BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak...
-
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut Hutahaean (2014:2) memberikan batasan bahwa, “Sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”.
Menurut Romney dan Steinbert dalam Hutahaean (2016:2) mengemukakan
bahwa, “Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Indrajit dalam Hutahaean (2014:1) mengemukakan bahwa, “Sistem
mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-konponen yang dimiliki unsur
keterkaitan antara satu dengan lainnya”.
Dengan demikian sistem adalah sekelompok komponen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan yang sama.
2.1.2. Pengertian Informasi
Menurut Hutahaean (2014:9) memberikan batasan bahwa, “Informasi adalah
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya”.
-
7
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Anggraeni dan Rita Irviani (2017:57) memberikan batasan bahwa,
“Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibangun untuk meneruskan pada sistem
tertentu, sehingga membuat data yang ada menjadi lebih terkoordinasi”.
2.1.4. Inventory
Menurut Arif (2018:58) memberikan batasan bahwa, “Inventory merupakan
salah satu penggerak supply chain yang penting karena perubahan kebijakan inventory
dapat mengubah secara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain”.
Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah:
1. Cycle Inventory
Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventori yang digunakan untuk
memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnya dalam sebulan memerlukan 10
buah truk bahan baku, perusahaan bisa saja memesan 10 truk bahan baku dalam
sekali pesan atau bisa memesan 1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini
tergantung dari strategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atau
efisiensi) degan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) dan holding cost
(biaya penyimpanan).
2. Safety Inventory
Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jaga terhadap perkiraan
akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untuk mengatasi ketidakpastian atas
permintaan yang tinggi.
3. Seasonal Inventory
Seasonal inventory adalah inventori yang dibuat untuk mengatasi keragaman yang
dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yang menggunakan seasonal
inventory akan membangun persediaan mereka pada periode permintaan barang
-
8
rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana
pada saat permintaan tinggi mereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk
memenuhi permintaan.
2.1.5. Xampp
Menurut Enterprise (2018:3) memberikan batasan bahwa, “XAMPP
merupakan server yang paling banyak digunakan untuk keperluan belajar PHP secara
mandiri, terutama bagi programmer pemula.”
2.1.6. Bahasa Pemrograman
1. Netbeans
Menurut Nofriadi (2018:4) memberikan batasan bahwa, “Netbeans merupakan
sebuah aplikasi integrated Development Envinroment (IDE) yang berbasiskan Java dari
Sun Microsystems yang berjalan diatas swing dan banyak digunakan sekarang sebagai
editor untuk berbagai bahasa pemrograman”.
2. Bahasa Pemrograman Java
Menurut Nofriadi (2018:1) memberikan batasan bahwa, “Bahasa pemrograman
Java merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa pemrograman yang dapat
dijalankan di berbagai sistem operasi termasuk telepon genggam”.
2.1.7. Basis Data
1. MySQL (My Structure Query Languange)
Menurut Mundzir (2018:217) memberikan batasan bahwa, “MySQL adalah
sistem manajemen database SQL yang sifatnya open source (terbuka) dan paling
banyak digunakan saat ini”.
-
9
2. PhpMyAdmin
Menurut Hikmah dkk, (2015:2) memberikan batasan bahwa, “PhpMyAdmin
merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat database, pengguna (user),
memodifikasi tabel, maupun mengirim database secara cepat dan mudah tanpa harus
menggunakan perintah (command) SQL.”
2.1.8. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Menurut Yurindra (2017:47) memberikan batasan bahwa, “Protoype adalah
suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software, metode
ini baik diguakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal
mengenai kebutuhan yang diinginkannya”.
1. Tujuan Prototype
Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal
softtware menjadi sebuah sistem yang final.
2. Tahapan proses dalam model protoyping
a. Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan
tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan
dibutuhkan berikutnya.
b. Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua
aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan
prototype.
c. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan kedalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
-
10
d. Pengujian Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan white box,black box,
basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
e. Evaluasi sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan yang
diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka
mengulangi langkah b dan c.
f. Implementasi Sistem
Peragkat lunakyang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Sumber : Yurindra (2017:47)
Gambar II.1 Model Prototype
-
11
2.1.9. Jurnal
1. Penelitian yang dilakukan oleh Renny Oktapiani dan Triani Dwi Juliani (2018:130)
yang berjudul “Penerapan Metode First-In First-Out (FIFO) persediaan barang pada
CV. Pagar Alam Lestari Bandung”. Model pengembangan sistem yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode waterfall dengan proses studi dan pendalaman
pustaka, analisis kebutuhan sistem dan perancangan sistem.
Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu belum
menggunakan sistem terkomputerisasi sehingga sering mengalami kesulitan dalam
hal pengolahan data terutama dalam pemesanan barang yang dalam pencarian
stoknya masih manual dengan cara membandingkan laporan stok barang dan stok
fisik barang digudang. Pendataan penerimaan dan pengeluaran barang masih secara
sederhana sehingga banyak arsip yang hilang, rusak dan tulisan yang tidak terbaca.
Analisa dalam masalah tersebut, dapat diambil solusinya dengan cara membuat suatu
sistem yang terkomputerisasi guna menghindari masalah keterlambatan pencarian
data persediaan barang dengan metode FIFO, Membuat database yang dapat
membantu bagian gudang melakukan tugasnya secara efektif dan efisien dan
mengurangi kesalahan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Oktarini dan Elan Nuari (2017:261) yang
berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Web
dengan Metode Fast (Framework For the Applications)”. Model pengembangan
sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode FAST (Framework for
the Application System Thinking) terdiri dari fase-fase Scope Definition, Problem
Analysis, Requirements Analysis, Logical Design dan Physical Desgin.
Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu pencatatan
transaksi permintaan barang masih dilakuan secara manual, pencarian data tidak
-
12
efisien sehingga tidak akuratnya data stock barang, tidak terdokumentasi dengan baik
arsip dokumen barang masuk dan barang keluar, serta keterlambatan dalam
pelaporan stock barang. Analisa dalam masalah tersebut, dapat diambil solusinya
dengan cara merancang sebuah sistem informasi berbasis web sebagai solusi
permasalahan yang timbul dari pengolahan data secara manual. Dengan merubah
sistem menjadi terkomputerisasi, sehinga pengelolaan persediaan barang menjadi
lebih efektif dan efisien, penyajian laporan persediaan barang menjadi lebih akurat
dan tepat waktu.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Resa Priskila (2018:94) yang berjudul “Perancangan
Sistem Informasi Persediaan Barang pada Perusahaan Karya Cipta Buana Sentosa
Berbasis Web dengan Metode Extreme Programming”. Model pengembangan sistem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Extreme Programming (XP)
yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu planning, design, coding dan testing.
Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu dalam
prakteknya perusahaan ini masih menggunakan program Micrososft Excel dalam
pencatatan persediaan barang seperti data barang masuk dan keluar, ketersediaan
barang digudang dan juga dalam penyajian laporan. Kemudian, ketika membutuhkan
informasi ketersediaan stok dan laporan harus membuka file atau tabel satu persatu
yang dirasa tidak efektif dan efisien. Analisa dalam masalah tersebut dapat diambil
solusinya dengan cara merancang sebuah sistem informasi persediaan (stok) barang
berbasis web menggunakan metode Extreme Programming (XP) untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan persediaan barang yang ada di perusahaan menjadi lebih
efisien, akurat dan cepat.
-
13
4. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Chandra Ramdhani (2018:277) yang berjudul
“Aplikasi Berbasis Desktop Untuk Persediaan Bahan Baku Produksi Menggunakan
Model Waterfall”. Model pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menganalisa
kebutuhan pengguna terhadap software, mendesain software, menuliskan kode
program, melakukan pengujian, menerapkan dan melakukan pemeliharaan software
tersebut.
Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu sistem
pengolahan data persediaan bahan baku dan pendukung pada bagian inventory masih
dilakukan secara konvensional yaitu pencatatan menggunakan media buku. Sering
terjadi kesalahan dalam pemasukan data dan jumlah stok barang. Persediaan barang
yan terlalu besar tentunya mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, begitu pula
sebaliknya kekurangan persediaan akan mengakibatkan terhambatnya pekerjaan
khususnya dibagian produksi, ditambah permasalahan dari segi pencarian data yang
sulit serta laporan transaksi yang kurang terpantau. Pada saat pembuatan laporan pun
memerlukan waktu yang lebih lama karena laporan dibuat secara manual (beberapa
kali perekapan data). Analisa dalam masalah tersebut dapat diambil solusinya dengan
cara membangun aplikasi persediaan bahan baku berbasis desktop sebagai pengganti
sistem konvensional yang masih digunakan oleh perusahaan, sehingga dengan
adanya aplikasi ini akan meminimalisir kesalahan ketika melakukan pemrosesan data
dan akhirnya akan mempercepat proses pengolahan dan pengelolaan data pada PT.
Seyon Indonesia dengan efektif dan efisien.
-
14
5. Penelitian yang dilakukan oleh Samuel Indra Hermawan dkk (2016:15) yang
berjudul “Rancang Bangun Sistem Infromasi Persediaan Barang pada Toko Cahaya
Baru Semarang ”. Model pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu analisis kebutuhan,
desain sistem, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan pengujian sistem dan
maintenance (perawatan).
Setelah dilakukan penelitian, ada beberapa permasalahan yaitu dalam sistem
persediaan barang pada toko Cahaya Baru belum diterapkan sistem persediaan
barang yang efektif. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kegagalan transaksi
dalam penjualan. Konsumen sering gagal melakukan transaksi dengan alasan barang
tidak ada atau habis. Solusi yang saat ini diterapkan pada toko Cahaya Baru adalah
meminta konsumen menunggu untuk diambilkan barang dari distributor ataupun
toko grosir. Tetapi tidak semua konsumen mau menunggu, hanya pelangan yang
sudah kenal dengan pemilik toko yang mau menunggu. Hal ini menyebabkan toko
sering kehilangan keuntungan karena kegagalan transaksi. Keuntungan toko yang
didapat dari pengambilan mendadakn pada toko grosir juga lebih sedikit karena harga
dari toko grosirlebih mahal dari harga distributor. Analisa dalam masalah tersebut
dapat diambil solusinya dengan cara membuat sistem terkomputerisasi yang akan
sangat membantu bila diterapkan karena manajemen persediaan barang dagangan
menjadi lebih mudah, dan pemilik bisa langsung memantau persediaan barang
dagangannya melalui tabel dan laporan, sehingga akan dirancang sistem informasi
persediaan barang untuk memudahkan manajemen data persediaan barang pada toko
Cahaya Baru Semarang.
-
15
2.2. Teori Pendukung
2.2.1. Entity Relationship Diagram
1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut sulianta dan Fajri Rakhmat umbara (2015:100) memberikan batasan
bahwa, “ERD merupakan diagram yang digunakan untuk merancang tabel-tabel yang
nantinya akan diimplementasikan pada basis data”.
Sumber : Oktapiani dan Juliani (2018:135)
Gambar II.2 Entitiy Relationship Diagram
-
16
ERD ini dibentuk berdsarkan 4 element yaitu:
a. Entitas
Entitas adalah objek dalam bentuk fisik atau konsep. Entitas ini akan di buat unik
atau berbeda dengan entitas lainnya, misalnya entitas mahasiswa, dosen, mata kuliah,
dan sebagainya. Entitas terbagi atas dua yaitu:
1) Entitas Kuat (strong Entity)
Entitas kuat adalah entitas yang dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada entitas
lainnya, entitas kuat memiliki atribut key dan enitas kuat digambarkan sebagai
kotak persegi panjang bergaris tunggal.
2) Entitas Lemah (Weak Entity)
Entitas lemah adalah entitas yang tidak dapat berdiri sendiri. Entitas lemah
merupakan hasil dari pembentukan entitas kuat, entitas lemah tidak memiliki
atribut key dan entitas lemah digambarkan sebagai kotak persegi panjang bergaris
ganda.
Sumber : Yanto (2016:34)
Gambar II.3 Jenis Entitas
-
17
b. Atribut
Atribut adalah karakteristik atau property dari entitas, misalnya entitas mahasiswa
memiliki atribut nomor induk mahasiswa (NIM), nama, alamat, jenis kelamin, hobi,
dan lain-lain. Macam-macam atribut antara lain:
1) Atribut sederhana (Simple Attribute)
Atribut sederhana adalah atribut yang nilainya tidak dapat dibagi lagi menjadi
banyak atribut yang lebih kecil.
Sumber : Yanto (2016:34)
Gambar II.4 Atribut Sederhana
2) Atribut Komposit (Composite Attribute)
Atribut Komposit adalah atribut gabungan yang nilainya dapat dipecah menjadi
bagian yang lebih kecil.
Sumber : Yanto (2016:35)
Gambar II.5 Atribut Komposit
Harga
-
18
3) Atribut Bernilai tunggal (Single Values Attribute)
Atribut tungal adalah jenis atribut yang nilainya hanya satu dari suatu entitas.
Contoh atribut bernilai tunggal adalah tanggal_lahir dari entitas mahasiswa. Tekah
bisa dipastikan bahwa setiap mahasiswa mempunyai satu tanggal_lahir.
Sumber : Yanto (2016:35)
Gambar II.6 Atribut Bernilai Tunggal
4) Atribut Bernilai Banyak (Multivalues Attribute)
Atribut bernilai banyak adalah jenis atribut yang nialinya lebih dari satu dalam
suatu entitas tertentu. Contoh atribut bernilai banyak adalah hobbi dimungkinkan
bahwa mahasiswa memiliki lebih dari satu hobbi.
Gambar II.7 Atribut Bernilai Banyak
Sumber : Yanto (2016:36)
5) Atribut Turunan (Derived Attribute)
Atribut turunan adalah jenis atribut yang nilainya diperoleh dari atribut yang lain.
Contoh atribut turunan adalah masa_bakti akan muncul nilainya ketika atribut
tanggal_masuk_kerja sudah ada nilainya. Atribut masa_bakti akan muncul dengan
bantuan query.
Sumber : Yanto (2016:36)
Gambar II.8 Atribut Turunan
Tgl_lahir
Hobbi
Masa_bakti
-
19
6) Atribut Identitas (Key Attribute)
Atribut entitas adalah atribut yang dijadikan sebagai kunci pada suatu table. Sifat
atribut identitas ini unik, tidak ada yang menyamai.
Sumber : Yanto (2016:38)
Gambar II.9 Atribut Identitas
c. Relasi
Relasi adalah hubungan antar entitas yang satu dengan yang lainnya, misalnya
terdapat hubungan antara entitas mahasiswa dengan mata kuliah karena mahasiswa
nantinya akan mengambil mata kuliah.
d. Derajat Kardinalitas
Derajat kardinalitas merupakan penjabaran dari hubungan antarentitas. Derajat
kardinalitas dibagi atas 3 bagian yaitu:
1) Derajat kardinalitas One to One
Derajat kardinalitas one to one terjadi dija suau entitas X hanya berelasi dengan
satu entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh satu pegawai studi hanya
memiliki satu pendamping.
Sumber : Yanto (2016:41)
Gambar II.10 Contoh Kardinalitas One to One
NIM
-
20
2) Derajat kardinalitas One to Many
Derajat kardinalitas one to many terjadi jika satu entitas X berelasi dengan
banyak entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh satu dosen membimbing
banyak mahasiswa.
Sumber : Yanto (2016:41)
Gambar II.11 Contoh Kardinalitas One to Many
3) Derajat kardinalitas Many to Many
Derajat kardinalitas many to many terjadi jika banyak entitas X berelasi dengan
banyak entitas Y, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh banyak mahasiswa
mempelajari banyak matakuliah.
Sumber : Yanto (2016:41)
Gambar II.12 Contoh Derajat Kardinalitas
2. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Dhanta dalam Juniato dan Yusa Primahesa (2015:444) mengemukakan
bahwa “LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur record-record
pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas. Menentukan
kardinalitas, jumlah table dan foreign key (FK)”.
-
21
Sumber : Oktapiani dan Juliani (2018:135)
Gambar II.13 Logical Record Structure
2.2.2. Unified Modelling Language (UML)
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:133) memberikan batasan bahwa,
“UML (unified Modeling Languange) adalah salah standar bahasa yang banyak
digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan
desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”.
1. Activity Diagram
Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:161) memberikan batasan bahwa,
“Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau
aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat
lunak”.
-
22
Sumber : Heryanto dkk (2014:33)
Gambar II.14 Contoh Activity Diagram
-
23
2. Use Case Diagram
Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:155) memberikan batasan bahwa, “Use
case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem
informasi yang akan dibuat”.
Sumber : Heryanto dkk (2014:34)
Gambar II.15 Contoh Use Case Diagram
-
24
3. Class Diagram
Menurut sukamto dan Shalahudin (2014:141) memberikan batasan bahwa,
“Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.”
Sumber : Heryanto dkk (2014:34)
Gambar II.16 Contoh Class Diagram
-
25
4. Sequence Diagram
Menurut Munawar (2018:213) memberikan batasan bahwa, “Sequence diagram
adalah grafik dua dimensi dimana objek ditunjukkan dalam dimensi horisontal
sedangkan lifeline ditunjukkan dalam dimensi vertikal.”
Sumber : Bakhtiar dan Bunyamin (2015:5)
Gambar II.17 Contoh Sequence Diagram