Bab II Kopergu (4-34)

48
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi 2.1.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 disebutkan bahwa bentuk perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan, dan dalam penjelasannya disebut bahwa, bentuk perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Koperasi berasal dari penggabungan dua buah suku kata yaitu Co dan Operation yang memiliki makna bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Edy Karsono (2005 : 11) menyatakan bahwa pengertian koperasi adalah : Suatu wadah perkumpulan yang memiliki anggota orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota 4

Transcript of Bab II Kopergu (4-34)

Page 1: Bab II Kopergu (4-34)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Koperasi

2.1.1. Pengertian Koperasi

Dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 disebutkan bahwa

bentuk perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan, dan

dalam penjelasannya disebut bahwa, bentuk perusahaan yang sesuai dengan

itu ialah koperasi.

Koperasi berasal dari penggabungan dua buah suku kata yaitu Co dan

Operation yang memiliki makna bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama.

Menurut Edy Karsono (2005 : 11) menyatakan bahwa pengertian

koperasi adalah :

Suatu wadah perkumpulan yang memiliki anggota orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan menganut sistem kekeluargaan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Menurut wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

(http://id.wikipedia.org/wiki/koperasi) pengertian koperasi adalah :

Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

4

4

Page 2: Bab II Kopergu (4-34)

Menurut Dr. Muhammad Hatta dalam bukunya “The Movement in

Indonesia”(http://emperordeva.wordpress.com/2008/05/26/makalahpengertian

-koperasi/) beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah :

Usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari solidaritas, individualitas, menolong diri sendiri, jujur

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pengertian koperasi adalah :

Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu

badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan dan

bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.

2.1.2. Landasan Asas dan Tujuan Koperasi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992

pasal 2 dinyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi di Indonesia pada prinsipnya sama dengan koperasi yang ada

di negara-negara lain, hanya asas dan dasarnya yang berbeda. Karena

5

Page 3: Bab II Kopergu (4-34)

koperasi Indonesia harus disesuikan dengan ciri khas bangsa Indonesia, yaitu

kekeluargaan dan gotong-royong.

Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang atau badan-badan

hukum secara bersama-sama, bergotong-royong berdasarkan rasa

kebersamaan untuk meningkatkan kepentingan perekonomian para

anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Untuk menentukan arah tujuan

koperasi agar selaras dengan cita-cita seluruh bangsa Indonesia, maka

koperasi Indonesia harus memiliki tujuan

Sedangkan tujuan koperasi menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 3 dinyatakan bahwa koperasi

bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2.1.3. Fungsi Dan Peran Koperasi

Fungsi koperasi erat kaitanya dengan tatanan perekonomian

Indonesia, karena koperasi tidak hanya sekedar mementingkan kesejahteraan

anggotanya, tetapi kepentingan dan kelangsungan hidup masyarakat pun ikut

diperhartikan oleh koperasi. Dalam melakukan kegiatanya koperasi

mempunuai fungsi dan berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat. Hal tersebut tertulis dalam Undang-

6

Page 4: Bab II Kopergu (4-34)

Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 4 dinyatakan bahwa

fungsi dan peran koperasi adalah :

a.   Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b.   Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat

c.   Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya 

d Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

dan demokrasi ekonomi.

2.1.4. Prinsip Koperasi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5

ayat 1 prinsip koperasi sebagai berikut :

a.   Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 

b.   Pengelolaan dilakukan secara demokratis 

c.   Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota 

d.   Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 

e.  Kemandirian

7

Page 5: Bab II Kopergu (4-34)

2.1.5. Keanggotaan Koperasi

Seperti diketahui bersama bahwa setiap bentuk organisasi selalu

mempunyai anggota. Karena organisasi tanpa memiliki anggota jelas itu

bukan suatu organisasi. Begitu pula dengan koperasi merupakan suatu

organisasi atau badan usaha yang mempunyai banyak anggota.

Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi

1998), dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 pasal

17 ayat 1 disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan

dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda.

Identitas ganda maksudnya adalah anggota koperasi merupakan pemilik

sekaligus pengguna jasa koperasi.

Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi

aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian, sepanjang tidak

merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan

kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud

untuk menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi

2.1.6. Struktur Organisasi Koperasi

Organisasi koperasi terbagi menjadi dua yaitu koperasi sekunder dan

koperasi primer. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan koperasi.

8

Page 6: Bab II Kopergu (4-34)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992

tentang perkoprasian, penjelasan Pasal 15 bahwa ”Koperasi Sekunder

meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi

primer dan atau koperasi Sekunder berdasarkan kesamaan kepentingan dan

tujuan efisiensi.”

Koperasi Sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun

koperasi berbagai jenis atau tingkatan dan sekunder secara umum. Pendirian

Koperasi Sekunder dalam berbagai tingkatan selama ini dikenal dengan

sebutan (1) Pusat, (2) Gabungan, dan (3) Induk.

Dalam Pasal 6 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia nomor 25

tahun 1992 tentang perkoprasian pembentukan koperasi sekunder dibentuk

oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi primer.

Sedangkan koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang-seorang, sekurang-kurangnya 20 orang (Pasal 6 ayat 1

Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoprasian). Struktur koperasi sekunder dan primer secara umum tampak

pada gambar 2.1 dan 2.2 berikut ini :

9

Page 7: Bab II Kopergu (4-34)

Gambar 2.1.Struktur Organisasi Koperasi Sekunder

Gambar 2.2.Struktur Organisasi Koperasi Primer

2.1.7. Modal Kopersi

Setiap koperasi dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-

hari selalu membutuhkan modal (working capital). Modal ini misalnya

digunakan untuk membayar pengurus, gaji karyaan, membeli barang, dan

pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai operasi

koperasi.

10

RAPATANGGOTA

Pengurus Pengawas

Manager

Bidang Usaha………….

Bidang Usaha………….

Bidang Usaha………….

Bidang Usaha………….

Bidang Usaha………….

Pusat Koperasi

Gabungan Koperasi

Induk Koperasi

Koperasi Primer

Page 8: Bab II Kopergu (4-34)

Pengendalian jumlah modal koperasi yang tepat akan menjamin

kontinuitas operasional dari koperasi secara efisien dan ekonomis. Bilamana

modal koperasi terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal koperasi

melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah dana menggangur. Padahal dana

tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka

peningkatan keuntungan koperasi. Tetapi bilamana modal koperasi terlalu

kecil atau kurang, maka koperasi tidak akan dapat memenuhi kewajiban-

kewajibannya.

Sumber Modal koperasi Menurut Undang-undang Perkoperasian

No. 25 Tahun 1992 modal koperasi bersumber dari hal-hal berikut ini :

a. Modal Sendiri, modal ini diperoleh dari beberapa simpanan (pasal 41

ayat 2), yaitu :

1. Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama

banyaknya dan harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota.

Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus

dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan

11

Page 9: Bab II Kopergu (4-34)

yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil

kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

3. Dana cadangan

Dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup modal sendiri dan

menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Hibah

Hibah adalah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat

dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat

hibah/pemberian dan tidak mengikat.

b. Modal Pinjaman, yaitu modal yang berasal dari para anggota sendiri / dari

koperasi lain atau dari lembaga-lembaga keuangan / bank. Selain hal

tersebut, maka dapat diperoleh modal dengan cara penerbitan obligasi dan

surat utang lainnya sesuai dengan perundangan berlaku (pasal 41 ayat 3).

c. Modal Penyertaan (pasal 42), yaitu modal yang bersumber dari

pemerintah atau dari masyarakat dalam bentuk investasi, terutama dalam

hubungan ini diatur bahwa para pemilik modal penyertaan tidak

mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota dan dalam menentukan

kebijakan koperasi secara keseluruhan, namun pemilik modal tersebut

dapat diikutkan dalam pengelolaan dan pengawasan usaha investasi sesuai

dengan perjanjian.

12

Page 10: Bab II Kopergu (4-34)

2.1.8. Sisa Hasil Usaha Koperasi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992

pasal 45 ayat 1 menyatakan bahwa :

Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutanDari pernyataan tersebut bisa kita simpulkan, sisa hasil usaha adalah

laba bersih atau pendapatan yang diperoleh dalam setahun dikurangi dengan

penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan.

Dalam pembagian sisa dari usaha koperasi kepada masing-masing

anggota tidak seluruhya diberikan, akan tetapi sebagian disimpan untuk dana

cadangan sebagai modal koperasi, perlu diperhatikan pula bahwa dalam

pembagian sisa hasil usaha harus menurut anggaran dasar koperasi, agar

ketertiban selalu terjaga.

Pembagian sisa hasil usaha dari koperasi dapat dirinci sebagai berikut,

tetapi tentu saja pembagian ini hanya merupakan pedoman atau gambaran dan

dapat disesuaikan dengan kondisi serta menurut hasil keputusan rapat

anggota.

25 % sebagai dana cadangan koperasi

30 % diperuntukan bagi anggota disesuikan dengan banyakya pembelian

pada koperasi

20 % diperuntukan bagi anggota penyimpan

10 % diperuntukan bagi pengurus koperasi

13

Page 11: Bab II Kopergu (4-34)

5 % diperuntukan bagi karyawan

5 % diperuntukan bagi dana pendidikan

2,5 % diperuntukan bagi sumbangan dana sosial

2,5 % diperuntukan bagi sumbangan dana pembangunan daerah setempat

Dalam melakukan kegiatan-kegiatannya koperasi tidak hanya

melayani para anggota tetapi juga non anggota. Sehingga penerimaan hasil

usaha dari bukan anggota akan dibagi sebagai berikut :

30 % untuk dana cadangan

10 % untuk pengurus koperasi

5 % untuk dana karyawan

5 % untuk dana sosial

50 % untuk dana pembangunan daerah kerja

2.2. Laporan Keuangan

2.2.1. Arti Penting Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat diperlukan bagi koperasi dan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan pada umumya dimaksudkan

untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan tiga aspek dalam

koperasi, aspek yang pertama meliputi laporan yang disusun untuk

memberikan informasi tentang hasil usaha, yang kedua laporan yang disusun

untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan koperasi dan yang

14

Page 12: Bab II Kopergu (4-34)

ketiga laporan yang disusun untuk menunjukkan tentang sumber dan

penggunaan dana yang mengakibatkan perubahan posisi finansial koperasi.

Analisa terhadap laporan keuangan dalam ini hal dimaksudkan

sebagai suatu usaha untuk membuat informasi dalam suatu laporan keuangan

yang bersifat komplek kedalam elemen yang lebih sederhana dan mudah

dipahami.

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memiliki

berbagai keterbatasan dan disusun berdasar ketentuan yang pada umumnya

tidak keseluruhannya dipahami oleh berbagai pihak yang tidak mempelajari

tentang akuntasi.

Menurut Djarwanto (1993 : 5) menyatakan bahwa :

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan dan diringkas dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.

Menurut Zaki Baridwan (1992 : 17) mengemukakan bahwa :

“Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses penetapan,

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Soemarsono (1992 : 1) mengemukakan bahwa :

Laporan keuangan merupakan suatu laporan dari suatu badan usaha yang menggunakan teknik serta prosedur tertentu dari suatu transaksi atau peristiwa yang bersifat keuangan, berdasar hal tersebut pihak yang berkepentingan dapat menggunakan pengambilan keputusan

15

Page 13: Bab II Kopergu (4-34)

Berdasarkan kutipan pada http://library.usu.ic.id, Dra Siti Mirhani, MM Ak,

Masalah Akuntansi, laporan keuangan koperasi adalah :

Laporan keuangan koperasi, pada tiap akhir periode akuntansi koperasi membuat laporan keuangan dengan cara membuat terlebih dahulu neraca saldo dan keterangan yang diperlukan untuk pembuatan ayat penyesuaian yang disusun dalam sebuah neraca lajur, kemudian laporan keuangan yaitu perhitungan rugi-laba yang disebut perhitungan hasil usaha, neraca dan laporan perubahan modal disebut ikhtisar perubahan posisi kekayaan bersih.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil dari suatu proses pencatatan, ringkasan dan penggolongan

transaksi yang terjadi selama jangka waktu tertentu kemudian dilakukan

penafsiran untuk berbagai tujuan.

Laporan keuangan koperasi yang disusun oleh manajemen atau

pengurus biasanya terdiri dari, menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 27 (Revisi 1998) :

a. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan

ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

b. Perhitungan Laba-rugi atau Hasil Usaha

Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai

pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama

periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang

disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil

usaha dengan anggota dan laba/rugi kotor dengan non-anggota.

16

Page 14: Bab II Kopergu (4-34)

Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari

usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba

tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas

yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas

dan saldo akhir kas pada periode tertentu.

d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang

memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi

selama satu tahun tertentu.

Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu:

1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa

bersama.

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun

berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota

dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa

hasil usaha tahun berjalan.

17

Page 15: Bab II Kopergu (4-34)

Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis

koperasi dan usaha yang dijalankannya.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang

memuat :

1. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

a). Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota

b). Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan,

piutang dan sebagainya.

c). Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota

2. Pengungkapan informasi lain diantaranya :

a). Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik

yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga

maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.

b). Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan

mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan

pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan

untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.

c). Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota.

18

Page 16: Bab II Kopergu (4-34)

d). Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi

koperasi dengan anggota dan non-anggota.

e) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang

diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.

f). Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik

koperasi.

g). Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan

saham dari perusahaan swasta.

h). Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.

i). Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.

j). Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting

yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian

laporan keuangan

2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan

19

Page 17: Bab II Kopergu (4-34)

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan

pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak

diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan

pengurus atau pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah

dilakukan atau pertanggungjawaban pengurus berbuat demikian agar mereka

dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya untuk

mengangkat kembali atau mengganti kepengurusan.

Tujuan laporan keuangan dapat dipisahkan menjadi dua yaitu tujuan

umum dan tujuan kualitatif. Penjelasan dalam Prinsip Akuntansi Indonesia

(PAI) 1998, mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Tujuan Umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu

perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi

kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha

dalam rangka memperoleh laba.

20

Page 18: Bab II Kopergu (4-34)

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan

dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi

mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan

pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksaan akuntansi

yang dianut perusahaan.

b. Tujuan Kualitatif

Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas

berikut:

1. Relevan

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud

penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para

pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya,

betapapun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi. Sehubungan dengan

tujuan relevansi seyogyanya dipilihlah metode-metode pengukuran

dan pelaporan akuntansi keuangan yang akan membantu sejauh

mungkin para pemakai dalam pengambilan jenis-jenis keputusan yang

memerlukan penggunaan data akuntansi keuangan. Dalam

21

Page 19: Bab II Kopergu (4-34)

pertimbangan relevansi daripada informasi yang bertujuan umum,

perhatian difokuskan kepada kebutuhan umum pemakai, dan bukan

pada kebutuhan khusus pihak-pihak tetentu, dengan demikian suatu

informasi mungkin mempuyai tingkat relevansi yang tinggi untuk

kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansinya bagi

kegunaan yang lain.

2. Dapat Dimengerti

Informasi harus dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan

dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas

pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga

diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas-

aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta

istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

3. Daya Uji

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-

pertimbangan dan pendapatan yang subjektif. Hal ini berhubungan

dengan keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan

penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan

pada realita objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan

manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarnya oleh para

pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran

yang sama.

22

Page 20: Bab II Kopergu (4-34)

4. Netral

Informasi harus dirahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan

tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.

Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang

menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan

merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang

berlawanan.

5. Tepat Waktu

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat

digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan

keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya

pengambilan keputusan tersebut.

6. Daya Banding

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode

sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan

keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama

pula. Adanya berbagai alternatif praktek akuntansi dewasa ini

menyulitkan tercapainya daya banding antar perusahaan. Dalam

penekanan harus dilakukan pada daya banding yang tercapai antar

periode dalam satu perusahaan, yaitu dengan menerapkan metode

akuntansi yang sama dari tahun ke tahun atau yang lebih dikenal

23

Page 21: Bab II Kopergu (4-34)

dengan prinsip konsistensi. Namun hal ini tidak berarti bahwa

perusahaan tidak boleh merubah metode akuntansi yang selama ini

dianutnya. Perusahaan tetap diperkenankan melakukan perubahan atas

metode atau prinsip yang dianut, bila prinsip yang baru tersebut

dianggap lebih baik. Selanjutnya, sifat dan pengaruh serta alasan

dilakukannya perubahan harus diungkapkan dalam laporan keuangan

periode terjadinya perubahan.

7. Lengkap

Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data

akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan

kualitatif diatas dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standart

pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Standart ini

tidak hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang

penting, melainkan juga penyajian fakta-fakta tersebut sedemikian

rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Untuk itu maka

harus terdapat klasifikasi, susunan, serta instilah yang layak dalam

laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi

tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan

keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.

24

Page 22: Bab II Kopergu (4-34)

2.2.3. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi

keuangan mengenai suatu badan usaha, pihak-pihak yang berkepentingan atau

dalam hal ini pemakai laporan keuangan adalah :

a. Manajemen / Pengurus

Berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengetahui

posisi keuangan periode lalu dengan mengetahui posisi keuangan

koperasi. Manajemen dapat menyusun rencana yang baik untuk mencapai

tujuan koperasi dan bekerja lebih efisien lagi.

b. Anggota

Anggota dalam hal ini diwakili oleh organisasinya berkepentingan

terhadap laporan keuangan untuk melihat kemampuan koperasi dalam

menghasilkan usaha yang lebih baik

c. Kreditur

Bagi kreditur laporan keuangan sangat diperlukan karena dari laporan

keuangan tersebut kreditur dapat mengetahui kemajuan koperasi untuk

membayar hutangnya dan beban bunganya serta mengetahui apakah

kredit yang diberikan itu cukup mendapat jaminan dari koperasi.

d. Investor / Penanam Modal

Invetor berkepentingan terhadap laporan keuangan dalam rangka

kebijaksanaan penanam modal. Dari laporan keuangan investor dapat

25

Page 23: Bab II Kopergu (4-34)

mengetahui prospek koperasi di masa yang akan datang beserta keamanan

dana yang ditanamkan kepada koperasi.

e. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan, mereka

membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas, menetapkan kebijakan

pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

2.2.4. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan koperasi merupakan hasil dari proses akuntasi yang

meliputi neraca, perhitungan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan

posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang

disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan koperasi

kepada pihak yang membutuhkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan keputusan ekonomi.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Dwi Pratomo (1995 :

30) mengemukakan bahwa :

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

26

Page 24: Bab II Kopergu (4-34)

Sedangkan Syamsudin (1995 : 3) mengemukakan bahwa :

“Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan

ratio-ratio untuk menilai keadaan perusahaan dimasa lalu, saat ini dan

yang akan datang”.

Jadi dalam hal ini laporan keuangan perlu dianalisis guna mengetahui

perkembangan maupun kemunduran koperasi dalam menjalankan

aktivitasnya.

2.2.5. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo (1995:31)

mencakup empat hal yaitu :

“Pertama, sebagai screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger. Kedua, sebagai alat forecasting megenai kondisi kinerja keuangan dimasa datang. Ketiga, sebagai proses diagnosa terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya. Keempat, sebagai alat evaluasi terhadap manajemen”.

Hasil analisis laporan keuangan sebagai alat screening awal yang

memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

kondisi dan kinerja keuangan suatu koperasi. Biasa digunakan sebagai dasar

sebelum melakukan investasi.

Hasil analisis laporan keuangan forecasting memberikan informasi

mengenai prestasi koperasi selama periode tertentu karena memberikan

informasi tentang kewajiban pembayaran kas dan sumber daya mewujudkan

kas akan diterima masa mendatang, sehingga dapat membantu pihak-pihak

27

Page 25: Bab II Kopergu (4-34)

yang berkepentingan untuk menentukan harapanya mengenai prestasi

koperasi dimasa mendatang.

Hasil analisis laporan keuangan digunakan untuk mendiagnosis

tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu koperasi, hasil yang dianggap baik

dipertahankan sedangkan, yang kurang baik memerlukan analisis lebih lanjut

untuk perencanaan masa akan datang.

Analisa laporan keuangan sebagai alat evaluasi terhadap

manajemen/pengurus membantu dalam menilai manajemen masa lalu dan

prospeknya di masa depan. Dapat menunjukkan apakah manajemen dapat

merencanakan dan mengimplementasikan ke setiap tindakan secara konsisten

dengan tujuan memaksimalkan kemakmuran anggota koperasi.

2.3. Rasio Keuangan

Untuk melihat kinerja keuangan koperasi, maka harus dilakukan

pengolahan lebih lanjut atas laporan keuangan koperasi. Analisa Rasio (Ratio

Analysis) adalah salah satu cara untuk menghitung dan menginterpretasikan

rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja koperasi.

Analisa rasio dapat dilakukan secara cross section (Cross-Sectional

Analysis), time series (Time-Series Analysis), ataupun Combined Analysis

(menggabungkan analisa cross section dan analisa time series). Dengan Cross-

ectional Analysis berarti kita membandingkan rasio keuangan koperasi berbeda

untuk waktu yang sama, misalnya membandingkan koperasi dengan pesaing

28

Page 26: Bab II Kopergu (4-34)

utama ataupun dengan perusahaan (cara ini disebut dengan benchmarking).

Dengan Time-Series Analysis, berarti kita melakukan evaluasi atas

perkembangan kinerja koperasi melalui rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dari :

a. Rasio Likuiditas

Menurut Alex S. Nitisemito (1984 : 33) pengertian likuiditas adalah

sebagai berikut :

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya yang segera harus dibayar, untuk dapat memenuhi kewajibanya yang sewaktu-waktu ini maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yaitu berupa aktiva lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar daripada jumlah kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi yang berupa hutang lancar

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. (http:

//id.wikipedia.org/wiki/likuiditas) pengertian likuiditas adalah :

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.

Menurut S.Munawir (1997 : 31) menyatakan bahwa :

Pengertian likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenihi kewajiban keuangan pada saat ditagih

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah

kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban atau hutang

jangka pendeknya di bayar dengan harta lancarnya.

Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio likuiditas adalah

29

Page 27: Bab II Kopergu (4-34)

1. Current rasio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar. Ini untuk memperlihatkan keamanan pemberi utang

(Sartono, 1997 : 121) dan diformulasikan sebagai berikut :

Aktiva lancarCurrent rasio =

Hutang lancar

2. Quick rasio, rasio ini memperhitungkan aktiva yang benar-benar likuid

saja yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan

dengan hutang lancar (Sartono, 1997 : 122), dan diformulasikan sebagai

berikut :

Aktiva lancar - PersediaanQuick rasio = Hutang lancar

3. Cash rasio, yaitu perbandingan antara kas dengan hutang lancar, rasio

ini menganggap bahwa persediaan dan piutang adalah aktiva yang

kurang likuid, dimana dengan kas dapat mengukur kemampuan yang

sesungguhnya untuk memenuhi kewajiban. Rasio ini diformulasikan

sebagai berikut :

Kas + BankCash rasio =

Hutang lancar

30

Page 28: Bab II Kopergu (4-34)

b. Rasio Solvabilitas

Menurut S. Munawir (199 : 32) pengertian solvabilitas adalah

sebagai berikut :

“Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik keuangan

jangka pendek maupun jangka panjang”.

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. (http:

//id.wikipedia.org/wiki/solvabilitas)

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

solvabilitas yaitu mengukur bagaimana kemampuan perusahaan membayar

utang jangka pendek dan jangka panjang.

Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio solvabilitas adalah diantaranya :

1. Total dedt to equity atau rasio hutang dengan modal sendiri yaitu

perbandingan antara jumlah dengan modal sendiri. Rasio ini

diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah hutangTotal dedt to equity =

Modal sendiri

31

Page 29: Bab II Kopergu (4-34)

2. Long turn debt to equity atau rasio hutang jangka panjang yaitu

perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal

sendiri. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah hutang jangka panjangLong Turn Debt to Equity =

Modal sendiri

3. Total debt to asset atau rasio hutang dengan aktiva yaitu perbandingan

antara jumlah hutang dengan aktiva. Dan rasio ini diformulasikan

sebagai berikut :

Jumlah hutangTotal Debt to Asset =

Jumlah aktiva

c. Rasio Rentabilitas

Menurut Bambang Riyanto (1993 :28) pengertian rentabilitas

sebagai berikut:

Rentabilitas adalah suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba selama

periode tertentu dan umumnya dirumuskan sebagai berikut : x 100,

Dimana L adalah laba yang diperoleh selama periode tertentu, dan M adalah modal atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

Jadi penilaian rentabilitas adalah merupakan suatu perbandingan

yang dipergunakan untuk mengetahui dan menilai tinggi rendahnya

kemampuan memperoleh laba dari kegiatan-kegiatan usaha dalam periode

(tahun buku) tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.

32

Page 30: Bab II Kopergu (4-34)

Rasio-rasio yang dipergunakan dalam rasio rentabilitas adalah

diantaranya :

1. Profit margin adalah perbandingan antara sisa hasil usaha (SHU)

dengan peredaran. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Sisa hasil usahaProfit margin = x 100 %

Peredaran

2. Operation ratio adalah perbandingan antara pengeluran dan peredaran.

Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

PengeluaranOperation ratio = x 100 %

Peredaran

3. Rate of return on net wort adalah perbandinga antara sisa hasil usaha

(SHU) dengan modal sendiri. Rasio ini diformulasikan sebagai berikut :

Sisa hasil usahaRate of return on net wort = x 100 %

Modal sendiri

2.4. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan koperasi merupakan hasil dari banyak keputusan

individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen atau pengurus.

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, hal 503)

adalah :

“Merupakan kata banda (n) yang artinya: 1. sesuatu yang dicapai, 2.

prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja (tt peralatan)”.

33

Page 31: Bab II Kopergu (4-34)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1996) pengertian kinerja adalah

sebagai berikut :

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kinerja keuangan adalah

penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu

perusahaan/koperasi untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa

akan datang

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

perusahaan/koperasi di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber

dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan

hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen

atau pengurus atas rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

34