BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika...

78
33 BAB II PEMBAHASAN A. Analisis Struktural Naskah Drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi Berdasarkan Teori Dramaturgi Analisis sebuah karya sastra yang menggunakan pendekatan struktural tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Analisis struktural merupakan langkah awal dalam penelitian suatu karya sastra. Analisis struktural dalam karya sastra dalam hal ini fiksi, yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Analisis struktural mempunyai maksud untuk menemukan makna keseluruhan dari suatu yang menjadi bahan kajiannya, yaitu melalui pengelupasan dan pemamparan unsur-unsur karya sastra yang membuatu suatu keutuhan karya sastra. Analisis struktural dalam penelitian terhadap drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi ini menggunakan teori struktural dramaturgi oleh Harymawan. Analisis struktural dramaturgi oleh Harymawan ini mengadopi teori dari Aristoteles yang membahas tentang konstruksi drama. Teori ini hampir sama dengan teori drama lainnya tetapi yang membedakan dalam pembahasan teori Aristoteles ini terdiri dari dramatic plot, dramatic tension, trilogi aristoteles, unsure keharusan psikis, karakter, dan premise atau tema. Analisis struktural dari drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi sebagai berikut : 33

Transcript of BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika...

Page 1: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

33

BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Struktural Naskah Drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi

Berdasarkan Teori Dramaturgi

Analisis sebuah karya sastra yang menggunakan pendekatan struktural

tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Analisis struktural merupakan langkah awal

dalam penelitian suatu karya sastra. Analisis struktural dalam karya sastra dalam

hal ini fiksi, yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan

mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang

bersangkutan. Analisis struktural mempunyai maksud untuk menemukan makna

keseluruhan dari suatu yang menjadi bahan kajiannya, yaitu melalui pengelupasan

dan pemamparan unsur-unsur karya sastra yang membuatu suatu keutuhan karya

sastra.

Analisis struktural dalam penelitian terhadap drama Lelakon karya Andy

Sri Wahyudi ini menggunakan teori struktural dramaturgi oleh Harymawan.

Analisis struktural dramaturgi oleh Harymawan ini mengadopi teori dari

Aristoteles yang membahas tentang konstruksi drama. Teori ini hampir sama

dengan teori drama lainnya tetapi yang membedakan dalam pembahasan teori

Aristoteles ini terdiri dari dramatic plot, dramatic tension, trilogi aristoteles,

unsure keharusan psikis, karakter, dan premise atau tema. Analisis struktural dari

drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi sebagai berikut :

33

Page 2: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

34

1. Trilogi Aristoteles

Di dalam trilogi Aristoteles terdiri dari 3 kesatuan yaitu kesatuan waktu,

kesatuan tempat, dan kesatuan kejadian.Kesatuan waktu merupakan pembatasan

waktu terutama ditunjukan kepada tragedy yang harus berbeda dengan epik,

karena epik mempunyai kebebasan waktu, sedangkan tragedy waktunya harus

dibatasi. Kesatuan tempat merupakan peristiwa seluruhnya terlaksana dalam satu

tempat saja. Sedangkan kesatuan kejadian merupakan membatasi rentetan

peristiwa yang berjalan erat, tidak menyimpang dari pokoknya atau sering disebut

kesatuan ide.

Trilogi Aristoteles dalam pembahasan drama Lelakon ini terdiri dari

berbagai adegan. Setiap adegan akan dibahas bagaimana kesatuan tempat,

kesatuan waktu dan kesatuan kejadiaannya.

A. Adegan pertama atau adegan pembuka

1. Kesatuan Waktu

Adegan pertama ini terjadi pada waktu sore hari atau menjelang waktu

magrib. Hal ini dilihat pada adegan sebelumnya karena pada adegan ini

merupakan lanjutan adegan sebelumnya. Kutipan

wayah sore ing ngarep omahe Cahyadi. Kawit mulih saka minggate awake

lemes. Rupane nyremimih. Banjur lungguh ing tritisan omah. (hal 99)

Lik Kawit : wo.., ora pa-pa. Mbok mampir dhisik kene, sedhilit wae. Walah,

ngancani likmu, sisan ngenteni magrib. Ayo ta..(rada meksa).

(hal 100)

Page 3: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

35

Terjemahan :

waktu sore di depan rumahnya Cahyadi. Kawit pulang dari perginya badannya

lemas. Mukanya lelah. Kemudian duduk di pinggir rumah. (hal 99)

Lik Kawit : tidak apa-apa. Ayo mampir dulu disini, sebentar aja. Menemani

pamanmu, sekalian menunggu magrib. Ayo ta(sedikit memaksa).

(hal 100)

2. Kesatuan Tempat

Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan

menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja. Kutipan

Lestari njerit saka omah banjur mlayu metu ming nganggo kotang. Dheweke

nyasabi awak nganggo klambine. Rambute katon awul-awulan. Cahyadi nututi,

awake ngliga, kathokan dawa, tangane nggegem peso glathi. Awake

kemringet! (hal 29)

Terjemahan:

Lestari menjerit dari dalam rumah kemudian keluar hanya menggunakan

dalaman. Dirinya mengusap badan menggunakan bajunya. Rambutnya acak-

acakan. Cahyadi mengikuti, badannya tidak menggunakan baju, celana

panjang, tangannya menggegam pisau. Badannya keringatan! (hal 29)

3. Kesatuan Kejadian

Kejadian dalam adegan pembuka ini Lestari menjerit dan menangis

melihat bahwa dia telah diperkosa. Kemudian dia lari keluar dan memarahi

Cahyadi karena kebetulan disitu hanya ada Cahyadi dan dia mengira bahwa

Page 4: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

36

Cahyadi lah yang telah melakukan pemerkosan terhadapnya. Suasana dalam

adegan pembuka ini dibuka dengan suasana tegang karena sudah terjadi konflik.

Kutipan :

(Lestari njerit saka omah banjur mlayu metu ming nganggo kotang dheweke

nyasabi awak nganggo klambine. Rambute katon awul-awulan. Cahyadi nututi

metu. Awake ngliga, kathokan dawa, tangane nggegem peso glathi. Awake

kemringet! )

Lestari : AAA...AA..!! Iihhh..!

Cahyadi : Les! Lestari! Les!

(Lestari mandheg, ngunek-ngunekke Cahyadi karo sesenggukan).

Lestari : Cah! Aku ora ngira nek kowe tega tenan karo aku!

Tumindakmu kaya kewan!. Lesatri mlayu ninggalake Cahyadi. Tangis

sesenggukane sansaya ndadi. (hal 29)

Terjemahan :

(Lestari menjerit dari dalam rumah kemudian lari keluar hanya menggunakan

BH. Dia mengusap badannya menggunakan bajunya. Rambutnya berantakan.

Cahyadi mengikuti keluar. Badannya tidak menggunakan baju, memakai

celana panjang, tangannya menggenggam belati. Badannya berkeringat!

Lestari : AAA..AA..!! Iihhh..!

Cahyadi : Les!Lestari!Les!

(Lestari berhenti, memarahi Cahyadi dengan sesenggukan).

Lestari : Cah! Aku tidak mengira kalau kamu tega beneran dengan

aku! Tingkah lakumu seperti hewan! Lestari lari

meninggalkan Cahyadi. Tangisnya semakin menjadi!. (hal

29)

B. Adegan kedua (Lik KawitCeramah )

1. Kesatuan Waktu

Adegan kedua ini atau yang diberi judul Lik Kawit ceramah merupakan

asal mula cerita drama ini dimulai. Adegan kedua ini terjadi pada pagi hari

dimana setiap orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dimana Nanang

Edan sudah memulai kebiasaannya membayangkan bidadari dan Lik Kawit yang

pagi-pagi sudah ceramah berlaga seperti orang yang sok bijak memberi nasehat

Page 5: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

37

kepada Nurdin yang kebetulan lewat dan Yu Samsinah yang kebetulan akan

berangkat kepasar.

Kutipan :

Lik Kawit metu saka omahe, ngliga dhadha, kaose disampirake pundhak,

sirahe iket-iketan, kathokan kolor.

Lik Kawit : Wah jyan! Esuk-esuk wis ngomyang! Nganggu wong turu! Heh,

nang! Widadarimu ki sapa ? (hal 35)

Terjemahan :

Lik Kawit keluar dari rumahnya, tidak menggunakan baju, bajunya diletakkan

dibahu, kepala memakai iket-iketan, memakai celana kolor.

Lik Kawit :Wah jyan! Pagi-pagi sudah ngomong sendiri! Nganggu orang

tidur! Heh, Nang! Bidadarimu itu siapa?( hal 35)

2. Kesatuan Tempat

Tempat kejadian pada adegan kedua ini terjadi dirumah Lik Kawit. Hal ini

dibuktikan pada kutipan kalimat:

Lik Kawit metu saka omahe, ngliga dhadha, kaose disampirake pundhak,

sirahe iket-iketan, kathokan kolor.(hal 35)

Terjemahan:

Lik Kawit keluar dari rumahnya, tidak menggunakan baju, bajunya diletakkan

dipundak, kepalanya iket-iketan, celana kolor. (hal 35)

3. Kesatuan Kejadian

Pada adegan kedua ini menimbulkan suasana yang menegangkan dimana

pada adegan kedua ini selain setiap orang melakukan aktivitasnya masing-masing

pada pagi hari. Disini juga terdapat adegan dimana Cahyadi marah besar kepada

Page 6: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

38

ayahnya (Lik Kawit) yang selalu mencuri uangnya untuk kepentingannya sendiri

karena merasa uang yang dimiliki anaknya adalah uang haram hasil adu jago.

Amarah Cahyadi semakin meluap dan akhirnya mengusir ayahnya dari rumah

karena sudah tak tahan dengan sikap ayahnya.

Kutipan :

Cahyadi : apa! Wis saiki sing minggat saka kene sapa ?aku pa kowe!

Wong tuwa ra nduwe isin! Kaya kecu! Aku pa kowe! Sapa sing

minggat, heh?! Aku apa kowe! Aku pa kowe

Lik Kawit : aku..! Bocah ra ngerti males budi! Cah ra urus! Cilik

digedhekke, mbasan gedhe wani

Cahyadi : gek minggat. Ra sah kakekan iyik! Aku wis ra sudi duwe bapak

kayak kowe. (hal 44)

Terjemahan :

Cahyadi : Apa! Sudah sekarang siapa yang pergi dari sini? Aku apa kamu!

Orang tua tidak punya malu! seperti kecu! Aku apa kamu! Siapa

yang pergi , heh ?! aku apa kamu! Aku apa kamu!

Lik Kawit : Aku..!! anak tidak tahu balas budi! Anak tidak urus! Kecil

dibesarkan, setelah besar berani!

Cahyadi : Cepat pergi. Tidak usah banyak omong! Aku sudah tidak sudi

punya bapak sepertimu!! (hal 44)

C. Adegan ke tiga (Cahyadi wuyung )

1. Kesatuan Tempat

Adegan ketiga ini setelah Cahyadi bertengkar dengan ayahnya lalu

mengusirnya dari rumah kemudian dia pergi dengan perasaan bahagia untuk

menemui Lestari orang yang amat dicintainya. Adegan ketiga ini terjadi di dua

tempat yakni di jalan desa dan di halaman rumah Nurdin. Di jalan desa dia tidak

sengaja hampir menabrak Kajine Amat Sugih karena perasaannya yang sedang

bahagia membuat Cahyadi tidak menghiraukan sekitarnya hingga membuat dia

menabrak anjing dan jatuh. Sedangkan dihalaman rumah Nurdin dia penasaran

Page 7: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

39

dengan Nanang Edan apa benar bidadari yang dibayangkan Nanang Edan itu ada

hingga membuatnya sampai di halaman rumah Nurdin. Kutipan :

Ana ing dalan desa, Cahyadi numpak pit, singsot-singsot dhewe amarga

saking senenge. Kabeh diaruh-aruhi kanthi seneng, saking senenge Cahyadi

ngguya-ngguyu dhewe noleh ngiwa nengen, katon kemaki, ora ngingetke

dalan. Kajine Amat Sugih nyabrang dalan banjur arep ketabrak, Cahyadi gage

anggone ngerem. (hal 49)

Nurdin metu saka omahe nggawa ember isi banyu arep ngentas pitik jago sing

dipepe ing latar. Nanang mlayu jranthal. Cahyadi gedabigan ing njero

kandhang. (hal 57)

Terjemahan:

Di jalan desa, Cahyadi naik sepeda, bersiyulan sendiri karena begitu bahagia.

Semua disapa dengan senang, karena bahagianya Cahyadi tersenyum sendiri

menoleh kanan-kiri kelihatan kemaki, tidak melihat jalan. Kajine Amat Sugih

menyeberang jalan dan hampir tertabrak. Cahyadi cepat-cepat mengerem.(hal

49)

Nurdin keluar dari rumahnya membawa ember berisi air mau mengambil ayam

jago yang dijemur di halaman.Nanang lari Cahyadi masih di dalam kandang

ayam. (hal 57)

2. Kesatuan Waktu

Waktu dalam adegan ketiga ini merupakan lanjutan dari adegan

sebelumnya dimana Cahyadi setelah mengusir ayahnya dari rumah dia pergi

menemui Lestari orang yang disayangnya. Waktu kejadian ini terjadi pada pagi

hari dimana telah ditulis di dalam narasi ketika nursoleh pagi-pagi sudah

membawa proposal. Kutipan:

....Ing dalan, Cahyadi nyelip jumiran alap-alap sing isih lari-lari, nyelip siti

karo Nurdin sing lagi gandhengan, banjur pethukan nursoleh sing mruput

nggawa proposal kanggo mbangun masjid....

Terjemahan:

Page 8: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

40

...Di jalan, Cahyadi menyalip jumiran alap-alap yang masih lari-lari, menyalip

siti dengan Nurdin yang baru gandengan, kemudian bertemu nursoleh yang

pagi-pagi membawa proposal untuk membangun masjid...

3. Kesatuan Kejadian

Kejadian pada adegan ketiga yang berjudul Cahyadi Wuyung menciptakan

suasana penuh dengan kebahagiaan.karena hati Cahyadi sedang kasmaran dengan

Lesatri. Sampai-sampai dia membayangkan lesatri di jalan hingga membuatnya

tidak sadar menabrak anjing dan jatuh tersungkur. Kutipan:

Lestari..ayo nari..! nari ana ing sajroning ati. Nari ana tengah wengiku,

Lestari..dhuh, cah ayu, ngertia marang sliraku, ngertia satemene rasaku lan

jejogedaning atiku. Lestari nari-nari banjur kuwi ilang dhewe. (hal 50)

Terjemahan:

Lestari.., ayo menari..! menari ada di dalam hatiku. Menari ada tengah

malamku, Lestari dhuh, cah ayu, mengertilah terhadap diriku, mengertilah

dengan rasaku dan narinya hatiku. Lestari menari-nari kemudian hilang

sendiri.( hal 50)

D. Adegan ke empat (Cempluk Ngundang Bayine)

1. Kesatuan Waktu

Waktu adegan keempat ini merupakan adegan yang tidak ada dialognya

atau percakapannya karena hanya berbicara dengan dirinya sendiri. Adegan

keempat ini terjadi pada siang hari. Kutipan:

awan-awan, Cempluk ngisis ing teras omahe. Cempluk nggendhong anake sing

lagi limang sasi nganggo jarik lurik. Cempluk dasteran warna biru. Daster

Page 9: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

41

sing ora tau ganti. Saka njero omah keprungu siaran kethoprak RRI lirih-lirih.

(hal 61)

Terjemahan:

Siang-siang, Cempluk istirahat di halaman rumahnya. Cempluk menggendong

anaknya yang baru lima bulan menggunkan jarik lurik. Cempluk dasteran

warna biru. Daasteran yang tidak pernah ganti. Dari dalam rumah kedengaran

siaran kethoprak RRI pelan-pelan. (hal 61)

2. Kesatuan Tempat

Kesatuan tempat pada adegan ke empat yang berjudul Cempluk ngundang

bayine ini terjadi di halaman rumah Cempluk. Kutipan :

awan-awan, Cempluk ngisis ing teras omahe. Cempluk nggendhong anake sing

lagi limang sasi nganggo jarik lurik. Cempluk dasteran warna biru. Daster

sing ora tau ganti. Saka njero omah keprungu siaran kethoprak RRI lirih-lirih.

(hal 61)

Terjemahan:

Siang-siang, Cempluk istirahat di halaman rumahnya. Cempluk menggendong

anaknya yang baru lima bulan menggunkan jarik lurik. Cempluk dasteran

warna biru. Daasteran yang tidak pernah ganti. Dari dalam rumah kedengaran

siaran kethoprak RRI pelan-pelan. (hal 61)

3. Kesatuan Kejadian

Suasana dalam adegan ini menyedihkan Cempluk kembali mengingat

suaminya yang meninggal gara-gara suaminya merampok bank dan ditembak

polisi yang mengakibatkan suaminya meninggal dunia. Sambil menggendong

Page 10: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

42

anaknya Cempluk berpesan supaya kelak anaknya jadi anak yang pandai jangan

seperti ibu dan bapaknya.

Kutipan:

Wong lanang sing setya marang sibu lan kowe. Wong lanang sing tanggung

jawab. Tur ya kuwi nek dikandhani mesthi ngeyel. Karepku ki nek ran de dhit

mbok ya uwis, ra sah ngangsa. Waton obah nyambut gawe apa anane, terus

nyelengi mbaka Sitik. E..., malah reka-reka ngrampok bank barang. Ha yaw is

didor mas polisi..wah wes ya nduk marakke sibu nangis.

Ndhuk, nek kowe waras ora lelaranen, sibu isa menyang pasar neh, nyambut

gawe ngolekke dhuwit nggo nyekolahke kowe ben pinter, bisa dadi uwong lan

migunani tumrap liyan...... (hal 61-62))

Terjemahan :

...orang laki-laki yang setia sama ibu dan kamu. Orang laki-laki yang

bertanggung jawab. Tapi ya itu kalau dikasih tahu ngeyel. Mauku kalau tidak

punya uang ya sudah, tidak usah ngangsa. Cuma bergerak bekerja apa adanya,

kemudian menabung sedikit-sedikit. E.., malah merampok bank. Ha ya sudah

ditembak mas polisi. Sudah ya nduk membuat ibu menangis. (hal 61)

Nduk, kalau kamu sehat tidak sakit-sakitan, ibu bisa pergi kepasar lagi, bekerja

cari uang buat menyekolahkan kamu supaya pintar, bisa menjadi orang dan

berguna bagi orang lain. (hal 61-62)

E. Adegan kelima (Kenangane Samsinah)

1. Kejadian Tempat

Terjadinya adegan kelima ini terjadi di dua tempat kejadian yakni di pos

ronda dekat rumahnya Yu Samsinah dan di depan rumahnya Yu Samsinah.

Kutipan:

dheweke lagi ngrokok santai ing ngarep cakruk, cedake omahe Yu Samsinah.

Dumadakan Nanang muncul nggetak Jumiran seko mburi karo nylotho

endhase Jumiran nganti ketuyung-tuyung.(hal 63)

Yu Samsinah metu nggawa kumbahan garing saember dawa, ing ngarepan

omah, Yu Samsinag dheleg-dheleg ngrasakake kahanane konang. (hal 67)

Page 11: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

43

Terjemahan:

dirinya baru ngrokok santai di depan pos ronda, dekat rumahnya Yu Samsinah.

Tiba-tiba Nanang muncul mengagetkan Jumiran dari belakang sembari

menylotho kepalanya Jumiran sampai kesakitan. (hal 63)

Yu Samsinah keluar membawa jemuran kering seember. Di depan rumah Yu

Samsinah melamun merasakan keadaanya konang. (hal 67)

2. Kejadian Waktu

Kesatuan waktu pada adegan ini terjadi pada sore hari dan malam hari.

Kesatuan waktu sore hari dilihat dari kutipan kalimat Nanang yang

membayangkan bidadari di waktu sore hari. Sedangkan kesatuan waktu malam

hari ditulis jelas di narasi. Kutipan :

widadariku ing wayah sore iki taksuwun sliramu lungguh ana ing mega-mega.

Sawangen jagade manungsa kang sedhela maneh rame!. (hal 64)

Wayah wengi ing omah Yu Samsinah. Yu Samsinah metu nggawa kumbahan

garing saember dawa. (hal 67)

Terjemahan:

Bidadariku di waktu sore hari iki aku meminta dirimu duduk ada di awan-

awan. Lihatlah dunia manusia yang sebentar lagi ramai! (hal 64)

Waktu malam hari di rumah Yu Samsinah. Yu Samsinah keluar membawa

jemuran kering seember. (hal 67)

3. Kesatuan Kejadian

Peristiwa pada adegan ini menimbulkan suasana yang mengharukan atau

mengesankan dimana Yu Samsinah mengenang kembali masa lalunya tentang

Page 12: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

44

amanah dari orangg tua Nanang untuk masih merawat Nanang Edan anak dari

majikannya yang telah meninggal dunia. Yu Samsinah tidak melupakan balas

budi terhadap orang tua Nanang Edan yang telah membantunya dan

mengajarkannya bagaimana cara untuk bekerja tanpa harus bergantung dengan

suami.

Kutipan:

Yu Samsinah : we.., ha nggih mboten saged no, Den. Hla kula niki sampun

janji kalihan suwargi tiyang sepuh njenengan je. Kula niku

jaman saemanten dititipi amanah kalihan suwargi sibu, ken

tumut njagi njenengan.

Nanang : wis ta, mbok setya marang urip kuwi luwih penting tinimbang

setya marang ndaramu mbiyen sing wis ora ana.

Yu sam : Wah, teneh kula saged kuwalat mangke! Hla suwargi bapak

niku sampun nganggep kula sedherek piyambak. Terus kula tumut

kluwargi njenengan niku nggih mpun kawit prawan. Nanging

piwales kula dereng wonten.(hal 65)

Terjemahan:

Yu Samsinah : we.., ya tidak bisa, Den. La saya ini sudah janji dengan

almarhum orang tua mu. Saya ini dulu dititipi amanah dari

almarhum ibu, disuruh ikut menjaga dirimu.

Nanang : sudah ya, simbok setia terhadap hidup itu lebih penting daripada

setia terhadap majikanmu dulu yang sudah tidak ada

Yu Sam : Wah, saya bisa dapat karma nanti! La almarhum bapak itu sudah

menganggap saya keluarganya sendiri, lagian saya ikut

keluargamu itu sudah sejak prawan. Tapi balasan saya belum ada.

(Hal 65)

F. Adegan keenam (Cahyadi lan Pitik Kinasihe)

1. Kesatuan tempat

Kesatuan tempat pada adegan keenam ini terjadi dirumah Cahyadi.

Kutipan:

Cahyadi ngentas pitike sing bar dipepe, lebar kuwi Cahyadi omong-omongan

karo pitike merga saking tresnane.(hal 75)

Page 13: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

45

lagi penak-penak neruske sing leyeh-leyeh. Mak bedunduk Lestari liwat ngarep

omahe Cahyadi.(hal 81)

Terjemahan:

Cahyadi mengambil ayamnya yang habis dijemur, setelah itu Cahyadi

berbicara dengan ayamnya karena terlalu sayangnya. (hal 75)

Baru enak-enak ngelanjutin yang istirahat. Kebetulan Lestari lewat di depan

rumahnya Cahyadi.(hal 81)

2. Kesatuan Waktu

Waktu kejadian pada adegan ini terjadi pada siang hari. Hal ini terlihat di

dalam narasi cerita. Kutipan:

Wayah awan, Cahyadi ngentas pitike sing bar dipepe. (hal 75)

Terjemahan:

Waktu siang, Cahyadi mengambil ayamnya yang habis dijemur.(hal 75)

3. Kesatuan Kejadian

Adegan keenam ini terdiri dari berbagai peristiwa, dimana Cahyadi yang

sedang berbicara dengan ayamnya tiba-tiba muncul Kajine Amat Sugih yang

menasehati Cahyadi untuk bertobat, hal ini membuat Cahyadi tersentuh hatinya

dan ingin menjalankan sholat. Kutipan :

jyan.. aku ki tenane ya wis isin tenan, sup ro Kajine Amat ki. Ha tur piye ya

sup? Ah, tak ngibadah ah, ben donyane rada padhang!eee.., mbaka sithik. Bar

adus tak tinggal ngibadah dhisik ya sup? Tak dandan setil nganggo baju koko,

pecisan. Sarungan resik. (hal 77)

Page 14: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

46

Terjemahan:

jyan, aku ini sebenarnya sudah malu beneran, sup dengan Kajine Amat. Tapi

ya sup? Ah, tak beribadah ah, supaya dunianya sedikit terang.., sedikit-sedikit.

Setelah mandi aku tinggal ibadah dulu ya sup? Aku dandan rapi menggunakan

baju koko, pecisan, sarungan bersih (hal 77)

Cahyadi beristirahat sebentar tiba-tiba Lestari lewat di depan rumahnya.

Segera Cahyadi lari dan memegang tangan Lestari untuk menyatakan cinta

kepadanya tetapi dengan tegas Lestari menolaknya karena dia menganggap tidak

level. Hal ini membuat suasana menjadi galau. Kutipan :

Cahyadi : Anu, aku mencintaimu Lestari..

Lestari : halah, wis takbedhek! Awake dhewe ki ra level, Cah..

Cahyadi : wohh, ra lepel kok, piye? Tenan to sup, ditolak ta, aku ya wis

ngerti kok tenane. Kesusu kok mau. Kudune wong menyatakan ki

nganggo soklat karo setangkai bunga. Ha aku mung nyekel rokok

selancer je, nang dalan meneh. Ra sopan sup, dhuh piye ya sup?

Aku wis arep sumangat je uripe arep mertobat tenan. (hal 81-82)

Terjemahan:

Cahyadi : itu, aku mencintaimu Lestari..

Lestari : halah, sudah aku tebak! Kita itu tidak selevel, Cah..

Cahyadi : wahh, tidak level kok, gimana? Benar kan sup, ditolak kan, aku ya

sudah tahu kok sebenarnya. Keburu-buru kok tadi. Harusnya orang

menyatakan itu menggunakan coklat dan setangkai bunga. Ha aku

cuma memegang rokok satu batang di jalan pula. Tidak sopan sup,

duh gimana ya sup? Aku sudah mau semangat hidup mau mertobat

beneran. (hal 81-82)

G. Adegan ketujuh (Nurdin+Siti= cinta)

1. Kesatuan tempat

Kesatuan tempat pada adegan ketujuh ini terjadi dipinggir sungai tempat

Nurdin dan Siti bertemu untuk melepas rindu.

Page 15: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

47

Kutipan :

ing pinggir kali, Siti kangsenan karo Nurdin. Siti njedhul nganggo seragam

pramuka, nunggu Nurdin. Kala-kala ndeleng fotone Nurdin, terus ditemplekke

dhadhane. Siti ketok gelisah.( hal 85)

Terjemahan:

di pinggir sungai, Siti ketemuan dengan Nurdin. Siti keluar menggunakan

seragam pramuka, menanti Nurdin. Kadang-kadang melihat fotonya Nurdin

kemudian di tempelkan di dadanya. Siti kelihatan gelisah. (hal 85)

2. Kesatuan Waktu

Waktu pada adegan ini tidak dijelaskan di dalam cerita tetapi dilihat dari

seragam pramuka yang digunakan Siti ini membuktikan bahwa waktu kejadian

terjadi pada siang hari setelah Siti pulang sekolah. Kutipan:

Siti njedul nganggo seragam pramuka, nunggu Nurdin. Kala-kala ndeleg

fotone Nurdin terus ditempelke dhadhane. Siti ketok gelisah. (hal 85)

Terjemahan:

Siti keluar menggunakan seragam pramuka, menanti Nurdin. Kadang-kadang

melihat fotonya Nurdin kemudian ditempelkan di dadanya. Siti kelihatan

gelisah (hal 85)

3. Kesatuan Kejadian

Kejadian peristiwa ini dimulai dengan suasana hati yang gelisah dimana

Siti menunggu Nurdin yang tak kunjung datang. Begitupun Nurdin yang gelisah

menunggu Siti yang tak kunjung mendatanginya untuk melepas rindu.

Page 16: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

48

Kutipan:

kala-kala ndeleg fotone Nurdin, terus ditempelke dhadhane. Siti ketok gelisah.

Siti kala-kala ndeleg kiwa-tengen selak kepengen weruh Nurdin. Siti mlayu

ngulon amarga kaya-kaya weruh Nurdin kadi kadohan.

Nurdin kala-kala niliki jam tangane. Mlaku ngalor ngidul lan lungguh

ngalamun karo uthik-uthik upil.(hal 85)

Terjemahan:

kadang-kadang melihat fotonya Nurdin, kemudian ditempelkan dadanya. Siti

kelihatan gelisah. Siti kadang-kadang melihat kanan-kiri tak sabar melihat

Nurdin. Siti lari kebarat karena seperti melihat Nurdin dari kejauhan.

Nurdin kadang-kadang melihat jam tangannya. Jalan utara selatan kemudian

duduk melamun sembari mencari upil. (hal 85)

Menunggu lama akhirnya Siti muncul karena sudah tidak sabar untuk

bertemu akhirnya Nurdin berlari menghampiri Siti. Perasaan gelisah yang tadi ada

berubah menjadi rasa gembira karena mereka bisa melepas rindu meskipun

mereka terganggu dengan adanya Mbah Temu yang sedang memancing ikan di

dekatnya.

Kutipan:

Nurdin methukake Siti kanthi bungah. Nurdin mlayu santer ngubengi Siti

merga saking gemese. Saking kangene. Saking senenge. (hal 87)

Nurdin karo Siti ciprat-cipratan, seneng banget. Cah loro ora nggagas Mbah

Temu. Mbah Temu kaget, rada mangkel. Dheweke ngadeg karo muni-muni(hal

90)

Page 17: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

49

Terjemahan:

Nurdin bertemu Siti dengan gembira. Nurdin berlari memutari Siti karena

gemesnya, kangennya, gembiranya. (hal 87)

Nurdin dan Siti bermain air, bahagia sekali. Nurdin dan Siti tidak

menghiraukan Mbah Temu. Mbah Temu kaget, sedikit marah. Mbah Temu

berdiri dengan marah-marah. (hal 90)

H. Adegan kedelapan (Nanang dan Kajine Amat Sugih)

1. Kesatuan tempat

Adegan kedelapan ini menceritakan kisah paseduluran antara Nanang

Edan dengan Kajine Amat Sugih yang sudah sekian lama tidak bertemu akhirnya

mereka bertemu dan Kajine Amat Sugih kaget melihat Nanang Edan sekarang.

Kejadian tempat ini terjadi di tengah jalan yang kebetulan lewat Nurdin yang

dikejar oleh Mbah Temu.

Kutipan:

ing tengah dalan Nanang ngadeg nggejejer, hormat kaya patung Jendral

Sudirman. Nurdin mlayu dioyak Mbah Temu liwat ngarepe Nanang. Banjur

Nanang mulai ndleming, tangane nuding-nuding. (hal 93)

Terjemahan:

ditengah jalan Nanang berdiri, hormat seperti patung Jendral Sudirman. Nurdin

berlari dikejar Mbah Temu lewat didepan Nanang. Kemudian Nanang mulai

berbicara sendiri tangan menunjuk-nunjuk. (hal 93)

Page 18: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

50

2. Kesatuan waktu

Waktu dalam adegan kedelapan ini tidak ditulis dengan pasti, tetapi pada

adegan kedelapan ini merupakan lanjutan dari adegan sebelumnya. Hal ini terlihat

saat Nurdin di kejar Mbah Temu dimana pada adegan sebelumnya Nurdin

menggoda Mbah Temu yang sedang mencari ikan disungai. Jadi pada adegan

kedelapan ini terjadi pada waktu sore hari. Kutipan:

ing tengah dalan Nanang ngadeg nggejejer, hormat kaya patung Jendral

Sudirman. Nurdin mlayu dioyak Mbah Temu liwat ngarepe Nanang. Banjur

Nanang mulai ndleming, tangane nuding-nuding. (hal 93)

Terjemahan:

Di tengah jalan Nanang berdiri, hormat seperti patung Jendral Sudirman.

Nurdin berlari dikejar Mbah Temu lewat didepan Nanang. Kemudian Nanang

mulai berbicara sendiri tangan menunjuk-nunjuk. (hal 93)

3. Kesatuan Kejadian

Kejadian dalam adegan ini menimbulkan peristiwa yang mengharukan

sekaligus menegangkan dimana setelah sekian lama Nanang Edan bertemu

dengan pamannya Kajine Amat Sugih yang telah mengambil harta orang tua

Nanang Edan . Kajine Amat Sugih kaget melihat Nanang Edan yang sekarang

setiap hari hanya bersyair membayangkan bidadari-bidadari sedangkan Nanang

Edan masih mengingat betul bagaimana perbuatan pamannya sehingga dia

memaki pamannya dengan sebutan maling. Kutipan:

Kajine Amat Sugih : Le njalukmu ki apa? Takturuti. Tur carane aja kaya

ngono kuwi. Ngisin-isenke aku.

Page 19: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

51

Nanang Edan : widadariku.., iki piye ana maling ngerti isin!

Kajine Amat Sugih : Le! Kowe kui ra ngerti males budi! Cilik takragadi

mbasan gedhe kurang ajar! (hal 94)

Terjemahan

Kajine Amat Sugih: Le, minta mu apa? Aku turuti tapi caranya tidak seperti

ini. Malu-maluin aku.

Nanang Edan : bidadariku., ini gimana ada maling tahu malu!

Kajine Amat Sugih :Le, kamu itu tidak mengerti balas budi! Kecil aku

besarkan setelah besar malah kurang ajar. (hal 94)

I. Adegan kesembilan ( Lelakone Cahyadi)

1. Kesatuan tempat

Adegan kesembilan ini terjadi di rumah Cahyadi dimana ayahnya Lik

Kawit yang dulu diusir pergi kini pulang kerumah untuk berniat meminta maaf

kepada anaknya Cahyadi. Kutipan:

wayah sore ing ngarep omahe Cahyadi. Kawit mulih saka minggate. Awake

lemes, rupane nyeremimih. Banjur lungguh ing tritisan omah. (hal 99)

Terjemahan:

waktu sore di depan rumahnya Cahyadi. Kawit pulang dari perginya. Badannya

lemas, mukanya pucat. Kemudian duduk di teras rumah. (hal 99)

2. Kesatuan Waktu

Waktu pada adegan ini terjadi pada sore hari menjelang adzan magrib.

Kutipan:

Page 20: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

52

wayah sore ing ngarep omahe Cahyadi. Kawit mulih saka minggate. Awake

lemes, rupane nyeremimih. Banjur lungguh ing tritisan omah. (hal 99)

Lik Kawit :Wo.., ora pa-pa. Mbok mampir dhisik kene, sedhilit wae. Walah,

ngancani likmu, sisan ngenteni magrib. Ayo ta (rada meksa). (hal

100)

Terjemahan:

waktu sore di depan rumahnya Cahyadi. Kawit pulang dari perginya. Badannya

lemas, mukanya pucat. Kemudian duduk di teras rumah. (hal 99)

Lik Kawit : tidak apa-apa. Mampir dulu sini, sebentar saja. Menemani

pamanmu, sekalian menunggu magrib. Ayo ta (sedikit maksa).

(hal 100)

3. Kesatuan kejadian

Kejadian pada adegan kesembilan ini merupakan puncak dari cerita dan

jawaban dari adegan pembuka. Adegan kesembilan ini menimbulkan suasana

yang penuh dengan kemarahan karena Cahyadi kecewa dan marah besar kepada

ayahnya Lik Kawit yang tega melakukan perbuatan zina memperkosa Lestari

orang yang sangat dicintai anaknya sendiri. Kutipan:

Cahyadi :Kawit..! bakal taktojeh-tojeh tenan kowe! Takpecel-pecel

endhasmu!(Cahyadi ngematake rada adoh, kaya weruh Lik

Kawit) kecekel saiki kowe, wit..! klakon takuntal malang! (hal

105)

Cahyadi :KAWITTT..!! (ambegane isih ora karu-karuruwan) ula tuwa!

Pancen wis tegel tenan karo anakmu dewe..yaa! Nek caramu

kaya ngono bakal takladeni! Aku wis ra urusan! Tuwekan kaya

asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe! ( hal107)

Terjemahan:

Page 21: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

53

Cahyadi :Kawit..! bakal takpotong-potong beneran kamu! Takpotong-

potong kepalamu!(Cahyadi melihat dari kejauhan, seperti melihat

Lik Kawit) kepegang sekarang kamu, wit..! beneran taktelan! (hal

105)

Cahyadi : KAWITT..!! (nafasnya masih tidak beraturan) ular tua! Beneran

sudah tega dengan anakmu sendiri..yaa! kalau caramu seperti ini

beneran aku tanggapi! Aku sudah tidak peduli! Tua seperti asu!

Sudah tiba waktunya! Benar sudah tergaris kalau ajalmu harus di

tangan anakmu sendiri! (hal 107)

J. Kesimpulan Keseluruhan Adegan

Kesimpulan dari trilogy Aristoteles ini dari keseluruhan cerita dan

keseluruhan adegan memiliki termuat tiga unsur yang meliputinya yaitu :

1. Kesatuan Tempat

Kesatuan tempat di dalam naskah drama Lelakon keseluruhannya terjadi di

sekitar kampung seperti di jalan desa, pos ronda, tepi sungai dan rumah.

Kutipan :

Lestari njerit saka njero omah banjur mlayu metu ming nganggo kotang.

Dheweke nyasabi awak nganggo klambine...(hal 29)

Wayah esuk jagone kluruk dawa, disusul jago-jago liyane, banjur krungu

lagune the beatles when i saw her standing there saka njero omahe Lik

Kawit..(hal 33)

...ing dalan, Cahyadi nyelip Jumiran alap-alap sing isih lari-lari nyelip Siti

karo Nurdin sing lagi gandhengan..(hal 49)

Ing pinggir kali, Siti kangsenan karo Nurdin...(hal 85)

Terjemahan :

Lestari teriak dari dalam rumah kemudian berlari keluar hanya memakai BH.

Dia mengelap tubuhnya memakai baju.. (hal 29)

Waktu pagi ayamnya berkokok panjang, disusul jago-jago lainnya, kemudian

mendengar lagunya the beatles when i saw her standing there dari dalam

rumahnya Lik Kawit...(hal 33)

...di jalan, Cahyadi menyelip Jumiran Alap-alap yang masih lari-lari menyelip

Siti dengan Nurdin yang lagi gandengan.. (hal 49)

Di tepi sungai, Siti ketemuan dengan Nurdin ... (hal 85)

2. Kesatuan Waktu

Page 22: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

54

Kesatuan waktu di dalam cerita naskah drama Lelakon secara keseluruhan

hanya di jelaskan waktu pagi, siang, sore dan malam hari.

Kutipan :

Wayah esuk jagone kluruk dawa, disusul jago-jago liyane, banjur krungu

lagune the beatles when i saw her standing there saka njero omahe Lik

Kawit..(hal 33)

Wayah awan Cahyadi ngentas pitike sing bar dipepe....(hal 75)

Wayah sore ing ngarep omahe Cahyadi. Kawit mulih saka minggate. Awake

lemes rupane nyremimih.(hal 99)

Terjemahan :

Waktu pagi ayamnya berkokok panjang, disusul ayam-ayam lainnya, kemudian

kedengaran lagunya the beatles when i saw her standing there saka njero

omahe Lik Kawit...(hal 33)

Waktu siang Cahyadi mengambil ayamnya yang habis dijemur..(hal 75)

Waktu sore di depan rumahnya Cahyadi. Kawit pulang dari perginya.

Badannya lemas wajahnya pucat. (hal 99)

Waktu penanda jika naskah drama Lelakon ini di tulis pada tahun 2006

adalah di saat masih ada pemakaian alat musik walkman yang diceritakan dalam

naskah drama dan lagunya The Beatles When I Saw Her Standing There dan juga

masih menggunakan jligen untuk membeli minyak tanah.

Kutipan :

...banjur krungu lagune The Beatles when i saw her standing there saka njero

omahe Lik Kawit. Ana ing pinggir dalan ngarep omahe Lik Kawit akeh wong

pating sliwer: Jumiran Alap-alap mlayu-mlayu sinambi ngrungokake musik

saka walkman, nganggo kostum kaos sporet kuning, sepatonan. Yu Samsinah

mlaku ngunclung ngetung dhuwit ewon owol-owolan. Siti lan Nurdin pacaran,

oyak-oyakan. Cempluk nggawa jligen tuku lenga...( hal 33)

Terjemahan:

...kemudian mendengar lagunya The Beatles when i saw her standing there dari

dalam rumahnya Lik Kawit. Di tepi jalan depan rumahnya Lik Kawit banyak

orang lewat: Jumiran Alap-alap lari-lari dengan mendengarkan musik dari

walkman, memakai kostum kaos spor kuning, sepatunan. Yu Samsinah jalan

Page 23: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

55

sambil menghitung uang ribuan. Siti dan Nurdin pacaran, kejar-kejaran.

Cempluk membawa jligen membeli minyak...(hal 33)

3. Kesatuan Kejadian

Kesatuan Kejadian keseluruhan drama Lelakon menceritakan tentang

kejadian dimana Cahyadi merupakan anak dari ayah yang tidak pernah

bertanggung jawab kepada anaknya. Lik Kawit selalu mencuri uang milik

Cahyadi dan lama kelamaan amarah Cahyadi meluap dan mengusir Lik Kawit

pergi dari rumahnya. Kemudian kehidupan Cahyadi berjalan seperti biasa,

Cahyadi menyatakan cinta terhadap Lestari orang yang disayanginya tetapi

akhirnya ditolak karena tidak selevel. Lik Kawit pulang dari perginya untuk

meminta maaf dengan Cahyadi, kepulangan Lik Kawit ini lah yang menimbulkan

konflik dimana Lik Kawit memberi obat tidur di minuman milik Lestari dan

memperkosanya. Kemudian amarah Cahyadi meluap dan ingin membunuh ketika

mengetahui ayahnya memperkosa Lestari dan meninggalkannya begitu saja.

Kejadian ini menimbulkan suasana yang menegangkan dan menyedihkan

dimana seorang ayah yang tega menyakiti hati anaknya sendiri dengan

memperkosa orang yang amat disayangi anaknya yaitu Lestari. Kutipan :

(Kawit nyedhaki, nyekel tangane Cahyadi nanging di kipatake)

Cahyadi : Ra butuh! Bola-bali dhuwitku ilang aku ming meneng wae. Malah

sansaya ndadi! Sing golek ki angel, ngerti ra? Aku ki nyambut

gawe, ra kayak owe, Pak !

Lik Kawit : Sik ta, le, sing sareh. Bapak ki seneng, kowe nyambut gawe entuk

dhuwit. Tur dhuwit mu ki seng entuk seka endi je, Le? (hal 42)

Cahyadi : apa! Wis saiki sing minggat saka kena sapa? Aku apa kowe!

Wong tuwa ra duwe isin! Kaya kecu! Aku pa kowe! Sapa sing

minggat, heh?! Aku pa kowe! Aku..pa kowe..!!

(Lik Kawit ngelumpukne tenaga, matane mendelik, ambegane kenceng, banjur

mbengoki cahaydi)

Lik Kawit : Aku..!! Bocah ra ngerti males budi! Cah ra urus! Cilik

digedhekke, mbasan gedhe wani!

Page 24: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

56

Cahyadi : Gek minggat. Ra sah kakean iyik! Aku wis ra sudi duwe bapak

kayak owe (hal 44)

(Nututi mlayu nanging ora sida. Cahyadi mandheg lan getem-getem dhewe.

Mangkele Cahyadi marang bapake dhewe wus ora ketulungan maneh. Cahyadi

meneng wae. Matane ora kedhep utune nggeget-nggeget. Tangane ngepel lan

nggegem glathi kenceng banget. Ambegane ngos-ngosan. Banjur mbengok

santer banget)

Cahyadi : KAWIIIT..!! (ambegane isih ora karuh-karuwan) ula tuwa!

Pancen wis tegel tenan karo anakmu dhewe. Yaa..! nek caramu

kaya ngono bakal takladeni! Aku wis ra urusan! Tuwekan kaya

asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe.(hal 106)

Terjemahan:

(Kawit mendekati, memegang tangannya Cahyadi, tetapi di kebaskan)

Cahyadi : tidak butuh! Sering uangku hilang aku hanya diam saja.

Malahan menjadi! yang mencari itu suli, tahu tidak! Aku ini

bekerja tidak seperti kamu, Pak!

Lik Kawit : bentar ta, Le, yang sabar. Bapak ini senang kamu bekerja

mendapatkan uang. Tapi uangmu itu yang dapat dari mana, Le?

(hal 42)

Cahyadi : Apa! Sekarang yang pergi dari sini siapa? Aku apa kamu! Orang

tua tidak punya malu! Seperti sombong! Aku apa kamu! Siapa

yang pergi, heh? Aku apa kamu! Aku apa kamu! Aku..pa kamu!!

(Lik Kawit mengumpulkan tenaga, matanya membelalak, nafasnya kencang

kemudian meneriaki Cahyadi)

Lik Kawit : Aku..!! anak tidak mengerti balas budi! Anak tidak urus! Kecil

dibesarkan, setelah besar berani!

Cahyadi : Sana cepat minggat. Tidak usah banyak omong! Aku sudah

tidak sudi punya bapak seperti kamu (hal 44)

(mengikuti lari tapi tidak jadi. Cahyadi berhenti dan marah-marah sendiri.

Marahnya Cahyadi terhadap bapaknya sendiri sudah tidak tertolong lagi.

Cahyadi diam saja. Matanya tidak berkedip. Giginya geget-geget. Tangannya

mengepal dan menggenggam blathi erat sekali. Nafasnya tidak beraturan.

Kemudian berteriak keras sekali)

Cahyadi : KAWITTT...!! (Nafasnya masih tidak beraturan) ular tua! Sudah

tega benaran dengan anakmu sendiri, yaa..!! kalau caramu seperti

itu, bakal taktanggapi! Aku sudah tidak urusan! Orang tua seperti

asu! Sudah tiba waktunya kalau ajalmu di tangan anakmu sendiri!

(hal 106)

Page 25: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

57

2. Unsur Keharusan Psikis

Unsur keharusan psikis dalama teori dramaturgi terdiri dari protagonis

yaitu peran utama yang menjadi pusat cerita. Antagonis yaitu peran lawan, sering

juga menjadi musuh yang menyebabkan konflik. Tritagonis yaitu peran penengah

bertugas mendamaikan atau menjadi pengantara protagonis dan antagonis.

Terakhir peran pembantu yaitu peran yang tidak secara langsung terlibat dalam

konflik, tetapi diperlukan guna penyelesaina cerita. Analisis unsur keharusan

psikis dalam drama Lelakon sebagai berikut.

a. Cahyadi: Protagonis.

Cahyadi merupakan tokoh utama dalam cerita drama Lelakon dimana dia

mempunyai bapak seorang mantan maling yang hanya memikirkan kepentingan

pribadinya dan suka mencuri uang miliknya. Cahyadi yang dulu hanya diam

dengan perbuatan ayahnya akhirnya amarahnya memuncak karena ayahnya tidak

merubah sikapnya malah Lik Kawit tega menyakiti Cahyadi dengan memperkosa

Lestari orang yang dicintainya.Sehingga membuatnya marah hingga ingin

membunuh Lik Kawit di tangannya sendiri.

Kutipan:

Cahyadi : Ra butuh! Bola-bali dhuwitku ilang aku ming meneng wae. Malah

sansaya ndadi! Sing golek ki angel, ngerti ra? Aku ki nyambut

gawe, ra kayak kowe, Pak! (hal 42)

Cahyadi : KAWITTT...!!! (ambegane isih ora karu-karuwan) ula tuwa!

Pancen wis tegel tenan karo anakmu dhewe. Yaa..! nek caramu

kaya ngono, bakal takladeni! Aku wis ra urusan! Tuwekan kaya

asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe! (hal 107)

Page 26: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

58

Terjemahan:

Cahyadi : Tidak butuh! Uangku sering hilang aku cuma diam aja. Malah

menjadi! Mencari uang itu sulit, tahu tidak ? aku ini kerja, tidak

seperti kamu, Pak! (hal 42)

Cahyadi : KAWITT..!!! (nafasnya masih tidak teratur) ular tua! Memang

sudah tega beneran dengan anakmu sendiri. Yaa..! kalau caramu

seperti itu bakal tak tanggapi! Aku sudah tidak urusan! Orang tua

seperti asu! Sudah tiba waktunya! Memang sudah digaris kalau

matimu harus di tangan anakmu sendiri ! (hal 107)

b. Lik Kawit: Antagonis.

Lik Kawit menolong cempluk dan sering memberi nasehat dia

merupakan ayah yang tidak bertanggung jawab kepada anaknya.Dia hanya

mementingkan kepentingannya pribadi mengambil uang anaknya dan tega

memperkosa Lestari orang yang sangat dicintai Cahyadi hanya untuk memenuhi

hawa nafsunya dan setelah itu ditinggal pergi. Kutipan:

rosa-rosa..! (tangane tengen ngepel, diangakat munggah medun, ngunjal

sedhela prengesan) nyak nyaan..!(nganggo sandhangan) wis. Karia slamet ya,

le. Wong tuwa kaya aku ki jembar segarane. Turah kasih sayang! Ra sah

njaluk ngapura mesthi wis takngapurani (Lik Kawit ngleter mlaku tansah

bungah). (hal 105)

Terjemahan:

rosa-rosa..! (tangan kanan mengepal, diangakat naik turun, tarik nafas sebentar

tersenyum) nyak nyaan..! (menggunakan pakaian) wis. Semoga selamat ya nak,

orang tua seperti aku ini banyak maaf. Banyak kasih sayang! Tidak usah

meminta maaf sudah aku maafkan (Lik Kawit berjalan dengan gembira). (hal;

105)

Page 27: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

59

c. Yu Sam: Protagonis.

Yu Samsinah merupakan perempuan yang tegas dan mandiri dia

menghidupi anak-anaknya sendiri tanpa suami. Dia merupakan sosok yang setya

kepada majikannya walaupun majikannya sudah meninggal dan tidak lupa akan

balas budi kepada orang yang telah membantunya.

Kutipan:

wah. Teneh kula saged kuwalat mangke! Hla wong suwargi bapak niku

sampun nganggep kula sedherek piyambak. Terus, kula tumut kluwargi

njenengan niku nggih mpun kawit prawan. Nanging piwales kula dereng

wonten.

Terjemahan:

Beneran aku nanti bisa dapat karma! Hla almarhum bapak itu sudah

menggangap saya keluarganya sendiri. Lalu saya ikut keluarga kamu itu sudah

sejak masih muda. Tapi balasan saya belum ada.

d. Kajine Amat Sugih: Antagonis.

Kajine Amat Sugih merupakan seorang pemuka agama tetapi dia orang

yang licik karena telah mengambil harta orang tua Nanang yang telah dititipkan

ke Yu Samsinah untuk Nanang ketika dia sudah besar.

Kutipan:

Nah, bar ditinggal wong tuwane, Den Nanang ki dikekke luar kota. Alasane

disekolahke nang pondhok pesantren. Terus, pembukuan usaha sing dicekel

simbok ki dijaluk kajine amat. Alasane arep dicek. Tur tekan sakiki ra

dibalekke. (hal 71)

Page 28: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

60

Terjemahan:

Nah, setelah meninggal orang tuanya, Den, Nanang itu diluar kota asalannya

disekolahkan di pondok pesantren. Kemudian pembukuan usaha yang dipegang

simbok itu diminta kajine amat. Alasannya mau dicek tapi sampai sekarang

tidak dikembalikan. (hal 71)

e. Nanang Edan : Protagonis.

Nanang Edan merupakan orang gila yang setiap harinya hanya

membayangkan bidadari tetapi dia sepenuhnya tidak gila. Nanang masih

mengingat Yu Samsinah yang merawat Nanang sejak kecil sampai sekarang dan

pamananya yang telah menyakitinya tetapi dia ikhlas hartanya diambil dan tidak

meminta apapun. Kutipan:

aku ra njaluk apa-apa. Uripku wis seneng tanpa bandha donya! Aja pisan-

pisan ngojok-ngojoki aku dadi wong sumangkehan. Ngereh uwong sakpenake

dhewe. Dalanku wis padhang! Aku manungsa sing ra isa dituku nganggo

bandha donya!. (hal 94)

Terjemahan:

aku tidak meminta apa-apa. Hidupku sudah senang tanpa harta dunia! Jangan

sekali-sekali merayuku menjadi orang sombong. Menyuruh orang sakenaknya

sendiri. Jalanku sudah terang! Aku manusia yang tidak bisa dibeli dengan harta

dunia. (hal 94)

f. Lestari: Tritagonis.

Lestari tokoh yang menghubungkan antara tokoh protagonist dan

antagonis.Antara Cahyadi orang yang mencintainya tetapi telah ditolak dengan

Page 29: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

61

ayahnya Cahyadi yaitu Lik Kawit yang telah memperkosanya karena hawa

nafsunya yang tidak bisa terbendung. Kutipan:

Lik Kawit : Lho? Cahyadi ki nang omah ta? Jigur kok! Anu ndhuk, sik ya,

tak tuku rokok dhilit nyang warunge Atemo Sri. Dhilit wae.

Lestari : nggih, Lik.

(Kawit kesusu sajak nganeh-anehi. Cahyadi metu ngandhuki rambute merga

bar karmas, isih karo nyanyi)

(Cahyadi kaget weruh Lestari. Cahyadi mesam-mesem sajak isin)

Cahyadi : Lestari ta? Jyan..mbok mau sms dhimik, Les. Nek arep dolan ki.

Kok njanur gunung? Nggoleki aku pa?

Lestari : Rak! Aku ki mung mampir, wedangan ro bapakmu.

Cahyadi : sapa?

Lestari : Lik Kawit, bapakmu, cah! (hal 102)

Terjemahan:

Lik Kawit : Lho? Cahyadi itu dirumah to? Jigur kok! Anu ndhuk bentar ya,

tak beli rokok dilit di warungnya Atemo Sri. Bentar aja.

Lestari : iya, Lik.

(Kawit terburu-buru seperti ada yang aneh. Cahyadi keluar mengerikan

rambutnya dengan handuk karena habis karmas, masih dengan bernyanyi)

(Cahyadi kaget melihat Lestari. Cahyadi senyum-senyum seperti malu.)

Cahyadi : Lestari ta? Jyan..tadi sms dulu, Les kalau mau dolan itu kok tiba-

tiba? Mencariku apa?

Lestari : Tidak! Aku ini Cuma mampir minum dengan bapakmu.

Cahaydi : siapa ?

Lestari : Lik Kawit bapakmu Cah! (hal 102)

g. Mbah Temu : Peran Pembantu.

Di dalam cerita mbah temu hadir hanya pada adegan Nurdin+Siti=

cinta. Disini Mbah temu berperan orang yang mencari ikan di sungai dan

mengganggu Siti dan Nurdin pacaran. Kutipan:

(Nurdin karo Siti ciprat-cipratan, seneng banget. Cah loro ora nggagas Mbah

Temu. Mbah temu kaget, rada mangkel. Dheweke ngadeg muni-muni). We

hla!heh! banyune ki aja diobok-obok! Marai iwake dha mlayu.(hal 90-91)

Page 30: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

62

Terjemahan:

(Nurdin dan Siti bermain air, bahagia sekali. Nurdin dan Siti tidak

menghiraukan Mbah Temu. Mbah Temu kaget, sedikit ngedumel. Dia berdiri

marah-marah). Lah airnya itu jangan diobok-obok! Membuat ikannya pergi.

(hal 90-91)

h. Cempluk : Peran Pembantu.

Cempluk hadir pada adegan cempluk ngundang bayine dimana cempluk

hanya berbicara dengan anaknya yang masih bayi dan memberi nasehat agar tidak

seperti ibu dan bapaknya.

Kutipan:

sibu isa menyang pasar neh, isa nyambut gawe nggolekne dhuwit nggo

nyekolahke kowe ben pinter bisa dadi uwong lan mingunani tumrap liyan. Aja

kaya sibu lan bapakmu, apa meneh mbahmu!. (hal 62)

Terjemahan:

ibu bisa kepasar lagi, bisa kerja mencari uang buat menyekolahkanmu supaya

pinter bisa menjadi orang dan berguna bagi orang lain. Jangan seperti ibu dan

bapakmu apa lagi simbahmu!. (hal 62)

i. Nurdin: Peran Pembantu.

Nurdin merupakan pemuda yang setya terhadap pasangannya yaitu Siti.

Kutipan :

apa kowe ora percaya ta sit? (Nurdin ngadeg, mandeng Siti) bukaken

dhadhaku, tilakana atiku. Anane mung Siti, Siti lan Siti..! (hal 88)

Terjemahan:

Page 31: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

63

apa kamu tidak percaya sit ? (Nurdin berdiri, melihat Siti) bukalah dadaku

lihatlah hatiku, adanya Cuma Siti, Siti lan Siti..! (hal 88)

j. Siti : Peran Pembantu.

Siti merupakan anak dari Yu Samsinah dia suka membantu ibunya

menjaga adiknya ketika ibunya sedang pergi berjualan di pasar. Kutipan:

Yu Samsinah : hlo! Ndhuk! Kowe ki piye ta ?kon nunggoni adhine kok malah

playon?

Siti : Konang kumat! Konang kejang-kejang. Mbok!(hal 66)

Terjemahan:

Yu Samsinah : lo nduk kamu itu gimana ?disuruh menunggu adiknya kok

malah lari-lari

Siti : Konang kumat! Konang kejang-kejang. Mbok! ( hal 66)

k. Nursoleh : Peran Pembantu.

cerita drama Lelakon ini Nursoleh diceritakan sebagai seorang pemuda

soleh yang kesehariannya hanya meminta sumbangan untuk pembangunan masjid.

Kutipan:

banjur petukan Nursoleh sing mruput nggawa proposal kanggo mbangun

masjid. (hal 49)

Terjemahan:

kemudian bertemu Nursoleh yang pagi-pagi sudah membawa proposal yang

digunakan membangun masjid. (hal 49)

Page 32: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

64

3. Dramatic Plot

Dramatic plot ini mengacu pada teori aristoteles yang terdiri dari protasis,

epitasio, catastasis dan catastrophe (penutup). Analisis plot dalam naskah drama

Lelakon karya Andy Sri Wahyudi ini merupakan alur mundur dimana awal cerita

atau awal adegan sudah dibuka dengan konflik. Plot dalam drama Lelakon dimulai

dengan catastasis (puncak laku atau peristiwa mencapai titik kuluminasinya).

Kutipan:

Letari mandheg, ngunek-ngunekne Cahyadi karo sesenggukan

Lestari : Cah! Aku ki ra ngira nek kowe tega tenan karo aku! Tumindakmu

kaya kewan!

Cahyadi : les! Sing nglakoni ki dudu aku les! (hal 29)

Terjemahan:

Lestari berhenti, marah-marah dengan Cahyadi sambil sesenggukan”

Lestari :Cah! Aku tidak mengira kalau kamu tega beneran denganku!

Sikapmu seperti hewan!

Cahyadi : Les! Sing nglakoni ki dudu aku Les! (hal 29)

Di awali dengan terjadinya konflik yang membuat para penonton atau

pembaca bingung baru kemudian pada adegan kedua cerita dimulai dengan

pengenalan para tokoh atau dalam plot disebut protasis. Dimana dalam cerita

dijelaskan pagi-pagi Nanang Edan sudah mulai kumat membayangkan bidadari

dan Lik Kawit memberi ceramah kepada Nurdin. Adegan pengenalan ini terjadi

pada adegan ke dua sampai dengan adegan kedelapan dimana Nanang Edan

bertemu dengan Kajine Amat Sugih.

Page 33: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

65

Kutipan:

Nanang : widadariku..! sawangen aku ki lho. Rupaku bagus sumatriya,

pawakanku gagah gedhe dhuwur! Widadariku.., takenteni sliramu

nganti mubenge jagad mandheg, nganti pitik jago wis ora kluruk

meneh. (hal 34)

Lik Kawit : oalah urip-urip! Uriping manungsa jaman saiki kuwi wis ora

sederma mampir ngombe maneh kaya-kaya urip kuwi dawa banget.

Sansaya neh sing uripe mlarat tur rekasa. Walah mesthi krasa

dowuu tur suwii. Pa meneh nek ditinggal bojone... Ha ming kethap-

kethip neng kasur, klisikan, mbayangne sing ora-ora. Jyaan..

(ngunjal ambegan rada dawa) (hal 36)

Terjemahan:

Nanang : bidadariku..! lihatlah aku ini lo. Wajahku bagus, badanku gagah

tinggi besar! Bidadariku..taktunggu dirimu sampai mutarnya dunia

berhenti. Sampai ayam jago tidak berkokok lagi. (hal 34)

Lik Kawit :oalah hidup-hidup! Hidup manusia jaman sekarang itu sudah tidak

cuma mampir minum saja seperti hidup itu panjang sekali. Apalagi

yang hidupnya miskin tapi susah. Walah pasti merasa panjang trus

lama. Apalagi kalau ditinggal istrinya. Ya cuma buka tutuo mata di

kasur, susah tidur, membayangkan yang tidak-tidak. Jyaan

(bernafas sedikit panjang) (hal 36)

Adegan ke Sembilan ini menceritakan tentang jalinan terjadinya konflik

atau epitasio. Konflik muncul ketika Lik Kawit pulang dari perginya yang berniat

untuk meminta maaf kepada anaknya yaitu Cahyadi karena perbuatannya selama

ini. Ketika sampai dirumah ternyata rumahnya tidak terkunci dan Cahyadi yang

dicarinya pun tidak ada. Sambil menunggu CahyadiLik Kawit beristirahat di

halaman rumah tiba-tiba dia melihat gadis cantik yaitu Lestari yang lewat didepan

rumah setelah pulang dari kuliah. Lik Kawit yang dari tadi memperhatikan Lestari

kemudian mengajaknya untuk mampir minum teh sambil menunggu magrib.

Kutipan:

ujug-ujug matane Lik Kawit namatake kadohan. Dheweke weruh ana wong

wedok mlaku dhewekan. Kawit sansaya nyedhak panasaran.

Page 34: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

66

Lik Kawit : we.., sapa ya kae? Kok ana Kenya mlaku dhewekan. Entas-

entasan pa ya? We..liwat kene! Sik..sik tak dandan dhisik ben

bagus!

(Lik Kawit idu ing epek-epek tangan kiwa-tengene, dienggo ngraupi rupane

nganti rata. Ethok-ethok arep mlebu ngomah.)

Lestari : ndherek langkung. Lik Kawit.

(mandheg ing tengah lawang, noleh marang Lestari terus marani)

Lik Kawit : E.. ndhuk Lestari ta? Kok kadingaren liwat kene ndhuk?

Lestari : injih, lik. Ha nek liwat dalan sing rika. Onten Nanang lagi

kimat! Rak nggih mboten napa-napa ta, lik?

Lik Kawit : wo..ora pa-pa. Mbok mampir dhisik kene sedhilit wae. Walah

ngancani likmu. Sisan ngenteni magrib. Ayo ta..(rada meksa)

Lestari : mboten sah repot-repot hlo, Lik. Kula naming sekedhap hlo niki.

Mboten saged suwe-suwe. (hal 100)

Terjemahan:

tiba-tiba matanya Lik Kawit melihat kejauhan. Dirinya melihat ada wanita

berjalan sendiri. Kawit mendekat penasaran.

Lik Kawit : we, siapa ya itu? Kok ada wanita berjalan sendirian. Entas-entasan

apa ya? We..., liwat sini! Bentar, bentar, bentar.., tak dandan dulu

supaya ganteng.

(Lik Kawit idu di telapak tangan kanan-kiri, dibuat membasuh mukanya

sampai rata. Pura-pura mau masuk rumah.)

Lestari : permisi, Lik Kawit.

(berhenti sebentar di tengah pintu, menoleh ke Lestari, kemudian

menghampiri.)

Lik Kawit : E.., ndhuk Lestari ta? Kok tumben liwat disini ndhuk ?

Lestari : injih, Lik. Kalau liwat jalan yang sana, ada Nanang baru kumat!

Tidak apa-apa ta Lik ?

Lik Kawit : iya tidak apa-apa. Mampir dulu sini, sebentar aja. Walah,

ngancani likmu, sisan ngenteni magrib. Ayo ta (sedikit memaksa)

Lestari : tidak usah repot-repot, Lik. Saya cuma sebentar lo ini. Tidak bisa

lama-lama (hal 100)

Lik Kawit yang mempunyai niat buruk ingin memperkosa Lestari pun

merasa bahagia dia membuat minuman Lestari dengan memberi obat tidur.

Kemudian dia memberikan ke Lestari minumannya tersebut dari dalam rumah

ternyata ada Cahyadi yang baru selesai mandi. Lik Kawit yang mengetahui

Cahyadi ada dirumah tiba-tiba meminta ijin ke Lestari untuk membeli rokok.

Cahyadi yang selesai mandi kemudian keluar dia kaget melihat Lestari ada diteras

Page 35: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

67

rumahnya. Lestaripun pamit ke Cahyadi dia mau pulang, Lestari berdiri tiba-tiba

dia pingsan dan dibawa Cahyadi kekamarnya. Adegan ini menimbulkan konflik

atau catastasis dimana Cahyadi marah kepada ayahnya yang berniat buruk kepada

Lestari.

Kutipan:

(Banjur Cahyadi nuntun Lestari mlebu ngomahe. Lebar nulungi Lestari,

Cahyadi metu nggegem glathi. Wedang teh mau dijupuk terus diambu. Cahyadi

yakin wedang kuwi ana racun sirepe banjur gelase dibanting! Cahyadi nesu.

Muntab!)

Cahyadi : Kawit ki cen kewan! Licik! Ula tuwa! Nang endi mlayumu, Wit?!

Bakal takgoleki! Tuwekan ra ngrumangsani!

(Cahyadi mlayu nggoleki kawit karo nggegem glathi.)

Cahyadi : nang endi dunungmu?! Tekan endi playumu bakal takgoleki kowe.

Wit! Aku wis ra urusan! Klakon takuntal mlang tenan! Kawit..!(hal

104)

Terjemahan:

(Kemudian Cahyadi menuntun Lestari masuk rumahnya. Setelah menolong

Lestari, Cahyadi keluar menggegam pisau. Minuman teh tadi diambil lalu

dicium. Cahyadi yakin kalau minuman teh itu ada obat tidurnya lalu gelasnya

dilempar! Cahaydi marah, emosi!)

Cahyadi : Kawit itu memang hewan! Licik! Ular tua! Dimana larimu.

Wit?! Benaran tak cari! Orang tua tidak berperasaan!

(Cahyadi berlari mencari kawit dengan menggegam pisau.)

Cahyadi : dimana dirimu berada?! Sampai mana larimu bakal takcari kamu.

Wit! Aku sudah tidak ada urusan! Beneran takmakan malang

beneran! Kawit..! (hal 104)

Di saat Cahyadi pergi, Lik Kawit pulang kerumah dan melihat Lestari

pingsan di kamar ini kesempatan dia untuk memperkosa Lestari. Setelah puas

memperkosa Lestari, Lik Kawit pergi dengan perasaan bahagia. Cahyadi pulang

kerumah ingin melihat keadaan Lestari tapi sampai dirumah, Lestari menjerit dan

berlari keluar menghampiri Cahyadi kemudian marah-marah kepada Cahyadi. Dia

mengira Cahyadilah yang telah melakukan perbuatan tersebut. Amarah Cahyadi

Page 36: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

68

yang belum sirna terhadap ayahnya tambah memuncak karena perbutannya yang

dia lakukan ke Lestari. Kutipan:

Cahyadi : KAWIITTT..!!! (ambegane isih ora karu-karuwan) ula tuwa!

Pancen wis tegel tenan karo anakmu dhewe. Yaa..! nek caramu

kaya ngono, bakal takladeni! Aku wis ra urusan! Tuwekan kaya

asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe.!(hal 106-107)

Terjemahan :

Cahyadi : KAWIIITT..!!! (nafasnya masih tidak teratur) ular tua! Beneran

sudah tega sekali dengan anakmu sendiri. Yaa..! kalau caramu

seperti itu, bakal tak tanggapi! Aku sudah tidak urusan! Orang tua

kaya asu! Sudah tiba waktunya! Beneran sudah garisnya kalau

matimu harus ditangan anakmu sendiri! (hal 106-107)

Kesimpulan analisis drama Lelakon ini mempunyai alur mundur dimana

diawali dengan adegan marah-marah yang kemudian terjawab pada adegan

terakhir. Naskah drama Lelakon ini tidak ada plot Catastrophe atau penutup

karena pada adegan terakhir masih terjadi konflik dimana Cahyadi ingin

membunuh ayahnya. Sampai adegan selesai Cahyadi juga belum ketemu dengan

ayahnya dan juga belum membunuh ayahnya bisa dikatakan cerita naskah drama

Lelakon ini mempunyai akhir yang menggantung.

4. Premise/ Tema

Premis dalam karya sastra adalah suatu gagasan atau ide yang mengilhami

karya sastra. Secara garis besar dalam cerita naskah drama Lelakon karya Andy

Page 37: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

69

Sri Wahyudi berkisar tentang masalah hidup. Dimana diceritakan seorang anak

yang mempunyai bapak tidak bertanggung jawab dan mencari kebahagiaannya

sendiri tanpa memikirkan perasaan anaknya. Ada juga seorang pemuka agama

yang ternyata mempunyai sifat licik dia serakah mengambil harta kakaknya.

Tema dalam naskah drama Lelakon ini adalah masalah kehidupan.

Kehidupan yang diceritakan dalam naskah drama ini adalah seorang anak yang

menghadapi sikap ayahnya yang selalu mencuri uang miliknya untuk

kesenangannya sendiri dan memperkosa orang yang disukainya kemudian pergi

begitu saja. Sedangkan ada Nanang Edan yang gila karena telah disakiti hatinya

oleh pamannya sendiri yang juga seorang pemuka agama.

Kutipan:

Kawiittt...!! (ambegane isih ora karu-karuwan) ula tuwa! Pancen wis tegel

tenan karo anakmu dhewe. Yaa..! nek caramu kaya ngono, bakal takladeni!

Tuwekan kaya asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe!

Terjemahan:

Kawiiitt..!! (nafasnya masih tidak beraturan) ular tua! Benar sudah tega dengan

anakmu sendiri. Yaa..! kalau caramu seperti itu, bakal tak tanggapi! Orang tua

seperti asu! Sudah tiba waktunya! Benar sudah tergaris kalau matimu harus

ditanganku sendiri!

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tema atu premis dalam

naskah drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi ini mempunyai tema yang

Page 38: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

70

berjudul pecahnya amarah seorang anak terhadap perbuatan ayahnya yang tega

menyakiti hatinya.

B. Analisis Character Dimensional Tokoh Cahyadi dan Tokoh-Tokoh yang

Terdapat dalam Drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi.

Character biasa juga disebut tokoh adalah bahan yang paling aktif yang

menjadi penggerak jalan cerita. Character disini adalah tokoh yang hidup, bukan

mati, dia adalah boneka ditangan kita, karena character ini berpribadi, berwatak

dia memiliki sifat-sifat karakteristik tiga dimensional. Drama Lelakon ini akan

dianalisi melalui tiga dimensional yaitu dimensi fisiologis, sosiologis, dan

psikologis.

1. Cahyadi

Cahyadi merupakan tokoh utama dalam drama Lelakon. Keberadaannya

mendominasi seluruh jalinan cerita, baik sebagai pelaku kejadian maupun pelaku

yang dikenai kejadian.

a. Dimensi Fisiologis

Tokoh utama dalam naskah drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi yaitu

Cahyadi. Gambaran-gambaran fisik yang diperoleh mengenai Cahyadi merupakan

hasil pengamatan pada naskah cerita. Tokoh Cahyadi di dalam cerita sudah

dituliskan dengan jelaskan oleh pengarang bahwa Cahyadi berumur 25 tahun

masih muda. Kutipan:

pawongan lanang, enom, umur 25 taun”(hal 25)

Terjemahan:

Laki-laki, muda, umur 25 tahun” (hal 25)

Page 39: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

71

b. Dimensi sosiologis

Dimensi sosiologis ini memuat tentang status sosial, pekerjaan,

pendidikan, kehidupan, organisasi, dll yang terkait tentang sosial di dalam

lingkungan. Dimensi sosiologis dalam tokoh Cahyadi diceritakan mempunyai

kehidupan yang sederhana dia hanya bekerja sebagai tukang adu ayam. Kutipan:

Lik Kawit : sik ta Le, sing sareh bapak ki seneng, kowe nyambut gawe entuk

dhuwit. Tur dhuwitmu ki sing entuk seka endi je, Le?

Cahyadi : saka endi piye ta ki ?ha ya saka sing menang adu jago!

Terjemahan:

Lik Kawit : bentar ta, Le, yang sabar bapak itu senang kamu bekerja dapat

uang. Tapi uangmu itu kamu peroleh dari mana to, Le?

Cahyadi : dari mana gimana ?ya dari yang menang adu jago!

c. Dimensi Psikologis

Dimensi psikologis ini memuat tentang unsur-unsur mentalitas,

tempramen, dan I.Q. Tokoh Cahyadi dalam naskah drama Lelakon akan dibahas

salah satu unsur-unsur dimensi psikologi yaitu tempramen keinginan dan perasaan

pribadi, sikap dan kelakuan. Tokoh Cahyadi mempunyai watak yang keras dan

emosian dia mengusir ayahnya karena tidak tahan dengan sikap ayahnya yang

tidak berubah.

Kutipan:

Cahyadiwis ora sabar, raine diadhepake ing ngarep raine Lik Kawit. Wong

loro pandeng-pandengan.

Page 40: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

72

Cahyadi : apa! Wis saiki sing minggat saka kene sapa? Aku pa kowe! Wong

tuwa ra nduwe isin! Kaya kecu! Aku pa kowe! Sapa sing minggat,

heh?aku pa kowe!aku..pa kowe!!! (hal 44)

Terjemahan:

Cahyadi sudah tidak sabar, mukanya dihadapkan di depan mukanya Lik Kawit.

Dua orang lihat-lihatan.

Cahyadi : apa! Sudah sekarang yang pergi dari sini aku apa kamu? Aku apa

kamu! Orang tua tidak punya malu! Seperti kecu! Aku apa kamu!

Siapa yang pergi ?aku apa kamu! Aku..apa kamuu!!!! (hal 44)

Di balik watak Cahyadi yang keras dan emosi Cahyadi juga mempunyai

watak yang romantis kepada orang yang disayanginya dia sadar ketika mau

menyatakan perasaannya seharusnya dia bawa bunga atau coklat.

Kutipan:

wohh ra lepel kok, piye ?(banjur sambat karo pitike) tenan to. Sup. Ditolak ta,

aku ya wis ngerti kok tenane. Kesusu kok mau. Kudune wong menyatakan ki

nganggo soklat ro setangkai bunga. Ha aku ming nyekel rokok silencer je.

Nang dalan meneh ra sopan Sup. (hal 82)

Terjemahan:

wahh tidak level kok, gimana? (lalu mengeluh dengan ayamnya) beneran to,

Sup ditolak. Aku ya sudah tahu kok sebenarnya. Keburu-buru kok tadi.

Seharusnya orang menyatakan itu dengan coklat dan setangkai bunga. Ha aku

cuma memegang rokok sebatang. Di jalan pula tidak sopan Sup. (hal 82)

Page 41: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

73

2. Lik Kawit

Tokoh Lik Kawit dalam naskah drama Lelakon adalah tokoh tambahan

yang kehadirannya dalam cerita memiliki keterkaitan dengan tokoh utama.

Kehadiran Lik Kawit ini memicu terjadinya konflik pada diri Cahyadi.

a. Dimensi Fisiologis

Gambaran fisik pada tokoh Lik Kawit ini sudah dituliskan oleh pengarang

bahwa dia seorang laki-laki duda yang berumur 45 tahun karena cerai dengan

istrinya dan mempunyai satu orang anak laki-laki. Kutipan:

dhudha, duwe anak siji, umure 45 taun (hal 25)

Cahyadi : ha iya kaya ngene iki sing njalari simbok njaluk pegatan ro

kowe. Pak! Wong tuwa ra rumangsan! Ra urus! Kaya kecu!

Satenane aku ya wis ra betah urip awor kowe, pak! Ra wangun

dadi wong tuwa! (hal 44)

Terjemahan:

duda, punya anak satu, umurnya 45 tahun (hal 25)

Cahyadi : ha iya seperti ini yang membuat ibu minta cerai dengan mu. Pak!

Orang tua tidak sadar! Tidak urus! Seperti kecu! Sebenarnya aku

sudah tidak betah hidup bersama mu pak! Tidak pas menjadi orang

tua! (hal 44)

b. Dimensi Sosiologis

Lik Kawitmerupakan bekas maling yang sekarang Lik Kawit sudah

menjadi pengangguran.Lik Kawit hanya mengandalkan anaknya saja dengan

mencuri uang milik anaknya. Kutipan:

Page 42: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

74

Lik Kawit : kowe ki mung durung ngerti aku satenane kok, Yu!

Yu Samsinah : Hla iya, kowe ki satenane njijiki! Isane mung klempas-

klempus ra tau nyambut gawe. Kaya UWUH!(hal 41)

Terjemahan:

Lik Kawit : kamu itu cuma belum mengerti aku sebenarnya aja, Yu!

Yu Samsinah : hla iya, kamu itu sebenarnya njijiki! Bisanya cuma

ngrokok tidak pernah bekerja. Seperti sampah! (hal 41)

c. Dimensi Psikologis

Secara psikologis tokoh Lik Kawit dalam naskah drama Lelakon ini

digambarkan sebagai pribadi yang memiliki unsur mentalitas dan tempramen. Di

dalam naskah drama LelakonLik Kawit mempunyai watak yang sok berwibawa

memberi nasehat kepada orang lain. Kutipan:

Nurdin : Nuwun sewu, Lik. Ha nek nyenyuwun kalihan Gusti, Lik ?

Lik Kawit : kuwi ki rak mung sranane ta, le. Praktekke ki werna-werna!

Kabeh ki ya wis nyenyuwun ben uripe kepenak. Tur piye-piye rak

ya tetep nganggo usaha ta? Ha nek mung nyenyuwun thok, ya sak-

modare!

Kandhani, jaman saiki ki apa-apa ki nganggo dhuwit, kok ngeyel! Pepenginane

ki mesthi keturutan, dadi terhormat, tur kajen. Wis apa meneh? Sing nom-

noman kaya kowe-kowe kuwi, tak takon nek yang-yangan nganggo dhuwit ra?

(hal 37)

Terjemahan:

Nurdin : Premisi, Lik. La kalau meminta dengan Gusti, Lik?

Lik Kawit : itu kan cuma sarananya aja, Le. Prakteknya macam-macam!

Semua itu sudah meminta supaya hidupnya enak. Tapi gimana-

gimana ya tetep menggunakan usaha ta? La kalau cuam meminta

saja, ya sak-matinya!

Tak kasih tahu, jaman sekarang apa-apa menggunakan uang, kok ngeyel!

Keinginannya itu harus keturutan, supaya terhormat , sudah apa lagi? yang

muda-muda seperti kamu-kamu itu, aku Tanya kalau pacaran memakai uang

kan? (hal 37)

Page 43: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

75

Lik Kawit juga mempunyai watak suka menolong tetapi dia mengharapkan

imbalan. Seperti dia menolong cempluk meminjami uang tetapi kalau dia tidak

bisa membayar dia harus tidur dengannya. Kutipan:

Cempluk : anu skeet ewu wae, Lik.

Lik Kawit : nyoh! Tur nek ra isa nyaur, tak keloni lho! (hal 39)

Terjemahan:

Cempluk : anu, lima puluh ribu aja, Lik

Lik Kawit : ini! Tapi kalau tidak bisa membayar, tak tiduri lho (hal 39)

Lik Kawit juga merupakan ayah yang tidak bertanggung jawab dan tidak

bisa menjadi panutan untuk anaknya dia hanya mementingkan kepentingannya

sendiri. Dia juga tega dengan anaknya karena hawa nafsunya yang tidak bisa

terbendung dia memperkosa Lestari orang yang dicintai anaknya dan ditinggal

pergi begitu saja. Kutipan:

(Lik Kawitnjedul metu saka njero omah, ngliga, gembrobyos, kaose

disampirake pundhak sisih kiwa. Rupane ketara bungah lan prengas-prenges).

Rosa! Rosa..! (tangan tengene ngepel, diangklat munggah medun, ngunjal

ambegan sedhela prengesan) nyak nyaan..! (nganggo sandhangan) wis. Karia

slamet ya le. Wong tuwa kaya aku ki jembar segarane. Torah kasih sayang! Ra

sah njaluk ngapura mesthi wis takngapurani (Lik Kawit ngleter mlaku tansah

bungah) E..golek dalan padhang. (hal 105)

Terjemahan:

(Lik Kawit keluar dari dalam rumah, tidak memakai baju, keringetan.Bajunya

di letakkan pundak sebelah kiri.Wajahnya kelihatan bahagia dan senyam-

senyum). Rosa! Rosa..! (tangan kanan mengepal, diangkat naik turun, sambil

bernafas sebentar senyum) nyak nyaan..! ( memakai pakaian) wis. Semoga

beruntung ya le.Orang tua seperti aku ini besar pengampunannya. Banyak

kasih sayang! Tidak usah meminta maaf aku sudah memaafkan (Lik Kawit

berjalan kelihatan bungah) E..mencari jalan terang. (hal 105)

Page 44: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

76

3. Lestari

Lestari merupakan tokoh tritagonis yaitu penghubung antara Cahyadi

dengan Lik Kawit.Lestari ini diceritakan sebagai orang yang terlibat konflik

antara ayah Lik Kawit dan anak Cahyadi.

a. Dimensi Fisiologis

Gambaran fisik tokoh Lestari dalam naskah drama Lelakon ini sudah

ditulis dengan jelas oleh pengarang sebelum dimulainya cerita. Lestari merupakan

seorang perempuan usianya 23 taun wajahnya manis. Kutipan:

pawongan wadon, umurnya 23 taun, manis, cah kuliah. (hal 25)

Lik Kawit : kowe ki manis tenan lho, nduk. Jan aku ra nyangka kok isa kaya

Rara Mendut

Terjemahan:

perempuan, umurnya 23 tahun, manis, anak kuliah. (hal 25)

LikKawit : kamu itu manis sekali lho, nduk. Aku tidak menyangka kok bisa

seperti Rara Mendut.

b. Dimensi Sosiologis

Lestari merupakan pemuda yang berpendidikan tinggi dia seorang

mahasiswa. Kutipan:

Yu Samsinah: walah, sing kokapeli ki sapa? Lestari pa?

Ha ya sengara gelem. Kae ki cah wedok berpendidikan mung

arep entuk slangkrah! (hal 46)

Cahyadi : ..oh Lestari, Lestari, lan Lestari, sliramu pancen pinter, wong

sekolahan, nanging aku nyoba ngerti merga sing tak tresnani

sliramu, dudu sekolahanmu! (hal 50)

Terjemahan:

Yu Samsinah : walah yang kamu apeli itu siapa? Lestari pa?

Page 45: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

77

Ha ya kalau mau, dia itu anak perempuan berpendidikan

cuma mau dapat pengangguran. (hal 46)

Cahyadi :..oh Lestari, Lestari lan Lestari, dirimu memang pintar, orang

sekolahan, tapi aku mencoba mengerti karena yang aku cintai itu

dirimu bukan sekolahanmu! (hal 50)

c. Dimensi Psikologis

Tokoh Lestari dalam naskah drama Lelakon ini mempunyai watak yang

berunsur mentalitas ukuran moral/ membedakan antara yang baik dan tidak baik.

Tokoh Lestari diceritakan mempunyai watak yang tegas dan cuek ini dilihat

ketika Cahyadi mengungkapkan perasaanya kepada Lestari. Kutipan:

Lestari : ngapa ta ?!gek cepet! Kene ki selak ana perlu je! Sida ora?

Cahyadi : ho oh, les. Sida anu les anu..

Lestari : ona-anu. Ona-anu ngapa ?

Cahyadi : anu, aku mencintaimu Lestari

Lestari :halah.. wis takbedhek! Awak dhewe ki ra level, Cah..(hal 81)

Terjemahan:

Lestari : ada apa?! Cepet! Aku itu keburu ada perlu! Jadi tidak ?

Cahyadi : iya les, jadi anu les anu..

Lestari : ona-anu. Ona-anu ada pa ?

Cahyadi : anu, aku mencintaimu Lestari

Lestari : halah, sudah ku tebak! Kita itu tidak level, Cah.. (hal 81)

Dibalik sifat yang tegas dan cueknya Lestari juga merupakan orang yang

tidak enakan dengan orang tua ketika dia lewat didepan rumahnya Cahyadi

kebetulan ada Lik Kawit dan mengajaknya untuk mampir bentar dia mengiyakan

meski tidak bisa lama-lama.

Page 46: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

78

Kutipan :

Lik Kawit : wo..ora pa pa. Mbok mampir dhisik kene, sedhilit wae. Walah

ngancani likmu, sisan ngenteni magrib. Ayo ta.. (rada meksa)

Lestari : mboten sah repot-repot hlo. Lik. Kula naming sekedhap hlo niki.

Mboten saged suwe-suwe. (hal 100)

Terjemahan:

Lik Kawit : wo.., tidak apa-apa. Sini mampir dulu. Sebentar saja. Walah

nemani likmu, sekalian menunggu magrib. Ayo ta...(sedikit

memaksa)

Lestari : tidak usah repot-repot lo, Lik. Saya cuma sebentar ini, tidak bisa

lama-lama (hal 100)

Tokoh Lestari dalam naskah drama Lelakon juga mempunyai sifat yang

berburuk sangka dia menuduh tanpa alasan disaat dia pingsan dan di perkosa oleh

Lik Kawit dia menuduh Cahyadi lah yang melakukannya karena ketika dia sadar

hanya ada dia dan Cahyadi di dalam rumah.

Kutipan:

Lestari : Cah! Aku ra ngira, Cah, nek kowe tega tenan karo aku.

Tumindakmu kaya kewan! (omong karo nangis ngguguk)

Cahyadi : Les! Sing nglakoni ki dudu aku, les!

Lestari : nyatane! Nyatane sing ana mung kowe karo aku. Cah! (hal 106)

Terjemahan:

Lestari : Cah! Aku tidak mengira, Cah, kalau kamu tega benar dengan ku.

Tingkah lakumu seperti hewan! ( berbicara dengan menangis)

Page 47: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

79

Cahyadi : Les! Yang melakukan itu bukan aku, Les!

Lestari : nyatanya! Kenyataannya yang ada cuma aku dan kamu. Cah!

(hal 106)

4. Yu Samsinah

Tokoh Yu Samsinah dalam naskah drama Lelakon ini merupakan tokoh

protagonist yang perannya sangat diperlukan untuk menunjang cerita.

a. Dimensi Fisiologis

Gambaran fisik tokoh Yu Samsinah ini sudah dijelaskan dan ditulis oleh

pengarang sebelum memulai cerita. Yu Samsinah di gambarkan dengan seorang

janda yang memakai pakaian jarik seperti ibu-ibu pasar umur 40 tahunan yang

cerai dengan suminya. Dia mempunyai dua orang anak perempuan dan laki-laki.

Kutipan:

randha merga pegatan umure 40 taunan, duwe anak loro, sregep nyambut

gawe lan rada galak.(hal 26)

ora let suwe Yu Samsinah liwat. Dheweke jarikan, nyandhang kaya lumrahe

mbok-mbok pasar. Bathuke pilisan, nggendhong dagangan pasar. (hal 40)

Terjemahan:

janda karena cerai umurnya 40 tahunan. Punya anak loro, rajin bekerja dan

sedikit galak. (hal 26)

tidak lama Yu Samsinah lewat. Dirinya jarikan, berpakaian seperti ibu-ibu

pasar. Jidatnya pilisan, menggendong dagangan pasar. (hal 40)

Page 48: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

80

b. Dimensi Sosiologis

Yu Samsinah merupakan orang yang pekerja keras. Dia menghidupi dan

menyekolahkan anaknya dengan bekerja sebagai pedagang di pasar. Dia juga

bukan orang yang berpendidikan tinggi Yu Samsinah tidak pernah bersekolah dia

dulu belajar dari majikannya yang mengajarkan cara mambaca, menulis dan

membuat usaha supaya tidak bergantung dengan suami. Kutipan:

Yu Samsinah :... malah mbukak sekolahan neng desa kene lan mulang

warga desa sing gelem sinau. Tanpa dibayar lho nduk.

Simbok iki isa maca nulis ya merga ibune Den Nanang.

Wong-wong wadon desa kene ki isa maca-nulis, numpak

pit, mula bukane ya sing ngajari ibune Den Nanang. Terus

diwarahi carane gawe usaha golek dhuwet dewe, ben isa

mandiri ora gumantung karo bojone. Amrih wong wadon

neng desa ki ngertine ora mung kawin, duwe anak, masak

lan umbah-umbah. Simbok ki isa bakulan golek dhuwit

nggedhekke kowe lan konang ya merga ilmune ibune Den

Nanang. (hal 69)

Terjemahan:

Yu Samsinah :..malah buka sekolahan di desa sini dan mengajar warga

desa yang mau belajar. Tanpa dibayar lho nduk. Simbok ini

bisa baca nulis karena ibunya Den Nanang. Orang-orang

perempuan desa iki bisa baca-nulis, naik sepeda, mula

bukanya ya yang mengajari ibunya Den Nanang. Lalu

diajari caranya buat usaha cari uang, supaya bisa mandiri

tidak bergantung dengan suami. Orang perempuan di desa

ini tahunya hanya nikah, punya anak, masak dan cuci baju.

Simbok ini bisa berdagang cari uang besarkan kamu dan

konang yak arena ilmunya ibunya Den Nanang. (hal 69)

c. Dimensi Psikologis

Dimensi psikologis Yu Samsinah mempunyai unsur salah satunya yaitu

unsur mentalitas ukuran moralmembedakan antara yang baik dan tidak baik.Yu

Samsinah ini di dalam naskah drama Lelakon digambarkan mempunyai watak

yang baik dia tidak melupakan balas budi terhadap orang yang telah

Page 49: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

81

membantunya dan dia juga orang yang amanah ketika mantan majikannya

memintanya untuk merawat anaknya sampai sekarang Yu Samsinah masih

merawatnya sebagai bentuk balas budi kepada majikannya yang telah meninggal.

Kutipan:

Yu Samsinah : we.., ha nggih mboten saged no, Den. Hla kula niki

sampun janji kalihan suwargi tiyang sepuh njenegan je.

Kula niku jaman semanten dititipi amanah kalihan suwargi

sibu, ken tumut njagi njenengan, Den.

Nanang :wis ta mbok, setya marang urip kuwi luwih penting tinimbang

setya marang ndaramu mbiyen sing wis ora ana. (hal 65)

Terjemahan:

Yu Samsinah : we.., la ya tidak bisa, Den. Hla saya ini sudah janji dengan

almarhum orangtua kamu. Saya itu jaman dulu dititpi

amanah sama almarhum ibu, disuruh ikut menjaga kamu,

Den.

Nanang : sudah ya mbok, setia terhada hidup itu lebih penting daripada

setia terhadap majikanmu yang sudah tidak ada. (hal 65)

5. Kajine Amat Sugih

Kajine Amat Sugih di dalam naskah drama Lelakon ini berperan sebagai

tokoh antagonis yang membantu terjalinnya cerita. Kajine Amat Sugih ini tidak

ada hubungannya dengan konflik yang terjadi pada tokoh utama.

a. Dimensi Fisiologis

Gambaran fisik mengenai tokoh Kajine Amat Sugih dalam naskah drama

Lelakon ini telah ditulis oleh pengarang bahwa dia seorang laki-laki yang berumur

60 taun tetapi masih kelihatan gagah dan sukanya membawa tongkat. Kutipan:

sesepuh ing kampung, umur 60 taun, isih ketok gagah. Senengane nganggo

teken, ben mrebawani. Gaweyane nyeramahi wong liyo. (hal 25)

Terjemahan:

Page 50: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

82

sesepuh di kampung, umur 60 tahun, masih kelihatan gagah. Sukanya

menggunakan tongkat, supaya berwibawa. Kerjaannya menyeramahi orang

lain. (hal 25)

b. Dimensi Sosiologis

Tokoh Kajine Amat Sugih di dalam cerita di gambarkan bahwa dia

merupakan sesepuh di kampung yang dihormati. Dia juga merupakan seorang

pemuka agama yang suka memberi nasehat kepada orang lain. Kajine Amat Sugih

bekerja sebagai pengusaha yang menjadikan dia orang kaya di kampungnya.

Kutipan:

Kajine Amat Sugih : Astagfirullah hal’adzim. Cahyadi..Cahyadi..mretobata,

cah! Apa arep tokterus-teruske anggonmu maksiat kuwi?

Dosamu wis akeh, cah. Mretobat! Mandheg seng judi.

Cahyadi : injih, Pak Kaji. (hal 76)

Terjemahan:

Kajine Amat Sugih : Astagfirullah hal’adzim. Cahyadi..Cahyadi..bertobatlah,

cah! Apa mau kamu terus-teruskan perbuatan maksiat mu

itu? Dosamu sudah banyak, cah. Bertobatlah! Berhenti

yang judi.

Cahyadi : iya, Pak Kaji. (hal 76)

c. Dimensi Psikologis

Kajine Amat Sugih dalam cerita drama Lelakon ini digambarkan

mempunyai watak yang licik meskipun dia seorang pemuka agama tetapi Kajine

Amat Sugih merupakan orang yang serakah. Dia telah diberi bagian harta sendiri

Page 51: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

83

oleh almarhum kakaknya yaitu orang tua Nanang tetapi dia juga mengambil

bagian yang diperuntukan untuk Nanang ketika sudah besar. Kutipan:

Yu Samsinah : ...sesuwene Pak lan Bu Lukito tindak haji, sing dikon nglakokke

usahane aku, merga Kajine Amat Sugih kae ki wus kebagian

cabange. Wektu kuwi Kajine Amat Sugih nyekseni hlo nduk,

Siti :hla sing dikon nangani kok malah kowe ta, mbok?

Yu Samsinah : aku dhewe ya ra ngerti je, ndhuk. Tur aku krasa nek Kajine

Amat Sugih ki serik karo aku

Siti : terus Nanang piye. Mbok?

Yu Samsinah : nah, bar ditinggal wong tuwane, Den Nanang ki dikekne luar

kota. Alasane disekolahke nang pondhok pesantren. Terus,

pembukuan usaha sing dicekel simbok dijaluk Kajine Amat

Sugih alasane arep dicek tur tekan saiki ra dibalekke. (hal 71)

Terjemahan:

Yu Samsinah :...lamanya Pak dan Bu Lukito pergi haji, yang disuruh

menjalankan usahanya aku, karena Kajine Amat Sugih itu

sudah kebagian cabangnya. Waktu itu Kajine Amat Sugih

menyaksikan lo nduk.

Siti : la yang disuruh menangani kok malah kamu ta, mbok ?

Yu Samsinah : aku sendiri juga tidak tahu, nduk. Tapi aku krasa kalau

Kajine Amat Sugih itu iri dengan ku.

Yu Samsinah : nah, selepas ditinggal orang tuanya Den Nanang itu dikasih

ke luar kota. Alasannya disekolahkan di pondhok pesantren.

Lalu pembukuan usaha yang dibawa simbok itu diminta

Kajine Amat Sugih. Alasannya mau dicek tapi sampai

sekarang belum dikembalikan. (hal 71)

6. Nanang Edan

Nanang Edan di dalam cerita ini berperan sebagai orang gila yang setiap

harinya hanya membayangkan bidadari. Nanang Edan ini merupakan tokoh

protagonis tetapi tidak ada kaitannya dengan dengan konflik yang terjadi dalam

tokoh utama. Tokoh Nanang ini hadir untuk melengkapi terjalinnya cerita.

a. Dimensi Fisiologis

Dimensi Fisiologis Nanang Edan ini mempunyai gambaran-gambaran

fisik yang sudah ditulis oleh pengarang bahwa dia merupakan orang gila yang

Page 52: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

84

berumur 27 tahun. Gilannya Nanang ini tidak sepenuhnya gila dia masih

mengingat orang-orang yang menyayanginya dan yang menyakiti hatinya.

wong edan, lanang umur 27 tahun. Mbiyen tukang gawe gurit lan puisi (hal

25)

Terjemahan:

orang gila, laki-laki umur 27 tahun. Dulunya tukang membuat pantun dan puisi

(hal 25)

b. Dimensi Soisologis

Tokoh Nanang Edan ini merupakan orang gila yang setiap harinya hanya

membayangkan bidadari dan dia dulu suka membuat pantun dan puisi. Tokoh

Nanang Edan ini keturunan orang kaya karena orang tuanya yang mempunyai

banyak usaha, tetapi ketika orang tuanya meninggal harta warisannya diambil

oleh pamannya.

Kutipan:

dirungokake ya ndhuk, ya. Takkandhani larah-larahe. Takcritani ya nduk.

Ngene jaman semana mbokmu ki melu enggone suwargi Pak Lukito, bapakne

Nanang. Nanangki turunane wong sugih lho ndhuk! (hal 68)

Terjemahan:

didengarkan ya nduk ya. Tak kasih tahu jalan ceritanya. Tak critani ya nduk.

Begini jaman dulu mbokmu ini ikut ditempatnya almarhum Pak Lukito,

bapaknya Nanang. Nanang itu keturunannya orang kaya lho nduk! (hal 68)

Page 53: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

85

c. Dimensi Psikologis

Di dalam dimensi psikologis tokoh Nanang Edan mempunyai watak yang

baik meskipun Nanang sudah gila tetapi Nanang masih mengingat orang yang

telah menjaganya dengan tulus. Kutipan:

Mbok Sam sing tak tresnani nganti salawasing uripku. Wis ta, ra sah nggagas

aku. Aku ki wis dadi wong lanang sampurna arep ngondar-andir bawana!

Muliha kana urusen awakmu lan anak-anakmu (hal 65)

Terjemahan:

Mbok Sam yang aku sayangi sampai selamanya hidupku. Sudah ya, tidak usah

memperhatikan aku. Aku ini sudah menjadi orang laki-laki sempura mau

ngondar-ngandir bawana! Pulanglah sana uruslah dirimu dan anak-anakmu (hal

65)

7. Siti

Tokoh Siti di dalam naskah drama Lelakon sebagai tokoh peran pembantu

dalam terjalinnya cerita. Siti ini merupakan anak dari Yu Samsinah, kemunculan

tokoh Siti dalam adegan sangat sedikit tetapi dengan adanya tokoh Siti ini

membuka kenangan Yu Samsinah tentang masa lalunya.

a. Dimensi Fisiologis

Gambaran-gambaran fisik mengenai tokoh Siti sudah ditulis sebelum

cerita dimulai bahwa dia seorang perempuan yang berumur 17 tahun masih muda.

Kutipan:

prawan kenes, kelas 2 SMA umur 17 taun. Bocah wadon manut lan gemati

marang wong tuwa lan sedulure. (hal 26)

Page 54: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

86

Terjemahan:

prawan ayu, kelas 2 SMA umur 17 tahun. Anak perempuan nurut dan sayang

kepada orang tua dan keluarganya. (hal 26)

b. Dimensi Sosiologis

Tokoh Siti di dalam cerita di gambarkan sebagai anak yang berpendidikan

dia duduk di bangku kelas 2 sma dan dia merupakan anaknya Yu Samsinah.

Kutipan:

prawan kenes, kelas 2 SMA umur 17 taun. Bocah wadon manut lan gemati

marang wong tuwa lan sedulure. (hal 26)

Terjemahan:

prawan ayu, kelas 2 SMA umur 17 tahun. Anak perempuan nurut dan sayang

kepada orang tua dan keluarganya. (hal 26)

c. Dimensi Psikologis

Di dalam naskah drama Lelakon Siti mempunyai watak yang baik, dia

suka membantu ibunya menjaga Konanag adiknya yang sedang sakit ketika Yu

Samsinahsinah berdagang dipasar. Kutipan:

Thole ki mau rewel! Awake rada anget, njaluk ditunggoni. Tujune mbakyune

sekolahe prei, njuk takkon nggenteni aku. (hal 40)

Terjemahan:

Thole tadi rewel! Badane sedikit anget, minta ditunggu. Untungnya kakaknya

sekolahnya libur, terus taksuruh menggantikan aku. (hal 40)

Siti suka membantu ibunya untuk merawat adiknya yang sedang sakit dan

Siti juga termasuk orang yang romantis setia terhadap pasangannya yaitu Nurdin.

Page 55: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

87

Kutipan:

Siti : mas..takkandhani ta, anu mas. Satenane wong lanang sing taksenengi

ki ya sing piye mas? Anu.., pokokmen sing tanggung jawab, terus kuru,

rambute ngombak.

Nurdin: hlo?! Kuwi aku ta, Sit? Terus?

Siti : pinter nggambar, manis, lan nggemeske.

Nurdin: kuwi ya aku ta sit? Terus?

Siti : ya pokokmen matane kaya Mas Nur, irunge kaya Mas Nur. Kupinge

kaya Mas Nur terus swarane ya kaya Mas Nur. (hal 90)

Terjemahan:

Siti : mas..tak kasih tahu, anu mas. Sebenerne orang laki-laki yang aku

sayangi yang gimana ya mas? Anu.., pokonya yang bertanggung jawab,

kemudian kurus, rambutnya ngomnak.

Nurdin : hla?! Itu aku kan Sit? Terus ?

Siti : Pintar menggambar, manis dan menggemaskan

Nurdin : itu kan aku, Sit? Terus ?

Siti : ya pokoknya matanya kaya Mas Nur, hidungnya kaya Mas Nur.

Kupingnya kaya Mas Nur, terus suaranya ya kaya Mas Nur. (hal 90)

8. Nurdin

Nurdin dalam cerita naskah drama Lelakon digambarkan sebagai tokoh

peran pembantu, dimana Nurdin hadir sebagai pelengkap dalam cerita. Tokoh

Nurdinmerupakan teman dari tokoh utama yaitu Cahyadi yang sama-sama

berprofesi sebagai tukang adu ayam dan juga pacar dari Siti anaknya Yu

Samsinah

a. Dimensi Fisiologis

Tokoh Nurdin mempunyai gambaran fisik yang telah ditulis dijabarkan

oleh pengarang bahwa dia seorang laki-laki yang berumur 22 tahun. Nurdin

merupakan pemuda yang sukanya bergaya seperti model gali 70-an dengan

dandanan rambut yang disliwir. Kutipan:

nom-noman umur 22 taun, tukang adu jago, nanging setia marang pasangan,

seneng nyandhang model gali 70-an. Rambute kliwiran. (hal 25)

Page 56: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

88

Terjemahan:

pemuda, umur 22 tahun, tukang adu jago, tetapi setia terhadap pasangannya,

suka memakai pakaian model gali 70-an. Rambutnya sliwiran. (hal 25)

b. Dimensi Sosiologis

Gambaran sosiologis Nurdin ini bekerja sebagai tukang adu jago seperti

Cahyadi. Kehidupannya sangat sederhana bukan orang kaya, pacaran aja hanya

dipinggir kali tanpa mengeluarkan uang itu sudah membuatnya bahagia. Kutipan:

Nurdin : (nyaut) kula, Nurdin Pribadi, mboten sarujuk, Lik! Ha nek niku

tergantung. Nek yang-yangan kaleh Siti anake mbokdhe Samsinah,

nggih mboten ngagem dhuwit. Ha mung ten pinggir kali kalih

ciprat-cipratan banyu mpun seneng je. Mosok cinta kalah ro

dhuwit! Wu..wong dha ra dhong sujarah! Kawit jaman adam-

hawa, sing jenenge cinta ki gratis. Diparingi Gusti Allah. (hal 38)

Terjemahan:

Nurdin : (nyaut) saya, Nurdin Pribadi, tidak setuju, Lik! La kalau itu

tergantung. Kalau pacaran dengan Siti anaknya budhe Samsinah, ya

tidak pakai uang. La Cuma dipinggir kali terus ciprat-cipratan air

sudah senang. Masa cinta kalah dengan uang! Wu..ora pada tidak

paham sejarah! Sejak jaman adam-hawa yang namanya cinta itu

gratis. Dikasih Gusti Allah. (hal 38)

c. Dimensi Psikologis

Secara dimensi psikologis watak Nurdin termasuk dalam unsur mentalitas

dan tempramen, dimana Nurdin mempunyai watak yang baik dia sangat setia dan

romantis terhadap pasangannya yaitu Siti tetapi Nurdin juga termasuk orang yang

sedikit emosian. Kutipan:

Siti : tenan ta mas, awake dhewe ki bakal urip bebrayan nganti

salawase urip ?

Page 57: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

89

Nurdin : apa kowe ra percaya ta , Sit? (Nurdin ngadeg, mandeg Siti)

bukaken dhadhaku, tilikana atiku anane mung Siti, Siti lan Siti..!

(hal 88)

Terjemahan:

Siti : beneran kan mas, kita bakal hidup bersama sampai selamanya

hidup ?

Nurdin : apa kamu tidak percaya ta, Sit ? (Nurdin berdiri, melihat Siti)

bukalah dadaku, lihatlah hatiku adanya cuma Siti, Siti lan Siti..!

(hal 88)

Di saat Nurdin dan Siti sedang melepas rindu dipinggir sungai ternyata ada

Mbah Temu yang sedang memancing ikan di sungai dekat tempat mereka

pacaran. Mbah Temu yang melihat mereka lalu menganggunya yang kemudian

membuat Nurdin emosi.

Kutipan:

(Nurdin ndhungkluk karo nggambar-nggambar ing lemah. Siti sangga uwang

Mbah Temu teka maneh, mincing ing pinggir kali cedhak panggonane

Nurdinlan Siti lungguh.)

Mbah Temu : lagi dha manuk-manukan pa?

(Nurdin muntab weruh Mbah Temu teka maneh. Dheweke menyat arep ngusir

mbah temu.)

Nurdin : wo.., ngisruh..!!(hal 89)

Terjemahan:

(Nurdin memandang kebawah sembari gambar-gambar di tanah. Siti melamun.

Kemudian Mbah Temu datang lagi, mincing di pinggir kali dekat tempat

Nurdin dan Siti duduk.)

Mbah Temu : lagi pada burung-burungan ya?

(Nurdin emosi melihat Mbah Temu datang lagi. Dirinya berdiri mau mengusir

Mbah Temu. )

Nurdin : woo.., mengganggu..!! (hal 89)

Page 58: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

90

Adanya analisis dimensi character ini untuk membantu dan mempermudah

dalam mensistematiskan dan menganalisa pada analisis psikologi selanjutnya

yaitu menganilisis aspek kejiwaan para tokoh.

C. Analisis Aspek Kejiwaan Tokoh Cahyadi dan Tokoh-Tokoh lainnya

dalam Drama Lelakon karya Andy Sri Wahyudi

Penelitian suatu karya sastra dengan pendekatan psikologi adalah sebuah

penelitian dengan memperhatikan tingkah laku dan percakapan antar tokoh dalam

suatu karya sastra. Pembahasan tentang aspek kejiwaan tokoh dalam naskah

drama Lelakonkarya Andy Sri Wahyudi ini bersumber dari pembahasan terhadap

aspek penokohan atau character yang sudah dibahas sebelumnya.

Pembahasan tentang aspek psikologi sastra yaitu aspek kejiwaannya akan

dibahas menggunakan teori dari psikonalisis Sigmund Freud yang terdiri dari id,

ego dan super ego.

1. Potret Kejiwaan Tokoh Cahyadi

Cahyadi merupakan tokoh utama dalam naskah drama Lelakon. Cahyadi

disini berperan sebagai anak yang dari Lik Kawit yang bapaknya berprofesi

sebagai maling sedangkan Cahyadi sendiri berprofesi sebagai tukang adu ayam.

Disini diceritakan pagi-pagi ayahnya sudah berlagak sok wibawa kepada

tetangganya ketika tetangganya yang bernama cempluk datang untuk meminjam

uang dengan sigap ayahnya meminjamkan uang dengan jumlah lebih dari yang

dipinjam cempluk. Tiba-tiba Cahyadi keluar dari rumah dengan perasaan jengkel

sembari membawa sepeda ontelnya. Kemudian ayahnya menyapa Cahyaditetapi

karena dorongan Ego Cahyadi tidak menanggapi sapaan dari ayahnya dan malah

Page 59: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

91

menggebrak sepeda onthel sambil marah-marah karena perbuatan ayahnya yang

keterlaluan sudah mengambil uang miliknya berkali-kali dan digunakan untuk

kesenangan ayahnya sendiri. Kutipan :

(Cahyadi menyat, nggebrag sadhel pit. Lik Kawit rada kaget nanging dialing-

alingi nganggo esem merga mundhak konangan kaget). Pak! Kowe ki ra sah

kemaki! Gayane nek nang ngarepe wong akeh kaya sugih-sugiha dhewe.

Dhuwitku nang ngisor bantal nang ngendi? Sing jipuk liyane kowe sapa? (hal

42)

Terjemahan :

(Cahyadi berdiri dan menggebrag sadhel sepeda. Lik Kawit sedikit kaget tetapi

ditutupi dengan senyum karena nanti ndak ketahuan terkejut). Pak! Kamu itu

tidak usah kemaki! Gayanya kalau didepan orang banyak seperti orang kaya

sendiri. Uangku yang dibawah bantal dimana? Kalau bukan kamu yang

ngambil siapa? ( hal 42)

Ayahnya menjelaskan dengan sabar bahwa uang yang dimiliki oleh

Cahyadi merupakan uang haram karena hasil dari adu jago dan dia ingin

membagi-bagikan uang haram tersebut kepada orang lain termasuk cempluk yang

meminjam uang kepada ayahnya. Kemarahan Cahyadi sudah tidak bisa terkontrol

lagi, dimana Cahyadi dipengaruh egoyangsangat besar dan super ego tidak bisa

mengendalikannya. Amarahnya yang tidak bisa terkontrol lagi tanpa berpikir

panjang Cahyadi mengusir bapaknya dari rumah dan mengambil barang-barang

milik bapaknya untuk dibawa pergi.

Kutipan :

Page 60: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

92

gek minggat. Ra sah kakehan iyik! Aku wis ra sudi nduwe bapak kaya kowe!!

(Cahyadi mlebu ngomah njipuk klambine bapake sing mung rong setel banjur

disebar ing latar). (hal 44)

Terjemahan :

Sana pergi. Tidak usah banyak omong! Aku sudah tidak mau punya bapak

seperti kamu !! (Cahyadi masuk rumah dan mengambil baju ayahnya yang

tinggal 2 pasang kemudian di sebar di halaman rumah). (hal 44)

Ayahnya kemudian pergi namun perasaan Cahyadi masih diliputi

rasajengkel mengingat perbuatan Lik Kawit. Tidak berapa lama Cahyadi pun

ingat bahwa dia akan menemui Lestari orang yang sangat dicintainya. Di jalan

dengan perasaan bahagia Cahyadi menyapa setiap orang yang ditemuinya sambil

noleh kekiri dan kekanan tanpa melihat jalan tiba-tiba dengan tidak sadar

Cahyadi hampir menabrak kajine amat sugi yang kemudian sepedanya direm

mendadak. Disini ego Cahyadi yang tidak sengaja berkata kotor kepada Kajine

Amat Sugih kemudian meminta maaf karena dorongan super ego karena Cahyadi

merasa bersalah sudah berkata kotor dan hampir menabrak Kajine Amat Sugih,

Kutipan :

(ora sengaja misuhi Kajine Amat Sugih). Hajingsai ik...!! wah, wadhuh dhuh..

nuwun sewu, Pak Kaji. Nuwun sewu tenan. Saestu nuwun sewu tenan, pak kaji.

Cahyadi nyembah-nyembah ing dhuwur pit. Kajine Amat nesu-nesu karo

nerusake mlaku sisan ngipat-ngipati Cahyadi. Nudingi Cahyadi banjur

nerusake lakune. (hal 49)

Page 61: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

93

Terjemahan:

(tidak sengaja berkata kotor kepada Kajine Amat Sugih). Hajingsai ik..!! wah,

wadhuh dhuh mohon maaf pak kaji. Mohon maaf beneran. Beneran mohon

maaf pak kaji.

Cahyadi menyembah-nyembah di atas sepeda. Kajine Amat marah-marah

dengan meneruskan jalannya sembari ngipati-ngipati Cahyadi. Menunjuk

Cahyadi kemudian meneruskan jalannya. (hal 49)

Perjalanan Cahyadi dilanjutkan kembali untuk segera bertemu dengan

Lestari. Tanpa Cahyadisadari doronganid yang kuat dia sudah tergila-gila dengan

Lestari. Dijalan tanpa sadar dia ngomong sendiri dan membayangkan wajah

Lestari yang sedang berias dengan menggunakan pakaian sederhana. Kutipan :

Lestari..ayo nari..! nari ana ing sajroning ati. Nari ana tengah wengiku,

Lestari..., dhuh, cah ayu ngertia marang sliraku, ngertia satemene rasaku lan

jejogedaning atiku. (Lestari nari-nari banjur kuwi ilang dhewe). (hal 50)

Terjemahan:

Lestariayo nari..! nari di dalam hatiku. Nari di tengah malamku, Lestari...,

dhuh, orang cantik mengertilah kepada ku. Mengertilah tentang rasaku dan

jogetnya hatiku. (Lestari nari-nari kemudian menghilang sendiri). (hal 50)

Cahyadi yang masih membayangkan Lestari tiba-tiba tanpa sadar dia

menabrak anjing dan dia jatuh kaki dan tangannya luka-luka tetapi tidak ada yang

membantu. Cahyadi bangun sambil mendirikan sepedanya yang jatuh dari sebrang

jalan ada Nanang Edan yang kemudian menghampiri Cahyadi.Nanang Edan yang

merupakan orang gila karena setiap hari hanya membayangkan bidadari-bidadari

di langit. Kemudian Cahyadi mengikuti tingkah polah Nanang Edan yang

Page 62: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

94

membayangkan bidadari dilangit karena Cahyadi penasaran dengan bidadari yang

dibayangkan Nanang Edan .

Keesokan harinya Cahyadi yang sedang berbicara dengan ayamnya

dihampiri oleh kajiane amat sugih yang member nasehat agar bertobat tidak

berbuat maksiat dan berhenti main judi. Dorongan id dan super ego Cahyadi

muncul dia sadar akan perbuatannya dan dia ingin bertobat. Kutipan :

jyan.. aku ki tenane ya wis isin tenan, sup, ro kajine amat ki. Ha tur ya piye ya

sup? Ah, tak ngibadah ah, ben donyane rada padhang! Eee..., mbaka sithik.

Bar adus taktinggal ngibadah dhisisk ya sup? Tak dandan setil nganggo baju

koko,pecisan,sarungan resik. Arep sembahyang khusyuk. Ngibadah tenanan,

trus tak ndongo ben kowe sesuk nek tarung menang. (hal 77)

Terjemahan :

jyan, aku ini sebenarnya sangat malu sup dengan kajine amat itu la tapi gimana

ya sup? Ah, tak ngibadah ah supaya dunianya sedikit cerah! Eee sedikit-sedikit.

Sesudah mandi tak tinggal ibadah dulu ya sup? Tak dandan setil menggunakan

baju koko, pecisan, sarungan bersih. Mau sembahyang khusyuk. Ngibadah

yang beneran kemudian tak berdoa supaya besuk kamu menang yang tarung.

(hal 77)

Cahyadi masih bersantai diteras kemudian Lestari lewat didepan rumahnya

Cahyadi yang akanberangkat kuliah.Cahyadi melihat orang yang dicintainya lewat

kemudian Cahyadi memanggil Lestari sambil berlari dan memegang tangannya.

Dorongan ego yang besar akhirnya Cahyadi mengungkapkan perasaannya kepada

Lestari. Kutipan :

Page 63: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

95

Cahyadi : Anu, anu..aku ki arep ngomong

Lestari : omong apa?

Cahyadi : Anu,, anu..

Lestari : ngapa ta?! Gek cepet! Kene ki selak ana perlu je! Sido ora!

Cahyadi : Hooh, Les. Sida. Anu les anu

Lestari : ona-anu. Ona-anu ngapa?

Cahyadi : Anu, Aku MENCINTAIMU Lestari (hal 81)

Terjemahan:

Cahyadi : Anu, anu..aku itu mau bicara

Lestari : bicara apa?

Cahyadi : Anu,, anu..

Lestari : kenapa ta?! Ayo cepat! Sini itu keburu ada perlu! Jadi apa tidak!

Cahyadi : iya , Les. jadi. Anu les anu

Lestari : ona-anu. Ona-anu kenapa?

Cahyadi : Anu, Aku MENCINTAIMU Lestari (hal 81)

Lestari menolaknya karena dia merasa kalau tidak selevel dengan

Cahyadi.Cahyadi pun tidak putus asa karena dorongan dari super egonya dia

menyadari bahwa tidak seharusnya mengungkapkan dengan buru-buru yang

sebenarnya dia udah mengetahui akan ditolak oleh Lestari. Kutipan:

wohh, ra lepel kok, pie ? (banjur sambat karo pitike) tenan to, sup. Ditolak ta

aku wis ngerti kok tenane. Kesusu kok mau. Kudune wong menyatakan ki

nganggo coklat ro setangkai bunga. Ha aku ming nyekel rokok silencer je,

nang dalan meneh. Ra sopan, Sup. (hal 82)

Terjemahan :

Wahh, tidak selevel kok gimana ? (kemudian bilang sama ayamnya) beneran

to, Sup. Ditolak kan aku sudah mengetahui kok sebenarnya. Keburu-buru kok

tadi. Seharusnya orang menyatakan dengan membawa coklat dan setangkai

bunga. Sedangkan aku hanya membawa rokok sebatang aja, di jalan pula.

Tidak sopan, Sup”. (hal 82)

Page 64: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

96

Sore harinya tiba-tiba ayahnya Cahyadi pulang kerumah berniat meminta

maaf kepada Cahyadi. Ketika dia mencari Cahyadi ayanya melihat Lestari yang

sedang lewat didepan rumah dan dipanggilah lesati untuk diajak minum teh yang

ternyata tehnya sudah diberi obat tidur. Disaat mereka sedang ngobrol di teras

Cahyadi muncul dari dalam rumah sehabis mandi ayahnya kaget dan buru-buru

pergi. Melihat Lestari yang ada didepan rumah hati Cahyadi senang dan

menghampiri tetapi Lestari bilang mau pulang dia hanya minuman sama ayahnya

saja.

Lestari berdiri tidak beberapa lama Lestari langsung pingsan.Cahyadi

kaget dan menuntun Lestari ke kamar setelah membantu Lestari Cahyadi keluar

dengan membawa golok.Cahyadi marah besar kepada ayahnya Lik Kawit disini id

dan ego Cahyadi sudah tidak bisa terkontrol lagi. Dia membanting gelas yang

diminum Lestari dan mencari ingin membunuh ayahnya. Kutipan:

banjur gelase dibanting Cahyadi nesu. Muntab! Kawit ki encen kewan! Licik!

Ula tuwa! Nang endi mlayumu, wit? Bakal takgoleki! Tuwekan ra

ngrumangsani! Nang endi dunungmu? Tekan endi playumu bakal takgoleki

kowe, wit! Aku wis ra urusan! Klakon takuntal malang tenan! Kawit..!. (hal

104)

Terjemahan:

Kemudian gelasnya dilempar! Cahyadimarah !kawit itu beneran hewan! Licik!

Ular tua! Kemana larimu, wit? Bakal takcari! Tuaan tidak merasa! Kemana

pergimu? Sampai mana larimu tetap kucari dirimu, wit! Aku sudah tidak ada

urusan! Beneran kutelan beneran! Kawit..!. (hal 104).

Page 65: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

97

Cahyadi pergi dari rumah untuk mencari ayahnya. Tiba-tiba ayahnya

muncul dirumah Cahyadi dan melihat Lestari yang sedang berbaring di tempat

tidur akhirnya diperkosa karena dorongan id akan seks sangat besar dan tidak

bisa terkontrol lagi. Setelah puas Lik Kawit pergi begitu saja dengan perasaan

bahagia. Cahyadi pulang kerumah untuk melihat Lestari tetapi Lestari menjerit

yang hanya memakai pakaian dalam dan marah-marah kepada cahaydi yang dikira

dialah yang memperkosa. Cahyadi kaget dan mengejar Lestari tetapi dia tidak

jadi, dorongan ego Cahyadi yang tidak bisa terkontrol lagi. Kemudian dia

berteriak memanggil kawit dan akan membunuhnya walaupun dia ayahnya

sendiri.

Kutipan:

Cahyadi :KAWIIITTT...!! (ambegane isih ora kaya karuwan). Ula tuwa!

Pancen wis tegel tenan karo anakmu dhewe. Yaa! Nek caramu

kaya ngono bakal takladeni! Aku wis ra urusan! Tuwekan kaya

asu! Wis tiba titi wancine! Pancen wis ginaris nek patimu kudu

nang tangane anakmu dhewe!”. (hal 106-107).

Terjemahan:

Cahyadi :KAWIIITT...!(nafasnya masih tidak teratur). Ular tua! Memang

sudah berani beneran dengan anaknya sendiri. Yaa..! kalau

caramun seperti itu bakal kutanggapi! Aku sudah tidak ada urusan!

Tua seperti asu! Sudah tiba waktunya! Memang sudah tergaris

kalau matimu harus di tangan anakmu sendiri!. (hal 106-107)

Page 66: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

98

2. Potret Kejiwaan Tokoh Lik Kawit

Tokoh Lik Kawit dalam naskah drama Lelakon ini digambarkan sebagai

orang dhudha yang berumur 45 tahun ayah dari Cahyadi dia merupakan bekas

maling yang mempunyai sifat licik berlaga seperti orang yang berwibawa suka

memberi petuah kepada orang lain. Dimana dia dipengaruhi oleh dorongan ego

yang mencuri uang anaknya untuk kesenangannya sendiri. Uang itu dipinjamkan

kepada cempluk yang sangat butuh uang untuk memperbaiki rumahnya dan

apabila cempluk tidak bisa mengembalikan uang Lik Kawitakan menemani tidur

cempluk. Kutipan:

Lik Kawit :nyoh! Tur nek ra isa nyaur, tak keloni lho!. (hal 39)

Cahyadi : Wah jyan piye?! Ra urusan kalal karam, pak! Sing penting

dhuwitku balekke kabeh kene! Kene! Cepet!

Lik Kawit : wa hla anu, le. Anu wis takutangke cempluk je. Rekane aku ki

nulungi cempluk je, le (Lik Kawit mesem nyedhaki Cahyadi) nah,

berarti cempluk ki rak ya melu dosa ta, le? Wong utang dhuwit

karam. (hal 43)

Terjemahan:

Lik Kawit : nih! Tapi kalau tidak bisa mengembalikan, tak temenin tidurmu

lho!. (hal 39)

Cahyadi : Wah la gimana ?!tidak urusan halal haram, Pak! Yang penting

uangku dikembalikan semua sini! Sini! Cepet!.

Lik Kawit :Wa la gimana, le. Gimana.., sudah terlanjur takpinjemne cempluk.

Aku Cuma membantu cempluk saja, le. (Lik Kawit tersenyum

mendekati Cahyadi) nah, berarti cempluk juga ikut dosa ka, le

?orang utang uang haram.. (hal 43)

Cahyadi yang emosinya sudah tidak bisa dibendung kemudian mengusir

ayahnya dari rumahnya. Lik Kawit pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia

disuruh memilih siapa yang harus pergi dari rumah ini. Dorongan ego dari Lik

Kawit yang memutukan bahwa dia lah yang pergi dari rumah sambil emosi dia

menunjuk-nunjuk anaknya yang tega mengusirnya dari rumah. Kutipan :

Page 67: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

99

(Lik Kawit ngumpulkake tenaga, matane mendhelik, ambegane kenceng,

banjur mbengoki Cahyadi).

Lik Kawit : Aku...!! bocah ra ngerti males budi! Cah ra urus! Cilik

digedhekke, mbasan gedhe wani!. (Lik Kawit muntab, nuding

Cahyadi). Ya! Cah ra urus! Aku ra sudi duwe anak kayak owe! Cah

ra kalap!. (hal 44-45)

Terjemahan:

(Lik Kawit mengumpulkan tenaga, matanya melotot, nafasnya kencang,

kemudian meneriaki Cahyadi).

Lik Kawit : Aku..!! anak tidak tahu balas budi! Anak tidak tahu! Kecil

dibesarkan, setelah besar berani!. (Lik Kawit emosi, munjuk

Cahyadi). Ya! Anak tidak tahu! Aku tidak mau punya anak

sepertimu. (hal 44-45)

Lik Kawit pergi tanpa berpikir panjang lagi. Setelah sekian lamanya pergi

Lik Kawit pun pulang kerumah Cahyadi berniat untuk meminta maaf kepada

Cahyadi karena dia menyadari bahwa dia memang salah kepada anaknya yang

telah melantarkan anaknya begitu saja dan sebagai orang tua dia tidak punya

tanggung jawab. Hal ini karena adanya dorongan dari id dan super egodimana

idberperan sebagai alam bawah sadar yang ingin meminta maaf kepada

anaknyasedangkan super ego berperan sebagai norma dimana dia menyadari akan

kesalahannya. Kutipan:

Page 68: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

100

.....piye-piyea, aku ki patut disalahke. Aku ki wong tuwa sing ora iso ngopeni

anak lan ora duwe rasa tanggung jawab. Wis pokokmen, isa ora isa, aku arep

njaluk ngapura karo anakku. Arep takjak ngadhepi urip tenanan!. (hal 99)

Terjemahan:

gimana-gimananya, aku itu pantas disalahkan. Aku ini orang tua yang tidak

bisa merawat anak dan tidak punya rasa tanggung jawab. Sudah pokoknya bisa

tidak bisa aku mau minta maaf kepada anakku. Mau kuajak menghadapi hidup

yang sebenarnya.!. (hal 99)

Setibanya dirumah Lik Kawit mencari Cahyadi tetapi tidak menemukan.

Lik Kawit keluar dari rumah dan melihat Lestari yang kebetulan lewat di depan

rumah. Kemudin dia memanggil Lestari dan mengajaknya untuk mampir sekedar

minum teh bersama. Disini id terjadi karena besarnya dorongan seks Lik Kawit

yang tidak bisa terkontrol oleh ego dan super ego untuk memperkosa Lestari

sehingga minuman tehnya dicampur dengan obat tidur yang akhirnya Lestari

diperkosa oleh Lik Kawit.

Kutipan:

(Lik Kawit njedhul metu saka njero omah, ngliga, gembrobyos. Kaose

disampirake pundhak sisih kiwa. Rupane ketara bungah lan prengas-prenges).

Rosa! Rosa..! (tangane tengen ngepel, diangkat munggah-medun, ngunjal

ambegan sedhela, prengesan) nyak nyaann..! (nganggo sandhangan). Wis.

Karia slamet ya le. Wong tuwa kaya aku ki jembar segarane. (hal 105)

Page 69: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

101

Terjemahan:

(Lik Kawit keluar dari dalam rumah, tidak pakai baju, keringetan. Kaosnya

ditaruh dipundhak sebelah kiri. Wajahnya kelihatan bahagia dan senyam-

senyum). Rosa! Rosa! (tangannya kanan mengepal, diangkat keatas bawah,

sembari bernafas sebentar tersenyum) nyak nyaan..! (menggunakan pakaian).

Sudah tinggal selamat ya nak. Orang tua seperti ini besar pengampunannya”.

(hal 105)

3. Potret Kejiwaan Tokoh Nanang Edan

Nanang Edan merupakan orang gila laki-laki yang berumur 27 tahun. Dulu

merupakan tukang buat gurit dan puisi. Disini Nanang Edan diceritakan dalam

kesehariannya dia hanya membayangkan bidadari-bidadari di langit. Hal ini

dipengaruhi oleh dorongan id dimana dorongan ini lah yang besar pengaruhnya

dimana ego dan super egonya sudah tidak bisa mengontrol id. Kutipan :

widadariku..! sawangen aku ki hlo. Rupaku bagus sumatriya, pawakanku

gagah gedhe dhuwur! Widadariku .., takenteni sliramu nganti mubenge jagad

mandheg, nganti pitik jago wis kluruk meneh. (hal 34)

Terjemahan:

bidadariku..,! lihatlah aku ini lho. Wajahku tampan, fisikku gagah besar dan

tinggi! Bidadariku.., tak tunggu dirimu sampai muternya dunia berhenti,

sampai ayam jago sudah berkokok lagi. (hal 34)

Kejiwaan Nanang Edan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya

dimana sejak kecil dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya.Dia diasuh oleh

pamannya yang ternyata pamannya orang yang licik dia mengambil semua harta

yang dimiliki oleh orang tua Nanang Edan.

Page 70: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

102

Kutipan :

(Nanang bengak-bengok lan jogged-joged ing ngarepe Kajine Amat Sugih)

sapisan maneh, aku ra njaluk apa-apa! Peken kabeh, kelonana bandha

donyamu. Wus wancine sliramu nyumelehake uripmu. Selehna! Selehna!

Selehna pikiranmu lan uripmu. (hal 94-95)

Terjemahan:

(Nanang teriak-teriak dan menari-nari di depannya Kajine Amat Sugih) sekali

lagi, aku tidak mau minta apa-apa! Bawa semua, harta duniamu. Sudah

waktunya dirimu meletakkan hidupmu. letakkan! letakkan!letakkan pikiranmu

dan hidupmu. (hal 94-95)

4. Potret Kejiwaan Tokoh Kajine Amat Sugih

Kajine Amat Sugih disini digambarkan merupakan sesepuh di kampung

yang berumur 60 tahun masih kelihatan gagah tetapi suka membawa tongkat

supaya kelihatan berwibawa dan suka member ceramah kepada orang lain. Kajine

Amat Sugih meskipun dia kyai tetapi dia merupakan orang yang licik. Dia

merupakan paman dari Nanang Edan yang mengambil seluruh kekayaan dari

orang tua Nanang ketika orang tua Nanang meninggal saat ibadah haji. Kajine

Amat Sugih sebenarnya sudah mendapat bagian harta sendiri tetapi karena

dorongan id akan rasa tidak puas dia mengambil semua harta yang dititipkan

orang tua Nanang kepada yu samsyiah untuk diberikan ke Nanang ketika dia udah

besar. Kutipan :

nah, bar ditinggal wong tuwane , Den Nanang ki dikekne luar kota. Alasane

disekolahke nang pondhok pesantren. Terus pembukuan usaha sing dicekel

Page 71: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

103

simbok ki dijaluk Kajine Amat Sugih. Alasane arep dicek tur tekan saiki ra

dibalekne.(hal 71)

Terjemahan:

nah, setelah ditinggal orang tuanya, Nanang ditempatkan luar kota. Alasannya

disekolahkan dipondhok pesantren. Kemudian pembukuan usaha yang dibawa

simbok diambil Kajine Amat Sugih. Alasannya mau dicek tapi sampai

sekarang tidak dikembalikan. (hal 71)

5. Potret Kejiwaan Tokoh Yu Samsinah.

Tokoh Yu Samsinah ini merupakan seorang janda yang berumur 40 tahun

mempunyai dua anak dan rajin bekerja untuk menghidupi keluarganya. Hal ini

didorong karena super ego mengalahkan egonya dimana dia sadar sudah tidak

punya suami sehingga dia harus bekerja dengan giat. Yu Samsinah bekerja

sebagai pedagang dipasar dia mendapat kan ilmu untuk berjualan dari

orangtuanya Nanang Edan yang mengajarkan bagaimana caranya berjualan dan

tidak bergantung dengan suami. Hal ini membuat Yu Samsinah merasa berutang

budi kepada orang tua Nanang Edan dan dorongan id yang besar membuat Yu

Samsinah masih setya kepada orang tua Nanang Edan meskipun sudah meninggal

dunia. Kutipan :

wis ta mbok. Setya marang urip kuwi luwih penting tinimbang setya marang

ndaramu mbiyen sing wis ora ana. (hal 65)

Terjemahan:

sudah ya mbok. Setia kepada hidup itu lebih penting daripada setia kepada

majikanmu dulu yang sudah tidak ada. (hal 65)

Page 72: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

104

Dorongan id Yu Samsinah juga bertindak merawat Nanang Edan yang

sudah berjanji kepada orang tuannya untuk ikut merawat dan menjaga Nanang

Edan meskipun Nanang sudah dirawat oleh pamannya. Bentuk dorongan dariego

ini Yu Samsinah mencari Nanang Edan dan memberi oleh-oleh sebagai bentuk

kasih sayang Yu Samsinah terhadap Nanang Edan .Kutipan :

walah den Nanang niku lho. Kok senengane ngajari wong tuwa? Niki, wonten

oleh-oleh saking pasar. Mangga dipunicip rumiyin. Ben mengke bengi mboten

klisikan.(hal 66)

Terjemahan :

lah den Nanang ini lho. Sukanya ngajari orang tua ?ini, ada oleh-oleh dari

pasar. Ini dicicipi dulu, supaya nanti malam tidak kelaparan. (hal 66)

Dorongan super ego yang kuat membuat Yu Samsinah sadar merawat

Nanang Edan suatu bentuk balas budi kepada orang tua Nanang Edan karena

sudah banyak membantunya. Apalagi ayahnya Nanang sudah menganggap Yu

Samsinah seperti keluarganya sendiri.

Kutipan:

we..ha nggih mboten saged no, den. Hla kula niki sampun janji kalian suwargi

tiyang sepuh njenengan je. Kula niku jaman semanten dititipi amanah kalian

suwargi sibu, ken tumut njagi njenengan, den. Wah. Teneh kula saged kuwalat

mangke! Hla wong suwargi bapak niku sampun nganggep kula sedherek

piyambak. Terus kula tumut kluwargi njenengan niku nggih mpun kawit

prawan. Nanging piwales kula dereng wonten.(hal 65)

Terjemahan:

we.., la iya tidak seperti itu, den. La saya ini sudah janji dengan almarhum

orang tuamu. Saya itu jaman dulu dititipi amanah almarhum ibu disuruh ikut

menjaga aden. Wah apalagi saya nanti bisa kuwalat! Hla orang almarhum

bapak itu sudah menganggap saya keluarganya sendiri. Lagian saya ikut

keluarga aden itu sudah sejak masih gadis. Tapi balesan saya belum ada. (hal

65)

Page 73: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

105

6. Potret Kejiwaan Tokoh Siti

Siti merupakan anak dari Yu Samsinah yang masih sekolah duduk di

bangku kelas 2 SMA dia berumur 17 tahun. Siti merupakan anak yang berbakti

kepada orang tuanya dia suka membantu ibunya untuk menjaga adiknya yang

masih kecil dan sedang sakit. Dia sadar bahwa ibunya harus mencari uang

sehingga Siti lah yang harus merawat adiknya yang sedang sakit. Hal ini karena

dorongan super ego mengalahkan ego untuk membantu merawat adiknya.

Esok harinya setelah pulang sekolah Siti ketemuan di pinggir kali dengan

Nurdin orang yang dicintainya. Dia masih menggunakan baju seragam pramuka

dengan hati yang gelisah. Siti yang sedang jatuh cinta tidak sabar bertemu dengan

Nurdin, dia melihat foto Nurdin kemudian ditempelkan di dada dengan perasaan

yang gelisah. Hal ini timbul karena dorongan id dimana Siti memendam rasa

kepada Nurdin tetapi belum tersampaikan.

Kutipan:

ing pinggir kali. Siti kangsenan karo Nurdin. Siti njedhul nganggo seragam

pramuka nunggu Nurdin. Kala-kala ndeleng fotone Nurdin. Terus ditempelke

dhadhane. Siti ketok gelisah. (hal 85

Terjemahan:

dipinggir sungai. Siti jatuh cinta kepada Nurdin. Siti keluar menggunakan

seragam pramuka menanti Nurdin. Sekali-sekali melihat foto Nurdin.

Kemudian ditempelkan di dhada. Siti kelihatan gelisah”. ( hal 85)

Sekian lama menunggu kemudian Nurdin datang dan memanggil Siti

untuk segera menemuinya. Setelah mereka bertemu Siti yang kelihatan gelisah

Page 74: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

106

tentang hubungannya memberanikan diri untuk bertanya apakah Nurdin sungguh

benar mencintainya. Dorongan ego ini lah yang membuat Siti berani bertanya

tentang kesungguhan Nurdin yang ternyata Nurdin memang beneran serius

mencintai Siti ini membuat hati Siti bahagia. Kutipan :

tenan ta, mas. Awak dhewe ki bakal urip bebrayan nganti sak lawase urip?.

apa kowe ra percaya ta sit ?(Nurdin ngadeg mandeng Siti) bukaken dhadhaku,

tilikana atiku. Anane mung Siti, Siti lan Siti.

(Siti klecam-klecem, terus ngadeg nyekel tangane Nurdin, diangkat di

cedhakake dhadha).(hal 88)

Terjemahan:

beneran ta, mas. Kita itu bakal hidup bersama sampai akhir hidup ?.

apa kamu tidak percaya sit ? (Nurdin berdiri memandang Siti) bukalah

dhadaku, lihatlah hatiku. Adanya cuma Siti, Siti dan Siti.

(Siti tersenyum, kemudian berdiri memegang tangannya Nurdin, diangkat di

dekatkan dhada). (hal 88)

Mereka berdua berpacaran di pinggir sungai seperti layaknya orang yang

sedang jatuh cinta bermain air. Kebetulan di situ juga ada mbah temu yang sedang

memancing ikan, tahu bila airnya dibuat mainan dia marah karena ikan-ikannya

pergi.

7. Potret Kejiwaan Tokoh Nurdin

Nurdin disini digambarkan merupakan anak muda yang mempunyai

pekerjaan sebagai tukang adu jago seperti Cahyadi. Nurdin dalam cerita ini

merupakan sosok orang yang setia terhadap pasangannya yaitu Siti. Aspek

Page 75: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

107

kejiwaan dalam tokoh Nurdin diliputi oleh dorongan id yang sedang dilanda cinta

terhadap Siti. Dia dan Siti akan bertemu di pinggir sungai untuk menyatakan

perasaannya satu sama lain dan mengobati rasa kangen Nurdin kepada Siti.

Kutipan :

(Nurdin wira-wiri ketok gelisah. Dhilit-dhilit ndelok jam tangane kala-kala

ngundang jenenge Siti). Sit, Siti..!jyan.. kok suwi banget ki ngapa ta ya?

(Nurdin ngematake kadi kadohan) kae pa ya bocahe? Sit..!Siti..!si..t!. (hal 87)

Terjemahan:

(Nurdin mondar-mandir kelihatan gelisah. Bentar-bentar melihat jam

tangannya kadang-kadang memanggil namanya Siti). Sit, Siti..! kok lama

sekali ini ngapain ya ?(Nurdin melihat dari kejauhan) itu bukannya anaknya?

Sit..!Siti..!si..t!.(hal 87)

Akhirnya Siti pun muncul dan menghampiri Nurdin. Nurdin sangat senang

karena orang yang ditunggunya datang akhirnya rindunya terhadap Siti terobati.

Kemudian mereka berdua duduk bersama dan Siti pun menanyakan tentang

keseriusan Nurdin tentang hubungannya. Dorongan egoNurdin pun muncul

dengan serius dia mengungkapkan perasaannya bahwa benar dia sangat mencintai

Siti.

Kutipan :

sing mbok khawatirke ki apa? Aku ki rak wis omong ta, nek tresna tenan karo

kowe. Dinda Siti. Apa kowe ora percaya ta, sit? (Nurdin ngadeg mandeng Siti).

Bukaken dhadhaku, tilikana atiku. Anane mung Siti, Siti lan Siti!.(hal 88)

Page 76: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

108

Terjemahan:

yang kamu khawatirkan itu apa? Aku ini sudah bilang bilang kalau sayang

beneran sama kamu. Dinda Siti. Apa kamu tidak percaya , sit ? (Nurdin berdiri,

memandang Siti). Bukalah dadaku , lihatlah hatiku. Adanya cuma Siti. Siti dan

Siti!. (hal 88)

8. Potret Kejiwaan Tokoh Lestari

Lestari di dalam cerita naskah drama Lelakon digambarkan menjadi tokoh

protagonisyangmenghubungkan Cahyadi dengan Lik Kawit yang mengakibatkan

timbulkan konflik.Lestari merupakan anak muda yang berpendidikan tinggi yang

sekarang bersatus seorang mahasiswi. Aspek kejiwaan dalam tokoh Lestari

diliputi oleh dorongan id dan ego yang sama berjalan dengan baik. Letari yang

tidak suka dengan Cahyadi dia melakukan tindakan dengan tegas menolak

Cahyadi karena dia mengganggap tidak selevel dengannya.

Kutipan:

Cahyadi : Anu, aku MENCINTAIMU Lestari...

Lestari : Halah,..wis tak bedhek! Awake dhewe ki ra level, Cah..

(Lestari ora nggagas pernyataane cintane Cahyadi. Lunga ngleter sapaenake

dhewe) (hal 82)

Terjemahan:

Cahyadi : Anu, aku MENCINTAIMU Lestari..

Lestari : Halah, sudah taktebak! Kita itu tidak selevel Cah,..

(Lestari tidak menghiraukan pernyataan cintanya Cahyadi. Pergi seenaknya

sendiri). (hal 82)

Page 77: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

109

Beberapa hari kemudian ketika Lestari pulang dari kuliahnya dia lewat

depan rumahnya Cahyadi yang kebetulan ada Lik Kawit sedang dihalaman rumah.

Disini dorongan id Lestari muncul sebagai rasa hormat kepada orang tua, dan

tindakan dari ego dia menyapa Lik Kawit yang berada di halaman rumah.

Kutipan:

Lestari : ndherek langkung, Lik Kawit.

(mandheg ing tengah, noleh marang Lestari, terus marani)

Lik Kawit : E.. ndhuk Lestari ta? Kok kadingaren liwat kene, ndhuk?(hal 100)

Terjemahan:

Lestari : Permisi, Lik Kawit.

(berhenti ditengah, menoleh ke Lestari, kemudian menghampiri)

Lik Kawit : E.. nduk Lestari ya? Kok tumben liwat sini, nduk? (hal 100)

Lik Kawit yang dari tadi sudah memperhatikan Lestari pun mengajaknya

untuk mampir kerumah sebentar sekedar minum teh. Dorongan id dan egoLestari

kembali muncul dia mengiyakan ajakan Lik Kawit sebagai rasa hormat. Kutipan:

Lik Kawit : wo..orapopo. Mbok mampir dhisik kene, sedilit wae. Walah

ngancani likmu, sisan ngenteni magrib. Ayo ta..(rada meksa)

Lestari : mboten sah repot-repot, lik. Kula naming sekedhap hlo niki.

Mboten saged suwe-suwe. (hal 100)

Terjemahan:

Lik Kawit : wa..tidak apa-apa. Mampir dulu sini, sebentar saja. Menemani

likmu, sekalian menunggu magrib. Ayo lah.. (sedikit maksa)

Page 78: BAB II PEMBAHASAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Adegan pertama terjadi di dalam rumah Cahyadi ketika Lestari sadar dan menjerit lari keluar dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

110

Lestari : tidak usah repot-repot, lik. Saya cuma sebentar aja ini. Tidak bisa

lama-lama. (hal 100)

Lik Kawit yang mempunyai niat buruk ingin memperkosa Lestari dia

mencampuri minumannya dengan obat tidur. Ketika Lestari meminumnya

Lestaripingsan dan dibawa ke kamar oleh Cahyadi karena Lik Kawit pergi dia

mengira tidak ada Cahyadi dirumah. Cahyadi yang kemudian pergi mencari Lik

Kawit ternyata Lik Kawit pulang dan melihat Lestari pingsan di kamar niat

jahatnya dijalankan dia memperkosa Lestari setelah puas lalu meninggalkannya.

Cahyadi yang pulang kerumah kaget mendengar teriakan Lestari yang sambil

menangis sesenggukan. Disini ego Lestari terjadi dia marah-marah kepada

Cahyadi dia mengira Cahyadi lah yang melakukannya pemerkosaan tersebut

karena hanya ada Cahyadi di rumahnya.

Kutipan:

(Lestari mandheg, ngunek-nguneke Cahyadi karo tangisan)

Lestari : Cah! Aku ra ngira. Cah nek kowe tega tenan karo aku.

Tumindakmu kaya kewan! (omong karo nangis ngguguk)

Cahyadi : Les! Sing nglakoni ki dudu aku, les! (hal 106)

Terjemahan:

(Lestari berhenti, marah-marah ke Cahyadi sambil menangis)

Lestari : Cah! Aku tidak mengira. Cah kalaukamu tega sekali

denganaku. Sikapmu seperti hewan! (bicara sambil menangis

sesenggukan)

Cahyadi : Les! Yang melakukan itu bukan aku, les! (hal 106).