BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL,...

23
14 BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, yakni bab yang saling terkait antara konsep yang tertuang pada judul penelitian, yang kemudian dicoba untuk didekatkan secara teoritis, serta memahami upacara adat mangongkal holi, maka penulis terlebih dahulu melihat teori-teori mengenai ancestors dan relatives, pengertian dari upacara mangongkal holi, dan timbulnya penggalian tulang belulang yang dilatarbelakangi oleh adanya suatu kepercayaan bahwa roh atau sumangot 1 leluhur yang sudah meninggal karena meraka masih berkuasa memberikan berkat kepada seluruh keluarga yang ditinggal serta masih bisa berhubungan dengan orang yang hidup. Sebagaian orang pada masa kini percaya, bahwa keberhasilannya dibidangnya sekarang ini adalah berkat (pasu-pasu) dari arwal orang tua atau nenek moyang mereka yang sudah meninggal sehingga merasa wajib untuk menggali tulang belulang mereka dan memasukkannya ke dalam tugu yang sudah disediakan dengan suatu acara “mangongkal holi”. Karena itu dalam bab dua penulis akan menguraikan beberapa persperktif tentang genealogy menurut para ahli yang dipertegas oleh teori Eviatar Zerubavel mengenai leluhur dan kerabat (genealogi, identitas, comunitas), alasan memilih teori Zerubavel ialah sebagai cermin untuk menemukan kekerabatan dan upacara mangongkal holi bagi masyarakat Batak Toba. Selain itu juga penulis menguraikan perspektif tentang simbol menurut Mircea Eliade, untuk melihat mangongkal holi sebagai simbol kekerabatan bagi masyarakat Batak. 1 Roh leluhur yang sudah meninggal menduduki tempat khusus, terutama pada saat hidupnya tergolong kaya, memiliki kekuasaan, dan keturunannya banyak, ia minta untuk disembah dan dihormati agar bisa ikut memajukan kesejahteraan keturunannya.

Transcript of BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL,...

Page 1: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

14

BAB II

KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA

Bab ini merupakan uraian teoritis, yakni bab yang saling terkait antara konsep yang

tertuang pada judul penelitian, yang kemudian dicoba untuk didekatkan secara teoritis, serta

memahami upacara adat mangongkal holi, maka penulis terlebih dahulu melihat teori-teori

mengenai ancestors dan relatives, pengertian dari upacara mangongkal holi, dan timbulnya

penggalian tulang belulang yang dilatarbelakangi oleh adanya suatu kepercayaan bahwa roh atau

sumangot1 leluhur yang sudah meninggal karena meraka masih berkuasa memberikan berkat

kepada seluruh keluarga yang ditinggal serta masih bisa berhubungan dengan orang yang hidup.

Sebagaian orang pada masa kini percaya, bahwa keberhasilannya dibidangnya sekarang ini

adalah berkat (pasu-pasu) dari arwal orang tua atau nenek moyang mereka yang sudah

meninggal sehingga merasa wajib untuk menggali tulang belulang mereka dan memasukkannya

ke dalam tugu yang sudah disediakan dengan suatu acara “mangongkal holi”.

Karena itu dalam bab dua penulis akan menguraikan beberapa persperktif tentang

genealogy menurut para ahli yang dipertegas oleh teori Eviatar Zerubavel mengenai leluhur dan

kerabat (genealogi, identitas, comunitas), alasan memilih teori Zerubavel ialah sebagai cermin

untuk menemukan kekerabatan dan upacara mangongkal holi bagi masyarakat Batak Toba.

Selain itu juga penulis menguraikan perspektif tentang simbol menurut Mircea Eliade, untuk

melihat mangongkal holi sebagai simbol kekerabatan bagi masyarakat Batak.

1 Roh leluhur yang sudah meninggal menduduki tempat khusus, terutama pada saat hidupnya tergolong

kaya, memiliki kekuasaan, dan keturunannya banyak, ia minta untuk disembah dan dihormati agar bisa ikut

memajukan kesejahteraan keturunannya.

Page 2: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

15

2.1 Pengertian Tentang Leluhur, Garis Keturunan, dan Komunitas

Silsilah merupakan salah satu obsesi manusia yang dimana orang cenderung

mempercayai bahwa hal-hal yang biologislah yang telah menciptakan kehidupan dan

menatanya, dalam hal ini, maka Zerubavel menyikapi persoalan ini dari pandangan nature

dan culture, yang mengatakan bahwa secara nature manusia sama seperti alam semesta yang

dapat diklasifikasikan atau dimasukkan kedalam kelompok-kelompoknya. Seperti yang

dilakukan para ahli biologis yang telah membagikan makluk hidup kedalam kelas, klan,

suku, dan keluarga, seperti manusia dapat dimasukkan kedalam kelas mamalia atau yang

dikatakan Darwin bahwa manusia adalah evolusi manusia dari kera. Dalam kaitannya dengan

manusia mengenai silsilah dan komunitasnya, dia menjelaskan bahwa manusia dapat

melacak dan menemukan identitas silsilah dan komunitasnya secara genetic yang artinya

bahwa manusia dapat menemukan garis keturunannya lewat pertalian darah, dunia medis

belakangan ini telah mengembangkan hasil tes DNA yang dapat membuktikan siapa orang

tua dan saudara biologis seorang anak, selain itu juga dunia medis mengembangkan

penelitian tes kesehatan gen untuk melacak keberadaan penyakit keturunan dan menganalisa

watak dan kemampuan seseorang, maka dalam pandangan ini bahwa baik genealogy,

identitas, dan komunitas dapat dibuktikan lewat gen.2

Menurut Dawkins yang mengembangkan pandangan Darwin mengatakan bahwa yang

harus dilakukan pertama-tama ialah harus melihat spesies sebagai “komunitas keturunan”,

ada ikatan darah yang secara natural dimiliki oleh setiap spesies, sehingga dapat

menempatkan mereka secara bersama-sama walaupan mereka adalah objek yang tersebar

dimana-mana. Selain itu Dawkins memandang hal yang sama dalam evolusi, yang

2 Eviatar Zerubavel, Ancestor and Relatives: Genealogy, Identity, and Community (New York: Oxford

University Press, 2012), 60.

Page 3: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

16

mengatakan bahwa satu-satunya yang paling pokok dalam mengelompokkan organisme ialah

atas dasar kedekatan kesepupuan, atau dapat dikatakan dengan melihat nenek moyang yang

sama dari organisme tersebut. Walaupun mereka terpisah tetapi tetap saja dapat dilacak

nenek moyang yang sama dari yang terdahulu karena memiliki sifat-sifat yang sama dari

nenek moyang. Sehingga dapat dikatakan bahwa spesies yang dianggap membagikan nenek

moyang yang terakhir maka ditempatkan di genus yang sama, dan spesies yang jauh

ditempatkan di dalam marga yang berbeda, selain itu jenis yang membagikan nenek moyang

baru maka ditempatkan pada keluarga bersama, serta yang lebih jauh maka ditempatkan di

keluarga yang berbeda dan seterusnya, maka dalama pandangan ini tepatnya lebih

menunjukkan adanya suatu pembuktian pada “ikatan darah” dan adanya pandangan akan

garis keturunan sebagai “garis darah”, sehingga relasi jalur keturunan tampak begitu biologis.

Maka yang disebut dengan keluarga, leluhur, dan keluarga besar ialah segala hal yang

berkaitan dengan darah, keluarga dipandang sebagai “ikatan sedarah” atau “komunitas

sedarah” serta komunitasnya dipahami dengan “saudara sedarah.”3

2.2 Leluhur dan Kerabat dalam Perspektif Eviatar Zerubavel

Zerubavel dalam bukunya dia mengutip pandangan Darwin dan Dawkins, yang

berpendapat bahwa pengklasifikasian yang benar ialah adanya suatu pertalian secara biologis

dan segalanya disusun dalam genealogi ketat agar menjadi natural, sehingga disebut sebagai

persekutuan anggota keturunan atau ikatan sedarah.4 Harus dalam sebuah keluarga kita bisa

menemukan leluhur yang sama dan sekaligus mempraktekkan kebiasaan serta norma-norma

3 Richard Dawkins, The Blind Wacthmaker: Why the Evidence of Evolations Reveals a Universe Without

Design (New York: W.W Norton, 2006), 367. 4 Zerubavel, Ancestors and relatives, 49.

Page 4: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

17

yang dianut secara bersama, maka dengan pendekatan ini kita melihat keluarga dapat dibagi

menjadi dua bagian yaitu keluarga besar dan keluarga inti, keluarga inti memiliki anggota

yang lebih kecil dan keluarga besar memiliki anggota yang lebih banyak walau masih tetap

menganut leluhur dan kebiasaan yang sama, di sisi lain adanya akibat pengaruh culture ini,

maka kita bisa menangkap perluasan dari garis keturunan dan bentuk relasi, bila dalam inti

garis keturunan hanya pada ayah dan ibu kemudian pada anak-anak, maka dalam keluarga

besar kita dapat melihat adanya garis keturunan yang panjang dan lebih luas, kita tidak saja

hanya melacak siapa leluhur kita sampai garis atas melainkan juga kita mencari tahu siapa

yang menjadi sanak saudara kita kesamping. Maka dari pada itu kita tidak saja hanya

berbicara mengenai parenthood tetapi kita juga berbicara mengenai grandparenthood dan

sanak keluarga, selain itu kita juga tidak saja terjalin di dalam monolinear melain terjalin

dalam multilinear.5

Zerubavel mengatakan bahwa, persoalan mengenai identitas, genealogi, dan

komunitas, bukanlah persoalan biologis dan budaya saja, tetapi yang dilihat oleh Zerubavel

adalah biologi memberikan kita suatu gambaran yang tidak lengkap akan genealogi kita,

karena itu walaupun leluhur dan sanak family kita adalah suatu pemberian yang kita terima

secara genetis, tetapi tidak memberikan suatu petunjuk sejauh mana kita mengukur

pentingnya hubungan mereka pada kita, menurut Zerubavel bahwa persoalan evolusi tidak

selamanya ditentukan oleh persoalan biologis manusia, tetapi adanya suatu kepentingan yaitu

sebuah narasi yang menunjukkan kemampuan daya mencipta manusia dalam membangun

atau menghasilkan suatu identitas, garis keturunan, dan komunitas, lewat proses eliminasi

dan seleksi, di sisi lain Zerubavel juga mendorong kita untuk menguji lebih jauh mengenai

5 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 49.

Page 5: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

18

perihal dalam konsep kita tentang “keterhubungan”. Selain itu juga Zerubavel mengangkat

tentang realitas manusia mengenai migrasi dan pernikahan lintas budaya yang sudah banyak

terjadi, setiap manusia dapat berhubungan dengan banyak orang yang berasal dari

kemajemukan latarbelakangnya, karena itu, identitas, garis keturunan, dan komunitas

menjadi lebih kompleks daripada sekadar hubungan biologis selain itu Zerubavel

mengangkat kasus mengenai anak yang diadopsi atau anak dari hasil donor sperma yang

dimana secara gen tidak dapat dilacak siapa orang tua biologisnya, tetapi dalam hal ini belum

tentu membuat seseorang kehilangan identitas, garis keturunan, dan komunitasnya, sehingga

kedekatan genealogis tidak selamanya dinyatakan oleh kedetakan secara genetik dan relasi

tidak sama dengan kalkulasi atau perhitungan rumit genetik, maka dengan demikan bahwa

relasi dengan keterhubungan bukanlah suatu pemberian biologis melainkan sebuah

konstruksi sosial dan genealogi ialah buah dari adanya perjanjian dan persetujuan

sosiokognitif ketimbang seleksi alam.6

Zerubavel juga menjelaskan mengenai yang pertama dan yang utama, bahwa

genealogi merupakan cara berpikir manusia, apalagi karena manusia adalah makluk yang

selalu bertanya, maka berpikir genealogis ialah kekhususan kesadaran manusia, dengan

selalu bertanya maka manusia selalu berupaya untuk menyelami misteri yang ingin disadari

oleh manusia untuk menemukan suatu dasar berpijak yang akhirnya dia menyebutkan bahwa

sebenarnya apa yang kita butuhkan adalah pemahaman sosiologis akan leluhur dan

keturunannya.7

Keistimewaan dari manusia ialah memiliki imajinasi yang mampu untuk

membayangkan leluhur dan sanak familinya yang dihasilkan oleh pikirannya. Maka menurut

6 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 25. 7 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 4.

Page 6: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

19

Zerubavel bahwa pikiran manusia mengandung “genealogical imagination” dan “imagination

community” kedua hal inilah yang mampu mendorong manusia untuk berpikir, mencari tahu,

dan menyelidiki, serta mengkostruksi dirinya untuk menemukan siapa leluhur dan sanak

saudaranya. Upaya untuk menemukan leluhur dan sanak saudara tentu saja diperlukan usaha

penelitian secara genetic atau budaya yang tidak dapat dibatasi oleh keduanya, sehingga

dengan terus bertanya, mengeksplorasi, dan mengkonstruksi maka manusia ingin memenuhi

terwujudnya suatu komunitas impian (imaginated community) yang terdapat dalam

pikirannya.

Dengan mengekplorasi, membayangkan, mengingat dan memilih siapa yang kita

jadikan sebagai leluhur kita, dari yang sezaman dengan kita, dan yang secara biologis

seketurunan kita, dapat dipertimbangkan menjadi sanak family. Dengan menguji diri melalui

bayangan genealogis bersama, untuk memperlihatkan adanya suatu usaha bagaimana kita

mengkonstruksi keluarga, suatu bangsa, dan suku yang dasarnya adalah komunitas yang

dibayangkan dalam pikiran kita. Zerubavel juga menolak pandangan yang selama ini

menerima leluhur, sanak family, dan galur keturunan sebagai taken for granted. Dalam

analisanya yang berangkat dari kongisi bahwa Zerubavel berupaya mengetehkan cara yang

berbeda untuk memahami suatu genealogi dan ritual yang terkait di dalamnya. Kognisi ialah

suatu kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang harus didapatkan dari proses berpikir

tentang seseorang atau sesuatu, maka proses yang harus dilakukan ialah memperoleh suatu

pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas menganalisa, mengingat,

memahami, menilai, menalar dan sebagainya, sehingga kapasitas atau kemampuan kognisi

diartikan sebagai kecerdasan. Kepercayaan seseorang mengenai sesuatu, dapat

mempengaruhi sikap mereka, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku atau tindakan

Page 7: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

20

mereka terhadap sesuatu, karena itu Zerubavel memperkenalkan pengeksplorasian “the

genealogical imagination” manusia untuk menjelaskan bagaimana sebuah genealogi,

komunitas, dan masyarakat dapat hadir serta menginterpretasikan mereka ialah suatu usaha

yang selalu dilakukan manusia setiap harinya di dalam kehidupannya.8

Dengan genealogi sebagai cara berpikir manusia, maka manusia selalu bekerja untuk

mewujudkan suatu komunitas impiannya, maka faktor ingatanlah yang memiliki peranan

penting, karena ingatanlah yang mendorong kita untuk merekonstruksi yang mana, yang akan

diterima kita sebagai leluhur dan bagaimana pengalaman sejarah mereka. Maka yang harus

dilakukan ialah melalui proses seleksi yang terjadi di dalam kita mengingat di alam pikir kita,

hal ini tidaklah saja membuat kita melewati batas genetis akan tetapi melewati batas kultural,

maka dalam hal inilah leluhur pada garis keturunan tidak lagi dibaca dari atas kebawah (top-

down) sebagaimana yang dilakukan orang ketika melihat silsilah tetapi adanya upaya upaya

dari bawah untuk merekonstruksi suatu garis keturunan dan anggota baik secara “nuclear

family” dan “extended family”. Dalam hal ini genealogi merupakan sebuah narasi yang ingin

mempertahankan dan melanjutkan suatu tema yang penting yaitu: kontinuitas, kehormatan,

kewibawaan, dan perjanjian serta tradisi-tradisi, dengan genealogi sebagai suatu narasi maka

kita tidak saja sedang merekonstruksi masa lalu tetapi sedang merekonstruksi kekinian kita

sekaligus membangkitan harapan, cita-cita, dan masa depan.9

Zerubavel dalam melihat suatu keadaan maka dia mengatakan bahwa logika sosial

lebih sering mengesampingkan realitas sosial daripada fakta-fakta biologis, tradisi sosial

“mengingat, melupakan, mengklasifikasi” yang lebih mempertajam cari kita untuk mencari

leluhur, mengklasifikasi sanak saudara, garis keturunan, dan kelompok etnis. Jadi genealogi

8 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 11. 9 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 32.

Page 8: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

21

bukan hanya sekedar catatan para leluhur dan sanak family yang sebagaimana kita dapat lihat

selama ini, akan tetapi adanya suatu dorongan konstruksi sosial dan seberapa besar

penghargaan kita kepada mereka.10

Benedict Anderson mengatakan bahwa bukan dunia yang secara fisik dapat berubah

akan tetapi paradigma manusia dalam hal menata kehidupan juga terus berkembang.11

Anderson juga banyak melakukan penelitian mengenai peradaban bangsa-bangasa pasca

perang dunia pertama yang bukan saja memberikan dampak perubahan bagi negara-negara di

Asia tetapi juga di Eropa, bagaimana perkembangan manusia untuk membentuk suatu

komunitas itu terjadi karena manusia pada dasarnya belajar dari suatu peristiwa baik itu pada

masa lampau maupun pada masa kini yang kemudian membayangkan suatu kehidupan yang

akan hendak dijalani, dalam hal ini bukan saja tanpa suatu kesadaran tetapi karena manusia

memiliki kemampuan untuk menganalisa, mengingat dan mempertimbangkan segala

sesuatunya sehingga manusia melahirkan suatu perilaku sosial yang mengkonstruksi.12

Dengan adanya imajinasi inilah yang mendorong lahirnya imagined communities di

mana-mana, seperti di bangsa-bangsa, etnis atau keluarga. Manusia memiliku suatu

kumpulan atau kelompok, yang entah kelompok tersebut “bagi” atau “menentang” suatu

kemapanan yang ada pada saat itu seperti lembaga, strata masyarakat atau kebudayaan. Akan

tetapi manusia juga memiliki imangined communitiesnya sendiri.13

Di sisi lain sering kali kita menemukan adanya suatu penanda yang bukan semata-

mata bermaksud untuk membedakan dua keadaan zaman atau komunitas tetapi menunjukkan

adanya kecenderungan manusia tentang berdirinya suatu imagined communities akan adanya

10 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 32. 11 Benedict Anderson, Imagined Comunities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism

(London: Verso, 2006), 5. 12 Anderson, Imagined Comunities, 5. 13 Anderson, Imagined Comunities, 5.

Page 9: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

22

semua perubahan yang mendalam berasal dari kesadaran manusia yang juga disertai dengan

upaya melupakan. Setelah mengalami perubahan baik secara fisik dan emosional, maka

banyak hal yang tidak dapat diingat seperti kesadaran kanak-kanak yang justru dalam

keadaan itu kita memerlukan ingatan orang lain untuk merekonstruksi “kesiapaan kita”,

karena itu ada banyak hal yang tidak diingat maka identitas kita diriwayatkan atas dasar apa

yang kita ingat dan apa yang dilupakan. Jadi, karena itu identitas tidak berasal dari apa yang

kita ingat tetapi apa yang kita lupakan.14

Ada begitu banyak catatan yang dimulai dari leluhur atau orang tua atas pertimbangan

bagi identitas personal maupun kelompok sebagai sebuah narasi yang terkadang adanya suatu

pernyataan nama-nama leluhur dalam sebuah narasi genealogis yang bukan semata-mata

karena pertalian akan tetapi adanya suatu hal yang ingin dipertahankan dan diturunkan

kepada kita sehingga itu dapat memperkuat identitas baik secara personal maupun komunitas.

Anderson mengatakan bahwa narasi personal dapat lebih panjang akan tetapi narasi

komunitas dapat lebih luas, maka identitas personal memiliki awal dan akhir seperti tanggal

lahir dan matinya, tetapi suatu komunitas terus berkembang dan bergerak melewati personal

identitas.15

Usaha ini juga dilakukan oleh Zerubavel untuk melihat genealogi sebagai suatu

“narasi” sebagai upaya “doing genealogy” untuk mengingat dan menyeleksi garis keturunan

yang akan dipakai dan diikuti serta siapa leluhur yang akan diterima yang kemudian

menentukan bagian mana yang secara konsisten untuk dapat dipertahankan, maka dalam

“doing genealogy” sangat mungkin terjadi bahwa adanya manipulasi banyak hal dan bisa saja

kita memilih leluhur yang kasat mata, yang menonjol dan dianggap penting. Dalam

14 Anderson, Imagined Communities, 185. 15 Anderson, Imagined Communities, 187-189.

Page 10: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

23

merekonstruksi kita bisa mengubah dan memanipulasi sejarah untuk disesuaikan dengan

agenda dalam kepentingan pribadi atau komunal, maka upaya ini akan terlihat jelas ketika

berhadapan hal-hal yang diutamakan.16

Di dalam pemikiran manusia, kita dapat merancang garis keterhubungan seorang

anak dengan saudaranya atau seorang anak dengan orang tuanya, tetapi pikiran manusia tidak

berhenti pada hubungan orang tua dan anak melainkan dengan kakek mereka, maka imajinasi

sangat membantu dalam membentuk istilah yang dipakai dalam garis keturunan, karena itu

pikiran kita tidak hanya melacak sampai batas orang tua tetapi sampai kepada “kakek” dan

“nenek”. Ungkapan ini membuat diri kita berada dalam relasi yang tak terpisahkan dan

membantu kita untuk memiliki suatu perasaan yang melekat dengan mereka.17 Dengan

demikian kita mampu membayangkan leluhur kita yang jauh sebelum kita dan memiliki

kesadaran akan adanya ketehubungan yang secara langsung di dalam garis keturunan.18

Dalam relasi sosial yang menjadi penanda sosial ialah keturunan seseorang, maka

dalam keadaan ini para keturunan tidak saja menjadi pewaris kekayaan leluhur tetapi

meliputi status sosial, politik dan reputasinya, dalam hal inilah kita bisa melihat kegunaan

genealogi ialah menyatukan anggota keluarga dari masa lalu hingga masa kini dan

mempertinggi status sosial sehingga kita dapat menjadikan leluhur sebagai sumber yang

secara sosial diwariskan kepada kita menjadi garis keturunannya. Eviatar Zerubavel dalam

memperluas ruang lingkup maka dia memperkenalkan sebuah konsep yang terdiri dari

braiding, clipping, pasting, lumping, splitting, stretching, dan pruning (meregangkan,

16 Eviatar Zerubavel, Ancestor and Relatives: Genealogy, Identity, and Community (New York: Oxford

University Press, 2012), 77. 17 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 17. 18 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 19.

Page 11: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

24

memotong dan merekatkan, memangkas, mengepang, mengelompokkan, marginalisasi,

membagi, pemangkasan).19

Pertama Meregangkan: Untuk mempertinggi, martabat, wibawa, kedudukan, dan

legitimasi, maka kita meregangkan asal usul kita kebelang sejauh yang kita mau, seperti

orang kulit hitam yang terdapat di Amerika yang dipandang sebagai budak, tetapi dengan

cara meregangkan garis keturunan jauh sampai leluhurnya, maka dia dapat mengatakan

bahwa dirinya ialah orang merdeka, karena di Afrika leluhurnya adalah seorang kepala suku

dan orang merdeka. Selian daripada itu dengan cara meregangkan garis keturunan maka kita

dapat melakukan “out past” terhadap keturunan kita, misalnya dalam komunitas kita bisa saja

mengatakan bahwa kita lebih bangga menjadi keturunan kedelapan ketimbang keturunan

kelima karena mungkin pada saat itu terdapat musibah pada keturunan kelima, sehingga kita

menepatkan diri kita lebih tinggi dari mereka, selain itu peregangan juga telihat dalam suatu

wilayah yang terjadi antara Palestina dan Israel, yang saat ini Palestina menjadi rebutan

antara Israel dan Palestina yang dipengaruhi oleh peregangan garis keturunan oleh masing-

masing pihak.20

Kedua Memotong dan merekatkan: Dalam mengkonstruksi garis keturunan

seringkali melibatkan penekanan inkonsistensi, selain itu juga dalam upaya mempertahankan

“kemurnian garis keturunan” maka hal yang dianggap mengancam kontuinitasnya akan

dihapus dari narasi, upaya ini dilakukan agar menjaga kontuinitas sejarah dan terbebas dari

pengalaman masa lalu, upaya “memotong” tidak bisa dipisahkan dari mentalitas

“melekatkan” sebagai hasil dari peregangan sejarah, maka dalam upaya ini mirip dengan cara

pembuatan film yang dimana sudah ada scenario cerita yang ingin ditampilkan, kemudian

19 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 78. 20 Zerubavel, Ancestors and Relatives, 80.

Page 12: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

25

dilakonkan dan tentu untuk menjadi sebuah film yang akan diadakan proses editing, cutting,

pasting dan sensoring, maka hasilnya ialah sebuah konstruksi narasi genealogis yang terus

berkelanjutan.21

Ketiga Memangkas: Di satu sisi kita mengkendaki untuk adanya suatu kontuinitas

sejarah tetapi ada kalanya suatu waktu kita menginginkan terputus dari masa lalu. Untuk

memotong garis keturunan melibatkan suatu upaya yang disengaja untuk membatasi memori

genealogis kita atau orang lain. Sebagai usaha menjaga “kemurnian” garis keturunan, agar

tidak terkontaminasi oleh ikatan leluhur kepada individu atau suatu kelompok yang tidak

disukai, maka dengan cara meng-clipping kita dapat memisahkan leluhur yang dianggap

tidak menyenangkan dan dilupakan. Meng-clipping keturunan bertujuan untuk menciptakan

sebuah identitas yang baru, contohnya apabila ada leluhur yang pada masa lalu berkaitan

dengan suatu peristiwa maka kita dapat memutuskan leluhur dengan cara meng-clipping

mereka, selain itu juga dengan cara clipping berupaya untuk memasukkan diri sendiri atau

orang lain ke dalam suku lain, misalnya dengan mem-batak-kan seseorang yang bukan Batak

maka orang itu bisa saja terputus dari garis keluarganya yang akhirnya ia mendapatkan garis

keturunan baru.22

Keempat Mengepang: Untuk melihat garis keturunan kita tidak saja melihatnya

sebagai suatu jalinan unilinear akan tetapi tanpa sadar bahwa kita juga multilinear, ibaratkan

menjalin beberapa benang salam satu gulungan maka dapat menghasilkan seutas tali, dengan

demikian dapat terjadi dalam garis keturunan “perjalinan” menghasilkan suatu narasi

genealogis yang multilinear sebagai suatu originalitas yang terdiri dari banyak bagian. Usaha

“perjalinan mengandung banyak kesatuan dan keberagaman, dengan menyadari bahwa kita

21 Zerubavel, Ancestor and Relatives, 81. 22 Zerubavel, Ancestor and Relatives, 83.

Page 13: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

26

berasal dari akar yang beragam maka kita melihat garis keturunan lebih kompleks dan

identitas kita sebenarnya terdiri dari banyak bagian.23

Kelima Mengelompokkan: Walau ada kesadaran akan keberagaman akan garis

keturunan dan sudah terjalin, tetapi relasi yang terdapat di dalamnya bisa saja renggang,

karena dalam lumping (gumpalan) penekanannya adalah suatu komitmen inklusivitas

genealogis. Leluhur tidak saja menyediakan suatu garis keturunan bagi anak-anaknya

ataupun sepupunya, akan tetapi harus terjamin bahwa mereka sungguh-sungguh berelasi dan

terhubungkan, sebagai contoh dalam kisah Yakub yang memiliki dua belas anak, yang dalam

hal ini Yakub tidak saja memastikan bahwa anak-anaknya bersaudara, akan tetapi dua belas

anak dan marga itu kemudian mengepal menjadi satu bangsa Israel, selain itu asosiasi kuno

dari Dorian; Aeolian, dan orang-orang Yunani Iionia dan anak-anaknya (Dorus dan Aeolus)

dan cucu (Ion) dari Hellen, yang kemudian mitosnya terpecah menjadi suku bangsa

Hellenik.24

Keenam Marginalisasi: Marginalizing merupakan salah satu cara untuk meniadakan

hal yang lain, yang melakukan hal ini tetap berbagi keturunan dengan yang lainnya, tetapi

kesannya bahwa mereka meresa adalah bagian inti dari garis keturunan itu dan sedangkan

yang lain hanyalah pinggirannya. Marginalisasi mengandaikan suatu pembedaan yang

mendasar antara “penerus” (yang akan menjadi ahli waris) di sisi lain membuat pihak lain

lebih rendah, misalnya dalam keluarga Abraham yang memiliki dua orang anak Ishak dan

Ismael tetapi yang dianggap penerus yang sesungguhnya adalah Ishak dan demikian juga

23 Zerubavel, Ancestor and Relatives, 84. 24 Zerubavel, Ancestor and Relatives, 86.

Page 14: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

27

dengan perjanjian Allah serta tanah perjanjian yang sepenuhnya milik Ishak dan kemudian

diteruskan kepada keturunannya yaitu Yakub bukan Esau.25

Ketujuh Membagi: Meskipun dipahami bahwa manusia hidup di dalam kemajemukan

tetapi manusia tidak dapat melepaskan diri dari ke-eklusifan ditengah-tengah komunitasnya.

Salah satu cara manusia untuk melepaskan dirinya dari kepelbagaian alam semesta ialah

dengan berusaha untuk menempatkan ke-originalitasannya, yang membuat berbeda dari yang

lain. Dalam garis keturunan untuk menjaga eksklusifitas ialah dengan cara tidak berbagi

leluhur dengan yang lain, penganut ini menolak akan adanya leluhur bersama. Di sisi lain

untuk menampilkan suatu pohon keluarga yang terdiri dari batang dan cabang yang sama

dengan yang lain, pengikut cara ini lebih memilih membuat pohon keluarganya sendiri, maka

cara ini lebih menghormati leluhurnya dan lebih mengormati keberadaan orang lain.26

Kedelapan Pemangkasan: Bila dalam cutting dan clipping narasi sebuah genealogis

dibuat lebih pendek, tetapi dalam pruning narasi tersebu dibuat lebih sempit. Dengan cara

menghapus cabang-cabang leluhur dari ingatan garis keturunan, maka itu sebenarnya sudah

mengurangi hubungan multilinear dan secara bersamaan juga membuat kompleksitas sejarah

menjadi lebih sedehana, contohnya warga negara Australia yang berkulit putih akan

memangkas narasi genealigis dari para leluhur yang adalah orang Eropa untuk menekan rasa

malu karena leluhurnya ialah budak yang dibuang dan dihukum di tanah Australia. Bila

dilihat dari kepentingan sendiri maka yang adalah merupakan penolakan diri, karena yang

sebenarnya terjadi ialah warga kulit putih sedang meniadakan yang berkulit putih ketimbang

berkulit hitam.27

25 Zerubavel, Ancestor and Relatives, 95. 26 Zerubavel, Ancestor and relatives, 99. 27 Zerubavel, Ancertor and relatives, 102.

Page 15: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

28

Jadi, pentingnya teori Zerubavel ialah memberikan suatu pandangan kepada kita

untuk dapat memahami leluhur dan garis keturunan, selain itu Zerubavel juga mengajak

orang untuk melihat persoalan geneologi, identitas, dan komunitas yang diekspresikan dalam

berbagai cara termasuk praktik budaya, cara berpikir manusia, selain itu prilaku manusia

yang terus merekonstruksi identitasnya menunjukkan proses kehidupan ini tidak pernah final,

akan tetapi selalu berkembang dan berubah, karena praktik budaya yang dilakukan manusia

hanyalah suatu demonstrasi dari apa yang dirancang manusia untuk menunjukkan suatu

keterhubungan dengan banyak pihak dan menjawab kebutuhan hidupnya.

2.3 Masyarakat Diaspora

Istilah kata diaspora berasal dari bahasa Yunani dan istilah ini pertama kali digunakan

pada masa penyebaran paksa orang Yahudi, menurut Kaldor bahwa ada dua tipe diaspora

pertama diaspora terkait dengan kaum minoritas yang hidup dengan ketakutan dan budaya

lokal yang lebih ekstrim daripada tempat asalnya. Kedua diaspora ini bukan minoritas akan

tetapi bergerak secara sporadis, perjuangan untuk mendapatkan identitas mereka seringkali

dihubungkan dengan konsep ruang dan waktu.28 Pada dasarnya diaspora melihatkan adanya

suatu kecemasan individu dalam berinteraksi. Disparitas yang berkembang kemudian terkait

erat dengan proses repartriasi yang dilakukan oleh para diaspora, karena diaspora

menekankan pada berbagai idealism atau nilai-nilai kolektif internal homeland yang terkait

dengan dorongan restorasi keamanan dan kesejahteraan.29

28 Mary Kaldor, The Politics of New Wars: New & Old Wars: Organized Violence in a Global Era,

(Cambridge: Polity Press, 2006),72-94. 29 R. Cohen, Global Diasporas: An Introduction. (London: UCL Press, 1997), 515.

Page 16: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

29

William Sarfan mendefinisikan orang-orang diaspora dengan empat ciri utama yaitu

pengusiran dari homeland, perasaan senasib yang kolektif terhadap homeland, minimnya

proses integrasi politik di homeland, dan mitos mengenai berbagai keterkaitan antara

individu dan homeland.30 Istilah kata diaspora juga secara lebih luas menyangkut kepada

hubungan budaya yang terus terpelihara oleh orang-orang yang sudah menyebar ke seluruh

dunia.31

Hal ini juga kemudian diperkuat oleh Sheffer dengan mendefinisikan diaspora

modern sebagai emigran yang berasal dari suatu kelompok etnis yang meninggalkan tanah

airnya menuju ke negara lain karena adanya kekerasan atau yang lain hal, dan tetap

memelihara identitas kolektif mereka, dalam organisasi di daerah tujuan migrasi ada

beberapa motivasi, faktor pendorongnya, baik dari segi ekonomi maupun dari segi yang lain

yang menyebabkan terjadinya diaspora. Shaffer juga menggolongkan dua katogori diaspora

yaitu diaspora lama yang berada sebelum abad 21 dan diaspora baru yang berada setelah

abad 21.32

Kata diaspora berasal dari Yunani dias (melalui) dan speirein (menyebar atau

menabur), dengan makna terkait penyebaran atau proses pendistribusian benda-benda atau

manusia ke wilayah yang luas, atau penyebaran manusia yang besasal dari satu bangsa yang

mempunyai kesaamaan kebudayaann, istilah diaspora ini dialamatkan kepada persebaran

orang-orang Yahudi setelah penaklukan Babilonia dan Romawi terhadap Palestina, yang

kemudian penyebaran orang-orang Yahudi dan Armenia diakhir abad 20 tepatnya pada tahun

30 William Sarfan, “Diaspora in Modern Societies: Myths of Homeland and Return”, Journal Of

Transnational Studies vol 1 no 1, (1991): 83. 31 Devi Riskianingrum, Studi Dinamika Identitas di Asia dan Eropa (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014),

103. 32 Gabriel Sheffer, Diaspora Politics At Home Abroad, (England: Cambridge University Press, 2002), 18.

Page 17: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

30

1965 yang merupakan kemunculan istilah Jewish Diaspora dan Black African Diaspora

konsep diaspora mengalami transformasi dari definisi yang sempit beralih kepada

pemahaman yang kompleks. Orang-orang Yahudi sering digunakan sebagai contoh karena

sering berpindah-pindah dengan diantaranya melalui paksaan, meskipun telah beberapa kali

orang Yahudi berpindah-pindah tetapi mereka tetap mempertahankan ikatan komunitasnya

yang kuat beserta dengan tradisi, budaya dan agama mereka, selain berusaha

mempertahankan ikatan dan identitas mereka, banyak diantara mereka yang berharap suatu

nanti kembali ketanah air untuk berkundung atau hidup selamanya.33

Sering kali dalam kehidupan masyarakat diaspora yang terdapat dalam suatu negara

dapat dikatagorikan sebagai masyarakat yang minoritas dan sebagai masyarakat yang sedikit

maka masyarakat yang mayoritas akan menaruh perasaan curiga bahwa kelompok minoritas

tidak memiliki kesetiaan dan mereka mengajukan agenda mereka, dalam hal ini dapat

mengganggu keamanan dan stabilitas di dalam suatu negara. Sehingga sering kali kaum

minoritas dianggap sebagai kaum yang lemah dan membutuhkan perlindungan dari kaum

mayoritas serta perlindungan tersebut dalam bentuk yang berubah-rubah dan bisa saja

menjadi suatu tekanan yang berdampak kepada penganiayaan.34 Perserikatan Bangsa-Bangsa

mengupayakan suatu definisi bahwa “minoritas adalah suatu kelompok kecil yang secara

kualitas lebih kecil ketimbang dengan populitas yang ada di dalam suatu negara dan dalam

kedudukan yang tidak dominan yang kewargaannya berasal dari berbagai bangsa yang

berasal dari etnis dengan ciri agama dan bahasa yang membedakannya dari sebagaian besar

populasi dalam negara tersebut, sekalipun tersirat suatu solidaritas yang ditunjukkan oleh

kaum minoritas demi terpeliharanya kebudayaan, tradisi, agama, dan bahasa” maka

33 https://medium.com/@rizaldisiagian/diaspora-apa-sih-itu-7125df503b0a. diunduh, 23 Agustus 2017. 34 Hans Ucko, Akar Bersama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 36.

Page 18: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

31

sepanjang sejarah PBB anggotanya merasa bahwa suatu dukungan terhadap kaum minoritas

dapat menciptakan ancaman terhadap kesatuan dan integritas struktur suatu negara, jadi

mereka lebih cenderung memilih penyelesaiannya kepada upaya peningkatan kesadaran

tentang hak-hak asasi setiap individu.35

Umat Yahudi di dalam kehidupannya hampir hidup dalam suasana yang minoritas,

ketika zaman perbudakan di Mesir sampai zaman pembuangan di tanah Babel, sebagai

negara yang minoritas di setiap negara Eropa dan dibagian lain di dunia ini, memang ada

masa toleransi terhadap kehadiran Yahudi dengan cara penerimaan secara baik dan juga

diterma dengan sikap toleran atas kehadiran mereka tanpa sikap penerimaan yang tulus,

sebagai yang minoritas Yahudi hidup dalam kemurahan hati dari yang mayoritas sehingga

sering berlanjut kepada ketiadaan kemurahan hati sama sekali. Bagi orang Yahudi mudah

sekali untuk mengingat trauma pada masa lalu seperti: perang salib, siksaan di masa “maut

hitam” (sakit sampar yang menular pada abad ke-14), pada masa inkusisi, pengusiran dari

Spanyol, pemusnahan terorganisasi oleh Rusia kepada mereka yang pada akhirnya

pemusnahan dan pembakaran syoah/holocaust yang baik orang Yahudi sekuler maupun yang

taat beragama.36

Masyarakat diaspora adalah suatu penyebaran oleh kelompok baik itu secara agama

ataupun etnis dari tanah air mereka baik itu secara paksa atau sukarela dan masyarakat

diaspora ini tidak akan kembali ke negeri asal mereka karena sudah menganggap negara yang

mereka tinggalkan menjadi tanah air kedua bagi mereka. Merujuk dari kata diaspora, maka

ada pembeda antara diaspora dan pengungsi. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata pengungsi

artinya ialah “orang yang mencari tempat yang aman ketika tempatnya terkena bahaya yang

35 Ucko, Akar Bersama, 37. 36 Ucko, Akar Bersama, 37-38.

Page 19: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

32

mengancam”.37 Sementara seorang yang dikatakan diaspora ketika seseorang keluar dari

tempat asalnya kemudian bekerja selama 5-6 tahun dan persamaan antara diaspora dan

pengungsi ialah sama-sama memiliki kerinduan untuk kembali ke tanah air mereka,

kerinduan untuk pulang ke tanah air yaitu karena mereka ditempat rantau mengalami suatu

penindasan sehingga romantisme kehidupan di tanah leluhur menjadi kerinduan untuk bisa

kembali ketempat asal mereka.dengan mereka kembali ke tanah air mereka merupakan suatu

komponen yang penting bagi identitas diri sebagai subjek, dengan adanya tempat, maka

masyarakat dapat menemukan budaya, karena itu tempat tidak dapat dipahami di luar

konteks budaya.38 Dengan itu maka makna tempat dan ruang dikonseptualisasikan sebagai

ruang kebebasan manusia untuk melekat pada identitas satu dengan yang lainnya.39

Tempat asal dapat dihubungkan dengan dimana seseorang itu lahir dan tempat asal

juga dapat dihubungkan dengan suatu gambaran dimana terdapat suatu memori tersimpan

serta tempat asal menawarkan kenangan indah dan keramahan hidup yaitu hidup dalam

kondisi alam yang masih alami, suasana kekeluargaan bersama tetangga yang masih

dipelihara dan solidaritas dengan masyarakat.40 Keputusan seseorang untuk kembali ke

tempat asal yaitu agar tidak terputus hubungannya dengan tempat asal, untuk terikat dengan

budaya asal dan bahasa yang digunakan di tempat asal, ketika seseorang telah pergi lama ke

suatu tempat dan orang tersebut kembali ke tempat asal maka ia akan disambut oleh

keluarganya, kedatangannya ketempat asal berarti menggambarkan orang tersebut kembali

dalam cinta kasih kepada keluarganya.41

37 Yus Badudu, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Sinar Harapan, 1994), 54. 38 Anastasia Christou, Narratives of Place, Culture and Identity (Amsterdam: 2006), 32. 39 Christou, Narratives of Place, 33. 40 Bell Hook, Belonging: A Culture of Place (New York: Routledge, 2009), 5,24. 41 Hook, Belonging, A Culture, 24.

Page 20: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

33

Pada dasarnya bahwa diaspora adalah proses globalisasi dalam sisi ekonomi karena

kemungkinan di tanah mereka mata pencaharian tidak memenuhi kebutuhan mereka sehingga

mereka merantau ketanah orang untuk mencari perekonomian yang cukup, politik, bahkan

sosial dan pendidikan yang mereka lalukan. Berbagai hal yang berkembang bukan hanya

konflik dan kerjasama akan tetapi adanya suatu kompetisi antar entitas internasional.

Integrasi transnasional yang tidak lepas dari perpindahan mereka.

2.4 Simbol dan Komunikasi Mircea Eliade

Simbol dalam bahasa Yunani yaitu “sym-ballien” yang berarti melemparkan bersama

suatu (benda, perbuatan) yang dikaitkan dengan ide.42

Simbol menurut Eliade ialah suatu alat atau sarana untuk dapat mengenal yang kudus

dan transenden.43 Simbol mengambil peranan penting dalam pengalaman religius bukan

karena perubahan hierophani menjadi simbol, karena simbol mendukung hierophani, tetapi

yang pertama-tama ialah karena simbol mampu meneruskan hierophani dan bahkan menjadi

hierophani itu sendiri, karena itu simbol menyatakan suatu realitas sakral yang tidak dapat

dimanifestasikan oleh yang lainnya dan simbol juga menciptakan solidaritas permanen antara

manusia dengn yang sakral sehingga pada saat hierophani mendiami simbol, maka simbol

yang profan berubah menjadi sesuatu yang sakral dan simbol yang sebelumnya natural

menjadi sesuatu yang supranatural, itu diakibatkan karena fungsi simbol yang mengubah

suatu objek atau tindakan menjadi sesuatu yang lain dalam pengalaman profan, selain itu

juga karena hierophani, simbol dapat menjadi sesuatu yang sakral disebabkan “mitos”

mengenai simbol tersebut. Eliade mengatakan bahwa masyarakat Arkhais memandang mitos

42 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 155. 43 P.S Hari Susanto, Mitos Menurut Pengertian Micea Eliade (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 61.

Page 21: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

34

sebagai sesuatu yang memiliki hubugan dengan yang di atas dengan mitos-mitos yang lain

untuk membentuk satu frame sebuah simbol. Berfungsinya simbol karena adanya suatu

keterkaitan dengan mitos-mitos yang lainnya, maka dunia berada di dalam suatu sistem yang

saling terkait dan bukan dunia yang chaos, karena simbol merupakan suatu realitas yang suci

atau kosmologis yang tidak dapat dinyatakan oleh manifestasi lainnya.44

Dalam bukunya bahwa Eliade mengeksplorasi tentang simbol-sombol religius, yang

menekankan bahwa apa saja dalam kehidupan ini bersifat biasa-biasa saja, akan tetapi ketika

ada waktu-waktu tertentu maka yang profan dapat ditransformasi kepada yang sakral,

contohnya seperti, sebuah benda, seekor binatang, nyala api, sebuah batu, atau bahkan

seorang manusia dapat menjadi tanda yang sakral asalkan manusia tersebut meyakininya, jadi

sebenarnya bahwa simbol memiliki karakter ganda yang dimana itu dapat sebagai dirinya

sendiri atau bahkan menjadi yang baru, sebuah batu yang biasa-biasa saja (natural), tetapi

pada saat yang bersamaan batu itu bisa menjadi sesuatu yang suci, karena hierophani yang

masuk kedalamnya, berubah menjadi sesuatu yang sakral (supranatural).45

Masuknya supranatural ke dalam yang natural disebut dengan “dialektika yang

sakral”. Pada dasarnya objek itu terbatas, akan tetapi karena objek itu memiliki sifat yang

lain maka objek itu mampu memperlihatkan pada orang beriman kehadiran yang sakral yang

dimiliki oleh objek tersebut, tetapi yang menjadi persoalan ialah bagaimana yang profan dan

sakral ini yang satu sisi bertentangan, tetapi di sisi lain mampu berkerja secara bersama,

Eliade mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi dalam beberapa hal, karena rasio manusia

tidak bertanggung jawab atas perubahan proses pertukaran, simbol dapat mewujudkan

dirinya dalam imajinasi manusia yang biasanya muncul pada ide-ide konstradiksi yang

44 Mircea Eliade, Patterns in Comparative Religion (New York: Meridian Books, 1963), 445. 45 Daniel L Pals, Seven Theories of Religions (Yogyakarta: IRCiSoD, 2011), 254-255.

Page 22: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

35

kemudian mengingat kembali seluruh aspek pribadi seperti emosi, keinginan, dan aspek alam

bawah sadar, yang sebagaimana pada pribadi manusia hasrat yang kontradiktif itu dapat

kumpul dan impian serta fantasi yang tidak logis itu dapat terjadi, karena dalam pengalaman

yang religius hal yang berlawanan (sakral dan profan) bisa saja bertemu, di sisi lain dalam

perjalanan intuisi dan imanjinasi, hal yang profan dan saja berubah menjadi hal sakral dan

yang natural dapat saja berubah menjadi yang supranatural.46

Ungkapan mendalam pengalaman manusia dilukiskan melalui simbol dan penciptaan

simbol, melalui bentuk simbollah manusia menanggapi hierophani, tidak hanya sekedar

dengan berusaha menghasilkan refleksi atau cerminan dari apa yang sudah dilihat dan di

dengar. Dengan kata lain kegiatan simbolik tidak bersifat univok, tetapi kegiatan simbolik

bersifat multivalen dan mengungkapkan segi-segi yang bersifat suci yang bervariasi.47

Dalam buku yang berjudul The History of Religion:Essay in Methodology, Eliade

menyebutkan bahwa ciri-ciri simbol yang multivalen dan metaempiris yaitu: menunjuk jauh

daripada dirinya sendiri kepada yang kudus seperti; dunia realitas tinggi, hidup yang lebih

mendalam, dan lebih misterius, selain itu simbol selalu berhubungan dengan pengalaman

manusia yang aktif, simbol selalu tertuju kepada suatu realitas yang melibatkan manusia itu

sendiri, dengan demikian bahwa simbol memberi arti dan makna dalam eksistensi manusia,

dengan melalui simbol keagamaan yang sangat autentik manusia dapat dibebaskan dari

isolasinya, subjektivitas atau pamrih dalam dirinya dibawa untuk masuk kedalam sikap

terbuka dan pada akhirnya memiliki kemampuan untuk mendekati yang universal.48

46 Pals, Seven Theories, 243. 47 Eliade, Patterns in Comparative, 446. 48 Mircea Eliade and J.M Kagawa, The History of Religion: Essay in Methodology (Chicago: Chicago

University Press, 1959), 103.

Page 23: BAB II KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA · 2019. 7. 25. · KEKERABATAN, LELUHUR, SIMBOL, DAN DIASPORA Bab ini merupakan uraian teoritis, ... kepada seluruh keluarga yang

36

Eliade mengaju kepada dua fungsi simbol yang sangat penting tentang simbol

keagamaan yaitu pemaduan dan pendamaian, bahwa simbol keagamaan memampukan

manusia untuk menentukan kesatuan tertentu dunia dan pada saat yang sama membukakan

kepadanya dirinya sendiri tujuan hidupnya yang semestinya sebagai bagian integral dunia.49

Selain itu Geertz mengatakan bahwa simbol keagamaan adalah suci dan bersifat

normative serta memiliki kekuatan besar, kekuatan itu dari etos dan pandangan hidup yang

keduanya merupakan unsur yang hakiki bagi eksistensi manusia, ini merupakan sikap

mendasar dalam diri manusia terhadap dunia yang direfleksikan dalam kehidupan.50

Menurut Cassie bahwa manusia pada umumnya ialah animal symbolicum, karena

simbol adalah suatu tanda yang dapat menyatakan sesuatu yang hal atau maksud tertentu dan

simbol juga ialah sesuatu hal atau keadaan yang merupkan pengantara pemahaman terhadap

objek dan simbol sangat memegang peranan peting dalam kehidupan dan tingkah laku

manusia.51

Jadi simbol merupakan sarana penyatuan manusia dengan yang sakral, oleh sebab itu

Eliade yakin bahwa simbol adalah hakekat hidup religius yang dimana fungsinya sebagai

ungkapan ketergantungan manusia pada suatu realitas yang sakral dari suatu tujuan

metaempiris, tidak pernah disingkarkan ataupun dihancurkan, karena itu simbol selalu

kepada realitas dan situasi yang melibatkan eksistensi manusia dan sekaligus, memberi arti

atau makna ke dalam eksistensi manusia tersebut.

49 F.W Dillistone, The Power of Symbols (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 144. 50 Clifford Geertz, Kebudayaan dan Agama (Yogyakarta: Kanisius, 1992), 51. 51 Drs. Wahono, Fungsi dan Makna Simbolis Genta di Jawa Tengah (Jawa Tengah: Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, 2007), 125-126.