BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

20
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Dalam jurnal yang berjudul kajian penggunaan mikrotik router os™ sebagai router pada jaringan komputer (Handriyanto, 2009) disebutkan bahwa Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi. Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference). Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Klasifikasi Jaringan Komputer menurut (Deris Setiawan, 2003): 1. Local Area Network (LAN) adalah Jaringan komputer yang saling terhubung 4

Transcript of BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

Page 1: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer

Dalam jurnal yang berjudul kajian penggunaan mikrotik router os™

sebagai router pada jaringan komputer (Handriyanto, 2009) disebutkan bahwa

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling

dihubungkan satu sama lainnya, menggunakan suatu media dan protocol

komunikasi tertentu, sehingga dapat saling berbagi data dan informasi.

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien

antar pemakai (mail dan teleconference).

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling

menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga

dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras

seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan

komunikasi secara elektronik.

Klasifikasi Jaringan Komputer menurut (Deris Setiawan, 2003):

1. Local Area Network (LAN) adalah Jaringan komputer yang

saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan

topologi tertentu, biasanya digunakan dalam kawasan satu gedung

atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km.

Gambar 2.1 LAN

4

Page 2: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

2. Metropolitan Area Network (MAN) adalah Jaringan komputer yang saling

terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1

km. Pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam

suatu kota, kampus dalam satu kota.

Gambar 2.2 MAN

3. Wide Area Network (WAN) adalah Jaringan komputer yang

menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara

satu jaringan dengan jaringan lain dapat berjarak ribuan kilometer atau

terpisahkan letak geografi dengan menggunakan metode komunikasi

tertentu.

Gambar 2.3 WAN

5

Page 3: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

Secara garis besar ada beberapa tahapan dalam membangun jaringan

LAN, diantaranya :

1. Menentukan teknologi tipe jaringannya (Ethernet, Fast Ethernet, Token

Ring, FDDI)

2. Memilih model perkabelan (Fiber, UTP, Coaxial)

3. Menentukan bentuk topologi jaringan (Bus, Ring, dan Star)

4. Menentukan teknologi Client/Server atau Peer to Peer

5. Memilih Sistem Operasi Server (Windows NT, 2000, XP, atau Linux)

2. 2 Proxy Server

Sebuah fasilitas untuk menghubungkan diri ke internet secara

bersama-sama. Memenuhi permintaan user untuk layanan Internet (http,

FTP,Telnet) dan mengirimkannya sesuai dengan kebijakan. Bertindak

sebagai gateway menuju layanan. Mewakili paket data dari dalam dan

dari luar. Menangani semua komunikasi internet – ekternal. Bertindak

sebagai gateway antara mesin internal dan eksternal. Proxy server

mengevaluasi dan mengontrol permintaan dari client, jika sesuai policy

dilewatkan jika tidak di deny/drop. Menggunakan metode NAT. Memeriksa

isi paket.

Gambar 2.4 proxy server

6

Page 4: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

2.3 IP Address

Dalam situs web (Universitas Gunadarma, 2010) dijelaskan bahwa

pengertian IP Adrress (Internet Protocol Address ) adalah sistem

pengalamatan di network  dengan menggunakan sederetan angka berupa

kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing dipisahkan

oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255 atau kira-kira

akan ada  4 milyar lebih IP address yang dapat dibagikan ke seluruh

pengguna jaringan internet di seluruh dunia..

IP address memiliki 32 bit dan dibagi menjadi dua bagian: bagian

network (Net ID) dan bagian host (Host ID). Net ID berperan dalam

identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan

untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang

tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Garis

pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas

network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas

C, kelas D dan kelas E. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk

mempermudah alokasi IP Address , baik untuk host/jaringan tertentu atau

untuk keperluan tertentu

Perbedaan tiap kelas terletak pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya

IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat

ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan

secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk

keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan

pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP

Address . Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

1. IP address kelas A merupakan Bit pertama IP address kelas A adalah 0,

dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte

pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada

kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung

sekitar 16 juta host (255×255×255

7

Page 5: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

2. IP address kelas B dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga

byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit

pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer

mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host

ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari

128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network

dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

3. IP address kelas C digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti

LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID

terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk

sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

4. IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit

pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya

berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai

keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam

multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID

5. IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit

pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya

berkisar antara 248-255. Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network

Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian

jaringan.

Dalam penggunaannya, IP Address dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

Public Address dan Private Address .

1. Public Address adalah IP Address yang digunakan untuk komunikasi

pada jaringan di internet, sebagai contoh pada saat kita pertama kali

mengakses URL http://www.google.co.id, maka secara otomatis

computer kita akan melakukan koneksi menuju alamat 72.14.203.147.

angka tersebut dapat kita lihat pada baris status di browser kita (Internet

Explorer/Mozilla Firefox) yang terletak pada sebelah kiri bawah. Nomor

72.14.203.147 adalah IP address yang digunakan di jaringan internet dan

digolongkan sebagai Public Address .

8

Page 6: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

2. Private Address adalah IP Address yang digunakan untuk komunikasi

yang tidak terhubung langsung dengan internet atau berada pada sebuah

area local. Dengan menggunakan Private Address ini, computer tidak

dapat terhubung dengan internet. Hanya dapat bertukar informasi dengan

computer lainnya yang juga terhubung pada jaringan yang sama

(intranet). Private IP ini biasanya digunakan pada suatu perkantoran.

Nomor yang digunakan biasanya dimulai dengan 192.168.0.1 sampai

seterusnya sebanyak komputer yang ada.

2.4 Hub

Hub merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual

beroperasi pada layer 1 (Physical Layer). Maksudnya, hub tidak menyaring

menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan transfer data dan

susunan pin pada kabel. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan

sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut

diterima oleh seluruh komputer yang berhubungan dengan hub tersebut

kecuali komputer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut

diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal

ini menyebabkan fungsi collission lebih sering terjadi.

Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan

pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka

akan terjadi tabrakan(collision) karena menggunakan jalur yang sama (jalur

broadcast yang sama) sehingga paket data akan menjadi rusak yang

mengakibatkan pengiriman ulang paket data. Jika hal ini sering terjadi maka

collison yang terjadi dapat mengganggu.

Aktifitas pengiriman paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini

mengakibatkan penurunan kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara

fisik, hub mempunyai lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.

Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada hub, maka

pengiriman paket data tersebut akan terlihat dan terkirim ke setiap port

lainnya sehingga bandwidth pada hub menjadi terbagi ke seluruh port yang

9

Page 7: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

ada. Semakin banyak port yang tersedia pada hub, maka bandwidth yang

tersedia menjadi semakin kecil untuk setiap port. Hal ini membuat

pengiriman data pada hub dengan banyak port yang terhubung pada komputer

menjadi lambat.

Gambar 2.5 Hub

2.4 Switch

Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual

berada pada layer 2 (Datalink Layer) dan ada yang layer 3 (Network Layer).

Maksudnya, switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address

pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa

paket ini akan diterima. Jika ada collision yang terjadi merupakan collision

pada port-port yang sedang saling berkirim paket data. Misalnya ketika ada

pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada

pengiriman paket data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan

(collision) karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur

yang sama. Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan

mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.

Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch,

akan pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke

setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang

penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.

10

Page 8: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

Gambar 2.6 Switch

2.5 Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu

jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode address ing dan

protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut.

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan

ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya.

Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta

dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur

terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing

dilakukan secara hop by hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju

tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router

berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Fungsi router adalah

sebagai berikut :

1. Membaca alamat logika / ip address source dan destination untuk

menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

2. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke

WAN.

3. Perangkat di layer 3 OSI Layer.

4. Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon

routing.

5. Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.

11

Page 9: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

Gambar 2.7 Router

2.7 Sistem Operasi

Sistem operasi adalah sekumpulan rutin perangkat lunak yang

berada diantara program aplikasi dan perangkat keras. Sistem operasi

memiliki tugas yaitu mengelola seluruh sumber daya sistem komputer dan

sebagai penyedia layanan.

Sistem operasi menyediakan System Call (berupa fungsi-fungsi atau

API=Application Programming Interface). System Call ini memberikan

abstraksi tingkat tinggi mesin untuk pemrograman. System Call berfungsi

menghindarkan kompleksitas pemrograman dengan memberi sekumpulan

instruksi yang lebih mudah dan nyaman, sistem operasi juga sebagai

basis untuk program lain dimana program aplikasi dijalankan diatas sistem

operasi, program-program itu memanfaatkan sumber daya sistem komputer

dengan cara meminta layanan sistem operasi mengendalikan sumber daya

untuk aplikasi sehingga penggunaan sumber daya sistem komputer dapat

dilakukan secara benar dan efisien. Sistem operasi yang dikenal antara lain :

1. Windows (95, 98, ME, 2000, XP, VISTA, SERVER, Windows7)

2. Linux (Red Hat, Slackware, Ubuntu, Fedora, Mikrotik,

Debian,OpenSUSE)

3. UNIX

4. FreeBSD (Berkeley Software Distribution)

5. SUN (SOLARIS)

12

Page 10: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

6. DOS (MS-DOS)

7. Machintosh (MAC OS, MAC OSX)

2.8 MikroTik Router OS

Dalam jurnal yang berjudul kajian penggunaan mikrotik router os™

sebagai router pada jaringan komputer (Handriyanto, 2009) dijelaskan bahwa

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux base yang

diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan

kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui

Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada

Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router

mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk

penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan

beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit)

disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang

memadai.

2.8.1 Jenis-Jenis Mikrotik

Jenis-jenis mikrotik terbagi menjadi dua yaitu Mikrotik RouterOS dan

Built-In Hardwre Mikrotik.

1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-

download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr

rumahan (PC).

2. BUILT-IN Hardware MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang

khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal

MikroTik RouterOS.

2.8.2 Fitur-Fitur Mikrotik

Mikrotik memiliki banyak fitur-fitur yang mempunyai fungsinya

masing-masing, fitur-fitur dalam mikrotik diantaranya adalah sebagai berikut:

1 Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama

13

Page 11: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

2 Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan

otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on

demand, modem pool hingga 128 ports.

3 Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka

ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4 Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge

interface, bridging firewalling.

5 Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst,

PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer

6 DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP

Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.

7 Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer,

source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan

MAC, IP address , range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol

seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.

8 Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung

limit data rate, SSL ,HTTPS.

9 IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann

groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma

enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256;

Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

10 ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi

PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung

128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75 bui line protokol.

11 M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan

ethernet.

12 MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung

Cisco Discovery Protokol (CDP).

13 Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph

yang dapat diakses melalui HTTP.

14

Page 12: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

14 NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi

menggunakan system GPS.

15 Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access

Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP,

MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi

MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.

16 Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy;

transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol

SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17 Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

18 SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi

dan jaringan.

19 Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20 SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.

21 Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes;

sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d

(ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame

Relay jenis LMI.

22 Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH;

packet sniffer; Dinamik DNS update.

23 UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.

24 VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet

dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25 VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.

26 VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

27 WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi

MikroTik RouterOS.

2.9 Wireless Hotspot

Dalam makalah Seminar Tugas Akhir Sistem Manajemen Hotspot

Berbasis Kuota Waktu dan Paket Data (Faqih, 2011) dijelaskan bahwa

15

Page 13: BAB II Landasan Teori (Analisis Dasar Pengelolaan Mikrotik)

Wireless atau teknologi nirkabel merupakan media transmisi pengganti media

kabel yang menggunakan gelombang radio elektromagnetik untuk

berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Perkembangan teknologi nirkabel

ini kemudian digunakan dalam impelementasi jaringan lokal nirkabel atau

biasa dikenal dengan WLAN (Wireless Local Area Network). Maraknya

penggunaan WLAN ini kemudian mengakibatkan banyak bermunculan

layanan akses Internet hotspot. Wireless Hotspot merupakan sebuah area

terbuka yang memungkinkan seseorang bisa melakukan akses Internet secara

nirkabel, baik secara gratis ataupun dengan melakukan pembayaran untuk

jasa penggunaan.

Standar IEEE 802.1x merupakan protokol kontrol akses jaringan

(network access control) berbasis port yang memanfaatkan karakteristik

infrastruktur LAN IEEE 802 untuk menyediakan media autentikasi dan

autorisasi perangkat yang terhubung pada port LAN yang memiliki

karakteristik koneksi point to point, dan mencegah akses jika autentikasi dan

autoris 802.1x adalah untuk menghasilkan kontrol akses, autentikasi, dan

manajemen kunci untuk wireless LAN.

IEEE 802.1x terdiri dari tiga bagian, yaitu pengguna atau client yang

akan diautentikasi disebut wireless node (supplicant), server yang melakukan

autentikasi atau disebut Network Access Server (NAS), dan perangkat yang

menghubungkan dua bagian tersebut disebut Authenticator, dalam hal ini

berupa access point. Authentication Server yang digunakan adalah Remote

Authentication Dial-In User Service (RADIUS) server dan digunakan untuk

autentikasi pengguna yang akan mengakses wireless LAN.

Gambar 2.8 Mekanisme Autentikasi 802.1X

16