BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti...

32
9 BAB II KERANGKA TEORI A. Kepemimpinan Kiai Sebelum membahas mengenai kiai yang menjadi objek penelitian, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu tentang kepemimpinan. 1. Definisi pemimpin Didalam lingkup lembaga organisasi atau institusi, dibutuhkan seseorang yang mampu untuk menjadi pemersatu bagi para anggotanya. Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, dibutuhkan seseorang yang mampu atas kinerjanya yang baik serta mempunyai kecakapan sebagai pemimpin. Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan. Beberapa definisi kepemimpinan dikemukakan oleh para pakar manajemen organisasi maupun manajemen pendidikan mengenai kepemimpinan, antara lain: 1) Pendapat Tead dalam bukunya The Art of Leadership sebagaimana dikutip Kartono Kartini menyebutkan, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar

Transcript of BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti...

Page 1: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

9

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kepemimpinan Kiai

Sebelum membahas mengenai kiai yang menjadi objek penelitian,

penulis akan menjelaskan terlebih dahulu tentang kepemimpinan.

1. Definisi pemimpin

Didalam lingkup lembaga organisasi atau institusi, dibutuhkan

seseorang yang mampu untuk menjadi pemersatu bagi para

anggotanya. Tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, dibutuhkan

seseorang yang mampu atas kinerjanya yang baik serta mempunyai

kecakapan sebagai pemimpin.

Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar

yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan. Beberapa definisi

kepemimpinan dikemukakan oleh para pakar manajemen organisasi

maupun manajemen pendidikan mengenai kepemimpinan, antara lain:

1) Pendapat Tead dalam bukunya The Art of Leadership

sebagaimana dikutip Kartono Kartini menyebutkan,

“kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar

Page 2: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

10

mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.1

2) A. Malik Fajar juga mendefinisikan “kemampuan dan kesiapan

yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, mendorong,

mengajak, menuntun, menggerakkan dan bila perlu memaksa

orang lain agar menerima perintah atau pengaruhnya agar dapat

membantu mencapai tujuan atau maksud tertentu”.2

3) Yukl seperti yang dikutip oleh Arifin:

Kepemimpinan didefinisikan secara luas untuk

mencakup proses mempengaruhi yang melibatkan

penentuan tujuan kelompok atau organisasi, dan

memotivasi pemangku tugas dalam mengejar tujuan,

serta mempengaruhi pemeliharaan kelompok dan

budaya yang ada.3

4) Soepardi seperti yang dikutip oleh Sulistyorini:

Kepemimpinan didefinisikan kemampuan untuk

menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,

mengarah, menasehati, membimbing, menyuruh,

memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau

perlu), serta membina dengan maksud agar manusia

sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka

mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.4

Disebutkan dalam karya ilmiah lain, terdapat dua teori yang

paling menonjol untuk menjelaskan sumber-sumber kepemimpinan,

yaitu teori genetis, teori social.

1) Teori genetis menyatakan:

1 Kartono Kartini, Dasar- Dasar Kepemimpinan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1998), 57

2 A. Malik Fajar, Madrasah dan tantangan Modernitas (Bandung: Median, 1993), 55.

3 Arifin, Imran dan Muhammad Selamet, Kepemimpinan Kiyai Dalam Perubahan Menejemen

Pondok Pesantren: Kasus Ponpes Tebu Ireng (Yogyakarta: Aditia Media, 2010), 38 4 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 2009), 169

Page 3: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

11

pemimpin itu tidak dibuat atau diciptakan, akan tetapi

dilahirkan oleh pemimpin hebat terdahulu yang memiliki

bakat alami sejak lahir, dia sudah ditakdirkan menjadi

pemimpin dalam kondisi apapun, misalnya anak kiai akan

menjadi kiai juga dan akan memimpin pondok pesantren,

secara filosofis teori tersebut menganut pandangan

Deterministik.

2) Teori sosial menyatakan:

pemimpin itu tidak dilahirkan tetapi dididik, dibentuk dan

dipersiapkan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi pemimpin, melalui usaha pendidikan dan

pelatihan, serta didorong oleh kemauan sendiri yang kuat,

misal pemimpin pada organisasi-organisasi sosial dan

kemasyarakatan, secara filosofis teori ini menganut

pandangan Demokratik.5

2. Definisi Kiai

Menurut KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur), dalam pengantar

buku memelihara umat, kiai pesantren-kiai langgar di jawa, “bahwa

dunia kiai adalah dunia yang penuh dengan kerumitan, apabila dilihat

dari sudut pandang yang berbeda-beda, Karena sangat sulit melakukan

generalisasi atas kelompok ulama tradisional yang ada dimasyarakat

bangsa ini.6

Istilah kiai bukan berasal dari bahasa arab melainkan diambil

dari bahasa jawa. Menurut asal usulnya perkataan kiai dalam bahasa

jawa dipakai untuk 3 jenis gelar yang saling berbeda-beda.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zamakhsyari Dhofier, bahwa

kiai digunakan sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap keramat. seperti “Kiai Garuda Kencana” kereta yang ada

5 Abdullah Rikza dan fauziah masyari, “Pengembangan Lembaga Pendidikan di Pesantren Darul

Ulum Peterongan Jombang”. Jurnal Manajemen dan Pendidikan islam, Volume 2 No.1 2016 6 Djirjosantoso, memelihara umat, kiai pesantreen-kiai langgar di , (Yogyakarta: Lkis, 2013),

xii

Page 4: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

12

dikeraton jawa, selain itu pula digunakan sebagai gelar kehormatan

untuk orang-orang tua pada umumnya dan pemberian masyarakat

kepada seorang yang ahli agama islam yang memiliki atau yang

menjadi pimpinan pondok pesantren.7

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi kiai

disebut sebagai “sebutan bagi orang alim ulama (orang yang cerdik

pandai dalam pengetahuan agama islam)”.8 Gelar kiai semakin

membudaya di indonesia yang sangat diidentikan dengan agama islam.

Ditengah perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya

dijumpa beberapa gelar atau sebutan yang diperuntukan bagi ulama,

misalnya: didaerah jawa barat (sunda) orang menyebutnya (Ajengan),

diwilayah sumatera barat disebut buya, didaerah aceh dikenal tengku,

di sulawesi selatan dipanggil dengan “Tofanrita”,didaerah Madura

disebut dengan Nu atau bindereh yang disingkat “Ra” dan dilombok

atau sekitar Nusa Tenggara orang memanggilnya Tuan Guru”.9

Menurut Sukamto seperti yang di kutip oleh Imron Arifin dan

Muhammad Slamet, mengategorikan kiai dalam dua istilah

berdasarkan peran yang dimainkannya di dalam masyarakat, dia

mengistimewakan kyai teko atau kendi dan kyai sumur. Kedua istilah

itu dijelaskan sebagai berikut:

7 Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Study tentang pandangan hidup kiai, (Jakarta: LP3ES,

2011), 55 8 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2007), 647 9 Ibnu Qoyim Ismail, “Kiai Penghulu jawa, Peranann ya dimasa kolonial,( Jakarta :Gema Insani,

1997), 67

Page 5: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

13

a. Kyai teko atau kendi adalah kyai yang mengajarkan pengetahuan

agama dengan cara berceramah dari desa kedesa, menyampaikan

fatwa agama kepada masyarakat luas. Para kyai ini berceramah di

ibaratkan sebuah teko berisi air, yang senantiasa memberikannya

kepada setiap orang yang memerlukannya, dengan cara

menuangkan air kedam gelas. Ceramah yang disampaikan kyai ini

sebagai siraman keagamaan kepada masyarakat.

b. Kyai sumur adalah julukan kyai yang memiliki lembaga pondok

pesantren. Keberadaan kyai ini berada dalam rumah (pondok

pesantren), dan masyarakat akan datang ke Pondok Pesantren

berniat menjadi santri untuk mendapatkan pengetahuan agama.

Ibarat orang kehausan akan mengambil air dari dalam sumur.

Masyarakat yang akan memerlukan pengetahuan agama harus

datang sendiri di tempatnya kediaman kyai.10

Jadi dari beberapa penjelasan tentang kepemimpinan dan kiai,

penulis dapat menyimpulkan bahwa, kepemimpinan kiai adalah usaha

yang dilakukan oleh kiai dalam menggerakkan, mempengaruhi,

memotivasi, mengajak, mengarah, menasehati, membimbing, menyuruh,

memerintah, melarang serta membina anggotanya / manusia dengan

maksud agar manusia dapat bekerja dalam rangka mencapai tujuan

administrasi secara efektif dan efisien didalam pondok pesantren.

10

Arifin, Imron dan Muhammad Slamet, Kepemimpinan Kyai, (Yogyakarta: CV. Aditya Media,

2010), 31-32

Page 6: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

14

3. gaya kepemimpinan kiai

Secara teoritis, seperti yang dikutip oleh Muhamad Abdulloh

didalam bukunya yang berjudul manajemen dan kepemimpinan dalam

peningkatan mutu pendidikan madrasah. tipologi atau gaya

kepemimpinan yang pokok dapat dibedakan menjadi 3 ialah :

otokratik, laissez faire, dan demokratis. 11

1) Otoriter (Authoritarian Leadership)

Bahwa kekuasaan otoriter gaya kepemimpinan berdasarkan

pada kekuasaan yang mutlak dan penuh. Dengan kata lain, sang

pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dikategorikan dengan istilah

diktator, bertindak mengarahkan pikiran, perasaan dan perilaku orang

lain kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan dengan tipe otoktatis, banyak ditemui dalam

absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau

ketentuan yang mengikat. Kepemimpinan ini terlihat pada

kepemimpinan dictator Nazi Jerman dengan pemimpinnya hitler

2) Demokratis (Demicratic Leadership)

Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah

gaya atau cara yang demokratis, dan bukan dipilihnya si pemimpin

secara demokratis. Dapat di contohkan pemimpin memberikan

kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya

11

Muhammad Abdullah, Manajemen dan kepemimpinan dalam peningkatan mutu pendidikan

madrasah, (Kediri: Stain Kediri Press, 2015), 170

Page 7: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

15

untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan selalu

berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.

3) Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership)

Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya

menunjukkan suatu gaya dan perilaku yang pasif dan juga sering

kali menghindari dirinya dari tanggungjawab. Dalam praktiknya si

pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan

sumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk

melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan pimpinan. Segalanya diserahkan pada bawahannya.

Sementara didalam karya buku yang lain terdapat penambahan tipr

kepemimpinan yaitu Kepemimpinan Paternalistik dan kharismatik

4) Paternalistic

Dalam hal tipe kepemimpinan, M. walid menjelaskan

bahwa, tipe paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat

yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah

satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang

tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang

tua atau seseorang yang dituakan.

Pemimpin seperti ini dinamakan pemimpin kebapakan,

sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh

Page 8: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

16

adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan

sikap kebersamaan.12

5) Kharismatik

Kepemimpinan kharismatik yaitu didasarkan pada

seseorang yang mempunyai kemampuan khusus yang didapatkan

karena anugrah. Menurut sukamto, Kepemimpinan kharismatik

diartikan sebagai kemampuan menggerakkan orang lain dengan

mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan dalam sifat atau

aspek kepribadian yang dimiliki pemimpin, sehingga pengikutnya

menimbulkan rasa menghormati, segan dan kepatuhan terhadap

pemimpin.13

Menurut teori max weber, “istilah kharismatik berasal dari

bahasa yunani yang artinya karunia (gift). Seseorang yang

berkharisma memiliki daya pikat yang luar biasa, bahkan dianggap

memiliki kemampuan supranatural.14

Menurut Teori max weber setidaknya memiliki ada tiga ciri

pada pemimpin kharismatik sebagaii berikut: a. Memiliki kepekaan

emosi yang kuat atau kesadaran tujuan yang jelas. b, mampu

mempengaruhi yang lain secara luar biasa c, tidak muah

terpengaruh oleh orang lain.15

.

12

M.Walid, Napak Tilas Kepemimpinan KH.Ach. Muzakky Syah, (Yogyakarta: absolute media,

2010), 18. 13

Sukamto, Kepemimpina Kiai dalam Pesantren, (Jakarta: Pustaka, LP3ES, 1999,). 207 14

Alfan Alfian, Menjadi PemimpinPolitik, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2009) 140 15

Ibid ,142

Page 9: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

17

Dari beberapa teori yang dikemukakan max weber bahwa

dalam ciri kepemimpinan kharismatik disini adalah seseorang yang

memiliki daya pikat tersendiri yaitu dari bawaannyanamun sifat

bawaannya ini juga bisa saja dipelajari oleh siapapun.

Kepemimpinan kharismatikjuga bukanlah hal yang dirasakan tiba-

tiba namun hal ini agar dapat terasa dan diketahui tentunya ada

beberapa factor non pembawaan yaitu factor yang mendukung

untuk mmenjadi pemimpin dan dikenal terlebih dahulu oleh orang

lain atau masyarakat.

4. Model Kepemimpinan

Studi tentang menejemen dan kepemimpinan terdapat berbagai

macam model kepemimpinan. Muhammad Abdullah memaparkan

model kepemimpinan berdasarkan perspektif etis dan motivasi

perilaku kepemimpinan terbagi menjadi 3 yaitu16

a. Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan menggunakan strategi pertukaran atau

transaksional untuk memperoleh tindakan yang diinginkan dari

pengikutnya. Gibson dkk dalam hal ini mengatakan, pemimpin

mengenalkan apa yang diinginkan atau disenangi para

pengikutnya dan membantu mereka mencapai tingkat

16

Muhammad Abdullah, Manajemen dan kepemimpinan dalam peningkatan mutu pendidikan

madrasah, (Kediri: Stain Kediri Press, 2015), 150

Page 10: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

18

pelaksanaan yyang menghasilkan perhargaan yang memuaskan

mereka.17

Kepemimpinan transaksional menggunakan paradigma

behavioristic terutama teori stimulus respon dalam

mempengaruhu pengikutnya. Dalam pandangan ini pemimpin

beranggapan bahwa pengikut itu bersifat pasif dan kurang

memiliki harga diri dan bahkan dianggap robot. Karna itu,

pemimpin mngadakan pertukaran social berupa sumber daya

yang dapat ditarik olehnya berdasarkan reward, punishment

dan kekuasaan untuk mendapatkan kepatuhan.18

b. Kepemimpinan Transformasional

Gaya Kepemimpinan transformasional adalah tipe

kepemimpinan yang menginspirasi pengikutnya untuk

mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka dan memiliki

kemampuan mempengaruhi yang luar biasa. Kepemimpinan

Transformasional juga motivasi para pengikut untuk mencapai

hasi-hasil yang lebih besar dari pada yang direncanakan secara

orisinil dan untuk imbalan interes.19

Kepemimpinan transformasional bukan sekedar

mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang

diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah

17

Gibson dkk, organisasi perilaku struktur, London, tnp Penerbiit, 1996), 84 18

Muhamma Abdullah, Manajemen dan kepemimpina dalam eningtan mutu pendiidikan

madrasah, ( Kediri: Stain Kediri Press, 2015), 151 19

Gibson dkk, organiasi perilaku struktur., 86

Page 11: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

19

sikap dan nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui

pemberdayaan. Pengalaman pemberdayaan para pengikutnya

meningkatkan rasa percaya diri dan tekad untuk terus

melakukan perubahan walaupun itu sndiri akan terkena

dampaknya dengan perubahan itu.

Ada empat ciri mengenai kepemmpinan transformasi,

seperti yang dikemukakan oleh bass bahwa kepemimpinan

transformative harus memiliki idealized influence perilaku

yang menghasilkan rasa bangga penakut, rasa hormat dan

kepercayaan, inspirational motivation , intellectual stimulation

menstimulasi ide-ide baru dan individual consideration.20

Menurut Yukl, mengemukakan beberapa pedoman

untuk pemimpin transformasional :

1) Menyatakan visi dan misi yang jelas daan menarik

2) Menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dipercaya

3) Bertindak secara rahasia dan optimis

4) Memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut

5) Menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk

menekankan nilai-nilai penting

6) Memimpin dengan memberi contoh

20

Tracey, JB and Hinkin, T.R, Transformational leadership or effective managerial practices

(Boston: Group and Organitation Management, 1998), 220-236

Page 12: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

20

7) Memberikan kewenangan kepada orang-orang untuk mencapai

visi.21

c. Kepemimpinan spiritual

Kepemimpinan spiritual adalah untuk membedayakaan

dan mencerahkan iman dan hati nurani pengikutnya melalui

jihad dan amal sholeh.Kepemimpinan spiritual mendedikasikan

usahanya kepada allah swt sesama manusia tanpa pamrih

apapun.

B. Kajian Tentang Pondok Pesantren

1. Konsep tentang Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah sebuah sistem yang unik. Tidak hanya

dalam pendekatan pembelajarannya, tetapi juga unik dalam pandangan

hidup dan tata nilai yang dianut, cara hidup yang ditempuh, struktur

pembagian kewenangan, dan semua aspek-aspek kependidikan dan

kemasyarakatan lainnya. Oleh sebab itu, tidak ada definisi yang dapat

secara tepat mewakili seluruh pondok pesantren yang ada. Masing-

masing mempunyai keistemewaan sendiri, yang bisa jadi tidak dimiliki

oleh yang lain. Meskipun demikian, dalam hal-hal tertentu pondok

pesantren memiliki persamaan. Persamaan-persamaan inilah yang lazim

21

Gary Yukl, Leadhership in organization. Alih Bahasa oleh Udaya Yusuf, (Jakarta:Prehallindo,

2010), 316

Page 13: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

21

disebut sebagai ciri pondok pesantren, dan selama ini dianggap sebagai

ciri perwujudan pondok pesantren secara kelembagaan.22

Untuk mendalami tentang hal ini kita perlu memahami

background kehidupan pondok pesantren dari berbagai seginya, melalui

living reality-oriented approach, maka yang dimaksud pondok

pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh serta

diakui oleh masyarakat sekitar dengan sistem asrama (kampus) yang

santri-santrinya menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian

atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan atau

kepemimpinan seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri khas

bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.23

Menurut KH. Imam Zarkasyi berpendapat, “Definisi yang

umum tentang pondok pesantren adalah terwujudnya hal-hal: lembaga

pendidikan islam dan system asrama, kyai sebagai sentral figurnya,

masjid sebagai titik pusat yang menjiwai”.24

Secara sederhana dapat dipahami bahwa pondok pesantren adalah

lembaga pendidikan Islam yang memilki lima unsur, yaitu:

a. Adanya kyai/tuan guru

Kyai merupakan elemen paling esensial dalam suatu pesantren.

Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata

22

Mahmud, Model-model Kegiatan di Pesantren (Tangerang: Media Nusantara, 2006), 3. 23

Ibid., 99. 24

Ibid., 105

Page 14: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

22

bergantung pada kemampuan kyainya. Kyai merupakan key person,

kunci perkembangan lembaga yang bernama pondok pesantren.

Maklum, kyai merupakan sosok yang dijadikan rujukan oleh para

santri, tidak hanya dari kelebihan ilmu agamanya, tetapi juga dari

tindakannya. Selain sebagai orang tua, para santri sering memandang

sang kyai sebagai orang yang patut diteladani dan diikuti segala tindak

tanduknya. Jelasnya, kyai tidak hanya dirujuk sebagai pengajar, tetapi

juga sebagai pendidik yang dapat memberikan ketauladanan hidup dan

kehidupan.25

b. Adanya Masjid/ Mushalla

Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar,

disamping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjamaah

setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar,

biasanya waktu belajar mengajar dalam pesantren berkaitan dengan

waktu shalat baik sebelum maupun sesudahnya.

Mereka menganggap masjid sebagai tempat paling tepat untuk

menanamkan nilai-nilai kepada para santri terutama ketaatan dan

kedisiplinan kepada para santri dilakukan melalui kegiatan shalat

berjama'ah setiap waktu di masjid. Oleh karena itu masjid merupakan

25

Mahmud, Model., 6.

Page 15: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

23

bangunan pertama yang dibangun sebelum didirikanya pondok

pesantren.26

c. Adanya Santri

Santri adalah sebutan untuk siapa saja yang telah memilih lembaga

pondok pesantren sebagai tempat menuntut ilmu.

Santri di pesantren dapat dikategorikan menjadi dua kelompok

yaitu:

1) Santri Mukim

Ialah santri yang tinggal dan menetap di pondok asrama

pesantren.

2) Santri Kalong

Ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar

pesantren dan biasanya mereka tidak menetap di pesantren,

mereka pulang kerumahnya masing-masing setiap selesai

mengikuti suatu pengajaran di pesantren.27

d. Adanya Pondok/asrama

Pondok pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan

yang menyediakan asrama atau pemondokan sebagai tempat tinggal

bersama, sekaligus tempat belajar para santri di bawah bimbingan kyai.

26

Departemen Agama RI, Pola Pembelajaran di Pesantren (Jakarta: Departemen Agama RI,

2003), 10. 27

Mahmud, Model-model., 7.

Page 16: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

24

Dari sini setidaknya ada empat alasan utama pesantren membangun

pemondokan, yaitu: pertama, ketertarikan santri untuk belajar kepada

kyai dikarenakan kemasyhuran atau kedalaman serta keluasan

ilmunya; kedua, tumbuh dan berkembangnya pesantren di daerah yang

jauh dari keramaian pemukiman penduduk; ketiga, terdapat sikap

timbal balik antara kyai dan santri yang berupa terciptanya hubungan

kekerabatan seperti halnya hubungan ayah dan anak, keempat; untuk

memudahkan pengawasan dan pembinaan secara intensif dan

istiqomah.28

e. Adanya pembelajaran kitab klasik

Unsur pokok lain yang dapat membedakan pesantren dengan

lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa dalam pesantren diajarkan

kitab-kitab klasik (al-kutub al-qodimah), ada juga kitab-kitab modern

(al-kutub al-‘ashriyyah) yang dikarang oleh ulama' salaf ataupun

ulama‟ khalaf mengenai berbagai macam pelajaran agama Islam, yang

tujuannya mendidik dan mempersiapkan calon-calon ulama` guna

melanjutkan estafet dalam menegakkan agama Islam di muka bumi

Allah. Diantara kitab-kitab yang diajarkan yaitu: Tajwid, Tafsir, Ilmu

Tafsir, Hadist, Musthalah Hadist, Aqidah, Akhlaq, Fiqh, Usul Fiqh,

Nahwu Sharaf, Mantiq dan Balaghah, dan tarikh Islam.29

Para kyai

sebagai pembaca dan penerjemah kitab tersebut bukanlah sekedar

28

Ibid., 10-11. 29

Ibid., 12-13.

Page 17: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

25

membaca teks, tetapi juga memberikan interpretasi pribadi, baik

mengenai isi maupun bahasa dari teks.30

2. Tipologi Pondok Pesantren

Selain itu, pondok pesantren juga dapat dipersamakan dalam

fungsi kegiatan yang dikenal dengan Tri Darma Pondok Pesantren,

yaitu: pertama, peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah

Swt., kedua, pengembangan keilmuan yang bermanfaat, dan ketiga,

pengabdian terhadap agama,masyarakat dan negara. Diluar kesemua itu,

berdasarkan ragam sistem pembelajaran, setidaknya pondok pesantren

dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk, yaitu:31

a. Pondok pesantren Salafiyah

Secara etimologi, salaf berarti “lama”, “terdahulu”, atau

“tradisional”. Karenannya, terminologi pondok pesantren salafiyah

dipahami sebagai pondok pesantren yang menyelenggarakan

pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang

berlangsung sejak awal pertumbuhannya.

b. Pondok pesantren Khalafiyah („Ashriyah)

Khalaf berarti “kemudian” atau “belakang”, sedang ashri artinya

“sekarang” atau “modern”. Pondok pesantren khalafiyah adalah

pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan

30

Depag. Pola., 13-14.

31 Mahmud, Model-model., 4-6.

Page 18: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

26

dengan pendekatan modern, melalui satuan pendidikan formal,

baik madrasah (MI, MTs, MA atau SMK), maupun sekolah (SD,

SMP, SMU dan SMK), atau nama lainnya, tetapi dengan

pendekatan klasik.

c. Pondok pesantren Campuran/Kombinasi

Pondok pesantren kombinasi adalah pondok pondok pesantren

yang menggabungkan antara salafiyah dan khalafiyah.

3. Fungsi Pondok Pesantren

Sejak berdirinya pada abad yang sama dengan masuknya Islam

hingga sekarang, pesantren telah bergumul dengan masyarakat luas.

Pesantren telah berpengalaman menghadapi berbagai corak masyarakat.

Dalam rentang waktu itu, pesantren tumbuh atas dukungan mereka, bahkan

menurut Husni Rahm, pesantren berdiri didorong permintaan (demand) dan

kebutuhan (need) masyarakat, sehingga pesantren memiliki fungsi yang

jelas.

Fungsi pesantren pada awal berdirinya sampai dengan kurun

sekarang telah mengalami perkembangan visi, posisi, dan persepsinya

terhadap dunia luar. Pesantren pada masa yang paling awal berfungsi

sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam atau dapat dikatakan

hanya sekedar membonceng misi dakwah. Sedangkan pada kurun wali

songo pondok pesantren berfungsi sebagai pencetak kader ulama‟ dan

muballigh yang militant dalam menyiarkan agama Islam. Kedua fungsi ini

Page 19: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

27

bergerak saling menunjang. Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam

mengumandangkan dakwah, sedangkan dakwah dapat digunakan sebagai

sarana dalam membangun system pendidikan.32

Menurut Wahid Zaini dalam bukunya Mujammil Qomar

menegaskan bahwa disamping lembaga pendidikan, pesantren juga

berfungsi sebagai lembaga pembinaan moral baik bagi kalangan santri

maupun masyarakat. Kedudukan ini memberi isyarat bahwa

penyelenggaran keadilan sosial melalui pesantren lebih banyak

menggunakan pendekatan cultural. Selain itu jiga seorang kyai mendirikan

Pendidikan formal untuk menghindarkan penggunaan narkotika di kalangan

santri yang asalnya putra-putri mereka disekolahkan di luar pesantren.33

Fungsi pondok pesantren menurut mastuhu antara lain:34

. a. Sebagai Lembaga Pendidikan

Sebagai lembaga pendidikan pesantren ikut bertanggung jawab

terhadap proses pencerdasan kehidupan bangsa secara integral. Sedangkan

secara khusus pesantren bertanggung jawab terhadap kelangsungan

tradisikeagamaan dalam kehidupan masyarakat. Dalam kaitannya dengan

dua hal tersebut pesanten memilih model tersendiri yang dirasa

mendukung secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia itu

sendiri, yaitu membentuk manusia sejati yang memiliki kualitas moral dan

intelektual secara seimbang

32

Mujammil Qomar, Pesantren dari transformasi metodologi menuju demokratisasi institusi,

(Jakarta: Erlangga, 2005), 28 33

Ibid., 25 34

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), 60

Page 20: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

28

b. Sebagai Lembaga Sosial

Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak dari segala

lapisan masyarakat muslim tanpa membeda-bedakan tingkat sosial

ekonomi orang tuanya. Biaya hidup di pesantren relatif lebih murah

daripada di luar pesantren, sebab biasanya para santri mencukupi

kebutuhan sehari-harinya dengan jalan patungan atau masak bersama,

bahkan ada diantara mereka yanggratis, terutama bagi anak-anak yang

kurang mampu atau yatim piatu.Sebagai lembaga sosial, pesanten

ditandai dengan adanya kesibukan akankedatangan para tamu dari

masyarakat, kedatangan mereka adalah untukbersilaturahim,

berkonsultasi, minta nasihat “doa”, berobat, dan minta ijazah yaitu

semacam jimat untuk menangkal gangguan dan lain sebagainya.

c. Sebagai Lembaga Penyiaran Agama

Sebagaimana kita ketahui bahwa semenjak berdirinya pesanten

merupakan pusat penyebaran agama Islam baik dalam masalahaqidah,

atau syari‟ah di Indonesia. Fungsi pesantren sebagai penyiaran agama

(lembaga dakwah) terlihat dari elemen pondok pesantren itu sendiri

yakni masjid pesantren, yang dalam operasionalnya juga berfungsi

sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah

masyarakat umum. Masjid pesantren sering dipakai masyarakat umum

untuk menyelenggarakan majelis ta‟lim (pengajian) diskusi-diskusi

keagamaan dan lain sebagainya

Page 21: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

29

4. Tujuan Pondok Pesantren

Tujuan Institusional pondok pesantren menurut direktorat

Jendral bimbingan masyarakat islam Departemen Agama pada tahun

1978 adalah sebagai berikut:35

1) Tujuan Khusus

Membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan

ajaran islam, dengan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada

semua segi kehidupannya serta menjadikan orang yang berguna

bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara

2) Tujuan Umum

a). Mendidik santri sebagai anggota masyarakat, untuk menjadikan

muslim yang bertaqwa kepada alloh swt, berakhlak mulia,

memiliki kecerdasan, keterampilan serta sehat lahir dan bathin

sebagai warga Negara.

b). Mendidik santri untuk menjadi manusia mu slim serta kader-

kader ulama dan mubaligh yang brjiwa ikhlas, tabah dan teguh

dalam menjalankan syariat islam secara utuh dan dinamis

c).Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan

mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan

manusia-manusia yang dapat membangun dirinya dan bertanggung

jawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.

35

Musthofa Syarif, Administrasi Pesantren, (Jakarta: Paiyu Berkah, 1979), cet. Ke 1

Page 22: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

30

d). mendidik santri agar menjadi warga Negara yang cakap dalam

berbaga sector pembangunan, khususnya pembangunan mental dan

spiritual.

e). mendidik santri untuk membantu menigkatkan kesejarteraan

social masyarakat dalam rangka pembangunan masyarakat.

C. Kajian Tentang Kualitas Pendidikan Pondok Pesantren

1. Pengetahuan Tentang Kualitas Pendidikan

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan variasi

mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi kualitas

dari segi konvensional biasanya menggambarkan karakteristik

karakteristik sesuatu hal seperti kinerja (performance), kemampuan

(reliability), dan sebagainya. Edngkan dalam devinisi strategis dinyatakan

bahwa kualitas adalah sgalasesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan

kebutuhan masyarakat.36

Upaya peningkatan kualitas dari tahun ke tahun selain menjadi

progam dan perhatian pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

dan diperjelaskan lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kualitas pendidikan

ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen

pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata,

36

Gaspersz, 1977

Page 23: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

31

kurikulum, sarana dan prasarana yang memadai, suasana Progam Belajar

Mengajar (PBM) yang kondusif dan kualitas guru yang meningkat serta

didukung oleh kebijakan pemerinah. Guru merupakan titik sentral

peningkatan pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar

mengajar.

Dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dipengaruhi oleh

factor input pendidikan dan faktor proses manajemen pendidikan.

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena

dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input pendidikan terdiri dari

seluruh sumber daya sekolah yang ada. Komponen dan sumber daya

sekolah menurut Subagio Admodiwirio terdiri dari manusia (man),

dana (money), sarana dan prasarana (material) serta peraturan

(policy)37

2. Standar atau parameter pendidikan yang berkualitas

Menurut penulis, sandar atau parameter adalah ukuran atau

barometer yang digunakan untuk menilai atau mengkur sesuatu hal, yan

dalam hal ini adalah kualitas pendidikan pesantren. Kalau mengacu pada

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP) maka pendidikan pesantren (islam) sebagai

bagian dari pendidikan nasional. Standar yang dimaksud meliputi:

37 Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya,2000), 22.

Page 24: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

32

a. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,

kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu.

c. Standar proses adalah SNP yang terkait langsung atau tidak

langsung dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

d. Standar guru dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan

prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan

dalam jabatan.

e. Standar sarana dan prasarana adalah SNP yang terkait langsung

atau tidak langsung dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,

tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,

bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,

serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

f. Standar pengelolaan adalah SNP yang terkait langsung atau tidak

langsung dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau

kepenyediaan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

Page 25: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

33

kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan

besarnya biaya operasional satuan pendidikan yang berlaku selama

satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan adalah SNP yang terkait langsung

atau tidak langsung dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik.38

3. Pendidikan Pondok Pesantren

Pendidikan pondok pesantren tidak jauh berbeda dengan

pendidikan sekolah pada umumnya. Pendidikan pondok pesantren pun

memiliki konsep tersendiri yang mana didalamnya terdapat system

pendidikan yang meliputi:

a. Kurikulum Pondok Pesantren

Madrasah atau sekolah yang diselenggarakan oleh pondok

pesantren juga menggunakan kurikulum yang sama dengan kurikulum

dimadrasah atau sekolah lain, yang telah dibekukan oleh kementrian

agama atau kementrian pendidikan nasional. Adapun kurikulum selain

madrasah dan sekolah, kurikulum disusun oleh pondok pesantren yang

bersangkutan. Hal ini berbeda dengan jenis pesantren salafiyah yang tidak

38 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),

dikutip dari Sudarwan Danim, Otonomi Manajemen Sekolah, (Bandung:Alfabeta, 2010), 61-62.

Page 26: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

34

mengenal adanya kurikulum pada madrasah atau sekolah formal yang

dituangkan dalam funun kitab-kitab yan dajarkan pada santri.39

Kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan atau pengajaran

mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Sebab

kurikulum akan mengarahkan segenap aktivitas pendidikan demi

tercapaianya tujuan pendidikan tersebut.40

Dalam implementasinya

kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan akan dituangkan dalam

struktur kurikulum dan jadwal pelajaran.

Kalau kita garis bawahi pada pokoknya, isi kurikulum pondok

pesantren itu terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu Sintaksis

Arab, Morfologi Arab. Hukum islam, sistem yurisprudensi islam, hadist,

tafsir Al- Qur‟an Teologi Islam, Tasawwuf, Tarikh dan Retorika.

Literature ilmu-ilmu tersebut memakai kitab-kitab klasik yang disebut

dengan istilah “kitab kuning”41

Adapun Kitab yang diajarkan berdasarkan tingkatannya sebgai

berikut:

Tingkat Dasar

1. Al-qur‟an

2. Fiqh : Safinatu as sholah, safinatun najah, sullam at taufiq

3. Tauhid : Jauhirul kalamiyah

39

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan madrasah diniyah pertumbuhan dan

perkembangannya, ( Jakarta:Depag RI, 2003), 31 40

Nana Syaodah Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),

4 41

Depag RI.,Pondok pesantren madrasah., 33-35

Page 27: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

35

4. Akhlak : Al-Washaya al abna, al akhlak lil banin

5. Nahwu : Nahwu Wadli al jurumiyah

6. Sharof : Amtsilatu tasrifiyah

Tingkat Menengah Pertama

1. Tajwid : Tuhfathul Athfal, hidayah al-mustafid

2. Tauhid : Aqidatul awam, al-Dina Al-islami

3. Fiqih : Fathul qarib, Minhajul al qawim safinah as-sholah

4. Akhlak : Ta‟limul muta‟alim

5. Nahwu : Mutammimah, Imrithi,

6. Sharaf : Nadhom Maksud

7. Tarikh : Nurul Yaqin

Menengah Atas

1. Tafsir : Tafsi al-Qur‟an Jalalain, al-maraghi

2. Ilmu tafsir : At-Tibya Fi ulumul Qur‟an, Mabanits fi Ulumul

Qur‟an

3. Hadist : Arba‟un nawawi, jami‟us shoghir, bulughul

marom, jawahirul bukhori

4. Tauhid : kifayatul „awam, al-„aqidatul islamiyah

5. Musthalah hadist : minha al mughits, al-bayquniyah

6. Fiqih : Kifayatul Akhyar

7. Nahwu sharaf : Al-fiyah ibnu malik, syarh ibnu „aqil, as-

syabrawi, I‟lal

8. Balaghah : Jauhirul Maknun

Page 28: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

36

Tingkat tinggi

1. Tauhid : Fathul Majid

2. Tafsir : ibnu katsir

3. Ilmu tafsir : al- itqan fi ulumul qur‟an, itmam Dirayah

4. Hadist : Riyadus sholihin, shohih bukhori, shohih muslim,

tajrid as shalih

5. Balaghah : Uqudul juman

6. Ushul fiqh : Jam‟I al- Jawami‟, an-nawahib saniyah

7. Mantiq : sullamul munawaroq

8. Akhlak : Ihya ulumuddin, Risalah al mu‟awanah

9. Tarikh : Tarikh tasyri‟42

b. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren

Ada beberapa macam metode yang biasa digunakan dalam

pembelajaran dipesantren antara lain:43

a. Metode sorogan

Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para

santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan

perseorangan (individu) dibawah bimbingan seorang ustadz atau kyai.

Pembelajaran dengan sistem sorogan ini biasanya diselenggarakan

pada ruang tertentu dimana disitu tersedia tempat duduk seorang kyai/

42

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan madrasah diniyah pertumbuhan dan

perkembangannya, ( Jakarta:Depag RI, 2003), 33-35 43

Departemen Agama, Pola Pembelajaran di Pesantren, ( Jakarta: Depag RI, 2003),74-102

Page 29: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

37

ustadz kemudian di depannya terdapat bangku pendek untuk

meletakkan kitab bagi para santri yang menghadap.

b. Metode Wetonan dan Bandongan

Metode wetonan dan bandongan adalah cara penyampaian

ajaran kitab kuning dimana seorang guru, kyai atau ustadz

membacakan dan menjelaskan isi ajaran/kitab kuning tersebut,

sementara santri atau murid mendengarkan, mema'nai dan menerima.

Dalam metode ini guru berperan aktif, sementara murid bersikap pasif.

Metode bandongan disebut juga metode wetonan. Pada metode

ini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongan dilakukan

oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok peserta didik atau

santri, untuk mendengarkan dan menyimak apa yang dibacakan dari

sebuah kitab. Seorang kyai atau ustadz dalam hal ini membaca,

menerjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas teks-teks kitab

bahasa arab tanpa harokat (gundul). Sementara itu santri memegang

kitab yang sama, masing-masing dilakukan pen-dhobit-an harokat,

pencatatan simbol-simbol kedudukan kata, arti-arti kata langsung

dibawah kata yang dimaksud, dan keterangan-keterangan yang lain

yang dianggap penting dan dapat membantu memahami teks. Posisi

para santri pada pembelajaran ini adalah melingkar dan mengelilingi

kyai atau ustadz sehingga membentuk halaqoh (lingkaran). Dalam

penterjemahannya kyai atau ustadz dapat menggunakan berbagai

Page 30: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

38

bahasa yang menjadi bahasa utama para santrinya, misalnya ke dalam

bahasa jawa, sunda atau bahasa indonesia.

c. Metode Musyawarah/bahtsul masail

Metode musyawarah/bahtsul masail merupakan metode

pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar.

Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu membentuk halaqoh

yang dipimpin langsung oleh seorang kyai atau ustadz atau mungkin

juga santri senior, untuk membahas atau mengkaji suatu persoalan

yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya para santri

dengan bebas mengajukan pertanyaan-pertanyan atau pendapatnya.

Dengan demikian, metode ini lebih menitikberatkan pada kemampuan

perseorangan dalam menganalisis dan memecahkan suatu persolan

dengan argumen logika yang mengacu pada kitab-kitab tertentu.

Musyawarah dilakukan juga untuk membahas materi-materi tertentu

dari sebuah kitab yang dianggap rumit untuk memahaminya.

Musyawarah pada bentuk kedua ini bisa digunakan oleh santri tingkat

menengah untuk membelah topik materi tertentu.

d. Metode Hafalan (Muhafadzah)

Metode hafalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara

menghafal suatu teks tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan

seorang ustadz/ kyai. Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-

bacaan dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki santri ini

Page 31: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

39

kemudian didemonstrasikan di hadapan sang ustadz/kyai, baik secara

periodik atau insidental, tergantung kepada keinginan sang guru.

Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran kitab

yang berbentuk nadham atau syi'ir, bukan prosa (natsar). Dalam

pelaksanaannya, santri ditugasi untuk meghafalkan bagian tertentu

dari kitab, untuk kemudian didemonstrasikan di depan sang kyai atau

ustadz.

e. Halaqoh (Kupengan)

Halaqoh merupakan sebuah metode pembelajaran dimana

kelompok santri duduk mengitari kyai dalam pengajian tersebut. secara

teknisnya, kyai membacakan sebuah kitab dalam waktu tertentu,atau

menjelaskan materi sementara santri membawa kitab yang sama,

sambil mendengarkan dan menyimak bacaan kiai, mencatat terjemahan

dan keterangan kiai.diakhir sesi ini biasanya santri mengajukan

pertanyaan atas ketidaktahuan terhadap pokok materi tersebut.

Pengajian seperti ini dilakukan secara bebas, tidak terikat pada absensi,

dan lama belajarnya hingga tamatnya kitab yang dibahas.44

f. Fathul kutub

Metode fathul kutub dikebanyakan pesantren dilakukan oleh

santri senior yang akan menyelesaikan tingkat pendidikan teretentu.

Pada dasarnya metode ini adalah metode penugasan mencari rujukan

44

Djumaidah Munawarah, pembelajaran kitab kuning dipesantren, (Jakarta: PT Grasindo, 2001),

177

Page 32: BAB II KERANGKA TEORIetheses.iainkediri.ac.id/1310/3/932125513_BAB II.pdf · Untuk mengetahui arti pemimpin, banyak sekali ahli atau pakar yang mengungkapkan tentang Kepemimpinan.

40

terhadap beberapa topic dalan bidang ilmu tertentu ( fiqih, aqidah,

tafsir, hadist dan lain-lain)45

.

45

ibid