BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan...

11
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang Menurut KBBI, perumpamaan adalah gaya bicara yang menggunakan perbandingan; ibarat 3 . Perumpamaan adalah sebuah kisah pendek dari kehidupan sehari-hari yang dipakai sebagai perbandingan untuk menjelaskan ajaran tentang kebenaran, iman atau moral. Dilihat dari konteksnya, perumpamaan di dalam Alkitab merupakan salah satu cara Yesus untuk menyampaikan pesan pokok dari ajaran yang hendak disampaikan-Nya. 4 Kisah Anak yang Hilang adalah perumpamaan yang dikisahkan oleh Yesus untuk menanggapi kritikan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tentang sikap mereka terhadap orang berdosa yang digambarkan pada Lukas 15:2 “Lalu bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” 5 Kemudian Yesus menanggapinya seperti yang tertulis dalam Lukas 15:11-32. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, “perumpamaan” 4 Lembaga Biblika Indonesia. Mendengarkan Tuhan Bercerita. (Jakarta: Yayasan Lembaga Biblika Indonesia, 2011), 10 5 Lukas 15:2 (Lembaga Akitab Indonesia)

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perumpamaan Anak yang Hilang

Menurut KBBI, perumpamaan adalah gaya bicara yang menggunakan

perbandingan; ibarat3. Perumpamaan adalah sebuah kisah pendek dari kehidupan

sehari-hari yang dipakai sebagai perbandingan untuk menjelaskan ajaran tentang

kebenaran, iman atau moral. Dilihat dari konteksnya, perumpamaan di dalam

Alkitab merupakan salah satu cara Yesus untuk menyampaikan pesan pokok dari

ajaran yang hendak disampaikan-Nya.4

Kisah Anak yang Hilang adalah perumpamaan yang dikisahkan oleh

Yesus untuk menanggapi kritikan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tentang sikap

mereka terhadap orang berdosa yang digambarkan pada Lukas 15:2 “Lalu

bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: Orang ini

menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”5

Kemudian Yesus menanggapinya seperti yang tertulis dalam Lukas 15:11-32.

“Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata

yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta

milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta

kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu

menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia

memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah

dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu

dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di

negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu

ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu,

tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari

keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang

berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan

bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah

berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan

anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka

bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah

melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, “perumpamaan” 4 Lembaga Biblika Indonesia. Mendengarkan Tuhan Bercerita. (Jakarta: Yayasan Lembaga

Biblika Indonesia, 2011), 10 5 Lukas 15:2 (Lembaga Akitab Indonesia)

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

7

mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu

kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku

tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada

hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah

itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.

Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita

makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup

kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka

bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia

pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-

tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa

arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu

telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali

dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu

ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya,

katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku

melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan

seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi

baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa

bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak

lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau

selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah

kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah

mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."6

Menurut hukum warisan waktu itu anak sulung mendapat warisan dua

pertiga dari harta Ayahnya, sedangkan adiknya mendapatkan sepertiga. Persoalan

yang muncul di dalam perumpamaan ini bukanlah pada perbedaan prosentase

jumlah warisan melainkan pada permintaan anak bungsu atas warisan yang menjadi

haknya. Seharusnya warisan itu baru akan diterimanya setelah bapanya meninggal,

namun dia memintanya selagi bapanya masih hidup.7 Tokoh bapa dalam

perumpamaan ini memiliki sikap yang simpatik tetapi juga lugu dikisahkan bahwa

dia tetap memberikan harta warisannya kepada Si Bungsu karena mencoba berpikir

positif terhadap anak-anaknya.

Setelah menerima haknya (harta warisan), si Bungsu pergi ke negeri jauh,

meninggalkan bapanya. Dengan pergi ke negeri yang jauh, kelihatan bahwa si

Bungsu sengaja meninggalkan Ayahnya dan berfoya-foya memboroskan seluruh

6 Lukas 15:11-32 (Lembaga Alkitab Indonesia) 7 Lembaga Biblika Indonesia, 34

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

8

hartanya. Dosa si Bungsu terhadap Ayahnya berlipat-lipat, yaitu meminta warisan

selagi Ayahnya masih hidup, menjual harta warisan yang sebenarnya tidak

diperbolehkan karena orangtuanya masih hidup, meninggalkan bapanya dan

memboroskan harta warisannya untuk hidup berfoya-foya.8 Kemudian datanglah

bencana kelaparan di negeri itu dan si Bungsu menjadi melarat akibat hidupnya

yang berfoya-foya. Dia terjerumus dalam suatu pekerjaan najis yang sangat

merendahkan martabat orang Yahudi yaitu menjadi penjaga babi.9 Dikatakan

bahwa untuk memenuhi kebutuhan saja si si Bungsu harus makan ampas babi. Hal

ini menunjukkan bahwa dia sudah berada dalam tingkat keterpurukan hidup akibat

jauh dari perhatian atau kasih dari bapa.

Akibat dari perbuatannya sendiri, si Bungsu itu mengalami penderitaan

rohani dan jasmani. Penderitaan rohani yang dirasakannya ketika di dalam dirinya

mulai muncul rasa bersalah terhadap Allah dan bapanya. Penderitaan jasmani

dialaminya karena kelaparan. Setelah mengalami penderitaan yang begitu tragis,

dia mulai sadar bahwa semua itu terjadi akibat dosa-dosanya terhadap bapanya dan

terhadap Allah (terhadap surga). Setelah menyesali keadaannya, anak itu berniat

untuk kembali kepada bapanya, bukan karena hal itu merupakan keharusan (sebab

dia juga bisa pergi mengembara ke daerah lain), melainkan karena terdorong oleh

ingatannya pada kebaikan hati bapanya. Pertobatannya membawa ke sikap pasrah.

Reaksi bapanya ketika si Bungsu pulang ke rumah yaitu dia membuktikan

diri sebagai bapa yang baik: memberikan jubah yang terbaik, cincin dan sepatu

untuk dipakaikan ke anaknya. Pada waktu itu jubah yang terbaik adalah jubah yang

dimiliki kepala keluarga. Cincin adalah pertanda pengangkatan seseorang pada

martabat baru, dalam konteks ini martabat seorang anak. Sepatu menjadi

perlambang dari status bebas. Para budak pada waktu itu biasanya tidak memakai

sepatu.10 Sikapnya sungguh tepat jika dipakai sebagai gambaran sikap Allah yang

mencintai umat-Nya tanpa syarat.

8 Lembaga Biblika Indonesia, 35 9 Lembaga Biblika Indonesia. Tafsir Perjanjian Baru 3: Injil Lukas (Yogyakarta:

Penerbitan Yayasan Kanisius, 1981), 175 10 Lembaga Biblika Indonesia, 38

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

9

B. Alur cerita

Salah satu unsur pembangun cerita yaitu plot. Plot adalah hubungan yang

mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lainnya sehingga saling berhubungan

yang memicu terjadinya krisis dan menggerakkan cerita menuju puncak konflik.

Hubungan tersebut memiliki struktur yang terbagi dalam tiga struktur.

Awal cerita menetapkan tempat, kegiatan, tokoh, suasana dan tingkat

realitas dengan kemungkinan. Hal tersebut membawa plot menuju ke titik dimana

konflik menjadi jelas. Awal cerita melibatkan eksposisi yang berisi latar belakang

informasi seperti tentang peristiwa sebelumnya, identitas tokoh dan situasi yang

akan datang. Jumlah eksposisi ditetapkan berdasarkan point of attack atau momen

ketika cerita dimulai. Drama tragedi memiliki point of attack yang terlambat dan

cerita sebelumnya harus dinarasikan daripada ditampilkan.

Pertengahan cerita diawali dengan berbagai macam komplikasi.

Komplikasi adalah elemen-elemen yang dimasukkan ke dalam sebuah cerita yang

berfungsi untuk mengubah arah tindakan. Komplikasi menyajikan beberapa

kemugkinan adegan untuk menciptakan ketegangan. Ketegangan bisa dimunculkan

dari suatu penemuan seperti contoh adegan istri yang menemukan senjata dalam

saku suaminya, pria yang mengetahui bahwa lawan dalam percintaannya selama ini

adalah saudaranya sendiri, wanita yang berasumsi bahwa cinta lebih penting

daripada karir, dan masih banyak lagi. Rangkaian komplikasi akan mengarah pada

krisis atau titik balik dari tindakan dan berujung pada resolusi

Akhir cerita (resolusi) dimulai dari klimaks sebuah cerita hingga akhir

cerita. Klimaks biasanya mengarah kepada suatu adegan yang disebut obligatory

scene. Obligatory scene adalah suatu adegan dramatis yang harus dimainkan untuk

memuaskan penonton. Resolusi harus membangun penyelesaian dan pemenuhan.

Penonton harus bisa melihat secara jelas bagaimana berakhirnya cerita tersebut.11

C. Kantata

Kantata berasal dari kata ‘cantare’ yaitu bernyanyi. Kantata adalah bentuk

musik paduan suara yang dinyanyikan dengan iringan sederhana tanpa adegan.

11 Oscar G. Brockett. The Theatre an Introduction (USA: Holt, Rinehart and Winston,

Inc, 1962), 26

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

10

Bentuk awal kantata berasal dari musik resitatif dan drama pendek tanpa adegan

dan hanya menggunakan iringan sederhana dari satu instrumen. Meninjau karya

kantata J. S. Bach, kantata dibagi dalam beberapa movement yaitu opening chorus

(pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan

iringan), resitatif, chorale

D. Tinjauan Karya

Alkitab merupakan kitab suci yang di dalamnya berisi firman Allah,

pengajaran dan sejarah. Banyak sekali media untuk menyampaikan isi dalam

Alkitab, salah satunya melalui nyanyian. Mulai zaman barok berkembang sebuah

inovasi dari nuove musiche12 yaitu oratorio, pasio dan kantata. Bentuk-bentuk ini

dibuat berdasarkan cerita di Alkitab. Komposer yang terkenal pada saat itu ialah

Johann Sebastian Bach. Ia banyak membuat komposisi berupa oratorio dan kantata

(Weihnachts-Oratorium BWV 248, Gelobet seist du, Jesu Christ BWV 91, Christ

lag in Todes Banden BWV 4). Karya yang dibuat tidak hanya berdasarkan satu kitab

saja, melainkan berasal dari berbagai kitab dengan tema yang berkaitan. Tema yang

diangkat dalam karya tersebut contohnya adalah oratorio atau kantata mengenai

kelahiran Yesus banyak diambil dari kitab Yesaya bab 9, injil Matius, dan Lukas

bab 2.

Komponis lainnya adalah Claude Debussy. Ia membuat cantata one act

tentang anak yang hilang yaitu L'enfant prodigue. Syair ditulis oleh seorang libretis

dari Perancis bernama Edouard Guinand. Kantata ini dibuat hampir menyerupai

cerita aslinya. Cerita dari kantata ini diawali dengan Lia merindukan Azaël,

putranya yang hilang, seorang yang pergi meninggalkan rumahnya untuk mengejar

kesenangan dunia. Siméon lelah dengan kerinduan yang dirasakan oleh Lia tentang

Azaël terus-menerus. Ibunya bertemu dengan putranya kembali di kota. Lia

mendesak Simeon untuk memaafkan dan menyambutnya di rumah dan Simeon

melakukannya, menyerukan pesta perayaan dan menyanyikan pujian untuk Tuhan.

Claude Debussy dapat mengolah musiknya sesuai dengan suasana dan

12 Nuove Musiche: Bentuk musik baru

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

11

menggambarkan emosi yang ingin dibangun dalam cerita ini. Debussy

menggambarkan kesedihan dan kekhawatiran dalam tangga nada minor dan dalam

range suara atas.

Gambar 2.1 Suasana kesedihan

Kemudian ketika kembali mengenang masa-masa yang indah, Debussy

menggunakan tangga nada mayor dengan pola iringan dengan akor yang sama

namun posisi yang berpindah-pindah

Gambar 2.2 Mengenang masa indah

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

12

Debussy menggunakan poliritmis. Iringan menggunakan sukat 9/8 sementara

melodi utama menggunakan ritme duol untuk menggambarkan kerinduan anaknya

serta penyesalan

Gambar 2.3 kerinduan dan penyesalan anaknya

Ketika anaknya pasrah dan tidak berdaya lagi, iringan menjadi lebih sedikit dan

intensitas suara berkurang.

Gambar 2.4 Intensitas suara berkurang karena tidak berdaya

E. Karakteristik Paduan Suara

Paduan suara adalah sekelompok yang memadukan suaranya menjadi

satu kesatuan yang utuh.

Kelompok paduan suara dapat dikategorikan berdasarkan jenis suara

yaitu sopran, alto, tenor, dan bas. Setiap suara memiliki jangkauan nadanya dan

warnanya masing-masing

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

13

Gambar 2.5. jarak suara sopran, alto, tenor dan bass

Jarak penuh sopran berawal dari G3 hingga C6. Namun penyanyi

sopran pada umumnya memiliki jarak dari C4-G5. Sopran dapat menghasilkan

suara yang manis pada wilAyah nada G4-E5 namun wilAyah nada ini

dinyanyikan dengan teknik head voice. WilAyah nada G4-D5 menghasikan

suara yang kuat dengan suara dada.

Jarak penuh alto berawal dari F3 hingga G5. Namun penyanyi alto

pada umumnya memiliki jarak dari G3-D5. Patahan alto berada pada nada G4-

A4. Alto dapat memberikan suara yang manis pada jarak C4-A4 dan suara kuat

pada jarak F4-C5.

Jarak penuh tenor berawal dari A2 hingga A4. Namun penyanyi tenor

pada umumnya memiliki jarak dari C3-G4. Patahan tenor berada pada nada

D4-F4. Tenor dapat memberikan suara yang manis pada jarak G3-F4 dan suara

kuat pada jarak C4-G4.

Jarak penuh bass berawal dari D2 hingga F4. Namun penyanyi bass

pada umumnya memiliki jarak dari F2-C4. Patahan bass berada pada nada C4-

D4. Bass dapat memberikan suara yang manis pada jarak A2-A3 dan suara kuat

pada jarak F3-D4.

Pada tahun 1600-an mulai memasukkan beberapa instrumen musik

dalam komposisi paduan suara. Pada waktu yang hampir bersamaan,

ditemukan pula bentuk-bentuk baru karya musik paduan suara, seperti kantata

gerejawi dan oratorio. Karya-karya ini digubah baik untuk paduan suara,

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

14

penyanyi solo maupun untuk instrumen pengiringnya. Dua komponis dunia

terkemuka yang menggubah musik paduan suara adalah Johan Sebastian Bach

dan George Frederick Handel dari Jerman. Karya Bach St. Matthew Passion

(1729) dan oratorio karya Handel berjudul Messiah (1742) merupakan karya-

karya yang banyak digelar di berbagai negara. Hampir semua musik paduan

suara karya Bach dan Handel, orkestra maupun iringan instrumen solo

memainkan bagian yang sangat penting di setiap pagelaran. Karya-karya lain

yang terkenal pada masa itu antara lain adalah The Creation (1798), gubahan

Franz Joseph Haydn dan Requiem (1791) karya Wolfgang Amadeus Mozart.13

F. Karakteristik Iringan Piano

Sebuah paduan suara dapat diiringi instrumen musik maupun tanpa

iringan (a capella). Instrumen pengiring dapat berupa orkestra, ansambel

musik dan instrumen tunggal misalnya gitar, harpa, harpsichord, organ, piano.

Fungsi iringan pada umumnya adalah mengarahkan paduan suara dalam

menginterpretasi sebuah komposisi atau aransemen.14

Pada umumnya paduan suara menggunakan iringan instrumen tunggal

yaitu piano. Hal ini karena piano memiliki cakupan suara yang lebih lebar dari

instrumen harmoni yang lain. Berikut ini adalah beberapa fungsi piano sebagai

pengiring yaitu15:

1. Meningkatkan suasana teks melalui dinamika, jenis suara, tekstur, dan

ritmis memperkuat bentuk yang digambarkan dalam penyusunan suara.

2. Membantu penyanyi menyanyikan lompatan nada yang sulit dijangkau,

nada-nada kromatis.

3. Memberikan kontras antara piano dengan vokal melalui iringan pembuka,

selingan dan akhir.

4. Mempersiapkan penonton ketika perubahan suasana yang tiba-tiba.

13 Lia Novhyta, “Paduan Suara dan Vocal Group” Scribdhttps://www.scribd.com/

doc/143258864/Makalah-Tentang-Paduan-Suara-Dan-Vocal-Grup diakses pada 15 Juni 2017. 14 Hawley Ades, Choral Arranging (United States: Shawnee Press, 1966), 25 15 Arthur E. Ostrander, Dana Wilson, Contemporary Choral Arranging (California:

Prentice-Hall, 1986), 30-31

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

15

5. “Mengisi” ketika paduan suara tidak bernyanyi (dalam tanda diam).

6. Mengantar paduan suara menuju sebuah klimaks dari komposisi.

7. Memainkan harmoni dalam suatu aransemen.

Prinsip utama untuk iringan yaitu iringan tidak boleh menutupi penyajian

musikal dari sebuah paduan suara.

Iringan piano memiliki pola untuk mendukung teks dan komposisi vokal yang

telah disusun. Pola iringan pertama berupa choral doubling yaitu iringan

mengimitasi susunan komposisi dari paduan suara sehingga pola iringan seperti ini

mempertegas pergerakan melodi paduan suara.

Pola iringan kedua berupa arpeggiation. Pola iringan ini untuk memberikan

kesan yang mengalir dan mengekspresikan dengan jelas struktur harmonik.

Pola iringan ketiga adalah pola iringan dengan pola ritmik dan figur. Pola

iringan seperti ini dapat berfungsi untuk menggambarkan gaya-gaya musik tertentu

melalui pengulangan pola ritmis tersebut.

Gambar 2.5 Pola ritmik dan figur

Pola iringan berikutnya yaitu unconventional voicings. Unconventional

voicings adalah pola iringan dengan menambah nada atau merombak susunan akor

triad dan akan terdengar ambigu.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Perumpamaan Anak yang Hilang · 2019. 7. 29. · (pembukaan oleh paduan suara), resitatif, aria (komposisi solo vokal dengan iringan), resitatif, chorale.

16

Gambar 2.6 Pola iringan unconventional voicings pada lagu Amazing Grace

Pola iringan yang lainnya adalah pola iringan untuk memunculkan suatu efek

spesial. Komposer biasanya membuat efek khusus dalam penulisan iringan untuk

menggambarkan suara drum, bagpipes, chimes, sleigh bells, burung atau petir.

Komposer harus bisa mengintegrasikan efek tersebut dengan karyanya.

Gambar 2.7 Pembuatan efek suara sleigh bells dalam karya “It’s Christmas

Tree” oleh McGlohon