BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas)...

12
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Net Interest Margin (NIM) NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. Bank adalah sumber utama dalam financing, level dari NIM adalah variabel kebijakan yang penting untuk mengindikasikan atau menunjukka n seberapa efisien bank menunjukkan fungsi intermediary dalam mengumpulka n simpanan dan mengalokasikan dana. NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. NIM sangat dipengaruhi oleh risiko bank, risiko yang dialami oleh sektor bisnis perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam berbagai bidang seperti penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit, valuta asing, inkaso dan berbagai bentuk keputusan finasial lainnya. 2.1.1. Pengertian Net Interest Margin (NIM) Menurut Haryani (2010:54), Rasio Net Interest Margin (NIM) ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank bank dalam mengelola

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas)...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Net Interest Margin (NIM)

NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari

bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat

pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari

kredit yang disalurkan. Bank adalah sumber utama dalam financing, level dari NIM

adalah variabel kebijakan yang penting untuk mengindikasikan atau menunjukkan

seberapa efisien bank menunjukkan fungsi intermediary dalam mengumpulkan

simpanan dan mengalokasikan dana.

NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari

bunga dengan melihat bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan

operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang

disalurkan.

NIM sangat dipengaruhi oleh risiko bank, risiko yang dialami oleh sektor

bisnis perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam

berbagai bidang seperti penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit, valuta asing,

inkaso dan berbagai bentuk keputusan finasial lainnya.

2.1.1. Pengertian Net Interest Margin (NIM)

Menurut Haryani (2010:54), Rasio Net Interest Margin (NIM) ini

digunakan “untuk mengukur kemampuan manajemen bank bank dalam mengelola

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

7

aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan

bunga bersih diperoleh dari dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga”.

Menurut Darmawi (2014:224), Yang dimaksud dengan Net Interest Margin

(NIM) adalah “selisih antara semua penerimaan bunga atas asset bank dan semua

biaya bunga atas dana bank yang diperoleh”.

Menurut Riyadi (2010:21) NIM adalah “perbandingan antara presentase

hasil bunga terhadap total asset atau terhadap total earning assets.”

Menurut Taswan (2010:167) Rasio NIM “mengindikasikan kemampuan

bank menghasilkan pendapatan bunga brsih dengan penempatan aktiva produktif”.

Menurut Riyadi (2010:158), Net Interest Margin (NIM) adalah

“perbandingan antara Interest Income dikurangi Interest Expense dibagi dengan

Average Interest Earning Assets”.

Rasio ini dapat dirumusan sebagai berikut (SE BI Nomor 12/11/DPNP

tanggal 31 Maret 2010):

𝑁𝐼𝑀 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑖𝑓 × 100%

Tabel II.1.

Matriks Kriteria Peringkat Komponen NIM

Rasio Peringkat

NIM > 3% 1

2% < NIM ≤ 3% 2

1,5% < NIM ≤ 2% 3

1% < NIM ≤ 1,5% 4

NIM ≤ 1% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

8

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Net Interest Margin (NIM)

Menurut Taswan (2010:67) ada enam faktor yang mempengaruhi Net

Interest Margin (NIM):

1. Struktur Persaingan dari produk perbankan. Pada intinya, tingkat persaingan

tercermin dari keofisien alpha dan beta untuk pasar deposit dan loan. Makin

kompetitif kedua pasar tersebut, secara konsep maka besaran net interest marjin

akan semakin kecil dan sebaliknya.

2. Rata-rata biaya operasional. Secara teori, bank harus tetap mempertahankan

marjin positif untuk menutup biaya operasional nya. Makin tinggi biaya

operasional, makin tinggi tingkat net interest marjin yang harus ditetapkan oleh

bank.

3. Risk Averse. Perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse. Dalam kondisi

risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka kompensasi

marjin terhadap resiko tersebut juga akan makin besar, begitu juga dengan

kondisi sebaliknya.

4. Volatilitas suku bunga pasar uang. Pada prinsip nya, makin tinggi tingkat

volatilitas suku bunga pasar uang, maka makin tinggi pula tingkat resiko dan

premi yang harus dihadapi oleh perbankan.

5. Tingkat resiko kredit. Hampir sama dengan prinsip pengaruh volatilitas suku

bunga pasar uang, makin tinggi tingkat resiko kredit yang dihadapi oleh

perbankan, makin tinggi pula tingkat premi resiko yang harus diemban sehingga

net interest marjin akan semakin besar, begitu juga dengan kondisi sebaliknya.

6. Volume atau nilai dari Kredit dan Deposit. Pada intinya, makin besar jumlah

kredit yang diberikan dan deposit yang dikumpulkan oleh bank, maka makin

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

9

besar pula tingkat potensial loss yang dihadapi oleh bank, sehingga perlu

dikompensasi dengan tingkat net interest marjin yang besar pula.

2.1.3. Komponen Net Interest Margin (NIM)

Menurut Taswan (2010:169) Komponen yang termasuk dalam Net Interest

Margin (NIM) adalah:

1. Surat-surat berharga (efek), yaitu surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk

diperjual-belikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.

2. Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana dalam bentuk interbank

call money, tabungan, deposito berjangka, atau bentuk lain yang sejenis, yang

dimaksud untuk memperoleh penghasilan.

3. Giro pada Bank Lain, pos ini meliputi saldo giro bank yang bersangkutan pada

bank lainnya baik dalam rupiah maupun dalam valas.

4. Kredit yang diberikan, penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktutertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian

hasil keuntungan.

5. Penyertaan (Investasi), adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham,

obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi bertujuan memperoleh

keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk menguasa i

perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi.

6. Pendapatan bunga, pendapatan yang diterima perusahaan karena memilik i

simpanan di bank atau pihak lain.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

10

7. Beban bunga, beban yang dibayar oleh perusahaan pada saat tertentu atas

pinjaman yang diperoleh dari Bank.

2.2. Return On Asset (ROA)

2.2.1. Pengertian Return On Asset (ROA)

Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah “rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari

aktivitas investasi.

Menurut Kasmir (2012:201) ROA adalah “rasio yang menunjukan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA

memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena

menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh

pendapatan”.

Menurut Harahap (2010:305) Return On Assets (ROA) “menggambarkan

perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin

baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba”.

Menurut Riyanto (2010:335) ROA atau Return On Assets Rasio ini

merupakan ”perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Rasio ini

menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai

asetnya”.

Menurut Harmono (2017:119) Besarnya perhitungan Return On Assets dapat

dihitung dengan rumus ini:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

11

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 × 100%

Tabel II.2.

Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA

Rasio Peringkat

ROA > 1,5% 1

1,25% < ROA ≤ 1,5% 2

0,5% < ROA ≤ 1,25% 3

0% < NIM ≤ 0,5% 4

ROA ≤ 0% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

2.2.2. Keunggulan Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) memiliki tujuan dan manfaat yang tidak hanya bagi

pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi bagi pihak diluar perusahaan,

terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan

perusahaan.

Menurut Munawir (2010:91) keunggulan dari analisa Return On Asset

(ROA) dikemukakan sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh.

Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka

manajemen dengan menggunakan teknik analisa Return On Asset (ROA) dapat

mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi bagian penjualan.

2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh

rasio industi, maka dengan analisa Return On Asset (ROA) ini dapat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

12

dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan

perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya

berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan diketahui

dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Analisa Return On Asset (ROA) pun dapat digunakan untuk mengukur efisiens i

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan

mengalokasikan semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan.

Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk dapat

membandingkan efisiensi suatu bagian dengan bagian yang lain didalam

perusahaan yang bersangkutan.

4. Analisa Return On Asset (ROA) juga dapat digunakan untuk mengukur

profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan

menggunakan produk cost system yang baik, modal dan biaya dapat

dialokassikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang

bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat dihitung proitabilitas dari

masing-masing produk. Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui

produk mana yang mempunyai profit potential didalam longrun.

5. Retun On Asset (ROA) selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna

untuk keperluan perencanaan. Misalnya Return On Asset (ROA) dapat

digunakan sebagian dasar untuk pengembalian keputusan kalau perusahaan akan

mengadakan ekspansi.

2.2.3. Kelemahan Return On Asset (ROA)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

13

Menurut Munawir (2010: 92), kelemahan-kelemahan dari ROA, yaitu:

1. Kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan

perusahaan lain yang sejenis mengingat bahwa kadang-kadang praktek

akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah

berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandignan tersebut akan

dapat member gambaran yangs salah. Ada berbagai metode penilaian

inventory (FIFO, LIFO, Average, The Lower Cost Market Valuation) yang

digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventory, dan yangs

elanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula adanya

berbagai metode depresiasi akan berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.

2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuas i

nilai dari uang (daya belinya).suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang

dibeli dalam keadaan inflasi nilanya berbeda dengan kalau dibeli pada waktu

tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment

turnover dan profit margin.

3. Dengan mengguunakan analisa rate of return atau return on investment saja

tidak akan dapat digunakan untuk megadakan perbandingan antara dua

perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA)

Besarnya Return On Asset (ROA) akan berubah kalau ada perubahan pada

profit margin atau assets turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

14

demikian maka pemimpin perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya

dalam rangka usaha untuk memperbesar Return On Asset (ROA).

Menurut Munawir (2010:89) besarnya Return On Asset (ROA) dipengaruhi

oleh dua faktor, yaitu:

1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk

operasi).

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat

keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan

penjualannya.

2.2.5. Komponen Return On Asset (ROA)

Menurut Munawir (2010:85) Komponen yang termasuk aktiva/asset dalam

bank adalah:

1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang

dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri.

2. Penempatan pada Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia dan Call Money

pada Bank Indonesia atau Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) dan

penempatan lainnya pada Bank Indonesia.

3. Giro pada Bank Lain, pos ini meliputi saldo giro bank yang bersangkutan pada

bank lainnya baik dalam rupiah maupun dalam valas.

4. Penempatan pada bank lain, pos ini meliputi semua dana yang ditempatkan pada

bank lain dalam bentuk: interbank callmoney, tabungan, deposit on call.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

15

2.3. Konsep Dasar Perhitungan

2.3.1. Uji Koefisien Korelasi

Konsep dasar perhitungan dirancang agar dapat memahami tentang konsep

dasar pembahasan tugas akhir, yaitu menganalisis pengaruh NIM terhadap ROA

pada PT. Bank Tabungan Negara. Konsep dasar perhitungan merupakan suatu

hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya.

Menurut Santoso (2010:141), Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk:

mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut Secara

spesifik, tujuan analisis korelasi adalah ingin mengetahui apakah di antara dua variabel terdapat hubungan, dan jika terdapat hubungan, bagaimana

arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoretis, dua variabel dapat sama sekali tidak berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1), atau antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga dapat

positif (berhubungan searah) atau negatif (berhubungan berlainan arah).

Menurut Hasan (2009:228) koefisien korelasi ini digunakan untuk:

1. Menentukan arah atau bentuk dan kekuatan hubungan

- Arah hubungan → positif (X ↑ Y ↓ atau X ↓ Y ↓) atau negatif (X ↑Y ↑ atau

X ↓ Y ↓) atau tidak ada.

- Kekuatan hubungan → sempurna, kuat, lemah, atau tidak ada.

2. Menentukan kovariasi, yaitu bagaimana dua variabel random (X dan Y)

bercampur. Korelasi yang terjadi antara dua variable dapat berupa korelasi

positif, korelasi negatif, tidak ada korelasi, ataupun korelasi sempurna.

Menurut Hasan (2009:235) rumus korelasi dengan metode leat square

adalah:

𝑟ᵪᵧ =∑𝑥𝑦

√∑𝑥2. ∑𝑦2

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

16

Menurut Sugiyono (2010:184) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien

korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel II.3.

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:184)

2.3.2. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Hasan (2009:247) jika koefisien dikuadratkan akan menjadi

koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan pada variable Y yang

daatang dari variable X. Koefisien determinasi menjelaskan pengaruh nilai suatu

variabel X terhadap naik atau turunnya nilai variabel lainnya Y.

Koefisien determinasi dirumuskan:

𝐾𝐷 = 𝑟2. 100%

2.3.3. Uji Persamaan Regresi

Menurut Hasan (2009:250) “istilah regresi yang berarti ramalan atau

taksiran” dimana analisa regresi lebih akurat dalam melakukan analisa korelasi,

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI...1. Kas, meliputi semua uang kas, baik rupiah maupun valuta asing (valas) yang dimiliki bank termasuk kantornya di luar negeri. 2. Penempatan pada Bank Indonesia,

17

karena pada analisa ini kesulitan menunjukan slop (tingkatan perubahan suatu

variabel terhadap variabel lainnya dapat ditemukan).

Persamaan regresi dirumuskan:

Y = α + b.X

Keterangan:

Y = Variabel response atau variable akibat (dependent)

X = Variabel predictor atau variable factor penyebab (independent)

α = Konstanta

b = Koefisien regresi (kemiringan); besaran response yang ditimbulkan oleh

predictor.

Mencari nilai α:

α =(∑Y). (∑X2) − (∑X). (∑XY)

n(∑X2) − (∑X)²

Mencari nilai b:

b =n.(∑XY) − (∑X). (∑Y)

n. (∑x2) − (∑X)²