BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · buku besar, neraca lajur kemudian akan menghasilkan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · buku besar, neraca lajur kemudian akan menghasilkan...
-
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Akuntansi
Menurut (Biduri, 2016) menerangkah bahwa, “Konsep Dasar Akuntansi adalah
seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan pada peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang
setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran
terhadap hal-hal yang timbul dari padanya”. Dari definisi akuntansi tersebut di ketahui
bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa
keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan.
Menurut Myer dalam (Biduri, 2016) menerangkan laporan keuangan adalah
“Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar Neraca atau Daftar Pendapatan atau Daftar Rugi Laba”.
Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambah daftar ketiga yaitu Daftar Surplus atau Daftar Laba yang tidak dibagikan/laba
yang ditahan. Dengan telah ditetapkan salah satu bentuk laporan keuangan, maka
perusahaan harus konsisten melaksanakannya agar laporan keuangan tersebut dapat
dipedomani dengan baik serta untuk menghindari anggapan-anggapan yang kurang baik
terhadap perusahaan.
-
6
2.1.1. Pengertian Akuntansi
Menurut (Miharja & Jaelani, 2019) menerangkan bahwa, “Akuntansi adalah
proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,
buku besar, neraca lajur kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu.”
Sedangkan menurut (Istiana & Ariyati, 2017) “Akuntansi sebagai alat hitung
menghitung yang merupakan sumber informasi dalam pengambilan keputusan suatu
perusahaan. Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan
transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.”
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (economic
information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.1.2. Siklus Akuntansi
Menurut (Yustia & Marlina, 2018) menerangkan bahwa, “Siklus Akuntansi,
merupakan suatu proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang
berdasarkan bukti transaksi sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.”
-
7
Sumber : (Sujarweni, 2015)
Gambar II.1
Siklus Akuntansi
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (S. C. Utami, Astusi, & Sunarko, 2016) menerangkan bahwa, “Sistem
informasi akuntansi diartikan sebagai suatu komponen yang mengumpulkan,
menggolongkan, mengolah, menganalisis dan mengkombinasikan informasi keuangan
yang relevan untuk pengambilan keputusan”. Sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan (integritas) dari sub-sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling
berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data
transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi akuntansi.
-
8
Menurut (S. C. Utami, Astuti, & Sunarko, 2016) bahwa, “Sistem informasi
akuntansi (SIA) terdiri dari lima komponen”, sebagai berikut:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software (perangkat lunak) yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan
peralatan untuk komunikasi jaringan.
2.1.4. Pengertian Jurnal
Menurut (Sochib, 2018) menyimpulkan bawah:
Transaksi keuangan pertama dicatat dalam jurnal. Jurnal atau journal artinya
harian, yakni catatan yang harus dilakukan secara harian. Dengan menggunakan
aturan debit dan kredit, transaksi pertama harus masuk dalam catatan yang
disebut jurnal. Karena itu, jurnal mempunyai fungsi sebagai catatan saat transaksi
keuangan terjadi. Jurnal merupakan media pencatatan pertama kali terhadap
dokumen transaksi atau bukti-bukti pembukuan secara kronologis ( urut waktu).
2.1.5. Pengertian Buku Besar
Menurut (Shatu, 2016) “Buku besar sering disebut juga buku besar induk, yaitu
semua perkiraan yang ada dalam suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha,
persediaan utang usaha dan modal”. Perkiraan-perkiraan ini saling berdiri sendiri dan
berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan
-
9
modal perusahaan. Sistem buku besar menampilkan proses transaksi untuk buku besar
umum dan siklus pelaporan keuangan.
Menurut (Shatu, 2016) “Tujuan Buku Besar ada 5 yaitu”:
1. Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
2. Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.
3. Menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.
4. Mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
5. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk periode
akuntansi.
Menurut (Shatu, 2016) “Fungsi Buku Besar ada 6 yaitu” :
1. Mengumpulkan data transaksi.
2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.
3. Memvalidasi transaksi yang terkumpul.
4. Mengupdate akun buku besar dan file transaksi.
5. Mencatatkan penyesuian terhadap akun.
6. Mempersiapkan laporan keuangan.
2.1.6. Pengertian Neraca Saldo
Menurut (Finansialku.com, 2019) definisi Neraca Saldo adalah “Daftar akun
beserta saldonya pada satu waktu tertentu. Neraca saldo merupakan pengelompokan
saldo akhir di dalam buku besar atau daftar yang berisi kumpulan seluruh
rekening/perkiraan buku besar”. Tujuan utama dari neraca saldo adalah untuk
-
10
membuktikan kesamaan matematis dari debit dan kredit setelah
posting/pemindahbukuan dilakukan.
Berdasarkan sistem berpasangan, kesamaan ini akan terjadi apabila jumlah saldo
debit sama dengan jumlah saldo kredit. Neraca saldo juga berguna untuk mendeteksi
kesalahan-kesalahan dalam pembuatan ayat jurnal dan posting, di samping bermanfaat
untuk menyusun laporan keuangan.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban
perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang
mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini
disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu, diperlukan jurnal
penyesuaian.
Menurut (Finansialku.com, 2019) “Saldo setiap rekening disusun berurutan dari
rekening neraca dan rekening laba rugi sebagai berikut:”
1. Aktiva lancar
2. Aktiva tetap
3. Aktiva lain-lain
4. Utang lancar
5. Utang tidak lancar
6. Ekuitas
7. Pendapatan operasi
8. Pendapatan non operasi
9. Beban operasi
-
11
10. Beban non operasi
2.1.7. Pengertian Neraca Lajur
Menurut (Ardela, 2019) menyimpulkan bahwa:
Pada dasarnya, neraca lajur atau disebut juga kertas kerja (worksheet) merupakan
sebuah lembaran kertas dengan lajur-lajur atau kolom-kolom yang direncanakan
secara khusus untuk menghimpun semua data-data akuntansi yang dibutuhkan
pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara
sistematis.Neraca lajur ini berfungsi sebagai alat bantu yang bertujuan
mempermudah penyusunan laporan keuangan manual. Namun neraca lajur bukan
merupakan bagian dari catatan akuntansi formal. Neraca lajur merupakan suatu
landasan untuk memeriksa rekening buku besar yang disesuaikan, diseimbangkan
dan disusun menurut cara yang sesuai dengan penyusunan laporan keuangan.
2.1.8. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut (Finansialku.com, 2017) menyimpulkan bahwa:
Pengertian laporan keuangan perusahaan adalah informasi keuangan sebuah
perusahaan pada sebuah periode (misal laporan keuangan bulanan, laporan
keuangan tiga bulanan, laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan
tahunan). Setidaknya ada 4 jenis laporan keuangan yang umum digunakan oleh
perusahaan yaitu laporan keuangan neraca (balance sheet), laporan keuangan
laba rugi (income statement), laporan arus kas (cash flow) dan laporan perubahan
kepemilikan modal.
Fungsi laporan keuangan menurut (Finansialku.com, 2017) “untuk menyediakan
informasi posisi keuangan, kinerja keuangan perusahaan serta menunjukkan perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) untuk mengambil keputusan.”
-
12
2.1.9. Perusahaan Jasa
Menurut (N. W. Utami, 2017) menerangkan bahwa, “Pada perusahaan jasa,
proses penjualan dan produksi jasa berlangsung ketika ada kesepakatan antara
perusahaan dan konsumen. Oleh karena itu, dari sudut pandang akuntansi hanya ada dua
transaksi utama pada perusahaan jasa, yaitu transaksi administratif dan penjualan jasa”.
Menurut (N. W. Utami, 2017) “Adapun tahapan dalam siklus akuntansi
perusahaan jasa adalah sebagai berikut:“
1. Pencatatan, terdiri atas penjurnalan dan pemindahbukuan (posting).
2. Pengikhtisaran (ringkasan), tahap ini dilakukan setelah tahap pencatatan selesai
dilakukan. Pada tahap ini dibuat ringkasan dari pengaruh seluruh transaksi keuangan
yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Ringkasan tersebut terlihat dalam
saldo akhir dari setiap akun buku besar. Selanjutnya, saldo setiap akun tersebut
dicatat dalam dokumen tersendiri yang disebut neraca saldo (trial balance). Kegiatan
akuntansi yang dilakukan pada tahap pengikhtisaran meliputi penyusunan neraca
saldo, pembuatan jurnal penyesuaian, penyusunan kertas kerja (neraca lajur),
pembuatan jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan,
3. Pembuatan Laporan Keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas.
-
13
2.2. Tools Aplikasi
2.2.1. Teori Zahir Accounting Versi 5.1
Menurut (L. D. Utami & Hidayat, 2018) menerangkan bahwa, “Zahir accounting
adalah sebuah program akuntansi yang didesain khusus untuk mengelola keuangan
perusahaan secara mudah, fleksibel yang berfasilitas lengkap dan dapat digunakan untuk
berbagai macam perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang.”
Zahir accounting mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
software sejenis. Tampilan yang menarik baik dalam interface program maupun dalam
penyajian laporan keuangan. Berbagai macam menu yang memudahkan pencatatan juga
menjadi kelebihan dari Zahir accounting.
Menurut (Murdayanti & Puruwita, 2017) “ Akuntansi keuangan yang dibuat atas
dasar 5 tipe transaksi “, yaitu :
1. Penjualan produk dan jasa
2. Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa dan asset tetap dari supplier
3. Penerimaan kas
4. Pengeluaran kas kepada supplier
5. Pengeluaran kas gaji karyawan
Atas dasar kelima transaksi dasar tersebut, Zahir Accounting dirancang untuk
mempermudah pembukuan, dimana seluruh jurnal akuntansi dan laporan akuntansi
dibuat secara otomatis tanpa perlu mengerti teori akuntansi yang mendalam, Zahir juga
memudahkan setiap pengguna dalam mengambil keputusan bisnis, karena dilengkapi
dengan berbagai analisa laporan keuangan perusahaan, seperti analisa rasio, break even
-
14
point analysis, grafik dan laporan lainnya. Beberapa keunggulan Zahir dari produk lain
adalah :
1. Mudah digunakan
2. Design interface yang menarik dan mudah dipahami
3. Faktur dan Laporan dapat diedit
4. Laporan dapat diemail dan di-export ke berbagai format
5. Menggunakan database client server
6. Fasilitas dan kapasitas dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
7. Laporan dapat diklik untuk melihat detail transaksi (Audit Trail)
8. Seluruh transaksi dapa diedit dan dihapus (sesuai kewenangan akses/password)
9. Penyedia fasilitas laporan & analisa bisnis yang lengkap
-
15
2.2.2 Modul Fasilitas Zahir Accounting Verisi 5.1
1. Modul Data
Modul data digunakan untuk membuat data master di suatu data kerja di Zahir
Accounting. Untuk menampilkannya klik Data-Data.
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.2
Fasilitas di Modul Data-Data
Beberapa fasilitas yang ada didalam modul data-data:
a. Data Nama Alamat
Mengelola data customer, vendor, employee dan other.
-
16
b. Data Rekening
Mengelola ( Menambah, mengedit dan menghapus ) Akun atau Rekening.
c. Data Produk
Mengelola Barang Dagang.
d. Satuan Pengukuran
Mengelola satuan ukuran dagang.
e. Data Proyek
Mengelola transaksi proyek.
f. Data Harta Tetap
Mengelola harta tetap yang dimiliki perusahaan.
g. Data Pajak
Mengelola pajak barang dagang.
h. Data Mata uang
Mengelola mata uang beserta akun penting yang digunakan saat transaksi.
2. Modul Buku Besar
Modul Buku besar digunakan untuk melakukan transaksi jurnal umu, membuat
daftar akun, dan membuka buku besar per akun.
-
17
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.3
Modul Buku Besar
Beberapa fasilitas yang ada di dalam modul buku besar :
a. Data Rekening Perkiraan
Mengelola Akun atau Rekening.
b. Transaksi Jurnal Umum
Melakukan transaksi jurnal yang tidak bisa dilakukan di modul lain.
c. Buku Besar
Melihat buku besar rekening perusahaan.
d. Daftar Transaksi Jurnal
Melihat daftar transaksi jurnal umum.
-
18
3. Modul Penjualan
Penjualan adalah transaksi dimana ada pengeluaran barang atau jasa untuk
pelanggan. Transaksi ini digunakan oleh perusahaan sebagai pendapatannya, transaksi
ini dapat dilakukan dengan tunai ataupun piutang. Piutang usaha adalah transaksi untuk
pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan atas penjualan yang telah terjadi
sebelumnya.
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.4
Modul Penjualan
Bebarapa fasilitas yang ada di dalam modul penjualan :
a. Sales Order
Melakukan pesanan penjualan.
b. Pengiriman Barang (invoicing)
Entry transaksi penjualan tunai/kredit, barang/jasa.
c. Return Penjualan
Enti Retur penjualan atau nota kredit.
-
19
d. Daftar Piutang Usaha
Melihat daftar keseluruhan piutang.
e. Pembayaran Piutang Usaha
Melakukan pembayaran piutang usaha.
f. Pengembalian Kelebihan (Kredit)
Transaksi pengembalian non tunai aras kelebihan pembayaran (Transaksi ini
hanya memindahkan saldo negatif suatu faktur sebagai pembayaran faktur
lainnya).
4. Modul Pembelian
Pembelian adalah transaksi dimana ada penerimaan barang atau jasa dari supplier
atau vendor, transaksi ini banyak digunakan oleh perusahaan, transaksi pembelian dapat
dilakukan dengan tunai ataupun hutang. Hutang usaha adalah transaksi untuk melakukan
pembayaran hutang usaha kepada supplier atau vendor tertentu atas transaksi pembelian
sebelumnya.
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.5
Modul Pembelian
-
20
Beberapa fasilitas yang ada di dalam modul pembelian :
a. Purchase Order
Entri pesanan pembelian.
b. Pengiriman Barang (Invoicing)
Entri transaksi barang secara tunai atau kredit, barang atau jasa.
c. Return Pembelian
Entri Retur pembelian atau nota debet.
d. Daftar Hutang Usaha
Melihat daftar keseluruhan.
e. Penerimaan Kembalian (Debet)
Untuk menginput transaksi kelebihan pembayaran dari supplier, dimana
uang perusahaan akan dikembalikan secara tunai atau digunakan untuk
pembayaran hutau atau pembelian anda yang lainya.
5. Modul Kas dan Bank
Kas dan Bank digunakan untuk transaksi yang berkaitan dengan rekening dengan
kas atau bank, seperti transfer antar rekening kas dan bank, kas dan bank masuk, kas dan
bank keluar. Untuk kas masuk dan kas keluar adalah transaksi di luar pengimputan
penerimaan pembayaran piutang maupun pengeluaran pembayaran hutang.
-
21
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.6
Modul Kas dan Bank
Beberapa Fasilitas yang ada di modul kas dan bank :
a. Transfer Kas
Mencatat transfer uang dari suatu rekening ke rekening lainya.
b. Kas Masuk
Menginput transaksi kas masuk seperti penerimaan setoran modal, pinjaman
dari bank, dll.
c. Kas Keluar
Menginput transaksi kas keluar seperti pembataran listrik, pembayaran gasi,
pembelian asset, pembayaran hutang ke bank, dll.
d. Rekonsiliasi Bank
-
22
Menyamakan akun bank dari transaksi yang dicatat di Zahir dengan laporan
rekening koran atau buku bank.
6. Modul Persediaan
Persediaan digunakan untuk mengelola persediaan aktiva perusahaan. Pada
modul ini dapat dibuat data barang, barang keluar diluar penjualan, pembuatan proses
produksi, stock opname.
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.7
Modul Persediaan
Beberapa fasilitas yang ada di dalam modul Perusahaan :
a. Pemakaian atau Penyesuaian Barang
Digunakan untuk menginput transaksi pemakaian barang/penyesuaian.
Seperti barang A yang ada di pusat digunakan sebanyak X buah untuk
cabang.
-
23
b. Pemindahan Barang
Digunakan untuk menginput transaksi pemindahan barang/perakitan.
c. Stock Opname
Fasilitas stok opname berguna untuk menyamakan jumlah barang yang
tercatat di Zahir dengan yang ada di gudang secara fisik, yang umumnya
sering terdapat perbedaan akibat barang hilang atau rusak. Fasilitas ini
biasanya digunakan di akhir periode, misalkan di akhir bulan
d. Perakitan
Fasilitas ini berguna untuk mempercepat proses input transaksi Pemindahan
Barang, yaitu Zahir akan secara otomatis menginput transaksi Pemindahan
Barang berdasarkan formula yang ditentukan di masing-masing barang hasil
produksi.
7. Modul Laporan
Modul laporan digunakan untuk melihat semua laporan hasil pengimputan
modul-modul sebelumnya.
-
24
Sumber : (Tim Penyusun Modul Zahir Accounting Versi 5.1, 2016)
Gambar II.8
Modul Laporan
Beberapa fasilitas yang ada di dalam modul Perusahaan :
a. Laporan Arus Kas
Melihat laporan hasil penginputan arus kas ( Rangkuman dan Rincian )
b. Laporan Laba Rugi
Melihat laporan Laba rugi meliputi Anggaran, Perbandingan dan dll.
c. Laporan Neraca
Melihat pelaporan necara hasil penginputan modul sebelumnya.
d. Laporan Neraca Saldo
Melihat laporan keseluruhan hasil inputan neraca saldo.
-
25
2.2.3 Analisa Laporan Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Menurut (Jariyah & Trisilo, 2017) menyimpulkan bahwa:
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi pada saat
yang tepat. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan sebaliknya jika
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid.
a. Rasio Lancar ( Current Ratio )
Current ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka pendeknya yang harus dipenuhi dengan aktiva
lancar. Semakin tinggi current ratio, semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun, jika
tingkat persentase rasio terlalu tinggi perusahaan belum tentu dapat
menjamin akan dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo. Hal
ini dimungkinkan adanya jumlah persediaan yang relative tinggi
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat
perputaran persedian rendah. Semakin kecil hutang lancar maka semakin
besar persentase current ratio. Cara pengukuranya adalah sebagai berikut :
b. Rasio Cepat ( Quick Ratio )
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat
memenuhi kewajiban, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada
persediaan. Persediaan tidak diikut sertakan karena relatif sulit untuk
-
26
dicairkan menjadi kas karena membutuhkan waktu untuk penjualan terlebih
dahulu, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari
piutang. Rasio ini lebih tepat dari current ratio, karena hanya
membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika
current ratio tinggi tapi quick ratio rendah menunjukkan adanya investasi
yang sangat besar dalam persediaan. Cara pengukurannya adalah sebagai
berikut :
2. Rasio Solvabilitas
Menurut (Jariyah & Trisilo, 2017) menyimpulkan bahwa:
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang
pada saat perusahaan likuidasi. Perusahaan dikatakan solvable apabila
perusahaan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua hutang-hutangnya ketika mengalami likuidasi.
a. Debt to Equity Ratio
Untuk mengukur resiko, fokus perhatian resiko jangka panjang terutama
ditunjukkan pada prospek laba dan perkiraan arus kas, serta tetap
dipertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh
kreditor maupun yang di danai oleh pemilik perusahaan. Debt to equity ratio
dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya suatu utang.
Semakin tinggi presentase debt to equity ratio, maka semakin besar
kemungkinan tak tertagihya suatu hutang oleh kreditur. Karena posisi hutang
-
27
sama dengan atau lebih besar dari modal. Keseimbangan proporsi antara
aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan,
diukur dengan cara matematis sebagai berikut:
b. Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar bagian dari dana perusahaan yang
berasal dari pinjaman. Semakin tinggi presentase yang dicapai berarti
semakin kecil pula aktiva yang digunakan untuk menjamin terbayarnya
utang-utang apabila perusahaan tersebut sewaktu-waktu dilikuidasi. Secara
sistematis rasio ini dapat dituliskan sebagai berikut:
3. Rasio Rentabilitas
Menurut (Jariyah & Trisilo, 2017) menyimpulkan bahwa:
Rentabilitas merupakan rasio untuk menghasilkan laba perusahaan yang di ukur
dengan kesuksesan perusahaan dalam kemampuannya menggunakan aktiva
secara produktif. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut. Dalam rentabilitas keuangan yang
besar tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut rentabel sehingga rentabilitas
yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar di dalam menjalankan
suatu usaha. Cara penilaian rentabilitas ada beberapa macam sesuai dengan
tujuan perusahaan pada analisis. Namun pada riset ini penulis batasi pada dua
macam yaitu net rate of return on investment dan return on equity.
a. Net Rate Of Return on Investment
Net Rate of Return On Investment merupakan rasio antara laba setelah pajak
dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini
-
28
mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan,
baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan maupun
dengan dana yang berasal dari pemilik modal. Net Rate of Return On
Investment adalah perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan
total aktiva usaha. Suatu perusahaan dikatakan baik atau tidak baik dapat
dilihat dari Net Rate of Return On Investment dan Rentabilitas Modal
Sendiri. Secara sistematis rasio ini dapat dituliskan sebagai berikut :
b. Return On Equity
Return on equity adalah perbandingan antara jumlah modal yang tersedia
bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa return on equity adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Secara
sistematis rasio ini dapat dituliskan sebagai berikut: