BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ... BAB II.pdf · TEMPAT PENITIPAN DAN...
-
Upload
nguyenlien -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
Transcript of BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ... BAB II.pdf · TEMPAT PENITIPAN DAN...
7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP
TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN
ANAK USIA SEKOLAH
Dalam bab ini akan diungkap pemahaman teori ataupun literatur yang berkaitan
dengan Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah, serta pemahaman
terhadap proyek sejenis serta spesifikasi umum.
2.1 Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah
Pemahaman Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah
menjelaskan mengenai hal – hal yang terkait dengan pengertian judul serta
pembahasan masing–masing.
a. Pengertian Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah
Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini akan
dibagi berdasarkan pengertian tiap katanya
tempat penitipan menurut Poerwadarminta (1972) merupakan tempat
dimana seseorang dapat menitipkan sesuatu dalam jangka waktu yang
ditentukan dan memerlukan biaya untuk penitipan tersebut.
Perawatan menurut Gupte Suraj (2004) merupakan suatu aktivitas untuk
memelihara atau menjaga sesuatu dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian penggantian yang diperlukan agar mendapat suatu keadaan
yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
8
Anak usia sekolah menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan
anak, anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 4 sampai 13
tahun yang masih duduk di taman kanak-kanak sampai sekolah dasar dari
kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia
sekolah adalah anak dengan usia 4 sampai 13 tahun yang menjadi sasaran
program wajib belajar pendidikan 9 tahun.
Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah ini adalah
tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan perawatan yang
baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki periode umur 4
tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak.
2.2 Pemahaman Fasilitas Pada Tempat Penitipan Dan Perawatan Anak
Usia Sekolah
Pada sub bab ini akan membahas tentang pengertian dari fasilitas yang
terdapat dalam Tempat penitipan dan perawatan anak usia sekolah di
Denpasar seperti kid spa, kid gym, serta syarat-syarat dan pengertian dari
tempat penitipan anak.
2.2.1 Kid Spa ( pijat untuk anak )
Pengertian Kid Spa menurut Dempsey (2002) adalah usaha jasa perawatan
yang memberikan pelayanan secara menyeluruh dengan metode terapi air dan
pijat pada anak yang berfungsi menstimulus sel-sel motorik dan psikomotorik
pada bayi dan anak.
Massage merupakan salah satu healthcare yang memiliki sifat preventive dan
restorative. Selain berfungsi sebagai pereda nyeri karena stimulasi massage akan
menghasilkan hormone endorphin, massage juga dapat menangani beberapa
sumber dari rasa nyeri itu sendiri. Massage yang dilakukan pada masa bayi hinga
remaja memberikan berbagai manfaat positif yang sudah diuji oleh berbagai ahli.
a. Manfaat massage untuk anak yang sudah memiliki beragam aktivitas :
Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari system immunitas
Mengubah gelombang otak secara positif
Dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal matematika.
Setelah itu, dilakukan pemijatan pada anak-anak tersebut selama 2x15 menit
setiap minggunya selama jangka waktu 5 minggu. Selanjutnya pada anak-anak
9
tersebut diberikan lagi soal matematika lain. Ternyata, mereka hanya memerluka
waktu penyelesaian setengah dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan
soal terdahulu, dan ternyata tingkat kesalahannya hanya sebanyak 50% dari
sebelum dipijat.
Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan
Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
Meningkatkan kenaikan berat badan
Mengurangi depresi dan ketegangan
Meningkatkan kesiagaan
Membuat tidur lelap
Mengurangi rasa sakit, mengatasi kembung dan kolik
b. Jenis-jenis massage pada anak
Pijat kaki dan tangan
Pijatan ini berfungsi sebagai melenturkan otot dan tulang dan menghilangkan
ketegangan
Pijat perut
Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan kerja system pencernaan dan
mengurangi sembelit serta kolik.
Pijat dada
Pijatan ini berfungsi untuk memperkuat kerja paru-paru dan jantung
Pijat punggung
Pijat wajah
Pijatan ini berfungsi untuk membuat wajah releks dan balita menjadi ceria.
2.2.2 Kid Gym
Kid gym ini memiliki manfaat menurut Notosoedirjo (2005) yaitu membantu
tumbuh kembang dari segi perkembangan motorik. Gym ini anak dari usia 4-7
tahun untuk belajar menggunakan dan melemaskan fungsi motorik seperti tangan
dan kaki. Alat-alat yang digunakan disini berupa alat-alat yang akan membantu
perkembangan motorik dan sensorik anak. Anak diajak untuk mengikuti gerakan-
gerakan tertentu yang akan diperagakan oleh intrukturnya dan tentunya fasilitas
10
ini sangat membutuhkan dampingan orang tua untuk membantu Anak mereka
mengikuti gerakan tersebut.
2.2.3 Tempat Penitipan Anak Usia Sekolah ( Daycare )
Daycare menurut Sudono (2000) adalah sarana pengasuhan anak dalam
kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. daycare merupakan upaya
yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama
beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat
dilaksanakan secara lengkap. dalam hal ini, pengertian daycare hanya sebagai
pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebgai pengganti asuhan
orangtua.
sarana penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik program,
staf, maupun pengadaan alat-alatnya. Tujuan sarana ini untuk membantu dalam
hal pengasuhan anak-anak yang ibunya bekerja. Semula sarana penitipan anak
diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga kurang beruntung, sedangkan
sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah dan
atas yang umumnya disebabkan kedua orangtuanya bekerja.
Lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak balita yang
dikuatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena
ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk
peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial.
Pada kenyataannya dari lapangan ada beberapa alasan daripada ibu yang
menyerahkan anaknya kepada TPA menurut Arifin (2014), antara lain:
Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal
mengasuh anak secara rutin.
Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi
dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain.
Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik.
Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.
11
Keuntungan TPA, adalah:
Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera.
Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang)
yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri.
Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan
teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan
berbahasa.
Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi
dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak.
Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.
Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.
Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program
pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana.
Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan
mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.
Kelemahan TPA adalah sebagai berikut:
Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang
memperhatikan pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi
karena pengasuh kurang memiliki waktu yang cukup.
Anak-anak ternyata seringkali kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri
atau berpisah dari kelompok.
Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi
Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai
pengasuh kepada TPA.
Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual.
Berganti-gantinya pengasuh yang seringkali menimbulkan kesulitan pada anak
untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh.
Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.
12
2.2.4 Syarat pendirian TPA
Adapun syarat-syarat untuk mendapatkan rekomendasi pendirian tempat
penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 )
adalah sebagai berikut:
a. Adanya anak sebagai peserta didik.
b. Mempunyai tenaga yang berfungsi sebagai :
Pimpinan
Petuas tata usaha
Pekerja sosial
Pembimbing/pengasuh/perawat
Tenaga pendidik
Tenaga pembantu
c. Mempunyai program usaha kerja kesejahteraan anak
d. Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup untuk penyelenggaraan
kelompok bermain atau penitipan anak.
e. Mendapatkan rekomendasi dari Bupati/Walikota/Kepala Daerah Tingkat II
setempat atau pejabat yang ditunjuk.
f. Adanya kesediaan untuk menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial bagi
anak yang orang tuanya tidak mampu.
2.2.5 Pola Pelayanan TPA
Pola pelayanan tempat penitipan anak menurut Direktorat Jenderal Bina
Kesejahteraan Sosial (1995 ) dibedakan menjadi 3 yaitu: :
a. pelayanan penuh waktu
pelayanan yang diberikan dalam waktu yang relative tetap, misalnya bulanan,
enam bulan, setahun dan lain-lain.
b. pelayanan tengah waktu
pelayanan yang diberikan sebatas waktu tertentu, tidak tetap dengan perhitungan
waktu terbatas, misalnya penitipan sehari, dua hari, seminggu dan lain-lain
c. Pelayanan purna waktu
13
Pelayanan tambahan dalam waktu tertentu diluar ketentuan yang telah disepakati,
misalnya pelayanan yang harus dilakukan mulai pukul 07.00 – 15.00 diperpanjang
sampai 07.00-17.00.
2.2.6 Jenis Pelayanan TPA
Adapun bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada anak
menurut Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial ( 1995 ) adalah sebagi
berikut :
a. Asuhan, seperti pemenuhan kebutuhan fisik, disiplin, perhatian dan kasih
sayang.
b. Perawatan, berupa pelayanan kesehatan dan imunisasi.
c. Bimbingan sosial, persiapan pendidikan prasekolah dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.
Bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada ibunya adalah
sebagai berikut :
a. memberikan konsultasi dan keluarga berencana
b. memberikan ceramah tentang cara-cara mendidik dan merawat anak.
Dalam menitipkan anaknya seorang ibu bisa memilih jenis tempat penitipan
anak yang sesuai dengan situasi keadaanya, secara garis besar ada tiga jenis
tempat penitipan anak yaitu :
a. TPA kantor yang berlokasi dikantor-kantor atau sekitar lingkungan kantor
untuk membantu ibu-ibu yang bekerja di kantor.
b. TPA lingkungan, berlokasi di daerah lingkungan penduduk untuk melayani
ibu- ibu disekitarnya selama mereka bekerja baik di kantor, pabrik,
berjualan di pasar dan sebagainya.
c. TPA dalam keluarga, didirikan oleh keluarga yang bersedia menampung,
mengasuh anak dalam jumlah kecil selama ibunya bekerja. Usia anak yang
ditampung adalah mulai bayi hingga usia lima tahun.
2.3 Pemahaman Tentang Pola Perkembangan Anak
Pada sub bab ini akan membahas tentang pemahaman tentang anak yaitu
tentang ciri anak, perkembangan anak, masalah bagi anak, kebutuhan anak,
konsep prilaku anak.
14
2.3.1 Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah
akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri menurut Suprajitno ( 2004 )
antara lain:
a. Label yang di gunakan oleh orang tua
Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi
menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya
dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.
Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan
dan ceroboh dalam penampilan
Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua
anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik/guru
Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh
dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian
diri.
Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak
mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses.
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju
pada keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.
Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan
dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara
dan perilaku.
Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak
akan menjadi konfimis.
Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain
karena luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.
15
2.3.2 Perkembangan Usia Sekolah
Dalam perkembangan anak usia Sekolah terdapat beberapa perkembangan
anak Singgih ( 1991 ) yaitu :
a. Perkembangan biologis
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan
jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.
b. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri
inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan
yang bersifat teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik
(motivasi, kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan
lingkungan dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat,
stimulus dan keterlibatan orang lain).
c. Temperamen
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting
dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga
peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu
diperhatikan orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.
d. Perkembangan kognitif
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode
ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan
memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.
e. Perkembangan moral
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh
Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini anak mulai belajar
tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan.
f. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari
pada belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka
16
sehingga cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila
masuk neraka.
g. Perkembangan bahasa
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi
karena anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.
h. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
i. Perkembangan seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya,
mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.
j. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan
orang tua, saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk
konsep diri yang ideal.
2.3.3 Masalah Anak Usia Sekolah
Masalah–masalah yang sering terjadi pada anak usia ini meliputi bahaya
fisik dan psikologi menurut Suprajitno ( 2004 ) antara lain.
a. Bahaya fisik
Penyakit
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering
ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi
akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan
mengikuti kegiatan bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk
mencapai ketrampilan yang penting untuk keberhasilan sosial.
Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu.
17
Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk
rendah diri.
Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang
yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik,
sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
perkembangan konsep diri pada anak.
b. Bahaya Psikologi
Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat
dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar
diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga
kurang disenangi orang lain.
Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada
diri sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka
dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
Bahaya yang menyangkut minat
Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan
mengembangkan.
2.3.4 Kebutuhan Anak Usia Sekolah
a. Anak tidak bisa memperjuangkan nasibnya sendiri, mereka sangat lemah,
mereka menderita akibat distribusi sumber daya yang tidak merata
sehingga mereka sangat tergantung bagaimana kita memberikan perhatian
khusus terhadap kebutuhan mereka, salah satu kebutuhan dasar anak
antara lain pendidikan dasar, meliputi meningkatkan kesempatan belajar
18
untuk anak, pendidikan dimulai sejak dini dilanjutkan dengan pendidikan
dasar untuk meningkatkan kecerdasan bangsa ( Soetjiningsih :1995 )
b. Kebutuhan anak antara lain:
Keberhasilan atau hygiene dan sanitasi lingkungan. Hygiene merupakan
kebutuhan anak karena bila kebersihan anak kurang, maka akan
mempengaruhi tumbuh kembangnya dan rentan terhadap penyakit
(Soetjiningsih :1995 )
2.3.5 Konsep Perilaku Anak Usia Sekolah
Usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia sekolah yang lebih serius
walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini ditandai
dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan
perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding
sebelumnya, anak jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai
hal dengan baik bahkan bila mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak
usia sekolah jelas berbeda dengan anak prasekolah sehingga orang tua perlu
melakukan pendekatan yang berbeda disbanding sebelumnya ketika anak
masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak sekarang lebih
banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar
pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi
perkembangan kognitif dan sosial emosi (Soekidjo Notoatmojo:2003)
a. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan
dalam kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk
menghemat dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan
pengeluaran keluarga setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan
perilaku yang terorganisir, temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas
dan menghubungkan pengetahuan serta tindakan dalam rencana tesebut.
Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah adalah pencapaian prestasi dan
sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat tinggi untuk mencapai
sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
19
b. Perkembangan Sosial Emosi
Akhir usia sekolah anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol
dirinya dalam berempati dan merefleksi dirinya terhadap perilaku dan
interaksinya. Menurut piaget anak usia praremaja mulai belajar melihat dunia
luar dari kacamata mereka sendiri karena masalah yang dihadapi saat anak
duduk dikelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar pada umumnya adalah kesulitan
berhubungan dengan orang dewasa selain anggota keluarganya. Persaingan
dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial ekonomi anak
karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang kegagalan atau
keberhasilannya dengan penuh percaya diri.
2.3.6 Ciri Anak Berdasarkan Usia
Ciri-ciri anak berdasarkan usia dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini:
Kelompok Umur Ciri-ciri 4-6 tahun Melatih panca indra
Cenderung egois Tidak mampu beradaptasi Mempunyai keinginan memiliki sesuatu Mengenal sesuatu Merusak sesuatu hingga puas Cenderung mengambil jalan pintas Selalu ingin diperhatikan Selalu berubah Suka bermain Ingin bebas Berpikir belum menggunakan rasio / logika
7 – 11 tahun Mulai membaca Menulis dan menyanyi Mulai terlihat hobinya Sudah menggunakan logika Selalu mecari perubaha, kesenangan, dan kepuasan Memiliki keinginan hidup yang sama dengan orang
lain Cenderung bergaul berkelompok dengan teman
sebayanya.
12- 13 tahun Penghayatan Pubertas Introspeksi diri
Tabel 2.1 ciri-ciri Bayi dan Anak Berdasarkan Usia
20
Mencari jati diri Tidak ingin dikekang Belajar Berpikir logika Kreatif Tenang Memiliki keinginan hidup lebih matang Mengenal lawan jenis
Sumber: Psikologi anak, Dra. Kartini Kartono, Hal. 84
2.4 Kajian Terhadap Proyek Sejenis
Pada tahap ini akan ditampilkan tentang fasilitas atau proyek yang sudah ada
serta memiliki jenis fungsi yang sejenis.
2.4.1 Cha – Cha Daycare
a. Lokasi
Berlokasi di daerah renon tepatnya di jalan tukad unda no 8 lokasi yang
sangat rame dan padat penduduk dan hapir sebagian besar penduduk disana
merupakan penduduk pendatang atau yang berasal dari luar Denpasar.
b. Fungsi
Cha-cha daycare ini memiliki fungsi sebagai tempat penitipan anak yang
menyediakan fasilitas penitipan untuk bayi serta lengkap dengan program
pembelajaran bagi anak yang dititipkan di tempat tersebut.
c. Jenis Fasilitas
Jenis Fasilitas yang ada pada Cha-cha daycare ini adalah arena bermain
indoor, arena belajar, arena audio visual, pijat bayi gratis berkala, makan siang,
mandi sore.
Gambar 2.1 Lambang Cha‐Cha Daycare
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
21
d. Keadaan Fasilitas
2.4.2 Princess House Childcare
a. Lokasi
Lokasi dari Princess House Childcare ini berada di Jalan Nusa
Kambangan no. 99 denpasar. Penitipan anak ini terletak didaerah padat
penduduk yang sebagian besar memiliki kegiatan bekerja di perkantoran dari
pagi sampai sore.
b. Fungsi
Princess House childcare ini memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai
tempat penitipan anak yang dimana pada tempat penitipannya ini memiliki
kelebihan yaitu anak bisa dititipkan 24jam jika diperlukan. Tempat penitipan
ini juga memiliki memiliki konsep bermain sambil belajar. Dalam hal
Gambar 2.2 Tampilan Bangunan
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
Gambar 2.3 Kegiatan dalam fasilitas
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
Gambar 2.4 Keadaan dalam fasilitas
Sumber : www.Cha‐chadaycare.com
22
memberikan pengalaman yang sangat membantu anak balita untuk masuk
kejenjang pendiidkan selanjutnya.
c. Jenis Fasilitas
fasilitas yang terdapat pada tempat ini memiliki ruang bermain indoor
maupun out door, arena belajar, ruang istirahat, ruang tunggu.
d. Keadaan Fasilitas
2.4.3 Rare Bali Childcare
a. Lokasi
Lokasi dari tempat penitipan ini berada di Dalung Permai Blok OO/43,
Kuta Utara, Badung.
Gambar 2.5 Keadaan dalam Fasilitas
Sumber : www.Childcare.com
Gambar 2.6 Keadaan luar Fasilitas
Sumber : www.Childcare.com
Gambar 2.8 Denah Lokasi
Sumber : www.Rarebali.com
Gambar 2.7 Lambang Rare Bali Childcare
Sumber : www.Rarebali.com
23
b. Fungsi
sebagai tempat Penitipan anak yang memiliki program yang mengajarkan
berbagai pendidikan dan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan
kemampuan belajar anak, bukan hanya bermain sepanjang hari. Selain itu,
dengan berkumpul bersama teman-teman sebayanya di tempat tersebut, anak-
anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa bersosialisasi.
c. Jenis Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada tempat ini adalah arena bermain indoor, arena
bermain outdoor, ruang berkumpul, ruang beristirahat, ruang kesehatan, ruang
keterampilan.
d. Keadaan Fasilitas
2.4.4 Kesimpulan Atas Kajian Proyek Sejenis
Dalam tiga proyek yang sudah ditinjau bahwa tempat penitipan anak yang
sudah ada di Denpasar maupun di luar Denpasar masih kurang memiliki
kelengkapan. Dapat dilihat dari ketiga proyek ini yang ada fasilitas untuk
meraawat anak yang dititipkan hanya di satu tempat saja dan itu pun masih
menggunakan jangka waktu berkala. Fasilitas yang ada di proyek sejenis ini untuk
kapasitas yang dibutuhkan sangatlah kecil. Pada satu tempat penitipan anak
banyak memiliki titipan namun ruangan yang ada kurang memadai, sehingga anak
kurang leluasa untuk melakukan aktifitasnya yang dimana aktifitas dilakukan oleh
anak biasanya perlu kebebasan namun tetap dalam pantauan.
Gambar 2.9 Keadaan dalam Faslitas
Sumber : www.Rarebali.com
Gambar 2.10 Kegiatan di Faslitas
Sumber : www.Rarebali.com
24
2.5 Spesifikasi Umum Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah
Pada sub bab ini akan membahas tentang spesifikasi umum yang terdapat
pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah yang menguraikan
tentang pengertian, fungsi, tujuan, Fasilititas yang ada, Jenis kegiatan yang di
Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah.
2.5.1 Pengertian
Pengertian dari Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah adalah
pusat dari tempat seseorang menitipkan serta memberikan pemeliharaan dan
perawatan yang baik dengan pelajaran yang sesuai untuk manusia yang memiliki
periode umur 4 tahun sampai 13 tahun yang disebut dengan masa kanak – kanak.
2.5.2 Fungsi
TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan
sebagai berikut.
Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam
keempat strategi pembinaan anak, yaitu:
Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
anak,
Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif
serta pembentukan kepribadian anak,
Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,
Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan
dalam pembentukan pribadi anak.
2.5.3 Tujuan
a. Membantu fungsi orang tua / wali dalam pemenuhan kesejahteraan anak
agar dapat tumbuh berkembang, berpartisipasi dan bersosialisasi
b. Menyiapkan anak pada proses pembelajaran dini, interaksi sosial, interaksi
individu dan interaksi kelompok agar anak sehat, cerdas, berkualitas dan
berkepribadiani
c. Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan
atau tindakan lain yang akan mengganggu kelangsungan hidup dan
tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak itu sendiri
25
d. Membantu karyawan / karyawati agar dapat bekerja dengan tenang
sehingga tercapainya prestasi kerja yang maksimal pada waktu luang, tetap
bida dekat serta mengkuti perkembangan sehari-hari anaknya.
2.5.4 Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada tempat ini dapat diuraikan sebagai berikut
antara lain:
a. Ruang bermain yang dilengkapi TV, CD Player dan CD untuk
perkembangan anak
b. Ruang bermain outdoor
c. Ruang kesehatan
d. Ruang baby spa
e. Ruang tidur bayi yang dilengkapi dengan box bayi
f. Ruang tidur anak yang dilengkapi dengan tempat tidur anak
g. Ruang laktasi + kulkas penyimpanan ASI
h. kamar mandi dilengkapi dengan WC anak dan dewasa, shower + air panas,
WC urine untuk anak
i. Ruang dapur untuk memasak makanan anak-anak
j. Ruang tamu
k. Loker untuk masing – masing anak
l. Ruang administrasi
2.5.5 Jenis Kegiatan pada Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia
Sekolah.
Kegiatan yang dilakukan di Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia
Sekolah ini:
a. Saat akan datang, satu orang pendidik melakukan pengecekan suhu tubuh
dan diisi di buku catatan harian. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau
kesehatan anak yang akan dititipkan.
b. Kegiatan harian yaitu semua kegiatan anak yang ingin dilakukan anak
seperti melakukan keterampilan tangan, belajar alat musik, atau belajar
baca dan tulis dengan suasana yang santai.
c. Makan bersama, makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan gizi
anak dan dimasak oleh tenaga penitipan
26
d. Tidur siang, di berikan jadwal tidur atau istirahat siang agar anak yang
dititipkan tidak sakit dan kesehatannya terjaga.
e. Mandi sore, serta perawatan baby spa bagi anak yang memiliki jadwal,
karena seorang anak seminggu hanya 3x paling banyak mendapatkan baby
spa.
f. Bermain bebas, melalukan bermain bebas di arena bermain indoor dan out
door didalam pengawasan oleh tenaga kerja dari penitipan.
g. Waktu pulang
2.5.6 Batasan Proyek
Yang menjadi batasan proyek adalah:
a. Pola Pelayanan
adapun pola pelayanan tempat penitipan anak dibedakan menjadi 3 yaitu :
Pelayanan penuh waktu
Pelayanan tengah waktu
Pelayanan purna waktu
b. Jenis dan Pelayanan
untuk jenis proyek yang akan digunakan adalah jenis TPA lingkungan, dan
jenis pelayanan yang diberikan mengenai pelayanan kesejahteraan sosial
untuk balita dan orang tua.
c. Ratio Petugas dan Anak
untuk ratio petugas dan anak akan mengikuti standar yang telah ditentukan,
hal ini dimaksudkan selain mengindari penyalahan aturan yang berlaku juga
menjamin anak mendapatkan asuhan, rawatan dan bimbingan yang baik.
d. Pengelolaan dan Sumber Pembiayaan Tempat Penitipan
Tempat Penitipan dan perawatan anak usia sekolah ini memiliki
kepemilikan yang dikelola oleh swasta bergerak dibidang pendidikan dan
kebudayaan dengan berorganisasikan yayasan
e. Struktur Organisasi Tempat Penitipan
Struktur organisasi tempat penitipan akan menyesuaikan dengan hasil studi
banding terhadap tempat penitipan anak sebelumnya.
27
2.5.7 Lokasi
a. Pendekatan Penentuan Wilayah Lokasi secara umum antara lain :
Tujuan dari Tempat Penitipan
Jenis Tempat Penitipan
Rencana umum tata ruang wilayah kota Denpasar.
b. Lokasi Tempat Penitipan
Apabila pemilihan wilayah sudah ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah menetapkan lokasi tempat penitipan yang memperhatikan beberapa
hal yaitu :
Sesuai dengan RTRW Kota Denpasar
Ketentuan menyangkut desain baku, persyaratan arsitektur yang
dikeluarkan oleh pemerintah setempat perlu diketahui dan menjadi bahan
pertimbangan
Penyediaan sarana umum seperti air, PDAM, listrik, limbah, serta
pelayanan yang lain seperti telepon, lampu jalan, dan fasilitas transportasi
yang lancar.