Bab II Kepemimpinan

download Bab II Kepemimpinan

of 4

description

Kepemimpinan

Transcript of Bab II Kepemimpinan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Model Kepemimpinan1. ProfesionalimeAdnan Buyung Nasution dikenal sebagai pendiri LBH atau Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia. Beliau sangat profesional dalam mengerjakan tugasnya sebagai advokat, dalam wawancara pada tabloit nova, anak dari Adnan Buyung Nasution yaitu Pia Akbar Nasution, ia membeberkan bahwa pada saat ia bekerja di kantor ayahnya sendiri, dia tidak diberikan fasilitas khusus dan apabila melakukan kesalahan, Adnan Buyung Nasution tetap memarahi anaknya tersebut. Tidak hanya itu di dalam buku berjudul 10 Pengusaha yang Sukses membangun dari 0, sang penulis mewawancarai salah satu rekan kerja Adnan Buyung Nasution yang bernama Winita. Winita mengungkapkan bahwa tidak hanya belajar dari aspek hukum saja namun dia belajar tentang profesionalisme dan etika kerja Adnan Buyung Nasution. Profesionalisme dan etika kerja Adnan diturunkan oleh Ayah beliau yang merupakan guru etika dan moral. Adnan menuturkan bahwa sejak kecil beliau dididik keras untuk mempunyai karakter. Ayah hanya akan meninggalkan tiga hal, satu otak. dalam arti ilmu yang harus dikejar sekuat-kuatnya. Kedua, karakter, moral, dan etika. Ketiga, keimanan, ujarnya.2. TegasAdnan Buyung Nasution adalah seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang besar, sehingga beliau tegas dan berani dalam mengambil keputusan. Seperti wawancara pada majalah tempo tahun 1996 Adnan menyatakan Andaikata pun muncul secara tidak sengaja ke permukaan, kantor saya mengambil sikap dengan tegas. Kami terpaksa dengan beribu maaf, mengorbankan klien sendiri. Itu bertahun-tahun saya lakukan, tapi orang tidak tahu. Karena orang tidak tahu sikap ini. Bagi saya ini prinsip. Sikap, dasar. Maka dalam perjanjian dengan IPTN dan PAL, itu dikecualikan. Eksplisit disebutkan bahwa itu tidak termasuk perkara yang saya bela.

2.2 Karakter Yang Ditonjolkan1. KritisSudah banyak yang mengenal Adnan Buyung Nasution sebagai orang yang vokal dalam mengritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Sejak jaman kepemimpinan Presiden Soeharto yang kebanyakan orang tidak berani mengritisi kepemimpinan Soeharto, namun Adnan secara gamblang mengritisi pemerintahan orde baru. Tidak hanya masa kepemimpinan Soeharto, Adnan juga terus mengritisi pemerintah hingga masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan pada tahun 2012 beliau menerbitkan buku yang dianggap kontroversial dengan judul Nasihat Untuk SBY. 2. BeraniAdnan Buyung Nasution tidak hanya dikenal kritis tetapi juga berani, Beliau dikenal sebagai orang yang lantang dalam berbicara. Pada jaman orde baru dimana orang sudah takut menyatakan yang benar terutama membela korban2 HAM dari penzoliman kediktatoran Soeharto, beliau dengan berbagai resiko melakukannya dan untuk itu Adnan dkk mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Tidak hanya itu hingga sekarang beliau dikenal sebagai sosok yang berani mengungkapkan kritik yang tajam di depan media. Beliau juga tidak pernah ragu mengungapkan apa yang dianggap benar oleh beliau, walaupun terkadang apa yang dianggap benar tersebut tidak sesuai dengan pendapat banyak orang. Adnan tidak pernah takut melawan arus walaupun bayak orang yang menentang bahkan dengan berbagai cara untuk menghentikan beliau. Keberanian Adnan juga tidak hanya keberanian sesaat, keberanian tersebut lahir dari proses panjang, penuh tantangan dan pengorbanan.3. KonsistenAdnan Buyung Nasution juga dikenal sebagai sosok yang konsisten dengan apa yang beliau lakukan khususnya terhadap pelanggaran HAM. Beliau mempunyai sikap yang konsisten, komitmen yang tinggi dan hasratnya yang luar biasa besar bagi pembangunan hukum yang berkeadilan sehingga membuatnya menjadi sosok yang patut dicontoh bagi penegakan HAM dan demokrasi di Idonesia. Hingga saat ini meskipun umur beliau sudah tidak produktif lagi namun masih menghasilkan buah pikiran serta pembaharuan yang dia lakukan. Dalam catatan setahun selama tahun 2011 beliau masih melakukan perjuangan berliku menentang kekuasaan azas Trias Politica. 4. PeduliKeberanian, sifat yang kritis serta kekonsistenan Adnan Buyung Nasution didasari pada kepedulian beliau terhadap kaum yang tersisih. Adanan mendedikasikan hidupnya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di Indonesia pada khususnya. Untuk menularkan sikap kepeduliannya tersebut, tidak hanya pendirian LBH beliau juga banyak mengeluarkan buku tentang Hak Asasi Manusia. Mochtar Pakpahan juga memberikan pendapat tentang kepedulian Adnan Buyung Nasution, yaitu Jutaan orang yang dizalimi oleh Orde Baru merasakan sejuknya kehadiran YLBHI. Adnan Buyung Nasution adalah sinar bagi kegelapan hati nurani selama Orde Baru. Setiap orang yang merasakan gelapnya pemerintah Orde Baru akan merasakan secercah terang bila datang ke YLBHI. Sebutlah tanah orang dirampas demi pembangunan; aktivis yang menyatakan pikirannya yang berbeda dengan Orde Baru; akan mengalami kezaliman, dibunuh, dianiaya, dan dipenjarakan. Buruh yang di-PHK dengan mudah tanpa alasan dan kasus hukum lainnya.

2.3 Hasil CapaianHasil pecapaian tertinggi Adnan Buyung Nasution adalah mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Indonesia yang pertama. Pencapaian tersebut tidaklah mudah mengingat LBH dibangun pada jaman pemerintahan Soeharto dimana pada jaman tersebut kebebasan hukum tidaklah mudah. Pada awalnya ketika beliau menjadi jaksa dan bersidang di daerah-daerah terpencil, ia melihat orang-orang yang menjadi terdakwa pasrah saja menerima dakwaan. Karena itu beliau mempunyai pandangan bahwa orang-orang kecil yang buta hukum itu perlu dibantu. Menurut beliau hukum dan keadilan tidak dapat ditegakkan kalau posisinya tidak seimbang. Hingga beliau merasa bahwa harus ada orang yang membela mereka.Niat tersebut awalnya dipendamnya, namun kemudian, saat beliau kuliah di Universitas Melbourne, Australia, ia melihat bahwa negara tersebut mempunyai Lembaga Bantuan Hukum. Hal tersebut membuat ia sadar bahwa bantuan hukum mempunyai pola, model, dan bentuknya. pada 1969, Beliau kembali ke Indonesia, dan kemudian menyampaikan ide tersebut kepada Kepala Kejaksaan Agung Soeprapto. Soeprapto memuji ide tersebut, namun ia menganggap bahwa ide tersebut belum waktunya untuk diwujudkan.Pembentukan LBH direalisasikan setelah Adnan memutuskan untuk keluar dari Kejaksaan. Awalnya gagasan tersebut dilontarkan kepada Profesor Sumitro dan Mochtar Lubis. Rupanya, Sumitro dan Mochtar cukup antusias mendukung ide itu. Namun, Sumitro menyarankan agar Adnan membuka kantor advokat karena bagaimana pun Adnan harus memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi sebelum Sumitro sempat membantu, beliau lebih dahulu diangkat sebagai Menteri perdagangan. Selanjutnya, Adnan menemui Menteri Kehakiman Prof. Oemar Seno Adjie untuk mengkonsultasikan ide tersebut. Rupanya ide tersebut juga didukung, namun Prof. Oemar Seno Adjie menyarankan agar Adnan menjadi advokat terlebih dahulu agar mempunyai legalitas. Tak lama setelah itu, Adan pun mendapatkan izin advokat, dan membuka kantor law firm. Kantor tersebut kemudian mulai berkembang. Kemudian, mulailah Adnan menyiapkan pendirian LBH. Ia mulai melakukan pendekatan dengan sejumlah advokat untuk mensosialisasi ide tersebut. Adnan tidak ingin ada ganjalan untuk mewujudkan gagasannya, karena, menurut beliau di beberapa negara LBH dimusuhi oleh para advokat. Namun pada akhirnya beliau tidak menemui ganjalan apapun. Peserta Kongres Peradin (Persatuan Advokat Indonesia), terutama Yap Thiam Hien dan Lukman Wiryadinata (bekas Menteri Kehakiman), akhirnya mendukung penuh gagasan itu. Tidak hanya itu Adnan juga melakukan pendekatan dengan pihak pemerintah. Ia menemui Ali Moertopo yang waktu itu menjadi asisten pribadi Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Presiden Soeharto dan menjelaskan ide beliau mendirikan LBH seraya meminta ide tersebut disampaikan kepada Presiden, untuk meminta persetujuan. Rupanya tak lama, ia dipanggil dan mendapat kabar bahwa Presiden Republik Indonesia Kedua (1966-1988) Soeharto setuju dengan gagasan itu. Bahkan, ketika pembukaan LBH ia mendapat 10 skuter dari pemerintah. Selain pemerintah pusat, Buyung juga mendekati pemerintah daerah DKI Jakarta. Ia menemui Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin. Rupanya, Ali Sadikin setuju dengan pendirian LBH. Bahkan, dukungan tidak hanya diberikan Ali Sadikin secara pribadi, namun juga pemerintah daerah DKI Jakarta. Karena dukungan-dukungan itu, kemudian lahirlah LBH tanggal 28 Oktober 1970. Adnan pun tampil sebagai pemimpin LBH pertama kaliBerikut beberapa hasil capaian lain Adnan Buyung Nasution, yaitu:1. Ketua Cabang Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia, Jakarta (1951-1953)2. Pendiri dan Ketua Gerakan Pelaksana Ampera (1964-1966)3. Pendiri dan Ketua Regional Council on Human Right in Asia, Manila, Filipina (1982)Berikut adalah beberapa penghargaan yang diterima Adnan Buyung Nasution, yaitu1. Juli 2011, atas segala komitmen dan pengabdiannya, Adnan Buyung Nasution diangkat sebagai Professor of Constitutional Law di Melbourne Law School, University of Melbourne, Australia.2. Ary Suta Center (ASC) memberikan penghargaan life time achievement award, kepada Adnan Buyung Nasution karena dinilai memiliki dedikasi yang dinilai berjasa dalam memperjuangkan kepemimpinan dan mengembangkan kecerdasan masyarakat.3. Penghargaan Anugrah Konstitusi Ahmad Yamin kategori karya monumental diberikan kepada Adnan Buyung Nasution yang menulis disertasi Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia (Studi Sosio-Legal Atas Konstituante 1956-1959) ketika menyelesaikan studi doktor di Univesitas Utrecht, Belanda pada 1992.4. Penghargaan diberikan oleh Harian Indonesia Raya dalam kategori Man of The Year pada tahun 1972.5. Pada tahun 1974 mendapatkan kategori The International Legal Aid Award by International Legal Aid Association Eighth Biennial Assembly.6. Pada Tahun 2008 mendapatkan kategori Father of Indonesian Advocate oleh Kongres Advokat Indonesia (KAI).