BAB II LANDASAN TEORI · Dalam melakukan penilaian kinerja biasanya ada beberapa kendala atau...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · Dalam melakukan penilaian kinerja biasanya ada beberapa kendala atau...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Penilaian Kinerja
Era globalisasi dewasa ini ditandai oleh persaingan ketat, bukan saja antar
perusahaan atau industri, namun juga antar bangsa. Menurut Sudarmanto dalam
(Subariyanti, 2017) mengemukakan bahwa “Organisasi yang berhasil dan efektif
merupakan organisasi dengan individu yang di dalamnya memiliki kinerja yang
baik”.
Menurut (Irawan, Roy, 2018) dalam (Sazly & Winna, 2019) mengemukakan
bahwa ”Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang konkret, dapat diamati, dan
dapat diukur. Sehingga kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai
dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan waktu yang telah
ditentukan”.
Berikut pengertian dari penilaian kinerja yang didefinisikan menurut para ahli.
Menurut sedarmayanti dalam (Ainnisya & Susilowati, 2018) mengemukakan
bahwa “Penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui hasil atau tingkat
keberhasilan karyawan”.
Menurut Handoko dalam (Kurniasari, 2018) mengemukakan bahwa
“Penilaian kinerja (prestasi kerja) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”.
Menurut (Chusminah & Haryati, 2019) memberikan batasan bahwa,
“Penilaian kinerja merupakan tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas
pegawai bagi kelangsungan aktivitas perusahaan didalamnya”.
8
Menurut Nelly dan Adam Mahmudi dalam (Ramadhan, Sarkum, & Purnama,
2019) mengemukakan bahwa “Penilaian Kinerja Pegawai adalah suatu set matrik
yang digunakan untuk menghitung efisiensi dan efektivitas dalam suatu rangkaian
tindakan”.
Menurut (Fatimah, 2017) memberikan batasan bahwa, ”penilaian kinerja
merupakan proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh seorang karyawan”.
Menurut (Sulistiyani & Rosidah, 2018) menyimpulkan bahwa “Penilaian Kinerja
adalah sebagai cara untuk mengukur kontribusi pegawai kepada organisasi. Dengan
mengetahui kontribusi pegawai, maka selanjutnya dapat digunakan sebagai upaya
menyusun program penghargaan dan kompensasi, disamping untuk program
peningkatan kemampuan individu juga”.
Menurut (Sinambela, 2018) memberikan batasan bahwa, “penilaian kinerja
adalah suatu metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas seseorang, sekelompok
orang, unit-unit kerja dalam suatu organisasi, atau organisasi sesuai dengan standar
kinerja atau tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu”.
Menurut (Elmi, 2018) memberikan batasan bahwa, “penilaian kinerja
merupakan suatu sistem penilaian secara berkala terhadap kinerja pegawai yang
mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya”.
Menurut (Kasmir, 2017) memberikan batasan bahwa, “penilaian kinerja
adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk menilai keseluruhan
kinerja pegawai dalam jangka waktu atau periode tertentu”.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli maka pengertian dari
penilaian kinerja adalah suatu proses kegiatan menilai dari hasil kinerja karyawan
yang dilakukan dalam jangka waktu atau periode tertentu untuk menentukan langkah
yang harus diambil dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi kerja
9
karyawan, termasuk untuk promosi pada jenjang karier yang lebih tinggi,
pemberhentian, serta penghargaan atau penggajian.
2.2. Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja karyawan memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai.
Menurut (Kasmir, 2017) Pelaksanaan penilaian kinerja karyawan memberikan
banyak manfaat, baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Penilaian
kinerja merupakan salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia, maka
sudah seharusnya untuk dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Bagi perusahaan penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan
Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan artinya dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja, maka manajemen perusahaan akan mengetahui dimana
kelemahan karyawan dan sistem yang digunakan.
2. Keputusan penempatan
Bagi karyawan yang telah dinilai kinerjanya ternyata kurang mampu untuk
menempati posisinya sekarang, maka perlu dipindahkan ke unit atau bagian
lainnya.
3. Perencanaan dan pengembangan karier
Hasil penilaian kinerja digunakan untuk menentukan jenjang karier seseorang,
artinya bagi mereka yang mengalami peningkatan kinerja maka akan dilakukan
promosi jabatan atau kepangkatan sesuai dengan peraturan perusahaan.
4. Kebutuhan latihan dan pengembangan
10
Tujuan kinerja untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan maksudnya adalah
bagi karyawan yang memiliki kemampuan atau keahlian yang kurang, perlu
diberikan pelatihan agar mampu meningkatkan kinerjanya.
5. Penyesuaian kompensasi
Artinya hasil penilaian kinerja digunakan untuk kepentingan penyesuaian
kompensasi adalah bagi mereka yang kinerjanya meningkat maka akan ada
penyesuaian kompensasi.
6. Inventori kompensasi pegawai
Dengan dilakukan penilaian kinerja terhadap seluruh karyawan untuk beberapa
periode, maka perusahaan memiliki simpanan data karyawan. Data-data dan
informasi ini merupakan data dan informasi mengenai kompetensi, skill, bakat,
potensi seluruh karyawan. Artinya perusahaan memiliki peta tentang kekuatan
dan kelemahan karyawannya.
7. Kesempatan kerja adil
Dengan melakukan sistem kinerja yang baik akan memberikan rasa keadilan
bagi seluruh karyawan. Artinya bagi mereka yang memiliki kinerja baik, akan
memperoleh balas jasa atas jerih payahnya meningkatkan kinerja.
8. Komunikasi efektif antara atasan bawahan
Hasil penilaian kinerja juga digunakan untuk mengukur efektivitas komunikasi
antara atasan dengan bawahan. Atasan akan dapat mengkoreksi bagaimana
seharusnya melakukan komunikasi yang baik terhadap bawahan satu persatu.
9. Budaya kerja
Artinya dengan ada penilaian kinerja maka akan terciptanya budaya yang
menghargai kualitas kerja. Karyawan tidak dapat bekerja dengan seenaknya,
akan tetapi harus berusaha meningkatkan kinerjanya.
11
10. Menerapkan Sanksi
Disamping memberikan berbagai keuntungan bagi karyawan, penilaian kinerja
juga merupakan sarana untuk memberikan hukuman atas kinerja karyawan yang
menurun.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa tujuan penilaian kerja secara keseluruhan
untuk kemajuan dan keuntungan semua pihak, baik perusahaan maupun karyawan.
Adalah wajar apa yang diperoleh seseorang dibalas sesuai dengan jasanya, dengan
penghargaan atau sebaliknya mendapatkan hukuman yang sesuai dengan tingkat
kesalahannya.
2.3. Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja sangat penting. Penilaian kinerja merupakan alat
yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kinerja dari para karyawan, tetapi
juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan.
Menurut (Fatimah, 2017) Mengetahui manfaat dilakukannya suatu penilaian kinerja
menjadi hal yang sangat penting diketahui oleh seluruh elemen yang terlibat dalam
proses penilaian. Sesungguhnya setiap elemen yang terlibat dalam proses penilaian
ini memiliki manfaat tersendiri sesuai dengan perannya. Penilaian tersebut dibagi
menjadi tiga peran yaitu:
Manfaat bagi karyawan yang dinilai
1. Meningkatkan motivasi dalam bekerja
2. Meningkatkan kepuasaan kerja karyawan
3. Meningkatkan kejelasan standar hasil yang diterapkan mereka
4. Memberikan umpan balik dari kinerja yang kurang akurat dan konstruktif
5. Memberikan pengetahuan mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki
12
6. Membangun kelebihan menjadi kekuatan dalam bekerja
7. Mengurangi kelemahan semaksimal mungkin
8. Memberikan kesempatan untuk berkomunikasi kepada atasan yang bertindak
sebagai pejabat penilai (yang memberikan penilaian)
9. Meningkatkan pengertian tentang nilai pribadi
10. Memberikan kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan
mencari solusi untuk mengatasinya
Manfaat bagi penilai (pejabat penilai)
1. Mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan kinerja karyawan sebagai
bahan perbaikan manajemen selanjutnya
2. Mengembangkan suatu pandangan mengenai pekerjaan individu dan departemen
dengan lengkap
3. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk
pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya
4. Mengindetifikasi gagasan peningkatan tentang nilai pribadi
5. Meningkatkan kepuasan kerja penilai sebagai seorang pemimpin atau atasan
bagi timnya
6. Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai karyawan, terkait hal-hal
yang bersifat sensitif seperti rasa takut, rasa tidak percaya diri, harapan, dan
aspirasi mereka
7. Memberikan kesempatan untuk menjelaskan tujuan perusahaan dan prioritas apa
saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut
8. Memberikan pandangan yang lebih baik mengenai bagaimana karyawan dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan
13
9. Menjadi wadah untuk menjelaskan pada karyawan apa yang sebenarnya
diinginkan oleh perusahaan
10. Mengurangi kesenjangan antara karyawan dan atasan
Manfaat bagi perusahaan
1. Perbaikan seluruh elemen yang ada dalam perusahaan akan memperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Komunikasi mengenai tujuan perusahaan dan nilai yang tercermin dalam
budaya perusahaan menjadi lebih efektif
b. Meningkatkan sense of belonging atau rasa kebersamaan antara karyawan
dan perusahaan
c. Meningkatkan loyalitas karyawan
d. Meningkatkan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan
keterampilan dan keahlian memimpinnya dalam memotivasi karyawan
sehingga produktivitas karyawan dapat terus meningkat
2. Meningkatkan pandangan setiap elemen dalam perusahaan menyangkut tugas
yang dilakukan oleh masing-masing karyawan
3. Meningkatkan kualitas komunikasi antar karyawan dalam departemen
khususnya, atau lintas departemen umumnya
4. Meningkatkan motivasi karyawan secara menyeluruh
5. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam upaya pencapaian tujuan bersama
6. Meningkatkan kepercayaan setiap karyawan mengenai sistem pengawasan
manajemen terhadap kinerja mereka
7. Menumbuhkan harapan dan pandangan jangka panjang mengenai area mana
yang dapat dikembangkan
8. Mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan sesuai kebutuhan
14
9. Meningkatkan kemampuan penemuan akar permasalahan
10. Sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan
2.4. Indikator Penilaian Kinerja
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam
indikator. Menurut (Kasmir, 2017) Untuk mengukur kinerja karyawan dapat
digunakan beberapa indikator mengenai kinerja yaitu:
1. Kualitas (mutu)
Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan melihat kualitas (mutu) dari
pekerjaan yang dihasilkan melalui suatu proses tertentu.
2. Kuantitas (jumlah)
Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan dengan melihat dari kuantitas
(jumlah) dihasilkan oleh seseorang.
3. Waktu (jangka waktu)
Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
4. Penekanan Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas perusahaan sudah dianggarkan
sebelum aktivitas dijalankan.
5. Pengawasan
Hampir seluruh jenis pekerjaan perlu melakukan dan memerlukan pengawasan
terhadap pekerjaan yang sedang berjalan.
6. Hubungan antar karyawan
Penilaian kinerja sering kali dikaitkan dengan kerja sama atau kerukunan antar
karyawan dan antar pimpinan.
15
2.5. Hambatan dalam Penilaian
Dalam melakukan penilaian kinerja biasanya ada beberapa kendala atau
hambatan. Menurut (Kasmir, 2017) dalam praktiknya penilaian kinerja memiliki
banyak kelemahan, sekalipun telah dilakukan secara benar. Artinya tetap saja
terdapat banyak kesalahan penilaian, terutama yang dilakukan oleh penilai yang
dalam hal ini atasan langsung dan faktor-faktor lain tentunya.
Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penilaian kinerja karyawan
yaitu:
1. Kesamaan dengan penilai
Dalam hal ini penilai memberikan nilai yang memiliki efek kesamaan tertentu
dengan si penilai. Artinya orang memiliki kesamaan dengannya akan dinilai
baik demikian pula sebaliknya, karyawan yang tidak memiliki kesamaan dinilai
tidak sewajarnya. Biasanya kesamaan dapat berupa asal-usul, alumni, suku,
agama, ras, domisili dan kesamaan lainnya.
2. Bias
Bias merupakan kepribadian seseorang yang dalam memberikan nilai yang biasa
dengan nilai terlalu lunak (Liniency bias), atau sebaliknya pemberian nilai
terlalu ketat (strickness bias). Penilaian sepertinya tidak dapat menghasilkan
penilaian seperti yang diinginkan, misalnya seseorang yang menilai terlalu
lunak, maka nilai semua karyawannya dengan nilai yang baik semua. Sebaliknya
seseorang menilai terlalu keras, menilai dengan apa adanya dan menganggap
orang harus sesuai dengan standar seperti dirinya.
3. Hallo effec
16
Hallo effec merupakan penilaian kepada seseorang yang didasarkan pada
perasaan si penilai. Artinya jika perasaannya lagi senang, maka nilainya baik,
namun jika perasaannya kurang senang maka penilaiannya menjadi sebaliknya.
Hallo effec ini sering kali terjadi karena emosional seseorang yang sulit
dikendalikan. Penilai semacam ini sebaiknya diminimalisir agar faktor hallo efec
dapat dihindari dan berakibat penilaian yang dihasilkan tidak semestinya.
4. Hubungan jabatan
Artinya penilaian dikaitkan dengan hubungan jabatan tertentu. Seseorang penilai
yang memiliki hubungan dengan suatu jabatan tentu akan menilai dengan baik,
demikian pula sebaliknya.
5. Tujuan tersembunyi
Penilaian semacam ini diberikan dengan tujuan atau maksud-maksud tertentu.
Artinya ada harapan atau imbalan yang akan diperolehnya dari si penilai atau
pihak lain. Misalnya seseorang yang dinilai baik, diharapkan akan memberikan
balasan atas penilaiannya dan dapat pula penilaian berupa pesanan dari pihak
yang memiliki kepentingan tertentu.
6. Penilaian rata-rata
Yaitu penilai dalam melakukan penilaian yang cenderung memberi nilai rata-
rata. Orang seperti ini cenderung berprasangka pribadi. Artinya penilaian kepada
seseorang cenderung kepada sesuatu yang dianggapnya benar.
7. Pengaruh kesan terakhir
Pengaruh kesan terakhir merupakan penilaian diberikan kepada karyawan pada
kesannya yang terakhir. Jika pada saat akhir seseorang dinilai baik, maka
selanjutnya dinilai baik. Demikian pula sebaliknya jika seseorang pada saat
akhir dinilai jelek atau kurang baik, maka penilaian juga akan jelek atau tidak
17
baik. Jadi kesan terakhir akan menjadi acuan penilaian kinerja seseorang
karyawan.
8. Pengaruh tekanan
Dalam memberikan penilaian sering kali diberikan arahan untuk melakukan
sesuatu yang tidak seharusnya oleh atasannya. Tekanan untuk memberikan nilai
tertentu kepada seseorang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga mengakibatkan dalam penilaian si penilai melakukan
penilaian dalam kondisi ketakutan.
Kesalahan penilaian ini harus segera diminimalisir sedemikian rupa agar
tidak terjadi kesalahan dalam penilaian. Kesalahan penilaian ini tentu akan
merugikan karyawan yang dinilai. Oleh karena itu, penilai juga harus diberi
pedoman cara-cara untuk menilai suatu karyawan sesuai dengan asas-asas penilaian
kinerja karyawan. Bahkan calon penilai sebaiknya diberikan semacam sosialisasi
atau pelatihan sebelum melakukan penilaian guna menghindari hal-hal seperti
dijelaskan diatas.
2.6. Metode Penilaian Kinerja
Berikut ini adalah beberapa metode penilaian kinerja yang sederhana dan
sering digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk menilai kinerja
karyawannya. Menurut (Elmi, 2018) metode-metode yang paling banyak digunakan:
1. Penilaian yang berorientasi pada masa lalu.
a. Rating scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala. Penilaian
dilakukan oleh seorang penilai biasanya atasan langsung, yang dilakukan
secara subjektif. Misalkan skala 5. Amat baik, 4. Baik, 3. Sedang, 2. Cukup,
1. Kurang. Contoh Rating Scale.
18
b. Checklist
c. Critical incident technique
d. Skala penilaian berjangkarkan perilaku
e. Observasi dan tes untuk kerja
f. Metode perbandingan kelompok
2. Penilaian yang berorientasi pada masa depan.
a. Penilaian diri sendiri
b. Management by objective
c. Penilaian secara psikologis
d. Assesment Centre
2.7. Faktor-faktor Penilaian Kinerja
Menurut (Fatimah, 2017) Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan
yang mampu secara efektif mengukur setiap kinerja karyawannya. Mengapa
demikian? karena hal ini merupakan salah satu indikator yang menentukan apakah
sebuah target yang diberikan perusahaan dapat dicapai atau tidak bagi mereka.
Menjadi penting karena kinerja kerja seorang karyawan tidak selalu berada dalam
kondisi yang baik. Kinerja tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sehingga
hasilnya tidak selalu memuaskan, oleh karena itu ada baiknya apabila setiap
peusahaan mengetahui apa saja faktor yang dapat memengaruhi kinerja kerja
karyawan. Berikut ini merupakan lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja
karyawan diantaranya:
1. Fasilitas Kantor
Fasilitas kantor merupakan sarana yang menunjang seorang karyawan untuk
melakukan aktivitas kerjanya dengan baik. Apabila perusahaan tidak mampu
19
memberikan fasilitas yang memadai, bisa saja hal ini dapat menurunkan kinerja
kerja karyawan. Apabila memungkinkan, setiap perusahaan secara terbuka mulai
menjelaskan secara umum mengenai fasilitas apa yang mereka dapatkan. Akan
lebih baik apabila dilakukan terlebih dahulu diawal perekrutan karyawan,
sehingga mereka tahu dan siap apabila harus bekerja dengan kondisi fasilitas
yang kurang memadai.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan.
Sebuah riset menjelaskan hampir 80% karyawan resign jika lingkungan kerja
mereka tidak baik. Beberapa indikator lingkungan kerja yang baik adalah
memiliki ruang kerja cukup luas, penerangan yang sempurna, dan temperatur
udara yang sesuai dengan luas ruangan kerja karyawan. Apabila ada fasilitas
kantor yang rusak, sebaiknya pihak perusahaan segera memperbaikinya. Hal ini
dilakukan agar kinerja karyawan tidak menurun dan mereka tetap nyaman
dalam melakukan aktivitas kerja mereka sehari-hari.
3. Prioritas Kerja
Salah satu hal yang memengaruhi penilaian kinerja adalah penetapan prioritas
kerja yang jelas. Karyawan akan merasa kebingungan apabila pihak perusahaan
memberikan banyak tugas kepada mereka, tetapi tidak memberikan skala
prioritas yang jelas. Sebaiknya biarkan mereka mengerjakan pekerjaannya satu
demi satu dengan timeline yang sudah ditentukan dan jangan menambahkan
tugas yang lain sebelum pekerjaan tersebut diselesaikan. Apabila memang ada
pekerjaan penting yang harus diberikan adalah menggeser deadline pekerjaan
yang sebelumnya dikerjakan, supaya karyawan dapat bekerja dengan tenang dan
tidak didesak oleh waktu, sehingga hasil kerja tetap optimal.
20
4. Supportive Supervisor
Selanjutnya adalah dengan supportive supervisor. Sebagai atasan yang baik, hal
yang perlu dilakukan adalah membiasakan diri untuk mendengarkan pendapat
dan pemikiran karyawan. Dukungan kepada mereka untuk mengemukakan
pendapat dan ide-ide baru pada saat meeting juga menjadi hal yang
memengaruhi kinerja karyawan. Membuat karyawan terlibat dalam proyek yang
sedang dikerjakan akan membantu mereka untuk belajar dan berkreasi pada
bidang yang mereka minati supaya dapat terus mengasah ilmunya. Oleh sebab
itu, jika suatu saat perusahaan membutuhkan skill tersebut, Anda bisa
menggunakan tenaga mereka tanpa harus merekrut karyawan baru dan tentu saja
hal ini akan menguntungkan perusahaan.
5. Bonus
Sebagian besar karyawan akan bekerja dengan senang bila pekerjaan yang
mereka kerjakan dihargai oleh perusahaan. Berbagai macam penghargaan tentu
akan memengaruhi kinerja karyawan. Penghargaan terhadap karyawan bisa
dimulai dari hal yang sederhana seperti pujian dari atasan atau bahkan
memberikan bonus. Bonus ini dapat diberikan kepada karyawan yang memang
benar-benar mampu bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Pemberian penghargaan tersebut ada baiknya jika disaksikan oleh karyawan
yang lain. Tujuannya adalah untuk memicu rasa kompetisi agar mereka dapat
bekerja lebih baik lagi. Namun perlu diperhatikan pula kondisi lingkungan kerja.
Apabila dalam yang rawan terjadinya perselisihan. Tentu sebaiknya perlu
memikirkan alternatif lain untuk memberikan bonus kepada karyawan yang
berkinerja baik.
21
2.8. Pelaku Penilaian Kinerja
Menurut (Fatimah, 2017) Seseorang yang ditunjuk menjadi penilai tentu
harus sesuai dengan metode yang digunakan. Namun disini akan menjabarkan
penilai yang mungkin akan muncul di berbagai metode penilaian kinerja.
Beberapa karyawan yang dapat berfungsi sebagai penilai dalam penilaian kinerja
adalah sebagai berikut:
1. Atasan
Atasan yang dimaksud dalam hal ini bisa atasan langsung ataupun atasan tidak
langsung. Sebagai contoh misalnya atasan adalah seseorang yang mempunyai
wewenang dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam struktur organisasi.
Atasan langsung seorang karyawan biasanya merupakan pilihan paling umum
untuk menjadi penilai kinerja. Hal ini dirasa paling tepat karena atasan langsung
biasanya berada pada posisi yang dekat dan memungkinkan untuk mengamati
kinerja pekerjaan karyawannya setiap waktu. Selain itu, atasan langsung
memiliki tanggung jawab untuk mengelola unit tertentu.
2. Bawahan
Penilai bawahan langsung dilakukan apabila karyawan yang dinilai mempunyai
bawahan langsung. Biasanya penilaian ini dilakukan untuk proses evaluasi para
manajer. Penilaian langsung yang tepat bertujuan untuk melihat efektivitas
manajerial atasan mereka. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan atasan untuk
bahan perbaikan sehingga kebutuhan tim dapat terpenuhi terkait dengan
tugasnya menjalankan manajemen lebih baik.
3. Rekan Kerja dan Anggota Tim
Penilaian rekan kerja ini memiliki dua sisi yang bersebrangan, yaitu sisi positif
dan sisi negatif. Penjabaran sisi positif yang dilakukan oleh para anggota tim
22
adalah rekan dalam tim merupakan bagian yang tidak akan terpisah dan saling
berkaitan dalam proses penyelesaian tugas. Sedangkan sisi negatif dilakukannya
penilaian rekan kerja adalah kurang objektif karena mereka saling tahu bahwa
mereka akan memberikan nilai kinerja pada seluruh anggota kelompok, maka
mereka cenderung akan memberikan penilaian rata-rata. Jika mereka ingin
memperoleh penilaian yang baik oleh anggota tim, maka dari itu ia pun
memberikan penilaian yang baik pula pada rekan yang lain.