BAB II LANDASAN TEORI -...

20
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Karier Menurut Gibson dkk (2000) karir merupakan urutan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan dan yang menciptakan sikap dan perilaku tertentu pada diri seseorang. Menurut Handoko (2000) karir adalah seluruh pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang yang memberikan kesinambungan dan ketentraman sehingga menciptakan sikap dan perilaku tertentu. Menurut Murray (dalam Mamat, 2009), menjelaskan bahwa karier dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri. Definisi ini memandang karier sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan olehadanya kekuatan inner person pada diri manusia. Surya (dalam Sunardi, 2008) menegaskan bahwa karir erat kaitannya dengan pekerjaan, tetapi mempunyai makna yang lebih luas dari pada pekerjaan. Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan secara optimal dan tepat, tetapi pekerjaan tidak selamanya dapat menunjang

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Karier

Menurut Gibson dkk (2000) karir merupakan urutan pengalaman dan

kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan dan yang menciptakan sikap dan

perilaku tertentu pada diri seseorang. Menurut Handoko (2000) karir adalah

seluruh pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan

kerja seseorang. Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang yang memberikan

kesinambungan dan ketentraman sehingga menciptakan sikap dan perilaku

tertentu.

Menurut Murray (dalam Mamat, 2009), menjelaskan bahwa karier dapat

dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan;

dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai

perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu

rentang hidupnya sendiri. Definisi ini memandang karier sebagai rentangan

aktivitas pekerjaan yang diakibatkan olehadanya kekuatan inner person pada diri

manusia.

Surya (dalam Sunardi, 2008) menegaskan bahwa karir erat kaitannya

dengan pekerjaan, tetapi mempunyai makna yang lebih luas dari pada pekerjaan.

Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang direncanakan dan dikembangkan

secara optimal dan tepat, tetapi pekerjaan tidak selamanya dapat menunjang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

8

pencapaian karir. Dengan demikian pekerjaan merupakan tahapan penting dalam

pengembangan karir. Sementara itu, perkembangan karir sendiri memerlukan

proses panjang dan berlangsung sejak dini serta dipengaruhi oleh berbagai factor

kehidupan manusia.

Munandir (dalam Sunardi, 2008) menyatakan bahwa karir erat kaitannya

dengan pekerjaan dan hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat ,

melainkan proses yang panjang dan merupakan bagian dari proses perkembangan

individu. Hoyt selanjutnya menjelaskan bahwa karir adalah totalitas dari

pengalaman pekerjaan/jabatan seseorang dalam sepanjang hidupnya.

2.2 Kemantapan Pengambilan Keputusan karier

Donald Super, (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2004), menjelaskan bahwa

manusia itu bisa melakukan banyak hal namun jalan ditempat dan perubahan yang

terjadi pada individu itu berkelanjutan. Teori ini merupakan model perkembangan

yang sangat komperehensif yang mencoba untuk menjelaskan berbagai pengaruh

penting pada seseorang saat mereka/individu mengalami peran dalam pengalaman

hidup yang berbeda dan berbagai tahap kehidupan. Berikut adalah beberapa

prinsip utama dari teori ini:

1) Setiap orang mempunyai potensi. Seseorang mempunyai kemampuan dan

bakat yang mereka kembangkan sesuai dengan peran kehidupan yang

berbeda dan membuat mereka mampu melakukan berbagai tugas dan

berbagai pekerjaan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

9

2) Dalam membuat pilihan kejuruan, seorang individu mengekspresikan

pemahaman dan konsep dirinya Orang-orang mencari kepuasan kerja

melalui karir dimana mereka dapat mengekspresikan diri mereka dan

menerapkan dan mengembangkan konsep-diri. Pengetahuan diri adalah

kunci untuk pilihan karier dan kepuasan kerja.

3) Pengembangan karir adalah kehidupan panjang dan terdiri dari lima tahap

utama kehidupan: Growth, Exploration, Establishment, Maintenance and

Disengagement. Setiap tahap memiliki seperangkat tugas unik dalam

pengembangan karirnya dan penghitungan untuk perubahan dan keputusan

yang orang dari karir awal hingga masa pensiun.

4) Ada lima tahapan berurutan. Seseorang melalui siklus dari masing-masing

tahapan ketika mereka mulai memasuki transisi karir.

Seseorang memainkan peran yang berbeda sesuai dengan kehidupannya

termasuk peran sebagai pekerja. Kepuasan kerja meningkat ketika self conceptnya

memandang working selfnya teritegrasi dengan peran kehidupannya. Teori ini

menekankan pada pentingnya pengembangan self concept. Menurut Super, self

concept berubah tiap waktu dan perkembangannya menghasilkan pengalaman

baru.

Super berpendapat bahwa jabatan pilihan dan kompetensi sejajar dengan

situasi kehidupan sesorang, disetiap waktu dan pengalaman. Super

mengembangkan konsep vocational maturaty, yang mungkin cocok atau tidak

dengan chronological age : siklus ini dialami seseoarang pada saat tahapan

dimana mengalamai transisi karir.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

10

Adapun pentahapan – pentahapannya sendiri menurut tahapan usia berikut

karakteristiknya adalah sebagai berikut :

Tahapan Usia Karakteristik

Pertumbuhan

(growth)

Sejak lahir

hingga usia 14

atau 15

Pembentukan konsep diri, mengembangkan kapasitas, sikap,

minat, dan kebutuhan serta membentuk sebuah pemahaman

umum dari dunia kerja

Eksplorasi

(eksploration)

15 – 24 tahun ”try out” melalui kelas – kelas, pengalaman kerja, hobi – hobi.

Mengumpulkasn informasi yang relevan. Pilihan tentative dan

pengembangan skill – skill terkait.

Memulai

(establishment)

25 – 44 tahun Memasuki pembangunan skill dan stabilisasi melalui pengalaman

kerja

Pemeliharaan

(maintenance)

45 – 64 tahun Proses penyesuaian berlanjut untuk meningkatkan posisi

Penurunan

(decline)

65 tahun ke atas Mengurangi output, menyiapkan diri untuk masa pensiun

Individu berubah seiring waktu dan pengalaman, serta mengalami kemajuan

melalui tahapan perkembangan vokasional berikut ini:

Vokasional Usia Karakteristik Umum/Tugas Perkembangan

Crysrallization 14 – 18 tahun Mengembangkan dan merencanakan sebuah tujuan

vokasional yang mungkin untuk diraih

Spesifikasi 18 – 21 tahun Menegaskan tujuan vokasional

Implementasi 21 – 24 tahun Pelatihan dan menghasilkan pekerjaan

Stabilisasi 24 – 35 tahun Bekerja dan menegaskan pilihan karir

Konsolidasi 35 tahun ke atas Peningkatan dalam karir

Walaupun sebenarnya Super menghadirkan tahapan–tahapan dan tugas–

tugas dalam sebuah rangkaian, ia kemudian menambahkan bahwa kita berputar

dan melakukan putaran sepanjang kehidupan kita sebagaimana kita mengadaptasi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

11

perubahan dalam diri kita sebaik trend yang juga berkembang dalam dunia kerja.

Memahami usia-usia ini dan menghubungkan tahapan-tahapan dari

pengembangan karir membantu fasilitator memilih respon-respon dan aktivitas

yang tetap.

Donald Super, (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2004), mengidentifikasikan

6 faktor dalam kedewsaan vokasional:

1. Kesadaran akan perencanaan ke depan

2. Kemampuan pembuatan keputusan

3. Pengetahuan dan penggunaan sumber – sumber informasi

4. Informasi karir umum

5. Dunia umum dari informasi pekerjaan

6. Informasi detail tentang preferensi pekerjaan

Super juga melihat pada peran berbeda yang kita mainkan sepanjang

kehiidupan kita dan kepentingan relatif yang kita berikan pada peran-peran ini

sepanjang kehidupan kita. Singkatnya, teori konsep diri menghipotesiskan

bagaimana seorang individu, secara sadar atau tidak sadar, mendefinisikan diri

mereka dari sebuah istilah predisposisi konsep diri untuk mencari tipe pilihan

karir.

Individu yang memiliki cita-cita tentang pekerjaannya, memilih pekerjaan,

menyelesaikan permasalahan masa transisi dari sekolah ke dunia kerja, proses

menyesuaikan diri di dunia kerja, adalah proses-proses yang dilalui oleh individu

ketika mulai masuk ke dunia kerja atau biasa disebut dengan berkarir. Donald. E

Super (1990) memiliki pandangan mengenai dunia kerja atau individu yang

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

12

berkarir dipengaruhi oleh rentang perkembangannya. Super memandang erat

kaitannya antara perjalanan hidup individu dengan proses yang harus dilaluinya

ketika hendak berkarir.

Keputusan karir adalah penentuan pilihan karir. Pilihan karier adalah

pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karier masa depan

siswa. Dengan demikian, membuat keputusan karier berarti proses penentuan

pilihan-pilihan kegiatan yang mendukung atau relevan dengan karier masa depan

siswa.

(Akhsanul 2012), menjelaskan bahwa dalam perspektif perkembangan

sepanjang hayat (life span), keputusan karier terjadi pada sepanjang rentang

kehidupan manusia. Sejak bayi sampai akhir kehidupan terjadi keputusan karier.

Misalnya, seorang anak SMP berminat menjadi perancang busana. Lalu siswa

sering menonton film dan membaca majalah atau buku yang berkaitan dengan

busana. Bagi anak SMP ini keputusan untuk menonton film dan membaca

merupakan salah satu keputusan karier yang tepat. Namun, jika siswa lebih suka

menonton film dan membaca majalah atau buku yang tidak berkaitan dengan

rancang busana seperti film perang, dapat dikatakan bahwa pilihan itu merupakan

salah satu keputusan karier yang kurang tepat. Siswa SMP diharapkan mampu

membuat keputusan karier dengan tepat. Artinya, siswa mampu menentukan

kegitan yang mendukung karier masa depannya.

Kemampuan itu didasari oleh pengetahuan, kesiapan, dan keterampilan

siswa. Selanjutnya dijelaskan bahwa pengetahuan yang mendasari kemampuan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

13

membuat keputusan karier adalah pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri

sendiri, lingkungan, nilai-nilai, dunia kerja, dan pengetahuan tentang keputusan

karier. Tujuan hidup siswa sangat dipengaruhi oleh filosofi yang dijadikan

referensi masyarakat tempat siswa berada, baik filosofi budaya, agama, maupun

kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya, tujuan hidup berdasarkan filosofi

agama adalah bahagia dunia dan akhirat. Artinya, jika siswa orang beragama,

untuk membuat keputusan karier yang tepat ia harus paham betul tujuan hidup

sesuai dengan agama yang dianutnya.

Pengetahuan tentang diri sendiri adalah pengetahuandan pemahaman

tentang karakteristik diri sebagai atribut pribadi yang tercakup dalam keunggulan

dan kelemahan diri. Siswa mestinya mengetahui kelemahan dan keunggulan diri

sendiri. Di samping itu, siswa memahami upaya-upaya untuk menutupi

kelemahan dan mengaktualkan keunggulan diri. Lalu siswa menganalisis apakah

keputusan karier yang saya ambil sudah sesuai dengan keunggulan diri. Atau

siswa berpikir apa yang dapat dilakukan agar kelemahan diri tidak menjadi

penghambat keputusan karier yang diambil.

Pengetahuan tentang lingkungan adalah pengetahuan tentang berbagai jenis

lingkungan, budaya, dan tuntutannya. Untuk mengembil keputusan karier dengan

tepat, siswa harus mengetahui lingkungan tempat ia berada. Apakah ia berada di

lingkungan industri, pertanian, atau perdagangan. Apakah siswa berada di

lingkungan yang sangat kental dengan nilai agamaatau di lingkungan bebas nilai.

Pengetahuan tentang dunia kerja adalah pengetahuan berbagai informasi

tentang dunia kerja, baik informasi dunia kerja secara umum maupun informasi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

14

pekerjaan yang diminati saja. Termasuk didalam pengetahuan tentang dunia kerja

adalah pengetahuan tentang cara memasuki dunia kerja, persyaratan dan

kewajiban kerja, cara orang lain berkarier dalam dunia kerjanya, dan informasi

dunia kerja lainnya.

Pengetahuan tentang keputusan karier adalah pengetahuan tentang cara dan

langkah-langkah membuat keputusan karier, cara orang berhasil dalam berkarier

membuat keputusan karier, dan pengetahuan tentang cara menggunakan

pengetahuan dan pemikiran untuk membuatkeputusan karier.

Kemandirian merupakan salah satu faktor psikologis yang penting bagi

siswa yang menggambarkan bentuk sikap di mana seorang siswa mampu untuk

memahami diri dan keampuannya, menemukan sendiri apa yang dilakukan,

menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya

dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya oleh dirinya.

Berdasarkan fenomena yang ada, banyak ditemukan bahwa siswa lulusan SMK

ketika mencari pekerjaan tidak sesuaidengan kemampuan yang dimiliki.

Akibatnya dalam kondisi demikian banyak lulusan dari Sekolah Menengah

Kejuruan yang tidak optimal dalam mengeluarkan kemampuan yang dimiliki.

Salah satu cara untuk membentuk sikap tersebut secara optimal, di SMK diadakan

program bimbingan karir.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) kemantapan memiliki arti

“Hal (keadaan) mantap (stabil, aman, teguh hati, tetap tidak berubah)”.

Selanjutnya menurut Terry (dalam Manrihu, 1992) menjelaskan bahwa “Definisi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

15

pengambilan keputusan (decision making) adalah pemilihan alternatif perilaku

dari dua alternatif atau lebih”. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan

oleh Basori (2004) menyebutkan bahwa “pengambilan keputusan merupakan

suatu proses untuk menentukan berbagai alternatif yang berkaitan dengan suatu

hal sesuai dengan keadaan diri dan lingkungannya”.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan

karir menurut Basori (2004), terdiri dari dua faktor yakni faktor pribadi dan faktor

lingkungan: Faktor pribadi, antara lain: a) tipe kepribadian dan ciri-ciri sifat yang

menonjol, b) bakat atau kemampuan bidang akademis, c) bakat atau kemampuan

bidang nonakademis, d) minat terhadap suatu jabatan/pekerjaan, e) nilai

kehidupan pribadi, f) Hobi dan kesenangan. Sementara itu faktor lingkungan,

antara lain: a) nilai-nilai kehidupan masyarakat, b) Keadaan ekonomi keluarga/

orangtua, c) kebutuhan/prospek lapangan pekerjaan yang terkait, d) kesempatan

mendapatkan peluang suatu jabatan/ pekerjaan

Memilih lapangan pekerjaan serta mempersiapkan untuk memangku jabatan

adalah menghadapkan remaja pada tantangan yang berat karena banyak hal yang

harus ditinjau dan diperhitungkan sekaligus (Sukardi, 2007).

Pengambilan putusan karier yang belum matang dalam bentuk munculnya

permasalahan pemelihan jurusan atau program studi merupakan indikasi kurang

efektifnya bantuan layanan informasi yang diberikan kepada para siswa

khususnya dalam bimbingan karier. Bagi siswa yang ingin melanjutkan ke

Sekolah menegah atas, akan dihadapkan pada masalah jurusan apakah yang paling

tepat untuk dimasuki dengan segala konsekuensinya ke SMA/ MA/ SMK. Siswa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

16

yang tidak melanjutkan ke SMA/ MA/ SMK, masalah yang dihadapi adalah

jenjang pekerjaan apa yang tersedia bagi lulusan SMP. Apakah tersedia faktor

pendukung bagi pilihan kerja yang telah diputuskan. Lebih dari itu, baik bagi

yang mau lanjutkam ke SMA/ MA/ SMK atau yang memilih utuk memasuki

dunia kerja, keyakinan atau rasa percaya diri terhadap kemampuannya merupakan

faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan pilihan karier

Gibson dan Mitchell dalam Akhsanul, (2012) mejelaskan bahwa terdapat

beberapa prinsip- prinsip dalam bimbingan karir yang berkaitan dengan program

pemberikan kesempatan perkembangan karir menuju tercapainya putusan karir

secara tepat, yaitu:

a. Siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan suatu yang tidak bias

berdasarklan putusan karirnya.

b. Sejak awal dan seterusnya, perlu dikembangkan sikap positif terhadap

pendidikan.

c. Siswa harus diajar untuk memandang karir sebagai suatu jalan hidup dan

pendidikan sebagai persiapan untuk hidup.

d. Siswa harus dibantu untuk menghubungkan antara perkembangan sosial

pribadi dengan perencanaan karir.

e. Semua tingkatan siswa harus diberi pemahaman tentang hubungan antara

pendidikan dan karir.

f. Siswa dalam setiap jenjang pendidikannya harus mengalami orientasi karir

yang sesuai dengan tingkat kesiapannya dan realistis.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

17

g. Siswa diberi kesempatan untuk menguji konsep, keetrampilan, dan peran

untuk mengembangkan nilai yang digunakan untuk menentukan karir masa

depannya.

h. Program bimbigan karir dipusatkan di kelas, melalui koordinasi dan konsultasi

dengan konselor sekolah, orang tua, sumber, dan masyarakat.

i. Program bimbingan/konseling karir di sekolah harus diintegrasikan dalam

fungsi bimbingan dan konseling dan program pendidikan secara utuh.

Untuk memudahkan dalam menentukan pilihan karir, maka diperlukanlah

pemahaman diri yang baik. Yos and Corbishley (dalam Mamat Supriatna 2010)

menerangkan bahwa pemahaman diri adalah proses memahami berbagai

karakteristik diri. Istilah memahami mengandung makna bukan sekadar

mengetahui, tetapi mampu menjelaskan, menilai, menganalisis, bahkan

menyintesiskan berbagai karakteristik diri. Karakteristik diri yang perlu dipahami

karena erat kaitannya dengan karier masa depan adalah karakteristik fisik,

kamampuan dasar umum (IQ), kemampuan dasar khusus (bakat), minat, dan

prestasi (achievement)

a. Memahami karakteristik fisik

Fisik merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipahami dan

dijadikan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan karier atau berkarier.

Tercakup ke dalam faktor fisik yang perlu dipahami, antara lain, tinggi dan berat

badan, bentuk tubuh, dan kesehatantubuh. Pentingnya faktor fisik tersebut

dipahami terkait erat dengan berbagai variabel diri yang dapat berpengaruh pada

perkembangan seseorang,lebih-lebih pada perkembangan karier masa depannya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

18

Berkaitan dengankarier masa depan, hampir semua bidang pekerjaan

mensyaratkan adanya kriteria faktor fisik tertentu. Misalnya, untuk menjadi

pramugari diperlukan fisik yang relatif tinggi dengan tingkat kesehatan yang

relatif stabil.

b. Memahami kamampuan dasar umum (IQ)

Kemampuan dasar umum atau IQ (Intelligence Quotion) adalah kemampuan

seseorang untuk memecahkan masalah dengancepat. Jika kreativitas merupakan

kemampuan memecahkan masalah secara divergent, yakni dengan menggunakan

kemampuan berpikir dari berbagai arah, kecerdasan dalam arti

intelligencemerupakan kemampuan memecahkan masalah secara konvergent,

yakni kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan berpikir memusat

dan mendalam. Inteligensi dibawa secara hereditas atau keturunan dan

dipengaruhi oleh lingkungan. Ini berarti inteligensi tidak mungkin berkembang

dengan optimal tanpa lingkungan. Namun ukuran inteligensi tidak bisa diubah

oleh lingkungan. Jadi, lingkungan hanya bersifat sebagai fasilitator perkembangan

inteligensi dan tidak dapat mengubah ukurannya

c. Memahami kemampuan dasar khusus (bakat)

Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terletak

pada jenis bakat, yang satu berbakat musik, yang lain berbakat mengoperasikan

angka-angka, dan yang lain lagi berbakat teknik. Selain itu, perbedaannya terletak

pula pada derajat atau tingkat pemilikan bakat tertentu.

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang berpotensi untuk

dikembangkan atau dilatih (Conny Semiawan, dkk. 1984). Ia menegaskan juga

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

19

bahwa bakat merupakan kemampuan yang inherent (telah ada dan menyatu)

dalam diri seseorang sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Kemampuan itu

biasanya dikaitkan dengan tingkat intelegensi seseorang yang mencakupi

pengertian hasil perkembangan semua fungsi otak, terutama apabila kedua

belahan otak kanan ataupun kiri berkembang seimbang dan optimal.

d. Memahami minat

Minat adalah ketertarikan seseorang terhadap objek tertentu. Berbeda

dengan inteligensi dan bakat, determinan perkembangan minat adalah faktor

lingkungan. Akibatnya, minat cenderung berubah-ubah sesuai dengan tuntutan

lingkungan, kecuali jika individu sudah memiliki komitmen yang tinggi untuk

mengembangkan diri pada objek yang diminatinya.

e. Memahami prestasi (achievement).

Secara garis besar prestasi (achievement) terbagi menjadi dua kelompok,

yakni prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik adalah segala

sesuatu yang dapat dicapai individu dalam dalam bidang akademik. Misalnya,

nilai rapor dan nilai tes formatif yang diperoleh siswa. Yang termasuk ke dalam

prestasi non-akademik di antaranya kemampuan sosialisasi, kejujuran, dan

kesabaran yang dapat dibuktikan seseorang dalam perilaku nyata.

Pentingnya memahami prestasi untuk pengembangan karier masa depan

merupakan dasar pertimbangan dalam memilih keputusan karier. Secara teori,

prestasi yang diraih seseorang merupakan cerminan kecakapannya dalam bidang

tertentu. Misalnya, jika dominasi nilai terbaik siswa dalam bidang numericalatau

yang berkaitan dengan angka, dapat dikatakan siswa tersebut memiliki kecakapan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

20

dalam bidang numerical. Ini berarti pada saat siswa tersebut akan mengambil

keputusan karier masa depannya, sebaiknya memilih bidang karier yang ada

kaitannya dengan bidang numerical, seperti akuntan dan perbankan.

2.2.1 Strategi Pengambilan Keputusan

Esensi dari sebuah pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilihan.

Secara alami, manusia akan diperhadapkan kepada berbagai pilihan dan secara

alami juga ia dilatih mengambil keputusan dari pilihan-pilihan hidup yang

dialaminya. Oleh karena itu sesungguhnya manusia akan terus menerus

menentukan pilihan hidup dari waktu ke waktu sampai akhir kehidupan. Proses

inilah yang disebut dengan pengambilan keputusan. Esensi dari sebuah

pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilhan. Hanya saja pada

kenyataannya ada individu yang mampu dengan tepat mengambil keputusan ada

juga yang tidak mampu. Kenyataan ini terjadi karena berbagai hal. Kenyataan

seperti ini terjadi mungkin disebabkan oleh kesalahan strategi yang digunakannya.

Oleh sebab itu pada bagian ini dikemukakan strategi pengambilan keputusan,

yang di dalamnya dibahas tentang tipe strategi pengambilan keputusan,

mengantisipasi sebuah pilihan, dan tahapan pengambilan keputusan.

2.2.2 Tipe Strategi Pengambilan Keputusan

Menurut Dinklage (Sharf, 1992), ada delapan tipe strategi pengambilan

keputusan. Empat strategi merupakan cara yang tidak menghasilkan suatu

keputusan, yakni tipe delaying, fatalistic, compliant, dan tipe paralytic. Empat

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

21

tipe lainnya dipandang sebagai cara yang efektif dalam mengambil keputusan,

yakni tipe intuitive, impulsive, agonizing, dan tipe planful.

a. Delaying

Pada prinsipnya tipe strategi ini merupakan salah satu dari model

penangguhan atau semacam prokrastinasi. Individu memutuskan bahwa ia akan

mengambil keputusan pada waktu yang lama. Termasuk dalam contoh strategi ini

adalah siswa yang menunggu sampai kesempatan paling akhir dalam

menyelesaikan tugas dan dibiarkannya tugas itu berlarut-larut sampai kehabisan

waktu sehingga tugasnya tidak sempat dikumpulkan.

b. Fatalistic

Tipe ini merupakan salah satu tipe yang tidak menentukan piihan.

Individu dengan tipe ini tidak melakukan aksi apapun terhadap pilihan-

pilihan yang ada. Misalnya, siswa bangun tidur kesiangan dan waktu masuk

sekolah tinggal 20 menit lagi. Dalam menghadapi situasi iniia berpikir dalam

waktu 20 menit tidak mungkin cukup untuk mandi, shalat sudah kesiangan,

dan jalan ke sekolah 10 menit. Lalu ia memutuskan untuk berdiam saja.

Padahal pada situasi seperti ini mungkin tidak usah mandi yang penting cuci

muka dan merapikan badan, lalu wudlu dan shalat, setelah itu cari ojeg

tercepat, atau lari untuk pergi kesekolah tepat waktu.

c. Compliant

Tipe strategi ini terjadi jika seseorang mengalah pada rencana

pihak lain yang telah membuat keputusan untuknya. Ia sangat pasif atau

terbebani oleh otoritas figur. Contoh yang amat klasik antaralain: orang tua

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

22

memutuskan anaknya untuk menjadi doctor tetapi anaknya tidak mau masuk

dunia kedokteran.

d. Tipe Paralytic

Tipe strategi terjadi ketika seseorang sangat takutatau sangat cemas

untuk membuat suatu keputusan. Ia merasa tidak mampu memutuskan. Ia

mungkin merasa tertekan atau didesak oleh dirinya sendiri atau orang lain

untuk membuat keputusan, tetapi takut oleh konsekuensi dari keputusan yang

diambilnya.

e. Intuitive

Strategi intuitif merupakan strategi dalam membuat keputusan

yang berdasarkan pada perasaan dari pada pemikiran. Hasilnya disebut

keputusan intuitif. Keputusan ini mungkin tepat, tetapi tidak disertai atas hasil

analisis keunggulan diri seperti bakat, kemampuan, minat, dan lain-lain.

f. Impulsive

Strategi impulsif adalah proses pengambilan keputusan yang tidak

mempertimbangkan alternatif lain. Pada strategi iniindividu begitu

menggebu-gebu pingin langsung mengambil keputusan tertentu. Ia tidak

mengidentipikasi dan menganalisis alternatif lain.

g. Agonizing

Agonize berarti menyakitkan sekali. Strategi agonizing berarti

strategi pengambilan keputusan yang hasilnya sangat mungkin menyakitkan

atau membuat orang kepayahan atau cape diakrenakan kurang memiliki

informasi yang lengkap tentang keputusan yang diambilnya. Misalnya,

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

23

seseorang yang paham betul bahwa dirinya ingin menjadi seorang teknokrat,

tetapi ia tidak memahami cabang-cabang keteknikan, teknik apa yang harus

diambil. Mungkin ia memperoleh tentang spesialisasi keteknikan dari sekolah

tetapi tidak lengkap.

h. Planful

Pada strategi ini, individu dapat membuat perencanaan ketika

mengambil keputusan. Ia memutuskan atas dasar perencanaannya itu. Ia

mempertimbangkan baik perasaan maupun pengetahuan tentang kemampuan,

bakat, minat, dan nilai-nilai dalam membuat suatu keputusan, termasuk

keputusan karier.

2.2.3 Tahapan Pengambilan Keputusan

Berdasarkan pandangan Asosiasi Psikologi Amerika, Sharf (1992)

menjelaskan sekuensi pengambilan keputusan, yang lebih dikenal dengan tahapan

pengambilan keputusan karier.

a. Mendefinisikan dan menstrukturkan keputusan (defining and

structuring the decision) Tahap awal yang harus jelas dalam tahapan

pengambian keputusan, terutama keputusan karier, adalah definisi

keputusannya. Artinya, harus jelas benar apa yang akan diputuskan.

Misalnya, apakah yang akan dipilih oleh seseorang itu persoalan

memilih sekolah, mata pelajaran, atau tentang suatu pekerjaan. Pada

tahap ini harus ditonjolkan hal yang khusus yang akan diputuskan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

24

b. Identifikasi aspek-aspek yang relevan (Identify relevant aspects) Jika

definisi masalah yang akan diputuskan sudah jelas, proses

pengambilan keputusan dapat dilanjutkan dengan proses identifikasi

aspek-aspek yang relevan dengan masalah atau definisi keputusan.

Misalnya, yang akan diputuskan adalah melanjutkan studi. Maka,

aspek yang perlu diidentifikasi antara lain sekolah yang diminati

mana saja, keunggulan, dan kelemahan diri apa saja.

c. Memeringkatkan aspek-aspek penting (rank aspects by importance)

Jika aspek-aspek telah teridentifikasi, dilanjutkandengan

memerikatkan aspek tersebut. Jika yang menjadi ukuran adalah minat,

memeringkatkan dilakukan dari mulai yang diminati sampai dengan

kepada yang kurang diminati. Jika ukurannya gaji, memeringkatkan

dimulai dari pekerjaan yang gajinya paling besar sampai yang paling

rendah. Jadi, untuk memeringkatkan bergantung pada ukuran

peringkatnya.

d. Identifikasi aspek paling penting yang dapat diterima (Identify the

acceptable range for the most important aspect not yet consider)

Sesungguhnya, untuk mengidentifikasi aspek paling penting yang

dapat diterima sudah tampak pada proses pemeringkatan. Hanya pada

tahap ini perlu ditegaskan peringkat teratasnya saja. Misalnya, yang

dapat diterima hanya peringkat tiga besar.

e. Membuang pekerjaan yang karakteristiknya tidak sesuai dengan

aspek-aspek yang diterima Setelah teridentifikasi aspek-aspek yang

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

25

dapat diterima, yang tidak diterima dibuang dan yang sesuai dengan

karakteristik yang diharapkan diambil sebagai alternatif yang akan

diputuskan.

f. Alternatif untuk dieksplorasi lebih jauh ditentukan alternatif yang

diambil sebagai hasil keputusan yang akan dieksplorasi lebih jauh

2.2.4 Kesiapan Membuat Keputusan Karier

Kesiapan membuat keputusan karier adalah kesanggupan untuk menentukan

pilihan karier. Kesiapan siswa membuat keputusan karier didasari oleh keyakinan

dan keinginan. Keyakinan adalah kepercayaan diri bahwa ia akan mampu dengan

tepat mengambil keputusan karier. Untuk memunculkan keyakinan ini, siswa

perlu memiliki pengetahuan karier yang lengkap. Oleh sebab itu, yang perlu

diberikan paling awal pada layanan pengembangan kemampuan membuat

keputusan karier adalah pengembangan pengetahuan keputusan karier secara

lengkap. Setelah pengetahuannya berkembang, bangunlah keyakinan diri siswa

bahwa ia mampu membuat keputusan karier dengan tepat.

Untuk membangun keyakinan tersebut dapat dilakukan melalui bimbingan

kelompok, dapat pula melalui bimbingan individual. Setelah keyakinan diri

terbangun, guru mulail mengembangkan keinginan untuk mengambil keputusan

karier. Keinginan adalah dorongan-dorongan yang mengarahkan siswa pada

proses pembuatan keputusan karier yang tepat.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5213/3/T1_132008047_BAB II.pdf · Suatu karir terdiri dari urutan pengalaman atau suatu rangkaian

26

2.3 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian Riyan Kawenggo (2010), studi kasus tentang kematangan karir

siswa kelas IX SMPN 7 Gorontalo, menjelaskan bahwa 70% dari total sampel

sebanyak 120 siswa bingung dan mengalami kesulitan dalam menentukan

keputusan karir.

Penelitian Nur Muzidin (2006), tentang perkembangan karir dan

kemantapan memilih studi lanjut pada siswa kelas IX SMPN 6 Yogyakarta

dijelaskan bahwa. Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menentukan putusan

karir karena adanya harapan orang tua yang berlebihan terhadap apa yang harus

dicapai oleh siswa. Pada aspek pemilihan karir dijelaskan bahwa dalam

pengambilan keputusan, 100% ditentukan oleh orang tua. Jadi dapat disimpulkan

bahwa siswa SMP belum matang dalam pengambilan putusan karir

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bahwa siswa belum

mantapan dalam pengambilan keputusan karir.