BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI -...

31
18 BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI A. Pengertian Makki dan Madani Perkembangan dan dinamika turunnya wahyu mendapatkan respon yang sangat beragam, begitu pula peristilahan-peristilahan yang muncul dari kajian terhadap al-Qur'an. Mulai dari istilah ayat, surat, asbabun nuzul, waqaf, washal dan lain sebagainya. Yang tak kalah menarik mengenai istilah yang disebutkan dalam studi al-Qur'an adalah Makki dan Madani. Ada juga yang menyebut dengan istilah Makkiyah dan Madaniyyah. 1 Kata Makki dan Madani merupakan bagian dari terma yang ada dalam kajian al-Qur'an, yang dimaksudkan untuk memberikan nama jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota besar yang ada di Jazirah Arab, yaitu Makah dan Madinah. Selanjutnya dinisbahkan dengan isim sifat, yang ditandai dengan alamat ya’ nisbah, maka jadilah kata Makki dan Madani. Surat Makiyah ialah wahyu yang turun kepada Muhammad sebelum hijrah, meskipun surat itu tidak turun di Makah. Sedangkan Madaniyah ialah surat/ayat yang turun kepada rasulullah setelah hijrah, walaupun surat atau ayat itu turun di Makah. Seperti yang turun pada 1 Perlu juga dimengerti bahwa yang dimaksudkan dengan madaniyah di sini bukanlah sebuah terminologi madaniyah dalam kajian peradaban. Tapi madaniyah yang dipakai dalam terminologi kajian al-Qur'an. Karena dalam tradisi intelektual Islam (Arab- Persia-Melayu) untuk kata-kata kebudayaan digunakan kata-kata al-hadharah atau hadharah, sedangkan untuk kata-kata peradaban atau civilization digunakan kata-kata al-madaniyah atau madaniyah saja. Kata-kata yang sama pengertiannya dengan madaniyah ialah al- tsaqafah (peradaban).

Transcript of BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI -...

Page 1: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

18

BAB II

KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI

A. Pengertian Makki dan Madani

Perkembangan dan dinamika turunnya wahyu mendapatkan

respon yang sangat beragam, begitu pula peristilahan-peristilahan yang

muncul dari kajian terhadap al-Qur'an. Mulai dari istilah ayat, surat,

asbabun nuzul, waqaf, washal dan lain sebagainya. Yang tak kalah menarik

mengenai istilah yang disebutkan dalam studi al-Qur'an adalah Makki

dan Madani. Ada juga yang menyebut dengan istilah Makkiyah dan

Madaniyyah.1

Kata Makki dan Madani merupakan bagian dari terma yang ada

dalam kajian al-Qur'an, yang dimaksudkan untuk memberikan nama

jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

besar yang ada di Jazirah Arab, yaitu Makah dan Madinah. Selanjutnya

dinisbahkan dengan isim sifat, yang ditandai dengan alamat ya’ nisbah,

maka jadilah kata Makki dan Madani.

Surat Makiyah ialah wahyu yang turun kepada Muhammad

sebelum hijrah, meskipun surat itu tidak turun di Makah. Sedangkan

Madaniyah ialah surat/ayat yang turun kepada rasulullah setelah hijrah,

walaupun surat atau ayat itu turun di Makah. Seperti yang turun pada

1 Perlu juga dimengerti bahwa yang dimaksudkan dengan madaniyah di sini

bukanlah sebuah terminologi madaniyah dalam kajian peradaban. Tapi madaniyah yang dipakai dalam terminologi kajian al-Qur'an. Karena dalam tradisi intelektual Islam (Arab-Persia-Melayu) untuk kata-kata kebudayaan digunakan kata-kata al-hadharah atau hadharah, sedangkan untuk kata-kata peradaban atau civilization digunakan kata-kata al-madaniyah atau madaniyah saja. Kata-kata yang sama pengertiannya dengan madaniyah ialah al-tsaqafah (peradaban).

Page 2: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

19

saat fathu Makkah (penaklukan kota Makah), waktu haji wada'

(perpisahan) atau dalam perjalanannya.2

Sedangkan disebut ilmu Makki dan Madani, karena ia merupakan

bagian dari disiplin ilmu-ilmu al-Qur’an (‘ulum al-Qur'an) yang sudah

berdiri sendiri dan sitematis (mudawam) sebagai salah satu dari cabang-

cabang ilmu lainnya.3 Ilmu ini mempunyai keunikan tersendiri, karena

menerangkan dua fase (periode) penting turunnya ayat atau surat dalam

al-Qur’an, yakni fase Makah dan fase Madinah begitu pula sebaliknya.4

Dengan demikian, yang dimaksud dengan ilmu Makki dan Madani

adalah ilmu yang membahas ihwal bagian al-Qur'an–surat atau ayat–yang

Makki dan bagian yang Madani, baik dari segi arti dan maknanya, cara-

cara mengetahuinya, atau tanda masing-masing, maupun macam-

macamnya. Sedangkan Makki dan Madani sendiri adalah bagian-bagian

dari al-Qur'an, dimana ada sebagiannya termasuk Makki dan ada yang

termasuk Madani. Akan tetapi dalam memberikan kriteria mana yang

termasuk Makki dan mana yang termasuk Madani itu, atau di dalam

mendefinisikan masing-masingnya, ada beberapa teori dan pendekatan,

oleh karena terdapat perbedaan orientasi yang menjadi dasar tujuan

masing-masing.

2 As-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur'an, Bairut, Juz I, Dar al-Kutb al-‘Ilmiyah,

2000 M/ 1421 H., hlm. 19. 3 Sedangkan ke-mudawaman juga dijumpai pada cabang-cabang ‘ulum al-Qur'an

lainnya, semisal ilmu asbab an-nuzul, nasikh dan mansukh, munasabah, i’jaz al-Qur'an, ilmu qira’ah dan lainnya. Hal ini terjadi, setelah para ‘ulama abad V/VII H mengintegrasikan-nya menjadi satu ilmu atau satu pembahasan yang merupakan kumpulan dari seluruh cabang-cabang ilmu tentang al-Qur'an yang kemudian dikenal sebagai ‘ulum al-Qur'an yang mudawwam atau yang sudah tersusun secara sistematis. Abdul Djalal H.A. Ulumul Qur’an, Surabaya, Dunia Ilmu, 2000, hlm. 19-20.

4 Sebagimana diketahui bahwa al-Qur'an (yang ada sekarang ini) yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas terdiri dari 124 surat dan 6666 ayat–walaupun masih terjadi silang pendapat tentang jumlahnya–perlu diketahui fase-fase turunnya ayat atau surat dalam al-Qur'an. Syamsuri Yusuf, “Mengenal Klasifikasi Makiyah dan Madaniyah”, dalam Sukardi KD. (ed), Belajar Mudah ‘Ulumul Al-Qur'an; Studi Khazanah Ilmu al-Qur'an, Jakarta, Lentera Basritama, 2002, hlm. 135.

Page 3: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

20

Dari sekian banyak teori dan pendekatan yang digunakan untuk

menentukan antara surat atau ayat dalam al-Qur'an yang dapat

dikategorikan Makki dan Madani, dapat diklasifikasikan dalam beberapa

hal sebagai berikut;

1. Teori mulahazhatu makaanin (teori geografis) yang berorientasi pada

tempat turunnya surat atau ayat al-Qur'an. Artinya, surat atau ayat

dalam al-Qur'an yang diturunkan di Makah berarti makiyah–baik

waktu turunnya sebelum atau sesudah hijrah ke Madinah. Sedangkan

ayat atau surat yang turun setelah melakukan hijrah di Madinah

berarti disebut madaniyah.

2. Teori mulahadzat al-mukhathabin fi an-nuzul (teori subyektif), yaitu teori

yang berorientasi pada subyek siapa yang di-khitabi/dipanggil dalam

ayat. Jika subyeknya orang-orang Makah maka ayatnya dinamakan

Makiyah. Dan jika subyeknya orang-orang Madinah maka disebut

Madaniyah. Ini menunjukkan bahwa butuh penilaian seobyektif

mungkin—artinya bahwa usaha untuk mencarikan jalan keluar tetap

dibutuhkan. Menurut teori ini, yang dinamakan surat Makki adalah

berisi khitab kepada penduduk Makah dengan kata; “ya ayyuha an-nas”

(wahai manusia) atau “ya ayyuha al-kafirun” (wahai orang-orang kafir)

atau “ya bani Adama” (hai anak cucu Adam). Sebab kebanyakan

penduduk Makah adalah orang-orang kafir, maka tidak salah

dipanggil dengan panggilan orang kafir atau wahai manusia,

walaupun orang kafir di daerah lain juga turut dipanggil. Sedangkan

yang dimaksudkan dengan surat Madani ialah memuat panggilan

dengan panggilan kepada penduduk Madinah. Panggilan itu biasanya

memakai; “ya ayyuha al-ladzina amanu” (wahai orang yang beriman).

Karena mayoritas penduduk Madinah adalah mereka yang beragama

Islam dan tergolong sebagai orang mukmin. Maka panggilan yang

Page 4: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

21

disampaikan dalam bahasa al-Qur'an adalah sebagaimana panggilan

dimaksud.

3. Teori mulahadzatu zaman an-nuzul (teori historis), yaitu teori yang

berorientasi pada sejarah waktu turunnya al-Qur'an. Yang dijadikan

tonggak sejarah oleh teori ini ialah hijrah Muhammad dari Makah ke

Madinah. Maka yang dimaksudkan dengan surat Makki adalah yang

diturunkan sebelum hijrah ke Madinah meskipun ayat tersebut turun

di luar kota Makah, semisal di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan

lainnya. Sementara Madani adalah ayat yang diturunkan setelah

Muhammad hijrah ke Madinah meskipun ayat tersebut diturunkan di

Badar, Uhud, Arafah atau Makah.

4. Teori mulahadzatu ma tadhammanat as-surah (teori content analisis), yaitu

suatu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan

Makiyah dan Madaniyah-nya kepada isi daripada ayat/surat yang

bersangkutan. Dengan kaidah yang demikian ini, maka yang

dimaksud dengan Makki adalah surat/ayat yang berisi cerita-cerita

umat terdahulu atau nabi-nabi yang telah lalu. Sedangkan yang

disebut Madani adalah ayat/surat yang menjelaskan tentang hukum

hudud, faraid dan sebagainya.5

Ada juga yang melukiskan tentang pembidangan ta’rif

(pengertian) Makki dan Madani dengan perspektif yang hampir sama

dengan pendefinisian di atas. Pengetahuan yang perlu dimengerti terkait

dengan Makki dan Madani adalah membahas kerangka keilmuan itu dari

empat segi;

1. Dari segi masa turunnya (tartib az-zaman)

2. Dari segi tempat turunnya (tahdid al-makan)

3. Dari segi topik yang dibicarakan (tahwil al-maudlu’i)

5 Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 78-79.

Page 5: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

22

4. Dari segi orang-orang yang dihadapinya (ta’yin al-syakhsyi)6

Jadi, mengetahui surat-surat atau ayat-ayat yang turun di Makah

(makiyah) dan yang turun di Madinah (Madaniyah) menjadi penting

untuk dapat memahami dan menafsiri al-Qur'an dengan benar. Itulah

sebabnya, antusiasme para sahabat dan para tabi'in sangat besar terhadap

hal itu. Sehingga Ibnu Mas'ud pernah berkata; "Demi Allah yang tidak

ada Tuhan kecuali Dia, tidak ada surat pun dari kitabullah yang turun

melainkan saya ketahui dimana ia turun. Dan tidak ada satupun ayat dari

kitabullah yang turun kecuali saya tahu tentang apa ia turun. Seandainya

saya tahu ada seseorang yang lebih tahu/’alim dengan kitabullah

daripada saya, dan orang itu dapat didatangi dengan kendaraan onta,

pasti saya datangi dia", (HR. Bukhari). 7

Para sahabat biasa mengamalkan apa-apa yang mereka pelajari

dari al-Qur’an. Jadi mereka tidak hanya mempelajari saja tanpa

dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, kata Ibnu Mas'ud;

“seorang dari kami bila mempelajari sepuluh ayat al-Qur'an, belum mau

menambahnya lagi sebelum benar-benar ia ketahui makna-makna

sepuluh ayat itu dan mengamalkannya”. Karena Rasulullah bersabada;

“Bacalah al-Qur'an dan amalkanlah serta jangan memakan (upah karena

membacanya)", (HR. Ahmad). Kerena para sahabat bersungguh-

sungguh dalam mempelajari al-Qur'an dan gigih mempraktekkan ajaran-

ajarannya, maka tidak heran kalau Allah berkenan memenangkan mereka

di atas semua manusia pada zamannya. Kehancuran dan kemunduran

kaum muslimin ini akan terus berlangsung sampai mereka mau kembali

6 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu al-Qur'an: Ilmu-Ilmu Pokok

dalam Menafsirkan Al-Qur'an, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 2002, hlm. 62. 7 Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 88.

Page 6: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

23

mempelajari kitabullah dan mengamalkan ajaran-ajaranya dalam

kehidupan mereka.8

Dengan demikian, maka cara yang ditempuh oleh para ulama

dalam studi ‘ulum al-Qur'an untuk mengetahui surat/ayat Makiyah dan

Madaniyah dilakukan dengan menggunakan dua metode dasar;9

1. Merujuk kepada riwayat-riwayat yang sah datangnya dari sahabat

yang hidup sezaman dengan turunnya wahyu dan menyaksikan

langsung turunnya wahyu tersebut. Atau riwayat dari para tabi'in

yang bertemu dan mendengar dari sahabat perihal latar belakang

turunnya, tempatnya, dan kejadian yang melatari turunnya suatu surat

ataupun ayat.

2. Berpegang pada ciri-ciri surat-surat atau ayat-ayat Makiyah dan

Madaniyah, lalu dikiaskan berdasarkan ijtihad untuk menentukan

apakah suatu surat atau ayat termasuk Madaniyah atau Makiyah.

Misalnya di dalam surat Makiyah terdapat satu ayat yang

mengandung ciri-ciri Madaniyah, maka mereka simpulkan itu ayat

Madaniyah. Begitu pula sebaliknya, kalau di dalam surat Madaniyah

terdapat ayat yang mencerminkan ciri-ciri ayat yang turun di Makah,

maka itu dikatakan ayat Makiyah. Juga, bila di dalam satu surat

tersebut terdapat ciri-ciri surat makiyah, maka itu mereka katakan

surat Madaniyah. Para ulama itu mengatakan bahwa semua surat

yang mengandung kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu,

bisa dipastikan itu surat diturunkan di Makah (Makiyah). Sedangkan

semua surat yang mengandung perintah-perintah wajib, seperti

shalat, zakat, puasa, atau hukum-hukum had/kriminal, seperti potong

8 Muhammad Ibnu Jamil Zainu, Pemahaman Al Qur'an, terj. Mashuri Ikhwany,

Bandung, Gema Risalah Press, Cetakan Pertama, 1997, hal. 29-31. 9 Manna’ al-Qatthan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, Riyadl, Mansyurat al-Ashr al-

Hadits, tth, hlm. 61.

Page 7: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

24

tangan, cambuk, dera, itu pasti surat diturunkan di Madinah

(Madaniyah).

Dari jumlah surat dalam al-Quran yang semuanya seratus empat

belas (114) surat, maka dari jumlah itu, pendapat yang paling mendekati

kebenaran tentang bilangan surah-surah makiyah dan Madaniyah ialah

bahwa Madaniyah ada dua puluh surat; 1) Al-Baqarah, 2) Ali Imran, 3)

An-Nisa', 4) Al-Maidah, 5) Al-Anfal, 6) At-Taubah, 7) An-Nur, 8) Al-

Ahzab, 9) Muhammad, 10) Al-Fath, 11) Al-Hujurat 12) Al-Hadid, 13)

Al-Mujadalah, 14) Al-Hasyr, 15) Al-Mumtahanah, 16) Al-Jumu'ah, 17)

Al-Munafiqun, 18) Ath-Thalaq, 19) At-Tahrim dan 20) An-Nashr.

Sedangkan yang diperselisihkan ada dua belas surah, yakni Al-Fatihah,

Ar-Ra'd, Ar-Rahman, As-Shaff, At-Taghabun, At-Tatfif, Al-Qadar, Al-

Bayyinah, Az-Zalzalah, Al-Ikhlash, Al-Falak, An-Nas. Selain yang

disebutkan di atas adalah Makki, yaitu delapan puluh (80) surat.

Turunnya surah-surah Makkiyyah lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari,

dimulai pada 17 Ramadhan 40 tahun usia Muhammad atau bertepatan

dengan Februari 610 M.10

Bila diklasifikaskan berdasarkan urutan turunnya, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut;

a. Makkiyah

Al-‘Alaq, al-Qalam, al-Muzammil, al-Muddatstsir, al-Fatihah, al-

Masad (al-Lahab), at-Takwir, al-A’la, al-Lail, al-Fajr, adh-Dhuha,

Alam Nasyrah (al-Insyirah), al-‘Ashr, al-‘Adiyat, al-Kautsar, at-

Takatsur, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, an-

Najm, ‘Abasa, al-Qadar, asy-Syamsu, al-Buruj, at-Tin, al-Quraisy, al-

Qari’ah, al-Qiyamah, al-Humazah, al-Mursalah, Qaf, al-Balad, ath-

Thariq, al-Qamar, Shad, al-A’raf, al-Jin, Yasin, al-Furqan, Fathir,

10 Ibid, hlm. 62.

Page 8: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

25

Maryam, Thaha, al-Waqi’ah, asy-Syu’ara, an-Naml, al-Qashash, al-

Isra, Yunus, Hud, Yusuf, al-Hijr, al-An’am, ash-Shaffat, Lukman,

Saba’, az-Zumar, Ghafir, Fushshilat, asy-Syura, az-Zukhruf, ad-

Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf, adz-Dzariyah, al-Ghasyiah, al-Kahf,

an-Nahl, Nuh, Ibrahim, al-Anbiya, al-Mu’minun, as-Sajdah, ath-

Thur, al-Mulk, al-Haqqah, al-Ma’arij, an-Naba’, an-Nazi’at, al-

Infithar, al-Insyiqaq, ar-Rum, al-Ankabut, al-Muthaffifin, az-

Zalzalah, ar-Ra’d, ar-Rahman, al-Insan, al-Bayyinah.11

b. Madaniyyah

Al-Baqarah, al-Anfal, ali-Imran, al-Ahzab, al-Mumtahanah, an-Nisa’,

al-Hadid, al-Qital, ath-Thalaq, al-Hasyr, an-Nur, al-Hajj, al-

Munafiqun, al-Mujadalah, al-Hujurat, at-Tahrim, at-Taghabun, ash-

Shaff, al-Jum’at, al-Fath, al-Maidah, at-Taubah dan an-Nashr.12

Sementara secara utuh, surat al-Qur'an yang ada pada masa

sekarang dan diyakini oleh masyarakat muslim tersistematisasikan

sebagaimana berikut; al-Fatihah, al-Baqarah, ali-Imran, an-Nisa’, al-

Maidah, al-An’am, al-A’raf, al-Anfal, at-Taubah, Yunus, Hud, Yusuf, ar-

Ra’d, Ibrahim, al-Hijr, an-Nahl, al-Isra’, al-Kahfi, Maryam, Thaha, al-

Anbiya’, al-Hajj, al-Mu’minun, an-Nur, al-Furqan, asy-Syu’ara’, an-Naml,

al-Qashash, al-Ankabut, ar-Rum, Luqman, as-Sajadah, al-Ahzab, Saba’,

Fathir, Yasin, ash-Shaffat, Shad, az-Zumar, al-Mu’min, Fushshilat, asy-

Syura, az-Zukhruf, ad-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf, Muhammad, al-

Fath, al-Hujurat, Qaaf, adz-Dzariyat, ath-Thur, an-Najm, al-Qamar, ar-

Rahman, al-Waqi’ah, al-Hadid, al-Mujadilah, al-Hasyr, al-Mumtahanah,

ash-Shaff, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, ath-Thalaq, at-

Tahrim, al-Mulk, al-Qalam, al-Haqqah, al-Ma’arij, Nuh, al-Jin, al-

11 Abdul Djalal H.A., op. cit, hlm. 397. 12 Ibid, hlm. 397.

Page 9: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

26

Muzzammil, al-Muddatstsir, al-Qiyamah, al-Insan, al-Mursalat, an-Naba’,

an-Nazi’at, ‘Abasa, At-Takwir, al-Infithar, al-Muthaffifin, al-Insyiqaq, al-

Buruj, ath-Thariq, al-A’la, al-Ghaasyiyah, al-Fajr, al-Balad, asy-Syams, al-

Lail, adh-Dhuha, Alam Nasyrah, at-Tin, al-‘Alaq, al-Qadar, al-Bayyinah,

al-Zalzalah, al-‘Adiyat, al-Qari’ah, at-Takatsur, al-‘Ashr, al-Humazah, al-

Fil, al-Quraisy, al-Ma’un, al-Kautsar, al-Kafirun, an-Nashr, al-Lahab, al-

Ikhlash, al-Falaq, an-Nas.13

Abul Qasim An-Naisaburi membuat kerangka marhalah secara

sistematis dalam membedakan antara Makki dan Madani. Penertiban

Makki dan Madani ini dibaginya menjadi tiga marhalah:

1. Marhalah ibtidaiyah

2. Marhalah mutawasithah

3. Marhalah khitamiyah14

Diantara surat-surat yang disepakati ahli sejarah dan ahli tafsir

sebagai surat Makiyah marhalah ibtidaiyah adalah; al-Alaq, al-Mudatsir, at-

Takwir, al-A’la, al-Lail, al-Insyirah, al-Adiyat, at-Takatsur, dan an-Najm.

Sedangkan Makiyah marhalah mutawassithah adalah; Abasa, at-Tin, al-

Qari’ah, al-Qiyamah, al-Mursalat, al-Balad, dan al-Hijr. Sementara yang

dinamakan Makiyah marhalah khitamiyah adalah; ash-Shaffat, az-Zuhruf,

ad-Dukhan, adz-Dzariyat, al-Kahfi, Ibrahim, as-Sajdah 15

Ketiga kelompok ini, walaupun nampak tanda-tanda diturunkan

di Makah, namun masing-masing mempunyai perbedaan dari yang lain

dalam segi isi dan uslub-nya. Masing-masing mempunyai ciri-ciri tertentu

dan tekanan-tekanan tertentu. Maksud dari penjelajahan surat Makiyah

pada setiap marhalah adalah mengumpulkan perkembangan turunnya

13 Ibid, hlm. 393-396. 14 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy., op. cit., hlm. 84. 15 Ibid, hlm. 85-86.

Page 10: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

27

surat dan ayat untuk mengetahui mana yang dahulu dan mana yang

kemudian dan menampakkan ciri-ciri ayat tersebut.16

Kondisi Makiyah yang demikian tadi membawa potensi untuk

merunut posisi surat Madaniyah yang juga dijabarkan sesuai dengan

marhalahnya masing-masing. Madaniyah marhalah ibtidaiyah yaitu; al-

Baqarah, al-Anfal, Ali Imran, al-Ahzab, al-Mumtahanah, an-Nisa’, dan

al-Hadid. Marhalah kedua dari Madaniyah adalah Madaniyah marhalah

mutawasithah. Surat yang termasuk marhalah ini adalah; Muhammad, at-

Thalaq, al-Hasyr, an-Nur, al-Munafiqun, al-Mujadalah, dan al-Hujarat.

Sementara yang dinamakan Madaniyah marhalah khitamiyah adalah; At-

Tahrim, Al-Jumu’ah, Al-Maidah, At-Taubah, dan An-Nashr.17

Dengan munculnya perspektif yang berbeda dalam memandang

eksistensi Makki dan Madani, maka berbeda pula pemaknaan tentang

Makki dan Madani tersebut. Beberapa ulama dalam memformulasikan

Makki dan Madani terdapat silang pendapat. Namun diantara mereka

tetap mempunyai keyakinan tentang wujud surat/ayat yang dinamakan

Makki dan Madani. Keadaan yang demikian karena posisi wahyu ada

yang mutlaq dan muqayyad.18

B. Pemetaan Ulama’ Tentang Perbedaan Makki dan Madani

Persepsi berbeda yang muncul dalam kajian Makki dan Madani,

pada akhirnya menjadikan perbedaan pandangan oleh kalangan ulama.

Klasifikasi yang dilakukan oleh Manna’ Al-Qatthan memberikan

gambaran bahwa untuk membedakan Makki dengan Madani, para ulama

mempunyai tiga macam pandangan yang masing-masing mempunyai

16 Ibid, hlm. 121. 17 Ibid, hlm. 121. 18 Syeikh Muhammad, Studi al-Qur'an al-Karim; Menelusuri Sejarah Turunnya al-

Qur'an, terj. Taufiq Rahman, Bandung, Pustaka Setia, 1992, hlm. 203-204.

Page 11: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

28

dasar.19 Pandangan para ulama ini tentunya tetap berkiblat pada sebuah

argumentasi yang disesuaikan dengan kondisi keilmuan yang ada dalam

kajian al-Qur'an. Ketiga pandangan itu sebetulnya hampir sama dengan

pandangan atau teori yang telah disebutkan diatas. Ketiga pandangan

yang disebut oleh Al-Qatthan dalam Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an adalah

sebagai berikut;

1. Dari segi turunnya. Makki adalah yang diturunkan sebelum hijrah

meskipun bukan di Makah. Adapun Madani adalah yang diturunkan

sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Yang diturunkan

sesudah hijrah sekalipun di Makah atau Arafah adalah Madani,

seperti yang diturunkan pada tahun penaklukan kota Makah.

Misalnya saja firman Allah yang artinya; "Sesungguhnya Allah menyuruh

kamu menyampaikan amanat ke pada yang berhak …." (An-Nisa': 58).

Ayat ini diturunkan di Makah, dalam Kakbah pada tahun penaklukan

Makah (fathu Makkah). Atau yang diturunkan pada haji Wada', seperti

firman Allah; "Hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah

Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridai Islam menjadi agama

bagimu." (Al-Maidah: 3). Dalam Hadits sahih dari Umar dijelaskan,

ayat itu turun pada malam Arafah hari Jumat tahun haji Wada'.

Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih

memberikan kepastian dan konsisten .

2. Dari segi tempat turunnya. Makki ialah yang turun di Makah dan

sekitarnya, seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Dan Madani ialah

yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil.

Pendapat ini mengakibatkan tidak adanya pembagian secara kongkret

yang mendua, sebab yang turun dalam perjalanan, di Tabuk atau di

Baitul Makdis, tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya,

19 Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 61.

Page 12: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

29

sehingga ia tidak dinamakan Makki dan tidak juga Madani. Juga

mengakibatkan bahwa yang diturunkan di Makah sesudah hijrah

disebut Makki.

3. Dari segi sasarannya (i’tibar al-mukhatab). Makki adalah yang

seruannya ditujukan kepada penduduk Makah dan Madani adalah

yang seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Berdasarkan

pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat al-Quran

yang mengandung seruan ya ayyuha an-nas (wahai manusia) adalah

Makki, sedang ayat yang mengandung seruan ya ayyuha al-lazhina

amanu (wahai orang-orang yang beriman) adalah Madani.20

Namun, melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa

kebanyakan surat al-Qur’an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan

itu. Dan ketentuan demikian pun tidak konsisten. Al-Qur’an adalah

seruan ilahi terhadap semua makhluk. Ia dapat juga menyeru orang yang

beriman dengan sifat, nama, atau jenisnya. Begitu pula orang yang tidak

beriman dapat diperintah untuk beribadah, sebagaimana orang yang

beriman diperintahkan konsisten dan menambah ibadahnya.

Untuk mengetahui dan menentukan Makki dan Madani, para

ulama bersandar pada dua cara utama;

1. Sima'i naqli (pendengaran seperti apa adanya)

2. Qiyasi ijtihadi (analogi hasil ijtihad)21

Cara pertama didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat

yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari para

tabi’in yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, di

mana, dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu.

Sebagian besar penentuan Makki dan Madani itu didasarkan pada cara

20 Ibid, hlm. 62. 21 Ibid, hlm. 60.

Page 13: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

30

pertama ini. Contoh-contoh di atas merupakan bukti paling baik

baginya. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah memenuhi kitab-

kitab tafsir bi al-ma'tsur, kitab-kitab asbab an-nuzul dan pembahasan-

pembahasan mengenai ilmu-ilmu al-Quran. Namun demikian, tentang

hal tersebut tidak terdapat sedikit pun keterangan dari Rasulullah, karena

ia tidak termasuk suatu kewajiban, kecuali dalam batas yang dapat

membedakan mana yang nasikh dan mana yang mansukh.22

Qadhi Abu Bakar Ibnu Tayyib Al-Baqalani dalam Al-Intishar

menegaskan; "Pengetahuan tentang Makki dan Madani itu mengacu

pada hafalan para sahabat dan tabi’in. Tidak ada suatu keterangan pun

yang datang dari Rasulullah mengenai hal itu, sebab ia tidak

diperintahkan untuk itu, dan Allah tidak menjadikan ilmu pengetahuan

mengenai hal itu sebagai kewajiban umat.”23 Bahkan, sekalipun sebagian

pengetahuannya dan pengetahuan mengenai sejarah nasikh dan mansukh

itu wajib bagi ahli ilmu, tetapi pengetahuan tersebut tidak harus

diperoleh melalui nasionalisme dari Rasulullah.

Sedangkan cara qiyasi ijtihadi didasarkan pada ciri-ciri Makki dan

Madani. Apabila dalam surat Makki terdapat suatu ayat yang

mengandung sifat Madani atau mengandung peristiwa Madani, maka

dikatakan bahwa ayat itu Madani. Apabila dalam surah Madani terdapat

suatu ayat yang mengandung sifat Makki atau mengandung peristiwa

Makki, maka ayat tadi dikatakan sebagai ayat Makki.

Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri Makki, maka surah itu

dinamakan surah Makki. Demikian pula dalam hal satu surah terdapat

ciri-ciri Madani, maka surah itu dinamakan surah Madani. Inilah yang

disebut qiyas ijtihadi. Oleh karena itu para ahli mengatakan, bahwa setiap

22 Ibid, hlm. 61. 23 Al-Zarkasyi, op. cit., hlm. 246.

Page 14: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

31

surat yang di dalamnya mengandung kisah para nabi dan umat-umat

terdahulu, maka surah itu adalah Makki. Dan setiap surah yang di

dalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan, surah itu adalah

Madani, dan begitu seterusnya.

Bahkan Ja'bari pun pernah mengatakan bahwa; "untuk

mengetahui Makki dan Madani, ada dua cara; sima'i (pendengaran) dan

qiyasi (analogi)." Sudah tentu sima'i pegangannya berita pendengaran,

sedang qiyasi berpegang pada pernalaran. Baik berita pendengaran

maupun pernalaran, keduanya merupakan metode pengetahuan yang

valid dan metode penelitian ilmiah.

Hal yang terkait dalam perbedaan pandangan Makki dan Madani

tersebut dapat dilihat dari tanda-tanda yang ada pada Makki dan Madani.

Tanda-tanda surat Makki adalah; 24

1. Dimulai dengan nida’ (panggilan): “ya ayyuhaa an-nas” dan

sebangsanya. Dalam al-Qur'an bentuk nida’ tersebut ada 292 ayat

atau 4,68%.

2. Di dalamnya terdapat lafadz “kalla”. Lafadz tersebut terdapat dalam

al-Qur'an sebanyak 33 kali dalam 25 surat di bagian akhir Mushaf

Utsmani.

3. Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah (disunnahkan bersujud tilawah

jika membacanya), di dalam al-Qur'an ada 15 ayat sajdah.

4. Di permulaannya terdapat huruf-huruf tahajji (huruf yang terpotong-

potong), seperti huruf ن, يس, حم, امل dan sebagainya.

24 Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 89-96. Bandingkan dengan Teungku

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, op. cit., hlm. 80-81. bahkan Hasbi Ash-Shiddieqy mengklasifikasikan ciri-ciri Makki menjadi dua bagian, yakni 1) ciri khusus surat Makiyah dan 2) ciri surat Makiyah yang aghlabiyah (umum). Substansi dari pandangan Hasbi Ash Shiddieqy tidak jauh beda dengan tanda Makki yang disampikan Jalal.

Page 15: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

32

5. Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat-umat

terdahulu, selain surat al-Baqarah dan al-Maidah. Contohnya antara

lain seperti surat Yunus, Yusuf, Hud, Ibrahim, al-Kahfi, Maryam,

Thaha dan sebagainya.

6. Di dalamnya berisi cerita-cerita terhadap kemusyrikan dan

penyembahan-penyembahan terhadap selain Allah.

7. Di dalamnya berisi keterangan-keterangan adat kebiasaan orang-

orang kafir dan orang-orang musyrik yang suka mencuri, merampok,

membunuh, mengubur hidup-hidup anak perempuan dan

sebagainya.

8. Di dalamnya berisi penjelasan dengan bukti-bukti dan argumentasi

dari alam ciptaan Allah yang daoat menyadarkan orang-orang kafir

untuk berian kepada Allah dan percaya kepada Rasul dan kitab-kitab

suci, hari kiamat dan sebagainya.

9. Berisi ajaran prinsip-prinsip akhlak yang mulia dan pranata sosial

yang tinggi, yang dijelaskan dengan sangat mengagumkan sehingga

menyebabkan orang benci kepada kekafiran, kemusyrikan, kefasikan,

kekasaran dan sebagainya. Dan sebaliknya, menarik orang untuk

beriman, taat, setia, kasih sayang, ihlas, hormat, rendah diri, dan

sebagainya.

10. Berisi nasehat-nasehat petunjuk dan ibarat-ibarat dari balik cerita

yang dapat menyadarkan bahwa kekafiran, kedurhakaan dan

pembangkangan umat itu hanya mengakibatkan kehancuran dan

kesengsaraan saja.

11. Berisi ayat-ayat nida’ (panggilan) yang ditujukan kepada penduduk

Makah atau orang-orang kafir, musyrik dan sebagainya dengan

ungkapan: “yaa ayyuha an-nas” atau “ya ayyuha al-kafirun” atau “ya bani

Adama”.

Page 16: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

33

12. Kebanyakan surat atau ayat-ayatnya pendek, kerena menggunakan

bentuk ijaz (singkat padat). Bentuk tersebut ditujukan kepada orang-

orang Quraisy Makah yang pada umumnya adalah pakar Bahasa

Arab.

Adapun yang dijadikan patokan tanda-tanda surat Makki adalah; 25

1. Bila di dalamnya berisi hukum-hukum hudud/pidana, seperti tindak

pidana pencurian, perampokan, pembunuhan, penyerangan,

perzinaan, kemurtadan dan tuduhan zina. Seperti terdapat dalam

surat al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah, asy-Syura dan sebagainya.

2. Di dalamnya berisi hukum-hukum faraidl (waris-mewaris), baik

warisan bagi dzawy al-furudl, dzawy al-arham atau dzawy al-‘ashabah.

Contohnya terdapat dalam surat al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah.

3. Berisi izin jihad fi sabilillah dan hukum-hukumnya, seperti surat al-

Baqarah, al-Anfal, at-Taubah dan al-Haj.

4. Berisi keterangan mengenai orang-orang munafiq dan sifat-sifat serta

perbuatan-perbuatannya–kecuali surat al-Ankabut. Contohnya seperti

dalam surat an-Nisa’, al-Anfal, at-Taubah, al-Ahzab, al-Fath, al-

Hadid, al-Munafiqun dan al-Tahrim.

5. Berisi hukum ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya.

Contohnya seperti surat an-Nisa’, al-Anfal, at-Taubah, al-Ahzab, al-

Fath, al-Hadid, al-Munafiqun, dan al-Tahrim.

6. Berisi hukum-hukum muamalah, seperti jual-beli, sewa menyewa,

gadai, utang piutang dan sebagainya. Contohnya seperti surat al-

Baqarah, Ali Imran, an-Nisa’, al-Maidah dan lain-lain.

7. Berisi hukum-hukum munakahat (seputar pernikahan), baik mengenai

nikah, talak, ataupun mengenai hadlanah (pemeliharaan anak).

25 Abdul Djalal H.A., op. cit., hlm. 96-98. Lihat Juga Muhammad Hasbi Ash-

Shiddieqy, op. cit., hlm. 81-84.

Page 17: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

34

Contohnya seperti surat al-Baqarah, an-Nisa’, al-Maidah, an-Nur, al-

Mumtahanah, ath-Thalaq dan sebagainya.

8. Berisi hukum-hukum kemasyarakatan, kenegaraan seperti soal

pemusyawaratan, kedisiplinan, kepemimpinan, pendidikan, pergaulan

dan sebagainya. Contohnya seperti surat al-Baqarah, Ali Imran, al-

Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Hujurat dan sebagainya.

9. Berisi dakwah (seruan) kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani serta

penjelasan akidah-akidah mereka yang menyimpang. Contohnya

seperti surat al-Baqarah, Ali Imran, al-Fath, al-Hujurat dan

sebagainya.

10. Berisi ayat-ayat nida’ (panggilan) yang ditujukan kepada penduduk

Madinah yang Islam dan khitab-nya; “ya ayyuha al-ladzina amanu” yang

di dalam al-Qur'an terdapat 219 ayat atau 3,51%.

11. Kebanyakan surat atau ayatnya panjang-panjang sebab ditujukan

kepada penduduk Madinah yang orang-orangnya banyak yang kurang

terpelajar, sehingga perlu dengan ungkapan yang luas agar jelas.

Perbedaan-perbedaan pendapat para ulama itu dikarenakan

adanya sebagian surat yang seluruh ayat-ayatnya Makiyah atau

Madaniyah, dan sebagian surat lain yang tergolong Makiyah atau

Madaniyah, tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya.

Karena itu, dari segi Makiyah dan Madaniyah ini, maka surat-surat al-

Qur'an itu tebagi menjadi empat macam;

1. Surat Makiyah murni )كلها مكية(

Yaitu surat Makiyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus

Makiyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyah. Surat-surat yang

berstatus Makiyah murni ini seluruhnya ada 58 surat, yang berisi

2.074 ayat. Contohnya surat al-Fatihah, Yunus, ar-Ra’du, al-Anbiya’,

Page 18: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

35

al-Mukminun, an-Naml, Shad, Fathir dan surat-surat pendek dalam

juz 30 (kecuali surat an-Nashr).

2. Surat Madaniyah murni ) كلها مدنية(

Yaitu surat Madaniyah yang seluruh ayat-ayatnya juga berstatus

Madaniyah semua, tidak ada satupun yang Makiyah. Surat-surat yang

berstatus Madaniyah murni ini seluruhnya ada 18 surat, yang berisi

737 ayat. Contohnya surat Ali Imran, an-Nisa’, an-Nur, al-Ahzab, al-

Hujarat, al-Mumtahanah, al-Zalzalah dan sebagainya.

3. Surat Makiyah yang berisi ayat Madaniyah )مدنية فيها مكية(

Yaitu surat-surat yang kebanyakan ayat-ayatnya Makiyah, sehingga

berstatus Makiyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang

berstatus Madaniyah. Surat yang demikian ini dalam al-Qur'an ada 32

surat, yang terdiri dari 2699 ayat. Contohnya antara lain surat al-

An’am, al-A’raf, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Furqan, az-Zumar, asy-

Syura, al-Waqi’ah dan sebagainya.26

4. Surat Madaniyah yang berisi ayat Makiyah )مكية فيها مدنية(

26 Ayat-ayat Madaniyah dalam surah Makiyah. Misalnya, surah al-An'am. Ibnu

Abbas berkata; "Surah itu diturunkan sekaligus di Makah, maka ia Makiyah, kecuali tiga ayat diturunkan di Madinah, yaitu ayat; "Katakanlah, 'Marilah aku bacakan ....' sampai dengan ketiga ayat itu selesai. (al-An'am: 151--153). Surat al-Hajj adalah Makiyah, kecuali tiga ayat diturunkan di Madinah, dari awal firman Allah yang artinya; "Inilah dua golongan yang bertengkar mengenai Rab mereka." (al-Hajj: 19-21). Ayat yang diturunkan di Makah sedang hukumya Madani. Mereka memberi contoh dengan firman Allah yang artinya; "Wahai manusia, Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." (al-Hujuraat: 13). Ayat ini diturunkan di Makah pada hari penaklukan kota Makah, tetapi sebenarnya Madaniah, karena diturunkan sesudah hijrah, di samping itu seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini oleh para ulama tidak dinamakan Makki dan tidak pula dinamakan Madani secara pasti. Tetapi mereka katakan; "Ayat yang diturukan di Mekah sedangkan hukumnya Madani”. Lihat Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 54. Al-Suyuthi, op. cit., hlm. 20-21.

Page 19: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

36

Yaitu surat-surat yang kebanyakan ayat-ayatnya Madaniyah, sehingga

berstatus Madaniyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang

berstatus Makiyah. Surat yang demikian ini dalam al-Qur'an ada 6

surat, yang terdiri dari 726 ayat. Contohnya antara lain surat al-

Baqarah, al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Haj dan Surat

Muhammad atau surat al-Qital.27

Selain itu, adapula penambahan jenis Makiyah dan Madaniyah

oleh Manna’ Al-Qatthan dalam Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Selain empat

hal yang telah disebut di atas, Al-Qatthan menambahkan jenis Makki

dan Madani sebagai berikut;28

27 Model seperti ini terkadang juga disebut sebagai ayat-ayat Makiyah dalam surah

Madaniyah. Dengan menamakan sebuah surat itu, Makiyah atau Madaniyah tidak berarti bahwa surat tersebut seluruhnya Makkiyah dan Madaniyah, sebab di dalam surat makiah kadang terdapat ayat-ayat Madaniah, dan di dalam surat-surat Madaniah pun terkadang terdapat ayat-ayat Makiyah. Dengan demikian, penamaan surat itu Makiyah dan Madaniah adalah menurut sebagian besar ayat-ayat yang terkandung di dalamnya. Karena itu, dalam penamaan surat sering disebutkan bahwa surat itu Makiyah kecuali ayat "anu" adalah Madaniyah, dan surat ini adalah Madani kecuali ayat "anu" adalah Makiyah. Di antara sekian contoh ayat-ayat Makiyah dalam surat Madaniah ialah surah al-Anfal itu Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat yang artinya, "Dan (ingatlah) ketika orang kafir (Qurays) membuat makar terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi Allah menggagalkan makar mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar." (al-Anfal: 30). Mengenai ayat ini, Muqatil mengatakan, ayat ini diturunkan di Mekah, dan pada lahirnya memang demikian, sebab ia mengandung apa yang dilakukan orang musyrik di Darun Nadwah ketika mereka merencanakan tipu daya terhadap Rasulullah sebelum hijrah. Sebagaima ulama mengecualikan pula ayat, "Wahai nabi, cukuplah Allah dan orang-orang mukmin yang mengikutimu menjadi penolongmu." (al-Anfaal: 64), mengingat hadis yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar dari Ibnu Abbas, bahwa ayat itu diturunkan ketika Umar bin Khattab masuk Islam. Lihat Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 99-100.

28 Yang dimaksudkan dengan jenis klasifikasi Makki dan Madani oleh Manna’ Al-Qatthan yang terpenting untuk dipelajari ulama dalam pembahasan ini ialah; (1) yang diturunkan di Makah; (2) yang diturunkan di Madinah; (3) yang diperselisihkan; (4) ayat-ayat makiyah dalam surat Madaniyah; (5) ayat-ayat Madaniyah dalam surat makiyah; (6) yang diturunkan di Makah sedangkan hukumnya Madani; (7) yang diturunkan di Madinah sedangkan hukumnya Makki; (8) yang serupa dengan yang diturukan di Makah (Makki) dalam kelompok Madani; (9) yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah (Madani) dalam kelompok Makki; (10) yang dibawa dari Makah ke Madinah; (11) yang dibawa dari Madinah ke Makah; (12) yang turun pada waktu malam dan siang; (13) yang turun pada

Page 20: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

37

1. Ayat yang diturunkan di Makah sedang hukumya Madani. Mereka

memberi contoh dengan firman Allah yang artinya; "Wahai manusia,

Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia

di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." (al-

Hujurat: 13). Ayat ini diturunkan di Makah pada hari penaklukan

kota Makah, tetapi sebenarnya Madaniyah, karena diturunkan

sesudah hijrah, di samping itu seruannya pun bersifat umum. Ayat

seperti ini oleh para ulama tidak dinamakan Makki dan tidak pula

dinamakan Madani secara pasti. Tetapi, mereka katakan; "Ayat yang

diturukan di Mekah sedangkan hukumnya Madani”.

2. Ayat yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya Makki. Mereka

memberi contoh dengan surah al-Mumtahanah. Surah ini diturunkan

di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya, tetapi seruannya

ditujukan kepada orang musyrik penduduk Makah. Juga seperti

permulaan surah al-Bara’ah yang diturunkan di Madinah, tetapi

seruannya ditujukan kepada orang-orang musyrik penduduk Makah.

3. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Makah (Makki) dalam

Madani. Yang dimaksud para ulama ialah ayat-ayat yang dalam surat

Madaniyah, tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum surah

Makiyah. Contohnya, firman Allah dalam surah al-Anfal yang

Madaniyah, yang artinya; "Dan ingatlah ketika mereka–golongan

musyrik—berkata; "Ya Allah, jika benar (al-Quran) ini dari Engkau,

hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada

musim panas dan dingin; (14) yang turun pada waktu menetap dan dalam perjalanan. Lihat Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 54.

Page 21: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

38

kami azab yang pedih." (al-Anfal: 32). Ini mengingat permintaan

kaum musyrikin untuk disegerakan azab itu adalah di Makah.

4. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah (Madani) dalam

Makki. Yang dimaksud oleh para ulama adalah kebalikan dari yang

sebelumnya. Mereka memberi contoh dengan firman Allah dalam

surah an-Najm yang artinya; "(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-

dosa besar dan perbuatan keji dari yang selain dari kesalahan-

kesalahan kecil." (an-Najm: 32). As-Suyuti mengatakan; "Perbuatan

keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar ialah setiap

dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan, kesalahan-kesalahan

kecil ialah apa yang terdapat di antara kedua batas dosa-dosa di atas.

Sedang di Makah belum ada sangsi dan yang serupa dengannya.

5. Ayat yang dibawa dari Makah ke Madinah. Contohnya adalah surat

al-A'la. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Al-Barra' bin 'Azib yang

mengatakan; "Orang yang pertama kali datang kepada kami dari para

sahabat nabi adalah Mushab bin Umair dan Ummi Maktum.

Keduanya membacakan al-Quran kepada kami. Sesudah itu

datangalah Amar, Bilal dan Sa'ad. Kemudian, datang pula Umar bin

Khattab sebagai orang yang kedua puluh. Baru setelah itu datanglah

Nabi. Aku melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku

membacakan; "Sabbih al-ism rabbiy al-a'la" di antara surah yang semisal

dengannya." Pengertian ini cocok dengan al-Quran yang dibawa oleh

golongan muhajirin, lalu mereka ajarkan kepada kaum anshar.

6. Yang dibawa dari Madinah ke Makah. Contohnya adalah awal surah

al-Bara’ah, yaitu ketika Rasulullah memerintahkan kepada Abu Bakar

untuk berhaji pada tahun ke sembilan. Ketika awal surah al-Bara’ah

turun, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk

membawa ayat tersebut kepada Abu Bakar, agar ia sampaikan kepada

Page 22: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

39

kaum musyrikin. Maka Abu Bakar membacakannya kepada mereka

dan mengumumkan bahwa setelah tahun ini tidak seorang musyrik

pun diperbolehkan berhaji.

7. Ayat yang turun pada malam hari dan siang hari. Kebanyakan ayat al-

Qur’an itu turun pada siang hari. Mengenai yang diturunkan pada

malam hari, Abul Qasim Al-Hasan bin Muhamman bin Habib An-

Naisaburi telah menelitinya. Dia memberikan beberapa contoh, di

antaranya, "bagian-bagian akhir dari surah Ali Imran. Ibnu Hibban

dalam kitab sahihnya mengatakan; “Ibnul Munzir, ibnu Mardawaiah,

dan Ibnu Abud Dunya, meriwayatkan dari Aisyah r.a.; Bilal datang

kepada Nabi untuk memberitahukan waktu salat subuh, tetapi ia

melihat nabi sedang menangis. Ia bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang

menyebabkan Engkau menangis? Nabi menjawab, "Bagaimana saya

tidak menangis, padahal tadi malam diturunkan kepadaku;

'Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi serta pergantian

malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-

orang yang berakal'." (Ali Imran: 190), kemudian katanya; "Celakalah

orang yang membacanya, tetapi tidak memikirkannya. Contoh lain

adalah mengenai tiga orang yang tidak ikut berperang. Terdapat

dalam Shahih Bukhari dan Muslim, hadits Ka'ab; "Allah menerima

tobat kami pada sepertiga malam yang terakhir. Contoh lain adalah

awal surah al-Fath. Terdapat dalam Shahih Bukhari dari hadis Umar;

"Telah diturunkan kepadaku pada malam ini sebuah surat yang lebih

aku sukai daripada apa yang disinari matahari." Kemudian beliau

membacakan; "Sesunguhnya Kami telah memberikan kepadamu

kemenangan yang nyata”.

8. Yang turun di musim panas dan musim dingin. Para ulama memberi

contoh ayat yang turun di musim panas dengan ayat tentang kalalah

Page 23: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

40

yang terdapat dalam akhir surat an-Nisa'. Dalam Shahih Muslim dari

Umar dikemukakan; "Tidak ada yang sering kutanyakan kepada

Rasulullah tentang sesuatu seperti pertanyaanku mengenai kalalah. Ia

pun tidak pernah bersikap kasar tentang sesuatu urusan seperti

sikapnya kepadaku mengenai soal kalalah ini. Sampai-sampai ia

menekan dadaku dengan jarinya sambil berkata; "Umar, belum

cukupkah bagimu satu ayat yang diturunkan pada musim panas yang

terdapat di akhir surah an-Nisa’. Contoh lain ialah ayat-ayat yang

turun dalam Perang Tabuk. Perang Tabuk itu terjadi pada musim

panas yang berat sekali, seperti dinyatakan dalam al-Quran. Sedang

untuk yang turun di musim dingin, mereka contohkan dengan ayat-

ayat mengeni "tuduhan bohong" yang terdapat dalam surah an-Nur;

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah

dari golongan kamu juga …" sampai dengan "Bagi mereka ampunan

dan rezeki yang mulia." (an-Nur: 11—26). Dalam hadis sahih dari

A’isyah disebutkan; "Ayat-ayat itu turun pada hari yang dingin."

Contoh lain adalah ayat-ayat yang turun mengenai Perang Khandaq,

dari surah al-Ahzab. Ayat-ayat itu turun pada hari yang amat dingin.

Diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah, dari Huzaifah

yang mengatakan; "Orang-orang meninggalkan Rasulullah pada

malam peristiwa Ahzab, kecuali dua belas orang lelaki. Lalu,

Rasulullah datang kepadaku dan berkata; "Bangkit dan berangkatlah

ke medan perang Ahzab!" Aku menjawab; "Ya Rasulullah, demi yang

mengutus engkau dengan sebenarnya, aku mematuhi engkau karena

malu sebab hari dingin sekali.' Lalu, turun wahyu Allah; "Wahai

orang-orang beriman ingatlah akan nikmat Allah yang telah

dikaruniakan kepadamu ketika datang kepadamu tentara, lalu kami

kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat

Page 24: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

41

kamu lihat. Dan Allah Maha Melihat segala yang kamu kerjakan." (al-

Ahzab: 9).

9. Yang turun pada waktu menetap dan yang turun di dalam perjalanan.

Kebanyakan dari al-Quran itu turun pada waktu menetap. Tetapi,

perikehidupan Rasulullah penuh dengan jihad dan peperangan di

jalan Allah, sehingga wahyu pun turun juga dalam perjalanan

tersebut. Al-Suyuthi menyebutkan banyak contoh ayat yang turun

dalam perjalanan, di antaranya ialah awal surah al-Anfal yang turun di

Badar setelah selesai perang. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad

melalui Sa'ad bin Abi Waqqas, dan ayat; "Dan, orang-orang yang

menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan

Allah." (at-Taubah: 34). Diriwayatkan oleh Ahmad melalui Sauban,

bahwa ayat tersebut turun ketika Rasulullah dalam salah satu

perjalanan. Juga awal surah al-Hajj. Imam Tirmidzi dan Hakim

meriwayatkan melalui Imran bin Husein yang mengatakan; "Ketika

turun kepada Nabi ayat; 'Hai manusia bertakwalah kepada Rabbmu,

sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah sesuatu kejadian

yang sangat besar …' sampai dengan firman-Nya,'... tetapi azab Allah

itu sangat kerasnya'." (al-Hajj: 1-2). Ayat ini diturunkan kepada Nabi

sewaktu dalam perjalanan. Begitu juga surah al-Fath. Diriwayatkan

oleh Hakim dan yang lain, melalui Al-Miswar bin Makhramah dan

Marwan bin Al-Hakam, keduanya berkata; "Surah al-Fath, dari awal

sampai akhir, turun di antara Makah dan Madinah mengenai soal

Hudaibiyah”.29

Penentuan ayat atau surat Makki dan Madani tersebut tetap

bersandar pada sebuah prinsip yang sudah pasti dilatar belakangi ‘illat

29 Manna’ Al-Qatthan, Ibid, hlm. 56-59.

Page 25: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

42

yang argumentatif. Diantara dasar-dasar penentuan Makiyah dan

Madaniyah adalah;

1. Dasar aghlabiyah (mayoritas)

Yang dimaksudkan dengan dasar mayoritas adalah kalau sesuatu surat

itu mayoritas atau kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makiyah, maka

disebut sebagai surat Makiyah. Sebaliknya, jika yang terbanyak ayat-

ayatnya adalah Madaniyah, atau diturunkan setelah nabi hijrah ke

Madinah, maka surat tersebut dinamakan Madaniyah.

2. Dasar tabi’iyyah (kontinuitas)

Yang dimaksudkan dengan dasar kontinuitas yaitu kalau permulaan

sesuatu surat itu didahului dengan ayat yang turun di Makah atau

turun sebelum hijrah, maka surat tersebut dinamakan Makiyah.

Begitu pula sebaliknya jika ayat-ayat pertama dari suaru surat itu

diturunkan di Madinah atau yang berisi hukum-hukum syari’at, maka

surat tersebut dinamakan sebagai surat Madaniyah.30

Dasar tabi’iyah di atas untuk menetapkan surat dalam al-Qur'an

termasuk Makki atau Madani ini sesuai dengan hadits yang

diriwayatkan Ibnu Abbas r.a;

يشاء ما فيها اهللا يزيد مث مبكة كتبت صورة فاحتة انزلت اذا كانت

Artinya; “Kalau awal surat itu diturunkan di Makah, maka dicatat sebagai surat Makiyah, lalu Allah menambahkan dalam surat itu ayat-ayat yang dikehendaki-Nya”.

C. Faedah Mempelajari Makki dan Madani

Ilmu Makki dan Madani perlu memperoleh perhatian secukupnya

dan patut dipandang sebagai titik tolak para ulama dalam penelitian

30 Abdul Djalal H.A., op. cit, hlm. 100-101.

Page 26: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

43

mereka mengenai tahap-tahap da’wah Islam.31 Oleh Manna’ Al-Qatthan

dikatakan; “Para ulama begitu tertarik untuk menyelidiki surah-surah Makki dan Madani. Mereka meneliti al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk ditertibkan sesuai denagn nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu, tempat, dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti objektif, gambaran penyelidikan tentang ilmu Makki dan Madani. Dan, itu pula sikap ulama kita dalam melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek kajian al-Qur’an lainnya. Memang suatu usaha besar bila seorang peneliti menyelidiki turunnya wahyu dalam segala tahapannya, mempelajari ayat-ayat al-Qur’an sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan dengan bantuan tema surat atau ayat, merumuskan kaidah-kaidah analogis untuk menentukan apakah sebuah seruan itu termasuk Makki dan Madani ataukah ia merupakan tema-tema yang menjadi titik tolak dakwah di Makah atau di Madinah. Apabila suatu masalah masih kurang jelas bagi seorang peneliti karena terlalu banyak alasan yang berbeda-beda, maka ia mengumpulkan, memperbandingkan, mengklasifikasikaannya mana yang serupa dengan yang turun di Makah dan mana pula yan serupa dengan yang turun di Madinah.”32 Ini menandakan bahwa urgensi memahami al-Qur’an secara

komprehensif akan menjadikan wawasan terhadap isi kandungan al-

Qur'an secara utuh. Dengan demikian al-Qur'an yang dikumpulkan

melalui proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan

kodifikasi hingga menjadi mushaf tidak akan sia-sia—yang selanjutnya

disebut jam’ al-Qur'an.33 Termasuk juga dalam rangka mengetahui letak

ayat atau surat yang Makki ataupun Madani.

Pendefinisian ayat tersebut didasarkan pada analisa yang tersistem

tentang teori makki dan madani yang telah disebut di atas. Apabila ayat-

ayat itu turun di suatu tempat, kemudian oleh salah seorang sahabat

dibawa segera setelah diturunkan untuk disampaikan di tempat lain, para

ulama pun akan menetapkan seperti itu. Mereka berkata; "Ayat yang

31 Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur'an, Jakarta, Pustaka Firdaus, cet. II, 2001, hlm. 207.

32 Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 53. 33 Azyumardi Azra (ed), Sejarah dan Ulum al-Qur'an, Jakarta, Pustaka Firdaus,

1999, hlm. 25.

Page 27: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

44

dibawa dari Makah ke Madinah, dan ayat yang dibawa dari Madinah ke

Makah”. Abul Qasim al-Hasan bin Muhammad bin Habib an-Naisabury

menyebutkan dalam kitabnya, At-Tanbih 'laa Fadhli 'Uluum al-Quran; "Di antara ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzulul qur'an dan daerahnya, urutan turunnya di Makah dan Madinah, tentang yang diturunkan di Makah tapi hukumnya Madani dan sebaliknya, yang diturunkan di Makah mengenai penduduk Madinah dan sebaliknya, yang serupa dengan yang diturunkan di Makah (Makki) tetapi termasuk Madani dan sebagainya. Dan tentang yang diturunkan di Juhfah, di Baitul Makdis, di Taif, atau di Hudaibiyah. Demikian pula yang diturunkan secara bersama-sama atau yang diturunkan secara tersendiri, ayat-ayat Madani dari surah-surah Makkiah, ayat-ayat Makkiah dalam surat-surat Madaniyah, yang dibawa dari Makah ke Madinah dan yang dibawa dari Madinah ke Makah, yang dibawa dari Makah ke Asibinia, yang diturunkan dalam bentuk global dan yang telah dijelaskan, serta yang diperselisihkan sehingga sebagian orang mengatakan Madani dan sebagian lagi mengatakan Makki. Itu semua ada dua puluh lima macam. Orang yang tidak mengetahuinya dan tidak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berbicara tentang al-Qur'an.”34 Para ulama sangat memperhatikan al-Qur’an dengan cermat.

Mereka menertibkan surat-surat sesuai dengan tempat turunnya. Mereka

mengatakan, misalnya; "Surat ini diturunkan setelah surat itu." Dan,

bahkan lebih cermat lagi sehingga mereka membedakan antara yang

diturunkan pada malam hari dengan yang diturunkan di siang hari,

antara yang diturunkan di musim panas dengan yang diturunkan di

musim dingin, dan antara waktu yang diturunkan sedang berada di

rumah dengan yang diturunkan saat bepergian.” 35

Inilah persolan pokok di sekitar Makki dan Madani. Oleh sebab

itu, kita dapati para pengemban petunjuk yang terdiri atas para sahabat,

tabiin, dan generasi sesudahnya meneliti dengan cermat tempat turunnya

al-Qur’an, ayat demi ayat, baik dalam hal waktu maupun tempatnya.

Penelitian ini merupakan pilar kuat yang menjadi landasan bagi para

34 Manna’ Al-Qatan, Mabahits…, Op. cit., hlm. 53. 35 Ibid, hlm. 54.

Page 28: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

45

peneliti untuk mengetahui metode dakwah, macam-macam seruan, dan

pentahapan dalam penetapan hukum dan perintah.

Dakwah menuju jalan Allah itu memerlukan metode tertentu

dalam menghadapi segala kerusakan akidah, perundang-undangan, dan

perilaku. Beban dakwah itu baru diwajibkan setelah benih subur tersedia

baginya dan fondasi kuat telah dipersiapkan untuk membawanya. Dan

asas perundang-undangan dan aturan sosialnya juga baru digariskan

setelah hati manusia dibersihkan dan tujuannya ditentukan. Sehingga

kehidupan yang teratur dapat terbentuk atas dasar bimbingan dari Allah.

Tentunya kita akan melihat bahwa ayat-ayat makiyah (Makki)

mengandung karakteristik yang berbeda sebagaimana dijumpai dalam

ayat-ayat Madaniyah (Madani), baik dalam tataran isi maupun

strukturnys, sekalipun yang kedua ini di dasarkan pada yang pertama

dalam hukum-hukum dan perundang-undangannya. Tetapi kesemuanya

tetap mempertimbangkan aspek makani, zamani dan khitabi-nya.36

Pada zaman jahiliah masyarakat sedang dalam keadaan buta dan

tuli, menyembah berhala, mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu,

mendustakan hari akhir, dan mereka mengatakan; "Apabila kami telah

mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang-belulang, benarkah

Kami akan dibangkitkan kembali?" (ash-Shaffat: 16). Kehidupan ini

tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan

yang akan membinasakan kita hanyalah waktu." (al-Jatsiyah: 24). Mereka

ahli bertengkar yang sengit sekali, tukang berdebat dengan kata-kata

pedas dan retorika luar biasa, sehingga wahyu Makki (yang diturunkan di

Makah) juga berupa goncangan-goncangan yang mencekam, menyala-

36 Syamsuri Yusuf, “Mengenal Klasifikasi Makiyah dan Madaniyah”, dalam Sukardi

KD. (ed), Belajar Mudah ‘Ulumul Al-Qur'an:; Studi Khazanah Ilmu Al-Qur'an, Jakarta, Lentera Basritama, 2002, hlm. 139.

Page 29: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

46

nyala seperti api yang memberi tanda bahaya disertai argumentasi sangat

kuat dan tegas.

Semua ini dapat menghancurkan keyakinan mereka pada berhala,

kemudian mengajak mereka kepada agama tauhid. Dengan demikian,

tabir kebobrokan mereka berhasil dirobek-robek, begitu juga segala

impian mereka dapat dilenyapkan dengan memberikan contoh-contoh

kehidupan akhirat, surga, dan neraka yang terdapat di dalamnya. Mereka

yang begitu fasih berbahasa dengan retorika tinggi ditantang agar

membuat seperti apa yang ada di dalam al-Qur’an, dengan menggunakan

kisah-kisah para pendusta terdahulu, bukti-bukti alamiah dan yang dapat

diterima akal. Semua ini menjadi ciri-ciri al-Qur’an surat-surat makiyah.37

Setelah terbentuk jamaah yang beriman kepada Allah, malaikat,

kitab dan rasul-Nya, kepada hari akhir dan qadar, baik dan buruknya,

serta akidahnya telah diuji dengan berbagai cobaan dari orang musyrik

dan ternyata dapat bertahan, dan dengan agamanya itu mereka berhijrah

karena lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada

kesenagan hidup duniawi.

Maka, di saat itu kita melihat ayat-ayat Madaniyah yang panjang-

panjang membicarakan hukum-hukum Islam serta ketentuan-

ketentuannya, mengajak berjihad dan berkurban di jalan Allah kemudian

menjelaskan dasar-dasar perundang-undangan, meletakkan kaidah-

kaidah kemasyarakatan, menentukan hubungan pribadi, internasional,

dan antarbangsa. Juga, menyingkap aib dan isi hati orang munafik,

berdialog dengan ahli kitab dan membungkam mulut mereka. Inilah ciri-

ciri umum al-Qur’an Madaniyah.

37 Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 78-79. Manna’ Al-Qatthan, op. cit., hlm. 53. Al-

Zarkasyi, op. cit., hlm. 239.

Page 30: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

47

Pengetahuan tentang Makki dan Madani banyak membawa

hikmah dan faedah serta kegunaan sebagai berikut.;38

1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-Qur’an. Sebab,

pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu

memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang

benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum

lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang

penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang

mansukh bila di antara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif.

Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh atas yang terdahulu

(mansukh).

2. Mengetahui dan mengerti sejarah pensyari’atan hukum-hukum Islam

(tarikh al-tasyri’) yang amat bijaksana dalam menerapkan peraturan-

peraturan, disamping juga mengetahui hikmah didisyari’atkannya

suatu hukum (hikmah al-tasyri’). Sebab dengan makki dan madani akan

dapat diketahui tarikh al-tasyri’ yang dalam mensyari’atkan hukum

Islam itu secara bertahap, sehingga dapat pula diketahui mengapa

suatu hukum disyari’atkan. Dan dengan hikmah al-tasyri’-nya itu akan

dapat menambah keimanan seseorang terhadap pewahyuan al-

Qur'an, karena melihat kebijaksanaannya dalam menetapkan hukum-

hukum ajarannya secara bertahap, sehingga mudah dimengerti,

dihayati, dan diamalkan.

3. Meresapi gaya bahasa al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam

metode berdakwah menuju Allah. Sebab, setiap situasi mempunyai

bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi

merupakan arti paling khusus dalam ilmu retorika. Karakteristik gaya

38 Abdul Djalal H.A, op. cit, hlm. 101-104. Bandingkan juga dengan Manna’ Al-

Qatthan, op. cit., hlm. 59-60, yang secara garis besar sama adanya.

Page 31: BAB II KONSEP UMUM MAKKI DAN MADANI - …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/5/jtptiain-gdl-s1-2004... · jenis surat/ayat dalam al-Qur'an. Keduanya lahir dari dua nama kota

48

bahasa Makki dan Madani dalam al-Qur’an pun memberikan kepada

orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian

dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara

dan menguasai pikiran dan perasaannya, serta mengatasi apa yang ada

dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan. Setiap tahapan dakwah

mempunyai topik dan pola penyampaian tersendiri. Pola

penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan tata cara,

keyakinan, dan kondisi lingkungan. Hal yang demikian nampak jelas

dalam berbagai cara al-Qur’an menyeru berbagai golongan; orang

yang beriman, yang musyrik, yang munafik, dan ahli kitab,

sebagimana terdapat dalam tanda-tanda surat/ayat makiyah dan

madaniyah.

4. Dengan mengetahui ilmu makki dan madani, kondisi masyarakat

Makah dan Madinah, khususnya pada waktu turunnya ayat dapat

diketahui.

Demikian ini beberapa signifikansi dan faedah yang dapat diambil

dalam mengetahui ilmu makki dan madani, yang dapat memberikan

gambaran secara gambang tentang periodesasi turunnya ayat/surat melalui

fase Makah dan Madinah dalam sejarah peradaban gerak realitas teks al-

Qur'an ketika diturunkan kepada Muhammad untuk disampaikan kepada

umat manusia. Ada banyak hikmah, faedah, terlebih hikmah al-tasyri’

(hikmah disyari’atkannya hukum) sebagaima maksud dan tujuan

selanjutnya dari kajian ini.