BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA · Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang...

38
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Sepak Bola a. Permainan Sepak Bola Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang perdebatan. Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian lagi menjelaskan sepakbola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai togok sepakbola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepakbola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olahraga ini saat itu dikenal dengan sebutan “tsu chu“.. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang. Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi togok yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern sedunia, yaitu: InternationalFootball Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di Manchester, Inggris.Sejarah sepak bola semakin teruji hingga saatini IFAB merupakan togok yang mengeluarkan berbagai peraturan pada permainan sepakbola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain. Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim atau regu dalam sepak bola sering disebut kesebelasan. Permainan sepak bola dimainkan diatas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang. Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan 9

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA · Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang...

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sepak Bola

a. Permainan Sepak Bola

Sejarah munculnya olahraga sepakbola masih mengundang perdebatan.

Beberapa dokumen menjelaskan bahwa sepak bola lahir sejak masa Romawi, sebagian

lagi menjelaskan sepakbola berasal dari tiongkok. FIFA sebagai togok sepakbola dunia

secara resmi menyatakan bahwa sepakbola lahir dari daratan Cina yaitu berawal dari

permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan ke-3 SM. Olahraga ini saat itu

dikenal dengan sebutan “tsu chu“.. Permainan bola saat itu menggunakan bola yang

terbuat dari kulit binatang, dengan aturan menendang dan menggiring dan

memasukkanya ke sebuah jaring yang dibentangkan diantara dua tiang. Selanjutnya

tahun 1886 terbentuk lagi togok yang mengeluarkan peraturan sepak bola modern

sedunia, yaitu: InternationalFootball Association Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh

FA Inggris dengan Scottish Football Association, Football Association of Wales, dan

Irish Football Association di Manchester, Inggris.Sejarah sepak bola semakin teruji

hingga saatini IFAB merupakan togok yang mengeluarkan berbagai peraturan pada

permainan sepakbola, baik tentang teknik permainan, syarat dan tugas wasit, bahkan

sampai transfer perpindahan pemain.

Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu,

masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing

berusaha memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan

bola atau membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim

atau regu dalam sepak bola sering disebut kesebelasan. Permainan sepak bola

dimainkan diatas lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang.

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya

menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh

manapun.

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari

sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan

9

10

dilakukan dengan kemampuan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang

dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya

dengan kaki atau tangannya (Soekatamsi, 1991:12).

Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan yang memiliki prinsip-

prinsip yang sederhana, yaitu berusaha memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak

mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga

gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam hal ini (Soekatamsi, 1991:88)

menyatakan bahwa ”Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu membuat gol dan

mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.

Kemampuan teknik merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk

mencapai prestasi dalam permainan sepak bola. Sebab menurut Soekatamsi ( 1988 : 11 )

menyatakan bahwa ”Kelengkapan pokok yang fundamental sebagai dasar bermain

adalah teknik dasar dan kemampuan bermain yang lebih dahulu dibina disamping

pembinaan kelengkapan pokok yang lain”. Oleh karena itu unsur ini harus mendapat

perhatian yang serius bagi para pelatih , pembina maupun pemain sepak bola.

Kualitas kemampuan teknik dasar bermain yang dimilki setiap pemain sangat

menentukan tingkat kualitas permainan suatu kesebelasan sepak bola secara

menyeluruh. Hal ini sesuai dengan pendapat (Soekatamsi, 1991:56) yaitu bahwa ”Mutu

permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar tentang sepak

bola”. Oleh karena penguasaan teknik dasar bermain ini harus mendapat perhatian yang

serius dan harus menjadi prioritas utama dalam latihan.

b. Teknik Permainan Sepak Bola

Ada beberapa macam teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain

sepak bola. Tanpa itu, pertandingan menjadi kurang menarik teknik itu yakni :

1. Menendang (kicking)

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang

paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat

bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing),

menembak kegawang (shooting), dan menyapu untuk menggagalkan lawan (sweeping).

11

a. Menendang dengan kaki bagian dalam

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk

mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai

berikut :

1) Togok menghadap sasaran dibelakang bola.

2) Kaki tumpuan berada disamping bola, lutut sedikit ditekuk.

3) Kaki ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai bola.

4) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat ditengah-tengah

bola.

5) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola

b. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam.

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian menendang dengan

punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long

passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut :

1) Posisi togok berada dibelakang bola, sedikit serong. Kaki tumpuan diletakan

disamping bola.

2) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan sehingga mengenai

bola . Perkenaaan kaki pada bola tepat dipunggung kaki bagian dalam dan

tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan

kaki ditegangkan.

3) Setelah menendang kak tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola

c. Menendang dengan punggung kaki.

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk

menembak ke gawang (shooting at the goal). Analisis geraknya adalah sebagai

berikut :

1) Togok dibelakang bola sedikit condong kedepan, kaki tumpu diletakan

disamping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit

ditekuk.

2) Kaki tendang berada dibelakang bola dengan punggung kaki menghadap

kesasaran.

3) Kaki tendang tarik kebelakang dan ayunkan kedepan perkenaan kaki pada

bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola.

12

4) Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.

2. Menerima / Menghentikan bola.

Tujuan menerima / menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola yang

termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan

dan mempermudah untuk passing.

1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.

2) Posisi togok segaris dengan datangnya bola.

3) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.

4) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki

dijulurkan kedepan segaris dengan datangnya bola.

5) Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam.

6) Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah togok (terkuasai).

b. Menghentikan bola dengan punggung kaki.

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.

3) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit kedepan menjemput

datangnya bola.

4) Bola menyentuh kaki persis dipunggung kaki.

c. Menghentikan bola dengan telapak kaki.

1) Posisi togok lurus dengan arah datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.

3) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap

kesasaran

4) Pada saat bola masuk kekaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di

depan badan.

d. Menghentikan bola dengan paha.

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk.

3) Paha diangkat tegak lurus dengan togok ditekuk tegak lurus dengan paha.

4) Bola mengenai paha tepat pada tengah-tengah paha antara lutut dan

pangkal paha.

e. Menghentikan bola dengan dada.

13

1) Posisi togok menghadap datangnya bola.

2) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk.

3) Dada sedikit dibusungkan kedepan menghadap arah datangnya bola.

4) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada.

3. Menggiring bola (dribbling).

Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan.

Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan

menghambat permainan. Kaki yang digunakan dalam menggiring bola sama dengan

kaki yang digunakan untuk menendang bola, antara lain :

1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam.

2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar.

3) Menggiring bola dengan punggung kaki.

4. Menyundul bola.

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepak bola adalah untuk mengoper,

mencetak bola dan mematahkan serangan lawan / membuang bola. Banyak gol tercipta

dalam permainan sepak bola dari hasil sundulan kepala. Pemain harus belajar untuk

menyundul bola menggunakan dahi, bukan ubun-ubun kepala. Pemain harus sadar

bahwa mereka yang akan menyundul bola, bukan bola yang membentur mereka.

Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri dan

sambil meloncat / melompat.

2. Menyundul bola (Heading)

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar sepakbola yang harus

dikuasai dengan baik, dengan mengusai teknik menyundul bola permainan sepak bola

akan lebih menarik dan tim yang mengusai teknik menyundul bola lebih besar

kemungkinannya untuk memenangkan pertandingan.

Danny Mielke (2009 : 49) “Salah satu ciri unik sepak bola adalah kepala boleh

digunakan untuk memainkan bola di udara. Proses menggerakkan tubuh ke posisi yang

tepat pada dasarnya sama seperti gerak yang digunakan untuk keterampilan mengontrol

bola lainnya”.

Dalam permainan sepak bola, kamu dapat menggunakan kepala untuk

menyundul atau menanduk bola. Keterampilan ini disebut dengan istilah heading.

14

Heading dapat dilakukan ketika sedang melompat kedepan, menjatuhkan diri atau saat

sedang diam”.

a) Heading menggunakan dahi

Menurut Danny Mielke (2009 : 50) gerakkan tubuh ke jalur melayangnya bola,

usahakan selalu mengerakkan kaki sehingga bisa menyesuaikan saat bola sampai

kepadamu. Sentuhlah bola dengan menggunakan dahi, tepat pada daerah pertemuan

dahi dengan garis rambut dan pertahankan keseimbangan kaki ketika bola mendekat.

Usahakan untuk selalu menjemput bola dan jangan menunggu bola mendatangi kepala,

gerakkan tubuh bagiann atas dari posisi melengkung menuju ke bola ketika bola

mendekat. Meloncat ke udara ketika melakukan heading, gunakan kaki untuk

melontarkan tubuh menuju ke bola dan arahkan bola ke sasaran.

Gambar 2.1

Heading menggunakan dahi

(Danny Mielke, 2009 : 50-51)

b) Heading ke bawah

Melakukan heading ke tanah menurut Danny Mielke (2009 : 52)“jika ingin

melakukan mengontrol bola seperti pada gerakan trapping. Membelokkan bola ke tanah

bisa berfungsi sebagai cara untuk passing ke teman satu tim”. Sentuhlah bola pada sisi

bagian atas menggunakan dahi. Ketika menyundul bola, belokkan kekuatan kearah

bawah dengan tetap menundukkan kepala dan posisi badan condong ke depan.

Seimbangkan badan agar pada saat sesudah perkenaan badan bisa di kuasai dengan baik

sehingga tidak terjatuh

15

Gambar 2.2

Heading ke tanah

(Danny Mielke, 2009 : 52)

c) Dive Header

Sutrisno (2009 : 3)”Dive header adalah menjatuhkan diri untuk menanduk bola.

Kemampuan ini dapat dilakukan pada situasi tertentu, dive header dapat digunakan

untuk mengarahkan bola yang bergerak sejajar ke permukaan dengan ketinggian

sepinggang atau lebih rendah lagi”. Heading sambil menjatuhkan tubuh sering

dilakukan di dekat gawang. Pemain penyerang yang berusaha memasukkan bola ke

gawang akan maju dan menjatuhkan diri menuju titik persentuhan dengan bola. Aksi ini

biasanya diperlukan ketika pemain penyerang tidak bisa menjangkau bola dengan

berlari melainkan dengan menjatuhkan diri. Sebagai tambahan, pemain belakang bisa

melakukannya untuk menjauhkan bola dari posisi berbahaya yang mengancam

gawangnya.

Gambar 2.3

Heading menjatuhkan diri

(Danny Mielke, 2009 : 52)

16

Heading untuk menang menurut Danny Mielke (2009 : 53) : Melakukan heading

bisa menjadi senjata yang sangat ampuh saat melakukan serangan dan merupakan

keterampilan pertahanan yang cekatan. Keputusan memainkan bola menggunakan

kepala daripada bagian tubuh lainnya akan ditentukan oleh situasi di lapangan dan

posisi pemain. Di daerah penyerangan pada sepertiga lapangan permainan, penggunaan

kepala biasanya menunjukkan bahwa pemain memiliki peluang untuk memasukkan bola

ke gawang atau setidaknya melakukan heading kepada teman satu tim yang berada

dalam posisi mencetak gol. Mencungkit bola menggunakan bagian atas kepala sangat

efektif.

Di daerah pertahanan pada sepertiga lapangan, melakukan heading biasanya

dilakukan dengan kuat ke arah menjauhi gawang, sehingga bola keluar lapangan

pertandingan atau kembali ketengah-tengah lapangan pertandingan. Cara yang paling

baik untuk meningkatkan keterampilan pemain dalam melakukan heading adalah

dengan meningkatkan kemampuan meloncat. Memenangkan heading mungkin

mengharuskan pemain untuk meloncat melebihi pemain lawan.

Gambar 2.4

Heading melocat tinggi

(Danny Mielke, 2009 : 53)

17

a. Hakeket Menyundul (Heading) Bola Dalam Permainan Sepak Bola

Heading pada hakekatnya memainkan bola menggunakan kepala. Tujuan

heading dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan

untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola. Ditinjau dari posisi tubuhnya,

heading dapat dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil meloncat. Tehnik dasar

heading dalam permainan sepabola merupakan salah satu tehnik dasar yang penting

dalam bermain sepakbola, oleh karena itu harus dikuasai oleh setiap pemain.

Kemampuan heading secara terarah akan bertambah penting artinya apabila lawan

bermain dengan sistem bertahan, sehingga ruang gerak hanya ada lewat kepala. Banyak

gol tercipta secara langsung atau tidak langsung tercipta dari duel diudara.

Pemain yang ahli dalam heading sangat dicari kesebelasan-kesebelasan

didunia, karena tidak banyak pemain yang mampu heading secara terarah pada saat

dijaga ketat oleh pemain lawan. Situasi pertandingan yang demikian menghendaki

bentuk latihan yang realistis, dimana pemain belajar melonjak (melompat) dengan

tolakan pada kaki kiri dan kaki kanan bahkan juga dengan kedua kaki atau sambil

berdiri posisi tegak. Banyak gol tercipta dalam permainan sepakbola dari hasil heading

kepala Sucipto dkk.

Sebelum melakukan heading, badan harus siap dalam keadaan yang dapat

mendukung pelaksanaan heading. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu

atau salah satu kaki maju kedepan (Sucipto. 2000:32). Posisi kedua kaki juga akan

berpengaruh terhadap jauhnya heading, apakah kedua kaki sejajar selebar bahu atau

salah satu kaki maju kedepan. Walaupun tergantung pada kenyamanan pemain tersebut

untuk melakukan persiapan heading.

Heading dengan tinggi badan sebagai upaya persiapan pelaksanan heading

dimana tinggi badan akan memberikan lompatan lebih tinggi. Kedua aspek tersebut

merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam menunjang pelaksanan heading

sehingga menghasilkan unjuk kerja yang optimal. Oleh karena itu heading perlu adanya

kesinambungan antara kerja otot dan teknik. Heading bola dengan berdiri sebagai upaya

persiapan sebelum melakukan heading ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan

kedua kaki sejajar dibuka selebar bahu. Hal ini berhubungan dengan kenyamanan dan

mungkin akan berpengaruh terhadap kekuatan atau jauhnya sundulan.

Kemampuan menyundul bola di lihat dari penggunaanya di lapangan, untuk

18

penyerang kemampuan menyundul bola di gunakan untuk memasukan bola ke gawang

sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan terarah ke gawang sehingga bisa

terjadi gol, untuk pemain tengah kemampuan menyundul bola digunakan untuk

mengumpan ke teman sehingga harus terarah, dan untuk pemain bertahan kemampuan

menyundul bola digunakan untuk menghalau serangan lawan terutama dari serangan

sayap sehingga kemampuan menyundul bola harus kuat dan menjauh ke arah menjauhi

gawang, sehingga bola keluar lapangan pertandingan atau kembali ketengah-tengah

lapangan pertandingan.

Untuk penelitian ini kemampuan menyundul bola yang di gunakan yaitu

kemampuan menyundul bola yang biasa di gunakan pemain bertahan.

b. Langkah-Langkah Menyundul (Heading) Bola

Dalam pelaksanaannya heading bola dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1)

Heading bola sambil berdiri, 2) Heading bola sambil meloncat, 3) Dan heading bola

sambil melayang.

Heading harus dilakukan dengan kening, pandangan mata harus ditujukan ke

bola, harus membiarkan diri melempar pandangan mata ke bola. Heading bola

dilakukan dengan cara mengayunkan punggung. Punggung diayunkan kebelakang,

kemudian diayunkan dengan kuat supaya kepala dapat menghantam bola dengan keras.

Ditinjau dari posisi tubuhnya heading bola dapat dilakukan sambil berdiri, melompat

dan meloncat, heading bola sambil berdiri dilakukan manakala datangnya bola

maksimal setinggi kepala. Sukatamsi menjelaskan beberapa hal teknik dasar heading

bola yaitu: 1) Lari menjemput datangnya bola dengan pandangan mata terarah ke bola.

2) Otot leher dikuatkan/dikencangkan, untuk heading bola gunakan perkenaan dahi, 3)

Togok digerakan atau ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang kemudian

dengan menggerakan seluruh tubuh yang terdiri dari daya ledak otot perut, dorongan

panggul dan kaki (lutut bengkok lalu diluruskan) togok diayunkan atau dihentakan

kedepan sehingga dahi tepat mengenai bola (Sukatamsi 1998:9).

Menurut Roji (2007:1) teknik dasar menyundul bola terdiri atas :

1. Tahap Persiapan.

Gambar 2.

(Ivan Hoesada dalam

cidera

a. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut

agak rendah.

b. Kedua lengan di depan samping badan.

c. Pandangan tertuju pada arah bola.

2. Tahap Gerakan.

Gambar 2.

(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas

a. Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok

bertumpu pada kaki belakang.

b. Arah pandangan pada bola.

c. gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya

bola.

d. Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke

belakang.

Gambar 2.5. Tahap Persiapan Menyundul Bola

(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas

cidera-otak-karena-menyundul)

Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut

Kedua lengan di depan samping badan.

Pandangan tertuju pada arah bola.

Gambar 2.6. Tahap Pelaksanaan Menyundul Bola

(Ivan Hoesada dalam http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-cidera

menyundul)

Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok

bertumpu pada kaki belakang.

n pada bola.

gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya

Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke

19

. Tahap Persiapan Menyundul Bola

http://www.ivanhoesada.com/id/artikel/awas-

Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah, kedua lutut

cidera-otak-karena-

Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat togok

gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah datangnya

Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua lengan ke

20

3. Tahap Akhir Gerakan.

Gambar 2.7. Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola

(Yohanes Gitoyo dalam http://health.kompas.com)

a. Gerakan togok di bawah ke depan.

b. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah.

c. Pandangan mengikuti arah gerak bola.

Analisis heading sambil berdiri adalah sebagai berikut: 1) Posisi togok tegak,

kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan dan menghadap

kesasaran, 2) Kedua kaki sedikit ditekuk, 3) Lentingkan togok kebelakang, pandangan

mata diarahkan ke datangnya bola, dan dagu merapatdengan leher, 4) Dengan gerakan

bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul, dan kedua lutut diluruskan, togok

dilecutkan kedepan sehingga dahi mengenai bola, 5) Seluruh berat togok di di ikut

sertakan kedepan, sehingga berat togok didepan menghadap kesasaran, 6) Salah satu

kaki maju kedepan sebagai gerak lanjutan, 7) Kedua tungkai menjaga keseimbangan.

Sucipto dkk (dalam Zamroni 2009:9).

c. Fungsi Dan Tujuan Menyundul (Heading) Bola

Adapun fungsi dan tujuan heading bola antara lain: 1) Untuk member umpan

kepada teman, 2) Untuk membuat gol, 3) Untuk menghentikan bola (hanya kalau sangat

perlu), 4) untuk menghalau bola (ketika pemain sayap lawan melakukan crossing ke

gawang, pemain belakang berusaha menjauhkan bola sejauh mungkin dari gawang

dengan kepala). Berorientasi pada pelaksanaan heading bola yang dilakukan dengan

posisi berdiri sambil melompat tersebut diatas, kekuatan otot tungkai, kelentukan togok,

kekuatan otot leher dan kekuatan otot perut sangat penting sebagai upaya persiapan

pelaksanaan.

21

3. Analisis Gerak Menyundul Bola

Menyundul bola (heading) dalam permainan sepakbola dapat dilakukan dua

cara, yakni (1) Menyundul bola dalam keadaan diam ditempat; dan (2) Menyundul

bola yang dilakukan dengan cara melompat. Kedua cara tersebut dilakukan dalam

keadaan dan tujuan yang berbeda. Misalnya menyundul bola dalam keadaan diam

ditempat, pemain melakukan sundulan bola tidak merubah posisi badannya, dalam

hal ini bola datang tepat didepan dahi pemain dan oleh pemain tersebut bola

tersebut disundul kearah depan atau atah samping kiri/ kanan arah depan,

tujuannya antara lain adalah untuk mengoper bola pada temannya.

Menyundul bola yang dilakukan dengan mendahului melompat, pemain

melakukannya apabila bola sedikit jauh dari jangkauannya hanya dapat diraih

dengan didahului melompat terlebih dahulu, misalnya saat memperebutkan bola di

atas kepala antara pemain tersebut dengan lawannya.

Secara mekanik dilihat dari kecepatan bola yang disundul, maka bola dari

hasil melompat hasilnya dapat lebih cepat daripada pemain tersebut menyundul

bola dalam keadaan diam ditempat, hal ini terjadi bola disundul dengan cara

melompat ada tambahan tenaga dari lentingan badan saat di udara.

Secara mekanik bola dilakukan oleh bagian dahi, karena bagian dahi adalah

bagian yang paling lebar daripada bagian kepala lainnya, juga dilihat dari bentuk

tulangnya, maka tulang dahi (os frontale) adalah bagian tulang yang paling tebal

sehingga lebih kuat untuk menghasilkan sundulan bola yang baik, maka perkenan

bola dengan dahi harus searah atau tujuan bola yang hendak di sundul, misalnya

bila bola tersebut akan diarahkan ke depan, maka perkenaan bola dengan dahi

harus pada tengah-tengahnya, sehingga bola terdorong ke arah depan. Sedangkan

bila bola tersebut akan diarahkan ke bagian sisi kiri arah depan, maka bagian bola

tersebut disundul tepat pada bagian sisi kiri bola.

Gerakan menyundul b

Gambar 2.

Prinsip-prinsip teknik menyundul bola, sebagai

(1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.

(2) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi

ke leher.

(3) Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua

kening (alis) dibawah rambut kepala.

(4) Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian

dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot

dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan

diayunkan atau dihent

(5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan

selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan

dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l

posisi.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:

(1) Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.

(2) Otot-otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah

dada, dagu merapat pada leher.

(3) Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.

(4) Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,

karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau

Gerakan menyundul bola dapat dilhat pada Gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Gerakan Menyundul Bola

prinsip teknik menyundul bola, sebagai berikut:

Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.

otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi- dagu ditarik merapat

Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua

dibawah rambut kepala.

Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian

dengan gerakan seluruh tubuh, yaitu kekuatan otot-otot perut, kekuatan

dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan

diayunkan atau dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola.

Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan

selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan

dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera l

kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:

Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.

otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah

dada, dagu merapat pada leher.

Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.

Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,

karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau

22

di bawah ini.

Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.

dagu ditarik merapat

Untuk menyundul bola digunakan dahi, yaitu daerah kepala di atas kedua

Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang. Kemudian

otot perut, kekuatan

dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan

akkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola.

Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh dipejamkan, dan

selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan

dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari

kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai berikut:

otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah

Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.

Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,

karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau terlalu cepat.

23

a. Analisis Biomekanika Dalam Menyundul Bola

Menyundul dalam sepakbola merupakan hal yang biasa. Melalui sundulan orang

bisa mengumpan bola atau memasukkan bola dalam gawang lawan. Banyak

gol diciptakan melalui sundulan kepala. Menyundul tidak sesederhana orang

bayangkan. Disini beberapa konsep fisika memegang peranan penting. Seorang dapat

menyundul bola dan mengarahkan pada sasaran membutuhkan akurasi, daya dan

pemanfaatan waktu yang baik, karena ini melibatkan kecepatan dari bola yang datang

dan koordinasi dari kepala dan badan.

Ketika menyundul bola, orang dapat menyundul dengan tetap berada 1) ditempat

(berdiri atau melompat vertikal) atau 2) berlari sambil melompat menyambut

bola. Pada keadaan berlari, bola hasil sundulan akan bergerak lebih cepat karena

mendapat tambahan momentum dari gerakan orang yang menyundul itu. Besarnya

momentum yang diterima bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan

otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat

mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha

ditarik kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-

reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan

kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih

banyak energi dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan

menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola).

Ketika menyundul bola, bola menyentuh kepala kita dalam waktu relatif lebih

lama (23 milidetik) dibandingkan waktu menyentuh kaki ketika kita menendang bola

(8 milidetik). Hal ini memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke

arah yang kita inginkan. Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul

bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang

terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa

menyundul keras.

b. Konsep Tinggi Lompatan

Dalam menyundul bola pemain sepakbola dituntut untuk dapat melompat

setinggi mungkin agar dapat menjangkau bola yang melambung tinggi sehingga

sundulannya bisa tepat mengenai dahi.

Menurut Feri Kurniawan (2012 : 41) “ketinggian lompatan yang dicapai oleh

24

seseorang, tergantung dari kemampuan dan persiapan dari masing-masing atlet”.

Menurut Master Piece (2014) : “Melompat untuk mengontrol bola di udara adalah

sangat penting dalam sepak bola. Jumping dapat terjadi dari posisi berdiri atau dari run-

up. Take off dari berdiri melompat biasanya dari kedua kaki dan dari satu kaki

digunakan untuk melompat ke udara. Ketika melakukan lompatan secara berdiri pemain

akan tenggelam ke dalam suatu posisi fleksi. Batang (trunk), pinggul dan lutut akan

melenturkan dan pergelangan kaki (ankle) akan dorsofleksi di bawah aksi berat badan

dan gravitasi tetapi dikendalikan secara agonis untuk gerakan-gerakan ini yang

bertindak eksentris”.

Menurut Master Piece (2014) : “Tujuan utama dari sebagian besar dari

melompat dalam sepak bola adalah untuk heading bola, tapi melompat juga dapat

terjadi dari posisi berdiri. Sebagai pemain melompat dengan leher menjadi diperpanjang

sebagian dari efek gravitasi dan sebagian karena aksi otot erector spinae. Sebagai

pemain mencoba untuk melakukan kontak dengan bola mereka akan mengarahkan

kepala mereka dalam hal itu. Ini mungkin melibatkan kombinasi gerakan. Fleksi leher

adalah tindakan yang paling kuat tapi ini dapat dikombinasikan dengan rotasi atau fleksi

lateral untuk mengarahkan bola”.

Menurut Budi Wiratmaja (2012) : “Cara melakukan menyundul bola dengan

melompat dan meloncat adalah: Tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki

dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan. Meloncat kearah bola

dengan badan sedilikit melenting dan tangan di buka ke samping, siku bengkok. Bola

dikenai tepat di dahi, hingga bola kembali memantul kedepan. Pada waktu menyundul

ke depan, lutut di tekuk.

Menutut Master Piece (2014) : “Landing (mendarat) dari melompat adalah sama

pentingnya dengan melompat sendiri, seperti berat tubuh harus dikontrol karena

menyentuh tanah. Pada dasarnya ini adalah kebalikan dari aksi melompat. Namun, kali

ini otot-otot saat melompat mengalami tindakan eksentris untuk mengontrol gerakan

sendi dan mengurangi kecepatan tindakan, dengan demikian meningkatkan penyerapan

shock dan mengurangi risiko cedera”.

25

c. Model Pembelajaran Keterampilan Teknik Dasar Menyundul Bola

Selain latihan plyometric, pembelajaran keterampilan teknik dasar menyundul

bola juga sangat penting utnuk dipelajari. Karena tanpa pembelajaran teknik dasar

menyundul bola pemain sepak bola tidak akan dapat menyundul bola dengan baik

sehingga harus dilakukan pembelajaran teknik dasar menyundul bola secara intensif.

Menurut Roji (2007:2-3) model pembelajaran keterampilan teknik dasar

menyundul bola terdiri atas tiga model yakni :

1) Model I

Menyundul bola dilakukan sendiri. Cara

melakukan :

a) Dilakukan di tempat.

b) Dilanjutkan sambil bergerak maju atau jalan.

c) Sumber gerakan dari pinggang.

2) Model II

Menyundul bola ditempat dilanjutkan gerak maju mundur dan menyamping

Cara melakukan :

a) Dilakukan berpasangan dan berhadapan

b) Bola dilambung dan diarahkan tepat pada dahi teman.

c) Sundulan bola diarahkan pada pelambung bola.

d) Lakukan bergantian.

3) Model III

Melakukan permainan menyundul bola menggunakan net atau tali yang

dipasang melintang.

Cara melakukan :

a) Dilakukan dilapangan bola voli atau bulu tangkis

b) Jumlah pemain setiap regu terdiri atas 4 dan 5 orang.

c) Awal permainan dilakukan dengan melambungkan bola melewati net

atau tali.

d) Bola dimainkan dilapangan sendiri 3x sundulan atau langsung pada

lawan melewati net atau tali.

e) Regu yang tidak dapat menyundul bola melewati net dianggap kalah.

26

4. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai

Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan

tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot

, tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui

gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).

Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut

masalah kemampuan seseorang atlit pada saat mempergunakan otot−ototnya, menerima

beban dalam waktu kerja tertentu. Kesegaran Kekuatan otot adalah kemampuan otot

atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang diangkatnya.

Otot yang kuat akan membuat kerja otot sehari-hari secara efisien seperti, mengangkat,

menjinjing serta mereka akan membuat bentuk tubuh yang lebih baik (Sajoto, 1988 :

45).

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban

dalam menjalankan aktivitas, seperti gerakan menahan atau memindahkan beban. Istilah

otot diartikan sebagai jaringan yang mempunyai kemampuan khusus untuk

berkontraksi. Istilah tungkai dalam Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai anggota

badan yang menopang bagian tubuh dan dipakai untuk berjalan dari pangkal ke bawah

yang mempunyai kemampuan khusus untuk berkontraksi.

Kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan/resistan atau beban fisik

baik dari luar maupun dari badannya sendiri. Bentuk-bentuk latihan kekuatan, antara

lain a) Latihan otot lengan, b) Latihan otot perut, c) Latihan otot tungkai (

id.wikipedia.org/kekuatan.id.wikipedia.org/Kekuatan).

Terdapat beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu 1) kekuatan

umum (kekuatan sistem otot secara keseluruhan), 2) kekuatan khusus (kekuatan otot

tertentu yang berkaitan dengan gerakan tertentu pada cabang olahraga), 3) kekuatan

maksimum (daya tertinggi yang dapat ditampilkan oleh sistem syaraf otot selama

kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal), 4) daya tahan kekuatan (ditampilkan

dalam serangkai gerakan yang bersinambung dari bentuk menggerakan beban ringan

berulang-ulang), 5) kekuatan absolute (kemampuan atlet untuk melakuakan usaha yang

maksimal tanpa memperhitungan berat bebannya), dan kekuatan relative (kekuatan

yang ditunjukan dengan perbandingan antara kekuatan absolut (absolut strength)

dengan berat badan (body weight). Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada

27

berat badan, semakin berat badan seseorang semakin besar peluangnya untuk

menampilkan kekuatannya) (http://juniardi8.blogspot.com/2013/05/hubungan-antara-

kekuatan-otot-tungkai.html).

Menurut Harsono (1998:178) bahwa kekuatan otot adalah usaha membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan, sehingga latihan-latihan tahanan adalah mengangkat,

mendorong, atau menarik suatu beban. Agar efektif hasilnya, latihan harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga individu dapat mengeluarkan tenaga maksimal untuk

menahan beban tersebut. Menurut Roji (2007:128) kekuatan otot adalah kemampuan

sekelompok otot melawan beban dalam suatu usaha. Kekuatan diidentifikasikan sebagai

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terarah terhadap sesuatu tahan.

Apabila seorang pemain sepak bola memiliki otot panjang tidak menutup

kemungkinan lebih besar kekuatan otot yang dimiliki. Panjang otot tungkai sama

pentingnya dengan panjang tulang, semakin panjang tulang-tulang dimiliki seseorang,

semakin panjang ototnya dan besar pula kekuatannya. Faktor-faktor yang harus benar-

benar diperhatikan secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta juga

memperhatikan postur tubuh yang meliputi: (a) Ukuran tinggi togok dan panjang tubuh,

(b) Ukuran besar, lebar dan berat tubuh, (c) Samato type (bentuk tubuh: endomophy,

mesomorphy, dan sctomorphy).

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot adalah

suatu kenyataan.Pemain yang memilik tulang panjang tetapi tidak didukung otot yang

panjang tidak memiliki kekuatan yang besar. Semakin besar serabut otot seseorang

semakin kuat pula otot tersebut. Dan makin panjang ukuran otot, maka kuat pula

seorang pemain. Faktor ukuran ini baik besanya maupun panjangnya sangat dipengaruhi

oleh pembawaan atau keturunan.

Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepak bola juga harus

mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam meningkatkan kondisi fisik maka perlu

dilatihkan beberapa kondisi fisik, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi

kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan unsur kondisi

fisik khusus mencakup stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi, ketepatan, dan

keseimbangan. Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk

kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat dibutuhkan

28

dihampir semua cabang olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau

sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya.

Hal ini disebabkan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktivitas, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari

kemungkinan cidera, dan 3) Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang

lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan,

kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap

dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik. Kekuatan

ada 3 macam yaitu: kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance

(kuat dan tahan lama).

Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi maksimal serta

dapat melawan/menahan beban yang maksimal pula. Kekuatan daya ledak adalah

kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan

kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan tahan lamanya

kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya. Salah satu faktor

yang berperan dalam pencapaian kemampuan menyundul bola adalah faktor kondisi

fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kemampuan menyundul

bola harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk

mengangkat paha dan menolak pada saat menyundul bola. Kekuatan otot tungkai

seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang,

karena frekuensi langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan

otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat melompat untuk

menyundul bola. Seorang pemain sepak bola harus memiliki kaki yang kuat,

pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul

togok yang berat.

Dalam pencapaian menyundul bola maka kekuatan otot tungkai sangat

berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan seseorang untuk

melangkahkan dan menolakan kaki. Faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan

secara seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang

meliputi: a) ukuran tinggi togok dan panjang tubuh, b) ukuran besar, lebar dan berat

tubuh, c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy ).

29

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli

fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya

serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang, makin

kuat pula otot tersebut. Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang

menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Tungkai adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha kebawah)”. Kekuatan

otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-

ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot tungkai disini yaitu

kemampuan seseorang dalam menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan

menyundul bola.

Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering digunakan pelatih adalah

weight training, circuit training, dan interval training, disamping bentuk-bentuk latihan

yang lain. Weight training adalah bentuk latihan yang bertujuan mengembangkan dan

memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar kekuatannya juga besar.

“umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi oleh unsur struktural otot itu, khususnya

volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot”.

Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan,

yang berarti seseorang akan dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang

dikehendaki.

a. Tinjauan Daya Ledak Otot Tungkai

Tungkai adalah kaki, dalam arti seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah

(depdiknas, 2007 : 923). Tungkai terdiri dari tungkai atas yaitu pangkal paha sampai

lutut, dan tungkai bawah yaitu lutut sampai dengan kaki (Syaifudin, 2006 : 100). Secara

keseluruhan tulang tungkai berjumlah 31 buah yaitu : 1 os koxae(tulang pangkal paha),

1 os femur (tulang paha), 1 os tibia (tulang kering), 1 os fibula (tulang betis), 1 os

patella (tulang lutut), 7 os tarsal (tulang pergelangankaki), 5 os metarsal (tulang telapak

kaki), 14 os palanges (tulang jari-jari kaki).

Struktur otot tungkai atas meliputi :

1. M. abductor maldamus sebelah dalam.

2. M. abductor brevis sebelah tengah.

30

3. M. abductor longus sebelah luar. Ketiga otot tersebut bersatu disebut M.

Abductor fermoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur

4. M. rectus femoris.

5. M. vastus lateralis eksternal.

6. M. vastus medialis internal.

7. M. vastus intermedial. Keempat otot tersebut berfungsi sebagai ekstensor femur.

8. Biseps femoris, otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha

danmeluruskan tungkai bawah.

9. M. semi membranosus, fungsinya membengkokkan tungkai bawah.

10. M. semi tendinosus, fungsinya membengkokkan urat bawah sertamemutarkan ke

dalam.

11. M. sartorius (otot penjahit), bentuknya panjang seperti pita terdapatdibagian

paha. Fungsinya eksorotasi femur, memutar ke luar saat lutut fleksi, serta

membantu garakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.

Struktur otot tungkai bawah terdiri dari :

1. Otot tulang kering depan M. tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir

kaki tengah dan membengkokkan kaki.

2. M. ekstensor talangus longus, fungsinya meluruskan jari telunjuk ketengah jari,

jari manis dan kelingking

3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.

4. Tendo achhiles, fungsinya meluruskan kaki disendi tumit danmembengkokkan

tungkai dibawah lutut (M. popliteus).

5. M. falangus longus, fungsinya membengkokkan kaki.

6. M. tibialis posterior (otot tulang betis belakang), fungsinyamembengkokkan

kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah dalam.

7. Otot kedang jari bersama, letaknya dipunggung kaki. Fungsinya dapat

meluruskak jari kaki

31

Gambar 2.9

Struktur Otot tungkai (Syaifudin, 2006 :103)

Dalam permainan sepakbola kekuatan (strength) merupakan unsur yang sangat

penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam melaksanakan program latihan.

Maksudnya latihan kekuatan ini hendaknya didahulukan dan mendapatkan porsi latihan

yang lebih banyak dibanding unsur yang lain. Menurut pendapat M. sajoto (1995 : 8)

mengatakan bahwa kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja.

Istilah daya ledak sama dengan power, menurut M. sajoto, (1995: 8) adalah

kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan

dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya

otot = kekuatan x kecepatan.

Daya ledak otot ini sangat bermanfaat bagi atlet untuk mencapai prestasi yang

maksimal.Dalam permainan sepakbola, daya ledak otot tungkai sangat dibutuhkan

terutama saat melakukan tendangan shooting.

b. Latihan Plyometric

Plyometric adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (eksplosive

power), suatu komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kerja olahraga. Dari

sudut pandang praktis latihan relatif mudah diajarkan dan dipelajari serta

menempatkanya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau daya

tahan. Plyometric dengan cepat menjadi bagian integral dari program latihan

32

keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:1).

Asal istilah Plyometric diperkirakan dari kata bahasa Yunani pleythuein berarti

membesar atau meningkatkan atau dari akar kata bahasa Yunani plio dan metric .

Sekarang ini plyometric mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-

kontraksi otot yang kuat sebagai respons terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis

atau peregangan otot-otot yang terlibat (M. Furqon H, Muchsin Doeswes,2002:2).

Plyometrics are drills or exercises aimed at linking sheer strength and speed of movement to produce an explosive-reactive type of movement. The term is often used to refer to jumping drills and depth jumping, but plyometrics can include any drill or exercise utilizing yhe strength reflex to produce an exsplosive reaction (Tudor O. Bompa, 1932:158).

Terjemahan : Plyometrics adalah latihan yang diarahkan pada kecepatan dan

kekuatan untuk menghasilkan daya ledak- tipe reaksi dari suatu gerakan. Latihan ini

sering digunakan untuk mengacu pada latihan melompat tetapi Plyometrics dapat

mencakup macam-macam latihan, reflek kekuatan untuk menghasilkan daya ledak

(Tudor O.Bompa, 1932:158).

Dalam latihan Plyometrics ada beberapa pedoman-pedoman khusus untuk

melakukan latihan yang tepat dan efektif yang harus diikuti meliputi pemanasan dan

pendinginan, intensitas tinggi, beban lebih pada progresif, memaksimalkan gaya atau

meminimalkan waktu, lakukan sejumlah perulangan, istirahat yang cukup, bangun

landasan yang kuat lebih dahulu, dan program latihan individualisasi.

a) Pemanasan dan pendinginan (warm up and warm down)

Dikarenakan latihan Plyometrics membutuhkan kelenturan dan kelincahan maka

semua latihan harus diikuti dengan periode pemanasan dan pendinginan yang

tepat dan memadai (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:17).

b) Intensitas tinggi

Intensitas merupakan factor penting dalam latihan Plyometrics. Kecepatan

pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh

efeklatihan yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting daripada

besarnya peregangan. Respon reflek yang dicapai makin besar jika otot diberi

beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan sungguh-

sungguh (intensif), maka penting untuk diberikan kesempatan untuk beristirahat

33

yang cukup diantara serangkaian latihan yang terus menerus (M.Furqon H,

Muchsin Doeswes, 2002:17).

c) Beban lebih yang progresif

Beban latihan harus diberikan beban lebih yang resisif, temporal, dan spatial.

Beban lebih memaksa otot-otot bekerja pada intensitas yang tinggi. Beban lebih

yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau jatuhnya atlet,

beban yang digunakan dan jarak tempuh. Jadi, dengan menggunakan beban yang

melampaui tuntutan beban lebih yang relative dari gerakan-gerakan plyometric

tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power

eksplosif. Beban lebih resitif pada kebanyakan latihan plyometric adalah berupa

gaya momentum dan gravitasi dengan menggunakan beban (M.Furqon H,

Muchsin Doeswes, 2002:18).

d) Memaksimalkan gaya atau meminimalkan waktu

Baik gaya atau kecepatan gerak sangat penting dalam latihan plyometric. Dalam

hal ini titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat

dilakukan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).

e) Lakukan sejumlah ulangan

Banyaknya ulangan tergantung pada bentuk-bentuk latihan dengan sedikit

ulangan untuk latihan-latihan yang berat sedangkan banyak ulangan untuk

latihan-latihan yang ringan beban (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:18).

Dalam latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan ulangan atau

repetisi sebanyak 3 kali perulangan.

f) Istirahat yang cukup

Periode istirahat 1-2 menit yang cukup di sela-sela untuk set biasanya sudah

memadai sistem neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan

plyometric untuk pulih (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:20). Dalam

latihan hurdle hops dan doubel leg bound menggunakan periode istirahat 2

menit.

g) Bangun landasan yang kuat terlebih dahulu

Karena dasar atau landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalam plyometric

maka suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukungdan

bukannya menghambat power exsplosive (M.Furqon H, Muchsin Doeswes,

34

2002:20).

h) Program latihan individualisasi

Dalam penelitian ini latihan dilakukan selama 24 kali pertemuan dengan beban

40% - 100% yaitu dimulai beban latihan awal sebanyak 6 kali sampai beban

maksimal sebesar latihan baik latihan hurdle hops dan doubel leg bound yang

dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, sehingga hasil latihan sudah dapat

terlihat.

i) Pedoman pelaksanaan yang lain

Penempatan kaki yang benar pada saat kerja mutlak diperlukan. Untuk mencapai

pelepasan secepat mungkin atlet harus menjaga agar pergelangan kaki tetap

terkunci pada saat mendarat dilapangan. Cara terbaik untuk mendarat dilapangan

adalah bertumpu dengan mata kaki, meskipun hal itu lebih mudah dikatakan

daripada dilakukan (M.Furqon H, Muchsin Doeswes, 2002:24).

c. Latihan Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak terjemahan dari kata power, merupakan salah satu komponen

biomotorik, yang identikan dengan kekuatan eksplosive (eksplosive strength). Daya

ledak di bagi sesuai spesifikasinya atas: 1) daya ledak eksplosive (Explosivepower), 2)

daya ledak cepat (speed power), 3) daya ledak kuat (strength power),4) daya tahan lama

(endurance power). Daya ledak (power) ini adalah kerja yang dapat dilakukan dalam

satu kesatuan waktu. Kepentingan daya ledak di dalam olahraga yang dimaksud adalah

daya ledak eksplosive, yang terdiri atas dua kelompok biomotorik, yakni unsur kekuatan

(strength) dan kecepatan (speed), bila pelatihan ditekankan pada komponen

kekuatannya, maka menjadi daya ledak kekuatan (strength power), kalau penekanannya

pada latihan kecepatannya, maka hasilnya berupa daya ledak kecepatan (speed power).

Jika penekanan pelatihan pada daya tahannya, maka akan dihasilkan daya ledak daya

tahan (endurance power).

Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara

berulang-ulang dan kian hari beban latihan kian bertambah (Tohar, 2008:1). Pencapaian

prestasi yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen-komponen dari

latihan tersebut meliputi :

1) Intensitas latihan

35

Intensitas latihan adalah suatu dosis (jatah) latihan yang harus dilakukan

seseorang atlet (M. Sajoto, 1995 :133). Jadi apabila seorang atlet melakukan

latihan secara bersungguh-sungguh dengan segala kemampuannya, berarti

dapat menjalankan intensitasnya 100% (maksimal).

2) Volume latihan

Bompa menyarankan di dalam penentuan volume atau beban latihan

untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana setiap

garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis

horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan

3) Durasi

Durasi adalah lamanya latihan yang diperlukan, sampai berapa minggu

atau berapa bulan program tersebut dijalankan (M. Sajoto, 1995 : 139).

Waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat dengan

kegiatan-kegiatan bermanfaat. Selain itu setiap latihan harus dilakukan

dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas atau mutu yang tinggi

untuk latihan plyometric dan menyundul ini lama latihan keseluruhan adalah

8 minggu.

4) Frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang

cukup intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995 : 137). Pada

umumnya telah disepakati bahwa makin banyak frekuensi latihan tiap

minggunya, makin capat pula hasil peningkatan. Untuk program latihan

plyometric dan menyundul bola frekuensi latihan 3 kali dalam setiap

minggunya.

5) Ritme

Ritme adalah irama dari suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat iram

latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan berat

ringannya suatu latihan dalam satu set latihan.

Salah satu metode latihan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kekuatan

otot tungkai adalah metode latihan plyometric. Dalam penelitian ini yang digunakan

dalam latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah latihan hurdle hops dan

latihan double leg bound, dimana kedua latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

36

kekuatan otot tungkai sehingga bila dipergunakan untuk sundulan yang akan diperoleh

hasil yang maksimal.

5. Latihan Plyometric Dengan Hurdle Hops

Menurut Donald A. Chu (1992 : 40) latihan hurdle hops adalah latihan yang

dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya antara (30-90

cm) diletakkan suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan.

Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri

dibelakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan

kedua kaki bersamaan. Gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan

dan mencapai ketinggian. Gawang-gawang ataurintangan-rintangan tingginya dibuat

kurang lebih 80% dari rata-rata panjang tungkai sampel yaitu (80% x66, 7 = 53, 4).

Dalam penelitian ini menggunakan gawang yang tingginya 40 cm dan jarak antar

gawang 1 meter.

Gambar 2.10 Latihan Hurdle hops

(Donald A. Chu, 1992 : 40)

6. Latihan plyometric Dengan Double Leg Bound

Menurut Bompa (1984:77-89), menyampaikan bahwa bentuk latihan

plyometrik seperti melangkah, melompat, meloncat, dengan dua kaki (double leg

bound), maupun meloncat dengan dua kaki menggunakan kotak (double leg box bound)

merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power.

Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan

tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu

condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan.

Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan atas, menggunakan ekstensi pinggul

depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan.

37

Latihan double leg bound merupakan latihan yang bertujuan untuk

meningkatkan power otot tungkai dan pinggul. Dengan latihan tersebut gerakan secara

eksplosif akan semakin meningkat yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap

kemampuan menyundul bola

Gambar 2.11 Latihan double leg bound

7. Kekuatan

Setiap aktivitas olahraga, otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan

tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot

, tulang, persendian, ligamen, serta tendon sehingga gerakan dapat terjadi melalui

gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan (Harsono, 1988: 190).

Kekuatan adalah dasar untuk penampilan gerak, dan ia dapat menjadi faktor

tunggal yang paling penting dalam penampilan, sebab hampir semua penampilan yang

hebat tergantung pada kemampuan memakai kekuatan yang besar melawan tahanan,

kekuatan yang ditingkatkan sering menyokong penampilan yang lebih baik.

Kekuatan (strength) adalah kemampuan badan atau ruas badan untuk memakai

kekuatan (force). Kekuatan melibatkan kombinasi tiga faktor : (1) kontraksi kekuatan

otot-otot yang dikombinasikan yang menyebabkan gerakan; (2) kemampuan

mengkoordinasikan otot agonist dengan antagonist, neutralizer, dan otot stabilizer; (3)

rasio mekanik dari susunan lever (tulang yang dilibatkan. Faktor pertama tergantung

pada kontraksi kekuatan maksimum masing-masing otot agonistic pada gerakan. Faktor

kedua tergantung pada kemampuan koordinasi kontraksi otot individual. Koordinasi ini

dapat diperbaiki dengan melatih gerakan utama yang dilibatkan (mengembangkan

ketangkasan dalam gerakan) (Lukman O.T., 2006:129).

38

Mengenai latihan kekuatan, beberapa fakta tentang tipologi otot-otot dan

gambaran fungsional kontraksi otot tidak dapat dihindari. Otot-otot mendapatkan

impuls (= rangsangan) melalui urat syaraf gerak.

Rangsangan yang kuat membawa ke kontraksi maksimum. Otot-otot terdiri dari

sejumlah besar serat-serat kecil dan tipis. Tetapi bahkan rangsangan-rangsangan yang

kuat tidak perlu melibatkan kontraksi semua serat yang berkaitan. Dalam olahraga

pemain hanya baru 20 – 50 % dari serat-serat yang berkaitan ambil bagian dalam

kontraksi (Saziorski, 1966 yang dikutip dari Nossek, 1982:60). Karena itu, tujuan dari

latihan kekuatan adalah untuk mengaktifkan sebanyak mungkin serat-serat otot dalam

kontraksi tunggal.

Menurut Imam Hidayat (1997:84) “kekuatan adalah gaya yang ditimbulkan oleh

kontraksi otot. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekuatan ialah gaya yang dapat

menimbulkan gerak mekanis”.

Menurut Nossek (1982:62) kerja otot-otot selama tindakan kekuatan yang

manapun, terjadi dengan dua cara yaitu dinamis dan statis.

1. Kerja otot yang dinamis :

Kontraksi isotonik yang didalamnya kekuatan otot dinamis adalah aktifdan dilakukan

dengan pemendekan atau pemanjangan otot

a). Kontraksi konsentris, tindakan yang berganti-ganti yang didalamnya otot-otot

tersebut memendek dengan cara yang “positif”.

b). Kontraksi eksentrik, Suatu tindakan menyerah, dicirikan dengan jenis kekuatan

“negatif”, yang didalamnya otot-otot mengembang.

2. Kerja Otot yang Statis:

Kontraksi isometris, gerakan memegang dengan perubahan panjang otot yang dapat

ditiadakan.

Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa terjadi suatu gerakan dari

anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-

otot, sehingga terdapat perubahan dalam panjang otot. Dalam latihan-latihan isotonik

kita dapat memakai beban kita sendiri sebagai beban (Harsono, 1988:179).

Menurut Harsono (1988:175) “dalam kontraksi isometris tidak memanjang atau

memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang nyata, atau dengan

perkataan lain, tidak ada jarak yang ditempuh”.

39

Semua gerakan merupakan hasil dari dalam hubungannya dengan alat-alat

susunan otot tubuh. Dari sudut pandang biomekanik, terdapat kekuatan luar dan dalam

(outer dan inner force), dengan jalan mana kekuatan-kekuatan luar seperti gravitasi,

tekanan air, dan angin, perpecahan tanah dan yang lain, mempengaruhi kekuatan dalam

otot-otot.

Menurut Harsono (1988:172) strength adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen

yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan

merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kekuatan memegang peranan penting

dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera dan dengan kekuatan, atlet akan dapat

lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih

keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan

adalah dengan latihan-latihan tahanan (resistence exercise). Latihan tahanan adalah

latihan di mana seorang atlet harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban,

baik itu badan atlet itu sendiri maupun bobot lain dari luar (external resistence) (Yusuf

Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996:108).

Dalam istilah fisik, kekuatan (force) dikarakterisasikan dengan rumus F = m x a

(hasil dari masa dan akselerasi). Kekuatan menurut Husein Argasasmita,dkk (2007:56)

adalah “kemampuan untuk melawan tahanan/resistean atau beban fisik baik dari luar

maupun dari badannya sendiri”.

Kekuatan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a). Kekuatan Maksimal (maximal Strength).

b). Daya tahan kekuatan (Strength Endurance)

c). Kekuatan kecepatan (Power Speed Strength).

a). Kekuatan Maksimal

Kekuatan maksimal adalah kemampuan untuk melawan tahanan secara

maksimal. Batasan ini tidak diperhitungkan seberapa cepat gerakan untuk melawan

tahanan tersebut tetapi seberapa besar tahanan yang dapat dilawan.

Untuk melatih kekuatan maksimal ada beberapa metode yang dapat digunakan,

namun pada prinsipnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang tinggi

(berat) dan pengulangan (repetisi) yang sedikit.

40

b). Daya tahan Kekuatan

Daya tahan kekuatan adalah kemampuan untuk melawan tahanan beban dalam

waktu yang lama. Batasan ini merujuk pada lamanya waktu atau lamanya pengulangan

secara simultan dalam melawan beban tersebut.

Untuk mengembangkan dayatahan kekuatan dapat digunakan berbagai metode

yang pada dasarnya adalah menggunakan beban dengan intensitas yang kecil (ringan)

dan pengulangan yang banyak.

c). Kekuatan Kecepatan

Kekuatan kecepatan atau Power adalah kemampuan untuk melawan tahanan

beban gerakan yang cepat dan eksplosif.

Batasan ini merujuk pada kemampuan melakukan gerakan dengan cepat

sehingga bila tahanan yang dihadapi tidak mampu digerakkan dengan cepat maka

kekuatan akan berubah menjadi kekuatan eksplosif.

Kekuatan eksplosif merupakan aplikasi usaha yang cepat untuk melawan

tahanan namun bebannya cukup berat sehingga gerak yang dihasilkan dan tampak

terlihat bebannya tidak bergerak dengan cepat.

a. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan kontraksi otot dihubungkan pada pengukuran penampang melintang

otot. Begitu kekuatan otot meningkat, penampang melintang serabut otot individual

meningkat, mengakibatkan daerah penampang melintang otot menjadi lebih besar.

Secara teoritis pegukuran ini adalah sebanding dengan kekuatan. Akan tetapi, ini adalah

tidak selalu benar, sebab faktor lainnya dilibatkan. Misalnya : (1) dua buah otot yang

penampang melintangnya sama dapat dibedakan dalam kekuatan yang disebabkan oleh

perbedaan banyaknya jaringan lemak. Lemak tidak hanya mengurangi kemampuan

kontraksi, tetapi juga menyebabkan pergesekan dari gabungan karena memendekkan

serabut otot; (2) proporsi serabut aktif dalam otot yang berbeda mempengaruhi

kekuatan; (3) kontraksi yang efisien mempunyai pengaruh penting pada kekuatan.

Meskipun demikian,ukuran otot dan kekuatan dihubungkan sangat erat (Lukman O.T.,

2006 : 130).

Sebuah otot meningkat kekuatannya apabila ia berkontraksi secara teratur

melawan tahanan yang lebih besar. Jika kecepatan peningkatan menjadi cepat, otot

41

harus berkontraksi secara teratur melawan tahanan yang berat, dan tahanan harus

ditingkatkan begitu otot meningkat kekuatannya. Ini diketahui sebagai program

pembangunan kekuatan dengan tahan yang progresif.

Untuk dapat melakukan gerak (movement) manusia dilengkapi dengan sistem

otot, tulang dan sendi. Otot sendiri terdiri dari otot polos, otot jantung, dan otot rangka,

masing-masing otot tersebut mempunyai stuktur dan fungsi tersendiri. “Kira-kira 40

persen dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, dan 10 persen lainya adalah otot polos

dan otot jantung“ (Pate & Clenaghan, 1984:222 di dalam Guyton & Hall, 1976:91).

“Teori kontraksi otot kohesif dikemukakan oleh orang Inggris H. E. Huxly tahun

1950-an” (Pate & Clenaghan, 1984:223). Teori bergerak Huxly menganggap bahwa

kontraksi otot adalah akibat interaksi antara sel protein aktin dan miosin dalam

myofibril. Interaksi itu terjadi sedemikian rupa sehingga pada saat memanjang ke dua

myofilamen bergerak yang satu melewati yang lain, dengan demikian mengurangi

panjang sarkomer. Pemendekan secara bersamaan pada beberapa sarkomer yang

berdekatan mengakibatkan kontraksi keseluruh myofibril. Jika beberapa serabut otot

mengerut serempak, dihasilkan tenaga yang menyebabkan otot memendek secara

menyeluruh. Agar aktindan myosin berinteraksi hal ini menyebabkan kontraksi otot,

yang dibutuhkan ATP (Adenosin Trifosfat). Selama otot bekerja, metabolisme sel

bertambah cepat sehingga ATP dihasilkan kembali dengan kecepatan yang sebanding

dengan penggunaanya.

Sedang menurut Guyton & Hall (1976:93) proses kontraksi otot sebagai

berikut:

1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai

keujungnya pada serat otot.

2. Pada setiap ujung, saraf menyeleksi subtansi neuro transmiter, yaitu asetilkolin,

dalam jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka

banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul- molekul protein dalam

membran serat otot.

4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium

untuk mengalir kebagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf.

Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.

42

5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot, dalam cara yang

sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga

berjalan secara dalam di dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi

menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium,

yang telah disimpan di dalam retikulum, kedalam myofibril.

7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamenaktin dan miosin,

yang menyebakan bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi.

8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium di pompa kembali ke dalam

retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot

yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan

menyebabkan kontraksi otot terhenti.

Otot rangka secara sadar dikendalikan oleh sistem pusat syaraf tubuh (simpul

otak dan simpul spinal). Hampir semua penampilan aktivitas olahraga tergantung pada

kemampuan olahragawan mengendalikan waktu dan kontraksi otot dengan tepat.

Dengan demikian koordinasi antara sistem syaraf dan sistem otot merupakan satu hal

yang penting bagi penampilan olahraga.

Serabut otot dirangsang untuk berkontraksi oleh motorneuron yang bekerja

untuk mengirim rangsangan listrik dari otak ke masing-masing serabut otot.

Rangsangan dimulai dari daerah khusus otak yang disebut selaput gerak. Motorneuron

atas turun dari otak yang berhubungan dengan motorneuron bawah dalam simpul

spinal. Motorneuron bawah membelah simpul spinal dalam saraf spinal dan berakhir

dalam sejumlah saraf. Pada akhirnya setiap saraf berhubungan dengan suatu serabut otot

khusus.

Serabut otot dikendalikan oleh motoneuron yang membentuk suatu unit gerak.

Rangsangan untuk berkontraksi dikirim dari syaraf yang berakhir pada serabut otot

melalui suatu susunan yang disebut simpangan mioneural. Bila rangsangan meluas

kesimpangan mioneural, suatu simpul saraf menyebabkan lepasnya zat kimia yang

disebut acetilkholin dari ujung syaraf. Acetilkholin adalah perantara (neurotransmiter)

yang memungkinkan perjalanan rangsangan listrik menyeberangi simpangan

myoneural. Jika rangsangan listrik tiba, sarkolema serabut otot dibawa keluar dari

serabut oleh tubulus dan retikulum sarkoplasma. Hasil kontraksi retikulum sarkoplasma

43

meninggalkan ion kalsium ke dalam sarkoplasma dalam merespon rangsangan listrik.

Ion-ion kalsium mempercepat kontraksi dengan memungkinkan terjadinya interaksi sel-

sel aktin dan miosin dengan mempermudah pemisahan ATP. Jadi, zat kimia yang

dihasilkan pada kontraksi otot dimulai dengan impuls syaraf dari otak dan simpul

spinal.

b. Peranan Kemampuan Awal Kekuatan Otot Tungkai pada kemampuan

menyundul bola.

Sepakbola modern masa kini yang makin cepat, makin keras dan memeras otak.

Semakin cepat dalam bergerak baik menguasai bola atau tidak, kemampuan fisik yang

prima sangat dibutuhkan oleh seorang pemain. Pemain yang memiliki kemampuan fisik

yang baik dapat menerapkan keterampilannya yang baik pula.

Menurut Sugiyanto (1998:254) kemampuan fisik adalah kemampuan sistem

organ-organ tubuh di dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting

untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil bias dilakukan apabila

kemampuan fisiknya memadai.

Keterampilan bergerak bisa berkembang bila kemampuan fisik mendukung bisa

pelaksanaan gerak. Secara garis besar kemampuan fisik bisa dibedakan menjadi 4

macam kemampuan yaitu: a) ketahanan (endurance), b) Kekuatan (strength), c)

Fleksibilitas (flexibility), d) Kelincahan (agility).

Salah satu dari beberapa kemampuan fisik yang mendukung dalam performa

penampilan pemain adalah kekuatan otot. Menurut Sugiyanto (1998:259) kekuatan otot

unsur kemampuan fisik yang menjadikan seseorang mampu menahan beban atau

tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya

penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.

Peranan kemampuan awal kekuatan otot tungkai dalam melakukan sundulan

bola sangat besar karena hampir semua keterampilan dalam permainan sepakbola

menggunakan kekuatan otot tungkai, sebagai seorang pemain sepakbola selain harus

memiliki kaki yang kuat, juga harus mengembangkan kecepatan dan stamina. Semua

pemain harus meningkatkan keterampilan lari mereka. Selanjutnya memberikan contoh

sebagian besar pemain profesional Kolumbia, memiliki otot tungkai kaki yang kuat.

44

Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kemampuan menyundul bola

adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai

kecepatan, kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan

kemampuan jumping seseorang, karena kekuatan loncatan adalah perkalian antara

kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam meloncat. Kekuatan otot tungkai ini

digunakan saat menyundul bola. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang

kuat, pergelangan kaki yang kuat, harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot

tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat menyundul

bola dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat.

Dalam pencapaian kekuatan dalam menyundul bola kemampuan awal kekuatan

otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan

seseorang untuk melangkahkan kaki dan meloncat. Besar kecilnya otot benar-benar

berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran

otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin

besar serabut-serabut otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut (M. Sajoto,

1988:111).

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang

dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis. Hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

Lokananta Teguh HW (2007) , yang berjudul “Pengaruh latihan pliometrik stride jump

crossover dan single leg stride jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot

tungkai pada anak laki-laki usia 11-13 tahun” penelitian ini bertujuan untuk

membuktikan pengaruh latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride

jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-laki usia

11-13 tahun. Hasil analisis menunjukan bahwa latihan pliometrik stride jump crossover

dapat lebih meningkatkan kemampuan daya ledak daripada latihan pliometrik single leg

stride jump, latihan plyometrik single leg stride jump dapat lebih meningkatkan

kemampuan kekuatan otot tungkai dariada latihan pliometrik stride jump crossover dan

antara latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride jump tidak

mempunyai perbedaan pengaruh terhadap peningkatan kelincahan.

45

C. Kerangka Pikir

1. Pengaruh Latihan Hurdle Hops Terhadap kemampuan menyundul bola

Permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik yang bagus, disamping

penguasaan teknik dalam bermain sepakbola. Untuk menghasilkan sundulan yang baik

tentu dibutuhkan teknik menyundul bola yang benar serta dukungan otot tungkai yang

baik. Usaha untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dapat dilakukan dengan cara

atau metode plyometric, yaitu dengan latihan hurdlehops.

Latihan hurdle hops menekankan loncatan untuk mencapai ketinggian

maksimum kearah vertikal dan kecepatan gerak kaki, yakni mencapai jarak horizontal

dengan tubuh. Pada latihan ini sampel berusaha melewati rintangan atau gawang yang

tingginya 40 cm. Latihan hurdle hops merupakan bagian dari hopping. Hopping

merupakan metode latihan plyometric yang khusus meningkatkan power otot tungkai.

Anatomi fungsional hopping meliputi : 1) Fleksi paha, melibatkan otot sartorius,

illiacus, dan gracilis. 2) Ekstensi lutut, melibatkan otot-otot tensor fascialatae, vastus

lateralis, medialis, intermedius, rectus femoris, semi tendinosus dan semi membranosus

serta juga melibatkan otot-otot gastrocnemius, peroneus, dan soleus. 3) Aduksi dan

Abduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan medius, dan abductorlongus,

brevis, magnus, minimus, dan hallucis. Latihan hurdle hops melatih kekuatan otot

tungkai yang mana kekuatan otot tungkai digunakan untuk mengangkat paha dan

menolak pada saat melompat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang

berat.

Dalam sepak bola menyundul bola dibutuhkan kekuatan loncatan dan

kecepatan gerak bola, oleh karena itu latihan hurdle hops melatih kekuatan dan

kecepatan gerakan tungkai untuk memberi daya dorong pada bola agar punya power

yang lebih besar maka latihan ini mempunyai kontribusi terhadap kemampuan

menyundul bola .

2. Pengaruh Latihan Double Leg Bound Terhadap kemampuan menyundul bola

Seorang atlet untuk dapat tampil secara optimal harus melalui latihan secara

teratur dan membutuhkan waktu yang relative lama. Bagi seorang pemain sepakbola

guna mencapai lompatan menyundul bola tinggi mungkin dibutuhkan kekuatan otot

tungkai yang baik.

46

Menurut Bompa (1984:77-89), menyampaikan bahwa bentuk latihan

plyometric seperti melangkah, melompat, meloncat, dengan dua kaki (double leg

bound), maupun meloncat dengan dua kaki menggunakan kotak (double leg bound)

merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power.

Latihan double leg bound merupakan gerakan meloncat dengan menggunakan

tumpuan kaki, yang diawali dengan posisi half-squat. Lengan di samping badan, bahu

condong ke depan melebihi posisi lutut, punggung lurus serta pandangan ke depan.

Selanjutnya melakukan gerakan loncatan kedepan dan keatas, menggunakan ekstensi

pinggul depan dibantu ayunan lengan untuk mendorong ke depan. Usahakan mencapai

ketinggian maksimum dan jarak maksimum dengan posisi tubuh tegak.

Latihan plyometric double leg bound memiliki kecenderungan pengembangan

unsur teknik yang lebih baik untuk menguatkan kekuatan otot tungkai yang akan

digunakan untuk tumpuan saat melakukan lompatan, selain itu latihan double leg bound

juga cenderung menyerupai gerakan saat melayang diudara. Dengan latihan tersebut

akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menyundul bola

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh latihan hurdle hops dan double leg bound terhadap

kemampuan menyundul bola, dengan doube leg bound yang paling berpengaruh.

2. Ada perbedaan kemampuan menyundul bola bagi siswa yang memiliki kemampuan

awal kekuatan otot tungkai tinggi dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai

rendah, dengan kemampuan awal kekuatan otot tungkai tinggi yang paling

berpengaruh.

3. Ada interaksi antara latihan plyometric dan kemampuan awal kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan menyundul bola.