Penerapan Variasi Bahan Ajar untuk Mengatasi Keterbatasan ...
BAB II KONSEP DASAR -...
-
Upload
truongkien -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of BAB II KONSEP DASAR -...
1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir tetapi
dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan
orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart dan Sundeen, 2006).
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan (Kelliat, 1995).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
diekspresikan (Townsend, 1998).
Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negaitif terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult
& Videbeck, 1998).
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Kelliat,
1999).
2
Dapat disimpulkan bahwa harga dir rendah merupakan masalah bagi
banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat. Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar perilaku individu. Individu
dengan konsep dan dapat berfungsi dengan efektif yang terlihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan berguna bagi lingkungan.
Secara umum disepakati bahwa konsep diri belum ada sejak lahir. Konsep
diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan
perkembangan bicara. Nama dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang
utama dalam membantu perkembangan identitas. Dengan memanggil nama, anak
mengartikan dirinya istimewa, unik dan mandiri (Kelliat, 1991).
Konsep diri dipelajari melalaui kontak sosial dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi
oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya
(Kelliat, 1991).
B. Komponen Konsep Diri
Komponen konsep diri terdiri dari lima : gambaran diri, ideal diri, harga diri,
peran, identitas diri (Stuart dan Sundeen, 1991)
1. Gambaran diri (citra tubuh)
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan
individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu ukuran,
3
bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara
terus menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda) baik masa lalu mupun
sekarang.
a. Stresor yang terjadi pada citra tubuh
1) Perubahan ukuran tubuh : penurunan berat badan
2) Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif (operasi, daerah
pemasangan infus).
3) Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk
disertai dengan pemasangan alat
didalam tubuh.
4) Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat
merubah sistem tubuh.
5) Keterbatasan : makan, melakukan kegiatan.
b. Tanda dan gejala gangguan citra tubuh
1) Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2) Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi.
3) Menolak penjelasan perubahan tubuh.
4) Preakupasi dengan bagian tubuh yang hilang.
5) Presepsi negatif terhadap tubuh.
6) Mengungkapkan keputusasaan.
7) Mengungkapkan ketakuatan.
4
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku berdasarkan standar tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu.
Standar ideal diri dapat berhubungan dengan tipe yang diinginkan atau
sejumlah aspirasi, cita- cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial
(Keluarga, budaya).
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak- kanak yang
dipengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntutan atau
harapan. Pada usia remaja ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi
pada oarang tua, guru dan teman. Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang
terlalau tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis, ideal diri yang samar dan
tidak jelas serta cenderung menuntut.
Adapun faktor yang mempengaruhi ideal diri :
a. Kecenderungan individu menempatkan diri pada batas kemampuannya.
b. Faktor body akan mempengaruhi individu menetapkan diri kemudian
stndar ini ditetapkan dengan standar kelompok teman.
c. Ambisi dan keinginan untuk melebih dan berhasil, kemudian untuk
menghindari kegagalan, perasaan cemas, rendah diri.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi
pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri
5
yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama harga diri
adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Orang yang
memiliki harga diri rendah biasanya memiliki ideal diri diatas standar (tinggi).
4. Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Posisi dimasyarakat dapat
merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan
kesukaran, atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stres peran
terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan
peran yang terlalu banyak.
5. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Seseorang yang mempunyai perasaan
identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain,
unik dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga
(respek pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang
mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
Dari rentang respon individu terhadap konsep dirinya terhadap harga
diri rendah yang terletak diantara respon adaptif dan respon mal adaptif.
Harga diri rendah adalah suatu kondisi penilaian diri yang negatif
6
berkepanjangan pada seseorang atas dirinya atau kemampuannya. Perasaan
negatif pada diri sendiri termasuk percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.
C. Rentang Respon Konsep Diri
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Respon adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Diri diri positif rendah identitas
(Skema 1.3 Rentang Respon Konsep Diri Stuart & Sundeen, 1991).
Keterangan:
1. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri
Apa bila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan konsep diri maladaptive
7
4. Kerancauan identitas
Kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa
kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial, kepribadian pada
masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
diri dengan orang lain (Budi Anna Keliat, 1998)
D. Etiologi
a. Gangguan citra tubuh
Mekanisme : gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang
tubuh yang dilakukan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh, pasien
biasanya tidak dapat menerima kondisinya merasa kurang sempurna
kemudian akan timbul harga diri rendah.
b. Ideal diri tidak realistik
Mekanisme : ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas ideal
diri yang suram dan tidak jelas, cenderung menutut. Kegagalan- kegagalan
yang dialami dan fantasi yang terlalu tinggi tidak dapat dicapai membuat
frustasi dan akan timbul harga diri rendah (Kelliat, 1998).
8
E. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri.
pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan faktor kontribusi pada
gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap perlakuan dan
respon orang tua. Orang tua yang kasar, membenci dan tidak menerima akan
mempunyai keraguan atau ketidakpastian. Anak yang tidak menerima kasih
sayang maka anak tersebut akan gagal mencitai dirinya dan menggapai cinta
orang lain. individu yang kurang mengerti akan dan tujuan kehidupan akan
gagal menerima tanggung jawab untuk diri sendiri. ia akan tergantung pada
orang lain dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri. ia mengingkari
kebebasan mengekspresikan sesuatu, termasuk kemungkinan berbuat
kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri.
Ideal diri yang ditetapkan tidak dapat dicapai.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran.
Peran sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh masyarakat
misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang objektif
dan kurang rasional dibandingkan pria. pria dianggap kurang sensitif, kurang
hangat kurang ekspresif disbanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut,
jika wanita atau pria berperan tidak seperti lazimnya, maka dapat
menimbulkan konflik didalam diri maupun hubungan sosial. Misalnya, wanita
yang sacara tradisional harus tinggal di rumah saja, jika ia mulai keluar rumah
untuk sekolah atau kerja akan menimbulkan masalah.Konflik peran dan peran
9
yang tidak sesuai muncul dari faktor biologis dan harapan masyarakatterhadap
wanita atau pria. peran yang berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai
sejumlah peran.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan kurang percaya
diri pada anak. anak akan ragu apakah yang ia pilih tepat, jika tidak sesuai
dengan keinginan orang tua maka timbul rasa bersalah. ( Kelliat, 1992)
F. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi
individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau
stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan kemampuannya.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan
dan kurang penghargaan diri dari orang tua yang berarti: pola asuh anak tidak
tepat misalnya: terlalu dilarang, dituntut, persaingan dengan saudara, kesalahan
dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat di capai, gagal tanggung
jawab terhadap diri sendiri (Stuart dan sundeen, 1992).
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi transisi peran yang
dapat menimbulkan stres tersendiri bagi individu. Stuart dan Sundeen (1991)
mengidentifikasi Transisi peran menjadi tiga kategori :
10
a. Transisi Perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap
perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaikan tugas
perkembangan yang berbeda- beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi
konsep diri.
b. Transisi Peran Situasi
Transisi peran situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurangnya orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya
status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran
yaitu konflik peran tidak jelas atau peran berlebihan.
c. Transisi Peran Sehat Sakit
Stressor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dn berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran, harga diri.
G. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat dikaji pada gangguan harga diri rendah menurut
Carpenito, L.J (1998) :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit misalnya malu dan sedih karena rambut rontok setelah
mendapat terapi sinar.
11
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya tidak akan terjadi jika saya
segera kerumah sakit, menyalahkan diri sendiri.
3. Merendahkan martabat misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
tidak tahu apa- apa atau saya tidak tahu apa- apa atau saya orang bodoh.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, suka menyendiri.
5. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan, misalnya memilih
alternatif tindakan.
6. Mencederai diri, akibat harga diri rendah di sertai harapan yang suram,
mungkin pasien ingin mengakhiri kehidupan.
H. Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang suatu nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai ideal
diri (Stuart dan Sundeen, 1991).
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal
menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung
pada orang tua dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri. Ia mengingkari
kebebasan mengekspresikan sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan
dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal
diri yang ditetapkan tidak tercapai.
12
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka
disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping
yang tidak konstruktif atau kopingnya mal adaptif.
Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri
rendah adalah isolasi : menarik diri karena adanya perasaan malu kalau
kekurangannya diketahui oleh orang lain.
Stuart dan Sundeen (1995) mengemukakan sepuluh cara individu
mengekspresikan secara langsung harga diri rendah : mengejek dan mengkritik
diri sendiri, pasien sering mengatakan dirinya bodoh dan tidak tahu apa- apa,
merendahkan martabat, pasien menghindari, mengabaikan atau menolak
kemampuan yang nyata dimiliki, manifestasi klinik, tekanan darah meningkat,
penyakit psikomatis dan penyalahgunaan obat, rasa bersalah dan khawatir, pasien
menghukum dirinya sendiri ini dapat ditampilkan berupa fobis, obsesi, klien
menolak dirinya sendiri, menunda keputusan, pasien sangat ragu- ragu dalam
mengambil keputusan, rasa aman terancam, seseorang mungkin tidak melaporkan
perilaku perilaku kasar terhadap dirinya sendiri, menunda keputusan, pasien
sangat ragu- ragu dalam mengambil keputusan, rasa aman terancam, seseorang
mungkin tidak melaporkan perilaku kasar terhadap dirinya, gangguan
berhubungan karena kelakuan, penolakan dan harga diri rendah, pasien menjadi
kejam, merendahkan diri atau mengekspresikan orang lain, perilaku ini adalah
menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga,
menarik diri dari realitas, bila kecemasan yang disebabkan oleh penolakan diri
13
sendiri mencapai tingkat berat atau panik, pasien mungkin mengalami gangguan
asosiasi, halusinasi, curiga, cemburu, paranoid, merusak diri, harga diri rendah
dapat mendorong pasien mengakhiri kehidupan, merusak atau melukai orang.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada gangguan konsep diri dapat dibagi menjadi dua
jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart dan Sundeen, 1991).
a. Koping jangka pendek
1) Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas
diri(misal: konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif).
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara(misal: ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).
3) Aktifitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu (misalnya: olah raga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas).
4) Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas
di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misal: penyalah gunaan
obat).
b. Koping jangka panjang
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping
jangka panjang. Penyelesaian akan menghasilkan ego identitas dan keunikan
individu.
14
Identitas negatif merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan
masyarakat. Remaja mungkin menjadi anti sosial, ini dapat dibuktikan remaja
ini mengatakan ” saya mungkin lebih baik menjadi anak tidak baik dari pada
tidak jadi apapun”.
Individu dengan gangguan konsep diri pada usia lanjut menggunakan
ego oriented reaction (mekanisme pertahanan diri), yang digunakan adalah
fantasi, diasosiasi,proyeksi, mengisar.
Dalam keadaan yang semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan
kegagalan penyesuaian sebagai berikut : psikosis, neurosis, obesitas,
anoreksia, nervosa, bunuh diri, kriminal, persetubuhan dengan siapa saja,
kenakalan, penganiayaan.
J. Masalah Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional atau kronik
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Koping individu tidak efektif
3. Perubahan penampilan peran
4. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
5. Perilaku kekerasan
15
K. Pohon Masalah
Perubahan sensori persepsi
Isolasi social
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
Gangguan Citra Tubuh Idial diri tidak realistic
(Budi Anna Keliat, 1998)
L. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah.
2. Isolasi Sosial
3. Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi. (Townsend, 1998)
16
M. Intervensi Keperawatan
Tgl PerencanaanNo DiagnosaKeperawat
an Tujuan Kriteriaevaluasi
Intervensi Rasional
1 Gangguankonsepdiri :harga dirirendah
Sp 1p1. Klien
dapatmembinahubungan salingpercaya
Setelah 1xinteraksidiharapkan:a. Klien
menunjukan ekspresiwajahbersahabat,menunjukan rasatenang, adakontakmata, mauberjabattangan, mauberjabattangan, maumenyebutkan nama,maumenjawabsalam, klienmau dudukberdampingan denganperawat,maumenngutarakanmasalahyangdihadapi.
1.1 Binahubungansaling percayadenganmenggunakankomunikasiyangterapeutik:a. Sapa
pasiendenganramahtamah baikverbalmaupunnon verbal
b. Perkenalkan diridengansopan
c. Tanyakannamalengkapdan namapanggilanyang
d. Jelaskantujuanpertemuan
e. Jujur danmenepatijanji
f. Tunjukansikap
1. Hubungan salingpercayamerupakan dasarkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya
17
2. Kliendapatmengidentifikasi
a. Aspekpositifdankemampuanyang dimilikiklien
b. Aspekpositifkluarga
c.Aspekpositiflingkunganklien
3. membantu klien
b. Klien dapatmenyebutkan aspekpositifyangdimilikiklien,kluarga .lingkungan
c. Klien dapatmenilai
empati danmenerimapasien
g. Beriperhatiandanperhatikankebutuhandasar klien
2.1 Diskusikankemampuandan aspekpositif yangdi milikiklien
2.2 Setiappetemuanhidari nilainegatif
2.3 Bersamaklien buatdaftartentangaspek positifyangdimilikiklien,keluarga,lingkungandankemampuanyangdimilikiklien
2.1 Utamakanpemberianpujian yangrealitis
3.1 Diskusikandengan klien
2. Sebagaidasarasuhankeperawatan
3. Memotivasi diri
18
menilaikemampuan klienyangmasihdapatdigunakan
4. membantu klienmemilihkegiatanyangakan dilatihsesuaidengankemampuan klien
5. melatihklienkegiatanyang dipilihsesuairencanaya di
kemampuan yang dimilikiuntukdilaksanakan
d. klien dapatmerencanakankegiatanyang sesuaikemampuan yangdimiliki
e. Klien dapatmelakukankegiatansesuaijadwalyangdibuat
kemampuanyang masihdapat digunakanselama sakitDan dapat dilanjutkanpenggunaan
4.1 Tingkatkankegiatanyang sesuaidengantoleransi dankondisi
4.2 Rencanakanbersamaklienaktifitasyang dapatdilakukansetiap harisesuaikemampuanklien (kegiatanmandiri,denganbantuan )
4.1 Beri contohkegiatanyang bolehdi gunakan
5.1 Anjurkanklien untukmelaksanakan kegiatanyang telahdirencanakan
5.2 Pantau
untuktetapmempertahankanpenggunaannya
4. Kliendapatberfikiran positifsehinggabisamembuat klienpercayadiri
5. Karenaklienadalahindividuyangbertanggungjawab
19
buatsesuaikemapuan klien
6. Menganjurkanklienmemasukkandalamjadwalkegiatanharian
Sp 2 p1. Memvali
dasimasalahdarilatihansebelumnya
2. Melatihkegiatanselanjutnyayangdipilihsesuai
f. Klien dapatmelakukankegiatansesuaijadwalyangdibuat
Setelah 2xinteraksidiharapkan:a. Klien dapat
menyebutkandanmendemonstrasikanlatihan yangdi ajarkansebelum nya
b. Klienmendemonstrasikan carayang dilatih
kegiatanyang telahdilaksanak
Diskusikankemungkinanpelaksanaankegiatansetelahpulang
anjurkan klienmemasukkan dalamjadwalkegiatanharian
1.1 Motivasiklien untukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya
2.1 Beri pujianatas jawabanyang benara. Motifasi
klien untuklebih bisaapa yangdiajarkan
terhadapdirinya
6. Mengetahui jadwalkegiatanharianpasien
1. Menge-tahuitingkatkemampuanpasienterhadaplatihansebelumnya
2. Karenaklienadalahindividuyangbertanggungjawab
20
kemampuan
3. Membimbingklienmemasukan kedalamjadwalkegiatanharian
Sp 1k1. Mendisk
usikanmasalahyang dirasakankeluargadalammerawatklien
c. Klienbersediauntukmemasukankegiatanyang telah dilakukan kedalamkegiatanjadwal harian
a. Keluargadapat:
- Menjelaskan perasa annya
- Menjelaskan caramerawatharga dirirendah
- Mendemonstrasikancaraperawatan
b.Anjurkanklien untukmengikutilalumempraktekan
c. Berireinforcemen positifatastidakanyang dilakukanklien
3.1 Motivasiklien untukmemasukkankegiatanyang telahdilakukankedalamjadwalkegiatanharian
1.1 Bina hubungansaling percayadengan kelurga:a. Saling
berkenalanb. Jelaskan
tujuanc. Buat
kontrakd. Ekplorasi
perasaankelurgaklien
1.2 Motivasi
terhadapdirinya
3.mengingatkan pasienkegiatanyangharusdilakukan.
1. Hubungan salingpercayamerupakan dasarkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya
21
2. Menjelaskanpengertian hargadirirendah,tandadangejalasertaprosesnya
3. Menjelaskan cara-caramerawatpasienhargadirirendah.
klien hargadiri rendah
- Berpartisipasi dalamperawatanklien hargadiri rendah
b. Kelurgamengerti danmenyebutkankembalipengertiantanda dangejala danprosesterjadinyaharga dirirendah
c. Kelurgamengertitentang cara-cara merawatklien denganharga dirirendah
keluarga klienmenyetujui danmengikutikontrak
Diskusikandengankeluarga kliententang :a. Harga diri
rendahb.Penyebab
harga dirirendah
c.Akibat yangakan terjadijikahargadirirendahtidak ditangani
d.Carakelurgamenghadapiharga dirirendah
Beripendidikankesehatanpada keluargatentang caramerawat kliendengan hargadiri rendah
2. Mengantisipasimasalahyangtimbul
3. Meningkatkankemampuankeluargadalammerawatkliendenganhargadirirendah.
22
Sp 2k1. Melatih
keluargamempraktekkancaramerawatkliendenganharga dirirendah
2. Melatihkeluargamelakukan caramerawatlangsungpadakliendenganharga dirirendah
Sp 3k1. Memban
tukeluargamembuatjadwalaktivitasdi rumahtermasukminumobat
2. Menjelaskanfollow uppasiensetelah
a. keluargadapatmengetahui caramempraktekanmerawat kliendengan hargadiri rendah
b. Keluargadapatmempraktekancara merawatsecara langsungpada kliendengan hargadiri rendah
a. Keluargadapat membuatjadwal aktivitasdi rumah untukklien denganharga dirirendah
b. keluargamengetahuifollow up kliensetelah pulang
doronganggotakeluargauntuk mengikuticara merawatklien harga dirirendah
2.1 Latih keluargamelakukan caramerawatlangsung padaklien denganharga dirirendah
1.1 bantu keluargadalam menyusunjadwal aktivitasuntuk klien saat dirumah
2.1 jelaskan jadwalkontrol klien padakeluarga setelahpulang
1. Keluargamengetahuicaraperawatankliendenganharga dirirendah
2. Keluargalebihmemahamicaraperawatanklien secaralangsung
1. Memu-dahkankeluargadalammenyusunaktivitasklienselama dirumah
2. Keluargamengetahuijadwalkontrolklien
23
2 Isolasisosial :menarikdiri
pulang
Sp 1 p1. Membina
hubungansalingpercaya
a. Klienmenunjukanekspresiwajahbersahabat,menunjukanrasa tenang,ada kontakmata, mauberjabattangan, maumenyebutkannama, maumenjawabsalam, klienmau dudukberdampingan denganperawat, maumenngutarakan masalahyangdihadapi.
1.1 Bina hubungansaling percayadenganmenggunakankomunikasiyangterapeutik:a. Sapa pasien
denganramahtamah baikverbalmaupun nonverbal
b. Perkenalkandiri dengansopan
c. Tanyakannamalengkap dannamapanggilanyang
d. Jelaskantujuanpertemuan
e. Jujur danmenepatijanji
f. Tunjukansikapempati danmenerimapasien
g. Beriperhatiandanperhatikankebutuhan
1. Hubungan salingpercayamerupakan dasarkelancaranhubunganinteraksiselanjutnya
24
2. Mengidentifika-sipenyebabisolasisosial :menarikdiri klien
3. Mengidentifika-sikeuntunganberinteraksi dan
b. Klien dapatmengungkapkanpenyebabisolasi sosial: menarikdiri.
c. Diharapkanklien mampumenyebutkankeuntunganberhubungansosialmisalnya :
dasar klien
2.1 Tanyakan padaklien tentangorang yangtinggalserumah /temansekamar, orangyang palingdekat denganklien di rumah/ di ruangperawatan, apayang membuatklien dekatdengan orangtersebut dantidak dekatdengan orangtersebut, danupaya apayang sudahdilakukansupaya dekatdengan orangtersebut.
2.2 Diskusikandengan klienpenyebabmenarik diri /tidak maubergaul denagnorang lain.
3.1 Tanyakan padaklien tentangmanfaathubungan sosialdan kerugianmenarik diriDiskusikan
2. untukmengetahuipengetahuankliendanalasanmenarikdiri
3. Meningkatkanpemahamankliententangberhubu
25
kerugiantidakberinteraksidenganorang lain
4. Melatihklienberkenalandengansatuorang
5. Membimbingklienmemasukankedalam
- Banyak teman- Tidakkesepian
- Bisaberdiskusi
- Salingmenolong.Dan kerugianmenarik diri,misal:
- Sendiri- Kesepian- Tidak bisa
diskusi
d. Klien dapatmemperagakan caraberkenalandengan 1orang
e. Klien maumemasukankegiatanyang telahdilakukankedalam
pada kliententang manfaathubungan sosialdan kerugianmenarik diri
4.1 Beri motivasidan bantu klienberkenalanatau komukasidengan :perawat, pasiendan kelompok
4.2 Berireinforcementpositif ataskeberhasilandan usahaklien dalamberkenalandengan 1 orang
4.3 Motivasi klienuntuk lebihbanyak lagiberkenalandengan orang
5.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelahdilakukan ke
ngandenganoranglain.
4. meningkatkaninteraksikliendenganlingkungan.
5. memudahkankliendalammelakukan
26
jadwa
Sp 2 p1. Memvali
dasimasalahdanlatihansebelumnya
2. Melatihklienberkenalandengan 2orangataulebih
3. Membimbingklienmemasukan kedalamjadwalkegiatanharian
Sp 3 p1. Memvali
dasimasalahdan
jadwal harian
a. Klien dapatmenyebutkandanmendemostrasikan latihanyang diajarkansebelumnya
b. Klien dapatmendemonstrasikan caraberkenalandengan 2orang ataulebih
c. Klienmemasukankegiatanyang telah dilakukan kedalamkegiatanjadwal harian
a. Klien dapatmengungkapkan apa yangdirasakan
dalam jadwalharian
1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya
2.1 Motivasi klienuntukberkenalanlebih banyaklagi denganorang
2.2 Anjurkan klienuntukmengikuti lalumempraktekkan berkenalandengan lebihbanyak orang
3.1 Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangtelah dilakukankedalamjadwalkegiatan harian
1.1 Motivasi klienuntukmengungkapkan masalah dan
kegiatanharian
1. mengingatkankembalilatihanyangsudahdiajarkan
2. meningkatkaninteraksikliendenganlingku-ngan.
3. membantumemudahkankliendalammelakukanaktivitaskegiatanharian
1. mengingkanklienpada
27
latihansebelumnya
2. Melatihklienberinteraksidengankelompok
3. Membimbing klienmemasukkan kedalamjadwalkegiatanharian
b. Klien dapatmenyebutkandanmemperagakan kembalilatihansebelumnya
a. Klien maumengikutidanmempraktekan apa yang diajar kan
b. Klien senang
a. Klienbersediauntukmemasukankegiatanyang telah dilakukan kedalam jadwalkegiatanharian
mendemonstrasikan kembalilatihansebelumnya
Latih klienberinteraksi /berkenalandalamkelompok
Motivasi klienuntukmengikuti apayang telahdiajarkan
Beri contohcaraberkenalandengankelompok
Berireinforcementpositif atastindakan klienyang benar
Motivasi klienuntukmemasukankegiatan yangakan dilakukan kedalam jadwalkegiatanharian
Berireinforcementpositif atastindakan benar
latihansebelumnya
2. Membantu kliendalamberhubungan sosial
3. memudahkan kliendalammelakukankegiatansesuaijadwal.
28
Sp 1 k1. Mendisku
sikanmasalahyangdirasakankeluargadalammerawatklien
2. Menjelaskanpengertian menarikdiri,tanda dangejalasertaprosesterjadinya
1. Keluargadapat :a. Menjelas
kanperasaannya
b. Menjelaskan caramerawatklienmenarikdiri
c. Mendemonstrasikan caraperawatan klienmenarikdiri
d. Berpartisipasidalamperawatan klienmenarikdiri
2. Keluargamengertidanmeyebutkankembalipengertian,tanda dangejala, danprosesterjadinyaisolasi
yangdilakukanklien
1.1 Binahubungansaling percayadengankeluarga :
a. Salingberkenalan
b. Jelaskantujuan
c. Buatkontrak
d. Ekplorasiperasaankeluargaklien
Motivasikeluarga klienuntukmenyetujuidan mengikutikontrak
2.1 Diskusikandengankeluargaklien tentang :Isolasi sosial :menarik diri,Penyebabisolasi sosial,akibat yangakan terjadijika isolasi
1. Hubungansalingpercayamerupakan dasarkelancaraninteraksidanhubunganselanjutnya.
2. mengantisipasimaslah yangtimbul
29
3. Menjelaskan caramerawatklienisolasisosial :menarikdiri
Sp 2k1. melatih
keluargamempraktekkancaramerawatpasiendenganisolasisocial.
2. melatihkeluargamelakukan caramerawatlangsungkepadapasien
sosial :menarikdiri.
3. Kelurgamengertitentangcara-caramerawatkliendengangangguanisolasi sosial: menarikdiri
1. keluargadapatmengetahuicaramempraktekan merawatklien denganisolasi sosial
b. Keluargadapatmempraktekan caramerawatsecaralangsungpada klien
sosial :menarik diritidak ditangani, carakeluargamenghadapiisolasi sosial :menarik diri
Doronganggotakeluargauntukmengikuticara merawatklien isolasisosial :menarik diri
3.2 Berireinforcementpositif padakeluarga
1.1 doronganggotakeluargauntukmengikuti caramerawat kliendengan isolasisosial
2.1 Latih keluargamelakukancara merawatlangsung padaklien denganisolasi sosial
3. Meningkatkankemampuankeluargadalammerawatkliendengangangguan isolasisosial :menarikdiri.
1. Keluargamengetahui caraperawatan kliendenganisolasisosial
2. Keluargalebihmemahami caraperawatan kliensecaralangsun
30
3 Perubahansensoripersepsi :halusinasi
isolasisosial
Sp 3k1. memban
tukeluargamembuatjadwalaktivitasdirumahtermasukminnumobat(dicchargeplanning)
2. menjelaskanfollow uppasiensetelahpulang
Sp 1 p1. Mengide
ntifikasijenishalusinasi
2. Mengidentifikasiisihalusinasi
3. Mengidentifikasiwaktuhalusinasi
4. Mengidentifikasifrekuensihalusinasi
5. Mengide
denganisolasi sosial
1. Keluargadapatmembuatjadwalaktivitas dirumah untukklien denganisolasi sosial
2. keluargamengetahuifollow upklien setelahpulang
Setelah 1xinteraksidiharapkan:a. Klien dapat
menyebut-kan :- Mengetah
ui jenishalusinasi
- Mengetahui isihalusinasi
- Mengetahui waktuhalusinasi
- Mengetahui
1.1 bantu keluargadalam menyusunjadwal aktivitasuntuk klien saat dirumah
2.1 jelaskan jadwalkontrol klien padakeluarga setelahpulang
1.1 Observasitingkah lakuklien terkaitdenganhalusinasinya (dengar / lihat /pennghidu /raba / kecap )
2.1 identifikasijenis halusinasiklien
3.1 identifikasiwaktumunculnyahalusinasi
4.1 identifikasifrekuensi
g
1. Memudahkankeluargadalammenyusunaktivitasklienselamadi rumah
2. Keluargamengetahuijadwalkontrolklien
1. Mengetahui jenis,isi,waktu,frekuen-si,situasihalusinasi danMenge-nalperilakupadasaathalusinasi timbulmemudahkan
31
ntifikasisituasiyangmenimbulkanhalusinasi
6. Mengidentifikasiresponpasienterhadaphalusinasi
7. Melatihcaramengontrolhalusinasidenganmenghardik.
8. Membimbingmemasukankedalamjadwalkegiatanharian
frekuensihalusinasi
- Mengetahui situasidankondisiyangmenimbulkanhalusinasi
b. Klienmenyatakanperasaan danresponnyasaatmengalamihalusinasi :- Marah- Takut- Sedih- Senang- Cemas- Jengkel
c. Klienmenyebut-kan tindakanyangbiasanyadilakukanuntukmengendalikan halusinaKlienmenyebut-kan carabarumengontrolhalusinasi-nya
d. Klien dapatmemilih danmemperagak
munculnyahalusinasi
5.1 identifikasisituasi yangseperti apayangmemunculkanhalusinasi.
6.1 Diskusikandengan klienapa yangdirasakan jikaterjadihalusinasi danberikesempatanuntukmengungkapkan perasaannya
6.2 Diskusikandengan klienapa yangdilakukanuntukmengatasiperasaantersebut
6.3 Diskusikantentangdampak yangakandialaminyabila klienmenikmatihalusinasinya
7.1 Ajarkan klienmengontrolhalusinasinyadengan caramenghardik.
8.1 Motivasi klienuntuk
perawat-an dalammelaksanakaninterven-si. Danpasientahuncaramengon-trolhalusinasinyadandapatmenjadikanlatihaninikegiatanyangsudahterjad-waluntukdilaku-kandalanjadwalharian.
32
Sp 2 p1. Memvali
dasimasalahdarilatihansebelumnya
2. Melatihcaracontrolhalusinasidenganberbincang denganorang lain
an caramengatasihalusinasi (dengar / lihat/ penghidu /raba kecap )
e. Klienmelaksanakan cara yangtelah dipilihuntukmengontrolhalusinasi-nya
f. klien maumemasukankegiatanyang telahdilakukankedalamjadwalharian
1. Klien dapatmenyebutkan danmendemonstrasikanlatihanyang diajarkansebelumnya
2. Klienmelaksanakan carayang dipilihuntukmengendalikanhalusinasin
memasukkankegiatan yangtelahdilakukan kedalam jadwalharian
1.1 Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihansebelumnya
2.1 latih caramengontrolhalusinasidenganberbincangdenagan oranglain.
2.2 Bantu pasien
1. mengingatkanklienpadalatihansebelumnya
2. mengalihkanmunculnyahalusinasi
33
3. Membimbing klienmemasukan kedalamjadwalkegiatanharian
Sp 3 p1. Memval
idasimasalahdarilatihansebelum
ya.
3. Klienbersediauntukmemasukankegiatanyang telahdi lakukanke dalamkegiatanjadwalharian
1. Klien dapatmenyebutkan danmendemonstrasikanlatihan
memilih carayang sudahdianjurkandan latihuntukmencobanya
2.3 Berikesempatanuntukmelakukanyang dipilihdan di latih
2.4 Pantaupelaksanaanyang telahdipilih dandilatih, jikaberhasil beripujian
Motivasi klienuntukmemasukkankegiatan yangtelahdilakukankedalamjadwalkegiatanharian
Berireinforcementpositif atastidakan yangdi lakukanklien
Motivasi klienuntukmenyebutkandanmendemonstrasikan latihan
3. memudahkankliendalammengingatkegiatanyangakandilakukan
1. mengetahuikegiatanyangsudahdiajar-
34
nya
2. Melatihcaracontrolhalusinasidengankegiatan( yangbiasadilakukan klien )
3. Membimbingklienmemasukan kedalamjadwalkegiatanharian
yang diajarkansebelumnya
2. Klienmelaksana-kan carayang dipilihuntukmengendalikanhalusinasinya
3. Klienbersediauntukmemasukankegiatanyang telah dilakukankedalamkegiatanjadwal harian
sebelumnyaBeri pujianatas jawabanyang benar
2.1 Latih kliencaramengontrolhalusinasidengankegiatan yangbiasadilakukan.
2.2 Berikesempatanuntukmelakukanyang dipilihdan di latih
2.3 Pantaupelaksanaanyang telahdipilih dandilatih, jikaberhasil beripujian
Motivasi klienuntukmemasukkankegiatan yangtelahdilakukankedalamjadwalkegiatanharian
Berireinforcementpositif atastidakan yang
kansebelumnya
2. Dengankesibukan klientidakakanmenghiraukanhalusinasinya
3. Memudahkankliendalammengingatkegiatanyangakandilaku-kan
35
Sp 4 p1. Memval
idasimasalah danlatihansebelumnya
2. Mengajarkancarakontrolhalusinasidenganminumobat(prinsip5 benarminumobat)
1. Klien dapatmengungkapkan apayangdirasakan
2. Klien dapatmenyebutkan danmemperagakan lagilatihansebelumnya
1. Klienmelaksanakan carayang telahdipilihuntukmengontrolhalusinasinya
2. Klienmengertitentangmanfaatdankerugiantidakminumobat,nama,warna, dosis,cara, efek
di lakukanklien
1.1 Motivasi klienuntukmengukapkanmasalah danmendemonstrasikan kembalilatihansebelumnya
1.2 Berireinforcementpositif atastindakan yangdilakukan klien
2.1 Diskusikandengan Pasiententangmanfaat dankerugian tidakminum obat,nama, warna,dosis, cara,efek terapi danefek sampingpenggunaanobat.
2.2 Pantau Pasiensaatpenggunaanobat
2.3 Beri pujian jikaPasienmenggunakanobat denganbenar
1. mengingatkankegiatanyangsudahdilakukansebelumnya danseberapajauhklienmengertiapa yangsudahkitaajarkan.
2. Klienmengetahui carameminum obatyangbenardan efeksampingjikameminum obat
36
3. Membimbingklienmemasukkankedalamjadwalkegiatanharian
Sp 1 k1. Mendisk
usikanmasalahyangdirasakankeluargadalammerawat
terapi danefeksampingpenggunaan obat
3. Klienmengertiakibatberhentiminumobat tanpakonsultasidengandokter
1. Klienbersediauntukmemasukankegiatanyang telahdi lakukanke dalamjadwalkegiatanharian
1. Keluargadapat:a. Menjelas
kanperasaannya
b. Menjelaskancara
2.4 Diskusikanakibat berhentiminum obattanpakonsultasidengan dokter
2.5 AnjurkanPasien untukkonsultasikepada dokter/perawat jikaterjadi hal-halyang tidakdiinginkan.
2.6 reinforcemenpositif atastidakan benaryang dilakukan klien
3.1 Bimbing klienmemasukkandalam jadwalkegiatanharian
1.1 Menjalinhubungansaling percayadengankeluarga.
1.2 Diskusikanmasalah yangdihadapikeluarga dalam
3. memudahkankliendalammengingat jadwalkegiatanyangakandilaku-kan.
1. Hubung-ansalingpercayamerupakan dasarkelancaraninteraksi
37
klien
2. Menjelaskanpengaertian, tandadangejalahalusinasi, danjenishalusinasi yangdialamiklienbesertaprosesterjadi-nya
merawathalusinasinya
c. Mendemonstrasikan caraperawatan klienhalusinasinya
d. Berpartisipasidalamperawatan klienhalusinasinya
2. Keluargamengertidanmenyebutkan kembalipengertiantanda dangejala sertaprosesterjadinyahalusinasiya
merawat klien
2.1 Berikanpendidikankesehatantentangpengertianhalusinasi,jenishalusinasiyang dialamiklien, tandadan gejalahalusinasi,prosesterjadinyahalusinasi,dan caramerawat klienhalusinasi,cara merawatanggotakeluarga yanghalusinasi
danhubung-anselanjutnya.
2. mengantisipasimaslahyangtimbul
2. Meningkatkankemampuankeluargadalammerawatkliendenganhalusi-nasi
38
3. Menjelasan cara-caramerawatklienhalusi-nasi
Sp 2k1. Melatih
keluargamempraktekkancaramerawatkliendenganhalusinasi
2. Melatihkeluargamelakukan caramerawatlangsungpadaklienhalusinasi
Sp 3k1. Memban
tukeluarga
3. Keluargadapatmenyebutkan danmemperagakan lagilatihansebelumnya
1. Keluargamengertitentangmanfaatdankerugiantidakminumobat, nama,warna,dosis, cara,efek terapidan efeksampingpenggunaan obat.
2. Keluargamengertiakibatberhentiminumobat tanpakonsultasidengandokter
1. Keluargabersediauntuk
Berikankesempatanpada keluargauntukmemperagakan caramerawat kliendenganhalusinasi
1.1 latih keluargadalammempraktekkan caramerawat kliendenganhalusinassi
2.1 Latih keluargamelakukancara merawatlangsung padaklien denganhalusinasi
1.1 bantu keluargadalammenyusun
3. Keluargamemahamibagaimana caraperawatan kliendenganhalusi-nasi
1. Keluargamengetahui caraperawatan kliendenganhalusi-nasi
2. Keluargalebihmemahami caraperawatan kliensecaralang-sung
1. Memudahkankeluarga
39
membuatjadwalaktifitasdirumahtetrmasukminumobat
2. Menjelaskanfollow uppasiensetelahpulang
memasukankegiatanyang telah dilakukan kedalam jadwalkegiatanharian
2. keluargamengetahuifollow upklien setelahpulang
jadwalaktivitas untukklien saat dirumah
2.1 jelaskanjadwal kontrolklien padakeluargasetelah pulang
dalammenyusunaktivitasklienselamadi rumah
2. Keluargamengetahuijadwalkontrolklien