BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK...

30
7 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan Dalam teori perpajakan ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1. Definisi Pajak Ada beberapa definisi pajak menurut para ahli diantaranya Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang- undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH adalah sebagai berikut : Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai berikut : “Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Teori Perpajakan

Dalam teori perpajakan ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek.

II.1.1. Definisi Pajak

Ada beberapa definisi pajak menurut para ahli diantaranya

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani adalah sebagai berikut :

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH adalah sebagai berikut :

Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai

berikut :

“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan

akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

8

ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar

pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.

Menurut UU KUP Pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut :

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”.

Dari pandangan ekonomi pajak adalah beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada

sektor publik.

Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara

yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa

secara langsung dan digunakan untuk kemakmuran rakyat.

Dengan melihat definisi diatas dapat diketahui Unsur Pajak yaitu :

1. Iuran dari rakyat kepada kas Negara

2. Berdasarkan undang-undang

3. Tanpa kontraprestasi secara langsung

4. Digunakan untuk membiayai negara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

9

II.1.2. FUNGSI PAJAK

Supaya mengetahui maksud dari pengenaan pajak terhadap penghasilan rakyat, untuk itu

Pemerintah membuat beberapa ketentuan tentang pengenaan pajak mengenai manfaat,

kebijakan yang tertuang dalam fungsi pajak yaitu :

- Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber penerimaan Negara pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara dalam hal pembangunan, kesejahteraan

masyarakat, belanja barang, pemeliharaan, keamanan Negara.

- Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pengaturan pajak bisa diterapkan melalui kebijaksanaan pajak yang dibuat

pemerintah sehingga pendapatan dari sektor pajak bisa dimaksimalkan.

Kebijaksanaan pajak seperti penurunan tarif pph pribadi dan badan, pembuatan

surat keputusan untuk mengantisipasi perkembangan pajak.

- Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan

yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan,

Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di

masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

- Fungsi Retribusi Pendapatan

Dengan adanya penerapan pajak penerimaan kas Negara digunakan semaksimal

mungkin untuk kesejahteraan rakyat seperti pembangunan dapat membuka

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

10

kesempatan kerja, mendatangkan investasi yang akhirnya dapat meningkatkan

sektor perpajakan.

II.1.3. Subjek Pajak

Menurut undang-undang No. 36 tahun 2008 pasal 2 mengenai subjek pajak :

(1) Yang menjadi Subjek Pajak adalah :

a. 1. Orang pribadi

2. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang

berhak;

b. Badan; dan

c. Bentuk usaha tetap.

(1a) Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya

dipersamakan dengan subjek pajak badan.

(2) Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar

negeri.

(3) Subjek pajak dalam negeri adalah :

a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada

di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak

berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di

Indonesia;

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

11

b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit

tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah; dan

4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan

c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak.

(4) Subjek pajak luar negeri adalah:

a. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau

melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan

b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau

memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau

melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

12

(5) Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi

yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka

waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia, yang dapat berupa:

a. Tempat kedudukan manajemen;

b. Cabang perusahaan;

c. Kantor perwakilan;

d. Gedung kantor;

e. Pabrik;

f. Bengkel;

g. Gudang;

h. Ruang untuk promosi dan penjualan;

i. Pertambangan dan penggalian sumber alam;

j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;

k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan,atau kehutanan;

l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;

m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain,

sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12

(dua belas) bulan;

n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak

bebas;

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

13

o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau

menanggung risiko di Indonesia; dan

p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa,

atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan

kegiatan usaha melalui internet.

(6) Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya.

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 3 yang tidak termasuk subjek pajak :

(1) Yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah:

a. kantor perwakilan negara asing;

b. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain

dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang

bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan

warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh

penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara

bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;

c. organisasi-organisasi internasional dengan syarat:

1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;dan

2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

14

Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya

berasal dari iuran para anggota;

d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud

pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak

menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh

penghasilan dari Indonesia.

(2) Organisasi internasional yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

II.1.4. Objek Pajak

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 pasal 4 tentang objek pajak :

(1) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,

dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,

bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam Undang-undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

15

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,

atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan

dalam bentuk apa pun;

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-

pihak yang bersangkutan; dan

5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak

penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan

dalam perusahaan pertambangan;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

16

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha

koperasi;

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. premi asuransi;

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri

dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak;

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan

s. surplus Bank Indonesia.

(2) Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan

surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi

kepada anggota koperasi orang pribadi;

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

17

b. penghasilan berupa hadiah undian;

c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif

yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau

pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima

oleh perusahaan modal ventura;

d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,

usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau

bangunan; dan

e. penghasilan tertentu lainnya,

yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

(3) Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:

a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil

zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah

dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan

keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia,

yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan

2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan

lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial

termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

18

mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan,

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan

di antara pihak-pihak yang bersangkutan;

b. warisan;

c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti

penyertaan modal;

d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima

atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau

Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang

dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma

penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan

asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan

asuransi bea siswa;

f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai

Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha

milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan

bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

19

2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik

daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang

memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah

modal yang disetor;

g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun

pegawai;

h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana

dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan;

i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer

yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,

firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi

kolektif;

j. dihapus;

k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa

bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha

atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan

kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan; dan

2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

20

l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih

lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang

bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan

pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,

yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan

pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu

paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan; dan

n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

II.1.5. Pengelompokan Pajak

Pajak dikelompokan menjadi 3 bagian :

1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan

b. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

21

2. Menurut Sifatnya

a. Pajak Subyektif yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dengan

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

Contoh : Pajak Penghasilan

b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berdasarkan pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

3. Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat digunakan

untuk membiayai rumah tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas

Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Materai.

b. Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas :

o Pajak Propinsi daerah tingkat I, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

o Pajak Kabupaten / Kota daerah tingkat II, contoh : Pajak Hotel, Pajak

Restoran, dan Pajak Hiburan.

II.1.6. Asas Pengenaan Pajak

Di Indonesia terkenal dengan 3 asas pengenaan pajak yaitu :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

22

1. Asas Domisili (tempat tinggal) yaitu pengenaan pajak dimana Negara berhak

memungut pajak atas penghasilan Wajib Pajak yang berdomisili diwilayahnya,

baik penghasilan dalam negeri maupun luar negeri.

2. Asas Sumber yaitu pengenaan pajak dimana Negara berhak memungut pajak dari

penghasilan seseorang atau badan yang mendapatkan penghasilan dari seluruh

wilayah Negara tersebut tanpa melihat dimana wajib pajak itu tinggal.

3. Asas Kebangsaan yaitu setiap wajib pajak harus membayarkan pajaknya kepada

Negara asal tanpa melihat kehidupan wajib pajak.

II.1.7. Cara Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2007) menyatakan cara pemungutan pajak berdasarkan tiga stelsel

yaitu

a) Stelsel nyata (rill stelsel)

Pengenaan pajak pada objek (penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru

dapat dilakukan pada akhir tahun pajak yakni setelah penghasilan sesungguhnya

diketahui. Kelebihannya adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Kelemahannya

adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode. Hal ini diterapkan pada

perhitungan PPh bila tidak terdapat angsuran PPh 25 ataupun kredit pajak.

b) Stelsel anggapan (fictive stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang,

misalnya penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun yang sebelumnya

sehingga pada awal tahun telah dapat ditetapkan pajak yang terutang untuk tahun

berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar selama tahun berjalan tanpa

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

23

harus menunggu akhir tahun. Kelemahannya pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada

realitas. Hal ini banyak diterapkan pada PPh final UU PPh pasal 4 (2) dimana estimasi

pendapatan digunakan untuk mengukur pendapatan bersih yang sulit dihitung baiayanya

atau sulit diaudit.

c) Stelsel campuran

Stelsel ini adalah gabungan dari Stelsel nyata (rill stelsel) dan Stelsel anggapan (fictive

stelsel). Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan perkiraan sedangkan

pada akhir tahun perhitungannya disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila

besarnya pajak sesuai kenyataan lebih besar dari perkiraannya maka Wajib Pajak harus

membayar kekurangannya. Dan sebaliknya, bila besarnya pajak sesuai kenyataan lebih

kecil dari perkiraannya maka kelebihannya dapat diminta kembali oleh Wajib Pajak.

Hal ini diterapkan pada pemungutan witholding tax (PPh 22 dan PPh 23) yang pada

akhir tahun dapat dikreditkan dengan PPh terutang dalam periode setahun.

II.1.8. Sistem Pemungutan Pajak

Di Indonesia terdapat 3 sistem pemungutan pajak antara lain self assessment system,

official assessment system, dan withholding system berikut penjelasannya.

1. Self Assessment System

Sistim ini menerapkan wajib pajak sendiri yang menghitung, menetapkan,

menyetorkan, melaporkan besarnya pajak yang terhutang, fiskus sebagai pengawas

misalnya dalam kelengkapan, kebenaran pengisian pajak terhutang.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

24

Contoh : perhitungan PPH dan PPN

2. Official Assessment System

Sistem ini menerapkan Fiskus pajak yang menghitung dan menetapkan besarnya

pajak terhutang.

Contoh : perhitungan PBB

3. Withholding System

Sistem ini menerapkan pihak ketiga yang menghitung, menetapkan, menyetorkan,

melaporkan besarnya pajak terhutang wajib pajak.

Contoh : perhitungan pph 21 gaji karyawan yang dibayar perusahaan

II.2. Definisi Investasi dan Reksa Dana

II.2.1. Definisi Investasi

Pengertian investasi menurut Darmadji dan Fakhruddin sebagai berikut :

“Suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan

harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang”.

Sementara itu dalam PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi memberikan

definisi sebagai berikut :

“Suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (acceration of

wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa),

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

25

untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang

berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan”.

Sharpe et all (1993) memberikan definisi sebagai berikut :

“Mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa

mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar”.

Sementara itu Jones (2004) mendefinisikan investasi

“sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama

beberapa periode pada masa mendatang”.

Sementara itu Reilly dan Brown, mengatakan bahwa investasi adalah

komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan aset pada waktu tertentu 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang.

II.2.2. Definisi Reksa Dana

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer

Investasi”.

Secara umum reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana / modal bagi

sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang

tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

26

dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik

berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek / security lainnya.

Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada

surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan

menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih"

(NAB) reksadana tersebut.

Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan

pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank

kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan

administratur.

II.2.2.1. Jenis Reksa Dana

Jenis reksa dana dibagi kedalam dua kelompok yaitu reksa dana konvensional dan reksa

dana terstruktur.

Reksa dana konvensional dibagi dalam empat jenis yaitu :

1. Reksa dana saham yaitu reksa dana yang menempatkan mayoritas dana investasi

milik investor pada efek saham dengan komposisi dana kelolaan sekurang-

kurangnya 80 % diinvestasikan dalam bentuk saham. Berinvestasi pada reksa

dana ini memiliki resiko yang tinggi karena harga saham yang selalu

berfluktuatif, akan tetapi tingkat pengembalian sangat tinggi. Reksa dana ini

cocok untuk investor yang mengerti tentang resiko investasi karena sesuai

prinsip ekonomi high risk high return.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

27

2. Reksa dana pendapatan tetap yaitu reksa dana yang melakukan investasi

sekurang-kurangnya 80 % dalam bentuk efek bersifat utang seperti obligasi.

Reksa dana ini cocok untuk investor yang menginginkan tingkat pengembalian

yang stabil untuk jangka menengah kurang dari 5 tahun. Disebut pendapatan

tetap karena nilai investasinya relatif tidak berfluktuatif karena portofolio

investasinya hutang.

3. Reksa dana pasar uang yaitu reksa dana yang melakukan investasi pada efek

bersifat utang seperti Deposito. Jangka waktu investasi pendek, kurang dari satu

tahun. Tujuanya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal bagi investor.

Reksa dana ini memiliki resiko investasi yang kecil sehingga pendapatanya juga

kecil.

4. Reksa dana campuran yaitu reksa dana yang menempatkan dana investasinya

pada efek bersifat utang dan ekuitas seperti surat utang dan saham. Reksa dana

ini memiliki resiko moderat dengan tingkat pengembalian investasi lebih besar

dari pada reksa dana pendapatan tetap. Bagi investor pemula jenis ini merupakan

pilihan yang tepat karena resiko tidak terlalu besar dengan hasil yang sama.

Apabila dikelompokan kedalam skema terlihat sebagai berikut.

Jenis Investasi

Alokasi Investasi dari Dana yang terkumpul

Potensi Hasil & Resiko

Investasi Jangka Waktu

yang disarankan

Pasar Uang 100 % Efek Pasar Uang Rendah Pendek < 1

Tahun

Pendapatan Tetap Min 80 % Efek Utang Sedang

Menengah 1-3 Tahun

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

28

Campuran Kombinasi Efek Utang & Efek Saham Sedang / Tinggi

Menengah / Panjang

Saham Min 80 % Efek Saham Tinggi Panjang > 3

Tahun Sumber : Eko B Pratomo [berwisata kedunia Reksa Dana]

Reksa dana terstruktur dibagi dalam tiga jenis yaitu :

1. Reksa dana terproteksi yaitu produk reksa dana di investasikan ke efek utang

oleh manajer investasi selama periode tertentu. Sebelum jatuh tempo tidak dapat

dijual kembali kecuali telah ditetapkan oleh Manajer Investasi dan tercantum

dalam kontrak investasi kolektif.

2. Reksa dana dengan penjaminan yaitu reksa dana ini memberikan jaminan

kepada investor sekurang-kurangnya akan menerima sebesar nilai investasi awal

pada saat jatuh tempo sepanjang persyaratan dipenuhi. Pihak sebagai penjamin

adalah bank atau lembaga keuangan. Walaupun reksa dana ini dijamin namun

tetap memiliki resiko yaitu pada saat penjamin gagal membayar penjaminan.

3. Reksa dana indeks yaitu reksa dana yang dikelola secara pasif dengan tujuan

menghasilkan kinerja dengan mengikuti indeks tertentu seperti Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks LQ 45 yang telah

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dengan ketentuan investasi minimal 80 %

dari dana kelolaan ke indeks yang menjadi acuan.

Menurut bentuk hukumnya reksa dana dibagi dalam dua jenis yaitu

1. Reksa dana berbentuk perseroan dimana kegiatan perusahaan penerbit reksa dana

menghimpun dana dan menjual saham selanjutnya dana dari penjualan saham

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

29

diinvestasikan ke berbagai jenis efek di pasar modal dan pasar uang dengan

dikelola oleh manajer investasi.

2. Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) dimana reksa dana

merupakan instrument penghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan

(UP) kepada investor selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kedalam pasar

modal maupun pasar uang. Reksa dana kontrak investasi kolektif merupakan

kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat

pemegang unit penyertaan. Manajer investasi bertugas mengelola portofolio

investasi, bank kustodian bertugas dan bertanggung jawab dalam proses

administrasi dan penyimpanan atas kekayaan reksa dana.

Berdasarkan sifat transaksinya reksa dana dibagi menajdi 2 jenis yaitu :

1. Reksa dana tertutup ( close-end fund )

Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang menawarkan saham-saham kepada

masyarakat pemodal atau investor, tetapi tidak dapat membeli saham tersebut

(yang telah dijual kepada masyarakat pemodal). Pemegang saham tidak dapat

menjual kembali sahamnya kepada perusahaan reksa dana penerbit atau manajer

investasinya. Jual beli saham dilakukan di bursa efek tempat reksa dana tersebut

dicatat.

2. Reksa dana terbuka ( open-end fund )

Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli

kembali saham-saham dari pemodal atau investor sampai dengan sejumlah yang

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

30

telah dikeluarkan. Pemegang unit reksa dana ini dapat menjualnya setiap saat

yang diinginkan dan manajer investasi wajib membelinya sesuai dengan nilai

aktiva bersih pada saat itu.

II.2.2.2. Penerapan Pajak Reksa Dana

Produk reksa dana terdiri dari deposito, obligasi, saham yang berbeda pada penerapan

pajaknya.

Untuk deposito penerapan pajaknya terletak pada bunga yang diterima dari pembelian

reksadana deposito yang berdasar hukum pada Peraturan Pemerintah nomor 131 tahun

2000 Pasal 2 dan Keputusan Menteri Keuangan R.I. nomor 51/KMK.04/2001 Pasal 3

sebesar 20 % dari penghasilan bruto nya dan merupakan pajak penghasilan final.

Penerapan pajak untuk obligasi pada reksa dana terletak pada bunga obligasi yang

diterima dan keuntungan pada penjualan obligasi ( Capital Gain ). Berdasar hukum pada

Pasal 4 ayat 2 dan Pasal 17 ayat 7 undang –undang pajak penghasilan serta pasal 2 ayat

1 dan pasal 3 Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2009 sebesar 0 % untuk tahun 2009

- 2010, 5 % untuk tahun 2011- 2013, 15 % untuk tahun 2014 seterusnya dan merupakan

pajak penghasilan bersifat final dengan tarif yang sama antara bunga obligasi dan capital

gain.

Penerapan pajak untuk saham reksa dana terletak pada penjualan saham. Berdasar

hukum pada Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1997 sebesar 0,1 % dari jumlah

bruto nilai transaksi penjualan untuk penjualan saham dan merupakan pajak penghasilan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

31

bersifat final. Dan penghasilan atas deviden berdasar hukum Undang-undang nomor 36

tahun 2008 pasal 23 sebesar 15 % dari jumlah bruto.

Penerapan pajak reksa dana untuk obligasi dan saham harus terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia.

II.3. Istilah Dalam Reksa Dana

1. Efek

Efek adalah surat berharga atau security, bentuknya bermacam macam dari surat

pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, kontrak berjangka

atas efek.

2. Go Public

Menurut Darmadji dan Fakhruddin :

“Go-public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan

oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek

kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang pasar

modal dan peraturan pelaksanaannya”.

3. Saham

Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan oleh para ahli antara lain:

a) Menurut Gitman:

“Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan

perusahaan”.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

32

b) Menurut Darmadji dan Fakhruddin :

“Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam

suatu perusahaan atau perseroan terbatas”.

c) Menurut Mishkin:

“Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan

asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas

pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada

yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan”.

4. Obligasi

Bursa Efek mendefinisikan obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang

dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk

membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok

hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) :

“obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi

meminjam sejumlah uang kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk

membayar bunga secara berkala dan melunasi pokok utang pada waktu yang

telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut”.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

33

5. Manajer Investasi (MI)

Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau

mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali

perusahaan asuransi, dana pensuin, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan

usahanya berdasarkan perundang-undangan berlaku.

6. Bank Kustodian (BK)

Pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek

serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak lain, menyelesaikan

transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

7. Agen Efek Penjual Reksa Dana (APERD)

Pihak yang melakukan penjualan efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja

sama dengan Manajer Investasi pengelola reksa dana.

8. Wakil Agen Efek Penjual Reksa Dana (WAPERD)

Orang perseorangan yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK untuk bertindak

sebagai penjual efek reksa dana

9. BAPEPAM & LK

Adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

34

10. Bukti Kepemilikan

Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan

menerbitkan unit penyertaan kepada pemodal.

Unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukan bagian kepentingan

setiap pemegang unit penyertaan dalam portofolio investasi kolektif. Dengan

demikian unit penyertaan merupakan bukti kepesertaan pemegang unit

penyertaan dalam reksa dana.

11. Kontrak Investasi Kolektif

Adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat

pemegang unit penyertaan, dimana manajer investasi diberi wewenang untuk

mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang

untuk melaksanakan penitipan kolektif.

12. Portofolio Efek

Adalah kumpulan efek yang merupakan kekayaan manajer investasi.

13. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Adalah nilai pasar wajar dari suatu efek dan kekayaan lain dari reksa dana

dikurangi seluruh kewajibannya.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

35

14. Prospektus

Merupakan setiap penyertaan yang dicetak atau informasi tertulis yang

digunakan untuk penawaran umum reksa dana dengan tujuan pemodal membeli

unit penyertaan reksa dana.

15. Formulir Pembukaan Rekening

Merupakan formulir asli yang harus diisi dan ditandatangani oleh calon pembeli

sebelum membeli unit penyertaan yang pertama kali (pembelian awal).

16. Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan

Adalah formulir asli yang dipakai oleh calon pembeli untuk membeli unit

penyertaan yang diisi, ditandatangani dan diajukan oleh calon pembeli kepada

manajer investasi atau melalui agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk oleh

manajer investasi.

17. Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan

Merupakan formulir asli yang dipakai oleh pemegang unit penyertaan untuk

menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya yang diisi, ditandatangani dan

diajukan oleh pemegang unit penyertaan kepada manajer investasi atau melalui

agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk oleh manajer investasi.

18. Formulir Pengalihan Investasi

Adalah formulir asli yang dipakai oleh pemegang unit penyertaan untuk

mengalihkan investasi yang dimilikinya ke jenis investasi lain yang diisi,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Perpajakan II.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00728-AK Bab2001.pdfdengan perpajakan seperti definisi, ciri, fungsi, subjek, objek. II.1.1.

36

ditandatangani dan diajukan oleh pemegang unit penyertaan kepada manajer

investasi atau agen penjual efek reksa dana yang ditunjuk manajer investasi.

19. Formulir Profil Calon Pemegang Unit Penyertaan

Merupakan formulir yang disyaratkan untuk diisi oleh pemodal sebagaimana

diharuskan oleh peraturan tentang profil pemodal reksa dana yang merupakan

lampiran keputusan ketua bapepam nomor keputusan 20/PM/2004 tanggal 29

April 2004 yang berisikan data dan informasi mengenai profil risiko calon

pemegang unit penyertaan sebelum melakukan pembelian unit penyertaan

pertama kali di manajer investasi atau melalui agen penjual efek reksa dana yang

ditunjuk oleh manajer investasi.

20. Hari Bursa

Adalah setiap hari diselenggarakannya perdagangan efek di bursa efek yaitu hari

senin sampai dengan hari jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur

nasional atau dinyatakan sebagai hari libur oleh bursa efek.

21. Pernyataan Pendaftaran.

Adalah dokumen yang wajib disampaikan oleh manajer investasi kepada

BAPEPAM & LK dalam rangka penawaran umum reksa dana berbentuk kontrak

investasi kolektif yang ditetapkan dalam undang-undang pasar modal dan

peratuan BAPEPAM & LK nomor IX.C.5