BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket...

40
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Bola Basket a. Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA (Young Men’s Christian Association) di Spring field Massachusetts). Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri lima orang pemain. Masing-masing regu berusaha memasukkan bola ke ring lawan secara sah dan berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat skor ke dalam ring basket timnya. Permainan bola basket, dapat dimainkan bola dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan bola basket Hal Wissel (2000 : 2) menyatakan: Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan satu dengan mendribblenya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, bola basket merupakan suatu bentuk permainan yang di dalamnya terdapat beberapa macam bentuk keterampilan memainkan bola di antaranya passing, dribbling, shooting yang mempunyai tujuan akhir yaitu memasukkan bola ke dalam ring basket lawan untuk mendapatkan angka. Untuk mencapai keterampilan bermain bola basket, maka setiap pemain harus menguasai macam-macam teknik dasar bola basket.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Bola Basket

a. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh

Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA (Young

Men’s Christian Association) di Spring field Massachusetts). Permainan

bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri lima

orang pemain. Masing-masing regu berusaha memasukkan bola ke ring

lawan secara sah dan berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola

atau membuat skor ke dalam ring basket timnya. Permainan bola basket,

dapat dimainkan bola dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara

bola dioper, dilempar sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Berkaitan dengan bola basket Hal Wissel (2000 : 2) menyatakan:

Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim.

Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan

bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.

Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan

satu dengan mendribblenya (batting, pushing atau tapping)

beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan

secara bersamaan.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, bola basket merupakan

suatu bentuk permainan yang di dalamnya terdapat beberapa macam

bentuk keterampilan memainkan bola di antaranya passing, dribbling,

shooting yang mempunyai tujuan akhir yaitu memasukkan bola ke dalam

ring basket lawan untuk mendapatkan angka. Untuk mencapai

keterampilan bermain bola basket, maka setiap pemain harus menguasai

macam-macam teknik dasar bola basket.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

8

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bola Basket

Bola basket merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur

gerakan yang cukup kompleks dan menuntut skill yang tinggi dalam

pelaksanaan permainannya. Hal ini karena, pelaksanaan permainannya

selalu berubah-ubah yang menuntut keterampilan memainkan macam-

macam teknik dasar yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, setiap pemain

bola basket harus menguasai macam-macam teknik dasar bola basket.

Teknik dasar permainan bola basket merupakan komponen

fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain bola basket.

Kemampuan atau penampilan seorang pemain bola basket sangat

dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar. A. Sarumpaet, Zulfar

Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992: 223) menyatakan, “Keterampilan

bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak

dasarnya baik. Oleh karena itu, gerak (teknik) dasar perlu dilakukan

dengan cara yang benar, agar keterampilan dapat ditingkatkan”. Menurut

Hal Wissel (2000: 15) bahwa, “Meskipun bola basket adalah permainan

tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum

bermain di dalam tim”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menguasai

teknik dasar bola basket secara individu merupakan kemampuan yang

harus dimiliki setiap pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar bola

basket yang baik akan dapat mendukung penampilan seorang pemain baik

secara individu maupun secara tim. Dapat dikatakan, menang atau

kalahnya suatu tim dapat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar

para pemainnya. Berkaitan dengan teknik dasar permainan bola basket,

Soebagio Hartoko (1993: 22-25) menyatakan “Teknik dasar permainan

bola basket terdiri dari: (1) operan, (2) menangkap, (3) menembak, (4)

menggiring, (5) olah kaki, (6) gerakan berporos, (7) melompat/meloncat,

(8) gerak tipu”. Menurut Hal Wissel (2000: 15) bahwa, “shooting, passing,

dribbling, rebounding, defending bergerak dengan bola dan bergerak tanpa

bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai”

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

9

Pada prinsipnya pendapat yang dikemukakan dua ahli tersebut

mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan,

teknik dasar permainan bola terdiri dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola

dan teknik dasar dengan bola. Teknik dasar tanpa bola meliputi olah kaki,

gerakan berporos, melompat/meloncat dan, gerak tipu. Sedangkan teknik

dengan bola meliputi operan, menangkap, menembak dan, menggiring.

Kedua teknik dasar tersebut merupakan komponen-komponen dalam

permainan bola basket yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan

dalam pelaksanaan permainan. Keterlibatan teknik tanpa bola dan teknik

dengan bola didasarkan kebutuhannya atau situasi yang terjadi di dalam

permainan. Teknik-teknik tersebut di atas harus dikuasai oleh setiap pemain

agar dapat mendukung penampilannya dalam bertanding. Dengan menguasai

macam-macam teknik dasar bermain bola basket dengan baik memberi

peluang besar untuk dapat memenangkan pertandingan. Berikut ini

dipaparkan secara singkat teknik dasar bola basket sebagai berikut:

1) Teknik Dasar Passing

Passing atau operan merupakan teknik dasar permainan bola baket

yang paling sering dilakukan dalam permainan bola basket. Passing

saling berkaitan dengan tangkapan atau menerima bola, sehingga kedua

teknik ini tidak dapat dipisahkan. Hal Wissel (2000: 71) menyatakan,

“Operan dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan

keahlian seperti itulah yang membuat bola basket menjadi permainan tim

yang indah”. Hal senada dikemukakan Imam Sadikun (1992: 76 bahwa,

“Istilah melempar mengandung pengertian mengoper bola dan

menangkap berarti menerima bola. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat

berlangsung silih berganti, maka selalu dilakukan berteman biasanya

disebut operan. Apabila seorang pemain bola basket memegang bola,

maka ia harus melempar bola, sedangkan apabila ia dalam posisi tidak

memegang bola, ia bersiap-siap untuk menerima atau menangkap bola”.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

10

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, passing

dalam permainan bola basket selalui disertai dengan tangkapan

(catching). Kedua hal ini harus betul-betul dikuasai dengan baik. Banyak

manfaat yang diperoleh, jika pemain bola basket menguasai passing

dengan baik. Hal Wissel (2002: 71) menyatakan:

Kegunaan khusus operan bola basket adalah:

1) Mengalihkan bola dari daerah padat pemain (contoh setelah

rebound atau dijaga ketat).

2) Menggerakan bola dengan cepat pada fast break.

3) Membangun permainan yang ofensif.

4) Mengoper bola ke rekan yang sedang terbuka (tanpa dijaga

lawan) untuk penembakan dan,

5) Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri.

Passing bola basket mempunyai kegunaan yang cukup luas yaitu:

sebagai upaya mengalihkan bola dari permainan yang cukup padat, dapat

dijadikan sebagai serangan yang cepat dan, sebagai umpan untuk

mencetak angka. Untuk itu, setiap pemain bola basket harus menguasai

jenis-jenis passing bola basket: Jenis-jenis passing bola basket sebagai

berikut:

a) Chest Pass (Passing dari Depan Dada)

Chest pass merupakan cara melakukan passing dari depan

dada. Menurut Imam Sadikun (1992: 78) teknik passing dari depan

dada sebagai berikut:

1) Sikap kaki berdiri wajar (enak) dengan lutut sedikit ditekuk

dan badan sedikit condong ke depan, pandangan ke arah

lemparan. Kaki boleh sejajar atau salah satu di depan.

2) Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari

terbuka menutupi bagian samping dan belakang dari bola.

Ibu jari hampir mendekat, semua telapak tangan dan jari

menyentuh bola.

3) Tekuk kedua siku dengan mendekati badan dan aturlah bola

setinggi dada.

4) Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke

arah sasaran. Bersamaan dengan melangkahkan kaki, kedua

lengan menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan

pergelangan tangan dan diakhiri dengan lecutan jari-jari

tangan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

11

5) Operan diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar

dan bola sedikit berputar.

6) Bersamaan dengan irama gerak perlepasan bola, berat badan

dipindahkan ke depan, langkahkan kaki belakang setelah

bola lepas dari tangan (followthrough).

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada

(chest pass) sebagai berikut:

Gambar 1. Chest Pass

(Sumber: Imam Sadikun, 1992: 81)

b) Overhead Pass

Overhead pass merupakan cara passing bola basket dari atas

kepala. Menurut Imam Sadikun (1992: 81) teknik overhead pass

bola basket sebegai berikut:

1) Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang dua tangan

dan cenderung agak di belakang kepala.

2) Bola dilempar dengan lecutan pergelangan tangan arahnya

agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan

lengan.

3) Lepaskan bola dari tangan juga menggunakan jentikan jari

tangan.

4) Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan

dengan lawan, untuk mengamankan bola dapat dilakukan

dengan meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat tumit.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar passing dari depan dada

(chest pass) sebagai berikut:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

12

Gambar 2. Overhead Pass

(Sumber: Imam Sadikun, 1992: 82)

a) Operan Memantul (Bounch)

Operan memantul atau bounch merupakan cara melakukan

operan dengan bola dipantulkan ke lantai. Menurut Imam Sadikun

(1992: 83) teknik operan memantul (bounch) sebagai berikut:

1) Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan

dengan dua tangan.

2) Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke

bawaah dari letak badan.

3) Bola dilepaskan dari setinggi pinggang dan harus diarahkan

pada suatu tempat (titik) kira-kira 1 meter di depan si

penerima, disesuaikan dengan jarak dan kekuatan lemparan.

Agar arah bola dapat diterima pada daerah antara lutut dan

perut.

4) Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola

berada di samping kanan atau kiri kaki lawan.

Berikut disajikan ilustrasi gambar gerakan passing bola basket

dengan dipantulkan (bounch) sebagai berikut:

Gambar 3. Bounch Pass

(Sumber: Imam Sadikun, 1992: 83)

b) Operan Samping (Inside Pass)

Operan samping merupakan cara mengoperkan bola dari

samping dengan menggunakan satu tangan. Menurut Imam Sadikun

(1992: 85) teknik peran samping bola basket sebagai berikut:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

13

1) Sikap berdiri enak dengan posisi kaki kanan di belakang.

2) Bola dipegang dengan tangan kanan, tetapi tangan kiri tetap

ikut menjaga supaya bola tidak jatuh dan keseimbangan bola

terjaga.

3) Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan

menghadap ke atas.

4) Lemparan bola ke depan melambung sesuai dengan sasaran,

gerakan terakhir melepas bola sampai lecutan jari-jari tangan.

5) Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan

bersamaan dengan gerakan lanjutan (followthrough) tangan.

6) Bagi pemain yang melempar bola dengan tangan kiri (kidal),

dilakukan kebalikan gerakan dengan tangan kanan)

Berikut ini disajikan ilustrasi operan dari samping (inside pass)

bola basket sebagai berikut:

Gambar 4. Inside Pass

(Sumber: Imam Sadikum, 1992: 87)

2) Teknik Dasar Menangkap Bola

Teknik dasar menangkap bola toidak dapat terlepas dari teknik

dasar passing atau operan. Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik

menangkap bola dalam permainan bola basket sebagai berikut:

1) Sikap kaki berdiri kuat dengan dua tangan lurus ke depan dan

kedua telapak tangan menghadap ke depan serta jari-jari tangan

terbuka (kedua ibu jari tangan saling mendekat).

2) Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan, bawalah

bola ke dada dan tahanlah dengan mencengkeram bola yaitu,

semua telapak tangan dan permukaan jari-jarinya menempel

dengan bola di samping kanan dan kiri.

3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik sambil menunggu

gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau menembak).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

14

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar teknik menangkap bola

dalam permainan bola basket sebagai berikut:

Gambar 5. Teknik Dasar Menangkap Bola

(Sumber: Imam Sadikum, 1992: 91)

1) Teknik Dasar Menembak

Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola

basket untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Hal Wissel

(2000: 43) menyatakan, “Shooting (menembak) adalah keahlian yang

sangat penting di dalam olahraga bola basket”. Menurut Soebagio

Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket

adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan

ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu".

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menembak

merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola

basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim.

Kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk ke

dalam ring lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang

berlaku. Oleh karena itu, seorang pemain bola basket harus mahir dalam

melakukan tembakan dalam permainan bola basket.Berkaitan dengan

teknik dasar menembak, dalam penelitian ini dipaparkan tembakan bebas

(free throw shoot).

Tembakan bebas bola basket merupakan salah satu jenis tembakan

hukuman dalam permainan bola basket. Melalui tembakan bebas, maka

mempunyai peluang untuk mencetak angka. A. Sarumpaet, Zulfar Djaset, Parno

dan Imam Sadikun. (1992: 209) menyatakan:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

15

Tembakan bebas merupakan hadiah yang diberikan kepada

seorang pemain untuk mendapatkan 1 angka. Hadiah ini diberikan

sebagai akibat diganggunya dengan kasar (persinggungan) oleh

pemain lawan terhadap usaha tembakan lapangan. Bila terjadi

kesalahan perorangan dan perlu diberikan tembakan bebas, pemain

yang dirugikan tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan

tembakan bebas sebanyak dua kali.

Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan bebas dilakukan jika

pemain mendapat pelanggaran yang kasar saat akan melakukan

tembakan. Melalui tembakan bebas pemain mendapat kesempatan

mendapatkan nilai atau point 1 angka. Pemain yang mendapat

kesempatan tembakan bebas diberikan dua kali kesempatan. Agar

tembakan bebas berhasil dengan baik, maka pemain yang mendapat

kesempatan melakukan tembakan bebas harus menguasai teknik

tembakan bebas dengan baik dan benar. Menurut Hal Wissel (2000: 53)

teknik tembakan bebas bola basket sebagai berikut:

1) Fase persiapan:

a) Penegasan yang positif

b) Letakkan kaki untuk menembak di luar tanda

c) Lakukan dengan rutin

d) Sikap yang seimbang

e) Tangan yang tidak menembak di bawah bola

f) Ibu jari rileks

g) Siku masuk ke dalam

h) Bola antara telinga dan bahu

i) Bahu rileks

j) Napas dalam, rileks

k) Visualkan tambahan yang berhasil

l) Konsentrasikan pada target

2) Fase pelaksanaan

a) Lihat target

b) Ucapkan kata-kata kunci secara berirama

c) Rentangkan kaki, punggung, bahu

d) Rentangkan siku

e) Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan

f) Lepaskan jari telunjuk

g) Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas

3) Fase Follow-Through

a) Lihat target

b) Lengan terentang

c) Jari telunjuk menunjuk pada target

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

16

d) Telapak tangan ke bawah saat shooting

e) Seimbang dengan telapak tangan ke atas

f) Posisi lengan tetap di atas bola masuk ke dalam ring

Gambar 6. Free Shoot Bola Basket

(Sumber: Wissel Hal, 2000: 53)

3) Dribbling (Menggiring Bola)

Menurut Vic Ambler (2005: 10) bahwa, “Dribbling adalah

membawa bola dengan cara memantul-mantulkannya”. Sedangkan A.

Sarumpaet dkk., (1992: 229) bahwa, “Dribble bola diperbolehkan hanya

dengan satu tangan kanan saja atau kiri saja dan secara bergantian antara

tangan kanan dan kiri”.

Dribbling bola basket pada prinsipnya cara memainkan bola

dengan dipantul-paltulkan menggunkan satu tangan atau dua tangan

secara bergantian sambil berjalan atau berlari. Teknik dribbling bola

basket menurut Soebagio Hartoko (1994: 36) sebagai berikut:

1) Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan

di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola.

2) Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan

kaki kanan

3) Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.

4) Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, (sebagai permulaan

sebaiknya mata masih melihat bola).

5) Gerakan lengan hampir sepenuhnya.

6) Jangan memukul bola dengan telapak tangan, tetapi pantulkan

(tekankan) dengan jari-jari dibantu dengan gerakan pergelangan

tangan.

7) Jinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya ke atas

sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian

dipantulkan kembali.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

17

8) Setelah rahasia gerak, watak dan irama dari pantulan dapat

dirasakan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat,

memulailah dengan bergerak maju.

9) Mulailah jangan melihat bola, dan percepatlah gerak.

10) Kemudian menggiring dengan agak rendah, rendah, maju,

mundur cepat, secepatnya, berliku, berkelok dengan rintangan

dan lawan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan dribbling bola basket

sebagai berikut:

Gambar 7. Dribbling Bola Basket

(Sumber: Soebagio Hartoko, 1994: 36)

4) Pivot (Gerakan Berporos)

Pivot atau gerakan berporos merupakan usaha seorang pemain bola

basket untuk mengubah arah dari hadangan lawan dengan satu kaki tetap

berpijak atau menempel pada lantai lapangan permainan. Imam Sadikun

(1992: 100) menyatakan,

Gerakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap

badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal di tempat

sebagai poros (as). Kaki poros ini tidak boleh terangkat atau

tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh bergerak

atau melangkah ke depan, ke belakang, kiri, kanan dan kesegala

arah. Khususnya pada saat-saat memegang bola, sebab

dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan pivot bola basket

sebagai berikut:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

18

Gambar 8. Gerakan Pivot

(Sumber: Imam Sadikun, 1992: 103)

5) Rebound (Merebut Bola)

Menurut Imam Sadikun (1992: 107) bahwa, “Rebound merupakan

suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya

memantul dari papan pantul atau ring basket akibat dari tembakan yang

tidak berhasil atau gagal”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, rebound sangat berperan

penting untuk menguasai bola jika lawan gagal melakukan tembakan.

Kemampuan seorang pemain bola basket menangkap bola saat tembakan

lawan gagal, maka mempunyai kesempatan untuk melakukan serangan

balik. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan

rebound bola basket sebagai berikut:

Gambar 9. Rebound Bola Basket

(Sumber: Imam Sadikun, 1992: 107)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

19

2. Lay Up Shoot Bola Basket

a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket

Menembak atau shooting merupakan teknik dasar bola basket yang

sangat penting. Nilai atau angka tercipta dalam permainan bola basket

melalui tembakan-tembakan yang tepat dan akurat pada ring lawan.

Dalam melakukan tembakan permainan bola basket dapat dilakukan

dengan beberapa macam, di antaranya tembakan lay up.

Dibandingkan dengan jenis tembakan lainnya, tembakan lay up

memiliki prosentase yang lebih besar dapat masuk ke dalam ring lawan.

Seperti dikemukakan John Oliver (2007: 13) bahwa:

Meskipun banyak pemain banyak pemain bola basket terus

mencoba melakukan tembakan tiga angka, statistik

mengungkapkan bahwa para penembak tiga angka terbaik pun

hanya 40 hingga 45 persen dari semua usaha lemparan tiga angka

mereka. Persentase tembakan tertinggi adalah tembakan dalam,

seperti lay up yang dilakukan oleh seorang pemain penyerang yang

berada dalam jarak sekitar satu meter dari ring basket. Para pemain

bola basket yang melakukan sebagian tembakan mereka dari posisi

yang dekat dengan ring basket biasanya memiliki ketepatan

tembakan paling tinggi (persentase bola masuk) 55 hingga 60

persen berhasil dari semua usaha tembakan mereka.

Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan lay up bola basket

memiliki peluang yang besar untuk masuk ke dalam ring basket lawan.

Karena tembakan lay up dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket.

Imam Sadikun (1992: 103) menyatakan, “Tembakan lay up adalah jenis

tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya

dengan ring basket”. Menurut Hal Wissel (2000: 61) berpendapat,

“Tembakan lay up dilakukan dekat dengan ring setelah menangkap bola

atau menggiring bola”. Menurut Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Lay

up atau melangkah melayang adalah melangkah yang dilakukan dengan

melayang mendekati basket (keranjang), biasanya setelah lay up

dilanjutkan dengan tembakan ke arah basket (keranjang) dengan tenaga

yang sedikit, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam basket

(keranjang)”.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

20

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

tembakan lay up merupakan tembakan yang dilakukan dengan melayang

untuk mencapai ring sedekat mungkin agar lebih mudah memasukkan

bola ke dalam ring basket. Dengan kata lain, lay up shoot adalah

tembakan melayang, karena sebelum melakukan tembakan, pemain

melakukan langkah panjang, langkah pendek sebagai persiapan untuk

melompat dan melakukan tembakan sedekat mungkin dengan ring basket.

Rangkaian gerakan dari lay up shoot inilah seolah-olah melayang,

sehingga lay up shoot dikatakan tembakan melayang. Untuk dapat

melakukan tembakan lay up dengan baik, maka harus menguasai teknik

tembakan lay up.

b. Teknik Lay Up Shoot Bola Basket

Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan

dan pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik

dikatakan baik apabila ditinjau dari segi anatomis, fisiologis, mekanika,

biomeknika dan mental terpenuhi persyaratannya secara baik, dapat

diterapkan dalam praktek dan memberikan sumbangan terhadap

pencapaian prestasi maksimal.

Lay up shoot dapat dilakukan dengan baik, jika seorang pemain

bola basket menguasai teknik lay up shoot dengan baik dan benar. Imam

Sadikun (1992: 104) menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua cara,

yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring bola”. Hal senada

dikemukakan Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Gerakan melangkah

pada lay up shoot dapat dilakukan dari menerima bola atau gerakan

menggiring bola”.

Prinsip teknik tembakan lay up ada dua cara yaitu, melalui operan

dan diawali dengan menggiring bola. Tembakan lay up melalui operan

yaitu, operan dilakukan oleh teman seregunya secara tepat (bola setinggi

dada), pemain berusaha menjemput bola sambil melompat dan pada saat

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

21

melayang inilah bola ditangkap. Setelah itu menumpu dengan kaki yang

lain lagi untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakkan.

Tembakan lay up yang diawali dengan menggiring bola yaitu,

pemain menggiring bola sendiri menuju ke ring basket. Setelah dekat

dengan basket, kemudian melakukan tembakan lay up tergantung pada

perkiraan dan keterampilan masing-masing pemain. Menangkap bola dari

menggiring bola tersebut dilakukan dari pantulan bola dari lantai sambil

melayang (melompat), melangkah, melompat untuk menembak seperti

pada gerakan lay up yang dilakukan dengan operan dari teman seregunya.

Perbedaannya hanyalah pada saat menerima bola dari diri sendiri saat

menggiring bola.

Teknik tembakan lay up pada prinsipnya dilakukan melalui operan

teman seregunya atau diawali dari menggiring bola (dribbling). Hal

terpenting dan harus diperhatikan saat akan melakukan tembakan lay up

harus tepat menangkap bola, melakukan langkah lay up dan

menembakkan bola ke dalam ring basket. Arma Abdoellah (1981: 103)

menyatakan, “Yang perlu diperhatikan dalam tembakan lay up adalah (1)

saat menerima bola, (2) saat melangkah, (3) saat melepaskan bola”. Untuk

lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar rangkaian gerakan lay

up shoot sebagai berikut:

Gambar 10. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot

(Sumber: A. Sarumpaet dkk., 1992: 234)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

22

c. Pelanggaran yang Sering Terjadi dalam Lay Up Shoot Bola Basket

Lay up shoot merupakan keterampilan yang menuntut skill yang

tinggi. Bagi siswa sekolah, lay up merupakan salah satu teknik tembakan

bola basket yang sulit untuk dikuasai, sehingga sering sekali melakukan

kesalahan atau pelanggaran Hal Wissel (2000: 62-63) menyatakan:

Pelanggaran yang sering terjadi dalam lay up shoot yaitu:

1) Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan

jauh (imbang ke depan atau ke samping) ketimbang melompat

tinggi.

2) Sebelum melakukan tembakan memutar bola ke arah dalam

dan sehingga gampang dihalangi atau dicuri lawan.

3) Kehilangan perlindungan dan kontrol pada bola karena terlalu

cepat menarik tangan penyeimbang pada bola.

4) Tembakan berputar dari samping menghasilkan gerakan bola

yang memutar menjauhi ring.

5) Bola memantul rendah pada papan dan keluar. Dengan sedikit

sentuhan dengan tangan, tembakan jatuh rendah.

6) Setelah melakukan lay up tidak siap merebutnya kembali atau

gagal melakukan rebound.

Lay up shoot bola basket dapat dilakukan dengan baik, jika

pelanggaran-pelanggaran seperti di atas dapat dihindari. Kesalahan dari

gerakan lay up shoot akan merugikan, karena bola akan menjadi hak

lawan. Lebih lanjut Hal Wissel (2000: 63) menyarankan hal-hal dalam

gerakan lay up shoot sebagai berikut

1) Jaga posisi kepala tegak dan fokuskan pada target. Jalan

beberapa langkah sebelum memulai (take off) sehingga dapat

cepat menekuk lutut take off dan memeperoleh momentum

gaya angkat. Sewaktu take off angkat lutut yang satu lagi lurus

bersamaan dengan melompat bola ke dalam keranjang.

Kombinasi dari mengangkat lutut ke atas dan gerakkan tangan

akan mendorong tubuh melompat lebih tinggi.

2) Angkat bola lurus ke atas ketika menembak.

3) Jaga tangan penyeimbang pada bola sampai melepasnya.

4) Tembak dengan tangan yang berada di belakang bola agar

diperoleh spin dan selanjutnya masukkan bola ke dalam

keranjang.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

23

5) Tembakan bola lebih tinggi dari papan sehingga bola terpantul

masuk ke dalam keranjang. Walaupun tidak tepat tetapi ada

kemungkinan bola akan masuk

6) Mendarat di tempat yang sama–posisi kaki dengan lutut

dibengkokkan dan siap melakukan rebound.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam gerakan

lay up shoot harus segera dibetulkan dan diberi contoh gerakan lay up

yang benar. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang

salah, sehingga kualitas lay up shoot yang dihasilkan tidak sesuai yang

diharapkan.

3. Belajar

a. Hakikat Belajar

Belajar pada prinsipnya merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dalam dirinya.

Nana Sudjana (2005: 28) menyatakan, “Belajar adalah proses yang aktif,

belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses

berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,

mengamati, memahami sesuatu”. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 4)

bahwa, “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut

Hamdani (2011: 21) bahwa, “Belajar merupakan perubahan tingkah laku

atau penampilan dengan serangkaian kegiatan”.

Berdasarkan batasan belajar yang dikemukakan tiga ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses yang terjadi di

dalam diri masing-masing individu. Seseorang dikatakan telah belajar

sesuatu, apabila terdapat perubahan-perubahan yang bersifat lebih baik

daripada sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

24

disebabkan karena adanya usaha belajar untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

b. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan yang lebih baik. Hal ini artinya, dalam

kegiatan belajar terdapat ciri-ciri di dalamnya. Aunurrahman (2012: 35)

menyatakan,

Beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut:

1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang

disadari atau disengaja.

2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.

3) Hasil belajar ditandai denagn perubahan tingkah laku.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, seseorang

dikatakan belajar apabila kegiatan belajar tersebut disadari atau disengaja,

berinteraksi dengan lingkungannya dan terjadi perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam dirinya. Perubahan dari hasil belajar inilah yang

merupakan tujuan dari kegiatan belajar. Menurut Gagne (1985) yang

dikutip M. Sobry Sutikno (2009: 7) bahwa:

Ada lima macam tujuan atau hasil belajar yaitu:

1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang

mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan pemecahan

masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang

disajikan oleh guru di sekolah.

2) Startegi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal

masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan

berpikir.

3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan

sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-

informasi yang relevan.

4) Keterampilan motorik, yait kemampuan untuk melaksanakan

dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan

dengan otot.

5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi

tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-

kepercayaan serta faktor intelektual.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

25

Hal senada dikemukakan Bloom, Krathwol & Simpson yang dikutip

Aunurrahman (2012: 48-49) bahwa,

Tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan

yaitu:

1) Kognitif terdiri enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

2) Ranah afektif terdiri lima perilaku yaitu: penerimaan,

partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan.

3) Ranah psikomotor, terdiri tujuh perilaku yaitu: persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,

tujuan kegiatan belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

yang lebih baik dari sebelumnya. Ketiga aspek tersebut merupakan satu

kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang

diakatakan telah belajar apabila terjadi perubahan yang lebih baik dari

sebelumnya baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Unsur-Unsur dan Prinsip Belajar

Dalam kegaitan belajar banyak unsur yang terlibat di dalamnya dan

harus dipahami oleh guru dan siswa. M. Sobry Sutikno (2013: 5)

menyatakan, “Ada tujuah unsur utama dalam proses belajar, yaitu: (1)

tujuan, (2) kesiapan, (3) situasi, (4) interprestasi, (5) respons, (6)

konsekuensi dan (7) reaksi terhadap kegagalan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ada tujuh hal yang harus

dipahami dalam kegiatan belajar. Belajar dimulai karena adanya tujuan

yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu

kebutuhan. Untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik, siswa harus

memiliki kesiapan fisik dan psikis. Kesiapan yang berupa kematangan

untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan

kecakapan-kecakapan yang mendasar. Dalam kegiatan belajar harus dalam

situasi yang kondusif, baik tempat, lingkungan sekitarnya, alat dan bahan

yang dipelajari, orang-orang yang terlibat dalam kegiatan belajar dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

26

kondisi siswa yang belajar. Interprestasi berkaitan dengan melihat

hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna

hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan

pencapaian tujuan dari belajar. Respon berkaitan dengan hasil dari

interprestasi apakah siswa mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan

yang diinginkan. Dari hasil tersebut siswa dapat memberikan responnya

sesuai dengan hasil yang diperolehnya. Perlu dipahamkan kepada siswa

bahwa, setiap usaha atau belajar akan memiliki konsekuensi, baik itu

keberhasilan maupun kegagalan. Oleh karena itu, siswa harus diberi

semangat untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan

kegagalan dari belajar akan menuai reaksi dari siswa. Reaksi ini dapat

bersifat positif maupun negatif. Reaksi negatif di antaranya: sedih,

kecewa, semangat belajar menurun, frustasi dan lain sebagainya. Reaksi

positif di antaranya: dapat membangkitkan semangat belajar yang lebih

tinggi agar tidak terulang lagi kegagalan, bahkan lebih optimis untuk

memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Hal yang tak kalah pentingnya agar belajar diperoleh hasil belajar

yang maksimal harus didasarkan prinsip-prinsip belajar yang tepat. Lebih

lanjut M. Sobry Sutikno (2013: 7) menyatakan:

Delapan (8) prinsip belajar yang harus diketahui yaitu:

1) Belajar harus memiliki pengalaman dasar.

2) Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah.

3) Belajar memerlukan situasi yang problematis.

4) Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang keras dan tidak

mudah putus asa.

5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan serta dorongan.

6) Belajar memerlukan latihan.

7) Belajar memerlukan metode yang tepat.

8) Belajar memebutuhkan waktu dan tempat yang tepat.

Prinsip-prinsip belajar tersebut mengandung makna bahwa, belajar

akan mudah dilakukan jika sebelumnya memiliki pengalaman terlebih

dahulu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Tujuan merupakan sasaran

khusus yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu,

dalam kegiatan belajar harus dirumuskan dengan jelas tujuan dan arahnya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

27

yang hendak dicapai. Dalam kegiatan belajar pasti muncul situasi yang

problematis yang dapat membantu membangkitkan motivasi belajar.

Diharapkan semakin sukar problem yang dihapadi siswa, maka akan

semakin keras berusaha dan berfikir untuk memecahkannya. Dalam

kegiatan belajar seseorang harus memiliki tekat dan kemauan yang keras

untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Tanpa tekat dan kemauan

yang keras, maka sia-sia dari belajar yang telah dilakukan. Bimbingan dan

arahan serta dorongan sangat penting dalam kegiatan belajar. Karena siswa

yang belajar pasti mengalami kesulitan, sehingga sangat dibutuhkan

bimbingan, arahan serta dorongan yang baik agar siswa memahami dan

menguasai dari kegiatan belajar yang dilakukan. Memberikan latihan

secara terus menerus dan berulang-ulang sangat penting dalam kegiatan

belajar. Melalui latihan yang rutin, maka dapat membantu menguasai

materi yang dipelajari, bahkan dapat mengurangi kelupaan dan

memperkuat daya ingat. Metode belajar memegang peran penting untuk

memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dalam menggunakan metode

belajar harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan siswa yang belajar

agar metode yang digunakan efektif untuk menguasai materi yang

dipelajari. Waktu dan tempat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

hasil belajar. Dalam kegiatan belajar, waktu harus dimanfaatkan seefektif

mungkin untuk menguasai materi pelajaran. Sedangkan tempat belajar

harus dalam kondisi yang nyaman dan kondusif. Tempat belajar yang

nyaman dan kondusif menjadikan kegiatan belajar berjalan dengan baik

dan akan membantu pencapaian hasil belajar lebih optimal.

d. Tujuan Belajar

Kegiatan belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas

belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu siswa dan guru.

Dari segi siswa, belajar merupakan suatu proses internal yaitu, seluruh

mental yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan

dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

28

tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut dapat dilihat dari

perilaku atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa. Perilaku

belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindakan pembelajaran

dari guru. Menurut Gagne (1985) yang dikutip M. Sobry Sutikno (2013: 6)

bahwa:

Ada lima macam tujuan atau hasil belajar yaitu:

1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang

mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip dan

pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui

materi yang disajikan oleh guru di sekolah.

2) Startegi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal

masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan

berpikir.

3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan

sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-

informasi yang relevan.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan

dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan

dengan otot.

5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi

tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-

kepercayaan serta faktor intelektual.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ada lima aspek yang harus

dicapai dalam kegiatan belajar. Aspek pertama dari hasil belajar yaitu

keterampilan intelektual atau prosedural. Keterampilan intlektual

mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip pemecahan masalah. Hal-

hal dalam keterampilan intelektual diperoleh melalui materi yang

disampaikan oleh guru. Aspek yang kedua tujuan atau hasil belajar yaitu

aspek strategi kognitif. Hal ini artinya, kemampuan kognitif merupakan

sebuah bentuk kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah

baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, mengingat dan berpikir. Aspek informasi verbal berkaitan

dengan kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan jalan mengatur

informasi yang relevan. Aspek psikomotorik merupakan kemampuan

untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

29

berhubungan dengan otot. Sedangkan aspek sikap berhubungan dengan

kemampuan internal yang mempengaruhi tingkat laku seseorang yang

dilandasi emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.

Berdasarkan dengan tujuan dan hasil belajar, aspek yang

dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu aspek afektif, kognitif

dan psikomotirik. Ketiga aspek tersebut merupakan komponen yang saling

berkaitan dan harus dikembangkan agtau dikuasai siswa sesuai dengan

materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dapat dikatakan bahwa, siswa

dikatakan tuntas pada salah satu materi pelajaran jika nilai yang dicapai

dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik minimal sama atau lebih dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

4. Mengajar

a. Hakikat Mengajar

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu aktivitas atau perbuatan

yang dilakukan oleh seorang guru. Dari kegiatan mengajar tersebut tentu

ada siswa yang belajar. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks.

Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada

siswa, tetapi juga berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar

sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus

mempersiapakan bahan yang akan disajikan kepada siswa. Upaya yang

dilakukan guru tersebut agar tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai.

Berkaitan dengan mengajar Husdarta & Yudha M. Saputra (2000: 3)

menyatakan, “Mengajar adalah upaya guru dalam memberikan

rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

terjadi proses belajar. Arah yang akan dituju dalam proses belajar adalah

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan guru dan diketahui oleh

siswa”. Menurut Nana Sudjana (2005: 29) bahwa, “Mengajar pada

hakikatnya adalah suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

30

mendorong siswa melakukan proses belajar”. Hal senada dikemukakan

Jamil Suprihatininrum (2013: 60) mengajar dapat dilihat dari tiga sudut

pandang yaitu:

1) Secara Kuantitatif: mengajar berarti the transmission of

knowledge, yaitu penularan/pemindahan pengetahuan dari guru

kepada siswa.

2) Secara Kualitatif: sebagai the fasilitation of learning, yaitu

upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Guru

berperan memfasilitasi siswa untuk aktif belajar dan

menciptakan situasi dan kondisi yang mendukungterciptanya

kegiatan belajar oleh siswa.

3) Secara Instutisional: mengajar berarti the efficient orchestration

of teaching skill, yaitu penataan segala kemampuan mengajar

secara efisien. Guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasi

berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang

berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.

Berdasarkan pengertian mengajar yang dikemukakan dua ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, mengajar merupakan suatu kegiatan

yang kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling

berkaitan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meningkatkan

pengetahuan atau keterampilan siswa menjadi lebih baik.

b. Tahapan-Tahapan Mengajar

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru

yang di dalamnya terdapat beberapa tahapan. Menurut Jamil

Suprihatiningrum (2013 : 62) menggambarkan tahapan-tahapan mengajar

sebagai berikut:

Gambar 11. Tahapan-Tahapan Mengajar

(Sumber: Jamil Suprihatiningrum, 2013: 62)

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tahapan

mengajar secara prinsip ada empat (4) tahapan, yaitu: prainstruksional,

Prainstruksional

Instruksional

Assessment

Follow-up

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

31

instruksional, assessment dan follow-up. Tahapan-tahapan mengajar

dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Prainstruksional

Prainstruksional merupakan tahap persiapan sebelum mengajar

dimulai. Beberapa hal yang harus dilakukan guru sebelum memulai

mengajar sebagai berikut:

a) Memeriksa kehadiran siswa. Kehadiran siswa dicatat pada buku

kehadiran, sekaligus mengecek kesiapan siswa.

b) Mengecek kondisi kelas. Kondisi kelas dicek baik, meja, kursi dan

kebersihan kelas.

c) Mengecek peralatan yang tersedia. Misalnya papan tulis, OHP,

LCD, proyektor dan peralatan penunjang lainnya.

d) Mengadakan apresepsi. Apresepsi merupakan kegiatan awal yang

berguna untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi

atau pun memberikan pengantar tentang materi yang akan

diberikan.

e) Mengadakan pretest/tes diagnostik. Untuk mengecek pengetahuan

awal siswa dengan pasti, guru dapat mengadakan pretest atau tes

diagnostik. Pretest atau tes diagnostik dapat dilangsungkan ketika

awal masuk materi baru. Hasil pretest atau tes diagnostik dapat

digunakan sebagai landasan dalam menentukan strategi dan metode

pembelajaran yang akan digunakan.

2) Instruksional (saat mengajar)

Instruksional atau saat mengajar ada suatu kegiatan utama pada

tahap instruksional yaitu:

a) Inti mengajar. Berupa penyampaian materi dengan berbagai

macam strategi pembelajaran. Guru melaksanakan desain

pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

32

b) Membuat kesimpulan. Guru dan siswa bersama-sama membuat

kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

3) Assesment

Assesment dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa

tentang materi yang telah dipelajari. Macam-macam assesment yang

dapat dilakukan antara lain: kuis, postest, ulangan harian dan ulangan

blok.

4) Follow Up (tindak lanjut)

Follow up dilakukan berdasarkan assesment yang telah

dilakukan. Ada dua hal dalam kegiatan follow up yiatu:

1) Siswa yang telah tuntas materi yang dipelajari dapat diberikan

materi pengayaan (enrichment)

2) Siswa yang belum tuntas dapat diberikan perbaikan (remidial).

3) Bentuk tindak lanjut antara lain: diskusi kelompok informal,

penyusunan ikhtisar, pemberian PR dan lain-lain.

b. Kompetensi yang Harus Dimiliki Seorang Guru Penjaskes

Guru mempunyai tugas yang kompleks, tidak hanya sekedar

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Untuk itu, seorang guru

harus mengembangkan profesinya. Mengembangkan profesi guru pada

dasarnya merupakan tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai,

menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab

profesinya. Seorang guru dituntut agar selalu meningkatkan

pengetahuannya, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya.

Seorang guru harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi,

khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pada masyarakat

pada umumnya. Guru harus dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam pelaksanaan pengajaran sesuai

dengan tuntutan perkembangan jaman. Rusli Lutan, Rusli Ibrahim, Adang

Suherman & Yudha M. Saputra, (2002: 68-69) menyatakan:

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

33

Berdasarkan tinjauan literatur dalam pendidikan jasmani sekurang-

kurangnya terdapat 5 kompetensi guru pendidikan jasmani yaitu:

1) Pemahaman dan pengahayatan etika dan tindakan moral yang

melandasi profesi dalam pendidikan jasmani, utamanya dalam

pemberian perlakuan (misalnya, memberikan instruksi,

mengoreksi dan lain-lain) yang dapat dipertanggungjawabkan

secara etik, termasuk nilai-nilai agama.

2) Penguasaan keterampilan gerak dan atau dasar-dasar

keterampilan beberapa cabang olahraga, termasuk pengetahuan

yang berkaitan dengan cabang atau aktivitas jasmani yang

bersangkutan (misalnya, peraturan dan ketentuan khusus dalam

cabang olahraga).

3) Penguasaan konsep dan teori dalam beberapa subdisiplin ilmu

keolahragaan yang bersifat integrative, sebagai landasan ilmiah

pendidikan jasmani dan olahraga guna memfasilitasi proses

pembelajaran, terutama disesuaikan dengan asas pentahapan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

4) Kompetensi dalam menerapkan kurikulum dalam konteks

metode dan strategi umum atau khusus dalam pembelajaran,

termasuk kompetensi dalam melaksanakan asesmen hasil

belajar.

5) Kompetensi sosial yang melibatkan keterampilan sosial, seperti

kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan

kerjasama dalam tim.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kompetensi

yang harus dimiliki seorang guru Penjasorkes cukup kompleks, baik secara

umum maupun secara spesifik sebagai guru pendidikan jasmani. Seorang

guru yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang studinya, maka akan

mampu bekerja secara maksimal. Kinerjanya menjadi lebih baik, karena

mengetahui dan menguasainya tugas dan tanggungjawab yang harus

dilakukan sesuai dengan bidangnya. Pendapat lain dikemuakakn Nana

Sudjana (2005: 19) bahwa,

Kompetensi yang banyak berhubungan dengan usaha

meningkatkan proses dan hasil belajar dikelompokkan ke dalam

empat kemampuan yaitu: (1) Merencanakan program belajar

mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin, (3) menilai kemajuan

proses belajar mengajar, (4) menguasai bahan pelajaran dalam

pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang

dipegangnya/dibinannya.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

34

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, proses dan hasil belajar

dapat ditingkatkan seorang guru Penjaskes harus memiliki kemampuan

merencanakan program pembelajaran, melaksanakan dan memimpin,

menilai kemajuan proses belajar mengajar dan menguasai bahan pelajaran

yang diajarkan. Seorang guru yang memiliki keempat kompetensi tersebut,

maka akan mampu mengajar dengan baik dan akan dicapai hasil belajar

yang optimal. Namun sebaliknya seorang guru Penjaskes yang tidak

memiliki kompetensi dibidangnya, maka tidak mungkin dicapai hasil

belajar yang optimal.

c. Karakteristik Keberhasilan Pengajaran

Tujuan pembelajaran merupakan target yang ditetapkan oleh guru

dan harus dicapai siswa. Tujuan pembelajaran telah ditetapkan oleh guru

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk mencapai tujuan

pembelajaran, seorang guru telah merancang pelaksanaan pembelajaran

sebaik mungkin agar materi yang disampaikan dapat diserap dan dikuasai

oleh siswa. M. Sobry Sutikno (2013: 161) menyatakan:

Keberhasilan pembelajaran apabila diikuti ciri-ciri sebagai berikut:

1) Daya serap terhadap bahan pembelajaran mencapai prestasi

tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah

dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.

3) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial

mengantarkan materi tahap berikutnya.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri dari keberhasilan

pengajaran yaitu: daya serap terhadap materi pelajaran mencapai prestasi

yang tinggi, baik secara individu atau kelompok. Perilaku yang

dikembangkan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan

memperoleh nilai yang tinggi baik secara individu atau kelompok.

Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial untuk

mengantarkan pada materi berikutnya.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

35

5. Gaya Mengajar

a. Hakikat Gaya Mengajar

Bagaimanakah gaya mengajar guru yang terbaik dan ideal agar

tujuan mengajar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.

Masalahnya gaya mengajar bukan tentang bagaimana gaya mengajar guru

yang paling baik, melainkan mengenai gaya mengajar guru yang tepat dan

sesuai. Gaya mengajar yang sesuai maksudnya yaitu, sesuai dengan

dengan karakteristik siswa dan sesuai dengan kebutuhan pengajaran.

Gaya mengajar muncul dari gagasan Muska Mosston pada tahun

1966. Berkaitan dengan gaya mengajar, Muhamad Ali (2004: 57)

menyatakan, “Gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru

mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran, sesuai dengan

pandangannya sendiri. Di samping itu landasan psikologis, terutama teori

belajar yang dipegang serta kurikulum yang dilaksanakan juga turut

mewarnai gaya mengajar guru yang bersangkutan”. Menurut Muska

Mosston yang dikutip Adang Suherman & Agus Mahendra (2001: 149)

bahwa, “Guru dan siswa dapat saling tawar menawar dalam memperoleh

kesempatan. Dalam memperoleh kesempatan dalam perihal perencanaan,

pelaksanaannya. Dalam istilah lain disebutkan setting pre impact, impact

set dan post impact”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam

gaya mengajar ada tiga hal yang menjadi pokok dalam pengajaran, yaitu

setting pre impact, impact set dan post impact. Dalam gaya mengajar

siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam kegiatan

pembelajaran. Lebih Lanjut Adang Suherman & Agus Mahendra (2001:

150) menjelaskan ketiga hal pokok dalam mengajar sebagai berikut:

1) Pre impact set, mencakup semua keputusan yang harus dibuat

sebelum terjadinya tatap muka antara guru dengan siswa.

Keputusan dalam setting ini mencakup tugas gerak yang harus

dipelajari, waktu, pengorganisasian, alat, tempat

berlangsungnya gerak, kriteria keberhasilan serta prosedur dan

materi penilaian. Keputusan ini menegaskan tentang maksud.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

36

2) Impact set, meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan

dengan pelaksanaan maksud di atas, atau hal-hal yang

diputuskan pada tahap pra impact set. Keputusan dalam tahap

ini menentukan aksi.

3) Post impact set, memasukkan keputusan-keputusan yang

berhubungan dengan penilaian penampilan atau pelaksanaan

tugas pada masa impact set serta kesesuaian antara maksud dan

aksi. Pemberian koreksi dan umpan balik serta penilaian,

termasuk pada setting ini.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam gaya

mengajar, baik guru maupun siswa memiliki membuat keputusan dalam

setiap setting pembelajaran. Srijono Brotosuryo, Sunardi dan M. Furqon

(1994: 250) menyatakan, “Gaya mengajar didefinisikan dengan keputusan-

keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh siswa di dalam episode

atau peristiwa belajar yang diberikan”. Menurut Husdarta & Yudah M.

Saputra (2000: 21) bahwa, “Gaya mengajar merupakan interaksi yang

dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar

materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, gaya

mengajar pada dasarnya merupakan seperangkat keputusan yang diambil

dalam pelaksanaan proses pengajaran. Baik guru maupun siswa memiliki

kemungkinan untuk membuat keputusan dalam proses pengajaran.

Perbedaan antara satu gaya dengan gaya lainnya ditentukan oleh besarnya

pengalihan keputusan dari guru kepada siswanya. Pada sisi lain dapat

dilihat gaya mengajar yang semua keputusannya dibuat oleh guru, tetapi

ada juga gaya mengajar siswa juga dapat mengambil keputusan.

Kecenderungan yang terjadi dalam proses pengajaran adanya kesadaran

bahwa pengajaran sebaiknya jangan terlalu didominasi oleh keputusan

guru. Tetapi harus secara proporsional memberikan kesempatan kepada

siswa dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian pelaksanaannya.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

37

b. Macam-Macam Gaya Mengajar Penjaskes

Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus memiliki

perbendahaan gaya mengajar, agar materi yang akan disampaikan dapat

dipilih gaya mengajar yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang optimal.

Menurut Muka Mosston yang dikutip Adang Suherman & Agus Mahendra

(2001: 150) gaya mengajar pendidikan jasmani sebagai berikut:

1) Gaya mengajar komando (commando style) yaitu, semua

keputusan dikontrol guru. Murid hanya melakukan apa yang

diperintahkan guru.

2) Gaya latihan (practice style) yaitu, gurtu memberikan beberapa

tugas, siswa menentukan dimana, kapan, bagaimana dan tugas

mana yang akan dilakukan pertama kali. Guru memberi umpan

balik.

3) Gaya berbalasan (reciprocal style) yaitu, satu siswa menjadi

perilaku, satu siswa lain menjadi pengamat dan memberikan

umpan balik. Setelah itu bergantian.

4) Gaya menilai diri sendiri (self check style) yaitu, siswa diberi

petunjuk untuk bisa menilai penampilan dirinya sendiri. Pada

saat latihan siswa berusaha menentukan kekurangan dirinya

dan mencoba memperbaikinya.

5) Gaya partisipatif atau inklusi (inclusion style) yaitu, guru

menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau

kriteria yang berbeda tingkat kesulitannya dan siswa diberi

keleluasan untuk menentukan tingkat tugas mana yang sesuai

dengan kemampuannya. Dengan begitu setiap anak akan

merasa berhasil dan tidak ada yang merasa tidak mampu.

6) Gaya penemuan terbimbing (guided discovery) yaitu, guru

membimbing siswa ke arah jawaban yang benar melalui

serangkaian tugas atau permasalahan yang dirancang guru.

Guru setiap kali meluruskan atau memberikan petunjuk untuk

mengarahkan anak pada penemuan itu.

7) Gaya pemecahan masalah (problem solving) yaitu, guru

menyediakan satu tugas atau permasalahan yang akan

mengarahkan siswa pada jawaban yang bisa diterima untuk

memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, jawaban atau

pemecahan masalah yang diajukan siswa bersifat jamak.

8) Gaya yang dirancang siswa/inisiatif siswa (learner designed

program/learner initeated/self teaching yaitu, siswa mulai

mengambil tanggungjawab untuk apa pun yang akan dipelajari

serta bagaimana hal itu akan dipelajari.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gaya mengajar Penjaskes

terdiri dari delapan (8) macam, yaitu: gaya mengajar komando

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

38

(commando style), gaya mengajar latihan (practice style), gaya berbalasan

(reciprocal style), gaya menilai diri sendiri (self check style), gaya

partisipasi atau inklusi (inclusion style), gaya penemuan terbimbing

(guided discovery), gaya pemecahan masalah (problem solving) dan gaya

yang dirancang siswa(learner designed program/learner initeated/self

teaching). Ke delapan gaya mengajar Penjaskes tersebut penting untuk

diperhatikan dan dikuasai seorang guru Penjaskes dalam proses

pembelajaran. Seorang guru Penjaskes dapat mengkombinasikan antara

gaya yang satu dengan gaya lainnya menurut kebutuhannya. Karena tidak

ada satu gaya mengajar yang dianggap paling berhasil karena bergantung

pada situasi. Rusli Lutan (2000: 30) menyatakan, “Alasan digunakannya

beberapa macam gaya mengajar dalam proses pembelajaran yaitu, “(1)

untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang mengajarkan siswa

untuk belajar, (2) agar guru dan siswa sama-sama termotivasi dan giat

melaksanakan tugas masing-masing”.

Mengkombinasikan antara gaya mengajar satu dengan gaya

mengajar lainnya pada dasarnya bertujuan untuk mendorong terciptanya

suasana belajar yang kondusif. Selain itu, antara guru dan siswa

termotivasi untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Proses belajar

mengajar yang kondusif dan masing-masing mampu melaksanakan

tugasnya dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Tetapi tidak menutup kemungkinan dalam kegiatan pembelajaran hanya

dengan menggunakan satu macam gaya mengajar saja.

c. Susunan Spektrum Gaya Mengajar dalam Penjasorkes

Menurut Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyowati & Budhi

Satyawan (2011: 8) bahwa, “Spektrum gaya mengajar adalah suatu

konsepsi teoritis, sekaligus suatu rancangan operasional mengenai

alternatif atau kemungkinan dari suatu gaya mengajar. Spektrum tersebut

menggambarkan adanya suatu pergeseran atau penyebaran peran guru dan

siswa kaitannya dengan pencapaian tujuan pembelajaran”.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

39

Pendapat tersebut menunjukkan bawa, penerapan gaya mengajar

sangat berpengaruh terhadap peran guru maupun siswa. Hal ini artinya,

dalam penerapan gaya mengajar akan terjadi pergeseran antara peran guru

dan peran siswa bergantung berdasarkan gaya mengajar yang digunakan

saat pembelajaran. Menurut Mosston (1991) yang dikutip Agus

Kristiyanto dkk., (2011: 8) menggambarkan spektrum gaya mengajar

sebagai berikut:

Theoretical limits

Minimum Maksimum

The target: An independent

individual

A B C D E F G H

Style

Gambar 12. Spektrum Gaya Mengajar dan Pergeseran Peran Guru-Siswa

(Sumber: Agus Krsitiyanto dkk., 2011:8)

Berdasarkan spektrum gaya mengajar model Mosston tersebut

menunjukkan bahwa, gaya mengajar tersusun dalam dua kelompok yaitu:

gaya A – E dan gaya F – H. Kedua kelompok tersebut berbeda dalam

perilaku guru, perilaku siswa dan sasaran. Gaya A – E berhubungan

dengan penampilan kegiatan yang telah dikenal, sedangkan gaya F – H

lebih menekankan pada eksplorasi aktivitas-aktivitas baru.

Termasuk dalam kelompok gaya A – E yaitu: (1) gaya A atau

komando, (2) gaya B atau latihan, (3) gaya C atau resiprokal, (4) gaya D

atau self check dan (5) gaya E atau gaya cakupan/inklusi. Sedangkan yang

termasuk dalam kelompok gaya mengajar F – H yaitu: (1) gaya F atau

penemuan terpimpin, (2) gaya G atau divergen dan g(3) gaya H atau going

beyond.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

40

6. Pembelajaran Lay Up Shoot Bola Basket dengan Gaya Mengajar Inklusi

a. Pengertian Gaya Inklusi

Gaya mengajar inklusi atau partisipasi (inclusion style) merupakan

gaya mengajar dengan rancangan kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh

guru dari tingkatan mudah atau sederhana hingga pada tingkatan yang sulit

dan siswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya. Srijono

Brotosuryo, Sunardi dan M. Furqon (1994: 278) bahwa, “Gaya mengajar

inklusi (cakupan) yaitu memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Gaya

inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda dan dalam gaya ini siswa

didorong untuk menentukan tingkat penampilannya”. Menurut Adang

Suherman & Agus Mahendra (2001: 151) bahwa,

Gaya inklusi (inclusion style) yaitu, guru menentukan tugas

pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda

tingkat kesulitannya dan siswa diberi keleluasan untuk menentukan

tingkat tugas mana yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan

begitu setiap anak akan merasa berhasil dan tidak ada yang merasa

tidak mampu.

Mengenai gaya mengajar inklusi hal senada juga diungkapkan

oleh Agus Kristiyanto, Hanik Liskustyawati & Budhi Satyawan (2011: 11)

menyatakan,

Karakteristik gaya mengajar inklusi (cakupan) yaitu:

1) Tugas yang diberikan kepada siswa berbeda-beda, karena pada

hakikatnya setiap individu memiliki perbedaan kemampuan

dalam melaksanakan tugas. Gaya ini memberikan kesempatan

individu untuk memulai dari tingkat kemampuannya sendiri.

2) Guru diharuskan merancang tugas dalam berbagai tingkat

kesulitan yang disesuaikan dengan perbedaan individu.

Rancangan tugas juga harus memungkinkan siswa bergerak

dari tugas yang mudah ke tugas yang sulit.

Berdasarkan pengertian gaya mengajar inklusi yang dikemukakan

tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, gaya mengajar inklusi

merupakan bentuk pengajaran dengan merancang kegiatan-kegiatan

pembelajaran dari tingkat yang paling mudah hingga pada tingkat yang

lebih sulit. Dari rancangan pengajaran yang telah dibuat oleh guru siswa

diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

41

kemampuannya masing-masing. Seperti dikemukakan Husdarta & Yudha

M. Saputra (2000: 30) menyatakan, “Tujuan gaya mengajar inklusi adalah

untuk membelajarkan siswa pada level kemampuan masing-masing”.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lay Up Shoot Bola Basket dengan Gaya

Mengajar Inklusi

Gaya mengajar inklusi merupakan bentuk pembelajaran dengan

merancang kegiatan pembelajaran dari tingkat yang paling mudah hingga

pada tingkat paling sulit. Dari rangcangan pengajaran yang telah dibuat

oleh guru, siswa diberi kebebasan untuk melaksanakan tugas pembelajaran

sesuai dengan kemampuannya masing-masing siswa. Jika pada tahapan

sebelumnya telah dikuasai, kemudian dilanjutkan pada tingkatan

selanjutnya.

Berdasarkan karakteristik dari gaya mengajar inklusi, pelaksanaan

pembelajaran lay up shoot bola basket yaitu, guru merancang bentuk

pembelajaran lay up shoot kanan dan kiri dari tingkat paling mudah hingga

pada tingkat yang sulit. Rancangan pembelajaran lay up shoot bola basket

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Rancangan tingkat mudah yaitu, pembelajaran langkah lay up

menggunakan tanda lingkaran dari kapur diawali berjalan, kemudian

langkah lay up baik dari kanan atau kiri.

2) Rancangan tingkat sedang yaitu, pembelajaran langkah lay up

menggunakan tanda lingkaran dari kapur diawali dribbling langkah

lay up dan melepaskan bola dengan meluruskan lengan yang

memegang bola tanpa ring basket.

3) Rancangan tingkat sulit yaitu, pembelajaran lay up shoot sebenarnya,

tanpa menggunakan tanda.

Berdasarkan rancangan pembelajaran lay up shoot bola basket dari

tingkat mudah, sedang dan sulit yang telah dibuat oleh guru, selanjutnya

guru menjelaskan dan memberikan contoh dari masing-masing rancangan

pembelajaran yang telah dibuat. Setelah siswa paham, selanjutnya diberi

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

42

kebebasan untuk memilih dan melaksanakan tugas pembelajaran sesuai

kemampuannya masing-masing, tetapi guru Penjaskes juga dapat

mengarahkan siswa untuk melakukan rancangan pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan siswa. Jika pada tingkatan rancangan pertama telah

dikuasai, dilanjutkan pada rancangan kedua. Jika siswa langusng memilih

pada rancangan yang sulit dan tidak berhasil (gagal terus), maka harus

melalui rancangan pembelajaran yang mudah terlebih dahulu. Berikut ini

disajikan ilustrasi pembelajaran lay up shoot bola basket dengan gaya

mengajar inklusi sebagai berikut:

1) Rancangan mudah, pembelajaran langkah lay up menggunakan tanda

lingkaran dari kapur tanpa menggunakan bola diawali berjalan

Berjalan – langkah panjang kaki kanan – langkah pendek kaki kiri - lompat kaki kanan sambil

meluruskan tangan ke atas seolah-olah melepaskan bola

2) Rancangan sedang, pembelajaran langkah lay up diawali dribbling

menggunakan tanda lingkaran dari kapur dilanjutkan melepaskan bola

tanpa ring basket

Dribbling – langkah panjang kaki kanan– langkah pendek kaki kiri - lompat kaki kanan dengan

melepaskan bola dengan meluruskan tangan yang memgang bola

3) Rancangan sulit, lay up shoot sebenarnya diawali dribbling

Ketinggian ring 3.05 m

ka ki ka

Dribbling – langkah panjang kaki kanan – langkah pendek kaki kiri - lompat & memasukkan bola

ke ring basket sebenarnya

Gambar 13. Ilustrasi Rancangan Pembelajaran Lay Up Shoot Bola Basket dengan

Gaya Mengajar Inklusi

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

43

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lay Up Shoot Bola Basket

dengan Gaya Inklusi

Karakteristik gaya mengajar inklusi yaitu merancang tugas

pembelajaran dari yang mudah hingga yang sulit. Dari rancangan tugas

pembelajaran yang dibuat oleh guru, siswa dapat memilih tugas

pembelajaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Berdasarkan

karakteristik gaya mengajar inklusi dapat diidentifikasi kelebihan dan

kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lay up shoot bola basket dengan

gaya mengajar inklusi antara lain:

1) Siswa dapat menentukan dan memilih tugas pembelajaran sesuai

dengan kemampuannya sendiri-sendiri.

2) Siswa dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik, karena

sesuai kemampuannya.

3) Belajar tahap demi tahap mempunyai dampak yang lebih baik, sehingga

akan memberi kemudahan untuk mempelajari tugas gerak yang lebih

sulit.

4) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena merasa tertantang

dengan tugas ajar yang semakin sukar atau rumit.

5) Dapat meningkatkan persaingan yang sehat antar siswa, sehingga

proses belajar lebih kondusif.

Kelemahan pembelajaran lay up shoot bola basket dengan gaya

mengajar inklusi antara lain:

1) Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam pembelajaran, karena

tahapan sebelumnya harus dikuasai sebelum meningkat pada tahap

berikutnya.

2) Waktu yang dibutuhkan lebih lama, apabila pada tahap sebelumnya

siswa belum menguasai dengan baik.

3) Kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda-beda, siswa yang

terampil akan semakin berkembang, sedangkan yang kemampuannya

rendah peningkatan kemampuan lay up shoot agak lambat.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

44

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat

skema kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 14. Bagan Konseptual Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka konseptual kerangka berpikir yang digambarkan di

atas menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran lay up shoot bola basket banyak

kesulitan atau permasalahan yang dihadapi siswa. Dari kesulitan yang dihadapi

dalam pembelajaran lay up shoot bola basket, mengakibatkan hasil lay up shoot

bola basket tidak optimal.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran lay up shoot bola

basket antara lain: tidak dapat melakukan langkah lay up (walking), saat

melepaskan bola tangan kurang lurus, lompatan kurang maksimal. Kesulitan

dalam pembelajaran lay up shoot bola basket harus ditelusuri faktor penyebabnya

dan dicarikan solusi yang tepat. Karena permasalahan pembelajaran lay up shoot

bola basket berbeda-beda, maka dalam merancang pembelajaran lay up shoot bola

Masalah dalam

pembelajaran lay up shoot

bola basket

Kondisi Awal

Penerapan gaya mengajar

inklusi dalam pembelajaran

lay up shoot bola basket

Tindakan

Kondisi Akhir

Akibatnya ke Siswa

Melalui penerapan gaya

mengajar inklusi dapat

meningkatkan hasil belajar lay

up shoot bola basket

Siklus pembelajaran lay up

shoot bola basket

Siklus I:

1. Tingkatan mudah 2. Tingkatan sedang 3. Tingkatan sulit

Siklus II:

1. Tingkatan mudah 2. Tingkatan sedang 3. Tingkatan sulit

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

45

basket disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi siswa. Untuk merancang

pembelajaran lay up shoot bola basket yang berbeda-beda dari tingkatan paling

mudah, sedang dan sulit dapat diterapkan gaya mengajar inklusi.

Gaya mengajar inklusi merupakan bentuk pembelajaran dengan

merancang kegiatan pembelajaran dari yang paling mudah hingga pada tingkatan

yang sulit. Rancangan pembelajaran lay up shoot bola basket dengan gaya

mengajar inklusi antara lain: rancangan mudah, pembelajaran langkah lay up

menggunakan tanda lingkaran dari kapur tanpa menggunakan bola diawali

berjalan.Rancangan sedang, pembelajaran langkah lay up diawali dribbling

menggunakan tanda lingkaran dari kapur dilanjutkan melepaskan bola tanpa ring

basket. Rancangan sulit, lay up shoot sebenarnya diawali dribbling. Dari

rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru siswa diberi kebebasan untuk

melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Jika rancangan sebelumnya telah dikuasai, kemudian dilanjutkan pada rancangan

berikutnya hingga pada rancangan terakhir atau rancangan yang paling sulit.

Berdasarkan karakteristik gaya mengajar inklusi tersebut, gaya mengajar

ini memberikan kemudahan bagi siswa. Karena siswa melaksanakan tugas

pembelajaran sesuai kemampuannya, sehingga tidak merasa kesulitan. Selain itu,

belajar keterampilan (lay up shoot bola basket) yang dilakukan secara bertahap

akan memberi kontribusi terhadap peningkatan hasil belajar lay up shoot bola

basket lebih optimal.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Permainan Bola Basket · Permainan Bola Basket Permainan bola basket ditemukan pada bulan Desember 1981 oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah

46