BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG DZIKIR,...
Transcript of BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG DZIKIR,...
-
17
BAB II
PENGERTIAN UMUM TENTANG DZIKIR,
PERNAPASAN DAN KESEHATAN
A. DZIKIR
1. Pengertian Dzikir
Secara etimologis dalam kamus Besar Bahasa Indonesia hasil karya
Prof. H. Mahmud Yunus, dzikir berasal dari kata - - ( ) yang
berarti menyebut atau mengingat.1 Sedangkan secara terminology,
dzikrullah adalah mengingat dan menyebut nama Allah, baik dengan lisan
(ucapan) dengan hati atau anggota badan. Dzikir lisan yaitu memuji Allah
dengan ucapan-ucapan tasbih, tahmid, dan lain-lain. Dzikir dengan hati
yaitu memikirkan (bertafakur) mengenai zat dan sifat-sifat Allah.
Sedangkan dzikir dengan anggota badan yaitu menjadikan keseluruhan
anggota badan tunduk dan patuh kepada Allah.2
Dalam artian umum, dzikrullah adalah mengingat Allah serta
keagungan-Nya, yang mencakup hamper semua bentuk ibadah dan
perbuatan terpuji. Sedangkan dalam arti yang lebih khusus, dzikurullah
adalah menyebut nama-nama Allah sebanyak-banyaknya dengan
memenuhi tata tertib, metode, rukun dan syaratnya. Dzikrullah adalah
perintah Allah dan Rasul-Nya, dan bukan ciptaan atau buatan manusia,3
sebagaimana firman Allah surat Ali imran ayat 41.
1Prof. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Quran, Jakarta, 1973, hlm. 134 2WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982,
hlm. 250 3Hanna Djumhana Bastaman, Integritas Psikologi denga Islam, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 1997, hlm. 158.
-
18
ArtinyaDan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.4
Menurut Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf dzikir artinya mengingat
pada Allah, tetapi di dalam tareqat mengingat kepada Allah iui di Bantu
dengan bermacam-macam ucapan, kata-kata yang mengingatkan mereka
kepada Allah.5 Dzikir adalah salah satu kata yang penting di dalam
kerangka pemahaman ajaran Islam. Bahkan kata ini tampak sangat
bernilai, karena dzikir menjadi salah satu nama laindari kitab suci Al-
Quran, sebagaimana firman Allah surat Al-Hijr ayat 9
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. 6 Dzikir memiliki dua makna yang amat menonjol, pertama sebagai
dinamika internal yang memusat yang ada di dalam diri manusia dan
sifatnya isoteris. Kedua sebagai warning dalam mengendalikan tindakan
manusia yang kasat mata dan sifatnya eksoteris.
Makna yang pertama, di dalam Al-Quran selalu dikaitkan dengan
Allah SWT dan dzikrullah. Jadi Allah-lah yang menjadi pusat (center)
arah dan dinamika internal. Untuk dapat sampai kesatu-satunya titik pusat
tersebut terjadi perjuangan batin yang panjang dan membutuhkan
kegigihan untuk dapat terlepas dari rintangan, yaitu berupa dorongan dari
kehidupan provan. Karena itulah salah satu formulasi dzikir adalah
terlebih dahulu harus meniadakan sama sekali Tuhan laa ilaaha
kemudian menegaskan illa Allah. Sebagaimana telah disebut di atas ia
adalah semacam warning bagi umat dalam berinteraksi dengan sesamanya.
4Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya,
Depag RI, CV. Gema Risalah Press, Bandung, 1993, hlm. 82. 5Pro. Dr. H. Aboebakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Ramadhani,
Semarang, 195, hlm. 347 6Yayasan penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Quran, op. cit., hlm. 391.
-
19
Dizini dzikir sebenarnya juga mengandung arti pemusatan
(konsentrasi) terhadap tindakan-tindakan manusia yang sifatnya eksoteris.
Di dalam Al-Quran, dzikir yang mengandung makna sebagai warning
(peringatan) bagi manusia, walaupun tidak selalu akan tetapi sering
dikaitkan dengan manusia dalam kapasitasnya sebagai hamba yang
beriman. Kapasitas manusia sebagai hamba yang beriman sekaligus
makhluk yang berakal ini menjadi prasarana bagi dirinya untuk dapat
mengamalkan dzikir yang bersifat eksoteris.7
Berdasarkan pengertian dzikir di atas, maka dzikir dapat dibedakan
menjadi iga macam:
a. Dzikir bil al lisan
Yaitu dzikir dengan ucapan, yang dmaksud dzikir dengan
ucapan yaitu dengan melafadzkankalimat-kalimat seperti tahlil,
tahmid, takbir, istighfar, hasbalah, hauqalah, dan lain-lain.
b. Dzikir al qalbi
Yaitu dzikir dengan hati, maksudnya adalah bertafakur
merenungi ke Mahabenaran dan ke Mahabesaran Allah. Mengingat
dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan, dan banyaknya nikmat
Allah yag telah di anugerahkan kepadanya. Ia selalu mengingat Allah
di setiap waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali di isi
dan digunakannya untuk bertafakur (memikirkan) tentang penciptaan
langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang ada di
dalamnya yang menggambarkan kesempurnaan Allah dan kekuasaan
Allah SWT.8
c. Dzikir al Jawarih
Yang dimaksud dengan dzikir al jawarih atau dzikir dengan
anggota badan adalah menjadikan seluruh panca indera dan anggota
badan tunduk dan patuh dalam melaksanakan segala perintah Allah
7Malik Fajar, Kemanusiaan dalam Era Pasca Industrialisasi, ICMI WIL. Jawa Tengah,
Auditorium RRI, Semarang, 1992, hlm. 105. 8Tim Tashih Departemen Agama, Al-Quran dan tafsirnya, Jilid V, Effhar Offset,
Semarang, 1987, hlm. 105.
-
20
dan menjauhi segala larangannya. Dzikir al jawarih contohnya seperti
menuntut ilmu, mencari rizki yang diridhai Allah, membersihkan
sesuatu atau bersedekah dan lain-lain.
Sedangkan menurut orang kafir (sufi) dzikir meliputi tujuh
bentuk. Pertama , dzikir kedua belah mata dengan menangis, kedua,
dzikir kedua daun telinga dengan mendengarkan ayat-ayat Allah,
ketiga, dzikir lisan dengan memuji Allah, Keempat, dzikir tangan
dengan bersedekah, Kelima, dzikir badan dengan kejujuran dan
memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Keenam,
dzikir hati dengan khuf dan raja (khawatir akan siksa dan azab Allah
di akhirat serta berharap keridhoan-Nya). Ketujuh, dzikir ruh dengan
taslim dan rid (penyerahan diri seikhlas-ikhlasnya dan ridha atas
segala keputusan-Nya).9
2. Macam-Macam lafadz Dzikir
Adapun macam-macam lafadz dzikir itu adalah dengan membaca
tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la-ilahailllallahu), membaca
tahmid (alhamdulillah), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir
(Allahu Akbar), membaca hauqalah (la haula wa la quwata illa billah),
membaca hasbalab (hasbiyalah), membaca basmalah
(bismillahirrahmanirrahim), membaca al-Quran Majid dan membaca
doa-doa yang matsur yaitu doa-oaa yang diterima dari Nabi Saw.10
Tasbih yaitu mengakui kesucian Allah dari segala yang tidak layak
bagi-Nya dan mengakui kesucian Allah dari segala kekurangan, dengan
lafadznya
9Depag RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ensiklopedi
Islam, Depag RI Jakarta, 1992, hlm. 1330. 10Teungku Muhammad HAsby Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Doa, PT Pustaka
Rizki Putra, Semarang, 1997, hlm. 43-44
-
21
Artinya: Maha Suci Allah11
Sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 42:
Artinya: Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang12
Tahlili adalah mengakui bahwasannya Allah SWT tidak berhajat
kepada yang selain-Nya, seci dari segala kekurangan, dengan lafadznya
Artinya:Tidak ada Tuhan selain Allah13
Tahmd adalah menyatakan kepujian dan kesukaran kita kepada
Allah Tuhan semesta alam, dengan lafadz
Artinya: Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.14
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Naml ayat 59
Artinya: Katakanlah: Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas
hamba-hamba-Nya yang dipilihnya. Apakah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia.15
Taqdis pengertiannya sama dengan tasbih yaitu mensucikan Allah
sari segala yang di sifatkan musyrik atau dari yang dikatakan oleh kaum
kafir, dengan lafadz
11Ibid, hlm. 40 12 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Quran, op. cit., hlm. 674 13Teungku Muhammad Hasby Ash Shiddieqy, op. cit., hlm. 674. 14Ibid, hlm. 41. 15Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Quran, op. cit.,hlm. 601.
-
22
Artinya: Maha suci Allah.16
Takbir yaitu mengakui kebesaran Allah Tuhan yang menciptakan
alam, dengan lafadz
Artinya: Allah Maha Besar.17
Sebagaimana firman Allah dala Al-Quran surat Al-Isra ayat 111
Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya (QS. Al-Isra:111).18
Hauqalah yaitu mengaku bahwa tidak ada yang dapat
memalingkan hamba dari mashiat selain dari Allah sendiri dan tidak ada
daya dan kekuatan bagi hamba untuk melaksanakan perintahnya
melainkan dengan taufiq-Nya, dengan lafadz:
Artinya: Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, melainkan dengan Allah.19
3. Manfaat Dzikir
Dzikir sebagai salah satu dari berbagai amalan ibadah dalam Islam,
apabila dilakukan dengan sepenuh hati, maka dzikir tersebut niscaya akan
mampu memberikan manfaat atau faedah bagi pelakunya. Faedah-faedah
tersebut antara lain:
16Teungku Muhammad Hasby Ash Shiddieqy, op. cit., hlm. 41. 17Ibid. 18Yayasan Penyelenggara/Penafsiran Al-Quran, op. cit.,hlm. 440 19Teungku Mehammad Hasby Ash Shiddieqy, op. cit., hlm. 42
-
23
a. Dapat sebagai sarana untuk memberikan ketenangan delam kehidupan,
hal ini terjadi karena yang di hadapi manusia tidak selamanya sesuai
dengan apa yang direncanakan, sehingga apabila terjadi hal yang
demikian. Maka manusia tidak harus putus asa, karena menyadari
bahwa manusia hanya sekedar merencanakan dan berusaha sedangkan
yang menentukan hasil akhirnya hanyalah Allah SWT.
b. Dapat berfungsi sebagai media untuk mempertebal keimanan,
pengabdian, kejujuran dan kematangan cita-cita dalam hidup. Karena
iman seseorang dalam hidup kadang berkurang (rapuh) maka dzikir
merupakan manifestasi rasa keimanan seseorang kepada Tuhannya.
Membawa sikap pengabdian yang luhur dan dengan dzikir pula
seseorang dapat meningkatkan ketabahan dan kesabaran, baik tabah
secara aktif (menjalankan ketaatan) dan tabah dalam arti yang pasif.
c. Dapat sebagai sarana pengendalian diri yaitu pengendalian hawa nafsu
yang sering menjadi mesin penggerak kejahatan serta dengan berdzikir
kepada Allah, maka akan mempertebal iman, dengan iman yang
semakin tebal seseorang diharapkan mampu mengendalikan hawa
nafsunya, sehingga niscaya hidupnya akan jauh lebih tenang.20 Di
samping itu juga dapat berfungsi sebagai tolak balak, energi akhlak
dan lain sebagainya.
4. Dzikir Sebagai Terapi
Dzikir yang artinya mengingat (Allah) merupakan metode yang
selalu digunakan oleh semua tareqat sufi. Prinsip pokoknya adalah dengan
memusatkan pikiran dan perasaan kepada Allah SWT. Dengan cara
menyebut namanya berulang-ulang. Dengan demikian seseorang akan
mempunyai pengalaman berhubungan dengan Allah, adanya hubungan ini
dengan sendirinya akan menghilangkan rasa keterpisahan antara manusia
dengan Tuhannya.
20Ahmad SafiI Mufid, Dzikir Sebagai Pembina Kesejahteraan Jiwa, Bina Ilmu,
Surabaya, cet. I, hlm. 25
-
24
Dzikir mempunyai kemiripan dengan berbagai teknik meditasi
pada tradisi agama-agama lain, baik pada tekniknya maupun pada efek
yang ditimbulkannya. Dzikir tidak hanya berpengaruh pada perkembangan
rokhani atau nafs seseorang, banyak penelitian empiris yang telah
membuktikan bahwa dzikir juga berpengaruh pula terhadap dimensi fisik.
Misalnya dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit fisik maupun
menghilangkan kondisi-kondisi psikopatologi seperti stress, kecemasan
dan depresi.21
Dzikir dari sudut pandang ilmu kedokteran jiwa/kesehatan jiwa
merupakan terapi psikistrik, setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi
biasa. Hal ini dikareakan dzikir mengandung unsure spiritual
kerohanian/keagamaan/ke-Tuhanan yang dapat membangkitkan harapan
(hope), rasa percaya diri (self confidence) pada diri seseorang yang sedang
sakit, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Sebagaimana diketahui
bahwa faal organ tubuh manusia dikendalikan oleh keseimbangan system
hormonal. Bila sesuatu sebab keseimbangan system hormonal terganggu,
maka organ tubuh yang bersangkutan akan terganggu fungsina (faalnya),
yang apabila hal tersebut berkelanjutan pada gilirannya dapat berakibat
pada terganggunya organ tubuh tersebut secara anatomis. Sebagaima
diketahui bahwa dewasa ini berbagai jenis penyakit yang berkembang
adalah penyakit degeneratif, penyakit jantung koroner/kaediovaskuler,
gangguan metabolisme tubuh, penyakit psikosomatik/psikofisiologik,
gangguan kejiwaan (stress, kecemasan, depresi dan lain-lain).
Dalam cabang ilmu psiko-neuro-endokrinologi tersebut
diuraikan bagaimana mekanisme atau psikopatologi terjadinya suatu
penyakit. Misalnya pada penyakit diabetes milletus. Pada umumnya
seseorang itu mengalami stress (ketegangan jiwa) yang berkepanjangan
disebabkan yang ersangkutan menderita stressor psikososial (misalnya
problem pekerjaan). Faktor psikis ini ditangkap oleh pancaindera
21Fuad Nasori Suroso, Membangun Peradigma Psikologis Islam, SIPRES, Jakarta, 1994,
hlm. 112
-
25
diteruskan ke pusat emosi di susunan saraf pusat (limbic system). Bila
ransangan emosional tersebut berkelanjutan, melalui saraf (neuron)
diteruskan ke organ kelenjar pancreas (endokrin). Kelenjar pancreas
adalah kelenjar yang memproduksi hormon insulin, yaitu hormon yang
mengatur kadar gula dalam darah. Kelenjar pancreas dapat terganggu
fungsinya antara lain produksi hormone insulin berkurang atau dengan
kata lain kadar gula darah orang yang bersangkuta meninggi. Pada
mulanya keadaan ini sementara sifatnya dan dapat pulih kembali
(reversible), namun dapat pula berkelanjutan tidak dapat pulih
(irreversible), atau dengan kata lain orang tersebut menderita dibetes
milletus
Faktor-faktor kejiwaan (psikis) melalui jaringan psiko-neuro-
endokrin secara umum dapat mengakibatkan kekebalan tubuh (imunitas)
menurun, yang pada gilirannya tubuh mudah terserang berbagai macam
penyakit. Dilain pihak factor kejiwaan (psikis) melalui jaringan psiko-
neuro-endokrin dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh,
sehingga seseorang tidak mudah jatuh sakit atau mempercepat proses
penyembuhan.22
Menurut para ahli spiritual dan pengobatan sejak zaman Nabi
sampai saat ini menyatakan bahwa dzikir merupakan satu kesatuan yang
mengandung kekuatan yang mmapu memberikan keyakinan dalam
semangat hidup dan memulihkan kesehatan seseorang. Keyakinan ini
sangat diperlukan oleh siapapun terlebih lagi untuk orang yang menderita
sakit, terutama penyakit yang dideritanya tergolong sulit untuk
disembuhkan. Bisa jadi menurut ilmu kedokteran suatu penyakit yang
sangat parah tidak dapat disembuhkan, tiada hal yang mustahil didunia ini
apabila Allah menghendaki sesuatu. Selain berobat ke ahli medis,
pengobatan juga diperlukan dengan cara berdzikir, sebab disamping
permohonan kepada Allah dzikir juga berdampak positif terhadap tubuh
22Prof. Dr. dr.H. Dadang Hawari, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis,
Dana Bhakti Primayasa, 2001, hlm. Xi
-
26
dan psikologis penderita. Banyak orang menyadari bahwa keadaan kondisi
sakit selain dipengaruhi oleh tubuh fisik juga dipengaruhi oleh aspek lain,
seperti keadaan mental, pikiran dan perasaan (psikologis) seseorang yang
tidak seimbang, sehingga menimbulkan berbagai rasa sakit. Oleh karena
itu suatu mekanisme tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri, sebab
setiap kerja alamiah tubuh manusia merupakan suatu keadaan yang terjadi
dengan sendirinya. Dan berdasarkan hasil penelitian para ahli kesehatan,
kebiasaan beribadah seperti, shalat, bersedekah, puasa dan ibadah lainnya
yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan ajaran Rasulullah SAW dapat
menjadi media penyembuhan.
Proses konsentrasi dalam tasawuf dilakukan pada sumber kehidupan
dan sumber magnetis yang terletak di bawah tulang dada, dan selanjutnya
diperluas ke otak. Bila tingkat konsentrasi yang benar dicapai dan
dipertahankan maka kekuatan-kekuatan firaun akan tenggelam dan
dipertahankan maka kekuatan-kekuatan Firaun akan tenggelam dan
perjalanan ke negeri yang dijanjikan bisa tercapai. Seperti dituturkan
Profesor Agha dalam bukunya the mystery of humanity, himpunan
seluruh tenaga dan dipusatkan pada sumber kehidupan di jantung mu agar
temuan-temuan mu tidak bisa musnah sehingga kamu akan hidup dalam
keseimbangan dan ketentraman, dan mengenal keabadian.23 Dari
pernyataan tersebut jelaslah bahwa organ yang paling berperan di dalam
manusia dalam mengaktifkan sifat-sifat ketuhanan adalah organ jantung,
sebagaimana sabda Nabi:
ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka sehatlah seluruh tubuh itu, dan jika rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu. Sesungguhnya itu adalah jantung (HR. Bukhori dan Muslim).24
23Lyon Wilcox, Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf, Terj. IG Hani Murti Bagoesoko, Serambi
Ilmu Semesta, Jakarta, 2003, hlm. 73. 24Shahih Bukhori, Kitab Imam, Darul Fiqr, Beirut, Jilid 1, 1994, hlm. 21.
-
27
Untuk lebih jelasnya, apabial diperhatikan gambar tubuh (anatomi)
manusia yang terdiri atas rongga dada dan rongga perut, dibagian dalam
tubuh itu akan terlihat organ-organ, diantaranya:
a. Rongga dada yang terdiri atas batang tenggorokan, paru-paru dan
jantung.
b. Rongga perut yang terdiri atas lambung, hati, kandung empedu,
pancreas, usus dua belas jari, usus halus, usustebal, umbay cacing,
rectum, anus dan buah ginjal.
Dari pengamatan atas gambaran tubuh tersebut, jelaslah bahwa
segumpal daging (sebesar gengaman tangan) yang dimaksud dalam hadis
Rasulullah itu adalah jantung atau Al-qalbu dan posisinya berada disebelah
kiri dalam rongga dada kita. Sedangkan hati atau Al-kabidu letaknya di
dalam rongga peurt.25
Menurut para sufi jantung tidak hanya sebuah pompa fisiologis
untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh tetapi jantung juga
memberikan dua fungsi vital dan saling terkait, yaitu:
a. Jantung sebagai tempat penyimpanan sifat-sifat ketuhanan hal ini
terdapat dalam pengalaman dari Asmaul Husna
b. Jantung sebagai tempat pembentukan nafs yang masuk ke dalam tubuh
bersamaan dengan setiap nafas. Nafaslah yang mengaktifkan seluruh
fungsi dari fisiologis tubuh.26
Jadi jantung merupakan organ yang sangat penting sekali dimana
ia adalah tempat pertemuan ketiga komponen yang membangun tubuh
yaitu tubuh fisik, tubuh pikiran, dan tubuh roh / jiwa. Jantung atau Al-
Qalbu ini terkadang disebut juga sebagai hati nurani manusia yang
merupakan alat control terhadap tingkah laku manusia, apabila melakukan
suatu yang bertentangan dengan dengan dirinya dengan agama. Apabila
kita perhatikan orang-orang yang terkena kekalutan mental (mental
disorder) karena mereka jauh dari norma-norma religius. Hal ini dapat
25Rahman Sani, Hikmah Dzikir dan Do :, Tinjauan Ilmu Kesehatan, Al Mawardi Prima, Jakarta, 2002, hlm. 26.
26Ibid., hlm. 18.
-
28
dikaitkan dengan teori kepribadian Sigmund Freud apabila seorang tidak
berdzikir atau tidak ingat kepada Allah, maka gerak hidupnya akan selalu
dalam pengaruh ID (Das Es), maka orang tersebut akan menjadi psikopat,
yakni suatu keadaan di mana seorang dalam keadaan tidak memperhatikan
norma-norma dalam segala tindakannya, karena Ego (Das Ich) manusia
akan senantiasa mengikuti pengaruh alam bawah sadar (ID) dengan
demikian pengaruh super Ego (alam moral) tidak berfungsi.
Jika dilihat dari kaca mata psikologis dzakarin (orang yang
berdzikir) merupakan orang yang jauh dari ambivalen (kegoncangan jiwa)
akibat penderitaan. Dengan senan tiasa berdzikir super ego akan selalu
berfungsi sebagai alat control bagi perilaku manusia dengan baik. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa sesungguhnya mengatasi problem-
problem psikologis yang dihadapi oleh mansia dapat diatasi dengan dzikir.
Sebab dzikir mampu dijadikan alat penyeimbang (equilibriumi) bagi
rohani manusia.27
B. PERNAPASAN
1. Pengertian Pernapasan
Secara lahiriah pernapasan yaitu memasukkan udara atau oksigen
dan menghembuskan zat karbon atau asam arang.28 Pernapasan dapat pula
diartika sebagai proses masuk dan keluarnya udara dari paru-paru ndan
dengan prose situ tubuh mendapatkan gas oksigen yang diperlukan untuk
hiudp dan mengeluarkan gas yang tidak berguna (hasil oksidasi) seperti
karbon dioksida dan gas-gas lain yang bersifat racun.29 Sedangkan secara
batin pernapasan mempunyai arti yang lebih penting. Yakni sebagai
metode untuk memasukkan chi atau energi sehingga fisik mampun jiwa
masih tetap bisa hidup
27 Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm.
81. 28 Djoko Subroto, Dialog Seputar Kekauatan Gaib, CV. Aneka, Solo, 1993, cet. 3, hlm.
49 29 Moerthiko, Penyembuhan Alami, Aneka , Solo, 1984, hlm. 44
-
29
Menurut A. Handoyo pernapasan dalam bahasa ilmiah adalah
proses penarikan unsure oksigen yang dibtuhkan oleh tubuh manusia yang
digunakan untuk proses pembakaran zat dalam tubuh sehingga
menghasilka tenaga dan zat arang yang dikeluarkan melalui rongga hidung
sebagai bagian dari proses pernapasan itu sendiri.
Sedangkan menurut Nancy Zi, dalam bukunyaThe Art of
Breathing (Seni Pernapasan) Pernapasan adalah kehidupan, belajar
mengonrol pernapasan memberikan dimensi baru dalam pengendalian dan
memudahkan setiap aktivitas, terlepas dari betapa sederhananya ataupun
kompleksnya aktivitas tersebut.30
Pernapasan merupakan perantara staretgis antara mind (pikiran)
dan tubuh. Napas bukan hanya membawa kesadaran dan energi, tapi juga
merupakan proses fisiologis yang bergerak baik disengaja maupun tidak.31
Manusia bernapas secara normal sebanyak 14 sampai 16 kali bagi pria dan
18 sampai 20 kali bagi wanita dalam setiap menitnya, dan akan berubah
maupun berkembang sesuai kebutuha, bergantung pada banyak dan
seedikitnya tenaga atau energi yang dipergunakan.32
Fungsi pernapasan adalah mengambil oksigen dari udara melalui
paru-paru, kemudian disalurkan ke darah dan diedarkan keseluruh organ
tubuh. Oksigen dalam darah ditukar dengan karbondioksida, ada pula gas
hasil respirasi sel-sel ini melalui paru-paru dikeluarkan dari tubuh, proses
pertukaran oksigen dengan karbondioksida, antara udara dengan
tubuhbiasana lebih dikenal dengan respirasi. Sehingga proses respirasi
tersebut sangat dipengaruhi oleh udara yang dihirup dan yang masuk ke
paru-paru. Fungsi paru-paru adalah sebagai alat pernapasan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen bagi proses metabolisme, pengolahan zat
makanan atau pembakaran zat makanan atau pembakaran zat makanan
30 Nancy Zi, The Ar of Breathing, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta, 2003, hlm. 2. 31 A. Handoyo, Panduan Praktisi Aplikasi Olah Napas 2, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2005, hlm. 9. 32 A. Handoyo, Panduan Praktisi Olah Napas, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
2002, hlm. 3.
-
30
untuk menghasilkan energi, sedangkan karbondioksida yang dihasilkan
pada proses ini dengan segera dikeluarkan dari tubuh. Tugas utama paru-
paru adalah melakukanpertukaran gas oksigen dan karbondioksida (udara
beroksigen dan udara tanpa oksigen).
Sedangkan mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh
dua faktor utama yaitu: Pengendalian oleh kimiawi dan pengendalian oleh
syaraf. Kedua factor tersebut merangsang pusat pernapasan yang terletak
diotak kecil (modula oblongata). Jika dirangsang, pusat tersebut
mengeluarkan ilmpuls yang disalurkan oleh syaraf ke otot pernapasan,
sehingga paru-paru bekerja memompa udara bersih dan menghembuskan
udara kotor.33
Pada waktu bernapas udara dihisap melalui hidung dan mulut,
oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronkhiali kekantong udara
(alveoli), dan dapat berhubugan dengan darah di dalam ikapiler
pulmonalis. Antara oksigen dan darah di tempat pertukarannya dibatasi
ole selaput yang sangat tipis, yang disebut membrane alveoli-kapiler.
Kemudian oksigen menembus membrane ini dan di pungut oleh
hemoglobin sel darah merah di bawa ke jantung. Dari sini di pompa untuk
disebarkan ke seluruh tubuh. Demikian juga halnya dengan karbon
dioksida (udara tanpa oksigen), yang merupakan salah satu buangan
metabolisme, menembus membrane alveoli-kapiler yang pada proses lebih
lanjut dikeluarkan melalui hidung dan mulut.34
Bernapas secara teratur merupakan cara untuk mendapatkan cukup
oksigen dari udara, yang kemudian masuk ke paru-paru dan pembuluh
darah. Oksigen seperti halnya zat gizi di butuhkan oleh setiap sel dalam
tubuh seseorang, terutama otak, jantung, darah,dan paru-paru.35
2. Jenis-Jenis Pernapasan
33 Putu Oka Sukanta, Akupresur dan Minuman Mengatasi Gangguan Pernapasan, PT
Elex Media Komputindo, Jakara, 2000, hlm, 43. 34 Ibid. 35 Dr. Muhilal, Makanan Organik Hidup Sehat Dengan Kembali Ke Alam, PT Ramada
Pustaka utama , Jakarta, 1997, hlm, 13.
-
31
Pernapasan biasa yang dilakukan dalam keadaan normal
diperlukan dalam proses metabolisme yang juga normal. Untuk
membangkitkan energi cadangan tubuh diperlukan ekstra metabolisme
dengan melakukan ekstra olah napas, diirini oleh gerak tertentu.
Mengoptimalkan oksigen yang masuk dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) secara tepat.
Jenis-jenis pernapasan khusus yang umumya telah dikenal adalah
diantaranya:
a. Pernapasan dada
Pola pernapasan dada dilakukan dengan membusungkan dada
saat menarik napas (inspirasi) dan mengecilkan dada saat
menghembuskan napas (ekspirasi).36 Untuk fungsi tertentu, terkadang
napas ditahan sementara di dada, kemudian dikeluarkan melalui mulut
sebagai cara untuk oksigenisasi. Pola pernapasan dada ini tidak dicapai
secara maksimal karena kedudukan rongga dada yang banyak
dikelilingi oleh tulang dada, tulang rusuk dan tulang belakang saat
seseorang menarik napas, paru-paru dengan pengembangan kea rah
samping. Dalam pelatihan tenaga dalam jenis napas ini berfungsi untuk
memusatkan hawa panas di dada agar lebih mudah untuk disalurkan
pada organ tubuh di sekitarnya seperti kepala dan tangan.
Pernapasan dada berguna untuk membesarkan dada,
pernapasan ini dilakukan hnya pada waktu berolahraga dan tidak dapat
dilakukan pada waktu berbaring atau diam karena gerakan paru-paru
akan lebih cepat dari pada biasanya. Pernapasan dada ini bermanfaat
dan penting bagi mereka yang bersikap bungkuk, miring dan berdada
sempit.37
b. Pernapasan Perut
Pola pernapasan perut adalah pernapasan dengan cara
menggelembungkan atau mengendorkan perut dengan cara
36 A. Handoyo, op.cit., hlm. 10 37 Jus Usin, Pernapasan Untuk Kesehatan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003,
hlm. 10.
-
32
menggelembungkan atau mengendorkan perut pada saat menarik napas
dan mengecilkan perut pada saat menghembuskan napas. Pernapasan
perut ini dapat dilakukan dengan berbaring, berdiri atau duduk.
Pernapasan ini biasanya digemari oleh orang-orang Asia, terutama
yoga dari India, Taoist dari Tiongkok, serta ahli kebatinan Indonesia.
Sedangkan orang-orang Barat mengutamakan pernapasan dada, karena
itu, dadanya berkembang dengan baik (lebar) sedangkan orang Timur,
mengutamakan pernapasan perut, sehingga perutnya keras dan kuat.
c. Pernapasan Diafragma
Berbeda dengan pernapasan dada, napas diafragma dilakukan
dengan cara menggembungkan otot-otot perut dan dada secara
bersamaan setelah oksigenditarik melalui hidung. Sehingga kontraksi
otot akan terpusat di sekitar diafragma atau ulu hati. Selanjutnya napas
dibuang melalui mulut.
Napas diafragma berfungsi untuk memusatkan hawa panas di
ulu hati agar mudah disalurkan ke seluruh tubuh.38 Gerakan diafragma
yang naik turun secara bebas, teratur dan dalam, bertujuan untuk
pertukaran udara yang lancar, karena diafragma adalah alat penggerak
pernapasan yang utama. Dengan gerakan diafragma ke atas dan
kebawah sesuai irama pernapasan, mempunyai efek seperti memijat
organ dalam perut dan dada, seperti hati, limpa, lambung, usus, ginjal
dan organ dalam rongga dada paru-paru dan jantung.
Dengan memadukan irama pernapasan, pemusatan pikiran yang
divisualisasikan pada gerakan bagian badan akan menimbulkan efek
relaksasi.39 Dalam situasi ini pembuluh darah melepaskan kekakuannya
dan mengendur. Akibatnya, darah mengalir secara lebih leluasa, tubuh
terasa hangat, sehingga badan menjadi berkeringt. Di sisi lain pembuluh
darah yang melebar/mengendur, ditambah efek pemompaan oleh gerakan
pernapasan tersebut, membantu kerja jantung memompakan darah ke
38 Tim Penulis LeKaS, Sehat Dengan Olah Napas, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2003, hlm. 86.
39 A. Handoyo, op. cit.,hlm. 13
-
33
seluruh tubuh, sehingga organ dalam dan organ luar tubuh cukup teraliri
darah dengan lancar.
3. Manfaat Pernapasan Secara alamiah tubuh mempunyai system kemampuan untuk
menolak atau membunuh unsur-unsur yang merugikan dan kemampuan
untuk meregenerasi sel. Berbagai macam manfaat yang didapat
pernapasan yaitu:
a. Media pencegahan penyakit
Denganpeningkatan energi yang diperoleh dari hasil
pernapasan, maka proses regenerasi sel-sel yang rusak ataupun
menghidupkan sel-sel yang masih tidur dapat ditingkatkan. Begitupun
system kekebalan tubuh akan meningkat.
b. Mengobati peyakit dalam tubuh
Energi yang besar hasil dari pernapasan secara otomatis
meningkatkan kemampuan system tubuh, untuk membunuh virus atau
bakteri yang merusak sekaligus meregenerasi kerusaka yang timbul.
c. Peningkatan kemampuan fisik
Tubuh yang lemah disebabkan kekurangan energi. Tenaga yang
kuat dapat membuat ubuh menjadi lebih bertenaga. Dengan energi
yang lebih, sel-sel tubuh akan menjadi makin padat dan searah,
sehingga membuat tubuh menjadi sangat kuat.
d. Keseimbangan tubuh dan pikiran
Koordinasi atau kerjasama yang baik antara tubu dan pikiran
diantaranya bisa diperoleh ketika kondisi otak benar-benar baik.
Dengan energi yang banyak dapat menyaluri sel-sel yang tidur dan
meningkatkan kerja otak dalam megontrol tubuh.40
4. Olah Napas Sebagai Olah Raga
40 Tim Penulis LeKaS, op. cit., hlm. 89.
-
34
Dalam kaitannya dengan olah raga, olah napas memiliki peranan
penting, disebabkan olah napas merupakan pengaturan irama pernapasan,
penarikan udara yang mengandung zat-zat terpenting untuk membantu
proses pembakaran dalam tubuh dan pembuangan udara dari hasil
pembakaran dalam tubuh, Jadi olah napas sebagai olah raga merupakan
pengaturan irama pernapasan pada saat melakukan gerakan-gerakan
seperti senam, sehingga akan memberikan daya tahan untuk melakukan
gerakan tersebut. Untuk meningkatkan ketahanan tubuh atau kesegaran
jasmani seseorang harus melakukan kegiatan olah raga. Ditinjau dari sudut
pandang ilmu fisiologi, kesehatan jasmani adalah kesanggupan serta
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian atau beradaptasi terhadap
pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja pekerjaan yang
dilakukan setiap hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan
masih mempunyai tenaga cadangan menghadapi tugas yang mendadak.
Kesehatan jasmani mempunyai unsure bermacam-macam seperti
kecepatan, ketangkasan (agility) dan tenaga ledakan otot (explosive muscle
power). Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kesegaran jasmani
salah satunya adalah daya tahan kardiovaskuler.59
Daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang
melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Aerobik
adalah kemampuan menghirup oksigen, kemudian mengedarkan dan
menggunakannya di seluruh tubuh untuk melakukan pekerjaan. Pada saat
seseorang melakukan aktivitas/kerja/gerakan senam yang diartikan sebagai
berolah raga, kerja otot akan meningkat. Peningkatan kerja otot
membutuhkan suplai oksigen yang semakin banyak. Suplai oksigen dapat
diperoleh dengan pernapasan yang lebih dalam dan lebih cepat. Jumlah
oksigen yang meningkat dibawa ke otot.60
Dengan demikian jumlah darah yang dipompa ke dalam pembuluh
darah meningkat, jumlah oksigen ke otot meningkat, daya pengambilan
59 A. Handoyo, op.cit.,hlm. 17. 60Ibid.,hlm. 18
-
35
oksigen otot juga meningkat dan pembakaran bahan makanan di otot akan
meningkat, sehingga energi yang tersedia untuk kerja otot juga meningkat.
Pada Kemampuan kardiovaskuler ini, kemampuan pengambilan oksigen
dapat terus meningkat sampai terjadi pengambilan oksigen yang
maksimal.
5. Olah Napas Sebagai Olah Jiwa
Jika dalam olah raga yang ditingkatkan adalah kesegaran jasmani,
maka dalam olah jiwa diarahkan pada kemampuan pikiran atau
jiwa/psikis, hal ini terjadi apabila pemusatan (konsentrasi) pikiran pada
irama atau ritme pernapasan yang diproyeksikan pada gerakan bagian
organ tubuh.61 Saat berkonsntrasi, yang bekerja adalah otak , jika kondisi
konsentrasi itu dipindai (scanned) dengan electroencepalo graph (EEG),
gelombang otak seseorang berada dalam irama beta dengan frekuensi 13-
30 siklus perdetik (hertz). Sedangkan ketika sedang rileks, gelombang
seseorang berada dalam irama alfa dengan frekuensi 8-13 hertz. Dalam
kondisi rileks, otak beristirahat, tidak bekerja, pada itu yang bekerja tidak
lain jiwa bawah sadar (subconscious mind). 62Sekedar diketahui, bahwa
jiwa bawah sadar ini juga mengatur semua fungsi tubuh di luar kesadaran
seseorang seperti hormon, system pernapasan, respon syaraf dan lainnya
bekerja tanpa disuruh oleh kita.
Napas adalah alat yang digunakan seseorang untuk menjelajahi
kebenaran tentang diri, pada tingkat pengalaman sebenarnya seseorang
hanya mengetahui sedikit sekali mengenai tubuhnya. Ia hanya tahu
penampilan luarnya, hanya tahu bagian dan fungsi tubuh yang dapat
dikontrol dengan sadar akan tetapi, seseorang sama sekali tidak
mengetahui organ dalam yang bekerja di luar kontrol seperi sel-sel yang
membentuk seluruh tubuh, yang selalu berganti dan berubah setiap saat.
Reaksi biokimia dan elektromagnetik yang tak terhiung banyaknya muncul
61 Ibid., hlm. 29. 62 A. Handoyo, Meditasi dan Pencerahan Diri, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002,
hlm. 3
-
36
secara terus menerus. Untuk tujuan ini, napas akan membantu, Napas
bertindak sebagai jembatan penghubung dari yang di kenal maupun yang
tidak dikenal karena pernapasan adalah fungsi tubuh yang sekaligus dapat
disadari atau tidak disadari, disengaja atau otomatis.
Hari ini kita mengamati napas fisik saja, tetapi sebenarnya juga
sekaligus mengamati pikiran, karena sifat alami napas sangat berhubungan
erat dengan keadaan mental seseorang. Jika muncul ketidak murnian apa
pun, segera napas menjadi tidak normal dan cenderung bernapas dengan
lebih cepat dengan sedikit lebih berat. Jika kekotoran batin kemudian
berlalu, napas kembali halus. Jadi napas dapat membantu seseorang
menjelajahi bukan hanya tubuh, tetapi juga pikiran. Tujuan dari proses
pernapasan secara mental adalah memurnikan pikiran, membeaskannya
dari penderitaan dan secara bertahap menghapus hal-hal negative yang ada
di dalamnya. Ini merupakan jalan menuju alam pikiran bawah sadar
seseorang yang juga bertujuan membongkar dan menghilangkan
keruwetan-keruwetan yang tersembunyi di dalam. 63
Dengan pengaturan napas yang tenang, stabil akan
menyeimbangkan aktivitas-aktivitas belahan otak. Kedamaian atau
gangguan pikiran (mind) sangat bergantung pada kondisi pernapasan dan
pusat kehidupan di jantung. Beberapa gangguan emosional seperti
kekacauan, serangan panik, depresi dan ketakutan yang tidak masuk akal
lebih banyak disebabkan oleh system pernapasan yang berlebihan
(hiperventilasi).
Kebiasaan hiperventialisi bisa dimulai sebelum usia berkepala lima
dan tidak menjadi jelas hingga seesorang dikonfrontasi dengan penekanan-
penekanan kehidupan dewasa. Pengaruh emosional yang terus-menerus
dan tensi psikologis dapat mempengaruhi kontraksi otot yang bisa
tercampur dengan persediaan oksigen dan tindakan pernapasan normal
dalam otot diafragma. Kemudian, kehilangan oksigen menghidupkan
responberjuang atau menerbangkan system saraf fisik yang aktifkan
63 Ibid.,hlm. 36
-
37
percampuran tadi dengan aksi otak yang memanifestasikan dirinya dalam
bentuk agitasi, konsentrasi yang miskin, kepanikan atau kegelisahan.
Implikasi lebih jauh yang dapat terjadi yaitu memori-memori sel yang
tidak terkendali, emosi terpendam, ketidak seimbangan serta tensi tidak
stabil.64
C. KESEHATAN
1. Konsep Sehat dan Sakit
a. Pengertian sehat dan sakit
Sebagai Acuan untuk memahami konsep sehat , world
Health Organoization (WHO) pada tahun 1984, telah
menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan satu elemen
spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan sehat
adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologikal dan social, tetapi
sehat dalam arti spiritual/agama (empat dimensi sehat; bio-psiko-sosio-
spiritual).65
Agama mempunyai peranan dalam kesehatan jiwa (mental
health) karena antara kesehatan jiwa dan agama terdapat titik temu
yang mengandung arti keadaan kesejahteraan (wall being).
Prof.Dr.Dr.H. Dadang Hawari, psikiater dalam bukunya al-
Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa menyatakan bahwa
pengertian kesehtan jiwa menurut paham ilmu kedokteran pada waktu
sekarang adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.66
Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya dalam musyawarah
Nasional Ulama taun 1983 merumuskan kesehatan sebagaiketahanan
jasmaniah, rohaniah dan social yang dimiliki manusia sebagai karunia
64 A. Handoyo, op. cit., hlm. 40. 65 Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Dana Bakti Prima Yasa,
Yogyakarta, 1997, hlm. 13. 66 Ibid., hlm. 12
-
38
Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunannya) dan
memelihara serta mengembangkannya. Kalau ditinjau dari konteks al-
Quran orangyang sehat adalah orang yang disamping definisi di atas
juga, bebas dari sakit secaya spiritual, yaitu seperti, munafiq, kafir,
musyrik, dan fasik.
Dalam konteks kesehatan fisik, ditemukan sabda Nabi
Muhammad SAW:
Artiya : Sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu.67
Hadis ini menerangkan, Nabi Muhammad SAW, menyuruh
agar umat jangan melampaui batas beribadah, sehingga kebutuhan
jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu.
Jadi yang dimaksud dengan sehat fisik/jasmani, adalah orang
yang berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium dari radiologist
tidak terserang penyakit atau terjadi kelainan-kelainan. Kesehatan fisik
juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan
tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang
berlebihan, serta masih mempunyai sisa-sisa atau cadangan tenaga
untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan
mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesehatan jasmani merupakan
kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam
keadaan sukar, dimana orang yang kesehatan jasmaninya kurang, tidak
akan dapat melakukannya.
Kesehatan jasmani adalah sehat yang paling nyata, dan
mempunyai perhatian pada fungsi mekanisme tubuh.68 Kesehatan
jasmani ditinjau dari sudut fungsi (ilmu faal) adalah normalnya alat-
alat tubuh jasmani) secara keseluruhan. Fungsi alat-alat tubuh berubah-
ubah dari keadaan istirahat tidur samapai keadaan kerja maksimal.
67 Muh.Bin Ali Asy SyafiI Syinwani, Hansyiyah Ala Abi Jamroh, Darul Kitab, Mesir, hlm. 76.
68 Linda Ewles dan Ina Simneet, Promosi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1998, hlm. 8
-
39
Kesehatan jasmani memiliki komponen-komponen. Ada 4 komponen
pokok yang terpenting, yaitu:
1) Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular
endurance)
2) Kekuatan (strength)
3) Kekuatan otot (mascular endurance)
4) Kelenturan (flexibility).69
Tubuh atau badan dikatakan sehat apabila kondisi (anatomis)
dan fungsi (fisiologis) jaringan atau tubuh seseorang dalam keadaan
normal. Ketidak normalan atau adanya gangguan, baik anatomis atau
fisiologis disebut sakit atau patologis. Timbulnya penyakit ini
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan.70
Jasmani juga dapat terganggu karena jiwa yang tidak tenram.
Penyakit seperti ini disebut psikosomatik, diantara penyakit ini yang
sering terajadi seperti sakit kepala, merasa lemas, letih, sering masuk
angina, tekanan darah tinggi atau rendah, jantung, sesak napas, sering
pingsan (kejang), bahkan sampai sakit yang lebih berat, seperti lumpuh
sebagian anggota badan, lidah kelu dan sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah penyakit ini tidak mempunyai sebab-sebab fisik
sama sekali.
Sedangkan faktor utama yang sangat menentukan tingkat
kesehatan tubuh atau fisik seseorang adalah kandungan energi atau
tenaga. Jumlah tenaga yang berlimpah akan membuat tubuh menjadi
kuat dan sehat sedangkan kekurangan tenaga membuat tubuh menjadi
lemah dan mudah diserang penyakit.71
69 Sadoso Sumosardjono, Olahraga dan Kesehatan, Pustaka Kartini, Semarang, 1999,
hlm. 9. 70 DR. M. Solihin, M.Ag, Terapi Sufistik Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif
Tasawuf, Pustakan Setia, Bandung, 2004, hlm. 63 71 A. Handoyo, op. cit.,hlm. 3
-
40
Kesehatan jasmani adalah kesehatan dinamis yang mampu
mendukung tugas-tugas fisik sehari-hari dalam jabatan, keluarga dan
masyarakat serta mampu mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat
produktif. Ketidak mampuan jasmani (tidak fit) mendukung semua
tuntutan itu akan menimbulkan banyak hambatan bagi kelancaran
pelaksanaan tugas dan bahkan lagi kebahagiaan kehidupan pribadi
maupun masyarakat.
Sedangkan kesehatan mental / psikis menurut Zakiah Daradjat
adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose)
dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
Sementara menurut Syamsu bahwa kesehatan mental yaitu
erhindarnya seseorang dari gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat
menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi yang ada
semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama
serta tercapainya ketentrman jiwa dalam hidup.72
Berbeda dengan beberapa tokoh di atas, Mustofa Fahmi
menembahkan bahwa kesehatan mental tidak saja pada kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan saja, tetapi juga
kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri yang diwujudkan dalam
aktifitas sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah dan masyarakat,
yang di ikuti perasaan tentram, bahagia, dan tenang jiwanya.73
Di lain pihak oraganisasi Kesehatan se-dunia (WHO, 1959)
memberikan criteria jiwa atau mental yang sehat adalah sebagai
berikut:
- Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan itu buruk baginya.
- Memperoleh kepuasandari hasil jerih payah usahannya
- Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
- Secara relativ bebas dari rasa tegang dan cemas
72 Syamsu Yusuf, Mental Hygiene, Pustaka Bani Quraisy, Jakarta, 2004, hlm. 28. 73 Mustofa fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, Bulan
Bintang, Jakarta, 1997, hlm. 21.
-
41
- Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling
memuaskan
- Menerima kekecewaan untuk di pakainya sebagai pelajaran untuk
di kemudian hari
- Mempunyai rasa kasih sayang yang cukup besar.74
Selanjutnya dikemukakan bahwa setiap gangguan dalam
perkembangan kesehatan jiwa tersebut di atas yang menjelma sebagai
perubahan dalam fungsi jiwa seseorang, merupakan gangguan di
bidang kejiwaan. Keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa dan tindakan
tegas itu dapat dicapai antara lain dengan keyakinan akan ajara agama,
keteguhan dalam mengindahkan norma-norma social, hokum moral
dan sebagainya.
Fungsi-fungsi jiwa dengan semua unsurnya, bertindak
menyesuaikan orang lain dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dalam menghadapisuasana yang selalu berubah, fungsi akan bekerja
secara harmonis dalam menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan-
perubahan, dengan demikian tidak akan menyebabkan kegelisahan dan
kegoncangan jiwa.75
Perlu di ingat bahwa kesehatan mental adalah relative, dimana
keharmonisan yang sempurna akan aeluruh fungsi-fungsi tubuh itu ada
yang dapat diketahui adalah seberapa jauh jaraknya seseorang dari
keadaan mental yang sehat secara normal. Dalam keadaan tertentu,
terganggunya kesehatan mental dapat menyebabkan orang tidak
mampu menggunakan kecerdasannya. Akan tetapi, terganggunya
kesehatan mental, misalnya perasaan marah. Pada suasa tertentu orang
kadang-kadang harus marah, tetapi kalau ada orang yang tidak pernah
marah, walau bagaimanapun orang mengganggunya, maka ia dalam
hal ini tidak normal. Sebaliknya orang terlalu sering marah tanpa sebab
atau oleh sebab yang sangat sederhana, mungkin ada gangguan pada
74 Prof. Dr.dr. H. Dadang Hawari, op. cit. hlm. 13 75 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, cet. Ke-10, Gunung Agung, Jakarta, 1990, hlm.
13.
-
42
kesehatan mentalnya. Demikian pula emosi-emosi yang lain, seperti
curiga, takut, gembira dan sebagainya.76
Manusia yang sehat mentalnya, tentu mampu beradaptasi
dengan baik terhadap dirinya maupun lingkungan karena sebagai
makhluk social tentunya dapat saling berinteraksi terhadap sesame
(hablum minannas). Kalau ditinjau dari konteks Al-Quran orang yang
sehat adalah orang yang disamping definisi di atas juga bebas dari
sakit yang dikatakan Tuhan yaitu sakit hati seperti munafik, kafir,
musyrik dan fasik.
Sebagai kebalikan dari keadaan sehat adalah sakit. Konsep
sakit mempunyai tiga konsep dalam bahasa ingris, yaitu disese, Illness
dan sickness. Ketiga, istilah ini menggambarkan bahwa kata sakit
mengandung tiga pengertian yang berdimensi biopsikososial.
Disease penyakit (berdimensi biologis) adalah suatu
penyimpangan simptomnya diketahui melalui diagnosis. Sedangkan
Illness (berdimendi paikologis) adalah konsep psikologis yang
menunjuk pada perasaan, persepsi, atau keadaan tubuh yang dirasa
tidak enak. Selanjutnya, sckness (berdimensi sosiologis) merupakan
konsep sosiologis yang bermakna sebagai penerimaan social terhadap
seesorang sebagai orang yang sedang mengalami kesakitan (Illness
atau disease).77
Para pakar media menyatakan bahwa pola hidup manusia
menentukan kesehatan dan penyakit yang diderita pada akhrirnya.
Setiap unit fungsional dalam tubuh manusia bekerja dalam batas-
batasyang jelas dan telah ditentukan sebelumnya seperti, suhu,
keasaman, atau kebasahan, jumlah bahan yang dibutuhkan dan kadar
bahan-bahan ruangan, kisaran (range) kegiatan ini disebut sebagai
kisaran biologis atau fisiologis, kalau kisaran ini dilewati, baik
76 Ibid., hlm. 14 77 Moeljono Notosoedirjo dan Latipun, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan,
Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, hlm. 4.
-
43
berlebihan atau kurang, maka system akan kehilangan keseimbangan
atau yang disebut oleh ahli sebagai homeostatis.78
Sedangkan menurut pendapat Ibnu Al-Anbari, penyakit secara
bahasa adalah rusaknya sesuatu. Oleh karena itu jasad disebut sakit
ketika terjadi kerusakan keberadaan jasad itu dan berubahnya situasi
jasad dari keharmonisan atara unsure jasadiah. Menurut Al-Anbari
penyakit itu berkisar antara empat macam situasi fisik, yaitu:
- Fasad (rusak)
- Dhafun (lemah)
- Nuqhsanun (berkurang)
- Zhulmatun (kegelapan).79
Di dalam Al-Quran Al-Karim juga dibicarakan tentang
penyakit jiwa, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 10:
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.80 Disebut istilah fi qulubihim maradh kata qalb atau qulub
dipahami dalam dua makna, yaitu akal dan hati. Sedangkan kata
maradh biasa diartikan sebagai penyakit. Secara rinci pakar bahasa
Ibnu Faris mendefinisikan kata tersebut sebagai segala sesuatu yang
mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan / kewajaran
dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental bahkan kepada tidak
sempurnanya amal seseorang.
Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa adanya
penyakit / keluhan fisik yang terjadi karena gangguan mental pernah
diriwayatkan dalam hadist Bukhori, seesorang datangmengeluhkan
78 Meruying Hardinge, Harorld Shryock, Kiat Keluarga sehat, Terj. Ruben Supit,
Indonesia, Publishing House, Bandung, 2001, hlm. 35. 79 H. Syukriadi Sambas dan Tata Sukayat, Quantum Doa, Mizan, Bandung, 2003, hlm.
164 80 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 10
-
44
penyakit perut yang diderita saudaranya setelah diberi obat berkali-
kali, tidak kunjung sembuh dinyatakan oleh Nabi SAW, bahwa, perur
saudara berbohong (H.R. Buukhori).81
Para ilmuan sepanjang masa juga telah menemukan bahwa
setiap elemen akan menarik elemen yang sama. Maka sangatlah alami
jika penyakit akan menarik penyakit juga.82
81 Musthafa Muhammad Imarah, Jawahirul Bukhori, Terj. Muhammad Zuhri, Darul
Ihya, Indonesia, 1993, hlm. 681 82 Hasrat Inayatkhan, The Heart Of Sufism, Terj. Andi Haryadi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2002, hlm. 212