BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal...

26
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. Menurut Kasmir (2010:7) menyatakan “Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan menurut Abdullah dan Tantri (2014:3) menyatakan “Bank sebagai suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang dan sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit kepada pihak ketiga pada waktu tertent u”. 2.1.2. Kegiatan Bank Menurut Kasmir (2010:9) aktivitas atau kegiatan bank dapat dijelaskan secara luas, antara lain: 1. Penghimpun Dana Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di setiap

negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan,

jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam

mengembangkan usahanya.

Menurut Kasmir (2010:7) menyatakan “Bank merupakan lembaga keuangan

yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.

Sedangkan menurut Abdullah dan Tantri (2014:3) menyatakan “Bank sebagai

suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang dan sebagai perantara untuk

menyalurkan penawaran dan permintaan kredit kepada pihak ketiga pada waktu

tertentu”.

2.1.2. Kegiatan Bank

Menurut Kasmir (2010:9) aktivitas atau kegiatan bank dapat dijelaskan secara

luas, antara lain:

1. Penghimpun Dana

Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini

bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

8

Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan

uangnya. Kemudian untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga

dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan

transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan diatas, baik untuk mengamankan

uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut

dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari

bank yang bersangkutan. Secara umum, jenis simpanan yang ada di bank adalah

terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan bunga (saving deposit) dan

simpanan deposito (time deposit).

2. Penyaluran Dana

Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi

masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi

dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan

bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak.

Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian kerugian akibat tidak dapat

dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit

yang biasa diberikan oleh bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit

perdagangan.

3. Pelayanan Jasa

Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti pengiriman uang (transfer),

penagih surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan

surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

9

credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travelers cheque, dan jasa

lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok

bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.

2.2. Laporan Keuangan

2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan

berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan, antara lain:

Menurut Kasmir (2012:7) “Laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”.

Menurut Fahmi (2014:22) “Laporan keuangan merupakan suatu informasi

yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi

tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan tersebut”.

Menurut Hery (2012:3) “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data

keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Menurut Ariefiansyah dan Utami (2013:3) “Laporan keuangan merupakan

catatan keuangan mengenai aktivitas perusahaan atau organisasi selama kurun waktu

tertentu (satu periode akuntansi atau satu tahun) yang memperlihatkan kondisi pada

kurun waktu tersebut dan dipergunakan sebagai informasi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan”.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

10

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

adalah hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan. Data-data

keuangan ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Dalam praktiknya, laporan keuangan dalam suatu perusahaan tidak dibuat

secara sembarangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau

standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca

dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi

manajemen dan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan

keuangan.

Menurut Kasmir (2012:7) “Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan

keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajemen keuangan.

Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:

1. Merencanakan.

2. Mencari.

3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan.

4. Memaksimalkan nilai perusahaan.

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang

diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan

keuangan seperti:

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Modal

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

11

4. Laporan catatan atau laporan keuangan

5. Laporan Kas

Masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan

maksud tersendiri. Neraca merupakan laporan yang menunjukan jumlah aktiva

(harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat

tertentu.

2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

Ada berbagai jenis laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan.

Laporan keuangan yang sering dibuat dan disajikan perusahaan diantaranya adalah

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas

laporan keuangan dan lain-lain. Berikut jenis-jenis laporan keuangan menurut

Munawir (2010:13):

1. Neraca

Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen

yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi:

1. Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki;

2. Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;

3. Jenis-jenis kewajiban atau hutang (liability);

4. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban;

5. Jenis-jenis modal (equity);

6. Jumlah rupiah masing-masing jenis modal;

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

12

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukan

posisi laporan keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada

waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun

financial atau tahun kalender, sehingga neraca disebut dengan balance sheet. Neraca

terbagi atas tiga bagian yaitu:

a. Aktiva

Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja,

tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan

(deffered charges) atau biaya masih harus dialokasikan pada penghasilan yang

akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets)

misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan sebagainya.

b. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak

lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau

modal perusahaan yang berasal dari kreditor.

c. Modal

Hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang

ditunjukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan.

Atau kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-

hutangnya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

13

2. Laporan Laba Rugi

Laporan tentang kinerja atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan. Laporan ini menyajikan seluruh pendapatan dan beban (pengeluaran)

perusahaan selama satu periode akuntansi.

3. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan suatu daftar yang dicatat secara

sistematis, yang menjelaskan perubahan modal setelah perusahaan melakukan

kegiatannya selama periode tertentu.

4. Laporan arus kas

Laporan yang melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari

suatu perusahaan selama satu periode.

2.2.3. Karakteristik Informasi Keuangan

Informasi keuangan (laporan keuangan) dapat bermanfaat bagi pemakainya

apabila disusun dan dilaporkan secara objektif. Agar informasi akuntansi itu objektif

maka harus memenuhi karakteristik kualitatif, yang merupakan ciri khas dalam

membuat informasi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai. Empat

karakteristik kualitatif pokok dalam laporan keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan (2012:5) yaitu:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang di tamping dalam laporan keuangan adalah

kemudahan untuk segera di pahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai di

asumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

14

bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang

wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimaksudkan dalam

laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat di pahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan

kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau

mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi di pengaruhi

pula oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi di pandang material apabila kelalain

tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar

laporan keuangan.

3. Keandalaan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (realible). Informasi memiliki

kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan

dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang

seharusnya di sajikan atau yang secara wajar di harapkan dapat di sajikan. Jika

informasi dimaksud untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain

yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai

dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

dalam batasan materialitas dan biaya. Kesenjangan untuk tidak mengungkapkan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

15

mengakibatkan Informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karna itu tidak

dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai

juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk

mengevaluasi posisi laporan keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

secara relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan atas

dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang

berbeda.

Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah

bahwa pemakai harus mendapatkan informasi tentang kebijakan akuntansi yang

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta

pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk

pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu

pencapaian daya banding.

2.2.4. Tujuan Laporan Keuangan

Hasil akhir dari suatu proses akuntansi adalah laporan keuangan yang

merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu.

Selain digunakan sebagai alat pertanggung jawaban, laporan keuangan diperlukan

sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

16

Menurut Kasmir (2012:10) “Tujuan laporan keuangan disusun guna

memenuhi kepentingan berbagai pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan”.

Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

Menurut Munawir (2010:30) Laporan keuangan akan dapat digunakan oleh

manajemen untuk:

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

17

2. Untuk menentukan atau mengukur efesiensi tiap-tiap bagian, proses atau

produksi serta untuk menentukan derajad keuntungan yang dapat dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan.

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi

wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur

yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

perusahaan saat ini untuk memperkirakan hasil operasi arus kas dimasa depan. Jadi

dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui

kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak

hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang

posisi keuangan perusahaan saat ini.

2.2.5. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun

perkembangan suatu perusahaan menurut Munawir (2010:2) adalah:

1. Pemilik Perusahaan

Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya, terutama

untuk perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan,

karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses

tidaknya manager dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manager

biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Karena hasil-

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

18

hasil stabilitas serta kontinuitas atau kelangsungan perusahaannya tergantung dari

cara kerja atau efisiensi manajemennya, maka jika hasil-hasil yang dicapai oleh

manajemennya tidak memuaskan maka para pemilik perusahaan dalam hal ini

pemegang saham mungkin akan mengganti manajemennya atau bahkan menjual

saham-sahamnya yang dimiliki tersebut.

Keputusan untuk mengganti manajemen, mempertahankan saham yang

dimiliki atau menjual saham-sahamnya akan tergantung dari hasil analisa mereka

terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan kata lain laporan keuangan

diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai, dan

untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang

sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan

saham yang dimilikinya.

2. Manager atau Pimpinan Perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya periode yang baru, lalu

akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya

dan menentukan kebijaksanaan yang lebih tepat. Bagi management yang penting

adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman

dan terjaga baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai

rencana yang baik menegenai masa yang akan mendatang, baik di bidang keuangan

maupun di bidang operasi.

Tetapi yang terpenting bagi management adalah bahwa laporan keuangan

tersebut merupakan alat untuk mempertanggung jawabkan kepada para pemilik

perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Pertanggung jawaban

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

19

pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanyalah sampai

pada penyajian secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.

Dalam hubungannya dengan analisa laporan keungan tersebut manager

merupakan “orang dalam” yang dapat menggunakan data keuangan yang ada di

dalam perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang

bersangkutan. Oleh karena itu analisa yang dilakukan oleh management tersebut

disebut “analisa intern”.

3. Investor

Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para kreditur

lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan

dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap

prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,

untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau

kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa tersebut para

investor, bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah yang

harus ditempuhnya.

Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam

rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan

mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan atau “rate of

return” yang cukup baik

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

20

4. Kreditur dan Bankers

Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan

kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari

perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaaan keuangan perusahaan peminta

kredit akan dapat diketahui melalui penganalisaan laporan keuangan perusahaan

tersebut. Hal ini akan dilakukan baik oleh kreditur jangka pendek maupun kreditur

jangka panjang.

Kreditur jangka panjang disamping ingin mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar hutangnya dan beban-beban bunganya, juga untuk mengetahui

apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan

tersebut, yang digambarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Para kreditur, bankers ataupun para calon investor merupakan “orang luar”

dari perusahaan sehingga mereka dalam mengadakan analisa laporan keuangan

terbatas datanya, yaitu hanya atas dasar laporan-laporan keuangan yang

dipublikasikan oleh perusahaan tersebut. Hasil analisa yang diperoleh semata-mata

untuk kepentingan dirinya sendiri atau pihak lain di luar perusahaan. Berhubung

dengan itu analisa yang dilakukan oleh kreditur, bankers, ataupun investor disebut

“analisa extern”

5. Supplier

Dimana laporan keuangan sangat diperlukan untuk menilai kondisi keuangan

perusahaan, sehingga para supplier dapat mengambil keputusan apakah perlu

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

21

memberikan produk, barang atau jasa yang dijualnya kepada perusahaan tersebut

dengan pembayaran non cash.

6. Analisis Akademis dan Pusat Data Bisnis

Laporan keuangan sangat berguna untuk bahan analisis terhadap kebijakan-

kebijakan dan perilaku-perilaku perusahaan dalam lingkungan bisnis dimana hal ini

sangat berguna bagi ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.

7. Pemerintah

Dimana perusahaan tersebut berdomisili, pemerintah wajib mengetahui

laporan keuangan perusahaan tersebut disamping untuk menentukan besarnya pajak

yang harus ditanggung oleh perusahaan juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat

Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar

perencanaan pemerintah. Buruh yang biasanya diwakili oleh organisasinya akan

berusaha untuk memperoleh tingkat upah yang layak dan terselenggaranya jaminan

sosial yang lebih baik.

Dengan melihat laporan keuangan dimana mereka bekerja, maka akan

mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan sosial yang

lebih baik tersebut. Di samping itu dengan melihat perkembangan keuangan dan

hasil-hasil operasinya, para buruh akan dapat menentukan langkah-langkah yang

harus dilakukan sehubungan dengan kelangsungan kerjanya.

Laporan keuangan akan lebih penting lagi bagi buruh terutama untuk

perusahaan yang biasa memberikan bonus atau premi tiap-tiap akhir periode. Karena

dengan laporan keuangan tersebut akan dapat dinilai apakah pemberian bonus atau

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

22

premi tersebut sudah cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang

dicapai perusahaan pada periode yang bersangkutan.

Disamping pihak-pihak tersebut diatas masih banyak lagi pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan misalnya: Organisasi

Perusahaan Sejenis, Bursa Effek atau Pasar Uang dan Modal. Jadi melalui laporan

keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan

penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban

tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan yang

bersangkutan.

2.3. Rasio Keuangan

2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Berikut pengertian

tentang rasio keuangan:

Menurut James C Van Home dalam Kasmir (2012:104) “Rasio keuangan

merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan

membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”. Dari hasil rasio keuangan

ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

23

2.3.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2010:31) dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan

dan kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian

oleh penganalisa adalah:

1. Likuiditas

Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang

mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan

tersebut dalam keadaan “likuid”, dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi

kewajiban keuangannya tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai

alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya

atau hutang jangka pendek. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera

memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut

dalam keadaan “illikuid”. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan

“likuiditas badan usaha”. Sedangkan yang berhubung dengan pihak intern atau proses

produksi dinamakan “likuiditas perusahaan”.

2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban

keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan

solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

24

untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak

cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam

keadaan insolvable.

3. Rentabilitas atau Profitability

Rentabilitas atau profitability: adalah menunjukan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan

diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya

secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui

dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan

jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

4. Stabilitas Usaha

Stabilitas usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan

usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan

perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang hutangnya dan akhirnya

membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan

perusahaan untuk membayar dividend secara teratur kepada para pemegang saham

tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

2.4. Rasio Solvabilitas

2.4.1. Pengertian Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2012:151) menyatakan “Rasio Solvabilitas atau leverage

ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang”.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

25

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya.

Sedangkan menurut Munawir (2010:32) “Solvabilitas adalah menunjukan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang”.

Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai

aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya,

sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah

hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable.

2.4.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas

Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi

perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua

kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio

solvabilitas menurut Kasmir (2012:153) yakni:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

lainnya (kreditor).

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

26

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva.

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian

kalinya modal sendiri yang dimiliki.

8. Dan tujuan lainnya.

Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio menurut Kasmir

(2012:154) adalah:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban

kepada pihak lainnya.

2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal.

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva.

6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada

terdapat sekian kalinya modal sendiri.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

27

8. Dan manfaat lainnya.

2.4.3. Keuntungan Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2012:113) keuntungan dengan mengetahui rasio ini adalah:

1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada

pihak lainnya.

2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.

3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan

modal.

4. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depannya.

2.4.4. Implikasi Penggunaan dan Pendekatan Rasio Solvabilitas

Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2012:152) rasio solvabilitas memiliki

beberapa implikasi yakni:

1. Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai

marjin keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai

modal, resiko bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor.

2. Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfaat, berupa

tetap dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan.

3. Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya

dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada

pemilik diperbesar.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

28

Sedangkan pengukuran rasio solvabilitas atau leverage ratio menurut Kasmir

(2012:153), dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

1. Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk

permodalan.

2. Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi.

2.5. Capital Adequacy Ratio

2.5.1. Pengertian Capital Adequacy Ratio

Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan

modal Capital Adequacy Ratio yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang

harus selalu dipertahankan dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko atau secara

sistematis.

Menurut Wardiah (2013:295) Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan

modal bank atau kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup

kemungkinan kerugian dalam perkreditan atau perdagangan surat-surat berharga.

Capital Adequacy Ratio menurut standar BIS (Bank for International Settlements)

nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

minimal sebesar 8%. Jika kurang dari itu akan dikenakan sanksi oleh Bank Sentral

disamping diperhitungkan dalam penilaian tingkat kesehatan bank, juga akan

dikenakan sanksi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank. Jika modal rata-

rata suatu bank lebih baik dari bank lainnya maka bank bersangkutan akan lebih baik

solvabilitasnya.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

29

Menurut Hasibuan (2011:58) ketetapan Capital Adequacy Ratio sebesar 8%

bertujuan untuk:

1. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.

2. Melindungi dana pihak ketiga pada bank bersangkutan.

3. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS (Bank for International Settlements)

Perbankan International dengan formula sebagai berikut:

a. 4% modal inti yang terdiri dari shareholder equity, preferred stock, dan

freereserves.

b. 4% modal sekunder yang terdiri dari subordinate debt, loan loss provision,

hybrid securities, dan revoluation reserves.

Berikut rumus Capital Adequacy Ratio:

2.5.2. Modal Inti dan Modal Pelengkap

Pengertian modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia

menurut Paket Kebijakan 29 Mei 1993 dalam Wardiah (2013:247) terdiri atas modal

inti dan modal pelengkap dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Modal Inti

Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan yang dibentuk dari laba

setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan pajak. Secara terperinci,

modal inti dapat berupa:

Modal

Capital Adequacy Ratio = X100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

30

a. Modal disetor.

b. Agio saham.

c. Modal sumbangan.

d. Cadangan umum.

e. Cadangan tujuan.

f. Laba yang ditahan.

g. Laba tahun lalu.

h. Laba tahun berjalan. Apabila pada tahun berjalan bank mengalami kerugian,

seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti dan

dikurangi dengan:

1. Goodwill yang ada dalam pembukuan bank.

2. Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dan jumlah

yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

2. Modal Pelengkap

Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari

laba setelah pajak, serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal.

Secara terperinci, modal pelengkap dapat berupa:

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap.

b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif.

c. Modal pinjaman, yaitu utang yang didukung oleh instrument atau warkat yang

memiliki sifat seperti modal dan mempunyai cirri-ciri:

1. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal

dan telah dibayar penuh.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

31

2. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan

Bank Indonesia.

3. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah

kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan-cadangan yang

termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi.

4. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi

atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.

d. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman dengan ciri-ciri:

1. Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman;

2. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia;

3. Menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi

tersebut;

4. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh;

5. Minimal berjangka waktu 5 tahun;

6. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank

Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut, permodalan bank tetap sehat;

7. Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dan segala

pinjaman yang ada.

Pinjaman subordinasi yang dapat dijadikan komponen modal pelengkap

adalah maksimum sebesar 50% dari modal inti.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank · (harta), kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2.2.2. Jenis Laporan Keuangan

32

2.5.3. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Menurut Wardiah (2013:247) “Aktiva Tertimbang Menurut Risiko merupakan

nilai total aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva

tersebut”. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling

berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian, Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

menunjukan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah

yang cukup.

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko yang digunakan dalam perhitungan modal

minimum sebagaimana tertera pada Peraturan Bank Indonesia Nomor

15/12/PBI/2013 Tentang Penyediaan Modal Minimum Bank Umum terdiri atas:

1. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit.

2. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional.

3. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Pasar.