BAB II Landasan Teori Inventory

44
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan 2.1.1 Definisi Perusahaan Menurut James M. Reeve et. al. (2009: 2) dalam bukunya Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia (Ed. 1) bahwa usaha atau perusahaan (business) adalah suatu organisasi dengan sumber daya dasar (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja, digabung dan diproses untuk menyediakan barang atau jasa (output) untuk pelanggan.2.1.2 Jenis-Jenis Perusahaan (Usaha) Setiap jenis usaha memiliki karakteristik yang unik. Terdapat tiga jenis usaha yang bertujuan mencari keuntungan, yaitu (Reeve James M et. al., 2009: 3): 1. Usaha Jasa Usaha jasa (service businesses) menyediakan jasa untuk pelanggan. 2. Usaha Dagang Usaha dagang (merchandising businesses) menjual produk yang diperoleh dari pihak lain ke pelanggan. Perusahaan seperti ini disebut peritel, yang mempertemukan produk dan pelanggan di suatu tempat. 3. Usaha Manufaktur Usaha manufaktur (manufacturing businesses) mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada pelanggan individu.

description

BAB II Landasan Teori Tugas Akhir Inventory

Transcript of BAB II Landasan Teori Inventory

Page 1: BAB II Landasan Teori Inventory

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan

2.1.1 Definisi Perusahaan

Menurut James M. Reeve et. al. (2009: 2) dalam bukunya Pengantar

Akuntansi Adaptasi Indonesia (Ed. 1) bahwa usaha atau perusahaan (business)

adalah “suatu organisasi dengan sumber daya dasar (input), seperti bahan baku dan

tenaga kerja, digabung dan diproses untuk menyediakan barang atau jasa (output)

untuk pelanggan.”

2.1.2 Jenis-Jenis Perusahaan (Usaha)

Setiap jenis usaha memiliki karakteristik yang unik. Terdapat tiga jenis

usaha yang bertujuan mencari keuntungan, yaitu (Reeve James M et. al., 2009: 3):

1. Usaha Jasa

Usaha jasa (service businesses) menyediakan jasa untuk pelanggan.

2. Usaha Dagang

Usaha dagang (merchandising businesses) menjual produk yang diperoleh dari

pihak lain ke pelanggan. Perusahaan seperti ini disebut peritel, yang

mempertemukan produk dan pelanggan di suatu tempat.

3. Usaha Manufaktur

Usaha manufaktur (manufacturing businesses) mengubah input dasar menjadi

produk yang dijual kepada pelanggan individu.

Page 2: BAB II Landasan Teori Inventory

11

2.2 Persediaan (Inventory)

2.2.1 Definisi Persediaan (Inventory)

Persediaan merupakan salah satu investasi modal yang dimiliki perusahaan.

Pada umumnya setiap perusahaan menggunakan sebagian besar uangnya untuk

membeli persediaan. Oleh karena itu, persediaan memegang peranan penting dalam

kelangsungan proses produksi.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK-ETAP) yang diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2009: 52),

persediaan adalah aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses

produksi untuk kemudian dijual; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk

digunakan dalam proses produksi atau pembelian kerja. Dari pengertian di atas,

dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan aset yang dimiliki untuk dijual dalam

kegiatan usaha normal dalam perusahaan dagang maupun dalam perusahaan

manufaktur yang membutuhkan proses produksi.

Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011: 200-201), aktivitas

perusahaan dagang adalah untuk menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk

membeli barang dagangan yang kemudian dijual kembali kepada pelanggan.

Pendapatan dari barang dagang yang telah dijual dilaporkan sebagai penjualan

(sales). Sedangkan beban dari membeli barang dagang tersebut dilaporkan sebagai

Harga Pokok Penjualan-HPP (Cost of Good Sold-COGS). HPP dikurangkan dari

penjualan untuk memperoleh laba bruto (gross profit).

Page 3: BAB II Landasan Teori Inventory

12

2.2.2 Fungsi Perlunya Persediaan Bagi Suatu Perusahaan

Menurut Zulian Yamit (2003: 6) dalam bukunya “Manajemen Persediaan”

mengemukakan bahwa terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi

perlunya persediaan, yaitu:

1. Faktor Waktu

Faktor waktu, menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum

barang jadi sampai ke tangan konsumen. Waktu selama proses produksi ini

diperlukan oleh perusahaan untuk membuat skedul produksi, mengolah bahan

baku, pengiriman bahan baku, pengawasan bahan baku, produksi dan

pengiriman barang jadi ke konsumen. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan

persediaan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu (lead time).

2. Faktor Ketidakpastian Waktu Datang Dari Supplier

Faktor ketidakpastian waktu datang dari supplier, menyebabkan perusahaan

memerlukan persediaan. Ketidakpastian ini biasanya menghambat proses

produksi sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman ke pihak

konsumen, hal ini biasanya terjadi karena persediaan bahan baku terikat pada

supplier, persediaan dalam proses terikat pada konsumen.

3. Faktor Ketidakpastian Penggunaan

Faktor ketidakpastian penggunaan dari pihak perusahaan yang biasanya

disebabkan karena adanya kesalahan peramalan permintaan, terdapat bahan

baku yang rusak atau cacat, dan berbagai kondisi lainnya, sehingga persediaan

dilakukan untuk mengantisipasi ketidaktepatan peramalan maupun akibat

lainnya tersebut.

Page 4: BAB II Landasan Teori Inventory

13

4. Faktor Ekonomis

Faktor ekonomis, kejadian ini terjadi karena adanya keinginan perusahaan

untuk mendapatkan alternatif biaya yang rendah dalam memproduksi atau

membeli item dengan menentukan jumlah yang besar dengan tujuan untuk

memperoleh potongan harga, sehingga biaya pembelian dan biaya transportasi

per unit akan menjadi lebih rendah.

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Persediaan

Dalam perusahaan seperti perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang

memiliki persediaan, tujuan dan fungsi persediaan itu sendiri menurut Freddy

Rangkuti (2002: 7) dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang

Bisnis” adalah seperti diuraikan di bawah ini:

1. Batch Stock/Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan atau

barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat

ini.

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen

yang tidak dapat diramalkan.

Page 5: BAB II Landasan Teori Inventory

14

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan

untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang

meningkat.

Tujuan persediaan seperti diuraikan di atas, yaitu dengan adanya persediaan,

maka perusahaan dapat melakukan efisiensi produksi dan penghematan biaya

angkut serta untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat

diramalkan atau tidak beraturan dan atau untuk mengatasi jumlah permintaan

konsumen yang telah diramalkan sebelumnya.

Menurut Freddy Rangkuti (2002: 15) dalam buku “Manajemen Persediaan

Aplikasi di Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan

bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung

pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan

barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses

individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan

untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen

yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuations stock.

Page 6: BAB II Landasan Teori Inventory

15

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan

atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah

dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian

dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang

timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan

sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan

dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu

permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan

musiman (seasional inventories).

Dari uraian di atas fungsi persediaan, yaitu untuk menghindari

keterlambatan barang, hilangnya barang dan dengan adanya persediaan, maka

operasional perusahaan dapat terus berjalan sehingga pelayanan terhadap

konsumen dapat terus berjalan dan pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan

dengan sebaik-baiknya.

2.2.4 Jenis Persediaan

Menurut Freddy Rangkuti (2002: 14) dalam bukunya “Manajemen

Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis” menjelaskan jenis-jenis persediaan antara

lain:

Page 7: BAB II Landasan Teori Inventory

16

1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material)

Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-barang

berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang

digunakan dalam proses produksi.

2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components)

Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components), yaitu

persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang

diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi

suatu produk.

3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies)

Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-

barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian

atau komponen barang jadi.

4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process)

Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-

barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi.

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)

Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang

telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau

dikirim kepada pelanggan.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa persediaan ditujukan untuk

mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi, persediaan bahan

baku, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu

Page 8: BAB II Landasan Teori Inventory

17

atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran

produk perusahaan.

2.2.5 Sifat Persediaan

Menurut Sukrisno Agoes (2000: 189) dalam buku “Auditing” sifat

persediaan adalah:

1. Biasanya merupakan aktiva lancar (current assets), karena masa perputarannya

biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.

2. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan

industri.

3. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi,

karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan

mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, Harga

Pokok Penjualan (HPP), laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan,

pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke

laporan keuangan periode berikutnya.

2.2.6 Sistem Pencatatan Persediaan

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem

yang dikenal dalam pencatatan persediaan, yaitu:

1. Sistem Periodik

Persediaan dihitung dengan melakukan penghitungan fisik (stock opname)

pada setiap akhir periode. Hasil penghitungan tersebut dapat dipakai untuk

Page 9: BAB II Landasan Teori Inventory

18

menghitung HPP, yang pada gilirannya dipakai guna menyusun laporan

keuangan. Kelemahan dari sistem ini, yaitu apabila jumlah persediaannya

banyak sekali cara ini sangat mahal. Sistem ini cocok diterapkan pada

perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya tidak banyak. Sistem ini tidak

bertentangan dengan ketentuan perpajakan karena penilaian persediaan dalam

sistem ini berdasarkan penghitungan yang benar. Akan tetapi, cara ini tidak

praktis dan ekonomis.

2. Sistem Perpetual

Perusahaan mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang

dagang yang dijual dan dibeli. Perusahaan menentukan HPP setiap kali

transaksi penjualan terjadi. Sistem ini dapat menyajikan keterangan mengenai

persediaan dan HPP secara terus menerus tanpa penghitungan fisik. Hal ini

dapat dilaksanakan karena setiap transaksi yang berhubungan dengan

persediaan selalu dicatat sedemikian rupa sehingga akun persediaan senantiasa

menyajikan saldo persediaan secara fisik (stock opname).

2.2.7 Harga Pokok Penjualan

Beban pokok usaha Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui menggunakan

pendekatan kausalitas, yaitu mengaitkan beban secara langsung dengan

penghasilan. Oleh karena itu, HPP diakui pada saat persediaan itu dijual.

HPP dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan penilaian persediaan. Menurut

Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011: 202-203), ada dua sistem yang dikenal

dengan pencatatan persediaan, yaitu sebagai berikut:

Page 10: BAB II Landasan Teori Inventory

19

1. Sistem Periodik

Setiap pembelian dicatat dalam akun “Pembelian” dan penjualan dicatat dalam

akun “Penjualan”. Perusahaan tidak mencatat secara detail harga pokok dari

persediaan barang dagang yang dimiliki. Persediaan dan HPP tidak dapat

diketahui sewaktu-waktu. Persediaan dihitung dengan melakukan perhitungan

fisik (stock opname) pada setiap akhir periode. Hasil penghitungan tersebut

dipakai untuk menghitung HPP.

2. Sistem Perpetual

Setiap pencatatan dilakukan secara terus menerus dimana setiap pembelian dan

penjualan barang dagang dicatat dalam akun “Persediaan”. Perusahaan

mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang dagang yang

dijual dan dibeli. Perusahaan menentukan HPP setiap kali transaksi penjualan

terjadi. Sistem perpetual menyajikan informasi mengenai persediaan dan HPP

setiap saat tanpa melakukan perhitungan fisik (stock opname).

Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, sistem pencatatan persediaan tidak

diatur secara jelas. Selama sistem dapat menunjukkan kebenaran pencatatan maka

ketentuan perpajakan dapat menerimanya.

Menurut Wild dan Kwork (2001: 201-220), penilaian persedian barang

dagang dibagi atas berikut:

1. Specific Identification Method.

2. Cost Flow Method (First-in, First-out (FIFO) dan Average-cost).

3. Estimasi persediaan (Gross Profit Method dan Retail Inventory Method).

Page 11: BAB II Landasan Teori Inventory

20

2.2.8 Metode FIFO

Metode masuk-pertama dan keluar-pertama (First in First out-FIFO) ini

berasumsi bahwa persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang

pertama kali dibeli. Dengan demikian, biaya atas persediaan yang dibebankan

sebagai HPP berasal dari persediaan yang dibeli pertama kali. Adapun metode

FIFO dengan sistem perpetual yang digunakan untuk menghitung nilai persediaan

akhir, disajikan dalam kartu persediaan yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kartu Persediaan Menggunakan Metode Perhitungan Biaya FIFO

Diterima Dikeluarkan Persediaan

Tgl. Jml

Biaya

Per

Unit

($)

Total

Biaya

($)

Jml

Biaya

Per

Unit

($)

Total

Biaya Jml

Biaya

Per

Unit

($)

Total

Biaya

($)

Saldo

($)

Feb. 1 800 6,00 4.800 4.800

4 200 7,00 1.400 800

200

6,00

7,00

4.800

1.400

6.200

10 200 8,00 1.600 800

200

200

6,00

7,00

8,00

4.800

1.400

1.600

7.800

11 800 6,00 48.00 200

200

7,00

8,00

1.400

1.600

3.000

12 400 8,00 3.200 200

600

7,00

8,00

1.400

4.800

6.200

20 200

300

7,00

8,00

1.400

2.400

300

8,00

2.400

2.400

25 100* 8,00 800 400 8,00 2.400 2.400

28

600

9,00

5.400

400

600

8,00

9,00

3.200

5.400

8.600

Keterangan: *Retur ke gudang

Sumber: Buku Akuntansi Biaya Pengarang William K. Capter Penerbit Salemba

Empat Tahun 2009 Halaman 326

Page 12: BAB II Landasan Teori Inventory

21

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.3.1 Definisi Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu Jerry FitzGerald et. al. (Jogiyanto,

2005: 1). Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),

lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input),

keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

2.3.2 Definisi Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data

adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan

nyata. Di dalam dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah

perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi (Jogiyanto, 2005: 8).

2.3.3 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan Robert A. L/K. Roscoe.

Davis (Jogiyanto, 2005: 11).

Page 13: BAB II Landasan Teori Inventory

22

2.3.3.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (Management Information System atau sering

dikenal dengan singkatan MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam

organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua

tingkatan manajemen (Jogiyanto, 2005: 14). SIM merupakan kumpulan dari sistem-

sistem informasi. MIS tergantung dari besar-kecilnya organisasi dapat terdiri dari

sistem-sistem informasi sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005: 15):

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan

informasi dari transaksi keuangan.

2. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan

informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,

kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan pemasaran.

3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information

systems).

4. Sistem informasi personalia (personnel informastion systems).

5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems).

6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).

7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).

8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development

information systems).

10. Sistem informasi teknik (engineering information systems).

Page 14: BAB II Landasan Teori Inventory

23

2.4 Program Aplikasi

Program aplikasi adalah sebuah program komputer yang ditujukan untuk

pemakai agar bisa berinteraksi dengan suatu database (basis data). Program dapat

dibuat menggunakan peranti pengembangan seperti Delphi, Visual Basic, Visual

C#, Java ataupun PHP (Abdul Kadir, 2010: 4).

2.5 Bagan Alir (Flowchart)

Flowchart adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam

program atau prosedur sistem secara logika (Jogiyanto, 2005: 795). Bagan alir

digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada

waktu akan menggambar suatu bagan alir, analisis sistem atau pemrogram dapat

mengikuti pedoman-pedoman sebagai berikut (Jogiyanto, 2005: 795).

1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri

dari suatu halaman.

2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan di mana akan

berakhirnya.

4. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata

yang mewakili suatu pekerjaan, misalnya: “Persiapkan” dokumen, “Hitung”

gaji.

5. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang

semestinya.

Page 15: BAB II Landasan Teori Inventory

24

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan

dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

7. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.

Ada lima macam bagan alir (flowchart), yaitu sebagai berikut ini (Jogiyanto,

2005: 796):

1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan

dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem

menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem (Jogiyanto, 2005: 796).

2. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir

(form formulir) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang

digunakan di dalam bagan alir sistem (Jogiyanto, 2005: 800). Adapun simbol-

simbol dari bagan alir dokumen dapat dilihat pada Tabel 2.2 (Jogiyanto, 2005:

801).

Tabel 2.2 Simbol Bagan Alir Dokumen

Simbol Keterangan

Simbol titik terminal Simbol titik terminal (terminal point

symbol) digunakan untuk menunjukkan

awal dan akhir dari sutau proses.

Page 16: BAB II Landasan Teori Inventory

25

Simbol Keterangan

Simbol dokumen Menunjukkan dokumen input dan output

baik untuk proses manual, mekanik atau

komputer.

Simbol kegiatan manual Menunjukkan pekerjaan manual.

Simbol simpanan offline

File non-komputer yang diarsip urut

angka (numerical).

Simbol simpanan offline

File non-komputer yang diarsip urut

huruf (alphabetical).

Simbol simpanan offline

File non-komputer yang diarsip urut

tanggal (cronological).

Simbol kartu plong Menunjukkan input/output yang

menggunakan kartu plong (punched

card).

Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari

operasi program komputer.

Simbol operasi luar

Menunjukkan operasi yang dilakukan di

luar proses operasi komputer.

Simbol pita magnetic Menunjukkan input/output yang

menggunakan pita magnetik.

N

A

C

Page 17: BAB II Landasan Teori Inventory

26

Simbol Keterangan

Simbol hard disk Menunjukkan input/output

menggunakan hard disk.

Simbol diskette Menunjukkan input/ouput menggunakan

diskette.

Simbol drum magnetik

Menunjukkan input/output

menggunakan drum magnetik.

Simbol keyboard Menunjukkan input/ouput menggunakan

keyboard.

Simbol input/output Simbol input/output (input/output

symbol) digunakan untuk mewakili data

input/output.

Simbol display Menunjukkan output yang ditampilkan

di monitor.

Simbol hubungan komunikasi Menunjukkan proses transmisi data

melalui channel komunikasi.

Simbol garis alir Menunjukkan arus dari proses.

Simbol penjelasan Menunjukkan penjelasan dari suatu

proses.

Page 18: BAB II Landasan Teori Inventory

27

Simbol Keterangan

Simbol penghubung Menunjukkan penghubung ke halaman

yang masih sama atau ke halaman lain.

3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip

dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam

sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-

simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan

peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini

adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham

dengan simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini

memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya

(Jogiyanto, 2005: 802).

4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan

secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat

dari derivikasi bagan alir sistem (Jogiyanto, 2005: 802). Bagan alir program

dibuat menggunakan simbol-simbol yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Simbol Bagan Alir Program

Simbol Keterangan

Simbol input/output

Simbol input/output (input/output symbol)

digunakan untuk mewakili data input/output.

Page 19: BAB II Landasan Teori Inventory

28

Simbol Keterangan

Simbol proses

Simbol proses digunakan untuk mewakili

suatu proses.

Simbol garis alir

Simbol garis alir (flow lines symbol) digunakan

untuk menunjukan arus dari proses.

Simbol penghubung

Simbol penghubung (connector symbol)

digunakan untuk menunjukkan sambungan

dari bagan alir yang terputus di halaman yang

masih sama atau di halaman lainnya.

Simbol keputusan

Simbol keputusan (decision symbol)

digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi di

dalam program.

Simbol proses terdefinisi

Simbol proses terdefinisi (predefined process

symbol) digunakan untuk menunjukkan suatu

operasi yang rinciannya ditunjukkan di tempat

lain.

Simbol persiapan

Simbol persiapan (preparatian symbol)

digunakan untuk memberi nilai awal suatu

besaran.

Simbol titik terminal

Simbol titik terminal (terminal point symbol)

digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir

dari sutau proses.

5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak

digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem

untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur (Jogiyanto, 2005: 805).

Page 20: BAB II Landasan Teori Inventory

29

2.6 Diagram Arus Data

2.6.1 Definisi Diagram Arus Data

Ide dari suatu bagan alir untuk mewakili arus data dalam suatu sistem

bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1967, Martin dan Estrin memperkenalkan suatu

algoritma program dengan menggunakan simbol lingkaran dan panah untuk

mewakili arus data. E. Yourdan dan L. L. Constantine juga menggunakan notasi

simbol ini untuk menggambarkan arus data dalam perancangan program. G. E.

Whitehouse tahun 1973 juga menggunakan notasi semacam ini untuk membuat

model-model sistem matematika. Penggunaan notasi dalam diagram arus data ini

sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat

kompleksitasnya seperti yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada

tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam komunikasi

dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Diagram yang

menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem

sekarang dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan

lingkungan fisik di mana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan

sebagainya) atau lingkungan fisik di mana data tersebut akan disimpan (misalnya

file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD

merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang

terstruktur (Structured Analysis and Design). DFD merupakan alat yang cukup

populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem

Page 21: BAB II Landasan Teori Inventory

30

dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi dari

sistem yang baik (Jogiyanto, 2005: 700).

2.6.2 Simbol-Simbol DFD

Beberapa simbol yang digunakan di DFD untuk maksud mewakili

(Jogiyanto, 2005: 700):

1. Kesatuan Luar

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan

suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan

menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external

entity) merupakan suatu kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat

berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya

yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak yang dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Notasi Kesatuan Luar Model Yourdan/De Marco

2. Arus Data

Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir

diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar

(external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa

masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Page 22: BAB II Landasan Teori Inventory

31

nama arus data

Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari

arus data dituliskan di samping garis panahnya. berikut simbol dari suatu arus

data dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Notasi Arus Data Model Yourdan/De Marco

3. Proses

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow

diagram (PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin atau komputer,

sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya

menunjukkan proses dari komputer. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan

simbol lingkaran atau dengan simbol empat persegi panjang tegak dengan

sudut-sudutnya tumpul. Adapun simbol proses yang digunakan penulis dapat

dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Notasi Proses Model Yourdan/De Marco

4. Simpanan Data

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa

sebagai berikut ini:

a. Suatu file atau database di sistem komputer.

b. Suatu arsip atau catatan manual.

c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang.

Page 23: BAB II Landasan Teori Inventory

32

d. Suatu tabel acuan manual.

e. Suatu agenda atau buku.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horisontal

paralel yang menutup di salah satu ujungnya. Adapun simbol simpanan data

yang digunakan penulis dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Notasi Data Store Model Yourdan/De Marco

2.6.3 Pedoman Menggambar DFD

Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto,

2005: 713-714):

1. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem.

2. Indentifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.

3. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagran konteks (context diagram). DFD

merupakan alat untuk structure analysis. Pendekatan tersrtuktur ini mencoba

untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (disebut dengan

top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci (disebut

dengan lower level). DFD yang pertama-kali digambar adalah yang level

teratas (top level) dan diagram ini disebut dengan context diagram. Dari context

diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut

dengan overview diagram (level 0). Tiap-tiap proses di overview diagram akan

digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses

di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan

Page 24: BAB II Landasan Teori Inventory

33

level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih

terinci lagi. Suatu context diagram selau mengandung satu dan hanya satu

proses saja (sering kali diberi nomor proses 0). Proses ini mewakili proses dari

seluruh sistem. Context diagram ini menggambarkan hubungan input atau

output antara sistem dengan dunia luarnya (kesatuan luar).

2.7 Basis Data (Database)

2.7.1 Konsep Basis Data

McFalden et al (1999) (Adi Nugroho, 2011: 5) dalam Modern Database

Management menyebutkan bahwa data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu

di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Sedangkan

basis data adalah kumpulan terorganisasi dari data-data yang berhubungan

sedemikian rupa sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, serta dipanggil oleh

pengguna (Adi Nugroho, 2011: 5).

2.7.2 Model Data

Hal yang mendasari struktur basis data adalah model data, yaitu sekumpulan

cara/perkakas/tool untuk mendeskripsikan data-data, hubunganya satu sama lain,

semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data menyediakan cara yang

sempurna untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika.

Macam-macam model data, yaitu (Adi Nugroho, 2011: 12):

Page 25: BAB II Landasan Teori Inventory

34

1. Model E-R

Model E-R (ERD) adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan

data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Huruf E sendiri

menyatakan entitas dan R menyatakan hubungan (dari kata relationship).

Model ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Itulah sebabnya model E-R

acapkali juga disebut sebagai diagram E-R (Abdul Kadir, 2009: 30).

Model E-R melibatkan sejumlah notasi. Beberapa notasi dasar dalam model E-

R dapat dilihat pada Tabel 2.4 (Abdul Kadir, 2009: 31).

Tabel 2.4 Notasi pada Model E-R

Simbol Keterangan

Entitas

Atribut

Hubungan

Kardinalitas hubungan

a. Entitas

Entitas adalah “sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tidak

bergantung pada yang lain” (Elmasri dan Navathe (Abdul Kadir, 2009:

Page 26: BAB II Landasan Teori Inventory

35

31)). Entitas dapat berupa sesuatu yang nyata ataupun abstrak (berupa

suatu konsep). Secara lebih rinci, Hoffer, dkk, (2005) menjelaskan bahwa

entitas dapat berupa seseorang, sebuah tempat, sebuah objek, sebuah

kejadian atau suatu konsep. Sebuah entitas dinyatakan dengan kata benda

dan ditulis dengan huruf kapital (Abdul Kadir, 2009: 31).

b. Atribut

Setiap entitas dinyatakan oleh sejumlah atribut. Atribut adalah properti

atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap atribut

dinyatakan dengan kata benda. Supaya konsisten, Hoffer, dkk. (2005)

menggunakan huruf kapital untuk setiap awal kata dan huruf kecil untuk

yang lain. Jika atribut menggunakan lebih dari satu kata, antar kata

dipisahkan oleh karakter garis bawah ( _ ) (Abdul Kadir, 2009: 32).

c. Hubungan

Hubungan (relationship) menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe

entitas.

(1) Jenis hubungan

Dalam banyak literatur, jenis hubungan antara dua tipe entitas

dinyatakan dengan istilah hubungan one-to-one, one-to-many, many-

to-one, dan many-to-many. Dengan mengasumsikan bahwa terdapat

dua buah tipe entitas bernama A dan B, penjelasan masing-masing

jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut (Abdul Kadir, 2009:

46):

Page 27: BAB II Landasan Teori Inventory

36

(a) Hubungan one-to-one

Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A paling banyak

berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B. Begitu pula

sebaliknya.

(b) Hubungan one-to-many

Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A bisa berpasangan

dengan banyak entitas pada tipe entitas B. Sedangkan setiap

entitas pada B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada

tipe entitas A.

(c) Hubungan many-to-one

Menyatakan bahwa setiap entitas pada entitas A paling banyak

berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap

entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas

pada tipe entitas A.

(d) Hubungan many-to-many

Menyatakan bahwa setiap entitas pada suatu tipe entitas A bisa

berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begitu

pula sebaliknya.

(2) Kekangan kardinalitas

Kekangan kardinalitas (cardinality constraint) (Hoffer, dkk., 2005)

menyatakan jumlah instans entitas suatu tipe entitas yang dikaitkan

dengan setiap instans pada tipe entitas lain. Menurut Silberschatz,

Page 28: BAB II Landasan Teori Inventory

37

dkk. (2002), hal seperti itu disebut dengan istilah rasio kardinalitas

atau pemetaan kardinalitas.

Untuk menentukan jangkauan kardinalitas dalam hubungan dengan

lebih cepat, terdapat dua jenis kekangan kardinalitas yang diterapkan

dalam hubungan, yaitu:

(a) Kardinalitas minimum

Kardinalitas minimun adalah jumlah tersedikit suatu instans dari

suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada

tipe entitas lain. Dalam hal ini jumlah minimumnya dapat berupa

0 atau 1.

(b) Kardinalitas maksimum

Kardinalitas maksimum adalah jumlah terbanyak dari instans

suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada

tipe entitas lain. Nilainya dapat berupa 1 atau banyak.

2. Model Relasional

Model relasional adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk

menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel

memiliki sejumlah kolom yang masing-masing memiliki nama unik (Adi

Nugroho, 2011: 14).

Page 29: BAB II Landasan Teori Inventory

38

2.7.3 Normalisasi

2.7.3.1 Definisi Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel

yang menunjukkan entitas sekaligus relasinya. Melalui normalisasi, akan didesain

database relasional menjadi suatu set data yang memenuhi kriteria berikut ini (Ema

Utami, 2008: 32):

1. Memuat semua data penting yang dapat disediakan oleh database.

2. Memiliki redudancy data yang sesedikit mungkin.

3. Akomodasi multi value untuk tipe data yang diperlukan.

4. Mengijinkan update data yang efisien dalam database.

5. Terhindar dari bahaya kehilangan data yang tidak dikenal.

2.7.3.2 Tujuan Normalisasi

Tujuan utama dari normalisasi (umumnya minimal sampai pada level

normalisasi ketiga), adalah mencegah terjadinya insertion anomaly, deletion

anomaly dan update anomaly.

1. Insert Anomaly

Insert anomaly merupakan kesalahan penambahan data ke dalam database.

Untuk sebuah database yang sudah normal, penambahan data hanya perlu

ditambahkan ke satu tempat dalam database (tabel). Namun untuk database

yang belum normal, penambahan data memungkinkan terjadinya penambahan

data pada beberapa tempat dalam database. Dalam beberapa hal, kesalahan

Page 30: BAB II Landasan Teori Inventory

39

dari manusia itu sendiri bisa menyebabkan penambahan data yang diperlukan

manjadi hilang.

2. Delete Anomaly

Delete anomaly merupakan kesalahan dalam menghapus data yang ada di

dalam database. Untuk database yang sudah normal, penghapusan data hanya

dapat menghapus data dari sebuah tabel saja dalam database. Untuk database

yang belum normal, penghapusan data bisa menyebabkan penghapusan data

dari beberapa tabel di dalam database, jika terjadi kesalahan dari manusia itu

sendiri, penghapusan data yang demikian bisa dimungkinkan penghapusan data

tambahan yang diperlukan menjadi hilang padahal data tersebut juga harus

dihapus.

3. Update Anomaly

Update anomaly merupakan kesalahan dalam mengubah data, baik dalam hal

penambahan, penghapusan atau keduanya.

2.7.3.3 Definisi Formal Bentuk-Bentuk Normalisasi

1. Bentuk Normalisasi Pertama (1NF)

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama apabila:

a. Tidak ada baris data yang terduplikat atau berulang dalam tabel.

b. Setiap sel memiliki nilai tunggal artinya tidak ada perulangan group atau

array.

c. Data dalam kolom (atribut dan field) memiliki tipe data sejenis.

Secara singkat 1NF bertujuan untuk menghilangkan elemen data yang berulang.

Page 31: BAB II Landasan Teori Inventory

40

2. Bentuk Normalisasi Kedua (2NF)

Tabel dalam keadaan 2NF apabila tabel sudah dalam keadaan 1NF dan semua

atribut yang bukan kunci, bergantung pada semua kunci dalam tabel. Dengan

kata lain, 2NF bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan parsial.

3. Bentuk Normalisasi Ketiga (3NF)

Tabel dalam keadaan 3NF apabila tabel dalam keadaan 2NF dan dalam tabel

tersebut tidak ada ketergantungan transitif. Artinya sebuah field dapat menjadi

atribut biasa pada suatu relasi tetapi menjadi kunci pada relasi lain. Setiap atribut

yang bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key.

4. Bentuk Normalisasi Boyce-Codd (BCNF)

Tabel dalam keadaan 3NF dan setiap determinan merupakan kunci kandidat.

Determinan adalah suatu atribut/field atau gabungan atribut di mana beberapa

atribut lain bergantung pada atribut tersebut. Pada tahap BCNF, harus

menghilangkan kunci kandidat yang bukan merupakan determinan.

5. Bentuk Normalisasi Keempat (4NF)

Tabel dalam keadaan BCNF dan tidak ada ketergantungan multi value.

6. Bentuk Normalisasi Kelima (5NF)

Tabel dalam keadaan 4NF dan setiap ketergantungan join dalam tabel

merupakan akibat dari kunci kandidat tabel.

7. Bentuk Normalisasi Domain-Key (DKNF)

Tabel dikatakan dalam keadaan DKNF jika setiap constraint tabel merupakan

akibat dari definisi kunci-kunci dan domain.

Page 32: BAB II Landasan Teori Inventory

41

2.7.4 Kamus Data

2.7.4.1 Definisi Kamus Data

Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan

istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-

kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analis

sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD

dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun

pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai

alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang

mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi

yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD

digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. KD

dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya adalah

global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. Keterangan lebh lanjut tentang

struktur dari suatu arus data di DAD secara lebih terinci dapat dilihat di KD

(Jogiyanto, 2005: 725).

2.7.4.2 Isi Kamus Data

KD harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang

dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini, maka KD harus memuat hal-hal berikut

ini (Jogiyanto, 2005: 726):

Page 33: BAB II Landasan Teori Inventory

42

1. Nama Arus Data

Karena KD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD, maka nama

dari arus data juga harus dicatat di KD, sehingga yang membaca DAD dan

memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DAD

dapat langsung mencarinya dengan mudah di KD.

2. Alias

Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias

perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk

orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

3. Bentuk Data

Bentuk dari data ini perlu dicatat di KD, karena dapat digunakan untuk

mengelompokkan KD ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus Data

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan

menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di KD supaya memudahkan

mencari arus data ini di DAD.

5. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di KD.

6. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini.

7. Volume

Volume yang perlu dicatat di KD adalah tentang volume rata-rata dan volume

puncak dari arus data.

Page 34: BAB II Landasan Teori Inventory

43

8. Struktur Data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di KD terdiri dari item-item

data apa saja.

2.7.4.3 Mendefinisikan Struktur Data

Struktur dari data terdiri dari elemen-elemen data yang disebut dengan item

data, sehingga secara prinsip struktur dari data ini dapat digambarkan dengan

menyebutkan nama dari item-item datanya. Nama dari item data saja yang dicatat

di KD tidaklah cukup, masih diperlukan informasi lainnya dari struktur data

tersebut, seperti misalnya informasi tentang apakah item data tersebut pasti ada atau

hanya bersifat optional (dapat ada dan dapat tidak ada). Biasanya untuk

menunjukkan informasi-informasi tambahan ini di KD dipergunakan notasi-notasi

yang dapat dilihat pada Tabel 2.5 (Jogiyanto, 2005: 730).

Tabel 2.5 Notasi-Notasi untuk Mendefinisikan Struktur Data

Notasi Arti

= Terbentuk dari (is composed) atau terdiri

dari (consist of) atau sama dengan (is

equivalent of)

+ AND

[ ] Salah satu dari (memilih salah satu dari

elemen-elemen data di dalam kurung

bracket ini)

Notasi Arti

| Sama dengan simbol [ ]

M{ }M Iterasi (elemen data di dalam kurung brace

beriterasi mulai minimum N kali dan

maksimum M kali

( ) Optional (elemen data di dalam kurung

parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan

dapat tidak ada)

* Keterangan setelah tanda ini adalah

komentar

Page 35: BAB II Landasan Teori Inventory

44

Walaupun notasi untuk menggambarkan suatu struktur data ini cukup

populer dan banyak dibahas di buku-buku dan cukup mudah bagi analis sistem,

tetapi kenyataannya notasi ini tidaklah begitu mudah bagi pemakai sistem untuk

memahaminya. Kekurangan lainnya dari penggunaan notasi ini adalah tidak

menjelaskan tipe dari item datanya (apakah numerik, alphanumerik, alphabetik,

logical dan lain sebagainya), tidak menjelaskan lebar dari datanya (maksimum

berapa digit atau berapa karakter) serta tidak menjelaskan jangkauan nilai data yang

diijinkan. Keterangan-keterangan ini sangat perlu dalam tahap perancangan sistem,

terutama dalam perancangan database. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan

ini, maka dalam membuat kamus data dapat digunakan formulir yang dapat dilihat

pada Gambar 2.5 (Jogiyanto, 2005: 731).

Gambar 2.5 Formulir untuk Membuat Kamus Data

Nama file data : Tipe file :

Panjang Record : Media file :

Penjelasan : Field Kunci :

Struktur data :

No.

Urut

Nama Item Data Tipe Lebar Keterangan

Di Sistem Di Program

Page 36: BAB II Landasan Teori Inventory

45

2.8 Microsoft Visual Basic

2.8.1 Mengenal Microsoft Visual Basic

Microsoft Visual Basic adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk

pengembangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep-konsep antar muka

grafis dalam Microsoft Windows. Aplikasi yang dihasilkan Visual Basic berkaitan

erat dengan windows itu sendiri sehingga dibutuhkan pengetahuan bagaimana cara

kerja Windows (Taryana Suryana, 2009: 1).

Dalam pemrograman visual banyak istilah dan konsep untuk menyebut

sesuatu yang membentuk sebuah aplikasi. Istilah-istilah tersebut memiliki arti yang

sama dalam lingkungan pemrograman visual lainnya, seperti misalnya objek,

property dan event.

2.8.2 Ruang Kerja Microsoft Visual Basic 6.0

Ruang kerja Microsoft Visual Basic 6.0 memiliki komponen-komponen,

yang dapat dilihat pada Gambar 2.6 (Taryana Suryana, 2009: 4).

Gambar 2.6 Ruang Kerja Microsoft Visual Basic 6.0

Page 37: BAB II Landasan Teori Inventory

46

Dalam Gambar 2.6 terdapat beberapa jendela windows yang aktif

diantaranya (Taryana Suryana, 2009: 4):

1. Windows Property

Windows Property dalam Visual Basic 6.0 ini merupakan mekanisme normal

yang menjelaskan atribut-atribut dari objek. Setiap Objek Visual Basic

memiliki property tertentu yang settingnya mengontrol tampilan dan ulah dari

objek dalam suatu aplikasi.

2. Windows Form

Sebuah form adalah area tampilan yang berhubungan dengan sebuah jendela

yang akan dilihat ketika aplikasi berjalan. Ketika memulai sebuah proyek baru,

Visual Basic menciptakan sebuah form kosong dan memberinya judul Form1.

Pada saat mendesain suatu aplikasi maka form merupakan canvas tempat

menggambarkan berbagai bagian aplikasi. Dalam form ini dapat ditempatkan

kontrol untuk keperluan aplikasi.

3. Windows Project

Pada dasarnya project adalah sekumpulan form, module, class dan file sumber

yang membentuk sebuah aplikasi. Jadi, Windows Project merupakan windows

yang menampilkan listing semua file pembentuk project. File form berisi

deskripsi dari form dan kode-kode yang berhubungan dengannya. Sedangkan

modul berisi deklarasi dan prosedur. File class memuat karakteristik-

karakteristik tertentu dalam class, meliputi property dan metodenya. Dua

tombol yang terdapat pada sisi atas Windows Project digunakan untuk

Page 38: BAB II Landasan Teori Inventory

47

menampilkan Windows Form (View Form) dan menampilkan window kodenya

(Tombol View Code).

4. Windows Layout Form

Windows Layout Form adalah Tampilan perumpamaan form di dalam layar.

5. ToolBar

Toolbar merupakan kumpulan tombol-tombol yang mempunyai tugas untuk

pengaksesan terhadap aplikasi yang berada di bawah kendalinya dengan cepat.

6. Toolbox

Windows ini berisi kontrol-kontrol atau objek-objek yang akan ditempelkan

pada form sebagai element program aplikasi.

2.9 MySQL

2.9.1 Definisi MySQL

MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan swedia yang pada saat itu

bernama TcX Data Konsult AB, dan pada akhirnya berubah nama menjadi MySQL

AB. Sekitar tahun 1994-1995, Michael Widenius atau disebut “Monty ” yang

adalah pengembang satu-satunya di TcX membuat database MySQL untuk

mengembangkan aplikasi Web Client. Dengan berlandaskan pada aplikasi UNIREG

dan ISAM yang dibuat sendiri, dia memutuskan untuk mencari antarmuka SQL

yang sangat tepat untuk ditempelkan di atasnya.

MySQL adalah DataBase Managament System (DBMS) yang

didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari General Public License (GPL),

dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya tetapi tidak boleh untuk

Page 39: BAB II Landasan Teori Inventory

48

dijadikan program induk turunan bersifat close source (komersial) (Deni Sutaji,

2012: 40).

MySQL sebenarnya merupakan turunan dari salah satu konsep utama dalam

basis data sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah

konsep pengoperasian basis data terutama untuk proses seleksi, pemasukan,

pengubahan dan penghapusan data yang dimungkinkan dapat dikerjakan dengan

mudah dan otomatis (Deni Sutaji, 2012: 40).

2.9.2 Keunggulan MySQL

Berikut adalah beberapa keunggulan dari MySQL, diantaranya (Deni Sutaji,

2012: 40-41):

1. Portability

Dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi, diantaranya: Windows,

Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Asigma.

2. Open Source

Didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari General Public License

(GPL).

3. Multi User

Dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan.

4. Performance Tuning

Mempunyai kecepatan yang tinggi dalam menangani query.

Page 40: BAB II Landasan Teori Inventory

49

5. Column Type

Memiliki tipe data yang sangat kompleks, seperti: signed/unsigned integer,

float, double, char, varchar, text, blob, date, time, datetime, timestamp, year

dan enum.

6. Command dan Function

Memiliki operator dan fungsi penuh yang mendukung select dan where dalam

query.

7. Security

Memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti tingkat subnet mask, hostname,

privilege user dengan sistem perijinan yang mendetail serta password yang

terenkripsi.

8. Scalability dan Limits

Mampu menangani basis data dalam jumlah besar, dengan jumlah field lebih

dari 50 juta, 60 ribu tabel dan 5 milyar record. Batas indeks mencapai 32 buah

per tabel.

9. Localization

Dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada klien dengan

menggunakan lebih dari 20 bahasa.

10. Connectivity

Dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix

Socket, Named Pipes.

Page 41: BAB II Landasan Teori Inventory

50

11. Interface

Memiliki antarmuka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa

pemrograman dengan menggunakan fungsi API.

12. Clients dan Tools

Dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi

basis data sekaligus dokumen petunjuk online.

13. Struktur Tabel

Memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani alter table,

dibandingkan dengan PostgreSQL ataupun Oracle.

2.9.3 Koneksi Visual Basic 6.0 dengan Database MySQL

Untuk menghubungkan bahasa pemrograman Visual Basic 6 dengan

database MySQL dibutuhkan sebuah koneksi. Adapun script koneksi model string

tersebut adalah sebagai berikut (Bunafit Nugroho, 2013: 28-29).

Option Explicit

Public Koneksi As New ADODB.Connection

Public Rs_Barang As ADODB.Recordset

Public strSQL As String

'Membuat Koneksi dengan Database MySQL

Public Sub BukaDatabase()

Set Koneksi = New ADODB.Connection

Koneksi.CursorLocation = adUseClient

Koneksi.ConnectionString = "" _

& "DRIVER={MYSQL ODBC 5.1 DRIVER};" _

& "SERVER=localhost;" _

& "DATABASE=tokodb;" _

& "UID=root;" _

& "PWD=;" _

& "OPTION="

'Membuka Koneksi

On Error Resume Next

If Koneksi.State = adStateOpen Then

Koneksi.Close

Set Koneksi = New ADODB.Connection

Koneksi.Open

Else

Page 42: BAB II Landasan Teori Inventory

51

Koneksi.Open

End If

'Jika koneksi gagal, pesan error ditampilkan

If Err.Number <> 0 Then

MsgBox "Koneksi MySQL gagal", vbCritical, "Error"

Else

'Jika koneksi berhasil, bisa menampilkan pesan

MsgBox "Koneksi MySQL sukses", vbInformation, "Koneksi

Sukses"

End If

End Sub

2.10 XAMPP

XAMPP adalah paket program berbasis Web, di dalamnya berisi; Software

Apache, PHP dan database MySQL. XAMPP adalah paket Web programming, di

sana telah tersedia tools phpMyAdmin yang hanya berjalan di sisi server Web untuk

mengakses database MySQL (Bunafit Nugroho, 2013: 1). Berikut adalah paket –

paket XAMPP:

1. Apache

Aplikasi Web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman Web

yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat

halaman Web.

2. MySQL

MySQL merupakan aplikasi database server. Perkembangan dari SQL yang

merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL itu sendiri

merupakan bahasa yang digunakan untuk mengolah database.

3. PHPMyAdmin

PHPMyAdmin merupakan aplikasi Web untuk melakukan administrasi dan

olah data di MySQL.

Page 43: BAB II Landasan Teori Inventory

52

2.11 Crystal Report

Crystal Report merupakan program yang terpisah dengan program

Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan (Linkage).

Membuat Laporan dengan Crystal Report hasilnya lebih baik dan lebih mudah,

karena pada Crystal Report banyak tersedia objek-objek maupun komponen yang

mudah digunakan (Madcoms, 2010: 234).

2.12 Pengujian

2.12.1 Definisi Pengujian

Pengujian adalah serangkaian kegiatan yang dapat direncanakan di muka

dan dilakukan secara sistematis (Roger S. Pressman, 2010: 550).

Tujuan pengujian perangkat lunak adalah untuk menemukan kesalahan.

Untuk perangkat lunak konvensional, tujuan ini dicapai melalui serangkaian

langkah-langkah pengujian. Pengujian unit dan pengujian integrasi berkonsentrasi

pada verifikasi fungsional terhadap sebuah komponen dan penggabungan

komponen ke dalam arsitektur perangkat lunak. Pengujian validasi menunjukkan

penelusuran pada persyaratan perangkat lunak, dan pengujian sistem memvalidasi

perangkat lunak saat perangkat lunak tersebut dimasukkan ke dalam sistem yang

lebih besar. Setiap langkah pengujian ini dilakukan melalui serangkaian teknik

pengujian yang sistematis yang membantu perancangan test case. Dengan setiap

langkah pengujian, tingkat abstraksi di mana perangkat lunak tersebut

dipertimbangkan, dapat diperluas.

Page 44: BAB II Landasan Teori Inventory

53

Strategi untuk pengujian perangkat lunak berorientasi objek dimulai dengan

pengujian yang menjalankan operasi-operasi di dalam kelas dan kemudian beralih

ke pengujian berbasis thread untuk integrasi.

Aplikasi Web diuji dalam banyak cara yang sama seperti sistem OO.

Namun, pengujian dirancang untuk menjalankan isi, fungsionalitas, antarmuka,

navigasi, dan aspek kinerja dan keamanan aplikasi Web.

2.12.2 Pandangan Internal dan Eksternal Dari Pengujian

Pendekatan pengujian pertama kali membutuhkan pandangan eksternal dan

disebut pengujian kotak hitam (black-box testing), dan yang kedua, membutuhkan

pandangan internal yang disebut pengujian kotak putih (white-box testing) (Roger

S. Pressman, 2010: 586-587).

Pengujian kotak hitam (black-box testing) berkaitan dengan pengujian-

pengujian yang dilakukan pada antarmuka perangkat lunak. Pengujian kotak hitam

mengkaji beberapa aspek fudamental dari sutau sistem/perangkat lunak dengan

sedikit memperhatikan struktur logis internal dari perangkat lunak. Pengujian kotak

putih (white-box testing) didasarkan pada pemeriksaan yang teliti terhadap detail

prosedural. Jalur logis di seluruh perangkat lunak dan kolaborasi antar-komponen

diuji dengan menguji serangkaian kondisi dan atau loop spesifik (Roger S.

Pressman, 2010: 587).