BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAHeprints.uny.ac.id/8311/3/bab 2 -09508134016.pdf · 3) Metode...
Transcript of BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAHeprints.uny.ac.id/8311/3/bab 2 -09508134016.pdf · 3) Metode...
-
8
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
A. Identifikasi Gambar Kerja
Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat
melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang
pengerjaan poros mesin pemipih dan pemotong adonan mie. Bila gambar
kerja baik dan benar, maka dalam proses pengerjaan diharapkan memperoleh
hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1. Identifikasi Ukuran
Ukuran poros : 60 mm x 700 mm
Gambar 1. Poros Pemipih
Gambar 2. Poros Pemotong
-
9
Gambar 3. Poros Transmisi
2. Identifikasi Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat poros utama mesin
pemipih dan pembuat mie ini adalah ST37, atau baja dengan kekuatan
tarik 37 kg/mm. Dalam perencanaan poros harus diperhatikan pengaruh-
pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut. Selain mendapat beban
puntir, poros juga mendapat gaya tekan saat melakukan proses
pemipihan adonan. Oleh karena itu, dipilih bahan ST37 yang memiliki
keuletan cukup tinggi agar poros tidak melintir saat melakukan proses
pemipihan adonan.
B. Identifikasi Alat dan Mesin
Proses pembuatan poros pada mesin pemipih adonan dan pembuat
mie dilakukan dengan memanfaatkan mesin serta peralatan-peralatan
perkakas yang dimiliki oleh bengkel pemesinan Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun
mesin dan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
-
10
Tabel 1. Daftar Alat dan Mesin Untuk Pembuatan Poros
No. Nama Alat / Mesin Jumlah Keterangan
1 2
3
Mesin Bubut + Perlengkapan Mesin Bor + Perlengkapan
Jangka Sorong
1 1
1
C. Profil Alat dan Mesin
Untuk membuat poros pada mesin pemipih adonan dan pembuat mie
diperlukan beberapa alat serta mesin yang dapat membentuk ukuran sesuai
gambar kerja yang telah disediakan untuk dikerjakan. Mesin yang digunakan
antara lain:
1. Mesin yang Digunakan
Mesin yang digunakan dalam pembuatan poros pemipih adonan dan
pembuat mie adalah mesin perkakas, pada proses pembuatannya
menggunakan mesin bubut ( Lathe / Turning ) dan frais (Milling machine )
beserta perlengkapannya.
a. Mesin Bubut ( Lathe / Turning )
Mesin bubut atau lathe adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengerjakan benda-benda berbentuk silindris. Beberapa proses yang dapat
dikerjakan dengan mesin bubut antara lain; (1) Turning, yaitu proses
mengurangi diameter luar dari benda kerja; (2) Facing, yaitu proses
mengurangi panjang benda kerja; (3) Drilling yaitu proses membuat lubang
pada benda kerja dengan menggunakan mata bor; (4) Reaming yaitu
membubut lubang dari hasil pengeboran yang memiliki akurasi, kebulatan
dan kehalusan dalam derajat yang tinggi; (5) Knurling yaitu untuk membuat
rigi rigi kartel pada benda kerja yang berbentuk tirus (straight) ataupun
-
11
diamond; (6) Parting Off, yaitu pemotongan benda kerja pada mesin bubut
dengan pahat potong; (7) Eccentric Turning, yaitu proses membubut benda
kerja yang memiliki sumbu tidak sepusat dengan sumbu utama mesin bubut;
(8) Boring, adalah proses bubut memperbesar diameter lubang dapat
dilakukan dengan pahat bubut.
Gambar 4. Mesin Bubut
1) Komponen-komponen utama pada mesin bubut :
a) Meja Mesin ( Lathe Bed )
Lathe Bed adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatasnya
terdapat carriage dan kepala lepas bertumpu serta bergerak. Adapun alur
lathe bed berbentuk V yang datar atau rata.
Gambar 5. Lathe Bed
-
12
b) Kepala Tetap ( headstock )
Kepala tetap berada di sebelah kiri dari mesin. Bagian ini berfungsi
mendukung sumbu utama dan roda-roda gigi dengan ukuran yang
bervariasi untuk pemilihan putaran yang diinginkan. Putaran sumbu
utama dapat dipilih dengan memindahkan tuas pada posisi yang
diinginkan.
Gambar 6. Kepala Tetap
c) Kepala Lepas ( tailstock )
Kepala lepas dapat digeser sepanjang alas/meja mesin dan dapat
dikunci dengan baut pengikat. Apabila membubut antara dua senter, maka
ujung benda kerja sebelah kanan dapat didukung oleh center putar yang
dipasang pada kepala lepas. Kepala lepas dilengkapi dengan morse taper
(kerucut morse) yang digunakan untuk memasang alat-alat yang akan
dipasang pada kepala lepas, seperti: bor, reamer, dan life centre (center
putar).
-
13
Gambar 7. Kepala Lepas
d) Eretan ( Carriage )
Carriage adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut.
Carriage terdiri dari: sadlle (pelana), Cross slide (eretan melintang),
compound slide (eretan kombinasi), tool holder (pemegang pahat) dan
apron box (kotak apron). Selain itu carriage terdapat tuas untuk
menggerakkannya secara manual atau otomatis.
Gambar 8. Eretan
-
14
2) Parameter yang dapat diatur pada mesin bubut :
Pada proses pembubutan yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu
kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed), kedalaman potong (dept
of cut), jenis pahat dan bahan benda yang dikerjakan.
a) Kecepatan Putar ( Spindle Speed )
Spindle speed ini berhubungan dengan dengan putaran spindel
atau sumbu utama dan benda kerja. Didefinisikan putaran per menit, yaitu
banyaknya putaran yang dilakukan spindel dalam satu menit. Besarnya
putaran spindel ditentukan berdasarkan besarnya kecepatan potong
(cutting speed) yang nilainya sudah ditentukan. Cutting speed pada mesin
bubut adalah panjang dalam meter yang dapat dipotong dalam satu menit.
Besarnya kecepatan potong tergantung pada bahan pahat, bahan benda
kerja dan jenis pemakanan. Satuan untuk kecepatan potong adalah
m/menit.
Rumus :
d
Vn
.
1000.
(r/min); (Taufiq Rochim, 1993:14)
Keterangan :
V = Kecepatan potong (m/min)
d = Diameter benda kerja (mm)
n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min)
-
15
b) Gerak Makan ( Feed )
Feed adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin,
material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan jenis pemakanan
terutama kehalusan permukaan yang diinginkan.
Rumus :
v f = f . n (mm/min); (Taufiq Rochim, 1993:15)
Keterangan :
v f = Kecepatan makan (mm/min)
f = Gerak makan (mm/r)
n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min)
c) Waktu Pemotongan
Waktu pemotongan adalah panjang benda kerja total yang akan
diproses dibagi dengan kecepatan pemakanan benda kerja. Setelah
panjang pemakanan ditentukan, waktu pemotongan dapat diperoleh.
Rumus :
tc = f
t
v
l (min); (Taufiq Rochim, 1993:15)
Keterangan :
tc = Waktu pemotongan (min)
lt = Panjang benda kerja total/ keseluruhan (mm)
v f = Kecepatan makan (mm/r) = f.n
-
16
3) Hal-hal yang diperhatikan dalam pengoperasian mesin bubut :
Dalam mengoperasikan mesin bubut terdapat beberapa hal yang
harus dikuasai oleh seorang operator, antara lain :
a) Cara Kerja Mesin Bubut
Mesin bubut menggunakan prinsip gerak putar untuk mengerjakan
benda kerja yang sedang dikerjakan, benda kerja ini dijepit oleh cekam dan
terhubung dengan spindel utama. Gerakan pemakanan pada mesin bubut
dapat dilakukan dengan tiga gerakan yaitu :
(1) Gerakan dengan eretan memanjang
(2) Gerakan dengan eretan melintang
(3) Gerakan dengan eretan atas
b) Persiapan Kerja Mesin Bubut
Sebelum melakukan pembubutan operator harus menyiapkan
peralatan keselamatan kerja dan melakukan penyetingan terhadap mesin.
Adapun setting atau pengaturan pada mesin bubut meliputi :
(1) Kecepatan putaran mesin
(2) Posisi kepala lepas harus 1 sumbu dengan cekam (sebagai titik
nol mesin). Pemasangan tinggi mata pahat, dimana tinggi mata
pahat harus sama dengan tinggi sumbu benda kerja.
4) Peralatan pendukung pada mesin bubut
a) Pahat Bubut
Pahat bubut digunakan sebagai penyayat benda kerja dan
umumnya dipasang pada tool post. Pahat bubut yang digunakan ada
berbagai macam tergantung dari proses yang akan dilakukan dalam
-
17
pembubutan. Bahan alat potong ini umumnya adalah Baja Kecepatan
Tinggi atau HSS (High Speed Steel) dan Carbide. Masing-masing
bahan pahat ini digunakan sesuai dengan kekerasan bahan yang
dikerjakan.
Gambar 9. Macam-Macam Pahat Bubut
Gambar 10. Sudut Potong Pahat Bubut (Gerling 1982:28)
-
18
Tabel 2. Sudut Potong Pahat HSS ( Gerling, 1982:28 )
b) Bor Senter ( Center Bor )
Bor senter merupakan suatu alat pendukung pada mesin
bubut yang digunakan untuk mengebor ujung benda kerja yang
nantinya bekas lubang senter bor tersebut akan dilanjutkan dengan
proses pengeboran, sesuai diameter lubang yang diinginkan.
-
19
Gambar 11. Bor Senter
c) Kepala Lepas ( Tailstock )
Kepala lepas dapat bergerak sepajang alas atau meja mesin
dan berfungsi untuk mendukung ujung benda kerja yang mampu
dicekam oleh sumbu utama. Bagian ini terdiri dari sebuah poros
memiliki lubang berbentuk kerucut yang dapat digerakan maju
mundur sejajar sumbu utama. Lubang ini berfungsi untuk
menahan beban aksial yang sejajar sumbu spindel dan untuk
memasang bor senter, mata bor, sarung bor dan reamer serta
senter putar. Sumbu kepala lepas sendiri dapat digeser tidak
sejajar dengan sumbu utama, cara ini dapat digunakan untuk
pembubutan tirus dengan sudut kecil yang mengunakan dua
senter.
b. Mesin Frais ( Milling Machine )
Mesin frais adalah mesin yang mampu melakukan tugas
dari segala mesin perkakas seperti pengerjaan bidang rata, lubang-
lubang pasak, alur-alur ekor burung, pemotongan sudut,
pembuatan roda gigi, pemotongan tepi dan lain- lain. Proses
penyayatannya benda kerja pada mesin frais mengunakan alat
potong dengan mata potong jamak yang berputar (pisau frais).
-
20
1) Macam-Macam Mesin Frais :
a) Mesin frais horizontal
b) Mesin frais vertikal
c) Mesin frais universal
Gambar 12. Mesin Frais Horizontal
-
21
Gambar 13. Mesin Frais Vertikal
2) Klasifikasi Proses Frais
Berdasarkan jenis pahat, arah penyayatan dan posisi
relatif pahat terhadap benda kerja dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu :
a) Frais Periperal ( Slab Milling )
b) Frais Muka ( Face Milling )
c) Frais Jari ( End Milling )
3) Metode Proses Frais
Berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais
terhadap putaran pahat, metode frais dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
-
22
a) Frais Naik ( up milling )
Prinsipnya, gerak dari putaran pahat berlawanan arah
terhadap gerak makan meja frais.
b) Frais Turun ( Down Milling )
Proses frais ini dinamakan juga climb milling, dimana
arah putaran pahat sama dengan arah gerak makan
meja mesin frais.
4) Macam-Macam Pisau Frais
Gambar 14. Macam-macam Pisau Frais
-
23
5) Perhitungan Elemen Dasar Proses Pengefraisan
a) Kecepatan Potong
Rumus :
V = 1000
.. nd (m/min); (Taufiq Rochim, 1993:21)
Keterangan :
V = Kecepatan potong (m/min)
d = Diameter luar pisau frais (mm)
n = Putaran poros utama (r/min)
b) Kecepatan Makan
Rumus :
znfv zf .. (mm/ min); (Taufiq Rochim, 1993:21)
Keterangan :
vf = Kecepatan makan (mm/ min)
fz = Gerak makan pergigi (mm/ gigi)
z = Jumlah gigi (mata potong).
n = Putaran poros utama (r/ min)
c) Panjang Pengefraisan
Rumus :
lt = lv + lw+ ln (mm); (Taufiq Rochim, 1993:21)
Keterangan :
lt = Panjang pengefraisan (mm)
lv = Panjang awalan (mm)
-
24
lw = Panjang bahan (mm)
ln = Panjang akhiran (mm)
d) Waktu Pemotongan
Rumus :
tc = .f
t
v
l (min); (Taufiq Rochim, 1993:21)
Keterangan :
tc = Waktu pemotongan (min)
lt = Panjang pengefraisan (mm)
fv = Kecepatan makan (mm/min) = fz . z . n
fz = Gerak makan per gigi (mm/ gigi)
z = Jumlah gigi (mata potong)
n = Putaran poros utama (r/ min)
6) Perlengkapan Mesin Frais
Peralatan yang digunakan dalam proses frais yaitu :
a) Pemegang Pisau Frais
Dalam proses penyayatan, pisau frais harus
dicekam dengan kuat sehingga memungkinkan alat
potong atau cutting tool tidak mengalami selip pada
pencekamannya. Pemegang pisau frais, dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1) Arbor (pemegang pisau untuk mesin frais horizontal)
2) Collet (pemegang pisau untuk mesin frais vertikal)
-
25
b) Pemegang Benda Kerja
Bagian ini berfungsi untuk memegang benda kerja
yang sedang disayat oleh pisau frais. Ragum diikat pada
meja mesin frais dengan mengunakan baut T. Pemegang
benda kerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
(1) Ragum
Bagian ini terdiri 2 rahang yaitu rahang tetap untuk
acuan dan rahang yang dapat digeser maju mundur untuk
mencekam benda. Selain itu terdapat poros berulir dengan
engkol pemutarnya dan landasan berlubang untuk tempat
baut pengikat pada mesin.
(2) Kepala Pembagi ( Dividing Head )
Kepala pembagi atau yang disebut dividing head
adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk memegang
benda kerja berbentuk silindris terutama untuk keperluan;
membuat segi banyak, membuat alur pasak, membuat roda
gigi (lurus, helik, payung), membuat roda gigi cacing.
-
26
Gambar 15. Dividing Head
2. Alat-alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang untuk
pengoperasian mesin yaitu:
a. Pahat Bubut
Karena bahan poros adalah ST37, maka pahat bubut yang
cocok digunakan adalah jenis carbide. Pahat ini memiliki
ketangguhan tinggi untuk menyayat benda kerja yang keras dan
hasil lebih halus. Jenis bahan pahat ini memiliki keunggulan
diantaranya adalah resistensi terhadap deformasi termal atau
perubahan bentuk karena panas, ketahanan terhadap keausan, dan
memiliki torsi kekuatan dua kali lipat lebih tinggi dari HSS (High
Speed Steel).
-
27
Gambar 16. Pahat Carbide
b. Pisau Frais
Pisau Frais adalah pisau yang digunakan untuk mengefrais
permukaan benda kerja dengan menggunakan mesin frais. Dalam
pemakaian pisau frais ini terdapat tiga tipe yang berbeda yaitu tipe
H untuk baja keras, tipe sedang untuk baja yang mempunyai
kekerasan sedang, dan tipe W untuk baja yang mempunyai
kekerasan lunak.
Ada beberapa jenis pisau frais, diantaranya yaitu :
1) Pisau Frais Muka
2) Pisau Frais Sisi
3) Pisau Frais Alur Sisi dan Muka
4) Pisau Frais Gergaji
5) Pisau Frais Pembentuk
6) Pisau Frais Roda Gigi
7) Pisau Frais Jari atau endmill dan lain- lain
-
28
Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur pasak pada poros
ini adalah jenis pisau frais jari atau biasa disebut endmill.
3. Alat ukur yang Digunakan
Alat-alat ukur yang diperlukan dalam pembuatan poros
yaitu:
a. Jangka Sorong
Jangka sorong atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi,
yang dapat digunakan untuk mengukur benda kerja secara presisi
dengan tingkat ketelitian 0.02, 0.05, 0.01 mm. Alat ini mampu untuk
mengukur diameter luar, diameter dalam dan ketinggian dengan
menggunakan rahang-rahang yang ada. Perkembangan jangka
sorong semakin maju dengan adanya jangka sorong jarum (dial) dan
jangka sorong digital.
Gambar 17. Jangka Sorong
-
29
b. Height Gauge
Gambar 18. Height Gauge
Prinsip pembacaannya hampir sama dengan jangka
sorong, akan tetapi alat ukur ini digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu benda pada meja perata. Pada bagian rahang
ukur alat ini dapat digunakan untuk pengambaran (menggores)
pada bagian permukaan benda kerja. Sebelum dilakukan
pengukuran, posisi nol harus diatur terlebih dahulu. Untuk
mengatisipasi kerusakan pada rahang ukur dan kemungkinan
kesalahan ukur, sewaktu mengukur ketinggian, rahang ukur harus
diletakan secara perlahan- lahan di atas muka ukur.
-
30
D. Gambaran Produk yang Akan Dibuat
1. Gambaran Teknologi
Gambar 19. Mesin Pemipih Adonan dan Pembuat Mie
-
31
Tabel 3. Spesifikasi
PART LIST
ITEM QTY PART NUMBER DESCRIPTION
1 1 Rangka Dibuat
2 4 UCF Dibeli
3 1 Poros pemipih 1 Dibuat
4 1 poros pemotong 2 Dibuat
5 2 UCP Dibeli
6 1 Poros penghubung Dibuat
7 4 UCT Dibeli
8 1 Pulley poros penghubung 2 Dibeli
9 1 Pulley poros pemipih Dibeli
10 1 Poros pemipih2 Dibuat
11 1 Poros pemotong 1 Dibuat
12 2 Spur Gear1 Dibeli
13 2 Spur Gear2 Dibeli
14 1 Pulley poros penghubung 1 Dibeli
15 1 Rantai penghubung poros Dibeli
16 1 Roller Chain Sprocket1 Dibeli
17 1 Roller Chain Sprocket2 Dibeli
21 1 Motor Dibeli
22 1 Pulley motor Dibeli
23 1 Belt poros pemipih Dibeli
24 1 Belt motor Dibeli
25 4 Poros pengatur tekanan Dibuat
26 8 AS 1252 - M12 Dibeli
27 2 Cover penutup motor Dibuat
28 1 Saluran keluar Dibuat
29 1 Saluran masuk Dibuat
32 1 Saluran tangah Dibuat
33 2 Batas saluran keluar Dibuat
-
32
34 20 AS 1110 - M12 x 25 ISO metric hexagon
precision bolts and screws
36 20 AS 1112 - M12 Type 5
ISO metric hexagon nuts, including thin nuts, slotted
nuts and castle nuts
2. Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja dari mesin pmipih adonan dan pembuat mie ini
adalah ketika saklar digeser ke posisi ON, motor listrik akan
menggerakkan poros utama melalui pulley dan belt. Pada poros tersebut
terdapat poros pemipih dan poros pemotong. Adonan yang dimasukkan
melalui penampang masukan akan dipipihkan oleh poros pemipih yang
dilakukan secara berulang-ulang oleh operator sesuai dengan tingkat
kekenyalan adonan yang diinginkan, kemudian dimasukkan pada poros
pemotong yang akan membentuk profil mie. Hasil potongan adonan yang
berwujud mie akan jatuh pada penampang hasil dibagian bawah dan mie
siap dikemas maupun diolah untuk konsumsi.
3. Cara Pengoperasian Mesin
Langkah untuk mengoperasikan mesin pemipih adonan dan
pembuat mie adalah sebagai berikut :
a. Siapkan adonan mie yang akan diproses.
b. Taruh adonan pada penampang masukan pada mesin.
c. Hidupkan mesin pemipih adonan dan pembuat mie dengan menggeser
saklar yang ada di belakang mesin.
d. Masukkan adonan melalui penampang masukan secara perlahan
secara berulang sesuai kekenyalan yang diinginkan.
-
33
e. Apabila dirasa sudah cukup kenyal, lalu dimasukkan pada poros
pemotong adonan pembuat mie
f. Hasil akan keluar pada penampang hasil, bila sudah cukup lalu
mesin dimatikan dengan menggeser saklar yang ada di belakang
mesin.