BAB II koreksi prisma pada strabismus

download BAB II koreksi prisma pada strabismus

of 10

Transcript of BAB II koreksi prisma pada strabismus

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    1/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata

    2.1.1 Anatomi Otot Mata

    Pergerakan bola mata dilakukan oleh 6 pasang otot bola mata luar yaitu2:

    1. Otot rektus medius, kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya

    mata kearah nasal dan otot ini dipersarafi oleh saraf ke III (saraf okulomotor).

    2. Otot rektus lateral, kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya

     bola mata kearah temporal dan otot ini dipersarafi oleh saraf ke III (saraf 

    abdusen).

    . Otot rektus superior, kontraksinya akan menghasilkan ele!asi, aduksi dan

    intorsi dari pada bola mata dan otot ini dipersarafi saraf ke III (saraf 

    okulomotor).

    ". Otot rektus inferior, kontraksinya akan menghasilkan depresi, adduksi dan

    intorsi,yang dipersarafi oleh saraf ke III.

    #. Otot obli$ue superior, kontraksinya akan menghasilkan depresi, intorsi, dan

    abduksi yang dipersarafi saraf ke I% (saraf troklear).

    6. Otot obli$ue inferior, kontraksinya akan mengakibatkan ele!asi, ekstorsi dan

    abduksi yang dipersarafi oleh saraf ke III.

    &ambar 2.1 'natomi Otototot Penggerak ola *ata

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    2/23

    5

    2.1.2 Fisiologi

    2.1.1 Aspek Motorik 

    2.1.1.1 Fngsi Masing!masing Otot

    +etiap otot dari keenam otot ekstraokuler berperan dalam mengatur posisi

    mata dalam tiga sumbu rotasi. er-a primer suatu otot adalah efek utama yang

    ditimbulkannya pada rotasi mata. fek yang lebih ke/il disebut ker-a sekunder dan

    tersier. er-a setiap otot tergantung pada orientasi mata di dalam orbita dan

     pengaruh -aringan ikat orbita, yang mengatur arah ker-a otot ekstraokuler dengan

    men-adi origo mekanis fungsional otototot tersebut.2,

    Otot rektus medialis dan lateralis masingmasing menyebabkan aduksi dan

    abduksi mata, dengan efek ringan pada ele!asi atau torsi. Otot rektus !ertikalis

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    3/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    4/23

    7

    (hukum sheerington). engan demikian, pada dekstro!ersi (menatap ke kanan),

    otot rektus lateralis medialis kanan dan lateralis kiri mengalami inhibisi sementara

    otot rektus lateralis kanan dan medialis kiri terstimulasi.2,

    2.1.1.# Otot!otot Pasangan Seara$ %$km &ering'

    'gar gerakan kedua mata berada dalam arah yang sama, otototot agonis

    yang berkaitan harus menerima persarafan yang setara (hukum hering). Pasangan

    otot agonis dengan ker-a primer yang sama disebut pasangan searah ( yoke pair ).

    Otot rektus lateralis kanan dan rektus medialis kiri adalah pasangan searah untuk 

    menatap ke kanan. Otot rektus inferoir kanan dan obli$us superior kiri adalah

     pasangan searah untuk memandang ke kanan baah.2,

    2.1.1.( Perkem)angan *erakan Binoklar 

    +istem neuromuskular pada bayi masih belum matang sehingga tidak 

     -arang kese-a-aran mata belum stabil pada bulan3bulan pertama kehidupan.

    sode!iasi sementara adalah penyimpangan yang paling sering di-umpai dan

    mungkin berkaitan dengan imaturitas sistem akomodasi kon!ergensi.

    *embaiknya keta-aman penglihatan se/ara bertahap disertai pematangan sistem

    okulomotor memungkinkan pen-a-aran mata yang lebih stabil pada usia 2 bulan.

    +etiap kelainan pen-a-aran setelah usia ini harus diperiksa oleh oftalmolog. 2,

    2.1.2 Aspek Sensorik 

    2.1.2.1 Pengli$atan Binoklar

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    5/23

    8

    isetiap mata, segala yang ter/itra di fo!ea terlihat se/ara sub-ektif 

    sebagai tepat didepan. engan demikian, apabila dua ob-ek yang tidak serupa

    di/itrakan pada dua fo!ea. edua ob-ek tersebut akan terlihat tumpang tindih,

    tetapi ketidakserupaan tersebut akan menghambat fusi untuk membentuk suatu

    kesan tunggal. arena berbedanya titik nyaman (vantage point) di dalam ruang

    setiap mata, bayangan disetiap mata sebenernya sedikit berbeda dengan bayangan

    di mata sebelahnya. 4usi sensorik dan stereopsis merupakan dua proses fisiologik 

     berbeda yang berperan dalam penglihatan binokular.2,

    2.1.2.2 Fsi Sensorik dan Stereopsis

    4usi sensorik adalah proses yang membuat perbedaanperbedaan antara

    dua bayangan tidak disadar di bagian retina perifer. *asingmasing mata, terdapat

    titiktitik korespondensi yang bila tidak ada fusi akan melokalisasi rangsangan

     pada arah yang sama dalam ruang. alam proses fusi, nilai arah titiktitik ini dapat

    dimodifikasi. engan demikian, setiap titik di retina pada masingmasing mata

    mampu memfusikan rangsangan yang -atuh /ukup dekat dengan titik 

    korespodensi di mata yang lain. aerah titiktitik yang dapat difusikan ini disebut

    daerah panum.2,

    4usi dapat ter-adi karena perbedaanperbedaan ringan antara dua bayangan

    diabaikan, dan stereopsis atau persepsi kedalaman (dept perception)

     binokularnter-adi karena integrasi serebral kedua bayangan yang sedikit berbeda

    tersebut.2,

    5abel 2.1 4ungsi otototot mata.2

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    6/23

    9

    Otot er-a Primer er-a +ekunder  

    ektus lateralis (7) 'bduksi 5idak ada

    ektus medialis (*) 'duksi 5idak adaektus superior (+) le!asi 'duksi, intorsi

    ektus inferior (I) epresi 'duksi, ekstorsi

    Obli$uus superior (O+) Intorsi epresi, abduksi

    Obli$uus inferior (OI) kstorsi le!asi, abduksi

    2.2 Stra)isms

    2.2.1 +e,inisi

    +trabismus adalah keadaan dimana salah satu mata bisa tak se-a-ar dengan

    mata yang lain sehingga pada satu aktu hanya satu mata yang melihat ob-ek 

    yang dipandang. etidak se-a-aran tersebut dapat ter-adi di segala arah ke dalam,

    keluar, atas, baah, atau torsional. *a/amma/am strabismus diantaranya

    esotropia, e8otropia, hypertropia, dan hypotropia.2,#

    9ypotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata

    dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu

     penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang !ertikal ke arah inferior 

    (baah). 9ypertropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata

    dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu

     penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang !ertikal ke arah superior 

    (atas). ksotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata

    dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu

     penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang horiontal ke arah lateral.

    sotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata dimana

    salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu penglihatan

    lainnya menyimpang pada bidang horiontal ke arah medial.2,#

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    7/23

    A

    D

    B

    C

    10

    &ambar 2.1 *a/amma/am strabismus

    5erdapat pula strabismus dengan  A-V pattern yaitu  adanya perbedaan

    signifikan pada de!iasi horiontal antara upgaze dan downgaze dari posisi

    midline. Pada  A pattern, mata tampak lebih di!ergensi pada saat downgaze

    dibanding pada saat upgaze minimal sebesar 13 Prisma ioptri (P).+edangkan

     pada V pattern, di!ergensi meningkat pada upgaze dibandingkan downgaze

    minimal sebesar 1# P.2,#

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    8/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    9/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    10/23

    13

    Pada anak strabismus yang belum bisa bi/ara, pengutamaan fiksasi

    (fi8ation preferen/e) pada satu mata menun-ukan dugaan adanya ambiopia di mata

    sebelahnya. Pada anak yang belum bisa bi/ara dengan pe-a-aran motorik yang

     baik , perbedaan keta-aman yang ringan mungkin sulit dideteksi. erdasarkan

     perilaku mengikuti. +ebuah teknik pemeriksaan yang berguna dilakukan dengan

    memegang dasar prisma 1#23 P di depan mata sebelah baah untuk 

    menginduksi suatu perbedaan !ertikal pada bayangan. Pemeriksaan ini dikenal

    sebagai u-i tropia menginduksi, sedikit perbedaan dalam pengutamaan fiksasi

    dapat terdeteksi dengan mudah. 5eknik lain untuk mengukur keta-aman

     penglihatan se/ara kuantitatif pada anak ke/il adalah for/ed/hoise preferential

    looking.2,@

     b. *enetukan kesalahan refraksi

    Perlu dilakukan penentuan kelainan refraksi sikloplegik dengan

    retinoskopi. efraksi sikloplegik paling sering dilakukan dengan menggunakan

    larutan oftalmik /y/lopentolate 1=. adangkadang, digunakan larutan atau salep

    atropine 1= untuk mendapatkan sikloplegia sempurna pada anak dengan iris

     berarna gelap yang kurang berespons terhadap obatobat yang lebih lemah.2

    /. Inspeksi

    Inspeksi sa-a dapat memperlihatkan apakah strabismus yang ter-adi

    konstan atau intermiten, berpindahpindah atau tidak, dan apakah berubahubah.

    *ungkin -uga ditemukan adanya ptosis dan posisi kepala yang abnormal. 9arus

    diperhatikan kualitas fiksasi masingmasing mata dan kedua mata se/ara

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    11/23

    14

     bersmaan. >istagmus menndakan adanya fiksasi yang tidak stabil dan biasanya

     penurunan keta-aman penglihatan.2

    7ipatan epikantus yang menon-ol dan menghalangi seluruh atau sebagian

    sklera nasal dapat menimbulkan gambaran eotropia (pseudostrabismus) ,

    memperlihatkan u-i refleksi /ahaya yang normal pada kornea. 7ipatan epikantus

    yang menon-ol menghilang se/ara bertahap pada usia " atau # tahun.2

    2.2. Jenis!"enis Pemeriksaan Penn"ang

    a. Penentuan sudut strabismus (sudut de!iasi)

    a) 0-i tutup dan prisma

    0-i tutup terdiri atas empat bagian: u-i tutup, u-i membuka penutup, u-i tutup

     bergantian dan u-i tutup bergantian plus prisma.

    1. 0-i tutup

    +eaktu pemeriksa mengamati satu mata, di depan mata yang lain

    ditaruh penutup untuk menghalangi pandangannya terhadap sasaran.

    'pabila mata yang diamati bergerak untuk melakukan fiksasi, mata tersebut

    sebelunya tidak melakukan fiksasi pada sasaran, terdapat de!iasi yang

     bermanifestasi (strabismus). 'rah gerakan memperlihatkan arah

     penyimpangan, misalnya -ika mata yang diamati bergerak keluar untuk 

    melakukan fiksasi, terdapat esotropia.2

    2. 0-i membuka penutup

      +eaktu penutup diangkat setelah u-i tutup, dilakukan pengamatan pada

    mata yang sebelumnya terttutup tersebut. 'pabila posisi mata tersebut

     berubah, ter-adi interupsi penglihatan binokular yang menyebabkan

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    12/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    13/23

    16

    5erdapat 2 metode, hasil dari kedua metode tersebut harus dimodifikasi dengan

    mempertimbangkan sudut kappa.2

    1. *etode 9irs/hbeg

    2. *etode refleks prisma (u-i krimsky Ere!erseF)

      Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu /ahaya. +ebuah prisma

    ditempatkan di depan mata yang dipilih, dan kekuatan prisma yang diperlukan

    untuk membuat refleks /ahaya terletak di tengah kornea mata yang strabismus

    menentukan ukuran sudut de!iasinya.2

     b. &erakan dis-ungtif 

    a) on!ergensi

    +eaktu mengikuti sebuah benda yang bergerak mendekat, kedua mata

    harus berputar ke dalam untuk mempertahankan kese-a-aran sumbu penglihatan

    dengan obyek yang bersangkutan. Otototot rektus medialis berkontraksi dan

    otototot rektus lateralis berelaksasi di baah pengaruh stimulasi dan inhibisi

    saraf.2

    on!ergensi adalah suatu proses aktif dengan komponen !olunter dan

    in!olunter yang kuat. +alah satu pertimbangan penting dalam menge!aluasi

    otototot ekstraokular pada strabismus adalah kon!ergensi.2

    0ntuk memeriksa kon!ergensi, sebuah ob-ek ke/il atau sumber /ahaya

    se/ara perlahan dibaa mendekat ke -embatan hidung . Perhatian pasien

    ditu-ukan kepada benda tersebut dengan mengatakan C0sahakan sekuat

    mungkin -angan sampai bayangan terlihat gandaD. alam keadaan normal,

    kon!ergensi dapat dipertahankan sampai benda terletak dekat dengan -embatan

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    14/23

    17

    hidung. >ilai numerik kon!ergensi yang sebenernya dapat ditentukan dengan

    mengukur -arak dari -embatan hidung (/m) pada saat mata CkalahD (saat mata

    yang nondominan bergerak ke lateral sehingga kon!ergensi tidak lagi dapat

    dipertahankan). 5itik ini disebut titik dekat kon!ergensi , dan nilai sampai # /m

    dianggap masih dalam batas normal.2

     b) i!ergensi

    /. Pemeriksaan sensorik 

    a) Pemeriksaan +tereopsis

     b) Pemeriksaan +upresi

    /) Pemeriksaan 4usi

    2.2./ Kelainan Sensorik pada Stra)isms

    elainan sensorik pada strabismus, hingga @ atau ? tahun , otak biasanya

    mengembangkan berbagai respons terhadap penglihatan binokular yang abnormal;

    respons ini mungkin tidak timbul bila onset strabismusnya setelah usia tersebut.

    elainankelainan tersebut adalah diplopia, supresi, anomali korespondensi retina

    dan fiksasi eksentrik.2

    a. iplopia

    edua fo!ea menerima bayangan yang berbeda. Ob-ek yang terlihat oleh

    salah satu fo!ea di/itrakan pada daerah retina perifer di mata yang lain. ayangan

    fo!ea terlokalisasi tepat di depan, sedangkan bayangan retinaperifer dari ob-ek 

    yang sama di mata yang lain dilokalisasi di arah yang lain. engan demikian,

    ob-ek yang sama terlihat di dua tempat (diplopia).

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    15/23

    18

     b. +upresi

    alam kondisi penglihatan binokular pasien strabismus, bayangan yang

    terlihat di salah satu mata men-adi predominan dan yang terlihat di mata yang lain

    tidak dipersepsikan (supresi)

    /. 'mbliopia

    Pengalaman !isual abnormal berkepan-angan yang dialami oleh seorang

    anak berusia kurang dari @ tahun dapat menyebabkan ambliopia

    d. 'nomali korespondensi retina

    e. 4iksasi eksentrik 

    2.2.0 Penatalaksanaan

    5er-adinya strabismus adalah akibat dari tidak dipenuhinya syarat2

     binokuler !ision normal, karena itu tu-uan pengobatan strabismus adalah

    mendapatkan binokuler !ision yang baik.2, 

    5iga tahap pengobatan strabismus :2,

    1. *emperbaiki !isus masingmasing mata :

    engan menutup mata yang baik

    Pemberian ka/a mata

    7atihan ( oleh orthoptist )

    2. *emperbaiki kosmetik :

    *ata diluruskan dengan -alan operasi

    Pemberian ka/a mata

    ombinasi keduanya

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    16/23

    19

    . Penglihatan binokuler :

    7atihan orthopti/

    Operasi G orthopti/

    a/a mata G orthopti/

    Aadi pengobatan strabismus dapat disimpulkan :2,

    '. >on operatif 

    1. a/a *ata

    2. Orthopti/s :

    a. Oklusi *ata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat dengan mata

    yang ambliopia. Oklusi sebagian -uga harus bisa dilakukan dengan

    membrane plastik, pita, lensa, atau mata ditutup dengan berbagai /ara.

     b. Pleopti/

    /. Obatobatan

    d. 7atihan +ynoptophore

    . *emanipulasi akomodasi

    a. 7ensa plus B dengan miotik

    *enurunkan beban akomodasi dan kon!ergensi yang menyertai

     b. 7ensa minus dan tetes siklopegik

    *erangsang akomodasi pada anakanak 

    ". Penutup *ata

    Aika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan

    merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan /ara menutup mata

    yang normal dengan plester mata khusus (eye pat/h). Penggunaan plester mata

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    17/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    18/23

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    19/23

    22

    5erapi pemeliharaan terdiri dari penutupan paruh aktu yang

    dilan-utkan setelah fase perbaikan untuk mempertahankan penglihatan

    terbaik meleati usia di mana ambliopia kemungkinan besar kambuh

    (sekitar usia ? tahun).

    2. 5erapi atropin

    eberapa anak intoleran terhadap terapi oklusi. Pada kasuskasus

    seperti ini yang memiliki hiperopia sedang atau tinggi, terapi atropin

    mungkin efektf. 'tropin menyebabkan siklopegia sehingga menurunkan

    kemampuan akomodasi. *ata yang baik ditetesi dengan atropin, digunakan

    ka/amata untuk memfokuskan mata tersebut hanya untuk fiksasi -auh atau

    dekat. i luar aktu tersebut, pasien didorong menggunakan mata yang

    ambliopik. 5etes atropin 1 = setiap beberapa hari biasanya /ukup untuk 

    menimbulkan siklopegia menetap.?13 

     b. 'lat optik 2,H,11

    1. a/a mata

    'lat optik terpenting dalam pengobatan strabismus adalah ka/amata

    yang diresepkan se/ara akurat. larifikasi /itra retina yang dihasilkan oleh

    ka/amata memungkinkan mata menggunakan mekanisme fusi alamiah

    sebesarbesarnya. esalahan refraksi yang ringan tidak perlu diperbaiki.

    'pabila terdapat hiperopia dan esotropia yang bermakna, esotropia tersebut

    mungkin (paling tidak sebagian) disebabkan oleh hiperopia (esotropia

    akomodatif). esep ka/amata mengkompensasikan temuantemuan

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    20/23

    23

    sikloplegik penuh. 'pabila mungkin, gunakan ka/amata bifokus yang

    memungkinkan relaksasi untuk akomodasi penglihatan dekat.

    2. Prisma

    Penggunaan prisma pada pasien strabismus deasa umumnya

    diterapkan. Indikasi untuk penggunaan didasarkan dari keadaan pasien

    indi!idu. +trabismus sudut ke/il dengan diplopia adalah kondisi yang paling

    umum di mana prisma akan efektif. +ebagai /ontoh, pasien dengan de!iasi

    !ertikal #6 dioptri (satuan pengukuran sudut penyimpangan; salah satu

    diopter sama dengan sekitar dera-at sudut), yang merupakan comitant 

    (artinya sama di semua arah tatapan), disarankan menggunakan prisma.

    Prisma mungkin berguna pada pasien yang menun-ukkan koreksi lebih aal

    setelah operasi strabismus, dan mungkin efektif dalam membantu men-aga

    binocularity baik. Prisma -uga telah digunakan dalam membantu ahli bedah

    memutuskan berapa banyak operasi dilakukan.  Prism Adaptation  Trial 

    menun-ukkan beberapa efekti!itas dalam e!aluasi pra operasi di esotropia.

    Pasien yang merespon terhadap prisma (bino/ularly) dan yang sudut

    meningkat menun-ukkan keberhasilan bedah yang lebih besar. >amun,

    harus disebutkan baha prisma tidak memiliki kelemahan, terutama prisma

    dibatasi oleh fakta baha tidak praktis untuk memperbaiki penyimpangan

     besar karena ketebalan dan berat prisma. +elain itu, pasien yang de!iasi

    incomitant   atau perubahan dari satu posisi tatapan lain dapat men-adi

    diplopia. +elain itu, pasien yang biasanya tidak memakai ka/amata mungkin

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    21/23

    24

    menemukan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan ka/amata dengan

     prisma.

    Prisma menghasilkan pengarahan ulang garis penglihatan se/ara

    optis. 0nsurunsur retina dibuat segaris untuk menghilangkan diplopia.

    Pen-a-aran sensorik mata yang tepat -uga merupakan suatu bentuk terapi

    antisupresi. 'pabila digunakan sebelum operasi, prisma dapat merangsang

    efek sensorik yang akan timbul setelah tindakan bedah. Pada pasien dengan

    de!iasi horiontal, prisma akan memperlihatkan kemampuan pasien untuk 

    memfusikan de!iasi !ertikal ke/il yang simultan, sehingga dapat merupakan

    indikasi apakah -uga harus dilakukan tindakan bedah untuk komponen

    !ertikal. Pada anak dengan esotropia, dapat digunakan prisma sebelum

    operasi untuk memperkirakan pergeseran posisi pas/aoperasi yang dapat

    mementahkan hasil pembedahan, dan ren/ana pembedahan dapat

    dimodifikasi sesuai hal tersebut (u-i adaptasi prisma).

    /. Obat farmakologik :

    1. *iotik  

    kotiopat iodida dan isoflurorat menyebabkan asetilkolinesterase

    inaktif ditaut neuromuskular sehingga efek setiap impuls saraf menguat.

    'komodasi men-adi lebih efektif relatif terhadap kon!ergensi daripada

    sebelum pengobatan. arena akomodasi mengontrol refleks dekat (trias

    akomodasi, kon!ergensi, dan miosis), penurunan akomodasi akan

    menurunkan kon!ergensi dan sdudut de!iasi akan se/ara bermakna

     berkurang, sering sampai nol.

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    22/23

    25

    2. 5oksin botulinum

    Penyuntikan toksin botulinum tipe ' (oto8) ke dalam suatu otot

    intraokular menimbulkan paralisis otot tersebut yang lamanya bergantung

    dosis. Penyuntikan diberikan dibaah kontrol posisi se/ara elektromiografik 

    dengan menggunakan -arum elektroda bipolar. 5oksin berkaitan erat dengan

     -aringan otot. osis yang digunakan sangat ke/il sehingga tidak ter-adi

    toksisitas sistemik. 0ntuk memperoleh efek menetap, biasanya diperlukan

    dua kali in-eksi atau lebih.

    d. Ortoptik 

    +eorang ortoptis dilatih untuk menguasai metodemetode

     pemeriksaan dan terapi pasien strabismus. +eorang ortoptis dapat membantu

    dalam terapi praoperasi, terutama pada pasienpasien dengan ambliopia.

    B. Terapi Beda$

    erbagai perubahan dalam efek rotasi suatu otot ekstraokular dapat di!apai

    dengan tindakan bedah. Jaitu:2,H

    1. eseksi dan resesi.

    *erupakan tindakan sederhana dengan memperkuat otot ekstraokular dan

    melemahkan otot ekstraokular. eseksi dimana otot dilepaskan dari mata,

    diregangkan lebih pan-ang se/ara terukur, kemudian di-ahit kembali ke mata,

     biasanya ditempat insersi semula. esesi dimana otot dilepas dari mata,

    dibebaskan dari perlekatan fasia, dan dibiarkan mengalami retraksi. Otot tersebut

    di-ahit kembali ke mata pada a-arak tertentu di belakang insersinya semula.

  • 8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus

    23/23

    26

    2. Penggeseran titik perlekatan otot

    9al ini dapat menimbulkan efek rotasional yang sebelumnya tidak dimiliki

    otot tersebut. *isalnya pergeseran !ertikal kedua otot rektus horiontal di mata

    yang sama akan mempengaruhi posisi !ertikal mata. Penggeseran !ertikal otot

    rektus horiontal dalam arah yang berlaanan mempengaruhi posisi horiontal

    mata seaktu memandang ke baah dan ke atas.

    . 5indakan faden

    *erupakan suatu operasi khusus untuk melemahkan otot, disebut -uga

    tindakan fiksasi posterior. alam operasi ini di/iptakan suatu insersi otot baru

     -auh dibelakang insersi semula. 9al ini menyebabkan pelemahan mekanis otot

    seaktu mata berotasi di dalam bidang ker-anya. 'pabila dikombinasi dengan

    resesi otot yang sama, operasi faden menimbulkan efek melemahkan yang

    men/olok tanpa perubahan bermakna pada posisi primer mata.