BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal...

52
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Olahraga a. Aktivitas Olahraga Olahraga merupakan bagian gaya hidup sehat yang perlu dikembangkan. Partisipasi olahraga sangat luas, dari usia sangat muda sampai sangat tua, dari tingkat permainan untuk tujuan rekreasi sampai tingkat professional. Alasan keikutsertaan seseorang dalam olahraga bervariasi, diantaranya untuk alasan kesehatan, kebugaran, maupun dengan alasan lain seperti membentuk karakter positif dan sosialisasi. Keterlibatan seseorang dalam olahraga adalah untuk ekspresi manusia yang menyenangkan. Banyak orang menemukan olahraga sebagai sumber kegembiraan dan kepuasandiri. Tidak diragukanlagi bahwa banyakan orang mengalami kematangan kepribadian melalui pengalaman dalam olahraga. Namun demikian, efek pasti olahraga pada pembentukan karakter positif sangat ditentukan kondisi-kondisi yang terjadi saat pengalaman olahraga dialami. Pada hakekatnya olahraga merupakan miniatur kehidupan. Hal ini dapat dikatakan demikian karena di dalam aktifitas olahraga terdapat aspek-aspek yang berkaitan dengan tujuan, perjuangan, kerjasama, persaingan, komunikasi dan integrasi, kekuatan fisik dan daya tahan mental, kebersamaan, sikap responsif, pengambilan keputusan, ekpresi diri, nilai kejujuran dan sportifitas. Semua aspek ini merupakan aspek-aspek yang berada dalam diri manusia baik secara individu maupun secara bermasyarakat. Ikut aktif dalam berolahraga, berarti melatih diri untuk meningkatkan kualitas berbagai aspek yang diperlukan untuk dapat eksis ditengah-tengah masyarakat yang semakin dinamis. Berdasarkan nilai yang terkandung dalam olahraga tersebut, maka sudah selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi prioritas, karena nilai-nilai tersebut memang sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang ingin maju. Olahraga juga merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional. Keragaman sosial

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Olahraga

a. Aktivitas Olahraga

Olahraga merupakan bagian gaya hidup sehat yang perlu dikembangkan.

Partisipasi olahraga sangat luas, dari usia sangat muda sampai sangat tua, dari

tingkat permainan untuk tujuan rekreasi sampai tingkat professional. Alasan

keikutsertaan seseorang dalam olahraga bervariasi, diantaranya untuk alasan

kesehatan, kebugaran, maupun dengan alasan lain seperti membentuk karakter

positif dan sosialisasi. Keterlibatan seseorang dalam olahraga adalah untuk

ekspresi manusia yang menyenangkan. Banyak orang menemukan olahraga

sebagai sumber kegembiraan dan kepuasandiri. Tidak diragukanlagi bahwa

banyakan orang mengalami kematangan kepribadian melalui pengalaman dalam

olahraga. Namun demikian, efek pasti olahraga pada pembentukan karakter positif

sangat ditentukan kondisi-kondisi yang terjadi saat pengalaman olahraga dialami.

Pada hakekatnya olahraga merupakan miniatur kehidupan. Hal ini dapat

dikatakan demikian karena di dalam aktifitas olahraga terdapat aspek-aspek yang

berkaitan dengan tujuan, perjuangan, kerjasama, persaingan, komunikasi dan

integrasi, kekuatan fisik dan daya tahan mental, kebersamaan, sikap responsif,

pengambilan keputusan, ekpresi diri, nilai kejujuran dan sportifitas. Semua aspek

ini merupakan aspek-aspek yang berada dalam diri manusia baik secara individu

maupun secara bermasyarakat. Ikut aktif dalam berolahraga, berarti melatih diri

untuk meningkatkan kualitas berbagai aspek yang diperlukan untuk dapat eksis

ditengah-tengah masyarakat yang semakin dinamis.

Berdasarkan nilai yang terkandung dalam olahraga tersebut, maka sudah

selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi prioritas, karena nilai-nilai tersebut

memang sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang ingin maju. Olahraga juga

merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional. Keragaman sosial

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

8

budayadan kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman

olahraga. Dengan demikian, pembangunan olahraga sesungguhnya tidak cukup

hanya diidentifikasi ukuran prestasi yang diidentikkan dengan perolehan medali

khususnya emas atau peringkat yang dicapai dalam event olahraga seperti Pekan

Olahraga Nasional (PON) atau pekan-pekan olahraga yang diselenggarakan secara

internasional seperti SEA Games, Asian Games, atau Olympic Games. Olahraga

sebagai instrument pembangunan hendaknya diposisikan dan diberdayakan dalam

arti luas untuk tidak saja pencapaian prestasi demi harkat dan martabat bangsa,

tetapi untuk mencapai tujuan nasional antara lain kesejahteraan masyarakat secara

adil dan merata.

Olahraga juga dapat menciptakan kebersamaan, toleransi, dan dapat juga

menampilkan aktualisasi diri. Kegiatan olahraga selalu menunjukan wujud nyata

dari fisik. Olahraga didifinisikan beragam arti, hal tersebut disebabkan oleh

karakteristik olahraga yang semakin berkembang, sehingga semakin lama semakin

berubah dan semakin kompleks baik dari jenis dan kegiatannya yang semakin

beragam, juga penekanan motif yang ingin dicapai ataupun konteks lingkungan

sosial budaya tempat pelaksanaanya, serta perkemangan IPTEK yang semakin

berkembang di dunia olahraga. Seperti dalam Undang-Undang Replubik

Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional Bab I pasal I

ayat 4 menyebutkan “olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk

mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”.

Olahraga merupakan kegiatan fisik yang dilakukan individu terkait dengan

interaksi dengan lingkungannya. Olahraga bukan saja menarik bagi seseorang

yang berkecimpung dalam olahraga, tetapi juga telah manarik perhatian

pemerintah untuk memajukan olahraga di sutau Negara itu sendiri.

Menurut Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 4) “olahraga mencangkup a)

adanya kegiatan jasmani (fisik), b) adanya kegiatan berupa permainan, c)

dilakukan dalam bentuk pertandingan atau perlombaan, d) sasaran belajar

olahraga diartikan pada peningkatan prestasi yang setinggi-tingginya dalam upaya

memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan”. Dengan pengertian tersebut

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

9

dapat dikemukakan bahwa tujuan olahraga pada hakikatnya untuk membentuk dan

mengembangkan kepribadian serta meningkatkan kemampuan seseorang kearah

yang lebih tinggi bagi kepentingan hidupnya serta, olahraga bertujuan untuk dapat

mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, yang pada hakikatnya untuk

memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan. Kegiatan olahraga juga

sebagai salah satu sarana yang ampuh untuk memberikan bentuk positif kepada

remaja. Seperti membentuk kedisiplinan, kerjasama, tekat, ulet, cermat, percaya

diri dan sebagainya. Oleh karena itu olahraga mengembangkan kualitas-kualitas

kepribadian tertentu yang mendasari perbuatn-perbuatan nyata, karena olahraga

merupakan sebagai aktivitas fisik, mental, sosial, emosional, dan lain-lain.

Dengan melakukan kegiatan olahraga yang teratur dan terus menerus akan dapat

membantu meningkatkan kemampuan jasmani dan rohani, baik di masa yang

lampau maupaun di masa yang akan datang. Kegunaan dan manfaat dari aktifitas

fisik atau olahraga di terapkan pada anak-anak di usia sekolah sudah diakui bahwa

pendidikan jasmani dan olahraga merupakan bagian penting dalam persiapan

untuk perkembangan usia anak-anak maupun usia dewasa.

b. Ruang Lingkup Olahraga

Partisipasi yang tinggi dalam olahraga disebabkan karena olahraga dapat

memberikan peningkatan kesempatan yang ideal untuk menyalurkan tenaga yang

baik dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk persatuan yang sehat

dan suasana yang akrab dan gembira, menuju kehidupan serasi, selaras, dan

seimbang. Olahraga tidak hanya merupakan kebutuhan manusia, tetapi juga

merupakan kebutuhan media untuk mencapai tujuan. Manusia bergerak bukan

hanya disebabkan oleh adanya dorongan secara biologis, melainkan juga oleh

faktor kejiwaan. Hal itu berarti ketika seseorang melakukan aktivitas gerak dalam

berolahraga, yang mengalami peristiwa fisik dan psikis.

Dunia olahraga saat ini dan bahkan yang akan datang, tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Olahraga

tidak hanya sebagai kebutuhan untuk menjaga kebugaran tubuh, akan tetapi telah

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

10

merasuk dalam semua sektor kehidupan. Lebih jauh lagi, prestasi olahraga dapat

mengangkat harkat dan martabat manusia baik secara individu, kelompok,

masyarakat, bangsa, dan negara. Prestasi olahraga suatu negara menjadi tolok

ukur kemajuan bangsa dan negara, oleh karena itu persaingan mencapai prestasi

olahraga antar negara terus berjalan, sebagai yang di sebutkan dalam Undang-

Undang Sistem Keolahragaan Nasional, yaitu UU Nomor 3 Tahun 2005 Bab VI

pasal 17 yang menyebutkan “ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan : a)

olahraga pendidikan, b) olahraga rekreasi, dan c) olahraga prestasi”.

a) Olahraga pendidikan

Olahraga Pendidikan merupakan ketika seseorang atau sekelompok orang

melakukan olahraga dengan tujuan untuk pendidikan maka semua aktivitas gerak

diarahkan untuk memenuhi tuntunan tujuan-tujuan pendidikan. Oleh karena itu,

olahraga yang bertujan untuk pendidikan ini idenitik dengan aktivitas pendidikan

jasmani yaitu dengan media cabang olahraga sebagai pendidikan.

Olahraga pendidikan biasanya dijumpai disekolah-sekolah dengan

implikasinya, diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak diarahkan para

siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik dan

olahraga dan terbentuklah manusia yang sehat secara jasmani. Olahraga

pendidikan sering juga disebut pendidikan jasmani dan olahraga yang

dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan

untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan

kebugaran jasmani.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan

Pendidikan jasmani antara lain untuk memenuhi kebutuhan anak akan gerak,

mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, menanamkan dasar-dasar

keterampilan yang berguna, menyalurkan energi yang berlebihan, dan merupakan

proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.

Pendidikan jasmani merupakan wahana yang mamapu mendidik manusia untuk

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

11

mendekati kesempurnaan hidup yang secara alamiah dapat memberikan kontribusi

nyata terhadap kehidupan sehari-hari.

Dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional, yaitu UU Nomor

3 Tahun 2005 Bab VI pasal 18 ayat 3 yang berbunyi “olahraga pendidikan dimulai

pada usia dini”. Olahraga pada anak usia dini memiliki karakteristik yang khas,

baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga

masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-

kanak adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan

menentukan pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut

maka memahami karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin

memiliki generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal

b) Olahraga rekreasi

Selain olahraga pendidikan, olahraga juga dapat menjadi olahraga rekreasi.

kegiatan rekreasi merupakan salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap

manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke

suatu tempat. Kegiatan yang dilakukan diwaktu senggang yang bertujuan untuk

mengembalikan tenaga setelah bekerja dengan keras. Olahraga rekreasi

merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani

dan rohani seseorang yang dilakukan pada waktu senggang (leasuretime) dan

bertujuan sebagai rekreasi. Olahraga rekreasi dapat dilakukan di indoor maupun

outdoor. Olahraga rekreasi ini disesuaikan dengan kegemaran dan kemampuan

yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi nilai budaya masyarakat

setempat.

Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:2) ”Rekreasi adalah suatu kegiatan

pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental/emosi dan sosial yang

mengandung sifat pemulihan kembali kondisi seorang dari segala beban yang

timbul akibat kegiatan kegiatan sehari-hari dan dilaksanakan dengan kesadaran

sendiri.”Tujuan program olahraga rekreasi adalah untuk menginspirasi

pertumbuhan pikiran, tubuh, dan jiwa melalui kebugaran, masyarakat, dan fair

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

12

play. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan

adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan istirahat

dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara

pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan

untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa

pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan,

diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat

memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.Banyak nilai yang dapat

diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan

dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang

berguna.

Dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional, yaitu UU Nomor

3 Tahun 2005 Bab VI pasal 19 ayat 2 menyatakan “olahraga rekreasi dapat

dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau

organisasi olahraga”, dan Bab VII pasal 26 ayat 1 yang berbunyi “pembinaan dan

pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan

olahraga sebagai upaya pengambangan kesadaran masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan, kebugatan, kegembiraan, dan hubungan sosial”. Dari

pernyataan tersebut, semua orang dapat melakukan olahraga rekreasi.Contoh dari

olahraga rekreasi adalah senam, jantung sehat, dll. Sasarannya yaitu untuk semua

kalangan masyarakat, dan disesuaikan dengan usianya anak-anak dapat diajari

bagaimana berolahraga dalam berbagai kegiatan sehingga kemampuan individu

dapat dibangun dan ditingkatkan melalui rekreasi.

c) Olahraga prestasi

Selain olahraga untuk pendidikan dan rekreasi, olahraga juga untuk

prestasi. Adanya pembinaan olahraga di tingkat pelajar mempunyai peran penting

dan strategis sebagai upaya untuk menjaring calon-calon atlet berbakat yang

memiliki potensi dikembangkan menjadi atlet yang berprestasi di tingkat Asia

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

13

Tenggara, Asia dan Dunia di masa depan. Berbagai program pembinaan atlet usia

pelajar sudah dilaksanakan mulai di tingkat nasional dengan adanya Program

Indonesia Emas (PRIMA) Pratama, PLP Ragunan dan lain-lain.

Di tingkat daerah pembinaan atlet pelajar dilaksanakan dalam bentuk

PPLP Daerah. Proses pembinaan olahraga pelajar yang dilakukan secara terus

menerus dalam bentuk latihan yang rutin harus diukur sejauh mana

pencapaiannya. Salah satu cara latihan yang dapat dilakukan adalah memulai

kompetisi, bentuk kompetisi yang ada anatar lain single event dalam kejuaraan

antar PPLP cabang olahraga dan kejuaraan nasional tingkat junior. Sedangkan

yang dalam bentuk multi event diadakan dalam Pekan Olahraga Pelajar Provinsi,

Pekan Olahraga Pelajar Wilayah dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional. Adanya

pembinaan atlet pelajar ini berguna untuk mencari generasi baru bagi atlet yang

berprestasi. Pembinaan serta adanya event-event yang diselenggarakan juga

berguna untuk mencari bibit-bibit unggul dalam berbagai olahraga, serta dapat

mengharumkan nama bangsa.

Upaya melakukan regenarsi dan pembibitan atlet di beberapa cabang

olahraga (cabor) memang tak semudah yang dibayangkan. Terutama untuk cabor

yang kurang populer di Indonesia. Olahraga populer pun, kadang mengalami

kendala dalam proses mencetak atlet berbakat. Minat masyarakat memang

cenderung pada olahraga populer saja, seperti bulu tangkis, taekwondo, bola voli,

sepak bola, dan bola basket. Selain kompetisi rutin, sosialisasi ke masyarakat

melalui media massa kerap dilakukan sebagai upaya merangkul massa untuk ikut

menekuni cabang olahraga tertentu.

Selanjutnya bibit-bibit olahragawan berbakat yang berhasil diindetifikasi

perlu dibina melalui pusat pembinaan seperti PPLP dan PPLM. Pada saat ini,

secara keseluruhan, pembinaan olahraga masih bersifat sporadis dan kurang

didasarkan pada orientasi jangka panjang, suatu kondisi yang bertentangan dengan

kenyataan, bahwa pencapaian prestasi olahraga memerlukan waktu cukup panjang

antara 10-12 tahun untuk dapat mencapai puncak usia prestasi, sesuai dengan

watak olahraga masing masing. Oleh sebab itu, perlu diciptakan model dan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

14

perencanaan program pamanduan bakat dan pembibitan yang lebih sistematis dan

terpadu, guna mendukung pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan,

melalui penerapan metoda yang tepat dengan memanfaatkan iptek olahraga.

c. Pembinaan Olahraga

Upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan pembinaan secara

sistematis dan terprogram. Sesuai dangan Undang-Undang Republik Indonesia

nomor tiga tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional di bidang pembinaan

dan pengembangan olahraga salah satunya di sebutkan dalam pasal 22 yaitu “

Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangaan olahraga melalui

penetapan kebijakan, penataran/pelatihan koordinasi, konsultasi, komunikasi,

penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba,

kompetisi, bantuan, pemudahan, perizinan, dan pengawasan”. Dan unsur-unsur

yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan

secara maksimal. M. Sajoto (1995: 2-4) menyatakan bahwa, “Faktor-faktor

penentu pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu: aspek biologi (fundamental

motor skill), aspek psikologis, aspek lingkungan (enviroment), dan aspek

penunjang.” Menurut Sudjarwo (1993: 8-9) bahwa, dalam usaha pencapaian

prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan yaitu:

1) Faktor indogen

Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh

seorang atlet untuk dapat mencapai prestasi maksimal seperti:

a) Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga

pilihannya, (typology yang berbeda-beda untuk setiap cabang

olahraga)

b) Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan,

ketahanan, koordinasi dan sebagainya

c) Kesehatan baik fisik maupun mental

d) Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

15

e) Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan,

kesungguhan, dan daya fikir

f) Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan

penampilan menuju kematangan juara

2) Faktor exogen

Faktor exogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi

pencapaian prestasi maksimal seperti:

a) Kerjasama (interaksi) antara pelatih, asisten pelatih, atlet, dan

semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan

b) Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga tersedia

c) Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang

bertanggungjawab

d) Lingkungan hidup atlet yang menunjang

e) Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan

atlet

f) Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah

Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syariffudin (1996:

104) bahwa, tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan

kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui

pembinaan yang intensif antara lain mengenai:

1) Pembinaan fisik:

a) Spesifik latihan fisik

b) Sistem energi predominan latihan fisik

2) Pembinaan teknik

3) Pembinaan taktik

4) Pembinaan mental

5) Kematangan bertanding

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

16

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam usaha

mencapai prestasi yang tinggi, secara garis besar ada dua faktor yang harus

diperhatikan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup

pembinaan baik fisik, tehnik, taktik, mental, dan kematangan bertanding.

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor pendukung dari pembinaan

olahraga.

2. Olahraga Anggar

Anggar merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh laki-laki

maupun perempuan. Adapun keberhasilan dalam bermain anggar bukan terletak

pada kekuatan fisik melainkan tingkat keterampilan dari pelakunya yang ditopang

oleh kemampuan fisik yang memadai. Dalam hal ini Gaugler (1997 : 33)

memaparkan. “ Fencing is a sport in which both sexes can participate on equal

footing because success depends on skill rather than physical strength.” Dapat

diartikan bahwa Anggar adalah olahraga dimana kedua jenis kelamin (laki-laki

dan perempuan) dapat berpartisipasi sejajar karena kesuksesan tergantung pada

keterampilan daripada kekuatan fisik.

Melihat dari sejarahnya anggar ini menjadi aktivitas di kalangan ningrat

yang ada di kerajaan. Untuk memperlihatkan keperkasaan seseorang, anggar

sering digunakan untuk menjadi instrumen performa individu sebagai yang

terbaik. Sebagai cabang olahraga yang menggunakan senjata sebagai media

serangan dan tangkisan. Anggar belum demikian populer dikalangan masyarakat

karena perangkatnya yang mahal. Namun IKASI berkepentingan untuk

memasyarakatkan anggar sebagai olahraga rakyat Indonesia.

Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa

Perancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti "bersiap". Kata "en

garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah

"bersiap" kepada pemain. Dalam bahasa Perancis sendiri anggar disebut

sebagai escrime.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

17

Dalam artian umum, Anggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan

dengan senjata yang menekankan pada kemampuan teknik seperti memotong,

menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan

dengan memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggar

adalah satu cabang olahraga yang diajarkan disekolah - sekolah Eropa pada masa

lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya

menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.

a. Jenis-Jenis Senjata Anggar

Dalam olahraga anggar dikenal ada tiga jenis senjata, yaitu floret (foil),

degen (epee), dan sabel (sabre). Setiap senjata memiliki perbedaan baik dalam

bentuk, bidang sasaran dan karakteristik khas teknik tangkisan serta pegangan.

1. Senjata Floret (Foil)

Floret adalah jenis senjata khusus untuk menusuk dengan area sasaran yang

sah dalam batang tubuh floret, dari bahu untuk mengunci paha, depan dan

belakang. Bukan memasukan lengan, leher, kepala dan kaki. Pakaian seragam

pemain floret rompi metalik (disebut lame) yang mana tutupnya sah pada area

sasaran, jadi hal itu sah untuk sentuhan akan terdaftar pada mesin penilaian.

Pemain memakai kabel/wire dalam seragamnya yang mana menyambungkan

senjata floretnya sebuah gulungan kabel/wire, disambungkan untuk mesin

penilaian (rolling dan recording).

Senjata floret merupakan jenis senjata anggar yang paling ringan diantara

pedang anggar lainnya. Pedang floret dapat dikenali dengan ciri pada daun pedang

yang cenderung berbentuk menyerupai persegi empat dan kecil dengan pelindung

tangan pada bagian pangkal pedang di dekat grip atau pegangan senjata yang

berbentuk mangkok (kom) cenderung sangat kecil.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

18

Gambar 1: Bidang sasaran jenis senjata floret dan senjata floret(foil)

2. Senjata Degen (Epee)

Degen/Epee adalah merupakan salah satu jenis senjata anggar yang dipakai

khusus untuk menusuk. Epee (melafalkannya ―EPP- pay), pertandingan anggar

antara dua orang, panjangnya sama seperti floret, tapi lebih berat, beratnya kira-

kira 27 ones, dengan sebuah pelindung yang lebih besar (untuk menutupi tangan

dari sentuhan yang sah) dan dan mata pisaunya lebih kaku. Sentuhan hanya akan

dinilai dengan nilai mata pisau. Seluruh badan adalah area sasaran yang sah.

Bidang perkenaan pada senjata ini adalah pada seluruh bagian badan, yaitu

dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jenis pedang ini adalah pedang dengan

perlengkapan pertandingan paling minim, karena tidak mempergunakan metallic

jacket sebagaimana pada kedua pedang anggar lainnya. Pada senjata degen cukup

menggunakan pakaian standar anggar yang berwarna putih-putih. Pada senjata

degen dapat dikenali dengan ciri pada daun pedang yang relatif besar berbentuk

huruf V dengan pelindung tangan (kom) pada senjata ini bundarannya jauh lebih

besar daripada senjata floret.

Gambar 2 : Bidang sasaran jenis senjata degen dan senjata degen(epee)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

19

3. Senjata Sabel (Sabre)

Perbedaan yang utama dari sabel adalah dalam penilaian memasukan senjata

misalnya memotong senjata (dengan menggunakan mata pisau). Area sasarannya

adalah dari belokan pinggul (keduanya depan dan belakang), sampai atas kepala,

menirukan kavelary menaiki kuda. Pemain sabel berpakaian jaket metalik, yang

mana menutup area sasaran untuk mendaftarkan sentuhan yang sah pada mesin

nilai. Topengnya berbeda dari floret dan epee, dengan penutup metalik kepalanya

adalah area sasaran sah.

Sabel adalah jenis pedang anggar yang berasal dari pedang kavaleri.

Berbeda dengan kedua pedang diatas, pada senjata sabel dapat digunakan dengan

memukul/memarang dan juga menusuk. Bidang perkenaan pada senjata sabel

adalah pada seluruh bagian badan diatas pinggang, yaitu dari pinggang sampai

ujung kepala dan tangan.

Gambar 3 : Bidang sasaran jenis senjata sabel dan senjata sabel(sabre)

Pada senjata sabel ini merupakan jenis senjata anggar yang paling banyak

menggunakan alat pertandingan. Selain menggunakan metallic jacket, pada jenis

senjata ini juga menggunakan masker electric dan sarung tangan electric.

Pada senjata ini dapat dikenali dengan melihat/memadukan senjata model

kavaleri yang sering digunakan oleh para Tentara/militer, dengan daun pedang

berbentuk seperti huruf V dengan sisi bawah pedang sedikit meruncing. Pada

senjata ini memiliki pelindung tangan yang juga relative besar seperti senjata

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

20

degen, tetapi bentuknya melingkar ke pegangan/grip pegangan senjata guna

melindungi tangan dari senjata lawan.

b. Teknik Dasar Anggar

Teknik dasar dalam olahraga anggar terdiri dari teknik on guard position

dan movement and distance. Masing-masing teknik mempunyai kedudukan dan

peran yang sama penting terhadap rangkaian gerak olahraga anggar. Movement

and distance merupakan teknik bergerak dalam olahraga anggar.

Teknik movement and distance dalam olahraga anggar diantaranya meliputi

direct attack, one step lunge, redoubleman, dan ballestra.

a. Teknik posisi siap beraksi (On guard position)

Di dalam memposisikan " kuda-kuda", kaki kira-kira berjarak lima belas

inci antara kaki depan dan belakang pada sudut kaki 90 derajat. Posisi tumit kaki

depan dan belakang adalah pada satu garis yang sama. Kaki yang depan lurus

menunjuk ke arah musuh/lawan, sedang kaki yang belakang adalah memutar pada

suatu sudut 90 derajat. Untuk meyakinkan kesetimbangan badan, ukuran cara

berdiri yang secara tegak maka akan membawa berat beban dari badan dengan

sama pada posisi berdiri di atas kedua kaki.

Kemudian menaikkan lengan tangan dan membawanya kepada suatu posisi

di mana lengan tangan yang bagian atas adalah lurus/sejajar dengan bahu yang

kiri, sedang lengan bawah membentuk suatu sudut sembilan puluh derajat.

Menekuk pergelangan tangan, menjaga posisi tangan itu sedikit membuka, dan

menunjuk ujung tangan mengarah ke arah lawan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

21

Gambar 4 : posisi siap beraksi (On guard position)

b. Teknik serangan langsung (direct attack)

Gerakan serang dibentuk mulai dengan memposisikan gerak penuh ke depan

dengan kaki depan diimbangi posisi panggul yang harus stabil, bersama-sama

dengan lengan tangan diluruskan penuh sebagai ancaman lurus dan mengarah ke

lawan, menciptakan suatu power maju dengan tolakan kaki belakang sehingga

bergeraknya badan. Pergerakan ini diawali oleh suatu gerak meluruskan lengan

tangan yang memegang pedang, yang menjangkau dengan ujung pedang untuk

mengarahkan dan menusuk lawan pada area target. Bersamaan waktu dengan

tangan yang memegang pedang, kaki dilontarkan menjangkau lurus kedepan

dalam mencapai gerak penuh, dengan tumit sepatu kaki depan mendarat ke tanah

terlebih dahulu yang akhirnya akan jatuh dalam posisi serangan penuh.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

22

Gambar 5 : Serangan langsung (direct attack)

c. Teknik satu langkah serang (one step lunge)

One step lunge gerakannya sama dengan gerakan serangan langsung, tetapi

sebelumnya didahului oleh gerakan melangkah satu kaki ke depan sehingga

terbentuk satu langkah serang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 6 : Satu langkah serang (one step lunge)

d. Teknik Redoubleman

Redoubleman merupakan serangan yang dilakukan secara berkesinambngan

setelah melakukan serangan pertama diselingi dengan sikap anggar dan kembali

melakukan serangan kedua.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

23

Gambar 7: Redoubelman

e. Teknik Ballestra

Ballestra merupakan suatu bentuk serangan yang dimulai dengan

lompatan ke depan dalam posisi melayang di udara. Tangan dan pedang lurus ke

arah sasaran. Mengenai ballestra ini dijelaskan oleh Gaugler (1997:17)

sebagai berikut: “when a jump forward is combined with a lunge the resulting

movement is termed a jump lunge. the purpose of the jump lunge, like that of the

advance lunge, is to gain distance”

f. Teknik Flash

Flash adalah gerakan serangan langsung yang sangat cepat, gerakan ini

banyak dilakukan oleh setiap pemain anggar dari semua jenis senjata. Untuk

jenis senjata floret dan degen gerakan ini sama yaitu seperti gerakan kaki

melangkah dengan kaki menyilang (cross). Namun untuk jenis senjata sable

berbeda yaitu gerakannya hampir sama dengan satu langkah serang, dalam arti

ada sikap menerjang dan melayang. Kaki yang pertama kali mendarat adalah

kaki depan, dengan catatan kedua kaki tidak boleh menyilang (cross). Seperti

yang dijelaskan oleh Gaugler (1997:30) bahwa “The glide is an action in which

the blade slides along the opposing steel to the exposed target; it is an attacks in

one movement that may be used when the adversary's blade is engaged”

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

24

Gambar 8 : Flash senjata degen

3. Pelatih dan Atlet

a. Tugas dan Tanggung Jawab Pelatih

Pelatih merupakan seseorang yang mempunyai peranan penting dalam

pembinaan olahraga. Pelatih yang berkualitas akan sangat membantu dalam

pencapian prestasi yang maksimal. Di samping memiliki pengalaman yang luas,

seorang pelatih harus menguasai berbagai disiplin ilmu yang mendukung dalam

pembinaan olahraga. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 24)

menggambarkan skematis disiplin ilmu yang mendukung dalam pembinaan

olahraga sebagai berikut:

PHISIOLOGI BIOMEKANIKA PEDAGOGI SPORT MEDICINE

METODOLOGI PELATIHAN

GIZI ANATOMI SOSIOLOGI PSIKOLOGI ILMU GERAK

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

25

Tabel 1. Skema Displin Ilmu yang Mendukung Metodologi Pelatihan

(Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996: 24)

Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa, displin ilmu yang

mendukung dalam pembinaan olahraga mencakup phisiologi, biomekanika,

pedagogi, sport medicine, ilmu gerak, psikologi, sosiologi, anatomi dan gizi.

Macam-macam dispilin ilmu kepelatihan olahraga tersebut harus dikuasai seorang

pelatih, agar dalam pelaksanaan pembinaan dapat dilaksanakan dengan baik dan .

Sedangkan ciri-ciripelatih yang baik menurut Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996: 26-27) sebagai berikut:

1) Kemampuan profesional sebagai guru, baru kemudian menjadi pelatih.

Proses mengajar (teaching) adalah sangat penting baik formal (di dalam

kelas) atau dalam aktivitas olahraga. Satu hal yang membedakan antara

pelatih dan pengajar olahraga, pelatih lebih banyak berhubungan dengan

prestasi dengan tingkat kemampuan lebih tinggi, dibandingkan dengan

tingkat kemampuan siswa pada profesi pengajaran.

2) Mengetahui cara melatihnya (coaching). Dalam kaitan ini pengalaman

pemain dapat digunakan dalam melatih, meskipun tidak selalu dibutuhkan

untuk mencapai keberhasilan pelatihan.

3) Kepribadian yang baik. Pelatih yang baik juga mempunyai kualitas

pribadi yang menarik, sehingga atlet yang dilatih atau dalam

bimbingannya menjadi loyal serta berusaha melakukan perintahnya

dengan tidak merasa terpaksa.

4) Karakter. Salah satu kualitas dasar yang harus dipenuhi seorang pelatih

adalah masalah karakter. Hal ini sangat penting bagi profesi kepelatihan,

sebab karakter ini dapat menunjukkan siapa kita, bagaimana kita dan apa

yang orang pikirkan tentang kita. Selain itu, pelatih berada dalam posisi

yang mempunyai pengaruh cukup kuat untuk menanamkan kehidupan

yang baik kepada orang lain.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

26

Seorang pelatih yang baik harus memiliki ciri-ciri seperti di atas. Di samping

itu juga, seorang pelatih harus memiliki kemampuan yang baik. Menurut Mc.

Kinney (1975) yang dikutip Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 27)

menyatakan:

Pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam mengaktualisasikan

potensinya.

2) Bila membentuk tim, didasarkan pada keterampilan individu yang telah

diajarkan.

3) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan teknis yang seimbang.

4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual dengan

keterampilan neuromuscular atletnya.

5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam bentuk kondisi atlet.

6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru kemudian

pada unsur pelatihan.

7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai

cara yang tidak etis.

8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya ke arah

penyimpangan profesinya.

9) Mempunyai kemampuan untuk melakukan penilaian dengan rentang yang

luas terhadap partisipasi atletnya.

10) Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja timnya kepada

media komunikasi.

11) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh atlet dan teman-

temannya.

12) Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.

Kemampuan-kemampuan seorang pelatih tersebut seperti tersebut di atas

sangat penting untuk dimiliki seorang pelatih. Di samping itu juga, seorang

pelatih harus mengetahui tugas dan tanggungjawabnya. Harsono (1988: 5-7)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

27

menyatakan beberapa tugas utama, peran dan kepribadianpelatih perlu

diperhatikan seorang pelatih antara lain: “(1) perilaku, (2) kepemimpinan, (3)

sikap sportif, (4) pengetahuan dan keterampilan, (5) keseimbangan emosional, (6)

imajinasi, (7) ketegasan dan keberanian”. Pendapat lain dikemukakan Andi

Suhendro(199: 1.3) bahwa, “Tugas seorang pelatih di samping sebagai motivator

educator atau manager, seperti: menyiapkan program latihan, menyiapkan fasilitas

latihan, menyiapkan perangkat alat dan penunjang latihan. Dalam pelatihan

pengamatan seorang pelatih dalam latihan dituntut kemajuan sistem dan proses

latihan baik individu maupun kelompok”.

Tugas dan tanggungjawab seorang pelatih dalam pelatihan olahraga sangat

penting dan harus diperhatikan. Keberhasilan pelatihan sangat bergantung pada

kualitas seorang pelatih. Oleh karena itu, seorang pelatih berfungsi sebagai

seorang perencana (planner), seorang pemimpin (leader), sebagai teman (friend),

sebagai seorang yang selalu mau belajar (leaner) dan realist (Andi Suhendro

(1999: 1.4).

b. Karakteristik Atlet yang Baik

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, atlet adalah para pelaku dalam

kegiatan olahraga. Atlet sering dieja „atlet‟, dari Bahasa Yunani athlos yang

berarti kontes adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga

kompetitif. Para atlet ini ini harus mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari

rata-rata. Kata „atlet‟ ini juga seringkali digunakan untuk merujuk pada peserta

atletik.

Adapun menurut Undang-Undang di Negara Indonesia, atlet adalah pelaku

olahraga yang lebih lanjut disebut olahragawan. Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional, olahragawan meliputi :

1. Olahragawan amatir, yakni melaksanakan olahraga yang menjadi

kegemaran dan keahliannya. Olahragawan amatir mempunyai hak sebagai

berikut :

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

28

a) meningkatkan prestasi melalui klub dan/atau perkumpulan olahraga;

b) mendapatkan pembinaan dan pengembangan sesuai dengan cabang

olahraga yang diminati;

c) mengikuti kejuaraan olahraga pada semua tingkatan setelah melalui

seleksi dan/atau kompetisi;

d) memperoleh kemudahan izin dari instansi untuk mengikuti kegiatan

keolahragaan daerah, nasional, dan internasional; dan

e) beralih status menjadi olahragawan profesional.

2. Olahragawan profesional, yakni melaksanakan kegiatan olahraga sebagai

profesi sesuai dengan keahliannya. Setiap orang dapat menjadi

olahragawan profesional setelah memenuhi persyaratan:

a) pernah menjadi olahragawan amatir yang mengikuti kompetisi secara

periodik;

b) memenuhi ketentuan ketenagakerjaan yang dipersyaratkan;

c) memenuhi ketentuan medis yang dipersyaratkan; dan

d) memperoleh pernyataan tertulis tentang pelepasan status dari

olahragawan amatir menjadi olahragawan profesional yang diketahui

oleh induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan.

Setiap olahragawan berkewajiban: a) menjunjung tinggi nilai luhur dan

nama baik bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b) mengedepankan

sikap sportivitas dalam setiap kegiatan olahraga yang dilaksanakan; c) ikut

menjaga upaya pelestarian lingkungan hidup; dan d) menaati peraturan dan kode

etik yang berlaku dalam setiap cabang olahraga yang diikuti dan/atau yang

menjadi profesinya.

Faktor utama yang dominan untuk mencapai prestasi olahraga adalah atlet.

Atlet adalah obyek yang menjadi sasaran untuk meraih suatu prestasi yang

setinggi-tingginya. Oleh karena itu, seorang atlet harus memiliki potensi yang

optimal terhadap cabang olahraga yang dipelajarinya, sehingga prestasi yang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

29

tinggi dapat diciptakan. Menurut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:

60-61) menyatakan karakteristik atlet yang baik antara lain memiliki:

1) Tingkat atau derajat mutu (kualitas) bawaan sejak lahir.

2) Bentuk tubuh (postur tubuh) yang baik sesuai dengan cabang

olahraga yang diminatinya.

3) Fisik dan mental yang sehat.

4) Fungsi organ-organ tubuh yang baik seperti: jantung, paru-paru, ,

syaraf dan lain-lain.

5) Kemampuan gerak dasar yang baik seperti kekuatan, kecepatan,

kelincahan, daya tahan, koordinasi, daya ledak dan sebagainya.

6) Penyesuaian yang cepatdan tepat baik secara fisik maupun mental

terhadap pengalaman-pengalaman yang baru dan dapat membuat

penglaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk

dipergunnakan apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-

kondisi yang baru (inetelegnsi tinggi).

7) Sifat-sifat kejiwaan (karajter) bawaan sejak lahir yang dapat

mendukung terhadap pencapaian prestasi yang prima, antara lain

watak tinggi,kemauan keras, tabah, ulet, tahan uji, pemberani dan

semangat juang yang tinggi.

8) Kegemaran untuk berolahraga.

Karekteristik seperti tersebut di atas sangat penting untuk dimiliki setiap

atlet. Pelatih yang berkualitas, pelatihan yang baik, tanpa didukung dari potensi

atlet sendiri, maka prestasi yang tinggi tidak dapat tercapai.

4. Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

30

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan

tersebut, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan,

dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas

hukum. Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan

pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada

kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional.

Selama ini bidang keolahragaan hanya diatur oleh peraturan perundang-

undangan di bawah undang-undang bersifat parsial atau belum mengatur

semua aspek keolahragaan nasional secara menyeluruh, dan belum

mencerminkan tatanan hukum yang tertib di bidang keolahragaan.

Permasalahan keolahragaan nasional semakin kompleks dan berkaitan

dengan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dan bangsa serta

tuntutan perubahan global sehingga sudah saatnya Indonesia memiliki suatu

undang-undang yang mengatur keolahragaan secara menyeluruh dengan

memperhatikan semua aspek terkait, adaptif terhadap perkembangan olahraga

dan masyarakat, sekaligus sebagai instrumen hukum yang mampu mendukung

pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional pada masa kini dan

masa yang akan datang. Atas dasar inilah perlu dibentuk Undang-Undang

tentang Sistem Keolahragaan Nasional sebagai landasan yuridis bagi setiap

kegiatan keolahragaan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang ini memperhatikan asas

desentralisasi, otonomi, peran serta masyarakat, keprofesionalan, kemitraan,

transparansi, dan akuntabilitas. Sistem pengelolaan, pembinaan, dan

pengembangan keolahragaan nasional diatur dengan semangat kebijakan

otonomi daerah guna mewujudkan kemampuan daerah dan masyarakat yang

mampu secara mandiri mengembangkan kegiatan keolahragaan. Penanganan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

31

keolahragaan tidak dapat lagi ditangani secara sekadarnya tetapi harus

ditangani secara profesional. Penggalangan sumber daya untuk pembinaan dan

pengembangan keolahragaan nasional dilakukan melalui pembentukan dan

pengembangan hubungan kerja para pihak yang terkait secara harmonis,

terbuka, timbal balik, sinergis, dan saling menguntungkan. Prinsip transparansi

dan akuntabilitas diarahkan untuk mendorong ketersediaan informasi yang

dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi semua pihak untuk berperan

serta dalam kegiatan keolahragaan, memungkinkan semua pihak untuk

melaksanakan kewajibannya secara optimal dan kepastian untuk memperoleh

haknya, serta mcmungkinkan berjalannya mekanisme kontrol untuk

menghindari kekurangan dan penyimpangan sehingga tujuan dan sasaran

keolahragaan nasional dapat tercapai.

Dalam Undang-Undang ini, sistem keolahragaan nasional merupakan

keseluruhan subsistem keolahragaan yang saling terkait secara terencana,

terpadu, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Subsistem yang dimaksud, antara lain, pelaku olahraga, organisasi olahraga,

dana olahraga, prasarana dan sarana olahraga, peran serta masyarakat, dan

penunjang keolahragaan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan

industri olahraga. Interaksi antarsubsistem perlu diatur guna mencapai tujuan

keolahragaan nasional yang manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak.

Seluruh subsistem keolahragaan nasional diatur dengan memperhatikan

keterkaitan dengan bidang-bidang lain serta upaya-upaya yang sistematis dan

berkelanjutan guna menghadapi tantangan subsistem, antara lain, melalui

peningkatan koordinasi antarlembaga yang menangani keolahragaan,

pemberdayaan organisasi keolahragaan, pengembangan sumber daya manusia

keolahragaan, pengembangan prasarana dan sarana, peningkatan sumber dan

pengelolaan pendanaan, serta penataan sistem pembinaan dan pengembangan

olahraga secara menyeluruh.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

32

Undang-Undang ini mengatur secara tegas mengenai hak dan

kewajiban serta kewenangan dan tanggung jawab semua pihak (Pemerintah,

pemerintah daerah, dan masyarakat) serta koordinasi yang sinergis secara

vertikal antara pusat dan daerah dan secara horizontal antara lembaga terkait

baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah dalam rangka

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan nasional. Sebagai

wujud kepedulian dalam pembinaan dan pengembangan olahraga, masyarakat

dapat berperan serta dengan membentuk induk organisasi cabang olahraga

pada tingkat pusat dan daerah. Organisasi/kelembagaan yang dibentuk oleh

masyarakat itu membutuhkan dasar hukum sehingga kedudukan dan

keberadaannya akan lebih mantap.

Keterbatasan sumber pendanaan merupakan permasalahan khusus

dalam kegiatan keolahragaan di Indonesia. Hal ini semakin terasa dengan

perkembangan olahraga modern yang menuntut pengelolaan, pembinaan dan

pengembangan keolahragaan didukung oleh anggaran yang memadai. Untuk

itu, kebijakan tentang sistem pengalokasian dana di dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dalam bidang keolahragaan sesuai dengan kemampuan anggaran harus

dilaksanakan agar pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional dapat

berjalan lancar. Selain itu, sumber daya dari masyarakat perlu dioptimalkan,

antara lain, melalui peran serta masyarakat dalam pengadaan dana,

pengadaan/pemeliharaan prasarana dan sarana, dan dalam industri olahraga.

Dengan Undang-Undang ini sistem pembinaan dan pengembangan

keolahragaan nasional ditata sebagai suatu bangunan sistem keolahragaan yang

pada intinya dilakukan pembinaan dan pengembangan olahraga yang diawali

dengan tahapan pengenalan olahraga, pemantauan dan pemanduan, serta

pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. Penahapan tersebut diarahkan

untuk pemassalan dan pembudayaan olahraga, pembibitan, dan peningkatan

prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Semua

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

33

penahapan tersebut melibatkan unsur keluarga, perkumpulan, satuan

pendidikan, dan organisasi olahraga yang ada dalam masyarakat, baik pada

tingkat daerah maupun pusat. Sesuai dengan penahapan tersebut, seluruh ruang

lingkup olahraga dapat saling bersinergi sehingga membentuk bangunan

sistem keolahragaan nasional yang luwes dan menyeluruh. Sistem ini

melibatkan tiga jalur, yaitu jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur

masyarakat yang saling bersinergi wntuk memperkukuh bangunan sistem

keolahragaan nasional.

Sistem keolahragaan nasional ditingkatkan, antara lain, melalui

penetapan standar nasional keolahragaan yang meliputi tenaga keolahragaan,

isi program penataran/ pelatihan, prasarana dan sarana, penyelenggaraan

keolahragaan, dan pengelolaan organisasi keolahragaan, serta pelayanan

minimal keolahragaan.

Undang-Undang tentang Sistem Keolahragaan Nasional ini akan

memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat dalam kegiatan keolahragaan, dalam mewujudkan masyarakat dan

bangsa yang gemar, aktif, sehat dan bugar, serta berprestasi dalam olahraga.

Dengan demikian, gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat serta upaya meningkatkan prestasi olahraga dapat mengangkat

harkat dan martabat bangsa pada tingkat internasional sesuai dengan tujuan

dan sasaran pembangunan nasional yang berkelanjutan.

5. IKASI ((Ikatan Anggar Seluruh Indonesia)

Pada tahun 1951 merupakan awal berdirinya organisasi Anggar di

Indonesia dengan nama IPADI (Ikatan Pemain Anggar di Indonesia) dengan

Ketua Umum Dr. Singgih dan Sekretaris Umum Rusman Rukmantoro. Ketika

PON I tahun 1948, olahraga Anggar masuk dalam acara eksibisi, dan baru pada

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

34

PON II setelah berdirinya IPADI, Anggar masuk cabang olahraga resmi yang

dipertandingkan sampai sekarang.

Tahun 1953 diadakan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yang pertama di

Jakarta serta Kongres, kemudian memilih R.A. Kosasih sebagai Ketua Umum dan

Ong Sik Lok sebagai Sekjen, dan nama IPADI berubah menjadi IKASI (Ikatan

Anggar Seluruh Indonesia), berkedudukan di Bandung.

6. Institusi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata Institusi bisa di artikan sesuatu

yang di lembagakan oleh undang-undang, adat atau istiadat (seperti perkumpulan,

paguyuban,organisasi sosial ), sedangkan pengertian lembaga lebih menunjuk

pada sesuatu bentuk, sekaligus juga mengandung tentang seperangkat norma-

norma, peraturan-peraturan yang menjadi ciri lembaga tersebut. Lembaga

merupakan sistem yang kompleks yang mencakup berbagai hal yang berhubungan

dengan konsep sosial, psikologis, politik dan hukum.

Konsep lembaga/kelembagaan telah banyak di bahas dalam sosiologi,

antropologi, hukum dan politik. Dalam bidang sosiologi dan antropologi

kelembagaan banyak di tekankan pada norma, tingkah laku adat istiadat, dalam

ilmu politik kelembagaan banyak di tekankan pada aturan main, kegiatan kolektif

untuk kepentingan bersama. Dalam Psikologi menegaskan pentingnya

kelembagaan dari sudut pandang tingkah laku manusia. Sedangkan dari ilmu

hukum melihatnya dari sudut hukum atau regulasinya serta instrumen dan

litigasinya (Djogo, dkk, 2003)

7. Organisasi

a. Pengertian organisasi

Organisasi merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dalam suatu

kegiatan olahraga prestasi. Hal ini karena organisasi merupakan bagian yang

berfungsi mengelola kegiatan pembinaan olahraga prestasi. Seperti yang

diungkapkan Sudjarwo (1993: 10) bahwa, “Salah satu faktor exogen yang

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

35

mempengaruhi pencapaian prestasi yaitu kepengurusan dan organisasi cabang

olahraga yang bertanggung jawab”.

Pembinaan olahraga prestasi dapat berjalan dengan baik, jika organisasi

yang menangani pembinaan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa

adanya organisasi, maka kegiatan pembinaan olahraga tidak dapat berjalan dengan

lancar. Mengutip dari Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional ( UUSKN )

bab XIII yang pertama pasal 35 dilanjutkan pasal 36 telah mengatakan tentang

pengelolaan olahraga:

Ayat (1) Dalam pengelolaan keolahragaan, masyarakat dapat membentuk

induk organisasi olahraga. (2) Induk organisasi cabang olahraga sebagaimana di

maksud pada ayat (1) dapat mendirikan cabang-cabangnya di provinsi dan

kabupaten/kota.

Dan tertera juga dalam pasal 36 ayat (1) Induk organisasi cabang olahraga

sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 membentuk suatu komite olahraga

nasional. (2) Pengorganisasian komite olahraga nasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh masyarakat yang bersangkutan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. (3) induk organisasi cabang olahraga dan komite

olahraga nasional sebagaiman dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri. (4)

Komite olahraga nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas:

(a) membantu Pemerintah dalam membuat kebijakan nasional dalam bidang

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi pada tingkat

nasional; (b) mengoordinasikan induk organisasi cabang olahraga, organisasi

olahraga fungsional, serta komite olahraga provinsi dan komite olahraga

kabupaten/kota; (c) melaksanakan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan

olahraga prestasi berdasarkan kewenanganya; dan (d) melaksanakan dan

mengordinasikan kegiatan multikejuaraan olahraga tingkat nasional.

Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan orang-orang yang

melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan

dengan organisasi Direktorat Jendral Pendidikan Tingggi yang di kutip Suratmi

WS. (1991: 8) menyatakan, “organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

36

atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan”. Menurut

Dwight Waldo yang di kutip Soebagio Hartoko (1994: 13) bahwa, “organisasi

adalah struktur hubungan pribadi dalam wewenang formil dan kebiasaan di dalam

sistem organisasi”. Sedangkan Depdiknas (2001: 803) mendefinisikan pengetian

organisasi menjadi dua yaitu: “(1) Organisasi merupakan kesatuan (susunan dan

sebagaianya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) di

perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. (2) Kelompok kerjasama

antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama”.

Berdasarkan pengertian organisasi yang di kemukakan tiga ahli tersebut

dapat di simpulkan bahwa, unsur utama suatu organisasi yaitu sekumpulan orang-

orang, melakukan kerjasama dan mencapai tujuan yang telah di tetapkan

Sedangkan menurut Sulistriyo, Ign. Wagimin dan Hery Sawiji (2003: 52) bahwa,

istilah organisasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan dalam tiga kelompok

yaitu: “(1) Organisasi dalam arti statis, (2) Organisasi dalam arti dinamis dan (3)

Orgnisasi dalam arti lembaga atau badan”.

Organisasi dalam arti statis adalah kerangka hubungan antara orang-orang

yang bertangung jawab, dan yang bergerak ke arah usaha untuk mencapai tujuan

tertentu jadi organisasi dalam arti statis atau wadah ini merupakan gambaran

secara skematis tentang struktur daripada bagian-bagian dari suatu badan atau

lembaga. Gambaran organisasi dalam arti statis dapat di lihat dengan indera mata

dengan bantuan bagan organisasi.

Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penentuan bentuk dan

pola dari suatu organisasi, yang wujud dari kegiatan-kegiatannya meliputi

pembagian pekerjaan, pembatasan tugas-tugas, pembatasan kekuasaan dan

tanggung jawab, beserta pengaturan hubungan antar bagian-bagian didalam atau

badan yang bersangkutan.

Organisasi dalam arti badan atau lembaga adalah sekelompok orang yang

tergabung dan terikat secara formal dalam sistem kerjasama untuk mencapai suatu

tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Atau dengan kata lain, dimana saja

dalam kondisi dan keadaan apapun, apabila ada sekelompok orang yang

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

37

bekerjasama untuk mencapai tujuan muncullah apa yang disebut organisasi.

Pengertian organisasi dalam arti badan atau lembaga ini dalam arti statis dan

dinamis.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, organisasi dalam arti statis

merupakan bentuk skematis struktur organisasi yang dapat dilihat. Organisasi

dalam arti dinamis merupakan wujud dari kegiatan, pembagian tugas, dan

tanggungjawab dalam organisasi. Sedangkan pengertian organisasi dalam arti

badan atau lembaga merupakan kumpulan sekelompok orang yang terikat secara

formal untik mencapai tujuan. Organisasi salam arti lembaga atau badan

mencakup organisasi dalam arti statis maupun dinamis.

b. Asas Pokok Organisasi

Organisasi merupakan suatu alat atau sarana untuk mencapai tujuan tertentu,

dan tujuan tersebut tidak dapat dicapai kalau tidak ada sistem kerjasama

sekelompok orang dalam sebuah organisasi. Berdasarkan tujuan yang hendak

dicapai dalam organisasi, maka dalam mendirikan organisasi diibaratkan

mendirikan rumah. Untuk mendirikan organisasi harus memiliki fondasi dan

kerangka organisasi yang baik. Fondasi atau landasan dan kerangka yang

dimaksud yaitu asas-asas organisasi. Asas organisasi harus diyakini betul oleh

setiap pembentuk organisasi atau pimpinan yang bertanggungjawab secara

keseluruhan. Untuk menjaga kontinyuitas organisasi dan semua aktivitas bergerak

ke arah tujuan yang hendak dicapai, maka asas tersebut harus betul-betul

menjiwai semua anggota organisasi. Menurut Sulistriyo dkk. (2003: 53-57) bahwa

ada tujuh asas pokok yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi yaitu:

a. Perumusan tujuan yang jelas

b. Pembagian tugas dan pekerjaan.

c. Delegasi kekuasaan.

d. Rentangan kekuasaan

e. Tingkatan tata jenjang

f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

38

g. Koordinasi

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, asas pokok dalam suatu organisasi

mencakup tujuh macam yaitu: tujuan yang jelas, adanya pembagian tugas, adanya

delegasi kekuasaan, adanya rentangan kekuasaan, adanya tingkatan tata jenjang,

kesatuan perintah dan tanggungjawab serta adanya koordinasi yang baik dari

semua orang yang terlibat dalam organisasi. Ketujuh asas pokok dalam organisasi

tersebut harus dipahami dan dimengerti dalam mendirikan organisasi. Untuk lebih

jelasnya ketujuh asas pokok organisasi tersebut diuraikan secara singkat sebagai

berikut

1) Perumusan Tujuan yang Jelas

Sesuatu yang hendak dicapai suatu organisasi hendaknya dirumuskan

dengan jelas dan dipahami oleh setiap anggota organisasi. Dengan demikian dapat

menjiwai setiap orang dalam melaksanakan tugasnya, atau mungkin dapat

menyumbangkan ide, kreasi terhadap tindakan atau langkah yang diambil untuk

mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut akan menambah keyakinan, memberi

motivasi dalam menjalankan tugas, karena diikutsertakan, diberi wewenang dan

merasa mempunyai peranan, maka akan selalu tergugah hatinya untuk dapat

mempertanggungjawabkan tugas yang dilimpahkan dengan sebaik mungkin.

Apabila setiap orang di dalam organisasi mengetahui tujuan yang hendak dicapai

organisasi, menurut Sulistrityo dkk., (2003: 54) ada beberapa hal yang dapat

dilaksanakan yaitu:

a. Mereka mengatakan apa yang diharapkan oleh organisasi dari mereka

masing-masing

b. Mereka dapat memahami apa yang mereka dapat harapkan dari

organisasi

c. Mereka dapat menilai apakah tujuan organisasi itu sinkron dengan

tujuan mereka pribadi.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

39

d. Jika belum sinkron, mereka dapat memutuskan apakah berusaha untuk

mensinkronkan atau tidak, ataukah akan meninggalkan organisasi

tersebut.

Merumuskan tujuan yang jelas dalam sebuah organisasi adalah sangat

penting. Dengan tujuan organisasi yang jelas, maka setiap orang yang terlibat

dalam organisasi akan mengetahui dan memahami apa yang diharapkan dari

organisasi, dapat menilai tujuan organisasi sinkron atau tidak dengan tujuan

pribadi dan mampu mengambil keputusan terhadap tujuan organisasi apabila

tujuannya tidak sinkron dengan tujuan pribadinya dengan bertindak

mensinkronkan atau keluar dari organisasi.

2) Pembagian Tugas Pekerjaan

Berdasarkan unsur utama dari organisasi yaitu kumpulan sekelompok

orang, melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar

orang-orang yang terlibat dalam organisasi dapat melakukan kegiatan dengan

baik, maka perlu dilakukan pembagian tugas pekerjaan, baik pembagian tugas ke

dalam satuan-satuan organisasi, ke dalam sub-sub unit, atau sampai ke dalam

satuan-satuan pelaksana (operating unit). Di dalam organisasi terdapat satuan-

satuan organisasi dengan pejabat, tugas, wewenang dan tanggungjawab serta

hubungan satu sama lain yang masing-masing pejabat mempunyai peranan

tertentu dalam lingkungan kesatuan utuh. Pembagian tugas pekerjaan dalam

organisasi adalah aktivitas untuk membagi-bagi tugas pekerjaan dalam satuan-

satuan tertentu atau ke dalam bagian-bagian yang khusus. Karena organisasi

dalam arti fisiolofis adalah manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja secara

kooperatif, maka tugas-tugas yang terdapat di dalam organisasi harus dibagi-bagi

sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat orang-orang yang ada dalam

organisasi tersebut.

3) Delegasi kekuasaan

Delegasi kekuasaan merupakan penyerahan sebagian hak untuk mengambil

tindakan yang diperlukan dari pejabat yang lebih tinggi tingkatannya kepada

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

40

pejabat yang lebih rendah, atau pejabat satu kepada yang lain yang sederajat

mengingat bahwa kemampuan seseorang itu terbatas. Hal ini artinya,tidak semua

orang mengetahui semua hal dalam organisasi sampai ke hal yang paling

kecil,terlebih-lebih organisasi tersebut besar dan kompleks tugas-tugas yang harus

dilaksanakan untuk merealisasi tujuan organisasi. Dengan demikian delegasi

kekuasaan merupakan suatu asas esensiil, agar organisasitersebut kegiatannya

dapat berjalan lancar. Namun demikian, dalam memberikan tugas harus disertakan

juga kekuasaan atau batas-batas kewenangan yang sepadan dengan fungsi dan

tanggungjawab yang akan diberikan.

4) Rentangan kekuasaan

Di dalam organisasi terdapat beberapa orang yang mempunyai predikat

pimpinan. Baik pimpinan tingkat atas, tingkat menengah atau pun tingkat

bawah.Mereka dikatakan pimpinan praktis yang mempunyai bawahan. Asas yang

berkenaan dengan penentuan jumlah bawahan atau tanggungjawab yang harus

berada di bawah pengawasan seorang pejabat termasuk dalam pengertian

rentangan kekuasaan. Menurut Sulistriyo dkk., (2003: 56) bahwa, untuk

menentukan jumlah orang atau tanggungjawab yang tepat yang harus berada di

bawah pengawasan seorang pejabat ada lima faktor yang harus diperhatikan yaitu:

“(1) manusia (man power), (20 corak pekerjaan, (3) tata ruang atau tempat kerja,

(4) alat perlengkapan dan (5) corak hasil kerja”

5) Tingkatan tata jenjang

Tingkatan tata jenjang merupakan jumlah tingkatan menurut kedudukan dari

atas ke bawah yang tiap-tiap tingkatan terdapat pejabat dengan tugas, wewenang

dan tanggungjawab tertentu. Untuk menentukan jumlah tingkatan atau

hirarki, hendaknya diperhatikan benar-benar akan corak daripada pekerjaan.

Hendaknya diusahakan jenjang organisasi sependek mungkin, sehingga akan

mengurangi hambatan dalam proses penyerahan kekuasaan dan tanggungjawab.

Semakin banyak jenjang berarti semakin banyak pula kemungkinan hambatan

penyaluran setiap kebijaksanaan. Jenjang atau hirarki ini sangat erat hubungannya

rentang kekuasaan. Sulistriyo dkk., (2003: 57) menyatakan bahwa, untuk

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

41

menentukan hirarki organisasi dan rentang kekuasaan, hendaknya diikutsertakan

beberapa pertimbangan yaitu: “(1) Bilamana rentang kekuasaan luas, maka

jenjang organisasi harus pendek. (2) Bilamana rentang kekuasaan sempait, maka

jenjang organsiasi harus panjang, dan yang paling baik adalah jenjang organisasi

yang pipih (flat of organization)”.

6) Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Di dalam organisasi terdapat satuan-satuan tugas yang harus dilaksanakan

oleh pelaksana. Oleh karena itu, setiap pelaksana hendaknya hanya menerima

perintahdan tanggungjawab dari satu atasan, dan dilaksanakan dengan

menggunakan saluran komunikasi yang tegas. Maksudnya agar semua petugas

dapat mengetahui dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa ia

mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. Di samping itu, pelaksanaan asas

ini dapat menghindarkan kemungkinan adanya kesamaan atau kevakuman dalam

pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan karena adanya bawahan yang

dapatmenerima perintah lebih dari satu atasan.

7) Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu kondisi dimana terkandung aspek-aspek tidak

terjadinya kekacauan, percecokan, kesamaan atau kekosongan pekerjaan, sebagai

akibat dari pekerjaan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan

menyelaraskan orang-orang dan pekerjaan dalam suatu kerjasama yang diarahkan

pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Aktivitas yang berupa menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan

menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya, sehingga semuanya berlangsung

secara tertib dan seirama menuju tercapainya tujuan, inilah yang disebut

pengkoordinasian (coordinating).

Ketujuh asas organisasi seperti yang diuraikan di atas berguna untuk

membina dan menjaga kelestarian organisasi. Dengan mengetrapkan asas-asas

organisasi yang tepat dan menjiwai sebagai anggota organisasi senantiasa akan:

a. Mengetahui dengan sadar akan arti eksistensi organisasi dan tugas

mereka masing-masing.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

42

b. Mengerti dan yakin akan tujuan yang hendak dicapai

c. Mengetahui bagaimana cara dan kebijaksanaa apa yang perlu di

tetapkan

d. Dapat menempatkan diri baik kedudujanya sebagai anggota organisasi

yang mempunyai sikap loyal, maupun dalam kedudukanya sebagi

anggita masyarakat. (Sulistriyo dkk, 2003:58)

Banyak manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya asas-asas organisasi

yang tepat. Dengan asas-asas organisasi, maka setiap orang yang terlibat dalam

organisasi akan mengetahui dengan sadar arti dan eksistensi organisasi dan

tugasnya, mengerti dan yakin tujuan yang akan dicapai, mengetahui kebijakan

yang harus ditetapkan uintuk mencapai tujuan serta dapat menempatkan diri

dengan baik sebagai anggota serta loyal terhadap organisasi.

c. Prinsip-prinsip Organisasi

Prinsip organisasi menurut A.P. Pandjaitan (1992:2) adalah sebagai

berikut :

1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.

2) Organisasi di bentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Tidak ada

organisasi yang tidak mempunyai tujuan. Misalnya:

3) Organisasi kekuasaan (negara) dibentuk untuk mencapai tujuan

negara/nasional

4) Organisasi olah raga, dalam hal ini KONI, dibentuk untuk mencapai tujuan

agar dalam bidang olah raga tercapai prestasi yang setinggi-tingginya.

5) Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) dibentuk untuk melatih siswa

berorganisasi.

6) Prinsip kesatuan komando.

7) Bahwa seseorang hanya menerima perintah atau komando dan

bertanggung jawab terhadap seseorang atasanya.

8) Prinsip pertanggungjawaban

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

43

9) Dalam menjalankan tugasnya, bawahan harus bertanggung jawab

sepenuhnya kepada atasanya. Sekalipun demikian atasnya tidak dapat

menghindarkan pertanggungjawabannya atas segala kegiatan/perbuatan

yang dilakukan oleh bawahannya.

10) Prinsip pembagian kerja

11) Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas dalam melakukan

segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti

bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan

secara sempurna. Kegiatan ini harus ditentukan secara jelas demi

keefektifan dalam pencapaian tujuan organisasi

12) Prinsip kepemimpinan.

13) Sekalipun susunan organisasi telah ditentukan, wewenang telah

dilimpahkan kepada setiap orang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai

tujuan organisasi, perlu adanya kemampuan kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan

orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana

diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan.

d. Organisasi Olahraga

Menurut J.S. Husdarta, (2009) kegiatan olahraga, termasuk juga penjas

yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan, memerlukan

manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang dalam corak yang

semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula dengan kebutuhan

manusia dalam kaitannya dengan olahraga. Ada motif yang bertujuan hanya untuk

memenuhi dorongan berafiliasi atau memperoleh pergaulan yang luas, dan ada

pula motif untuk memperoleh kekuasaan, dan masih banyak lagi motif lainnya.

Keseluruhan kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan manajemen.

Karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus dikelola.

Kegiatannya melibatkan beberapa komponen meliputi:

1) Tujuan: termasuk prioritas.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

44

2) Manajemen: termasuk koordinasi.

3) Fasilitas: tempat untuk menyelenggarkan kegiatan.

4) Sumber belajar: sumber pendukung bagi kelangsungan program.

5) Program : pengalaman belajar yang harus disediakan.

6) Pelatih/guru: berfungsi sebagai fasilitatir dan manajer perubahan perilaku.

7) Siswa/ atlet: subjek yang menjadi pelaku dan sekaligus mengalami

pemberian pengalaman belajar.

8) Kendali mutu: berkaitan dengan evaluasi dan riset.

9) Supervisi: pengendalian mutu, dan terkait pula dengan unsur leading.

10) Biaya: konsekuensi logis dari semua kebutuhan.

Organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus

sebagai organisasi olahraga, sehingga dapat terwujud organisasi olahraga yang

sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Di indonesia ada lebih dari 30 cabang

organisasi olahraga dari beberapa macam cabang satu dengan yang lain berbeda-

beda sehingga diperlukan wadah untuk menampung aspirasi setiap organisasi dan

sebagai induk organisasi olahraga adalah komite Olahraga Nasional Indonesia

atau disebut KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-

organisasi olahraga di Indonesia. Kalau sudah ada induk organisasi maka akan

terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga baik di tingkat daerah

maupun pusat.

Organisasi Olahraga Anggar menjadi induk organisasi yang berada di

daerah adalah Ikatan Anggar Seluruh Indonesia sering disebut IKASI.

d. Struktur dan Bagan Organisasi

Dalam sebuah organisasi harus dibentuk struktur organisasi setelah

terbentuk lalu dimasukkan ke dalam bagan organisasi untuk mengetahui tugas dan

tanggung jawab setiap orang dan juga memperjelas jabatan setiap kegiatan. Ada

beberapa ahli yang mengemukakan tentang hal di atas:

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

45

1) Delton E.Mc Ferland : struktur organisasi adalah pola jaringan

berhubungan antara bermacam-macam jabatan dan para pemegang

jabatan.

2) Richard A. Johnson, Fermout E. Kast dan J.E Rousseuzweig : struktur

organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas di

dalam organisasi.

3) John Pfiffiner dan Owen Lane : struktur organisasi adalah hubungan antara

pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan,

dimana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau

fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang

melaksanakannya.

Tiga batasan tentang organisasi di atas, dapat di simpulkan bahwa struktur

organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi yang di

dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing

mempunyai peran dalam satuan yang utuh.

Bagan organisasi adalah gambaran struktur organisasi yang di tunjukkan dengan

kotak-kotak atau garis-garis yang susun menurut kedudukannya yang masing-

masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-

garis saluran wewenang dan tanggung jawab. Dalam organisasi menurut Henry G.

Hodges dalam Hani Handoko ( 1984) mengemukakan empat bentuk bagan

organisasi:

1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena

sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.

2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu

dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal

berwujud tegak sepenuhnya.

3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu

jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali

digunakan dalam praktek.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

46

Gambar 9. Bentuk-bentuk bagan Organisasi

e. Unsur-Unsur Organisasi

Organisasi merupakan kumpulan sekolompok orang yang saling

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai

tujuan,maka dibutuhkan unsur-unsur yang mendukung kelancaran kegiatan

organisasi. Menurut T. Hani Handoko (1994: 169-171) unsur-unsur yang terdapat

dalam organisasi yaitu: “(1) Pengurus, (2) Anggota, (3) Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga, (4) Rencana kerja dan (5) Anggaran belanja”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa unsur pokok dalam sebuah

organisasi terdiri dari lima bagian yaitu: pengurus, anggota, Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga, rencana kerja dan anggaran belaja. Untuk lebih

jelasnya unsur-unsur organisasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Pengurus

Pengurus organisasi bertugas mengelola organisasi sesuai dengan jabatan

dan kedudukannya masing-masing. Setiap pengurus dituntut memahami

keberadaanyaHal ini artinya, mereka mempunyai tanggungjawab terhadap

jalannya organisasi. Dapat dikatakan, maju dan mundurnya suatu

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

47

organisasitergantung kemampuan para pengurusnya dalam mengelola oragnisasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan sesuai dengan

kemampuannya masing-masing dan harus menjalankan tugas dan tanggungjawab

sesuai kedudukannya dalam organisasi.

Susunan pengurus dalam organisasi menyesuaikan kebutuhan dari

organisasi yang bersangkutan. Banyaknya unsur-unsur kepengurusan dalam

organisasi tidak ada aturan khusus yang harus dipenuhi, tetapi menyesuaikan

kebutuhan dari organisasi ang bersangkutan

2) Anggota

Anggota dalam suatu organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang

tidak menduduki jabatan dalam kepengurusan organisasi. Tetapi antara anggota

pengurus merupakan unsur penting dalam organisasi yang harus dapat

menciptakan dan mewujudkan suatu kerjasama yang baik agar aktivitas yang

dijalankan dapat berjalan dengan lancar.

Penerimaan menjadi anggota dalam suatu organisasi harus disebaik

mungkin. Setiap organisasi memiliki prosedur dan persyaratan sendiri-sendiri.

Sebagai misal, untuk menjadi anggota organisasi tenis meja Surakarta, tentunya

harus memenuhi syarat sesuai tuntutan dalam cabang olahraga tenis meja.

3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

Semakin banyak anggota dalam organisasi, maka semakin banyak pula

permasalahan yang timbul. Untuk mengatasi masalah yang timbul dalam suatu

organisasi, suatu organisasi mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh

semuapengurus dan anggota organisasi. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

Rumah Tangga (ART) merupakan landasan pokok untuk memudahkan

pelaksanaan kegiatan dalam organisasi dan merupakan petunjuk kearah mana

suatu organisasi akan dibawa.

Dalam suatu organisasi olahraga perlu adanya aturan-aturan yang harus

ditaati oleh semua pengurus dan anggota agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan Anggaran Dasar (AD) dan

Anggran Rumah Tangga (ART).

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

48

4) Rencana Kerja

Rencana kerja merupakan sesuatu yang harus dilakukan dalam suatu

organisasi. Dapat dikatakan bahwa, kegagalan berorganisasi dapat terjadi pada

organisasi karena tidak jelasnya rencana kerjanya. Rencana kerja dibuat

berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Rencana kerja harus disusun secara

periodik serta jelas, langkah-langkah apa yang akan ditempuh guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dengan dibuat rencana kerja yang jelas, maka setiap

pengurus organisasi tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya.

5) Anggaran Belanja

Anggaran belanja merupakan merupakan salah satu bentuk dari berbagai

rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun anggaran

belanja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan dari organisasi.

Anggaran belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu

dan harus mampu mengatasi kemungkinanyang terjadi tetapi dapat berubah sesuai

dengan keadaan, serta jangan sampai anggaran belanja yang dibuat tidak sesuai

perhitungan yang sudah direncanakan, karena kalau salah perhitungan akan sangat

mempengaruhi kinerja dari organisasi.

8. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Manajemen didefinisikan orang dalam berbagai rumusan dan sampai saat ini

belum ada satu rumusan yang disepakati dan diterima (acceptable) secara

universal. Menurut Sulistriyo dkk., (2003: 1) bahwa, “Management is getting

things done through the efforts of other people”. Yang artinya, mencapai sesuatu

yang dilakukan melalui upaya orang lain. Sedangkan pengertian manajemen

menurut Ign. Wagimin (1987: 6) yaitu, “Manajemen merupakan rangkaian

perbuatan menggerakan karyawan-karyawan dan mengerahkan segenap fasilitas

kerja agar tujuan kerjasama itu benar-benar tercapai”.Sedangkan Soebagio

Hartoko, (1994: 18) menyatakan bahwa manajemen adalah perbuatan yang

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

49

menggerakkan sekelompok orang dan mengerahkan semua fasilitas dalam usaha

kerjasama. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dari kerjasama dalam

suatu organisasi, maka manajemen dibedakan menjadi dua yaitu (1)

menggerakkan sekelompok orang dengan mendorong, memimpin, mengarahkan

dan menertibkan, (2) mengarahkan semua fasilitas dengan menghimpun,

mengatur, memelihara serta mengendalikan alat-alat, benda, uang, ruang dan

waktu.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, manajemen

kemampuan seseorang untuk menggerakan orang dan mengerahkan fasilitas

dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan

manajeman, maka kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini sesuai

dengan tujuan manajeman yang dikemukakan Sulistriyo dkk. (2003: 3) bahwa,

“Tujuan manajeman yaitu (1) untuk mencapai keteraturan, kelancaran dan

kesinambungan usaha dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, (2)

Untuk mencapai efisiensi yaitu suatu perbandingan terbaikantara usaha dengan

hasil atau antara input dengan output”.

Dengan manajemen maka suatu kegiatan dapat terencana dengan baik,

mampu mengambil keputusan dengan benar sehingga kegiatan dapat berjalan

lancar dan tujuan yang ditetapkan akan dapat tercapai dengan baik. Hal ini sesuai

fungsimanajeman yang dikemukakan Soebagio Hartoko (1994: 18) yaitu, “Fungsi

manajeman yaitu: (1) perencanaan, (2) menentukan keputusan, (3) pembimbingan,

(4) pengorganisasian, (5) pengendalian dan (6) penyempurnaan”. Sebuah

organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika pengelolaanmanajemennya

juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya sebuah organisasi sangat

bergantung dari manajemennya. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi peranan

manajemenn sangat penting dan harus berjalan dengan baik dan benar.

b. Ruang Lingkup Manajemen

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang saling bekerjasama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini artinya, keberadaan

organisasi tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan hubungan kerjasama

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

50

dengan organisasi di dalam masyarakat atau publik ekstern. Publik ekstern yang

dimaksud berupa individu, organisasi lain baik yang sejenis atau tidak maupun

instansi pemerintah. Menurut Sulistriyo dkk., (2003: 43) memformulasikan ruang

lingkup manajemen meliputi:

1) Fungsi ke dalam (internal function) yang dapat dilihat dari dua sudut yaitu:

a. Dari sudut proses yang dapat didefinisi menjadi planning, organizing,

directing, controlling dan evaluating.

b. Dari sudut bidang bisnis misalnya dapat didefinisikan menjadi bidang

produksi, bidang pembelian, bidang penjualan, bidang personalia,

bidnag keuangan, bidang perkantoran dan lain sebagainya.

2) Fungsi keluar (external function) yang meliputi:

a. Mewakili organisasi di bidang pengadilan.

b. Mengambil kegiatan sebagai suatu warga negara.

c. Mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.

Dari kedua fungsi keluar, pada fungsi yang ketiga membutuhkan

pembatasan. Tiap organisasi tidaklah berdiri sendiri pasti membutuhkan hubungan

dengan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Baik tidaknya hubungan suatu

organisasi dengan masyarakat adalah salah satu unsur yang esensial berhasil

tidaknya manajer merealisasikan tujuan organisasi.

9. Prasarana dan Sarana

Prasarana dan sarana merupakan faktor pendukung yang penting dalam

pembinaan olahraga prestasi. Kelancaran kegiatan pembinaan olahraga sangat

bergantung prasarana dan sarana yang memadai. Hal ini karena, pembinaan

olahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi

juga perlu didukung prasarana dan sarana yang memadai agar pelaksanaan

pembinaan olahraga dapat berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan prasarana

Soepartono (1999/2000: 5) menyatakan, “Prasarana didefinisikan sebagai sesuatu

yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relative

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

51

permanent. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan”. Menurut

Depdiknas (2001: 893&999) menjelaskan:

1) Prasarana merupakan segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, bangunan, dan lain sebagainya).

2) Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat

dalam mencapaimaksud atau tujuan berupa alat atau media dan lain

sebagainya.

3) Alat-alat olahraga atau supplies biasanya dipakai dalam waktu relatif

pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul

bola dan lain-lain.

Prasarana merupakan faktor utama dalam kegiatan pembinaan olahraga.

Dalam pembinaan olahraga permainan sepakbolaharus memiliki tempat atau

lapangan (stadion) agar pembinaan dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan

sarana merupakan suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding

dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tersebut tidak dapat

dipindah-pindahkan. Sedang alat olahraga merupakan suatu benda yang

digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan digunakan

dalam waktu relatif singkat. bersemangat dalam melakukan latihan jika sarana dan

prasarana memadai. Dalam hal ini negara juga sudah mengatur dan tertera dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

Keolahragaan Nasional di Bab XI mengatakan tentang Prasarana dan Sarana

Olahraga Pasal 67 dan pasal 68

Pasal 67 bebunyi:

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas

perencanaan,

pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana

olahraga.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana

olahraga sesuai

dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah.

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

52

(3) Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus

memperhatikan potensi

keolahragaan yang berkembang di daerah setempat.

(4) Prasarana olahraga yang dibangun di daerah wajib memenuhi jumlah dan

standarminimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(5) Ketentuan mengenai tata cara penetapan prasarana olahraga sebagaimana

dimaksud

pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Presiden.

(6) Badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan

permukiman berkewajiban menyediakan prasarana olahraga sebagai

fasilitas umum dengan standar dan kebutuhan yang ditetapkan oleh

Pemerintah yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah

sebagai aset/milik pemerintah daerah setempat.

(7) Setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana

olahragayang telah menjadi aset/milik Pemerintah atau pemerintah

daerah tanpa rekomendasiMenteri dan tanpa izin atau persetujuan dari

yang berwenang sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Dan juga pasal 68 menjelaskan sebagai berikut:

(1) Pemerintah membina dan mendorong pengembangan industri sarana

olahraga dalam negeri.

(2) Setiap orang atau badan usaha yang memproduksi sarana olahraga wajib

memperhatikan standar teknis sarana olahraga dari cabang olahraga yang

bersangkutan.

(3) Sarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diproduksi,

diperjualbelikan,dan/atau disewakan untuk masyarakat umum, baik untuk

pelatihan maupun untuk kompetisi wajib memenuhi standar kesehatan

dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Produsen wajib memberikan informasi tertulis tentang bahan baku,

penggunaan, dan pemanfaatan sarana olahraga untuk memberikan

perlindungan kesehatan dan keselamatan.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

53

(5) Perlakuan bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas

barang mewah untuk sarana olahraga diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang kepabeanan dan perpajakan.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana olahraga sebagaimana dimaksud

pada ayat(1) sampai dengan ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Jadi dalam hal ini keberadaan prasarana dan sarana sangat penting sehingga

sudah di atur sedemikian rupa tentunya dalam lingkup pembinaan olahraga,

sehingga prestasi yang tinggi dapat tercapai. Tanpa adanya prasarana dan sarana

yang memadai, maka pembinaan tidak dapat berjalan sebagai mestinya, sehingga

tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.

Pelaksanaan pembinaan olahraga anggar tidak terlepas adanya prasarana

yang memadai. Prasarana utama dalam olahraga anggar yaitu ruangan tertutup,

yang memiliki panjangnya 12 meter dan lebarnya 2 meter. Ditutupi linolium

(gabus) dan dilengkapi peralatan elektronik untuk mengetahui terjadinya poin.

Sarana yang digunakan dalam olahraga anggar yaitu pedang yang pada tiap-tiap

nomer berbeda bentuknya, Masker (Pelindung Muka).Sarung Tangan.Baju Jaket

terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna putih. Untuk kelancaran pembinaan

olahraga anggar, maka harus memiliki prasarana dan sarana yang memadai.

Dalam hal ini bisa menjadi faktor pendukung yang penting dalam

pembinaan olahraga. Kelancaran kegiatan pembinaan olahraga sangat bergantung

prasarana dan sarana yang memadai. Hal ini karena, pembinaan olahraga tidak

cukup hanya mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga perlu

didukung prasarana dan sarana yang memadai agar pelaksanaan pembinaan

olahraga dapat berjalan dengan lancar.

Fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan

atau tempat baik yang berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk

aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau

bertanding dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tersebut tidak

dapat dipindah-pindahkan. Sedang alat olahraga adalah suatu benda yang

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

54

digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan digunakan

dalam waktu relatif singkat.

Keberadaan prasarana dan sarana sangat penting dalam pembinaan olahraga,

sehingga prestasi yang tinggi dapat tercapai. Tanpa adanya prasarana dan sarana

yang memadai, maka pembinaan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga

tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.

10. Sumber Dana

Pendanaan atau dana merupakan faktor yang penting dalam kegiatan

olahraga. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya kegiatan olahraga sangat

bergantung dari pendanaan. Oleh karena itu, suatu kegiatan olahraga harus

memiliki dana yang cukup agar kegiatan olahraga dapat berjalan dengan lancar

dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adapun yang dimaksud dengan

dana menurut Depdiknas. (2001: 234) bahwa, “Dana merupakan uang yang

disediakan untuk suatu perkumpulan, biaya, kesejahteraan, pemberian hadiah”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dana merupakan uang yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan olahraga. Oleh karena itu,

dalam pembinaan olahraga pengelolaan keuangan harus dilakukan sebaik

mungkin. Adapun yang dimaksud keuangan menurut Ign. Wagimin (1987: 7) ,

“Rangkaian perbuatan mengelola pembelanjaan dalam usaha kerjasama”.

Sedangkan Sulistriyo dkk. (2003: 5) berpendapat, “Keuangan yaitu proses

kegiatan yang berkenaan dengan pengadaan, pengalokasian, penggunaan dan

pertanggungjawaban”.

Uang yang dimiliki suatu organisasi harus dikelola dengan baik, digunakan

sesuai dengan kebutuhan dan dari penggunaan uang tersebut harus ada

pertanggungjawabannya. Pertanggungjawaban penggunaan uang dalam sebuah

organisasi adalah sangat penting, sehingga semua orang-orang yang terlibat dalam

organisasi tersebut mengetahui penggunaan uang secara keseluruhan. Dengan

adanya uang, maka segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pembinaan olahraga

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

55

dapat terpenuhi. Tanpa adanya dana yang memadai kegiatan olahraga tidak dapat

berjalan. Oleh karena itu, suatu kegiatan olahraga harus memiliki dana yang

cukup agar kegiatan pembinaan olahraga dapat berjalan dengan lancar dan tujuan

yang telah ditetapkan dapat tercapai.Dana dalam kegiatan olahraga dapat

diperoleh dari berbagai sumber.

Dana dapat digali dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan olahraga

tersebut, sponsor, bantuan pemerintah, sumbangan dari masyarakat dan lain

sebagainya. Untuk mendapatkan dana, maka adanya organisasi sangat penting

dalam kegiatan olahraga. Dari organisasi yang telah dibentuk, tentunya ada bagian

khusus yang bertugas untuk menggali atau mencari dana. Kepengurusan

organisasi bagian dana harus terampil mencarikan sumber dana dari berbagai

pihak. Dalam menggali dana dari kepengurusan organisasi yang menangani

pendanaan dapat menempuh beberapa cara misalnya, mengadakan iuran dari

anggota dan pengurus organisasi, mengajukan proposal ke pemerintah atau

masyarakat, membuat karcis atau tiket pertandingan dan lain sebagainya.Semua

itu dikutip dari Undang-Undang Sistem Keolahragaan Naional (UUSKN) nomor 3

Tahun 2005 BAB XII tentang Pendanaan Olahraga di dalam pasalnya yaitu pasal

69, pasal 70, pasal 71, pasal 72, dan juga pasal 73 berikut bunyinya :

Pasal 69 Ayat(1) Pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama

antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Ayat (2) Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

Pasal 70 Ayat(1) Sumber pendanaan keolahragaan ditentukan berdasarkan

prinsip kecukupan dankeberlanjutan. ayat(2) Sumber pendanaan keolahragaan

dapat diperoleh dari:

a. masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang

berlaku;

b. kerja sama yang saling menguntungkan;

c. bantuan luar negeri yang tidak mengikat;

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

56

d. hasil usaha industri olahraga; dan/atau

e. sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 71 Ayat(1) Pengelolaan dana keolahragaan dilakukan berdasarkan

pada prinsip keadilan,efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. ayat(2)

Dana keolahragaan yang dialokasikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah

dapatdiberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 72 Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan keolahragaan

sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 69 sampai dengan Pasal 71 diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 73 Pengaturan pajak bagi setiap orang yang memberikan dukungan

dana untuk pembinaandan pengembangan keolahragaan dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang perpajakan.

Jadi dalam hal ini yang terpenting dalam menggali dana dibuat laporan

yang transparan baik dari pemasukan dan pengeluaran. Pengelolaan dana yang

baik dan benar akan sangat berpengaruh terhadap sehat dan tidaknya suatu

organisasi. Namun sebaliknya, pengelolaan dana yang tidak benar organisasi tidak

berjalan lancar atau bahkan macet, sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

57

B. Kerangka Berpikir

Tabel 2. Kerangka Berfikir

Kegiatan olahraga dewasa ini mempunyai arti penting bagi setiap orang.

Melalui kegiatan olahraga akan dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani

bagi pelakunya. Dan disisi lain, kegiatan olahraga yang terorganisir dapat

dijadikan sarana untuk mencapai prestasi yang tinggi, sehingga akan dapat

mengangkat nama baik suatu daerah atau negara memalui olahraga.

Untuk mengetahui IKASI sendiri apakah sudah sesuai setandar suatu

organisai Olaharaga maka dari itu IKASI harus menunjukan eksistensinya untuk

mencapai target, pengurus IKASI Jawa Tengah melakukan pembinaan secara

teratur dan terprogram apakah sudah sesuai dengan acuan sebagai tolak ukur suatu

pembinaan. Aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga yang

meliputi aspek fisik, teknik, taktik, mental, dan kematangan bertanding dibina

secara maksimal. Melalui pembinaan aspek-aspek tersebut diharapkan juara

umum yang ditargetkan IKASI dapat tercapai.

Pembinaan fisik, teknik, taktik, mental, dan kematangan bertanding

merupakan langkah kongkrit yang harus dilakukan pengurus IKASI Jawa Tengah

IKASI PROVINSI

JAWA TENGAH

Perkembangan Kapasitas IKASI Jawa Tengah

UUD Republik Indonesia tentang

Sistem Keolahragaan Nasional

Pembinaan Institusi Organisasi Manajemen Pelatih

dan Atlet

Sarana dan

Prasarana Sumber

Dana

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI 1. a. - Portal Wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121308026_bab1.pdf · 1. Hakikat Olahraga ... bangsa, dan negara. ... organisasi olahraga”, dan Bab

58

untuk mencapai target pada setiap kejuaraan. Di sisi lain, perlu didukung unsur

lain agar pembinaan berjalan lancar dan prestasi yang tinggi dapat diperoleh.

Organisasi yang baik dan sehat, manajemen yang baik, pelatih dan atlet yang

berkualitas, prasarana dan sarana yang baik dan dana yang memadai merupakan

unsur-unsur yang penting dalam pembinaan olahraga prestasi. Keterkaitan antara

pembinaan olahraga prestasi dan unsur-unsur pendukung tidak dapat berdiri

sendiri-sendiri. Dalam pembinaan olahraga prestasi, komponen-komponen

tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya. Prestasi yang tinggi dapat dicapai,

apabila pembinaan olahraga prestasi dalam keadaan sehat dan baik.