BAB II LANDASAN TEORI...Menurut Sujarweni & Wiratna (2015:3) “Akuntansi adalah proses dari...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI...Menurut Sujarweni & Wiratna (2015:3) “Akuntansi adalah proses dari...
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Akuntansi
2.1.1. Definisi Akuntansi
Menurut Sujarweni & Wiratna (2015:3) “Akuntansi adalah proses dari
transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar,
neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan
yang digunakan pihak-pihak tertentu”. Sedangkan menurut Badriyah (2015:15)
“Akuntansi adalah suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran,
dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dalam suatu periode tertentu”.
Akuntansi berasal dari Bahasa inggris “to account” yang artinya menghitung atau
mempertanggung jawabkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah pengelolaan atau
pengurus dari suatu perusahaan kepada pemiliknya, atas kepercayaan yang telah diberikan
kepada pengelola tersebut untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Dari definisi diatas
penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mencatat, meringkas serta
mengolah dan menyajikan data transaksi dalam berbentuk laporan keuangan.
Tujuan dan fungsi akuntansi yaitu untuk menyajikan informasi ekonomi dari
suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pemakai informasi
akuntansi ada 2 yaitu pihak internal dan eksternal :
1. Pihak internal (dalam perusahaan) yaitu Direktur, Manajer Keuangan,
Manajer Operasional, Manajer Marketing, dll, digunakan untuk :
5
a. Mengukur profitabilitas yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba
b. Mengukur likuiditas yaitu kemampuan untuk membayar hutang
c. Mengukur tingkat efisiensi
d. Menjaga harta benda perusahaan agar aman
2. Pihak eksternal (luar perusahaan) yaitu :
a. Investor dan calon investor, tujuan untuk mengetahui berapa laba yang
akan diterima dan apakah investasi ditambah atau ditarik
b. Kreditor dan calon kreditor, tujuannya apakah perusahaan mampu
mengembalikan pinjaman tepat waktu dan apakah harta perusahaan
bisa dijadikan jaminan atau tidak
c. Pemerintah (petugas pajak), tujuan untuk menghitung dan menyidik
pajak
d. Karyawan / Federasi buruh, tujuan untuk mengetahui apakah tempat
kerja mereka terjamin dimasa yang akan datang dan perhitungan bonus
e. Asosiasi dagang / supplier, tujuan apakah perusahaan mampu
membayar hutang pada saat jatuh tempo
f. Analis dan konsultan keuangan, tujuan memberi pendapat tentang
kondisi keuangan perusahaan
2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem menurut Mulyadi (2016:4) “adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Sedangkan Sistem Akuntansi menurut Mulyadi (2016:3) “adalah organisasi formulir,
6
catatan dan laporan yang di koordinasikan sedimikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan”.
Menurut Ma’rifati (2015) “Accounting Information System atau Sistem
informasi akuntansi merupakan sistem pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data
keuangan dan akuntansi yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan”. Sistem
informasi akuntansi dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan terintegrasi yang
menghsilkan laporan dalam bentuk transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga
menjadi sebuah laporan (Mardi, 2014). Hal ini dapat mempermudah pekerjaan akuntansi
dan meminimalisir kesalahan dalam pengolahan data (Istiana & Ariyati, 2017).
2.1.3. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi perusahaan merupakan suatu proses membuat laporan
keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Biasanya siklus akuntansi berawal dari
transaksi hingga pada pembuatan laporan keuangan perusahaan yang kemudian
dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan closing entry (jurnal penutup) atau
sampai pada jurnal pembalik.
Menurut Lubis (2017:11) “Dalam proses siklus akuntansi menghasilkan
informasi yang dibutuh oleh berbagai pihak yang berkepentingan, akuntansi harus
melewati beberapa tahapan proses”.
7
Sumber : Lubis (2017:12)
Gambar II.1. Siklus Akuntansi
1. Transaksi
Siklus akuntansi diawali dari transaksi yang diidentifikasi. Apa saja akun yang
terlibat atas transaksi yang terjadi diidentifikasi dan dicatat. Misalnya, dalam
transaksi penjualan barang dagang, sebagai penjual kita telah menyerahkan
barang dagang serta sudah memperoleh uang atas pembayaran dari pembeli,
maka transaksi seperti ini bisa kita identifikasikan sebagai transaksi penjualan
secara tunai.
2. Dokumen Dasar atau Bukti Transaksi
Dokumen pendukung yang berisi data transaksi yang dibuat setelah
melakukan transaksi untuk kebutuhan pencatatan keuangan. Sumber bukti
transaksi ada 2 yaitu dari dalam perusahaan (internal) seperti memo,
8
Sedangkan dari luar perusahaan (eksternal) seperti kwitansi, nota, faktur baik
penjualan maupun pembelian.
3. Jurnal Umum
Jurnal berisi catatan harian berupa pengelompokan akun-akun dalam posisi
debet dan kredit secara rinci yang datanya bersumber dari bukti transaksi.
Kegiatan ini disebut journal entry.
4. Buku Besar
Tahap selanjutnya adalah posting, yaitu pemindah bukuan dari jurnal
umum/khusus ke buku besar.
5. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan kumpulan ikhtisar saldo tiap akun yang berasal dari
buku besar. Hal ini berfungsi untuk membuktikan bahwa sisi debit dan sisi
kredit sudah seimbang (balance).
6. Kertas kerja (Work sheet)
Kertas kerja dapat dikatakan sebagai sebuah konsep sebelum membuat
laporan keuangan. Biasanya laporan kertas kerja kerja meliputi ayat jurnal
penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi
yang merupakan suatu ringkasan catatan atas transaksi keuangan. Penyajian
laporan keuangan yang dimaksud untuk memberi informasi tentang posisi
harta, utang, serta modal perusahaan. Biasanya laporan keuangan meliputi
laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan neraca
9
2.1.4. Akuntansi Perusahaan Dagang
2.1.4.1. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan utama bisnisnya adalah
membeli barang dari supplier atau pemasok lalu menjual lagi ke konsumen dengan tanpa
mengubah wujud barang dagangnya. Dalam catatan maupun prosedur akuntansi
perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Laba atau rugi suatu
perusahaan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh
pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut
meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi
selama periode berlangsung. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga
pokok penjualan (HPP).
Perbedaan akuntansi perusahaan dagang dengan perusahaan jasa adalah
aktivitas dan akun-akun yang tidak terdapat pada perusahaan jasa tetapi ada pada
perusahaan dagang. Akun-akun perusahaan dagang yang tidak ada pada perusahaan jasa
seperti akun pembelian, akun penjualan, akun persediaan, harga pokok penjualan (HPP),
Akun potongan tunai, akun potongan pembelian, akun retur penjualan, beban pemasaran.
Dari beberapa aktivitas dan akun yang membedakan perusahaan dagang dengan
perusahaan jasa dapat ditarik kesimpulan bahwa pada akuntansi perusahaan dagang lebih
ditekankan pencatatan barang-barang dagangan baik yang masuk maupun yang keluar dari
perusahaan atau yang terjual kepada konsumen. Pencatatan barang ini sangat berpengaruh
terhadap akun lainnya dalam perhitungan.
10
2.1.4.2. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal multikolom yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang bersifat rutin. Fungsi jurnal khusus adalah untuk menciptakan efektivitas
pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi.
Macam-macam jurnal khsusus dan fungsinya:
1. Jurnal penjualan (sales journal) fungsinya untuk mencatat transaksi-transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal) fungsinya untuk mencatat
transaksi-transaksi penerimaan secara kas.
3. Jurnal pembelian (purchases journal) fungsinya untuk mencatat transaksi-
transaksi pembelian secara kredit.
4. Jurnal pengeluaran kas (cash payment) fungsinya untuk mencatat transaksi-
transaksi pengeluaran secara kas.
2.1.4.3. Metode Pencatatan
Metode pencatatan ada 2 macam yaitu metode pencatatan perpetual dan
metode pencatatan periodik sebagai berikut:
1. Metode Pencatatan Perpetual (Perpetual Inventory Method)
Metode pencatatan perpetual merupakan metode dimana pencatatan
dilakukan setiap waktu secara terus menerus berdasarkan transaksi pemasukan dan
pengeluaran persediaan barang serta retur atas pembelian barang yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan. Metode pencatatan perpetual disebut juga sebagai metode buku yaitu
dimana setiap persediaan barang masuk dan keluar selalu dicatat dalam pembukuan.
11
Keunggulan metode perpetual, perusahaan dapat mengetahui posisi nilai
persediaan kapan saja, karena selalu dibukukan/dijurnal setiap ada aktivitas keluar masuk
(Revita & Annisa, 2018).
Ciri-ciri dari metode pencatatan perpetual adalah:
a. Pembelian atas barang dagang atau bahan baku yang akan diproduksi
kemudian akan dicatat dengan mendebet akun persediaan dan akun kan/utang
dicatat dalam kredit.
b. Retur pembelian, biaya transportasi masuknya barang, diskon atas pembelian
barang, dan pengurangan harga barang dicatat dengan mendebet akun
persediaan.
c. Harga pokok penjualan (HPP) langsung dihitung untuk setiap transaksi yang
dilakukan dan pencatatan dilakukan dengan mendebet akun harga pokok
penjualan dan mengkreditkan dalam persediaan.
d. Persediaan adalah akun pengendalian yang dilengkapi dengan buku besar
pembantu. Buku besar pembantu tersebut berisikan catatan persediaan yang
berbeda-beda sesuai dengan tiap jenis persediaannya. Catatan dalam buku
besar pembantu yaitu berupa catatan kuantitas dan harga dari setiap jenis
persediaan yang ada dalam persediaan tersebut.
2. Metode Pencatatan Periodik (Periodic Inventory Method)
Metode pencatatan periodik merupakan metode pencatatan yang sederhana
dan mudah untuk dilakukan. Dalam metode ini pencatatan atas pembelian dan penjualan
dibedakan satu sama lain. Pencatatan atas pembelian akan dicatat dengan mendebet akun
pembelian dan mengkredit akun kas atau utang. Sedangkan untuk
12
pencatatan atas penjualan akan dicatat dengan mendebet akun kas atau piutang dan
mengkredit akun penjualan.
Perusahaan yang menerapkan metode pencatatan periodik akan lebih sulit
untuk mengetahui jumlah persediaan dalam waktu tertentu. Perusahaan hanya dapat
mengetahui jumlah persediaan di akhir periode yang disebut juga jumlah persediaan
barang akhir dengan melakukan perhitungan fisik atau stock opname pada jumlah
persediaan barang akhir. Barang-barang yang sesuai untuk diterapkan dalam metode
pencatatan periodik adalah barang-barang dengan nilai jual yang relatif lebih murah
namun penjualannya cukup sering dilakukan.
2.1.4.4. Retur Penjualan dan Pembelian Metode Perpetual
Pencatatan retur pembelian dan penjualan serta penyesuaiannya dalam
pencatatan perpetual sebagai berikut:
1. Retur pembelian dan penyesuaian harga beli
Pembeli bisa jadi tidak puas dengan barang yang dipesannya dari penjual.
Barang yang diterimanya mungkin saja rusak, cacat, atau bahkan tidak sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan pembeli. Dalam kasus seperti ini, pembeli dapat mengembalikan
barang yang telah dibelinya tersebut kepada si penjual. Lalu pembeli akan memperoleh
pengurangan utang jika awalnya pembelian dilakukan secara kredit, atau pembeli akan
menerima pengembalian kas jika awal pembelian telah dilakukan secara tunai. Transaksi
ini dikenal sebagai retur pembelian. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat
transaksi retur pembelian atau penyesuaian harga beli adalah sebagai berikut:
Kas/ Utang Dagang xxx
Persediaan Barang Dagang xxx
13
2. Retur penjualan dan penyesuaian harga jual
Retur penjualan (sales returns) terjadi apabila perusahaan menerima kembali
barang dagangan yang telah dijualnya kepada pelanggan sebagai akibat adanya kerusakan
barang atau barang yang dijual/dikirimnya tidak sesuai dengan kriteria/spesifikasi pesanan
pelanggan, sedangkan penyesuaian/pengurangan terhadap harga jual (sales allowances)
diberikan kepada pelanggan dimana dalam hal ini perusahaan tidak menerima kembali
barang dagangan yang telah dijualnya. Retur penjualan dan penyesuaian harga jual
merupakan akun pengurangan (contra account) dari akun penjualan. Ayat jurnal yang
dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagangan yang telah dijual yaitu:
Retur Penjualan xxx
Piutang Dagang/kas xxx
Persediaan Barang Dagang xxx
HPP xxx
2.1.4.5. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Pada dasarnya laporan keuangan perusahaan dagang sama seperti perusahaan
lain. Namun yang membedakan adalah elemen-elemen atau jenis akun yang termasuk
didalam laporan keuangan tersebut. Berikut jenis laporan keuangan perusahaan dagang:
1. Laporan Neraca
Laporan neraca berisi tentang posisi keuangan perusahaan dalam periode
tertentu meliputi posisi harta, kewajiban, dan modal
14
2. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi berisi tentang pendapatan yang diperoleh dan beban yang
dikeluarkan oleh perusahaan selama periode tertentu dan dapat memberikan
informasi mengenai kinerja perusahaan.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan arus kas masuk dan kas keluar secara
terperinci dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan
dalam satu periode tertentu.
4. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal berisi tentang perubahan modal perusahaan dalam
satu periode tertentu. Hasil dari perubahan modal disebut modal akhir.
5. Laporan Persediaan
Laporan persediaan berisi tentang suatu laporan yang menyajikan data atau
informasi mengenai kondisi persediaan barang.
2.2. Tool Aplikasi
2.2.1. Definisi Zahir Accounting
Zahir Accounting adalah software akuntansi yang digunakan untuk membuat
laporan keuangan dengan Bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti (Rachmawati &
Nurjanah, 2017). Zahir Accounting adalah software akuntansi yang dibuat secara terpadu
(integrated software) (Yuswanto, W, & W, 2015). Zahir Accounting mempunyai beberapa
keunggulan, diantaranya aplikasi ini sederhana serta lebih mudah dipelajari (Istiana &
Ariyati, 2017), tampilan menarik baik dalam interface program maupun dalam penyajian
laporan keuangan dan berbagai menu yang memudahkan pencatatan.
15
Dari definisi diatas penulis simpulkan Zahir Accounting merupakan bentuk
aplikasi pengolahan akuntansi berbasis komputerisasi dengan maksud agar entitas bisnis
dapat melakukan pekerjaan akuntansi secara cepat dan tepat.
2.2.2. Pengantar Antar Muka
Pada Zahir Accounting disediakan modul-modul untuk mempermudah kegiatan
pengolahan akuntansi. Berikut merupakan modul-modul Zahir Accounting:
Gambar II.2. Tampilan Awal Zahir Accounting
Gambar II.3. Modul Zahir Accounting
16
Penjelasan modul-modul pada Zahir Accounting menurut (Yuswanto, W, &
W, 2015) adalah sebagai berikut:
1. Data-data
Menu data-data berisi master data seperti data customer, vendor, karyawan,
data rekening, data produk, data satuan pengukuran, data proyek, data harta tetap, data
pajak, data mata uang dan lain-lain.
Gambar II.4. Modul Data-Data
17
2. Buku Besar
Menu buku besar digunakan untuk melakukan input transaksi jurnal umum
dan menampilkan buku besar per rekening.
Gambar II.5. Modul Buku Besar
3. Penjualan
Menu penjualan digunakan untuk melakukan input transaksi yang
berhubungan dengan penjualan tunai maupun kredit, piutang usaha, menampilkan daftar
transaksi penjualan, kartu piutang usaha dan lain-lain.
18
Gambar II.6. Modul Penjualan
4. Pembelian
Menu pembelian digunakan untuk melakukan input transaksi yang
berhubungan dengan pembelian tunai maupun kredit, utang usaha, menampilkan daftar
transaksi pembelian, kartu hutang usaha dan lain-lain.
19
Gambar II.7. Modul Pembelian
5. Kas & Bank
Menu kas & bank digunakan untuk meginput transaksi sehubungan dengan
penggunaan kas & bank seperti transfer, kas masuk, kas keluar, dan rekonsilisasi.
Gambar II.8. Modul Kas & Bank
20
6. Persediaan
Menu persediaan digunakan untuk menginput transaksi seperti pemakaian
barang, pemindahan barang, perakitan, penyesuaian barang, stok opname dan lain-lain
sehubungan dengan persediaan barang.
Gambar II.9. Modul Persediaan
7. Laporan
Menu laporan digunakan untuk menampilkan laporan-laporan seperti neraca,
laporan laba/rugi, buku besar, arus kas, laporan penjualan dan pembelian, laporan barang
serta dapat menyajikan analisa bisnis dan lain sebagainya.
21
Gambar II.10. Modul Laporan
21