BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian...

15
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian Agresivitas Buss & Perry (1992) menyatakan agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Perilaku agresi yang diukur adalah berupa bentuk agresi fisik dan agresi verbal. Berkowitz (1995) mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun mental. Chaplin (1981) menyebutkan bahwa aggression (agresi,penyerangan, serangan) merupakan satu serangan atau serbuan, tindakan permusuhan yang ditujukan pada seseorang atau benda. Menurut Adler (dalam Chaplin 1981) agresi merupakan perwujudan kemauan untuk berkuasa dan menguasai orang lain. Baron dan Richardson (Krahe,2005) mengusulkan penggunaan istilah agresi untuk mendiskripsikan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perilaku itu. Motif utama perilaku agresif bisa jadi adalah keinginan menyakiti orang lain untuk mengekspresikan perasaan-perasaan negatif, seperti pada agresi permusuhan atau keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui tindakan agresif.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Agresivitas

2.1.1 Pengertian Agresivitas

Buss & Perry (1992) menyatakan agresivitas adalah segala bentuk

perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik

maupun mental. Perilaku agresi yang diukur adalah berupa bentuk agresi fisik

dan agresi verbal. Berkowitz (1995) mendefinisikan agresi sebagai segala

bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara

fisik maupun mental. Chaplin (1981) menyebutkan bahwa aggression

(agresi,penyerangan, serangan) merupakan satu serangan atau serbuan,

tindakan permusuhan yang ditujukan pada seseorang atau benda. Menurut

Adler (dalam Chaplin 1981) agresi merupakan perwujudan kemauan untuk

berkuasa dan menguasai orang lain.

Baron dan Richardson (Krahe,2005) mengusulkan penggunaan istilah

agresi untuk mendiskripsikan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk

menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari

perilaku itu. Motif utama perilaku agresif bisa jadi adalah keinginan menyakiti

orang lain untuk mengekspresikan perasaan-perasaan negatif, seperti pada

agresi permusuhan atau keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

melalui tindakan agresif.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

9

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa agresivitas adalah

segala bentuk perilaku yang tidak menyenangkan (aversive) yang mencakup

ketidaknyamanan, rasa sakit, serangan personal baik fisik maupun verbal.

2.1.2 Aspek-aspek Agresivitas

Buss dan Perry (1992) menyatakan bahwa ada empat aspek perilaku

agresif yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan dan permusuhan :

a) Agresi fisik adalah perilaku yang bertujuan untuk menyerang,

melukai dan melanggar hak orang yang dilakukan secra fisik.

b) Agresi verbal adalah perilaku yang bertujuan untuk menyerang,

melukai dan melanggar hak orang lain berupa perkataan atau

percakapan.

c) Kemarahan adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh

sejumlah situasi yang merangsang termasuk ancaman, agresi

lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau

frustasi dan dicirikan oleh reaksi kuat pada system syaraf

otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatik, dan

secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang

bersifat somatic atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.

d) Permusuhan adalah kecenderungan ingin menimbulkan kerugian,

kejahatan, gangguan atau kekerasan pada orang-orang lain dan

kecenderungan melontarkan ras kemarahan pada orang lain.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

10

2.1.3 Bentuk-bentuk Perilaku Agresif

Byrne (dalam Kisworowati, 1992) membedakan agresi menjadi dua yaitu

agresi fisik yang dilakukan dengan cara melukai atau menyakiti badan dan

agresi verbal yaitu agresi yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata

kotor atau kasar.

Pendapat lain kemukakan oleh Buss & Perry (dalam Ekapeni, 2001)

yang menyatakan adanya delapan perilaku agresif yaitu:

a. Agresi fisik aktif yang dilakukan secara langsung misalnya menusuk,

memukul, mencubit.

b. Agresi fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya

menjebak untuk mencelakakan orang lain.

c. Agresi verbal aktif yang dilakukan secara langsung misalnya menolak

melakukan sesuatu.

d. Agresi verbal pasif yang dilakukan secara langsung misalny mencaci

maki orang lain.

e. Agresi verbal aktif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya

menyebarkan gosip tidak baik tentang orang lain.

f. Agresi verbal pasif yang dilakukan secara langsung misalnya tidak

mau bicara dengan orang lain.

g. Agresi verbal pasif yang dilakukan secara tidak langsung misalnya

diam saja meskipun tidak setuju.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

11

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa bentuk-

bentuk perilakau agresif verbal atau fisik terhadap objek yang dilakukan

langsung atau tidak langsung dengan intensitas secara pasif atau aktif.

2.1.4 Faktor Penyebab Perilaku Agresi

Buss & Perry (dalam Anderson & Bushman, 2002) menyatakan bahwa

secara umum perilaku agresif dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor

personal dan faktor situasional. Faktor personal meliputi karakter bawaan

individu yang menentukan reaksi individu tersebut ketika menghadapi situasi

tertentu. Sementara itu, faktor situasional mencakup fitur-fitur atau hal-hal

yang terjadi di lingkungan yang juga mempengaruhi reaksi individu terhadap

suatu peristiwa. Dengan kata lain, faktor personal adalah faktor yang berasal

dari dalam diri individu, sedangkan faktor situasional adalah faktor yang

berasal dari luar individu. Kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Faktor Personal

a) Sifat

Sifat-sifat tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih agresif dari

orang lain. Misalnya, individu yang memiliki sifat pencemburu akan lebih

agresif.

b) Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan perilaku agresif

yang berbeda. Laki-laki terbukti lebih banyak terlibat tindakan agresif

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

12

dibanding perempuan, dan pilihan agresi antara laki-laki dan perempuan

terbukti berbeda. Perempuan lebih memilih agresi tidak langsung,

sementara laki-laki lebih banyak terlibat pada tindak agresi langsung.

c) Keyakinan

Individu yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melakukan

tindakan agresif lebih mungkin memilih melakukan tindakan agresif

ketimbang individu yang tidak yakin bahwa dirinya dapat melakukan

tindakan agresif.

d) Sikap

Sikap adalah evaluasi umum seseorang terhadap diri mereka sendiri,

orang lain, objek-objek ataupun isu-isu tertentu. Sikap positif terhadap

perilaku agresif terbukti mempersiapkan individu untuk melakukan

tindakan agresif. Sebaliknya, sikap negatif terhadap perilaku agresif

terbukti mencegah seseorang untuk melakukan tindakan agresif.

e) Nilai

Nilai adalah keyakinan mengenai apa yang harus dan sebaiknya

dilakukan. Nilai yang dianut seseorang mempengaruhi keputusannya untuk

melakukan perilaku agresif. Contohnya, orang yang menganut nilai bahwa

kekerasan diperbolehkan untuk mengatasi konflik interpersonal lebih

berperilaku agresif untuk menyelesaikan konflik yang dihadapinya.

f) Tujuan Jangka Panjang

Tujuan hidup jangka panjang juga mempengaruhi kesiapan individu

untuk terlibat dalam perilaku agresif. Misalnya, tujuan beberapa anggota

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

13

geng adalah untuk dihormati dan dihargai. Tujuan ini mewarnai persepsi,

nilai-nilai, dan keyakinan anggota geng mengenai pantas tidaknya

melakukan suatu tindakan tertentu, dan akhirnya mempengaruhi keputusan

anggota geng untuk terlibat dalam perilaku agresif.

1 Faktor Situasional

a) Petunjuk untuk Melakukan Tindakan Agresif (Aggressive Cues)

Aggressive Cues adalah objek yang menimbulkan konsep-

konsep yang berhubungan dengan agresi dalam memori. Contohnya,

ketika seseorang dihadapkan pada sebuah senjata api, maka akan lebih

agresif dibandingkan ketika dihadapkan dengan sebuah raket. Selain

senjata api, objek lain yang termasuk dalam kategori ini adalah

eksposur pada tayangan bermuatan kekerasan di televisi, film, dan

video games.

b) Provokasi

Faktor situasional lain yang sangat penting pengaruhnya

terhadap perilaku agresif adalah provokasi. Provokasi mencakup

hinaan, ejekan, sindiran kasar serta bentuk agresi verbal lainnya, agresi

fisik, gangguan-gangguan yang menghambat pencapaian suatu tujuan

dan sejenisnya. Karyawan yang mendapatkan provokasi untuk

mempersiapkan bahwa ia dapat perlakuan yang tidak adil terbukti lebih

agresif di tempat kerjanya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

14

c) Frustasi

Frustasi terjadi ketika individu menemui hambatan untuk mencapai

tujuan. Seseorang yang mengalami frustasi terbukti lebih agresif terhadap

agen yang menyebabkan terhalangnya pencapaian tujuan, ataupun pada

pihak-pihak yang sebenarnya tidak bertanggungjawab atas gagalnya

pencapaian tujuan. Selain itu, individu yang mengalami frustasi juga

terbukti melampiaskan rasa frustasinya dengan menyerang benda-benda

yang ada di sekitarnya.

d) Rasa Sakit dan Ketidaknyamanan

Kondisi-kondisi fisik lingkungan yang menyebabkan ketidaknyamanan

dapat meningkatkan perilaku agresif. Lingkungan yang bising, terlalu

panas, ataupun berbau tidak sedap terbukti meningkatkan perilaku agresif.

e) Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan atau zat-zat tertentu seperti kafein ataupun

alkohol dapat meningkatkan perilaku agresif secara tidak langsung.

Individu yang berada di bawah pengaruh zat-zat seperti alkohol ataupun zat

psikotropika lainnya, lebih mudah terprovokasi, merasa frustasi, ataupun

menangkap petunjuk untuk melakukan kekerasan dibanding individu yang

tidak menggunakan zat-zat tersebut.

f) Intensif

Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk selalu

menginginkan lebih banyak hal. Maka dari itu, ada banyak objek yang

dapat digunakan sebagai intensif yang diberikan pada seseorang untuk

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

15

melakukan tindakan agresif. Perilaku agresif dapat dimediasi dengan

memberikan imbalan berupa hal yang dianggap berharga oleh pelaku.

Misal, penggunaan uang dapat memancing individu untuk melakukan

tindakan kekerasan.

2.2 Kecerdasan Emosional

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional

Reuven Baron (dalam Goleman, 2000) berpendapat bahwa kecerdasan

emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang

mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam mengatasi hambatan dan

tekanan lingkungan. Salovey dan Mayer (Goleman, 1997) mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai kemempuan untuk mengenali perasaan, meraih

dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan

dan maknanya serta mengendalikan perasaan secara mendalam sehinnga

membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Bar-On (Hooper, 2000;Sumardjono dkk, 2008) mengartikan kecerdasan

emosional sebagai pendiskripsian estimatik dari hasil pengukuran perilaku

kompetensi emosional dan sosial. Shapiro (dalam Sumardjono dkk, 2008)

kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan berbagai hal yaitu perilaku

moral, cara berfikir yang realistik, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi

diri, dan keberhasilan baik secara akademik maupun pekerjaan. Secapramana

(1999; dalam Sumardjono dkk, 2008) mengemukakan kecerdasan emosional

merupakan kemampuan untuk mengenali, mengolah dan mengontrol emosi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

16

agar seseorang mampu berespon secara positif terhadap setiap kondisi yang

merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.

Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan

yang dimiliki seseorang dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan

emosi pada diri sendiri, memahami perasaan orang lain, menjalin hubungan

yang baik dengan orang lain, pemecahan masalah, serta berpikir realistis

sehingga mampu berespon secara positif terhadap setiap kondisi yang

merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.

2.2.2 Unsur-unsur dalam Kecerdasan Emosional

Salovey (Uno, 2006; Sumardjono dkk, 2008) mendeskripsikan

kemampuan kecerdasan emosioanal menjadi 5 wilayah utama, yaitu:

1. Mengenali emosi diri :

Intinya adalah kesadaran diri, yaitu ,mengenali perasaan sewaktu

perasaan itu terjadi. Kemampuan mengenali diri sendiri merupakan

kemampuan dasar dari kecerdasan emosional. Kesadaran diri adalah perhatian

terus menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam kesadran refleksi diri

ini, pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi. Ketidak

mampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya menandakan orang

berada dalam kekuasaan emosi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

17

2. Mengelola emosi :

Kemampuan mengelola emosi yaitu menanganiperasaan agar terungkap

dengan tepat. Kecakapan ini bergantung pada kesadaran diri pula. Mengelola

emosi berhubungan dengan kemampuan untuk menghibur diri sendiri,

melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat yang

timbul karena kegagalan ketrampilan emosi dasar. Orang yang buruk

kemampuannya dalam ketrampilan ini terus menerus bertarung melawan rasa

murung, orang yang pintar akan dapat bangkit kembali jauh lebih cepat.

Kemampuan mengelola emosi meliputi : kemampuan penguasaan diri dan

kemapuan menenangkan diri kembali.

3. Memotivasi diri sendiri :

Kemampuan menata emosi, yaitu alat untuk mencapai tujuan dalam

kaitan memberi perhatian yang sangat penting untuk memotivasi diri, berkreasi

dan menguasai diri. Orang yang memiliki kemampuan ini cenderung lebih

produktif dan efektif dalam berbagai bidang kegiatan yang dikerjakan.

Kemampuan ini didasari kemampuan megendalikan emosi, yaitu dengan

menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan hati.

Kemampuan ini memungkinkan orang menyesuaikan diri dalam tuntutan

berkreasi yang berlangsung di tempat kerja sambil mengendalikan dorongan

hati, kekuatan berfikir positif dan bersikap optimis.

4. Mengenali emosi orang lain :

Kemampuan ini disebut dengan istilah empati, yaitu kemampuan yang

juga bertanggung pada kesadran diri emosional, yang merupakan ketrampilan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

18

dasar dalam bergaul. Kemampuan berempati, yaitu mengetahui perasaan orang

lain ikut berperan dalam perjuangan hidup. Orang yang empatik mampu

menangkap sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang

dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain.

5. Membina hubungan dengan orang lain :

Seni membina hubungan sosial merupakan ketrampilan mengelola

orang lain, meliputi ketrampilan sosial yang menunjang popularitas,

kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antar pribadi. Individu yang termpil

dalam kecerdasan sosial lancar menjalin hubungan dengan orang lain, peka

membaca reaksi dan perasaan orang lain , mampu memimpin dan

mengorganisasi serta pintar menangani perselisihan dalam pekerjaan.

2.2.3 Dimensi-dimensi Pembentuk Kecerdasan Emosional

Pembentuk kecerdasan emosional berdimensi empat yang

dikembangkan Davies dan Roberts (1998) dengan deskripsi sbb :

1. Dimensi I : SEA (Self Emotional Apprasial) atau Apprasial and expression of

emotion ini oneself (menilai dan mengekspresikan perasaan dalam diri sendiri).

Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan memahami perasaan diri yang

terdalam serta cakap mengekspresikan perasaan secara wajar.

2. Dimensi II : OEA (Others-Emotional Appraisal) atau Apprasial and

recognition of emotion in others ( menilai dan menerima perasaan dalam diri

orang lain). Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan individu mengamati dan

memahami perasaan-perasaan orand di sekitar. Individu sangant peka dengan

perasaan orang lain sekaligus cakap memprediksi respon perasaan orang lain.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

19

3. Dimensi III : UOE (Use of Emotion) atau Use of emotion to facilitate

performance ( menggunakan perasaan untuk memperlancar kinerja). Dimensi

ini berkenaan dengan kecakapan individu menggunakan perasaan melalui

mengarahkan perasaannya ke kegiatan konstruktif dan untuk mendukung

kinerja pribadi. Individu cakap mendorong dan menyemangati diri berbuat

semakin baik secara berkesinambungan. Individu juga mengarahkan

perasaannya ke kegiatan positif dan produktif.

4. Dimensi IV : ROE (Regulation of Emotion) atau Regulation of emotion in

oneself (mengatur perasaan diri sendiri). Dimensi ini berkenaan dengan

kecakapan individu mengatur perasaan-perasaannya sehingga

memampukannya cepat pulih dari ketegangan psikologik. Individu yang sangat

tinggi kadar kecakapan dalam dimensi ini dengan cepat pulih ke kondisi

psikologik normal usia bergembira-ria atau sakit hati. Individu juga

mempunyai kecakapan mengendalikan emosi serta kecil peluang kelepasan

kendali perasaan atau mengumbar amarah.

Berdasarkan Dimensi Pembentuk Kecerdasan Emosional tersebut

penulis meggunakan skala tersebut yang disusun oleh Wong dan Law, yang

mengacu pada definisi berdimensi empat yang dikembangkan Davies &

Roberts (1998).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

20

2.3 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Agresivitas Siswa

Kecerdasan emosional adalah kecakapan emosi meliputi kemampuan

untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi

rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu

mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak

mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta berharap

(Goleman). Kecerdasan emosional memiliki maksud yaitu mampu untuk

mengendalikan emosi sehingga perilaku agresif yang merupakan dampak dari

adanya ketidakmampuan mengendalikan emosi maka disinyalir.

Kecerdasan emosional mempengaruhi perilaku agresif. Kecerdasan

emosi dapat digunakan untuk penanggulangan pada anak yang melakukan

perilaku agresif. Pengaruh kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif yaitu

berkaitan dengan penanggulangan perilaku agresif dengan memberikan

pemahaman tentang kecerdasan emosi yaitu kemampuan untuk mengendalikan

emosinya agar perilaku agresif dapat dihindarkan. Agresi yang terjadi karena

adanya frustasi yang dapat membuat seseorang bertindak tidak sesuai dengan

kebiasaannya, tentu karena adanya perasaan dan pikiran yang tidak seimbang

tersebut (Lusiana, 2009).

2.4 Penelitian yang Relevan

Lusiana (2008) meneliti Pengaruh Kecerdasan Emosional dan

Agresivitas siswa SMA SHALAHUDDIN Malang, dapat ditemukan kecerdasan

emosi siswa SMA Shalahuddin adalah sedang dengan prosentase sebesar

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

21

72,5%, kecerdasan emosi pada kategori tinggi prosentasenya adalah 11,8%

lebih sedikit dari kecerdasan emosi pada kategori rendah dengan prosentase

15,7%. Serta tingkat agresi siswa-siswi SMA Shalahuddin adalah rata-rata

sedang dengan prosentase 68,6% sedangkan tingkat agresi siswa-siswi SMA

Shalahuddin yang berada pada kategori tinggi adalah 19,6% sedangkan sisanya

11,8% memiliki kategori rendah. Berdasarkan analisis regresi sederhana yang

telah dilakukan diperoleh nilai –0.457. Nilai signifikansi 0.000 sehingga sig.

lebih kecil dari nilai alpha (α) yaitu 0.000 < 0.05. Sehingga Ho ditolak berarti

ada pengaruh yangsignifikan antara kecerdasan emosi terhadap agresi.

Selanjutnya penelitian Rahmat Aziz, & Retno Mangestuti, (2006)

mengenai Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EI)

Dan Kecerdasan Spiritual (SI) Terhadap Agresivitas Pada Mahasiswa UIN

Malang , diketahui bahwa , dari hasil nilai R square diperoleh skor .325 artinya

ketiga variabel bebas (kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

kecerdasan spiritual) secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel

terikat (agresivitas) sebesar 32,5% artinya masih ada sekitar 67,5% faktor lain

yang mempengaruhi agresivitas mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang.

Faktor tersebut bisa berupa faktor internal (yang berasal dari dalam diri

individu) atau faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agresivitas 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7389/2/T1... · emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

22

2.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap perilaku

agresivitas siswa SMP N I Sumowono, Kabupaten Semarang.