BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak...

20
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Hutahaean (2014:2) memberikan batasan bahwa, “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”. Menurut Romney dan Steinbert dalam Hutahaean (2016:2) mengemukakan bahwa, “Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Indrajit dalam Hutahaean (2014:1) mengemukakan bahwa, “Sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-konponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya”. Dengan demikian sistem adalah sekelompok komponen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2. Pengertian Informasi Menurut Hutahaean (2014:9) memberikan batasan bahwa, “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak...

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Konsep Dasar Sistem

    2.1.1. Pengertian Sistem

    Menurut Hutahaean (2014:2) memberikan batasan bahwa, “Sistem adalah

    suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

    bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.

    Menurut Romney dan Steinbert dalam Hutahaean (2016:2) mengemukakan

    bahwa, “Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan

    berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

    Menurut Indrajit dalam Hutahaean (2014:1) mengemukakan bahwa, “Sistem

    mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-konponen yang dimiliki unsur

    keterkaitan antara satu dengan lainnya”.

    Dengan demikian sistem adalah sekelompok komponen yang digabungkan

    menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama.

    2.1.2. Pengertian Informasi

    Menurut Hutahaean (2014:9) memberikan batasan bahwa, “Informasi adalah

    data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

    penerimanya”.

  • 7

    2.1.3. Pengertian Sistem Informasi

    Menurut Anggraeni dan Rita Irviani (2017:57) memberikan batasan bahwa,

    “Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibangun untuk meneruskan pada sistem

    tertentu, sehingga membuat data yang ada menjadi lebih terkoordinasi”.

    2.1.4. Inventory

    Menurut Arif (2018:58) memberikan batasan bahwa, “Inventory merupakan

    salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory

    dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain”.

    Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah:

    1. Cycle Inventory

    Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventori yang digunakan untuk

    memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10

    buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam

    sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini

    tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau

    efisiensi) degan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost

    (biaya penyimpanan).

    2. Safety Inventory

    Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan

    akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas

    permintaan yang tinggi.

    3. Seasonal Inventory

    Seasonal inventory adalah inventori yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang

    dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal

    inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang

  • 8

    rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana

    pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk

    memenuhi permintaan.

    2.1.5. Xampp

    Menurut Enterprise (2018:3) memberikan batasan bahwa, “XAMPP

    merupakan server yang paling banyak digunakan untuk keperluan belajar PHP secara

    mandiri, terutama bagi programmer pemula.”

    2.1.6. Bahasa Pemrograman

    1. Netbeans

    Menurut Nofriadi (2018:4) memberikan batasan bahwa, “Netbeans merupakan

    sebuah aplikasi integrated Development Envinroment (IDE) yang berbasiskan Java dari

    Sun Microsystems yang berjalan diatas swing dan banyak digunakan sekarang sebagai

    editor untuk berbagai bahasa pemrograman”.

    2. Bahasa Pemrograman Java

    Menurut Nofriadi (2018:1) memberikan batasan bahwa, “Bahasa pemrograman

    Java merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa pemrograman yang dapat

    dijalankan di berbagai sistem operasi termasuk telepon genggam”.

    2.1.7. Basis Data

    1. MySQL (My Structure Query Languange)

    Menurut Mundzir (2018:217) memberikan batasan bahwa, “MySQL adalah

    sistem manajemen database SQL yang sifatnya open source (terbuka) dan paling

    banyak digunakan saat ini”.

  • 9

    2. PhpMyAdmin

    Menurut Hikmah dkk, (2015:2) memberikan batasan bahwa, “PhpMyAdmin

    merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat database, pengguna (user),

    memodifikasi tabel, maupun mengirim database secara cepat dan mudah tanpa harus

    menggunakan perintah (command) SQL.”

    2.1.8. Model Pengembangan Perangkat Lunak

    Menurut Yurindra (2017:47) memberikan batasan bahwa, “Protoype adalah

    suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software, metode

    ini baik diguakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal

    mengenai kebutuhan yang diinginkannya”.

    1. Tujuan Prototype

    Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal

    softtware menjadi sebuah sistem yang final.

    2. Tahapan proses dalam model protoyping

    a. Pengumpulan kebutuhan

    Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan

    tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan

    dibutuhkan berikutnya.

    b. Perancangan

    Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua

    aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan

    prototype.

    c. Mengkodekan Sistem

    Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan kedalam bahasa

    pemrograman yang sesuai.

  • 10

    d. Pengujian Sistem

    Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites

    dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan white box,black box,

    basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

    e. Evaluasi sistem

    Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan yang

    diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka

    mengulangi langkah b dan c.

    f. Implementasi Sistem

    Peragkat lunakyang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

    Sumber : Yurindra (2017:47)

    Gambar II.1 Model Prototype

  • 11

    2.1.9. Jurnal

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Renny Oktapiani dan Triani Dwi Juliani (2018:130)

    yang berjudul “Penerapan Metode First-In First-Out (FIFO) persediaan barang pada

    CV. Pagar Alam Lestari Bandung”. Model pengembangan sistem yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode waterfall dengan proses studi dan pendalaman

    pustaka, analisis kebutuhan sistem dan perancangan sistem.

    Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu belum

    menggunakan sistem terkomputerisasi sehingga sering mengalami kesulitan dalam

    hal pengolahan data terutama dalam pemesanan barang yang dalam pencarian

    stoknya masih manual dengan cara membandingkan laporan stok barang dan stok

    fisik barang digudang. Pendataan penerimaan dan pengeluaran barang masih secara

    sederhana sehingga banyak arsip yang hilang, rusak dan tulisan yang tidak terbaca.

    Analisa dalam masalah tersebut, dapat diambil solusinya dengan cara membuat suatu

    sistem yang terkomputerisasi guna menghindari masalah keterlambatan pencarian

    data persediaan barang dengan metode FIFO, Membuat database yang dapat

    membantu bagian gudang melakukan tugasnya secara efektif dan efisien dan

    mengurangi kesalahan.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Oktarini dan Elan Nuari (2017:261) yang

    berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Web

    dengan Metode Fast (Framework For the Applications)”. Model pengembangan

    sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FAST (Framework for

    the Application System Thinking) terdiri dari fase-fase Scope Definition, Problem

    Analysis, Requirements Analysis, Logical Design dan Physical Desgin.

    Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu pencatatan

    transaksi permintaan barang masih dilakuan secara manual, pencarian data tidak

  • 12

    efisien sehingga tidak akuratnya data stock barang, tidak terdokumentasi dengan baik

    arsip dokumen barang masuk dan barang keluar, serta keterlambatan dalam

    pelaporan stock barang. Analisa dalam masalah tersebut, dapat diambil solusinya

    dengan cara merancang sebuah sistem informasi berbasis web sebagai solusi

    permasalahan yang timbul dari pengolahan data secara manual. Dengan merubah

    sistem menjadi terkomputerisasi, sehinga pengelolaan persediaan barang menjadi

    lebih efektif dan efisien, penyajian laporan persediaan barang menjadi lebih akurat

    dan tepat waktu.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Resa Priskila (2018:94) yang berjudul “Perancangan

    Sistem Informasi Persediaan Barang pada Perusahaan Karya Cipta Buana Sentosa

    Berbasis Web dengan Metode Extreme Programming”. Model pengembangan sistem

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Extreme Programming (XP)

    yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu planning, design, coding dan testing.

    Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu dalam

    prakteknya perusahaan ini masih menggunakan program Micrososft Excel dalam

    pencatatan persediaan barang seperti data barang masuk dan keluar, ketersediaan

    barang digudang dan juga dalam penyajian laporan. Kemudian, ketika membutuhkan

    informasi ketersediaan stok dan laporan harus membuka file atau tabel satu persatu

    yang dirasa tidak efektif dan efisien. Analisa dalam masalah tersebut dapat diambil

    solusinya dengan cara merancang sebuah sistem informasi persediaan (stok) barang

    berbasis web menggunakan metode Extreme Programming (XP) untuk mengatasi

    permasalahan pengelolaan persediaan barang yang ada di perusahaan menjadi lebih

    efisien, akurat dan cepat.

  • 13

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Chandra Ramdhani (2018:277) yang berjudul

    “Aplikasi Berbasis Desktop Untuk Persediaan Bahan Baku Produksi Menggunakan

    Model Waterfall”. Model pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode Waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menganalisa

    kebutuhan pengguna terhadap software, mendesain software, menuliskan kode

    program, melakukan pengujian, menerapkan dan melakukan pemeliharaan software

    tersebut.

    Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu sistem

    pengolahan data persediaan bahan baku dan pendukung pada bagian inventory masih

    dilakukan secara konvensional yaitu pencatatan menggunakan media buku. Sering

    terjadi kesalahan dalam pemasukan data dan jumlah stok barang. Persediaan barang

    yan terlalu besar tentunya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, begitu pula

    sebaliknya kekurangan persediaan akan mengakibatkan terhambatnya pekerjaan

    khususnya dibagian produksi, ditambah permasalahan dari segi pencarian data yang

    sulit serta laporan transaksi yang kurang terpantau. Pada saat pembuatan laporan pun

    memerlukan waktu yang lebih lama karena laporan dibuat secara manual (beberapa

    kali perekapan data). Analisa dalam masalah tersebut dapat diambil solusinya dengan

    cara membangun aplikasi persediaan bahan baku berbasis desktop sebagai pengganti

    sistem konvensional yang masih digunakan oleh perusahaan, sehingga dengan

    adanya aplikasi ini akan meminimalisir kesalahan ketika melakukan pemrosesan data

    dan akhirnya akan mempercepat proses pengolahan dan pengelolaan data pada PT.

    Seyon Indonesia dengan efektif dan efisien.

  • 14

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Samuel Indra Hermawan dkk (2016:15) yang

    berjudul “Rancang Bangun Sistem Infromasi Persediaan Barang pada Toko Cahaya

    Baru Semarang ”. Model pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode Waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu analisis kebutuhan,

    desain sistem, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan pengujian sistem dan

    maintenance (perawatan).

    Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu dalam sistem

    persediaan barang pada toko Cahaya Baru belum diterapkan sistem persediaan

    barang yang efektif. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kegagalan transaksi

    dalam penjualan. Konsumen sering gagal melakukan transaksi dengan alasan barang

    tidak ada atau habis. Solusi yang saat ini diterapkan pada toko Cahaya Baru adalah

    meminta konsumen menunggu untuk diambilkan barang dari distributor ataupun

    toko grosir. Tetapi tidak semua konsumen mau menunggu, hanya pelangan yang

    sudah kenal dengan pemilik toko yang mau menunggu. Hal ini menyebabkan toko

    sering kehilangan keuntungan karena kegagalan transaksi. Keuntungan toko yang

    didapat dari pengambilan mendadakn pada toko grosir juga lebih sedikit karena harga

    dari toko grosirlebih mahal dari harga distributor. Analisa dalam masalah tersebut

    dapat diambil solusinya dengan cara membuat sistem terkomputerisasi yang akan

    sangat membantu bila diterapkan karena manajemen persediaan barang dagangan

    menjadi lebih mudah, dan pemilik bisa langsung memantau persediaan barang

    dagangannya melalui tabel dan laporan, sehingga akan dirancang sistem informasi

    persediaan barang untuk memudahkan manajemen data persediaan barang pada toko

    Cahaya Baru Semarang.

  • 15

    2.2. Teori Pendukung

    2.2.1. Entity Relationship Diagram

    1. Entity Relationship Diagram (ERD)

    Menurut sulianta dan Fajri Rakhmat umbara (2015:100) memberikan batasan

    bahwa, “ERD merupakan diagram yang digunakan untuk merancang tabel-tabel yang

    nantinya akan diimplementasikan pada basis data”.

    Sumber : Oktapiani dan Juliani (2018:135)

    Gambar II.2 Entitiy Relationship Diagram

  • 16

    ERD ini dibentuk berdsarkan 4 element yaitu:

    a. Entitas

    Entitas adalah objek dalam bentuk fisik atau konsep. Entitas ini akan di buat unik

    atau berbeda dengan entitas lainnya, misalnya entitas mahasiswa, dosen, mata kuliah,

    dan sebagainya. Entitas terbagi atas dua yaitu:

    1) Entitas Kuat (strong Entity)

    Entitas kuat adalah entitas yang dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada entitas

    lainnya, entitas kuat memiliki atribut key dan enitas kuat digambarkan sebagai

    kotak persegi panjang bergaris tunggal.

    2) Entitas Lemah (Weak Entity)

    Entitas lemah adalah entitas yang tidak dapat berdiri sendiri. Entitas lemah

    merupakan hasil dari pembentukan entitas kuat, entitas lemah tidak memiliki

    atribut key dan entitas lemah digambarkan sebagai kotak persegi panjang bergaris

    ganda.

    Sumber : Yanto (2016:34)

    Gambar II.3 Jenis Entitas

  • 17

    b. Atribut

    Atribut adalah karakteristik atau property dari entitas, misalnya entitas mahasiswa

    memiliki atribut nomor induk mahasiswa (NIM), nama, alamat, jenis kelamin, hobi,

    dan lain-lain. Macam-macam atribut antara lain:

    1) Atribut sederhana (Simple Attribute)

    Atribut sederhana adalah atribut yang nilainya tidak dapat dibagi lagi menjadi

    banyak atribut yang lebih kecil.

    Sumber : Yanto (2016:34)

    Gambar II.4 Atribut Sederhana

    2) Atribut Komposit (Composite Attribute)

    Atribut Komposit adalah atribut gabungan yang nilainya dapat dipecah menjadi

    bagian yang lebih kecil.

    Sumber : Yanto (2016:35)

    Gambar II.5 Atribut Komposit

    Harga

  • 18

    3) Atribut Bernilai tunggal (Single Values Attribute)

    Atribut tungal adalah jenis atribut yang nilainya hanya satu dari suatu entitas.

    Contoh atribut bernilai tunggal adalah tanggal_lahir dari entitas mahasiswa. Tekah

    bisa dipastikan bahwa setiap mahasiswa mempunyai satu tanggal_lahir.

    Sumber : Yanto (2016:35)

    Gambar II.6 Atribut Bernilai Tunggal

    4) Atribut Bernilai Banyak (Multivalues Attribute)

    Atribut bernilai banyak adalah jenis atribut yang nialinya lebih dari satu dalam

    suatu entitas tertentu. Contoh atribut bernilai banyak adalah hobbi dimungkinkan

    bahwa mahasiswa memiliki lebih dari satu hobbi.

    Gambar II.7 Atribut Bernilai Banyak

    Sumber : Yanto (2016:36)

    5) Atribut Turunan (Derived Attribute)

    Atribut turunan adalah jenis atribut yang nilainya diperoleh dari atribut yang lain.

    Contoh atribut turunan adalah masa_bakti akan muncul nilainya ketika atribut

    tanggal_masuk_kerja sudah ada nilainya. Atribut masa_bakti akan muncul dengan

    bantuan query.

    Sumber : Yanto (2016:36)

    Gambar II.8 Atribut Turunan

    Tgl_lahir

    Hobbi

    Masa_bakti

  • 19

    6) Atribut Identitas (Key Attribute)

    Atribut entitas adalah atribut yang dijadikan sebagai kunci pada suatu table. Sifat

    atribut identitas ini unik, tidak ada yang menyamai.

    Sumber : Yanto (2016:38)

    Gambar II.9 Atribut Identitas

    c. Relasi

    Relasi adalah hubungan antar entitas yang satu dengan yang lainnya, misalnya

    terdapat hubungan antara entitas mahasiswa dengan mata kuliah karena mahasiswa

    nantinya akan mengambil mata kuliah.

    d. Derajat Kardinalitas

    Derajat kardinalitas merupakan penjabaran dari hubungan antarentitas. Derajat

    kardinalitas dibagi atas 3 bagian yaitu:

    1) Derajat kardinalitas One to One

    Derajat kardinalitas one to one terjadi dija suau entitas X hanya berelasi dengan

    satu entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh satu pegawai studi hanya

    memiliki satu pendamping.

    Sumber : Yanto (2016:41)

    Gambar II.10 Contoh Kardinalitas One to One

    NIM

  • 20

    2) Derajat kardinalitas One to Many

    Derajat kardinalitas one to many terjadi jika satu entitas X berelasi dengan

    banyak entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh satu dosen membimbing

    banyak mahasiswa.

    Sumber : Yanto (2016:41)

    Gambar II.11 Contoh Kardinalitas One to Many

    3) Derajat kardinalitas Many to Many

    Derajat kardinalitas many to many terjadi jika banyak entitas X berelasi dengan

    banyak entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh banyak mahasiswa

    mempelajari banyak matakuliah.

    Sumber : Yanto (2016:41)

    Gambar II.12 Contoh Derajat Kardinalitas

    2. Logical Record Structure (LRS)

    Menurut Dhanta dalam Juniato dan Yusa Primahesa (2015:444) mengemukakan

    bahwa “LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur record-record

    pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas. Menentukan

    kardinalitas, jumlah table dan foreign key (FK)”.

  • 21

    Sumber : Oktapiani dan Juliani (2018:135)

    Gambar II.13 Logical Record Structure

    2.2.2. Unified Modelling Language (UML)

    Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:133) memberikan batasan bahwa,

    “UML (unified Modeling Languange) adalah salah standar bahasa yang banyak

    digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan

    desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.

    1. Activity Diagram

    Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:161) memberikan batasan bahwa,

    “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau

    aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat

    lunak”.

  • 22

    Sumber : Heryanto dkk (2014:33)

    Gambar II.14 Contoh Activity Diagram

  • 23

    2. Use Case Diagram

    Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:155) memberikan batasan bahwa, “Use

    case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem

    informasi yang akan dibuat”.

    Sumber : Heryanto dkk (2014:34)

    Gambar II.15 Contoh Use Case Diagram

  • 24

    3. Class Diagram

    Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:141) memberikan batasan bahwa,

    “Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi

    pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.”

    Sumber : Heryanto dkk (2014:34)

    Gambar II.16 Contoh Class Diagram

  • 25

    4. Sequence Diagram

    Menurut Munawar (2018:213) memberikan batasan bahwa, “Sequence diagram

    adalah grafik dua dimensi dimana objek ditunjukkan dalam dimensi horisontal

    sedangkan lifeline ditunjukkan dalam dimensi vertikal.”

    Sumber : Bakhtiar dan Bunyamin (2015:5)

    Gambar II.17 Contoh Sequence Diagram