BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB...

28
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Agar pembaca laporan keuangan tadi memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim (Baridwan, 2013:17). Menurut Kasmir (2017:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan (financial statement) dapat mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan (business) perencanaan, pendanaan, investasi, dan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh

manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu, laporan

keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu

sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Agar pembaca

laporan keuangan tadi memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan

keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim

(Baridwan, 2013:17).

Menurut Kasmir (2017:7) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi

perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan

terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk

neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan

(financial statement) dapat mengungkapkan dan menginformasikan empat

aktivitas perusahaan (business) perencanaan, pendanaan, investasi, dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

15

operasi (Syahrial dan Purba, 2013:3). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan merupakan catatan yang berisi informasi keuangan suatu

perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kondisi dan kinerja perusahaan tersebut.

Hardono, dkk (2013:111) menyatakan bahwa terdapat empat macam

laporan keuangan yang banyak dikenal, yaitu :

a. Laporan laba/rugi, menyajikan informasi laba/rugi selama satu

periode.

b. Laporan perubahan ekuitas, menyajikan informasi tentang perubahan

yang terjadi di elemen ekuitas selama satu periode.

c. Neraca (laporan posisi keuangan), menyajikan informasi tentang

posisi/kondisi dana perusahaan pada tanggal tertentu.

d. Laporan arus kas, menyajikan informasi selama satu periode tentang

beragam perubahan dan aktivitas yang melibatkan sumber daya kas.

Informasi lain yang tidak dapat memenuhi definisi transaksi tetapi

dipertimbangkan penting untuk lazimnya disajikan sebagai catatan atas

laporan keuangan (CALK).

2. Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya

karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko

atau tingkat kesehatan suatu perusahaan (Hanafi dan Halim, 2016:5). Menurut

Sujarweni (2017:6) analisis laporan keuangan adalah suatu proses dalam

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

16

rangka membantu menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan

perusahaan, hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan, adapun

tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja yang dicapai

perusahaan selama ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa

mendatang.

Bernstein dalam Syahrial dan Purba (2013:1) menyatakan bahwa analisis

laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk

laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-

ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan

keputusan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa analisis laporan keuangan adalah proses analisis dan evaluasi terhadap

laporan keuangan untuk mengetahui dan memprediksi posisi keuangan

perusahaan saat ini dalam rangka perencanaan dan pengambilan keputusan

yang tepat di masa mendatang.

Menurut Hery (2015:133) secara umum tujuan dan manfaat dilakukannya

analisis laporan keuangan adalah :

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode

tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah

dicapai selama beberapa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan

perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keunggulan

perusahaan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

17

d. Untuk menyusun langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan di

masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan saat ini.

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.

f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai

hasil yang telah dicapai.

3. Profitabilitas

Menurut Sartono dalam Fatmawati (2017:19) profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Pada umumnya perusahaan

lebih menyukai pendapatan yang mereka terima digunakan sebagai sumber

utama dalam pembiayaan untuk investasi. Apabila sumber dari perusahaan

maka alternatif yang lain yang digunakan adalah dengan mengeluarkan

hutang, baru kemudian mengeluarkan saham baru sebagai alternatif lain

untuk pembiayaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

pada periode tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja

perusahaan, di mana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti

kinerjanya baik dan ketika labanya rendah berarti kinerjanya kurang baik.

Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen

dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

18

masa yang akan datang. Laba juga sering dibandingkan dengan kondisi

keuangan lainnya, seperti penjualan, aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini

sering disebut rasio profitabilitas (Home and Wachowicz dalam Satriana,

2017:12).

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber

daya yang dimilikinya, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan,

penggunaan aset, maupun penggunaan modal. (Hery, 2015:227).

Hery (2015:228) menyatakan bahwa biasanya penggunaan rasio

profitabilitas disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Berikut

adalah jenis-jenis rasio profitabilitas yang lazim digunakan dalam praktik

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba :

a. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) atau hasil pengembalian aset menurut Hery

(2015:228) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio

ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang

akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Semakin tinggi hasil pengembalian aset berarti semakin tinggi pula

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total aset.

Brigham dan Houston dalam Satriana (2017:15) menyatakan bahwa

ROA dapat dihitung rumus sebagai berikut :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

19

Menurut Horne dan Wachowicz dalam Nugroho (2011:13)

menyatakan bahwa net profit margin maupun rasio perputaran aktiva

tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan

efektifitas perusahaan. Net profit margin tidak memperhitungkan

penggunaan aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva tidak

memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Return On Assets

(ROA) dapat mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan dalam

daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terjadi

peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam net profit

margin, atau keduanya.

b. Return On Equity (ROE)

Rasio profitabilitas yang lain menurut Hanafi dan Halim (2016:82)

adalah Return On Equity (ROE). Rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio

ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham,

rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk

pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut :

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

20

Menurut Kasmir (2017:204) semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula

sebaliknya.

c. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Menurut Hery (2015 : 231) gross profit margin merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas

penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap

penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan

antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Berikut adalah

rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba kotor :

Angka rasio gross profit margin yang rendah menandakan bahwa

perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga baik harga jual

maupun harga pokok. Ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan pada

harga jual atau harga pokok, perubahan ini akan sangat berpengaruh

terhadap laba perusahaan.

d. Operating Profit Margin (Margin Laba Operasional)

Margin laba operasional merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.

Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan

bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

21

antara laba kotor dengan beban operasional. Semakin tinggi margin laba

operasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang dihasilkan

dari penjualan bersih. Hal ini disebabkan karena tingginya laba kotor

dan/atau rendahnya beban operasional. Berikut rumus untuk menghitung

margin laba operasional :

(Hery, 2015:233)

e. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan

dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan

atas penjualan (Kasmir, 2017:200).

Menurut Hanafi dan Halim (2016 :81) rasio ini bisa dilihat secara

langsung pada analisis common size untuk laporan laba rugi. Rasio ini

bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan

biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

Berikut adalah rumus untuk menghitung margin laba bersih :

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit

margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

22

tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat

penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum

rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

4. Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir

dalam Satriana, 2017:18).

Wild, et.al dalam Fatmawati (2017:22) mengatakan bahwa likuiditas

mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu

tahun. Hal ini dikaitkan dengan siklus operasi normal perusahaan yaitu

mencakup siklus pembelian-produksi-penjualan-penagihan. Likuiditas

merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan

perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sejauh mana perusahaan itu

menanggung risiko.

Hery (2015 :175) menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau

membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah

rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

23

akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka

perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang likuid.

Rasio likuiditas menurut Syahrial dan Purba (2013:37) adalah

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (atau utang

lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin

tinggi rasio ini adalah semakin baik artinya aktiva lancar dapat menutupi

kewajiban lancar yang disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga

tidak baik, karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan

efektif.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimilikinya.

Menurut Mamduh dalam Satriana (2017:18), tingkat likuiditas

perusahaan dapat dihitung dengan beberapa rasio, antara lain :

a. Quick Ratio

Quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi

persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan dianggap

memerlukan waktu lama untuk diubah menjadi kas. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

24

b. Current Ratio

Current ratio adalah perbandingan antara total aktiva lancar dengan

total kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur keadaan

likuiditas suatu perusahaan sebagai petunjuk untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan total aktiva lancar yang dimiliki. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil

resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Akibatnya resiko yang akan ditanggung pemegang saham

juga semakin kecil (Ang dalam Afriyanti, 2011:46).

5. Leverage

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan

dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa leverage digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya,

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

25

baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(Kasmir, 2017:151).

Menurut Sjahrian dalam Satriana (2017:23) leverage adalah penggunaan

aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban

tetap) berarti dari sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki

bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan

potensial pemegang saham. Fakhrudin dalam Satriana (2017:23) memberikan

definisi bahwa leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk

membiayai/membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki utang

lebih besar dari ekuitas dikatakan sebagai perusahaan dengan tingkat leverage

yang tinggi.

Biasanya penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan tujuan

perusahaan. Berikut ini adalah jenis-jenis rasio leverage yang lazim

digunakan menurut Hery (2015:195) :

a. Debt to Assets Ratio

Debt to Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan total utang dengan total aset. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan

dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pembiayaan aset (Hery, 2015:195).

Menurut Darsono dan Ashari dalam Satriana (2017:23) rasio ini

menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan

persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Jika rasio ini

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

26

mengalami penurunan, hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan

semakin meningkat sengan semakin menurunnya porsi hutang dalam

pendanaan aktiva, selain itu menunjukkan bahwa sebagian besar investasi

didanai oleh modal sendiri dan juga mengakibatkan pembayaran bunga

yang kecil. Debt to Assets Ratio dirumuskan sebagai berikut :

b. Debt to Equity Ratio

Hery (2015:196) menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi

utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total

utang dengan modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya

perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan

jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Rasio ini memberikan

petunjuk umum tentang kelayakan kredit dan resiko keuangan debitur.

Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka berarti semakin kecil jumlah

modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang. Debt to

Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda,

tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

27

dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi

dari rasio kas yang kurang stabil (Kasmir, 2017:158).

c. Long Term Debt to Equity Ratio

Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang

jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur

berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan

utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka

panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. (Kasmir,

2017:159).

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung Long

Term Debt to Equity Ratio menurut Hery (2015:200) :

d. Times Interest Earned Ratio

Menurut Hery (2015:201) Times Interest Earned Ratio menunjukkan

sejauh mana atau berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar

bunga. Kemampuan perusahaan di sini diukur dari jumlah laba sebelum

bunga dan pajak. Rasio ini sering juga dikenal sebagai coverage ratio.

Apabila perusahaan tidak mampu untuk membayar bunga, maka dalam

jangka panjang hal ini tentu saja dapat menghilangkan kepercayaan

kreditur terhadap tingkat kredibilitas perusahaan bersangkutan. Lebih

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

28

dari itu, kemungkinan perusahaan menuju ke arah proses pailit

(kebangkrutan) juga semakin besar.

Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan

perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran

untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor (Kasmir,

2017:160). Rumus untuk mencari Times Interest Earned Ratio menurut

Kasmir (2017:161) adalah :

6. Pertumbuhan Penjualan

Menurut Kasmir dalam Putri (2015) rasio pertumbuhan (growth ratio)

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian

dan sektor usahanya. Swastha dan Handoko dalam Farhana,dkk (2016:4)

menyatakan bahwa pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting

dari penerimaan pasar dari produk dan atau jasa perusahaan tersebut, dimana

pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk

mengukur tingkat pertumbuhan penjualan.

Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan yang ada pada

laporan keuangan per tahun. Pertumbuhan penjualan yang di atas rata-rata

bagi perusahaan umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat dari

industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan dapat mencapai tingkat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

29

pertumbuhan di atas rata-rata dengan jalan meningkatkan pangsa pasar

(Fabozzi dalam Satriana, 2017 : 20).

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, pertumbuhan penjualan

merupakan indikator penting bagi perusahaan sehingga perusahaan harus

mempunyai strategi yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan

menarik konsumen untuk selalu memilih produknya.

Menurut Weston dan Brigham dalam Farhana, dkk (2016 :5) dengan

mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat

memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh. Untuk mengukur

pertumbuhan penjualan dihitung dengan penjualan sekarang dikurangi

penjualan sebelumnya dibagi penjualan sebelumnya dikali seratus persen.

Apabila persentase perbandingannya semakin besar, dapat disimpulkan

bahwa pertumbuhan penjualan semakin baik atau lebih baik dari periode

sebelumnya.

Rumus untuk menghitung pertumbuhan penjualan menurut Horne dan

Wachowicz dalam Satriana (2017:21) adalah sebagai berikut :

dimana :

Salest = penjualan tahun ini

Salest-1 = penjualan tahun lalu

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

30

7. Ukuran Perusahaan

Machfoedz dalam Fitri,dkk (2016) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasi besar kecil

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar

saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3

kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium

size), dan perusahaan kecil (small firm).

Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan mengunakan total aktiva

penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari

perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan

dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap

memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu

juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil

(Indriani dalam Fatmawati, 2017).

Rajan dan Zingales dalam Afriyanti (2011:45) menyebutkan bahwa

menurut teori critical, semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas

juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan

akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical resources

menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumber

daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual sebagai faktor-

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

31

faktor yang menentukan ukuran perusahaan. Dengan adanya sumber daya

yang besar, maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aktiva

lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini

akan semakin memperluas pangsa pasar. Dengan adanya penjualan yang

semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat

proses produksi. Dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat.

B. Hubungan Logis antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

Sesuai dengan landasan teori, maka hipotesis yang diajukan sebagai jawaban

sementara terhadap permasalahan ini adalah :

1. Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek (atau utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

aktiva lancar (Syahrial dan Purba, 2013:37). Perusahaan yang memiliki

tingkat likuiditas tinggi terhindar dari resiko kegagalan melunasi kewajiban

jangka pendeknya. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas menurut Horne

dan Wachowicz dalam Satriana (2017:28) adalah semakin besar tingkat aktiva

lancar, maka semakin besar likuiditas perusahaan. Dengan besarnya likuiditas

akan menghasilkan resiko yang kecil, namun profitabilitas juga kecil.

Profitabilitas akan berbanding terbalik dengan likuiditas. Artinya, semakin

tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba semakin rendah. Hal tersebut terjadi karena perusahaan

telah menggunakan sebagian besar dananya untuk memenuhi kewajibannya

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

32

atau likuiditasnya daripada digunakan untuk investasi yang dapat

menghasilkan keuntungan kembali perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.

2. Hubungan Leverage Terhadap Profitabilitas

Menurut Sjahrian dalam Satriana (2017:31) leverage adalah penggunaan

aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban

tetap) berarti dari sumber dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki

bunga sebagai beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan

potensial pemegang saham.

Salah satu rasio leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut

Ang dalam Afriyanti (2011:62) semakin tinggi DER akan mempengaruhi

besarnya laba (return on assets) yang dicapai perusahaan. DER mencerminkan

besarnya proporsi antara total debt dengan total Shareholder’s equity. Total

debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka

panjang), sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri

(total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi total hutang semakin besar

dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar

beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

33

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Leverage berpengaruh terhadap profitabilitas.

3. Hubungan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas

Perusahaan manufaktur tidak akan berjalan tanpa adanya sistem penjualan

yang baik. Penjualan merupakan ujung tombak dari sebuah perusahaan.

Dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat

mengetahui tren penjualan dari produknya dari tahun ke tahun. Brigham dan

Houston dalam Nugroho (2011:35) menyebutkan bahwa penjualan harus dapat

menutupi biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Maka dari itu,

perusahaan dapat menentukan langkah yang akan diambil untuk

mengantisipasi kemungkinan naik atau turunnya penjualan pada tahun yang

akan datang.

Perusahaan yang meningkatkan pertumbuhan penjualan dan menggunakan

aset mereka secara efisien serta mengarah pada penggunaan sumber daya yang

optimal maka akan memberikan dampak positif terhadap profitabilitas. Ketika

jumlah barang yang dijual semakin besar, maka biaya rata-rata per satuan

produk akan semakin kecil sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat

(Brigham dan Houston dalam Satriana, 2017:29).

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H3 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

34

4. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas

Rajan dan Zingales dalam Nugroho (2011:36) menyebutkan bahwa

menurut teori critical, semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga

akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan

akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical

menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumber

daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual sebagai faktor-

faktor yang menentukan ukuran perusahaan. Dengan adanya sumber daya

yang besar, maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aktiva

lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini

akan semakin memperluas pangsa pasar. Dengan adanya penjualan yang

semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat

proses produksi. Dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

likuiditas, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan dapat

mempengaruhi profitabilitas perusahaan sehingga penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut :

H5 : Likuiditas, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran

perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap

profitabilitas.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

35

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Variabel Metode Hasil Penelitian

1. Nugroho

(2011)

Variabel

independen (X) :

Likuiditas,

Pertumbuhan

Penjualan,

Perputaran Modal

Kerja, Ukuran

Perusahaan,

Leverage

Variabel dependen

(Y) :

Profitabilitas

Regresi

linear

berganda

Likuiditas dan pertumbuhan

penjualan secara parsial tidak

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas,

sedangkan perputaran modal

kerja, ukuran perusahaan dan

leverage secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Secara

simultan likuiditas,

pertumbuhan penjualan,

perputaran modal kerja, ukuran

perusahaan dan leverage

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

2. Putri

(2015)

Variabel

independen (X) :

Likuiditas,

Regresi

linear

berganda

Likuiditas dan leverage secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

36

Leverage,

Pertumbuhan

Penjualan,

Perputaran Modal

Kerja

Variabel Dependen

(Y) :

Profitabilitas

sedangkan pertumbuhan

penjualan dan perputaran

modal kerja secara parsial tidak

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Secara

simultan likuiditas, leverage,

pertumbuhan penjualan, dan

perputaran modal kerja

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

3. Setiawan

(2015)

Variabel

independen (X) :

Current Ratio,

Inventory

Turnover, Debt to

Equity Ratio, Total

Asset Turnover,

dan Sales

Variabel Dependen

(Y) :

Return On Assets

(ROA)

Regresi

linear

berganda

Current Ratio dan Inventory

Turnover berpengaruh

signifikan terhadap ROA,

sedangkan Debt to Equity

Ratio, Total Asset Turnover

dan sales tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

Secara simultan Current Ratio,

Inventory Turnover, Debt to

Equity Ratio, Total Asset

Turnover, dan sales

berpengaruh terhadap ROA.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

37

4. Fitri, dkk

(2016)

Variabel

independen (X) :

Debt to Equity

Ratio, Firm Size,

Inventory

Turnover, Cash

Turnover, Working

Capital Turnover,

Current Ratio

Variabel dependen

(Y) :

Profitabilitas

Regresi

linear

berganda

Cash turnover berpengaruh

positif terhadap profitabilitas,

sedangkan Debt to Equity

Ratio dan Working Capital

Turnover berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas. Firm

size, inventory turnover dan

current ratio tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas.

5. Satriana

(2017)

Variabel

independen (X) :

Likuiditas,

Pertumbuhan

Penjualan,

Efisiensi Modal

Kerja, Leverage

Variabel dependen

(Y) :

Regresi

linear

berganda

Likuiditas dan pertumbuhan

penjualan berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas dengan arah

pengaruh berbanding terbalik,

efisiensi modal kerja tidak

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas, dan

leverage berpengaruh

signifikan terhadap

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

38

Profitabilitas profitabilitas dengan arah

pengaruh berbanding lurus.

Secara simultan likuiditas,

pertumbuhan penjualan,

efisiensi modal kerja, dan

leverage berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas

6. Kridasusila

dan

Rachmawati

(2016)

Variabel

independen (X) :

Current Ratio,

Inventory Turn

Over, dan Debt to

Equity Ratio

Variabel dependen

(Y) :

Return On Assets

Regresi

linear

berganda

Current ratio, inventory turn

over, dan debt to equity ratio

berpengaruh secara simultan

dan parsial terhadap return on

assets.

7. Fatmawati

(2017)

Variabel

independen (X) :

Struktur Modal,

Likuiditas, Ukuran

Perusahaan

Regresi

linear

berganda

Struktur modal berpengaruh

terhadap profitabilitas

sedangkan likuiditas dan

ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

39

Variabel dependen

(Y) :

Profitabilitas

profitabilitas

(Sumber : Jurnal dan skripsi, diolah)

D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara

variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis

statistik yang digunakan (Sugiyono, 2007:8).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh likuiditas,

leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas

baik secara parsial maupun simultan, maka diperlukan suatu hubungan yang

digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut :

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

40

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

(Sumber : Penulis)

Salah satu tujuan berdirinya perusahaan adalah memperoleh laba yang

maksimal. Manajemen perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi target yang

telah ditetapkan, artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan

yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat

keuntungan suatu perusahaan digunakan rasio keuntungan atau rasio

profitabilitas.

Pihak manajemen perlu mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan agar dapat memaksimalkan laba. Dengan mengetahui

pengaruh dari masing-masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat

menentukan langkah untuk mengatasi masalah dan meminimalisir dampak

Likuiditas

(X1)

Leverage

(X2)

Pertumbuhan Penjualan

(X3)

Ukuran Perusahaan

(X4)

Profitabilitas

(Y)

H1

H2

H3

H4

H5

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/1997/3/BAB II.pdf · operasi (Syahrial dan ... aktiva dan sumber dana oleh perusahaan yang

41

negatif yang timbul serta dapat memonitor perkembangan perusahaan dari waktu

ke waktu. Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki

pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, termasuk

likuiditas, leverage, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan. Dari

penjelasan tersebut, penulis menduga bahwa likuiditas, leverage, pertumbuhan

penjualan, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas baik

secara parsial maupun simultan.