Bab II Kriteria Design

10
2-1 | Page 2.1 METODOLOGI PERANCANGAN Perancangan Rumah Tinggal 2 (dua) lantai menggunakan perencanaan struktur dengan tingkat daktilitas 3 (daktilitas penuh). Software yang digunakan dalam perancangan adalah SAP 2000 Versi 11. Perancangan dilakukan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Bentuk geometri struktur diambil berdasarkan rencana arsitektur. 2. Dimensi balok, kolom dan pelat lantai diambil berdasarkan perhitungan pada rencana pendahuluan (preliminary design). 3. Perhitungan pembebanan meliputi beban gravitasi dan beban gempa. 4. Struktur dimodelkan sebagai portal tiga dimensi. 2.2 MUTU BAHAN Mutu bahan atau material yang dipergunakan dalam perancangan adalah sebagai berikut : Mutu beton : fc’ = 25 Mpa Modulus elastisitas beton (Ec) : 4700, √fc’= 23500 Poisson ratio : 0,2 Berat jenis beton : 2400 kg/m 3 Mutu baja tulangan : BJTD 40 (untuk Ø ≥ 13mm, fy 320 Mpa) : BJTP 24 (untuk Ø ≤ 13mm, fy 240 Mpa) 2.3 PEMBEBANAN Ketentuan mengenai pembebanan yang digunakan dalam perancangan struktur diambil dari SKBI–1.3.53.1987 “Pedoman Perencanaan Nota Design BAB 2 KRITERIA DESIGN

description

nota desain rumah tinggal

Transcript of Bab II Kriteria Design

7 | Page

BAB 2KRITERIA DESIGN

2.1 METODOLOGI PERANCANGANPerancangan Rumah Tinggal 2 (dua) lantai menggunakan perencanaan struktur dengan tingkat daktilitas 3 (daktilitas penuh). Software yang digunakan dalam perancangan adalah SAP 2000 Versi 11. Perancangan dilakukan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :1. Bentuk geometri struktur diambil berdasarkan rencana arsitektur.2. Dimensi balok, kolom dan pelat lantai diambil berdasarkan perhitungan pada rencana pendahuluan (preliminary design).3. Perhitungan pembebanan meliputi beban gravitasi dan beban gempa.4. Struktur dimodelkan sebagai portal tiga dimensi.

2.2 MUTU BAHANMutu bahan atau material yang dipergunakan dalam perancangan adalah sebagai berikut : Mutu beton: fc = 25 Mpa Modulus elastisitas beton (Ec): 4700, fc= 23500 Poisson ratio: 0,2 Berat jenis beton: 2400 kg/m3 Mutu baja tulangan: BJTD 40 (untuk 13mm, fy 320 Mpa): BJTP 24 (untuk 13mm, fy 240 Mpa)

2.3PEMBEBANANKetentuan mengenai pembebanan yang digunakan dalam perancangan struktur diambil dari SKBI1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, diantaranya sebagai berikut :1. Beban Mati (DL) Beban mati diambil dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung sebagai berikut : Beton bertulang: 2400 kg/m3 Plafond + Penggantung: (11+7) kg/m2 Penutup Lantai : 24 kg/m2 Adukan, per cm tebal: 21 kg/m2 Kuda-kuda kayu: 10 kg/m2 Penutup atap genteng: 50 kg/m2

Beban M/E : 25 kg/m2 Beban dinding bata : 250 kg/m2Beban mati yang berasal dari dinding diambil sebesar 250 kg/m2 untuk dinding penuh, sedangkan untuk dinding dengan jendela dan pintu diambil sebesar 60% dari beban dinding penuh.

2. Beban Hidup (LL)Beban hidup didefinisikan sebagai beban merata yang bekerja langsung pada elemen bangunan. Beban hidup untuk Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama dan rumah sakit adalah 250 kg/m2Sehubungan peluang terjadinya beban hidup penuh (100%) yang membebani semua bagian dan semua unsur pemikul secara serempak selama umur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka beban hidup tersebut dapat dianggap tidak bekerja efektif sepenuhnya, sehingga dapat dikalikan dengan suatu faktor reduksi.Menurut SKBI1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Tabel 4, koefisien reduksi beban hidup untuk gedung yang digunakan seperti yang disebut diatas adalah sebesar 0,5.

3. Beban Gempa (E)Respon spektrum dari analisis dinamik mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 dengan ketentuan lokasi bangunan termasuk kedalam wilayah gempa 4 (Karawang) dengan faktor keutamaan I = 1 dan factor reduksi gempa R=8.5 (beton bertulang) dalam arah x dan arah y.

2-2 | Page

Nota Design

Gambar 2.1 Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan periode ulang 500 tahun(Sumber SIN 03-1726-2002)

2-3 | Page

Nota Design

Grafik Respon Spektrum

Gambar 2.2 Respons spectrum gempa rencana(Sumber SNI 03-1726-2002)

Faktor Reduksi Gempa (R)Faktor reduksi gempa nilainya dapat ditentukan berdasarkan taraf kinerja struktur gedung seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Parameter daktilitas struktur gedungTaraf kinerja struktur gedungR

Elastik penuh11.6

Daktail parsial1.52.4

23.2

2.54.0

34.8

3.55.6

46.4

4.57.2

58.0

Daktail penuh5.38.5

(Sumber SNI 03-1726-2002)

Faktor Keutamaan Bangunan (I)Faktor keutamaan bangunan (I) merupakan faktor keamanan yang digunakan berdasarkan fungsi bangunan yang direncanakan.

Tabel 2.2 Faktor keutamaan (I) untuk berbagai kategori gedung dan bangunanKategori gedungFaktor keutamaan

I1I2I

Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran111

Monumen dan bangunan monumental11.61.6

Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi1,411,4

Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun.1,611,6

Cerobong, tangki di atas menara1,511,5

Catatan :Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan sebelum berlakunya standar ini maka faktor keutamaan, I, dapat dikalikan 80%.

2.4KOMBINASI PEMBEBANANPembebanan yang digunakan terdiri dari beban mati (DL), beban hidup (LL) dan beban gempa (Ex,Ey), dengan kombinasi pembebanan sebagai berikut :1.U1= 1,4 DL2.U2= 1,2 DL + 1,6 LL3.U3= 1.2 DL + LL + Ex + 0.3 Ey4.U4= 1.2 DL + LL + Ex 0.3 Ey5.U5= 1.2 DL + LL Ex + 0.3 Ey6.U6= 1.2 DL + LL Ex 0.3 Ey7.U7= 1.2 DL + LL + 0.3 Ex + Ey8.U8= 1.2 DL + LL + 0.3 Ex Ey9.U9= 1.2 DL + LL 0.3 Ex + Ey10.U10= 1.2 DL + LL 0.3 Ex Ey11.U11= 0.9 DL+ Ex + 0.3 Ey12.U12= 0.9 DL+ Ex - 0.3 Ey13.U13= 0.9 DL- Ex + 0.3 Ey14.U14= 0.9 DL- Ex - 0.3 Ey15.U15= 0.9 DL+ 0.3Ex + Ey16.U16= 0.9 DL+ 0.3Ex - Ey17.U17= 0.9 DL- 0.3Ex + Ey18.U18= 0.9 DL- 0.3Ex - Ey

Gambar 2.3 Input kombinasi pembebanan pada SAP2000

Gambar 2.4 Input kombinasi 6 pada SAP2000

2.5PROPERTI PENAMPANG Properti Penampang (Section Properties) digunakan untuk mendefinisikan dimensi atau ukuran balok, kolom dan pelat lantai. Dimensi penampang tersebut didapat dari perhitungan pada rencana pendahuluan (preliminary design).Properti penampang dimasukan dengan nama-nama sebagai berikut :Tabel 2.3 Properti PenampangBalok 1 (B1)Balok induk

Balok 2 (B2)Balok anak

Balok sloof (BS)Sloof

RBRing balok

Kolom 1 (K1)Kolom utama

Kolom 2 (K2)Kolom praktis

PLPelat Lantai

Nota Design