BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1....

14
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. Pengertian Audit Internal Berbasis Resiko Audit Internal hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, perusahaan pimpinan membentuk banyak department, bagian, seksi atau suatu organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Adapun pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s (2005:10) adalah sebagai berikut : Audit Internal adalah suatu penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, 3) peraturan eksternal dan kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, 4) kriteria operasi yang memuaskan telah terpenuhi, 5) Sumber daya yang telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan 6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan menejemen dan membantu menjalankan tanggung jawab secara efektif. Menurut Hiro Tugiman (2006:11) “Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.” UNIVERSITAS MEDAN AREA

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Audit Internal Berbasis Resiko

1. Pengertian Audit Internal Berbasis Resiko

Audit Internal hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar.

Dalam perusahaan ini, perusahaan pimpinan membentuk banyak

department, bagian, seksi atau suatu organisasi yang lain dan

mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit

organisasi tersebut.

Adapun pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s (2005:10)

adalah sebagai berikut :

Audit Internal adalah suatu penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, 2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, 3) peraturan eksternal dan kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, 4) kriteria operasi yang memuaskan telah terpenuhi, 5) Sumber daya yang telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan 6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan menejemen dan membantu menjalankan tanggung jawab secara efektif. Menurut Hiro Tugiman (2006:11) “Audit Internal adalah suatu

fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang

dilaksanakan.”

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

8

Dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan audit internal diatas,

diperlukannya peran seorang Auditor Internal yang berfungsi sebagai

pengendali semua kegiatan operasional organisasi serta mencegah

terjadinya kecurangan-kecurangan dalam organisasi.

Pengertian Auditor Internal menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely

Suhayati (2009:14), adalah sebagai berikut :

Pegawai dari suatu organisasi atau perusahaan yang bekerja di organisasi tersebut untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan yang bersangkutan, dengan utjuan untuk membantu manajemen organisasi untuk mengetahui kepatuhan para pelaksana operasional organisasi terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Auditor Internal adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektivitas dan

ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountans)

memberikan pengertian Internal Control atau Pengendalian internal,

sebagai berikut :

Internal Control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguard its cassets ,check the accuracy and reability of its accounting data, promate operational efficiency and encourage adherence to prescribed managerial policies. Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia internal control ialah

pengawasan intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta

ketentuan yang akan terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk

melindungi harta benda miliknya, memeriksa kecermatan dan seberapa

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

9

jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan

mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.

Pengendalian intern dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir

tindakan-tindakan yang dapat merugikan perusahaan tersebut. Tindakan-

tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai resiko dalam organisasi atau

perusahaan. Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat

terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang

akan datang dan tidak dikehendaki, dimana jika terjadi suatu keadaan yang

tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.

Paradigma peran auditor yang berubah dari paradigma lama ke

paradigma baru telah mengantarkan seorang auditor untuk bisa juga

berperan sebagai mitra manajemen atau perusahaan. Pada saat ini auditor

laporan keuangan mengadaptasi pendekatan dan metode mereka terhadap

lingkungan yang berubah secara terus-menerus. Maka dari itu digunakan

metode Audit Internal berbasis Resiko ( Risk Based Audit).

Audit Internal Berbasis Risiko adalah metodologi pemeriksaan yang

dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di

dalam batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan

korporasi.Dengan kata lain, Audit Internal Berbasis Resiko merupakan

audit yang difokuskan dan diprioritaskan pada resiko bisnis dan prosesnya

serta pengendalian terhadap resiko yang dapat terjadi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

10

2. Manfaat Penerapan Audit Internal Berbasis Resiko

Penerapan Audit Internal Berbasis Resiko (Risk Based Audit) ialah

salah satu contoh peran auditor internal sebagai katalisator. Sebagai

katalisator auditor internal terlibat aktif dalam penilaian resiko yang

terdapat dalam proses bisnis perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap

proaktif dari pihak auditor internal dalam mengenali resiko-resiko yang

akan mungkin dihadapi perusahaan,dalam hal ini perusahaan perlu

memastikan bahwa manajemen resiko berjalan dengan efektif.

Pada penerapan audit internal berbasis resiko, auditor bertugas bukan

hanya untuk membuat temuan-temuan audit saja melainkan untuk mencari

kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi pada perusahaan kedepannya

serta bertugas untuk mencari solusi dari tiap-tiap resiko yang akan terjadi.

Berikut ini adalah perbandingan penerapan Audit Internal dengan Audit

Internal Berbasis Resiko :

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

11

Tabel II. 1 Paradigma Audit Internal

Karakteristik Paradigma Lama (Audit Internal)

Paradigma Baru (Audit Internal Berbasis

Resiko)

Fokus Audit Intern Pengendalian Intern Resiko Bisnis (resiko Prioritas)

Respon Audit Intern

Reaktif, After the fact,discontinue, menjadi pengamat inisiatif perencanaan strategic.

Kolektif, real time, pemantauan terus-menerus, berpartisipasi aktif dalam perencanaan strategik

Pengujian Audit Intern

Pengendalian yang penting Resiko-resiko yang penting

Metode Audit Intern

Menekankan pada kelengkapan pengujian pengendalian rinci

Menekankan pda signifikansi cakupan resiko-resiko bisnis secara umum

Rekomendasi Audit Intern

Pengendalian Intern : *Memperkuat Pengendalian *Biaya Manfaat *Efisiensi/Efektif

Manajemen Resiko : *Hindari/Diversifikasi resiko *Bagi/pindahkan resiko *Kendalikan/terima resiko

Laporan Audit Intern Melaporkan keberfungsian pengendali (saat ini)

Melaporkan resiko-resiko proses dan manajemennya (yang akan datang)

Peran audit Intern dalam Organisasi

Fungsi Penilaian Independent

Manajemen resiko dan corporate governance terintegrasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

12

Pada paradigma baru peran internal auditing, sebagai berikut :

1. Internal auditing didefenisikan sebagai suatu kegiatan penjaminan

(assurance) dan konsultasi (consultacy) yang independen dan

objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan

operasi organisasi.

2. Kegiatan ini ditujukan untuk membantu organisasi dalam mencapai

tujuannya dnegan membawa pendekatan yang terdisiplin dan

sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses2

manajemen resiko pengendalian dan tata kelola (governance).

Hal yang wajib dilakukan oleh Internal Auditor pada Audit Internal

Berbasis Resiko, yakni:

1. Memastikan / meyakinkan atas proses pengelolaan resiko

2. Meyakinkan bahwa resiko telah dievaluasi secara benar

3. Melakukan evaluasi proses manajemen resiko

4. Melakukan evaluasi laporan resiko utama

5. Melakukan review pengelolaan resiko utama

Manfaat penggunaan Audit Internal Berbasis Resiko yaitu sebagai

suatu sistem yang memastikan bahwa seluruh Strategic Respons (mitigasi

resiko dan action plan) dilakukan sesuai dengan perencanaan dan

ketentuan yang berlaku sehingga seluruh tingkat resiko inherent yang

berada diatas risk appetite perusahaan dapat diturunkan menjadi resiko

residual yang berada dibawah risk appetite. Kondisi ini akan memberikan

tingkat probability dari pencapaian tujuan perusahaan semakin besar

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

13

sehingga akan memberikan peningkatan nilai perusahaan (Corporate

Value).

Terdapat dua kegiatan dalam pelaksanaan Audit Internal, yaitu :

1. Assurance yaitu pemeriksaan secara objektif suatu bukti untuk tujuan

memberikan penilaian independen atas governance, manajemen

resiko, dan proses pengendalian bagi manajemen operasi. Contoh

mungkin termasuk keuangan , kinerja, kepatuhan, keamanan system

dan keterlibatan due diligence.

2. Consultacy yaitu pemberian pelayanan secara professional audit

internal melalui evaluasi yang sistematis dan disiplin dari kebijakan,

prosedur dan operasi manajemen yang dijalankan untuk memastikan

tercapainya tujuan organisasi, dan melalui rekomendasi untuk

perbaikan. Pekerjaan konsultasi tersebut memberikan kontribusi

pendapat audit internal pada : manajemen resiko, pengendalian dan

tata kelola.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

14

B. Non Performing Loan (NPL)

1. Pengertian Non Performing Loan

Salah satu fokus utama kegiatan usaha pembiayaan PT. Olympindo

Multi Finance adalah Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) untuk

kendaraan bermotor roda empat baik baru maupun bekas atau sering

disebut kredit. Dan melalui suku bunga kredit tersebut perusahaan

memperoleh pendapatan operasionalnya.

Dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat, pihak perusahaan

dan masyarakat membutuhkan informasi. Informasi-informasi tersebut

kemudian akan membentuk kesepakatan antara kedua belah pihak yang

dituangkan dalam suatu perjanjian kredit. Dalam hal ini debitur lebih

diarahkan oleh bank untuk menjamin pengembalian kredit tepat waktu,

sehingga dapat meminimalisir munculnya kredit bermasalah (Non

Performing Loan/NPL).

Non Performing Loan adalah tidak kembalinya kredit tepat pada

waktunya sesuai perjanjian kredit atau kredit bermasalah. Kredit

bermasalah selalu ada dalam kegiatan perkreditan , oleh karena itu setiap

perusahaan berusaha menekan seminimal mungkin besarnya kredit

bermasalah agar tidak melebihi ketentuan perusahaan yang telah

ditetapkan. Menurut Sutarno (2005) “Kredit bermasalah adalah jumlah

keseluruhan dari kredit kurang lancar, ditambah kredit diragukan, dan

kredit macet.”

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

15

2. Pengelompokan Kriteria Non Performing Loan

Dalam PT. Olympindo Multi Finance, ada beberapa ketentuan

yang tergolong dalam kategori kredit bermasalah, yaitu :

1. Lancar (F1vd), yaitu debitur harus membayar kewajiban kreditnya

pada bulan pertama tepat pada waktunya (tidak boleh telat)

2. Macet 1-30 hari (F5vd), yaitu keterlambatan pembayaran kredit

debitur pada bulan kedua dengan jangka 1-30 hari,pada bulan ini

perusahaan memperbolehkan macet hanya 2% dari jumlah kredit

yang disalurkan. Dan setiap keterlambatan pembayaran, debitur

akan dikenakan denda tunggakan sebesar 0,5% dari besarnya

pinjaman perhari.

3. Macet 31-60 hari, yaitu keterlambatan pembayaran kredit debitur

pada bulan berikutnya dengan jangka 31-60 hari, pada bulan ini

perusahaan memperbolehkan macet hanya 2% dari jumlah kredit

yang disalurkan. Pada kondisi perusahaan akan mengirimkan surat

tagih /surat penarikan barang pembiayaan, dan debitur akan

dikenakan denda tunggakan sebesar 0,5% dari besarnya pinjaman

perhari.

4. Macet 61-90 hari, yaitu keterlambatan pembayaran kredit debitur

pada bulan selanjutnya dengan jangka 61-90 hari,pada bulan ini

perusahaan memperbolehkan macet 10% untuk menghargai debitur

dengan harapan debitur segera membayar tunggakannya beserta

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

16

dendanya, pada bulan ini perusahaan akan mengirimkan surat

penarikan ke-2 kepada debitur.

5. Macet 91-180 Debitur tidak mampu membayar utangnya tepat

pada waktunya sesuai perjanjian

6. Diatas 181 hari, yaitu debitur tidak membayar kewajibannya

selama 6 bulan berturut-turut,sehingga pihak perusahaan merasa

tidak dihargai dengan surat penarikan pertama dan kedua, untuk itu

pihak perusahaan akan mengirimkan pihak eksternal perusahaan

untuk menarik barang pembiayaan debitur tersebut,dan akan

dikembalikan jika debitur telah memenuhi kewajibannya tersebut

selama waktu yang ditentukan perusahaan.

3. Faktor-faktor munculnya Non Performing Loan

Munculnya Non Performing Loan dapat diketahui oleh beberapa

faktor, yakni :

a. kemerosotan usaha dan gagalnya usaha yang mengakibatkan

berkurangnya pendapatan usaha debitur

b. Debitur sengaja tidak mau membayar dikarenakan karakter Debitur

tidak baik.

c. Kebijakan kredit yang diambil oleh perusahaan (penetapan suku

bunga kredit, jangka waktu pembayaran kredit,dll).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

17

Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya

tingkat Non Performing Loan , yaitu :

a. Kemauan atau itikad baik dari debitur

Kemampuan debitur dari sisi financial untuk melunasi pokok

dan bunga pinjaman tidak aka nada artinya tanpa kemauan dan

itikad baik dari debitur itu sendiri.

b. Kebijakan Perusahaan

Kebijakan perusahaan juga mempengaruhi tinggi rendahnya

tingkat NPL. Terlalu tingginya bunga pembiayaan yang ditetapkan

oleh perusahaan akan mengurangi kemampuan debitur dalam

melunasi kewajibannya, hal ini dikarenakan tidak sesuai dengan

pendapatan yang diterima oleh debitur.

c. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian mempunyai pengaruh besar terhadap

kemampuan debitur dalam melunasi hutang-hutangnya.

4. Ratio Non Performing Loan

Untuk mengukur pertumbuhan tingkat non performing loan pada

perusahaan setiap bulannya, digunakan rumus ratio non performing

loan..

Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut :

𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 𝐍𝐏𝐋 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐍𝐏𝐋𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐗𝟏𝟎𝟎%

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

18

C. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Tabel II.2 Daftar Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Skripsi Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Rio Firmansyah Hardi (2013)

Audit Berbasis Resiko PT. Petrokomia Gresik

Audit Berbasis Resiko dan Manajemen Resiko

Menunjukkan pentingnya audit internal berbasis resiko terhadap kegiatan operasional

2 Anin Diyanti (2012)

Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal terhadap terjadinya Non Performing Loan

Variabel Independent : Non Performing Loan, Variabel dependent : Bank Size, Loan Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Racio (CAR), Gross Domestic Product (GDP), Tingkat Inflasi

Bank Size berpengaruh Negatif Terhadap NPL, Loan Deposit Ratio Berpengaruh positif terhadap NPL, Capital Adequacy Racio berpengaruh negatif terhadap NPL, Gross Domestic Product berpengaruh negatif terhadap NPL, Tingkat Inflasi berpengaruh positif terhadap NPL

3 Kurnia Dwi Jayanti (2013)

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan

Variabel Independent : Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), Bank Size, Kualitas Aktiva Produktif, Biaya Operasional Bank. Variabel Dependen : Non Performing Loan (NPL)

Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif terhadap NPL, Loan Deposit Ratio berpengaruh posiif terhadap NPL, Bank Size berpengaruh positif terhadap NPL, Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh positif terhadap NPL, Biaya Operasional Bank berpengaruh positif terhadap NPL

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

19

D. Kerangka Konseptual

Non Performing Loan (NPL) adalah pengembalian kredit yang tidak

tepat pada waktunya sesuai dengan kesepakatan antara pihak debitur dan

pihak perusahaan, hal tersebut merupakan resiko terbesar dalam perusahaan.

Untuk itu diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian yang ketat dalam

pelaksanaannya. Pengendalian yang tepat untuk mengantisipasi terjadinya

peningkatan NPL ialah dengan menerapkan audit internal berbasis resiko.

Audit internal berbasis resiko merupakan audit yang difokuskan dan

diprioritaskan pada resiko bisnis dan prosesnya serta pengendalian terhadap

resiko yang terjadi. jika kredit dilaksanakan dengan menggunakan system

yang tepat, maka kemungkinan untuk terjadinya resiko kredit bermasalah

(NPL) akan semakin kecil dan perusahaan juga tidak merasa kesulitan dalam

memenuhi kemampuan likuiditasnya dalam menjalankan operasionalnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan audit internal berbasis

resiko berpengaruh positif terhadap tingkat non performing loan (NPL).

Adapun yang menjadi kerangka konseptual dalam penelitian ini, adalah

sebagai berikut :

Audit Internal Berbasis Resiko

(Variabel X)

Tingkat Non Performing Loan /NPL

(Variabel Y)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Audit Internal Berbasis Resiko 1. …repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/693/5/118330161... · 2017. 8. 7. · resiko yang dihadapi perusahaan telah

20

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005:51) “Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan

rumusan masalah diatas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Audit Internal Berbasis Resiko tidak berpengaruh terhadap tingkat non

performing loan.

H1 : Audit Internal Berbasis Resiko berpengaruh signifikan terhadap tingkat

non performing loan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA