8palagi penderita diabetes yang merokok, resiko terjadinya ineksi

    jamur jauh lebih besar.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    7/21

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA PE+I/D/NTITIS

    -.1 Definisi Pen0akit Peri(%(ntal

    >enyakit periodontal adalah suatu inlamasi kronis pada jaringan

    pendukung gigi %periodontium&. >enyakit periodontal dapat hanya mengenai

    gingia %gingiitis& atau dapat menyerang struktur yang lebih dalam

    %periodontitis&. @ambaran klinis yang membedakan antara gingiitis dan

    periodontitis adalah ada tidaknya kerusakan jaringan periodontal destrukti

    umumnya dihubungkan dengan keberadaan dan atau meningkatnya jumlah bakteri

    patogen spesiik seperti &horphyromonas gingivalis '&(g)* prevotella intermedia

    '&(i)* bacteriodes %orsytus '+i) dan actinobacillus actinomycetemcomitans 'A(a)(

    -.2. Eti(l(gi Pen0akit Peri(%(ntal

    -.2.1 akt(r Pri"er

    >enyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri. Menurut

    teori non-spesiik murni bakteri mulut terkolonisasi pada leher gingia untuk

    membentuk plak pada keadaan tidak ada kebersihan mulut yang eekti. Semua

    bakteri plak dianggap mempunyai beberapa aktor irulensi yang menyebabkan

    inlamasi gingial dan kerusakan periodontal keadaan ini menunjukkan bahwa

    plak akan menimbulkan penyakit tanpa tergantung komposisinya. 'amun

    demikian, sejumlah plak biasanya tidak mengganggu kesehatan gingia dan

    periodontal dan beberapa pasien bahkan mempunyai jumlah plak yang "ukup

    besar yang sudah berlangsung lama tanpa mengalami periodontitis yang merusak

    walaupun mereka mengalami gingiitis.

    -.2.2.akt(r Sekn%er

    !aktor sekunder dapat lokal atau sistemik. 6eberapa aktor lokal pada

    lingkungan gingia merupakan predisposisi dari akumulasi deposit plak dan

    menghalangi pembersihan plak. !aktor ini disebut sebagai aktor retensi plak.

    II.2.-. akt(r L(kal

    1. 7estorasi yang keliru

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    8/21

    (. Kaitas karies

    4. #umpukan sisa makanan

    3. @eligi tiruan sebagian yang desainnya tidak baik

    *. >esawat ortodonti

    . Susunan gigi geligi yang tidak teratur

    E. Kurangnyasealbibir atau kebiasaan bernapas melalui mulut

    2. Merokok tembakau

    9. ,rooveperkembangan pada enamel serikal atau permukaan akar

    -.-. +ia0at Ala"i Pen0akit Peri(%(ntal

    -.-.1 $ingi*itis

    Karena plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental

    yang terlindungi, inlamasi gingia "enderung dimulai pada daerah papilla

    interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi.

    /istopatologi dari gingiitis kronis dijabarkan dalam beberapa tahapanC lesi awal

    timbul (-3 hari diikuti gingiitis tahap awal, dalam waktu (-4 minggu akan

    menjadi gingiitis yang "ukup parah.

    1. ?esi awal

    >erubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingia yang

    ke"il disebelah apikal dari epitelium jungtional. >embuluh ini mulai bo"or dan

    kolagen periaskuler mulai menghilang, digantikan dengan beberapa sel

    inlamasi, sel plasma dan limosit terutama limosit # "airan jaringan dan protein

    serum.

    (. @ingiitis tahap awal

    6ila deposit plak masih tetap ada, perubahan inlamasi tahap awal akan

    berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran "airan gingia dan migrasi

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    9/21

    &olymorphonuclear eutrophils %>M'&. >erubahan yang terjadi baik pada

    epithelium jungsional maupun pada epithelium kreikular merupakan tanda dari

    pemisahan sel dan beberapa prolierasi dari sel basal.

    4. @ingiitis tahap lanjut

    Dalam waktu (-4 minggu, akan terbentuk gingiitis yang lebih parah.

    >erubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma

    terlihat mendominasi. ?imosit masih tetap ada dan jumlah makroag meningkat.

    >ada tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. @ingia sekarang berwarna merah,

    bengkak, dan mudah berdarah.

    @ambar 1Cgeneralized marginal and papillary gingivitis

    -.-.2 Peri(%(ntitis>eriodontitis adalah inlamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan

    migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi

    tulang aleolar. >ada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing,

    perdarahan saat probing %ditempat aktinya penyakit& yang dilakukan dengan

    perlahan dan perubahan kontur isiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan,

    pembengkakan gingia dan biasanya tidak ada rasa sakit.

    -. . Peri(%(ntitis Kr(nis

    >eriodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresi yang

    lambat. Dengan adanya aktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau stress,

    progres penyakit akan lebih "epat karena aktor tersebut dapat merubah respon

    host terhadap akumulasi plak.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    10/21

    @ambar (C #anda klinis periodontitis kronis pada pasien usia 3* tahun

    dengan kesehatan oral yang kurang dan tidak ada perawatan gigi sebelumnya.

    >eriodontitis kronis adalah hasil dari respon host pada agregasi bakteri di

    permukaan gigi. Mengakibatkan kerusakan irreersibel pada jaringan perlekatan,

    yang menghasilkan pembentukan poket periodontal dan kehilangan tulang

    aleolar pada akhirnya. Sementara gingiitis dikenal kondisi yang sangat umum

    di antara anak-anak dan remaja, periodontitis jarang terjadi pada anak-anak dan

    remaja. #erjadinya periodontitis seere pada orang dewasa muda memiliki

    dampak buruk terhadap gigi mereka tapi dalam beberapa perawatan kasus

    penyakit periodontal dapat berhasil.

    Diagnosis periodontitis dan identiikasi indiidu yang terkena kadang-

    kadang menjadi sulit karena tidak ada gejala yang dilaporkan. 0leh karena itu

    dianjurkan dokter harus memahami kerentanan pasien pada periodontitis dengan

    mengealuasi eksposur mereka terhadap aktor risiko yang terkait sehingga

    deteksi dini dan manajemen yang tepat dapat di"apai. Kerusakan periodontitistelah digambarkan sebagai konsekuensi dari interaksi antara aktor genetik,

    lingkungan, mikroba dan aktor host.

    -..1. akt(r +esik( Ter,a%in0a Peri(%(ntitis Kr(nis

    >eriodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa aktor.

    !aktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi

    dan gingia.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    11/21

    8da beberapa aktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko terjadinya

    penyakit, antara lainC

    1. !aktor lokal. 8kumulasi plak pada gigi dan gingia pada dentogingiva

    unction merupakan awal inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. 6akteri

    biasanya memberikan eek lokal pada sel dan jaringan berupa inlamasi.

    (. !aktor sistemik. Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien

    yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi keeektian respon host.

    Diabetes merupakan "ontoh penyakit yang dapat meningkatkan keganasan

    penyakit ini.

    4. ?ingkungan dan perilaku merokok dapat meningkatkan keganasan

    penyakit ini. >ada perokok, terdapat lebih banyak kehilangan atta"hment dan

    tulang, lebih banyak urkasi dan pendalaman poket. Stres juga dapat

    meningkatkan prealensi dan keganasan penyakit ini.

    3. @enetik. 6iasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu

    keluarga, ini kemungkinan menunjukkan adanya aktor genetik yang

    mempengaruhi periodontitis kronis ini.

    -..2. Karakteristik U"" Peri(%(ntitis Kr(nis

    Karakteristik yang ditemukan pada pasien periodontitis kronis yang belum

    ditangani meliputi akumulasi plak pada supragingia dan subgingia, inlamasi

    gingia, pembentukan poket, kehilangan periodontal atta"hment, kehilangan

    tulang aleolar, dan kadang-kadang mun"ul supurasi.1(

    >ada pasien dengan oral hygiene yang buruk, gingia membengkak dan warnanya

    antara merah pu"at hingga magenta. /ilangnya gingiva stippling dan adanya

    perubahan topograi pada permukaannya seperti menjadi tumpul dan rata

    'cratered papila).

    >ada banyak pasien karakteristik umum seringkali tidak terdeteksi, dan

    inlamasi hanya terdeteksi dengan adanya pendarahan pada gingia sebagai

    respon dari pemeriksaan poket periodontal.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    12/21

    Kedalaman poket berariasi, dan kehilangan tulang se"ara ertikal maupun

    horizontal dapat ditemukan. Kegoyangan gigi terkadang mun"ul pada kasus yang

    lanjut dengan adanya perluasan hilangnya attachment dan hilangnya tulang.

    >eriodontitis kronis dapat didiagnosis dengan terdeteksinya perubahan

    inlamasi kronis pada marginal gingia, adanya poket periodontal dan hilangnya

    atta"hment se"ara klinis.

    @ambar 4C >erdarahan saat probing dari derajat 1, derajat (,derajat 4, hingga

    derajat 3

    -..-.Pat(genesis Peri(%(ntitis Kr(nis

    >enyakit periodontal yang disebabkan karena reaksi inlamasi lokal

    terhadap ineksi bakteri gigi, dan dimaniestasikan oleh rusaknya jaringan

    pendukung gigi. @ingiitis merupakan bentuk dari penyakit periodontal dimana

    terjadi inlamasi gingia, tetapi kerusakan jaringan ringan dan dapat kembali

    normal. >eriodontitis merupakan respon inlamasi kronis terhadap bakteri

    subgingia, mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal irreersible sehingga

    dapat berakibat kehilangan gigi. >ada tahap perkembangan awal, keadaan

    periodontitis sering menunjukkan gejala yang tidak dirasakan oleh pasien.

    >eriodontitis didiagnosis karena adanya kehilangan perlekatan antara gigi

    dan jaringan pendukung %kehilangan perlekatan klinis& ditunjukkan dengan

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    13/21

    adanya poket dan pada pemeriksaan radiograis terdapat penurunan tulang

    aleolar. >enyebab periodontitis adalah multiaktor, karena adanya bakteri

    patogen yang berperan saja tidak "ukup menyebabkan terjadi kelainan. 7espon

    imun dan inlamasi pejamu terhadap mikroba merupakan hal yang juga penting

    dalam perkembangan penyakit periodontal yang destrukti dan juga dipengaruhi

    oleh pola hidup, lingkungan dan aktor genetik dari penderita.

    >ada periodontitis, terdapat plak mikroba negatie gram yang

    berkolonisasi dalam sulkus gingia %plak subgingia& dan memi"u respon

    inlamasi kronis. Sejalan dengan bertambah matangnya plak, plak menjadi lebih

    patogen dan respon inlamasi pejamu berubah dari keadaan akut menjadi keadaan

    kronik. 8pabila kerusakan jaringan periodontal, akan ditandai dengan terdapatnya

    poket. Semakin dalamnya poket, semakin banyak terdapatnya bakteri subgingia

    yang matang. /al ini dikarenakan poket yang dalam terlindungi dari pembersih

    mekanik %penyikatan gigi& juga terdapat aliran "airan sulkus gingia yang lebih

    konstan pada poket yang dalam dari pada poket yang diangkat.

    -... Klasifikasi Peri(%(ntitis Kr(nis

    Klasiikasi periodontitis adalah sebagai berikutC

    1. >eriodontitis dewasa kronis

    #ipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat, terjadi pada 4* tahun

    keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan didominasi oleh bentuk

    horizontal. !aktor etiologi utama adalah aktor lokal terutama bakteri gram

    negati. #idak ditemukan kelainan sel darah dan disertai kehilangan tulang

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    14/21

    @ambar 3C @ambaran klinis periodontitis dewasa kronis

    @ambar *C @ambaran radiograi periodontitis dewasa kronisCterlihat kehilangan

    tulang horizontal ringan-sedang dan terlokalisasi

    (..arly Onset &eriodontitis %0>&

    a& >eriodontitis prepubertas, #ipe ini adalah tipe yang terjadi setelah erupsi

    gigi sulung. #erjadi dalam bentuk yang terlokalisir dan menyeluruh. #ipe ini

    jarang terjadi dan penyebarannya tidak begitu luas.

    b& >eriodontitis juenil %periodontosis&, #ocalised Juvenil &eriodontitis

    %?>& adalah penyakit peridontal yang mun"ul pada masa pubertas. @ambaran

    klasik ditandai dengan kehilangan tulang ertikal yang hebat pada molar pertama

    tetap, dan mungkin pada insisi tetap. 6iasanya, akumulasi plak sedikit dan

    mungkin tidak terlihat atau hanya sedikit inlamasi yang terjadi. >redileksi

    penyakit lebih banyak pada wanita dengan perbandingan wanitaCpria 4C1. 6akteri

    yang terlibat pada tipe ini adalah 8"tinoba"illus a"tinomy"etem"omittans. 6akteri

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    15/21

    ini menghasilkan leukotoksin yang bersiat toksis terhadap leukosit, kolagenase,

    endotoksin, dan aktor penghambat ibroblas. Selain bentuk terlokalisir, juga

    terdapat bentuk menyeluruh yang mengenai seluruh gigi-geligi.

    "& >eriodontitis yang berkembang "epat adalah penyakit yang biasanya

    dimulai sekitar masa pubertas hingga 4* tahun. Ditandai dengan resorbsi tulang

    aleolar yang hebat, mengenai hampir seluruh gigi. 6entuk kehilangan yang

    terjadi ertikal atau horizontal, atau kedua-duanya. 6anyaknya kerusakan tulang

    nampaknya tidak berkaitan dengan banyaknya iritan lokal yang ada. >enyakit ini

    dikaitkan dengan penyakit sistemik %seperti diabetes melitus, sindrom down, dan

    penyakit-penyakit lain&, tetapi dapat juga mengenai indiidu yang tidak memiliki

    penyakit sistemik.

    Keadaan ini dibagi dalam dua subklasC

    a. #ipe 8C terjadi antara umur 13-( tahun. Ditandai dengan kehilangan tulang

    dan perlekatan epitel yang "epat dan menyeluruh.

    b. #ipe 6C ditandai dengan kehilangan tulang dan perlekatan epitel yang "epat dan

    menyeluruh pada usia antara (-4* tahun.

    ". e$rosis ulserati% gingivo-periodontitis %'@->& adalah bentuk periodontitis

    yang biasanya terjadi setelah episode berulang dari gingiitis ulserati nekrosis

    akut dalam jangka waktu lama, yang tidak dirawat atau dirawat tetapi tidak tuntas.

    >ada tipe ini terjadi kerusakan jaringan di interproksimal, membentuk lesi seperti

    kawah, baik pada jaringan lunak mapun tulang aleolar.

    4. >eriodontitis yang berkaitan dengan penyakit sistemik

    -..3. Pe"bentkan P(ket Peri(%(ntitis Kr(nis

    >oket adalah pendalaman sulkus gingia se"ara patologis karena penyakit

    periodontal. >oket periodontal mengandung debris terutama terdiri dari

    mikroorganisme dan produk-produknya %enzim, endotoksin, dan hasil

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    16/21

    metabolisme lainnya&, "airan gingia, sisa makanan, mu"in saliari, desFuamasi

    sel epitelial, dan leukosit. >lak atau kalkulus biasanya menutupi permukaan gigi.

    >endalaman sulkus dapat terjadi karena tiga halC

    1. >ergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal, seperti pada gingiitis

    (. >erpindahan epitel jungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel terlepas dari

    permukaan gigiG dan

    4. Kombinasi keduanya.

    @ambar C >robing kedalaman poket periodontal

    >oket dapat diklasiikasikan sebagai berikutC

    1. >oket gingia %pseudopo"ket;poket semu& adalah pendalaman sulkus gingia

    sebagai akibat dari pembesaran gingia. #idak terjadi migrasi epitel jungsional ke

    apikal atau resorpsi pun"ak tulang aleolar

    (. >oket supraboni adalah pendalaman sulkus gingia disertai dengan kerusakan

    serabut gingia di dekatnya, ligamen periodonsium, dan pun"ak tulang aleolar,

    yang dikaitkan dengan migrasi epitel jungsional ke apikal. Dasar poket dan epitel

    jungsional lebih koronal dibandingkan pun"ak tulang aleolar. >oket supraboni

    dihubungkan dengan resorpsi tulang horizontal, yaitu penurunan ketinggian

    pun"ak aleolar keseluruhan, umumnya pun"ak tulang dan permukaan akar

    membentuk sudut siku-siku.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    17/21

    4. >oket inraboni adalah pendalaman sulkus gingia dengan posisi dasar poket

    dan epitel jungsional terletak lebih ke apikal dibandingkan pun"ak tulang aleolar.

    >oket inraboni dihubungkan dengan resorpsi tulang erti"al %resorpsi tulang

    angular&, yaitu kehilangan tulang yang membentuk sudut tajam terhadap

    permukaan akar.

    @ambar EC %8& Sulkus normalG %6& >oket supraboniG%:& >oket inraboni

    6aik poket supraboni maupun inraboni disebabkan oleh ineksi plakG akan

    tetapi terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan aktor-aktor yang

    mempengaruhi terbentuknya poket inraboni.

    Mekanisme etiologi yang telah dikemukakan adalahC

    1. 8danya pembuluh darah yang besar pada satu sisi aleolus mungkin

    mempengaruhi pembentukan poket inraboni.

    (. Desakan makanan yang kuat ke daerah interproksimal dapat menyebabkan

    kerusakan unilateral pada perangkat pendukung gigi dan rusaknya perlekatan

    epitel

    4. #rauma pada jaringan periodontal dapat menyebabkan kerusakan pun"ak

    ligamen periodonsium %trauma oklusi&, yang jika sudah ada inlamasi, dapat

    mengakibatkan migrasi epitel jungsional ke arah daerah terjadinya kerusakan.

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    18/21

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    19/21

    neutroil, monosit dan makroag. >enderita diabetes yang tidak terkontrol

    menderita kelainan ungsi sel pertahanan utama tersebut yaitu tidak seimbangnya

    ungsi kemotaksis dan agositosis yang menyebabkan penderita diabetes lebih

    rentan terhadap ineksi.

    #erganggunya ungsi agositosis neutroil dapat meningkatkan jumlah

    bakteri di poket periodontal, sehingga meningkatkan kerusakan periodontal.

    Selain itu adanya respon yang berlebihan dari immunoin%lammatory lain pada

    penderita diabetes. Sebagai "ontoh meningkatkan produksi tumor ne$rosis alpha

    %/0-1) oleh makroag dan monosit pada waktu terjadinya inlamasi dalam

    merespon patogen penyakit periodontal, akibatnya dapat meningkatkan kerusakan

    jaringan pejamu. >eningkatan jumlah /0-1 ini ditemukan dalam darah

    menunjukan adanya respon yang berlebihan dari sistem pertahanan tubuh se"ara

    sistemik dan lokal.

    Selain itu, periodontitis juga dapat memperburuk kontrol glikemik pada

    penderita diabetes mellitus. Menurut penelitian @rosso dan @en"o, penyakit

    perio-dontal dapat meningkatkan tingkat keparahan diabetes melitus. >ada

    penelitian tersebut dinyatakan bahwa terdapat hubungan dua arah antara diabetes

    melitus dengan penyakit periodontal, dimana penyakit periodontal dan diabetes

    melitus berinteraksi untuk meningkatkan kerusakan jaringan. $neksi kronis dalam

    respon inlamasi pada penderita diabetes melitus meningkatkan kerusakan

    jaringan periodonsium pada penderita diabetes, sedangkan ineksi periodontal

    dapat me-nyebabkan keadaan resistensi insulin kronis sehingga mengubah kontrol

    metabolisme glukosa. Dengan demikian, terjadi siklus degenerati dimana

    diabetes menyebabkan penurunan imunitas yang kemudian mempengaruhi kontrol

    metabolisme glukosa dan memberikan dampak negati terhadap diabetes.

    Kebt#an !eraatan !eri(%(ntal

    /ubungan antara diabetes dan penyakit periodontal telah menyebabkan

    pentingnya peren"anaan pertimbangan perawatan diabetes. :handna S

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    20/21

    menyatakan bahwa perawatan periodontal dapat menyebabkan dampak positi

    pada kontrol glikemik pasien diabetes didasarkan pada hubungan antara

    mekanisme periodontitis dan diabetes. Sebelum dilakukannya prosedur perawatan

    periodontal, dibutuhkan keadaan glikemik pasien yang memungkinkan untuk

    dilakukannya perawatan periodontal. >ada penderita diabetes melitus,

    pemeriksaan tingkat hemoglobin 81" %/b81"& digunakan untuk memonitor

    kontrol glikemik se"ara keseluruhan. @likohemoglobin terbentuk di dalam

    eritrosit yang merupakan hasil reaksi non-enzimatik antara glukosa dan protein

    hemoglobin.

    Penatalaksaan gigi %an "lt !a%a !en%erita %iabetes "ellits

    8. aga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah normal,

    terutama dengan "ara menerapkan gaya hidup sehat.

    6. aga kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperke"il resiko

    terjadinya karies, gingiitis, ataupun periodontitis. Masalah yang terjadi di

    rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke penyakit lain.

    :. angan lupa inormasikan mengenai kondisi diabetes bila berkunjung ke

    dokter gigi, terutama bila hendak men"abut gigi. Seperti yang telah

    dijelaskan di atas, luka pada penderita diabetes sukar sembuh. $ni termasuk

    juga luka setelah pen"abutan gigi. Selain itu juga ada resiko terjadinya

    ineksi sekunder dan pendarahan yang "ukup banyak setelah tindakan oleh

    dokter gigi. 0leh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan

    premedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan perawatan

    pada penderita diabetes.

    D. Ke"uali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar

    gula darah sedang tinggi. 'ormalkan dahulu kadar gula darah, baru

    kunjungi dokter gigi kembali.

    . >emakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu

    mendapat perhatian khusus. >emakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan

  • 8/12/2019 BAB II Periodontitis Kronik

    21/21

    sebelum tidur dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan

    kemungkinan terjadinya ineksi jamur karena kebersihan yang tidak

    terjaga.