BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...
Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...
6
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Perubahan sensori persepsi,halusinasi adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
datang internal atau eksternal. (Carpenito, 2001)
halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatau yang sebenarnya tidak ada. hal itu
memungkinkan mempengaruhi pmikiran mereka mencakup perasaan
merasamendengar,melihat,membau,meraba,merasa. Halusinasi adalah
penerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra seorang
pasien,yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun dasarnya mungkin
organic fungsional,psikotik ataupun histerik. (Maramis, 2004)
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa
stimulus dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar
suara tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap
dirinya, sering terjadi pada pasien skisofrenia. (Stuart and sundeen, 1995)
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsang yang menimbulkannya(tidak ada objeknya).misalnya,merasa
melihat ada orang yang akan memukul,padahal tidak ada seorang pun
disekitarnya,sekalipun tidak nyata,tetapi bagi pennderita gangguan
7
jiwa,halusinasi di rasakan sebagai sesuatu yang sungguh sungguh.
(Baihaqi MIF dkk.)
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengaami
perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang
diperkarai secara internal atau eksternal disertai dengan suatu pngurangan
berlebih-lebihan.distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus.
(Towsend MS,1998)
Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti
pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
Dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai kemampuan dalam
membandingkan dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar
dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan
antara fantasi dan kenyataaan. Mereka dalam menggunakan proses pikir
yang logis, membedakan dengan pengalaman dan dapat memvalidasikan
serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003).
B. Rentang respon
Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang
respon yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik,perilaku yang
dapat di amati dan mungkin menunjukan adanya halusinasi,respon yang
terjadi dapat berada dalam rentang adaptif sampai mal adaptif yang dapat
di gambarkan sebagai berikut.
8
Gambar 2.1
Rentang respon neurobiologik
Respon adaptif Maladaptif
1. pikiran logis
2. persepsi logis
3. emosi konsisten
dengan pengalaman
4. Perilaku sesuai
hubungan social.
1. Pikiran kadang
2. Ilusi
3. Reaksi emosional
berlebihan
4. Perilaku ganjil
menaik diri.
1. Kelainan pikiran atau
delusi
2. Halusinasi
3. Ketidak mampuan
untuk
4. Ketidakteraturan
isolasi Social.
( Stuart and sundeen,1990:302 )
C. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada respon
munculnya neurobiology seperti halusinasi antara lain : ( Stuart, 2007 )
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai
9
dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal berhubungan dengan perilaku psikotik.
2. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu
sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien misalnya anak diperlakukan oleh ibu yang
pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan,
sementara yang mengambil jarak dengannya.
10
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress sehingga tidak
menutup kemungknan budaya ataupun adat yang dianggap terlalu berat
bagi seseorang dapat menyebabkan saseorang menjadi gangguan jiwa.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
b. Stres lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
11
dan umumnya lingkungan yang dapat mendukung bertambahnya
gangguan jiwa adalah lingkungan perkotaan yang dimana tingkat
individualismenya sangat tinggi.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor berlebihnya informasi pada syaraf yang
menerima dan memperoses inflamasi di thalamus frontal otak
D. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) yang dikutip oleh Nasution
(2003), seseorang yang mengalami halusinasi biasanya memperlihatkan
gejala-gejala yang khas yaitu:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
3. Gerakan mata abnormal.
4. Respon verbal yang lambat.
5. Diam.
6. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
7. Perilaku menyerang teror seperti panik.
8. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
9. Menarik diri atau katatonik.
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
12
11. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
12. Penyempitan kemampuan konsenstrasi.
13. Dipenuhi dengan pengalaman sensori.
Tabel 1 : Karakteristik Halusinasi ( Stuart and Laraia 2003 )
No Jenis Halusinasi Karakteristik
1 Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sring
suara kata yang jelas, berbicara dengan klien
bahkan sampai percakapan lengkap antara kedua
penderita halusinasi. Pikiran yang terdengar jelas
dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang –
kadang dapat membahayakan.
2 Penglihatan Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya,
gambar geometris, gambar karton atau panorama
yang luas dan kompleks.
Penglihatan dapat berupa sesuatu yang
menyenangkan / sesuatu yang menakutkan
seperti monster.
13
3 Penciuman Membau bau-bau seperti darah, urine, feses
umumnya bau- bau yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penciuman biasanya akibat stroke,
tumor, kejang dan demensia
4 Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, dan
feses
5 Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang
dating dari tanah, benda mati atau orang lain.
6 Chanesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di
vena (arteri), pencernaan makanan
7 Klinestetik Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa
berdiri
E. Fase-fase halusinasi.
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada pada
intensitasnya dan keparahan (Stuart and Larai,2005) membagi
halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin berat fase
14
halusinasinya.Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin
,dikendaalikan halusinasinya lengkap tercantum dalam table.
Tabel 1 Fase-fase Halusinasi (Stuart and Larai,2005)
Halusinasi karakteristik Perilaku klien
FASE 1
Comforting
ansietas sebagai
halusinasi menyenagkan
Klien mengalami
perasaan seperti
ansietas,kesepian,rasa
bersalah dan takut
mencoba untuk berfokus
pada pikiran
menyenangkan untuk
meredakan ansietas
individu mengenal bahwa
pikiran-pikiran dan
pengalaman sensor
berada dalam kondisi
kesadaran jika ansietas
dapat ditangani
(nonpsikotik)
Tersenyum dan tertawa
tidak sesuai
menggerakkan bibir tanpa
suara menggerakkan mata
yang cepat dan respon
verbal yang lambat
FASE II
Condemning
Pengalaman sensasi
menjijikan dan
Peningkatan system saraf
otonom yang menunjukan
15
Ansietas berat
halusinasi memberatkan
menakutkan,klien mulai
lepas kendali dan
mungkin menciba untuk
menjauhkan dirinya dari
sumber yang di
persepsikan,individu
mungkin merasa malu
karena pengalaman
sensorinya dan menarik
diri dari orang
lain(nonpsikotik)
ansietas,peningkatan
tekanan
darah,peningkatan nadi
dan
pernapasan,penyempitan
kemampuan
konsentrasidan kehilangan
kemampuan membedakan
halusinasi dan realita
FASE III
Controling
Ansietas berat
pengalaman sensori
menjadi penguasa
Klien berhenti
menghentikan perlawanan
terhadap halusinasi dan
mnyerah dan membiarkan
halusinasi menguasai
dirinya,individu mungkin
mengalami kesepian jika
pengalaman sensori
tersebut berahir(psikotik
Kemampuan dikendalikan
hlusinasi akan lebih di
takuti,kerusakan
berhubungan dengan
orang lain,rentang
perhatian hanya beberapa
detik / menit adanya
tanda-tanda fisik ansietas
berat,tremor,tidak mampu
memahamiperaturan
FASE IV
Conquering / panic
Pengalaman sensori
menjadi mengancam jika
Perilaku tremor akibat
panic,potensi berat suicida
16
Umumnya menjadi lezat
dalam halusinasinya
klien mengikuti perintah
halusinasi berahir dari
beberapa jam / hari jika
intervensi
terapeutik(psikotik berat)
/nomicide aktifitas
merefleksikan halusinasi
perilaku isi,seperti
kekerasan,agitasi,agitas
menarik diri,tidak mampu
merespon terhadap
perintah yang komplek
dan tidak mampu
berespon lebih dari satu
orang.
F. Masalah keperawatan.
1. Resikoperilaku kekerasan.
2. Perubahan persepsi sensori halusinasi.
3. Isolasi sosial : menarik diri.
4. Harga Diri Rendah.
G. Pohon masalah.
Perilaku kekerasan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran Core problem
17
Isolasi sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah
(Keliat,2006)
H. Diagnosa keperawatan.
1) Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar
2) Resikoperilaku kekerasan.
3) Isolasi sosial : Menarik Diri
4) Gangguan kinsep diri : Harga Diri Rendah
18
I. Intervensi
DiagnosaKeperawatan
Rencana Tindakan KeperawatanTgl No.DX
Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Rasional TT
1 Perilaku kekerasan Setelah interaksi klienmenunjukkan :1. Tanda – tanda percaya kepadaperawat :
a) Wajah cerah, tersenyumb) Mau berkenalanc) Ada kontak matad) Bersedia menceritakan
perasaan
1. Bina hubungan saling percayaa) Beri salam setiap
berinteraksib) Perkenalkan nama,
nama panggilanperawat dan tujuanperawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggilnama kesukaan klien
d) Tunjukkan sikapempati, jujur danmenepati janji setiapkali berinteraksi
e) Tanyakan perasaanklien dan masalah yangdihadapi klien
a) Menciptakan tras padaklien
b) Tak kenal maka taksayang
c) Agar lebih akrap dalammenyapa klien
d) Mewujudkan percaya padaklien
e) Memvalidasi perasaanklien
2. Klien dapat menceritakanpenyebab perilaku kekerasan
a. Menceritakan penyebab perasaanjengkel / kesal baik dari dirisendiri maupung lingkungannya
2. Klien dapat mengidentifikasipenyebab perilaku kekerasan :a) Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab rasakesal atau jengkelnya
b) Dengarkan tanpa menyelaatau memberi penilaiansetiap ungkapan perasaan ps
a) Mengungkapkan perasaanklien
b) Memperhatikan klien
19
513. Klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilakukekerasan
a) Tanda fisik : mata merah,tangan mengepal, ekspresitegang, dan lain-lain
b) Tanda emosional : perasaanmarah, jengkel, bicarakasar
c) Tanda sosial : bermusuhanyang dialami saat terjadiperilaku kekerasan
3) Klien dapat mengidentifikasitanda-tanda perilaku kekerasana) Motivasi klien menceritakan
kondisi fisik (tanda-tandafisik) saat perilakukekerasan terjadi
b) Motivasi klien menceritakankondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadiperilaku kekerasan
c) Motivasi klien menceritakanhubungan dengan orang lain(tanda-tanda sosial)
a) Mengusahakan klien maubercerita
b) Menguasahakan klienmau bercerita
c) Mengusahakan klien maubercerita
4.Klien dapat menjelaskan :a. Jenis-jenis
ekspresi kemarahan yangselama ini telahdilakukannya
b. Perasaannya saatmelakukan kekerasan
c. Efektivitas carayang dipakai dalammenyelesaikan masalah
4) Klien dapat mengidentifikasijenis perilaku kekerasan yangpernah dilakukannyaa) Motivasi klien menceritakan
jenis-jenis tindak kekerasanyang selama ini pernahdilakukannya
b) Motivasi klien menceritakanperasaan klien setelahtindak kekerasan tersebutterjadi
c) Diskusikan apakah dengantindak kekerasan yangdilakukannya masalah yangdialami teratasi
a) Memberikan kesempatanpada klien untuk bercerita
b) Mengetahui bagaimanaperasaa klien etelahmelakukan tindakkekerasan
c) Klien dapat memilah manayang benar dan yang salah
20
52
5. Klien dapat menjelaskanakibat perilaku kekerasan
a) Diri sendiri : luka,dijauhi teman, dll
b) Orang lain / keluarga :luka, tersinggungu,ketakutan, dll.
c) Lingkungan : barangatau benda rusak, dll
10) Klien dapat megidentifikasiakibat perilaku kekerasana. Diri sendiri
b. Orang lain / keluargac. Lingkungan
Mengetahui akibat dari perilakukekerasan
6. Klien dapat :Menjelaskan cara-cara sehatmengungkapkan marah
11) Klien dapat mengidentifikasicara konstruktif dalammengungkapkan kemarahan :Jelaskan cara-cara sehat untukmengungkapkan marah :- Cara fisik : nafas dalam,
pukul bantalk atau kasur,olah raga
- Verbal : mengungkapkanbahwa dirinya sedangkesal kepada orang lain
- Sosial : latihan asertifdengan orang lain
- Spiritual : sembahyang /doa, zikir, meditasi, dsbsesuai keyakinanagamanya masing-masing
Klien tahu cara untukmengungkapkan marah
7. Klien dapat memperagakancara mengontrol perilakukekerasana) Fisik : nafas dalam,
memukul bantal / kasur
12) Klien dapatmendemonstrasikan caramengontrol perilaku kekerasanLatih klien memperagakan carayang dipilih :
Klien dapat mendemonstrasikancara yang dipilih
21
53
b). Verbal : mengungkapkanperasaan kesal / jengkel padaorang lain tanpa menyakiti
c). Spiritual : zikir / doa, meditasisesuai agamanya
9 Peragakan caramelaksanakan cara yangdipilih
9 Jelaskan manfaat caratersebut
9 Anjurkan klien menirukanperagaan yang sudahdilakukan
9 Beri penguatan pada klien,perbaiki cara yang masihbelum sempurna
98. Perawat dapat melakukan
petemuan dengan keluargaa. Menjelaskan cara merawat
klien dengan perilakukekerasan
b. Mengungkapkan rasa puasdalam merawat klien
13) Klien mendapat dukungankeluarga untuk megontrolperilaku kekerasan :a) Diskusikan pentingnya
peran serta keluargasebagai pendukung klienuntuk mengatasi perilakukekerasan
b) Diskusikan potensikeluarga untuk membantuklien mengatasi perilakukekekarasan
c) Jelaskan pengertian,penyebab, akibat dan caramerawat klien
d) Peragakan cara merawatklien (menangani perilakukekerasan)
b) Agar keluarga klien tahupendukung nutuk klien itusangat penting
22
54
e) Beri kesempatan keluargauntuk memperagakanulang
f) Beri pujian kepadakeluarga setelah peragaan
9. Klien dapat menjelaskan :a) Manfaat minum obatb) Kerugian tidak minum obatc) Nama obatd) Bentuk dan warna obate) Dosis yang diberikan
kepadanyaf) Waktu pemakaiang) Cara pemakaianh) Efek yang dirasakan
14) Klien menggunakan obatsesuai program yag telahditetapkan:
a) Jenis obat (nama, warna danbentuk obat)
b) Dosis yang tepat untuk klienc) Waktu pemakaiand) Cara pemakaiane) Efek yang dirasakan klien
Anjurkan klien :a) Minta dan menggunakan
obat tepat waktub) Lapor ke perawat / dokter
jika mengalami efek yangtidak biasa
c) Beri pujian terhadapkedisiplinan klienmenggunakan obat
Agar klien mau minum obat secarateratur dan tahu mengenai dosis,jeis obat, waktu pemakaian dancara pemakaian
23
55
2 Gangguan PersepsiSensori : Halusinasi
Setelah interaksi klienmenunjukkan :1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat :a) Ekspresi wajah bersahabatb) Menunjukkan rasa senangc) Ada kontak matad) Mau berjabat tangane) Mau menyebutkan namaf) Mau duduk berdampingan
dengan perawatg) Bersedia mengngkapkan
masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percayaa) Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun nonverbal
b) Perkenalkan nama, namapanggilan perawat
c) Tunjukkan sikap jujur danmenepati janji setiap kaliinteraksi
a) Menciptakan tras padaklien
b) Tak kenal maka taksayang
c) Mewujudkan rasa percayapada klien
d) Tanyakan perasaan kliendanmasalah yang dihadapiklien
e) Dengarkan dengan penuhperhatian
d). Memvalidasi perasaan klien
e). Memperhatikan perasaan kilen
2. Klien dapat menyebutkan :a) Isib) Waktuc) Frekuensid) Situasi dan kondisi yang
menimbulkan halusinasi
2. Klien dapat menyebutkana) Mengetahui jenis halusinasib) Mengetahui isi,
waktu,frekuensi halusinasic) Mengetahui situasi dan
kondisi yang menimbulkanhalusinai
Klien dapat menceritakanmengenai halusinasinya
3. Klien dapat menyebutkan tindakanyang biasanya di lakukan untukmengendalikan halusiasi
3. Klien dapat mengontrol
halusinasinyaa). Identifikasi bersama klien caraatau tindakan yang dilakukan jika
Klien dapat mengidentifikasikancara yang harus dilakukan jikaterjadi halusinasi
24
56
terjadi halusinasi
4. Klien dapat menyebutkan carakontrol halisinasi
4. Diskuikan cara yang diinginkanklien :a) Jika cara yang digunakan
adaptif beri pujianb) Jika cara yang digunakan
mal adaptif dikusikan caratersebut
a) Memberi reinforcementpositif
b) Memberikan cara yangterbaik untuk klien
5. Klien dapat memilih danmemperagakan cara mengatasihalusinasi
5. Diskusikan cara baru untukmemutus / mengontrol timbulnyahalusinasi :a) Katakan pada diri sendiri
bahwa suara itu tidak nyatab) Bantu klien memillih cara
yang sudah dianjurkan danlatih untuk mencobanya
c) Beri keempatan untukmelakukan cara yang dipilihdan dilatih
d) Pantau pelaksanaan yangtelah dipilih dan dilatuh,jika berhasil beri pujian
Memberitahukan cara terbaru padaklien cara memutus halusinasi
6. Keluarga menyatakan setujuuntuk mengikuti pertemuandengan perawat
6. Klien mendapat dukungan darikeluarga dalam mengontrolhalusinasia) Buat kontrak dengan
keluarga untuk pertemuan(waktu, tempat, topiik).
b) Diskusikan dengan keluargatentang :• Pengertian halusinasi
a) Bina hubungan salingpercaya dengan keluargaklien
b) Agar keluarga tahumengenai sakit yangdiderita klien
25
57
• Tanda dan gejalahalusinasi
• Isi halusinasi• Waktu halusinasi• Frekuensi halusinasi• Situasi terjadinya
halusinasi.• dll
7. Klien dapat menyebutkana) Manfaat minum obat
b) Kerugian tidak minum obat c)Nama, warna, dosi, efek
terapi dan efek samping
7. Diskusikan dengan klien tentangmanfaat dan kerugian tidakminum obat, nama, warna, dosi,cara, efek terapi dan efeksamping penggunaan obata) Pantau klien saat
penggunaan obatb) Beri pujian jika klien
menggunakan obat denganbenar
c) Diskusikan akibat berhentiminum obat tanpakonsultasi dengan dokter
Agar klie mau minum obat dengantepat
3 Isolasi Sosial :Menarik Diri
Setelah interaksi klienmenunjukkan :1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat :a) Wajah cerah, tersenyumb) Mau berkenalanc) Ada kontak mata
1. Bina hubungan saling percayaa) Beri salam setiap
berinteraksib) Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dantujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil namakesukaan klien
26
58
2. Klien mampu menyebutkanminimal satu penyebab menarikdiria) Diri sendirib) Orang lainc) Lingkungan
2. Klien mampu menyebutkanpenyebab menarik diri :
Tanyakan pada klien tentang :a) Orang yang tinggal serumah
/ teman sekamarb) Orang yang paling dekat
dengan klien dirumah /diruangan
c) Orang yang tidak dekatdengan klien dirumah /diruang perawatan
d) Apa yang membuat klientidak dekat dengan orangtersebut
e) Upaya yang sudahdilakukan agar dekat denganorang lain
3. Klien mampu menyebutkankeuntungan berhubungan sosialdan kerugian menarik diria) Banyak temanb) Tidak kesepianc) Bisa berdiskusid) Saling menolong
Kerugian menarik diri, misalnya :a) Sendirib) Kesepianc) Tidak bisa diskusi
3. Klien mampu menyebutkankeuntungan berhubungan sosialdan kerugian menarik diri.Tanyakan pada klien tentang :a) Manfaat hubungan sosialb) Kerugian menarik diri
27
5959
4. Klien dapat melaksanakanhubungan sosial secara bertahapdengan :a) Perawatb) Perawat lainc) Klien laind) Kelompok lain
4. Klien dapat melaksanakanhubungan sosial ecara ecarabertahap.Beri motivasi dan bantu klienuntuk berkenalan /berkomunikasi dengan:
a) Perawat lainb) Klien lainc) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskanperasaannya setelah berhubungansosial dengan :
a) Orang lainb) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskanperasaanya setelah berhubungansosial dengan :a) Orang lainb) Kelompok
6. Perawat dapat bertemu dengankeluarga dan dapat menjelaskan :
a) Pengertian menarik dirib) Tanda dan gejala menarik
diric) Penyebab dan akibat
menarik dirid) Cara merawat klien menarik
diri
6) Klien mendapat dukungankeluarga dalam memperluashubungan sosialJelaskan pada keluarga tentang:a) Pengertian menarik dirib) Tanda dan gejala menarik
diric) Penyebab dan akibat
menarik dirid) Cara merawat klien menarik
diri
28
60
7. Klien dapat menyebutkana) Manfaat minum obatb) Kerugian tidak minum
obatc) Nama, warna, dosis, efek
terapi dan efek sampingobat
7. Diskusikan dengan klien tentangmanfaat dan kerugian tidakminum obat, nama, warna, dosis,cara, efek terapi dan efeksamping penggunaan obat
3 Gangguan konsepdiri : Harga dirirendah
Setelah interaksi klienmenunjukkan :1. Klien menunjukkan ekspresi
wajah bersahabat, menunjukkanrasa senang, ada kontak mata,mau berjabat tangan, maumenyebutkan nama, maumenjawab salam, klien maududuk berdampingan denganperawat, mau mengutarakanmasalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percayadengan menggunakan prinsipkomunikasi terapeutika) Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun nonverbal
b) Perkenalkan diri dengansopan
c) Tanyakan nama lengkap dannama panggilan kesukaanyang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuane) Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat menyebutkana) Aspek positif dan
kemampuan yang dimilikiklien
b) Aspek positif keluargac) Aspek positif lingkungan
klien
2. Klien dapat mengidentifikasiaspek positif dan kemampuanyang dimilikiDiskusikan dengan klien tentang:a) Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkunganb) Kemampuan yang dimiliki
klien3. Klien menyebutkan
kemampuan yang dapat3. Klien dapat menilai kemampuan
yang dimiliki untuk dilaksanakan
29
61
dilaksanakan a) Diskusikan dengan klienkemampuan yang dapatdilaksanakan
b) Diskusikan kemampuanyang dapat dilanjutkanpelaksanaannya
4. Klien membuat rencanakegiatan harian
4. Klien dapat merencanakankegiatan sesuai dengankemampuan yang dimilikiRencanakan bersama klienaktivitas yang dapat dilakukansetiap hari sesuai kemampuankliena) Kegiatan mandirib) Kegiatan dengan bantuan
5. Klien melakukan kegiatansesuai jadwal yang dibuat
5. Klien dapat melakukan kegiatansesuai rencana yang dibuata) Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan yangtelah direncanakan
b) Pantau kegiatan yangdilaksanakan klien
c) Beri pujian atas usaha yangdilakukan klien
d) Diskusikan kemungkinanpelaksanaan kegiatan setelahpulang
6. Klien memanfaatkan sistempendukung yang ada dikeluarga
6. Klien dapat memanfaatkansistem pendukung yang adaa) Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang caramerawat klien dengan harga
30
62
diri rendah
b) Bantu keluarga memberikandukungan selama klien dirawatc) Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah