BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik...

24
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a. Pengertian Mitigasi Mitigasi sangat umum dipakai dalam pencegahan bencana. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Pada penelitian ini, mitigasi difokuskan pada dampak limbah plastik melalui proses daur ulang menjadi bahan bakar alternatif. Menurut Rochman, (2013), we believe that if countries classified the most harmful plastics as hazardous, their environmental agencies would have the power to restore affected habitats and prevent more dangerous debris from accumulating. Kami percaya bahwa jika negara- negara mengklasifikasikan plastik yang paling berbahaya, lembaga lingkungan akan memilikikekuatan untuk mengembalikan habitatyang terkena dampak dan mencegahpuing-puing yang lebih berbahaya dari terakumulasi. Sehingga dapat didefinisikan mitigasi dalam penelitian ini adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko dampak limbah plastik, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi dampak limbah plastik tersebut. b. Daur Ulang Sampah Plastik Energy consumption and generation, reduction of landfill volume,and various benefits for proposing the appropriateselection by scenario analyses for representative Vietnam’s cities. Nguyen (2013). With a growing demand for natural resources, environmental pressures onecosystems worldwide are increasing Phillip Nuss (2012).

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik

a. Pengertian Mitigasi

Mitigasi sangat umum dipakai dalam pencegahan bencana. Mitigasi

bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21

Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Pada

penelitian ini, mitigasi difokuskan pada dampak limbah plastik melalui

proses daur ulang menjadi bahan bakar alternatif.

Menurut Rochman, (2013), we believe that if countries classified

the most harmful plastics as hazardous, their environmental agencies

would have the power to restore affected habitats and prevent more

dangerous debris from accumulating. Kami percaya bahwa jika negara-

negara mengklasifikasikan plastik yang paling berbahaya, lembaga

lingkungan akan memilikikekuatan untuk mengembalikan habitatyang

terkena dampak dan mencegahpuing-puing yang lebih berbahaya dari

terakumulasi.

Sehingga dapat didefinisikan mitigasi dalam penelitian ini adalah

serangkaian upaya untuk mengurangi risiko dampak limbah plastik, baik

melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi dampak limbah plastik tersebut.

b. Daur Ulang Sampah Plastik

Energy consumption and generation, reduction of landfill

volume,and various benefits for proposing the appropriateselection by

scenario analyses for representative Vietnam’s cities. Nguyen (2013).

With a growing demand for natural resources, environmental pressures

onecosystems worldwide are increasing Phillip Nuss (2012).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

8

The choice of waste management methods depends on several

factors including the waste stream, equipment capacity and

finance(Quartey, 2015). These methods are very costly, non eco-friendly

and most important of all create large amount of sludge(Saeed, 2010).

Terdapat metode yang sangat mahal, tidak ramah lingkungan dan paling

penting dari semua membuat sejumlah besar lumpur.

Plastics combust easily but incompletely. They produce copious

amounts of black smoke plus decomposition and volatilization products.

Salah satu upaya mitigasi limbah plastik adalah melalui proses daur

ulang sampah plastik. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan

untuk mengurangi volume sampah, tiga (3R) prinsip yang dapat

digunakan dalam menangani masalah sampah antara lain sebagai

berikut.

1) Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau

material yang kita pergunakan.

2) Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa

dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai

(disposable).

3) Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi

bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah.

Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah

banyak industri formal dan industri rumah tangga yang

memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan

memiliki nilai ekonomis. Selain itu menggunakan barang-barang

yang lebih ramah lingkungan, misalnya mengganti kantong keresek

dengan keranjang bila berbelanja, dan menghindari penggunaan

Styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa terdegradasi secara

alami (Arif Zulkifli, 2014).

Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan

karena tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan

kesuburan tanah. Menurut pendapat Rajkumar (2015) a large amount of

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

9

plastics that we use are becoming waste in no time. A high percentage of

the plastics being produced ends up in litter streams rather quickly and

does not serve long term needs. Most plastics used in India are in the

packaging sector. In fact, almost 52 per cent of all plastics is used in

packaging. Atau dengan terjemahan bebas Sejumlah besar plastik yang

kita gunakan menjadi limbah dalam waktu singkat. Persentase yang

tinggi dari plastik yang diproduksi berakhir di sungai secara cepat.

Sebagian besar plastik yang digunakan di India pada sektor

kemasan,bahkan hampir 52 persen dari semua plastik yang digunakan

dalam kemasan. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat

menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga bisa

menyebabkan banjir. Sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan

zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu zat karbon

monoksida, dioksin, furan, volatil dan zat-zat berbahaya lainnya.

Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau

mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan

bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang

sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi bahan

baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurang polusi,

kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan

proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah

padatyang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan

komponen utama dalam menajemen sampah modern (A.Guruh Permadi,

2011).

Sampah padat dapat didaur ulang dengan cara memisahkan,

mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi

barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga

menjadi bahan utama dalam proses daur ulang. Sampah dapat mencemari

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

10

lingkungan dan membahayakan kesehatan. Sampah juga menyebabkan

timbulnya banjir.

Menurut Adekunle (2014) The majority of municipal solid wastes

consists of biodegradable organic substances, plastics, glass, metals,

textiles and rubber materials but the composition and volume of the

wastes vary from one region to the other and also from one country to

another.Mayoritas limbah padat perkotaanterdiri dari zat organik,

plastik,kaca,logam, tekstil dan bahan karet tetapi komposisi danvolume

limbah bervariasi dari satu wilayahyang lain dan juga dari satu negara ke

Negara lain.

Pendaur ulangan sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam

beberapa cara, antara lain pendaur ulangan sampah secara manual dan

pendaur ulangan dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang

secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik,

kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya.

Pendaur ulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan

baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang,

tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.Sampah

memiliki jenis yang bermacam-macam, pengolahan terhadap sampah

juga bervariasi tergantung dari jenis sampah tersebut.

Pengolahan sampah dapat dilakukan secara manual dengan diolah

langsung oleh manusia, dan juga dapat diolah oleh pabrik. Sampah yang

diolah secara manual biasanya berbentuk kreasi dan produk yang diolah

dengan ide-ide kreatif. Sampah yang diolah oleh pabrik biasanya akan

menjadi produk yang sama seperti barang yang telah di daur ulang

sebelumnya.

Menurut Nurminah. M, (2002) empat jenis limbah plastik yang

populer dan laku di pasaran yaitu Poliethylene (PE), High Density

Polyethylene (HDPE), Polipropilena (PP), dan Asoi. Di Indonesia,

plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk

semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

11

ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun

1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk

membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di

Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk

pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat

dibandingkan bata yang umum dipakai (Abdul Syukur Alfauzi dan

Bambang Tjahjono, 2014)

Menurut Semiha (2015) Besides the use of plastic waste as

recycled material, a large amount of plastic wastes can be used in the

construction industry as well. Waste plastics are used in construction

industry as: dengan terjemahan Selain penggunaan sampah plastik

sebagai bahan daur ulang,sejumlah besar limbah plastik dapat digunakan

dalamindustri konstruksi. Limbah plastik juga yang digunakan

dalamindustri konstruksi sebagai.

1) Aggregate in lightweight concrete(Agregat dalam beton ringan)

2) Aggregate in asphalt concretes(Agregat dalam beton aspal)

3) Fiber reinforcement in concretes(penguatan serat dalam beton)

4) Synthetic aggregate or binder in concrete (by melting)(agregat sintetis

atau pengikat beton (olehpencairan)

5) Resin in polymer concretes(Resin di beton polimer )

6) Component in artificial particle boards (Komponen di papan partikel

buatan)

7) Plastic reinforcement in plasters(penguatan plastik di plester)

Pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar dari jenis plastik

Polipropilena (PP), High Density Polyethylene(HDPE), Poliethylene(PE)

dilakukan Kadir (2012) dengan pengamatan visual untuk mengetahui

jumlah bahan bakar yang dibutuhkan dan jumlah bahan bakar yang

dihasilkan dan potensi sampah plastik untuk menjadi bahan bakar cair.

Proses Recycle atau daur ulang dalam penelitian ini difokuskan pada

pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif melalui proses

pirolisis.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

12

b. Manfaat Daur Ulang Sampah

Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya,

karena dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat

diminimalisir. Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat

dimanfaatkan kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya

hanya sampah dapat berubah menjadi barang berguna. Pendaur ulangan

sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi di negara-

negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik pendaur ulangan sampah,

mereka menjadikan sampah tersebut sebagai bahan baku atas produk

benda-benda tertentu, hal ini jelas meningkatkan nilai ekonomi dari

benda yang bersangkutan. Pengelolaan sampah yang baik memberikan

dua manfaat penting yaitu: 1) menjaga kelestarian lingkungan, dan 2)

meningkatkan ekonomi (Achmad Serudji Hadi, 2001).

Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas benda

yang bersangkutan, sehingga menguntungkan masyarakat tertentu yang

mengelolanya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

13

2. Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu

empowerment, yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.

Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan

atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau

kurang beruntung (disadventaged).Pemberdayaan merupakan upaya

untuk membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan

memberi dorongan agar memiliki kemampuan/keberdayaan (Syamsir

Salam dan Amir Fadhilah, 2008).

Pemahaman pemberdayaan ini adalah sebagai cara untuk

memberikan kekuatan kepada masyarakat yang mengalami situasi

ketidak berdayaan. Ketidak berdayaan dimaksudkan bukan hanya dari

segi ekonomi saja, tapi juga ketidak berdayaan dalam menciptakan ide-

ide kreatif, ketidak berdayaan dalam hubungan sosial, danke tidak

berdayaan dalam segi ekologi.

Berbagai pengertian mengenai pemberdayaan pada intinya

membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha

mengontrol kehidupannyasendiri dan mengusahakan untuk membentuk

masa depan sesuai keinginannya. Pemberdayaan pada hakekatnya adalah

untuk meningkatkan kemampuan menuju kemandirian, pemberdayaan

menekankan pada pentingnya masyarakat untuk mengorganisir dirinya

sendiri secara mandiri untuk meningkatkan kemampuan. Pemberdayaan

adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan

keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka

untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk mengambil

bagian dan mempengaruhi kehidupan masyarakat (Isbandi Rukminto

Adi, 2013).

Menurut Muljono, (2013) At village level where this program is

implemented, the process for conducting community development has to

deal with local complexities. Dengan terjemahan di tingkat desa di mana

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

14

program ini diimplementasikan, proses untuk melakukan pengembangan

masyarakat harus berurusan dengan kompleksitas local. Some examples

of complexities are the following.

1) First, how that program is not dominated by a handful of people who

are local elites in the region. Pertama, bagaimana program yang tidak

didominasi oleh segelintir orang-orang yang elite lokal di wilayah

tersebut.

2) Secondly, in the wake of decentralization, local actors (such as

legislative member, religious leader, village head, program facilitator

and member of political party) have greater power to influence such

process. Kedua, setelah desentralisasi, aktor lokal (seperti anggota

legislatif, tokoh agama, kepala desa, fasilitator Program dan anggota

partai politik) memiliki kekuatan yang lebih besar untuk

mempengaruhi proses tersebut.

3) Third, there is a possibility changing behavior and attitude may lead

to social conflicts. Ketiga, ada kemungkinan mengubah perilaku dan

sikap dapat menyebabkan konflik sosial.

Masyarakat yang dimaksud disini bukan berarti tidak memiliki

potensi dan pengetahuan, namun masyarakat belum memiliki

kemampuan, pengetahuan, peluang dan keterampilan untuk mengelola

potensi yang ada. Masyrakat belum mengetahui potensi-potensi yang ada

disekitar masyrakat atau belum mengetahui potensi-potensi yang ada

pada diri masyarakat sendiri.

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan

maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,

maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan

aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

15

sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai

indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses (Edi

Suharto, 2005).

Menurut Arnstein dalam Prasetyanti (2014) mengemukakan

bahwa: The theory of community empowerment mainly talks about

community empowerment model that inspires the scenario development

of gender and children based solid waste management; meanwhile, the

theory of community participation mainly explains about the

participation ladder that defines categories and characteristics of

community involvement. Dengan Teoripemberdayaan masyarakat

terutama berbicara tentang komunitasModel pemberdayaan yang

menginspirasi pengembangan scenariogender dan anak-anak

berdasarkan pengelolaan sampah. Sementara itu, teori partisipasi

masyarakat terutamamenjelaskan tentang tangga partisipasi yang

mendefinisikan kategoridan karakteristik keterlibatan masyarakat.

Pandangan Arnstein digambarkan pada skema sebagai berikut.

Sumber: Arnstein Prasetyanti (2014)

Degree of citizen control

Degree of tokenism

Non-participation

8. Citizen Control

7. Delegate Power

6. Partnership

5. Placation

4. Consultation

3. Informing

2. Therapy

1. Manipulation

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

16

Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan

orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan

masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk pada

keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,

mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari pemberdayaan

masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah

atau tidak beruntung. Penulis mengartikan orang-orang yang lemah dan

tidak beruntung ini bukan hanya dilihat dari perekonomiannya saja tapi

lemah dan tidak beruntung dapat dilihat dari berbagai ragam, seperti

lemah dan tidak beruntung dalam kreativitas, lemah dan tidak beruntung

dalam segi sosial, dan lemah dan tidak beruntung dalam ilmu. Dalam hal

ini masyarakat harus difasilitasi agar memiliki kekuasaan atau

mempunyai keilmuan yang bisa memberdayakan dirinya baik yang

bersifat fisik, sosial, dan ekonomi.

3. Dampak Lingkungan Pengolahan Sampah

Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat.

Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air,

udara dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia.

Pencemaran tanah misalnya, banyaknya sampah yang tertimbun di tempat

sampah, apabila tidak ditangani dengan baik akan menurunkan tingkat

kesehatan masyarakat

Sampah berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar,

rumah tangga, perkotaan (kegiatan komersial/perdagangan), penyapuan

jalan, taman, atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari

industri dengan limbah yang sejenis sampah.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

17

Sumber dari sampah dimasyarakat pada umumnya, berkaitan erat

dengan penggunaan lahan dan penempatan. Beberapa sumber sampah

dapat diklasifikasikan menjadi antara lain: 1) perumahan, 2) komersil, 3)

institusi, 4) konstruksi dan pembongkaran, 5) pelayanan perkotaan, 6) unit

pengolahan, 7) industri, dan 8) pertanian (Damanhuri dan Tri Padmi,

1999).

Sampah dapat digolongkan dalam beberapa kategori,

penggolongan sampah didasarkan pada sumber sampah, sifat sampah, dan

bentuk sampah. Penggolongan jenis sampah ini akan memudahkan bagi

kita dalam proses daur ulang atau proses pemanfaatan sampah, karena dari

sinilah kita mengenali karakteristik serta kandungan yang terdapat dalam

sampah yang akan diolah atau daur ulang.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam

menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi

pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan

transport, pengolahan dan pembuangan akhir.

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui

3 tahan kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan

akhir. Secara sederhana tahapan-tahapan dari proses kegiatan dalam

pengelolaan sampah sebagai berikut (A. Aboejoewono,1985).

Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat

asalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan

berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong

sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat

pembuangan sementara. Untuk melakukan pengumpulan, umumnya

melibatkan sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap periode

waktu tertentu. Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan

sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat

pembuangan akhir/pengolahan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

18

Pada tahapan ini juga melibatkan tenaga yang pada periode waktu

tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke

tempat pembuangan akhir. Pada tahap pembuangan akhir/ pengolahan,

sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun

biologis sedemikian sehingga tuntas penyelesaian seluruh proses.

Pengelolaan sampah, terutama di kawasan sekolahan, dewasa ini

dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang cukup kompleks.

Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi tinggi laju timbulan sampah

yang tinggi, kepedulian warga sekolah teruma siswa yang masih sangat

rendah serta masalah pada kegiatan pembuangan akhir sampah (final

disposal) yang selalu menimbulkan permasalahan tersendiri.

Apabila pengelolaan sampah yang tidak dilakukan secara

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan maka akan dapat

menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak-dampak tersebut adalah

sebagai berikut. (Alex S.,2013)

1) Dampak terhadap kesehatan: tempat berkembang biak

organisme yang dapat menimbulkan berbagai penyakit, meracuni hewan

dan tumbuhan yang dikonsumsi oleh manusia. 2) Dampak terhadap

lingkungan: mati atau punahnya flora dan fauna serta menyebabkan

kerusakan pada unsur-unsur alam seperti terumbu karang, tanah, perairan

hingga lapisan ozon. 3) Dampak terhadap sosial ekonomi menyebabkan

bau busuk, pemandangan buruk yang sekaligus berdampak negatif pada

pariwisata secara bencana seperti banjir.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminta, lingkungan

berasal dari kata lingkung yaitu sekliling, sekitar. Lingkungan adalah

bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang terlingkung di

suatu daerah sekitarnya. Menurut Ensiklopedia Umum lingkungan adalah

alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang

mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan

kebudayaannya. Dalam Ensiklopedia Indonesia, lingkungan adalah segala

sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi. 1) lingkungan mati

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

19

(abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda

atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya,

gravitasi, atmosfer, dan lainnya. 2) lingkungan hidup (biotik) yaitu

lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup,

seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Ensiklopedia Amerika menyatakan

bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang membentuk lingkungan

sekitar organisme, terutama komponen-komponen yang mempengaruhi

perilaku, reproduksi, dan kelestarian organisme.Lingkungan adalah semua

yang ada di sekitar sistim yang mempengaruhi keadaan sistim secara

langsung (Alex S.,2013).

Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan

keadaannya, yang disebut Daya Dukung Lingkungan. Pemulihan

keadaannya apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam

suatu lingkungan, maka lingkungan tidak akan mempunyai kemampuan

alami untuk menetralisirnya sehingga mengakibatkan perubahan

kualitaslingkungan mengalami perubahan (positif atau negatif) pada suatu

periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen lingkungan. Sehingga

ketika interaksi antar komponen lingkungan tesebut tidak seimbang lagi,

artinya telah melampaui daya dukung lingkungan maka kualitas

lingkungan akan mengalami degradasi (Yudhi Kartikawan,2010).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah,

segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, objek atau komponen

sisitm tertentu yang mempengaruhi organisme, objek atau komponen

sistim tersebut. Bisa berupa kondisi atau bisa juga organisme, objek atau

komponen sistim yang lain. Itulah mengapa lingkungan sangat penting

dalam membentuk karakter, lingkungan yang buruuk dapat membentuk

sesuatu menjadi buruk atau sebaliknya.

Kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungan tidak

dapat tumbuh begitu saja secara alamiah, namun harus diupayakan

pembentukannya secara terus menerus sejak usia dini, melalui kegiatan

nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menanamkan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

20

kesadaran terhadap Lingkungan Hidup, langkah yang paling strategis

adalah melalui pendidikan, baik pendidikan formal atau pendidikan non-

formal.

Menyadari hal tersebut, maka sekolah sebagai wadah pendidikan

perlu sejak dini menanamkan dan mengembangkan kepedulian siswa

terhadap lingkungan hidup agar terbentuk sumber daya manusia yang

secara arif dapat memanfaatkan potensi dirinya dalam berbuat untuk

menciptakan kualitas lingkungan yang kondusif, ekologis, lestari secara

nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara yang simpatik,

kreatif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.

Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan. Masalah

utama yang menonjol adalah hubungan antara manusia dalam mencari

kehidupan maupun dalam meneruskan keturunannya, dapat

menimbulkan masalah kelestarian sumber daya yaitu kerusakan yang

timbul akibat ulah manusia itu. Penggunaan teknologi yang kurang

terkendali justru akan lebih memperparah rusaknya lingkungan. Ruang

lingkup lingkungan sangat luas, dari langit atau udara, dari kutub utara

sampai kutub selatan, puncak gunung, kota, desa, lembah, sungai, pantai,

danau, lautan, air laut, dasar laut.

Kesadaran lingkungan menjadi makin penting dan pendidikan

kependudukan dan lingkungan bagi setiap orang nasional maupun

internasinal, justru manjadi mutlak karena manusia dan lingkungan itu

merupakan dua unsur pokok yang saling menentukan, dalam arti

manusia hidup dari lingkungan dan jika lingkungan rusak maka manusia

yang celaka.

Sebagaimana dikutip oleh Amos (2008), kesadaran lingkungan

menurut M.T. Zen adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam

menunbuhkan dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan,

berdasarkan tata nilai, yaitu tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri

dengan filsafat hidup secara damai dengan alam lingkungan. Asas ini

harus mulai ditumbuhkan melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah,

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

21

dari kanak-kanak hingga perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh rasa

cinta kasih kepada alam lingkungan, disertai tanggung jawab

sepenuhnya setiap manusia untuk memelihara kelestarian lingkungan.

Bentuk kepedulian lingkungan ada 3R untuk mewujudkan bentuk

kepedulian terhadap lingkungan, 3R itu adalah Reduce (kurangi), Reuse

(gunakan kembali), dan Recycle (daur ulang). Dengan meniru langkah

3R, maka yang dapat dilakukan adalah (Walgito, 2003):

1) Mengurangi (Reduce) atau reduksi sampah merupakan upaya untuk

mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan

dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber

dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola

hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan

menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/ efisien dan sedikit

sampah. Namun diperlukan kesadaran dan kemauan untuk merubah

perilaku tersebut. Dengan sebisa mungkin melakukan minimalisasi

barang atau material yang pergunakan. Semakin banyak

menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2) Memakai kembali (Reuse) berarti menggunakan kembali bahan atau

material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses

pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan

kembali botol bekas minuman untuk tempat air, mengisi kaleng susu

dengan susu refill, dan lain-lain. Bahan-bahan yang dapat digunakan

kembali meliputi kertas, cardboard, plastik, gelas, logam dan lain-

lain. Menghindari pemakaian barang-barang yang diposable (sekali

pakai buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian

barang sebelum menjadi sampah.

3) Mendaur ulang (Recycle) adalah mendaur ulang suatu bahan yang

sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui

proses pengolahan, seperti mengolah sisa kain perca menjadi

selimut, kain lap, keset kaki, dan sebagainya, atau mengolah botol/

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

22

plastik bekas menjadi biji plastik untuk dicetak kembali menjadi

ember, hanger, pot, dan sebagainya, atau mengolah kertas bekas

menjadi bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan

kualitas sedikit lebih rendah, dan lain-lain. Barang-barang yang

sudah tidak berguna lagi bisa di daur ulang. Tidak semua barang bisa

didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan

industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang

lain.

4. Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Alternatif

Menurut Valli (2012) As a brief introduction to plastics, it can be

said that plastics are synthetic organic materials produced by

polymerization. They are typically of high molecular mass, and may

contain other substances besides polymers to improve performance and/or

reduce costs. Dengan terjemahan bebas,plastik merupakan bahan sintetis

organik yang diproduksi oleh polimerisasi. Plastik biasanya memiliki

massa molekul tinggi, dan mungkinmengandung zat lain selain polimer

untukmeningkatkan kinerja dan / atau mengurangi biaya.

Neha Patni, (2013) Recycling is the best possible solution to the

environmental challenges facing the plastic industry. These are

categorized into primary, secondary, tertiary, and quaternary recycling.

Chemical recycling, that is, conversion of waste plastics into feedstock or

fuel has been recognized as an ideal approach and could significantly

reduce the net cost of disposal, dengan terjemahan sebagai berikut. Daur

ulang adalah solusi terbaik untuk lingkungantantangan yang dihadapi

industri plastik. Hal ini dikategorikanmenjadi primer, sekunder,tersier dan

kuarterner mendaur ulang. Daur ulang bahan kimia, yaitu konversi

limbahplastik menjadi bahan baku atau bahan bakar telah diakui

sebagaipendekatan yang ideal dan secara signifikan dapat mengurangi

biaya pembuangan untuk energi yang bersih.

Selanjutnya menurut Valli (2013) berpendapat bahwa Liquid fuel is

defined as plastic-derived liquid hydrocarbons at a normal temperature

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

23

and pressure. Bahan bakar cair didefinisikan sebagai cairan plastik yang

diturunkanhidrokarbon pada suhu dantekanan normal. Proses tersebut

meliputi.

a. Proses Cracking (Perekahan)

Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak

termasuk daur ulang tersier. Merubah sampah plastik menjadi bahan

bakar minyak dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan).

Cracking adalah proses memecah rantai polimer menjadi senyawa

dengan berat molekul yang lebih rendah. Hasil dari proses cracking

plastik ini dapat digunakan sebagai bahan kimia atau bahan bakar.

Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro cracking, thermal

cracking dan catalytic cracking(Untoro, 2013).

Hidro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan

plastik dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi

dengan pengaduk pada temperatur antara 423 – 673oK dan tekanan

hidrogen 3 – 10MPa. Dalam proses hydrocracking ini dibantu dengan

katalis. Untuk membantu pencapuran dan reaksi biasanya di gunakan

bahan pelarut 1-methyl naphtalene, tetralindandecalin. Beberapa

katalis yang sudah di teliti antara lain alumina, amorphous silica

alumina, zeolite dan sulphate zirconia.

Thermal cracking adalah termasuk proses pyrolisis, yaitu

dengan cara memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. Proses ini

biasanya di lakukan pada temperatur antara 350°C sampai 900°C. Dari

proses ini akan di hasilkan arang, minyak dari kondensasi gas seperti

parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan aromatik, serta gas yang

memang tidak bisa terkondensasi.

Catalytic cracking, cara ini menggunakan katalis untuk

melakukan reaksi perekahan. Dengan adanya katalis, dapat

mengurangi temperatur dan waktu reaksi. Proses konversi di lakukan

dengan temperatur pyrolisis 550°C dan perbandingan katalis/sampah

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

24

plastik 1: 4 di hasilkan minyak dengan jumlah paling banyak (Untoro,

2013).

Berdasarkan praktek yang dilakukan oleh guru dan siswa SMK

Negeri 3 Madiun, dengan menggunakan metode hydro cracking biaya

operasional untuk tiap 1 liter BBM adalah Rp2.500-Rp3.000. Selama

ini proses penyulingan masih dalam skala kecil dan hasilnya

digunakan untuk internal sekolah, yaitu: untuk bahan bakar mobil

praktek. Peralatan yang digunakan juga sangat sederhana, yaitu

menggunakan tabung gas elpiji 3 kg dan pipa besi, biaya pembuatan

alat adalah Rp2.500.000 yang diperkirakan bisa bertahan sampai 8

tahun.

Pengolahan sampah plastik menjadi BBM alternatif juga

dilakukan oleh Arifudin warga kecamatan Lau, kabupaten Maros.

Arifudin menggunakan tabung elpiji 3 kg dan pipa besi dalam proses

pengolahannya. Produksi penyulingan limbah plastik ini masih

sedikit, masih dalam jumlah pemakaian pribadi. Untuk menghasilkan

satu liter minyak, Arifuddin menggunakan sekitar 1 kg plastik.

Pengolahan ini jauh lebih murah, bila dibandingkan dengan BBM

yang dijual Pertamina. Menurutnya, biaya seluruh produksi itu

mencapai Rp3.000/ltr.

b. Proses Pirolisis

Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses fraksinasi material

oleh suhu. Proses pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230 °C,

ketika komponen yang tidak stabil secara termal, dan volatile

matterspada sampah akan pecah dan menguap bersamaan dengan

komponen lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan

polyaromatic hydrocarbon. Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga

jenis, yaitu gas (H2, CO, CO2, H2O, dan CH4), tar (pyrolitic oil), dan

arang.

Parameter yang berpengaruh pada kecepatan reaksi pirolisis

mempunyai hubungan yang sangat kompleks, sehingga model

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

25

matematis persamaan kecepatan reaksi pirolisis yang diformulasikan

oleh setiap peneliti selalu menunjukkan rumusan empiris yang

berbeda (Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali, 2011). Selain itu,

plastik merupakan polimer yang berat molekulnya tidak bisa

ditentukan, ataupun dihitung. Karena itu, kecepatan reaksi

dekomposisi didasarkan pada perubahan massa atau fraksi massa per

satuan waktu.

Produk pirolisis selain dipengaruhi oleh suhu dan waktu, juga

oleh laju pemanasan. Rodiansono dkk., (dalam Aprian Ramadhan P.

dan Munawar Ali, 2011) melakukan perengkahan sampah plastik jenis

polipropilena dari kemasan air mineral dalam reaktor pirolisis terbuat

dari stainless steel,dilakukan pada temperatur 475oC dengan dialiri

gas nitrogen (100 mL/menit)

Faktor-faktor atau kondisi yang mempengaruhi proses pirolisis

adalah.

1) Waktu, berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena,

semakin lama waktu proses pirolisis berlangsung. Produk yang

dihasilkannya (residu padat, tar, dan gas) makin naik.

2) Suhu, sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai

dengan persamaan Arhenius, suhu makin tinggi nilai konstanta

dekomposisi termal makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah

dan konversi naik.

3) Ukuran Partikel, berpengaruh terhadap hasil,semakin besar ukuran

partikel. Luas permukaan per satuan berat semakin kecil,sehingga

proses akan menjadi lambat (Aprian Ramadhan P. dan Munawar

Ali, 2011).

4) Berat Partikel, semakin banyak bahan yang

dimasukkan,menyebabkan hasil bahan bakar cair(tar) dan arang

meningkat(Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali, 2011).

Berdasarkan praktek yang dilakukan oleh Syamsiro bersama

timnya di Laboratoriom Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

26

UGM, alat yang dipakai mengadopsi dari sistem yang dikembangkan

oleh Bapak Tri Handoko (SMKN 3 Kimia Madiun) dengan modifikasi

pada tabung reaktor dan tabung kondensor. Tabung reaktor yang

dipakai menggunakan material bekas tabung freon dengan ketebalan±

3 mm. Tabung kondensor nomor 1 didesain untuk menghasilkan BBM

setara solar dan tabung kondensor nomor 2 didesain untuk

menghasilkan BBM setara premium. Pemanasan menggunakan

pembakaran dari LPG atau dari biomassa (potongan kayu, sekam).

Menurut Syamsiro alat yang ideal memang mahal bisa

mencapai 100 juta rupiah. Namun untuk skala kecil dengan ukuran

30cmx20cmx40cm (PLT) sisa gas pembakaran diposes lagi dengan

inverter agar pembuangannya aman bagi manusia. Reaktor modifikasi

ini tidak lebih dari Rp2.500.000,- dengan material sisa, yang bisa

digunakan selama 5 tahun. Minyak yang dihasilkan pun juga sangat

memuaskan. Biaya produksi untuk tiap 1 liter adalah Rp3.000 –

Rp3.500.

Biaya produksi untuk pengolahan sampah plastik menjadi

BBM alternatif dengan metode hydro cracking dan pirolisis hampir

sama, karena pada prinsipnya alat yang digunakan juga sama. Proses

pirolisis merupakan pengembangan dari proses hydro cracking,

namun masih menggunakan prinsip yang sama, yaitu penyulingan.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu tentang pemanfaatan limbah sampah

plastik antara lain sebagai barikut.

1. Penelitian oleh Untoro Budi Surono pada tahun 2013 yang berjudul

Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja mesin dari bahan bakar

campuran solar dengan minyak dari sampah plastik PVC pada mesin

diesel, menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah, SFC yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

27

lebih rendah dan efisiensi termal yang lebih tinggi dibanding bahan

bakar solar murni.

2. Penelitian yang dilakukan Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali tahun

2011 tentangPengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak Menggunakan

Proses Pirolisis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan reaktor

dengan diameter 20 cm dan tinggi 40 cm. Pirolisis dilangsungkan pada

temperatur 250-420°C dan waktu reaksi selama 0-60 menit. Dari semua

variabel yang dipelajari suhu memberi pengaruh yang paling nyata.

Konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu sesuai dengan

persamaan Arrhenious. Dengan nilai aktivasi energi 12145,4 kal./mol. Hal

itu menunjukkan reaksi kimia yang berperan. Konversi volatile matter yang

dapat dicapai 80,2%, dan itu terjadi pada waktu 60 menit dan suhu 420oC.

3. Penelitian oleh Abdul Syukur Alfauzi dan Bambang Tjahjono tahun 2014

yang berjudul Uji Experiment Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan

Bakar Alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah plastik jenis

PP menghasilkan minyak plastik lebih banyak yaitu, 1820ml / 2000gr

limbah plastik, jenis PET menghasilkan 1560ml / 2000 gr limbah plastik

dan jenis menghasilkan 1350 ml / 2000gr limbah plastik.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Dengan semakin meningkatnya penggunaan plastik dan barang-barang

berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik

ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga

jumlah populasi penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat

hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Tahun 2011 tercatat

1,9 juta ton, di tahun 2012 naik menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya tahun

2013 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Di tahun 2014 2,4 juta ton, dan

diperkirakan pada tahun 2015, meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari

peningkatan penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik.

Hal tersebut perlu dicarikan solusi sehingga tidak terjadi penumpukan sampah

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

28

plastik. Salah satunya adalah dengan daur ulang menjadi bahan bakar

alternatif.

Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk

daur ulang tersier. Merubah sampah plastic menjadi bahan bakar minyak dapat

dilakukan dengan proses cracking (perekahan) dan pirolisis. Cracking adalah

proses memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang

lebih rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat digunakan sebagai

bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro

cracking, thermal crackingdan catalytic cracking. Kerangka berpikir dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

29

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Sampah Plastik:

1. Poly Ethylene (Ultra low molecular weight

polyethylene) (ULMWPE atau PE-WAX)

2. Poly Propyleneatau (C3H6)n

3. High Density Poly Ethylene(HDPE)

4. Poly Vinyl Chloride / PVC -CH2-CHCl-)n

5. Poly Styrene / Styrofoam / C6H5CH=CH2

6. Low Density Poly Ethylene / LDPE / C10H10

(Proses) Pengolahan Daur

ulang Sampah plastik:

1. Hydro

Cracking(konversi

plastik menjadi

produk yang lebih

ringan

2. Pirolisis

(dekomposisi kimia

bahan organik

melalui proses

pemanasan)

(Output) Bahan

Bakar Alternatif

1. Bensin : C5H12

2. Solar : C14H30

(Outcome)

1. Peningkatan ekonomi

masyarakat

2. Lingkungan Bersih

(Input) Sampah:

1. Pengumpulan (collecting)

2. Pengangkutan (transfer and

transport)

Mitigasi Limbah Sampah Plastik

Rekayasa Ekonomi Masyarakat

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. Mitigasi Dampak Sampah Plastik a.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf · Sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena

30

Dalam penelitian ini mencakup 5 Azas Pengetahuan Lingkungan

meliputi; azaz no 1. Menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah

organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan

atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, serta

tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan. Azas no 2.Menyatakan

bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk

pada sumber alam. Azas no 3. Menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber

alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan,

dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan. Azas no 4. Menyatakan

bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi

produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan

keanekaragaman dalam suatu sistem biologi. Azas 5. Menyatakan bahwa

kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan

relatifnya pada keadaan lingkungan.