BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal...

13
8 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan mengenai teori yang sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Berbagai aspek yang terkait dengan salah satu unsur manajemen pendidikan yaitu kegiatan ekstrakurikuler dan Tes Kecerdasan Majemuk. Dengan adanya kajian teori ini, penulis mempunyai sandaran yang dapat di jadikan acuan dalam penelitian sehingga dapat menganalisis permasalahan secara kritis dan sistematis serta dapat memahami konsep-konsep yang erat kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. 2.1 Perencanaan Perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008). Sa’ud dan Makmun (2007) mengatakan perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya). Mulyono (2008) menyatakan dalam kegiatan perencanaan, mengacu pada hal-hal berikut ini:

Transcript of BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan mengenai teori yang sesuai

dengan permasalahan yang di teliti. Berbagai aspek yang

terkait dengan salah satu unsur manajemen pendidikan

yaitu kegiatan ekstrakurikuler dan Tes Kecerdasan

Majemuk. Dengan adanya kajian teori ini, penulis

mempunyai sandaran yang dapat di jadikan acuan

dalam penelitian sehingga dapat menganalisis

permasalahan secara kritis dan sistematis serta dapat

memahami konsep-konsep yang erat kaitannya dengan

permasalahan yang diteliti.

2.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu cara yang

memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan

dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang

antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi

sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Uno, 2008).

Sa’ud dan Makmun (2007) mengatakan

perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan

menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan

terjadi (peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya) dan

apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensi, revisi,

renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya).

Mulyono (2008) menyatakan dalam kegiatan

perencanaan, mengacu pada hal-hal berikut ini:

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

9

1. Langkah-langkah perencanaan a. Memilih sasaran (tujuan) organisasi

b. Sasaran (tujuan) ditetapkan untuk setiap sub unit

organisasi divisi, departemen dan sebagainya. c. Program ditentukan untuk mencapai tujuan dengan

cara yang sistematik (tentunya dengan

mempertimbangkan kelayakan program tersebut) 2. Proses Perencanaan

a. Merumuskan tujuan yang jelas/operasional

b. Mengidentifikasi dan menganalisis data terkait dengan masalah

c. Mengomparasikan alternatif yang ditemukan,

antara alternatif yang tepat guna, berhasil guna dan praktis

d. Mengambil keputusan

e. Menyusun rencana kegiatan 3. Aspek perencanaan

a. Sentiasa future oriented

b. Disajikan untuk mencapai tujuan c. Sebagai usaha menjabarkan kegiatan-kegiatan yang

akan dilaksanakan pada masa yang akan datang d. Kegiatan yang mengidentifikasi sumber-sumber

yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan

e. Merupakan kegiatan mempersiapkan sejumlah alternatif

4. Prinsip-prinsip perencanaan

a. Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai b. Mempertimbangkan efisiensi

c. Praktis dapat dilaksanakan

d. Mempertimbangkan potensi sumber daya yang ada e. Komprehensif: berwawasan luas

f. Integreted: terpadu dengan semua komponen terkait

g. Berorientasi ke masa depan h. Fleksibel: mudah disesuaikan dengan perubahan

i. Mengikutsertakan komponen-komponen terkait

j. Jelas: tidak menimbulkan interpretasi ganda

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka peneliti

menyimpulkan bahwa perencanaan merupakan aktivitas yang

kedepannya akan dijadikan panduan untuk mencapai tujauan

dalam suatu organisasi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

10

2.2 Kegiatan Ektrakurikuler

2.2.1 Pengertian kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan

pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan

program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini

dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik

yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.

Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan

ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif

terhadap kegiatan yang diikuti oleh para peserta

didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan

dilaksanakan oleh peserta didik baik di sekolah

maupun di luar sekolah, bertujuan agar peserta didik

dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas

diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan

pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau

nilai-nilai.

Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2002: 291) yaitu: “suatu

kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di

dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan

pembinaan peserta didik”. Kegiatan ekstrakurikuler

sendiri dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib.

Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan

memberikan kebebasan pada peserta didik, terutama

dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan

bakat serta minat mereka.

Menurut Lutan (1986: 72) ekstrakurikuler

adalah: Program ekstrakurikuler merupakan bagian

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

11

internal dari proses belajar yang menekankan pada

pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya

tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan

ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau

penguat kegiatan perkembangan potensi anak didik

mencapai tarap maksimum.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu

pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah (Hendri, 2008).

Berdasarkan pengertian diatas menekankan

bahwa kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu

pengembangan peserta didik dan pemantapan

pengembangan kepribadian peserta didik cendrung

berkembang untuk memilih jalan tertentu. Hendri

(2008) menyatakan bahwa kepribadian seseorang

menunjukkan apa yang ingin diperbuat bilamana ia

dalam keadaan senang dan ditempatkan pada situasi

tertentu. Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan

peserta didik dapat sehat, mempunyai daya tangkal,

daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat

terlarang. Dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler peserta didik diarahkan untuk

memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler, baik

yang bersifat akademis maupun non akademis, yang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

12

sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan peserta

didik.

Jadi kegiatan ekstrakurikuler harus memenuhi

dua kondisi utama: 1) kegiatan ini bukan bagian dari

program dan kurikulum sekolah regular; dan 2)

kegiatan ini terstruktur, bukan hanya sebagai tempat

berkumpul atau bersosialisasi, tetapi juga mempunyai

misi atau tujuan (Holland & Andre, 1987).

Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat

penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan yang menekankan kepada

kebutuhan peserta didik agar menambah wawasan,

sikap dan keterampilan peserta didik baik diluar jam

pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam

dan di luar sekolah.

2.2.2 Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti

tidak lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan

yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan

itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan

ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu.

Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler

dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (2009) sebagai berikut:

1. Peserta didik dapat memperdalam dan

memperluas pengetahuan keterampilan

mengenai hubungan antara berbagai mata

pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

13

melengkapi upaya pembinaan manusia

seutuhnya yang:

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

b. berbudi pekerti luhur

c. memiliki pengetahuan dan keterampilan d.

sehat rohani dan jasmani

d. berkepribadian yang mentap dan mandiri

e. memilki rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan

2. Peserta didik mampu memanfaatkan

pendidikan kepribadian serta mengaitkan

pengetahuan kebutuhan dan keadaan

lingkungan yang diperolehnya dalam program

kurikulum.

Dari penjelasan diatas pada hakekatnya tujuan

kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah

untuk kepentingan peserta didik. Dengan kata lain,

kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai

pendidikan bagi peserta didik dalam upaya

pembinaan manusia seutuhnya.

2.2.3 Manfaat kegiatan ekstrakurikuler

Penelitian-penelitian yang sudah ada

mempelajari manfaat kegiatan ekstrakurikuler

terhadap peserta didik. Penelitian menemukan

peserta didik yang berpartisipasi dalam kegiatan

ekstrakurikuler memiliki kecenderungan untuk:

- Mendapatkan nilai yang lebih tinggi (Marsh,

1992);

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

14

- Memiliki standar skor tes yang lebih tinggi

(Gerber, 1996);

- Memiliki tingkat keberhasilan pendidikan yang

lebih tinggi (Hanks & Eckland, 1976);

- Menghadiri sekolah dengan lebih teratur

(Mahoney & Cairns, 1997);

- Memiliki pemahaman diri yang lebih tinggi

(Marsh, 1992).

2.2.4 Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler tentu berbeda-beda

jenisnya, karena banyak hal yang memang berkaitan

dengan kegiatan peserta didik selain dari kegiatan

inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang

ada, peserta didik dapat memilih kegiatan yang sesuai

dengan kemampuan dan minat masing-masing.

Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang

diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (2009) sebagai berikut:

a. Pendidikan kepramukaan

b. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)

c. Palang Merah Remaja (PMR)

d. Pasukan Keaman Sekolah (PKS)

e. Gema Pencinta Alam

f. Filateli

g. Koperasi Sekolah

h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

i. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

j. Olahraga

k. Kesenian.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

15

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda

sifatnya, ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang

berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sesaat seperti

karyawisata dan bakti sosial, itu hanya dilakukan

pada waktu sesaat dan alokasi waktu yang terbatas

sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya

berkelanjutan maksudnya kegiatan tersebut tidak

hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan

tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa

sehingga dapat diikuti terus sampai selesai kegiatan

sekolah.

2.3 Kecerdasan Majemuk

Tahun 1904, menteri pendidikan Perancis meminta

psikolog Alfred Binet dan lainnya mengembangkan suatu

alat untuk menentukan peserta didik SD mana yang

“beresiko” mengalami kegagalan, agar mereka diberi

perhatian khusus.. Hasil penelitian Binet menghasilkan

tes kecerdasan yang pertama. Beberapa tahun kemudian

di Amerika tes kecerdasan tersebut berkembang luas.

Masyarakat beranggapan bahwa “kecerdasan” dapat

diukur secara obyektif dan dapat dinyatakan dalam satu

angka atau nilai “IQ”.

Hampir delapan puluh tahun kemudian, Howard

Gardner, psikolog Harvard, mempersoalkan pengertian

“kecerdasan” yang diyakini masyarakat. Dia mengatakan

bahwa penafsiran kecerdasan di kebudayaan kita terlalu

sempit. Menurut Gardner, sekurangnya ada tujuh

kecerdasan dasar. Dengan teori Kecerdasan Majemuk,

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

16

Gardner berusaha memperluas lingkup potensi manusia

melampaui batas nilai IQ.

Konsep Kecerdasan Majemuk, menurut Gardner

(1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of

Multiple intelegences, ada tujuh jenis kecerdasan yang

dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis,

spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, dan

intrapersonal. Melalui tujuh jenis kecerdasan ini, setiap

individu mengakses informasi yang akan masuk ke

dalam dirinya. Karena itu Amrstrong (1993)

menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan

modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap peserta

didik dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena

pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan

Kecerdasan Mejemuk sebagai suatu strategi dalam

pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali atau

pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang. Gardner

memetakan ada tujuh kecerdasan dasar:

1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri

antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka

mengarang kisah khayal atau menceritakan

lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal

atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang,

(e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka

mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara

mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran

bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).

Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi

tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

17

bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa,

dimensi pragmatic atau penggunaaan bahasa.

2. Kecerdasan Logika matematika-Matematika,

cirinya antara lain: (a) menghitung problem

aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka

mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis,

misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam

permainan catur, halma, dan lain sebagainya, (d)

mampu menjelaskan masalah secara logis, (d)

suka merancang eksperimen untuk membuktikan

sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan

permainan logika matematika seperti teka-teki,

berprestasi dalam Matematika dan IPA.

Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan

hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka,

sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi lain.

3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a)

memberikan gambaran visual yang jelas ketika

menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta

atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau

benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide,

foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati

kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya,

(f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-

coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h)

lebih memahami informasi lewat gambar daripada

kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata

pelajaran seni. Kecerdasan ini meliputi kepekaan

terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan

hubungan antar unsur tersebut.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

18

4. Kecerdasan Kinestetik, memiliki ciri: (a) banyak

bergerak ketika duduk atau mendengarkan

sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti

berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c)

perlu menyentuh sesuatu yang sedang

dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat,

lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e)

memperlihatkan keterampilan dalam bidang

kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit,

memahat, (f) pandai menirukan gerakan,

kebiasaan atau perilaku orang lain, (g) bereaksi

secara fisik terhadap jawaban masalah yang

dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda

kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam

mata pelajaran olahraga dan yang bersifat

kompetitif. Kecerdasan ini berhubungan dengan

keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk

mengekspresikan ide dan perasaan dan

ketrampilan mengunakan tangan untuk

menciptakan atau mengubah sesuatu dan hal-hal

yang berkaitan dengan sentuhan (taktil).

5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a)

suka memainkan alat musik di rumah atau di

sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu,

(c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d)

bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri

atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik,

(f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g)

berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.

Kecerdasan ini meliputi kepekaan irama, pola

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

19

titinada atau melodi, warna nada warna suara

suatu lagu.

6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain:

(a) mempunyai banyak teman, (b) suka

bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat

tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan

kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai

penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e)

berempati besar terhadap perasaan atau

penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati

pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat

menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata

pelajaran ilmu sosial. Kecerdasan ini meliputi

kepekaan pada ekspresi wajah, suara gerak-

isyarat, kemampuan membedakan berbagai

macam tanda interpersonal, dan kemampuan

menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan

tindakan pragmatis tertentu

7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain:

(a) memperlihatkan sikap independen dan

kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan

baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri

yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa

lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada

pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi

atau proyek yang dikerjakan sendiri. Kecerdasan

ini meliputi kemampuan memahami diri yang

akurat (kekuatan dan keterbatasan diri),

kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6032/11/T2...lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja

20

temperamen, dan keinginan, serta kemampuan

berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri.

Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah,

setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi

bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia.

Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis

kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan

informasi sesuai yang dibutuhkan.

2.4 Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis

Kecerdasan Majemuk

Banyak macam kegiatan ekstrakurikuler yang

dikembangkan di sekolah, yang tentu saja berbeda-beda

antar sekolah. Perbedaan itu bisa dimengerti karena

terdapatnya perbedaan minat dan kebutuhan peserta

didik, sarana dan prasarana, potensi sekolah dan potensi

daerah yang bersangkutan. Pada umumnya kegiatan

ekstrakurikuler sekolah berada dalam struktur

kepengurusan sekolah serta ditangani oleh guru atau

pembina yang menguasai bidang ekstrakurikuler

tersebut.

Bukan hanya minat dan kebutuhan peserta didik

harus terakomodir oleh kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di sekolah, tetapi juga

kecerdasan peserta didik. Karena itulah sekolah

merumuskan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

memenuhi kecerdasan peserta didik yang beraneka

ragam.