BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bank
2.1.1. Pengertian Bank
Dalam pembicaaran sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank
juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Selain itu, bank juga di kenal sebagai tempat menukar uang,
memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran maupun
setoran.
Menurut undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 dalam Kasmir (2012a:24) yang dimaksud dengan Bank adalah “Badan Usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Kasmir dalam (2012a:24) menyatakan “bank merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas
dari masalah keuangan”.
Sedangkan menurut Ismail (2011:12) menyatakan “bank merupakan lembaga
keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat,
8
menyalurkan dana kepada masyarakat dan memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-
jasa perbankan”.
2.1.2. Jenis-jenis Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dalam Kasmir (2012a:31)
jenis-jenis bank dapat dibagi menjadi :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Jenis-jenis bank jika dilihat dari funsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di
sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
9
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Jenis-jenis bank jika dilihat dari kepemilikannya terdiri dari
a. Bank Milik Pemerintah
Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional
serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
c. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
hokum koperasi. Seperti : Bank Umum Koperasi Indonesia
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh
pihak luar negeri.
e. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi Status
Jenis-jenis bank jika dilihat dari statusnya terdiri dari :
10
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer
keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukaan dan
pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi
bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti
halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari bank
devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.
4. Dilihat dari segi cara Menentukan Harga
Jenis-jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terdiri dari :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Ini adalah mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah
bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Yaitu dengan cara mencari
keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional.
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
11
hukum islam anatara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
2.1.3. Jenis-jenis Kantor Bank
Yang dimaksud jenis-jenis kantor bank dapat dilihat dari luasnya kegiatan
jasa-jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Jenis-jenis kantor bank
yang dimaksud dalam Kasmir (2012a:37) adalah sebagai berikut :
1. Kantor Pusat
Merupakan kantor di mana semua kegiatan perencanaan sampai kepada
pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor
pusat tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya, akan
tetapi mengendalikan jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-
cabangnya. Dapat diartikan pula bahwa kegiatan kantor pusat tidak melayani jasa
bank kepada masyarakat umum.
2. Kantor Cabang Penuh
Merupakan salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap.
Dengan kata lain, semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan
biasanya kantor cabng penuh membawahi kantor cabang pembantu.
3. Kantor Cabang Pembantu
Merupakan kantor cabang yang berada dibawah kantor cabang penuh dimana
kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Perubahan status dari cabang
pembantu ke cabang penuh dimungkinkan apabila memang cabang tersebut sudah
memenuhi kriteria sebagai cabang penuh dari kantor pusat.
12
4. Kantor Kas
Merupakan kantor bank yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi
teller/kasir saja. Dengan kata lain, kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari
kegiatan perbankan dan berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh.
Bahkan sekarang ini banyak kantor kas yang dilayani dengan mobil dan sering
disebut kas keliling.
2.1.4. Kegiatan fungsi dan manfaat bank
Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa-jasa keuangan
baik kepada unit surplus maupun kepada unit defisit. Bank-bank mempunyai manfaat
dalam kehidupan serta melakukan fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan
rutinnya dibidang keuangan. Berikut adalah fungsi pokok bank dalam Kasmir
(2012b:76) sebagai berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan
ekonomi
2. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau perwalian amanat kepada
individu dan perusahaan.
5. Menyediakan fasilitas perdagangan internasional.
6. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga.
7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya seperti : credit card, traveler’s check,
transfer dana dan lain-lain.
13
Berikut adalah beberapa manfaat bank dalam Kasmir (2012b:77) terdiri dari :
1. Sebagai modal investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai
salah satu model berinvestasi.
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai
(hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
3. Informasi harga, yang berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana
mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu
dikemudian hari (price discovery).
4. Fungsi spekulatif yang berarti transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi
derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi
sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa
mendatang
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dan dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana
14
ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan
dalam bentuk pinjaman atau dikenal dengan kredit.
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor tahun 1998 dalam Kasmir
(2012a:85) Kredit adalah “ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengn itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjamkan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut kamus perbankan dari bank Indonesia kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga (credit).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dalam Hermansyah (2008:57) kredit
adalah “pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengansur atau
pinjaman batas jumlah yang diizinkan oleh bank atau badan lain”.
Sedangkan menurut Batubara dalam Firdaus (2007:2) “Kredit adalah suatu
pemberian prestasi yang mana balasa prestasinya (kontra prestasi) akan terjadi pada
suatu waktu dihari yang akan datang.
Sedangkan menurut Kasmir (2012a:86) kredit dalam artian luas adalah
sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “credere” artinya
percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si
penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan di kembalikan sesuai
perjanjian.
15
2.2.2. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian
kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Berikut ini tujuan
utama pemberian kredit pada Kasmir (2012a:88) adalah sebagai berikut :
1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini
penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus menderita
kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan likuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka
pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
pembangunan di berbagai sektor.
2.2.3. Fungsi Kredit
Kemudian disamping adanya tujuan atas suatu fasilitas kredit. Kredit juga
mempunyai fungsi. Pada Kasmir (2012a:89) adalah sebagai berikut
16
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan
diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau
jasa oleh si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah
lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit
maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang ysng diperlukan
oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang
dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.
17
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal
meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik,
maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula
mengurangi pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan
dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah
kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan
antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain
akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya.
2.2.4. Jenis-jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis . berikut ini adalah jenis-jenis kredit di Kasmir
(2012a:91) :
1. Dilihat dari segi kegunaan
Berikut adalah jenis-jenis kredit dari segi kegunaan terdiri dari :
18
a. Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh : untuk
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa
pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.
b. Kredit Modal Kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Contoh : kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar
gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
Berikut ini adalah jenis-jenis kredit dilihat dari segi tujuan kreditnya terdiri dari :
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contohnya : kredit
untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang. Lalu
kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, dan lain-lain.
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh sesorang atau badan usaha. Contohnya :
kredit perumahan , kredit mobil pribadi, kredit perabotan , dan lain-lainnya.
19
c. Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk memberli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contohnya :
kredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
Beikut ini adalah jenis-jenis kredit dilihat dari segi jangka waktunya terdiri dari :
a. Kredit Jangka Pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Contohnya : peternakan ayam misalnya kresit peternakan ayam.
b. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara I tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi. Contohnya : perternakan untuk pertanian seperti
jeruk atau perternakan kambing.
c. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.
Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet
atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
Berikut ini adalah jenis-jenis kredit dilihat dari segi jaminannya terdiri dari :
20
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berupa
barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang lain. Artinya setiap
kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si
calon debitur
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sektor usaha
Berikut ini jenis-jenis kredit dilihat dari segi sektor usahanya terdiri dari :
a. Kredit pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka
panjang.
b. Kredit perternakan
Dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka
panjang kambing atau sapi
c. Kredit industri
Yaitu untuk membiayai industri kecil,menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan
Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak atau timah.
21
e. Kredit pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk pada mahasiswa.
f. Kredit profesi
Diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara
g. Kredit perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
h. Dan sektor-sektor lainnya
2.2.5. Jaminan Kredit
Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika
nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk menutupi kerugian
terhadap kredit yang disalaurkan. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan
kredit oleh calon debitur di dalam Kasmir (2012a:93) sebagai berikut :
1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan
seperti : tanah, bangunan, kendaraan, mesin-mesin/peralatan, barang
dagangan, tanaman/sawah/kebun, dan lain-lainnya.
b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-
surat yang dijadikan jaminan seperti : sertifikasi saham, sertifikasi
22
c. obligasi, sertifikasi tanah, sertifikasi deposito, promes, wesel, dan lain-
lainnya.
d. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila
kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang
menjadi resikonya.
2. Tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan yang dimaksud adalah bahwa kredit yang diberikan bukan
dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang
benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan kredit tersebut macet
sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan penilaian terhadap
prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi
lemah.
2.2.6. Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit di
dalam Kasmir (2012a:87) adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,
barang atatu jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian
penyelidikan tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian tentang
kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
23
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam
suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang di berikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut
bias berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
4. Risiko suatu kredit
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko
tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin
besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja.
Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya.
5. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi
kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan
prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
24
2.3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit usaha rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil
Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi
yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha yang produktif. KUR adalah
program yang dirancang pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari
dana bank. KUR diberikan kepada (UMKM-K) yang mempunyai usaha yang
fleksibel dan menguntungkan tetapi belum bankable. Pemerintah memberikan
penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70 % sementara sisanya sebesar 30%
ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka
meningkatkan UMKM-K pada sumber pembiayaan yang diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Sasaran KUR adalah usaha produktif yang
pembukuaan nya belum baik, namun mempunyai kemampuan untuk mengembalikan
uang pinjaman. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI,
Bukopin, BTN, Bank Syariah Mandiri (BSM). Tujuan Program KUR adalah
mengakselerasi pengembangan kegiatan perekonomian di sektor riil dalam rangka
penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta memperluas kesempatan kerja.
Secara rincinya KUR memiliki tujuan meningkatkan akses pembiayaan UMKM-K
kepada bank, sebagai pembelajaran UMKM untuk menjadi debitur yang bankable
sehingga dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan pada umumnya, serta
diharapkan usaha yang dibiayai dapat tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan.
25
2.4. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penelitian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya,
seperti melalui prosedur penilaian yang benar. biasanya kriteria penilaian yang
dilkukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan,
bank menganalisa dengan menggunakan analisis 5C dan 7P
Berikut adalah penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit di didalam Kasmir
(2012a:95) adalah sebagai berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercemin dari latar belakang keluarga si
nasabah baik yang berlatar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti :
cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial
standingnya. Karena ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya. Kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (
neraca dan laporan laba rugi ) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
26
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat
dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai dari kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek
usaha dari sektor yang sedang dijalani.
Adapun penilaian kredit dengan metode analisis 7P didalam Kasmir (2012a:96)
adalah sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap emosi, tingkah laku dan
tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklarifikasi nasabah ke dalam klarifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah
dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda
dari bank.
27
3. Purpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit
yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.
Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi konsumtif atau produktif dan
lain sebagainya.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
mengingat jika suatu fasilitas yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
bank yang rugi, tetapi juga bank.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk mengembalian kredit.
6. Profitability
untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.