BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1....

98
22 Universitas Indonesia BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramik Keramik diketahui memiliki berbagai jenis dengan bahan berbeda-beda dan tingkat pembakaran yang berbeda pula secara umum. Keramik yang paling terkenal masuk ke wilayah Indonesia melalui perdagangan adalah keramik dari Cina dan Vietnam. Namun sebenarnya keramik sudah dibuat dan digunakan ketika memasuki Zaman Neolithik. Keramik yang mulanya sederhana kemudian berkembang menjadi berbagai bentuk dengan dekorasi yang indah hingga sekarang. 46 2.1.1. Definisi keramik Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani keramos/keramikos, yang berarti tembikar atau benda-benda yang dibakar. Keramik biasanya mengacu pada objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses pemanasan (pembakaran) sehingga produk akhirnya sangat kuat dan dapat mempertahankan bentuknya ketika dicampurkan dengan air. 47 Tanah liat yang berubah menjadi keramik tidak lepas dari proses pemanasan yang dilakukan. Lamanya pemanasan dengan bobot atau padatan keramik haruslah sesuai. Hal tersebut dilakukan untuk menguraikan atom dari mineral yang terkandung di dalam tanah liat. Jika telah mencapai suhu yang sesuai ketika proses pembakaran berlangsung maka saat itu pula lapisan luar tanah liat yang terdiri atas atom-atom berbentuk heksagonal mulai meleleh, berubah bentuk ke dalam fase kaca. 48 Hal tersebut berarti bahwa atom-atom yang terkandung dalam tanah liat ada yang memisahkan diri untuk membentuk suatu atom mineral yang khusus. Adanya materi yang mengalami fase ketidak teraturan tersebut terjadi karena adanya zat cair yang menjadi salah satu unsur muatan dari tanah liat hasil perkembangan lapisan kaca selama proses pemanasan. Fungsi lapisan kaca tersebut adalah untuk mempererat unsur tanah liat. Ketika proses pemanasan berlangsung lapisan kaca mulai melapisi tanah liat seluruhnya sehingga akan 46 Horst Liebner. “A Cargo for Java Rescued”. Marine and Fisheries Research, 2009. 47 Linda Ellis. Archaeological Method and Theory: An Encyclopedia. New York & London. 2000. Hal. 106. 48 Ibid. Hal. 107. 22 Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Transcript of BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1....

Page 1: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

22

Universitas Indonesia

BAB IIKERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK

2.1. Keramik

Keramik diketahui memiliki berbagai jenis dengan bahan berbeda-beda

dan tingkat pembakaran yang berbeda pula secara umum. Keramik yang paling

terkenal masuk ke wilayah Indonesia melalui perdagangan adalah keramik dari

Cina dan Vietnam. Namun sebenarnya keramik sudah dibuat dan digunakan

ketika memasuki Zaman Neolithik. Keramik yang mulanya sederhana kemudian

berkembang menjadi berbagai bentuk dengan dekorasi yang indah hingga

sekarang.46

2.1.1. Definisi keramik

Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani keramos/keramikos, yang

berarti tembikar atau benda-benda yang dibakar. Keramik biasanya mengacu pada

objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses pemanasan

(pembakaran) sehingga produk akhirnya sangat kuat dan dapat mempertahankan

bentuknya ketika dicampurkan dengan air.47 Tanah liat yang berubah menjadi

keramik tidak lepas dari proses pemanasan yang dilakukan. Lamanya pemanasan

dengan bobot atau padatan keramik haruslah sesuai. Hal tersebut dilakukan untuk

menguraikan atom dari mineral yang terkandung di dalam tanah liat. Jika telah

mencapai suhu yang sesuai ketika proses pembakaran berlangsung maka saat itu

pula lapisan luar tanah liat yang terdiri atas atom-atom berbentuk heksagonal

mulai meleleh, berubah bentuk ke dalam fase kaca.48

Hal tersebut berarti bahwa atom-atom yang terkandung dalam tanah liat

ada yang memisahkan diri untuk membentuk suatu atom mineral yang khusus.

Adanya materi yang mengalami fase ketidak teraturan tersebut terjadi karena

adanya zat cair yang menjadi salah satu unsur muatan dari tanah liat hasil

perkembangan lapisan kaca selama proses pemanasan. Fungsi lapisan kaca

tersebut adalah untuk mempererat unsur tanah liat. Ketika proses pemanasan

berlangsung lapisan kaca mulai melapisi tanah liat seluruhnya sehingga akan

46 Horst Liebner. “A Cargo for Java Rescued”. Marine and Fisheries Research, 2009.47 Linda Ellis. Archaeological Method and Theory: An Encyclopedia. New York & London. 2000.Hal. 106.48 Ibid. Hal. 107.

22Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 2: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

23

Universitas Indonesia

menghasilkan tanah liat dengan bentuk dan isi (padatan) yang permanen

(contohnya periuk). Jika proses pemanasan diteruskan tanpa mengurangi kadar

suhunya, maka pada suhu tertentu unsur cairan yang meleleh dari tanah liat tadi

akan menemui tahap maksimal dari pembentukan lapisan kaca. Hasilnya adalah

zat kaca yang bentuknya akan rusak karena gaya tarik gravitasi akibat terlalu

banyaknya tahap cair yang dilewati (melorot).49

Jadi secara praktis keramik adalah peralihan materi melalui suatu proses

berkelanjutan antara unsur mineral dalam tanah liat (berbentuk padat), unsur kaca

(berbentuk cairan) dan diperkuat oleh karakteristik tanah liat yang dikombinasikan

dengan kerasnya unsur kaca. Tidak semua objek, fitur, struktur atau materi yang

terbuat dari tanah liat dapat diklasifikasikan sebagai keramik. Namun begitu,

biasanya produk-produk dari tanah liat yang telah mengalami pengeringan oleh

sinar matahari (seperti batako, batu bata) dapat pula tahan lama di lingkungan

yang kering dan sangat berguna untuk berbagai fungsi.50

2.1.2. Keramik Dinasti Sung

Sejarah Dinasti Sung berawal dari Zhao Kuangyin, seorang jenderal dari

Dinasti Zhou Akhir, berhasil mempersatukan Tiongkok kembali dan mendirikan

Dinasti Sung. Gelarnya adalah Sung Taizu (960-976 M). Catatan sejarah

menyatakan bahwa ia telah dipaksa oleh para prajuritnya untuk mengenakan jubah

kekaisaran serta menjadi penguasa baru mereka. Merasa khawatir para anak

buahnya memberontak terhadap dirinya setelah menjadi kaisar, ia kemudian

membujuk mereka agar mengundurkan diri secara sukarela. Prestasi lain Zhao

Kuangyin adalah keberhasilannya di dalam menghapuskan kekuasaan para

gubernur militer setempat, sehingga politik menjadi lebih stabil. Para ahli sejarah

membagi Dinasti Song ini menjadi dua, yakni Sung Utara (960-1126 M) dan Sung

Selatan (1126-1279 M).51

Uang kertas merupakan temuan pertama di dunia yang dihasilkan pada

masa dinasti tersebut. Uang kertas tersebut pertama kali diberlakukan pada masa

49 Ibid. Hal. 107.50 Ibid.51 Claimer. Sejarah Dinasti Song. Diunduh darihttp://www.indocina.net/viewtopic.

php?f=27&t=23017

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 3: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

24

Universitas Indonesia

pemerintahan Kaisar Renzong (1022-1063 M) dan dicetak di Chengdu, Sichuan

pada tahun 1024 M. Alasan dipergunakannya uang kertas ini adalah kemajuan

dalam bidang ekonomi yang luar biasa, sehingga permintaan akan uang logam

meningkat. Uang logam cukup berat untuk dibawa-bawa serta menyita tempat

yang lebih banyak, maka diciptakanlah uang kertas untuk mewakili nilai uang

logam tersebut.52

Penemuan lainnya yaitu mulai berkembangnya keramik yang dijadikan

sebagai benda barter. Hal tersebut membuat keramik menjadi industri yang sangat

penting dan menjadikan keramik sebagai barang ekspor utama Dinasti Sung.53

Terdapat 110 buah tungku pembakaran yang ditemukan di Quangzhou, terutama

di Dehua, Anxi, Nan An dan Jin Jiang.54 Keramik masa tersebut digunakan untuk

mengontrol peredaran uang karena permintaannya yang semakin lama semakin

tinggi

“China’s porcelain was a major export item during the Song Dynasty. Toprevent a money drain the Song government prohibited the use of gold, silverand bronze coin for use in foreign trade. Silk fabrics and ceramics were used inthe barter for foreign goods instead. This regulation placed porcelain in adominant position in the foreign trade”55

Keramik Dinasti Sung sebagai komoditas perdagangan (ekspor) memiliki

kekhasan tersendiri yang menjadi nilai jualnya. Ciri-ciri keramik Dinasti Sung,

antara lain:56

1. Warna glasir hijau zaitun hingga kuning kecoklatan.

2. Memiliki hiasan bawah glasir dengan teknik tekan atau di

cap.

3. Terdapat motif berpilin yang dibentuk dengan teknik gores.

4. Dasar atau alas terdapat glasir.

5. Memiliki tepian kaki yang melebar atau menyempit.

52 Ibid.53 Jeremy Green. Maritime Archaeology In The People Republic Of China. Australia. 1997. Hlm50.54 Ibid.55 Li Zhiyan & Cheng Wen, 1989 hlm 102, dalam Maritime Archaeology In The People RepublicOf China. Australia. 1997. Hlm 61..56 Rose Kerr. Song Dynasty Ceramic. United Kingdom. 2004

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 4: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

25

Universitas Indonesia

Foto 2.1. Contoh keramik-keramik masa Dinasti Sung(dok: Galeri Antik Indonesia)

2.1.3. Karakteristik Keramik Porcelainous stoneware

Porcelainous stoneware dapat dikatakan peralihan antara stoneware

menuju porselin. Istilah tersebut berarti batuan yang bersifat porselin, namun

bahannya belum serupa atau sebagus porselin. Porcelainous stoneware memiliki

karakteristik antara lain:57

a. Memiliki glasir yang berwarna, seperti hijau (green glaze), coklat, putih.

b. Permukaan keramik yang keras. Jika mengacu pada skala Moh (Moh’s

scale)58 dengan konversi relatifnya maka memiliki tingkat kekerasan 3,

yaitu dapat tergores oleh paku besi.

c. Padat (namun bukan kaca).

d. Bersifat tahan air.

e. Bagian dibawah lapisan glasir memiliki tekstur seperti batu.

f. Bagian dibawah lapisan glasir memiliki pori-pori.

57 Ibid.58 Skala Moh merupakan skala pembanding untuk mengetahui tingkat kekuatan benda. Mohmenggunakan 10 tingkat mineral sebagai pembanding yang masing-masing memiliki tingkatkekerasan yang berbeda. Tingkatan tersebut antara lain: (a) tingkat 1, talc, akan terkelupas olehkuku manusia (b) tingkat 2, gypsum, akan tergores oleh kuku manusia (c) tingkat 3, calcite, akantergores oleh paku besi (d) tingkat 4, flourite, akan tergores oleh kaca (e) tingkat 5, apatite, akantergores pisau lipat (f) tingkat 6, orthoclase, akan tergores oleh kuarsa (g) tingkat 7, quartz, akantergores paku baja (h) tingkat 8, topaz, akan tergores oleh batu zamrud (i) tingkat 9, corundum,akan tergores oleh batu berlian (i) tingkat 10, topaz, tak tergores

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 5: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

26

Universitas Indonesia

g. Bagian dibawah lapisan glasir berwarna abu-abu, beberapa berwarna krem

atau putih.

Karakteristik tersebut ditemukan pada mangkuk keramik yang ditemukan

pada kapal karam di Karawang Jawa Barat. Glasir berwarna hijau menjadi

karakteristik yang paling kuat. Sisa lapisan glasir yang masih bisa terlihat pada

temuan Karawang tersebut sangat jelas terlihat berwarna hijau, namun bukan

celadon.

Foto 2.2. Lapisan tipis glasir hijau pada mangkuk temuan Karawang(Dok.: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

Permukaan keramik juga keras dan padat tetapi bukan kaca seperti

porselin. Glasir yang rusak membuat permukaan dibawah glasir terlihat jelas,

berwarna putih, memiliki tekstur seperti batu.

Foto 2.3. Lapisan permukaan dibawah glasir mangkuk temuan Karawang(Dok.: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

2.1.4. Peranan Keramik Dalam Arkeologi

Penelitian berkenaan dengan keramik di Indonesia telah banyak dilakukan

terutama dari hasil temuan daratnya. Satyawati Suleiman meneliti toponimi

keramik dari sumber Cina yang kemudian dianalogikan dengan temuan keramik

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 6: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

27

Universitas Indonesia

di Indonesia, mulai dari Jawa hingga ke Sulawesi. Hasilnya selain mengetahui

rute perdagangan para saudagar Cina, pelafalan tempat atau kota-kota yang

dituliskan oleh sumber Cina dalam bahasa Indonesia haruslah di revisi, karena

dapat saja tempat tersebut memainkan peranan yang penting dalam perdagangan

di Nusantara semenjak kehadiran agama Hindu dan Buddha.59

Selain mengetahui sumber sejarah keramik dari toponiminya, hiasan atau

dekorasi yang terdapat pada keramik dapat dijadikan suatu indikasi kegiatan sosial

budaya masa lalu. Hal tersebut dapat diketahui karena biasanya hiasan atau

dekorasi yang dibuat pada keramik sejalan dengan suatu kebiasaan (adat) atau

gaya (seni) yang sedang berkembang pada masa tersebut.60 Studi awal di Pacitan

dan Cilacap dengan metode analogi komparasi mengenai dekorasi keramik

menunjukkan bahwa terdapat 3 kebiasaan (culture complexes) yang berkembang

di Pantai Selatan Pulau Jawa, diantara Pacitan dan Cilacap pada awal abad ke-9

hingga pertengahan abad ke-10.61 Tiga kebiasaan adat kebiasaan tersebut diberi

nama Den Ombo kompleks, Gunung Wingko dan Ayamputih, yang masing-

masing memiliki motif khusus walaupun terdapat persamaan dan perbedaan

hiasan.62

Bahan dan komposisi keramik dapat pula menjadi indikator masa

pembuatannya. Mengetahui masa pembuatan keramik tersebut berarti dapat

mengetahui dan memperkirakan keadaan sosial budaya yang sedang berkembang

masa tersebut. Keramik dengan glasir dan keramik porselin di Asia Tenggara

pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Cina. Analogi historis tentang keramik

Cina yang banyak ditemukan di Flores Barat berunsur celadon diketahui berasal

dari daerah Lung Chu’an dan beberapa diantaranya menunjukkan bahan kaolin

dari daerah Che-kiang yang berkembang pada awal zaman Dinasti Sung hingga

pertengahan Dinasti Ming.63

59 Satyawati Suleiman. “Identification of Toponyms From Chinese Sourse in Relation to ChineseCeramics Finds”. Jakarta. Hlm 1-13.60 Goenadi Nitihaminoto. “Decorated Pottery From The South Coast Of Java Between Pacitan andCilacap”. Jakarta. Hlm. 21-39.61 Ibid. hlm. 3062 Ibid.63 Abu Ridho. “Preliminary Report On The Trade Ceramics Found In Warloka, West Flores”,dalam Studies on Ceramics.Jakarta. Hlm. 50.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 7: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

28

Universitas Indonesia

Mengetahui masa pembuatan atau perkembangan sebuah keramik dapat

menjadi sumber kronologi waktu untuk dapat menentukan pengaruh kebudayaan

di suatu tempat pada waktu tertentu. Penelitian Heriyanti Ongkhodarma di Banten

pada tahun 1976 dan 1977 telah diketahui mengenai tipe-tipe keramik dari hasil

ekskavasi.64 Hasil analogi komparasi mengenai tempat asal dan periode keramik

dibuat mengungkapkan bahwa kebanyakan keramik yang ditemukan di Banten

berasal dari periode Ch’ing, sehingga tersimpulkan bahwa Kota Tua Banten telah

berkembang semenjak abad ke-17 dan lebih muda jika dibandingkan dengan

Banten Girang yang mengandung temuan dari masa Dinasti Sung.65

Penelitian pada tempat yang sama oleh Wiwin Djuwita menghasilkan dua

belas tipe keramik dengan 120 jenis dekorasi atau hiasan yang dibuat dengan 7

teknik pembentukan yang berbeda yaitu menggores, menekan, pijit, tatap landas,

roda putar, mencungkil dan dilukis. Asumsi lainnya menyatakan bahwa tembikar-

tembikar tersebut dipakai di lingkungan Istana Kerajaan Banten karena pecahan

termbikar tersebut ditemukan di situs istana kerajaan (Kaibon dan Surosowan).

Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa persebaran keramik tidak hanya sebatas

pada pemukiman biasa saja, namun dapat didistribusikan masuk hingga

lingkungan istana.66

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso Soegondho mengenai

klasifikasi tembikar di Gilimanuk, Bali menunjukkan bahwa terdapat 2 bentuk

tembikar yang berkembang, yaitu bentuk bundar dan bentuk dengan karinasi.

Bentuk bundar memiliki 6 tipe yang berbeda, yaitu vas, mangkuk, kendi, buli-

buli, piring, dan tutup. Tipe tersebut memiliki 5 tipe khusus yang menyertainya

atau sub-tipe, yaitu berleher lurus, berleher cembung, tidak berkaki, berkaki, dan

tidak bercucuk. Sedangkan bentuk dengan karinasi hanya memiliki 2 tipe yaitu

vas dan mangkuk dengan 2 sub-tipe yaitu berleher miring dan tidak berkaki.67

Semua tipe dan sub tipe tersebut dapat menunjukkan jenis dan bentuk keramik

yang sedang populer pada suatu masa tertentu.

64 Heriyanti Onkhodharma. “Preliminary Notes On The Classification Of The Ceramics ExcavatedAt Banten in 1976 And 1977”, dalam Studies on Ceramics. Jakarta. Jakarta. Hlm. 83-91.65 Ibid. hlm. 88-89.66 Wiwin Djuwita. “Classification Of Pottery Fron Old Banten”, dalam Studies on Ceramics.Jakarta. Hlm 73.67 Santoso Soegondho. “The Classification of Pottery From Gilimanuk, Bali dalam Studies onCeramics. Jakarta. Hlm 13

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 8: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

29

Universitas Indonesia

Dekorasi yang menhiasi keramik sangat bervariasi, telah dijelaskan bahwa

biasanya dekorasi yang dilukis atau dibentuk dalam keramik menunjukkan gaya

yang sedang berkembang dan gaya tersebut sejalan dengan seni yang sedang

berkembang masa tersebut. Penelitian oleh Sri Soejatmi Satari di Trowulan

melalui klasifikasi diketahui bahwa dekorasi lokal yang paling banyak digunakan

ketika zaman Majapahit adalah hiasan bunga teratai dan geometris dari hasil

ekskavasi yang telah dilakukan.68

Hasan Muarif Ambary menjelaskan tentang keramik impor dari Cina di

Kota Cina. Diketahui bahwa keramik yang ditemukan di Kota Cina di asumsikan

merupakan hasil impor dari periode Dinasti Sung hingga Dinasti Yuan. Hasil

ekskavasi mendapatkan arang untuk dijadikan sampel pertanggalan mutlak

menggunakan pertanggalan C. 14. Hasil pertanggalan mutlak tersebut

menunjukkan kronologi tahun antara abad ke-12 hingga abad ke-14 M. Tidak

ditemukannya keramik dengan karakteristik biru putih (khas Cina) menunjukkan

bahwa situs tersebut telah ditinggalkan penduduknya ketika periode klasik di

Sumatera Utara pada pertengahan abad ke-14 M. Adanya temuan permukaan

berupa keramik dari periode Dinasti Ching (abad ke-18 hingga abad ke-19)

menunjukkan bahwa situs tersebut dimukimi kembali pada abad ke-18 hingga

abad ke-19.69

Selain penelitian keramik yang berasal dari Cina, penelitian keramik dari

jepang juga pernah dilakukan di Indonesia. Sumarah Adhyatman dan kawan-

kawan meneliti keramik asal Jepang pada abad ke-17. Pelopor perdagangan antara

Jepang dengan nusantara dimulai ketika masuknya VOC abad ke-17. Walaupun

pada masa tersebut perdagangan keramik telah terjalin dengan Cina, Vietnam dan

Thailand yang merupakan pusat pembuatan keramik. Temuan pertama keramik

Jepang berada di Banten memiliki ciri putih tanpa hiasan, di bawah glasirnya

berwarna biru dan tipis. Ciri tersebut diproduksi setelah tahun 1650an di Jepang.

68 Sri Soejatmi Satari. “A Plemenary Study On The Local Ceramics Of Trowulan”, dalam Studieson Ceramics. Jakarta. Hlm 41.69 Hasan Muarif Ambary. “Futher Notes On The Classification Of Ceramics From The ExcavationOf Kota Cina”, dalam Studies on Ceramics. Jakarta. Hlm 61.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 9: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

30

Universitas Indonesia

Keramik yang paling bagus di produksi terjadi pada periode ke-3 dan ke-4 yang

dinamakan jenis produk Arita dan Kakiemon.70

Keramik asal Philipina ikut pula meramaikan jenis-jenis keramik yang ada

di Asia Tenggara. Rosa meneliti pola budaya melalui tembikar di situs Magushot

dan Pila. Philipina. Analisis keramik yang ditemukan di pemakaman dan

pemukiman kedua situs tersebut menghasilkan kronologi perkembangan budaya

di Philipina semasa zaman logam.71 Periode pertama (tahun 400 SM hingga 200

M) berkembangan kebudayaan awal zaman besi dengan karakteristik: distribusi

keramik yang terbatas di areal pantai, pemakaman yang sederhana. Period ke-2,

fase pertama (abad 10-11) di zaman besi memiliki karakteristik: memiliki tradisi

berdagang secara maritim, pemakaman sederhana yang mulai dibungkus dengan

semacam tikar, sudah terdapat pengerjaan logam, mulai adanya penangkapan

ikan, terdapat keramik dengan simbol phallus. Periode ke-2, fase kedua (awal

abad ke-13-14 M) mulai melanjutkan hubungan perdagangan dengan Cina, mulai

ada kremasi, keramik dengan simbol phallus masih ditemukan dan period ke-2

fase ketiga (awal abad ke-13-15 M) memiliki karakteristik, mulai bermigrasi,

tradisi kremasi bertambah komleks, mulai mengekspor keramik.72

2.2. Konservasi Arkeologi

Benda apapun yang diangkat dari daratan maupun bawah air (laut)

dipastikan harus mendapatkan perawatan khusus untuk dapat mempertahankan,

memulihkan ataupun membuat stabil bentuk dan semua yang terkandung pada

benda tersebut. Usaha tersebut dapat dikatakan sebagai usaha konservasi.. Fase

konservasi artefak membutuhkan waktu lama dan sangat mahal, terkadang lebih

mahal dari pada ekskavasi yang telah dilakukan.73 Tanpa konservasi, banyak dari

artefak akan rusak dan data yang terkandung dalam artefak dapat hilang.74

70 Sumarah Adhyatman, David Rehfuss, Hitoshi Shindo. “The Japanese Porcelain From TheSeventeenth Century Found In Indonesia”, dalam Studies On Ceramics. Jakarta. Hlm. 93.71 Rosa C. P. Tenazas. “Evidence Of Cultural Patterning As Seen Through Pottery: The PhilippineSituation”, dalam Studies On Ceramics. Jakarta. Hlm. 15572 Ibid.73 Donny Hamilton. “Overview Of Conservation In Archaeology; Basic Conservation Procedures”.Texas. 2000. Hal 174 Ibid.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 10: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

31

Universitas Indonesia

Konservasi arkeologi berkaitan dengan semua kegiatan untuk

menyelamatkan artefak (preservasi). Secara khusus konservasi arkeologi

mempunyai 2 fungsi utama, yaitu preservasi dan restorasi. Tujuan dari preservasi

adalah untuk membuat stabil atau mempertahankan dari kerusakan atau kerapuhan

atau kemunduran dari sifat-sifat yang terkandung secara fisik dari artefak.

Biasanya dibarengi dengan usaha untuk menyesuaikan artefak dengan lingkungan

baru. Tujuan dari restorasi adalah mengembalikan artefak sesuai dengan bentuk

aslinya atau sesuai dengan bentuk ketika awal mula dibuat. Restorasi dibarengi

dengan modifikasi materi untuk mengganti struktur atau bagian dari artefak yang

hilang.75

2.2.1. Prinsip Konservasi Arkeologi

Konservasi dan restorasi sudah terlaksana jika sebuah penanganan telah

dilakukan pada sebuah objek atau artefak. Konservasi dapat berupa proses

dokumentasi, analisis, pembersihan dan penstabilan sebuah artefak. Tujuan utama

dari pembersihan dan penstabilan adalah sebagai tindakan preventif dan

perlindungan terhadap reaksi yang mungkin akan tidak sesuai dari artefak

terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan restorasi dapat berupa perbaikan dan

penggantian dari bagian artefak yang rusak atau hilang.76

Artefak merupakan data utama dari penelitian arkeologi, sehingga

konservasinya tidak boleh merubah artefak dari keadaan awal (asli) ataupun

merubah atribut yang telah melekat padanya. Seorang konservator harus berusaha

keras dalam pengerjaan konservasinya sehingga dapat mempertahankan data

sebanyak mungkin. Setiap usahanya dilakukan dengan tujuan untuk dapat

mempertahankan artefak se-asli mungkin sama dengan keadaan awal artefak baik

permukaan, bentuk maupun ukurannya. Sebuah artefak ketika sedang dalam

penanganan, perlakuan dan pendekatan dasarnya haruslah hati-hati dan serupa

dengan masalah yang sedang ditangani.77

Walaupun begitu pengujian awal terhadap artefak untuk konservasi harus

dapat dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jalan yang akan ditempuh untuk

75 Linda Ellis. Archaeological Method and Theory: An Encyclopedia. New York & London. 2000.Hlm. 12176 Ibid.77 Plenderleith and Werner. “The Conservation of Antiquities and Works of Art”. Revised Edition.Oxford University Press. 1971. Hlm 17.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 11: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

32

Universitas Indonesia

mempertahankan artefak dan memelihara atribut-atribut yang penting. Pada

beberapa kasus, bagian yang rusak pada keranik dapat mengandung data arkeologi

yang sangat berharga, sehingga harus dipertahankan bukan dihilangkan.78

Proses perekaman (atau dokumentasi) dan preservasi sumber data dari

berbagai artefak sangatlah perlu dilakukan dan harus sepenuhnya dilakukan pada

semua kegiatan laboratorium dalam menangani materi arkeologi. Hal tersebut

terjadi karena konservasi arkeologi membutuhkan banyak pertimbangan, bukan

hanya sebatas melakukan preservasi dari satu artefak saja. Salah satu fase yang

dilakukan dalam konservasi yaitu fase penstabilan artefak yang dilakukan untuk

dapat mempertahankan bentuknya dan dapat melakukan pendataan.79

Penting memberikan penekanan bahwa tujuan konservasi bersifat kritis,

bukan hanya untuk mempertahankan (preservasi) tinggalan materi dari masa lalu

yang telah ditemukan tetapi juga karena dapat menyediakan sebanyak mungkin

data arkeologi seperti ekskavasi dan penelitian arsip. Hal tersebut sangat

memungkinkan jika pendekatan yang dilakukan dalam konservasi dilihat dari

sudut pandang arkeologi sebagai budaya materi.80

2.2.2. Konservasi Keramik Daratan

Penanganan benda-benda arkeologi merupakan hal yang pertama kali

dibuat untuk hampir semua temuan benda arkeologi terutama yang dapat bertahan

lama seperti temuan yang terbuat dari batu dan tanah liat (keramik). Keadaan

lingkungan sekitar, baik di darat maupun di laut merupakan musuh dari artefak

karena dapat menyebabkan kerusakan dan perubahan secara fisik dari artefak,

mulai dari warna dan tekstur hingga ke berat, bentuk dan komposisi bahannya.

Agen perusak tersebut dapat dibagi menjadi kategori kimia, fisik dan biologis. 81

Unsur perusak temuan daratan dari kategori kimia dari sangatlah banyak

secara alami, misalnya atmosfer, mengandung air dan oksigen yang dapat

menciptakan banyak reaksi kimia seperti karat pada logam. Lainnya yaitu

perbedaan suhu air, penyinaran oleh matahari dan polusi udara, semuanya

78 Donny Hamilton. “Overview Of Conservation In Archaeology; Basic Conservation Procedures”.Texas. 2000.79 Ibid.80 Ibid81 Brian Fagan. Archaeology: A Brief Introduction. New Jersey. Hlm. 207.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 12: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

33

Universitas Indonesia

menyebabkan reaksi kimia.82 Penelitian arkeologi di daratan biasanya menemukan

benda temuan yang terkubur dalam tanah yang sering kali terjadi banyak

perubahan kimia yang terjadi, terutama karena kelembabannya. Tanah

mengandung bahan campuran yang reaktif, seperti asam, basa yang sangat

berperan dalam perusakan, sebagai contoh asam dapat meluruhkan tulang.83

Kategori fisik dari unsur perusak lainnya dapat berupa air, angin, sinar

matahari dan pergerakan bumi yang juga sangat umum terjadi. Air merupakan

unsur perusak paling kuat. Air sungai dapat memiliki arus air yang kuat dan

mengguling-gulingkan artefak hingga hancur, air hujan dapat mengikis atap

rumah dan membentuk saluran dengan menembus dinding-dinding tanah.

Perubahan siklus dari mulai basah hingga kering dapat meretakan kayu dan

menyebabkan kayu menjadi busuk, lelehan air es dan pembekuan air dapat

meretakan batuan dan logam padat. Unsur perusak fisik tersebut bekerja pada

skala besar dan kecil, sebagai contoh dampak dari gempa bumi di Kourion,

Cyprus tahun 365 M, tidak hanya meratakan pelabuhan tetapi juga meratakan

lingkungan sekitar hingga bermil-mil jauhnya. 84

Organisme hidup merupakan perusak utama dari kategori biologis. Bakteri

tersedia hampir di seluruh tempat dan merupakan koloni pertama yang menempati

unsur organik dan memulai proses pelapukannya.85 Hal tersebut merupakan salah

satu gambaran umum mengenai temuan arkeologi yang berada di daratan. Ketika

akan menangani (konservasi) temuan arkeologis maka pengetahuan mengenai

kondisi umum tempat temuan menjadi suatu keharusan untuk diketahui dan

dipelajari. Proses pembersihan menjadi sangat hati-hati setelah penggalian yang

berlanjut hingga labeling dan dokumentasi arkeologi kemudian dilakukan.86

2.2.2. Konservasi Keramik Bawah Air

Konservasi haruslah menjadi bagian dari penelitian arkeologi. Terlebih

lagi hal tersebut wajib dilakukan pada tinggalan situs bawah air seperti pada

timbunan lumpur, sungai dan laut. Situs bawah laut menjadi penanganan yang

82 Ibid.83 Ibid.84 Ibid.85 Ibid.86 Linda Ellis. Archaological Method and Theory: An Ecyclopedia. Garland Publishing Inc. NewYork & London. 2000. Hlm 120-124

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 13: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

34

Universitas Indonesia

paling sulit dari semua situs bawah air yang ada. Telah diketahui bahwa

lingkungan bawah laut mempercepat proses pelapukan oleh garam dari banyak

artefak berbahan logam. Jika garam tersebut tidak dihilangkan dan artefak tersebut

dianalisis dalam waktu yang lama, seiring berjalannya waktu maka akan terjadi

kerusakan yang lebih parah dan artefak menjadi barang yang tidak berguna untuk

(data) penelitian atau contoh untuk dipajang di museum. faktor yang harus

dipertimbangkan ketika melakukan penelitian arkeologi bawah air diantaranya:87

1. Selalu mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian arkeologi,

baik itu survei maupun ekskavasi baik secara langsung maupun latihan.

2. Selalu mengetahui jenis kerusakan yang terjadi, korosi dan penurunan sifat

yang mungkin terjadi ketika proses pengangkatan.

3. Memiliki ahli konservasi yang berpengalaman di lapangan untuk membantu

ekskavasi dan memastikan penanganan artefak dilakukan dengan baik

ketika di lapangan.

4. Memiliki perencanaan untuk melakukan konservasi sebelum dimulainya

penelitian arkeologi. Mulai dari lapangan hingga laboratorium, karena

semua artefak yang telah ditemukan dalam sebuah ekskavasi haruslah

dalam pengawasan konservator yang berpengalaman hingga artefak

tersebut stabil.

5. Selalu mempunyai kerangka batasan. Penelitian arkeologi tidak hanya

berhenti ketika telah selesai di lapangan, tetapi berlanjut hingga

laboratorium. Penanganan dan perlakuan dilakukan sebanyak mungkin

seperti apa yang telah dilakukan di lapangan.

Salah satu penanganan yang paling penting dalam konsevasi yaitu

penstabilan artefak sesuai lingkungan kondisinya. Namun perlu ditekankan bahwa

konservasi bukan hanya tentang pengetahuan eksak dan dalam banyak kasus dua

orang konservator dapat memperlakukan objek yang sama dengan penanganan

yang sama sekali berbeda. Walaupun begitu tujuan utamanya adalah penanganan

yang dapat membuat artefak tersebut stabil dan tidak kehilangan atribut yang

menyertainya sebagai data arkeologi. Terdapat banyak pilihan dan banyak

peluang dalam prosedur konservasi yang dapat menghasilkan penanganan yang

87 Opcit. hal 4

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 14: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

35

Universitas Indonesia

baik untuk artefak. Namun kebanyakan yang diikuti adalah prosedur berdasarkan

pengalaman pribadi.88

2.3. Pengendapan Garam (Salinasi) Pada Benda Keramik Situs Bawah Air

(Laut)

Garam-garaman yang terendapkan pada benda keramik peninggalan situs

bawah air (laut) melibatkan air (sebagai zat pelarut) dan garam (sebagai zat

terlarut) dalam prosesnya. Air secara kimiawi memiliki rumus molekul89 dan

rumus empiris90 H2O.91 Apabila diuraikan, air terdiri atas hidrogen dan oksigen

yang bereaksi dan saling mengikat karena perbedaan ion yang terkandung (positif

dan negatif). Secara sederhana reaksi penguraian dapat digambarkan sebagai

berikut: H2O 2H+ + O-2 [dengan, H2 adalah Hidrogen dan O2 adalah oksigen].

Nilai H2+ dalam reaksi tersebut berarti Hidrogen memiliki ion positif yang

menyertainya. Semua zat yang mengandung ion positif yang menjadi penyertanya

disebut kation. Sedangkan nilai O2-2 berarti oksigen memiliki ion negatif yang

selalui menyertainya. Semua zat yang mengandung ion negatif sebagai

penyertanya disebut anion.92 Air merupakan zat pelarut paling baik yang akan

melarutkan zat terlarut (semisal garam) dalam reaksi kimia suatu larutan.

Perbedaan konsentrasi menjadi unsur utama mengapa air dapat melarutkan zat

terlarut dalam suatu campuran. Air juga memiliki massa selayaknya materi

lainnya, karena air tersusun atas atom. Skala kimia unsur H (Hidrogen) ditetapkan

memiliki massa atom 1,00797 atau bila dilakukan pembulatan memiliki massa

sebesar 1 (satu).

Hal tersebut diartikan bahwa satu unsur atom Hidrogen memiliki massa

sebesar 1 gram. Sedangkan untuk O (Oksigen) memiliki massa sebesar 15,9994

atau jika dilakukan pembulatan memiliki massa sebanyak 16, yang berarti

88 Ibid. hal 689 Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yangmenyusun satu molekul senyawa.90 Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Atom itu sendiri berarti bagian terkecil unsur, tak berubahdalam reaksi kimia kecuali susunan electron valensinya. Terdiri atas inti dan awan elektron.Perubahan inti atom mengubah atom itu menjadi atom lain, misalnya lewat peluruhan inti,pembelahan inti dan reaksi-reaksi nuklir lainnya. Contoh lainnya yaitu larutan gula atau glukosamemiliki rumus empiris CH2O dari rumus molekul C6H12O6.91 Brokes. Diagnostic Testing in Advanced Chemistry. London. 1979.92 Suharno Pikir. Kimia Dasar. Universitas Airlangga. 1995. Hal 122.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 15: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

36

Universitas Indonesia

Oksigen memuat massa sebesar 32 gram [karena O2 memiliki arti 2 kali O, jadi

2x16 sama dengan 32]. Diketahuinya masing-masing massa unsur pembentuk air

maka dapat diketahui massa air yaitu:

H2O 2H+ + O-2 :

2H = 2 x 1 = 2O = 1 x 16 = 16 +

Jadi total massa: H2O = 18 Angka 18 berarti molekul air memilikimassa 18 gram dalam setiap mol-nya.93

Garam sebagai zat terlarut yang mengendap pada artefak sebagian besar

berupa unsur kimia Natrium (Na) dan Klorida (Cl) yang telah mengkristal. Garam

sebagai molekul kimia yang mengendap tersebut dapat disebutkan sebagai

Natrium Klorida atau NaCl. Garam tersebut jika diuraikan akan menghasilkan

Natrium sebagai kation dan Klorida sebagai anion (NaCl Na+ + Cl-). Garam

tersebut juga merupakan unsur garam terbanyak dalam materi yang terkandung

dalam air laut.94 Garam NaCl merupakan zat terlarut yang mengendap di benda

keramik yang akan dinetralisir pada penelitian yang akan dilakukan. Skala kimia

unsur Na (natrium) ditetapkan memiliki massa 14,0067 atau 14 gram. Sedangkan

Cl memiliki massa 35,453 atau 35 gram. Jadi massa unsur pembentuk garam NaCl

memiiki massa sebesar :

NaCl Na+ + Cl- :

Na = 1 x 14 = 14Cl = 1 x 35 = 35 +

Jadi total massa: NaCl = 49 Angka 49 berarti molekul air memilikimassa 49 gram dalam setiap mol-nya.

Benda keramik merupakan benda padat sehingga tidak mungkin dapat

diurai jika dicampur dengan air, walaupun benda keramik tersebut merupakan

larutan hanya saja berbentuk padatan. Benda keramik memiliki glasir namun telah

rapuh, sehingga mengelupas dari kulit keramik yang semuanya berbahan tanah liat

yang telah dibakar. Mengelupasnya glasir dari keramik membuat garam dapat

mengendap ke dalam benda keramik. Pengendapan tersebut terjadi karena adanya

berbagai faktor antara benda dan lingkungan baru yang ditempatinya di laut.

93 Dalam ilmu kimia, satuan jumlah zat yang digunakan adalah mol. Satu mol adalah sejumlah zatyang mengandung 6.02x1023 butir partikel. Bilangan 6.02x1023 disebut bilangan Avogadro (L)94 Ibid. hal 9

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 16: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

37

Universitas Indonesia

Faktor tersebut meliputi perbedaan konsentrasi antara benda terendam dengan air

garam dari air laut (salinitas), tekanan dan suhu.95

2.3.1. Salinitas

Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam

air.96 Salinitas air berdasarkan presentase garam terlarut diantaranya yaitu: air

tawar memiliki kadar garam kurang dari 0,05%, air payau 0,05-3%, larutan

garam/air dengan kandungan garam 3-5% dan air asin memiliki kadar garam lebih

besar dari 5%97. Air laut secara umum mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas

terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.98

Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah Klorida (55%),

Natrium (31%), Sulfat (8%), Magnesium (4%), Kalsium (1%), Potasium (1%) dan

sisanya (kurang dari 1%) terdiri atas Bikarbonat, Bromida, Asam Borak,

Strontium dan Florida. Berikut ini tabel komposisi air laut dalam konsentrasi 35

‰ (bagian perseribu99)100:

No

Komposisi 35 ‰ kadar garam air laut

Ion Konsentrasi (dalam ‰) Persentase total kadargaram

1 Klorida (Cl-) 19.345 55.03

2 Natrium (Na+) 10.752 30.59

3 Sulfat (SO4-2

) 2.701 7.68

4 Magnesium (Mg+2

) 1.295 3.68

5 Kalsium (Ca+2

) 0.416 1.18

6 Potasium (K+) 0.390 1.11

7 Bikarbonat (HCO3-) 0.145 0.41

8 Bromida (Br-) 0.066 0.19

9 Borat (H2BO3-) 0.027 0.08

10 Strontium (Sr+2

) 0.013 0.04

11 Fluoride (F-) 0.001 0.003

12 Dan lain-lain <0.001 <0.001

Tabel 2.1. Unsur garam di laut(Sumber: P. Castro & Michael Huber, 2000)

95 Rehder. The Audubon Society Field Guide to North American Seashells. New York. 1981. Hal15496 Castro & Huber. Marine Biology. Australia. 2000. Hal 4297 http://www.id.wikipedia.org/wiki/salinitas98 Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut seperti: (a) densitas, berat jenisatau kekentalan air, (b) kompresibilitas atau tekanan, (c) titik beku, dan (d) temperatur atau suhu.Namun begitu salinitas tidak terlalu menentukan. Beberapa sifat air laut yaitu (a) viskositas, (b)daya serap cahaya, tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.99 Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebandingdengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.100 Castro & Huber. Marine Biology. Australia. 2000. Hal 44

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 17: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

38

Universitas Indonesia

Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di

darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal

vents) di laut dalam. Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-

garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Sulit untuk mengukur salinitas

di laut secara praktis, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan

meninjau komponen yang terpenting saja yaitu Natrium (Na) dan Klorida (Cl).

Kandungan Klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion

Klorida pada satu kilogram air laut jika semua Halogen digantikan oleh Klorida.

Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan

Klorida.101

Salinitas umumnya stabil, namun dibeberapa tempat terdapat adanya

perubahan dan perbedaan. Laut Mediterania dan Laut Merah misalnya, memiliki

kadar garam mencapai 39‰-40‰ yang disebabkan banyaknya penguapan,

sebaliknya dapat turun karena hujan.102 Laut yang memiliki kadar garam yang

rendah banyak dijumpai di daerah-daerah yang memiliki banyak muara sungai.

Bulan Desember hingga Mei di Thailand dan Pantai Laut Sumatera mempunyai

kadar garam yang rendah karena banyak mengalami hujan.103 Kadar garam

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:104

(a) Penguapan. Makin besar tingkat penguapan air laut disuatu wilayah, maka

salinitasnya tinggi.

(b) Curah hujan. Semakin banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka

salinitas air itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit curah hujannya

maka akan semakin besar kadar garamnya.

(c) Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak

sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan

rendah. Sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut

maka semakin tinggi salinitasnya.

Faktor tersebut membuat salinitas di beberapa tempat berbeda namun di

beberapa tempat juga sama. Contoh salinitas dibeberapa laut misalnya: Samudra

101 Prager, Ellen J, and Sylvia A. Earle, The Oceans, McGraw-Hill, 2000 hal 54102 ibid103 http://www.oseanography.co.id/ di unduh tanggal 27 Feberuari 2009104 Harold V. Thurman. Introductory Oceanography. Ohio. 1988. Hal 297-321

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 18: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

39

Universitas Indonesia

Hindia 33‰, Laut Tengah dan Laut Merah 40‰, Laut Mati 250‰, Laut Kaspia

170‰, Laut Baltik 10‰, Great Salt Lake 220‰. Sama seperti air, tanah juga

memiliki kadar garam namun relatif sangat kecil.105 Benda keramik yang

berbahan dasar tanah liat memiliki kadar garam pula namun konsentrasinya sangat

rendah. Perbedaan konsentrasi inilah yang kemudian membuat garam-garam

konsentrasi tinggi di lingkungan bawah air (laut) mengendap secara difusi106 ke

benda keramik dengan garam konsentrasi rendah.

Gambar 2.15. menunjukkan peristiwa pengendapan garam pada benda

keramik karena perbedaan konsentrasinya secara difusi. Gambar (a)

memperlihatkan bagaimana benda keramik yang pertama kali terendam memiliki

perbedaan konsentrasi. Air laut dengan konsentrasi garam tinggi sedangkan benda

keramik dengan konsentrasi garam rendah. Laju reaksi dalam suatu larutan terjadi

dari unsur berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi

105 Ibid106 Difusi berarti proses perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 19: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

40

Universitas Indonesia

tersebut membuat konsentrasi garam bergerak untuk menempati kekosongan

ruang dalam benda keramik.

Adanya glasir sebagai membran benda keramik membuat konsentrasi

garam sulit menembus ruang kosong garam dalam benda keramik tersebut. Glasir

dengan unsur kimia Na3O Al2O3 7SiO2 merupakan bentuk lapisan padat yang

tidak dapat terurai. Tidak dapat terurainya glasir menunjukkan glasir tidak dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan garam berkonsentrasi tinggi. Akibatnya

glasir rusak, mulai berpori sehingga garam dengan mudah dapat berdifusi

(Gambar b), kemudian mengendap ke permukaan benda keramik dengan bahan

dasar tanah liat (Gambar c). Konsentrasi garam akan berhenti berdifusi dan

mengendapkan garam pada benda keramik ketika konsentrasi garam antara benda

keramik dengan lingkungan sekitarnya sama (gambar d).Peristiwa berdifusinya

larutan garam kemudian mengendap di permukaan benda keramik tersebut

dinamakan adsorpsi. Secara umum adsorpsi berarti suatu proses yang terjadi

ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya

membentuk suatu lapisan tipis pada permukaan padatan tersebut.107

Terjadi pembentukan yang cepat sebuah kesetimbangan konsentrasi antar-

muka, diikuti dengan difusi lambat ke dalam partikel-partikel karbon (salah satu

unsur penyusun benda-benda). Laju adsorpsi keseluruhan dikendalikan oleh

kecepatan difusi dari molekul-molekul zat terlarut dalam pori-pori dari partikel

karbon.108 Kecepatan itu berbanding terbalik dengan kuadrat diameter partikel

benda, bertambah dengan kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan

kenaikan temperatur dan berbanding terbalik dengan kenaikan berat molekul zat

terlarut.109

Morris dan Weber menemukan bahwa laju adsorpsi bervariasi seiring

dengan akar pangkat dua dari waktu kontak dengan adsorben (yang melalukan

penetrasi adsorpsi). Kecepatan ini juga meningkat dengan menurunnya pH sebab

perubahan muatan pada permukaan benda. Kapasitas adsorpsi dari benda yang

memiliki unsur karbon terhadap suatu zat terlarut tergantung pada dua-duanya,

107http://oteka-stembayo.blogspot.com/2008/12/adsorpsi.html diunduh tanggal 19 maret 2009.108 Ibid109 Ibid

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 20: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

41

Universitas Indonesia

karbon dan zat terlarutnya. Struktur molekul, kelarutan, keduanya berpengaruh

terhadap kemampuan adsorpsi.110

Salah satu sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut adalah

daya hantar listrik (konduktivitas). Konduktivitas berfungsi untuk mengukur

seberapa baik materi yang ada dalam air dapat mengalirkan listrik. Komponen-

komponen air yang terdiri atas unsur pokok air dan jumlahnya akan menentukan

bagus tidaknya air dapat mengalirkan listrik. Elektrolit seperti Kalsium, Sulfat,

dan Bikarbonat, semuanya akan mempengaruhi kecepatan aliran listrik yang

bergerak di air.111 Air asin yang 80% mengandung Natrium (Na+) dan Klorida

(Cl-) dengan konsentrasi tinggi, memiliki kemampuan mengalirkan listrik lebih

baik dibandingkan air murni. Konduktivitas juga berkaitan dengan suhu air. Jika

suhu air naik 10C maka konduktivitas air akan meningkat sekitar 1.9 %.112

Konduktivitas penting untuk mengukur lingkungan abiotik seperti suhu

air, tingkat kekeruhan atau kejernihan dan arah dan kecepatan arus air, untuk

mengukur lingkungan baik air murni maupun air asin. Percobaan dalam air murni,

rendahnya nilai konduktivitas menunjukkan tingginya kualitas air atau dengan

sebutan lain air oligotrophik (rendah kandungan materi-materi garam).

Kebalikannya yaitu air eutrophik (air yang kaya dengan materi-materi garam) jika

menunjukkan tingginya nilai konduktivitas. Tinggi rendahnya nilai konduktivitas

tersebut sering dijadikan patokan untuk mengetahui tingkat polusi yang terjadi

pada air.113

Konduktivitas dalam air dapat diukur menggunakan alat yang disebut

conductivity meter. Satuan yang dipakai untuk pengukuran tingkat konduktivitas

adalah Siemens per meter (S/m). Namun begitu konduktivitas juga dapat

dinyatakan dengan mikroSiemens (μS) atau milisiemens (mS) per sentimeter (μS

atau mS/cm). Siemens berbanding terbalik dengan omh (satuan pengukuran untuk

hambatan listrik). Satuan siemens merupakan kebalikan dari ohm, jadi dapat

diketahui persamaan yaitu 1 μS sama dengan 1 μmho sama dengan 1/ohm. Air

sulingan memiliki konduktivitas antara 0.5 hingga 2 μmhos/cm dalam suhu

110 Ibid111 Bridge. Conductivity. 2008112 ibid113 ibid

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 21: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

42

Universitas Indonesia

standar 250C. air minum secara umum memiliki kondukitivitas antara 50 hingga

1500 μmhos/cm dan air laut memiliki konduktivitas hingga 53000 μmhos/cm.114

2.3.2. Tekanan

Tekanan udara luar secara fisika dan kimia telah ditetapkan sebesar 1

atmosfer (atm) atau sebesar 760 milimeter Hg (simbol satuan air raksa). Tekanan

1 Atm adalah tekanan udara pada tempat yang ketinggiannya 0 (nol), di ukur dari

permukaan air laut (misalnya di tepi pantai).115 Ketika sebuah pipa kapiler

dicelupkan kedalam wadah yang berisi air raksa (Hg) dan percobaan tersebut

dilakukan di tepi pantai, ternyata ketinggian air raksa dalam kapiler ini 76 cm.

Jadi tekanan 1 Atm sesuai (sama besar) dengan tekanan hidrostatik yang

disebabkan oleh air raksa setinggi 76 cm.

Tekanan air laut dapat berubah seiring dengan kedalaman laut yang

dicapai. Diketahui bahwa air lebih berat daripada udara maka organisme laut

menerima tekanan yang lebih besar daripada organisme di daratan. Tekanan akan

semakin bertambah seiring bertambahnya kedalaman laut yang dicapai karena

jumlah kumpulan air yang berada diatasnya sangatlah banyak. Setiap kali

mencapai kedalaman 10 meter maka tekanan akan bertambah 1 atm (gambar

2.10).116 Tekanan air laut membantu konsentrasi garam yang pekat merusak glasir

dan mendorong garam mengendap di permukaan keramik. Sehingga ketika

diangkat dari laut dan menemukan lingkungan yang baru diperlukan penanganan

awal yang dapat membuat benda keramik tersebut stabil. Tekanan yang besar

akan memiliki kadar garam yang besar pula, namun besar kecilnya kadar garam

akan sangat tergantung dan dipengaruhi oleh suhu.

114 ibid115 Tekanan. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090105050037AAS4njB diunduhtanggal 6 april 2009.116 Castro & Huber. Marine Biology. Australia. 2000. Hal 42

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 22: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

43

Universitas Indonesia

2.3.3. Suhu

Temperatur atau suhu sangat berpengaruh terhadap berat jenis air.

Banyaknya kandungan garam juga mempengaruhi berat jenis air laut, semakin

asin semakin pekat dan padat air laut tersebut. Kepadatan atau berat jenis air laut,

besar kecilnya tergantung dari suhu air dan kadar garam yang terkandung dalam

air. Suhu di permukaan air laut bervariasi antara kurang dari minus 20 hingga

lebih dari 300 Celcius.117

117 Harold V. Thurman. Introductory Oceanography. Ohio. 1988. Hal 155

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 23: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

44

Universitas Indonesia

Suhu dibawah 00 C dapat terjadi karena air asin membeku pada suhu yang

lebih dingin dibandingkan dengan air tawar biasa. Inilah mengapa laut sukar

untuk membeku dibandingkan dengan danau ataupun sungai. Suhu di lautan

sangat bervariasi lebih dari kandungan garamnya, sehingga secara praktis berat

jenis atau kepadatan air laut lebih dipengaruhi oleh suhu daripada kandungan

garamnya. Pengecualian dapat terjadi ketika suhu dan kandungan garam dihitung

secara pasti untuk memastikan berat jenis atau kepadatan air laut tersebut.118

Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari

yang disebut proses insolasi. Pemanasan di daerah tropik atau Khatulistiwa akan

berbeda dengan hasil pemanasan didaerah lintang tengah atau kutub. Bentuk bumi

yang bulat membuat daerah tropis mendapatkan sinar matahari yang jatuh hampir

tegak lurus sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar matahari dengan

sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya akan lebih luas

daripada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan jatuh, di daerah kutub banyak

sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin

keadaan suhu di daerah kutub.119

Walaupun di daerah tropis lebih panas dari pada daerah kutub, daerah

tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah sub

tropis. Hal tersebut karena faktor awan yang menutupi. Daerah tropis lebih banyak

awan dibandingkan dengan di daerah sub-tropis. Awan banyak menyerap sinar

datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah

sub tropik, insolasi yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan

sehingga di daerah ini lebih panas. Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari

banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200-1000

meter suhu turun secara drastis dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai

suhu kurang dari 20C.120

118 Ibid. hal 156119 Ibid. hal 28120 Ibid. hal 36

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 24: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

45

Universitas Indonesia

2.4. Penguraian Garam (Desalinasi) Pada Benda Keramik Situs Bawah Air

(Laut)

Desalinasi121 adalah proses pemisahan garam dari air asin, air laut ataupun

air dengan konsentrasi garam yang tinggi untuk mendapatkan air murni yang

dapat digunakan sebagai keperluan hidup manusia.122 Pengertian desalinasi pada

penelitian ini berarti proses pemisahan atau netralisir garam yang terendap dalam

artefak tinggalan situs bawah air (laut) dengan menggunakan air -sebagai zat

pelarut- untuk melarutkan garam -sebagai zat pelarut- dibantu dengan teori dan

metode tertentu.123

Hampir di semua penelitian arkeologi bawah air penanganan pertama yang

dilakukan ketika mengangkat artefak dari bawah air laut adalah menetralisir

garam dengan air tawar agar garam yang terkandung di dalam artefak tersebut

dapat dihilangkan, minimal dapat diturunkan konsentrasi garamnya dari batas

normal atau menjadi stabil di lingkungan darat sehingga dapat dilakukan

perlakuan selanjutnya seperti analisis, pengukuran dan konservasi.124 Garam yang

mengendap dan membentuk lapisan sendiri dalam artefak (benda keramik salah

satunya) menjadi alasan yang jelas mengapa netralisir garam tersebut harus

dilakukan.

2.4.1. Desalinasi Benda Keramik

Keramik hasil ekskavasi bawah air dapat terendapkan garam cair (yang

larut dalam air) terutama earthenware. Permukaannya kemudian dapat terlapisi

garam padat seperti Kalsium Karbonat dan Kalsium Sulfat (kerang dan materi

laut). Sifat keramik berdekatan dengan sifat logam ketika mengalami

pengendapan garam. Besi akan tertutup oleh karat yang karena bereaksi dengan

unsur garam. Artinya keramik dapat tertutupi keduanya, garam yang dapat larut

(garam cair) dan garam padat. Cairan garam (garam terlarut) seperti Klorida,

Pospat dan Nitrat merupakan unsur yang paling berbahaya terhadap keberadaan

121 http://ewr.cee.vt.edu/environmental/teach/wtprimer/desalt/memb-ani.gif diunduh tanggal 18november 2008122 Ibid.123 Definisi tersebut dibuat secara arbitrer (sesuai dengan sudut pandang dan tujuan peneliti) olehpeneliti karena belum adanya definisi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukantersebut.124 Donny Hamilton. Conservation of Metal Objects from Underwater Sites: A Study in Methods.1975. Hal 5

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 25: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

46

Universitas Indonesia

keramik di bawah air. Unsur-unsur garam tersebut harus dihilangkan agar keramik

menjadi stabil kembali seperti sedia kala.125

Garam cair bersifat menyerap air yang ada di lingkungan sekitarnya.

garam juga bersifat nisbi, jika kelembaban atau suhu naik dan turun maka garam

akan berulangkali larut dan mengendap menjadi lapisan-lapisan kristal. Ketika

garam mulai mengendap di permukaan keramik, secara ekstensif kristal-kristal

garam akan menempati ruang-ruang kosong ke dalam keramik. Pertama, keramik

akan mengalami pegelupasan lapisan permukaan keramik. Pada akhirnya keramik

akan retak atau pecah karena tekanan garam dari dalam keramik.126

Garam cair yang mengendap pada keramik dapat dihilangkan dengan cara

merendam berulangkali dalam air dengan waktu yang lama. Terdapat beberapa

cara bagaimana merancang perendaman keramik secara berulang-ulang,

diantaranya yaitu mengalirkan air yang terhubungan dari rendaman-rendaman

yang ada. Perlakuan tersebut menghemat penggunaan air dan tidak membuang air

terlalu banyak nantinya, terutama jika menggunakan air sulingan yang harganya

mahal.127

Perendaman sederhana lainnya yaitu menempatkan keramik di kantung

yang berlubang dan menempatkannya di air pergantian toilet (toilet reservoir).

Secara otomatis air rendaman akan berganti setiap harinya dan kandungan garam

yang terkandung di dalam keramik dapat berkurang atau setara karena air

pergantian toilet yang tawar memiliki konsentrasi garam yang lebih rendah

dibandingkan dengan keramik yang direndam. Jika diperlukan perendaman

dilanjutkan dengan menggunakan air sulingan untuk lebih menurunkan kembali

kadar garam yang masih mengendap di dalam keramik.128

2.4.2. Faktor-faktor Desalinasi

Pengetahuan mengenai pengendapan garam menjadi dasar desalinasi

benda keramik atau penetralisiran garam pada benda keramik sebagai penanganan

awal setelah diangkat dari bawah air (laut). Penguraian garam tersebut

125 Donny Hamiltom. “Pottery Conservation”. Methods Of Conserving Archaeological MaterialFrom Underwater Sites. Nautical Archaeology Program, Texas A & M University. 2000126 Ibid.127 Ibid.128 Ibid.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 26: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

47

Universitas Indonesia

menggunakan air tawar (H2O) sebagai zat pelarut untuk menetralisir garam NaCl

sebagai zat terlarut. Dalam proses penguraian atau netralisir tersebut terjadi reaksi

kimia yang dapat diketahui. Reaksi tersebut dapat berlangsung lambat ataupun

cepat tergantung faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang

mempengaruhi laju reaksi antara lain berupa konsentrasi, luas permukaan

sentuhan, suhu dan katalis.129

Konsentrasi Garam

Penelitian yang akan dilakukan adalah percobaan terhadap benda

keramik peninggalan situs bawah air (laut). Penetralisiran garam yang akan

dilakukan adalah netralisir menggunakan air dengan cara merendam benda

keramik tersebut. Proses penguraian sederhana akan terjadi seperti berikut

ini.130

NaCl + H2O NaOH + HCL(zat terlarut) (zat pelarut) (Basa) (Asam)

NaOH (Natrium Hidroksida) dan HCL (Asam Klorida) merupakan hasil

reaksi antara garam yang terlarut dalam air. NaOH merupakan garam bersifat

basa yang telah larut dalam air sedangkan HCL merupakan cairan yang

bersifat asam. Reaksi keduanya sempurna sehingga dapat terikat oleh unsur air.

Garam akan larut dalam air karena perbedaan konsentrasi keduanya. Larutnya

garam tentu akan secara bertahap karena garam yang mengendap pada benda

keramik telah mengkristal sehingga membutuhkan waktu untuk dapat larut

dalam air.

Kecepatan dan percepatan garam tertarik keluar oleh air dapat dihitung

dan dapat diperkirakan. Hal tersebut memberikan informasi tentang waktu

maksimal dan netralisir garam maksimal ketika benda keramik telah selesai

melewati tahap desalinasi tersebut. Kecepatan dan percepatan larutnya garam

kedalam air dapat diketahui menggunakan persamaan Newton I dan II tentang

129 Charles Keenan. General College Chemistry. New York. 1976130 Ibid.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 27: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

48

Universitas Indonesia

kinematika131 (gerak lurus beraturan132 dan gerak lurus berubah beraturan133).

Persamaan tersebut ditulis dalam rumus sebagai berikut:

No Rumus Keterangan

1 V = S/t

V = Kecepatandengan satuanmeter per detik(m/s)

S = Jarak,dengan satuanmeter (m),

t = waktu,dengan satuandetik (s)

2 a = V/ta = percepatansesaat (m/s2),

V = Kecepatandengan satuanmeter per detik(m/s)

t = waktu,dengan satuandetik (s)

3

vt = v0 + a.tatauvt

2= v0

2+ 2 a S

atauS = v0 t + 1/2 a t

2

vt = kecepatansesaat benda (m/s),v0 = kecepatan awalbenda (m/s)

S = jarak yangditempuh benda(m)

t = waktu,dengan satuandetik (s)

Tabel 2.2. Rumus Newton I dan II

Sebelum mengetahui kecepatan dan percepatan garam tertarik keluar

oleh air, terlebih dahulu harus diketahui konsentrasi masing-masing zat terlarut

dan zat pelarut. Konsentrasi zat terlarut disebut juga molaritas yaitu jumlah

mol134 zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molaritas selalu berbarengan dengan

molalitas yaitu jumlah zat terlarut dalam ditiap liter larutan. Penentuan

molaritas dan molalitas zat terlarut dalam pelarut dapat diketahui dengan

persamaan kimia sebagai berikut:135

131Kinematika adalah Ilmu gerak yang membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gayayang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh bendaselama geraknya hanya ditentukan oleh kecepatan v dan atau percepatan a.132 Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kocepatan v tetap(percepatan a = 0), sehingga jarakyang ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetapdalam waktu tertentu133 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengankecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain bendayang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubahkecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -)134 Dalam ilmu kimia, satuan jumlah zat yang digunakan adalah mol. Satu mol adalah sejumlah zatyang mengandung 6.02x1023 butir partikel. Bilangan 6.02x1023 disebut bilangan Avogadro (L)135 Charles Keenan. General College Chemistry. New York. 1976

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 28: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

49

Universitas Indonesia

No. Rumus Keterangan1

Atau:

Atau:

M =Molaritasdengansatuanmolar (M)

Gram = Jumlahzat terlarutdengan satuangram.

V =Volume/massapelarut (L/Kg).

Mr=Massarelatif zatterlarut.

%= Presentasezat terlarut.

=Massa jenislarutan

2 m =molalitasdengansatuan mol(m).

G = berat zatterlarut dengansatuan gram.P = berat pelarutdengan satuangram.

Mr = massarelatif zatterlarut.

Tabel 2.3. Rumus Molaritas dan molalitas

Jumlah garam yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan

menghitung salinitas atau kadar garam menggunakan conductivity meter.

Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total [dalam gram] bahan-

bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua Karbonat dirubah

menjadi Oksida, semua Bromida dan Yodium dirubah menjadi Klorida dan

semua bahan-bahan organik dioksidasi. Klorida dapat dengan mudah diukur

karena mengandung 55% kandungan garam dalam air laut. Selanjutnya

hubungan antara salinitas dan Klorida ditentukan melalui suatu rangkaian

pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh

dunia dan dinyatakan sebagai:136

S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl, (2.1)Dimana S = Salinitas (gram/Liter) dan Cl = Klorida (gram/Liter)

Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar

0.03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal tersebut sangat menarik

perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan

untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO

memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara

klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai

salinitas absolut dengan rumus:137

S (o/oo) = 1.80655 Cl (2.2)dimana S = Kalinitas (gram/Liter) dan Cl = Klorida (gram/Liter)

136 http://www.id.wikipedia.org/wiki/salinitas137 ibid

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 29: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

50

Universitas Indonesia

Definisi salinitas ditinjau kembali ketika teknik untuk menentukan

salinitas dari pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan

dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu

Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis)138 dengan simbol S, sebagai

rasio dari konduktivitas. Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan

sebagai rasio dari konduktivitas listrik (K). Rumus dari definisi ini adalah.139

S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2

(2.3)Namun begitu rumus kimia yang akan digunakan dalam untuk

menentukan banyaknya kadar garam adalah rumus salinitas absolut. Peristiwa

pelarutan garam tersebut memiliki 2 variabel unsur yang juga dapat diketahui

untuk dapat memperkirakan kejadian larutnya garam.140

Mengetahui konsentrasi garam sebagai zat terlarut memudahkan untuk

menentukan kecepatan larutnya garam dalam air dengan volume tertentu. Cepat

atau lambat garam terlarut dalam air dengan volume tertentu tersebut

menginformasikan waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan garam.

Banyaknya garam (zat terlarut), air (zat pelarut) mempengaruhi kecepatan

larutnya garam dan waktu yang dibutuhkan. Proses desalinasi untuk

menstabilkan benda keramik dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan

mengetahui variabel tersebut.

Luas Permukaan Sentuhan

Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk

padatan. Sebagai contoh, bila mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar

138 Dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo

tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapaoseanografer menggunakan satuan "psu" dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakansingkatan dari "practical salinity unit". Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya iatidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan "psu" sebenarnya tidak mengandung makna apapundan tidak diperlukan. Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitasdilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran konduktivitas.Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendahdi permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis(atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaanlebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonikterhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripadadi kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan).139 http://www.salinometry.com/content/view/18/31/ diunduh tanggal 21 Maret 2009140 Charles Keenan. General College Chemistry. New York. 1976

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 30: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

51

Universitas Indonesia

dan tinggi masing-masing 1 sentimeter (cm). Luas permukaan kubus bagian

depan 1 cm x 1 cm = 1 cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas

dan bawah, masing-masing juga 1cm2. Jadi luas permukaan seluruhnya 6

cm2.141

Jika kubus tersebut dipecah jadi dua, maka luas permukaan salah satu

kubus hasil pecahan tersebut adalah 2 (1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4

cm2. Berarti luas dua kubus hasil pecahan adalah 8 cm2. Jadi makin kecil

pecahan tersebut, luas permukaannya makin besar. Jika kubus 1 cm3 dipecah

menjadi dua, maka luas permukaan sentuh meningkat dua kalinya, dan

permukaan sentuh tadi bereaksi dengan cairan atau gas. Hal tersebut

merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas

permukaan sentuh zat.142

Suhu

Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya

penurunan suhu memperlambat reaksi. Contohnya memasak nasi dengan api

besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila akan mengawetkan

makanan (misalnya ikan) pasti akan disimpan di lemari es, karena penurunan

suhu memperlambat proses pembusukan.143

Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Jika suhu dinaikkan,

maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi.

Laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan sehingga pergerakan partikel-

partikel pereaksi makin cepat. Makin cepat pergerakan partikel akan

menyebabkan terjadinya tumbukan antar-zat pereaksi makin banyak sehingga

reaksi makin cepat.144

Umumnya kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju

reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan

dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu

bergerak-gerak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar-molekul

yang ada. Tetapi tabrakan tersebut belum berdampak apa-apa bila energi yang

141 Charles Keenan. General College Chemistry. New York. 1976142 Ibid.143 Ibid.144 Ibid.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 31: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

52

Universitas Indonesia

dimiliki oleh molekul-molekul tersebut tidak cukup untuk menghasilkan

tabrakan yang efektif. Telah diketahui bahwa energi yang diperlukan untuk

menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi

disebut energi pengaktifan.145

Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada

yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang

bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif.

Tabrakan tersebut ada yang menghasilkan reaksi kimia dan juga ada yang

tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti

menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi

kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak

lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin

sering terjadi. Benturan antar-molekul yang mempunyai energi kinetik yang

cukup tinggi tersebut menyebabkan reaksi kimia yang banyak. Hal tersebut

berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.146

Telah diketahui bahwa kadar garam akan meningkat jika suhu air

meningkat. Namun begitu dalam laju reaksi, kenaikan suhu akan berdampak

lain jika ternyata kenaikan tersebut melebihi batas normal untuk penguraian

garam dalam air. Hal tersebut terjadi karena air yang mengikat garam terlepas

menjadi uap, sehingga yang tersisa kemudian hanyalah kumpulan garamnya.

Garam tidak akan menguap pada suhu yang sama dengan air. Itulah mengapa

konsentrasi garam jadi meningkat ketika suhu air meningkat.147

Hal yang sama akan terjadi jika suhu dinaikan pada batas air mendidih

dan menguap, yakni pada suhu 1000C. Jika menaikkan suhu hingga titik didih

air, garam tidak akan terurai. Energi yang seharusnya dipakai untuk melarutkan

garam akan beralih dipakai untuk menguapkan air sehingga garam tidak akan

terurai atau larut dalam air. Tahap inilah molekul bertabrakan secara tidak

efektif sehingga tidak ada reaksi kimia yang terjadi untuk mengurai garam

145 Suharno Pikir. Kimia Dasar. Universitas Airlangga. 1995.146 Hill Graham and Johns Holman. Chemistry in Context. London 1978147 Ibid

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 32: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

53

Universitas Indonesia

kecuali mengubah air menjadi uap. Kejadian serupa akan terjadi jika suhu air

diturunkan. Misalnya diturunkan hingga titik beku.148

2.5. Gambaran Data Primer

Data yang digunakan sebagai sampel untuk desalinasi benda keramik

berjumlah 4218 buah dan seluruhnya berjenis mangkuk. Terdapat tiga perbedaan

ukuran mangkuk yang dapat diidentifikasi yaitu:

2.5.1. Mangkuk Ukuran Besar

Mangkuk besar berjumlah 749 buah memiliki ciri-ciri: diameter atas

berukuran antara 17-21,6 cm, diameter alas berukuran antara 8,5-10,5 cm.

Memiliki tinggi antara 8-10,3 cm. Tebal mangkuk antara 0,4-0,6 cm. Tepian pada

diameter atas mangkuk & badan mangkuk terdapat lekukan yang berpola

berjumlah sama yaitu 5, ada pula yang polos. Lekukan tersebut menyerupai

bentuk kelopak bunga (bunga teratai).

Foto 2.4. Deskripsi mangkuk besar(Dok.: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

148 Ibid

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 33: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

54

Universitas Indonesia

Permukaan dalam dan permukaan luar badan mangkuk yang glasirnya

hilang polos berwarna putih buram atau mendekati krem, permukaannya terkesan

kasar. Alasnya memiliki kaki. Glasir tipis berwarna hijau, tipisnya glasir tersebut

terjadi karena glasir sudah rusak dan hanya sisa-sisanya saja yang terlihat. Ciri-

ciri tersebut mengacu pada porcelainous stoneware. Terdapat glasir-glasir yang

mengelupas, jika diangkat akan hancur karena rapuh. Sisa glasir terlihat sangat

jelas pada lekukan-lekukan yang ada pada mangkuk. Keseluruhan badan

terbungkus garam, hal tersebut dapat diketahui karena mangkuk mengkilap jika

dihadapkan pada cahaya, menunjukkan kristal-kristal garam menempel pada

mangkuk. Selain terendapkan garam, banyak dari mangkuk tersebut juga

ditempeli kerang dan tumbuhan laut yang menjalar namun tidak menutupi

keseluruhan mangkuk.

2.5.2. Mangkuk Ukuran Sedang

Mangkuk sedang berjumlah 1503 buah memiliki ciri-ciri: diameter atas

berukuran antara 12-16 cm, diameter alas berukuran antara 6,5-8 cm. Memiliki

tinggi antara 5-7 cm. Tebal mangkuk antara 0,3-0,5 cm. Tepian pada diameter

atas mangkuk terdapat lekukan yang berpola berjumlah sama yaitu 10 dan ada

pula yang polos tanpa lekukan. Pada badan mangkuk juga terdapat lekukan

berpola berjumlah 5 dan ada juga yang polos. Lekukan tersebut menyerupai

bentuk kelopak bunga (bunga teratai).

Tidak memiliki hiasan pada badan mangkuk. Memiliki hiasan gores

lingkaran pada alas dalam mangkuk berjumlah 0, atau 1. Permukaan dalam dan

permukaan luar badan mangkuk yang glasirnya hilang polos berwarna putih

buram atau mendekati krem, permukaannya terkesan kasar. Alasnya memiliki ada

yang berkaki dan ada pula yang tidak berkaki. Glasir tipis berwarna hijau. Ciri-ciri

tersebut mengacu pada porcelainous stoneware. Terdapat glasir-glasir yang

mengelupas, jika diangkat akan hancur karena rapuh. Sisa glasir terlihat sangat

jelas pada lekukan-lekukan yang ada pada mangkuk. Keseluruhan badan

terbungkus garam. Selain terendapkan garam, banyak dari mangkuk tersebut juga

ditempeli kerang dan tumbuhan laut yang menjalar namun tidak menutupi

keseluruhan mangkuk.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 34: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

55

Universitas Indonesia

Foto 2.5. Deskripsi mangkuk sedang(Dok: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

2.5.3. Mangkuk Ukuran Kecil

Mangkuk kecil berjumlah 1966 buah dengan ciri-ciri: diameter atas

berukuran antara 9,2-11 cm, diameter alas berukuran antara 4-6 cm. Memiliki

tinggi antara 2,3-4 cm. Tebal mangkuk antara 0,1-0,3 cm. Tepian pada diameter

atas mangkuk & badan mangkuk polos, tidak ada hiasan. Permukaan dalam dan

luar polos berwarna putih. Alasnya tidak memiliki kaki. Glasir tipis berwarna

hijau Ciri-ciri tersebut mengacu pada porcelainous stoneware. Terdapat glasir-

glasir yang mengelupas, jika diangkat akan hancur karena rapuh. Sisa glasir

terlihat sangat jelas pada badan mangkuk baik badan luar maupun badan dalam.

Keseluruhan badan terbungkus garam. Selain terendapkan garam, banyak dari

mangkuk tersebut juga ditempeli kerang dan tumbuhan laut yang menjalar namun

tidak menutupi keseluruhan mangkuk.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 35: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

56

Universitas Indonesia

Foto 2.6. Deskripsi mangkuk kecil(Dok.: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 36: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

57

Universitas Indonesia

BAB III

DESALINASI MANGKUK KERAMIKDARI KAPAL KARAM DI KARAWANG, JAWA BARAT

3.1 Lingkungan Temuan Kapal Karam

Posisi temuan kapal berada di kedalaman 54 meter di bawah permukaan

laut, terletak pada 050 30’ Lintang Selatan (LS) / 1070 44’ Bujur Timur (BT),

sekitar 120 km laut dari Pantai Utara Jawa di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Pada kedalaman tersebut cahaya sangat sedikit sekali sehingga keadaan sekitarnya

gelap dan membutuhkan penerangan untuk dapat melihat. Kondisi lainnya adalah

banyaknya sendimen disekitar situs, sehingga barang atau artefak yang akan

diangkat sangat sulit. Kehidupan flora dan fauna laut tidak banyak karena sinar

matahari tidak sampai hingga kedalaman tersebut.

Foto 3.1. Salah satu artefak pada kedalaman 54 meter(Dok: PT. Nautic Recovery Asia)

telah diolah kembali

Kadar garam mulai berubah ketika memasuki kedalam laut. Kadar garam

berkisar antara 33 – 35 gr/L, lebih besar jika dibandingkan kadar garam laut di

permukaan laut yang mencapai 30 – 33 gr/L. Penyelam hanya mendapatkan jatah

waktu selama 10-15 menit pada kedalaman tersebut untuk mengangkat temuan

57

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 37: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

58

Universitas Indonesia

atau artefak, kemudian kembali ke permukaan. Tekanan air yang mencapai 6 kali

tekanan darat dan kadar Nitrogen yang terhirup oleh penyelam akan menyebabkan

kelumpuhan (karena menyerang sel saraf otak) bahkan kematian jika melebihi

batas waktu tersebut.

Posisi kapal karam tersebut melintang Utara-Selatan dengan panjang 25

meter. Titik pusat kapal karam tersebut berada pada kedalaman 52-53 meter

dibawah permukaan laut.

Gambar 3.1. Kontur kedalaman dasar laut tempa kapal karam(Dok: PT. Nautic Recovery Asia)

3.2. Desalinasi Mangkuk Besar

Pengukuran kualitas air tawar (air tanah) sebagai zat terlarut dilakukan

sebelum melakukan desalinasi. Pengukuran tersebut meliputi pH (derajat

keasaman), KH (tingkat kesadahan) dan Ca (kalsium). Jika bukan air tawar maka

proses pemisahan garam dari mangkuk keramik akan sulit dilakukan.

Dampaknya justru akan menciptakan lingkungan yang sama ketika sebelum

diangkat, karena air yang digunakan adalah air asin (air laut), mengingat

percobaan ini dilakukan di tempat yang berdekatan dengan pantai (daerah

kawasan Ancol) sehingga diasumsikan kandungan air tanah yang digunakan

untuk merendam sudah tercampur/terlarut dengan air laut. Untuk itu diperlukan

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 38: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

59

Universitas Indonesia

pengukuran kualitas air tawar yang akan digunakan untuk rendaman untuk

memastikan asumsi tersebut.

pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena pH mengontrol

tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Kesadahan memiliki

kemampuan untuk mengikat hidrogen, sedangkan pengukuran kalsium untuk

mengetahui unsur garam lain dalam kandungan air karena garam yang akan

dinetralsir adalah NaCl (garam paling dominan). Jika ketiga parameter tersebut

berada diatas maupun dibawah normal maka akan menganggu netralisir garam

yang akan dilakukan. Pengukuran kualitas air tawar dilakukan dengan alat tes

kemutuan air yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas air dalam

aquarium. Air murni atau air tawar normal secara umum memiliki kriteria nilai

pH 7 (antara 6 hingga 8), Kesadahan air yang sedang ( 8 hingga 12 dH) dan

kadar kalsium kurang dari 200 miligram (selanjutnya disingkat mg). Pada

pengukuran 5 mL air tawar didapat:

No.ParameterKualitas Air

HasilPengukuran

Kriteria Umum Kesimpulan

1 pH 7.5 pH 1 – 6 (Asam)

pH 7 (netral)

pH 8 – 14 (Basa)

Normal

2 KH 12 dH

0 - 4 dH, 0 - 70 ppm :sangat rendah (sangat lunak)

4 - 8 dH, 70 - 140 ppm :rendah (lunak)

8 - 12 dH, 140 - 210 ppm :sedang

12 - 18 dH, 210 - 320 ppm :agak tinggi (agak keras)

18 - 30 dH, 320 - 530 ppm :tinggi (keras)

Normal

3 Ca 120 mg/LAir tawar : < 300 mgAir Payau : 300 – 400 mgAir Asin : > 400 mg (ppm)

Normal

Tabel 3.1. Kualitas air tanah untuk rendaman

Pengukuran yang dilakukan menghasilkan kualitas air tanah dengan unsur

pH sebesar 7,5, tingkat kesadahan 12 dH atau 210 ppm (milligram/L) dan kadar

Kalsium 120 miligram/L (selanjutnya disingkat mg/L). Jika dibandingkan dengan

kriteria umum (tabel 7), dengan tingkat pH, Kesadahan dan kadar Kalsium

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 39: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

60

Universitas Indonesia

normal sebesar 7, 8 – 12 dH (140-210 ppm) dan kurang dari 300 mg maka

parameter kualitas air yang terkandung termasuk normal (air tawar) dan dapat

digunakan sebagai zat pelarut untuk melarutkan garam yang mengendap pada

benda keramik. Dengan demikian penelitian dapat menggunakan air dengan

kriteria tersebut tanpa khawatir adanya pengaruh dan perubahan yang signifikan

karena pH, kesadahan dan kadar garam lain (Kalsium) yang terkandung

didalamnya.

Hasil pengukuran desalinasi mangkuk berukuran besar mencatat 37

kejadian melalui 4 rendaman dalam waktu 381,05 jam (lebih dari 15 hari) dengan

volume air sebanyak 3 m3 atau 3000 Liter dan volume artefak 0,1 m3 (100 Liter

atau 100 kilogram). Volume artefak tersebut sama dengan mangkuk besar

keramik berjumlah 749 buah. Suhu rata-rata air rendaman adalah 28,20C, rata-

rata untuk pengukuran tiap kejadian dilakukan dalam selang waktu 11,2 jam per-

pencatatan. Konduktivitas garam mula-mula berada pada angka 893 mS,

tertinggi mencapai 1319 mS dan terendah mencapai 775 mS. Total rendaman

dalam desalinasi tersebut sebanyak empat kali sebelum garam benar-benar tidak

bisa larut lagi yang ditandai nilai konduktivitas yang selalu sama secara konstan.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 40: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

61

Universitas Indonesia

Tabel 3.2. Desalinasi Mangkuk Besar

No.Tanggal Waktu

(tanggal-bulan-tahun)(pukul)

Lama(jam)

Total WaktuRendaman

(jam)

Salinitas airdalam bak

(mikroSiemens)

Suhu AirRendaman

(0C)Catatan

Rendaman

127-10-2008

12:12Waktu

rendam0 0 893 28

Volume air rendaman 3 m3. Jumlah artefak 749

atau memiliki volume 0.1 m3

Total Volume(Volume air ditambah artefak) 3,1 m

3. Kadar

garam air keran 893 mS.

Re

nd

aman

1

2 27-10-2008 14:55

Waktu

uku

r

2.72 2.72 893 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 899 mS

3 27-10-2008 16:50 1.92 4.64 1097 27 Pengukuran salinitas dalam gelas 1108 mS

4 28-10-2008 08:00 15.12 19.8 1185 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1193 mS

5 28-10-2008 12:00 4 23.8 1192 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1198 mS

6 28-10-2008 16:00 4 27.8 1232 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1231 mS

7 29-10-2008 9:00 17 44.8 1280 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1290 mS

8 29-10-2008 12:00 3 47.8 1291 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1293 mS

9 29-10-2008 16:00 4 51.8 1297 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1300 mS

10 30-10-2008 9:30 17.5 69.3 1316 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1320 mS

11 30-10-2008 13:30 4 73.3 1319 28Pergantian air dilakukan. Pengukuran terakhir

pengukuran salinitas dalam gelas 1320.

1230-10-2008

13:30Waktu

rendam0 73.3 935 28

Volume air ketika diganti tetap sama yakni 3 m3.

Jumlah volume artefak sama 0.1 m3

atausebanyak 1170 buah keramik. Kadar garam air

keran 935 mS Re

nd

aman

2

13 30-10-2008 17:00

Waktu

uku

r

3.5 76.8 940 27.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 945 mS

14 30-10-2008 17:30 0.5 77.3 943 27.5Terdapat air hujan yang turun kedalam bak,.

Pengukuran salinitas dalam gelas 947 mS

15 31-10-2008 9:30 16 93.3 953 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

16 31-10-2008 14:30 5 98.3 955 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 955 mS

17 01-11-2008 13:15 22.75 121.05 945 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 945 mS

18 03-11-2008 9:00 43 164.05 940 28Tanggal 02-11-2008 tidak diukur karena hari libur.

Pengukuran salinitas dalam gelas 947 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 41: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

62

Universitas Indonesia

19 03-11-2008 14:30 5.5 169.55 950 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 961 mS.

20 03-11-2008 16:15 1.75 171.3 952 28.5 Pergantian air dilakukan.

2103-11-2008

16:15Waktu

rendam0 171.3 897 28

Volume air tetap sama yakni 3 m3. Jumlah volume

artefak sama 0.1 m3

atau sebanyak 1170 buahkeramik. Kadar garam air keran 897 mS.

Re

nd

aman

3

22 03-11-2008 17:00

Waktu

uku

r

0.75 172.05 922 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 933 mS

23 04-11-2008 9:00 16 188.05 900 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 897 mS

24 03-11-2008 13:00 4 192.05 913 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 888 mS

25 05-11-2008 9:00 20 212.05 802 28Tanggal 09-11-2008 tidak diukur karena hari libur.

Pengukuran salinitas dalam gelas 835 mS

26 06-11-2008 9:00 24 236.05 810 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 798 mS.

27 06-11-2008 11:00 2 238.05 812 28Pergantian air dilakukan. Pengukuran terakhir

pengukuran salinitas dalam gelas 808 mS.

2806-11-2008

11:00Waktu

rendam0 238.05 796 28

Volume air tetap sama yakni 3 m3. Jumlah volume

artefak sama 0.1 m3

atau sebanyak 1170 buahkeramik.

Ren

dam

an4

29 06-11-2008 15:00

Waktu

uku

r

4 242.05 795 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 803 mS

30 07-11-2008 15:30 24.5 266.55 817 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 758 mS

31 08-11-2008 11:45 20.25 286.8 820 28Tanggal 09-11-2008 tidak diukur karena hari

libur.Pengukuran salinitas dalam gelas 823 mS

32 10-11-2008 10:00 46.25 333.05 825 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 833 mS

33 10-11-2008 14:00 4 337.05 775 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 775 mS

34 11-11-2008 9:00 19 356.05 800 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 811 mS

35 11-11-2008 12:00 3 359.05 798 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 801 mS

36 11-11-2008 15:30 3.5 362.55 797 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 799 mS

37 12-11-2008 10:00 18.5 381.05 795 28

Kadar garam dalam keramik diperkirakan sudahmulai sama dengan konsentrasi air (pelarut). Hal

tersebut ditandai dengan tidak signifikannyaperubahan kadar garam. Pengukuran salinitas

dalam gelas 795 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 42: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

63

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 43: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

64

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 44: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

65

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 45: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

66

Universitas Indonesia

Tabel 3.3. Statistik desalinasi mangkuk besar

No. Hasil Pengukuran Rendaman 1 Rendaman 2 Rendaman 3 Rendaman 4 Kesimpulan

1 Jenis keramik Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

2 PerbandinganVolume air : Volume artefak

3 m3

: 0.1 m3

atau30 : 1

3 m3

: 0.1 m3

atau30 : 1

3 m3

: 0.1 m3

atau30 : 1

3 m3

: 0.1 m3

atau30 : 1

3 m3

: 0.1 m3

atau30 : 1

3 Total waktu 73,3 jam 98 jam 66,75 jam 114,5 jam 381,05 jam

4 Konduktivitas tertinggi 1319 mS 955 mS 922 mS 825 mS 1319 mS

5 Konduktivitas terendah 893 mS 935 mS 802 mS 775 mS 775 mS

6 Total garam terlarut 8,7 gr/L 0,6 gr/L 0,5 gr/L 0,6 gr/L 10,3 gr/L

7 Sisa garam mengendap - - - 12,4 gr/L 12,4 gr/L

8 Selisih konsentrasi garamtertinggi

0,074879 M/Liter 0,007459 M/Liter - 0,008769 M/Liter 0,074879 M/Liter

9 Selisih konsentrasi garamterendah

0,00737 M/Liter 0,001198 M/Liter - 0,00026 M/Liter 0,00026 M/Liter

10 Total konsentrasi garamterlarut

0,176782 M/Liter 0,008657 M/Liter 0,010038 M/Liter 0,011451 M/Liter 0,206928 M/Liter

11 Kecepatan larut tercepat 48,41313 M/Jam 0,286892 M/Jam - 1,816224 M/Jam 48,41313 M/Jam

12 Kecepatan larut palinglambat

0,775789 M/Jam 0,179724 M/Jam - 0,006812 M/Jam 0,006812 M/Jam

13 Kecepatan larut garam rata-rata

1.101748 M/Jam 0.004761 M/Jam 0.451135 0.020258 M/Jam -

14 Percepatan garam terlarut 0.717606 M/Jam2

0.646341 M/Jam2

0.006759 M/Jam2

0.005144 M/Jam2

-

15 Suhu air tertinggi 290C 29

0C 28.5

0C 28.5

0C 29

0C

16 Suhu air terendah 270C 27,5

0C 28

0C 28

0C 27

0C

17 Suhu air rata-rata 28,30C 28,2

0C 28,1

0C 28,2

0C 28,2

0C

18 Kenaikan suhu rata-rata 3,20C 3,2

0C 3,1

0C 3,2

0C 3,2

0C

19 Rata-rata kenaikankecepatan larut garam darisuhu standar

2,3 kali 5 kali - 2,6 kali 2,4 kali

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 46: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

67

Universitas Indonesia

3.2.1. Jumlah Garam Terlarut

Rendaman pertama memiliki total garam terlarut sebanyak 8,7 gram/Liter

atau sekitar 866,2 gram (selanjutnya disingkat gr/L) garam yang telah larut dari

100 kilogram berat keseluruhan mangkuk keramik besar. Rendaman ke-2 garam

terlarut sebanyak 0,6 gr/L atau sekitar 56,6 gram dari keseluruhan mangkuk.

Rendaman ke-3 melarutkan garam sebanyak 0,5 gr/L atau 49,2 gram untuk

keseluruhan mangkuk keramik dan rendaman ke-4 melarutkan 0,6 gr/L atau setara

dengan 56,1 gram untuk keseluruhan mangkuk.

Total keseluruhan garam yang terlarut pada desalinasi mangkuk besar

sebanyak 10,3 gr/L atau 1028,1 gram pada 100 kilogram mangkuk keramik yang

ada. Hasil pengukuran memberikan data lain yaitu sisa garam yang masih

mengendap pada mangkuk keramik. Pada rendaman ke-4 memperlihatkan kadar

garam terlarut yang konstan pada nilai 12,4 gr/L. Akhir pengukuran berhenti pada

nilai 12,4 gr/L garam terlarut, karena konsentrasi garam air rendaman dengan

konsentrasi garam mangkuk keramik telah setara artinya nilai tersebut merupakan

nilai dari sisa garam yang mengendap pada mangkuk besar keramik yang belum

dapat dilarutkan.

Tabel 3.4. Jumlah garam terlarut mangkuk besar

NoKenaikan garam no.

pencatatan keNilai Kenaikan (gr/L) Jumlah Selisih (gr/L)

1 2 ke 3

Rendaman 1

14.27154 - 17.94061 3.66907

8.66231

2 3 ke 4 17.94061 - 20.13274 2.19213

3 4 ke 5 20.13274 - 20.71686 0.58412

4 5 ke 6 20.71686 - 21.32851 0.61165

5 6 ke 7 21.32851 - 22.57272 1.24421

6 7 ke 9 22.57272 - 22.93385 0.36113

7 12 ke 15Rendaman 2

15.03035 - 15.08906 0.058710.56596

8 15 ke 16 15.08906 - 15.45456 0.3655

9 21 ke 22 Rendaman 3 14.35005 - 14.8419 0.49185 0.49185

10 28 ke 29

Rendaman 4

12.38376 - 12.50242 0.11866

0.5611611 29 ke 30 12.50242 - 12.93212 0.4297

12 30 ke 32 12.93212 - 12.94486 0.01274

13 Jumlah seluruh garam terlarut 10.28122

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 47: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

68

Universitas Indonesia

Tabel 3.5. Nilai garam terlarut desalinasi mangkuk besar

No.Pencatatanpengukuran

Salinitas air dalambak pada suhustandar 25

0C

(mikroSiemens)

SuhuAir

Rendaman(

0C)

Salinitas air dalambak pada masing-

masing suhu(mikroSiemens)

PSU ( R )Salinitas

(gr/L)

1

Re

nd

aman

1

893 28 943.901 0.442997 14.27154

2 893 28 943.901 0.442997 14.27154

3 1097 27 1138.686 0.546252 17.94061

4 1185 28 1252.545 0.606828 20.13274

5 1192 29 1282.592 0.622841 20.71686

6 1232 28.5 1313.928 0.639553 21.32851

7 1280 29 1377.28 0.673376 22.57272

8 1291 28 1364.587 0.666595 22.32262

9 1297 29 1395.572 0.683151 22.93385

10 1316 28 1391.012 0.680713 22.84374

11 1319 28 1394.183 0.682408 22.9064

12

Re

nd

aman

2

935 28 988.295 0.466488 15.09845

13 940 27.5 984.65 0.464558 15.03035

14 943 27.5 987.7925 0.466222 15.08906

15 953 28 1007.321 0.476563 15.45456

16 955 28.5 1018.508 0.482489 15.66441

17 945 29 1016.82 0.481595 15.63273

18 940 28 993.58 0.469286 15.19727

19 950 28.5 1013.175 0.479664 15.56433

20 952 28.5 1015.308 0.480794 15.60436

21

Re

nd

aman

3

897 28 948.129 0.445234 14.35005

22 922 28 974.554 0.459214 14.8419

23 900 28.5 959.85 0.451434 14.56797

24 913 28.5 973.7145 0.45877 14.82624

25 802 28 847.714 0.392188 12.49962

26 810 28 856.17 0.39665 12.65428

27 812 28 858.284 0.397765 12.69298

28

Re

nd

aman

4

796 28 841.372 0.388842 12.38376

29 795 28.5 847.8675 0.392269 12.50242

30 817 28.5 871.3305 0.404652 12.93212

31 820 28 866.74 0.402229 12.84792

32 825 28 872.025 0.405019 12.94486

33 775 28.5 826.5375 0.381018 12.11325

34 800 28 845.6 0.391072 12.46099

35 798 28 843.486 0.389957 12.42237

36 797 28 842.429 0.3894 12.40307

37 795 28 840.315 0.388284 12.36447

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 48: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

69

Universitas Indonesia

3.2.2. Konsentrasi Garam

Jumlah konsentrasi garam terlarut untuk rendaman pertama diketahui

sebesar 0,176782 Molar per-liternya (selanjutnya disingkat M) merupakan jumlah

mol terbanyak dibandingkan rendaman 2,3 dan 4 yang masing-masing berjumlah

0,008657, 0,010038 dan 0,011452 M/Liter. Pada rendaman pertama, konsentrasi

garam terlarut tertinggi diketahui sebesar 0,074879 M/Liter dan yang larut

terendah sebesar 0,00737 M/Liter. Rendaman ke-2 memiliki konsentrasi garam

terlarut 0,007459 M/Liter untuk yang paling tinggi, sedangkan 0,001198 M/Liter

untuk yang paling rendah. Rendaman ke-3 hanya diketahui satu konsentrasi garam

terlarut sebesar 0,010038 M/Liter karena selisih kenaikan garamnya hanya terjadi

satu kali. Rendaman ke-4 memiliki konsentrasi garam tertinggi sebesar 0,008769

M/Liter dan terendah sebesar 0,00026 M/Liter.

Tabel 3.6. Nilai Konsentrasi Garam Terlarut Mangkuk Besar

No

Kenaikan garam no.pencatatan ke

Jumlah Selisih (gr/L)Nilai Molaritas (M) per

LiterNilai Molaritas padavolume 3 m3 air (M)

1 2 ke 3

Rendaman 1

3.66907

8.66231

0.074879

0.176782

224.6369

530.3455

2 3 ke 4 2.19213 0.044737 134.212

3 4 ke 5 0.58412 0.011921 35.76245

4 5 ke 6 0.61165 0.012483 37.44796

5 6 ke 7 1.24421 0.025392 76.17612

6 7 ke 9 0.36113 0.00737 22.11

7 12 ke 15Rendaman 2

0.058710.56596

0.0011980.008657

3.5944925.97204

8 15 ke 16 0.3655 0.007459 22.37755

9 21 ke 22 Rendaman 3 0.49185 0.49185 0.010038 0.010038 30.11327 30.11327

10 28 ke 29

Rendaman 4

0.11866

0.56116

0.002422

0.011451

7.264898

34.3530611 29 ke 30 0.4297 0.008769 26.30816

12 30 ke 32 0.01274 0.00026 0.78

13 T o t a l 10.34938 0.206928 620.7839

Dengan demikian konsentrasi keseluruhan garam terlarut dalam larutan

sebanyak 3 m3 (3000 liter) pada tiap rendaman adalah 530,3455 M untuk

rendaman pertama, 25,97204 M untuk rendaman ke-2, 30,11327 M untuk

rendaman ke-3 dan 34,35306 M untuk rendaman ke-4 dengan total keseluruhan

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 49: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

70

Universitas Indonesia

rendaman mencapai 620.7839 M garam terlarut. Artinya terdapat 620,7839

dikalikan dengan 6,02x1023 butir partikel atau sebanyak 3737x1023 partikel garam

yang terlarut pada desalinasi mangkuk besar.

3.2.3. Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi)

Hasil pengukuran menunjukkan terdapat 12 kali kenaikan garam terlarut

sehingga dapat diketahui 12 kejadian dengan masing-masing kecepatan larutnya

garam dalam mangkuk keramik kedalam air. Rendaman pertama terjadi 6 kali

perubahan dengan kecepatan larut tercepat terjadi pada kecepatan awal sebesar

48,41313 M/Jam atau 30,16x1023 partikel garam melarut per-jam dan yang paling

lambat sebesar 0,775789 M/Jam atau 4.8x1023 partikel garam melarut per-jam.

Sebanyak 3 kali perlambatan kecepatan terjadi pada rendaman pertama.

Tabel 3.7. Nilai Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi) Mangkuk Besar

No

Nilai Molaritas padavolume 3 m

3air (M)

=Jarak tempuh (S)

Waktu(jam/J)

=Waktu

(t)

KecepatanLaju Reaksi

(Molar/jam)[VL = M/J]

=[V = S/t]

PercepatanLaju Reaksi

(Molar/jam2)

[aL = ΔVL /ΔJ]=

[a = ΔV/Δt]

Kecepatanakhir laju

reaksi (M/J)[VtL= v0L + aL.J]

=[vt = v0 + a.t]

Kecepatanrata-rata

1 224.6369

17.67818

4.64 48.41313

-0.717606 -4.21612 1.101748

2 134.212 15.2 -8.82974

3 35.76245 4 8.940612

4 37.44796 4 9.36199

5 76.17612 17 -4.480948

6 22.11 28.5 -0.775789

7 3.59449 0.865735 20 0.1797240.004761 0.646341 0.004761

8 22.37755 78 0.286892

9 30.11327 1.003776 66.75 0.451135 0.006759 0 0

10 7.2648981.145102

4 1.816224

-0.005144 1.080615 0.02025811 26.30816 24.5 -1.073803

12 0.78 114.5 -0.006812

Perlambatan tersebut ditandai dengan makin berkurangnya kecepatan

larutnya garam jika dibandingkan dengan kecepatan larut garam sebelumnya.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 50: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

71

Universitas Indonesia

Percepatan yang terjadi pada rendaman pertama otomatis melambat sebesar

0,717606 M/Jam dengan kecepatan akhirnya sebesar 4,21612 M/Jam dan

kecepatan rata-rata sebesar 1,101748 M/Jam yang ditempuh selama 73,3 jam.

Rendaman ke-2 diketahui mengalami 2 kali perubahan larutnya garam

dengan kecepatan larut tercepat mencapai 0,286892 M/Jam, meningkat dengan

percepatan 0,004761 M/Jam dari kecepatan awalnya sebesar 0,179724 M/Jam.

Secara keseluruhan rendaman ke-2 memiliki kecepatan akhir garam melarut

sebesar 0,646341 M/Jam dan kecepatan rata-rata sebesar 0,004761 M/Jam yang

ditempuh dalam waktu 98 jam.

Rendaman ke-3 hanya terjadi kenaikan larutnya garam sebanyak 1 kali

sehingga tidak dapat memberikan informasi mengenai kecepatan rata-rata dan

kecepatan akhirnya. Namun begitu kecepatan dari larutnya garam dalam air

tersebut terhitung sebesar 0,451135 M/Jam dengan percepatan sebesar 0,006759

M/Jam.

Rendaman ke-4 mengalami 3 kali perubahan kecepatan larutnya garam

dengan kecepatan paling cepat terjadi pada kecepatan awalnya sebesar 1,816224

M/Jam. Paling lambat terjadi pada kecepatan 0,006812 M/Jam dengan percepatan

melambat sebesar 0,005144 M/jam2 dan Akhir laju reaksinya 1,080615 M/jam.

Secara keseluruhan rendaman ke-4 memiliki kecepatan rata-rata 0,020258 M/jam

dengan keseluruhan waktu tempuh sebanyak 143 jam.

3.2.4. Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi

Perubahan suhu air rendaman pada desalinasi mangkuk besar terjadi 12

kali dari suhu air standar 250C ke suhu air rata-rata 28,20C. Terdapat 4 kejadian

penurunan kecepatan dan 8 kejadian kenaikan kecepatan dari rata-rata kenaikan

suhu air sebesar 3,20C. Kenaikan suhu air tersebut menyebabkan peningkatan

kecepatan paling tinggi terjadi pada rendaman ke-2, hingga mencapai 9,8 kali

kecepatan larut garam pada suhu standar.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 51: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

72

Universitas Indonesia

Peningkatan paling kecil terjadi pada rendaman pertama dengan 1,3 kali

peningkatan dari suhu standar. Penurunan kecepatan justru terjadi pada kecepatan

awal yang turun hingga 0,8 kali. Secara keseluruhan suhu air rendaman desalinasi

mangkuk besar berada pada suhu 28,20C. Kecepatan larutnya garam meningkat

menjadi 2,4 kali lebih cepat karena peningkatan suhu 3,20C dari suhu standar

250C.

Tabel 3.8. Nilai Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi

No

Jumlahselisih

salinitaspada suhu

standar25

0C

NilaiMolaritas

padavolume 3m

3air (M)

pada suhustandar

250C

Waktu(jam)

KecepatanLaju Reaksipada suhu

standar 250C

(Molar/jam)[VL = M/J]

KecepatanLaju Reaksipada suhu

28.20C

(Molar/jam)[VL = M/J]

Nilaikenaikan

1 3.81622 233.6461 4.64 50.35477 48.41313 0.9

2 1.68156 102.9527 15.2 6.773201 8.82974 1.3

3 0.13465 8.243878 4 2.060969 8.940612 4.3

4 0.77185 47.25612 4 11.81403 9.36199 0.8

5 0.9317 57.04286 17 3.355462 4.480948 1.3

6 0.3314 20.2898 28.5 0.711923 0.775789 1.09

7 0.33414 20.45755 20 1.022878 0.179724 0.2

8 0.03719 2.276939 78 0.029192 0.286892 9.8

9 0.46156 28.25878 66.75 0.423352 0.451135 1.6

10 0.01811 1.10878 4 -0.27719 1.816224 6.5

11 0.39926 24.44449 24.5 0.997734 1.073803 1.07

12 0.14557 8.912449 114.5 0.077838 0.006812 0.09

13 Rata-rata kenaikan 2.4

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 52: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

73

Universitas Indonesia

3.2.5. Hasil Desalinasi Mangkuk Besar

Sampel dari 100 buah mangkuk keramik besar menunjukkan bahwa

terdapat 37 buah mangkuk sudah bersih dari gangguan kerang, 22 buah

diantaranya memiliki glasir di tempat tertentu pada badan keramik dan 15

buah memiliki gelasir yang tipis di seluruh badang keramik. Lainnya, 49

buah masih terdapat sisa-sisa bagian kecil kerang yang menempel pada

mangkuk dengan 2 buah tidak tersisa glasir sama sekali, 31 buah tersisa glasir

pada tempat tertentu dan 16 buah masih tersisa glasir yang tipis merata di

badan keramik. Mangkuk besar yang masih masih terkonsentrasi kerang-

kerang yang sulit dihilangkan sebanyak 14 buah mangkuk, 12 buah

diantaranya terdapat sisa glasir di tempat tertentu di badan keramik dan hanya

2 buah yang menyisakan glasir tipis di seluruh permukaan mangkuk.

Dengan demikian jumlah keseluruhan mangkuk keramik besar yang

tidak ada glasirnya hanya berjumlah 2 buah. Mangkuk besar yang glasirnya

masih tersisa di daerah tertentu pada badan mangkuk berjumlah 65 buah dan

yang berglasir tipis di seluruh permukaan badan mangkuk berjumlah 53 buah

dan semua mangkuk pada permukaannya tidak terdapat Kristal garam.

Tabel 3.9. Hasil Desalinasi Mangkuk Besar1

NoKeadaan Mangkuk

KeramikTidak Ada

GlasirAda

GlasirGlasirTipis

KristalGaram

JumlahMangkuk

1 Tidak ada kerang 2 22 15 - 39

2 Fragmen kerang - 31 16 - 47

3 Sedikit Kerang - 12 2 - 14

4 Jumlah Mangkuk 2 65 33 - 100

1 Keadaan mangkuk: (1) Tidak ada kerang berarti mangkuk keramik benar-benar bersih tanpakerang. (2) Fragmen kerang berarti terdapat beberapa pecahan kerang yang menempel padamangkuk. (3) Sedikit kerang berarti: kerang terkonsentrasi pada bagian tertentu di permukaankeramik. (4) Tidak ada glasir berarti mangkuk keramik benar-benar tidak berglasir. (5) Ada glasirberarti terdapat sisa glasir pada mangkuk namun tidak banyak. (6) Glasir tipis berarti seluruhmangkuk masih dilapisi glasir namun sangat tipis hingga terlihat permukaan dalamnya. (7) kristalgaram berarti terdapat kristal garam yang mengendap pada mangkuk keramik.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 53: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

74

Universitas Indonesia

3.3. Desalinasi Mangkuk Sedang

Desalinasi mangkuk berukuran sedang dilakukan dengan perbandingan

volume air dan volume artefak sama dengan desalinasi mangkuk besar, yang

membedakannya hanya waktu rendaman yaitu 30 hari. Hasil pengukuran

desalinasi mangkuk berukuran sedang mencatat 64 kejadian melalui 3 rendaman

dalam waktu 736,5 jam (30,7 hari) dengan volume air sebanyak 3 m3 atau 3000

Liter dan volume artefak 0,1 m3 (100 Liter atau 100 kilogram). Volume artefak

tersebut sama dengan mangkuk besar keramik berjumlah 1503 buah. Suhu rata-

rata air rendaman adalah 28,30C, rata-rata untuk pengukuran tiap kejadian

dilakukan dalam selang waktu 11,5 jam per-pencatatan. Konduktivitas garam

mula-mula berada pada angka 885 mS, tertinggi mencapai 1444 mS dan terendah

mencapai 885 mS. Total rendaman dalam desalinasi tersebut sebanyak 3 kali

sebelum garam benar-benar tidak bisa larut lagi yang ditandai nilai konduktivitas

yang selalu sama secara konstan.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 54: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

75

Universitas Indonesia

Tabel 3.10. Desalinasi mangkuk sedang

No.Tanggal Waktu

(tanggal-bulan-tahun) (pukul)Lama (jam)

Total WaktuRendaman (jam)

Salinitas airdalam bak

(mikroSiemens)

Suhu AirRendaman

(0C)

CatatanRendaman

1 10-11-08 16:30Waktu

rendam0 0 885 28

Volume air 3 m3, volume artefak 0,1 m

3,

volume total dalam bak 3,1 m3

kadar garam airkeran 866 mS

Ren

dam

an1

2 11-11-08 8:30

Waktu

uku

r

16 16 1163 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1170 mS

3 11-11-08 12:00 3.5 19.5 1285 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1283 mS

4 11-11-08 15:30 3.5 23 1288 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1286 mS

5 12-11-08 10:00 18.5 41.5 1332 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1328 mS

6 12-11-08 14:00 4 45.5 1382 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1380 mS

7 12-11-08 16:30 2.5 48 1325 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1382 mS

8 13-11-08 9:30 17 65 1358 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1380 mS

9 13-11-08 12:30 3 68 1356 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1375 mS

10 13-11-08 15:30 3 71 1365 29Pergantian air tidak dilakukan karena kadar

garam dalam rendaman masih naik.Pengukuran salinitas dalam gelas 1379 mS

11 14-11-08 8:00 16.5 87.5 1370 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1376 mS

12 14-11-08 14:00 6 93.5 1388 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1385 mS

13 17-11-08 9:00 67 160.5 1438 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1442 mS

14 17-11-08 13:30 4.5 165 1423 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1445 mS

15 17-11-08 15:30 2 167 1433 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1440 mS

16 18-11-08 9:30 18 185 1444 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1440 mS

17 18-11-08 14:00 4 189 1440 28,5 -

18 18-11-08 14:00Waktu

rendam0 189 1010 28,5

Pergantian air dilakukan karena kadar garammulai tidak stabil (naik turun). Kadar garam air

keran 1010 mS

Ren

dam

an2

19 18-11-08 16:00 Waktu

uku

r

2 191 1013 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1012 mS

20 19-11-08 9:30 17.5 208.5 1010 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1013 mS

21 19-11-08 12:30 3 211.5 1012 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1012 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 55: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

76

Universitas Indonesia

22 19-11-08 16:00 3.5 215 1015 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1013 mS

23 20-11-08 9:30 17.5 232.5 1017 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1018 mS

24 20-11-08 12:30 3 235.5 1018 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1018 mS

25 20-11-08 15:30 3 238.5 1017 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1017 mS

26 21-11-08 9:30 18 256.5 1025 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1020 mS

27 21-11-08 12:30 3 259.5 1020 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1021 mS

2821-11-08 16:30

4 263.5 1024 28

Pergantian air tidak dilakukan karena kadargaram masih meningkat dan kadar garam air

keran sangat tinggi 1020 mS. Pengukuransalinitas dalam gelas 1025 mS

29 24-11-08 10:00

Waktu

uku

r

65.5 329 1033 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1028 mS

30 24-11-08 14:00 4 333 1037 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1030 mS

31 24-11-08 17:00 3 336 1039 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1035 mS

32 25-11-08 10:00 17 353 1040 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1042 mS

33 25-11-08 12:30 2.5 355.5 1042 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1042 mS

34 25-11-08 15:30 3 358.5 1037 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1043 mS

35 26-11-08 9:30 18 376.5 1041 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1040 mS

36 26-11-08 12:30 3 379.5 1040 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1039 mS

37 26-11-08 17:00 4.5 384 1043 27,5

Pergantian air tidak dilakukan karena kadargaram masih meningkat dan kadar garam air

keran sangat tinggi 1017 mS Pengukuransalinitas dalam gelas 1040 mS

38 27-11-08 9:30 16.5 400.5 1047 27 Pengukuran salinitas dalam gelas 1040 mS

39 27-11-08 13:30 4 404.5 1040 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1044 mS

40 27-11-08 17:00 3.5 408 1050 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1045 mS

41 28-11-08 9:30 16.5 424.5 1042 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1044 mS

42 28-11-08 12:30 3 427.5 1033 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1040 mS

43 01-12-08 10:00 69.5 497 1045 28Pergantian air tidak dilakukan karena kadar

garam air keran sangat tinggi 1025 mSPengukuran salinitas dalam gelas 1046 mS

44 01-12-08 12:30 2.5 499.5 1050 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1049 mS

45 01-12-08 16:00 3.5 503 1046 28,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1052 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 56: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

77

Universitas Indonesia

46 02-12-08 10:00

Waktu

uku

r

18 521 1048 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1050 mS

47 02-12-08 14:00 4 525 1051 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1052 mS

48 02-12-08 17:00 3 528 1051 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1053 mS

49 03-12-08 10:00 17 545 1047 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1050 mS

50 03-12-08 13:30 3.5 548.5 1045 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1055 mS

51 03-12-08 16:30 3 551.5 1045 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1055 mS

52 04-12-08 9:30 17 568.5 1054 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1050 mS

53 04-12-08 14:00 4.5 573 1054 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1050 mS

54 04-12-08 14:00 Waktu rendam 0 573 903 30Pergantian air dilakukan dengan kadar garam

air keran 903 mS

Ren

dam

an3

55 04-12-08 17:00

Waktu

uku

r

3 576 907 30 Pengukuran salinitas dalam gelas 909 mS

56 05-12-08 10:00 17 593 906 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 910 mS

57 05-12-08 13:00 3 596 903 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 911 mS

58 09-12-08 10:00 93 689 909 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 910 mS

59 09-12-08 14:00 4 693 909 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 912 mS

60 09-12-08 16:30 2.5 695.5 910 28Pergantian air tidak dilakukan kerena kadar

garam masih meningkat.Pengukuran salinitasdalam gelas 912 mS

61 10-12-08 9:30 17 712.5 915 27,5 Pengukuran salinitas dalam gelas 918 mS

62 10-12-08 12:00 2.5 715 917 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 917 mS

63 10-12-08 15:00 3 718 914 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 918 mS

64 11-12-08 9:30 18.5 736.5 916 27,5Percobaan dan pendataan dihentikan Karena

melebihi waktu yang ditentukan (720 jam)Pengukuran salinitas dalam gelas 920 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 57: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

78

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 58: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

79

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 59: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

80

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 60: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

81

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 61: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

82

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 62: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

83

Universitas Indonesia

Tabel 3.11. Statistik hasil pengukuran desalinasi mangkuk sedang

No. Hasil Pengukuran Rendaman 1 Rendaman 2 Rendaman 3 Kesimpulan

1 Jenis keramik Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

Glasir hijau (greenglaze) dengan warnadasar putih,krem danabu-abu

2 PerbandinganVolume air : Volume artefak

3 m3

: 0.3 m3

atau10 : 1

3 m3

: 0.3 m3

atau10 : 1

3 m3

: 0.3 m3

atau10 : 1

3 m3

: 0.3 m3

atau10 : 1

3 Total waktu 189 jam 384 jam 163,5 jam 736,5 Jam

4 Konduktivitas tertinggi 1444 mS 1054 mS 917 mS 1444 mS

5 Konduktivitas terendah 885 mS 1010 mS 903 mS 885 mS

6 Total garam terlarut 11,7 gr/L 0,73 gr/L 0,09 gr/L 12,5 gr/L

7 Sisa garam mengendap - - 14,6 gr/L 14,6 gr/L

8 Selisih konsentrasi garamtertinggi

0,113624 M/Liter 0,002394 M/Liter - 0,113624 M/Liter

9 Selisih konsentrasi garamterendah

0,002191 M/Liter 0,00082 M/Liter - 0,00082 M/Liter

10 Total konsentrasi garamterlarut

0,238783265 M/Liter 0,014878776M/Liter

0,0819 M/Liter 0.25366204M/Liter

11 Kecepatan larut tercepat 48,21943 M/Jam 1,855102 M/Jam 0,030668 M/Jam 48,21943 M/Jam

12 Kecepatan larut palinglambat

0,27652 M/Jam 0,076809 M/Jam - 0,076809 M/Jam

13 Kecepatan larut garam rata-rata

0,518985 M/Jam 0,012805 M/Jam - -

14 Percepatan garam terlarut 0,432757 M/Jam2

0,011244 M/Jam2

- -

15 Suhu air tertinggi 290C 28,5

0C 30

0C 30

0C

16 Suhu air terendah 280C 27,5

0C 27,5

0C 27,5

0C

17 Suhu air rata-rata 28,50C 27,9

0C 28,5

0C 28,3

0C

18 Kenaikan suhu rata-rata 3,50C 3

0C 3,5

0C 3,25

0C

19 Rata-rata kenaikankecepatan larut garam darisuhu standar

1,4 kali 1.04 kali 1.1 kali 1,1 kali

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 63: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

84

Universitas Indonesia

3.3.1. Jumlah Garam Terlarut

Keseluruhan terdapat 20 perubahan kenaikan kadar garam yang terjadi

pada desalinasi mangkuk sedang dengan 10 perubahan terjadi pada rendaman

pertama, 9 perubahan pada rendaman ke-2 dan sekali perubahan pada rendaman

ke-3. Rendaman pertama memiliki total garam terlarut sebanyak 11,7 gr/L atau

sekitar 1170 gram garam yang telah larut dari 100 kilogram berat keseluruhan

mangkuk keramik besar. Rendaman ke-2 garam terlarut sebanyak 0,73 gr/L atau

sekitar 73 gram dari keseluruhan mangkuk. Rendaman ke-3 melarutkan garam

sebanyak 0,09 gr/L atau 9 gram untuk keseluruhan mangkuk keramik. Total

keseluruhan garam yang terlarut pada desalinasi mangkuk sedang sebanyak 12,5

gr/L atau 1250 gram pada 100 kilogram mangkuk keramik yang ada.

Hasil pengukuran memberikan data lain yaitu sisa garam yang masih

mengendap pada mangkuk keramik. Pada rendaman ke-3 memperlihatkan kadar

garam terlarut yang terkahir yang terukur berada pada nilai 14,5 gr/L, artinya nilai

tersebut merupakan nilai dari sisa garam yang mengendap pada mangkuk besar

keramik yang belum dapat dilarutkan.

Tabel 3.12. Nilai garam terlarut desalinasi mangkuk sedang

No.Pencatatanpengukuran

Salinitas airdalam bakpada suhu

standar 250C

(mikroSiemens)

Suhu AirRendaman

(0C)

Salinitas airdalam bak

pada masing-masing suhu

(mikroSiemens)

PSU ( R )Salinitas

(gr/L)

1 885 28 935.445 0.438526 14.114672 1163 28 1229.291 0.594443 19.682273 1285 28.5 1370.453 0.669728 22.438144 1288 29 1385.888 0.677975 22.742565 1332 28 1407.924 0.689754 23.178186 1382 28 1460.774 0.718027 24.227927 1325 28.5 1413.113 0.692528 23.280938 1358 28 1435.406 0.704451 23.723189 1356 29 1459.056 0.717107 24.19369

10 1365 29 1468.74 0.722291 24.3867511 1370 29 1474.12 0.725172 24.494112 1388 29 1493.488 0.735545 24.8811813 1438 28,5 1533.627 0.757056 25.68633

14 1423 29 1531.148 0.755727 25.63649

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 64: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

85

Universitas Indonesia

15 1433 29 1541.908 0.761496 25.8529316 1444 28,5 1540.026 0.760487 25.8150517 1440 28,5 1535.76 0.7582 25.7292218 1010 28,5 1077.165 0.513588 16.7704719 1013 28,5 1080.365 0.515285 16.8310720 1010 28 1067.57 0.508498 16.588921 1012 28 1069.684 0.509619 16.6288822 1015 28 1072.855 0.511301 16.68888

23 1017 27,5 1065.308 0.507298 16.54612

24 1018 28,5 1085.697 0.518115 16.93214

25 1017 28,5 1084.631 0.517549 16.9119226 1025 28 1083.425 0.516909 16.8890727 1020 28 1078.14 0.514105 16.7889428 1024 28 1082.368 0.516349 16.8690429 1033 28 1091.881 0.521397 17.0494430 1037 28 1096.109 0.523641 17.129731 1039 28 1098.223 0.524763 17.1698532 1040 27,5 1089.4 0.52008 17.0023733 1042 27,5 1091.495 0.521192 17.0421234 1037 28 1096.109 0.523641 17.129735 1041 28 1100.337 0.525885 17.2100136 1040 28 1099.28 0.525324 17.1899237 1043 27,5 1092.543 0.521748 17.0619938 1047 27 1086.786 0.518693 16.95279

39 1040 27,5 1089.4 0.52008 17.00237

40 1050 27,5 1099.875 0.52564 17.2012341 1042 27,5 1091.495 0.521192 17.0421242 1033 27,5 1082.068 0.516189 16.8633443 1045 28 1104.565 0.52813 17.2903644 1050 28 1109.85 0.530936 17.3908745 1046 28,5 1115.559 0.533967 17.4995346 1048 28 1107.736 0.529813 17.3506647 1051 28 1110.907 0.531497 17.4109848 1051 28 1110.907 0.531497 17.4109849 1047 27,5 1096.733 0.523972 17.1415450 1045 28 1104.565 0.52813 17.2903651 1045 28 1104.565 0.52813 17.2903652 1054 28 1114.078 0.533181 17.4713453 1054 28 1114.078 0.533181 17.47134

54 903 30 988.785 0.466747 15.10761

55 907 30 993.165 0.469066 15.18951

56 906 29 974.856 0.459374 14.8475357 903 29 971.628 0.457666 14.7873458 909 28 960.813 0.451943 14.5858959 909 28 960.813 0.451943 14.5858960 910 28 961.87 0.452503 14.6055661 915 27,5 958.4625 0.4507 14.5421562 917 28 969.269 0.456418 14.74337

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 65: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

86

Universitas Indonesia

63 914 28 966.098 0.45474 14.6842964 916 27,5 959.51 0.451254 14.56164

Tabel 3.13. Jumlah garam terlarut mangkuk sedang

NoKenaikan garam no.

pencatatan keNilai Kenaikan (gr/L) Jumlah Selisih (gr/L)

1 1 ke 2 14.11467 - 19.68227 5.5676

11.70038

2 2 ke 3 19.68227 - 22.43881 2.756544

3 3 ke 4 22.43881 - 22.74256 0.303746

4 4 ke 5 22.74256 - 23.17818 0.43562

5 5 ke 6 23.17818 - 24.22792 1.04974

6 6 ke 10 24.22792 - 24.38675 0.15883

7 10 ke 11 24.38675 - 24.4941 0.10735

8 11 ke 12 24.4941 - 24.88118 0.38708

9 12 ke 13 24.88118 - 25.68633 0.80515

10 13 ke 16 25.68633 - 25.81505 0.12872

11 18 ke 19 16.77047 - 16.83107 0.0606

0.72906

12 19 ke 24 16.83107 - 16.93214 0.10107

13 24 ke 29 16.93214 - 17.04944 0.1173

14 29 ke 30 17.04944 - 17.1297 0.08026

15 30 ke 31 17.1297 - 17.16985 0.04015

16 31 ke 35 17.16985 - 17.21001 0.04016

17 35 ke 43 17.21001 - 17.29036 0.08035

18 43 ke 44 17.29036 - 17.39087 0.10051

19 44 ke 45 17.39087 - 17.49953 0.10866

20 54 ke 55 15.10761 - 15.18951 0.0819 0.0819

21 Jumlah Garam Terlarut 12.51134

3.3.2. Konsentrasi Garam

Jumlah mol untuk rendaman pertama sebesar 0.238783265 M per liternya

merupakan jumlah mol terbanyak dibandingkan rendaman 2 dan 3 yang masing-

masing berjumlah 0.238783265 M dan 0.014878776 M. Dengan demikian jumlah

keseluruhan mol untuk garam dalam larutan sebanyak 3 m3 (3000 liter) pada tiap

rendaman adalah 716.3498 M untuk rendaman pertama, 44.63633 M untuk

rendaman ke-2, 5.014286 M untuk rendaman ke-3 total keseluruhan rendaman

mencapai 766.0004 M garam terlarut. Artinya terdapat 4611.322x1023 butir

partikel untuk mengetahui jumlah keseluruhan jumlah partikel garam yang

terlarut.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 66: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

87

Universitas Indonesia

Tabel 3.15. Nilai Konsentrasi Garam Terlarut Mangkuk Sedang

No

Kenaikangaram no.

pencatatanke

Jumlah Selisih (gr/L)Nilai Molaritas (M) per

LiterNilai Molaritas padavolume 3 m

3air (M)

1 1 ke 2 5.5676

11.70038

0.113624

0.238783265

340.8735

716.3498

2 2 ke 3 2.756544 0.056256 168.768

3 3 ke 4 0.303746 0.006199 18.59669

4 4 ke 5 0.43562 0.00889 26.67061

5 5 ke 6 1.04974 0.021423 64.2698

6 6 ke 10 0.15883 0.003241 9.724286

7 10 ke 11 0.10735 0.002191 6.572449

8 11 ke 12 0.38708 0.0079 23.69878

9 12 ke 13 0.80515 0.016432 49.2949

10 13 ke 16 0.12872 0.002627 7.880816

11 18 ke 19 0.0606

0.72906

0.001237

0.014878776

3.710204

44.63633

12 19 ke 24 0.10107 0.002063 6.187959

13 24 ke 29 0.1173 0.002394 7.181633

14 29 ke 30 0.08026 0.001638 4.913878

15 30 ke 31 0.04015 0.000819 2.458163

16 31 ke 35 0.04016 0.00082 2.458776

17 35 ke 43 0.08035 0.00164 4.919388

18 43 ke 44 0.10051 0.002051 6.153673

19 44 ke 45 0.10866 0.002218 6.652653

20 54 ke 55 0.0819 0.0819 0.00167 0.00167 5.014286 5.014286

T o t a l 12.51134 0.25533204 766.0004

3.3.3. Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi)

Hasil perhitungan telah diketahui bahwa kecepatan akhir di masing-

masing rendaman dengan volume air 3 m3 berbeda. Rendaman pertama terdapat 4

kecepatan larut bertambah diikuti 5 kecepatan larut melambat dari 10 kejadian

pelarutan garam. Kecepatan awal sebesar 21.30459 M/jam menjadi kecepatan

awal paling cepat untuk garam melarut. Kecepatan larut bertambah paling cepat

48.21943 M/jam. Dengan kelarutan paling lambat sebesar 5.313341 M/jam.

Percepatan dan kecepatan akhir pada rendaman pertama terjadi dengan melambat

sebesar 0.432757 M/jam2 dan 60.4864 M/jam. Kecepatan rata-rata yang terjadi

pada rendaman pertama sebesar 0.518985 M/jam dengan total garam terlarut

sebanyak 716.3498 M dalam waktu 189 jam.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 67: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

88

Universitas Indonesia

Rendaman ke-2 berkecepatan awal garam untuk larut sebesar 1.855102

M/jam dan memiliki percepatan 0.011244 M/jam2. Terjadi 2 kali percepatan dan 7

perlambatan dari 9 kejadian perubahan larutnya garam pada rendaman dua.

Kecepatan akhir laju reaksi pada rendaman ke-2 lebih cepat dari rendaman

pertama yakni 2.46264 M/jam. Rendaman kedua secara keseluruhan memiliki

kecepatan rata-rata garam untuk larut dalam air sebesar 0.012805 M/jam. Total

garam terlarut dalam air pada rendaman dua mencapai 44.63633 M dalam waktu

384 jam.

Rendaman ke-3 hanya terdapat 1 kali perubahan kadar garam yang berarti

hanya terdapat satu kali garam larut dalam air. Terlarutnya garam tersebut

mempunyai kecepatan 0.030668 M/jam dengan total waktu yang dilewati

sebanyak 163.5 jam dalam melarutkan 5.014286 M garam.

Tabel 3.15. Nilai Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi) Mangkuk

Sedang

No

Nilai Molaritas padavolume 3 m3 air (M)

=Jarak tempuh (S)

Waktu(jam/J)

=Waktu

(t)

KecepatanLaju Reaksi

(Molar/jam)[VL = M/J]

=[V = S/t]

PercepatanLaju Reaksi

(Molar/jam2)[aL = ΔVL /ΔJ]

=[a = ΔV/Δt]

Kecepatan akhirlaju reaksi (M/J)[VtL= v0L + aL.J]

=[vt = v0 + a.t]

Kecepatanrata-rata

1 340.8735

716.3498

16 21.30459

-0.432757 -60.4864 0.518985

2 168.768 3.5 48.21943

3 18.59669 3.5 -5.313341

4 26.67061 18.5 -1.441655

5 64.2698 4 16.06745

6 9.724286 25.5 -0.381345

7 6.572449 16.5 0.39833

8 23.69878 6 3.949796

9 49.2949 67 -0.735745

10 7.880816 28.5 -0.27652

11 3.710204

44.63633

2 1.855102

0.011244 2.46264 0.012805

12 6.187959 44.5 -0.139055

13 7.181633 93.5 -0.076809

14 4.913878 4 1.228469

15 2.458163 3 -0.819388

16 2.458776 40.5 -0.060711

17 4.919388 120.5 -0.040825

18 6.153673 2.5 2.461469

19 6.652653 73.5 -0.090512

20 5.014286 5.014286 163.5 0.030668 0 0 0

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 68: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

89

Universitas Indonesia

3.3.4. Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi

Dua puluh perubahan kadar garam yang diketahui kecepatannya baik dari

suhu standar maupun dari kenaikan suhu masing-masing kejadian mengalami 4

penurunan dan 16 kenaikan kecepatan larutnya garam. Berarti terdapat 20%

penurunan kecepatan ketika suhu naik, yaitu ketika kecepatannya dibawah satu

kali dan 80% mengalami kecepatan bertambah naik lebih dari satu kali. Kenaikan

suhu rata-rata pada perubahan suhu tersebut adalah 3.3%, memberikan kenaikan

kecepatan rata-rata garam untuk larut sebesar 1.1 kali lebih cepat dari suhu standar

pengukuran 250C dengan jumlah garam larut dan waktu yang sama. Peningkatan

kecepatan laju reaksi paling tinggi terjadi pada rendaman pertama yang meningkat

5.2 kali lebih cepat dari kecepatan suhu standar. Sedangkan peningkatan

kecepatan laju reaksi paling rendah terjadi pada rendaman ke-3 yang meningkat

1.06 kali lebih cepat dari suhu standar

Tabel 3.16. Nilai Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi Mangkuk

Sedang

No

Jumlahselisih

salinitaspada suhu

standar 250C

Nilai Molaritaspada volume3 m

3air (M)

pada suhustandar 25

0C

Waktu(jam)

Kecepatan LajuReaksi padasuhu standar

250C

(Molar/jam)[VL = M/J]

KecepatanLaju Reaksipada suhu

28.20C

(Molar/jam)[VL = M/J]

Nilaikenaikan

1 5.22264 319.7535 16 21.30459 19.98459 1.066051

2 2.35792 144.3624 3.5 48.21943 41.24641 1.169057

3 0.05846 3.579184 3.5 5.313341 1.022624 5.195792

4 0.86016 52.66286 18.5 1.441655 2.846641 0.506441

5 0.98342 60.20939 4 16.06745 15.05235 1.067438

6 -0.33507 -20.5145 25.5 0.381345 -0.80449 -0.47402

7 0.09848 6.029388 16.5 0.39833 0.365417 1.090069

8 0.35503 21.73653 6 3.949796 3.622755 1.090274

9 0.99046 60.64041 67 0.735745 0.905081 0.812905

10 0.11927 7.302245 28.5 0.27652 0.256219 1.079232

11 0.05626 3.44449 2 1.855102 1.722245 1.077142

12 0.09383 5.744694 44.5 0.139055 0.129094 1.077161

13 0.28192 17.26041 93.5 0.076809 0.184603 0.416075

14 0.07528 4.60898 4 1.228469 1.152245 1.066153

15 0.03766 2.305714 3 0.819388 0.768571 1.066118

16 0.03767 2.306327 40.5 0.060711 0.056946 1.0661

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 69: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

90

Universitas Indonesia

17 0.07537 4.61449 120.5 0.040825 0.038295 1.066074

18 0.09428 5.772245 2.5 2.461469 2.308898 1.06608

19 -0.07543 -4.61816 73.5 0.090512 -0.06283 -1.44054

20 0.0738 4.518367 163.5 0.030668 0.027635 1.109756

21 Rata-rata kenaikan 1.1

3.3.5. Hasil Desalinasi Mangkuk Sedang

Sampel dari 100 buah mangkuk keramik berukuran sedang menunjukkan

bahwa terdapat 19 buah mangkuk sudah bersih dari gangguan kerang dan materi

lain yang menempel, 12 buah diantaranya memiliki glasir di tempat tertentu pada

badan keramik dan 7 buah memiliki gelasir yang tipis di seluruh badang keramik.

Mangkuk yang masih terdapat sisa-sisa bagian kecil kerang yang menempel pada

mangkuk sebanyak 62 buah dengan 35 buah tersisa glasir pada tempat tertentu

dan 27 buah masih tersisa glasir yang tipis merata di badan keramik. Mangkuk

sedang yang masih masih terkonsentrasi kerang-kerang yang sulit dihilangkan

sebanyak 19 buah mangkuk, 15 buah diantaranya terdapat sisa glasir di tempat

tertentu di badan keramik dan 4 buah yang menyisakan glasir tipis di seluruh

permukaan mangkuk.

Dengan demikian jumlah keseluruhan mangkuk keramik besar yang

glasirnya masih tersisa di daerah tertentu pada badan mangkuk berjumlah 62 buah

dan yang berglasir tipis di seluruh permukaan badan mangkuk berjumlah 38 buah

dan semua mangkuk pada permukaannya tidak terdapat Kristal garam.

NoKeadaan Mangkuk

KeramikTidak Ada

GlasirAda

GlasirGlasirTipis

KristalGaram

JumlahMangkuk

1 Tidak ada kerang - 12 7 - 19

2 Fragmen kerang - 35 27 - 62

3 Sedikit Kerang - 15 4 - 19

4 Jumlah Mangkuk - 62 38 - 100Tabel 3.18. Hasil Desalinasi Mangkuk Sedang

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 70: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

91

Universitas Indonesia

3.4. Desalinasi Mangkuk Kecil

Hasil pengukuran desalinasi mangkuk kecil mencatat 43 kejadian melalui 3

rendaman dalam waktu 409 jam (lebih dari 15 hari) dengan volume air sebanyak

4 m3 dan volume artefak 0,5 m3 (setara dengan 500 kilogram). Suhu rata-rata air

rendaman 28,5 0C, rata-rata untuk pengukuran tiap kejadian dilakukan dalam

selang waktu 11,5 jam per-pencatatan. Kadar garam mula-mula berada pada

angka 958 mS, tertinggi mencapai 1460 mS dan terendah mencapai 951 mS.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 71: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

92

Universitas Indonesia

Tabel 3.19. Desalinasi Mangkuk kecil

No.Tanggal - Waktu

(tanggal-bulan-tahun) - (pukul)Lama (jam)

Total WaktuRendaman

(jam)

Salinitas airdalam bak

(mikroSiemens)

Suhu AirRendaman

(0C)

Catatan Rendaman

109/12/08

15:30Waktu rendam 0 0 958 29

Volume air yang sebanyak 4 m3. Artefak yang

digunakan sebanyak 1966 atau setara dengan0,5 m

3. Total volume dalam rendaman 4,5 m

3

Kadar garam air keran 957 mS

Re

nd

aman

1

2 09/12/08 16:30

Waktu

uku

r

1 1 1293 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 1295 mS

3 10/12/08 8:30 16 17 1320 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1319 mS

4 10/12/08 14:00 5.5 22.5 1345 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1340 mS

5 10/12/08 16:30 2.5 25 1351 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1349 mS

6 11/12/08 9:00 16.5 41.5 1392 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1390 mS

7 11/12/08 13:00 4 45.5 1398 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1399 mS

8 11/12/08 16:30 3.5 49 1407 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1400 mS

9 12/12/08 9:00 16.5 65.5 1433 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1430 mS

10 12/12/08 13:30 4.5 70 1442 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1440 mS

11 12/12/08 16:00 2.5 72.5 1458 30 Pengukuran salinitas dalam gelas 1460 mS

12 15/12/08 8:00 64 136.5 1460 30 pengukuran salinitas dalam gelas 1460 mS

1315/12/08

8:00Waktu rendam 0 136.5 966 28

Pergantian air dilakukan dengan kadar garamair keran 966 mS. Volume air tetap, volume

artefak sama. Pengukuran terakhir 1463

Ren

dam

an2

14 15/12/08 13:00

Waktu

uku

r

5 141.5 986 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 990 mS

15 15/12/08 16:30 3.5 145 993 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 992 mS

16 16/12/08 8:00 15.5 160.5 1010 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1009 mS

17 16/12/08 14:00 6 166.5 1013 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1009 mS

18 16/12/08 17:00 3 169.5 1021 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1019 mS

19 17/12/08 9:00 16 185.5 1023 27.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1023 mS

20 17/12/08 13:30 4.5 190 1025 27.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1022 mS

21 17/12/08 16:30 3 193 1025 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1023 mS

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 72: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

93

Universitas Indonesia

22 18/12/08 10:00 17.5 210.5 1027 27.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 1025 mS

23 18/12/08 14:00 4 214.5 1029 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1026 mS

24 18/12/08 16:00 2 216.5 1029 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 1026 mS

25 19/12/08 9:00 17 233.5 1029 28 sampel salinitas dalam air 1026 mS

2619/12/08

9:00Waktu rendam 0 233.5 953 28.5

Pergantian air dilakukan dengan kadar garamair keran 951 mS. Pengukuran terakhir salinitas

dalam bak 1029 mS

Re

nd

aman

3

27 19/12/08 14:00

Waktu

uku

r

5 238.5 954 29 Pengukuran salinitas dalam gelas 952 mS

28 19/12/08 16:00 2 240.5 952 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

29 22/12/08 10:00 66 306.5 953 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

30 22/12/08 14:00 4 310.5 951 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS

31 22/12/08 16:30 2.5 313 952 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

32 23/12/08 8:00 15.5 328.5 954 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS

33 23/12/08 13:00 5 333.5 954 30 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

34 23/12/08 16:30 3.5 337 955 29.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 952 mS

35 24/12/08 8:00 15.5 352.5 951 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

36 24/12/08 14:00 6 358.5 953 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS

37 24/12/08 16:30 2.5 361 954 28Pergantian air tidak dilakukan karena tingginya

kadar garam air keran yaitu 1022 mS.Pengukuran salinitas dalam gelas 955 mS

38 25/12/08 9:00 16.5 377.5 954 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 955 mS

39 25/12/08 14:00 5 382.5 953 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 953 mS

40 25/12/08 16:00 2 384.5 956 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS

41 26/12/08 9:00 17 401.5 957 28.5 Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS

42 26/12/08 13:30 4.5 406 954 28 Pengukuran salinitas dalam gelas 956 mS

43 26/12/08 16:30 3 409 955 28Pengukuran salinitas dalam gelas 954 mS.

Percobaan dan pendataan dihentikan karenamelampaui target waktu (400 jam)

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 73: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

94

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 74: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

95

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 75: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

96

Universitas IndonesiaDesalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 76: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

97

Universitas Indonesia

Tabel 3.19. Statistik Hasil Pengukuran Desalinasi Mangkuk Kecil

No. Hasil Pengukuran Rendaman 1 Rendaman 2 Rendaman 3 Kesimpulan

1 Jenis keramik Glasir hijau(green glaze)dengan warnadasarputih,kremdan abu-abu

Glasir hijau(green glaze)dengan warnadasarputih,kremdan abu-abu

Glasir hijau(green glaze)dengan warnadasarputih,kremdan abu-abu

Glasir hijau(green glaze)dengan warnadasarputih,krem danabu-abu

2 PerbandinganVolume air :Volume artefak

4 m3

: 0.5 m3

atau8 : 1

4 m3

: 0.5 m3

atau8 : 1

4 m3

: 0.5 m3

atau8 : 1

4 m3

: 0.5 m3

atau8 : 1

3 Total waktu 136,5 jam 97 jam 175,5 jam 409 jam

4 Konduktivitastertinggi

1460 mS 1029 mS 957 mS 1460 mS

5 Konduktivitasterendah

958 mS 966 mS 951 mS 951 mS

6 Total garamterlarut

11,1 gr/L 1,3 gr/L 0,5 gr/L 12,9 gr/L

7 Sisa garammengendap

- - 15,5 gr/L 15,5 gr/L

8 Selisih konsentrasigaram tertinggi

0,141903M/Liter

0,010631M/Liter

0,003883M/Liter

0,141903M/Liter

9 Selisih konsentrasigaram terendah

0,000906M/Liter

0,001184M/Liter

0,000417M/Liter

0,000417M/Liter

10 Total konsentrasigaram terlarut

0,226622M/Liter

0,02565M/Liter

0,010846M/Liter

0,263118M/Liter

11 Kecepatan laruttercepat

567,6114M/Jam

6,492735M/Jam

3,106449M/Jam

567,6114M/Jam

12 Kecepatan larutpaling lambat

0,05662M/Jam

0,161572M/Jam

0,075807M/Jam

0,05662M/Jam

13 Kecepatan larutgaram rata-rata

3,432269M/Jam

0,105574M/Jam

0,015109M/Jam

-

14 Percepatan garamterlarut

3,312499M/Jam

20,00517M/Jam

20,012921M/Jam

2-

15 Suhu air tertinggi 300C 28,5

0C 29,5

0C 30

0C

16 Suhu air terendah 280C 27.5

0C 28

0C 27,5

0C

17 Suhu air rata-rata 28,60C 30

0C 28,6

0C 28,4

0C

18 Kenaikan suhu rata-rata

3,90C 3

0C 3,6

0C 3,5

0C

19 Rata-rata kenaikankecepatan larutgaram dari suhustandar

1,4 kali 1,03 kali 3,8 kali 2,1 kali

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 77: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

98

Universitas Indonesia

3.3.1. Jumlah Garam Terlarut

Rendaman pertama memiliki total garam terlarut sebanyak 11,1 gr/L atau

sekitar 5552,2 gram garam yang telah larut dari 500 kilogram mangkuk keramik

kecil. Rendaman ke-2 garam terlarut sebanyak 1,3 gr/L atau sekitar 628,4 gram

dari keseluruhan mangkuk. Rendaman ke-3 melarutkan garam sebanyak 0,5 gr/L

atau 265,7 gram untuk keseluruhan mangkuk keramik.

Total keseluruhan garam yang terlarut pada desalinasi mangkuk besar

sebanyak 12,9 gr/L atau 6446,4 gram pada 500 kilogram mangkuk keramik yang

ada. Hasil pengukuran juga memberikan data lain yaitu sisa garam yang masih

mengendap pada mangkuk keramik. Pada pengukuran akhir rendaman ke-3

diketahui unsur garam yang belum larut mencapai 15,5 gr/L atau setara dengan

7750 gram yang mengendap pada mangkuk keramik kecil.

Tabel 3.20. Nilai Garam Terlarut Desalinasi Mangkuk Kecil

No.Pencatatanpengukuran

Salinitas airdalam bakpada suhu

standar 250C

(mikroSiemens)

Suhu AirRendaman

(0C)

Salinitas airdalam bak

pada masing-masing suhu

(mikroSiemens)

PSU ( R )Salinitas

(gr/L)

1

Re

nd

aman

1

958 29 1030.808 0.489007 15.89556

2 1293 29 1391.268 0.68085 22.8488

3 1320 28 1395.24 0.682973 22.92729

4 1345 28 1421.665 0.697101 23.45044

5 1351 28.5 1440.842 0.707359 23.83119

6 1392 28.5 1484.568 0.730767 24.7028

7 1398 28.5 1490.967 0.734194 24.83074

8 1407 28 1487.199 0.732176 24.75539

9 1433 29.5 1555.522 0.768798 26.12718

10 1442 29.5 1565.291 0.774039 26.32427

11 1458 30 1596.51 0.790796 26.95566

12 1460 30 1598.7 0.791971 27.00005

13

Re

nd

aman

2

966 28 1021.062 0.483842 15.71238

14 986 28 1042.202 0.495046 16.11006

15 993 28 1049.601 0.498969 16.24954

16 1010 28.5 1077.165 0.513588 16.77047

17 1013 28.5 1080.365 0.515285 16.83107

18 1021 28 1079.197 0.514666 16.80896

19 1023 27.5 1071.593 0.510632 16.66499

20 1025 27.5 1073.688 0.511743 16.70463

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 78: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

99

Universitas Indonesia

21 1025 28 1083.425 0.516909 16.88907

22 1027 27.5 1075.783 0.512854 16.74429

23 1029 28 1087.653 0.519153 16.96923

24 1029 28 1087.653 0.519153 16.96923

25 1029 28 1087.653 0.519153 16.96923

26

Re

nd

aman

3

953 28.5 1016.375 0.481359 15.62437

27 954 29 1026.504 0.486726 15.81464

28 952 28 1006.264 0.476003 15.43475

29 953 29.5 1034.482 0.490954 15.96468

30 951 29.5 1032.311 0.489803 15.92383

31 952 29.5 1033.396 0.490378 15.94425

32 954 29.5 1035.567 0.491529 15.98511

33 954 30 1044.63 0.496333 16.15581

34 955 29.5 1036.653 0.492104 16.00554

35 951 28 1005.207 0.475443 15.41494

36 953 28 1007.321 0.476563 15.45456

37 954 28 1008.378 0.477123 15.47437

38 954 28 1008.378 0.477123 15.47437

39 953 28 1007.321 0.476563 15.45456

40 956 28 1010.492 0.478243 15.51401

41 957 28.5 1020.641 0.483619 15.70447

42 954 28 1008.378 0.477123 15.47437

43 955 28 1009.435 0.477683 15.49419

Tabel 3.21. Jumlah Garam Terlarut Mangkuk Kecil

NoKenaikan garam

no. pencatatan keNilai Kenaikan (gr/L) Jumlah Selisih (gr/L)

1 1 ke 2 15.89556 - 22.8488 6.95324

9.30449

2 2 ke 3 22.8488 - 22.92729 0.07849

3 3 ke 4 22.92729 - 23.45044 0.52315

4 4 ke 5 23.45044 - 23.83119 0.38075

5 5 ke 6 23.83119 - 24.7028 0.87161

6 6 ke 7 24.7028 - 24.83074 0.12794

7 7 ke 9 24.83074 - 26.12718 1.29644

8 9 ke 10 26.12718 - 26.32427 0.19709

9 10 ke 11 26.32427 - 26.95566 0.63139

10 11 ke 12 26.95566 - 27.00005 0.04439

11 13 ke 14 15.71238 - 16.11006 0.39768

1.25685

12 14 ke 15 16.11006 - 16.24954 0.13948

13 15 ke 16 16.24954 - 16.77047 0.52093

14 16 ke 17 16.77047 - 16.83107 0.0606

15 17 ke 21 16.83107 - 16.88907 0.058

16 21 ke 23 16.88907 - 16.96923 0.08016

17 26 ke 27 15.62437 - 15.81464 0.19027 0.53144

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 79: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

100

Universitas Indonesia

18 27 ke 29 15.81464 - 15.96468 0.15004

19 29 ke 32 15.96468 - 15.98511 0.02043

20 32 ke 33 15.98511 - 16.15581 0.1707

21 Jumlah Garam Terlarut 11,089278

3.4.2. Konsentrasi Garam

Jumlah konsentrasi garam terlarut untuk rendaman pertama sebesar

0,226622 M per-liternya merupakan jumlah mol terbanyak dibandingkan

rendaman 2 dan 3 yang masing-masing berjumlah 0,02565 dan 0,010846 M/Liter.

Rendaman pertama memiliki konsentrasi garam terlarut tertinggi sebesar

0,141903 M/Liter dan yang larut terendah sebesar 0,000906 M/Liter. Rendaman

ke-2 memiliki konsentrasi garam terlarut 0,010631 M/Liter untuk yang paling

tinggi, sedangkan 0,001184 M/Liter untuk yang paling rendah. Rendaman ke-3

dengan jumlah konsentrasi garam terlarut tertinggi sebesar 0,03883 M/Liter dan

yang terendah sebesar 0,000417 M.

Dengan demikian konsentrasi keseluruhan garam terlarut dalam larutan

sebanyak 4 m3 (4000 liter) pada tiap rendaman adalah 906,489 M untuk rendaman

pertama, 102,6 M untuk rendaman ke-2 dan 43,38268 M untuk rendaman ke-3.

Total keseluruhan rendaman mencapai 1052,472 M garam terlarut. Artinya

terdapat 6335,881x1023 partikel garam yang terlarut pada desalinasi mangkuk

kecil tersebut.

Tabel 3.22. Nilai Konsentrasi Garam Terlarut Mangkuk Kecil

No Kenaikangaram no.

pencatatanke

JumlahSelisih (gr/L)

Nilai Molaritas (M) perLiter

Nilai Molaritas padavolume 4 m

3air (M)

1 1 ke 2 6.95324 0.141903

0.226622

567.6114

906.489

2 2 ke 3 0.07849 0.001602 6.4073473 3 ke 4 0.52315 0.010677 42.706124 4 ke 5 0.38075 0.00777 31.081635 5 ke 6 0.87161 0.017788 71.151846 6 ke 7 0.12794 0.002611 10.444087 7 ke 9 1.29644 0.026458 105.83188 9 ke 10 0.19709 0.004022 16.08898

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 80: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

101

Universitas Indonesia

9 10 ke 11 0.63139 0.012886 51.5420410 11 ke 12 0.04439 0.000906 3.62367311 13 ke 14 0.39768 0.008116

0.02565

32.46367

102.6

12 14 ke 15 0.13948 0.002847 11.3861213 15 ke 16 0.52093 0.010631 42.524914 16 ke 17 0.0606 0.001237 4.94693915 17 ke 21 0.058 0.001184 4.73469416 21 ke 23 0.08016 0.001636 6.54367317 26 ke 27 0.19027 0.003883

0.010846

15.53224

43.3828618 27 ke 29 0.15004 0.003062 12.2481619 29 ke 32 0.02043 0.000417 1.66775520 32 ke 33 0.1707 0.003484 13.93469

T o t a l 0.263118 1052.472

3.4.3. Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi)

Hasil pengukuran desalinasi mangkuk keramik kecil menunjukkan

terdapat 20 kali kenaikan garam terlarut sehingga dapat diketahui 20 kejadian

dengan masing-masing kecepatan larutnya garam dalam mangkuk keramik ke

dalam air. Rendaman pertama terjadi 10 kali perubahan dengan kecepatan larut

tercepat terjadi pada kecepatan awal sebesar 567,6114 M/Jam atau 3417x1023

partikel garam melarut per-jam dan yang paling lambat sebesar 0,05662 M/Jam

atau 0,34x1023 partikel garam melarut per-jam. Sebanyak 3 kali perlambatan

kecepatan terjadi pada rendaman pertama.

Perlambatan tersebut ditandai dengan makin berkurangnya kecepatan

larutnya garam jika dibandingkan dengan kecepatan larut garam sebelumnya.

Sehingga percepatan larutnya garam jadi melambat sebesar 3,312499 M/Jam

dengan kecepatan akhirnya melambat sebesar 13,64997 M/Jam dan kecepatan

rata-rata sebesar 3,432269 M/Jam yang ditempuh selama 136,5 jam.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 81: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

102

Universitas Indonesia

Tabel 3.23. Nilai Kecepatan Larut Garam (Kecepatan Laju Reaksi) Mangkuk

Kecil

No

Nilai Molaritas padavolume 4 m

3air (M)

=Jarak tempuh (S)

Waktu(jam/J)

=Waktu

(t)

KecepatanLaju Reaksi

(Molar/jam)[VL = M/J]

=[V = S/t]

PercepatanLaju Reaksi

(Molar/jam2)[aL = ΔVL /ΔJ]

=[a = ΔV/Δt]

Kecepatan akhirlaju reaksi (M/J)[VtL= v0L + aL.J]

=[vt = v0 + a.t]

Kecepatanrata-rata

1 567.6114

906.489

1 567.6114

-3.312499 -13.64997 3.432269

2 6.407347 16 0.400459

3 42.70612 5.5 7.76475

4 31.08163 2.5 12.43265

5 71.15184 16.5 4.312233

6 10.44408 4 2.61102

7 105.8318 20 5.291592

8 16.08898 4.5 3.575329

9 51.54204 2.5 20.61682

10 3.623673 64 0.05662

11 32.46367

102.6

5 6.492735

-0.00517 -4.368015 0.105574

12 11.38612 3.5 3.253178

13 42.5249 15.5 2.743542

14 4.946939 6 0.82449

15 4.734694 26.5 0.178668

16 6.543673 40.5 0.161572

17 15.53224

43.38286

5 3.106449

0.012921 0.062119 0.01510918 12.24816 68 0.18012

19 1.667755 22 0.075807

20 13.93469 80.5 0.173102

Rendaman ke-2 diketahui 6 kali perubahan larutnya garam dengan

kecepatan larut tercepat mencapai 6,492735 M/Jam, kemudian melambat dengan

percepatan 0,00517 M/Jam hingga kecepatan larut paling lambat mencapai

0,161572 M/Jam. Secara keseluruhan rendaman ke-2 memiliki kecepatan akhir

garam melarut melambat sebesar 4,368015 M/Jam dan kecepatan larut rata-rata

sebesar 0,105574 M/Jam yang ditempuh dalam waktu 97 jam.

Rendaman ke-3 mengalami 4 kali perubahan kecepatan larutnya garam

dengan kecepatan paling cepat terjadi pada kecepatan awalnya sebesar 3,106449

M/Jam. Paling lambat terjadi pada kecepatan 0,075807 M/Jam dengan percepatan

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 82: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

103

Universitas Indonesia

naik sebesar 0,012921 M/jam2 dan Akhir laju reaksinya 0,062119 M/jam. Secara

keseluruhan rendaman keempat memiliki kecepatan rata-rata 0,015109 M/jam

dengan keseluruhan waktu tempuh sebanyak 175,5 jam.

3.4.4. Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi

Perubahan suhu air rendaman pada desalinasi mangkuk kecil terjadi 20

kali dari suhu air standar 250C ke suhu air rata-rata 28,40C. Terdapat 3 reaksi

penurunan kecepatan dan 17 reaksi kenaikan kecepatan dari rata-rata kenaikan

suhu air sebesar 3,40C. Kenaikan suhu air tersebut menyebabkan peningkatan

kecepatan paling tinggi terjadi pada rendaman ketiga hingga mencapai 10 kali

kecepatan larut garam pada suhu standar. Peningkatan paling kecil terjadi pada

rendaman pertama dengan 1,06 kali peningkatan dari suhu standar. Secara

keseluruhan kecepatan larutnya garam meningkat menjadi 1,2 kali lebih cepat

karena peningkatan suhu 3,40C dari suhu standar 250C.

Tabel 3.25. Nilai Pengaruh Suhu pada Kenaikan Laju Reaksi Mangkuk

Kecil

No

Jumlahselisih

salinitaspada suhu

standar25

0C

NilaiMolaritas

padavolume 4m

3air (M)

pada suhustandar

250C

Waktu(jam)

KecepatanLaju Reaksipada suhu

standar 250C

(Molar/jam)[VL = M/J]

KecepatanLaju Reaksipada suhu

28.20C

(Molar/jam)[VL = M/J]

Nilaikenaikan

1 567.6114 521.3224 1 521.3224 567.6114 1.088791

2 6.407347 43.06776 16 2.691735 0.400459 0.148774

3 42.70612 40.01306 5.5 7.275102 7.76475 1.067305

4 31.08163 9.622857 2.5 3.849143 12.43265 3.22998

5 71.15184 65.95102 16.5 3.997032 4.312233 1.078859

6 10.44408 9.680816 4 2.420204 2.61102 1.078843

7 105.8318 56.61551 20 2.830776 5.291592 1.869308

8 16.08898 14.59837 4.5 3.244082 3.575329 1.102108

9 51.54204 25.99429 2.5 10.39771 20.61682 1.982822

10 3.623673 3.252245 64 0.050816 0.05662 1.114207

11 32.46367 30.45796 5 6.091592 6.492735 1.065852

12 11.38612 10.68163 3.5 3.051895 3.253178 1.065953

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 83: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

104

Universitas Indonesia

13 42.5249 25.98939 15.5 1.676735 2.743542 1.636241

14 4.946939 4.592653 6 0.765442 0.82449 1.077142

15 4.734694 18.39347 26.5 0.694093 0.178668 0.257412

16 6.543673 6.137959 40.5 0.151555 0.161572 1.066099

17 15.53224 1.517551 5 0.30351 3.106449 10.23507

18 12.24816 -1.51755 68 -0.02232 0.18012 8.07101

19 1.667755 1.517551 22 0.06898 0.075807 1.098978

20 13.93469 0 80.5 0 0.173102 0

21 Rata-rata kenaikan 1.2

3.4.5. Hasil Desalinasi Mangkuk Kecil

Seratus buah sampel mangkuk keramik berukuran kecil menunjukkan

bahwa terdapat 22 buah mangkuk sudah bersih dari gangguan kerang dan materi

lain yang menempel, 10 buah diantaranya memiliki glasir di tempat tertentu pada

badan keramik dan 12 buah memiliki gelasir yang tipis di seluruh badang

keramik. Sisa-sisa bagian kecil kerang yang masih menempel pada mangkuk kecil

sebanyak 45 buah dengan 21 buah tersisa glasir pada tempat tertentu dan 24 buah

masih tersisa glasir yang tipis merata di badan keramik. Kerang dan materi lain

yang terkonsentrasi pada mangkuk dan sulit untuk dihilangkan sebanyak 33 buah

mangkuk, 15 buah diantaranya terdapat sisa glasir di tempat tertentu di badan

keramik dan 18 buah yang menyisakan glasir tipis di seluruh permukaan

mangkuk.

Dengan demikian jumlah keseluruhan mangkuk keramik besar yang

glasirnya masih tersisa di daerah tertentu pada badan mangkuk berjumlah 46 buah

dan yang berglasir tipis di seluruh permukaan badan mangkuk berjumlah 54 buah

dan semua mangkuk pada permukaannya tidak terdapat Kristal garam.

NoKeadaan Mangkuk

KeramikTidak Ada

GlasirAda

GlasirGlasirTipis

Kristalgaram

JumlahMangkuk

1 Tidak ada kerang - 10 12 - 22

2 Fragmen kerang - 21 24 - 45

3 Sedikit Kerang - 15 18 - 33

4 Jumlah Mangkuk - 46 54 - 100Tabel 3.25. Hasil Desalinasi Mangkuk Kecil

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 84: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

105

Universitas Indonesia

BAB IVMANGKUK KERAMIK DARI KAPAL KARAM DI KARAWANG

JAWA BARAT

4.1. Hubungan Jenis Keramik dengan Desalinasi

Desalinasi mangkuk keramik dengan ukuran besar, sedang dan kecil

memiliki jenis keramik yang sama yaitu ditandai dengan sisa-sisa glasir berwarna

hijau (green glaze) yang masih melekat pada permukaan badan mangkuk,

permukaan keramik yang keras dan padat (namun bukan kaca), teksturnya seperti

batu, berpori, berwarna abu-abu, beberapa berwarna krem atau putih, glasir yang

telah mengelupas menunjukkan glasirnya tipis. Tidak memiliki hiasan baik lukis,

ukir maupun tempelan, bentuk badan memiliki pola seperti bentuk kelopak bunga

(mangkuk sedang dan mangkuk besar). Diperkirakan jenis keramik tersebut

merupakan jenis keramik porcelaneous stoneware.

Porcelaneous stoneware memiliki karakteristik sebagai bahan yang tahan air

(tidak serap air) karena teksturnya yang rapat akibat pembakaran suhu yang

tinggi. Jikapun terdapat garam pada keramik jenis tersebut maka garam berbentuk

padatlah (karang) yang diperkirakan menempel bukan mengendap. Dikatakan

menempel karena secara fisik dan kimia karang tidak mengurai dan terikat dengan

keramik, namun hanya melekat tanpa terikat di permukaan keramik. Desalinasi

tersebut diketahui bahwa terdapat jumlah garam yang cukup besar mengendap

pada mangkuk keramik, hampir setara dengan konsentrasi garam di laut.

Garam diperkirakan akan sulit mengendap jika diketahui mangkuk keramik

terbuat dengan karakteristik porcelaneous stoneware. Jika air saja tidak dapat

tembus dan menyerap ke permukaan mangkuk keramik tersebut, maka garam-pun

tidak dapat melakukan hal yang sama karena memiliki partikel yang lebih besar

dibandingkan dengan air. Kecuali jika keramik mengalami perubahan secara fisik

karena mendapati kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan bahan yang

terkandung didalamnya sehingga garam yang larut dengan air dapat menyerap dan

mengendap.

Glasir yang terkelupas dan terkikis menjadi tipis merupakan salah satu

perubahan fisik yang terjadi pada mangkuk keramik tersebut atau bisa dikatakan

keramik mengalami kerusakan. Keramik yang ditemukan pada kedalaman 54

105

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 85: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

106

Universitas Indonesia

meter di bawah permukaan air mengalami tekanan 6 kali lebih banyak

dibandingkan dengan di daratan. Dapat diperkirakan bahwa jika suatu benda di

daratan dapat rusak karena tekanan dan kondisi daratan yang normal, maka pada

54 meter di dasar laut benda akan 6 kali lebih cepat rusak, namun belum tentu

rusaknya akan 6 kali lebih parah. Begitu-pun yang kira-kira dialami mangkuk

keramik tersebut. Permukaan keramik yang berglasir seharusnya tidak

mengendapkan garam, namun karena tekanan yang hebat, pada waktu tertentu

glasir kemudian rusak dengan terkikis ataupun mengelupas sehingga membuka

jalan untuk garam dapat memasuki permukaan mangkuk setelah lapisan glasir.

Adanya perubahan konsentrasi garam di laut secara berulang dapat pula

menjadi pemicunya. Iklim tropis Indonesia yang mengalami 6 bulan musim panas

dan 6 bulan musim hujan dapat merubah konsentrasi garam setiap tahunnya. Pada

musim panas penguapan di laut terjadi sangat besar sehingga konsentrasi garam di

permukaannya lebih besar jika dibandingkan dengan di dasar laut. Sebaliknya,

ketika musim hujan terjadi, konsentrasi garam di permukaan laut lebih kecil

dibandingkan dengan di dasar laut. Adanya perubahan secara berulang tersebut

diperkirakan merusak permukaan mangkuk porcelaneous stoneware tersebut

setelah glasirnya rusak terlebih dahulu. Permukaan mangkuk porcelaneous

stoneware mulai berpori terkikis dan tertekan oleh air. Sehingga garam telarut

dapat mengisi pori-pori tersebut dan mengendap.

4.1.1. Garam Terlarut

Desalinasi keramik berjenis porcelaneous stoneware (selanjutnya

disingkat ps) diketahui dapat melarutkan garam hingga hampir separuhnya dari

seluruh garam yang mengendap pada keramik tersebut dalam waktu kurang dari

72 jam (bulatan putih pada grafik) atau tepatnya dalam waktu 48 jam saja (tanda

kotak merah pada grafik) keramik ps sudah cukup dalam melalui proses

perendaman. Mangkuk besar melarutkan 8,7 gr/L dari 22,7 gr/L garam yang

mengendap, mangkuk sedang melarutkan 12,5 gr/L dari 27,1 gr/L garam yang

mengendap dan mangkuk kecil melarutkan 11,1 gr/L dari 27,6 gr/L garam yang

mengendap.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 86: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

107

Universitas Indonesia

Garam melarut dengan sangat lambat bahkan tidak larut sama sekali

setelah 72 jam perendaman (atau setelah rendaman pertama). Mangkuk besar pada

rendaman kedua melarutkan 0,6 gr/L, mangkuk sedang 0,73 gr/L dan mangkuk

kecil 1,3 gr/L. Rendaman ke-3 mangkuk besar melarutkan 0,5 gr/L, mangkuk

sedang melarutkan 0,09 gr/L dan mangkuk kecil melarutkan 0,5 gr/L. Artinya

rendaman pertama selama kurang lebih 72 jam tersebut merupakan rendaman

paling efektif untuk jenis keramik ps dalam menggunakan air tanah untuk

melarutkan garam yang mengendap. Sehingga keramik tersebut dapat direndam

hanya dengan waktu kurang dari 72 jam saja untuk menghilangkan setengah dari

kadar garam yang mengendap. Lebih dari waktu tersebut justru tidak banyak

melarutkan garam, sehingga rendaman berikutnya dapat diabaikan.

Jika mangkuk keramik dengan jenis ps dikatakan cukup melakukan

desalinasi selama kurang-lebih 72 jam maka mangkuk keramik dengan bahan

earthenware diperkirakan harus melalui desalinasi lebih lama. Hal tersebut terjadi

karena karakteristik earthenware yang memang menyerap air. Sehingga garam

diasumsikan mengendap sangat jauh ke dalam pori dan memiliki jumlah garam

yang lebih banyak jika dibandingkan dengan mangkuk porcelaneous stoneware.

Lain halnya dengan mangkuk keramik dengan bahan dasar kaolin (porselin).

Diperkirakan mangkuk dengan bahan porselin akan jauh lebih cepat jika

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 87: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

108

Universitas Indonesia

dibandingkan dengan mangkuk ps, karena karakteristik porselin yang serupa

dengan kaca. Jadi dapat diperkirakan garam tidak akan mengendap hingga pori-

porinya. Kalaupun terdapat garam yang mengendap diperkirakan hanya garam

padat (karang).

Jumlah larutnya garam dapat diperkirakan mempengaruhi kondisi

mangkuk keramik itu sendiri. Makin besar garam melarut maka glasir yang sudah

rusak dapat dipertahankan agar tidak bertambah rusak dan kerang serta materi laut

yang menempel makin mudah untuk dilepaskan.

NoKeadaan Mangkuk

KeramikTidak Ada

GlasirAda

GlasirGlasirTipis

KristalGaram

JumlahMangkuk

1 Tidak ada Kerang 2 44 34 -80

(26,7%)

2 Fragmen Kerang - 87 67 -154

(51,3%)

3 Sedikit Kerang - 42 24 - 66 (22%)

4 Jumlah Mangkuk 2 (0,6%)173

(57,7%)125

(41,7%)- 300

Tabel 4.1. Akumulasi sampel hasil desalinasi mangkuk keramik

Hasil dari sampel desalinasi menunjukkan bahwa hanya 0,6 % (2 buah) saja

mangkuk keramik yang tidak berglasir, atau rusak secara keseluruhan. Namun

sisanya glasir masih tersisa dan dapat terlihat dengan jelas baik yang tipis maupun

hanya sisa saja (ada glasir). Karang dan materi lain yang menempel dapat

dilepaskan sampai bersih hingga 26,7% (80 buah), sisanya 154 buah (51,3%)

hanya terdapat fragmen kerang dan sedikit saja kerang menempel 66 buah (22%).

Dengan demikian desalinasi mangkuk keramik ps tersebut dapat dikatakan cukup

tanpa harus menggunakan bahan kimia atau semacamnya dengan tujuan

preservasi dan konservasi. Pembersihan yang akan dilakukan pun akan sangat

mudah karena banyaknya garam yang telah larut mempermudah untuk luruhnya

kerang dan materi lain yang menempel. Hasil desalinasi tersebut dapat langsung

dilanjutkan menuju proses lain bahkan untuk di display untuk tujuan tertentu

(museum).

4.1.2. Volume Air

Volume air yang digunakan untuk desalinasi mangkuk keramik ps

diketahui sebanyak 3m3 untuk mangkuk besar dan sedang, dan 4m3 untuk

mangkuk kecil. Perbandingan antara volume artefak dan volume air diketahui

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 88: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

109

Universitas Indonesia

sebanyak 30 : 1 untuk mangkuk besar dan sedang dan 40 : 5 untuk mangkuk kecil.

Perbandingan garam yang larut dalam air dengan masing-masing mangkuk yaitu:

8,7 : 12,5 : 11,1 dengan perbandingan air 30 : 30 : 40 dan perbandingan volume

mangkuk 1 : 1 : 5. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa volume air tidak

banyak mempengaruhi banyak sedikitnya garam yang terlarut. Volume air

memang lebih banyak jika dibandingkan dengan volume artefak, namun begitu

banyaknya air tidak berbanding lurus dengan banyaknya garam yang larut.

Volume air dengan konsentrasi rendah dalam kuantitas banyak seharusnya

berbanding lurus dengan banyaknya garam yang terlarut. Secara teori, partikel air

yang lebih banyak akan dapat mengikat garam lebih banyak pula. Desalinasi

mangkuk keramik tidak menunjukkan demikian. Mangkuk besar memiliki garam

terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan mangkuk sedang padahal perbandingan

volume airnya sama. Mangkuk kecil dengan perbandingan volume air yang lebih

kecil jika dibandingkan mangkuk besar justru melarutkan garam lebih banyak.

Artinya besar kecilnya perbandingan volume air tidak bergantung pada banyak

sedikitnya volume mangkuk keramik ps tersebut.

Perbandingan tersebut diperkirakan disesuaikan dengan banyak sedikitnya

mangkuk dan ukuran besar kecilnya mangkuk. Mangkuk besar berjumlah 749

buah, mangkuk sedang 1503 buah dan mangkuk kecil 1966 buah. Mangkuk

sedang berjumlah 1503 melarutkan paling banyak garam karena jumlahnya yang

lebih besar daripada mangkuk besar dan ukurannya lebih besar dari pada

mangkuk kecil (seimbang).

4.1.3. Suhu Dan Kecepatan Laju Reaksi

Desalinasi semua mangkuk ps diketahui memiliki suhu air sebesar 270C-

290C untuk mangkuk besar dan 27,50C-300C untuk mangkuk sedang dan

mangkuk kecil. Besarnya suhu air tersebut memberikan kenaikan laju reaksi (dari

suhu standar 250C) melarutnya garam yang bervariasi mulai dari 2,4 kali untuk

mangkuk besar, 1,1 kali untuk mangkuk sedang dan 2,1 kali untuk mangkuk kecil.

Kenaikan suhu tersebut secara langsung berdampak pada banyaknya garam

melarut pada waktu tertentu dari permukaan mangkuk, seperti yang sudah

dijelaskan pada sub-bab 4.1.1. sebelumnya, hanya dalam waktu 72 jam saja

separuh dari garam yang mengendap dapat dilarutkan. Artinya pengaruh suhu

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 89: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

110

Universitas Indonesia

menjadi sangat penting ketika desalinasi dilakukan. Menaikkan suhu air dari

keadaan suhu air standar atau normal dapat mempercepat larutnya garam

sekaligus dapat mempercepat waktu desalinasi yang dilakukan

Pada bab 2 halaman 50-51 menjelaskan tentang pengaruh suhu air

terhadap garam. Pada penjelasan tersebut dapat disimpulkan bawah kenaikan suhu

air setelah 250C garam dapat melarut dengan lebih cepat dan suhu air menuju

suhu 1000C garam melarut dengan sangat lambat (diketahui bahwa suhu air 1000C

membuat garam justru mengendap karena menguapnya air). Jika kenaikan laju

reaksi terjadi setelah suhu air naik dari 250C, maka seharusnya terdapat titik balik

atau titik masksimal kenaikan suhu itu terjadi. Jika dihitung secara sederhana

dengan mengabaikan reaksi kimia yang lain, maka titik balik atau titik maksimal

untuk menaikkan suhu air agar dapat melarutkan garam yang mengendap dengan

lebih cepat akan bertemu pada diantara suhu 620C dan 630C atau jika diratakan

menjadi 62,50C. Suhu air diatas 62,50C diperkirakan akan melambatkan kembali

laju reaksi larutnya garam hingga kemudian mengendap jika mencapai suhu air

mendidih sebesar 1000C.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 90: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

111

Universitas Indonesia

Gambar 4.1. Titik jenuh suhu ketika garam mulai melarut dan mengendap

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 91: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

112

Universitas Indonesia

4.2. Hubungan Ukuran Mangkuk Keramik dengan Desalinasi

Masing-masing desalinasi mangkuk ps memiliki ukuran yang berbeda-

beda. Masing-masing ukuran melarutkan kadar garam yang berbeda-beda pula.

Artinya ukuran dapat mempengaruhi banyak sedikitnya garam melarut dalam air.

4.2.1. Luas Permukaan Sentuh

Penjelasan pada bab 2 hal 49-50 menerangkan mengenai pengaruh luas

permukaan sentuhan benda dalam pelarutan garam. Secara matematis, mangkuk

besar akan memiliki ukuran luas permukaan sentuh paling besar jika

dibandingkan dengan mangkuk ukuran sedang dan ukuran kecil. Namun demikian

mangkuk sedang memiliki luas permukaan sentuh paling besar karena jumlahnya

lebih banyak dibandingkan dengan mangkuk besar, sedangkan mangkuk besar

memiliki jumlah paling sedikit diantara mangkuk sedang dan mangkuk kecil.

No.Ukuran

mangkukUkuran tebal

(cm)

Luas permukaansentuh rata-rata per-

mangkuk (cm2)

Luas seluruhpermukaan

sentuh (cm2)

1 Besar 0,4 – 0,6 864,66 647630

2 Sedang 0,3 – 0,5 482,2 724746,6

3 Kecil 0,1 – 0,3 195,99 385316,3Tabel 4.2. Jumlah luas permukaan sentuh masing-masing mangkuk

Hasil desalinasi menunjukkan bahwa mangkuk sedang lebih banyak

melarutkan garam dibandingkan mangkuk besar dan mangkuk kecil, sedangkan

mangkuk kecil lebih banyak melarutkan garam jika dibandingkan mangkuk besar.

Dengan demikian diperkirakan bahwa garam lebih cepat dan lebih banyak larut

dengan luas permukaan sentuh yang lebih besar. Makin besar luas permukaan

sentuh maka makin cepat dan makin banyak garam yang dapat dilarutkan,

sebaliknya makin kecil luas permukaan sentuh maka makin lama dan makin

sedikit garam yang dapat dilarutkan.

Jadi ukuran mangkuk tidak mempengaruhi cepat lambat dan banyak

sedikitnya garam melarut, namun ditentukan oleh ukuran luas permukaan sentuh

mangkuk keramik ps tersebut.

4.2.2. Kecepatan Larutnya Garam

Analisis pada bab 3 mengenai kecepatan laju reaksi untuk garam melarut

diketahui berbeda-beda dari masing-masing ukuran mangkuk maupun dari tiap

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 92: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

113

Universitas Indonesia

rendamannya. Rendaman pertama merupakan rendaman dengan garam terkarut

paling banyak, sehingga perkiraan akan mengacu pada rendaman pertama. Pada

rendaman pertama mangkuk besar memiliki laju reaksi dengan rata-rata 1,101748

M/Jam, mangkuk sedang 0,518985 M/Jam dan mangkuk kecil 3,432269 M/Jam.

Mangkuk kecil lebih cepat larut dibandingkan mangkuk besar dan

mangkuk sedang, sedangkan mangkuk besar lebih cepat dibandingkan dengan

mangkuk sedang. Hal tersebut tidak berbanding lurus dengan perkiraan luas

permukaan sentuh yang dapat mempengaruhi cepat garam melarut dalam air.

Artinya luas permukaan sentuh mangkuk keramik ps tidak mempengaruhi cepat

lambatnya garam melarut, namun diperkirakan jumlah mangkuk keramik dapat

mempengaruhi hal tersebut.

4.3. Identifikasi Waktu Melalui Kadar Garam Yang Terkandung

Telah diketahui bahwa unsur kadar garam di laut secara umum

mengandung sebanyak 35 bagian per-seribu atau 35 gr/L. Mangkuk keramik besar

dan kecil secara keseluruhan mengandung garam yang mengendap sebanyak 22,7

gr/L, 27,1 gr/L dan 28,4 gr/L. Atau jika dirata-ratakan maka akan didapat garam

mengendap sebesar 26,1 gr/L. Artinya konsentrasi garam pada mangkuk keramik

ps belum setara dengan konsentrasi air laut tempat mangkuk tersebut tenggelam.

Jika sudah setara antara konsentrasi mangkuk keramik dengan konsentrasi

lingkungan laut, maka seharusnya garam yang mengendap pada mangkuk tidak

jauh berbeda dari nilai 35 gr/L.

Dapat diperkirakan bahwa proses pengendapan garam masih terus

berlangsung hingga mangkuk keramik diangkat dari situs bawah air (laut). Jika

proses pengendapan garam masih berlangsung hingga sekarang artinya dapat

diketahui selang waktu antara garam mulai pertama kali mengendap (adsorpsi)

dengan glasir yang mulai rusak dari banyaknya garam yang mengendap.

Diperkirakan garam mulai mengendap ketika glasir rusak, sehingga dengan

mudah partikel garam menempati permukaan mangkuk.

Jika diketahui kecepatan adsorpsi garam kedalam mangkuk keramik

setelah glasir rusak dan seluruh garam yang mengendap pada mangkuk, maka

dapat diperkirakan berapa lama mangkuk berada dalam air laut. Namun

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 93: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

114

Universitas Indonesia

kekurangannya adalah seberapa lama glasir kemudian rusak, sehingga garam

dapat mengendap. Jadi waktu yang didapat karena kandungan garamnya hanya

akan diketahui setelah glasirnya rusak. Namun begitu untuk mangkuk keramik

lainnya yang tidak berglasir dapat diketahui langsung kapan kira-kira garam mulai

mengendap yang berarti waktu ketika kapal pertama kali karam atau tenggelam,

dengan catatan proses pengendapan masih berjalan hingga keramik tersebut

diangkat.

Bab 2 halaman 40 memberitahukan bahwa “kecepatan adsorpsi itu

berbanding terbalik dengan kuadrat diameter partikel benda, bertambah dengan

kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah dengan kenaikan temperatur dan

berbanding terbalik dengan kenaikan berat molekul zat terlarut.” Diketahui

bahwa ukuran diameter partikel garam adalah antara 5 hingga 100 mikron (1

mikron sama dengan seperseribu millimeter). Jumlah keseluruhan partikel garam

yang mengendap pada masing-masing mangkuk juga telah diketahui.

Maka diperkirakan lamanya mangkuk dalam lautan dapat diketahui. Tentu

dengan mempertimbangkan aspek konsentrasi garam yang berubah tiap tahunnya.

Pada bab IV halaman 104 telah dijelaskan bahwa proses penguapan dapat

meningkatkan kadar garam di permukaan laut. Sehingga kadar garam di dasar laut

menjadi berkurang. Penguapan terbesar terjadi pada musim panas yang

berlangsung selama 6 bulan. Artinya terdapat penundaan garam untuk melakukan

adsorpsi selama 6 bulan dalam setahun, 6 bulan berikutnya ketika musim hujan,

kadar garam di dasar laut kemudian meningkat sehingga dimulai kembali adsorpsi

garam.

Jika mengetahui waktu garam mulai meng-adsorpsi mangkuk keramik ps,

maka akan dapat diketahui pula berapa lama glasir hingga kemudian rusak.

Apabila telah diketahui glasir dapat bertahan hingga rusak. Maka hasil tersebut

dapat diterapkan pada keramik lain dengan kasus yang sama. Dengan demikian

dapat diketahui kira-kira telah berapa lama keramik dalam laut yang akan

menuntun pada kapan kapal pengangkut tersebut tenggelam berkembang pada

kenapa kapal tersebut tenggelam dan proses-proses budaya yang terjadi pada

waktu tersebut.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 94: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

115

Universitas Indonesia

4.4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Desalinasi

Setiap cara dan usaha dalam konservasi dan preservasi tidaklah dapat

sempurna. Ilmu konservasi memang bertumpu pada ilmu bahan dan teknologinya

(material science & Technology). Tanpa ilmu tersebut sulit untuk menerapkan

cara konservasi yang tepat.1 Metode apapun yang digunakan untuk konservasi

arkeologi harus memperhatikan agar atribut-atribut yang mengandung nilai

sejarah dan budaya yang melekat pada benda tersebut dapat dipertahankan serupa

dengan aslinya (ketika awal dibentuk atau dibuat).

4.4.1. Kekurangan

Kekurangan metode desalinasi diantaranya yaitu:

1. Rumus konversi yang rumit dalam perhitungan untuk mengetahui

secara pasti kadar garam yang telah larut, untuk itu ketelitian dalam

menghitung angka sangat dibutuhkan.

2. Tidak semua garam yang mengendap dapat dilarutkan. Maksimal

kadar garam dapat larut ¾ dari jumlah keseluruhan garam yang

mengendap.

3. Membutuhkan tempat yang besar jika benda arkeologi yang akan

direndam sangat banyak.

4.4.2. Kelebihan

Kelebihan metode desalinasi diantaranya yaitu:

1. Dapat mengetahui secara efektif kadar garam yang telah larut sehingga

dapat memutuskan kapan untuk berhenti melakukan perendaman untuk

diproses lebih lanjut.

2. Menghemat biaya dan waktu dalam melakukan penelitian arkeologi

maritim ataupun arkeologi bawah air karena hanya menggunakan air

dan pengkontrolan air rendaman dilakukan secara manual sehingga

tahu kapan harus berhenti rendam.

3. Aman dan tidak berbahaya karena tidak menggunakan bahan kimia

apapun untuk melarutkan kadar garam yang mengendap.

1 Joetono. “Pengamanan dan Konservasi Arkeologi”, dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII.Jakarta. 1996. Hlm 69.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 95: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

116

Universitas Indonesia

4. Dapat mempertahankan artefak arkeologi secara alami dari kerusakan

oleh garam, yang diperkirakan dapat bertahan lebih lama jika

dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia.

5. Jika telah selesai desalinasi, karang dan materi laut dengan sangat

mudahnya dapat diluruhkan sehingga dapat mempermudah proses

pembersihan.

4.5. Manfaat Desalinasi untuk Arkeologi

Semua temuan arkeologis dari bawah air (laut) diperkirakan membutuhkan

proses desalinasi terlebih dahulu agar membuatnya stabil ketika berinteraksi

dengan lingkungan baru. Sebuah studi kasus mengenai temuan arkeologis,

khususnya keramik yang tidak melewati proses desalinasi akan berakibat

kerusakan yang fatal sehingga data arkeologi yang terkandung pada keramik

tersebut hilang. Kasus tersebut terjadi pada temuan bawah air (laut) dari kapal

karam di Belitung. Temuan arkeologis berupa berbagai jenis keramik dengan

bahan dasar porselin yang memiliki beragam motif lukis. Perkiraan temuan

tersebut berasal dari Cina zaman Dinasti Yuan (1279-1368 M) atau Dinasti Ming

(1368-1644 M).

Keramik hasil pengangkatan tersebut tidak melewati proses desalinasi

bahkan proses rendam sekalipun untuk kemudian didistribusikan ke Jakarta dan

langsung disimpan di gudang penyimpanan keramik. Selang beberapa bulan

kemudian ketika temuan keramik tersebut akan dipamerkan (display museum)

dilakukan pembersihan untuk menghilangkan karang dan materi organik laut yang

masih menempel. Tahap pembersihan yang dilakukan kemudian melewati tahap

rendam yang berlangsung paling lama hingga 8 jam, namun diantara tahap

rendam tersebut pembersihan dengan seksama dilakukan.

Tahap pembersihan tersebut justru ‘merusak’ temuan keramik yang ada.

Hiasan yang terdapat pada keramik tersebut justru terangkat (terbuang) bersama-

sama dengan karang dan materi organik lain yang menempel. Hal tersebut dapat

terjadi karena diperkirakan kandungan garam yang mengendap pada keramik

tersebut telah menjadi kristal dan mengikat kuat antara keramik bersama karang

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 96: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

117

Universitas Indonesia

dan materi organik lain yang menempel. Kerusakan tersebut sangat merugikan

bagi arkeolog yang akan mengungkap 3 tujuan arkeologi.

Hal tersebut tidak akan terjadi jika sejak awal proses perendaman atau

desalinasi dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perkiraan proses desalinasi yang

dapat dilakukan, terutama keramik dengan jenis porcelaneous stoneware antara

lain:

Rendaman pertama merupakan rendaman paling efektif dimana garam

paling tinggi melarut, Keadaan tersebut harus dimanfaatkan dengan baik agar

larutnya garam dapat lebih efektif lagi. Desalinasi porcelaneous stoneware yang

dapat dilakukan agar lebih efektif yaitu:

1. Perbandingan antara volume air dengan volume artefak tidak terlalu besar

dan tidak terlalu rendah, penulis menyarankan perbandingan tersebut 10:1

untuk perbandingan volume air dengan volume artefak. Jika airnya terlalu

banyak, justru tekanan air dapat menghambat larutnya garam, sehingga

memperlambat garam untuk melarut dan jika sebaliknya (terlalu sedikit)

garam akan lambat melarut, karena konsentrasi garam pada air yang

sedikit cepat merata.

2. Suhu air yang digunakan berkisar antara 250C – 62,50C, garam pada suhu

tersebut efektif melarut, makin besar maka makin cepat melarut.

3. Kondisi air rendaman harus memiliki kadar garam dibawah 800

mikroSiemens (setara dengan air minum sehari-hari) makin rendah kadar

garamnya (hampir nol atau air sulingan) makin baik bagi artefak dan

mempercepat waktu desalinasi yang dibutuhkan.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk merendam artefak jika poin 1 – 3 tersebut

sudah terpenuhi, minimal 48 jam dan maksimal 72 jam dapat diangkat dari

rendaman.

Rangkaian proses 1 – 4 tersebut cukup menetralkan separuh garam yang

mengendap. Proses tersebut dapat dihentikan karena terhitung cukup dan sangat

aman. Kadar garam yang masih mengendap diperkirakan sama dengan air biasa.

Separuh sisanya, garam dapat dilarutkan tetapi diperlukan penanganan lain yang

lebih khusus, karena separuh garam yang mengendap kemungkinan telah

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 97: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

118

Universitas Indonesia

membentuk lapisan sehingga sulit melarut. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan

melakukan rendaman ke-2 yaitu dengan merendam dengan air sulingan atau air

hujan (satu jam setelah hujan karena awal air hujan mengandung asam, yang

justru dapat merusak) dengan komposisi volume, suhu dan waktu yang serupa.

Proses desalinasi tersebut dikhususkan pada porcelaneous stoneware yang

memiliki glasir. Jika dibandingkan dengan jenis keramik lain yang berbeda maka

diperkirakan penanangannya akan berbeda pula dengan porcelaneous stoneware

tersebut. Earthenware yang memiliki karakteristik dapat menyerap air hampir

dipastikan mengendap garam dan diperkirakan memiliki jumlah garam yang

mengendap mencapai 2 kali lebih banyak dari porcelaneous stoneware. Desalinasi

yang dilakukan-pun diperkirakan akan 2 kali lebih lama dari porcelaneous

stoneware. Lain halnya dengan keramik porselin. Keramik jenis tersebut terdiri

atas lapisan kaca sehingga memiliki sifat sangat tahan air. Diperkirakan tahap

desalinasi yang dibutuhkan untuk keramik porselin mencapai separuh (baik waktu

maupun banyaknya garam yang menempel) dari desalinasi porcelaneous

stoneware.

Manfaat lain dari desalinasi benda temuan arkeologis dari kapal karam

yang terendapkan garam adalah dapat memprediksi kadar garam pada temuan

yang mungkin mengendap di daerah laut tertentu dengan kedalaman tertentu pula.

Jika diketahui jumlah kadar garam yang mengendap pada keramik yang

tenggelam di tempat tertentu dengan kadar salinitas dan kedalaman tertentu, maka

dengan membandingkan kadar salinitas serta mempertimbangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi salinitas pada tempat tertentu tersebut dapat memprediksi

berapa kira-kira kadar garam yang mungkin mengendap pada benda keramik.

Prediksi tersebut penting artinya sebagai penanganan awal semua benda atau

artefak arkeologis yang ditemukan di bawah air (laut) khususnya untuk benda

keramik.

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009

Page 98: BAB II KERAMIK DAN KONSERVASI KERAMIK 2.1. Keramiklontar.ui.ac.id/file?file=digital/127203-RB03A284d-Desalinasi... · objek-objek yang terbuat dari tanah liat dan mengalami proses

119

Universitas Indonesia

Desalinasi keramik..., Andi Handriana, FIB UI, 2009