BAB II LANDASAN TEORI 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola...
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Bola Basket
a. Sejarah Bola Basket
Permainan bola basket di ciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah
seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA)
Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang
olahraga baru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan
pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya adalah rasa
bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga senam yang gerakannya
kaku. Di samping itu kebutuhan yang dirasakan pada musim dingin untuk tetap
melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak.
Dr. Luther Gullick, pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut
menyadari adanya gejala yang kurang baik itu dan segera menghubungi Prof. Dr.
James A. Naismith serta memberi tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan
olahraga yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari. Dalam
menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai dengan
kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada unsur
menendang, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari. Langkah pertama,
diujinya perubahan dari permainan Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak
satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga
permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang
berlampu. Dari hasil percobaan yang dilakukan itu, Naismith akhrinya sampai pada
kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang
bentuknya bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai
sasarannya. Untuk menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan
gerakan mengoper dengan tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak
kegairahan, gawang diganti dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas
para pemain, sehingga dengan obyek sasaran yang demikian pengutamaan
7
tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang terjadi pada waktu menendang,
melainkan pada ketepatan menembak. Semula Naismith akan menggunakan kotak
kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan
dilakukan yang ada hanya keranjang (basket) buah persik yang kosong, maka
akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini
kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut
dinamakan Basketball (Margono, 2010:1)
Oliver (2007:1) mengatakan bahwa kejadian kejadian penting dalam
perkembangan bola basket adalah
1) Tahun 1891 : Prof. Dr. James A. Naismith menemukan permainan Bola
basket
2) Tahun 1892 : Dr. Naismith mengembangkan dan menerbitkan peraturan
resmi pertama Bola basket.
3) Tahun 1896 : Universitas Jowa dan Universitas Chicago pertama kali
memainkan pertandingan bola basket tingkat perguruan tinggi.
4) Tahun 1936 : Bola basket menjadi cabang olahraga Olimpiade
5) Tahun 1938 : Turnamen NIT pertama diadakan (dimenangkan oleh
universitas Temple)
6) Tahun 1949 : NBA dibentuk ketika dua liga bola basket yang sedang
kesulitasn bergabung.
7) Tahun 1972 : dikeluarkan undang – undang Title lx di Amerika serkat yang
memeberikan kesempatan lebih besar kepada kaum perempuan untuk
bertanding dalam olahraga antar sekolah dan antar Universitas, misal bola
basket
8) Tahun 1976 : NBA dan ABA dua liga bola basket pria utama di Amerika
Serikat bergabung menjadi satu liga yaitu NBA.
9) Tahun 1985 : NCAA menerapkan lama waktu untuk menembak dan garis
tiga angka (6,02 m).
10) Tahun 1992 untuk pertama kalinya pemain NBA diperbolehkan mewakili
Amerika Serikat dalam Olimpiade. “the dream team” (tim impian) dengan
mudah mengalahkan semua pesaingannya untuk merebut medali emas.
8
11) Tahun 1996 : America Basketball :eague (ABL), liga bola basket
professional wanita pertama, mulai digelar liga ini kareana bangkrut dan
ditutup pada tahun 1999.
12) Tahun 1997 : Womens National Basketbal Assocotion (WNBA) mulai
digelar secara finansial liga ini didukung oleh NBA dan akhirnya
menyingkirkan ABL.
Masuknya olahraga bola basket di Indoneisa sampai saat ini masih belum
jelas, permainan bola basket ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan pedagang
dari Cina menjelang kemerdekaan. Tepatnya sejak 1894, bola basket sudah
dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien dan kemudian menjalar ke
seluruh daratan Cina. Mereka yang berdagang ke Indonesia adalah kelompok
menengah kaya yang memilih olahraga dari Amerika itu sebagai identitas
kelompok Cina modern.
Menurut Margono (2010:4) mengatakan bahwa tumbuhnya permainan bola
basket dimulai tidak lama sesudah proklamasi kemerdekaan. Klub-klub bola basket
di sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang,
Yogyakarta dan Surabaya sebagian besar tumbuh dari sekolah-sekolah Cina. Dari
klub itu pula kemudian lahir salah seorang pemain legenda Indonesia, Liem Tjien
Siong yang kemudian dikenal dengan nama Sonny Hendrawan (Pada 1967 Sonny
terpilih sebagai Pemain Terbaik pada Kejuaraan Bola basket Asia IV di Seoul,
Korea Selatan. Waktu itu, tim Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah
Filipina, Korea, dan Jepang).
Pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo, bola
basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini
membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi diakui Negara.
Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia
(KOI) yang kemudian menjadi Menteri Olahraga, meminta Tonny Wen dan Wim
Latumeten untuk membentuk organisasi bola basket. Namun akhirnya karena
tuntutan kebutuhan untuk menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan
Persatuan Bola basket Seluruh Indonesia pada 1955, disingkat PERBASI.
9
b. Pengertian Bola Basket
Permainan bola basket merupakan olahraga yang cukup digemari
masyarakat saat ini, khususnya untuk olahraga prestasi di kalangan remaja.
Disamping itu olahraga basket telah mendapatkan perhatian yang cukup baik dari
masyarakat dunia. Menurut Kosasi (2008:2) mengatakan bola basket adalah
permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dari kesigapan
(keseluruhan gerak tubuh) dalam waktu yang tepat. Menurut Imam Sodikun (1992)
mengatakan bahwa pengertian bola basket merupakan olahraga permainan yang
menggunakan bola besar yang dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper
(dilempar ke teman) boleh dipantulkan ke lantai (di tempat maupun sambil jalan)
dan tujuannya adalah memasukan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan
dilakukan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 5 pemain. Setiap regu
berusaha memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah)
keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin.
Menurut Wissel Hal (2012:1) mengatakan bahwa bola basket adalah
olahraga untuk semua orang. Walaupun sekarang bola basket lebih banyak
dimainkan oleh remaja laki-laki, namun sekarang dapat dimainkan oleh wanita atau
remaja dan orang cacat dari segala usia dan ukuran tubuh. Menurut Dedy
Sumiyarsono (2002:1) mengatakan bahwa permainan bola basket merupakan jenis
olahraga yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan dan mempunyai
tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin (ke keranjang) lawan, serta menahan
lawan agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar
tangkap (passing), menggiring (dribble) dan menembak (shooting).
Menurut Nuril Ahmadi (2007:2) olahraga permainan bola basket adalah
permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang
juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka
pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton
banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang
bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih
bergantinya mencetak poin dari regu yang bertanding.
10
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat beberapa ahli bahwa permainan bola
basket dimainkan menggunakan bola besar, dimainkan secara beregu, jumlah
masing-masing tim adalah 5 orang. Permainan bola basket juga bisa dimainkan
dilapangan terbuka maupun tertutup, permaiann bola basket dimainkan dengan
menggunakan tangan dan membutuhkan kerja sama tim yang tinggi.
c. Peraturan Permainan Bola Basket
Menurut peraturan PERBASI (2004) mengatakan bahwa
1) Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau
kedua tangan.
2) Bola dapat di oper ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau
kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan
(meninju).
3) Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus
melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi
diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4) Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau
anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5) Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul,
atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran
pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan,
pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain
pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila
pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan,
maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain
sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak
diperbolehkan.
6) Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan
tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta
melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
11
7) Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka
kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut
berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
8) Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk
ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak
menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir
keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut
tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9) Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali
ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila
terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang
akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5
detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang
lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah.
Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan,
maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10) Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat
jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi
pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk
mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang
tercantum dalam aturan 5.
11) Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila
bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta
menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu
gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12) Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13) Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai
pemenang.
12
d. Ukuran lapangan dan waktu permainan bola basket
1) Lapangan
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar
ukuran, yakni panjang 28 meter dan lebar 15 meter. Tiga buah lingkaran yang
terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1, 80 meter.
Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang pemain inti dalam satu
regu dengan 7 orang pemain cadangan. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan
bola basket adalah 3 orang. Wasit 1 disebut referee sedangkan wasit 2, 3 disebut
umpire.
Gambar 2.1 : Lapangan Bola Basket
Sumber Gambar : Buku Pintar Bola Basket, Agus Salim (2008:24)
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1, 80 meter sedangkan lebar papan
pantul bagian luar adalah 1, 20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam
adalah 0, 59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0, 45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2, 75 meter. Sementara
jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0, 30 meter. Ring
basket memiliki panjang yaitu 0, 40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga
13
sampai ke garis akhir adalah 1 meter. Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan
basket adalah 1, 80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0, 05 meter. Panjang garis
akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan
hukuman yaitu 3, 60 meter.
2) Waktu dan Ukuran Bola Basket
Menurut PERBASI (2004) Waktu permainan 4 x 10 menit, di antara quarter
1 dan quarter 2 pemain istirahat 5 menit quarter 3 dan 4 itu istirahat 10 menit.
Terdapat selama permainan time out diberikan untuk kedua belah pihak itu
sebanyak 5 kali. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus
diadakan perpanjangan waktu selama 5 menit, sampai terjadi selisih skor. Di antara
dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 5 menit. Waktu untuk
lemparan ke dalam yaitu 5 detik. Keliling bola yang digunakan dalam permainan
bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram.
Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1, 80 meter pada lantai papan, maka bola harus
kembali pada ketinggian antara 1, 20 - 1, 40 meter.
2. Teknik Dasar Bola Basket
Untuk mencapai tujuan dari permainan bola basket, maka setiap pemain
dituntut untuk memiliki kemampuan dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental.
Menurut Harsono (1988:100) mengemukakan bahwa “ada empat aspek latihan
yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik,
latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental”. Untuk mencapai prestasi yang
maksimal, maka setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek
latihan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar yang sempurna. Oleh Karena
itu penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan.
Menurut Sukadiyanto (2011) mengatakan tehnik adalah suatu gerak yang
dilakukan secara tepat berdasarkan kemampuan lokomotor, kondisi fisik dan
peraturan permainan. Teknik merupakan cara gerak yang dilakukan dalam aktivitas
olahraga. Bentuk aktivitas teknik yang digunakan dalam setiap cabang olahraga
berbeda-beda. Namun, bila ditinjau dari konsep dasar gerak, teknik terdiri dari atas
gerak locomotor, non lokomotor dan manipulasi. Dalam beberapa cabang olahraga,
14
suatu teknik ada yang dominan hanya berasal darisalah satu gerak, misalnya
lokomotor saja atau manipulasi saja atau kombinasi diantara ketiganya. Oleh karena
itu teknik gerak cabang olahraga juga merupakan bahan yang harus
dipertimbangkan dalam penyususnan program latihan.
Teknik dasar mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola kedalam
keranjang (shooting), melempar (passing) dan menangkap, menggiring (driblle),
bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola dan bertahan Wissel (2012:2). Menurut
Ambler Vic (1980) teknik dasar bola basket terdiri dari passing, dribble, shooting,
rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, bertahan. Menurut Abidin
(1999) tehnik dasar bola basket ada empat yaitu: mengoper bola (passing),
menggiring bola (Dribbling), menembak (shooting), merayah (rebound). Menurut
Kosasi (2008) teknik dasar basket meliputi: dasar body control, moving without the
ball, ballhanding, passing and catching, dribbling, shooting, rebounding, man to
man defense, fast break. Seperti yang telah di kemukakan oleh para ahli diatas
berikut adalah beberapa teknik dasar basket yang harus di kuasai atau di pelajari
oleh pemain basket.
a. Dasar Body Control
Menurut Wissel (2012:15) meskipun bola basket adalah permainan tim,
namun pengusaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum bermain
dalam tim. Shooting, passing, driblling, rebounding, bergerak dengan bola,
bergerak tanpa bola adalah teknk dasar yang harus dikuasai. Apabila anda seorang
pemain perkuatlah teknik dasar yang lemah dan sempurnakanlah. Pra-sayarat untuk
melakukan setiap teknik dasar adalah keseimbangan dan kecepatan adalah hal yang
wajar untuk mengasosiasikan kesuksesan bola basket dengan tinggi atau ukuran
tubuh, tapi keseimbangan dan kecepatan adalah atribut fisisk yang sangat penting
yang anda harus miliki sebagai seorang pemain. Sedikit yang bisa anda lakukan
untuk menambah tinggi badan anda, tapi keseimbangan dan kecepatan untuk
melaksanakan teknik basket dapat ditingkatkan melalui latihan.
Kosasi (2008:1) Salah satu tugas seorang pelatih yang pertama dan utama
adalah mengajarkan pemain bagaimana melakukan penggerakan dan mengontrol
badan mereka. Pengerakan dasar (fundamental movement), kadang juga disebut
15
dasar dari olahraga bola basket (basic of basketball) merupakan sesuatu penting
untuk dipelajari oleh semua pemain. Menurut Kosasi (2008) mengatakan bahwa
Footwork dan ke seimbangan adalah dasar dari permainan bola basket, jadi
fundamental dimulai dengan kita melatih body control yang benar.
Pete Netwell dan Jhon Benington (1962: 57) mengatakan bahwa kontrol
tubuh merupakan salah satu dari tiga kategori dasar permainan menyerang dalam
permainan bola basket. Kita perlu mengajarkan pemain kita untuk bergerak dengan
efektif dan efesien mengajarkan pemain untuk menghemat waktu dan ruang, serta
untuk mengurangi gerakan yang berlebihan sehingga mereka mampu
mengembangkan keseimbangan dan kecepatan. Seorang pemain harus selalu
bergerak denga nada maksud dan tujuan dengan kata lain basket adalah permainan
keseimbangan dan kecepatan seerta setiap pergerakan harus terfokus kepada tujuan-
tujuan tersebut. Menurut Kosasi (2008) ada enam posisi fundamental yaitu 1) cara
berdiri (stance), 2) mulai bergerak (start), 3) langkah pergerakan kaki (step), 4)
berputar (turn), 5) berhenti (stop), 6) melompat (jump).
Penguasaan terhadap body control yang dilakukan sepanjang waktu akan
menjadikan pemain mampu untuk bergerak cepat, perubahan arah, melompat, dan
berhenti di bawah kontrol. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kathy McGee
(2007:22) yang mengemukakan bahwa untuk benar bergerak dan mengontrol tubuh
mereka, pemain harus memahami peran sikap atletik dasar. Pemain harus dalam
sikap atletik yang seimbang di sepanjang waktu. Sikap ini akan memungkinkan
mereka untuk bergerak cepat, perubahan arah, melompat, dan berhenti di bawah
kontrol.
b. Moving Without the Ball (Pergerakan tanpa bola)
Bola adalah magnet dari permainan bola basket, buktinya adalah mayoritas
pergerakan tertuju pada bola. Pada hal fakta menunjukan pada saat menyerang
seorang pemain akan melakukan pergerakan tanpa bola lebih dari 80%. Menurut
Kosasi (2008:11) mengatakan bahwa bola basket adalah permainan tim yang
sebagian besar dimainkan dengan melakukan pergerakan tanpa bola.
Menurut Kosasi (2008:12) Salah satu tugas terberat seorang pelatih adalah
mengajarkan kepada pemain bagaimana untuk terus melakukan pergerakan
16
walaupun tanpa memegang bola. Bagian ini akan menjelaskan betapa pentingnya
mengajarkan pada pemain muda agar mampu melakukan pergerakan tanpa bola
yang efektif, efesien dan punya tujuan yang jelas.
Kathy McGee (2007:120) menyatakan bahwa pergerakan tanpa bola dalam
permainan bola basket bergerak tanpa bola melibatkan gerakan aktif dengan tujuan
agar dalam aliran permainan menjadi terbuka atau mendapatkan rekan setimnya
terbuka. Semua gerakan tanpa bola pada dasarnya, pemain ofensif menjadi sulit
untuk menjaga ketika pemain belajar untuk bergerak secara efisien tanpa bola.
Pergerakan tanpa bola harus dipahami oleh setiap pemain. Inti dari pergerakan
tanpa bola adalah mengelabui atau memperdaya defender. Menurut Kosasi
(2008:14) ada beberapa pergerakan tanpa bola antara lain.:
1) V-CUT
V-cut adalah gerakan zig zag merubah arah yang membentuk hururf V.
Untuk melakukan V-cut pemain harus menempatkan sebagian berat badannya pada
kaki yang berlawanan dengan arah yang diingingkan. Maksudnya pemain bergerak
menanamkan kakinya ke aarah kiri lalu dengan cepat merubah arah ke kanan, begitu
pula sebaliknya saat melakukan perubahan arah pada pergerakan meminta bola
jangan lupa untuk mengangkat tangan sebagai arah target passing.
2) Front and Rear Cut
Gerakan ini dibuat setelah seorang pemain melakukan operan ketemannya
dan mencoba memanfaatkan kelengahan pemain bertahan lawan dengan menembak
ke arah ring dengan maksud dapat menerima operan kembali. Gerakan ini sering
disebut serangan balik, biasanya gerakan digunakan adalah V-cut.
3) Decoy Moves
Inti dari pergerakan ini adalah membuat defender sibuk dan mengganggu
kosentrasi defender dengan memancing agar pemain lawan terfokus hanya pada
pembawa bola. Ajarkan pemain untuk melakukan tipuan dengan gerakan mata dan
tipuan suara.
4) Shoot Moves
Saat bola ditembak kearah ring, tiap offender harus mengambil posisi
rebound. Jangan ada pemain yang hanya berdiri diam menunggu di bawah papan
17
pantul lawan melainkan gunakan gerakan-gerakan tipuan untuk mengambil posisi
yang menguntungkan untuk mengambil bola pantul. Jangan hanya berdiri melihat
bola, tetapi asumsikan bahwa bola tembakan tidak akan masuk dan lakukan usaha
untuk mendapatkan bola kembali. Ingat ungkapan penonton melihat bola tetapi
pemain terus bergerak mengejar bola.
5) Seorang pelatih
Memberikan perintah individu khusus kepada pemain contohnya pada saat
jump ball, out of bound, free throw dan set pattern. Pemain-pemain ini punya
otoritas tersendiri untuk melakukan shooting lalu eksekusi ditengah pattern
Menurut Krause, Jerry, (2008:26) mengatakan bahwa pergerakan tanpa bola
agar dapat berjalan dengan efektif, maka pemain harus senantiasa waspada dan
ingat bahwa semua bergerak dimulai di lantai, pindah dengan otoritas (bergerak
yang berbeda), keseimbangan, dan kecepatan. Pemain bergerak dengan tujuan dan
dengan jarak yang tepat dan waktu. Pemain harus menyadari gerakan rekan tim dan
mempertahankan fokus pada strategi ovensif dari seluruh tim. Selain itu pemain
harus bisa membaca pertahanan dan bola, dimana semua gerakan individu, yang
ditentukan oleh situasi permainan tim, harus dilakukan dalam kaitannya dengan
posisi dan pergerakan bola serta pertahanan lawan. Berkomunikasi dan bergerak
dengan suara dan dengan tangan. Pemain tidak bisa bicara terlalu banyak.
Tujuan utama dari gerakan tanpa bola adalah untuk mendapatkan terbuka
untuk menerima umpan dari ballhandler tersebut. Cobalah untuk mendapatkan
terbuka jika tidak mungkin, keluar dari jalan. Menjaga jarak yang tepat dari
setidaknya 15 sampai 18 kaki (4,6-5,5 meter) terpisah 12 sampai 15 kaki [3,6-4,6
meter] untuk pemain muda dan 18 sampai 21 kaki [5,5-6,4 meter] untuk kuliah atau
pemain profesional. Idealnya ini juga akan berada dalam posisi lantai. Pemain
pilihan untuk lulus, menembak, atau menggiring bola, menangkap bola menghadap
ring basket atau menangkap bola dan kemudian menggunakan putaran kaki untuk
menghadapi ring basket. Ajarkan teknik menangkap dan wajah untuk pemain
menyerang yang urutan sebagai berikutpemain melihat untuk menembak dan
melihat seluruh lantai, pos melihat ke dalam untuk memberi umpan pos dan
tindakan memindahkan bola atau menggiring bola ke keranjang. Urutan ini harus
18
menjadi otomatis dan dieksekusi dengan sangat cepat dalam rangka. RPA (rim-
post-action) setiap kali pemain menangkap bola. Gerakan tanpa bola adalah
kompetisi yang berkesinambungan antara pemain ofensif dan defensif. Menjaga
lawan menebak memerlukan menggunakan palsu dipercaya (memberikan waktu
untuk reaksi untuk umpan pembela dan memainkan peran umpan. Ketika bergerak
untuk menangkap lulus, pemain harus menjaga posisi terbuka dengan bergerak ke
arah dan bertemu lulus kecuali mereka membuat memisahkan diri bergerak di
depan pemain bertahan atau kembali memotong belakang pemain bertahan.
Langkah efektif ini memungkinkan pemain ofensif untuk menjalankan
langkah tindakan yang mendahului dan lebih cepat daripada langkah reaksi pemain
bertahan. V-cut untuk mendapatkan terbuka sering lambat untuk tindakan cepat
bergerak. Sementara menerapkan semua konsep, menjaga jarak yang tepat lebih
dari 15 sampai 18 kaki [4,6-5,5 meter] terpisah kecuali memotong atau skrining dan
membuat gerakan pada saat yang tepat lebih baik terlambat daripada awal.
c. Mengoper (Passing)
Menurut Wissel (2012:71) dan Oliver (2007:35) mengatakan operan dan
tangkapan yang baik penting bagi permainan tim dan keahlian seperti itulah yang
membuat bola basket menjadi permainan tim yang indah. Tapi operan adalah
keahlian paling dasar yang sering diabaikan, pemain jarang berlatih operan karena
kurang mendapat perhatian dari penonton di bandingkan si pencetak skor para
pemain terbaik membuat rekannya lebih baik. Meraka adalah ancaman bagi musuh
karena kemampuan operannya kerekan tim dimana pun. Mengembangkan teknik
mengoper dan menangkap bola menjadikan anda pemain yang lebih handal dan
sangat menolong rekan satu tim.
Menurut Wiley (2007:49) Passing adalah ketika satu pemain memberikan
bola kepada rekan dengan melemparkan, atau mengoper bola kepada rekan satu
timnya. Saat anda memaksa pertahanan untuk bekerja keras meliputi setiap pemain
karena gerakan bola anda meningkatkan kesempatan anda untuk menghasilkan
kualitas hasil. Ditambah jika pemain anda bergantung pada satu-satu pemain
bergerak dengan serangan tembakan, mereka tidak akan memiliki kesempatan
19
meyerang sebagai tim yang rela mengoper bola untuk membuka setim. Hal ini
terutama penting bagi pemain muda.
Menurut Donovan Mick (2010:17) Salah satu godaan terbesar bagi pemain
muda ketika mereka pertama kali diperkenalkan ke basket adalah untuk mendribell
bola. Hal ini tidak selalu hal yang buruk, tapi itu tidak mencegah pemain dari
melihat ke atas untuk melihat pilihan lain yang mungkin termasuk lewat ke rekan
satu tim yang berada di posisi yang lebih baik. Titik kunci adalah bahwa lulus
sukses biasanya akan memungkinkan bola untuk mencapai target lebih cepat dari
bola menggiring bola. Pemain dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam situasi
permainan dan sangat penting bahwa mereka mengembangkan pemahaman tentang
opsi passing yang ada. Hanya ketika mereka membuat keputusan yang benar akan
mereka jalankan lulus tepat. Dan passing dibagi menjadi empat yaitu chest pass,
bounce pass, overhead pass, Javelin pass
Menurut Cline (1997:168) passing adalah bagian dari pemikiran seorang
pemain didalam permainan, jika anda tau jenis passing yang akan dilakukan pada
situasi tertentu, anda dapat melakukan pergantian pola yang hendak dilakukan.
Sejalan dengan meningkatnya kemairan passing dan pemahaman akan sebuah
situasi, anda pasti akan memandang suatu permainan dengan cara berbeda. Tidak
ada gambaran suatu kerjasama tim yang lebih seru dan menarik dari pada melihat
seorang pemain yang melakukan pengoperan bola dengan benar dan gaya. Menurut
Agus Salim (2008:55) passing atau mengoper bola adalah cara paling efektif untuk
menggeraknn bola dari satu bagian ke bagian lain dari lapangan. Meskipun begitu
operan yang aman tidaklah selalu sama dengan operan yang efeltif yang artinya
mungkin tim kalian bisa tetap mempertahankan bola tetapi tidak mendapatkan apa-
apa. Menurut Kosasi (2008:26), Keith & Greg (2015) mengatakan bahwa pasing
adalah fundamental bola basket yang sering diabaikan untuk dilatih, samgat penting
bagi seorang pemain untuk mengembangkan skill passing demi kesuksessan
timnya. Menurut Akros Abidin (1999) mengatakan bahwa operan dalam
peramainan bola basket dapat dilakukan dengan dua tangan atau satu tangan, operan
yang dilakukan secara taktis tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang
untuk menghasilkan angka. Menurut Oliver (2007) passing yang tepat adalah salah
20
satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan sebuah unsur penentu tembakan-
tembakan yang berpeluang besar dalam mencetak angka.
Ketika pemain menangkap bola dalam daerah lawan dari ring basket ofensif,
mereka harus menangkap dan menghadapi keranjang untuk mencari tembakan,
kemudian memindahkan bola (tindakan). Prtama seorang pemain adalah untuk
menggiring bola; penekanan terus-menerus pada tembakan dan lulus diwajibkan
untuk mengatasi naluri ini. Sejak dribbling adalah keterampilan individu, berlatih
setiap kali seorang pemain menyentuh bola, preferensi alami untuk itu cenderung
untuk berkembang.
Menurut V. Krause, Don Meyer, Jerry Meyer. (2008:41) menyatakan bahwa
ketika pemain menangkap bola dalam wilayah operasi dari ring basket
penyerangan, mereka harus menangkap dan menghadapi keranjang untuk mencari
tembakan, terlihat untuk lolos ke pos pemain dan kemudian memindahkan bola
(tindakan). Seorang pemain adalah untuk menggiring bola; penekanan terus-
menerus pada tembakan dan lulus diwajibkan untuk mengatasi naluri ini. Sejak
dribbling adalah keterampilan individu, berlatih setiap kali seorang pemain
menyentuh bola, preferensi alami untuk itu cenderung untuk berkembang.
Menurut Stocer, dkk (1982:7) mengoper bola dalam permainan bola basket
berbeda sekali dari cara yang lazim dalam jenis-jenis olahraga lainya. Permainan
lapangan yang relative kecil, memerlukan teknik pengoperan pendek, yang
dilakukan dengan leparan keras dan tepat. Gerakan menangkap dan mengoper bola
sedapat sedapat mungkin harus cepat dan tanpa berhenti. Prusak (2007:47) pasing
adalah hal yang sangat penting dalam permainan basket karena kita dapat
menggerakan bola lebih cepat dengan mengumpan dari pada mendribell bola.
Passing dalam permainan bola basket dibagi bebarapa bagian antara lain :
1) Operan Dada (Chest Pass)
Menurut Oliver (2007:36), Wissel (2012:74) mengatakan bahwa chest pass
(operan dada) adalah salah satu jenis operan dasar dalam permainan bola basket.
Adapun pelaksannya adalah bola dipegang dengan kedua tangan ditahan didepan
dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari harus berada dibelakang bola dengan
tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi tubuh dekat dengan tubuh,
21
kemudian letakan kaki pada posisi bentuk segitiga dengan tumpuan berat badan
pada kaki yang belakang. Pindahkan berat badan ketika melangkah untuk
melakukan operan. Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper bola, panjang
lengan dan putar ibu jari kebawa, sehingga tangan lurus dan diakhiri dengan
sentakan pergelagan tangan. Pandangan mata tetap pada bola yang dioper dan arah
bola harus lurus jangan parabola.
Menurut Kosasi (2008:25) chest pass adalah jenis passing yang paling
efektif apalagi pada saat pemain tidak dijaga. Urutan teknik chest pass dimulai
dengan posisi trple threat dan jari-jari menghadap ke atas saat memegang bol,
maksunya saat di dorong bola akan berputar kebelakang (back spin) pada akhir
gerakan ibu jaari harus menghadap kebawah dan ingatkan pemain untuk melakukan
pivot dalam passing. Menurut Cline, dkk (1997:171) & Neal (1966:70) mengatakan
bahwa chest pass adalah satu jenis operan dasar dalam permainan basket, bola
ditahan didepan dada dengan ujung jari kedua tangan. Jempol anda harus
dibelakang bola engan tangan dan uhung jari menyebar kearah sisi-sisi. Posisikan
siku didekat tubuh letakkan kaki anda pada posisi triple therat dengan tumpuan
berat badan pada kaki belakang, pindahkan berat badan ketika anda melangkah
hntuk melakukan passing, panjangkan lengan anda dan putar ibu jari kebawah,
Gambar 2.2 : Operan Dada (Chest Pass)
Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:69).
22
2) Operan Pantul (Bounce Pass)
Menurut Oliver (2007:36) & Wissel (2012:74) mengatakan bahwa bounce
pass (operan pantul) dalam permainan bola basket dilakukan ketika permain lawan
berada diantara anda dan target salah satu pilihanya agar bola diterima oleh anda,
maka operan terbaik adalah operan pantul dapat memindahkan bola ke satu sayap
pada akhir terobosan yang cepat atau kepada pemain yang mendekati keranjang.
Operan ini lebih lambat dari dada, karena lebih dulu bola memantul pada lantai.
Operan ini dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan ditempatkan dibelakang
bola. Kemudian lepaskan bola kearah bawah, bola menyentuh lantai kira-kira dua
pertiga dari jarak arah si penerima, sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi
pinggang. Memantulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungnya
akan tinggi dan pantulan yang lambat akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi
memantulkan bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit untuk
direbut oleh lawan. Untuk lebih jelasnya pelaksaan operan pantulan dapat dilihat
pada gambar.
Menurut Kosasi (2008:29) mengatakan passing ini di rekomendasikan
untuk digunakan pada sasaran yang melakukan backdoor cut dan pada saat pemain
di-trap sehingga kesulitan mencari garis passing. Gerakan yang dilakukan hampir
sama dengan chest pass. Hanya saja arah bola dipantulkan kelantai 2/3 dari jarak
penerima bola. Passing perlu memperkirankan agar nantinya bola memantul kearah
pinggul penerima. Menurut Cline, dkk (1997:172) & Neal (1966:79) operan pantul
(bonce pass) sering digunanakn pada terobosan cepat yang tiba-tiba atau pada
serangan setengah lapangan oleh pemain pada garis batas untuk mendapatkan bola,
arahkan operan ini, berilah sedikit tekanan, lakukan tersebut kepada rekan tim anda
dengan cepat.
23
Gambar 2.3 : Operan Pantul (Bounce Pass)
Sumber Gambar.: Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:70).
3) Operan Baseball (Baseball Pass)
Menurut Kosasi (2008:30) baseball pass biasanya digunakan untuk passing
jarak jauh. Pada posisi awal pemain menempatkan bola disalah satu sisi kepala dan
posisi kaki parallel stance. Lalu kaki pada sisi yang sama dengan tangan yang
memegang bola ditarik kebelakang, titik tumpu terletak pada kaki ini. Setelah itu
lempar bola seperti melakukan lemparan pada baseball, ingatkan pemain aar tidak
menekuk pergelangan terlalu dalam kebeakang dan akhiri passing dengan posisi
jari-jari menghadap kesasaran agar passing tetap akurat pada sasaran.
Menurut Wissel (2012:79) mengatakan bahwa ketika anda ingin membuat
operan panjang, anda akan sering memilih operan baseball, yaitu sebuah operan
lepas untuk mengawali gerak menerobos cepat atau untuk membuat lemparan jauh
kedepan keteman setim yang tengah menuju ring basket atau melambungkan bola.
Mulailah dengan tegak seimbang, pusatkan pada kaki belakang anda, putar badan
anda ke sisi tangan yang melakukan operan. Angkat bola setinggi telinga dengan
siku anda kedalam, tangan yang melakukan operan dielakang dan tangan anda
seimbang didepan bola (seperti seorang penangkap mulai melempar baseball).
Ketika anda memantulkan bola, pindahkan berat anda dari belakang ke kaki depan.
Arahkan kaki, punggung dan tangan yang melakukan operan maju kearah target.
Bengkokkan pergelangan tangan ketika anda melepaskan bola dari ujung jari. Pada
follow through jari-jari menujuk target dengan tapak tangan kebawah. Meskipun ini
adalah operan satu tangan, pertahankan tangan ynag tidak mengoper tetap pada bola
sampai anda melepas sehingga dapat berhenti dan menipu lawan.
Menurut Cline, dkk (1997, 174) operan baseball sering dipakai oleh pemain
yang berlari, operan satu tangan ini memudahkan pengoper untuk melakukan
passing jarak jauh. Operan baseball dimulai dengan posisi siap dengan salah satu
kaki agak kedepan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola juga
ditahan oleh tangan yang lainya yang tidak akan mengoper. Ketika berat badan anda
24
berpindah kebelakang bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat dibelakang bahu
dari sisi yang akan melempar. Pada saat passing, tamgan tangan yang
melakukannya mengayun ke depan dan atas. Bola dilepaskan ketika tangan anda
lurus, cobalah saat lawan mengejar atau ketika ia lengah.
Menurut Akros (1999) Operan baseball dalam permainan basket sering
dipakai pemmain saat berlari. Operan ini dilakukan dengan satu tangan, akan
mempermudah pengoper untuk pasing jarak jauh. Operan ini dimulai dari posisi
siap mulai dari posisi kaki agak kedepan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada
awalnya bola dipegang oleh tangan lainnya tidak mengoper bola. Ketika berat
badan berpindah kebelakang, bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat di
belakang bahu dari sisi yang akan melempar. Pada saat akan mengoper bola tangan
yang melakukannya mengayun kedepan dan atas. Bola dilepaskan ketika tangan
lurus kedepan
Gambar 2.4 : Operan di samping badan (Baseball Pass)
Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:71).
4) Operan di Atas Kepala (Overhead Pass)
Meurut Kosasi (2008:29) & wissel (2012:76) operhead pass sangat efektif
digunakan saat tim defender menggunakan zone defense. Beberapa tips yang perlu
diperhatikan dalam melakukan overhead. 1) Pertahankan pposisi siku paling tidak
setinggi kepala, 2) kekuatan dorongan overhead pass hanya terletak pada bagian
siku pergelangan tangan dan jari-jari, bahu hanya berfungsi sebagai penopang siku
agar tetap setinggi kepala. 3) Posisi awal ibu jari adalah meneghadap kebelakang,
dari posisi akhir menghadap kedepan. 4) Untuk mendapatkan tenaga dorongan,
pemain dapat melakukan pivot.
25
Menurut Agus Salim (2008:58) mengatakan bahwa lemparan atas kepala
(overhead) adalah dilakukan dengan dua tangan yang digunakan jika kalian lebih
tinggi dari lawan atau ketika dalam penjagaan ketat dari lawan. Kalian mulai
dengan bola di atas kepala kalian dengan kedua tangan dan melemparannya dengan
sentakan kuat dari pergelangan tangan dan jari-jemari. Kalian tidak boleh
mengayunkan lengan dari siku dan melemparkannya sepertii pemain sepak bola
yang melakukan lemaran bola kedalam, karena hal ini sama saja dengan
memberitahukan pemain bertahan bahwa kalian akan melepaskan bola yang
membuatnya dengan mudah menghalang-halangnya.
Menururt Cline, dkk (1997:175) mengatakan bahwa operan diatas kepala
dapat dilakukan dengan kecepatan dan ketepatan pada jarak jauh, yang mana jenis
passing ini menjadi lebih terkenal sekarang. Operan ini dapat dipakai untuk
melakukan peran outlet dalam memulai suatu terobosan yang cepat (fast break) atau
operan alihan (skip pass) dengan mengayunkan bola dari satu sisi lantai ke sisi yang
lainya. Bola harus dipegang diatas kepala dengan tangan dan jari-jemari melebar
pada tiap sisi bola, jangan gerakan bola kebelakang kepala. Bila demikian bola akan
sangat mudah direbut dari belakang. Telapak tangan hrus rapat saat bola sudah
terpegang erat oleh ujung-ujung jari. Siku anda mengarah keluar tubuh ketika anda
menempatkan kaki pada posisi siap dengan salah satu kaki di depan, tunpuan berat
badan anda hrus berpindah dari kaki belakang ke kaki depan ketika bola bergerak
tepat di atas kepala anda didepan. Lepaskan bola kedepan ketika jari-jari dan
pergelangan tangan menghentakan bola kearah penerima. Ingatlah melanjutkan
dengan bergerak kearah sasaran. Pada operan ini, besarkan tubuh anda untuk
menjadi ancaman di lapangan. Membesarkan tubuh berarti dapat menguasai ruang
gerak.
Menurut Neal (1996:73) operan di atas kepala dalam permainan bola basket
sering dipakai pemain terutama pada saat pemain dijaga ketat dan harus melewati
lawan. Sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan
trobosan menghindari tekanan lawan. Seperti pada saat melakukan operan pantul,
operan di atas kepala merupakan pilihan untuk mengumpan teman yang berada low
post. Adapun pelaksanaan operan di atas kepala dimulai dengan posisi badan
26
seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku kedalam dan berbentuk sudut 90
derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah
untuk melakukan operan dengan cepat dan gampang di curi oleh lawan. Kaki
melangkah kedepan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan bertumpu pada
kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat, jari jemari kefua tangan secara
berurut. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan
telapak tangan ke bawah.
Gambar 2.5: Operan di Atas Kepala (Overhead Pass)
Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:72).
d. Menggiring Bola (Dribbling)
Driblle (menggiring bola) adalah suatu usaha untuk membawa bola
kedepan. Selanjutnya Ambler Vic (1990:10) menyatakan dribble dalam bola basket
adalah membawa bola dengan cara memantul-mantulkannya. Dribbling adalah
teknik penting bagi pemain untuk menguasai dan sangat penting dalam satu pada
satu situasi dan ketika menyiapkan bermain menyerang. Ada berbagai teknik yang
berbeda yang dapat dikembangkan.
Menurut Wissel (2012:95) dribble (menggiring) adalah salah satu cara
membawa bola, agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda harus
memantulkannya pada lantai, pada awlanya bola harus lepas dari tangan sebelum
kaki anda diangkat dari lantai, sementara mendriblle anda tidak boleh menyentuh
bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam penggamanan
tangan anda. Kemampuan mendriblle dengan tangan lemah dan tanganuat adalah
kunci untuk meningkatkkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah agar
27
tubuh anda berada diantara bola dan lawan. Dengan kata lain jika anda mendriblle
dengan sisi tangan yang lemah, maka linfungilah dengan tubuh anda.
Mick Donovan (2010) “Dribbling adalah teknik penting bagi pemain untuk
menguasai dan sangat penting dalam satu pada satu situasi dan ketika menyiapkan
bermain menyerang. Ada berbagai teknik yang berbeda yang dapat dikembangkan”.
Prinsip-prinsip utama untuk diingat dalam melakukan driblle adalah
1) Tempat tangan di atas bola dengan jari-jari menyebar
2) Selalu mendorong ( tidak menampar ) bola tegas ke lantai
3) Ketinggian mental dapat bervariasi , tetapi sebagian besar harus tidak lebih
tinggi dari ketinggian pinggang dan tidak ada lebih rendah dari
4) Lutut Jauhkan kepala hingga mengamati lawan dan mengenali rekan yang
mungkin berada dalam posisi yang lebih baik
5) Gunakan tubuh untuk melindungi bola dari bek melaju
6) Guru teknik dribbling dengan kedua tangan pemain Antusias akan
menghabiskan berjam-jam berlatih dribbling di mereka sendiri dan ini
dapat dengan mudah dilakukan dengan bola dan permukaan yang keras
Mick Donovan (2010:37), menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola (dribbling) dalam permainan bola basket dapat di
tingkatkan dengan melaui :
1) Tempatkan tangan di atas bola dengan jari-jari penyebaran
2) Selalu mendorong (tidak menampar) bola tegas ke lantai
3) Ketinggian bola dapat bervariasi, namun sebagian besar harus tidak lebih
tinggi dari ketinggian pinggang dan tidak lebih rendah dari lutut
4) Jauhkan kepala hingga mengamati lawan dan mengenali teman satu tim
yang mungkin berada dalam posisi yang lebih baik
5) Gunakan tubuh untuk melindungi bola dari bek melaju
6) Menguasai teknik dribbling dengan kedua tangan
Pemain yang antusias akan menghabiskan berjam-jam berlatih dribbling sendiri dan
ini dapat dengan mudah dilakukan dengan bola dan permukaan yang keras.
Menurut Agus Salim (2008:59) mengatakan bahwa untuk melakukan
kontrol saat menggiring bola, lebarkan jari-jari tangan kalian yang digunakan untuk
28
menggiring bola, lakukan kontak bola dengan menggunakan jari-jari kalian, bukan
dengan telapak tangan, dorong kebawah bola dengan lembut kelantai dengan
menggunakan jari-jari, pergelangan tangan dan lengan untuk mengontrol ketingian
juga kecepatan dari pantulan. Jika kalian tetap menahan tangan di atas bola maka
bola akan memantul kembali ke tangan kalian dengan akurat. Keika sedang
mendriblle bola, maka tidak baik jika terus-menerus menatap bola sepannjang
waktu. Berlatihlah sampai kalian bisa tetap mengontrol bola dengan mata melihat
ke atas, sehingga kalian tetap waspada dengan apa yang terjadi sekeliling pada saat
menggiring bola. Kalian sangat perlu untuk bisa melihat keseluruh pemain lainya.
Menururt Wiley (2007:135) Pemahaman dasar dribbling sikap dan mampu
menjalankan dari itu, sangat penting bagi dribbling tanpa kehilangan kontrol bola
atau dicuri oleh lawan. berikut cara melakukan dribble adalah sebagai berikut
1) Pemain bergerak lutut sedikit melampaui bahu selebar dan flexes mereka
sehingga dia menjaga posisi semi berjongkok. Pemain dari kaki harus
sedikit ke depan. Berapa banyak pemain crouches tergantung pada jenis
menggiring bola dia menggunakan. Ini disebut basket posisi-posisi dasar
pemain harus mengasumsikan ketika dribbling, melewati, memotong,
skrining, membela, dan bersiap-siap untuk menembak.
2) Pemain tampak lurus ke depan sehingga pemain dapat memindai bola dan
menonton pembela dan rekan tim nya melihat ke atas memungkinkan
untuk visi akhir ofensif pengadilan.
3) Pemain mengontrol bola dengan ujung jari dan jempol, lutut tertekuk dan
tubuhnya agak membungkuk.
4) Pemain memantul bola sedikit ke depan, pemain terus kontak dengan
bagian atas bola, menuju kembali setengah, sementara dribbling. Pemain
memegang tangannya dribbling bebas di tingkat pinggang, dengan telapak
menghadap ke bawah. Pemain dapat dengan mudah beralih ke menggiring
bola dengan sisi lain dari posisi ini.
5) Pemain mengontrol arah dan kecepatan menggiring bola oleh
meregangkan nya pergelangan tangan dan jari-jari. Lengannya, dari
sikunya untuk ujung-ujung, bergerak naik dan turun ke arah bola.
29
6) Pemain harus menggiring bola bola kembali tentang setinggi lutut.
Semakin rendah menggiring bola, semakin sulit bagi pembela membuat
mencuri atau defleksi.
7) Ketika mendekati seorang lawan, pemain ternyata tubuhnya sehingga
lengan yang tidak dribbling terdekat pemain belakang. Garis lengan,
mengangkat dan digunakan seperti bar, menyediakan lapisan tambahan
untuk lebih baik mempertahankan kepemilikan bola.
Situasi saat pemain memegang bola dan belum melakukan dribble sering
disebut bola hidup. Pemain harus belajar melakukan dribble tanpa melihat bola,
biasakan mata agar melihat keseluruhan (sekeliling) lapangan. Dribble pada
dasarnya adalah gerakan yang harus mengarah pada ring. Namun dribble juga dapat
menjadi cara untuk membuka peluang bagi pemain lain agar mendapat ruang untuk
mencetak skor. Menurut Kosasi (2008) mengatakan bahwa dribble adalah suatu
teknik fundamental yang menyenangkan dan menganggumkan, tetapi dribble akan
menjadi sesuatu yang menakutkan jika dipakai hanya untuk menunjukan
kemampuan personal.
Dribbling (memantulkan bola) berarti teknik yang memungkinkan pemain
untuk bergerak dengan bola dalam arah tertentu dengan bola yang tidak dapat
diambil oleh lawan. Menggiring bola atau dribbling bola merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari permainan bola basket dan ini penting untuk bermain individu
dan tim. Dalam permainan bola basket setiap tim paling sedikitnya membutuhkan
satu orang pemain yang ahli dalam melakukan menggiring bola dengan cepat,
terutama untuk menerobos pertahanan lawan yang dijaga ketat. Keputusan
pemilihan tipe dribble harus disertai dengan waktu penggunaan yang tepat.
Menurut Kosasi (2008) ada bebrapa tipe dribble yang digunakan pemain
1) Low Dribble
Posisi awal gerakan ini adalah staggeved stance. Gunakan tangan yang satu
sisi dengan kaki yang ditarik kebelakang untuk melakukan dribble dengan tangan
yang lain mengambil posisi melindungi bola dari defender. Ingatkan pemain supaya
teteap mempertahankan posisi dribble serendah lutut dan dribble dengan irama
yang konstan. Pemain jangan melihat kearah bola melainkan melakukan peripheral
30
vision adalah penting bagi pemain untuk mengerti bahwa tangan yang digunakan
untuk melindungi bola tadi tidak boleh mendorong defender.
2) Power Dribble
Power dribble adalah pengembang dari low dribble, dalam gerakannya
ditambahkan gerakan slide ke depan dan kebelakang. Power dribble menjadi dasar
dari beberapa gerakan dribble yan lain seperti spin dribble dan crossover dribble.
3) Speed Dribble
Speed dibble adalah dribble yang dilakukan dengan berlari, agar bola tidak
terlepas saat melakukan dribble, diperlukan dorongan kedepan sehingga pemain
terlihat sedikit mengejar bola. Bola tidak boleh melebihi pinggang saat melakukan
dribble ini dengan maksud agar bola mudah dijangkau dan tidak mudah terkena
steel.
4) Change of Paca Dribble
Dari namanya kita mengetahui bahwa dalam dribble ini yang dilatih adalah
bagaimana pemain melakukan pergantian kecepatan. Contoh latihanya adalah
pemain melakukan speed dribble lalu berhenti ke low dribble, pemain melakukan
face to face dribble (dribble berhadapan dengan defender) lalu dengan segera
kembali melakukan speed dribble. Sesaat sebelum momen perubahan kecepatan
ajarkanlah pemain melakukan beberapa tipuan seperti head faken (tipuan gerakan
kepala), eye take (tipuan mata) dan tipuan-tipuan seolah-olah pemain akan
melakukan passing atau shooting.
5) Crossover Dribble
Crossover Dribble adalah pemain melakukan dribble ke salah satu arah dari
defender lalu merubah kearah sebaliknya dengan cepat. Saat melakukan crossover
dribble usahakan dribble bola serendah mungkin, ingatkan pemain agar belajar
mencari waktu yang tepat untuk melakukan crossover dribble. Usahakan agar
jangan terlalu jauh atau terlalu dekat dengan defender.
Dari pendpat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dribbling adalah
teknik yang sangat penting bagi pemain untuk menguasai dan mengontrol bola.
Driblling sangat penting dalam permainan bola basket apa lagi pada situasi dan
ketika membangun serangan.
31
Gambar 2. 6 : Menggiring Bola (Dribbling)
Sumber Gambar : Basketball Angles. Wall Julia (2012:10:
e. Menembak (Shooting)
Wissel (2012:43) Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat
penting dalam olahraga basket. Teknik dasar seperti dribbling, bertahan dan
rebound mungkin mengantar anda memperoleh peluang besar membuat skor, tapi
tetap saja anda harus mampu melakukan tembakan. Sebelunya menenmbak dapat
menutupi kelemahan teknik dasar lainya. Paye (2013) shooting dalam bola basket
adalah salah satu kemampuan di dalam olahraga tersebut dan kemampuan yang
dapat di tingkatkan dalam latihan. Shooting adalah teknik yang berbeda dalam bola
basket, mekanismenya di mulai dari tangan, lengan, siku tangan, tungkai tumit dan
dilakukan berulang kali.
Wiso (2012) Shooting adalah kemampuan penting dalam bola basket, dasar-
dasar kemampuan adalah passing, dribbling, dan rebound. Untuk membuat
presentasi dalam shooting kamu harus terus-menerus mengulang tembakan, mental
adalah sebagian besar dari shooting. Dalam penambahan kemampuan shooting
kamu harus percaya pada dirimu untuk menembak. Kualitas mental dan mekanisme
shooting untuk membuat sukses tembakan tersebut.
Donovan Mick. (2010:37) menyatakan bahwa shooting adalah keterampilan
dasar yang paling populer untuk pemain dari segala usia dan tingkat. Sementara
banyak pemain mengembangkan bidang spesialis dari lapangan bahwa mereka
dapat mencetak poin, sangat penting bahwa pemain muda belajar untuk menembak
32
dari semua bidang sisi, baik dekat dan jauh dari keranjang, terlepas dari tinggi badan
mereka. Beberapa pelatih cenderung berkomitmen pemain muda untuk posisi
tertentu pada usia dini.
Menurut Abidin (1999:57) mengatakan bahwa Keahlian dasar yang harus
dikuasi oleh setiap pemain bola basket adalah menembak, hal ini agak berbeda
dengan jenis permainan lainya. Misalnya pada permainan sepak bola, keahlian
menembak lebih ditekankan pada pemain penyerang, sementara kepada pemain
bertahan atau pemain belakang biasanya di berikan keahlian bertahan dan
memberikan bola ke depan untuk suatu angka. Menurut Prusak (2007:61)
menembak banyak jenis antara lain lay up, free trhow (tembakan bebas) dan jump
shoot.
Menurut Kosasi (2008:46) mengatakan bahwa shooting adalah daya tarik
bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik untuk penonton
menikmati permainan bola basket. Stocker, dkk. (1982:59) setiap pemain sekalipun
dia penyerang atau pemain bertahan, ini berarti bahwa setiap pemain harus
menguasai teknik tembakan ke basket, misalnya jika terjadi tembakan bebas maka
yang melakukannya harus pemain yang mengalami pelangaran oleh pihak pemain
lawan. Menurut Agus Salim (2008:61) mengatakan bahwa kalian selamanya tidak
bisa mencetak angka, kecuali kalian telah telah menguasai teknik tembakan.
Dengan kemampuan menembak ini dianggap sebagai kemampuan yang paling
utama diantara kemampuan-kemampuan yang lainya.
Menurut Liebermen (2012:87) & Giannini (2009:6) Persiapan sebelum
melakukan shooting sangatlah penting karna salah satu kunci untuk menjadi
seorang penembak yang baik adalah persiapan yang baik. Siap berarti tangan
pemain yang naik menunggu datangnya bola lulus. Lutut yang tertekuk sehingga
ketika pemain menangkap bola, pemain dapat pergi langsung menembak. Kaki
pemain yang seimbang dan mengarah ke keranjang, siap untuk meledak naik ke
atas. Mata anda terfokus pada ring basket, anda melihat semua pilihan anda sebelum
pemain menembak bola.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
shooting sangat penting dalam permainan bola basket, teknik dasar shooting juga
33
bisa menutupi kekurangan teknik dasar lainya. Setiap pemain harus bisa melakukan
teknik dasar shooting dimana pun posisinya, walau pun dia pemain depan atau
bertahan.
Gambar 2.7 Busur Lambungan Saat Menembak dan Arah Datangnya Bola
Sumber Gambar : (Dedy Sumiyarsono, 2002:28)
f. Rebound
Menurut Wissel (2012:121) mengatakan bahwa rebound adalah teknik
dasar yang tidak boleh terlalu sering anda gunakan. Pemain boleh saja sering
menembak, banyak mendriblle, mengoper dan mencoba mencuri bola,
menghalangi tembakan, namun tidak dengan rebound. Pengusaan lebih sering
terjadi pada tembakan yang gagal. Tim yang menguasai papan ring biasanya
menguasai pertandingan.
Menurut Kosasi (2008) & Wiley (2007:49) rebound adalah usaha
mengambil bola sesaat setelah shooting tidak masuk. Rebound adalah bagian yang
sangat besar dari sebuah pertandingna pada semua level bola basket. Pada
kenyataanya pengaruh rebound akan sangat nampak pada level pemula, karena
pemain muda belum memiliki persentase shooting yang baik. Dapat di pastikan
bahwa tim yang mau melakukan baik offensive atau pun defensive rebound didalam
setiap pertandingan, maka kemenangan akan diraihnya.
Menurut Mick Donovan. (2010:75) menyatakan bahwa rebound adalah
tanggung jawab semua pemain dalam tim, namun terlalu sering ada asumsi bahwa
para pemain lebih tinggi harus memenangkan semua rebound. Banyak tembakan
dalam permainan basket terlewatkan tembakan, akibatnya, sebuah tim yang dapat
pulih bola berhasil akan menciptakan lebih banyak tembakan kedua ofensif. Pada
34
akhir defensif pengadilan, teknik rebound yang baik akan membatasi peluang
mencetak gol bagi lawan dan untuk tim pemenang defensif rebound, kemungkinan
menciptakan istirahat pelanggaran cepat akan meningkat. Kunci untuk rebound
yang baik tergantung pada pemain mendapatkan yang baik menghalangi posisi
dalam contoh pertama
Menurut Donovan Mick (2010:75) Rebound adalah tanggung jawab semua
pemain dalam tim, namun terlalu sering ada asumsi bahwa para pemain lebih tinggi
harus memenangkan semua rebound. Menurut Akros Abidin (1999”66), & Oliver
(2007:87) mengatakan bahwa dalam permainan bola basket usaha rebound
menciptakan kesempatan untuk mencetak angka, sukses suatu tim bisa jadi
tergantung pada rebound menyerang atau rebound bertahan. Rebound menyerang
membantu meningkatkan kemungkinan menambah skor, sedangkan rebound
bertahan lebih berharga. Control bertahan terhadap papan, ring basket, mengurangi
lawan untuk mendapatkan tembakan ke dua yang sering lebih mudah dalam
mencetak skor.
1) Rebound Menyerang
Rebond menyerang adalah terus bergerak dan tekadkan diri juga kemauan
untuk selalu mengejar bola kemanapun. Bergerak untuk maneuver lawan yang
biasanya selalu berada diantara anda dan keranjang. Buat gerakan cepat dan agresif
untuk menghindari lawan dan lompat untuk mendapatkan bola. Usahakan selalu
mendapatkan bola dengan dua atau satu tangan, coba arahkan ke ring basket atau
tetap bergerak sampai anda dan teman bisa mengambilnya. Untuk menghindari
hadapan lawan maka tetaplah bergerak.
2) Rebound Bertahan
Rebound bertahan adalah suatu usaha berada di dalam daerah lawan da
mengejar bola. Ketika bertahan biasanya anda mendapatkan posisi posisi diantara
musuh dan ring basket, ini merupakan kesempatan besar untuk melakukan rebound.
Untuk menjaga seorang pemain dengan bola didekat ring basket, anda harus
membuat sikap siap mengagalkan satu tangan dan satu kaki diatas. Sedangkan
untuk menjaga pemain dari sisi yang berlawanan arah ring basket maka harus
melangkah bertahan menjauh sehingga dapat melihat bola dan pemain yang anda
35
jaga, jika anda menjaga pemain bebas dari bola dan tembakan dilakukan, maka
pertama-tama amati gerakan memotong musuh, lalu melakukan reverse turn,
jatuhkan kaki kebelakang, menjauh dari gerakan memotong lawan, blok dan
lakukan rebound.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa teknik rebound sangt
pentig dalam permainan bola basket dan teknik rebound juga bisa menentukan
kemenangan suaatu tim, baik dengan cara rebound menyerang dan rebound
bertahan.
Gambar 2:8 : Saat Melakukan Rebound
Sumber : Cara Efektif Bermain di Post (Paye, 2013)
g. Geerakan Memutar (Pivot)
Menurut Akross Abidin (1999:45) Dalam Permainan bola basket pemain
tidak diperkenankan membawa bola tanpa menggiring. Bila pemain tersebut
memegang bola tanpa menggiring, maka pemain hanya boleh melangkah satu
langkah dan tidak boleh lebih. Untuk mengamankan bola dari rebutan lawan,
pemain diperbolehkan berputar dengan satu kaki sebagai porosnya. Pemain boleh
memutar badannya bergerak ke segala arah asal satu kaki tidak bergerak sebagai
porosnya. Keadaan ini memberi kesempatan kepada pemain untuk mengamankan
bola dan dapat mengamankan bola dari lawan yang berusaha merebut, menjauhkan
bola dari lawan dan melindunginya dengan badan. Pivot atau memoros adalah suatu
usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai
porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.
36
3. Teknik Dasar Shooting Bola Basket
Menurut Kosasi (2008:45) mengatakan bahwa shooting adalah daya tarik
bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik untuk penonton
menikmati permainan bola basket. Masih menurut Kosasi shooting adalah skil dasar
bola basket yang paling dikenal dan pailing di gemari, karena setiap pemain pasti
punya naluri mencetak skor.agar seorang pemain bisa menjadi shooter yang baik,
pemain tersebut harus menikmati latihan shootimg sehingga pemain tersebut akan
terus menerus melakukan latihan shooting dengan tidak mudah bosan. Cara
melakukan shooting adalah 1) Mata melihat target, 2) Kaki terentang selebar bahu,
3) jari kaki lurus kedepan, 4) lutut dilenturkan, 5) bahu dirilekskan, 6) tangan yang
tidak menembak disamping bola, 7) tangan yang menembak dibelakang bola, 8)
jari-jari rileks, 9) siku masuk ke dalam, 10) bola diantara telinga dan bahu. Stocer,
Menurut Nuril Ahmad (2007:18) “Usaha memasukan bola ke keranjang
diistilahkan dengan menembak dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan,
dan lay-up”. Krause, dkk (1936:74) ada beberapa istilah berkaitan teknik shooting
dalam basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak dini yaitu BEEF :
B (Balance) gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekukan
lutut dan mata kaki serta atur agar posisi tubuh seimbang,
E (Eyes) agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan
segeramengambil fokus pada target (pemain dengan cepat mampu
mengkoordinasi letak ring),
E (Elbow) pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akan tetap vertikal,
F (Follow through) kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan jari-jari dan
pergelangan tangan mengikuti kearah ring.
Ada beberapa pendapat tentang teknik shooting antara lain sebagia berikut
Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 25) sebagai berikut:
1) Kaki sejajar, apabila menggunakan sikap kuda-kuda kaki yang berada di
depan sesuai dengan tangan yang digunakan untuk menembak.
2) Awalan bola dipegang di atas kepala dengan dua tangan sedikit di depan
dahi. Siku lengan tangan yang dipergunakan untuk menembak membentuk
sudut 90 derajat.
37
3) Tangan yang tidak dipergunakan untuk menembak meninggalkan bola
saat dilepas, sedangkan tangan yang digunakan untuk menembak diputar
menghadap arah tembakan. Sikap badan rileks menghadap sasaran.
4) Tekuk lutut secukupnya agar memperoleh awalan tembakan, posisi siku
tetap 90 derajat
5) Luruskan kaki bersamaan dengan meluruskan tangan yang dipergunakan
untuk menembak ke depan atas, sampai siku lurus dan diakhiri dengan
lecutan pergelangan tangan sampai jari-jari menghadap ke bawah.
6) Sasaran sebagai tembakan dilihat di bawah bola, bukan di samping atau
di atas bola.
7) Apabila bola tidak sampai pada sasaran yang dituju, maka tekuk lutut
lebih rendah agar memperoleh momen yang lebih benar.
Menurut wissel (2012:46), Hoopla (2013) mengtakan bahwa teknik dasar
shooting adalah sebagai berikut
1) Pandangan
Pusatkan mata anda pada ring basket, tujukan mata hanya sisi muka
lingkaran untuk semua jenis tembakan kecuali untuk tembakan pantulan. Gunakan
tembakan samping jika anda pada posisi 45 derajat dari papan ring. Sudut 45 derajat
ini terbentuk dari jarak kotak dan tanda tengah garis. Jarak sudut sisi yang disebut
45 derajat melebar ketika anda bergerak keluaar. Untuk tembakan sisi, tunjukan
pada puncak dekat sudut kotak pada papan pantul.
2) Keseimbangan
Berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama
tembakan anda, basis atau posisi kaki adalah dasar keseimbangan dan menjaga
kepada anda segaris kaki (basis) sebagai kontrol keseimbangan, rentangkan kaki
anda selebar bahu dan arahkan jari-jari kaki ke depan. Kaki pada sisi tangan yang
menembak harus di depan (kaki kanan untuk tembakan tangan kanan). Jari kaki
yang dibelakang harus sejajar dengan tumit dari kaki yang menembak
3) Posisi tangan
Posisi tangan paling sering disalah artikan untuk menembak adalah penting
menempatkan tangan tepat dibelakang bola, juga penting menempatkan tangan
38
yang tidak menembak dibawah bola sebagai penjaga keseimbangan. Posisi ini
disebut dengan blok and tuch. Tangan untuk menembak bebas dan tak perlu
menjaga keseimbangan bola.
Gambar : 2.9 Posisi Tangan Saat Menembak Bola Basket
Sumber Gmbar : Batter basketball shooting improving free throws and midrange
jump shots Hoopla (2013:6)
4) Pensejajaran siku dalam
Pegang bola didepan dan diatas bahu untuk menembak antara telinga dan
bahu anda. Pertahankan siku-siku tetap berada didalam, saat siku penembak anda
di dalam bola sejajar dengan ring.beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk
menempatkan tangan yang menembak dibelakang bola saat siku di dalam. Pada
kasus seperti ini, pertama letakan tangan anda dibelakang bola dan kemudian
gerakan siku ke dalam sejauh mana anda mampu
5) Irama menembak
Menembak adalah singkronnisasi antara kaki, punggung, bahu, siku
menembak, kelenturan, pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus,
berbarengan dengan gerakan yang ritmis, kekuatan inti dan ritme tembakan berasal
dari gerakan naik turun kaki anda.
6) Follow through
Setelah melepas bola dari jari-jari tengah, pertahankan lengan anda tetap di
atas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target.
Telapak tangan anda seharusnya menghadap kebawah dan telapak tangan
keseimbangan menghadap ke atas. Pertahankan mata pada sasaran dan lengan anda
tetap diatas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring
lalu bersiap kembali untuk rebound atau masuk pada posisi bertahan.
39
Menurut kosasi (2008) mengatakan ada beberapa teknik shooting antara lain
1) SHOOTING HAND
Cengkram bola dengan mantap dan lebarkan jari-jari dengan nyaman,
kecuali bagaian telapak tangan tidak menyentuh bola. Tekukkan pergelangan
tangan tidak melebihi 70 derajat kunci siku pada huruf L. kesalahan shooting sering
terjadi karena siku sebagai penopang terbuka kesamping.
2) BALANCE HAND
Tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga keseimbangan
memegang bola sebelum bola meninggalkan tangan. Kesalahan sering terjadi saat
mencengkram bola, dimana ibu jari ikut mendorong bola saat shooting.
3) RELEASE
Teori mengajarkan bagaimana melepas bola dengan back spin hindari
kebiasaan tidak mmelihat target tetapi melihat bola. Agar bola dapat back spin
gunakan jari-jari untuk menekan bola ke atas, sesaat sebelum bola dilepaskan.
4) FOLLOW THROUGH
Langkah terakhir shooting yang baik adalah pergerakan tangan dengan
mengikuti kearah ring. Siku tetap dikunci dan digunakan tenaga dorongan terakhir
dan pergelangan tangan.
4. Shooting Three Point Bola basket
Menurut Wissel (2012:54) Shooting Three point (tembakan tiga angka)
adalah dilakukan pada jarak jauh dan melakukannya, mundur beberapa langkah dari
garis untuk menghindarkan penginjakan garis dan untuk memfokuskan pandangan
anda pada ring basket. Gunakan tolakan yang seimbang, tembakan bola tanpa
ketegangan saat anda shooting.
Semakin jauh tembakan, mekanisme, urutan dan irama yang benar semakin
penting pada tembakan three point biasanya anda memiliki waktu dan anda tidak
perlu lompat terlalu tinggi. Anda dapat menggunakan tenaga lebih dari kaki anda
dan menambah tenaga dengan melangkah pada tembakan anda. Anda juga bisa
mendapatkan keuntungan dari peningkatan tenaga secara berurut dari pinggang dan
bahu anda. Terasa seperti bila anda menembak saat melompat, dibandingkan pada
40
puncak lompatan tertinggi anda (pada saat melompat lawan anda yang menjaga
ketat tembakan dalam).
Upayakan tubuh seimbang sehingga anda bisa menembak tanpa
ketegangan. Seimbang dan kotrol sangatlah penting dari pada tinggi maksimum.
Irama yang halus dan follow-through yang sempurna membantu shooting jarak jauh
dan tebakan tiga angka. Menurut Wissel (2012) penembak tiga angka yang sukses
memiliki kelebihan dalam 4 hal yaitu 1) halus, irama yang sama, 2) penggunaan
kaki, punggung, dan bahu secara berurutan, 3) mekanisme yang benar seperti posisi
tangan dan perata siku kedalam dan 4) follow through yang sempurna
Menurut Kosasi (2008) persentasi dalam shooting adalah sangat penting
mengajarkan pada setiap pemain bukan hanya menjadi shooter tetapi menjadi
scorer (pencetak angka). Agar memperoleh persentase yang baik dalam shooting,
pemain harus dilatih melakukan shooting dibeberapa titik. Untuk pemula
lakukanlah latihan shooting di titik-titik yang dekat dengan ring. Lakukanlah
shooting dengan benar pada dan jarak yang masih dapat dijangkau. Saat persentase
sudah cukup baik, berpindahlah pada titik dengan jarak yang lebih jauh begitu
seterusnya hingga mencapai titik tembakan tiga angka (three point).
Latihan dapat mencetak seseorang shooter menjaadi seorang scorer.
Latihan tidak membuat sempurna tetapi membuat pergerakan shooting benar secara
permainan. Gerakan passing dan catching dilanjutkan dengan quick stop lalu
melakukan shooting adalah rangkaian latihan dasar yang penting diberikan kepada
pemain, agar pemain tersebut mempunyai kebiasaan footwork yang baik.
Menurut Rose (2004) Three point adalah salah satu tembakan dalam bola
basket yang mempunyai nilai yang paling tinggi, three point juga salah satu strategi
dalam pola penyerangan dalam permainan bola basket. Three point dilakukan dari
beberapa mekanisme yang terdiri kosentrasi, kekuatan otot lengan, kekuatan otot
tungkai dan penenmaptan yang tepat dalam melakukannya, three point adalah salah
satu senjata untuk memenangkan pertandingan juga membalikkan keadaan disaat
tim kita mengalami kekalahan. Menurut Krause (2008) ada bebrapa teknik dalam
melakukan tembakan shooting three point antara lain sebagai berikut.
41
a) Posisi dibelakang garis
b) Jari tangan harus terbuka lebar dalam keadaan nyaman
c) Ibu jari dan telunjuk sudut sekitar 70 derajat, membentuk huruf V bukan
huruf L.
Gamabar 2.10 : Cara Memegang Bola Ynng Benar
Sunber Gambar : Krause, dkk (2008:79)
d) Letakkan bola dibelakakng ditelapak tangan untuk menembak, posisi
tangan berada didepan tubuh
e) Lutut sedikit ditekuk
f) Pada saat memegang bola, pindahkan bola ke posisi menembak dengan
memutar bola ke atas
g) Posisi tangan menembak berada di belakang dan dibawah bola dan
tangan yang bukan menembak bertugas untuk menyeimbangkan bola
h) Angkat bola didepan dahi
i) Kemudian dorong bola ke atas dan kedepan dengan jari dan siku, sudut
rilis bola yang tepat adalah 60 derajat horizontal.
j) Secara bersamaan lutut diluruskan untuk mendapatkan daya dorong ke
atas.
k) Follow through sikap melakukan gerakan ekstensi penuh dan
pergelangan tangan melakukan gerakan refleksi. Dalam keadaan ini
seorang penembak memvisualkan tangan berbentuk leher angsa.
Chi-Yang Tsai, dkk. (2006:227) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam melakukan three point shooting di
perlukan keterampilan dan kemampuan otot pemain yang dapat dibentuk dengan
42
melakukan program dengan intensitas yang tinggi. Para pemain harus melakukan
empat tahap ini di sepuluh percobaan. Selama serangan pertama, para pemain harus
melakukan yang terbaik dan merekam detik mereka. Data ini adalah kinerja
maksimal mereka. Setiap pemain harus menyelesaikan empat tahapan dalam 90%
dari kinerja maksimal (detik). Waktu istirahat sama dengan rekor terbaik mereka di
setiap percobaan.
5. Analisis Gerak Shooting Three Point Bola Basket.
Analisis gerak Shooting three point bola basket dapat dilakukan sebagai
berikut, Menurut Wissel (2012:57) mengatakan kunci sukses tembakan three point
bola basket terdiri dari beberapa fase yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan, fase
follow through.
1) Fase persiapan shooting Three point
a) Posisi di belakang garis
b) Lihat target
c) Kaki terentang selebar bahu
d) Jari kaki lurus kedepan
e) Lutut dilenturkan
f) Tangan yang tidak menembak dibawah bola
g) Tangan yang menembak dibelakang bola
h) Ibu jari rileks
i) Siku masuk
j) Bola pada posisi tinggi diantara telingga dan bahu
k) Bahu rileks
l) Langkah untuk menembak jika perlu
Gambar 2.11 : Fase Analisis Gerakan Persiapan shooting
Sumber Gambar : Basketball stepsto success Wissel (2012)
43
2) Fase Pelaksanaan shooting three point
a) Tembak (lepaskan) bola dari tangan
b) Irama yang sama
c) Tenaga beruntun dari kaki, punggung dan bahu
d) Rentangkan siku
e) Lenturkan pinggang dan jari-jari kedepan
f) Lepaskan jari telunjuk dari bola
g) Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas
Gambar 2.12 : Fase Analisis Gerakan Pelaksanaan Shooting
Sumber Gambar : Basketball Stepsto Success Wissel (2012)
3) Fase Follow-Tohrugh
a) Lihat target
b) Retangkan legan
c) Jari telunjuk menunjuk target
d) Telapak tangan kebawah saat menembak
e) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas
f) Mendarat dengan seimbang
Gambar 2.13: Fase Analisis Gerakan Follow Through
Sumber Gambar : Basketball Stepsto Success Wissel (2012)
44
Menurut Wissel (2012:58) mengatakan bahwa kesalahan umum yang
sering terjadi pada tembakan three point adalah
1) Anda melihat kebawah mencari garis batas tiga angka, sehingga kehilangan
pandangan ke arah sasaran. Cara perbaikannya adalah tempatkan diri cukup
dekat dengan garis batas tiga angka, sehingga anda tidak cemas akan
menginjaknya, pusatkan pandangan kearah sassaran.
2) Tembakan anda pedek. Cara perbaikannya adalah tembakan tiga angka
biasanya pendek karena anda tidak memakai kaki, punggung, bahu dan
tidak perlu ada follow through atau ritme anda agak lambat dan tidak
imbang. Tentukan lemparan dari perasaan dan ambil tenaga dari kaki,
punggung dan bahu. Sempurnakan follow through dengan lengan berada di
atas, sampai bola mencapai ring basket atau tingkatkan kecepatan ritme
gerak secaara seimbang.
6. Variabel Anthropometri, Kondisi Fisik dan Ketepatan
a) Variabel Anthropometri
Anthropometri berasal dari kata anthropos dan metry. Antropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Anthropometri dapat diartikan sebagai ukuran
tubuh atau ukuran eksternal bagian tubuh. Dalam kaitannya dengan pengukuran
fisik, anthropometri merupakan salah suatu satuan teknik standar untuk pengukuran
yang sistematis terhadap tubuh secara keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh
(Malina, Bouchard dan Bar-Or, 2004: 42).
Ukuran anthropometri mencangkup kuantitas dari dimensi-dimensi tubuh
termasuk di dalamnya berat badan, ukuran panjang dan luas penampang tubuh atau
bagian-bagian tubuh. Perbandingan dari masing-masing organ tubuh memberikan
tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Ukuran atropometri
berkaitan dengan tipe atau bentuk tubuh, juga dapat dijadikan sebagai parameter
untuk menentukan status gizi seseorang (Djoko Pekik Irianto, 2007: 67).
Perkembangan ukuran anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan
periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh ini
dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor genetis, lingkungan serta
45
aktivitas gerak fisik yang dilakukan. Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-
bagiannya berlangsung terus selama masa pertumbuhan dengan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan kecepatannya. Pertumbuhan
ukuran bayi berlangsung sangat cepat, kemudian secara proporsional mengalami
penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami ledakan pertumbuhan
pada masa adolesensi (Gallahue dan Ozmun, 1998: 189). Perbedaan kecepatan
pertumbuhan menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh
seseorang.
Ukuran anthropometri merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas
olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan karakteristik anthropometri
yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan karakteristik gerak yang diperlukan
dalam masing-masing cabang olahraga tersebut. Perbedaan perbandingan dari
bagian-bagian tubuh serta perbedaan struktur tubuh memberikan kemungkinan
efisien gerak yang berbeda pula.
Anthropometri atau postur tubuh berpengaruh terhadap olahraga, terutama
untuk meraih prestasi yang tinggi (olahraga prestasi). Untuk mencapai prestasi yang
tinggi, diperlukan ciri-ciri fisik dan postur tubuh tertentu sesuai dengan tuntutan
cabang olahraga yang diikutinya. Sesuai dengan karakeristik bola basket unsur-
unsur anthropometri yang harus diperhatikan bagi pemain bola basket diantaranya
ukuran tinggi badan. Anthropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh luar.
Terdapat dua tipe pengukuran anthropometri yaitu dimensi tubuh dan yang
berhubungan dengan somatotropi.
1) Dimensi Tubuh
Dua pengukuran tubuh yang umum digunakan dalam pendidikan olahraga
menitik beratkan pada diameter dan keliling dari macam-macam ruas tubuh.
Diameter pengukuran tubuh ditentukan dengan menggunakan papan bilah
antropometer Saat pengukuran sudah ditentukan, lapisan kulit diperas sehingga
terjadi kontak antara tulang dengan alat. Hal ini menghilangkan tingkat variabilitas
dalam pengukuran dan meningkatkan rallyabilitas. Jari-jari dari kedua tangan
digunakan untuk menempatkan lanmark yang tipis. Sebagai contoh penggunaan
peralatan untuk mengukur diameter tubuh adalah sebagai berikut: Penempatan
46
secara anatomi untuk pengukuran diameter disajikan pada gambar dibawah ini.
Diambil ketika seorang di posisi berdiri:
Gambar 2.14: Pengukuran Tinggi Badan
Sumber Gamabar :Tes dan Pengukuran Oahraga, Widiastuti. (2015:61)
Salah satu contoh diatas menunjukkan pengukuran pada diameter tubuh
bagian atas dan pengukuran diameter atas dan panjang tangan. Adapun banyak
sekali pengukuran pada bagian anatomi tubuh lainnya. Menurut Frank. M. Verducci
(1980:216) dimana pengukuran tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
(1) Angkel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll
(antropometer menunjukkan sudut 450 dari bawah)
(2) Lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar pada dinding
rata, kedua lengan atas melebar bersama-sama, diukur panjang jarak antara
jangkauan jari kiri dan kanan.
(3) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada disebelah badan,
jaraknya antara proyeksi tulang rusuk dari acromial.
(4) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada di samping tubuh dan
tangan berada di atas paha, jarak antara bagian terluar pundak (antropometer
hanya sedikit menyentuh kulit)
(5) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi rusuk dari
puncak iliac.
(6) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak antara
proyeksi rusuk dari trochanters yang lebih besar.
(7) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit ditarik ke
depan dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang rusuk ke 5 sampai ke
6.
47
(8) Siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan menghadap ke depan
dengan jarak antara kondilus dari homerus.
(9) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ujung ruas distal dan titik-titik
pada tulang carpal proximal.
(10) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada posisi alis dan
occipital protuberance.
(11) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari tengkorak.
(12) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 900, dengan jarak
antara proyeksi terluar dari tibial condyles.
(13) Panjang kaki diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai sampai
coccyx.
(14) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai, tubuh bersandar
pada dinding dengan kepala menghadap ke depan, diukur sampai ujung
kepala.
Gambar 2.15: Cara Pengukuran Anthropometri Tubuh Manusia
Sumber : Frank. M. Verducci (1980:216)
Alat pengukur berupa lingkaran kurang begitu diandalkan untuk mengukur
dimensi diameter. Saat menggunakan pengukur kain, tekanan dari jaringan yang
lembut memunculkan masalah dalam menggali hasil akhir yang konsisten. Gulick
tape meminimalkan masalah ini dengan memberikan data konsisten dalam seluruh
pengaturan melalui penggunaan spring-loaded handle. Selanjutnya tape harus
diposisikan secara konsisten pada posisi horisontal atau disebelah kanan sisi
panjang dari segmen “tape kain” harus dikalibrasikan secara periodik/berkala
karena cenderung merenggang karena digunakan.
Landmark menjelaskan bagaimana penggunaan alat pengukuran ini, dimana
saat seorang berdiri untuk diukur pada bagian pundak menjadi pengecualian.
Pengukuran dilakukan pada posisi:
48
(1) Abdomen 1. Diukur secara lateral, jalan tengah antara porsi rusuk paling
bawah dari tulang rusuk dan puncak iliac, anterior, jalan tengah antara
xyphoid process dari sternum dan umbilicus.
(2) Abdomen 2. Diukur secara lateral, pada tingkat puncak iliac dan anterior,
pada umbilicus.
(3) Rata-rata abdominal. Adalah pengukuran 1 dan 2 engkel. Paling atas hingga
malleoli, lingkaran terkecil.
(4) Bicep tambahan, diukur saat siku dikunci dalam penambahan maksimal,
berhubungan dengan bagian bawah, dengan otot terikat, lingkaran maksimal
dari lengan tengah.
(5) Bicep lebar, diukur pada posisi saat merentang/melebar pada sudut terbesar
dengan otot berkontraksi, keliling maksimal dari lengan tengah.
(6) Betis, diukur dengan keliling maksimal.
(7) Dada, pada pria puting susu berada pada pada volume midtidal, sedangkan
pada wanita tepat berada di atas jaringan payudara.
(8) Deltoid, diukur dengan cara lengan membentuk sudut 900 dari sisi tubuh,
maximal circumference berada pada level axillae.
(9) Lengan atas, diukur dengan cara siku dilebarkan secara bersamaan kebawah
dan posisi tangan terbuka ke depan, maximal circumference.
(10) Kepala, diukur dengan cara sedikit ke atas hingga garis alis dan menunjuk
pada tengkuk.
(11) Panggul belakang, diukur pada max. protrucion dari otot gluteal dan
anterior, pada level shymphysis pubis.
(12) Lutut, diukur dengan cara posisi lutut sedikit dilipat dan beban tubuh
ditumpu pada kaki lainnya, level midpatellar.
(13) Leher, diukur dengan posisi sedikit agak menunduk pada laring.
(14) Pundak, diukur secara lateral pada max. protrucion dari otot deltoid,
anterior, pada articular dari strenom dan rusuk kedua.
(15) Paha, diukur pada posisi sedikit ditekuk, maximal circumference.
(16) Pinggul diukur dengan cara lengan dilebarkan bersamaan, sedikit distal pada
proses styloid dari radius dan ulna, minimumcircumference.
49
2) Somatotype
Somatotropi adalah proses pengukuran dan pendiskripsian conformasi
tubuh secara morfologi. Berdasarkan metode yang digunakan oleh Sheldon tentang
somatotropi menjadi metode yang pertama kali yang mendasari munculnya
metode-metode modern lainnya. Secara umum dapat digambarkan 3 bentuk dan
susunan tubuh manusia: (1) endomorph, (2) mesomorph, dan (3) ectomorph. Setiap
tubuh manusia terbentuk dari macam-macam tingkat dari ketiganya. Klasifikasi
yang pertama (somatotype) ditentukan dengan jumlah dari masing-masing
komponen dalam satu fase. Bentuk tubuh endomorph, bentuk tubuh mesomorph,
bentuk tubuh ectomorph
Beberapa ukuran anthropometri yang memiliki pengaruh cukup besar dalam
aktivitas olahraga diantaranya tinggi dan berat badan. Tinggi badan merupakan
faktor penting dalam cabang olahraga bola basket. Tubuh yang tinggi memiliki ciri
dari pemain bola basket. Sedangkan berat badan memiliki peran yang besar dalam
berbagai cabang olahraga seperti cabang olahraga bola basket yang berdurasi
panjang memerlukan berat badan yang ringan.
2. Variabel Kondisi Fisik
Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam
usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan
yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kondisi fisik merupakan kondisi yang paling mendasar dalam
upaya pemberdayaan aspek-aspek lainnya (Sajoto, 1995).
Aspek kondisi fisik merupakan bagian terpenting dalam semua cabang
olahraga, terutama untuk mendukung aspek-aspek lainnya seperti teknik, taktik,
dan mental. Kondisi fisik sangat menentukan dalam mendukung tugas atlet dalam
pertandingan sehingga dapat tampil secara maksimal. (Harsono, 1988: 153)
menjelaskan bahwa : Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting
dalam program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan
secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani
dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian
50
memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Atlet yang memiliki
tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang
biasanya terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang berat. Apabila seseorang
mempuyai kondisi fisik yang baik, maka dia mampu melakukan tugas fisik tanpa
mengalami kelelahan yang berlebihan. Kondisi fisik sangat menunjang atlet dalam
bertanding, sehingga dalam pertandingan atlet tidak mengalami kelelahan yang
berarti dan akan terhindar dari cedera yang dapat mengganggu penampilannya.
Oleh karena itu peranan kondisi fisik sangatlah diperlukan dalam olahraga
(Setiawan, 1991: 110).
Apabila kondisi baik maka: (1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan
sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan,
kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik. (3) Akan ada
ekonomi gerak yang lebih pada waktu latihan. (4) Akan ada pemulihan yang cepat
dalam organ-organ tubuh setelah latihan. dan (5) Akan ada respons yang cepat dari
organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Kalau
faktor-faktor tersebut kurang tercapai setelah suatu masa latihan kondisi fisik
tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan sistematika latihan kurang
sempurna, karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang
sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi
fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet
(Harsono, 1988: 153).
Bola basket merupakan olahraga yang menuntut pemainnya untuk
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu setiap pemain bola basket
diharapkan memiliki kualitas fisik, teknik, taktik dan psikis yang baik. Kualitas
fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran otot dan kebugaran energi. Kemampuan
kondisi fisik yaitu kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, power,
keseimbangan, reaksi, kelincahan, persepsi, dan koordinasi. Sedangkan kebugaran
energi mencakup sistem energi aerobik dan anaerobik, untuk kualitas psikis antara
lain dipengaruhi oleh faktor motivasi, konsentrasi, kecemasan, dan ketegangan.
Maka hal ini memperjelas bahwa kondisi fisik sangat berperan dalam olahraga bola
basket terutama untuk dapat menguasai teknik dalam bola basket.
51
Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet dalam
cabang olahraga tertentu. Atlet yang memiliki kualitas fisik yang baik maka kualitas
gerak atau keterampilan motoriknya cenderung baik pula. Setiawan (1991: 110)
mengatakan, bahwa dalam hal lain kondisi fisik juga berperan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani agar seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif.
Pertimbangan kondisi fisik itu harus dikembangkan didasarkan pada karakteristik
cabang olahraga yang digelutinya, sebab pada suatu cabang olahraga tertentu
mungkin memerlukan komponen kondisi fisik secara keseluruhan, sedangkan pada
cabang lain mungkin hanya sebagian saja
Komponen kondisi fisik (Bompa, 1999) sebagai komponen kesegaran
biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok
komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1) kesegaran
otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3) kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh
dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai
kelompok komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2)
keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) daya ledak otot.
Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai
komponen kondisi fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak
di gabung ke dalam komponen kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk
kategori kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur
keadaan melalui satu tes seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud
adalah kekuatan (Strenght), Daya Tahan (Endurance), Daya Otot (Muscular
Power), Kecepatan (Speed), Daya Lentur (Fleksibility), Kelincahan (Agility),
Keseimbangan (Balance), Koordinasi (Coordination), Ketepatan (Accuracy),
Reaksi (Reaction). Menurut Sajoto (1995) komponen kondisi fisik adalah kekuatan,
daya tahan, kecepatan, Fleksibelitas, kelincahan, koordinasi, keseimbangan,
ketepatan, reaksi. Berikut beberapa pendapat ahli tentang kondisi fisik antara lain
sebgai berikut :
1) Daya Tahan (Endurance)
Harsono (1988:155), menyatakan, “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi
tubuh yang mampu bekerja untuk waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang
52
berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan”. Sedangkan Menurut Indrayana
(2012:4) “Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja, berlatih dalam waktu yang
lama. Atlet yang memiliki daya tahan yang baik adalah atlet yang dapat berlatih
dalam waktu relatif singkat, kondisinya telah kembali seperti sebelum latihan”.
Sedangkan Bompa (2009:241), menyatakan bahwa “daya tahan berkenaan dengan
batas waktu kerja dalam satu intensitas yang dapat dikerjakan”.
“Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem
jantung, pernapasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien dalam
menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan
intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama” (Sajoto, 1995:58). Selain itu Lutan
(1990:112) juga berpendapat bahwa “daya tahan adalah kemampuan seseorang
untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama, istilah lain yang sering
digunakan adalah respiration-cardio-vasculair endurance yakni daya tahan yang
bertalian dengan pernafasan, jantung, dan peredaran darah”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa daya tahan atau yang sering disebut dengan endurance dapat mempengaruhi
performa serang baik pada saat bekerja, berlatih maupun pada saat bertanding.
“Ketahanan dapat dikelompokkan menurut jenis, jangka waktu, dan sistem
energi yang digunakan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:61). Menurut jenisnya daya
tahan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu daya tahan umum dan daya tahan
khusus (Bompa, 2009:242).
“Daya tahan umum adalah kapasitas melakukan suatu kegiatan yang
mengakibatkan beberapa kelomppok otot dan kardiorespirasi selama waktu yang
panjang. Sedangkan daya tahan khusus sering kali menunjuk pada daya tahan dalam
olahraga permainan, lari cepat dan lainnya tergantung kepentingan setiap cabang
olahraga atau mengulang-ulang gerakan pada setiap cabang olahraga.’
Daya tahan umum dan khusus memiliki perbedaan pada saat melakukan
latihan daya tahan umum dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan daya tahan
khusus lebih kepada olahraga permainan dan tergantung pada setiap cabang
olahraga. Ditinjau dari lamanya kerja menurut Bompa (2009:243-244) daya tahan
dapat dibedakan menjadi lima “1) ketahanan jangka panjang, 2) ketahanan jangka
menengah, 3) ketahanan jangka pendek, 4) ketahanan otot, 5) ketahanan
53
kecepatan”. Sedangkan daya tahan yang ditinjau dari penggunaan sistem energi
menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:63) yaitu “ketahanan aerobik, ketahanan
anaerobik alaktik, dan ketahanan anaerobik alaktik”.
2) Kekuatan (Strenght)
Menurut Bompa (2009: 229) mengatakan bahwa kekuatan didefinisikan
keja maksimal (maximal force) atau (rotational force) yang dihasilkan otot atau
sekelompok otot. Selain itu kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan system
neuromuscular mengahasilkan gaya melawan tahanan eksternal. Kekuatan otot
yang baik akan menambah performance seorang atlet. Selain itu kekuatan adalah
kemampuan sistem neuromuscular untuk menghasilkan melawan tahanan
eksternal. Kekuatan maksimal seseorang atlet tergantung pada tujuh faktor 1)
jumlah motor unit yang terlibat/rekrutmen, 2) jumlah motor unit yang terstimulasi
(rate coding), 3) jumlah motor unit sinkronisasi, 4) siklus pemendekan pada
peregeangan, 5) derajat insibisi neoumuscular, 6) jenis otot serabut dan 7) derajat
hipertropi otot. “Kekuatan (Strenght) adalah komponen kondisi fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seorang atlit pada saat mempergunakan otot-
ototnya, menerima beban dalam jangka waktu tertentu” (Sajoto, 1995:58).
Sukadiyanto & Muluk (2011:90) mengemukakan bahwa “kekuatan
(Strenght) merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam
setiap cabang olahraga”. “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan
tegangan terhadap suatu tahanan” (Harsono, 2001:25). “Strenght merupakan salah
satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga dan
sangat penting dalam proses mencetak atlet” (Mylsidayu & Kurniawan, 2015:98).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan (strenght) merupakan salah satu metode
latihan atau komponen dasar yang berkaitan dengan penggunaan dan kemampuan
otot dari olahragawan dalam cabang olahraga tertentu.
Meskipun banyak aktifitas olahraga lebih memerlukan kelincahan,
kelenturan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, daya tahan dan sebagainya, akan
tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan
(strenght) agar bisa diperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal. Kekuatan tetap
merupakan komponen yang besar dari semua komponen kondisi fisik. Setiap
54
cabang olahraga, olahragawan membutuhkan kekuatan yang berbeda-beda, karena
tuntutan kebutuhan kekuatan dari setiap cabang olahraga berbeda, sehingga setiap
cabang olahraga membutuhkan latihan kekuatan yang lebih khusus sesuai dengan
spesifikasi cabang olahraga masing-masih olahragawan. Akan tetapi setiap
olahragawan harus memiliki kekuatan yang cukup dan sesuai dengan cabang
olahraganya, agar mampu melaksanakan kegiatan olahraganya secara efisien dan
tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan akibat dari kekurangan kekuatan.
Tingkat kekuatan olahragawan diantaranya dipengaruhi oleh, panjang
pendeknya otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu,
tingkat kelelahan, jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potendi
otot, teknik dan kemampuan kontraksi otot” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:91).
Selain itu Budiwanto (2012:34) juga berpendapat bahwa faktor-faktor yang
menentukan kekuatan ialah, “a) luas potongan melintang otot sebagai akibat
hipertropi otot, b) jumlah fibril otot yang terlibat dalam melawan beban, c) ukuran
rangka tubuh, d) inervasi otot, e) sistem kimia otot, f) tonus otot saat istirahat,
semakin rendah tonus otot semakin kuat saat bekerja, g) usia, h) jenis kelamin, i)
psikologis”.
3) Kecepatan (Speed)
Menurut Bompa (2009:272) kecepatan adalah kemampua untuk menutupi
jarak jauh dengan tepat, kemampuan untuk bergerak cepat dalam gerak lurus
merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sukses diberbagai olahraga.
Garis lurus berlari dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu : aselerassi, pencapaian
kecepatan maksimal dan pemeliharaan kecepatan maksimal. Kecepatan merupakan
salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga.
“Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak
berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Dalam masalah kecepatan ini, ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive”
(Sajoto, 1995:58).
Selain itu Nala (1998:66) berpendapat bahwa “kecepatan adalah kemampuan
untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke titik
lainnya atau untuk mengerjakan suatu aktifitas berulang yang sama serta
55
berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. “Kecepatan adalah
jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala kuantitas atau
kemampuan melakukan gerakan dalam priode waktu yang pendek” (Budiwanto,
2012:38). Jadi kecepatan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan jarak dalam
ukuran waktu yang sesingkat-singkatnya, kecepatan juga merupakan unsur dasar
bagi seorang atlit setelah kekuatan dan daya tahan mencapai hasil yang maksimal.
“Secara umum kecepatan mengandung pengertian kemampuan seseorang
untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban
terhadap rangsangan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:116). Dalam menjawab
rangsangan kecepaatan bentuk gerak atau serangkaian gerak dapat dilakukan
secepat mungkin. Verducci dalam Budiwanto (2012:38) menyebutkan bahwa
“kecepatan dibedakan dalam dua komponen, yaitu waktu reaksi dan waktu gerak”.
Selain itu Sukadiyanto & Muluk (2011:116) juga berpendapat bahwa “ada dua
macam kecepatan, yaitu kecepatan reaksi (kecepatan reaksi dibedakan lagi menjadi
dua yaitu, reaksi tunggal dan reaksi majemuk) dan kecepatan gerak (kecepatan
gerak dibedakan lagi menjadi dua yaitu, gerak siklus dan gerak non siklus)”.
a) Kecepatan reaksi
“Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam menjawab suatu
rangsang dalam waktu sesingkat mungkin” (Mylsidayu & Kurniawan, 2015:115).
Sedangkan menurut Suharno dalam Budiwanto (2012:39) “kecepatan reaksi yaitu
kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi dalam tempo yang
singkat setelah mendapat suatu rangsangan. Kecepatan reaksi dipengaruh oleh
sistem syaraf pusat, kemampuan berorientasi terhadap situasi, kemampuan panca
indera dalam menerima rangsang, kecepatan gerak dan power”.
(1) Kecepatan reaksi tunggal
“Kecepatan reaksi tunggal adalah kemampuan seseorang untuk menjawab
rangsang yang telah diketahui arah dan sasarannya dalam waktu sesingkat
mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Dapat ditarik kesimpulan bahwaw
kecepatan reaksi tunggal yaitu seseorang melakukan gerakan yang arah dan tujuan
gerakannya sudah ada dalam benak pikirannya sehingga rangsangan atau stimulis
dapat diprediksi pada saat melakukannya. Sebagai contoh, seorang pelatih
56
mengintruksikan altelnya bahwa apabila mendengarkan pluit satu kali atlet harus
jogging, ketika mendengarkan pluit dua kali atlet harus sprint dan apabila
mendengarkan pluit tiga kali atlet harus jalan.
(2) Kecepatan reaksi majemuk
“Kecepatan reaksi majemuk adalah kemampuan seseorang untuk menjawab
rangsang yang belum diketahui arah dan sasarannya dalam waktu sesingkat
mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Jadi kecepatan reaksi majemuk ini
berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi tunggal. Pada kecepatan reaksi
majemuk seorang atlet sebelum melakukan gerak atlet tersebut belum mengetahui
arah dan sasaran gerak yang dilakukan. Contoh, seorang pelatih memegang bola
basket di tangan kiri dan kanannya dengan kedua lengan diluruskan, atlet berdiri
menghadap kepada pelatih. Tugasnya menangkap bola yang dijatuhkan oleh pelatih
sebelum bolanya memantul untuk kedua kalinya.
b) Kecepatan gerak
“Kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerak atau
serangkaian gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk,
2011:118).
(1) Kecepatan gerak siklus
“Kecepatan gerak siklus adalah kemampuan sistem neuromoskuler untuk
melakukan serangkaian gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto
& Muluk, 2011:118). Pada bagian ini aktivitas dilakukan secara berkesinambungan
atau gerakan yang berangkai. Contoh, jalan, lari, berenang, bersepeda.
(2) Kecepatan gerak non siklus
“Kecepatan gerak non siklus adalah kemampuan sistem neuromoskuler untuk
melakukan gerak tunggal dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto &
Muluk, 2011:118). Gerak non siklus ini sering disebut dengan gerak tunggal.
Contoh, melempar, menendang, memukul, melompat.
4) Kelenturan (Flexibility)
Fleksibilitas merupakan salah satu unsur yang penting dalam rangka
pembinaan olahraga prestasi, dimana tingkat fleksibilitas seseorang akan
berpengaruh terhadap kmponen-komponen biomotor lainnya. “Fleksibelitas atau
57
kelenturan merupakan kualitas fisik yang sangat mudah untuk dikembangkan.
Kelenturan juga dapat diartikan kemampuan untuk memanfaatkan lebar ayunan
gerakan-gerakan dalam sendi-sendi ke kemampuan maksimal” (Nossek, 1982:138).
“Kelenturan adalah luas daerah gerak pada suatu sendi, dengan kata lain
kelenturan adalah kemampuan untuk dapapt menggerakkan bagian atau anggota
badan dengan luas gerak tertentu pada suatu sendi” (Budiwanto, 2012:40). Menurut
Harsono (1988:163) “fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga
ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen”. Dengan demikian
fleksibilias sangat dibutuhkan oleh semua kalangan baik olahragawan maupun
bukan olahragawan, seseorang yang memiliki fleksibilitas yang baik mempunyai
ruang gerak yang luas, dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang lentur.
Terdapat beberapa keuntungan bagi olahragawan yang memiliki kualitas
fleksibilitas yang baik antara lain, “1) akan memudahkan atlet dalam menampilkan
berbagai kemampuan gerak dan keterampilan, 2) menghindarkan diri dari
kemungkinan akan terjadinya cidera pada saat melakukan aktivitas fisik, 3)
memungkinkan atlet untuk dapat melakukan gerak yang ekstrim, 4) memperlancar
aliran darah sehingga sampai pada serbut otot” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:137).
Kelenturan merupakan salah satu unsur dasar dari kondisi fisik yang harus
dikembangkan dan ditingkatkan terutama pada atlet-atlet yang masih muda.
“Kelenturan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, terutama adalah jaringan ikat
didalam dan sekitar sendi dan otot yaitu ligamentum, tendo, bungkus sendi, dan
bentuk sendi” (Budiwanto, 2012:40-41). Latihan yang kurang sempurna akan
menurunkan kelenturan, kurang aktif bergerak dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan jaringan pengikat menjadi kaku sehingga mengakibatkan
keleluasaan gerak menjadi kaku.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komponen biomotorik
kelenturan yaitu, “genetik, otot, umur dan jenis kelamin, suhu, waktu, kekuatan
otot, kelelahan dan emosi” (Bompa, 1994:376-377). Selain itu Sukadiyanto &
Muluk (2011:138) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fleksibilitas seseoang
adalah “elastisitas otot, tendo dan ligamen, susunan tulang, bentuk persendian, suhu
58
atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioritme”. Meningkatkan
komponen kelenturan penting sekali sebab hampir semua cabang olahraga
memerlukan komponen ini. Beberapa metode latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kelenturan atau fleksibilitas adalah “1)
peregangan dinamis atau yang sering disebut dengan peregangan balistik, 2)
peregangan statis, 3) peregangan pasif, 4) peregangan kontraksi – rileksasi atau
yang sering disebut proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF)” (Harsono,
1988:164-170). Selain itu Rushall & Pyke (1992:275) menyebutkan “ada tiga
metode untuk meningkatkan fleksibilitas, 1) slow active stretching (SAS), 2)
proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF), 3) ballistic stretching”.
Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis dari metode untuk meningkatkan
fleksibelitas.
a) Peregangan Dinamis (Dynamic Stretching)
Peregangan dinamis ini sering disebut dengan metode yang tradisional
untuk melatih kelenturan. “Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan
menggerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis (berirama) dengan
gerakan-gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota tubuh sedemikian
rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan, dan yang maksudkannya adalah untuk
secara bertahap meningkatkan ruang gerak sendi” (Harsono, 1988:164). Selain itu
Sukadiyanto & Muluk (2011:144) menjelaskan bahwa “peregangan dinamis adalah
gerakan peregangan yang dilakukan dengan melibatkan otot-otot dan persendian,
gerakan peregangan dinamis dilakukan secara perlahan dan terkontrol dengan
pengkal pergerakannya adalah pada persendian”. Sasaran pada peregangan dinamis
ini adalah untuk meningkatkan kelenturan persendian, tendo, ligamen, dan otot.
Gerakan pada peregangan dinamis yaitu diregang-regangkan secara aktif seluas
ruang gerak persendian yang dilatih. Berikut ini contoh-contoh pergerakan pada
peregangan dinamis.
b) Peregangan Statis (Static Stretching)
“Peregangan statis adalah gerakan peregangan pada otot-otot yang dilakukan
secara perlahan-lahan hingga terjadi ketegangan dan mencapai rasa nyeri atau rasa
tidak nyaman (discomfort zone) pada otot tersebut” (Sukadiyanto & Muluk,
59
2011:142). “Peregangan statis sebenarnya sudah lama dipraktekkan oleh
penggemar yoga, kini semakin benyak penganutnya dan banyak dilakukan dalam
program latihan kesegaran jasmani” (Harsono, 1988:166). Sasaran pada
peregangan statis adalah untuk meningkatkan dan memelihara kelentukan otot-otot
yang diregangkan. “Peregangan statis dilakukan secara perlahan-lahan dan
dipertahankan selama 10 deetik atau lebih” (Pate, McClenaghan & Rotella,
1984:331).
Menurut Harsono (1988:167-168) beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam melakukan latihan peregangan statis adalah sebagai berikut.
(1) Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan
(2) Apabila teras ada regangan pada otot berhentilan sebentar, kemudian
lanjutkan regangan sampai terasa agak sakit, berhenti lagi, akhirnya
lanjutkan regangan sampai sedikit melewati titik rasa sakit.
(3) Pertahankan sikap terakhir ini secara statis untuk selama 20-30 detik.
(4) Seluruh anggota tubuh lainnya tinggal relax, terutama otot-otot
antagonisnya (yang diregangkan) agar ruang gerak sendi mampu untuk
meregang lebih luas.
(5) Bernafaslah terus, jangan menahan nafas.
(6) Selesai mempertahankan sikap statis selama 20-30 detik, kembalilah
kesikap semula secara perlahan-lahan.
c) Peregangan Balistik (Ballistic Stretching)
“Peregangan balistik menggerakkan otot secara refleksi, ekstensi dan
berayunpada satu lengan atau tungkai, sedangkan tungkai atau lengan satunya diam.
Dapat pula melenturkan tubuh bagian atas dengan berayun kedepan (membungkuk)
dan kebelakang atau badan condong ke kiri dan kanan” (Nala, 1998:72). Sedangkan
menurut Fox & Bowers dalam Sukadiyanto & Muluk (2011:140) “peregangan
balistik bentuknya sama dengan senam calisthenics, yaitu bentuk dari peregangan
pasif yang dilakukan dengan cara gerakan yang aktif”. “Adapun ciri-ciri dari
pergerakan balistik adalah dilakukan secara aktif dengan cara gerakanya dipantul-
pantul (bouncing or bobbing)” (Bompa, 2000:23). Artinya, gerakan untuk otot yang
sama dan pada persendian yang sama dilakukan secara berulang-ulang. Dimana
60
gambar-gambar yang disajikan dalam contoh tersebut terutama terkait dengan otot-
otot dominan yang mendukung aktivitas jasmani Bompa (2000) dalam Sukadiyanto
(2011). Berikut ini contoh gerakan peregangan balistik
Gambar.2.16: Peregangan Balistik
Sumber Gambar : Bompa (2000) dalam Sukadiyanto (2011) Pengantar Teori dan
Metodologi Melatih Fisik.
d) Peregangan Dibantu Psangan / Proprioceptive Neuromuscular
Facilitation (PNF)
Peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini juga
dikenal sebagai peregangan kontraksi-reaksi. “Pada peregangan model
proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini diperlukan adanya bantuan
orang lain atau menggunakan peralatan lain untuk membantu memudahkan gerakan
peregangan agar mencapai target” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:146). Bantuan
orang lain atau menggunakan alat memiliki tujuan untuk membantu meregangkan
otot hingga mencapai posisi statis dan dapat dipertahankan posisinya dalam
beberapa detik. Menurut (Pate, McClenaghan & Rotella, 1984:332) “teori
menyarankan bahwa prosedur ini dapat membantu relaksasi otot secara penuh
selama masa peregangan dengan merangsang secara keras organ badan golgi
selama masa kontraksi”.
Menurut Harsono (1988:171) Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan peregangan proprioceptive neuromuscular
facilitation (PNF) ini adalah sebagai berikut, “a) lakukan warm-up sebelumnya, b)
dalam melakukan kontraksi isometris, jangan meregangkan otot secara eksplosif,
tetapi lambat-lambat, makin lama makin keras, c) setelah kontraksi isometris,
temannya secara perlahan-lahan meregangkan otot-otot pelakuk, sedangkan pelaku
tinggal pasif”. Berikut ini beberapa contoh dari peregangan proprioceptive
neuromuscular facilitation (PNF).
61
5) Kelincahan (Agility)
“Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi badan secara
cepat dan melakukan gerakan lanjutan yang lainnya” (Budiwanto, 2012:39).
Menurut Lutan (1990:116) kelincahan (agility) adalahkemampuan seseorang untuk
dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan, kelincahan berkaitan erat dengan tingkat kelentukan”. Selain itu
Sajoto (1995:55) juga menjelaskan bahwa “kelincahan adalah kemampuan
seseorang dalam merubah arah, dalam posisi di arena tertentu, dari satu posisi
kesatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang
baik”. Menurut Nossek (1982:144) “Kelincahan temasuk pada kelompok kualitas
fisik. Kelincahan merupakan kualitas yang sangat kompleks. Kelincahan ini
mencakup interaksi kualitas-kualitas fisik yang lain (kecepatan reaksi, kecepatan,
kekuatan, kelentukan, keterampilan gerak, dsb), karena semua ini bereaksi
bersama”. Jadi seseorang yang memiliki kelincahan dapat merubah posisi dan
arahnya secara cepat, selain itu juga dapat mengkoordinasikan teknik-teknik yang
kompleks, kelincahan juga berkaitan dengan kelenturan seseorang.
“Faktor-faktor yang menentukan kelincahan adalah kecepatan reaksi dan
kecepatan gerak, kemampuan mengadaptasi dan mengantisipasi, kemampuan
berorientasi terhadap masalah yang sedang dihadapi, kemampuan mengatasi
keseimbangan saat bergerak, kelenturan persendian, kemampuan melakukan
koordinasi, dan kemampuan melakukan gerakan” (Suharno dalam Budiwanto,
2012:40). Menurut Mylsidayu & Kurniawan (2015:148-149) faktor-faktor yang
mempengaruhi kelincahan adalah “a) komponen biomotor yang meliputi kekuatan
otot, speed, power otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi, b) tipe tubuh,
c) umur, d) jenis kelamin, e) berat badan, f) kelelahan”.
6) Koordinasi (Coodination)
Dijelaskan oleh Bompa (1994:380) “koordinasi adalah kemampuan yang
sangat kompleks, ditandai adanya saling keterkaitan yang erat antara kecepatan
kekuatan, daya tahan dan kelenturan saat melakukan gerakan”. Sedangkan Kent
dalam Budiwanto (2012:43) “koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan
sistem indera, sistem saraf dan sistem otot menjadi serangkaian gerak untuk
62
mengatur bagian-bagian badan secara terpisah, terlibat dalam satu pola gerak yang
rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi gerak tunggal, mulus,
berhasil mencapai beberapa tujuan”. Koordinasi merupakan gabungan dari berbagai
kemampuan komopnen biomotorik lainnya kompoten yang erat kaitannya dengan
koordinasi adalah kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelenturan, kelincahan,
keseimbangan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya koordinasi dibedakan menjadi dia macam yaitu, “koordinasi
umum (setiap atlet harus mempunyai komponen koordinasi dasar sehingga dapat
melakukan berbagai aktifitas fisik umum dalam olahraga), koordinasi khusus
(koordinasi ini sangat dibutuhkan pada penampilan gerakan olahraga yang cepat
dan memerlukan ketenangan, kesempurnaan dan ketepatan)” (Bompa, 1994:380-
381). Koordinasi umum dan koordinasi khusus kedua-duanya sangat diperlukan
dalam cabang olahraga sebab keduanya saling berpengaruh terhadap keterampilan
gerak seseorang. Koordinasi umum juga merupakan dasar untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan koordinasi khusus.
Tanpa memiliki kemampuan koordinasi yang baik maka atlet akan kesulitan
dalam melakukan teknik secara baik. Keuntungan bagi atlet yang memiliki
kemampuan koordinasi yang baik adalah mampu menampilkan keterampilan
dengan sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan gerak atau
teknik yang muncul selama latihan. Selain itu atlit yang memiliki kemampuan
koordinasi yang baik akan mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang
masih baru bagi atlet tersebut. Menurut Bompa (1994:382-383) “beberapa faktor
yang mempengaruhi koordinasi yaitu, kemampuan berfikir atau intelegensi atlet,
kebaikan dan ketelitian organ-organ indra, pengalaman gerak, tingkat
perkembangan kemampuan gerak yang alin seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan
dan kelenturan”.
Latihan koordinasi yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan
melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Seorang atlet harus dilatih
dengan keterampilan-keterampilan baru dari cabang olahraganya maupun cabang
olahraga lainnya. Apabila kemampuan koordinasi seorang atlet tidak dapat
berkembang maka kemampuan untuk mempelajari gerak baru juga akan menurun.
63
“Dalam melatih keterampilan, faktor kesulitan dan kompleks gerakan harus
senantiasa ditingkatkan” (Harsono, 1988:221). “pada latihan koordinasi harus
melibatkan berbagai unsur keterampilan gerak dari cabang olahraga lain.
Keterampilan gerak cabang olahraga yang menggunakan peralatan bola baik yang
besar maupun yang kecil, atau peralatan lain dengan bentuk lari, lompat, loncat,
lempar, tangkap, memukul, menendang dan meluncur” (Sukadiyanto & Muluk,
2011:150-151).
Menurut Bompa (1994:383) terdapat sepuluh metode latihan untuk
mengembangkan koordinasi, yaitu sebagai berikut.
1) Latihan dengan sikap permulaan yang tidak biasa dilakukan.
2) Melakukan keterampilan menggunakan anggota badan yang berlawanan.
3) Melakukan gerakan dengan kecepatan atau irama yang berganti-ganti.
4) Melakukan gerakan dengan ruang gerak yang terbatas.
5) Mengubah-ubah bagian teknik atau keterampilan.
6) Menambah kesulitan latihan dengan melakukan geraka tambahan.
7) Menggabungkan keterampilan-keterampilan yang barudikenal.
8) Menambah lawan atau beban sebagai pasangan.
9) Membuat kreasi kondisi gerakan yang tidak biasa.
10) Melakukkan kegiatan olahraga yang berbeda dengan olahraga pilihannya.
7) Keseimbangan
Menurut Sajoto (1995) Keseimbangan (balance), adalah kemampuan
seseorang mengandalkan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau
dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian
tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah
keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun mempertahankan
keseimbangan.
8) Reaksi
Menurut Sajoto (1995) reaksi (reaction), adalah kemampuan seseorang
untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan
melalui indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya
bola yang harus ditangkap dan lain-lain. Menurut Albertus Fernanlampir & M.
64
Muhyi Faruq (2015) mengatakan bahwa reaksi adalah periode antara diterimanya
ransangan (stimuli) dengan permulaan munculnya jawaban (respon).semua
informassi yang diterima oleh indra baik dari dalam maupun dari luar disebut
rangsangan. Indra akan mengubah informasi tersebut menjadi impuls-impuls saraf
dengan bahasa uang di pahami oleh otak.
9) Power
Menurut A. Fernanlampir & M. Muhyi Faruq (2015) power atau daya ledak
disebut juga sebagai kekuatan eksplosif, power menyangkut kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif melibatkan pengeluarkan
kekuatan otot yang maksimal dalm waktu yang secepat-cepatnya. Batasan yang
baku yang dikemukakan Hatfield (1989) yaitu power merupakan hasil perkalian
antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan waktu (time) atau dapat juga
power dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu (Kirkendall, 1987). Dengan demikian
tes yang bertujuan untuk mengukur power seharusnya melinbatkan komponen
gaya, jarak dan waktu.
Menurut Nur Ichsan Halim (2011) Power (daya ledak) sering juga disebut
dengan kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang
cepat dimana tubuh terdorong ke atas (vertical) atau ke depan (horizontal) dengan
mengarahkan kekuatan otot maksiima. Dalam daya ledak ini termasuk pula gerakan
tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika memukul, melempar atau menyemes bola
serta tungkai tatkala menyepak. Menurut Johnson & Nelson (1986) mengemukakan
ada 2 macam konsep pengukuran daya ledak (power) yaitu (1) Athletic
measurement (2) Work power measrument. Kedau konsep ini dibedakan satu sama
lain berdasarkan pengertian yang fundamental yaitu dalam pengukuran athletic
power faktor force dan velocity tidak diukur hanya hasil yang diyatakan dalam
jarak (cm, inci dan kaki) yang dicatat misalnya Broad jump test, Sarjent jump test,
tes menolak bola medicine, sedangkan untuk mengukur Work power dilakukan
berdasarkan perhitungan dari kerja (daya x jarak) atau power (kerja/waktu)
misalnya Vertical power test , Power level test, Modifikasi vertical jump test,
Vertical arm pull test.
65
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa, ada dua faktor yang dominan
dalam mencapai prestasi bola basket khususnya dalam kemampuan shooting three
point. Dua faktor tersebut bila mendapat perhatian yang semestinya akan
menghasilkan suatu prestasi yang memuaskan. Dua faktor tersebut adalah faktor
fisik dan faktor teknik. Faktor fisik di samping merupakan faktor bawaan, dapat
juga dilatihkan agar pemain memiliki kemampuan fisik yang diharapkan. Faktor
fisik bawaan yang dimaksud adalah anthropometri dan kondisi fisik sesuai dengan
jenis olahraga bila mendapat pelatihan fisik yang teratur dan memadai akan
menghasilkan prestasi yang optimal. Faktor fisik yang perlu mendapat perhatian
dalam jump shoot tree point antara lain : tinggi badan, panjang lengan, panjang
tungkai kaki, panjang talapak tangan, power otot tungkai, kekuatan otot lengan,
koordinasi mata tangan, dan fleksibilitas pergelangan tangan,
3. Variabel Ketepatan
Menurut Nur Ichan Halim (2011, 147) mengatakan bahwa “Ketepatan
merupakan kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas menuju kesuatu
sasaran”, Latihan komponen ketepatan ini amat penting bagi atlet dari berbagai
cabang olahraga. Bukan hanya pemanah atau penembak penembak saja yang
dituntut untuk menguasai komponen ketepatan ini tetapi juga pemain lainya.
Misalnya pemain bola gelinding, atau bola bouling, demikian juga pemain untuk
pemain tenis, pingpong, bola voly dan olahraga lainnya agar tendangan atau
pukulan mencapai dengan tepat sasaran yang dikehendaki. Menurut Sajoto (1995)
Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan
bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau subjek
langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.
Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu serangan sesuai dengan
tujuannya (Suharsono HP, 1983:32), sedangkan menurut M.Sajoto
(1995:9) ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan
gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
66
Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy adalah sebuah kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai
dengan target atau mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya.
Ketepatan hampir disamakan dengan kecepatan. Ketepatan merupakan salah satu
komponen dasar biomotorik yang diperluka disetiap cabang olahraga. Baik
aktivitas olahraga permainnan, perlombaan dan yang sebagainya dan juga
diperlukan sebagai unsur dasar peningkatan prestasi olahragawan. Beberapa faktor
yang menentukan baik tidaknya ketepatan yaitu koordinasi tinggi berarti memiliki
ketepatan yang tinggi, kolerasinya positif,
Besar dan kecilnya sasaran atau luas dan sempitnya sasaran, ketajaman
indera dan pengaturan syaraf, Jauh dan dekatnya bidang sasaran, penguasaan teknik
yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan mengarahkan
gerakan cepat atau lambatnya gerakan yang dilakukan. Ketepatan memiliki
beberapa ciri-ciri seperti berikut :
1) Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak
2) Kecermatan/ketelitian gerak dapat menonjol dalam gerak
3) Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan
4) Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara
teratur dan terarah.
Faktor yang mempengaruhi ketepatan salah satunya adalah konsentrasi.
Konsentrasi adalah pemikiran terhadap pelaksanaan suatu usaha setelah adanya
kesiapan dan kematangan bertindak yang dilandasi oleh sifat-sifat kepribadian yang
ideal. Dengan berkonsentrasi gerakan yang dihasilkan akan dilakukan secara cepat,
sesuai target dan pengaruh lainnya yaitu usia, koordinasi, fleksibility, jenis
kelamin.
Prinsip-prinsip melatih ketepatan salah satu faktor yang perlu diperhatikan
dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet adalah penerapan prinsip-
prinsip latihan dalam pelaksanaan program latihan. Agar prestasi dapat meningkat,
latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan. Tanpa berpedoman pada
teori dan prinsip latihan yang benar, latihan sering kali menjurus kemala praktek
67
dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan pretasi sulit
dicapai.
Prinsip-prinsip latihan ketepatan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Prinsip pemanasan tubuh atau warming-up
Pemanasan tubuh penting dilakukan sebelum berlatih, bertujuan untuk
mempersiapkan fungsi organ tubuh guna menghadapi kegiatan yang lebih berat
dalam hal ini adalah penyesuaian terhadap latihan inti.
b. Prinsip beban lebih atau overload principel
Sistem faaliah dalam tubuh pada umumnya mampu untuk menyesuaikan
diri dengan beban kerja dan tantangan-tantangan yang lebih berat. Selama beban
kerja yang diterima masih dalam batas-batas kemampuan manusia untuk
mengatasinya dan tidak terlalu berat, sehingga menimbulkan kelelahan yang
berlebihan. Jadi beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan
cukup bengis, namun realistis sesuai dengan kemampuan atlet serta harus dilakukan
berulang kali dengan intensitas yang tinggi.
c. Prinsip sistematis atau sistematic principel
Latihan yang benar adalah latihan yang dimulai dengan kegiatan yang
mudah sampai kegiatan yang sulit, atau dari beban yang ringan sampai beban yang
berat. Hal ini berkaitan dengan kesiapan fungsi faaliah tubuh yang membutuhkan
penyesuaian terhadap beratnya beban yang diberikan dalam latihan. Dengan
berlatih secara sistematis dan dilakukan berulang-ulang yang konstan, maka
organisasi-organisasi sistem persyarafan dan fisiologis yang akan menjadi
bertambah baik, gerakan yang semula sukar akan menjadi gerakan yang otomatis
dan reflektif.
d. Prinsip intensitas atau intencity principle
Perubahan fungsi fisiologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet
dilatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip
overload dimana secara progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan serta
intensitas dari pengulangan tersebut.
68
e. Prinsip pulih asal (recovery principle)
Dalam hal ini atlet perlu mengembalikan kondisinya dari kelelahan akibat
latihan melalui istirahat.
f. Prinsip variasi latihan
Latihan dalam jangka waktu yang lama sering menimbulkan kejenuhan bagi
atlet, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat jangka panjang. Oleh
karena itu, latihan harus dilaksanakan melalui berbagai macam variasi sehingga
beban latihan terasa ringan dan menggembirakan.
g. Prinsip perkembangan multilateral
Prinsip ini menganjurkan agar anak usia dini jangan terlalu cepat
dispesialisasikan pada satu cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini sebaiknya anak
diberikan kebebasan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas olahraga agar iya bisa
mengembangkan dirinya secara multilateral baik dalam aspek fisik, mental maupun
sosialnya.
h. Prinsip individualisasi
Agar latihan bisa menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi harus
senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya beban latihan harus disesuaikan
dengan kemampuan adaptasi, potensi serta karakteristik spesifik dari atlet.
i. Prinsip spesifik
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa latihan ini harus spesifik yaitu harus
benar-benar melatih apa yang dilatih. Manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari
rangsangan latihan hanya akan terjadi manakal rangsangan tersebut sama dari
gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.
7. Komponen Anthropometri, Kondisi Fisik dan Ketepatan Penentu
Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Bola basket merupakan olahraga yang menuntut pemainnya untuk
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu pemain bola basket
diharapkan memiliki kualitas fisik, teknik, taktik dan mental yang baik. Kualitas
fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran tubuh. Menurut peneliti, ada beberapa
faktor anthropometri dan kondisi fisik penentu kemampuan shooting three point
69
bola basket. Komponen anthropometri dan kondisi fisik dalam penelitian antara
lain:
a. Tinggi Badan
Anwar Pasau (1993) menyatakan “Tinggi badan adalah tinggi seseorang
yang diukur dengan menggunakan alat Stadiometer yang diukur dari ujung kaki
(telapak kaki) sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri
dengan sikap tegak”. Menurut Wahjoedi (2001:57) bahwa “Tinggi badan (height)
diukur dalam posisi berdiri dengan sikap sempurna tanpa alas kaki dalam satuan
ukuran inchi”. Hal senada dikemukakan M. Furqon H. (2003: 13) bahwa, “Tinggi
badan adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex)”.
Dalam olahraga bola basket, sasaran yang dituju berada di atas kepala,
sehingga orang yang memiliki tinggi badan akan mempunyai beberapa keuntungan
antara lain, yaitu jarak lepasnya bola dengan sasaran menjadi lebih dekat dibanding
orang yang mempunyai badan rendah. Hal ini sependapat dengan M. Sajoto (1988,
3) banyak faktor yang mempengaruhi faktor prestasi seseorang diantaranya faktor
postur tubuh (tinggi badan). Dengan memiliki badan yang tinggi, seorang pemain
akan dengan mudah melakukan teknik-teknik yang ada didalam dalam olahraga
tersebut, apabila teknik sudah dapat dilakukkan dengan benar, maka seorang
pemain akan mudah melaksanakan suatu pertandingan dan memperoleh
kemenagan.
Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat tubuh
seorang pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk
memasukan bola ke ring basket”. Hal ini sependapat dengan Nur Fajri (2012:14)
dalam fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa semakin tinggi seseorang, maka akan
semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga akan mempermudah pemain dalam
menghasilkan dan mencetak angka. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002:33) tinggi
badan merupakan faktor yang mutlak diperlukan bagi cabang olahraga yang
meniliki ciri khas seperti bola basket. Semakin tinggi postur pemain, maka senakin
tinggi pula raihan yang didapat, untuk mempermudah memasukkan bola kedalam
ring lawan. Menurut Suharno (1981:2) mengatakan bahwa”Faktor-faktor penentu
pencapaian prestasi maksimal adalah faktor atlet dan faktor eksogen (luar tubuh)”.
70
Bagian dari faktor atlet di antaranya yaitu: bentuk tubuh, proporsi tubuh yang
selaras dengan olahraga yang diikutinya, pada setiap cabang olahraga menuntut
berat badan dan bentuk tubuh yang berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tinggi
badan adalah jarak vertikal dari lantai ke atas kepala (ubun-ubun). Tinggi badan
merupakan penentu kemampuan shooting three point bola basket. Karena pemain
bola basket yang memiliki tinggi badan, tentu disertai tulang dan otot yang panjang.
Otot-otot yang panjang mempunyai kontribusi dengan kemampuan fisik seseorang.
Anwar Pasau (1988: 81) mengatakan bahwa orang yang mempunyai bentuk fisik
yang tinggi dan besar rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan,
kecepatan, daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot dan lainnya, lebih
baik dibanding orang yang bertubuh kecil dan pendek”.
b. Panjang Lengan
Lengan merupakan organ tubuh yang panjangnya dari pangkal bahu
(akromen) sampai keujung jari tengah. Pada bagian lengan atas terdapat tulang
lengan atas (tulang humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya : Musculus
bicheps brachii, Musculus Corabobra brachialis, Musculus tricheps brachii,
Musculus fleksordigitilongus, Musculus ekstensor digitibrefis, Musculus ekstensor
digitilongus, Musculus brachioradialis, Musculus bisep brachineoput longus.
Gambar 2.17 : Lengan dan Otot-Ototnya
Sumber : Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 1, 2003 : 187
Lengan merupakan gabungan dari tulang-tulang, persendian dan otot-otot
yang bila dikelompokan terdiri dari: lengan atas (humerus) yaitu dari pangkal
lengan atas sampai siku, lengan bawah merupakan anggota badan yang terdapat
71
diantara siku dan pergelangan tangan, pergelangan tangan terdiri dari : telapak
tangan, jari-jari tangan.
Menurut M. Yunus (1992:12) ukuran lengan seseorang menyesuaikan
keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan seseorang, maka ukuran lengan akan
bertambah pula. Bola basket menurut Yusuf dan Aip (1996: 73) merupakan
aktivitas olahraga yang memerlukan lengan yang panjang dan tinggi raihan, karena
sasaran bola basket berada di atas kepala, sehingga orang yang memiliki panjang
lengan. Sudah tentu raihannya akan tinggi, selain itu lengan digunakan untuk
membawa bola naik menuju ke atas kepala dengan arah segaris dengan telinga.
Dalam melakukan tembakan, lengan penembak harus diulurkan sepenuhnya, guna
membuat suatu busur dan menghindari jangkauan pemain bertahan lawan.
Menurut Wissel (2012:58) mengatakan bahwa kesalahan yang sering terjadi
pada pemain saat melakukan shooting (tembakan) antara lain tembakan tidak
konsisten, tembakan mengenai ring dan tidak mengenai dari depan dan kebelakang
sehingga bola tidak masuk ke dalam ring, hal ini disebabkan karna saat melakukan
tembakan posisi tangan kurang tinggi, Sehingga bola tidak sampai dan melambung
tinggi. Menurut Nur Fajri (2012:14) dalam Fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa
semakin tinggi seseorang, maka akan semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga
akan mempermudah pemain dalam menghasilkan dan mencetak angka.
Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat seorang
pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk meembak bola
basket”. Masih menurut Oliver Jon (2009:30) mengatakan bahwa untuk
mendapatkan teknik menembak melengkung, para penembak daerah three point
yang terampil, biasanya menerapkan tembakan melengkung yang tinggi dalam
tembakan-tembakan mereka. Menggunakan tembakan melengkung yang lebih
tinggi memungkinkan bola mengarah ke ring basket pada sudut yang lebih
menguntungkan, meningkatkan kemungkinan bola menyentuh bagian depan ring
dan masuk kedalam ring basket. Fungsi panjang lengan yang lain saat mengambil
bola reboud di uadara dekat ring basket dan memblok (menghalau) pemain lawan
saat ingin memasukan bola, kemudian saat melakukan operan diatas kepala
(overhead) dan menerima bola yang jauh dari jangkauan.
72
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin panjang
lengan seorang pemain basket, maka semakin panjang jangkauanya, makin tinggi
gerakan ayunan menembak bola basket, maka semakin besar kemungkinan bola
masuk ke sasaran yang di inginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang
lengan mempunyai kontribusi sebagai penentu kemampuan shooting three point
bola basket.
c. Panjang Telapak Tangan
Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari
pergelangan sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603). Telapak tangan
merupakan bagian dari tangan yang merupakan salah satu faktor penentu
kemampuan shooting dalam bola basket. Telapak tangan yang panjang disertai otot-
otot yang baik, mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam
usaha mendorong bola ke depan.
Menurut Wissel (2012) dan Oliver Jon (2009) mengatakan bahwa dalam
melakukan shooting bola basket, telapak tangan yang panjang memungkinkan
memiliki tolakan tangan yang lebih jauh dan panjang, sehingga hal ini akan
mempengaruhi tembakan bola yang dilakukan. Oleh karena itu untuk memperoleh
tembakan dan tolakan yang lebih maksimal, maka seorang pemain harus
memanfaatkan telapak tangannya untuk menghasilkan tembakan yang baik. Selain
itu panjang telapak tangan juga berguna saat driblle dan menerima operan (passing)
bola dari teman, dengan memiliki panjang telapak tangan, bola lebih mudah
dikuasai. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa panjang telapak
tangan mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting
three point bola basket.
Gambar 2.18 : Telapak Tangan
Sumber : Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 23 Jilid 1, 2003 : 186)
73
d. Koordinasi Mata Tangan
Koordinasi mata tangan ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan
kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi mata tangan juga
bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2009:54). Menurut Fernanlampir &
Faruq (2015:158) mengatakan “koordinasi adalah suatu kemampuan motorik yang
sangat kompleks. Koordinasi sangat erat dengan kaitannya dengan kecepatan,
kekuatan, daya tahan, fleksibilitas.
Koordinasi menurut M. Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa koordinasi
adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan yang berbeda ke
dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Barrow dan Mc Gee dalam
Harsono (1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu kemampuan
untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak
khusus. Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit
kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik.
Mata adalah indera yang dipakai untuk melihat (Yandianto, 2001:347).
Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari pergelangan
sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603), jadi yang dimaksud dengan koordinasi
mata tangan dalam penelitian ini adalah mengkoordinasikan indera penglihatan
mata dan tangan sebagai anggota badan dari pergelangan sampai ujung jari sewaktu
melakukan teknik shooting three point dalam olahraga bola basket.
Menurut Wissel (2012:58) kesalahan yang sering terjadi dalam permainan
bola basket adalah kurangnya koordinasi mata tangan, terutama saat melakukan
shooting bola basket, pemain melihat kebawah untuk mencari garis batas tiga
angka, sehingga kehilangan pandangan ke arah sasaran dan menyebabkan bola
tidak masuk ke dalam ring basket. Menurut Oliver (2009:25), Wissel (2012:48) dan
Kosasi (2008) mengatakan dalam melakukan shooting bola basket baik dalam
persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan koordinasi mata tangan tetap fokus
dengan target (ring) basket. Hal ini supaya hasil tembakan akurat dan tepat sasaran.
Koordinasi mata tangan mempunyai peran penting selain shooting bola
basket, yaitu saat melakukan operan (passing) terhadap teman (umpan trobosan),
terkadang pemain saat mengoper bola, tidak mengggunakan koordinasi mata tangan
74
yang baik, sehingga bola tidak tepat sasaran dan di ambil oleh tim lawan. Selain itu
koordinasi mata tangan berfungsi saat mendribell bola rendah dan melewati pemain
lawan dengan cepat, semakin baik koordinasi mata tangan seorang pemain, maka
semakin mudah dia melakukan dribell bola dengan baik. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa koordinasi mata tangan mempunyai kontribusi sebagai salah
satu penentu kemampuan shooting three point bola basket.
e. Fleksibilitas Pergelanagan Tangan
Menurut Nur Ichsan Halim (2011:104) dan Setiawan (1991:67) fleksibilitas
(kelentukan) adalah kemampuan tubuh mengulur diri seluas-luasnya yang
ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan untuk menggerakkan
tubuh dan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan
gerakkan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya. Kemampuan ini terkait
pula dengan kemampuan peregangan otot dan jaringan sekeliling sendi. Adapun
manfaat kelenturan menurut Nur Ichsan Halim (2011:104) antara lain a)
mempermudah berlatih teknik-teknik tinggi, b) menghindari terjadinya cidera, c)
seni gerak tercermin indah dan enak dilihat, d) meningkatkan kelincahan, kecepatan
dan koordinasi, e) meningkatkan prestasi, f) Efektif dan efesien tenaga kerja, g)
membentuk sikap tubuh yang baik.
Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia Perkembangan
fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki
otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia
belasan tahun (usia sekolah) dan memasuki usia remaja, fleksibilitas mereka
cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-
lahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).
Menurut Wissel (201247) saat memegang bola di depan dan di atas bahu
untuk menembak, antara telinga dan bahu. Pertahankan siku-siku teteap di dalam,
saat siku penembak sejajar di dalam, bola sejajar dengan basket ring basket.
Beberapa peman tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang
menembak dibelakakng bola saat siku didalam. Sehingga menyebakan bola tidak
masuk ke dalam ring basket.
75
Masih menurut Wissel (2012) mengatakan bahwa jumlah dorongan yang
harus anda berikan pada bola tergantung dari jarak tembakan, lengan pergelangan
tangan dan jari memberikan dorongan besar, apa lagi untuk menembak jarak jauh,
juga memerlukan dorongan kaki, punggung dan bahu, ritme yang lancar dan follow
through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas pergelangan tangan
mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point
bola basket
f. Power Otot Lengan
Menurut Nur Ichsan Halim (2011:92) power (daya ledak) sering juga
disebut dengan kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-
tiba yang cepat dimana tubuh terdorong ke atas (vertical) atau ke depan (horizontal)
dengan mengarahkan kekuatan otot semaksiimal. Dalam daya ledak ini termasuk
pula gerakan tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika memukul, melempar atau
menyemes bola serta tungkai saat menyepak.
Dalam kegiatan olahraga, power (daya ledak) digunakan untuk
mengerahkan sekumpulan tenaga. Power otot lengan juga sama fungsinya dalam
mengatasi beban, bahkan melawan beban yang terjadi pada lengan. Kemampuan
sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip kerja otot dalam
konsep kekuatan. Dalam kegiatan olahraga, power (daya ledak) digunakan untuk
mengerahkan sekumpulan tenaga. Power otot lengan juga sama fungsinya dalam
mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada lengan.
Dalam permainan bola basket power otot lengan sangat berguna saat
melakukan tembakan bola ke ring basket dan operan kearah teman, hal ini
sependapat dengan Wissel (2012:50) mengatakan kesalahan yang sering terjadi
dalam melakukan shooting bola basket adalah saat menembak, bola tidak sampai
ke ring basket (telalu dekat), sehingga bola tidak masuk ke dalam ring basket.
Penyebab tidak sampai salah satunya adalah kurangnya power pada lengan.
Menurut Oliver Jon (2009) tentang tembakan bola melengkung, untuk dapat
melakukan tembakan bola melengkung, selain membutuhkan panjang lengan dan
fleksibilitas pergelangan tangan, pemain juga membutuhkan kekuatan (power) otot
76
lengan dan tungkai, supaya bola membentuk parabola dan memudahkan bola untuk
masuk kedalam ring basket. Fungsi lain dari power lengan selain shooting yaitu saat
melakukan operan terobosan (operan jarak jauh) bola tidak sampai kearah teman
dan menyebabkan bola di ambil dan kuasai oleh pemain lawan. Dari beberapa
pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa power otot lengan mempunyai
kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket
g. Power Otot Tungkai
Menurut Nur Ichsan Halim (2011:92) mengatakan daya ledak sering pula
disebut kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang
cepat, dimana tubuh terdorong keatas (verticap) atau kedepan (horizontal) dengan
mengerahkan kekuatan otot maksimal. Dalam daya ledak ini termasuk pula gerakan
tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika melompat (vervital jump).
Power (daya ledak) adalah kemampuan sesorang untuk mempergunakan
kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Dalam hal ini dapat pula dinyatakan bahwa power (daya ledak) otot merupakan
hasil perkalian antara kekuatan dengan kecepatan (M. Sajoto, 1995:8). Pengertian
otot tungkai adalah otot yang terdapat pada bagian tungkai mulai dari pangkal paha
ke bawah atau keseluruhan kaki (W.J.S.Poerwadarminta, 1976:973) dan cara otot
berkontraksi untuk menghasilkan kekuatan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
yang menentukan macam gerakan dan gerakan yang dihasilkan.
Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat tubuh
seorang pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk
memasukan bola ke ring basket”. Hal ini sependapat dengan Nur Fajri (2012:14)
dalam Fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa semakin tinggi seseorang, maka akan
semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga akan mempermudah pemain dalam
menghasilkan dan mencetak angka.
Menurut Wissel (2012), Oliver Jon (2009:14), Kossasi (2008:47)
mengatakan bahwa menembak adalah singkronisai antara kaki, pinggang, bahu,
siku tembak, kelenturan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Tembakan bola
dengan halus, berbarengan dengan gerakan mengangkat ritme. Kekuatan inti dan
ritme tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki pemain saat menembak.
77
Menurut Oliver Jon (2009) untuk dapat melakukan tembakan bola melengkung
selain membutuhkan panjang lengan dan fleksibilitas pergelangan tangan, pemain
juga membutuhkan kekuatan (power) otot lengan dan otot tungkai, supaya saat
menembak bola membentuk parabola dan memudahkan bola untuk masuk kedalam
ring basket. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa power otot tungkai
mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point
bola basket.
h. Ketepatan (Accuracy)
Menurut Nur Ichan Halim (2011:147) mengatakan “Ketepatan merupakan
kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas menuju kesuatu sasaran”,
Komponen ketepatan ini sering dikaitkan dengan permainan yang sesungguhnya,
misalnya untuk melatih ketepatan menembak atau memanah, maka latihannya
adalah menembak atau memanah, premain bola basket agar mampu memasukkan
bola kering basket, maka latihannya pun harus memasukan bola ke ring basket juga.
Menurut Wissel (2012:43) mengatakan keahlian dasar yang harus anda latih
dalam permainan bola basket adalah ketepatan (keakuratan) menembak. Dengan
memiliki ketepatan tembakan yang baik, seorang pemain akan dengan mudah
memasukkan bola ke dalam ring basket. Kemudian akan memaksa lawan terus
menempel pemain dengan ketat dan mudah untuk dikecohkan, kemudian
memudahkan untuk mengoper (passing) dan menggiring (driblle) bola. Kesalahan
yang sering terjadi dalam permainan bola basket, antara lain kurangnya keakuratan
(ketepatan) saat menembak bola ke ring basket, sehingga menyebabkan bola tidak
masuk ke dalam ring basket, kemudian saat mengoper bola kearah teman, sering
kali bola tidak tepat sasaran, sehingga menyebabkan bola di ambil oleh tim lawan.
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang memiliki relevansi paling dekat dengan penelitian
ini antara lain :
1. Fredy Eko Setiawan (2015) Hubungan antara power tungkai, tinggi badan dan
kelincahan dengan keterampilan shooting bola basket pada siswa
ekstrakurikuler di SMA N 1 Sulang. Yang menyimpulkan adanya hubungan
78
signifikan antara power tungkai, tinggi badan, dan keincahan dengan
keterampilan shooting bola basket
2. Asri Trisnawati (2014) Hubungan tinggi badan, panjang lengan, kekuatan
otot lengan dan power otot tungkai dengan kemampuan tembakan bola basket
pada pemain SMA Negeri 1 Kalasan. Yang menyimpulkan adanya hubungan
signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, kekuatan otot lengan dan
power otot tungkai dengan kemampuan shooting bola basket.
C, Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah di jelaskan di atas, maka konsep
kerangka berpikir dalam pelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.19 : Konsep Kerangka Berpikir
Berdasarkan konsep kerangka berpikir di atas, menggambarkan bahwa
penentu kemampuan shooting three point bola basket membutuhkan berbagai faktor
pendukung yaitu faktor anthropomettri (tinggi badan, panjang lengan, panjang
telapak tangan) kondisi fisik (koordinasi mata tangan, fleksibilitas pergelangan
tangan, power otot lengan, power otot tungkai) dan ketepatan (accuracy).
1. Tinggi Badan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
1.Koordinasi mata-tangan 2.Fleksibilitas pergelangan tangan 3.Power otot lengan 4.Power otot tungkai
1. Tinggi badan 2. Panjang lengan 3. Panjang telapak tangan
Faktor Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Ketepatan Anthropometri
Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau
Kondisi Fisik
79
Tinggi badan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket,
terutama untuk memasukkan bola ke dalam ring basket, semakin dekat jarak
seseorang dengan ring basket, maka semakin besar peluang memasukkan bola ke
dalam ring basket. Selain itu tinggi badan juga berperan saat melakukan operan
atas (overhead), biasanya operan atas kepala digunakan saat melakukan serang
balik terhadap lawan, tinggi badan juga berperan saat mengambil bola rebound,
2. Panjang Lengan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Panjang lengan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket,
orang yang mempunyai panjang lengan akan lebih mudah memasukkan bola ke
dalam ring basket, karena ring basket berada diatas kepala, sehingga jarak lepas
bola dengan ring basket begitu dekat. Para penembak daerah three point yang
terampil, biasanya menerapkan tembakan melengkung yang tinggi dalam
tembakan-tembakan mereka, untuk mendukung tembakan melengkung seorang
pemain membutuhkan panjang lengan, agar jarak lepas bola sejajar dengan ring
basket. Sehingga memungkinkan bola mengarah ke ring basket pada sudut yang
lebih menguntungkan, meningkatkan kemungkinan bola menyentuh bagian depan
ring dan masuk kedalam ring basket
3. Panjang Telapak Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola
Basket
Panjang telapak tangan mempunyai peran penting dalam permainan bola
basket yaitu, dalam melakukan tembakan bola basket, telapak tangan yang panjang
berperan sebagai pengungkit dan memungkinkan memiliki tolakan tangan yang
lebih jauh, sehingga hal ini akan mempengaruhi tembakan bola yang dilakukan.
Oleh karena itu untuk memperoleh tembakan yang jauh, maka seorang pemain
harus memanfaatkan panjang telapak tangannya untuk menghasilkan tembakan
yang baik. Selain itu panjang telapak tangan juga berguna saat driblle dan
menerima operan (passing) bola dari teman, dengan memiliki panjang telapak
tangan, bola lebih mudah dikuasai.
4. Koordinasi Mata Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola
Basket
80
Koordinas mata tangan mempunyai peran penting dalam permainan bola
basket, yaitu saat akan melakukan tembakan ke arah ring basket. biasanya pemain
kurang fokus, di karnakan mencari garis batas tembakan tiga angka dan
mengantisipasi takut bola di ambil oleh lawan, sehingga saat bola di lepaskan dari
tangan tidak tepat sasaran ke arah ring basket dan mengakibatkan bola tidak masuk
ke dalam ring basket. Selain itu koordinasi mata tangan juga berperan penting saat
pemain melakukan operan jarak jauh (umpan trobosan), sehingga pemain yang
memiliki koordinasi mata tangan yang baik akan tepat sasaran saat mengoper bola.
5. Fleksibilitas Pergelangan Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point
Bola Basket
Fleksibilitas pergelangan tangan mempunyai peran penting dalam
permainan bola basket yaitu saat akan melakukan persiapan tembakan ke ring
basket, beberapa pemain tidak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk
menempatkan tangan yang menembak di belakakng bola saat siku di dalam,
sehingga saat bola dilepaskan dari tangan menyebakan bola tidak masuk ke dalam
ring basket.
6. Power Otot Lengan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Power otot lengan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket
yaitu saat pemain akan melakukan tembakan ke arah ring basket, seorang pemain
yang memiliki power otot lengan yang baik, akan mampu menembak bola sampai
ke arah ring basket dan sebaliknya pemain yang kurang memiliki power otot
lengan, menyebabkan tembakan bola pendek, bahkan tidak menyentuh ring basket
dan hal ini menyebabkan bola tidak masuk ke dalam ring basket.
7. Power Otot Tungkai Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Power otot tungkai mempunyai peran penting dalam permainan bola basket
yaitu saat akan melakukan tembakan bola melengkung ke arah ring basket,
tembakkan bola melengkung akan mempermudah seorang pemain dalam
memasukkan bola ke ring basket. Untuk melakukan tembakan bola melengkung di
butuhkan power otot tungkai guna mengangkat tubuh ke atas, sehingga ketika
ketinggian bola sejajar dengan ring basket akan mempermudah bola masuk ke
dalam ring basket.
81
8. Ketepatan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Ketepatan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket karna
sasaran yang di tuju berada di atas kepala dan berukuran kecil, sehingga pemain
yang memiliki ketepatan (Accuracy) yang tinggi akan mudah memasukkan bola ke
dalam ring basket. Ketepatan juga berperan saat melakukan operan jarak jauh,
pemain yang memiliki operan yang tepat akan mempermudah teman satu tim
dalam menerima bola operan tersebut.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Faktor Penentu Kemampuan Shooting
Three Point Bola Basket adalah Faktor Anthropometri (tinggi badan) dan Faktor
Kondisi Fisik (koordinasi mata tangan).