Bab-II Manajemen Peralatan

download Bab-II Manajemen Peralatan

of 20

description

alat berat

Transcript of Bab-II Manajemen Peralatan

  • PERKULIAHAN IV TIK : Mahasiswa dapat mengetahui manajemen pengadaan, pengoperasian alat berat dalam berbagai jenis konstruksi sipil. Pokok Bahasan : Manajemen dan pengoperasian alat Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya

    peralatan serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.

    I. Bahan Bacaan 1. Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanik, Bagian Penerbit

    Institut Teknologi Nasional Malang, 1998 2. Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum,

    Penerbit BP PU 3. Partanto Prodjosumarto, Ir. Diktat Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan

    Teknik Pertambangan ITB Bandung 1993 4. Rochmanhadi, Ir. Alat Berat dan Penggunaannya, penerbit Badan

    Penerbit PU 5. Rochmanhadi, Ir. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan

    Menggunakan Alat Berat, penerbit Badan Penerbit PU, 1994 6. Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi,

    penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002.

    II. Pertanyaan Kunci/Tugas 1. Jelaskan manajemen pengadaan alat berat untuk pekerjaan konstruksi 2. Jelaskan manajemen pengoperasian alat berat pada pekerjaan

    konstruksi

    3. Jelaskan perencanaan yang harus dilakukan dalam penggunaan alat III. Tugas :

    Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir

    bab I dan jawaban dikumpul sebelum perkuliahan V.

    II - 0

  • BAB II

    MANAJEMEN DAN PENGOPERASIAN ALAT

    A. PENDAHULUAN

    Prasyarat :

    Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik

    Standar Kompetensi :

    Mampu menjelaskan manajemen pengadaan dan pengoperasian alat berat

    untuk berbagai jenis pekerjaan konstruksi.

    Kompetensi Dasar :

    1. Mampu menjelaskan manajemen pengadaan alat berat untuk konstruksi

    2. Mampu menjelaskan pengoperasian alat berat untuk kontruksi sipil

    3. Mampu menjelaskan berbagai perencanaan yang dilakukan dalam

    penggunaaan alat berat untuk masing-masing pekerjaan konstruksi sipil.

    B. PENYAJIAN

    I. Pendahuluan

    1.1. Umum

    Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan bangunan sipil selalu

    berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan

    mulai dari menggali, meggusur, memindahkan, memadatkan dan

    kadangkala mengolahnya untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang

    diharapkan atau yang ditentukan.

    II - 1

  • Pekerjaan tanah dalam sakala kecil seringkali dilakukan dengan cara

    manual atau dengan menggunakan tenaga manusia. Cara ini masih banyak

    dijumpai terutama dalam pekerjaan yang berorientasi padat karya atau

    dengan maksud proyek tersebut dapat mempekerjakan sebanyak mungkin

    tenaga kerja, sehingga masalah efisiensi waktu dan ektfitas kegiatan

    pekerjaan bukan merupakan prioritas utama. Namun bila skala pekerjaan

    cukup besar dan membutuhkan kecepatan dalam pelaksanaan pekerjaan,

    maka pekerjaan tanah tersebut dilakukan dengan cara mekanis atau dengan

    kata lain menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan mekanis

    lainnya (alat-alat berat). Penggunaan peralatan berat ini biasanya digunakan

    untuk :

    Penggalian, pengupasan ,pembongkaran dan peminbunan tanah

    Perataan atau penyebaran tanah

    Pembuatan profil permukaan tanah

    Pemindahan atau pengangkutan tanah

    Pemadatan (compaction)

    Kadangkala kegiatan pekerjaan tanah mempunyai porsi cukup besar,

    hal ini dapat terjadi pada jenis proyek pembangunan bendungan

    pembangunan jalan baru. Pembukaan lahan untuk lokasi hunian atau

    perkebunan, irigasi dan lain sebagainya. Sehingga untuk mencapai tingkat

    efisiensi dan efektivitas pekerjaan perlu dilakukan perencanaan secara

    cermat dan teliti.

    Yang menjadi permasalahan adalah, bagaimana kia melakukan

    perencanaan pekerjaan tersebut dan kemudian melaksanakannya. Serta

    II - 2

  • yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mengendalikannya. Hal ini

    dapat tercapai apabila dilakukan oleh orang-orang yang betul-betul mampu,

    dalam arti mempunyai keahlian, pengalaman yang baik dan memiliki

    kemampuan managerial. Karena pada dasarnya sasaran utama (Project

    Objective) dari suatu pelaksanaan proyek adalah :

    Bagaimana dapat melakukan efisiensi terhadap :

    Biaya

    Mutu dan

    Waktu

    Atau biasa dikenal dengan singkatan BMW,yakni : bagaimana kita

    membuat rencana anggaran Biaya semurah mungkin namun masih dalam

    batas-batas kewajaran sesuai dengan spesifikasi, untuk mencapai Mutu

    sebaik mungkin dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan tepat Waktu

    sesuai dengan jadwal atau schedule yang telah ditentukan. Kelihatannya

    tujuan utama proyek tersebut demikian sederhana, namun dalam

    pelaksanaannya tidak semudah mengucapkannya. Pengelolaan pekerjaan

    tersebut memelukan manajemen yang baik dan teratur rapih. Jadi setiap

    pimpinan proyek dituntut untuk dapat mengelola uang atau anggaran biaya,

    menjaga mutu pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

    jadwal yabng dibuat, Ditambah lagi pada saat ini adalah bagaimana Proyek

    Manajer dapat mengatasi resiko-resiko pekerjaan (risk management),

    karena pada dasarnya setiap pelaksanaan pekerjaan mengandung unsure

    risiko, dari resiko ini dapat menjadi besar ataupun menjadi kecil, tergantung

    dari bagaimana para manager melakukan tindakan-tindakan dalam

    II - 3

  • pelaksanaan pekerjaanya. Karena setiap resiko mempunyai konsekuensi

    biaya, maka ketelitian dan ketepatan dalam membuat keputusan merupakan

    tuntutan yang harus dikuasai oleh para manager professional.

    Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemindahan Tanah Mekanis, yang

    perlu diperhatikan adalah :

    1. Perhitungan Volume Pekerjaan

    Perhitungan volume pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah

    secara mekanis perlu diperhatikan terhadap ketelitiannya, terutama

    terhadapat kondisi tanah tersebut seperti ;

    a. Volume Tanah.

    Dikenal ada 3 macam jenis volume tanah yang berkaitan dengan

    pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis yaitu :

    Volume dalam keadaan tanah asli di alam (bank measure volume)

    Volume dalam keadaan tanah lepas (Loase measure volume) tanah yang telah digali dari kondisi alamnya dan siap untuk

    diangkut.

    Volume tanah yang telah dipadatkan (compacted measure volume), yakni volume tanah yang telah mengalami perlakuan

    pemadatan secara mekanis.

    Ketiga macam jenis volume ini memiliki koefisien koefisien

    tersendiri sesuai dengan jenis dari tanah tersebut, seperti pasir,

    tanah liat, dan sebagainya sehingga di dalam menghitung volume

    II - 4

  • tanah perlu dipahami apakah tanah tersebut termasuk dalam

    kategori tanah dalam keadaan asli, lepas atau telah dipadatkan.

    b. Jenis Tanah.

    Pada kenyataannya tanah memiliki banyak jenis, dimana setiap

    jenis tanah memilikinilai kembang dan susut (swelling dan

    shrinkage) tersendiri serta memiliki karakteristik yang berlainan

    seperti tanah kohesif dan non kohesif. Setiap jenis tanah ini

    mempunyai cara tersendiri atau peralatan tersendiri untuk

    mengerjakannya.

    Kelalaian dalam menentukan kaegori dan jenis tanah akan

    membawa konsekuensi terhadap perhitungan dan penentuan

    peralatan yang akan dipergunakan ,untuk memahami lebih

    mendalam kasus ini akan dibahas secara tersendiri.

    2. Spesifikasi Pekerjaan

    Yang perlu diperhatikan terhadap spesifikasi pekerjaan adalah :

    Jenis pekerjaan : Galian, Timbunan, Land clearing, Stripping atau Pemadatan, jenis pekerjaan ini harus jelas.

    Hasil pekerjaan, terutama yang menyangkut hasil akhir dari pekerjaan, seperti : kemiringan, tingkat kepadatan, tinggi timbunan

    atau kedalaman galian, jarak angkut atau jarak pemindahan tanah

    dan sebagainya.

    3. Pemilihan Jenis Peralatan atau Alat yang Digunakan, meliputi:

    - Jenis dan type alat

    - Kapasitas alat

    II - 5

  • - Kemampuan

    - Suku cadang alat.

    Pemilihan alat-alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan

    jenis pekerjaan dan karakteristk lain keadaan tanah.

    4. Perencanaan Sumber Daya Manusia / SDM (Man Power).

    Dalam melakukan pekerjaan pemidahan tanah mekanis diperlukan

    perencanaan SD yang benar-benar baik dan mencapai sasaran,

    apalagi bila mengingat lokasi pekerjaan berada di daerah pedalaman

    atau jauh dari kota besar dimana untuk mencari tenaga kerja terampil

    dan berpengalaman akan sulit dilakukan. Selain itu perlu dipkirkan

    pula mekanisme pengawasan dan tenaga pendukung dalam upaya

    memperlancar jalannya kegiatan pekerjaan.

    5. Mobilisasi Peralatan

    Pelaksanaan mobilisasi peralatan perlu mendapat perhatian khusus,

    terutama bila lokasi pekerjaan berada di tempat yang jauh ( di daerah

    pedalaman ) seperti misalnya di Kalimantan, Sumatera ataupun di

    Indonesia bagian Timur. Pada lokasi tersebut banyak fasilitas jalan

    dan jembatan yang kurang memadai, peralatn penunjang seperti

    trafler pengangkut, ferry penyeberangan antar pulau yang belum

    tersedia, sehingga perlu direncanakan dan disiapkan dari sejak awal.

    6. Perencanaan Metode Kerja

    Motode kerja merupakan persyaratan utama yang perlu direncanakan

    secara matang, hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas

    pekerjaan. Perencanaan metode kerja ini meliputi :

    II - 6

  • Organisasipelaksanaan Prosedur operasi kerja Prosedur perawatan peralatan Prosedur keselamatan kerja Prosedur pelaporan administrasi dar keuangan. Metode kerja ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang

    terlihat, agar semua aparat atau petugas mengetahui wewenang, hal

    dan tanggung jawab masing-masing.

    7. Sarana Pendukung di Lapangan

    Sarana pendukung di lapangan merupakan sarana yang cukup

    strategis pada pekerjaan pemindahan tanah secara meknis, sehingga

    perlu perencanaan secara matang terhadap :

    Sistim perawatan alat-alat berat. Sistim logistic peralatan (spare part), bahan baker maupun

    konsumsi pekerja.

    Sistim komunikasi dan informasi kerja. Ketujuh butir tersebut di atas hendaknya direncanakan dan dipikirkan

    secara matang dan terperinci. Kesalahan dalam menentukan salah

    satu perencanaan berarti akan terjadi pemborosan. Sebagaicontoh

    operator alat alat berat yang digunakan, bila ternyata operator

    mempunyai kemampuan yang rendah, (keterampilan kurang, disiplin

    rendah dan malas) mungkin pelaksanaan pekerjaan akan berjalan

    lambat. Hal ini akan berakibat sasaran proyek akan mustahil dapat

    tercapai dengan baik.

    II - 7

  • 1.2. Pengertian Dasar Pemindahan tanah Mekanis

    Pekerjaan Pemindahan tanah secara mekanis adalah suatu

    pekerjaan di mana sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan

    bantuan alat-alat mekanis. Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang

    perlu dimengerti dan dipahami, antara lain adalah pengertian terhadap tanah

    itu. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa tanah mempunyai jenis dan

    karakteristik yang berlainan yang disebabkan sifat heterogen dari tanah itu

    sendiri. Pada kesempatan ini dijelaskan secara ringkas pengertian

    pengertian yang berkaitan terhadap sifat-sifat mekanis dari tanah. Unuk

    mengetahui lebih mendalam mengenai hal inidapat dipelajari pada Ilmu

    Mekanika Tanah atau Geoteknik.

    Pada dasarnya tanah di alam terdiri dua bagian, yaitu : bagian padat

    (solid) dan pori. Bagian padat berisikan butiran-butiran atau partikel tanah

    yang padat, sementara pori beriskan air dan atau udara.

    Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Pemindahan Tanah Mekanis

    (PTM) yang berhubungan dengan sifat fisik tanah, seperti :

    Berat jenis dan volume batuan / tanah Tingkat kohestivitas Bentuk batuan tanah Tingka kepadatan Gradasi batuan / tanah Kadar air Batas-batas konsistensi tanah yaitu Liquid limit, Plastic Limit dan

    Plastisity Indeks.

    II - 8

  • 1.3. Pengertian Dasar Pengoperasian Alat-alat.

    Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan

    dengan pemindahan Tanah Mekanis dengan menggunakan Alat alat

    Berat, sebaiknya perlu diengerti dahulu istilah-istilah yang digunakan

    sehingga pengertian-pengertian ini akan mempermudah pemahaman

    selanjunya.

    Ada tiga hal masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam

    manajemen alat-alat berat :

    Kepemilikan alat Kemampuan kerja alat-alat berat Perhitungan biaya kerja alat-alat yang dipilih. Dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :

    Kepemilikan Alat Dalam manajemen alat-alat berat perlu dipikirkan bagaimana

    kepemilikan alat tersebut diperoleh. Karena kepemilikan alat merupakan

    investasi bagi suatu perusahaan baik dengan cara menyewa atau

    membeli, penjelasan tentang kepemilikan alat akan dibahas dalam bab

    tersendiri.

    Kemampuan Kerja Alat. Adalah kemampuan alat dalam melakukan kegiatan, mengerukm

    menggusur, mengangkut atau memindahkan tanah dari satu tempat ke

    tempat yang lain yang diukur dengan satu-satuan waktu (M/Jam)

    Dalam menentukan kemampuan kerja alat perlu dibedakan pengertian

    antara :

    II - 9

  • 1. Kapasitas Kerja Alat, dan

    2. Produksi Kerja Alat

    Dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :

    Kapasitas Kerja Alat, adalah kemampuan alat dalam melakukan

    pekerjaan seperti mengeruk, mengangkut atau memindahkan tanah

    dalam satu kali operasi atau sat siklur, diukur dalam (M/siklus).

    Produksi Kerja Alat, adalah kemampuan kerja alat dalam melakukan

    pekerjaan seperti menggusur, mengeruk, memindahkan atau

    mengangkat tanah dari satu tempat ketempat lain. Diukur dalam 1

    jam kerja (M/jam).

    Perhitungan Biaya Operasi Alat. Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses analisa biaya pekerjaan

    pemindahan tanah mekanis, perlu diperhatikan mengenai permasalahan-

    permasalahan yang ada. Hal ini akan mempermudah adanya pengertian

    terhadap factor-faktor yang ikut menentukan dalam analisa biaya

    tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan terlebih dahulu perhitungan

    terhadap Tingkat produksi alat dan biaya pengoperasian alat tersebut

    yang tergantung dari :

    1. Kemapuan Berproduksi, Kemampuan produksi alat berat

    tergantung dari kondisi lapangan dimana alat berat tersebut bekerja,

    kondisi lapangan yang berat akan menghambat maneuver alat

    tersebut sehingga akan menurunkan tingkat produksinya. Selain

    hambatan-hambatan seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat

    hambatan lainnya seperti :

    II - 10

  • - Pengaruh ketinggian

    - Pengaruh temperatu

    - Pengaruh tekanan udara

    - Keadaan tanah yang akan dikerjakan

    - Percepatan alat

    Selain hambatan dari kondisi lapangan, kondisi alat berat pun

    mungkin akan menjadi hambatan, misalnya alat tersebut baru atau

    bekas dan juga mengenal metode pelaksanaan kerja yang dilakukan.

    2. Biaya pengoperasian alat berat, tergantung dari biaya kepemilikan

    alat dan ini dipengaruhi oleh :

    Faktor-faktor harga alat, umur alat (life time), bunga modal, assuransi dan nilai sisa pakai (depresiasi).

    Biaya operasi yang dipengaruhi oleh, penggunaan bahan baker, pelumas, perbaikan, suku cadang dan biaya operator.

    Biaya mobilisasi alat. Perhitungan produksi alat berat sangat mempengaruhi Rencana

    anggaran Biaya (RAB), sehingga dtuntut pemahaman dalam

    perhitungan yang benar-benar teliti. Sehingga kesimpulan yang dapat

    ditarik ialah bahwa, peralatan akan berdaya guna atau berhasil guna

    tinggi, bila peralatan tersebut menhasilkan produksi yang tinggi

    dengan biaya serendah mungkin.

    Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan tahapan kerja

    yang disusun secara cermat dan saling berkaitan, hal ini untuk

    menhindari terjadinya persoalan atau masalah yang menjurus pada

    II - 11

  • pemanfaatan dana yang tidak bermanfaat atau tidak mencapai

    sasaran.

    1.4. Persiapan Pekerjaan PTM.

    Persiapan kerja merupakan kegiatan ang harus dilakukan, hal ini

    untuk menghindari kesalahan dalam memperkirakan kondisi lapangan

    pekerjaan. Karena lokasi pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah

    secara mekanis mempunyai sifat yang unik dimana lokasi pekerjaan dan

    karakteristk pekerjaan tidak pernah ada yang sama. Pekerjaan ini barkaitan

    erat dengan keadaan lingkungan tempat lokasi pekerjaan itu berada, baik

    yang bersifat fisik atau keadaan alamnya atau geografis dan yang lebih

    penting lagi adalah permasalah yang berkaitan dengan keadaan social

    lingkungan dan infra struktur yang tersedia. Bila kondisi social lingkungan

    baik dan infra struktur lengkap, maka memang tidak ada permasalahan.

    Namun yang perlu dijaga adalah bilamana keadaan yang ada adalah

    sebaliknya, dimana masyarakat kurang menerima dengan baik kehadiran

    proyek tersebut, infra struktur tidak lengkap lokasi berada di tengah-tengah

    pedalaman. Hal ini akan menjadi permasalahan serius yang harus dipikirkan

    jauh-jauh hari. Biasanya tahapan-tahapan kerja yang dilakukan sebelum

    melakukan pekerjaan Pemindahan Tanah secara Mekanis ialah seperti

    uraian berikut :

    1.4.1. Survey Lapangan (Site survey)

    Survey lapangan dimaksudkan guna menghimpun data-data

    lapangan secara actual di lokasi tempat pekerjaan akan dilakukan.

    Pengumpulan data lapangan hendaknya dikumpulkan selengkap,

    II - 12

  • secermat dan serinci mungkin melalui survey lapangan (site survey),

    sehingga pada saat pembuatan rencana kerja, anggaran biaya dan

    pelaksanaan pekerjaan kita tidak mengalami hambatan atau

    perencanaan dapat dibuat se-objektif mungkin. Kurangnya data

    berarti akan menghadapi resiko yang tidak dapat diperkirakan

    sebelumnya. Survey lapangan ini perlu dilakukan terutama bagi

    pemula walaupun data berupa gambar dan keterangan pekerjaan

    telah diperoleh, dengan dilakukannya survey lapangan secara visual,

    minimal kita dapat mengantisipasi apa-apa yang harus dilakukan

    pada saat pelaksanaan pekerjaan, terutama bila pelaksanaan

    pekerjaan dilakukan pada daerah yang belum dikenal.

    Hal-hal yang perlu dilakukan dalam survey lapangan, antara lain :

    1. Keadaan lapangan yang meliputi :

    Keadaan tanaman/tumbuhan (vegetasi), antara lain; Jenis pohonan, diameter batang, struktur akarnya, kerapatan pohon

    dan lain-lainnya.

    Keadaan tanah, jenis tanah, kekerasan tanah, struktur lapisan tanah, kelandaian tanah atau ketinggian tanah dan lain-

    lainnya.

    Keadaan curah hujan Topografi permukaan tanah Volume dan luas daerah cakupan pekerjaan

    2. Kondisi Tenaga Kerja

    Keadaan Tenaga kerja setempat, kualitas dan kuantitas

    II - 13

  • KONDISI KEMAMPUAN KERJA PRUSHAAN DALAM BIDAN PEKERJAAN SIPIL, BAHAN BANGUNAN, PERALATAN PENDUKUNG, DALN LAINNYA.

    KEMAMPAMPUAN LOGISTI, SUPLAI BAHAN MAKANAN, BAHAN BAKAR MINYAK, PELUMAS, SUKU CADANG DAN KEBUTUHAN HIDUP SEHARI-

    HARI.

    3. KONDISI TRANSPORTASI DAN AKOMODASI

    Kondisi dan kemampuan jalan ada yang berkaitan dengan pelaksanaan mobilisasi. Meliputi :

    1) Kelas jalan

    2) Kelas jembatan

    3) Tanjakan

    4) Tikungan

    Peta lokasi daerah tujuan akhir peralatan dan material Pengiriman berita (komunikasi) Lokasi kerja, dekat atau jauh dari permukiman dan kondisi

    lingkungan

    Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran pekerjaan.

    1.4.2. Perencanaan

    Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja yang

    akan menjadi acuan kerja, yang meliputi :

    Persiapan Kerja Struktur Organisasi Proyek Penentuan Metode dan Prosedur Kerja

    II - 14

  • Jadwal Kerja (Time Schedule) Penentuan Jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan dipergunakan Penenuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan digunakan Sistim Logistik dan maintenance. Perencanaan kerja tersebut hendaknya mengacu kepada metode

    kerja yang telah disusun agar efisien dan paling menguntungkan dengan

    resiko kerja seminimal mungkin. Dalam penyusunan rencana kerja

    hendaknya bukanlah satu-satunya metode yang kita kembangkan,

    melainkan merupakan hasil pengkajian dari beberapat alternative metode

    pelasanaan. Metode perencanaan yang baik, belum tentu yang termurah,

    dalam arti bahwa yang termurah itu belum tentu ekonomis. Faktor-faktor

    berikut sebaiknya diperhatikan :

    1. Keadaan medan

    2. Keadaan tanah

    3. Pengaruh keadaan lingkungan

    4. Spesifikasi pekerjaan

    5. Volume pekerjaan yang diisyaratkan

    6. Biaya operasi pelaksanaan pekerjaan dari alat-alat berat serendah

    mungkin

    7. Prosedur pengoperasian alat dan pemeliharaan (maintenance) yang

    mudah dan sederhana.

    8. Umur pemakaian alat

    9. Undang-undang perburuhan dan Kesehatan dan Keselamatan Kera (K3)

    II - 15

  • 10. Peraturan, perjanjian yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan

    dilakukan.

    Perencanaan yang baik merupakan modal utama untuk melakukan

    pelaksanaan kegiatan dilapangan. Lebih baik melakukan awal kegiatan

    dengan sedikit lambat (slow down) sambil menyusun perencanaan yang

    matang, Setelah perencanaan seluruhnya sudah dianggap baik maka

    pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan kapasitas penuh dari

    kemampuan dan potensi yang dimiliki. Namun demikian didalam

    perjalanannya perlu diadakan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal,

    hal ini berkaitan dengan perkembangan dan permasalahan yang terjadi di

    lapangan. Karena tidak ada suatu proyek pun yang memiliki permasalahan

    yang sama, sehingga permasalahan yang dihadapi di lapangan, apsti akan

    mempengaruhi perencanaan awal. Oleh karenanya perencanaan awal

    tersebut perlu di update atau disesuaikan dengan perkembangan yang ada

    secara periodeik, baik perminggu atau perbulan tergantung dari kebijakan

    dari proyek manajer. Kegiatan ini sekaligus merupakan kegiatan evaluasi

    terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dan menyesuaikan rencana kerja

    untuk dipergunakan pada kegiatan pekerjaan selanjutnya. Dengan begitu

    berarti pelaksanaan pekerjaan selalu dapat terkendali dengan baik.

    1.4.3. Pelaksanaan Pekerjaan

    Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang

    menentukan terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh

    timb manajemen proyek. Manajemen perlu melakukan upaya-upaya untuk

    membuat suatu prosedur pelaksanaan pekerjaan baik yang berkaitan

    II - 16

  • dengan pelaksanaan teknis pekerjaan maupun persiapan pelasanaan

    administrasi dan keuangan serta sarana-sarana pendukung lainnya. Karena

    pada pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis, memerlukan dukungan

    selain dukungan perawatan mesin dan peralatan juga membutuhkan

    pendukung lainnya sperti spare part, bahan baker, peluman. Selain itu

    dukungan konsumsi bila proyek berada jauh dari perkotaan dimana bahan

    makanan harus didatangkan dari kota yang berjarak relative jauh. Ini

    penting untuk diperhatikan guna menghilangkan kendala psikologis para

    pekerja dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu yang perlu diperhatikan

    dalam memulai pelaksanaan pekerjaan adalah :

    1) Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan )

    Penentuan titik dimulainya pekerjaan penting dilakukan, hal ini

    dimaksudkan agar menjadi ukuran awal bagi pekerjaan-pekerjaan

    selanjutnya, seperti patok ketinggian atau leveling sehingga pekerjaan

    selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan terhadap control permukaan

    dan lain sebainya.

    2) Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada.

    Selanjutnya perlu dilakukan analisa terhadap keadaan topografi lokasi

    pekerjaan, hal ini dimaksudkan guna mengatur operasional alat-alat

    berat dalam melakukan kegiatannya, seperti, dari mana alat bersebut

    harus mulai pekerjaannya dan dimana harus diakhiri.

    3) Pengaturan pertahapan areal yang akan dikerjakan.

    II - 17

  • Pengaturan areal pekerjaan perlu dilakukan bila pekerjaan melibatkan

    banyak peralatan dimana pekerjaan dilakukan secara simultan, sehingga

    alat alat berat dapat bekerja secara efisien dan efektif.

    4) Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat,

    sehingga tidak terjadi hambatan.

    Perlu dilakukan pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas

    alat berat seperti jalur dumptruck pada saat isi dan jalur dumptruck pada

    saat kosong maupun demi kepentingan inspeksi pekerjaan, sehingga

    pengaturan ini mengindari terhadap terjadinya hal-hal yang tidak

    diinginkan seperti tabrakan dan lain sebagainya.

    5) Pengamanan lokasi kerja dari orang-orang yang tidak berkepentingan

    dengan pekerjaan.

    Lokasi pekerjaan sebaiknya diamankan bagi orang-orang yang tidak

    berkepentingan dengan kegiatan pekerjaan, untuk itu perlu dibuatkan

    tanda-tanda pengamanan pada lokasi-lokasi yang dianggap

    membahayakan keselamatan umum seperti pada daerah yang rawan

    longsor, daerah peledakan dinamit dan daerah dimana lalulintas alat-alat

    berat sangat padat.

    6) Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, kegiatan ini

    merupakan sarana control bagi manajemen untuk mengetahui apakah

    semua ketentuan atau perencanaan yang telah dibuat telah dijalankan

    sesuai dengan perintah yang diberikan. Fungsi pengawasan dan

    pengendalian mempunyai nilai sangat stratetgis bagi tercapainya

    II - 18

  • sasaran manajemen dalam menjalankan proyeknya dalam meraih

    keuntungan tanpa harus mengorbankan mutu, dan waktu pelaksanaan.

    II - 19