BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

26
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman.” Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2008:46). Definisi John B. Hoben, mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: “Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut adalahbahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. 2.1.1.1 Konseptualisasi Komunikasi John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken mengatakan ada tiga kerangkapemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah,komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media seperti media cetak dan media elektronik.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman.” Sampai

batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam

pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2008:46). Definisi John B. Hoben,

mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: “Komunikasi adalah

pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut

adalahbahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan.

2.1.1.1 Konseptualisasi Komunikasi

John R. Wenburg dan William W. Wilmot serta Kenneth K. Sereno dan

Edward M. Bodaken mengatakan ada tiga kerangkapemahaman mengenai

komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah,komunikasi sebagai

interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi

yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga)

kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka)

ataupun melalui media seperti media cetak dan media elektronik.

10

Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti

penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan

komunikasi bersifat instrumental dan persuasif.

b. Komunikasi sebagai interaksi

Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan

proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang

menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan

memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang pertama

bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang

kedua, dan begitu seterusnya. .

c. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau

pemahaman yang diperoleh pada dasarnya bersifat pribadi. Dalam

komunikasitransaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang

telahmenafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku

nonverbalnya. Pemahaman ini mirip dengan “definisi berorientasi-penerima”seperti

yang dikemukakan Burgoon, yang menekankan variabel-variabel yangberbeda, yakni

penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu juga

berlangsung dua-arah, bukan satu-arah (Mulyana, 2008:67).

2.1.1.2 Unsur Komunikasi

Lasswell mengemukakan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu

sama lain, yaitu sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima

(receiver), dan efek (effect). (Mulyana, 2008)

11

a. Sumber

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber bisa merupakan seorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam

hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan

atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang

idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian

(encoding).

b. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan,

nilai, gagasan dan maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol

yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

c. Saluran atau Media

Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dapat merujuk pada bentuk

pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran

nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan secara langsung (tatap-

muka) atau melalui media massa.

d. Penerima

Penerima sering juga disebut sebagai audiens yang menerima pesan dari

sumber. Penerima pesan menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal

dan atau nonverbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses ini

disebut penyandian balik (encoding).

12

e. Efek

Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari

sumber. Efek ini dapat muncul ketika pengetahuan penerima menjadi bertambah,

menjadi terhibur atau muncul perubahan sikap berdasarkan pesan yang diterima dari

sumber.

2.1.2 Komunikasi Massa

Menurut Bittner definisi dari komunikasi massa, yaitu: “mass comunication is

messages comunicated through a mass medium to a large number of

people”(komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa

pada sejumlah besar orang) (Bittner, 1980 : 10). Maka dari penjelasan Bittner

tersebut menimbulkan pertanyaan apakah komunikasi massa adalah suatu pesan atau

proses? Apakah yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi

interpersonal atau komunikasi media? (Rakhmat, 2007 : 188)

Sedangkan menurut Gerbner juga pernah mengatakan, “mass comunication is the

technologically and institutionally based production and distribution of the most

broaldy shared continuous flow of masseges in industrial societies” komunikasi

masa adalah produksi dan distribusi yang berlandasan teknologi dan lembaga dari

arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Dalam buku Rakhmat, 2007:188-189; Maletzke telah menghimpun banyak

definisi, dan beberapa diantaranya adalah:

1. Komunikasi masa adalah bentuk komunikasi yang penyampaiannya

melalui media masa yang disampaikan secara satu arah kepada publik.

13

2. Komunikasi masaditujukan untuk semua orang tidak hanya untuk

individu. Penyampaian komunikasi masa memerlukan media untuk

penyebarannya.

3. Komunikasi masa dapat dibedakan dari berbagai karakterisitik utama

yaitu diarahkan pada khalayak yang relatif besar, bersifat heterogen,

dan anonim, penyampaian pesan secara terbuka, bersifat sekilas

(ditayangkan sekali saja), komunikator cenderung dengan Public

Figure atau orang-orang penting yang melibatkan orang banyak.

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki empat fungsi (Mulyana, 2008 : 5) , adapun fungsi

tersebut adalah :

1. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan

bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi

diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan terhindar

dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur,

dan mempupuk hubungan dengan orang lain.

2. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun kelompok.

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,

namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk

menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan tersebut

dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang,

14

rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat prilaku nonverbal.

3. Komunikasi Ritual

Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering

melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup,

yang disebut para antropolog sebagai rites of passages, mulai dari upacara,

kelahiran, sunatan, ulangtahun, siraman, pernikahan, ulangtahun perkawinan,

sampai upacara kematian.

Fungsi ritual juga tampak dalam acara pelamaran dilakukan keluarga calon

mempelai pria kepada keluarga calon mempelai wanita. Komunikasi ritual

sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.

4. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum :

a) Menginformasikan

b) Mengajar

c) Mendorong

d) Mengubah sikap dan keyakinan

e) Mengubah perilaku atau menggerakan tindakan , dan

f) Menghibur

Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk

(bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan

(to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara

15

menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang

disampaikannya akurat dan diketahui.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan

dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

Komunikasi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pribadi dan pekerjaan, baik

tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Contoh dari tujuan jangka

pendek adalah seperti memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,

memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik.

Tujuan jangka panjang dapat diraih melalui keahlian komunikasi, contohnya

seperti berpidato, berunding, berbahasa asing, atau keahlian dalam menulis. Kedua

tujuan tersebut tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai kesan itu secara

kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa

keberhasilan dalam karir, seperti untuk memperoleh jabatan, kekuasaan,

penghormatan sosial, dan kekayaan..

2.1.2.2 Efek Komunikasi Massa

Efek dari komunikasi massa adalah disaat komunikan atau si penerima pesan

mengalami suatu perubahan yang terjadi di dalam dirinya karena menerima pesan-

pesan dari suatu sumber. Perubahan yang dialami komunikan dapat berupa

pengetahuan, sikap, dan juga perilaku nyata.

Bagaimana bisa dikatakan demikian, karena komunikasi dapat dikatakan

efektif ketika ia menghasilkan efek yang diharapkan oleh komunikator yang dapat

diketahui melalui umpan balik sehingga komunikator dapat mengetahui apakah

pesan yang disampaikannya tersebut sampai atau tidak kepada komunikannya

(Lamintang, 2013 : 10-11).

16

Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana,

Keith R. Stamm dan John E.Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar.

Pertama,Efek Primer yaitu meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua,

EfekSekunder yaitu meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan, pengetahuan

dansikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Lamintang, 2013:10).

a. Efek Primer

Dalam komunikasi massa, terdapat efek komunikasi yang nyata dan jelas.

Jika dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak bisa lepas dari media massa, berarti

efek yang ditimbulkan telah nyata terjadi. Secara sederhana, efek primer terjadi jika

dua orang mengatakan telah terjadi proseskomunikasi terhadap objek yang

dilihatnya. Jadi, terpaan media massa yang mengenai audiens menjadi salah satu

bentuk efek primer.

b. Efek Sekunder

Secara tradisional, ada beberapa jenis “efek” yang disebabkan media massa.

Salah satunya adalah efek uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan).

Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran komunikasi massa,

tetapi dalam efek sekunder, akan mencoba membahas efek kegunaan dan kepuasan

tersebut.

Swanson (1979) mengatakan bahwa ide dasar yang melatarbelakangi efek ini

adalah bahwa audiens aktif di dalam memanfaatkan media massa. Individu tidak

secara spontan dan otomatis merespons pesan-pesan media massa, namun individu

menggunakan isi media tersebut untuk memenuhi tujuan mereka di dalam usaha

menikmati media massa.

Sementara menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak

hanya bagaimana media memengaruhi audiens, tetapi juga bagaimana audiens

17

mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya. Faktor interaksi yang terjadi

antar individu akan ikut memengaruhi pesan yang diterima (Nurudin, 2009:210-211).

2.1.3 Media Massa

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat,

digunakan untuk berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola

secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Media massa yang kini

digunakan masyarakat semakin beragam seperti media cetak dan media elektronik,

serta sudah menjadi kebutuhan hidup oleh masyarakat secara luas mulai dari kota

hingga pedesaaan. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan beragam

hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi di berbagai belahan

dunia (Mondry, 2008:12).

Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi

massa seperti pers, media-media cetak pada umumnya seperti majalah dan jurnal,

dan berbagai media elektronik seperti radio, bioskop, dan televisi yang mampu

menjangkau masyarakat luas (Lamintang, 2013 : 21)

Media massa dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu media cetak dan

juga media elektronik. Kedua media tersebut pastilah memiliki kekurangan dan

kelebihannya masing-masing.

Adapun penjelasan dari bentuk-bentuk dari media massa yang dikutip pada

Lamintang, 2013: 21-22 adalah sebagai berikut :

a. Media Cetak

Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesan-pesan

visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka

media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata-kata, gambar atau foto

18

dengan tata warna dan halaman putih dengan fungsi utama adalah memberikan

informasi atau menghibur.

b. Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan alat-alat elektronik seperti

Radio dan Televisi. Fungsinya sama dengan media cetak hanya bentuk dan cara

penyampaiannya saja yang berbeda. Seperti radio yang berperan sebagai media

elektronik tertua ini merupakan media elektronik yang memberikan informasi

melalui suara. Namun seiring berjalannya waktu radio kini banyak yang

menggunakan streaming langsung melalui online yang ditambahkan perangkat

kamera sehingga dapat dilihat oleh para pendengarnya. Berbeda dengan radio yang

hanya melalui audio, televisi merupakan media massa yang memadukan antara radio

dengan film. Sehingga televisi memiliki gambar yang bergerak yang dapat dilihat

dan didengar oleh penonton.

Setiap media baik cetak maupun elektronik pastilah memiliki kekurangan dan

kelebihan. Seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Fox yang menyatakan bahwa

suratkabar, majalah, radio, televisi dan film sebagai media massa yang digunakan

pada komunikasi massa masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan

sebagai media komunikasi massa dalam menyampaikan pesan pihak yang akan

menerimanya (Suryani, 2008 : 208).

19

Adapun kekurangan dan kelebihan media dapat terlihat pada tabel 2.1 sebagai

berikut :

Table 2.1 Evaluasi Berbagai Jenis Media

Media Kelebihan Kelemahan

Surat Kabar

• Fleksibel • Tepat waktu • Mampu menjangkau pasar

lokal dengan baik • Jangkauan penerimaannya

luas • Tingkat kepercayaan tinggi

• Umur informasi pendek • Kualitas gambar dan cetakan

kurang • Sedikit khalayak yang

meneruskan informasi

Televisi

• Informasi dapat dilihat, didengar dan gambar dapat bergerak menarik untuk di tonton.

• Perhatian tinggi jangkauan luas

• Biaya mahal • Kebingungan tinggi. • Tingkatan penayangan cepat

berlalu dan khalayak kurang mempunyai daya seleksi

Radio

• Mempunyai banyak pendengar

• Selektivitas geografi dan demografi tinggi

• Biaya murah

• Khalayak hanya mendengarkan saja

• Perhatian yang lebih rendah dibandingkan televisi

• Penyiaran cepat berlalu

Majalah

• Mempunyai selektivias demografi dan geografi yang tinggi.

• Prestise dan kredibel • Hasil cetakan berkualitas. • Berumur panjang. • Jumlah pembaca yang

meneruskan iinformasi cukup baik

• Waktu tunggu yang lama. • Waktu sirkulasi yang

terbuang. • Tidak ada jaminan posisi yang

baik.

Sumber: Kotler dan Fox dalam Suryani, (2008:208)

2.1.4 Televisi

Televisi di Indonesia pertama kali muncul ketika tahun 1962, yaitu ketika adanya

liputan Asian Games di Jakarta. Meskipun saat itu masih dengan tampilan hitam

20

putih, namun siaran televisi pertama di Indonesia tersebut cukup membuat

masyarakat terpukau. Meskipun siaran pertama di Indonesia adalah tahun 1962,

namun boomingnya televisi adalah ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan

decoder pada tahun 1992.

Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang

menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum,

baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan

(Riswandi, 2009 : 1-2).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah “Sistem penyiaran gambar

yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan

menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat

dilihat dan bunyi yang dapat di dengar” (Lamintang, 2013:23).

2.1.5 Program Karya Artistik

1. Program musik : suatu program yang materi siaranya mengutamakan aspek atau

yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siaranya.

2. Program Drama Radio : Suatu program yang menyajikan secara audio pola

pelakonan /dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu

yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara

musik, lagu serta efek suara seperlunya.

3. Program Kuis Radio : Suatu program yang materi siaranya didasarkan pada

pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan

21

kepada pendengar agar menaggapinya sebagai suatu bentuk pertisipasinya atau

interraktif, yang di kompensasikan dengan suatu hadiah.

4. Program Variety Show : Suatu program yang sajianya terdiri dari sejumlah

kompbinasi dari bergam format acara yang di kemas secara dinamis dan menarik

dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. Isi program Variety Show terdiri ari

beberapa segeman bisa berupa gossip, dialog interaktif, kuis, permintaan lagu, info

aktual dan lain-lain.

5. Program Komedi/humor : Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang

menggelitik dan mengundak tawa secara auditif sehingga merangsang

penontonuntuk tersenyum atau tertawa. Program komedi secara genrenya meliputi :

jokes, lawak, anekdot, serta parodi.

6. Program sponsor : suatu program yang isi siaranya dimuati oleh informasi dan

data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara.

7. Program Cerita dongeng atau lengenda : bentuk penyajian program yang

disajikansecara dramatisasi atau naratif berdasarkan kisah-kisah dongeng atau cerita

legena yang sudah dikenal luas (Triartanto, 2010 : 148-149).

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Humor

Dalam Ensiklopedia Indonesia (1982), humor itu kualitas untuk menghimbau

rasa geli atau lucu, karena keganjilannya atau ketidakpantasannya yang menggelikan.

Selain itu menurut Arwah Setiawan (Suhadi, 1989), definisi humor adalah rasa atau

gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia

22

bisa berupa rasa, atau kesadaran, di dalam diri kita (sense of humor). Bisa berupa

suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun dari luar diri kita. Bila dihadapkan

pada humor, kita bisa langsung tertawa lepas atau cenderung tertawa saja, misalnya

tersenyum atau merasa tergelitik di dalam batin saja. Rangsangan yang ditimbulkan

haruslah rangsangan mental untuk tertawa, bukan rang- sangan fisik seperti dikili-kili

yang mendatangkan rasa geli namun bukan akibat humor.

Dalam majalah Astaga, Setiawan (1990) pernah mengungkapkan teori humor

yang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

(1) Teori keunggulan, yaitu seseorang akan tertawa jika ia secara tiba-tiba

memperoleh perasaan unggul atau lebih sempurna dihadapkan pada pihak lain yang

melakukan kesalahan, kekurangan atau mengalami ke-adaan yang tidak

menguntungkan. Kita dapat tertawa terbahak-bahak pada waktu melihat pela- wak

terjatuh, terinjak kaki temannya serta melakukan berbagai kekeliruan dan kebodohan.

(2) Teori ketaksesuaian, yaitu perasaan lucu timbul karena kita dihadapkan

pada situasi yang sama sekali tak terduga atau tidak pada tempatnya secara

mendadak, sebagai perubahan atas situasi yang sangat diharapkan. Harapan

dikacaukan, kita dibawa pada suatu sikap mental yang sama sekali berbeda. Sebagai

contoh adalah rasa humor yang timbul karena kita melihat kartun yang

menggambarkan seseorang yang sedang mancing. Gambar pertama, menunjukkan

orang dengan penuh harapan menunggu umpannya dilahap ikan. Gambar kedua

menunjukkan rasa gembira orang itu karena ada tanda-tanda bahwa ikan yang besar

te- lah menarik kailnya. Gambar ketiga, menunjukkan tiba-tiba, orang itu tercebur ke

sungai. Rupanya, ikan yang amat besar telah menyeretnya ke dalam sungai.

23

(3) Teori kelegaan atau kebebasan, yaitu inti humor adalah pelepasan atas

kekangan-kekangan yang terdapat pada diri seseorang. Bila dorongan-dorongan batin

alamiah mendapat kekangan, dapat dilepaskan atau dikendorkan, seperti melalui

lelucon seks, sindiran jenaka atau umpatan, meledaklah perasaan menjadi tertawa.

Dari ketiga jenis teori humor diatas maka goyang Cesar dalam penelitian ini

dapat dikatakan sebagai teori kelegaan atau kebebasan. Karena goyang Cesar dapat

melepaskan atau mengendorkan dorongan-dorongan batin akibat mendapat tekanan

seperti stres dengan pekerjaan atau urusan lainnya.

Jenis Humor

Jenis humor menurut Arwah Setiawan (1988) dapat dibedakan menurut

kriterium bentuk ekspresi . Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor

dibagi menjadi tiga jenis yakni:

(1) humor personal, yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya

bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar.

(2) humor dalam pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan

yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum.

(3) humor dalam kesenian, atau seni humor. Humor dalam kesenian masih

dibagi menjadi seperti berikut:

a. Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, dan pantomim lucu.

b. Humor grafis, misalnya: kartun, kari- katur, foto jenaka, dan patung lucu.

c. Humor literatur, misalnya: cerpen lucu, esei satiris, sajak jenaka, dan

semacamnya.

24

Berdasarkan jenisnya, goyang Cesar termasuk tari humor sehingga

goyang Cesar masuk pada jenis humor dalam kesenian, yaitu humor lakuan.

Fungsi Humor

Fungsi humor menurut Sujoko (1982) adalah:

(1) melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan;

(2) menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benar;

(3) mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut;

(4) menghibur;

(5) melancarkan pikiran;

(6) membuat orang mentoleransi sesuatu;

(7) membuat orang memahami soal pelik. (Rahmanadji, 2007)

2.2.2 Minat

Seperti yang dikatakan dalam encyclopedia of psycology, minat merupakan

faktor yang ada dalam diri seseorang, yang menyebabkan dia tertarik atau menolak

terhadap objek, orang, dan kegiatan dalam lingkungannya. Dalam penelitian ini,

minat yang dimaksudkan adalah seberapa besar minat penonton untuk menonton

program Yuk Keep Smile berdasarkan salahsatu unsur dalam program tersebut yaitu

goyang Cesar. Dalam menimbulkan minat seseorang dalam menonton suatu

program, penonton harus mengetahui sebelumnya apa saja faktor yang disukai dalam

sebuah program televisi, sehingga ketika penonton mencari program yang ingin

25

dilihat, penonton mengetahui apakah dalam program tersebut memiliki faktor yang

memang disukainya yang menimbulkan minat penonton untuk menonton.

Sarlito Wirawan menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial,

bahwa minat dapat diartikan sebagai berikut:

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu. (Sarwono, 2003 : 52)

Dari beberapa definisi minat yang dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan,

bahwa minat adalah ketertarikan seseorang terhadap hal-hal yang disukainya yang

disertai perasaan senang, sehingga membuatnya lebih selektif terhadap minatnya.

Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut teori Acceptance Rejection yang dikemukakan Fryer, keberadaan

minat didasari atas orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap suatu objek,

subjek, atau aktifitas. Orientasi tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi

penerimaan individu. Jika seorang individu merasa suka dengan suatu objek, subjek,

atau aktifitas tertentu makan individu tersebut akan menerimanya. Namun

sebaliknya, jika seorang individu tidak memiliki rasa suka atau ketertarikanterhadap

suatu objek, subjek, atau aktifitas tertentu, maka individu tersebut akan menolaknya.

26

Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika ia menolak berarti ia tidak berminat.

(Sarwono, 2003 : 71)

Menurut Crow and Crow (1982), ada tiga faktor yang mempengaruhi

timbulnya minat, yaitu;

1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat

seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian

ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.

2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan

dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk

mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk

memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

3. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat

meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat

seseorang. (Sarwono, 2003 : 76)

Dari ketiga faktor diatas, jika dihubungkan dengan penelitian ini dapat

dikaitkan dalam faktor pertama, yaitu timbulnya minat menonton karena adanya

faktor dorongan dari dalam, seperti goyang Cesar yang dapat mempengaruhi minat

menonton karena adanya minat untuk mempelajari gerakannya, melakukan penelitian

ilmiah, atau aktifitas lain seperti goyang bersama dalam jumlah orang yang cukup

banyak.

27

2.2.3 Audience

Audience merupakan jutaan penonton televisi, ribuan televisi, ribuan pembaca

buku majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama

lain diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang

diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing

individu bisa saling mengekspresikan yang diterimanya (Nurudin, 2011: 104).

Hiebert dan kawan-kawan mengatakan bahwa audience pada komunikasi

massa memiliki lima karakterisitik, yaitu sebagai berikut:

1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka,

individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan

berdasarkan seleksi kesadaran.

2. Audience cenderung besar, berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan

sasaran komunikasi massa. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut

audience.

3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan

kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi

heterogenitasnya juga tetap ada.

4. Audience cenderung anonim. Yakni tidak mengenal satu sama lain. Tidak

mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus perkasus, tetapi meliputi

semua audience.

28

5. Audience secara fisik dipisahkan dari kounikator. Dapat juga dikatakan

audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa audience merupakan

orang yang tidak saling mengenal, berasal dari berbagai lapisan, berasal dari berbagai

jangkauan wilayah, berkumpul dalam suatu tempat dan mengkonsumsi media massa,

baik televisi, majalah, buku, atau jurnal ilmiah.

2.2.4 Uses and Gratifications Model

Seperti yang telah sempat dikatakan pada bagian latar belakang bahwa YKS

merupakan program komedi yang interaktif karena melibatkan penonton di studio

ketika melakukan goyangan yang khas yang dimiliki oleh program YKS. Penelitian

ini melihat dari sudut pandang konten yang dimiliki YKS yang berbentuk

keunikan seperti goyang Cesar mempengaruhi masyarakat untuk tetap menonton.

Seberapa besar pengaruh dari goyang Cesar sehingga masyarakat setia untuk terus

menonton setiap episodenya. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan Uses and

Gratifications Model.

Pada model Uses and Gratifications Model ini terjadi pergeseran dari tujuan

komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa

dalam melayani masyarakat akan kebutuhan mereka dalam mengkonsumi media.

Elihu Katz (1959) menjelaskan dalam sebuah artikel mengenai pendekatan

uses and gratification untuk pertama kali sebagai reaksinya terhadap penyataan yang

sampaikan oleh Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya

akan mati. Katz mengatakan bahwa bahwa kebanyakan penelitian komunikasi massa

29

berpengaruh kecil kepada khalayak yang dipersuasi, oleh karena itu dia menegaskan

bahwa penelitian komunikasi yang saat itu sedang sekarat adalah studi komunikasi

sebagai persuasi. Berbeda dengan penelitian komunikasi yang memang saat itu

sedang sekarat, Katz mengatakan penelitiannya tersebut lebih kepada jawaban dari

sebuah pertanyaan apa yang dilakukan media unutk khalayak?

Dalam model ini terlihat bahwa sebenarnya hal terpenting adalah bukan

bagaimana media massa dapat merubah sikap khalayak, tetapi lebih kepada

bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan dari setiap individu tersebut. Karena

khalayak yang aktif akan memilih media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya

masing-masing.

Abraham Maslow (1954) telah membedakan lima perangkat kebutuhan dasar,

antara lain:

a. Kebutuhan Fisiologis

b. Kebutuhan Keamanan

c. Kebutuhan Cinta

d. Kebutuhan Penghargaan

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Jika dilihat dari lima kebutuhan tersebut, maka kebutuhan cinta, kebutuhan

penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri yang menarik perhatian para peneliti dari

uses and gratifications.

Pendekatan model ini sebenarnya dapat dikatakan tidak lagi baru. Karena para

pakar telah melakukan penelitian di awal dekade 1940-an dan 1950-an mengenai

mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Kemudian

pada dekade 1960-an dan 1970-an di sejumlah negara seperti Amerika, Inggris,

30

Finlandia, Swedia, dan Jepang telah melakukan penelitian yang sistematik untuk

membina teori uses and gratifications. (Effendy, 2003 : 289)

2.2.5 Diffusion of Innovation Theory

Seperti yang telah kita ketahui bahwa program Yuk Keep Smile di Trans TV

merupakan program komedi yang bukan hanya memberikan lawakan komedi, tetapi

juga menampilkan inovasi kreatif di dalamnya, yaitu dengan adanya goyang Cesar

yang dapat menarik perhatian penonton dengan gerakannya yang menghibur dan

juga terasa mengajak penonton untuk berpartisipasi dalam program tersebut.

Dalam penelitian ini sudut pandang yang dilihat adalah melalui sisi bagaimana

salahsatu konten dalam program Yuk Keep Smile di Trans TV yaitu goyang Cesar

dapat mempengaruhi minat untuk menonton program tersebut. Dari sudut pandang

tersebut maka pendekatan Diffusion of Innovation Theory dapat digunakan dalam

penelitian ini. Teori Diffusion of Innovation Theory ini berawal ketika muncul

sebuah artikel yang berjudul The People’s Choice yang ditulis oleh Paul Lazarfeld,

Bernard Barelson, dan H. Gaudet tahun 1994. Teori ini mengatakan bahwa

komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk

mempengaruhi orang-orang. Sehingga adanya inovasi (penemuan), lalu disebarkan

(difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi massa untuk mengikutinya.

Di awal perkembangannya, teori ini mendudukan peran pemimpin opini dalam

mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Artinya media massa mempunyai

pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Menurut Rogers dan

Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan disebarkan kepada

masyarakat yang menjadi anggota sistem sosial. (Nurudin, 2007 : 187-188)

31

2.3 Definisi dan Operasional Konsep

2.3.1 Definisi Operasional

Menurut Walizer dan Wiener, Operasional adalah seperangkat petunjuk yang

lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau

konsep definisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di

sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel. Definisi operasional yaitu unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur sebuah variabel.

(Martono, 2010 : 82)

2.3.2 Definisi Konsep

Definisi konsep menurut Kriyantono, 2010: 17 adalah mengekspresikan sebuah

ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-

fakta yang diperoleh dari pengamatan (Kriyantono, 2010: 17). Sedangkan konsep

yang sifatnya telah diberi nilai dalam bentuk bilang disebut dengan variabel.

Definisi variabel sendiri adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep

operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuannya secara

relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasikan, diurut,

dan diukur. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia empiris dan dunia

teoritis (Kriyantono, 2010: 20).

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memperlihatkan

penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

32

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab dari variabel

lainnya (Kriyantono, 2010: 21). Maka yang dimaksud dengan variabel bebas pada

penelitian ini adalah pengaruh goyang Cesar program Yuk Keep Smile di Trans TV.

Dimensi yang digunakan untuk variabel x adalah fungsi humor.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi dan menimbulkan

akibat yang disebabkan variabel sebelumnya (Kriyantono, 2010: 21). Oleh karena itu

yang disebut dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah minat menonton studi

pada followers situs jejaring sosial twitter @YuKeepSmile_TTV. Dimensi yang

digunakan pada variabel ini diambil dari teori minat.

Untuk skala perhitungannya sendiri, variabel terikat sama dengan variabel

bebas, yaitu dengan menggunakan skala likert dimana responden memilih jawaban

antara sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Semua

pilihan jawaban tersebut juga memiliki poin-poin tersendiri dari 5 sampai dengan 1.

2.3.3 Operasional Konsep

Tabel 2.2 Operasional Konsep

Variabel X (Goyang Cesar Progam YKS)

Variabel

X

Dimensi Indikator Skala

Menyampaikan

Pesan

1. Goyang Cesar dapat menyampaikan pesan untuk tersenyum melalui slogannya.

2. Gerakan goyang Cesar

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3

33

Goyang Cesar

Progam YKS

membuat penonton untuk tetap ceria.

3. Musik yang digunakan goyang Cesar membuat penonton bersemangat.

- Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Toleransi

1. Goyang Cesar dapat

menghilangkan segala perbedaan.

2. Goyang Cesar dapat mengajari nilai yang positif pada perilaku penonton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Goyang Cesar dapat

menyamaratakan selera banyak orang melalui gerakan dan musiknya.

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Menghibur

1. Goyang Cesar dapat menghibur penonton.

2. Goyang Cesar dapat menghilangkan stres penonton.

3. Goyang Cesar

memberikan motivasi bagi penonton.

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Variabel Y (Minat Menonton)

Variabel Y

Dimensi Indikator Skala

34

Minat Menonton

Dorongan Dari Dalam

1. Penonton menonton program YKS karena merasa terdorong untuk mengetahui goyang Cesar.

2. Gerakan goyang Cesar membuat penonton ingin mengikuti.

3. Goyang Cesar membuat

penonton ingin terus menonton program YKS.

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Motif Sosial

1. Penonton menonton

program YKS karena ingin mengembangkan pengetahuan baru seperti goyang Cesar

2. Penonton mengetahui goyang Cesar agar tidak tertinggal dari lingkungannya akan hal baru.

3. Penonton menyukai goyang Cesar karena dapat memotivasi untuk bekerja kembali.

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Emosional

1. Goyang Cesar dapat menimbulkan rasa semangat.

2. Goyang Cesar dapat menghilangkan stres.

3. Goyang Cesar

dapat membuat penonton tertawa.

- Sangat Setuju : 5 - Setuju : 4 - Ragu- ragu : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1